bab ii hal5 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab ii_07-28.pdf ·...
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Analisis Industri
Model analisis industri yang digunakan untuk mengetahui bidang industri
yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
2.1.1 Model Competitive Forces oleh Porter
Untuk mengetahui daya tarik (attractiveness) sebuah industri,
maka akan digunakan model 5 forces menurut Porter (1980), yang
mencakup:
1. Ancaman pendatang baru ( Threat of new entrants )
Pendatang baru sering kali memiliki sumber daya dalam jumlah
besar dan kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa pasar.
Kecenderungan masuknya pendatang baru tergantung pada dua
faktor yaitu rintangan untuk masuk dan reaksi yang diharapkan dari
pelaku industri yang ada.
Porter mengidentifikasi beberapa halangan dalam memasuki suatu
industri :
• Skala ekonomi : Skala ekonomi yang tinggi membuat calon
perusahaan mengalami kesulitan dalam memasuki suatu industri.
• Differensiasi produk : Jika differensiasi produk cukup tinggi,
calon perusahaan baru harus mengeluarkan biaya yang besar
untuk menarik konsumen dari produk yang sekarang.
6
• Persyaratan modal : Modal yang tinggi dibutuhkan untuk membeli
aktiva tetap, biaya promosi dan lainnya.
• Akses ke saluran distribusi : Calon perusahaan yang mengalami
kesulitan menembus distribusi pemasaran akan meningkatkan halangan
untuk memasuki industri.
• Peraturan pemerintah : Pemerintah dapat mengontrol masuknya pelaku
industri melalui lisensi dan membatasi akses ke bahan baku.
2. Kekuatan tawar menawar dari pemasok (The bargaining power of
supplier)
Kelompok pemasok mempunyai kekuatan tawar – menawar yang
tinggi apabila :
• Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi pembeli.
• Produk pemasok penting bagi pembeli.
• Pembeli bukan merupakan konsumen yang penting bagi pemasok.
• Berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli. ( misalnya :
produsen pakaian yang memilih membuka toko pakaian sendiri ).
3. Kekuatan tawar – menawar dari pembeli ( The bargaining power of
customer).
Pembeli memiliki kekuatan tawar – menawar yang tinggi apabila :
• Membeli sejumlah besar hasil suatu industri.
• Dapat berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang lebih rendah.
• Produk pemasok tidak eksklusif atau standar.
7
• Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif besar
terhadap penjualan pihak penjual.
• Pembeli mempunyai informasi lengkap.
• Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
4. Ancaman barang pengganti ( The threat of substitute product )
Ancaman produk pengganti dapat dikatakan tinggi apabila harga
produk pengganti lebih rendah dengan mutu yang sama atau lebih
besar dari produk yang ada. Produk pengganti yang perlu
mendapatkan perhatian besar adalah produk – produk yang :
• Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang
lebih baik ketimbang produk industri
• Dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
5. Persaingan perusahaan sejenis dari industri tersebut ( The rivalry
among existing firm in the industry ).
Faktor – faktor yang merupakan adanya persaingan, yaitu :
• Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang.
• Pertumbuhan industri yang lamban.
• Biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi.
• Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan.
• Penambahan kapasitas dalam jumlah besar.
• Persaingan yang beragam.
• Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
8
• Taruhan strategis yang besar
Ancaman
Pendatang Baru
Kekuatan Tawar Kekuatan Tawar
Pemasok Pembeli
Ancaman Produk atau
Jasa Pengganti
Gambar 2.1 Competitive Forces Model (Porter, 1980)
2.1.2 Strategy Map
Menurut Thompson Jr, Strickland, Gamble (2007, 82), strategy map
digunakan untuk menggambarkan posisi perusahaan dengan pesaing
dalam industri dengan memetakan pelaku industri berdasarkan strategi
Pendatang Baru
Persaingan Industri
Persaingan diantara
perusahaan yang ada
Pemasok Pembeli
Produk Substitusi
9
yang dijalankan (harga, jumlah cabang, dan sebagainya) dalam industri
tersebut untuk meraih pasar.
2.2 Analisis Perusahaan
Model analisis perusahaan yang digunakan untuk mengetahui lebih dalam
tentang perusahaan adalah:
2.2.1 Analisis SWOT
Menurut Porter dalam Rangkuti ( 2001, pp18-19 ), analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats).
Analisis SWOT terdiri dari empat komponen :
1. Analisis Lingkungan Eksternal
a. Peluang (opportunities)
Adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu
perusahaan mencapai daya saing strategis. Peluang menguntungkan
perusahaan dalam mengidentifikasi segmen pasar, perubahan dalam
persaingan dan perubahan teknologi.
10
b. Ancaman (threat)
Adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
mengganggu usaha perusahaan dalam mencapai daya saing strategis.
Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi
keberadaan suatu perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari
pemasok, perubahan teknologi, merupakan ancaman bagi perusahaan.
2. Analisis Lingkungan Internal
c. Kekuatan (strength)
Adalah sumber keuntungan relatif bagi para pesaing dan perusahaan
yang membutuhkan pelayanan pasar atau bagi yang mengharapkan
pelayanan. Ini merupakan kemampuan khusus tersendiri jika
perusahaan memberikan perbandingan keuntungan dalam pangsa pasar.
Kekuatan berasal dari sumber dan kemampuan yang tersedia dalam
perusahaan.
d. Kelemahan (weakness)
Adalah pembatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber atau
kemampuan relatif bagi para pesaing yang sering mengalami suatu
capaian perusahaan yang efektif.
11
Tabel 2.1 Matrik SWOT
Kekuatan Kelemahan
Kesempatan Strategi
S-O
Strategi
W-O
Ancaman Strategi
S-T
Strategi
W-T
Penjelasan :
Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu untuk memanfaatkan peluang.
Strategi ST : Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk menghadapi ancaman.
Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kekuatan yang bersifat
difensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada untuk
menghindari ancaman.
12
2.2.2 Marketing Audit
Menurut Kotler (2003, p665), marketing audit adalah pemeriksaan
yang komprehansif, sistematis, independent dan periodik atas perusahaan
atau lingkungan, pilihan, strategi, dan aktifitas unit bisnis marketing
dengan pandangan untuk menetapkan masalah dan peluang serta
merekomendasikan rencana atau tindakan untuk meningkatkan performa
pemasaran perusahaan.
Sedangkan menurut McGlinchey (1996, p26), marketing audit yang
baik akan memberikan perusahaan sebuah gambaran topografi pasar dari
berbagai perspektif. Penaksiran yang luas adalah langkah awal dalam
memfokuskan usaha marketing dan menunjukan sebuah posisi produk.
Terdapat beberapa area yang harus dilihat perusahaan ketika melakukan
audit pemasaran, meliputi:
1. Internal Perusahaan.
2. Analisis industri
3. Perdagangan dan bisnis media.
4. Konsumen yang ada.
5. Konsumen yang hilang.
6. Proyeksi ke depan perusahaan.
7. Pesaing
8. Relasi bisnis
13
2.3 Strategi Pemasaran
Hal – hal yang yang terkait dengan strategi pemasaran adalah sebagai berikut:
2.3.1 Definisi Pemasaran
Menurut Kotler (2003, p6), definisi pemasaran dapat dilihat dari dua
sudut pandang, yaitu sosial dan manajerial. Definisi sosial lebih
menekankan pada peran pemasaran bagi masyarakat dalam memberikan
standard kehidupan yang lebih tinggi. Menurut definisi ini, pemasaran
merupakan suatu proses sosial dimana individu maupun kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran timbal balik produk / jasa dan nilai dengan
pihak lain. Sedangkan untuk definisi manajerial, pemasaran
dideskripsikan sebagai seni dalam “menjual produk”, dimana tujuan dari
pemasaran adalah untuk mengetahui dan mengerti pelanggan dengan baik
sehingga produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan, dan pada akhirnya produk
tersebut akan menjual dengan sendirinya.
Sedangkan menurut Stanton (1995, p7) pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
14
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2.3.2 Proses Pemasaran
Menurut Lamb (2001, p152 ), perencanaan pada level korporat,
divisi, dan unit bisnis merupakan bagian integral dari proses
pemasaran. Dalam situasi pasar yang semakin kompetitif, konsumen
dihadapkan pada berbagai pilihan. Untuk itu, pemain-pemain dalam
suatu industri perlu untuk menempatkan pemasaran pada awal dari proses
perencanaan.
Sedangkan menurut Kotler (2003, p111), perusahaan harus
melihat dirinya sebagai bagian dari value creation and delivery sequence,
dimana rangkaian ini terdiri dari 3 bagian seperti yang terlihat pada
Gambar, yaitu:
1. Choose the value
Fase pertama ini merupakan tugas yang harus dilakukan oleh
pemasaran sebelum suatu produk eksis, yang meliputi segmentasi
terhadap pasar, pemilihan target pasar, dan penempatan nilai. STP
(segmentation, targeting, positioning) merupakan pokok dari strategic
marketing.
• Segmentation– Merupakan kelompok konsumen yang sama dalam
hal kebutuhan dan keinginan.
15
• Targeting – Fase kelanjutan segmentasi pasar, lebih khusus dari
fase segmentation, yang hanya dapat sukses apabila perusahaan
mengenali pelanggannya. Seperti menyesuaikan produk dan jasa
sesuai faktor demografis konsumen.
• Positioning – Penempatan produk dan jasa sebaga i fase lanjutan
dari fase targeting, dimana bersifat lebih khusus.
2. Provide the value
Setelah unit bisnis menentukan nilai, fase berikutnya adalah
menyediakan nilai tersebut. Pemasaran harus menentukan fitur, harga,
dan distribusi produk secara spesifik, sebagai bagian dari tactical
marketing.
3.Communicate the value
Tugas tactical marketing pada fase ketiga ini adalah
mengkomunikasikan nilai, yang dilakukan dengan pengerahan tenaga
pemasaran, promosi penjualan, iklan, dan alat promosi lainnya untuk
menginformasikan dan mempromosikan produk.
Gambar 2.2 Pembentukan dan Urutan Pengiriman Nilai (Kotler 2003)
16
2.3.3 Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa
Menurut Kotler (2003, p450), pendekatan pemasaran tradisional 4P
sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai elemen tambahan perlu
diperhatikan dalam bisnis jasa. Sehingga disarankan tambahan 3P yang terlibat
dalam pemasaran jasa, yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan
process (proses).
1. People
Karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, maka seleksi,
pelatihan, dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan besar dalam
kepuasan pelanggan. Idealnya, pegawai harus memperlihatkan kompetensi,
sikap memperhatikan, responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan
masalah, dan niat baik ketika berhadapan langsung dengan pelanggan.
2. Physical evidence
Perusahaan-perusahaan jasa juga berusaha untuk membuktikan
kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan penyajian.
3. Process
Berhubungan dengan bagaimana perusahaan memberikan pelayanan.
Perusahaan jasa dapat memilih untuk memberikan pelayanan dengan cara
yang berbeda untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada
pelanggan.
Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi
juga pemasaran internal dan interaktif. Pemasaran eksternal menggambarkan
17
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga,
mendistribusikan, dan mempromosikan jasa kepada konsumen. Sedangkan,
pemasaran internal menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk melatih dan memotivasi pegawai agar melayani pelanggan dengan
baik.
Gambar 2.3 Tiga Macam Marketing dalam Industri Jasa (Kotler 2003)
2.3.4 Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa dengan Relationship
Marketing
Hal – hal yang terkait dengan strategi pemasaran perusahaan jasa
menggunakan mteode Relationship Marketing adalah sebagai berikut:
18
2.3.4.1 Pengertian Relationship Marketing
Untuk perusahaan manufaktur , penjualan produknya harus
berfokus pada penjualan tradisional yang menekankan pada hubungan
jangka pendek yang hanya sekedar menjual produk kepada konsumen.
Sedangkan unuk perusahaan jasa seperti konsultan lebih baik
menggunakan Penjualan Hubungan untuk mempertahankan hubungan
yang erat jangka panjang antara pembeli dan penjual. Menurut Lamb
(2001,p145).
Menurut Gumesson ( 2002, p3 ) Relationship Marketing atau
pemasaran relasi adalah pemasaran yang berbasis pada interaksi
dengan jaringan relasi. Sedangkan CRM atau yang biasa disebut
Customer Relationship Management berdasarkan definisi Relationship
Marketing adalah nilai dan strategi pemasaran relasi dengan
memperhatikan hubungan pada relasi pelanggan diubah menjadi
aplikasi yang praktis.
Menurut Gumesson (2002, p67) ada beberapa jenis
Relationship Marketing, salah satunya adalah Relasi antara konsumen
dan penyedia jasa yang terdiri dari:
• Interaksi antara kontak front line personnel penyedia jasa dan
konsumen: konsumen berperan sebagai co-producer dan
memberikan peningkatan pada beraneka ragam tipe hubungan
19
antara konsumen dan penyedia jasa dibandingkan dengan hubungan
antara konsumen dengan manufaktur.
• Interaksi antara konsumen ke konsumen:
pemasaran dari mulut ke mulut terhadap suatu jasa.
Menurut Gumesson (2002, p344), 6 jenis pasar stakeholder
berdasarkan relasi, 6 jenis pasar tersebut adalah:
1. Customer Market : Pasar yang terdiri dari konsumen yang sudah
eksis dan konsumen potensial, dimana pasar ini dibuat oleh
produsen untuk konsumen akhir
2. Refferal Market: Pasar yang terdiri dari 2 kategori yaitu konsumen
yang sudah eksis dimana mereka direkomendasikan oleh produsen
ke produsen lain dan multiplier atau non konsumen seperti
konsultan akuntansi atau keuangan yang mungkin juga bekerja
untuk perusahaan jasa konsultan hukum berupa hubungan timbal
balik.
3. Influencer Market: sebuah pasar yang unsur pokoknya terdiri dari
penganalisis keuangan, shareholder, wartawan bisnis ,kebijakan
pemerintah setempat dan grup lingkungan konsumen.
4. Employee Market: Pasar yang bergerak dalam hal menarik
karyawan atau pekerja yang berkualitas atau baik untuk perusahaan
20
dan para pekerja ini diklasifikasikan berdasarkan fungsi ,peraturan
kerja dan tingkat jenjang karir.
5. Supplier Market : Sebuah Pasar yang terdiri dar pemasok tradisional
yang sudah lama dan baik di organisasi dimana Perusahaan tersebut
sudah memiliki strategi aliansi dengan pemasok tersebut,transaksi
antar partner dan terakhir adalah kooperasi relasi.
6. Internal Market: Sebuah Pasar dimana organisasinya terdiri atas
departemen internal dan staf, pasar ini mengikuti pasar tenaga kerja
(employee) seperti membagi tenaga kerja berdasarkan fungsi, tugas
dan jenjang jabatan mereka.
Gambar 2.4 The six markets model (Gumesson, 2002)
21
2.3.4.2 Komunikasi Pemasaran
Menurut Lamb (2001, p155), komunikasi pemasaran adalah
metode yang mengkoordinasikan semua aktivitas promosi dengan
hati – hati untuk menghasilkan suatu pesan yang konsisten dan
seragam, terfokus pada pelanggan. Pemasaran sangat erat kaitannya
dengan Promosi. Promosi adalah komunikasi dari para pemasar
yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon
pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat
mereka atau memperoleh suatu respons. Dalam kegiatan promosi
dibutuhkan suatu strategi promosi yang tepat,strategi promosi
adalah suatu rencana untuk penggunaan yang optimal atas sejumlah
elemen-elemen promosi seperti:
1. Periklanan
2. Hubungan Masyarakat
3. Penjualan pribadi
4. Promosi penjualan
Dengan menggunakan tujuan secara keseluruhan,para pemasar
menggabungkan elemen-elemen dari strategi promosi dalam suatu
rencana yang terkoordinasi. Rencana promosi pun kemudian
menjadi sebuah bagian yang terintegrasi dari strategi pemsaran untu
menjangkau target pasar.
22
Kebanyakan strategi promosi menggunakan empat hal diatas
untuk mengkombinasikannya dalam menjangkau pasar yang lebih
dikenal dengan nama Bauran Promosi.
Bauran Promosi yang tepat merupakan sesuatu yang diyakini
manajemen akan sesuai dengan kebutuhan target pasar dan
memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan. Semakin banyak
dana yang dialokasikan,maka semakin banyak penekanan pada
aspek manajerial atas tiap tehnik tersebut,semakin penting elemen
ini dipikirkan sebagai bauran secara keseluruhan.
1. Periklanan : adalah segala macam bentuk komunikasi yang
dibayar dimana sponsor maupun perusahaan yang diidentifikasi
mengirimkan pesan komunikasi baik secara tradisional seperti
papan reklame,buku,majalah,televisi dan lain sebagainya maupun
secara digital seperti internet. Salah satu keuntungan utama dari
perikalan adalah kemampuannya untuk mengkomunikasikan kepada
sejumlah besar orang pada satu waktu tertentu. Iklan memiliki
kemampuan menjangkau massa misalnya melalui jaringan televisi
nasional,tetapi juga mungkin hanya menjangkau target yang sempit
dari sejumlah calon pelanggan seperti iklan televisi melalui jaringan
kabel.
2. Hubungan Masyarakat: Hubungan Masyarakat merupakan
fungsi pemasaran yang mengevaluasi sikap publik ,identifikasi area
23
didalam organisasi yang mungkin masyarakat tertarik dan
menjalankan suatu program tindakan untuk memperoleh
pemahaman dan penerimaan masyarakat. Hubungan masyarakat
membantu organisasi melakukan komunikasi dengan para
pelanggannya,pemasok,dan para pemegang saham. Para pemasar
menggunakan hubungan masyarakat tidak hanya untuk menjaga
citra positif,tetapi juga untuk mendidik publik tentang tujuan dan
sasaran perusahaan, memperkenalkan produk atau jasa baru,dan
membantu upaya penjualan.
3. Penjualan Pribadi : merupakan suatu situasi pembelian dimana
dua orang melakukan komunikasi dalam upaya mempengaruhi satu
sama lainnya. Metode tradisional dari penjualan pribadi ini meliputi
suatu rencana presentasi terhadap calon pelanggan agar calon
pelanggan mengambil tindakan,dengan kata lain tujuan penjualan
pribadi adalah agar terjadinya penjualan. Gagasan paling akhir dari
penjualan pribadi adalah menekankan pada hubungan yang
berkembang antara seorang tenaga penjual dan seorang
pembeli,dalam artian menekankan pada hasil yang saling
menguntungkan dan memenuhi tujuan yang memberikan manfaat
baik bagi pembeli maupun tenaga penjualan da lam jangka panjang.
Penjualan hubungan (relationship selling) tidak hanya sekedar
mencari penjualan yang cepat,tetapi juga menciptakan keterlibatan
24
dan loyalitas dengan membangun keterikatan terus menerus dengan
konsumen.
4. Promosi Penjualan: terdiri dari semua kegiatan pemasaran
selain penjualan pribadi,iklan,dan hubungan masyarakat yang
merangsang pembelian konsumen dan efektivitas dealer. Promosi
penjualan biasanya ditujukan pada konsumen akhir dengan
memberikan sampel gratis, kontes atau potongan harga. Seringkali
para pemasar menggunakan promosi penjualan untuk meningkatkan
efektivitas dari ramuan lainnya dalam bauran promosi,khususnya
iklan dan penjualan pribadi dan promosi penjualan terbukti dapat
menghasilkan respons penjualan yang lebih cepat.
Strategi promosi berhubungan erat dengan proses komunikasi, yaitu
proses dimana kita berbagi arti melalui sekumpulan simbol. Ketika
perusahaan mengembangkan produk baru,mengubah yang lama,atau
bahkan mencoba untuk meningkatkan penjualan atas barang dan jasa
yang ada, perusahaan harus mengkomunikasikan informasi mengenai
produknya kepada pelanggan. Para pemasar mengkomunikasikan
informasi tentang perusahaan dan produknya kepada target pasar
melalui program promosinya. Komuinikasi dapat dibagi dua, yaitu:
1.Komunikasi antar pribadi : merupakan komunikasi langsung
bertatap muka antara dua orang atau lebih. Ketika tatap muka, orang
25
saling melihat relasi antara satu orang dengan lainnya dan dapat
memberikan respons segera.
2.Komunikasi massa: merujuk pada komunikasi pemirsa dalam
jumlah yang besar dan biasanya diarahkan pada konsumen dalam
jumlah yang besar melalui media massa atau koran.
Fungsi utama dari strategi promosi para pemasar adalah
meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang
ditawarkan tersebut memiliki keunggulan berbeda dengan
pesaingnya. Keunggulan diferensiasi adalah merupakan kumpulan
dari fitur yang unik dari suatu perusahaaan dan produknya yang
diterima oleh target pasar sebagai suatu yang penting atau unggul
dibanding pesaing.
Fitur tersebut dapat berupa produk yang berkualitas tinggi,
pengiriman dan pelayanan yang cepat dan tepat, harga yang murah
atau bahkan juga mendapat pengakuan dari pihak internasional
bahwa produk dan jasa kita telah sesuai dengan standar kualitas
internasional. Dengan demikian promosi mempunyai posisi sebagai
bagian yang penting dari bauran pemasaran, menginformasikan para
konsumen atas manfaat produk dan kemudian memposisikan
produk dalam pasar.
Tujuan akhir dari promosi adalah mendapatkan seseorang atau
lebih untuk membeli suatu produk atau jasa perusahaan. Model
26
klasik untuk menjangkau tujuan promosi disebut dengan AIDA
(Attention, Interest, Desire, Action).
Model ini mengajukan bahwa para konsumen memberi respons
kepada pesan pemasaran dalam urutan kognitif (berpikir), affektif
(perasaan) dan konatif (melakukan). Pertama manajer promosi atau
pemasar menarik perhatian (Attention) seseorang dengan penjualan
pribadi dengan sambutan atau periklanan, berikutnya suatu
presentasi penjualan yang baik, demonstrasi atau iklan yang
menciptakan minat (interest) terhadap produk dan kemudian dengan
menggunakan ilustrasi bagaimana fitur produk dapat memuaskan
pelanggan sehingga pelanggan tersebut meiliki hasrat (desire) yang
kuat akan kebutuhan mereka terhadap produk perusahaan dan juga
memiliki hasrat untuk membelinya. Akhirnya, suatu penawaran
khusus atau penutupan penjualan yang kuat untuk memperoleh
tindakan pembelian berupa tindakan (action) penjualan oleh
pemasar agar produk atau jasa mereka dibeli oleh konsumen.
Untuk membangun suatu hubungan yang sangat erat antara
penjual dan pembeli,penjual harus menekankan pada hubungan
yang berkembang antara tenaga penjual dan seorang pembeli,
penjualan hubungan dapat menjadi sesuatu proses yang sangat
penting karena menekankan pada personalisasi dan empati sebagai
27
kunci dalam mengidentifikasi calon dan mengembangkan mereka
sebagai pelanggan dalam jangka yang panjang.
Fokus dari penjualan hubungan adalah membangun rasa saling
percaya antara pembeli dan penjual dengan pengiriman manfaat
nilai tambah yang diantisipasi dan jangka panjang kepada pembeli.
Tenaga penjual hatus dapat meyakinkan pihak pembei bahwa
produk perusahaan mereka dapat menyelesaikan masalah pihak
pembeli.
Berikut adalah perbedaan antara penjualan pribadi (tradisional)
dan penjualan hubungan:
I. Penjualan Pribadi Tradisonal:
• Menjual produk atau jasa
• Fokus pada terjadinya penjualan
• Menghabiskan sebagian besar waktu kontrak menjelaskan
pelanggan mengenai produk.
• Pendekatan ”Lone Wolf” terhadap konsumen.
• Proposal dan presentasi didasrkan pada penetapan harga dan
fitur produk.
• Tindak lanjut hanya berfokus pada penjualan jangka pendek.
II. Penjualan Hubungan:
• Menjual nasihat, bantuan dan konsultasi.
• Fokus pada peningkatan dan nilai akhir konsumen.
28
• Mempertimbangkan rencana penjualan sebagai prioritas
utama.
• Menghabiskan sebagian besar waktu kontrak dan mencoba
membangun lingkungan pemecahan masalah dengan
pelanggan.
• Melakukan penemuan dalam lingkup penuh dari operasi
pelanggan.
• Pendekatan ”team” terhadap konsumen.
• Proposal dan presentasi didasrkan pada dampak keuntungan
dan manfaat strategis pada pelanggan.
• Tindak lanjut penjualan jangka panjang, fokus pada
pencapaian hubungan jangka panjang.
2.4 Perilaku Pelanggan
Perilaku konsumen mencakup interaksi antara affect and cognition,
behavior, dan environment. Maka untuk memahami konsumen, harus mengerti
mengenai apa yang mereka pikirkan (cognition), rasakan (affect), lakukan
(behavior), serta hal-hal lain (environment) yang mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh affect, cognition, dan behavior.
Affect dan cognition merujuk pada respon psikologi internal, yang
dimiliki konsumen terhadap lingkungan dan kejadian yang terjadi. Affect
berkaitan dengan perasaan, sedangkan cognition berkaitan dengan pikiran.
29
Respon yang bersifat afektif dapat bervariasi, baik positif atau negatif,
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Cognition merupakan proses mental
dan struktur pengetahuan yang berkaitan dengan respon terhadap lingkungan.
2.4.1 Model Perilaku Pelanggan
Menurut Kotler (2003, p183), untuk memahami perilaku
pelanggan dalam membeli suatu produk, dapat dianalisis dari model
stimulus-response seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 Marketing
stimuli dan environmental stimuli akan masuk ke dalam benak pembeli,
kemudian karakteristik dan proses keputusan dari pembeli akan
membawa pada suatu keputusan untuk membeli suatu produk. Tugas
seorang pemasar adalah untuk mengerti apa yang terjadi di dalam benak
pembeli yaitu antara datangnya stimuli tersebut sampai pada keputusan
untuk membeli.
Gambar 2.5 Model Perilaku Pembeli (Kotler, 2003)
Marketing stimuli terdiri dari 4P, yaitu product, price, place,
dan promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).
Marketing Stimuli
Product Price Place Promotion
Other Stimuli
Economic Technological Political Cultural
Buyer’s Characteristic
Cultural Social Personal Psychological
Buyer’s Decision Process
Problem recognition Information search Evaluation of alternatives Purchase decision Postpurchase behavior
Buyer’s Decision
Product choice Brand choice Dealer choice Purchase timing Purchase amount
30
• Product – produk dan jasa yang ditawarkan
• Price – sesuatu yang dibebankan kepada konsumen atas
produk dan jasa.
• Promotion – Bagaimana menciptakan ketertarikan konsumen
atas produk dan jasa dalam pasar.
• Place (distribution) – Bagaimana mendistribusikan produk
dan jasa kepada konsumen.
Stimuli lain mencakup faktor-faktor lingkungan makro, seperti
ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini
memasuki benak pembeli, dimana semuanya itu berubah menjadi
respon pembeli yang dapat diamati, seperti pemilihan produk,
pemilihan merk, pemilihan penjual, waktu membeli, dan jumlah yang
dibeli. Perilaku membeli konsumen ini dipengaruhi oleh karakteristik
berupa faktor-faktor kultural, sosial, personal, dan psikologi, yang
berbeda antara pembeli yang satu dengan pembeli lainnya.
Karakteristik kepribadian akan mempengaruhi bagaimana pembeli
menerima dan bereaksi terhadap stimuli.
2.4.2 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2003, p204), pada umumnya ada 5 tahapan yang
dilewati oleh pembeli dalam proses keputusan membeli suatu produk
seperti terlihat pada Gambar, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
31
informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku paska
pembelian. Proses pembelian dimulai jauh sebelum tindakan
pembelian dan berlanjut lama sesudahnya, sehingga pemasar perlu
memusatkan perhatian pada proses pembelian secara keseluruhan dan
bukan hanya pada keputusan membeli saja.
Gambar 2.6 Model Lima-Tahap Proses Pembelian Pelanggan (Kotler,
2003)
2.4.2.1 Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari
adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh
dorongan internal maupun eksternal. Pada tahap ini, pemasar
harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan atau
masalah apa yang muncul, apa yang menarik mereka, dan
bagaimana hal menarik itu membawa konsumen pada produk
tertentu.
Dengan mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat
mengenali faktor -faktor apa saja yang paling sering memicu
minat akan suatu produk, sehingga kemudian dapat
Problem
recognition
Information search
Evaluation of alternatives
Purchase decision
Postpurchase behavior
32
mengembangkan strategi pemasaran yang dapat memicu minat
pelanggan.
2.4.2.2 Pencarian Informasi
Merupakan tahap dari proses keputusan pembeli, yang
merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak.
Dalam tahap ini, konsumen mungkin hanya meningkatkan
perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Konsumen
dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, seperti:
• Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
• Sumber komersial: iklan, penjual, tampilan, dan kemasan.
• Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, dan
penggunaan produk.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi
menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen
menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari
sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan
tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber
pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi
pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberi tahu
pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi
produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar
33
mengenai obat baru dari sumber komersial, tetapi bertanya
kepada dokter lain untuk informasi evaluatif.
Ketika semakin banyak informasi diperoleh, semakin
bertambah juga kesadaran konsumen dan pengetahuan mengenai
merk-merk yang tersedia dan fitur-fiturnya. Dari total merk
yang ada, konsumen mungkin hanya mengenal sebagian saja
merk yang ada yang merupakan bagian dari keseluruhan set (Set
Kesadaran). Beberapa merk dari set kesadaran memenuhi
kriterian pembelian awal (Set Pertimbangan). Sejalan dengan
bertambahnya informasi yang didapat oleh pembeli, hanya
beberapa merk saja yang menjadi kandidat kuat (Set Pemilihan)
yang dapat diterima. Konsumen kemudian membuat keputusan
akhir dari set pemilihan ini.
Gambar 2.7 Urutan Set Yang Terlibat Dalam Pengambilan
Keputusan Oleh Pelanggan (Kotler, 2003)
2.4.2.3 Evaluasi Alternatif
Merupakan tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu
ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
Keseluruhan
Set
Set Kesadar
an
Set Pertimban
gan
Set Pemilih
an
Keputusan
34
merk alternatif dalam perangkat pilihan. Kebanyakan pembeli
memperhatikan beberapa macam atribut, dimana masing-masing
mempunyai bobot kepentingan berbeda.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif produk
yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan
situasi membeli yang spesifik. Dalam beberapa keadaan,
konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan
pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya
sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali. Mereka membeli
berdasarkan dorongan sesaat dan tergantung pada intuisi.
Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli
sendiri, kadang-kadang mereka bertanya pada orang lain untuk
meminta saran sebelum memutuskan membeli suatu produk.
Untuk itu pemasar harus mempelajari pembeli untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi
alternatif merk, sehingga pemasar dapat membuat strategi untuk
mempengaruhi keputusan membeli.
2.4.2.4 Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2003, p204), merupakan tahap dari
proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen benar-benar
membeli produk. Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat
35
peringkat merk. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen
adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi 2 faktor
muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk
membeli.
Faktor pertama adalah sikap pihak lain yang negatif
terhadap alternatif pilihan. Pihak lain ini bisa orang-orang yang
dekat dengan pembeli maupun pihak ketiga yang
mempublikasikan hasil evaluasi mereka atas suatu produk.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan
dan tidak dapat dihindari. Konsumen mungkin membentuk niat
membeli berdasarkan pada faktor -faktor seperti pendapatan
yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk
yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak
diharapkan bisa mengubah niat pembelian, misalnya kehilangan
pekerjaan.
2.4.2.5 Perilaku Setelah Pembelian
Merupakan tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu
ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah
membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Tugas
pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah
membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas
36
serta akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian yang menarik
perhatian pemasar. Yang menentukan pembeli merasa puas atau
tidak puas dengan suatu pembelian adalah jarak antara harapan
konsumen dengan kinerja dari produk. Bila produk tidak
memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas. Sebaliknya,
jika memenuhi atau melebihi harapan, konsumen akan merasa
puas atau sangat puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi
yang mereka terima dari penjual, teman, dan sumber-sumber
lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dengan kinerja
produk, maka semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Hal
ini menunjukkan bahwa penjual harus membuat pernyataan
yang jujur mengenai kinerja produknya sehingga pembeli akan
puas. Beberapa penjual mungkin bahkan merendahkan tingkat
kinerja produknya untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Kepuasan pelanggan sangat penting, karena penjualan
perusahaan datang dari 2 kelompok dasar, yaitu pelanggan baru
dan pelanggan lama. Biasanya biaya untuk menarik pelanggan
baru lebih besar ketimbang mempertahankan yang lama, dan
cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada
sekarang adalah dengan membuat mereka tetap merasa puas.
Pelanggan yang puas akan membeli produk berulang kali dan
37
memuji produk yang dibelinya di depan orang lain. Sedangkan
pelanggan yang tidak puas biasanya akan menceritakan
pengalamannya ke lebih banyak orang dan sedikit yang
menyampaikan keluhannya langsung kepada perusahaan.
Perusahaan harus menetapkan sistem yang mendorong
pelanggan untuk menyampaikan keluhan dan memberi
tanggapan yang konstruktif terhadap keluhan yang diterimanya.
2.4.2.6 Pengetahuan Pelanggan tentang Produk
Konsumen dapat mempunyai pengetahuan tentang suatu
produk pada tingkat abstrak yang berbeda. Konsumen
menginterpretasikan suatu produk dan mengklasifikasikannya
ke dalam kategori-kategori yang ada di pikirannya. Proses ini
disebut pengkategorian. Jika ciri-ciri produk tersebut belum
ada, maka ia akan membuat suatu kategori baru. Kriteria
apakah suatu produk termasuk suatu kategori tertentu, dapat
berbeda bagi konsumen lain.
Terdapat 3 jenis pengetahuan pelanggan tentang produk
yang dimiliki konsumen secara umum, yaitu:
38
1. Produk sebagai kumpulan atribut
Konsumen memandang produk sebagai sekumpulan
atribut, baik konkrit maupun abstrak, seperti bangunan, jenis
layanan, harga, dan kenyamanan.
2. Produk sebagai kumpulan keuntungan
Selain atribut, konsumen juga mempertimbangkan
konsekuensi atau kegunaan dari produk yang dibelinya.
Konsekuensi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.
Konsekuensi yang positif umumnya disebut ‘kualitas yang
diterima’ atau ‘keuntungan yang diterima’, sedangkan
konsekuensi yang negatif disebut ‘resiko yang diterima’.
3. Produk sebagai nilai pemuas
Konsumen memandang produk sebagai alat untuk
mencapai tujuannya.
2.5 Profitability
Menurut Charles Scwhab (http://www.investorwords.com/3880/profit.html)
profitability adalah kemampuan untuk menghasilkan keuntungan ( Hasil positif
dari investasi atau operasi bisnis setelah dikurangi oleh semua biaya ).
Menurut Alan Agger (www.moneychimp.com/glossary/profitability.htm)
profitability adalah usaha yang efisien dari sebuah perusahaan atau industri untuk
menghasilkan laba.