bab ii gambaran umum kondisi daerah - … · daratan kabupaten lamongan dibelah oleh sungai...

64
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025 BAB II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 305’12”. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau + 3,78 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Daratan Wilayah Kabupaten terdiri dari daratan rendah dan ‘bonorowo’ dengan tingkat ketinggian 0-25 m seluas 50,17 persen, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68 persen, selebihnya 4,15 persen berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut, dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km. Ditinjau dari aspek klimatologi, Keadaan iklim di Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2010 dari hasil pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan tercatat sebanyak 2,631 mm dan hari hujan tercatat 72 hari. Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang. Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk- waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Upload: dinhthien

Post on 08-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai

dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41”

sampai 112° 305’12”. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih

1.812,8 km² atau + 3,78 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Daratan

Wilayah Kabupaten terdiri dari daratan rendah dan ‘bonorowo’ dengan tingkat

ketinggian 0-25 m seluas 50,17 persen, sedangkan ketinggian 25-100 meter

seluas 45,68 persen, selebihnya 4,15 persen berketinggian di atas 100 meter di

atas permukaan air laut, dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km.

Ditinjau dari aspek klimatologi, Keadaan iklim di Kabupaten Lamongan

merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim

penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah

hujan relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2010 dari hasil

pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan tercatat sebanyak 2,631 mm dan hari

hujan tercatat 72 hari.

Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan didominasi oleh

air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang

melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada saat

musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif

berkurang. Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk-

waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai.

Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan

Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata – rata 531,61 m3/bulan (debit

maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di

Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 2

sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di

Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Lamongan merupakan bagian dari cekungan air bawah tanah

Surabaya-Bojonegoro, dimana potensi air bawah tanah dangkal di Kabupaten

Lamongan diduga sebesar 306 juta M3/Tahun dan air tanah dalam sebesar 3 juta

M3/Tahun, sehingga untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi air bawah

tanah ini diperlukan studi khusus. Adapun untuk air tanah (dibawah permukaan,

termasuk mata air) sebarannya sangat jarang dan terbatas.

Wilayah Kabupaten Lamongan terdiri atas 27 kecamatan dengan jumlah

desa/kelurahan sebanyak 474 desa/kelurahan (462 desa dan 12 kelurahan).

Jumlah dusun sebanyak 1.431 dusun, Rukun Warga (RW) sebanyak 2.408 dan

Rukun Tetangga (RT) sebanyak 7.085 RT.

Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah :

Bagian Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa.

Bagian Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Gresik.

Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kab. Jombang dan Mojokerto.

Bagian Barat : Berbatasan dengan Kab. Bojonegoro dan Tuban.

Gambar 2.1Peta Wilayah Kabupaten Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 3

Sebagai salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur,

Lamongan memiliki kawasan pesisir berupa perbukitan. Formasi ini merupakan

kelanjutan dari rangkaian pegunungan kapur utara.

Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan

secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik, yaitu:

Bagian Tengah Selatan, merupakan dataran rendah yang relatif subur

membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Sugio,

Lamongan, Deket, Tikung, Kembangbahu dan Sarirejo.

Bagian Selatan dan Utara, merupakan pegunungan kapur berbatu–batu

dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,

Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan

Solokoro.

Bagian Tengah Utara, merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah

rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren,

Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah.

Tabel 2.1.1Luas Tanah Kabupaten Lamongan Dirinci Menurut

Kemampuan Tanahnya

UraianLuas

Hektar Persen (%)1. Luas Kemiringan Tanah

a. 0 - 2 131.352 72,45b. 3 - 15 40.474 22,33c. 16 - 40 9.172 5,06d. > 40 282 0,16

Jumlah 181.280 100,002. Tekstur Tanah

a. Sedang 114.884 63,38b. Halus 63.709 35,14c. Kasar 2.687 1,48

Jumlah 181.280 100,003. Kedalaman Efektif Tanah

a. 0 cm-30 cm 5.989 3,3b. 31 cm-60 cm 12.916 7,12c. 61 cm-90 cm 34.656 19,12d. > 90 cm 127.719 70,45

Jumlah 181.280 100,00

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 4

Uraian Luas4. Drainase Permukaan Tanah

a. Tidak Pernah Tergenang 151.395 83,51b. Tergenang Periodik 29.273 16,15c. Tergenang terus-menerus 612 0,34

Jumlah 181.280 100,005. Faktor Terbatas Berbatu

a. Tidak Berbatu 180.072 99,33b. Berbatu 1.208 0,67

Jumlah 181.280 100,006. Erosi tanah

a. Tidak ada Erosi 169.994 93,77b. Ada Erosi 11.286 6,23

Jumlah 181.280 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Lamongan

Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten

Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5 persen

lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0-2 persen yang tersebar

di Kecamatan Lamongan, Deket, Turi, Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi,

Babat, Kalitengah, Karanggeneng, Glagah, Karangbinagun, Mantup, Sugio,

Kedongpring, sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng, dan hanya sebagian kecil

wilayah (tepatnya 0,16 persen) mempunyai kemiringan yang sangat curam

(tingkat kemiringan lahan lebih dari 40 persen).

Kondisi tata guna tanah di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:

Permukiman seluas 13.030 Ha (7,19%), sawah irigasi 45.841 Ha (25,29%),

sawah tadah hujan 33.479 Ha (18,47%), perkebunan 9.919,14 Ha (5,47%), hutan

33.717,30 Ha (18,60%), hutan rakyat 7.098,10 Ha (3,92%), tambak 1.380,05 Ha

(0,76%), sungai 8.760 Ha (4,81%), waduk 8.719,50, tegalan/ladang 12.138,91

Ha (6,7%), pertambangan 1.200 Ha (0,66%) dan peruntukan lainnya (rawa,

tanah tandus dll) 5.997 Ha (3,31%).

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan karakteristik wilayah Kabupaten Lamongan, maka wilayah

yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya sesuai

dengan pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan adalah

sebagai berikut :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 5

1) Hutan Produksi

Secara keseluruhan, luas hutan di Kabupaten Lamongan seluas 33.717,30 Ha

dengan rincian 33.464,40 Ha merupakan hutan produksi yang terdapat di

Kecamatan Laren, Brondong, Sukorame, Sugio, Sambeng, Bluluk,

Kedungpring, Mantup, Ngimbang dan Modo dan selebihnya 252,9 Ha

merupakan hutan lindung yang terdapat di Kecamatan Sugio, Sambeng,

Modo dan Ngimbang.

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan

kawasan hutan di luar kawasan hutan lindung. Keberadaan hutan produksi di

Kabupaten Lamongan dimana pada kawasan ini merupakan kawasan yang

perlu dilindungi dan untuk peningkatan dari nilai manfaat (hutan produksi)

melalui penerapan sistem tebang pilih, pemanfaatan sebagai lokasi wisata

dengan tetap menerapkan asas kelestarian ekosistemnya, penerapan sistem

penjarangan.

Pengolahan hasil hutan produksi, dikelola untuk upaya peningkatan hasil dan

mutu dalam bentuk-bentuk yang menarik konsumen. Diharapkan dengan

peningkatan hasil produksi sektor kehutanan, dapat mendorong

perkembangan kegiatan industri yang mengelola hasil hutan dan adanya

multiplier effect.

Pengembangan hutan guna meningkatkan fungsi penghijauan, melestarikan

kawasan, sekaligus mencegah erosi dan meningkatkan nilai ekonomi lahan.

2) Pertanian

Potensi areal pertanian sawah di Kabupaten Lamongan cukup besar yakni

seluas 79.320 Ha atau sekitar 43,70 % dari luas wilayah Kabupaten

Lamongan. Berdasarkan irigasinya areal lahan sawah yang ada terbagi

menjadi sawah teknis, sawah setengah teknis, sawah sederhana dan sawah

tadah hujan. Komoditi yang menjadi unggulan yaitu padi, jagung, kedelai

dan hortikultura.

Komoditi padi merupakan bahan pangan andalan di Kabupaten Lamongan

dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyediaan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 6

pangan di Jawa Timur. Produksi tanaman padi tersebar di semua kecamatan,

dan sebagai penghasil terbesar dari produksi padi di antaranya Kecamatan

Sugio, Kedungpring, Modo, Tikung dan Kembangbahu.

Pengembangan produksi pertanian komoditi padi dilakukan dengan

mempertahankan luasan sawah yang ada, setidaknya melalui peningkatan

sistem irigasi bila terjadi alih fungsi sawah. Hal ini dapat didukung oleh

peningkatan pelayanan irigasi di wilayah yang potensial, serta peningkatan

kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Komoditas pertanian lainnya yang merupakan komoditas andalan Kabupaten

Lamongan adalah jagung dan kedelai. Berdasarkan wilayah penyebarannya

komoditas tanaman jagung tersebar hampir disemua kecamatan, dan

Kecamatan Solokuro merupakan penghasil terbesar dari produksi jagung.

Kemudian untuk komoditas kedelai penyebarannya pada beberapa kecamatan,

Kecamatan Kembangbahu dan Sarirejo merupakan kecamatan yang

memberikan kontribusi terbesar.

Pengembangan pertanian komoditi jagung beserta kegiatan pengolahannya

memungkinkan pengembangannya di kawasan agropolitan yakni di

Kecamatan Ngimbang dan wilayah sekitarnya.

Pengembangan hortikultura di Kabupaten Lamongan terkonsentrasi di

beberapa lokasi yakni di wilayah Kabupaten Lamongan bagian tengah hingga

selatan. Potensi ini cukup besar karena hortikultura di Kabupaten Lamongan

selain untuk memenuhi kebutuhan penduduk wilayah Kabupaten Lamongan

sendiri juga untuk kebutuhan daerah lainnya (seperti ke Surabaya dan Jakarta)

dan beberapa komoditas telah di eksport. Hasil produk hortikultura

mempunyai peluang pemasaran yang signifikan baik didalam maupun luar

negeri, sehingga prospek pengembangan kawasan untuk hortikultura di

Kabupaten Lamongan sangat diharapkan.BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 7

Data selengkapnya produksi komoditi padi, jagung, kedelai, palawija dan

hortikultura Kabupaten Lamongan Tahun 2006 s/d 2011 sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 2.1.2Data Produksi Komoditi Pertanian

Kabupaten Lamongan Tahun 2006 - 2011Th. 2006 Th. 2007 Th. 2008 Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011 Keterangan

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)I Tanaman Pangan

1 Padi 776,085 819,823 839,986 892,613 857,638 678,042 GKG2 Jagung 249,991 273,625 319,844 335,717 279,655 282,555 Pipilan Kering3 Kedelai 28,866 18,512 23,779 30,977 31,768 30,773 Ose Kering Kedelai4 Kacang tanah 6,736 7,224 8,641 9,349 10,967 7,642 Ose Kering Kacang Tanah5 Kacang hijau 7,905 8,617 8,808 9,163 6,314 8,108 Ose Kering Kacang Hijau6 Ubi kayu 39,691 38,508 35,462 47,882 43,046 44,807 Ose Ubi Basah

II Buah-buahan (Kw) (Kw) (Kw) (Kw) (Kw)1 Blimbing 1,329.94 2,296.50 1,731.00 2,988.00 2,782.10 795.00 Buah Segar2 Jambu Air 692.20 3,487.00 3,799.00 1,561.00 1,576.00 1,321.00 Buah Segar3 Jambu Biji 3,971.65 1,780.00 2,963.00 757.00 702.00 915.00 Buah Segar4 Jeruk 16.29 9.00 452.00 175.00 65.00 65.20 Buah Segar5 Mangga 115,771.52 116,956.10 104,602.00 129,408.00 129,425.00 119,811.00 Buah Segar6 Nangka 49,982.65 51,159.90 52,720.70 57,344.40 58,412.60 49,575.00 Buah Segar7 Nanas 10.00 3.00 23.00 15.00 3.00 17.00 Buah Segar8 Pepaya 14,162.97 14,205.50 11,303.10 14,160.00 14,200.00 14,575.00 Buah Segar9 Pisang 56,316.52 56,451.60 59,986.50 55,203.00 53,641.00 46,102.00 Buah Segar

10 Rambutan 684.88 60.00 60.00 79.00 49.00 31.00 Buah Segar11 Salak 240.98 87.00 88.00 125.00 113.00 80.00 Buah Segar12 Sawo 331.98 756.00 807.00 895.00 176.00 150.00 Buah Segar13 Sirsak 67.00 459.00 615.00 561.00 543.00 30.00 Buah Segar14 Sukun 8,530.12 13,056.50 2,800.00 12,280.00 1,728.00 432.00 Buah Segar15 Melon *) 25,274.70 162,288.00 - 212,890.00 22,377.00 647.00 Buah Segar16 Semangka *) 36.492.90 364,943.10 169,249.00 351,458.00 137,857.00 207,854.00 Buah SegarIII Sayuran (Kw) (Kw) (Kw) (Kw) (Kw)

1 Bawang Merah 1,160.00 1,150.00 1,155.00 1,207.00 5,792.00 5,797.00 Sayuran Segar2 Bawang Daun 468.00 620.00 122.00 90.00 72.00 74.00 Sayuran Segar3 Sawi 64.00 34.00 39.00 51.00 56.00 65.00 Sayuran Segar4 Kacang Panjang 1,222.00 1,200.00 1,120.00 1,127.00 1,129.00 1,242.00 Sayuran Segar5 Lombok kecil 28,553.6 31,792.5 24,450.0 31,616.00 32,791.00 32,580.00 Sayuran Segar6 Tomat 390.0 275.0 967.0 933.00 989.00 405.00 Buah Segar7 Terong 1,104.0 1,210.0 1,215.0 1,227.00 730.00 742.00 Sayuran Segar8 Ketimun 675.0 825.0 750.0 649.00 745.00 670.00 Sayuran Segar9 Kangkung 8,136.0 9,702.0 3,930.0 624.00 4,475.00 7,893.00 Sayuran Segar

10 Bayam 150.0 48.0 57.0 69.00 70.34 150.00 Sayuran Segar

No Komoditi(Ton)

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan

3) Perkebunan

Di Kabupaten Lamongan perkebunan hampir tersebar di seluruh kecamatan

di Kabupaten Lamongan, dimana untuk pemanfaatan dilakukan dengan

peningkatan produktivitas dan perlindungan kawasan. Luas kawasan

perkebunan di Kabupaten Lamongan sebesar 9.919,14 Ha atau sekitar 5,47 %

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 8

dari luas wilayah yang tersebar di Kecamatan Sukorame, Kecamatan Bluluk,

Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Mantup, Kecamatan

Kembangbahu, Kecamatan Sugio, Kecamatan Kedungpring, Kecamatan

Modo, Kecamatan Babat, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Laren,

Kecamatan Solokuro, Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong.

Komoditi yang paling prospektif dikembangkan pada sektor perkebunan

adalah tebu dan Kecamatan Mantup adalah penghasil komoditi tebu terbesar

yaitu berkisar 5.115,004 ton (gula kristal) per tahun. Potensi di sektor

perkebunan sangat ditunjang dan tergantung pada kesesuaian dan kemampuan

tanah serta jenis tanaman yang ada. Potensi perkebunan jenis komoditi tebu

sangat dimanfaatkan oleh penduduk karena untuk pengolahan komoditi ini,

cukup mudah. Untuk satu kali tanam, petani tebu dapat memanen sebanyak 3

kali dengan biaya produksi cukup murah.

Berbagai cara dalam pemanfaatan perkebunan antara lain adalah :

1. Pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri

pengolahan hasil komoditi;

2. Pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat

kegiatan ekonomi ;

3. Pengembangan perkebunan, misalnya merehabilitasi tanaman

perkebunan yang rusak atau pada area yang telah mengalami kerusakan

yaitu mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah menjadi

peruntukan lainnya;

4. Pengembangan kawasan-kawasan yang berpotensi untuk tanaman

perkebunan sesuai dengan rencana, seperti kelapa, tebu, tembakau,

kapas dan kenaf.

Adapun produksi komoditi perkebunan Kabupaten Lamongan tahun 2006 s/d 2011

sebagai berikut :BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 9

Tabel 2.1.3Produksi Komoditi Perkebunan Kabupaten Lamongan

Tahun 2006 – 2011

Komoditi2006 2007 2008 2009 2010 2011

KeteranganProd(Ton)

Prod(Ton)

Prod(Ton)

Prod(Ton)

Prod(Ton)

Prod(Ton)

Tembakau Virginia 868,50 19.889,90 2.178,40 2.423,22 4.532,22 10.747,00 KrosokTembakau Jawa 708,00 956,00 2.009,70 3.881,60 107,10 14.032,00 RajanganTebu 23.134,60 13.208,62 14.361,00 15.394,50 17.444,60 20.919,00 KristalKenaf 1.433,96 1.564,50 53,35 1.579,00 1784,00 - SeratKapas 156,97 160,29 247,29 270,00 140,00 29,43 Serat BerbijiKelapa 961,90 162,15 1.777,59 1950,10 1.910,56 1.450,60 BuahSiwalan 96,00 145,00 190,00 210,60 220,40 225,60 BuahCabe Jamu 321,20 321,24 97,05 125,00 115,00 114,00 Buah

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan

4) Peternakan

Potensi peternakan cukup besar, dan secara umum dikembangkan pada

budidaya ternak besar, ternak kecil dan unggas. Ternak besar (sapi) terdapat

di Kecamatan Kecamatan Kembangbahu, Mantup, Sambeng, Modo,

Ngimbang, Tikung dan Kedungpring. Sedangkan untuk pengembangan

ternak kecil ( kambing dan domba ) dan unggas pendistribusian sudah cukup

merata pada masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan

Untuk ternak besar dengan komoditas unggulan adalah sapi potong dan sapi

perah, untuk ternak kecil dengan komoditas unggulan domba dan kambing,

sedangkan untuk budidaya unggas adalah ayam buras, ayam ras pedaging,

ayam ras petelur dan itik yang populasinya terus meningkat. Pada tahun

2006, populasi ternak besar sebesar 37.916 ekor, meningkat menjadi 110.964

ekor pada tahun 2011, ternak kecil sebesar 62.498 ekor pada tahun 2006 dan

meningkat menjadi 135544 ekor pada tahun 2011, kemudian untuk populasi

unggas mengalami peningkatan yang sangat drastis yaitu dari 1.207.087

ekor di tahun 2006 menjadi sebesar 33.326.209 di tahun 2011.

Jenis produksi ternak di Kabupaten Lamongan dibedakan menjadi produksi

telur, produksi daging dan produksi susu. Jenis produksi daging merupakan

hasil produksi dengan jumlah tertinggi dan ayam pedaging merupakan jenis

komoditi peternakan penghasil terbanyak. Produksi daging dan telur pada

tahun 2010 juga mengalami peningkatan masing – masing menjadi

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 10

12.047.936,07 kg dan 2.045.371,38 kg dibandingkan tahun 2006 masing –

masing sebesar 3.019.566 kg dan 315.124.

Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Lamongan adalah sebagai

berikut :

1. Pengembangan sentra ternak sapi potong di Kecamatan Sambeng,

Mantup, Kembangbahu, Sugio, Kedungpring, Modo, Pucuk, sukodadi,

Lamongan, Tikung, Sarirejo, Karanggeneng, Sekaran, Maduran dan

Paciran ;

2. Pengembangan sentra ternak kerbau di Kecamatan Sukorame, Bluluk,

Ngimbang, Deket, Glagah, Karangbinangun, Turi, Karanggeneng dan

Laren.

3. Pengembangan ternak kambing di Kecamatan Kembangbahu dan sentra

ternak domba di Kecamatan Pucuk.

4. Kawasan ternak unggas banyak tersebar di permukiman penduduk

harus dipisahkan dari permukiman penduduk untuk mencegah

penyebaran penyakit ternak seperti flu burung; serta

5. Peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah

hasil ternak, seperti pembuatan industri pengolah hasil ternak,

mengolah kulit, dan industri lainnya.

5) Perikanan

Potensi perikanan di Kabupaten Lamongan terkonsentrasi pada budidaya

di tambak, sawah tambak, kolam dan sungai, serta perikanan tangkap

(laut) di Kecamatan Brondong dan Paciran.

Perikanan budidaya dikembangkan pada budidaya air payau dan air tawar.

Budidaya air payau tersebar di sepanjang pantai utara Kabupaten

Lamongan dengan luas areal kurang lebih 1.380 ha dengan komoditas yang

dikembangkan meliputi udang windu, udang vannamei, bandeng dan

kerapu.

Sedangkan untuk perikanan budidaya air tawar seperti sawah tambak dan

kolam dengan luas kurang lebih 24.115 ha tersebar di beberapa kecamatan

seperti Kecamatan Deket, Karangbinangun, Glagah, Lamongan, Turi,

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 11

Kalitengah dan Karanggeneng. Komoditas yang biasa dikembangkan pada

usaha budidaya air tawar adalah ikan bandeng, ikan tawes, ikan mas, nila,

mujaer, lele, udang vannamei dan lain-lain.

Untuk kegiatan budidaya di sawah tambak dan kolam tersebar di

kecamatan seperti Kecamatan Deket, Karangbinangun, Glagah, Lamongan,

Turi, Kalitengah dan Karanggeneng. Sesuai karakteristik wilayahnya

budidaya ikan disawah tambak menggunakan pola usaha ikan-ikan-padi

dan ikan-padi-padi. Adapun pengembangan perikanan budidaya adalah :

1. Perikanan kolam dan sungai produksinya terdistribusi merata di seluruh

Kabupaten Lamongan;

2. Perikanan tambak terdapat di Kecamatan Paciran, Brondong dan Glagah;

3. Perikanan sawah tambak tersebar dibeberapa kecamatan, yaitu Kecamatan

Pucuk, Lamongan, Sarirejo, Deket, Glagah, Karangbinangun, Turi,

Kalitengah, Karanggeneng dan Maduran.

Potensi pengembangan untuk perikanan budidaya di sesuaikan dengan

komoditas unggulan tiap kecamatan.

Dengan adanya wilayah utara Kabupaten Lamongan yang berbatasan

dengan perairan laut jawa, maka areal perikanan tangkap Kabupaten

Lamongan cukup besar. Potensi perikanan tangkap cukup besar di

Kabupaten Lamongan, ditandai dengan hasil tangkapan nelayan sebanyak

68.302,08 ton pada tahun 2011 serta adanya TPI (tempat pelelangan ikan)

mampu menampung hasil perikanan tangkap dengan jumlah yang besar

yaitu TPI Brondong di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong.

Prospek pengembangan kegiatan perikanan tangkap sangat besar di

wilayah pesisir Lamongan, hal ini terkait dengan adanya rencana

pengembangan pelabuhan perikanan dan pelabuhan umum Nasional di

Kawasan Brondong-Paciran.

Untuk perikanan tangkap atau perikanan laut akan dikembangkan sebagai

berikut :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 12

1. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara di Kecamatan Brondong;

2. Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan di Kecamatan Brondong dan

Paciran;

3. Pengolahan hasil perikanan di Kecamatan Brondong dan Paciran.

Data selengkapnya mengenai produksi perikanan di Kabupaten Lamongan

tahun 2006 s/d 2011 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.1.4Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Lamongan

Tahun 2006 s/d 2011

KegiatanProduksi Ikan (Ton)

2006 2007 2008 2009 2010 2011Penangkapan di Laut 37.618,32 38.317,04 63.593,97 63.911,94 61.431,53 68.302,08

Penangkapan PerairanUmum

2.036,11 2.125,01 2.192,17 2.243,65 2.945,16 2.991,78

Budidaya 26.220,55 28.645,45 29.759,78 32.365,03 35.167,26 36.625,31

Jumlah 65.874,98 69.087,50 95.545,92 98.520,62 99.543.95 107.919,17Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Lamongan

6) Kawasan Pertambangan

Kabupaten Lamongan memiliki sumber daya potensial mineral dengan

potensi pertambangan mineral bukan logam berupa berupa minyak bumi di

Kecamatan Tikung dan bahan galian mineral berupa batu kapur, namun

hingga saat ini belum dapat dikelaola secara optimal. Potensi bahan galian

mineral di Kabupaten Lamongan kurang lebih sebesar 1.200 ha yang banyak

terdapat di Kecamatan Babat, Solokuro, Brondong, Paciran, dan Mantup.

Nilai ekonomis yang dihasilkan oleh bahan galian tambang dapat

meningkatkan perekonomian wilayah.

Masalah atau dampak negatif yang ditimbulkan akibat usaha bahan galian

tambang antara lain :

1. Bentuk topografi akan berubah ( khusus untuk daerah perbukitan ) dan

meninggalkan bentang alam yang rusak dan gersang.

2. Tanah penutup yang subur akan hilang yang menyebabkan pertambahan

luasnya perbukitan gundul dan tanah gersang, mengakibatkan terjadinya

tanah longsor / gerakan tanah pada daerah perbukitan yang curam.

3. Tata air termasuk air tanah akan berubah / berkurang atau menghilangkan

sumber air. Permukaan air tanah menurun akan menyebabkan kelembaban

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 13

udara akan turun dan tanah akan menjadi kering, pada daerah – daerah

tertentu terjadi penurunan permukaan tanah yang berakibat langsung

dengan penurunan permukaan air tanah.

7) Kawasan Industri

Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Lamongan akan dikembangkan

dalam bentuk kawasan industri, lokasi industri yang telah berkembang, dan

home industry. Kawasan Industri yang dikembangkan akan dipusatkan pada

dua lokasi, yakni di Utara dan Selatan. Untuk lokasi sebelah utara

dikembangkan di Kecamatan Brondong dan Paciran, sedangkan di sebelah

selatan dikembangkan di Kecamatan Ngimbang dan Sambeng.

Adapun pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten

Lamongan adalah :

1. Kawasan Industri LIS di Kecamatan Paciran;

2. Kawasan Industri Galangan Kapal, di Kecamatan Brondong dan Paciran;

3. Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di Kecamatan Brondong dan

Paciran;

4. Pengembangan Home Industri di Desa Sendangagung – Sendangduwur –

Tlogosadang, Kecamatan Paciran;

5. Pengembangan Home Industri Rokok di Kecamatan Ngimbang;

6. Pengembangan Industri Kayu di Kecamatan Kembangbahu;

7. Pengembangan Industri pengolahan Jagung di Kecamatan Ngimbang dan

Kecamatan Sambeng;

8) Pariwisata

Potensi pariwisata di Kabupaten Lamongan cukup besar baik wisata alam,

wisata budaya, maupun minat khusus. Wisata-wisata alam tersebut meliputi

Wisata Bahari Lamongan (WBL), Goa Maharani, Waduk Gondang. Wisata

budaya meliputi Makam Sunan Drajad, Makam Sendang Duwur, Makam

Joko Tingkir, Makam Nyai Putri Andongsari. Wisata minat khusus meliputi

Monumen Van Der Wijck, TPI Kranji, TPI Brondong, Sumber mata air Panas

Tepanas, Sumber air Panas Puncakwangi, Babat Barrage, Desa Balun, dsb.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 14

Secara umum lokasi objek-wisata potensial berada pada jalur regional

sehingga memundahkan akses wisatawan dari luar Kabupaten Lamongan.

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Lamongan dikembangkan melalui

pembentukan zona-zona wisata, yaitu :

1. Zona I, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Brondong,

Paciran, Solokuro (Monumen Van Derwijk, Wisata Bahari Lamongan

(WBL), Sunan Drajat, Maharani Zoo, TPI Brondong, Sumber Air Panas

Tepanas, Pelabuhan Rakyat Sedayu Lawas, Makam Sendang Duwur). Pada

zona ini juga terdapat wisata kirab dengan rute : Sumber Air Panas

Tepanan, Makam Sendang Duwur, Makam Sunan Drajat, Goa Maharani,

Wisata Bahari Lamongan, TPI Brondong dan Monumen Vanderwijk;

2. Zona II, meliputi obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Maduran,

Babat dan Sugio (Makam Jaka Tingkir, Puncak Wangi, Waduk Gondang);

3. Zona III, meliputi obyek wisata di Kecamatan Ngimbang (Makam Nyai

Ratu Andongsari);

Wisata utama / wisata unggulan di Kabupaten Lamongan yang perlu

didorong adalah : pengembangan Wisata Waduk Gondang di Kecamatan

Sugio dan Makam Nyai Ratu Andongsari di Kecamatan Ngimbang.

9) Kawasan Pemukiman

Kawasan permukiman adalah suatu kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat

tinggal dan kegiatan masyarakatnya. Kawasan permukiman di Kabupaten

Lamongan pada umumnya mengikuti struktur jalan. Kawasan permukiman

pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni permukiman

perdesaan dan permukiman perkotaan. Luas kawasan permukiman di

Kabupaten Lamongan secara keseluruhan adalah 13.030 Ha.

a. Pemukiman Pedesaan

Kawasan permukiman perdesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman

pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,

perkebunan dan lahan kosong serta aksesibilitas umumnya kurang, jumlah

sarana dan prasarana penunjang juga terbatas atau hampir tidak ada. Secara

fisiografis permukiman perdesaan di Kabupaten Lamongan terletak di

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 15

wilayah pegunungan dataran tinggi dan dataran rendah. Setiap lokasi

memiliki karakter tersendiri dan memerlukan penanganan sesuai karakter

masing-masing.

b. Pemukiman Perkotaan

Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang dominasi

kegiatannya difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan

merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada wilayah

sekitarnya. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Lamongan

merupakan bagian dari kawasan perkotaan dengan perkembangan dan

kondisi yang sangat beragam.

10) Kawasan Peruntukan lainnya

a. Kawasan Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut

yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Kawasan pesisir

terletak sepanjang utara Kabupaten Lamongan. Kawasan pesisir ini

memiliki potensi sangat besar, baik dari segi wisata maupun ekosistemnya.

Arahan pengembangannya sebagai berikut :

1. Pelestarian dan penyelamatan ekosistem kawasan pesisir;

2. Kawasan Pesisir yaitu Kecamatan Brondong dan paciran akan

dikembangkan sebagai pelabuhan skala Nasional, serta kawasan

industri skala Nasional - Internasional, maka dibutuhkan perbaikan dan

pengembangan jaringan jalan, baik yang ada di wilayah pesisir

maupun jalan akses menuju wilayah pesisir.

3. Pemanfaatan untuk pariwisata dengan tetap mengedepankan

kelestarian lingkungan; serta

4. Pengembangan permukiman dilakukan secara terbatas sesuai dengan

skala pelayanan permukiman dan kegiatan dominan masing-masing.

b. Suaka Alam / Cagar Alam Laut

Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya yaitu kawasan pelestarian

alam baik di perairan laut, darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 16

karang dan atau yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau

keunikan ekosistem, yang perlu dilindungi bagi kepentingan plasma

nuftah, keperluan pariwisata dan ilmu pengetahuan.

c. Wilayah Rawan Bencana

1. Rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Lamongan adalah bencana

banjir, rawan gelombang pasang dan abrasi pantai. Kawasan rawan Banjir di

Kabupaten Lamongan berada di kawasan yang di lalui oleh Sungai

Bengawan Solo yaitu di Kecamatan Laren, Kecamatan Sekaran, Kecamatan

Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Babat, Kecamatan

Karangbinangun, Kecamatan Glagah dan Kecamatan Turi.

2. Potensi kawasan rawan bencana lainnya dapat terjadi di Kecamatan Paciran

dan Kecamatan Brondong yang merupakan kawasan pesisir yaitu rawan

gelombang pasang dan abrasi pantai.

d. Demografi

Secara administratif Kabupaten Lamongan terbagi atas 27 Kecamatan,

meliputi 462 Desa dan 12 Kelurahan yang terbagi dalam 1.431 dusun dan 7.085

RT, dengan jumlah penduduk hasil sensus penduduk pada tahun 2010 sebanyak

1.179.770 jiwa dan rata-rata pertumbuhan penduduk -0,02%. Hasil sensus

penduduk tahun 1990 mencatat jumlah populasi penduduk Kabupaten Lamongan

sebanyak 1.143.431 jiwa, pada tahun 2000 naik menjadi 1.181.660 jiwa, dan

pada tahun 2010 telah menjadi 1.179.770 jiwa.

Ditinjau dari tingkat kepadatan penduduk menunjukkan hasil sensus

tahun 1990 tingkat kepadatan penduduk sebesar 630,7 jiwa per Km², tahun 2000

naik menjadi 651,8 jiwa per Km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 650,8

jiwa per Km².

Penduduk menurut kelompok umur memberi gambaran tentang kejadian

demografis (Vertilitas, Mortalitas, dan Migrasi). Struktur penduduk Kabupaten

Lamongan menurut hasil Susenas 2010 menunjukkan bahwa presentase

penduduk lanjut usia (lansia) yaitu penduduk usia 65 tahun atau lebih rata-rata

mencapai 7,70%, usia 15-64 tahun sebesar 66,91%, dan usia 0-14 tahun sebesar

25,39%.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 17

Masyarakat Lamongan adalah masyarakat yang religius, Pemerintah

Kabupaten Lamongan sangat mendorong terciptanya pembangunan masyarakat

seutuhnya. Wujud dari dorongan pemerintah tersebut adalah dengan pendirian

tempat ibadah, banyaknya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Lamongan

serta banyaknya kegiatan-kegiatan agama yang berlangsung.

Sumberdaya manusia Kabupaten Lamongan dilihat berdasarkan mata

pencaharian masih unggul disektor pertanian, sekitar 55,84 persen penduduk

Kabupaten Lamongan bekerja disektor pertanian, kemudian disektor

perdagangan sebesar 18,01 persen, disektor jasa sebesar 10,35 persen, sektor

industri 9,49 persen dan sisanya disektor pertambangan, gas, listrik dan air

bersih, konstruksi, keuangan dan transportasi dan komunikasi.

Melihat perkembangan Kabupaten Lamongan dimasa yang akan datang

menunjukkan sektor industri akan semakin meningkat, hal ini akan

mempengaruhi sistem mata pencaharian masyarakat. Berkurangnya lahan

pertanian untuk pengembangan kawasan industri akan mengakibatkan terjadinya

peralihan mata pencaharian dari petani menjadi pekerja industri. Untuk

mengantisipasi hal tersebut diperlukan adanya pelatihan di bidang industri, agar

masyarakat dapat memperdalam pengetahuan tentang potensi besar yang dapat

dihasilkan oleh industri.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

- Tingkat Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,

pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan

kondisi lingkungan. Kemiskinan didefinisikan kondisi penduduk yang tidak

terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan yang bermartabat karena masyarakat mempunyai hak-hak dasar yang

sama dengan anggota masyarakat lainnya.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 18

Rumah tangga miskin di Kabupaten Lamongan pada kurun waktu tahun

2003 sampai 2006 mengalami kenaikan. Tercatat tahun 2003 jumlah rumah

tangga miskin 94.515 rumah tangga miskin, sedangkan tahun 2006 jumlah

rumah tangga miskin 111.809 rumah tangga miskin. Kemudian pada tahun 2008

mengalami penurunan menjadi 84.694 rumah tangga miskin.

Tabel 2.2.1Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM)

Per Kecamatan Tahun 2003, 2006 & 2008

Kode Kec Nama KecamatanRTM

2003 2006 2008

010 SUKORAME 1,258 1,539 843

020 BLULUK 1,799 1,995 1,101

030 NGIMBANG 3,087 3,511 2,474

040 SAMBENG 2,891 4,004 3,531

050 MANTUP 3,250 3,641 3,317

060 KEMBANGBAHU 4,111 4,588 3,700

070 SUGIO 5,090 6,061 3,804

080 KEDUNGPRING 5,349 5,777 4,423

090 MODO 3,076 3,931 3,670

100 BABAT 6,526 8,303 9,300

110 PUCUK 4,246 5,584 3,674

120 SUKODADI 4,016 5,018 4,122

130 LAMONGAN 2,611 2,714 2,413

140 TIKUNG 2,173 2,687 1,500

141 SARIREJO 2,460 2,859 1,424

150 DEKET 2,338 2,641 1,649

160 GLAGAH 3,093 3,537 2,554

170 KARANGBINANGUN 3,515 3,856 2,667

180 TURI 3,657 5,490 3,722

190 KALITENGAH 3,529 3,864 1,401

200 KARANGGENENG 3,281 3,633 3,060

210 SEKARAN 3,404 3,787 3,080

220 MADURAN 2,746 3,509 2,531

230 LAREN 4,656 5,864 4,418

240 SOLOKURO 2,791 2,987 2,350

250 PACIRAN 4,373 4,568 3,682

260 BRONDONG 5,189 5,861 4,284

JUMLAH 94,515 111,809 84,694

Sumber : BPS Prov Jatim (Buku Evaluasi Kerja PembangunanPemprov Jatim Th 2008)

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 19

- Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran di Kabupaten Lamongan setiap tahun terus

menurun secara signifikan. Hal ini bisa dilihat dari tabel 2.2.2 dimana jumlah

pengangguran pada tahun 2006 sebanyak 61.969 orang (9,12%), tahun 2007

mengalami penurunan menjadi 41.002 orang (6,31%). Tahun 2008 juga

mengalami penurunan menjadi 41.475 orang, tetapi pada tahun 2008 juga terjadi

peningkatan jumlah Angkatan Kerja sebesar 657.976 orang. Tahun 2009 jumlah

pengangguran sebesar 32.087 orang (4,92%) dan tahun 2010 jumlah

pengangguran sebesar 22.756 orang (3,62%).

Tabel 2.2.2Tingkat Pengangguran di Kabupaten Lamongan

Tahun 2006-2010

Tahun Pengangguran Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran

2006 61.969 679.677 9,12%

2007 41.002 649.878 6,31%

2008 41.475 657.976 6,30%

2009 32.087 652.322 4,92%

2010 22.756 628.623 3,62%

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

- Pemerataan Ekonomi

Sedangkan apabila diamati dari PDRB per-kapitanya, PDRB per-kapita

Kabupaten Lamongan terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lamongan

cukup baik. Peningkatan PDRB per-kapita Kabupaten Lamongan bisa dilihat

dari tabel berikut :BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 20

Tabel 2.2.3PDRB Per Kapita Kabupaten Lamongan

Tahun 2006-2011Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011*

PDRB Per

Kapita (Rp)5.903.278 6.717.968 7.673.292 8.706.666 9.986.061 10.954.705

Sumber : BPS Kabupaten Lamongan *angka estimasi

Pertumbuhan ekonomi Lamongan didorong oleh seluruh sektor yang ada

dan pada tahun 2011 Sektor Bangunan / Kontruksi mengalami memperoleh

pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 25,09%, disusul Sektor Jasa-jasa yang

dengan pertumbuhan sebesar 15,36 %.

Selanjutnya sektor Industri Pengolahan dengan pertumbuhan cukup

tinggi sebesar 8,75%. Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian juga

mengalami pertumbuhan sebesar 8,73%.

Sektor Pertanian, meskipun mengalami pertumbuhan 3,87 % tetapi

memiliki kontribusi sangat besar dalam struktur perekonomian Kabupaten

Lamongan, sehingga masih memiliki peranan penting dan strategis dalam

menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu enam tahun

terakhir memberikan indikasi bahwa kegiatan ekonomi di Lamongan terus

berlangsung dan semakin membaik.

Bila diukur dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

berdasarkan harga berlaku (ADHB), menunjukkan peningkatan sebesar 84,21 %

dimana pada Tahun 2006 PDRB sebesar Rp. 7.013.896.640.000,- meningkat

menjadi sebesar Rp. 12.920.440.000.000,- pada Tahun 2011. Sedangkan

berdasarkan harga konstan dengan tahun dasar 2000, PDRB Lamongan juga

menunjukkan peningkatan. Pada Tahun 2011 PDRB Kabupaten Lamongan

sebesar Rp 4.849.618.480.000,- meningkat menjadi sebesar Rp.

6.629.207.830.000,- pada Tahun 2011 atau tumbuh sebesar 36,69%.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 21

Tabel 2.2.4Perbandingan Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Lamongan Tahun 2006 & 2011( Juta Rupiah)

Lapangan UsahaADHB ADHK

2006 2011* 2006 2011* Pertanian 3.473.751,35 5.746.843,00 2.631.359,25 3.257.267,28

Pertambangan danPenggalian

16.440,42 26.176,51 7.990,10 9.762.,61

Industri Pengolahan 331.908,06 655.677,18 235.118,66 352.826,63

Listrik, Gas dan AirBersih

62.164,68 104.892,93 54.365,79 73.996,31

Bangunan/Konstruksi 217.275,12 320.942,71 136.460,37 199.119,99

Perdagangan, Hotel &Restoran

1.842.320,62 4.133.003,31 1.135.065,89 1.751.380,04

Pengangkutan danKomunikasi

129.178,18 272.200,28 78.336,58 117.526,02

Keuangan, Persewaan& Jasa Perusahaan

222.234,49 462.356,26 154.774,39 252.596,69

Jasa-Jasa 718.623,73 1.198.347,81 416.147,47 614.732,26

Jumlah 7.013.896,64 12.920.440,00 4.849.618,48 6.629.207,83

Sumber : BPS Kabupaten Lamongan *angka estimasi

Laju inflasi Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 sebesar 7,77%, tahun

2007 mengalami penurunan menjadi 6,89%, tahun 2008 kembali naik menjadi

8,76%. Pada tahun tahun 2009 sebesar kembali turun menjadi 4,24%, namun di

tahun 2010 naik sebesar 5,98%, dan pada tahun 2011 yang sementara

menggunakan angka estimasi inflasi turun menjadi 3,48% .

b. Fokus Kesejahteraan Sosial

- Angka Melek Huruf

Kemampuan membaca dan menulis tercermin dan angka melek huruf

yang didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang

dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Dari hasil Survey

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2010 telah diketahui, bahwa rata-rata

Angka Melek Huruf di Kabupaten Lamongan sebesar 87,43%. Sedangkan pada

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 22

tahun 2011 rata-rata Angka Melek Huruf di Kabupaten Lamongan sebesar

99,84% yang berarti masih terdapat 0,16% penduduk usia 15 tahun ke atas yang

buta huruf. Angka Melek Huruf tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun

2010 yang mencapai 87,43%.

Tabel 2.2.5Persentase Angka Buta Huruf dan Angka Melek Huruf

Penduduk Umur 15 tahun ke atasTahun 2006 - 2011

Tahun ABH (%) AMH (%)

2006 14,39 85,61

2007 13,40 86,60

2008 13,40 86,60

2009 13,03 86,97

2010 12,57 87,43

2011 0,16 99,84

Sumber : BPS Kabupaten Lamongan 2011

Dari tabel 2.2.5 diatas dapat deketahui, bahwa Angka Melek Huruf di

Kabupaten Lamongan selama periode lima tahun terakhir cenderung semakin

meningkat. Sebaliknya angka buta huruf menunjukkan perubahan yang semakin

menurun. Hal ini berarti sejalan dengan program wajib belajar 9 tahun yang

telah dicanangkan pemerintah dalam rangka memberantas buta huruf.

- Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Indikator yang digunakan untuk mengetahui rata-rata tingkat pendidikan

adalah melalui rata-rata lama sekolah / Mean Years of Schooling (MYS), yaitu

rata-rata jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk diseluruh jenjang

pendidikan formal yang pernah dijalani. Rata-rata lama sekolah dihitung

berdasarkan tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat /

kelas yang sedang/ pernah dijalani dan jenjang pendidikan yang ditamatkan.

Dari hasil Susenas tahun 2010 telah diketahui, bahwa rata-rata lama

sekolah penduduk Kabupaten Lamongan mencapai 7,12 tahun, mengalami

kenaikan dibanding tahun 2006 yang mencapai 6,76 tahun. Dan berdasarkan

angka proyeksi pada tahun 2011 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 23

Lamongan sebesar 8,71 per tahun.Untuk mendapatkan gambaran mengenai

perkembangan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2.6Rata-rata Lama Sekolah

Penduduk Usia 15 Tahun ke atasTahun 2006 – 2011

Tahun MYS (tahun)2006 6,762007 6,762008 7,142009 7,032010 7,122011 8,71

Sumber : BPS Kabupaten Lamongan

Dari tabel 2.2.6 di atas tampak bahwa rata-rata lama sekolah penduduk

Lamongan lima tahun terakhir setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Lamongan terhadap pentingnya

pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi semakin baik.

Dengan meningkatnya angka melek huruf dan angka rata-rata lama

sekolah tersebut, maka indeks pendidikan di Kabupaten Lamongan tahun 2011

juga mengalami kenaikan, yakni dari 72,10 pada tahun 2006 menjadi 81,57 pada

tahun 2011. Untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai perkembangan

indeks pendidikan di Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.2.7Perkembangan Indeks Pendidikan

Tahun 2006 – 2011Tahun Lamongan

2006 72,10

2007 72,76

2008 72,77

2009 73,61

2010 74,11

2011* 81,57

Sumber : BPS Kab. Lamongan *angka sementara

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 24

Dari tabel 2.2.7 diatas dapat diketahui, bahwa Indeks Pendidikan

Kabupaten Lamongan dari waktu ke waktu terus meningkat. Dilihat dari 3 aspek

tersebut, secara umum tingkat pendidikan masyarakat Lamongan relatif tinggi.

Dan untuk mendapatkan gambaran secara lebih detail terhadap kondisi

pendidikan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari beberapa indikator di

bawah ini, yakni : Angka Partsisipasi Kasar (APK), Angka Pendidikan yang

Ditamatkan, Angka Partisipasi Murni (APM), Agka Kelulusan (AL), dan

turunnya Angka Putus Sekolah (APS).

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan perbandingan jumlah siswa

pada tingkat pendidikan SD/SMP/SMA terhadap jumlah penduduk kelompok

usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu dan merupakan indikator

yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di

masing-masing jenjang pendidikan. Lebih lengkapnya dapat dilihat dari tabel

2.2.8 di bawah ini periode tahun 2006 sampai tahun 2011.

Tabel 2.2.8Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2006 - 2011

No Angka

Partisipasi

Kasar

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 117,35 116,05 117,36 115,80 115,20 113,98

2 SMP/MTs 110,65 112,41 112,43 112,93 120,54 125,81

3 SMA/SMK/MA 74,53 75,11 74,14 76,77 76,77 87,35

Sumber : Dinas Pendidikan

Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) merupakan presentase

jumlah penduduk baik yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi menurut

pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan. APT bermanfaat untuk menunjukkan

pencapaian pembangunan pendidikan di Lamongan dan juga berguna untuk

melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja , terutama untuk melihat

kealifikasi pendidikan angkatan kerja. Data APT tahun 2006 – 2011 dapat dilihat

pada tabel 2.2.9 berikut ini .

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 25

Tabel 2.2.9Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) Tahun 2006 - 2011

No Angka

Pendidikan yg

ditamatkan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 19,73% 20,26% 20,27% 19,31% 18,73% 18,60%

2 SMP/MTs 35,55% 33,26% 33,85% 35,35% 38,36% 43,10%

3 SMA/SMK/MA 20,22% 20,54% 20,48% 26,84% 21,87% 24,73%

Sumber : Dinas Pendidikan

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah presentase siswa dengan usia

yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang

sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat

pendidikan tertentu. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat data APM pada tabel

2.2.1 berikut ini.

Tabel 2.2.10Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2006 - 2011

No Angka Partisipasi

Murni

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI/Paket A 99,88 99,89 99,91 99,92 99,93 99,94

2 SMP/MTs/Paket B 84,69 84,71 84,82 84,83 90,01 90,02

3 SMA/SMK/MA/Paket C 53,30 52,40 53,79 53,81 60,01 60,46

Sumber : Dinas Pendidikan

Angka Putus Sekolah (APS) mencerminkan anak-anak usia sekolah yang

sudah tidak bersekolah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan

tertentu. Faktor penyebab utama putus sekolah diantaranya adalah kondisi

ekonomi dan keadaan geografis yang kurang menguntungkan. Data APS tahun

2006 – 2011 dapat dilihat dari tabel 2.2.11 dibawah ini.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 26

Tabel 2.2.11Angka Putus Sekolah (APS) tahun 2006 - 2011

No Angka Putus

Sekolah

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 0,17 0,09 0,09 0,02 0.01 0.01

2 SMP/MTs 1,23 0,85 0,68 0,08 0.08 0.07

3 SMA/SMK/MA 1,07 1,34 1,10 0,76 0.51 0.50

Sumber : Dinas Pendidikan

Angka Kelulusan (AL) adalah presentase jumlah lulusan pada jenjang

tertentu dibanding jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang tertentu pada tahun

ajaran sebelumnya. Semakin tinggi AL maka semakin baik dan idealnya sama

dengan 100 %. Hal ini berarti semua siswa berhasil lulus dari jenjang pendidikan

tersebut. Angka Kelulusan tahun 2006 – 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 2.2.12Angka Kelulusan (AL) Tahun 2006 - 2011

No Angka

Kelulusan

(AL)

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 99,99% 99,30% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

2 SMP/MTs 99,63% 99,31% 99,70% 99,74% 99,75% 100,00%

3 SMA/SMK/MA 99,68% 99,78% 99,60% 99,29% 99,30% 99,98%

Sumber : Dinas Pendidikan

Angka Melanjutkan (AM) adalah presentase jumlah lulusan yang

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Makin tinggi AM maka

semakin baik dan idealnya sama dengan 100 %. Hal ini berarti semua lulusan

dapat ditampung di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Angka Melanjutkan

tahun 2006 – 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 27

Tabel 2.2.13

Angka Melanjutkan (AM) Tahun 2006 – 2011

No Angka

Melanjutkan

(AM)

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI ke

SMP/MTs

98,43 98,45 98,46 102,08 100,21 99,96

2 SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA

77,40 85,27 85,28 89,32 91,95 91,97

Sumber : Dinas Pendidikan

- Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Angka Kelangsungan Hidup Bayi merupakan rasio antara jumlah kematian bayi

(berumur kurang dari 1 tahun) dengan jumlah kelahiran hidup per seribu

kelahiran dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Untuk melihat perkembangan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi sebagaimana pada tabel 2.2.14.

Tabel 2.2.14Angka Kelangsungan Hidup Bayi

NO IndikatorTahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Angka

Kelangsungan

Hidup Bayi

2,60 4,37 3,86 6,72 5,52 2,55

- Presentase Balita Gizi Buruk

Presentase Balita Gizi Buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi

buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat

badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.

Di Kabupaten Lamongan presentase balita gizi buruk dari tahun 2006 sampai

tahun 2010 turun menjadi 0,35 % dan pada tahun 2011 sebesar 1,35%

(menggunakan angka sementara).

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 28

Tabel 2.2.15Presentase Balita Gizi Buruk

NO IndikatorTahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Presentase Balita

Gizi Buruk

2,06% 1,95% 1,99% 2,17% 0,35% 1,35%

- Indeks Pembangunan Manusia

Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan tiga komponen

bidang pembangunan manusia yaitu komponen pendidikan, kesehatan dan

pendapatan diperoleh angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Lamongan tahun 2010 sebesar 69,63 mengalami kenaikan dibanding tahun 2006

yang mencapai 67,41.

Angka IPM berkisar antara 0 – 100. Angka IPM suatu daerah

memperlihatkan jarak yang harus ditempuh – shortfall – untuk mencapai nilai

maksimum yaitu 100. Angka ini dapat diperbandingkan antar daerah, sehingga

merupakan suatu tantangan bagi setiap daerah, untuk menemukan cara

mengurangi nilai shortfall.

Dilihat dari status pembangunan manusia, angka IPM dapat dibedakan

menjadi tiga kategori yaitu :

Tingkat pembangunan manusia menengah atas ( IPM 66,00 – 79,99 )

Tingkat pembangunan manusia menengah bawah ( IPM 50,00 – 65,99 )

Tingkat pembangunan manusia kategori rendah ( IPM kurang dari 50,00)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan tiga komponen

bidang pembangunan manusia yaitu komponen pendidikan, kesehatan dan

pendapatan diperoleh angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Lamongan tahun 2010 sebesar 69,63 termasuk kategori tingkat pembangunan

manusia menengah ke atas.BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 29

Tabel 2.2.16Perkembangan IHH, IP, PPP dan IPM

Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2011Tahun IHH IP PPP IPM

2006 70,83 72,10 59,29 67,41

2007 71,21 72,76 59,68 67,88

2008 71,41 72,77 60,82 68,33

2009 71,71 73,61 61,77 69,03

2010 71,98 74,11 62,79 69,63

2011 71,91 74,19 62,99 69,95Sumber : BPS Kabupaten Lamongan *angka sementara

Dari Tabel 2.2.16 di atas menunjukkan perkembangan Indeks

Pendidikan, Indeks Kesehatan, Indeks Paritas Daya Beli dan Indeks

Pembangunan Manusia, maka dapat disimpulkan rata-rata tingkat kesehatan

penduduk, pendidikan penduduk, daya beli masyarakat dan Indek Pembangunan

Manusia Kabupaten Lamongan selama periode empat tahun terakhir cenderung

semakin meningkat. Hal ini menunjukkan, bahwa pembangunan manusia di

Kabupaten Lamongan semakin baik dan berada pada tingkat pembangunan

manusia menengah atas.

- Ketahanan Pangan

Kondisi ketahanan pangan disamping dapat dilihat dari aspek

ketersediaan bahan pangan melalui data neraca bahan makanan, juga dapat

dilihat dari aspek kecukupan energi yang menunjukkan kondisi Pola Pangan

Harapan di suatu daerah.

Kondisi ketersediaan bahan pangan beserta konsumsinya pada tahun

2006 sampai dengan tahun 2010 dapat diketahui pada tabel Neraca Bahan

Makanan (NBM) berikut :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 30

Tabel 2.2.17Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2006-2011

No Komoditas2006 2007 2008

Ket Kons +/- Ket Kons +/- Ket Kons +/-

1 Beras 450.953 131.152 319.802 493.989 133.259 360.730 487.487 135.853 351.634

2 Jagung 220.029 8.952 211.077 245.669 9.096 236.573 282.966 9.273 273.693

3 Ubi Jalar 776 2.975 -2.199 1.181 3.023 -1.842 121 3.081 -2.961

4 Ubi Kayu 33.748 16.625 17.123 32.739 16.892 15.847 30.144 17.221 12.923

5 Tebu 141.161 13.066 128.094 154.365 13.276 141.088 143.619 13.535 130.084

6 Kacang Tanah 6.163 973 5.190 6.588 989 5.599 7.908 1.008 6.900

7 Kacang Hijau 7.343 681 6.662 8.110 692 7.417 8.184 706 7.479

8 Kedelai 26.240 14.637 11.603 16.978 14.872 2.106 21.725 15.162 6.563

9 Daging 5.276 3.753 1.523 5.276 3.813 1.462 6.091 3.888 2.203

10 Telur 359 7.534 -7.175 359 7.655 -7.296 2.625 7.804 -5.180

11 Ikan 56.333 19.767 36.566 61.586 20.084 41.502 81.214 20.475 60.739

No Komoditas2009 2010 2011

Ket Kons +/- Ket Kons +/- Ket Kons +/-

1 Beras 518.864 139.456 379.409 498.420 111.244 387.176 393.421 142.370 251.051

2 Jagung 297.279 9.519 287.760 247.480 7.593 239.887 231.761 11.426 220.336

3 Ubi Jalar 569 3.163 -2.594 543 2.523 -1.980 838 2.706 -1.868

4 Ubi Kayu 40.700 17.678 23.022 34.317 14.102 20.216 42.783 23.302 19.481

5 Tebu 247.138 13.894 233.244 144.679 11.083 133.596 28.052 16.302 11.966

6 Kacang Tanah 8.577 1.035 7.542 10.081 825 9.256 13.062 1.052 12.010

7 Kacang Hijau 8.541 724 7.817 5.874 578 5.296 7.550 601 6.948

8 Kedelai 28.329 15.564 12.765 29.112 12.415 16.697 246.370 15.034 231.336

9 Daging 3.807 3.991 -183 4.226 3.183 1.042 15.540 7.367 8.174

10 Telur 5.709 8.011 -2.302 1.887 6.390 -4.504 19.198 8.118 11.080

11 Ikan 82.905 21.018 61.887 84.618 16.766 67.852 91.734 21.198 70.537

Sumber : Kantor Ketahanan Pangan

Keterangan : - Ket = Ketersediaan

- Kons = Konsumsi

- +/- = Surplus / Minus

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 31

Tabel 2.2.18Skor PPH Kabupaten LamonganTahun 2006

NoKelompok

Bahan Pangan

Standar 2006

Gr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPHGr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPH

1 Padi-padian 275 1000 50 25,0 384 1.394 69,7 25,0

2 Umbi-umbian 100 120 6 2,5 24 29 1,5 0,8

3 Pangan Hewani 150 240 12 24,0 98 157 7,9 15,8

4Lemak &Minyak

20 200 10 5,0 24 240 12,0 5,0

5Buah/bijiberminyak 10 60 3 1,0 12 72 3,6 1,5

6Kacang-kacangan

35 100 5 10,0 31 90 4,5 9,0

7 Gula 30 100 5 2,5 49 163 8,2 2,5

8 Sayur & Buah 250 120 6 30,0 96 46 2,3 11,5

9 Lainnya 0 60 3 0,0 0 0 0,0 0,0

Jumlah 870 2000 100 100,0 718 2.191 109,6 71,1

Sumber : Kantor Katahanan Pangan

Skor PPH Kabupaten Lamongan Tahun 2007-2008

NoKelompok

Bahan Pangan

2007 2008

Gr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPHGr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPH

1 Padi-padian 380 1.379 69,0 25,0 368 1.336 66,8 25,0

2 Umbi-umbian 28 33 1,7 0,9 26 31 1,6 0,8

3 Pangan Hewani 95 152 7,6 15,2 94 150 7,5 15,0

4Lemak &Minyak

22 219 11,0 5,2 22 220 11,0 5,0

5Buah/bijiberminyak

10 59 3,0 1,5 9 54 2,7 1,4

6Kacang-kacangan

30 86 4,3 8,6 32 93 4,7 9,4

7 Gula 41 138 6,9 2,5 34 113 5,7 2,5

8 Sayur & Buah 138 66 3,3 16,5 125 60 3,0 15,0

9 Lainnya 0 0 0,0 0,0 0 0 0,0 0,0

Jumlah 744,0 2.132 106,6 75,2 710 2.057 102,9 74,1

Sumber : Kantor Katahanan Pangan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 32

Skor PPH Kabupaten Lamongan Tahun 2009-2010

NoKelompok

Bahan Pangan

2009 2010

Gr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPHGr/Kap/Hari

Energi(Kkal)

% AKE PPH

1 Padi-padian 346 1.256 62,8 25,0 281 1.020 51,0 25,0

2 Umbi-umbian 39 47 2,4 1,2 22 27 1,3 0,7

3 Pangan Hewani 102 163 8,2 16,4 136 218 10,9 21,8

4Lemak &Minyak

20 200 10,0 5,0 39 381 19,0 5,0

5Buah/bijiberminyak

10 60 3,0 1,5 4 21 1,1 0,5

6Kacang-kacangan

34 98 4,9 9,8 30 87 4,4 8,7

7 Gula 32 107 5,4 2,5 19 64 3,2 1,6

8 Sayur & Buah 165 79 4,0 20,0 192 92 4,6 23,1

9 Lainnya 0 0 0,0 0,0 0 35 1,7 0,0

Jumlah 748 2.010 100,5 81,4 723 1.945 97,3 86,4

Sumber : Kantor Katahanan Pangan

c. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga

Keragaman dan kekayaan budaya Lamongan secara historis terbagi

menjadi 2 (dua) wilayah sesuai karakteristik nudaya dan kesenian, yaitu :

a. Wilayah selatan yang kental dengan budaya jawa (Majapahit).

b. Wilayah utara yang sangat dominan dan monumental dengan budaya Islam

(Budaya Pesisir).

Adanya perbedaan kondisi budaya tersebut melahirkan aneka seni

budaya jawa di kawasan selatan seperti wayang kulit, lindur, sandur, ketoprak,

tayub, kepang dor dan sebagainya. Sedangkan di kawasan utara yang diilhami

oleh kesenian dan budaya Islam antara lain, sampro, seni hadrah, jidor,

sholawatan, kentrung, pencak silat, qasidah dan sebagainya.

Terdapat 188 kelompok seni dan 4 padepokan seni di Kabupaten

Lamongan, satu padepokan seni dan budaya telah mengikuti dan berprestasi di

festival seni tingkat nasional, serta terdapat 14 cagar budaya yang dilindungi dari

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 33

61 cagar budaya yang ada.Budaya tersebut perlu dilestarikan dan dikembangkan

sebagai upaya untuk menyatukan dan memperkokoh budaya bangsa.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan berupaya membina pemuda

secara individu maupun kelompok melalui pelayanan, penyadaran,

pemberdayaan, pengembangan, koordinasi dan kemitraan. Jumlah pemuda

berprestasi dalam bidang olahraga di Kabupaten Lamongan sampai dengan

tahun 2010 sebesar 1.14%.

Di tingkat Nasional pada Kejurnas 2006, Kabupaten Lamongan meraih

Juara II untuk cabor atletik Lari 200 m dan Juara III untuk cabor catur. Di

tingkat Propinsi pada tahun yang sama Lamongan berhasil merebut Juara I pada

cabor gulat. Pada even POR SD tingkat Propinsi di tahun 2007, Lamongan

berhasil meraih Juara I, II dan III pada cabor panahan. Cabor panahan, panjat

tebing dan gulat merupakan cabor yang paling sering mendapatkan penghargaan.

Pada tahun 2008 cabor panahan berhasil mendapatkan 43 penghargaan baik

tingkat Propinsi maupun Nasional yaitu di kejuaraan POPDA, PON XVII dan

Kejurnas. Cabor gulat memperoleh 23 penghargaan di even POPDA dan

Kejurda. Selain prestasi diatas, prestasi membanggakan lainnya antara lain :

1. Pada tahun 2008 meraih Juara 2 Tingkat Nasional untuk kategori Pemuda

Pelopor bidang Teknologi Tepat Guna.

2. Tahun 2009 berhasil meraih Juara 2 tingkat Propinsi pada kategori Pemuda

Pelopor bidang Kewirausahaan dan Juara 2 bidang Pariwisata dan Seni

Budaya.

3. Tahun 2010, Pertukaran Bhakti Pemuda antar Propinsi mewakili Jawa

Timur.

4. Tahun 2011, meraih 9 medali emaspada Kejuaraan Nasional cabang panjat

tebing.

Dari aspek kehidupan beragama, kesadaran melakukan ibadah

keagamaan telah berkembang dengan baik. Hal ini antara lain didukung oleh

menguatnya kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun

harmonisasi sosial dan hubungan intern dan antar umat beragama guna

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 34

menciptakan rasa aman, damai dan saling menghargai di antara umat beragama.

Sampai dengan tahun 2010, agama Islam merupakan agama dengan jumlah

pemeluk terbesar yaitu sebesar 1.495.395 orang (99,7%). Berikutnya pemeluk

Kristen Katolik sebesar 3.414 orang (0,23%), Kristen Protestan 680 orang

(0,05%), Hindu 350 orang (0,02%), dan Budha 312 orang (0,01%).

Tabel 2.2.19Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tahun 2010

Agama Jumlah Prosentasi

Islam 1.495.395 99,695%

Kristen Katolik 3.414 0,228%

Kristen Protestan 680 0,045%

Hindu 350 0,023%

Budha 132 0,009%

TOTAL 1.499.971 100%

Sumber : Departemen Agama Kab. Lamongan

Sedangkan perkembangan tempat ibadah selama kurun waktu tahun

2006-2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2.20Sarana Ibadah

No. Tempat IbadahBanyaknya

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Masjid 1618 1618 1633 1633 1633 1696

2 Langgar 274 274 299 299 299 340

3 Musholla 3763 3763 3813 3813 3813 4119

4 Gereja 11 11 11 12 12 12

5 Pura 2 2 2 2 2 2

6 Pondok Pesantren 258 258 258 258 273 301

Jumlah 5926 5926 6016 6017 6032 6470

Sumber : Bagian Kesmasy Sekretariat Daerah Kab. Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 35

2.3 Aspek Pelayanan Umum

a. Kondisi Pendidikan

Berdasarkan kondisi tahun 2007 jumlah penduduk penyandang buta

aksara berusia 10 – 44 tahun berjumlah 6.467 orang, dari semuanya telah tuntas

dilakukan pemberantasan. Sedangkan penyandang buta aksara usia 45 s/d 65

tahun keatas 23.258 orang, terhadap permasalahan ini pemerintah pusat, propinsi

dan daerah secara bertahap berupaya melakukan pemberantasan buta huruf

melalui Program Keaksaraan Fungsional (KF) dengan melibatkan lembaga lain.

Hasil perkembangannya penyandang Buta Aksara Tahun 2010 menjadi 10.164

orang dan pada tahun 2011 berkurang menjadi 1.733 orang.

Sebagaimana diamanatkan Amandemen Undang-undang Dasar 1945

Pasal 31 ayat (2) : “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya“, Dengan demikian pemerintah wajib

menyiapkan segala prasarana dan sarana, namun hambatannya adalah kondisi

prasarana gedung SDN di Kabupaten Lamongan kurang baik. Dari 616 gedung

SD, yang kondisinya baik 2.231 ruang kelas. Upaya rehabilitasi selalu dilakukan

setiap tahun, namun karena dana pemeliharaan yang terbatas, dilain pihak

tingkat kerusakannya sudah parah maka kondisi gedung SD tidak banyak

berubah. Oleh karena itu perlu kiranya memprioritaskan penanganan rehabilitasi

gedung SD secara tuntas.Selama periode 6 tahun (2006-2011) keberadaan sarana

dan prasarana pendidikan (Lembaga) untuk jenjang pendidikan SD/MI terus

mengalami penurunan dengan adanya Regrouping rata-rata sebesar 1,82%,

untuk jenjang SMP/MTs mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1,81% dan untuk

jenjang SMA/SMK/MA mengalami kenaikan rata – rata sebesar 2,87% dan

untuk jenjang Perguruan Tinggi relatif stabil.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 36

Tabel 2.3.1Lembaga Pendidikan

NoJenjang

PendidikanJumlah Lembaga

2006 2007 2008 2009 2010 20111 SD/MI 1258 1252 1167 1150 1164 1171

2 SLTP/MTs 289 296 308 308 310 316

3 SMU/MA 133 135 139 140 140 140

4 SMK 40 45 55 55 56 59

5 PT 10 11 12 12 12 12

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan

Selanjutnya untuk mengetahui kondisi sarana pendidikan di Kaupaten

Lamongan terlihat pada kondisi gedung sekolah dalam kondisi baik dari tingkat

pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA dan untuk lebih lanjut

sebagaimana tabel 2.3.2

Tabel 2.3.2Fasilitas Pendidikan

NOTingkat

Pendidikan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 GedungSD/MI

kondisi baik

1.580 1.664 1.752 1.807 2.008 2.231

2 Gedung

SMP/MTs

kondisi baik

1.761 1.622 1.754 1.680 1.676 1.621

3 Gedung

SMA/SMK/MA

kondisi baik

1.391 1.371 1.191 1.249 1.242 1.377

b. Rasio Murid/Guru, Rasio Siswa/Sekolah. Rasio Siswa/Kelas, dan Rasio

Kelas/Guru dan Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio Murid/Guru untuk jenjang pendidikan mulai dari Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/MTS, SMA/SMK/MA dapat diketahui pada

tabel berikut :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 37

Tabel 2.3.3Rasio Murid/Guru

Periode Tahun 2006-2011

NOTingkat

Pendidikan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 11 10 10 10 9 9

2 SMP/MTs 10 9 10 10 8 8

3 SMA/SMK/MA 9 9 9 8 9 8

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lamongan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rasio Murid/Guru untuk

semua jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA menunjukkan

bahwa ketersediaan guru di Kabupaten Lamongan sudah cukup baik karena 1

orang guru berbanding dengan sekitar 8-11 orang murid.

Adapun kondisi rasio Murid/Sekolah di Kabupaten Lamongan pada

tahun 2006-2011 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3.4Rasio Murid/Sekolah

Tahun 2006-2011

NO TingkatPendidikan

Tahun2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 106 105 110 107 105 103

2 SMP/MTs 220 220 212 209 203 189

3 SMA/SMK/MA 244 244 242 251 268 258

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lamongan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rasio Murid/Sekolah

untuk jenjang pendidikan SD/MI paling kecil pada tahun 2011 sebesar 103.

SMP/MTs rasio murid/sekolah paling kecil dimana satu sekolah mempunyai 189

orang murid pada tahun 2011. Sedangkan rasio yang tertinggi pada tahun 2010

terdapat pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA dimana satu sekolah

mempunyai 268 orang murid.

Sedangkan perkembangan Rasio Murid/Kelas pada tahun 2006-2011

adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 38

Tabel 2.3.5Rasio Murid/KelasTahun 2006-2011

NOTingkat

Pendidikan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 17 17 16 17 16 16

2 SMP/MTs 37 37 37 29 30 30

3 SMA/SMK/MA 36 34 36 31 34 32

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lamongan

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rasio Murid/Kelas untuk

jenjang pendidikan SD/MI yang paling kecil dimana satu kelas mempunyai 16

orang murid pada tahun 2008, 2010, dan 2011. Sedangkan rasio tertinggi pada

tahun 2006 dan 2008 terdapat pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA dimana

terdapat 36 orang murid dalam satu kelas.

Sementara itu untuk perkembangan Rasio Kelas/Guru selama kurun

waktu tahun 2006-2011 dapat diketahui dari tabel berikut :

Tabel 2.3.6Rasio Kelas/GuruTahun 2006-2011

NOTingkat

Pendidikan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 0,64 0,59 0,59 0,58 0,53 0,51

2 SMP/MTs 0,26 0,26 0,24 0,28 0,28 0,26

3 SMA/SMK/MA 0,24 0,26 0,24 0,26 0,26 0,25

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Lamongan

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata pada jenjang tingkat

pendidikan untuk setiap ruang kelas terhadap ketersediaan tenaga pengajar lebih

dari 2 guru.

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan

dasar terhadap jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini untuk

mengetahui kemampuan menampung semua penduduk usia pendidikan dasar.

Rasio keersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah sebagaimana tabel

2.3.7

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 39

Tabel 2.3.7Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah

No Rasio

Ketersediaan

Sekolah/Penduduk

Usia Sekolah

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 SD/MI 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,011

2 SMP/MTs 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Sumber : Dinas Pendidikan

Perhatian dan peran serta masyarakat terhadap Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) semakin menggembirakan. Perkembangan ini tentu tidak lepas

dari dukungan berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan PAUD di

Kabupaten Lamongan. Peningkatan kualitas layanan PAUD diupayakan melalui

berbagai kegiatan antara lain peningkatan mutu pendidikan dan penguatan

kelembagaan. Sampai dengan tahun 2011 PAUD di Kabupaten Lamongan

menunjukkan adanya peningkatan terhadap jumlah murid, lembaga, dan jumlah

guru. Hal ini dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 2.3.8Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2001 - 2011

No Pendidikan Anak

Usia Dini

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Murid 12.195 13.985 14.985 19.380 19.930 20.959

2 Lembaga 619 767 828 933 1.017 1.021

3 Guru 1.438 1.807 2.050 2.361 2.619 2.752

Sumber : Dinas Pendidikan

c. Kondisi Kesehatan

Pembangunan dibidang kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi

setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum. Kesehatan adalah investasi yang mengandung

makna bahwa kesehatan adalah kekayaan dan anugerah yang patut disyukuri,

dijaga, dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 40

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Lamongan telah dilaksanakan

melalui program-program Pelayanan Kesehatan dan Upaya Kesehatan Rujukan,

Kesehatan Keluarga, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan

Lingkungan Permukiman, Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, Farmasi,

Makanan dan Minuman, dan Sumber Daya Kesehatan.

Untuk menunjang pelayanan di Bidang Kesehatan, Kabupaten

Lamongan telah melengkapi sarana dan prasarana antara lain : Pusling sebanyak

44 unit, Puskesmas 33 unit, Puskesmas Pembantu 108 unit, Polindes 403 unit,

Posyandu 1.732 unit. Sumber Daya Manusia Kesehatan yang tersedia adalah:

Bidan di desa sebanyak 401 bidan, Tenaga Medis sebanyak 353 orang,

Paramedis Perawatan 1.375 orang, Non Paramedis Perawatan 389 orang dan

Non Perawatan 832 orang, serta didukung oleh Tenaga Kader Kesehatan

sebanyak 5.763 orang, Rumah Sakit Swasta 4 unit dan Rumah Sakit Daerah

sebanyak 2 unit yakni RSUD Dr. Soegiri & RSUD Ngimbang, Balai Pengobatan

35 unit, Rumah Bersalin 3 unit, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) 3 unit

dan Apotik sebanyak 53 unit.

Puskesmas sebagai pelayan kesehatan terdepan pada tahun 2011 mampu

melayani 1.396.418 orang, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan yang

dilakukan Rumah Sakit Umum pada tahun 2011 sebanyak 73.438 orang,

peningkatan jumlah kapasitas pelayanan ini disebabkan karena semakin

bertambahnya poli pelayanan dan penambahan dokter spesialis.

Tabel 2.3.9Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Banyaknya (Th 2011)

1. Rumah Sakit 6

2. Rumah Bersalin -

3. Balai Pengobatan 35

4. BKIA 12

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 41

Selanjutnya untuk tingkat pelayanan kesehatan dapat dijelaskan sebagai

berikut. Untuk rasio posyandu per satuan balita pada tahun 2006 sebesar 18,61

dan sampai tahun 2011 naik menjadi 18,75. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu

per satuan penduduk dari tahun 2006 naik 0,03 menjadi 0,16 di tahun 2011.

Untuk rasio rumah sakit per satuan penduduk hanya mengalami peningkatan

sebesar 0,001 dari tahun 2006 sampai 2011 menjadi 0,005. Rasio dokter per

satuan penduduk selalu meningkat dari tahun 2006 sampai tahun 2011, begitu

pula rasio tenaga medis per satuan penduduk hingga mencapai 0,19.

Untuk cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008

telah mencapai 100%. Cakupam pertolongan persalinan oleh nakes yang

memiliki kompetensi kebidanan naik 8,46% dari tahun 2006 sampai tahun 2011

menjadi 96,60%. Sedangkan cakupan Desa/Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI) turun dari tahun 2006 sebesar 99,16% menjadi 89,24% di tahun

2011. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan dan cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit DBD telah 100% ditangani sejak tahun 2006. Cakupan

penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA di tahun 2006 sebsar 63,85%

dan menjadi 70,14% di tahun 2011. Sedangkan cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasian maskin berfluktuatif yang menurun di tahun 2008 menjadi 0,97% dan meningkat

menjadi 1,44% di tahun 2011. Begitu pula dengan cakupan kunjungan bayi juga

mengalami fluktuasi hingga tahun 2011 menjadi 98,82%. Cakupan puskesmas dan

cakupan pembantu puskesmas dari tahun 2006 tidak mengalami perubahan dari tahun

2006 sampai 2011 masing-masing sebesar 122,22% dan 22,78%. Data selengkapnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.3.10Indikator Kesehatan Tahun 2006-2011

NO IndikatorTahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Rasio Posyandu per Satuan

Balita

18,61 17,11 17,37 21,15 19,64 18,75

2 Rasio Puskesmas, Poliklinik,

Pustu per Satuan Penduduk

0,13 0,14 0,14 0,14 0,16 0,16

3 Rasio Rumah Sakit per

Satuan Penduduk

0,004 0,004 0,004 0,004 0,005 0,005

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 42

NO Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 2011

4 Rasio Dokter per Satuan

Penduduk

0,12 0,13 0,14 0,28 0,19 0,19

5 Rasio Tenaga Medis per

Satuan Penduduk

0,12 0,13 0,14 0,28 0,19 0,19

6 Cakupan Komplikasi

Kebidanan yang Ditangani

60,21% 92,65% 100,00

%

100,00

%

100,00

%

100,00

%

7 Cakupan Pertolongan

Persalinan oleh Nakes yg

Memiliki Kompetensi

Kebidanan

88,14% 91,11% 92,38% 95,50% 96,52% 96,60%

8 Cakupan Desa/Kelurahan

Universal Child

Immunization (UCI)

99,16% 93,88% 88,82% 88,82% 89,03% 89,24%

9 Cakupan Balita Gizi Buruk

Mendapat Perawatan

100,00

%

100,00% 100,00

%

100,00

%

100,00

%

100,00

%

10 Cakupan Penemuan dan

Penanganan Penderita

Penyakit TBC BTA

63,85% 88,01% 99,76% 97,59% 70,00% 70,14%

11 Cakupan Penemuan dan

Penanganan Penderita

Penyakit DBD

100,00

%

100,00% 100,00

%

100,00

%

100,00

%

100,00

%

12 Cakupan Pelayanan

Kesehatan Rujukan Pasian

Maskin

1,54% 1,48% 0,97% 1,19% 1,42% 1,44%

13 Cakupan Kunjungan Bayi 99,81% 92,73% 97,23% 96,98% 98,80% 98,82%

14 Cakupan Puskesmas 122,22

%

122,22% 122,22

%

122,22

%

122,22

%

122,22

%

15 Cakupan Pembantu

Puskesmas

22,78% 22,78% 22,78% 22,78% 22,78% 22,78%BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 43

d. Produktivitas Pertanian

Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar pada PDRB Kabupaten

Lamongan yang hampir mencapai 50%. Enam (6) komoditi pertanian yang

mempunyai produktivitas terbesar di Kabupaten Lamongan yaitu padi dengan

produktivitas sebesar 53,09 kw/ha, jagung dengan 54,60 kw/ha, kedelai 13,34

kw/ha, kacang tanah 13,39 kw/ha, kacang hijau 13,24 dan yang terakhir adalah

komoditi ubi kayu dengan produktivitas sebesar 162,5 kw/ha

Tabel 2.3.11Produktivitas Komoditi Pertanian Tahun 2011

Komoditi Produktivitas (kw/ha)

Padi 53,09

Jagung 54,60

Kedelai 13,34

Kacang Tanah 13,39

Kacang Hijau 13,24

Ubi Kayu 162,5

e. Perkembangan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis

Isu pemanansan global sudah dapat dirasakan sehingga untuk

meminimalisisr akibatnya perlu dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

termasuk di Kabupaten Lamongan. Dilihat dari perkembangan data dibawah ini

dapat dilihat bahwa setiap tahunnya ada peningkatan jumlah lahan yang

ditangani sehingga di tahun 2011 jumlah area lahan kritis yang tersisa adalah

6.451,17 Ha.

Tabel 2.3.12Penanggulangan Lahan Kritis

No IndikatorTahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1Lahan yang

ditangani (Ha)1.837,56 2.000,15 1.077,95 871,8 642,51 375

2Lahan Kritis

(Ha)12.508,99 9.418,58 8.340,48 7.468,68 6.826,17 6.451,17

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 44

f. Perkembangan Koperasi, UMKM,Industri, dan Investasi

Koperasi sebagai salah satu unsur lembaga ekonomi masyarakat

memiliki spektrum dan akses pemberdayaan terhadap masyarakat pedesaan,

maka koperasi di daerah dituntut adanya restrukturisasi, revitalisasi dan upaya

partisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah. Adapun sasaran utama

pengembangan koperasi adalah terwujudnya peningkatan struktur permodalan

yang kokoh dan sehat sehingga mampu meningkatkan akses kepada sumber-

sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun Keragaan Koperasi

di Kabupaten Lamongan selama enam tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3.13Data Keragaan Koperasi di Kabupaten Lamongan

Tahun 2006 s/d 2011

Uraian Set 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jml Koperasi Kop. 379 407 468 647 1.006 1.048

Jml Anggota Org. 145.200 144.469 137.217 137.439 153.912 16.303

Jml Manajer Org. 35 66 76 64 64 64

JmlKaryawan

Org. 4.356 7.375 7.454 3.092 6.494 7.143

Jml Pengurus Org. 1.094 1.119 1.304 1.775 4.444 4.888

RAT Kop. 172 199 215 185 219 240

Modal Sendiri Rp. 000 61.723.392 96.635.459 106.718.103 127.298.421 132.884.608 146.173.068

Modal Luar Rp. 000 111.083.746 166.491.010 182.824.138 250.198.406 280.684.073 508.752.480

Volume Usaha Rp. 000 250.056.577 458.198.644 544.481.905 549.923.586 578.196.381 636.016.019

SHU Rp. 000 5.928.878 8.446.174 8.927.981 12.406.190 14.081.019 15.489.120

Sumber : Dinas Kopindag Kabupaten Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 45

Sementara itu kondisi UMKM di Kabupaten Lamongan pada tahun

2008-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3.14UMKM di Kabupaten Lamongan

Tahun 2008-2011

TAHUNUMKM PEDAGANG UMKM INDUSTRI

SEDANG KECIL MIKRO TOTAL SEDANG KECIL MIKRO TOTAL

2008 319 2.751 11.750 14.820 5 355 11.432 11.792

2009 339 3.761 12.990 17.990 10 375 11.887 12.272

2010 594 4.768 13.001 18.363 15 400 12.337 12.752

2011 642 4.816 19.251 24.709 20 430 12.799 13.252

Sumber : Dinas Kopindag Kabupaten Lamongan

Dalam konstelasi perindustrian dan perdagangan di era otonomi daerah

menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian daerah untuk semakin tumbuh

dan berkembang secara mandiri sekaligus melebur dalam era globalisasi yang

menekankan adanya peluang dan kompetisi dalam memenangkan pasar. Kondisi

perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Lamongan masih dominan

diarahkan pada pengembangan industrialisasi pedesaan. Perkembangan industri

berdasarkan unit usaha dan penyerapan tenaga kerja serta nilai investasi selama

enam tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3.15Perkembangan Bidang Industri Berdasarkan Unit Usaha,

Penyerapan Tenaga Kerja Dan Nilai InvestasiTahun 2006 s/d 2011

TahunUnit Usaha Tenaga Kerja Investasi ( Rp.000 )

FormalNon

FormalFormal

NonFormal

Formal Non Formal

2006 305 10.522 5.428 12.191 35.880.670 22.575.115

2007 325 10.977 5.928 12.226 42.560.100 24.030.200

2008 355 11.432 6.530 12.262 50.750.250 25.441.320

2009 325 11.887 7.025 12.302 57.960.620 26.881.264

2010 400 12.337 7.526 12.337 62.430.000 27.419.233

2011 430 12.799 7.720 12.369 66.800.000 29.338.579

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 46

Di era globalisasi dan otonomi daerah sekarang ini, kita dituntut untuk

lebih kompetitif guna menyongsong perdagangan bebas. Termasuk di dalamnya

kegiatan investasi yang sangat ketat persaingannya. Menghadapi hal tersebut

Pemerintah Daerah diwajibkan melakukan regulasi melalui kebijakan–kebijakan

yang terfokus pada upaya untuk memacu pertumbuhan investasi sehingga dapat

menyerap tenaga kerja yang lebih besar. Selain itu, daerah harus memiliki dan

menyediakan pelayanan penunjang untuk menarik investor agar dapat

berinvestasi pada suatu daerah. Dalam kurun waktu 2006 s/d 2011 terdapat

beberapa investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Lamongan,

diantaranya PT. Lamongan Integrated Shore Base (LIS), PT. Dok Pantai

Lamongan, PT. QL Hasil Laut, dan PT. Sorini Agro Asia Corporindo TBK.

Berikut data perkembangan investasi di Kabupaten Lamongan :

Tabel 2.3.16Perkembangan Investasi di Kabupaten Lamongan

Perkembangan investasi daerah di Kabupaten Lamongan sampai tahun

2011 sebesar 805,154 Milyar naik dari tahun 2010 sebesar 633,304 Milyar.

Begitu juga dengan investasi berskala nasional, Kabupaten Lamongan melonjak

tajam dari 88,504 Milyar tahun 2006 naik menjadi 3.043,627 Milyar di tahun

UraianTahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Investasi Daerah(Milyar)

383,050 354,461 745,452 782,310 633,304 805,154

Nilau InvestasiBerskala Nasional(Milyar)

88,504 7.974,600 798,430 512,036 161,551 3.043,627

Investor BerskalaNasional

3 4 9 2 15 18

Rasio Daya SerapTenaga Kerja

109,0 265,0 12,3 45,0 14,2 725,6

Kenaikan/PenurunanNilai RealisasiPMDN

9.327% 8.910% -89.99% -35,87% -57,26% 1.784%

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 47

2011 dengan rasio data seraptenaga kerja sebanyak 725,6 yang kenaikan nilai

realisasi PMDN sebesar 1.784%.

g. Perkembangan PDRB

Produk Domestik Bruto Kabupaten Lamongan jika ditinjau dari sembilan (9)

sektor, maka berdasar Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Angka

Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar

di tahun 2011 yaitu sebesar 44,48% dan 49,14%. Kontribusi PDRB terbesar

kedua disumbang oleh sektor Perdagangan, Hotel & Jasa sebesar 31,99% dan

26,42%. Selanjutnya sektor jasa yang masing-masing 9,27% memberikan

kontribusi terbesar ketiga pada PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2011 disusul

dengan sektor Industri Pengolahan; Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan;

Bagunan / Kontruksi; Pengangkutan & Komunikasi; Listrik, Gas & Air Bersih;

dan terakhir adalah sektor Pertambangan & Penggalian.

Tabel 2.3.17

Kontribusi PDRB

Lapangan Usaha ADHB ADHK Pertanian 44,48% 49,14%

Pertambangan dan Penggalian 0,20% 0,15%

Industri Pengolahan 5,07% 5,32%

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,81% 1,12%

Bangunan/Konstruksi 2,48% 3,00%

Perdagangan, Hotel & Restoran 31,99% 26,42%

Pengangkutan dan Komunikasi 2,11% 1,77%

Keuangan, Persewaan & JasaPerusahaan

3,58% 3,81%

Jasa-Jasa 9,27% 9,27%

*angka estimasi

h. Penyelenggaraan Pemerintahan

1) Aparatur

Penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk lebih meningkatkan mutu

pelayanan kepada masyarakat, untuk itu peningkatan kemampuan dan

profesionalisme aparatur, baik secara teknik maupun manajerial, mutlak

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 48

diperlukan. Kondisi kepegawaian sebagai sumber daya manusia yang bekerja

di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lamongan menurut jabatan

dalam kurun waktu 6 (enam) tahun (2006-2011) terakhir sebagaimana terlihat

pada tabel 2.3.18.

Tabel 2.3.18Jumlah Banyaknya PNS/CPNS Menurut Jabatan

di Instansi Otonom Kabupaten LamonganTahun 2006-2011

Tahun Staf FungsionalEselon

IVEselon

IIIEselon

II Jumlah

2006 2.271 7.561 640 132 22 10.6262007 2.306 7.665 603 129 23 10.7262008 3.565 7.879 635 137 25 12.2412009 3.392 8.268 622 159 24 12.4652010 2.981 8.942 679 184 27 12.8132011 3.002 8.816 695 194 30 12.737

Sumber : BKD Kabupaten Lamongan

Latar belakang pendidikan bervariasi dari tingkat pendidikan SD sampai

dengan S3 baik lulusan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dilihat dari

tingkat pendidikan, rata-rata dalam 6 tahun terakhir sebagian besar tamatan

D4/S1 yaitu sebanyak 7.835 orang atau 61,51% dari total jumlah PNS/CPNS

di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011.

Tabel 2.3.19Banyaknya PNS/CPNS Menurut Tingkat Pendidikan

di Instansi Otonom Kabupaten LamonganTahun 2006 - 2011

TahunSD/

SetaraSLTP SLTA D1/D2/D3 D4/S1

S2 ke

AtasJumlah

2006 270 343 2.619 2.215 4.693 486 10.626

2007 304 368 3.040 2.064 4.568 382 10.726

2008 260 346 3.214 3.581 4.321 519 12.241

2009 261 358 3.275 3.651 4.336 584 12.465

2010 187 385 1.906 1.702 7.551 1.082 12.813

2011 147 286 1.736 1.700 7.835 1.033 12.737

Sumber : BKD Kabupaten Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 49

Dilihat dari kepangkatan/golongannya, selama 6 tahun terakhir PNS/CPNS di

Kabupaten Lamongan rata-rata sebagian besar yang menduduki golongan I

pada tahun 2010 dan 2011 dengan presentase 1,54%, golongan II terbesar di

tahun 2010 dengan presentase sebesar 23,51%, golongan III terbesar di tahun

2008 dengan presentase sebesar 49,84%, dan golongan IV terbesar berada di

tahun 2009 dengan presentase mencapai 37,12%.

Tabel 2.3.20Banyaknya PNS/CPNS Menurut Tingkat Golongan

di Instansi Otonom Kabupaten Lamongan Tahun 2006 - 2011Tahun Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Jumlah

2006 124 1.686 5.740 3.076 10.626

2007 112 1.696 5.345 3.573 10.726

2008 180 2.434 6.101 3.526 12.241

2009 191 2.636 5.011 4.627 12.465

2010 197 3.012 4.990 4.614 12.813

2011 197 2.936 5.059 4.545 12.737

Sumber : BKD Kabupaten Lamongan

Selain PNS/CPNS terdapat pegawai honorer dalam instansi pemerintahan

Kabupaten Lamongan. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir (2006-2011)

rata-rata perbandingan jumlah PNS/CPNS laki-laki dan perempuan adalah

3:2, sedangkan rata-rata perbandingan jumlah pegawai honorer laki-laki dan

perempuan 3:1.

Tabel 2.3.21Banyaknya PNS/CPNS dan Pegawai Honorer Menurut Jenis Kelamin

di Instansi Otonom Kabupaten LamonganTahun 2006 - 2011

Tahun PNS/CPNS Pegawai HonorerLaki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

2006 6.721 3.905 10.626 624 181 805

2007 6.947 3.779 10.726 461 139 600

2008 7.813 4.428 12.241 334 135 469

2009 7.869 4.569 12.465 349 138 487

2010 7.474 5.339 12.813 325 150 475

2011 7.441 5.296 12.737 306 118 424

Sumber : BKD Kabupaten Lamongan.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 50

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyelenggaraan Pemerintahan

selalu diarahkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat, untuk itu peningkatan kemampuan dan profesionalisme aparatur,

baik secara fungsional maupun manajerial mutlak diperlukan Disamping itu,

penanaman disiplin, sikap mental, dan dedikasi perlu terus ditingkatkan.

Untuk itu program peningkatan mutu aparatur melalui pendidikan, kursus-

kursus dan pelatihan-pelatihan telah dilaksanakan dan akan terus dilanjutkan

pada tahun-tahun berikutnya.

2) Kelembagaan

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah ditentukan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah terdiri urusan wajib sejumlah

26 urusan pemerintahan daerah dan urusan pilihan sejumlah 8 urusan

pemerintahan daerah.

Tabel 2.3.22Organisasi Perangkat Daerah

Sebagai Pelaksana Urusan Pemerintahan DaerahNo. Urusan Pemerintahan SKPD Pelaksana

1 PendidikanDinas Pendidikan, Badan Perpustakaan & ArsipDaerah

2 KesehatanDinas Kesehatan, RSUD Dr. Soegiri dan RSUDNgimbang

3 Pekerjaan UmumDinas PU Cipta Karya, Dinas PU Bina Marga,Dinas PU Pengairan.

4 Perumahan Dinas PU Cipta Karya

5 Penataan Ruang Dinas PU Cipta Karya, Bappeda

6 Perencanaan PembangunanBappeda, Kantor Penelitian & PengembanganDaerah, Sekretariat Daerah.

7 Perhubungan Dinas Perhubungan

8 Lingkungan Hidup BLH, Dinas PU Cipta Karya

9 Pertanahan Bagian Pemerintahan (Setda)

10 Kependudukan & Capil Dinas Kependudukan & Capil

11 Pemberdayaan Perempuan &Perlindungan Anak

Badan Pemberdayaan Perempuan & KeluargaBerencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 51

No. Urusan Pemerintahan SKPD Pelaksana

12Keluarga Berencana & KeluargaSejahtera

Badan Pemberdayaan Perempuan & KeluargaBerencana

13 SosialDinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi,Bappeda, Sekretariat Daerah, Badan PemberdayaanMasyarakat Desa

14 Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi

15 Koperasi & UMKM Dinas Koperasi,Industri, dan Perdagangan

16 Penanaman Modal Badan Penanaman Modal & Perijinan

17 Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

18 Kepemudaan & Olah Raga Dinas Pemuda dan Olah Raga, Kecamatan

19Kesatuan Bangsa & Politik DalamNegeri

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, SATPOL PP,Badan Penanggulangan Bencana Daerah.,Kecamatan

20

Otonom Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian danPersandian

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat,Badan Kepegawaian Daerah, Dinas PendapatanPengelolaan Keuangan, Kecamatan

21 Ketahanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan

22 Pemberdayaan Masyarakat & DesaBadan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan BagianPemerintahan Desa, Bagian Pemerintahan,Kecamatan

23 StatistikBappeda, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan,Dinas Perikanan dan Kelautan

24 Kearsipan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

25 Komunikasi dan Informatika Kantor PDE, Bagian Humas dan Protokol (Setda)

26 Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Arsip

PILIHAN

1 PertanianDinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan

2 Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan

3 Energi & Sumber Daya Mineral Bagian Perekonomian (setda)

4 Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

5 Kelautan & Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan

6 PerdaganganDinas Koperasi,Industri, dan Perdagangan, BagianPerekonomian (Setda)

7 Industri Dinas Koperasi,Industri, dan Perdagangan

8 Ketransmigrasian Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi

Sumber : Bagian Organisasi (setda)

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 52

i. Perhubungan

Pembangunan bidang perhubungan melalui program transportasi akan

mendukung dalam mempercepat pengembangan wilayah dan mendorong

peningkatan ekonomi daerah baik lokal maupun regional melalui ketersediaan

sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang sistem transportasi yang

terintegrasi baik laut maupun udara sehingga angkutan dapat berjalan lancar,

tertib, teratur, aman, dan nyaman.

Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang di Kabupaten Lamongan tahun

2011 adalah sebanyak 823 buah dan ketersediaan marka jalan telah mencapai

4.206 m3. Selain itu pemasangan warning light adalah 5 buah dan traffic light

sebanyak 9 buah.

j. Pariwisata

Kepariwisataan Kabupaten Lamongan telah berkembang sesuai dengan potensi

Wisata yang tersedia. Dibarengi dengan sentuhan astetika yang menarik dan

bernilai global sehingga mampu memenuhi selera konsumen yang berkunjung.

Ada 3 (empat) obyek wisata yang telah terkelola dengan baik dan dijadikan

obyek/wahana sajian kepariwisataan yaitu : Waduk Gondang, Sunan Drajat, dan

Maharani Zoo/Wisata Bahari Lamongan (WBL).

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan gender,

diperlukan akses seluas-luasnya terhadap perempuan untuk berperan aktif di

semua bidang kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif perempuan salah

satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah

maupun swasta. Pada tahun 2011 partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

meningkat menjadi 2,13% dari tahun 2010 sebesar 2,05%. Begitu juga

peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi mengalami kenaikan dari

tahun 2010 yang sebelumnya 5,75% menjadi 8,18% di tahun 2011. Selain itu,

rasio kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga mengalami penurunan dari

tahun 2010 yang sebelumnya 0,066% menjadi 0,003% di tahun 2011.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 53

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

a. Kemampuan Ekonomi Daerah

Dengan ditetapkannya Wilayah Tengah Kabupaten Lamongan sebagai

kawasan perdagangan dan jasa, hal ini berpengaruh terhadap jumlah pedagang di

Kabupaten Lamongan di tahun 2011 ini jumlah pedagang meningkat menjadi

24.709 pedagang atau naik sebesar 34,56% dibanding tahun 2010, sehingga

sektor perdagangan menjadi salah satu dari tiga (3) kontributor terbesar dalam

menyumbang APBD Kabupaten Lamongan.

Selain dari sisi perdagangan, koperasi , usaha mikro dan kecil, serta

industri juga bisa menjadi peluang yang baik di Kabupaten Lamongan. Di tahun

2011 jumlah koperasi aktif meningkat menjadi 823 koperasi dibanding tahun

2010 sebesar 787 koperasi. Begitu pula dengan industri, di Kabupaten

Lamongan pada tahun 2011 jumlah industri menjadi 12.752 industri, naik 520

industri dari tahun sebelumnya 2010 yaitu 12.272 industri.

Menurut Susenas Jatim Tahun 2010, pengeluaran konsumsi rumah

tangga per kapita di Kabupaten Lamongan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.

345.500,-. Konsumsi rumah tangga per kapita dibagi menjadi 2 (dua) yakni

konsumsi pangan dan non pangan. Untuk pengeluaran konsumsi pangan per

kapita Rp. 203.884,- sedangkan pengeluaran konsumsi non pangan per kapita

adalah sebesar Rp. 141.616,-.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 54

b. Kinerja Keuangan

Sebagai gambaran umum berikut ini data perkembangan dan komposisi

struktur pendapatan daerah Kabupaten Lamongan :

Tabel 2.4.1Data Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2007 - 2010

No KomponenPendapatan Daerah 2007 2008 2009 2010

1 Pendapatan Asli Daerah 55.639.143.647,41 66.608.873.942.51 71.452.396.308.29 95.244.807.228.09

Pajak Daerah 11.993.879.168,96 14.271.468.396,00 16.537.881.443,00 17.540.953.399,00 Retribusi Daerah 19.618.544.117,00 24.300.382.597,00 25.096.757.445.00 12.222.044.607,00 Bagian Laba Usaha

Daerah 11.116.259.100,46 12.397.880.685,77 13.713.375.128,04 15.332.247.889,18 Lain-Lain PAD yang

sah 12.910.461.260,99 15.639.142.263.74 16.104.382.298,25 50.149.561.332.91

2 Dana Perimbangan 659.965.223.305,71 742.671.110.057,00 731.738.429.005,00 742.952.461.022,00 Bagi hasil Pajak dan

Bukan Pajak 59.500.223.305,71 67.406.727.057,00 66.459.600.005.00 76.287.161.022,00 Dana Alokasi Umum 540.603.000.000,00 599.292.383.000,00 581.718.829.000,00 606.700.000.000,00 Dana Alokasi Khusus 59.862.000.000,00 75.972.000.000,00 83.560.000.000,00 59.965.300.000,00

3 Lain-Lain Pendapatanyang sah 41.104.992.798,00 60.497.981.365.00 144.187.138.806,64 225.830.961.676,00

Jumlah Pendapatan 756.709.359.751,12 869.777.965.364.51 947.238.155.625,93 1.063.887.257.303,38

Sumber : DPPKA Kabupaten Lamongan

Dengan melihat data perkembangan diatas pendapatan daerah masih

bertumpu pada Dana Perimbangan khususnya komponen Dana Alokasi Umum

(DAU), sedangkan Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan yang

dipungut di daerah masih memiliki kontribusi berkisar 7,35% – 8,95% dibanding

seluruh pendapatan. Dari perkembangan selama empat tahun terakhir,

Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selama

periode Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010 mengalami peningkatan hingga

mencapai 41,58%. Hal tersebut menunjukkan adanya kemampuan daya bayar

masyarakat terhadap pendapatan asli daerah. Di masa datang masih perlu adanya

upaya-upaya optimalisasi pembangunan seperti pengembangan sektor

pariwisata, agribisnis dan berbagai bidang lainnya yang berakibat langsung pada

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 55

peningkatan perokonomian dan pendapatan masyarakat serta berdampak pada

peningkatan penerimaan daerah.

Di bawah ini disajikan data perkembangan Belanja Daerah selama lima

tahun terakhir setelah dilakukan konversi sesuai Peraturan Menteri Dalam

Negeri nomor 13 tahun 2006 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4.2

Data Perkembangan Realisasi Belanja Daerah

Tahun 2007 – 2010

No.URAIAN

BELANJA2007 2008 2009 2010

2.1Belanja TidakLangsung

2.1.1 Belanja Pegawai 340.353.596.021,67 399.758.137.182.00 497.999.346.839.00 641.128.099.372.20

2.1.2 Belanja Bunga 28.671.000,00 27.246.000,00 20.658.653.00 14.239.598.55

2.1.3 Belanja Subsidi 6.969.365.000,00 0,00 0,00 0,00

2.1.4 Belanja Hibah 16.815.000.000,00 38.424.440.333.00 52.660.675.000.00 77.475.258.143.00

2.1.5Belanja BantuanSosial 35.953.258.540,00 25.529.486.896.00 24.855.115.095.00 23.675.273.766.00

2.1.6 Belanja Bagi HasilKepada Propinsi/Kabupaten/ Kota danPemerintahan Desa 1.522.977.275,00 1.838.914.362.00 2.330.721.170.00 2.295.298.266.00

2.1.7Belanja BantuanKeuangan KepadaPemerintahan Desa 41.813.438.987,00 48.932.478.000,00 44.729.232.000.00 52.900.170.000.00

2.1.8Belanja TidakTerduga 134.734.481,19 690.286.499,44 109.765.000.00 0.00

Sub Jumlah 443.591.041.304,86 515.200.989.272,44 622.705.513.757.00 797.488.339.145.75

2 Belanja Langsung2.1 Belanja Pegawai 27.218.016.750,00 27.719.226.245,00 26.037.707.809.00 31.559.687.326.00

2.2Belanja Barang danJasa 136.561.266.175,46 126.280.387.143,00 127.376.937.311.00 111.301.374.776.00

2.3 Belanja Modal 148.060.249.433,00 191.930.727.365,00 206.287.004.700.00 106.435.063.468.00

Sub Jumlah 311.839.532.358,46 345.930.340.753,00 359.701.649.820,00 249.296.125.570.00

Jumlah Belanja 755.430.573.663,32 861.131.330.025,44 982.407.163.577.00 1.046.784.464.715.75

SURPLUS/(DEFISIT) 1.278.786.087,80 8.646.635.339,07 (35.029.199.457.07) 17.243.765.210.34

3.PEMBIAYAANDAERAH

3.1PenerimaanPembiayaan 88.286.525.355,11 74.609.435.108,18 84.315.292.848.58 45.441.679.691,51

3.1.1

Sisa LebihPerhitunganAnggaran TahunAnggaransebelumnya (SILPA)

66.630.579.005,11 54.572.111.608,18 46.779.487.247,25 21.144.510.191,51

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 56

No.URAIAN

BELANJA2007 2008 2009 2010

3.1.2Pencairan danacadangan

0,00 0,00 10.363.106.101.56 0,00

3.1.3Hasil penjualankekayaan daerahyang dipisahkan

0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.4Penerimaan pinjamandaerah

0,00 0,00 0,00 0.00

Penerimaan kembalipemberian pinjaman

0,00 0,00 0,00 0,00

Penerimaan piutangdaerah

21.655.946.350,00 20.037.323.500,00 27.172.699.500.00 24.297.169.500.00

3.2PengeluaranPembiayaan 34.993.199.834,73 36.476.583.200,00 28.141.583.200.00 23.841.583.200.00

3.2.1Pembentukan danacadangan 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 0,00 0,00

3.2.2Penyertaan modal(Investasi) daerah 29.951.616.634,73 31.435.000.000,00 28.100.000.000,00 23.800.000.000,00

3.2.3Pembayaran pokokutang 41.583.200,00 41.583.200,00 41.583.200,00 41.583.200.00

Pemberian pinjamandaerah 0,00 0,00 0,00 0,00

3.3 Pembiayaan netto 53.293.325.520,38 38.132.851.908,18 56.173.709.648.58 21.600.096.491.51

Dari perkembangan selama 4 tahun terakhir sebagaimana tabel di atas,

belanja daerah mengalami kenaikan mencapai sekitar 27,83%. Namun apabila

dilihat dari masing-masing komponen belanja yakni belanja tidak langsung dan

belanja langsung, perkembangannya mengalami fluktuasi.

c. Fasilitas Wilayah / Infrastruktur

1) Pemukiman

Penyediaan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman di Lamongan

juga sangat diperlukan mengingat nantinya Lamongan dengan segala potensi

dan pengembangannya merupakan kawasan tempat tinggal yang sangat

menarik. Namun kedepan dengan adanya perkembangan kota yang diikuti

dengan bertambahnya jumlah penduduk maka pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman melalui penciptaan lokasi-lokasi permukiman

khususnya di daerah perkotaan. Disamping itu kendala lain yang dihadapi

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 57

adalah terjadinya kesenjangan (mismatch) dalam pembiayaan perumahan

disebabkan belum adanya sumber pembiayaan perumahan jangka panjang.

2) Jaringan Air Berih dan Sumber Daya Air

Pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi suatu wilayah perkotaan

merupakan salah satu pokok yang harus dipersiapkan, karena dapat

mempengaruhi pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Dengan

kesiapan sarana dan prasarana air bersih, maka keinginan masyarakat untuk

tinggal di wilayah tersebut semakin tinggi. Dengan semakin pesatnya

masyarakat tinggal di wilayah tersebut, tentunya kegiatan masyarakat juga

semakin meningkat, baik dalam kegiatan perdagangan, perkantoran, industri

dan lain-lain. Dengan semakin tinggi aktifitas yang ada, maka kebutuhan air

bersih juga semakin meningkat.

Begitu pula dengan Kabupaten Lamongan, dengan pertumbuhan pemukiman

penduduk yang semakin meningkat maka diperlukan pula peningkatan

pelayanan kebutuhan air di wilayah tersebut. Pemenuhan kebutuhan air

hingga saat ini diambilkan dari Sungai Bengawan Solo, dan pengelolaan air

bersih yang dilakukan oleh masyarakat melalui kelompok HIPPAM

(Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum). Sampai dengan tahun 2011

pelayanan PDAM Kabupaten Lamongan baru melayani 10 dari 27

kecamatan di Kabupaten Lamongan melalui 12 area pelayanan yaitu di

Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Deket, Brondong, Kembangbahu, Sugio,

Sekaran, Babat, Kedungpring dan Ngimbang. Sehingga sampai pada tahun

2011 ini jumlah rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Lamongan

telah mencapai 65.941 rumah tangga.

Manajemen pengelolaan sumberdaya air dalam kaitannya dengan

penyediaan air bagi kegiatan pertanian dan perikanan di Kabupaten

Lamongan terbagi dalam 7 wilayah Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu

UPT Lamongan, Kedungpring, Babat, Karanggeneng, Sukodadi, Solokuro

dan Laren yang meliputi 55 Daerah Irigasi (DI) dengan luasan area

sawah45.841 Ha, meliputi 14.730 Ha merupakan jaringan irigasi teknis,

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 58

10.551 Ha jaringan irigasi semi teknis dan 20.560 Ha jaringan irigasi

sederhana.

Pada tabel di bawah ini dapat dilihat presentase rumah tangga pengguna air

bersih. Meskipun dalam presentase memiliki data yang berfluktuatif, karena

terdapat kenaikan jumlah rumah tangga. Namun dalam angka rumah tangga

pengguna air bersih setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Pada

tahun 2005 jumlah rumah tangga pengguna air bersih adalah 14,42% yaitu

35.599 RT pengguna air bersih dari 246.794 RT dan pada tahun 2011

meningkat menjadi 14,42% yaitu 67.521 RT pengguna air bersih dari

304.271 RT.

Tabel 2.4.3Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Tahun Rumah TanggaPengguna Air Bersih

Presentase

200535.599246.794

14,42%

200649.575286.748

17,29%

200760.024286.748

20,93%

200861.789287.977

21,45%

200964.963304.271

21,35%

201065.414235.954

27,72%

201167.521304.271

22,19%

3) Jaringan Transportasi

Sistem transportasi di Kabupaten Lamongan lebih didominasi oleh

transportasi darat terutama jalan raya dan sebagian sarana kereta api.

Sedangkan untuk transportasi laut saat ini hanya sebatas prasarana

penangkapan ikan, yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong di

Kecamatan Brondong. Selain itu saat ini telah dikembangkan pelabuhan laut

nasional-internasional PT. Lamongan Integrated Shorebase di wilayah utara

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 59

Lamongan dan Pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

(ASDP).

Kondisi transportasi di Kabupaten Lamongan tergambar sebagai berikut :

a) Jaringan Jalan

Total panjang jalan kabupaten sebesar 346,732 Km. Selama kurun waktu

5 tahun (2007 - 2011) kondisi jalan di Kabupaten Lamongan masih perlu

peningkatan terutama pada tahun 2010. Terlihat pada table kondisi jalan

rusak yang cukup besar yaitu 53,23%. Dengan kondisi jalan seperti hal

tersebut akan menghambat distribusi dan pergerakan barang di wilayah

Kabupaten Lamongan. Dan pada tahun 2011 panjang jalan dalam kondisi

baik dan sedang meningkat dari tahun 2010 yaitu 57,03% yakni

sepanjang 197.742 km.

Tabel 2.4.4Kondisi Jalan dan jembatan kabupaten

No URAIAN

KONDISI

TH. 2007 TH.2008 TH.2009 TH. 2010 TH. 2011

Km % Km % Km % Km % Km %

1Jln Baik &Sedang

285.360 82,30 292.701 84,42 299.923 86,49 162.166 46,77 197.742 57,03

2 Jln Rusak 61.372 17,7 54.031 15,58 46.809 13,50 184,56 53,23 148,99 42,97%

3 Jemb. Baik 144 Bh 61,02 148 Bh 62,71 149 Bh 63,14 149 Bh 63,14 151 Bh 64,00%

4Jemb.Sedang

70 Bh 29,66 71 Bh 30,09 71 Bh 30,09 71 Bh 30,09 70 Bh 29,66%

5 Jemb. Rusak 22 Bh 9,32 17 Bh 7,20 16 Bh 6,78 16 Bh 6,78 15 Bh 6,38%

Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. LamonganTabel 2.4.5

Panjang Jalan Menurut Jenis Perkerasan(dalam Km)

Jenis PerkerasanJalan

Negara Propinsi Kabupaten

Aspal 70,63 57,23 266,372Beton - - 80,360KerikilTanah - - -Tidak dirinci - - -

Jumlah 70,63 57,23 346,732Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. Lamongan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 60

Dari aspek jaringan angkutan transportasi di Kabupaten Lamongan

dibagi dalam transportasi dalam kota dan antar kota. Dari keseluruhan

aspek pelayanan transportasi di Kabupaten Lamongan hampir seluruh

wilayah kecamatan telah terjangkau pelayanan umum roda empat.

b) Prasarana Kereta Api

Sistem pergerakan transportasi kereta api di Kabupaten Lamongan

digunakan untuk melayani pergerakan yang menghubungkan antara

Surabaya – Lamongan – Bojonegoro. Prasarana kereta api saat ini telah

dikembangkan jalur kereta api ganda (double track) yaitu Jalur Surabaya

– Lamongan – Bojonegoro – Cepu.

c. Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut di Kabupaten Lamongan berdasarkan fungsi

pelayanannya meliputi :

1) Pelabuhan Perikanan Nusantara yang berfungsi untuk pelayanan

pendaratan ikan, dengan kunjungan nelayan berkisar 2.000 kapal /

bulan.

2) Pelabuhan Sedayu Lawas yang berfungsi untuk menyediakan

fasilitas berlabuhnya transportasi laut untuk bongkar muat barang

maupun fasilitas nelayan lokal.

3) Pelabuhan ASDP ( Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan)

Paciran bertujuan untuk memfasilitasi terbentuknya alur

peyeberangan / transportasi laut nasional.

4) Lamongan Integrated Shorebase (LIS) sebagai kawasan terpadu

untuk memfasilitasi penggunaan sumberdaya dan fasilitas eksplorasi

produksi di bidang migas.

4) Persampahan

Penanganan persampahan di Kabupaten Lamongan terpusat di 3 lokasi,

yakni Kota Lamongan, Babat dan Paciran-Brondong, dimana ketiganya telah

dilengkapi sarana TPA dengan metode pananganan control landfill, masing-

masing dengan luasan 6.3 Ha (terletak di Desa Tambakrigadung Kecamatan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 61

Tikung) untuk Kota Lamongan 0,063 Ha (Desa Gendongkulon Kecamatan

Babat) untuk Kota Babat, dan seluas 0,09 Ha (di Desa Dadapan, Kecamatan

Solokuro) untuk Kota Brondong-Paciran

Untuk penanganan masalah persampahan perkotaan di Kabupaten Lamongan

diperlukan sebuah wadah penampungan sampah yang dihasilkan masyarakat

perkotaan. Arahan penanganan persampahan di wilayah perkotaan

Kabupaten Lamongan diperlukan sebuah TPA skala regional untuk

menampung dan mengelola sampah yang ada. TPA Regional ini

direncanakan di Kecamatan Tikung dengan menggunakan sistem sanitary

landfill. Sedangkan sistem pengelolaan sampah di kawasan pedesaan

dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.

5) Jaringan Listrik

Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah

terisolasi atau wilayah yang belum terjangkau kebutuhan akan listrik harus

dilakukan melalui peningkatan penyediaan listrik di perkotaan dan pedesaan

Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik akan terjadi

pemerataan pelayanan diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan, sehingga

dapat diasumsikan bahwa setiap KK akan memperoleh layanan jaringan

listrik, sehingga tidak ada masyarakat yang belum terlayani. Pada tahun 2010

jumlah KK desa yang belum terlayani energi listrik sebanyak 50 KK, dengan

adanya pembangunan jaringan listrik di pedesaan pada tahun 2011 jumlah

KK yang belum terlayani energi listrik turun menjadi 30 KK.

6) Jaringan Telekomunikasi

Telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi

masyarakat dalam menghadapi kemajuan di bidang teknologi informasi.

Teknologi informasi memungkinkan masyarakat akan memperoleh

kemudahan serta percepatan akses dalam penyebaran informasi.

Kondisi hingga saat ini, seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten

Lamongan telah terjangkau oleh sarana telekomunikasi baik melalui sarana

telepon kabel (oleh PT. Telkom) maupun yang menggunakan sarana

telekomunikasi seluler.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 62

Sementara di bidang pemerintahan pengembangan jaringan komunikasi dan

informasi juga menjadi suatu hal yang sangat penting, khususnya sebagai

sarana interaksi antar perangkat daerah dalam hal penyediaan data atau

informasi secara cepat, tepat dan akurat. Dalam hal ini Kabupaten Lamongan

telah mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi melalui media

Wireless LAN di 19 titik (18 kecamatan dan perpustakaan umum daerah).

d. Angka Kriminalitas dan Jumlah Demonstrasi

Kondisi keamanan suatu daerah merupakan salah satu aspek terciptanya

iklim investasi yang kondusif, selain aspek pelayanan public serta kondisi

infrastruktur. Selama ini kondisi keamanan di Kabupaten Lamongancukup baik,

walaupun terjadi kasus-kasus gangguan keamanan namun tidak menimbulkan

dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat.

Adapun gangguan keamanan dan ketertiban umum yang dilaporkan yang

terjadi selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 dapat

diketahui pada tabel berikut :

Tabel 2.4.6Angka Kriminalitas dan Jumlah Demonstrasi

Di Kabupaten LamonganTahun 2005 – 2011

Tahun Kriminalitas Demonstrasi

2005 603 42

2006 663 38

2007 653 29

2008 724 23

2009 797 42

2010 663 31

2011 687 20Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

e. Pelayanan Perizinan

Pemerintah Kabupaten Lamongan bertekad untuk memperbaiki sistem

dan kinerja yang berkaitan di bidang pelayanan melalui pembentukan unit

pelayanan terpadu (Samsat Perijinan/UPT Perijinan) pada tahun 1993 dengan

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 63

pelayanan sebanyak 5 jenis perijinan dan 2 Pelayanan Umum antara lain Ijin

Mendirikan Bangunan; Ijin Gangguan (HO) dan Surat Ijin Tempat Usaha

(SITU); Ijin Penggilingan Padi; Ijin Pemasangan Reklame; Ijin

Hiburan/Tontotan; KTP/KK; Akta Catatan Sipil.

Pada Tahun 2002 telah dikembangkan Kantor Perijinan melalui Perda

Kabupaten Lamongan Nomor 15 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Perijinan Kabupaten Lamongan. Sedangkan jenis perijinan yang telah

dikelola oleh Kantor Perijinan Kabupaten Lamongan ada 16 jenis pelayanan

antara lain Persetujuan Prinsip; Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); Ijin Gangguan

(HO); Ijin Penggilingan Padi; Ijin Pemasangan Reklame; Ijin Hiburan; Surat Ijin

Usaha Perdagangan (SIUP); Tanda Daftar Perusahaan (TDP); Tanda Daftar

Industri (TDI); Ijin Usaha Industri; Tanda Daftar Gedung (TDG); Ijin

Operasional BP/RB/BKIA/RS dan Ijin Praktek Para Medis; Ijin Optikal; Ijin

Apotik/Toko Obat; Ijin Laboratorium; Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Bupati Nomor : 188/185/Kep/413.013/2010

tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Naskah Perijinan Bidang

Penananaman Modal di Kabupaten Lamongan, merupakan aplikasi pemberian

kepastian hukum bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang cepat dan

tepat serta transparan. Saat ini telah terdapat 34 jenis ijin yang dilayani oleh

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan.

Untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam memenuhi

pelayanan yang cepat dan tepat serta transparan maka telah terbit Keputusan

Bupati Lamongan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Mekanisme dan Prosedur

Pengajuan dan penerbitan Ijin di Kabupaten Lamongan.

f. Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan)

Rasio ketergantungan antara penduduk usia produktif dan penduduk usia

tidak produktif selama kurun waktu tahun 2005 sampai tahun 2010 adalah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - … · Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik,

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Lamongan Tahun 2005 - 2025

BAB II - 64

Tabel 2.4.7Rasio Ketergantungan

Tahun 2005-2010

Tahun 0-14 15-64 65+ JumlahDependency

Ratio

2005 315.476 826.852 95.289 1.237.616 49,68

2006 291.716 850.735 96.418 1.238.868 45,62

2007 301.724 795.323 91.512 1.188.559 49,44

2008 301.858 795.677 91.553 1.189.087 49,44

2009 302.022 796.007 91.596 1.189.615 49,45

2010 281.734 806.628 90.697 1.179.059 46,17

Sumber : BPS provinsi Jawa Timur

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rasio ketergantungan

penduduk usia produktif dengan usia penduduk tidak produktif menunjukkan

kecenderungan penurunan jumlah penduduk usia tidak produktif. Dimana pada

tahun 2005, dari 100 orang penduduk usia produktif menanggung 49,68 orang

penduduk usia tidak produktif. Sedangkan pada tahun 2010, dari 100 orang

penduduk usia produktif menanggung 46,17 orang penduduk usia tidak

produktif.

BAPPEDA KAB. L

AMONGAN