bab ii gambaran umum kab. aceh besar

164
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011 Bab II Gambaran Umum Kabupaten Aceh Besar 2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Aceh Besar yang juga dikenal dengan sebutan Aceh Besar “Makmue Beu Saree” , dengan ibukotanya Kota Jantho secara legal-formal didirikan pada tahun 1984 Dalam perkembangannya kemudian momentum tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Jantho. Walaupun status pemerintahannya adalah pemerintah kabupaten, tidak serta-merta menjadikan kehidupan masyarakatnya seperti yang terjadi di kota-kota besar karena ukurannya pun tidak mencerminkan sebuah kota yang cukup luas. Level yang dicapai Kabupaten Aceh Besar adalah sebuah kota yang masih tergolong klasifikasi kota kecil. 2.1.1. Geografis Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 Kecamatan. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada posisi 5,2⁰ - 5,8⁰ LU dan 95,0⁰ – 95,8⁰ BT. Panjang Pantai 195 Km², dengan luas wilayah 2.974, 12 km². 2.1.2. Topografi Kabupaten Aceh Besar memiliki topografi yang beragam yang terdiri dari 4 kelas yakni terdiri atas dataran rendah (0-2%), berombak (3-15 %), berbukit- bukit (16-40 %), dan bergunung (>40 %), dan sebagiannya merupakan wilayah kepulauan. Yang merupakan daerah dataran umumnya terdapat di wilayah Pesisir Timur dan Utara serta Pesisir Barat. Keadaan 1 Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Upload: miki-marzuki

Post on 28-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berita

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Bab II

Gambaran Umum Kabupaten Aceh Besar

2.1.Kondisi Wilayah

Kabupaten Aceh Besar yang juga dikenal dengan sebutan Aceh Besar “Makmue Beu

Saree” , dengan ibukotanya Kota Jantho secara legal-formal didirikan pada tahun

1984 Dalam perkembangannya kemudian momentum tersebut ditetapkan sebagai

Hari Jadi Kota Jantho. Walaupun status pemerintahannya adalah pemerintah

kabupaten, tidak serta-merta menjadikan kehidupan masyarakatnya seperti yang

terjadi di kota-kota besar karena ukurannya pun tidak mencerminkan sebuah kota

yang cukup luas. Level yang dicapai Kabupaten Aceh Besar adalah sebuah kota yang

masih tergolong klasifikasi kota kecil.

2.1.1. Geografis

Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 Kecamatan. Secara geografis Kabupaten Aceh

Besar terletak pada posisi 5,2⁰ - 5,8⁰ LU dan 95,0⁰ – 95,8⁰ BT. Panjang Pantai 195

Km², dengan luas wilayah 2.974, 12 km².

2.1.2. Topografi

Kabupaten Aceh Besar memiliki topografi yang beragam yang terdiri dari

4 kelas yakni terdiri atas dataran rendah (0-2%), berombak (3-15 %), berbukit-

bukit (16-40 %), dan bergunung (>40 %), dan sebagiannya merupakan wilayah

kepulauan. Yang merupakan daerah dataran umumnya terdapat di wilayah

Pesisir Timur dan Utara serta Pesisir Barat. Keadaan Lereng sangat bervariasi,

dari bentuk dataran sampai curam. Berdasarkan persen lereng (slope), proporsi

luas lahan yang paling besar adalah kemiringan lebih dari 40 %, yaitu 1.313 km2

atau 44.17 % dari luas wilayah. Khusus untuk wilayah eksplorasi untuk

penambangan besi merupakan daerah berbukit yang memiliki kelerengan 15 -

40% sebagaimana tabel berikut:

1

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 2: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 1.Kelas Kemiringan Lereng di Kabupaten Aceh Besar

Sumber : Buku Aceh Besar Dalam Angka 2010

2.1.3 Geohidrologi

1. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor yang berperan penting untuk pertumbuhan

tanaman. Sebagaimana halnya daerah-daerah lain di Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Kabupaten Aceh Besar pada umumnya beriklim tropis dengan dua

musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar

antara bulan Januari -Juni. Musim hujan, biasanya berkisar antara bulan Juli

sampai Desember, dengan curah hujan rata – rata per tahun 270 mm. Tentang

keadaan curah hujan di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.Keadaan Hujan di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 - 2009

B u l a n

 

Keadaan Hujan

Curah Hujan Hari Hujan

2007 2008 2009 2007 2008 2009

Januari 195,9 160,9 276,5 15 17 21

Februari 7,7 23,7 113 5 6 7

Maret 144,7 162,1 114,6 9 15 15

April 118,8 86,4 191 9 17 11

Mei 80,1 62,3 178,1 13 13 15

Juni 100,1 18,4 21,9 15 8 1

Juli 75,5 49,1 6,2 9 11 9

Agustus 21 53,2 118,3 8 14 18

2

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

No. Kemiringan Meliputi ( % )

1. 0 – 2 % 14.262. 3 – 15 % 17.993. 16 – 40 % 23.584. 40 % lebih 44.17

Page 3: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Grafik Keadaan Curah Hujan di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 - 2009

0

50

100

150

200

250

300

350

Bulan

Curah Hujan (mm)

2007

2008

2009

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

September 81,5 60,3 126,8 14 9 12

Oktober 125,5 62,3 43,5 17 16 7

November 179,7 302 316,5 18 21 21

Desember 197,8 166,7 254 15 18 17

Sumber: Buku Aceh Besar Dalam Angka tahun 2010

Gambar 1

2. Cuaca

Kabupaten Aceh Besar terletak dekat dengan garis khatulistiwa, sehingga

wilayah ini tergolong beriklim tropis. Suhu udara rata-rata berkisar antara 25°C -

28°C. Kabupaten Aceh Besar juga mengalami musim kemarau dan hujan. Musim

kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan September. Pada

tahun 2009, Suhu rata-rata pada periode tersebut memang relatif lebih tinggi

dibandingkan periode Oktober sampai dengan Maret. Adapun suhu maksimum

adalah sebesar 34,3ºC pada bulan Juni dan Juli, sedangkan suhu minimum

adalah sebesar 22,2ºC pada bulan Februari.

Tabel 3.

Keadaan Udara di kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 - 2009

B u l a n

 

Suhu Udara ( 0C ) Tekanan Udara Kelembaban Udara (%)

2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

Januari 26,2 26,6 25,4 1010,9 1009,4 1010,9 80 81 84,5

Februari 26,8 26,8 26,1 1010 1009,4 1009,8 78 78 81,1

3

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 4: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Grafik Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 - 2009

23,524

24,525

25,526

26,527

27,528

28,529

Bulan

Suhu Udara ( 0C )

2007

2008

2009

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Maret 26,6 26,4 26,3 1009,4 1008,3 1009,7 79 84 83,5

April 27,3 27 27,5 1008,9 1007,9 1009,1 81 83 79,7

Mei 27,5 27,7 27,5 1008,4 1008,5 1008,2 78 74 78,4

Juni 27,6 27,8 28,2 1007,1 1008,9 1009,1 75 74 69,3

Juli 27,7 27,3 28,3 1008,3 1008,8 1009,1 72 75 68,8

Agustus 27,6 27,4 27,2 1008,3 1009 1009,4 70 75 76,2

September 27,5 27,7 27,3 1008,6 1009,7 1009,8 70 70 74,2

Oktober 26,4 26,9 26,8 1009 1010,1 1010,1 78 79 77,6

November 26,4 26,4 26,2 1009,2 1009,2 1009,6 82 84 85,2

Desember 26 26 26,4 1008,6 1009,8 1010,3 81 85 85,6

Sumber: Buku Aceh Besar Dalam Angka tahun 2010

Gambar 2

2.2.Administratif

Batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Aceh Besar adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Selat Malaka dan Kabupaten aceh Besar

Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Jaya

4

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 5: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Pidie

Adapun luas wilayah Kabupaten Aceh Besar seluruhnya sekitar 2.974,12

km² .Secara administrasi Kabupaten Aceh Besar terbagi menjadi 23 Kecamatan

yang tersebar dari 68 Kemukiman, 608 Desa, dan 5 Kelurahan.

Gambar 3.Peta Kabupaten Aceh Besar

Sumber : Bappeda Aceh Besar

Gambar 4Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sumber : Bappeda Aceh Besar

5

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 6: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Adapun pembagian wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar berikut luasnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.Luas Daerah, Jumlah Desa / Kelurahan, Mukim, menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar

No. Kecamatan Luas Area (Km) Desa Mukim1. Lhoong 125,00 28 42. Lhoknga 98,95 28 43. Leupung 76,00 6 14. Indra Puri 285,25 52 35. Kuta Cot Glie 230,25 32 26. Seulimeum 487,26 47 57. Kota Jantho 274,04 13 18. Lembah Seulawah 322,85 12 29. Mesjid Raya 110,38 13 210. Darusalam 76,42 29 311. Baitussalam 37,76 13 212. Kuta Baro 83,81 47 513. Montasik 94,10 39 314. Blang Bintang 70,51 26 315. Ingin Jaya 73,68 50 616. Krueng Barona Jaya 9,06 12 317. Sukamakmur 106,00 35 418. Kuta Malaka 36,00 15 119. Simpang Tiga 55,00 18 220. Darul Imarah 32,95 32 421. Darul Kamal 16,20 14 122. Peukan Bada 31,90 26 423. Pulo Aceh 240,75 17 3

Jumlah 2.974,12 601 68 Sumber : Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka 2010.

Luas Kabupaten Aceh Besar adalah sekitar 2.974,12 km², dengan wilayah terluas

adalah Kecamatan Seulimeum dengan luas 487,26 km² (16,38%) dan wilayah

terkecil adalah Kecamatan 9,06 km² yaitu seluas (0,30%).

2.3.Kependudukan

Perkembangan kepedudukan di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat dari jumlah,

perkembangan dan penyebaran penduduk, serta kepadatan penduduk. Jumlah

penduduk Kabupaten Aceh Besar dari tahun ke tahun nampak terus bertambah. Dari

data kependudukan jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Besar pada

tahun 2009 memiliki kepadatan rata-rata sebesar 283 jiwa/km2. Sedangkan

6

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 7: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

kepadatan yang tertinggi yaitu di Kecamatan Krueng Barona jaya sebesar 1.500 jiwa/

km2, kemudian di Kecamatan Darul Imarah yaitu 1.387 jiwa/km2, kemudian

kepadatan yang terendah yaitu di Kecamatan Pulo Aceh dengan tingkat kepadatan

15 jiwa/ km2. Kemudian Kecamatan Kota Jantho yaitu 29 jiwa/ km2. Secara

keseluruhan kepadatan penduduk dan penyebaranya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.Jumlah dan Kepadatan Penduduk Diperinci

Tiap Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008 – 2009

No KecamatanLuas

Jumlah Kepadatan Penduduk

Wilayah Penduduk (Jiwa/Km2)(Km2) (Jiwa) 2008 2009

1 Lhoong 125 8.897 76,09 71,182 Lhoknga 98,95 14.561 128,66 147,163 Leupung 76 2.497 53,07 32,864 Indrapuri 285,25 19.231 61,05 67,425 Kuta Cot Glie 230,25 12.047 50,39 52,326 Seulimeum 487,26 21.163 41,66 43,437 Kota Jantho 274,04 8.066 29,69 29,438 Lembah Seulawah 322,85 10.170 27,52 31,509 Mesjid Raya 110,38 20.307 190,95 183,9710 Darussalam 76,42 22.266 281,65 291,3611 Baitussalam 37,76 16.176 432,65 428,3912 Kuta Baro 83,81 23.018 242,14 274,6513 Montasik 94,1 17.382 189,69 184,7214 Ingin Jaya 73,68 27.027 329,97 366,8215 Krueng Barona Jaya 9,06 13.594 1523,62 1500,4416 Suka Makmur 106 13.569 127,93 128,0117 Kuta Malaka 36 5.827 150,17 161,8618 Simpang Tiga 55 5.241 99,31 95,2919 Darul Imarah 32,95 45.725 1277,69 1387,7120 Darul Kamal 16,2 6.586 414,26 406,5421 Peukan Bada 31,9 14.904 372,76 467,2122 Pulo Aceh 240,75 3.793 19,50 15,7523 Blang Bintang 70,51 10.488 137,78 148,74

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

7

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 8: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Gambar 5 :Peta Populasi Penduduk Kabupaten Aceh Besar

Sumber : Bappeda Aceh Besar

Dengan melihat dan memperhatikan besarnya jumlah maupun kepadatan

penduduk suatu wilayah dapat diperkirakan bahwa pada wilayah tersebut akan menjadi

pusat kegiatan yang mempunyai karakteristik tertentu, sesuai dengan tipologi maupun

posisi strategis dari wilayah tersebut.

Tabel di atas menjelaskan bahwa Kecamatan Krueng Barona Jaya memiliki

kepadatan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Hal ini

dikarenakan kecamatan ini terletak pada perbatasan dengan Kota Banda Aceh

khususnya dengan Kecamatan Ulee Kareng yang merupakan salah satu pusat kegiatan

ekonomi di Kota banda Aceh. Selain itu Kecamatan ini juga berdekatan dengan

Universitas Syiah Kuala sehingga banyak mahasiswa yang menetap di kecamatan

tersebut. Kondisi tersebut sangat mendukung dalam aktivitas penduduk mengingat

kecamatan ini memiliki jalur mobilitas yang bagus sehingga meskipun luasan daerahnya

kecil tetapi tetap menjadi alternatif singgah bagi penduduk yang memiliki tingkat

mobilitas tinggi.

8

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 9: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

2.4.Pendidikan

Jumlah sekolah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2009 ada

sebanyak 207 sekolah, dimana sebanyak 8 sekolah dikelola oleh pihak swasta dan

sisanya berstatus negeri. Jumlah guru yang ada sebanyak 2.616 orang dan jumlah murid

yang terdaftar sejumlah 26.568 orang, dengan kondisi ruang kelas terdapat 50 kelas

yang ternyata rusak berat, 209 kelas rusak dan sisanya sebanyak 1.053 kelas dalam

kondisi baik.

Pada tahun ini tercatat pula jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

sebanyak 63 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.551 orang dan 9.368 orang murid.

Sedangkan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) jumlahnya ada sebanyak

31 sekolah dan 10 diantaranya merupakan sekolah swasta. Jumlah tenaga pendidik

untuk tingkat SMU sebanyak 1.124 orang dan murid yang terdaftar sebanyak 8.998

orang. Dari seluruh kecamatan hanya 5 kecamatan yang belum memiliki SLTA yaitu

Kecamatan Darussalam, Blang Bintang, Kuta Malaka, Simpang Tiga dan Darul Kamal.

Pendidikan merupakan salah satu kunci sukses utama dalam proses pelaksanaan

pembangunan daerah, karena dengan pendidikan maka akan dicapai sumber daya

manusia yang berkualitas. Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari tersedianya

sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan

baik dan lancar, yang diharapkan dapat menghasilkan output yang memuaskan. Berikut

ini merupakan tabel sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Aceh Besar.

Tabel 6Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, dan Guru Pada Taman Kanak – kanak Negeri dan

Swasta per Kecamatan Dalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

KecamatanSekolah Kelas Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta/

01. L h o o n g 0 0 0 0 0 0 0 0

02. Lhoknga 0 0 0 0 0 0 0 0

03. Leupung 0 0 0 0 0 0 0 0

04. Indrapuri 0 20 0 38 0 464 0 95

05. Kuta Cot Glie 0 8 0 7 0 98 0 24

06. Seulimeum 0 9 0 9 0 188 0 24

07. Kota Jantho 1 3 2 6 24 141 5 9

08. Lembah Seulawah 0 5 0 6 0 143 0 13

09. Mesjid Raya 0 12 0 23 0 508 0 54

10. Darussalam 0 5 0 10 0 284 0 25

11. Baitussalam 0 3 0 4 0 104 0 13

12. Kuta Baro 0 7 0 14 0 425 0 38

9

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 10: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

13. Montasik 0 6 0 14 0 301 0 39

14. Blang Bintang 0 5 0 10 0 235 0 15

15. Ingin Jaya 0 14 0 29 0 785 0 38

16. Krueng Barona Jaya 0 3 0 6 0 142 0 18

17. Sukamakmur 1 9 2 15 41 313 10 61

18. Kuta Malaka 0 6 0 12 0 231 0 38

19. Simpang Tiga 0 3 0 4 0 96 0 18

20. Darul Imarah 0 15 0 24 0 750 0 31

21. Darul Kamal 0 1 0 2 0 52 0 4

22. Peukan Bada 0 0 0 0 0 0 0 0

23. Pulo Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah2009 2 134 4 233 65 5260 15 55720082007

22

137140

44

27412

7992

2.7295.136

194194

389328

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 7Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Guru, dan Kondisi ruang Kelas Pada SD Negeri dan

Swasta Per Kecamatan Dalam kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kecamatan Sekolah Kelas Murid Guru Kondisi Ruang Kelas

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Baik RusakRusak Berat

01. L h o o n g 13 0 75 0 769 0 84 0 67 8 0

02. Lhoknga 11 0 48 0 782 0 93 0 27 21 0

03. Leupung 4 0 13 0 144 0 25 0 13 0 0

04. Indrapuri 11 1 68 5 1457 45 155 9 57 7 9

05. Kuta Cot Glie 11 0 67 0 1550 0 141 0 50 12 5

06. Seulimeum 12 0 79 0 2351 0 132 0 72 4 3

07. Kota Jantho 9 1 57 15 915 15 80 11 47 24 1

08.Lembah Seulawah 12 0 74 0 1693 0 123 0 63 8 3

09. Mesjid Raya 9 2 66 27 1799 308 123 25 75 11 7

10. Darussalam 9 0 56 0 1144 0 116 0 52 4 0

11. Baitussalam 8 0 47 0 809 0 80 0 45 2 0

12. Kuta Baro 11 1 82 6 1541 70 174 14 64 17 7

13. Montasik 9 0 63 0 1132 0 143 0 49 11 3

14. Blang Bintang 6 1 52 6 1043 31 98 10 48 4 6

15. Ingin Jaya 14 1 80 6 1905 114 219 16 67 19 0

16.Krueng Barona Jaya 4 0 30 0 582 0 68 0 30 0 0

17. Sukamakmur 4 0 30 0 558 0 82 0 21 6 3

18. Kuta Malaka 4 0 21 0 483 0 72 0 12 6 3

19. Simpang Tiga 3 0 20 0 460 0 60 0 10 10 0

20. Darul Imarah 15 1 101 15 3.073 347 235 26 106 10 0

21. Darul Kamal 3 0 26 0 422 0 58 0 22 4 0

22. Peukan Bada 10 0 55 0 585 0 77 0 40 15 0

23. Pulo Aceh 7 0 42 0 441 0 67 0 36 6 0

Jumlah

2009 199 8 1.252 80 25.638 930 2.505 111 1073 209 50

2008 196 6 1.271 42 25.775 769 1.779 27 1.082 138 51

2007 199 6 1.170 30 25.879 718 1.700 0 740 614 0

10

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 11: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 8Banyaknya Murid SD dirinci Menurut Kelas

Per Kecamatan Dalam kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

11

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

KecamatanKelas

Jumlah I II III IV V VI

01. L h o o n g 123 136 161 137 111 101 76902. Lhoknga 126 151 141 138 120 106 78203. Leupung 22 34 28 14 18 28 14404. Indrapuri 260 274 257 242 222 247 1.50205. Kuta Cot Glie 297 273 270 258 223 229 1.55006. Seulimeum 446 422 431 407 347 298 2.35107. Kota Jantho 182 170 163 144 130 141 93008. Lembah Seulawah 365 278 315 258 250 227 1.69309. Mesjid Raya 378 395 359 370 312 293 2.10710. Darussalam 230 184 210 212 165 143 1.14411. Baitussalam 185 149 132 137 120 86 80912. Kuta Baro 313 317 257 249 231 244 1.61113. Montasik 193 222 185 190 171 171 1.13214. Blang Bintang 222 189 164 180 173 146 1.07415. Ingin Jaya 399 346 363 347 289 275 2.019

16. Krueng Barona Jaya 117 101 98 97 80 89 582

17. Sukamakmur 81 90 112 87 85 103 55818. Kuta Malaka 74 89 86 89 74 71 48319. Simpang Tiga 79 78 68 79 79 77 46020. Darul Imarah 667 583 621 588 512 449 3.42021. Darul Kamal 84 70 85 50 64 69 42222. Peukan Bada 104 114 99 91 109 68 58523. Pulo Aceh 115 81 71 52 64 58 441

Jumlah2009 5.062 4.746 4.676 4.416 3.949 3.719 26.56820082007

4.8405.253

4.7414.643

4.4704.417

3.9854.222

4.0114.517

3.7283.459

25.77526.511

Page 12: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 9Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid dan Guru Pada SLTP Negeri

dan Swasta Per Kecamatan Dalam kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

12

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

KecamatanSekolah Kelas Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

01. L h o o n g 3 0 11 0 300 0 50 0

02. Lhoknga 3 0 18 0 294 0 62 0

03. Leupung 1 0 3 0 100 0 19 0

04. Indrapuri 3 1 23 6 484 32 78 22

05. Kuta Cot Glie 3 0 25 0 481 0 74 0

06. Seulimeum 5 0 26 0 958 0 106 0

07. Kota Jantho 2 1 18 15 447 162 46 17

08.Lembah Seulawah 3 1 30 7 485 87 60 15

09. Mesjid Raya 2 1 29 6 652 72 63 13

10. Darussalam 1 0 11 0 195 0 44 0

11. Baitussalam 1 0 4 0 139 0 29 0

12. Kuta Baro 2 3 22 26 301 288 60 58

13. Montasik 4 1 43 5 653 178 128 12

14. Blang Bintang 2 1 19 13 474 169 56 25

15. Ingin Jaya 2 2 36 25 679 549 77 70

16.Krueng Barona Jaya 0 0 0 0 0 0 0 0

17. Sukamakmur 1 1 14 3 494 96 56 17

18. Kuta Malaka 1 2 10 3 86 149 24 26

19. Simpang Tiga 1 0 18 5 104 0 27 0

20. Darul Imarah 2 1 14 18 859 63 87 9

21. Darul Kamal 1 1 7 0 195 75 29 13

22. Peukan Bada 2 0 18 0 446 0 55 0

23. Pulo Aceh 2 0 9 0 148 0 24 0

Jumlah

2009 47 16 408 132 8.380 988 1.254 297

2008 45 16 324 32 8.794 1.797 982 19

2007 46 11 287 0 8.760 1.550 949 252

Page 13: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 10Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid dan Guru Pada SLTA Negeri

dan Swasta Per Kecamatan Dalam kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

13

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Kecamatan

Sekolah Kelas Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

01. L h o o n g 1 0 8 0 344 0 29 20

02. Lhoknga 1 1 9 3 207 107 36 0

03. Leupung 1 0 4 0 102 0 25 0

04. Indrapuri 1 0 16 0 450 0 52 0

05. Kuta Cot Glie 1 0 6 0 247 0 32 16

06. Seulimeum 2 1 24 4 646 54 59 0

07. Kota Jantho 2 0 23 0 649 0 78 0

08. Lembah Seulawah 1 0 4 0 168 0 34 0

09. Mesjid Raya 2 0 22 0 549 0 61 0

10. Darussalam 0 0 0 0 0 0 0 0

11. Baitussalam 1 0 12 0 344 0 48 42

12. Kuta Baro 1 2 6 9 155 283 27 10

13. Montasik 1 1 16 3 576 27 45 23

14. Blang Bintang 0 1 0 8 0 138 0 76

15. Ingin Jaya 1 3 27 26 645 366 60 0

16. Krueng Barona Jaya 1 0 22 0 635 0 82 0

17. Sukamakmur 1 0 19 0 581 0 69 21

18. Kuta Malaka 0 1 0 3 0 78 0 0

19. Simpang Tiga 0 0 0 0 0 0 0 35

20. Darul Imarah 1 3 19 6 758 300 72 0

21. Darul Kamal 0 0 0 0 0 0 0 0

22. Peukan Bada 1 0 13 0 410 0 50 9

23. Pulo Aceh 1 1 3 6 80 99 13 0

Jumlah2009 21 10 253 68 7.546 1.452 872 252

20082007

2016

1212

238199

3921

7.5116.646

1.3181.479

832567

170173

Page 14: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 11Jumlah Sekolah di bawah Departemen Agama Kabupaten Aceh Besar

Dirinci Menurut Jenis Sekolah Per Kecamatan Tahun 2009

KecamatanMIN

(Madrasah Ibtidayah Negeri)

MIS (Madrasah Ibtidayah Swasta)

MTsN(Madrasah

Tsanawiyah Negeri)

MTsS(Madrasah

Tsanawiyah Swasta)

M A N(Madrasah

Aliyah Negeri)

M A S (Madrasah

Aliyah Negeri)

01. L h o o n g 2 - 1 - - -

02. Lhoknga 3 1 1 - 1 3

03. Leupung 1 - - - - -

04. Indrapuri 5 - 1 1 2 1

05. Kuta Cot Glie 1 - - - - 1

06. Seulimeum 5 - - - 1 2

07. Kota Jantho 1 - - - 1 1

08. Lembah Seulawah 1 - - - - -

09. Mesjid Raya 2 - - - - 1

10. Darussalam 2 - 1 1 2 2

11. Baitussalam - - - - - 1

12. Kuta Baro 2 - 1 1 1 1

13. Montasik 3 1 1 1 - -

14. Blang Bintang 1 - - - - -

15. Ingin Jaya 4 1 - - - 1

16. Krueng Barona Jaya - 1 - - 1 2

17. Sukamakmur 4 - 1 - - -

18. Kuta Malaka 1 - - 1 1 2

19. Simpang Tiga - - - - - -

20. Darul Imarah 4 - 1 1 1 1

21. Darul Kamal 1 - - - - -

22. Peukan Bada 3 - - - - 1

23. Pulo Aceh 1 - - - - -

Jumlah2009 47 4 8 6 11 20

20082007

4748

44

87

66

1112

2018

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

14

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 15: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 12Jumlah Murid Sekolah Yang Berada di bawah Departemen Agama Kabupaten Aceh Besar

Dirinci Menurut Sekolah Per Kecamatan Tahun 2009

Kecamatan

M I N MIS MTsN MTsS MAN MAS(Madrasah Ibtidayah Negeri)

(Madrasah Ibtidayah Swasta)

(Madrasah Tsanawiyah

Negeri)

(Madrasah Tsanawiyah

Swasta)

Madrasah Aliyah Negeri

Madrasah Aliyah Swasta

L P L P L P L P L P L P01. L h o o n g 126 160 - - 75 57 - - - - - -02. Lhoknga 284 258 49 40 72 81 53 - - - 22 803. Leupung 37 49 - - - - - - - - - -04. Indrapuri 546 508 - - 136 191 263 269 94 143 92 18205. Kuta Cot Glie 109 81 - - - - 128 71 - - - -06. Seulimeum 375 330 - - - - 42 64 - - - -07. Kota Jantho 130 102 - - - - 147 174 - - 32 62

08.Lembah Seulawah 117 105 - - - - - - - - - -

09. Mesjid Raya 152 135 - - - - 39 49 - - - -10. Darussalam 625 621 - - 317 357 150 127 112 246 59 7911. Baitussalam - - - - - - 24 8 - - - -12. Kuta Baro 447 425 - - 184 191 23 11 67 72 52 5113. Montasik 450 413 63 57 194 207 - - 94 92 - -

14.Blang Bintang 501 485 89 72 - - 99 81 - - - -

15. Ingin Jaya - - 45 53 - - 420 139 - - - -

16.Krueng Barona Jaya 557 561 - - 144 176 - - - - 70 -

17. Sukamakmur 143 149 - - - - 168 144 - - - -18. Kuta Malaka - - - - - - - - 106 181 62 31

19.Simpang Tiga 478 414 - - 125 182 151 134 - - - -

20. Darul Imarah 142 127 - - - - - - 74 136 122 17421. Darul Kamal 149 109 - - - - - - - - - -22. Peukan Bada 18 10 - - - - - - - - - -23. Pulo Aceh 70 68 - - - - - - - - - -

Jumlah2009 5.456 5.110 246 222 1.247 1.442 1.707 1.271 547 870 511 5872008 5.447 5.176 238 211 1.241 1.478 1.810 1.443 542 824 462 5472007 5.397 5.403 248 219 1.112 1.246 1.789 1.397 627 834 582 408

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 13

15

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 16: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Jumlah Guru Sekolah Yang Berada di bawah Departemen Agama Kabupaten Aceh Besar Dirinci Menurut Jenis Sekolah Per Kecamatan Tahun 2009

KecamatanM I N MIS MTsN MTsS M A N M A S

(Madrasah Ibtidayah Negeri)

(Madrasah Ibtidayah Swasta)

(Madrasah Tsanawiyah

Negeri)

(Madrasah Tsanawiyah

Swasta)

(Madrasah Aliyah

Negeri)

(Madrasah Aliyah

Negeri)01. L h o o n g 13 - 4 - - -02. Lhoknga 34 6 14 31 - -03. Leupung 5 - - - - -04. Indrapuri 42 - 29 37 42 -05. Kuta Cot Glie 14 - - 19 - -06. Seulimeum 34 - - 29 - -07. Kota Jantho 11 - - 21 - -

08.Lembah Seulawah 9 - - - - -

09. Mesjid Raya 16 - - 11 - -10. Darussalam 50 - 37 - 24 -11. Baitussalam - - - - - -12. Kuta Baro 37 - 25 - 22 -13. Montasik 39 17 25 - 19 -14. Blang Bintang - - - 7 - -15. Ingin Jaya 50 14 - 7 - -

16.Krueng Barona Jaya - 14 - - - -

17. Sukamakmur 74 - 34 - - -18. Kuta Malaka 18 - - 10 24 -19. Simpang Tiga - - - - - -20. Darul Imarah 78 - 21 12 27 521. Darul Kamal 14 - - - - -22. Peukan Bada 27 - - 12 - -

23. Pulo Aceh 3 - - - - -

Jumlah

2009 568 51 189 196 158 52008 851 59 262 442 205 2152007 1.008 67 247 390 143 254

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 14Banyaknya Pondok Pesantren Tradisional dan Modern/Terpadu

Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kecamatan Ponpes Tradisional Ponpes Modern/Terpadu

01. L h o o n g 5 0

02. Lhoknga 2 2

03. Leupung 2 0

04. Indrapuri 3 2

05. Kuta Cot Glie 6 0

06. Seulimeum 8 2

07. Kota Jantho 0 1

16

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 17: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

08. Lembah Seulawah 1 0

09. Mesjid Raya 2 1

10. Darussalam 2 3

11. Baitussalam 1 0

12. Kuta Baro 7 2

13. Montasik 4 1

14. Blang Bintang 6 0

15. Ingin Jaya 5 3

16. Krueng Barona Jaya 4 1

17. Sukamakmur 3 1

18. Kuta Malaka 1 4

19. Simpang Tiga 2 0

20. Darul Imarah 6 2

21. Darul Kamal 1 0

22. Peukan Bada 4 1

23. Pulo Aceh 1 0

Jumlah2009 76 2620082007

11164

2119

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 15Banyaknya Santri dan Teungku Dayah

Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kecamatan

Ponpes Tradisional

Ponpes Modern/Terpadu

Santri Tengku Dayah Santri

Tengku Dayah

01. L h o o n g 594 0 - -

02. Lhoknga 138 123 321 19

03. Leupung 127 0 - -

04. Indrapuri 209 842 616 74

05. Kuta Cot Glie 407 0 - -

06. Seulimeum 1956 267 448 65

07. Kota Jantho 0 431 242 32

08.Lembah Seulawah 0 0 434 15

09. Mesjid Raya 325 313 - -

10. Darussalam 142 1037 306 71

11. Baitussalam 25 0 81 3

12. Kuta Baro 985 462 674 73

13. Montasik 275 111 169 14

14. Blang Bintang 1196 0 - -

15. Ingin Jaya 1730 696 810 97

16.Krueng Barona Jaya 367 331 384 38

17. Sukamakmur 246 107 51 6

18. Kuta Malaka 80 559 486 75

19. Simpang Tiga 258 0 - -

20. Darul Imarah 1431 422 238 63

21. Darul Kamal 0 0 - -

17

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 18: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

22. Peukan Bada 340 32 - -

23. Pulo Aceh 34 0 - -

Jumlah

2009 10.865 5.733 5.260 645

2008 22.200 1.388 5.260 645

2007 13.483 1.407 5.564 622

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.5.Kesehatan

Ketersediaan sarana dan kesehatan berupa Rumah Sakit, Puskesmas, dan lainnya

merupakan faktor utama untuk menunjang kualitas kehidupan masyarakat menjadi

lebih baik. Untuk itu sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar pada tahun

2009 telah tersebar di seluruh kecamatan, dengan jumlah puskesmas sebanyak 25 buah,

PUSTU sebanyak 73 buah, Poskesdes 169 buah dan Posyandu berjumlah 648 buah.

Tenaga kesehatan baik dokter, perawat dan bidan maupun tenaga medis juga telah

menempati seluruh kecamatan di Kabupaten Aceh Besar. Tenaga dokter ada sebanyak

61 orang, dengan rincian: dokter spesialis 2 orang, dokter umum sebanyak 48 orang dan

dokter gigi 11 orang. Jumlah perawat sebanyak 259 orang dan bidan ada sebanyak 826

orang serta tenaga medis berjumlah 105 orang.

Jumlah penduduk yang mendapat imunisasi BCG adalah sebanyak 6.574 orang, DPT

I, II, dan III masing-masing 6.448 orang, 5.664 orang dan 6.051 orang. Untuk imunisasi

polio sebanyak 6.051 dan Hepatitis B berjumlah 3.369 orang.

Kasus penyakit menular di Kabupaten Aceh Besar tahun 2009 yang paling banyak

terjadi adalah kasus penyakit Diare sebanyak 6.048 kasus, kemudian disusul dengan TB

Paru sebanyak 1.609 kasus, Disentri 620 kasus, Malaria 486 kasus dan DBD 269 kasus.

Sedangkan yang paling sedikit terjadi adalah kasus penyakit kusta yaitu sekitar 14 kasus.

Adapun jumlah kematian ibu maternal baik saat hamil, bersalin maupun masa nifas

seluruhnya berjumlah 8 kematian. Sedangkan kematian bayi sebanyak 44 kematian dari

6.331 jumlah kelahiran bayi.

Terkait dengan Keluarga Berencana (KB),Banyaknya pos KB di kecamatan-kecamatan

dalam Kabupaten Aceh Besar seluruhnya berjumlah 604 pos KB, dimana setiap desa/

gampong memiliki masing-masing satu pos KB. Pencapaian peserta KB aktif tahun 2009

berjumlah 44.872 peserta dari jumlah yang ditargetkan sebanyak 23.141 peserta, bisa

18

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 19: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

dikatakan pencapaiannya hampir dua kali lipat dari yang ditargetkan atau mencapai

193,91 persen.

Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang tercatat di Kabupaten Aceh Besar sebanyak

58.506 pasang. Umumnya jenis metode kontrasepsi yang banyak digunakan adalah

suntik dan pil. Peserta yang memakai suntik sebanyak 21.262 peserta dan yang memakai

pil sebanyak 14.654 peserta. Sedangkan yang paling sedikit adalah jenis metode MOP

yaitu hanya ada 5 peserta.

Jika dilihat dari perkembangannya Klinik Keluarga Berencana (KKB) dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan jumlah. Pada tahun 2007 dan 2008 jumlah klinik

sebanyak 48 klinik sedangkan pada tahun 2009 telah bertambah menjadi 58 klinik. Klinik

Keluarga Berencana ini berada di bawah pengelolaan Badan Koordinasi Keluarga

Berencana, Perlindungan Perempuan, dan Perlindungan Anak (BKKS, PP dan PA).

Adapun jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Aceh Besar tahun 2009 adalah

sebanyak 14.378 keluarga.

Tabel 16Jumlah Sarana Kesehatan Dirinci Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Puskesmas PUSTU Poskesdes Posyandu

01. L h o o n g 1 2 11 28

02. Lhoknga 1 3 3 28

03. Leupung 1 1 2 7

04. Indrapuri 1 2 15 52

05. Kuta Cot Glie 1 3 5 34

06. Seulimeum 2 3 2 49

07. Kota Jantho 1 2 3 22

08. Lembah Seulawah 1 3 6 16

09. Mesjid Raya 1 3 2 16

10. Darussalam 1 2 14 29

11. Baitussalam 1 4 4 16

12. Kuta Baro 1 5 17 51

13. Montasik 1 8 16 40

14. Blang Bintang 1 4 9 28

15. Ingin Jaya 1 4 13 50

16. Krueng Barona Jaya 1 2 5 13

17. Sukamakmur 1 3 15 35

18. Kuta Malaka 1 - 4 15

19. Simpang Tiga 1 3 5 18

20. Darul Imarah 1 6 10 42

21. Darul Kamal 1 - 4 14

19

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 20: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

22. Peukan Bada 2 4 3 28

23. Pulo Aceh 1 6 1 17

Jumlah 25 73 169 648

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 17Jumlah Tenaga Dokter Dirinci Menurut Lokasi

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Dokter Spesialis

Dokter Umum Dokter Gigi Dokter

Keluarga Jumlah

01. L h o o n g 0 0 0 0 002. Lhoknga 0 1 1 0 203. Leupung 0 1 0 0 104. Indrapuri 0 1 0 0 105. Kuta Cot Glie 0 1 0 0 106. Seulimeum 0 2 1 0 307. Kota Jantho 0 4 0 0 408. Lembah Seulawah 0 1 0 0 109. Mesjid Raya 0 2 0 0 210. Darussalam 0 2 0 0 211. Baitussalam 0 1 0 0 112. Kuta Baro 0 0 0 0 013. Montasik 0 3 0 0 3 14. Blang Bintang 0 3 1 0 415. Ingin Jaya 0 4 1 0 516. Krueng Barona Jaya 0 2 0 0 217. Sukamakmur 0 4 1 0 518. Kuta Malaka 0 3 0 0 319. Simpang Tiga 0 1 0 0 120. Darul Imarah 0 2 1 0 321. Darul Kamal 0 1 2 0 322. Peukan Bada 0 2 1 0 323. Pulo Aceh 0 1 0 0 124. RSU Kota Jantho 2 5 2 0 925. Dinas Kesehatan 0 1 0 0 1

Jumlah 2 48 11 0 61

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 18Jumlah Personil Kesehatan Menurut Unit Kerja (Termasuk Pustu dan Polindes)

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

20

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 21: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kecamatan Perawat & Bidan Farmasi Sanitasi Gizi Kesmas Medis Teknisi

Medis Jumlah

01. L h o o n g 49 2 2 2 0 0 0 2

02. Lhoknga 44 1 3 4 2 0 1 0

03. Leupung 16 1 1 3 0 0 2 4

04. Indrapuri 49 0 2 4 4 1 2 2

05. Kuta Cot Glie 34 1 3 1 2 1 2 1

06. Seulimeum 58 2 3 2 1 2 4 1

07. Kota Jantho 29 1 1 2 1 0 4 2

08. Lembah Seulawah 22 0 4 2 2 0 1 0

09. Mesjid Raya 35 1 1 2 0 2 5 6

10. Darussalam 56 3 4 4 6 3 6 6

11. Baitussalam 37 2 4 2 6 2 4 2

12. Kuta Baro 73 2 3 2 2 3 4 3

13. Montasik 60 1 5 2 3 1 5 1

14. Blang Bintang 48 2 3 2 1 2 5 1

15. Ingin Jaya 73 4 3 1 1 4 9 4

16. Krueng Barona Jaya 51 2 2 2 4 2 4 4

17. Sukamakmur 57 1 3 2 4 2 5 2

18. Kuta Malaka 30 0 2 2 2 2 5 3

19. Simpang Tiga 34 2 1 2 3 2 3 5

20. Darul Imarah 80 2 5 2 5 3 6 4

21. Darul Kamal 37 1 4 2 4 1 2 3

22. Peukan Bada 60 3 5 5 3 3 7 0

23. Pulo Aceh 28 0 1 1 0 1 2 3

24. RSU Kota Jantho 13 0 0 1 3 6 15 35

25. Dinas Kesehatan 12 4 6 4 35 1 1 2

Jumlah 1.085 38 71 58 94 61 44 105

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 19Jumlah Tenaga Farmasi Menurut Unit Kerja

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Apoteker Ass. Apoteker D III Farmasi S1 Farmasi

01. L h o o n g 0 0 2 0

02. Lhoknga 0 1 0 0

03. Leupung 0 1 0 0

04. Indrapuri 0 0 0 0

05. Kuta Cot Glie 0 1 0 0

06. Seulimeum 0 1 1 0

07. Kota Jantho 0 1 0 0

08. Lembah Seulawah 0 0 0 0

09. Mesjid Raya 0 1 0 0

10. Darussalam 0 3 0 0

11. Baitussalam 0 1 1 0

12. Kuta Baro 0 1 1 0

13. Montasik 0 1 0 0

14. Blang Bintang 0 2 0 0

15. Ingin Jaya 0 3 1 0

21

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 22: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

16. Krueng Barona Jaya 0 2 0 0

17. Sukamakmur 0 1 0 0

18. Kuta Malaka 0 0 0 0

19. Simpang Tiga 0 2 0 0

20. Darul Imarah 0 2 0 0

21. Darul Kamal 0 1 0 0

22. Peukan Bada 0 2 1 0

23. Pulo Aceh 0 0 0 0

24. RSU Kota Jantho 0 0 0 0

25. Dinas Kesehatan 0 1 3 0

Jumlah 0 28 10 0

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 20Jumlah Tenaga Gizi Menurut Unit Kerja Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan D-IV/S1 Gizi D III Gizi D I Gizi

01. L h o o n g 0 2 0

02. Lhoknga 0 4 0

03. Leupung 0 3 0

04. Indrapuri 0 1 3

05. Kuta Cot Glie 0 1 0

06. Seulimeum 0 1 1

07. Kota Jantho 0 2 0

08. Lembah Seulawah 0 2 0

09. Mesjid Raya 0 1 1

10. Darussalam 0 4 0

11. Baitussalam 2 0 0

12. Kuta Baro 0 2 0

13. Montasik 1 0 1

14. Blang Bintang 0 2 0

15. Ingin Jaya 0 1 0

16. Krueng Barona Jaya 0 2 0

17. Sukamakmur 0 0 2

18. Kuta Malaka 0 0 2

19. Simpang Tiga 1 0 1

20. Darul Imarah 0 2 0

21. Darul Kamal 0 2 0

22. Peukan Bada 0 4 1

23. Pulo Aceh 0 1 0

24. RSU Kota Jantho 0 1 0

25. Dinas Kesehatan 0 3 1

Jumlah 4 41 13

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010 Tabel 21

Jumlah Tenaga Perawat Menurut Unit Kerja Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

22

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 23: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kecamatan Perawat Bidan

01. L h o o n g 20 29

02. Lhoknga 9 35

03. Leupung 5 11

04. Indrapuri 7 42

05. Kuta Cot Glie 10 24

06. Seulimeum 11 47

07. Kota Jantho 11 18

08. Lembah Seulawah 7 15

09. Mesjid Raya 8 27

10. Darussalam 5 51

11. Baitussalam 8 29

12. Kuta Baro 11 62

13. Montasik 9 51

14. Blang Bintang 14 34

15. Ingin Jaya 7 66

16. Krueng Barona Jaya 8 43

17. Sukamakmur 13 44

18. Kuta Malaka 12 18

19. Simpang Tiga 10 24

20. Darul Imarah 16 64

21. Darul Kamal 14 23

22. Peukan Bada 14 46

23. Pulo Aceh 11 17

24. RSU Kota Jantho 11 2

25. Dinas Kesehatan 8 4

Jumlah 259 826

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 22Jumlah Tenaga Teknisi Medis Menurut Unit Kerja

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Analis LAB TEM & P RONTG P Anestesi Fisioterapi

01. L h o o n g 0 0 0 0

02. Lhoknga 0 0 0 0

03. Leupung 0 0 0 0

04. Indrapuri 1 0 0 0

05. Kuta Cot Glie 1 0 0 0

06. Seulimeum 2 0 0 0

07. Kota Jantho 0 0 0 0

08. Lembah Seulawah 0 0 0 0

09. Mesjid Raya 2 0 0 0

10. Darussalam 3 0 0 0

11. Baitussalam 2 0 0 0

12. Kuta Baro 2 0 0 1

13. Montasik 1 0 0 0

14. Blang Bintang 2 0 0 0

15. Ingin Jaya 4 0 0 0

23

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 24: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

16. Krueng Barona Jaya 2 0 0 0

17. Sukamakmur 2 0 0 0

18. Kuta Malaka 2 0 0 0

19. Simpang Tiga 2 0 0 0

20. Darul Imarah 3 0 0 0

21. Darul Kamal 1 0 0 0

22. Peukan Bada 3 0 0 0

23. Pulo Aceh 1 0 0 0

24. RSU Kota Jantho 3 2 0 0

25. Dinas Kesehatan 0 1 0 0

Jumlah 39 3 0 1

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 23Jumlah Penduduk Yang Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi

Pada Puskesmas Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan BCGD P T

Polio Campak Hepatitis BI III

01. L h o o n g 264 236 248 246 - 224

02. Lhoknga 288 287 253 263 - 228

03. Leupung 46 56 38 42 - 25

04. Indrapuri 516 328 250 273 - 131

05. Kuta Cot Glie 257 250 219 233 - 180

06. Seulimeum 391 367 339 422 - 99

07. Kota Jantho 166 183 168 139 - 111

08. Lembah Seulawah 181 185 168 162 - 38

09. Mesjid Raya 297 329 261 300 - 147

10. Darussalam 253 240 220 199 - 101

11. Baitussalam 294 350 322 351 - 153

12. Kuta Baro 394 376 303 364 - 78

13. Montasik 350 370 343 324 - 207

14. Blang Bintang 196 204 96 183 - 107

15. Ingin Jaya 510 478 464 497 - 330

16. Krueng Barona Jaya 220 240 214 256 - 154

17. Sukamakmur 304 282 257 244 - 130

18. Kuta Malaka 144 139 126 114 - 30

19. Simpang Tiga 101 95 83 85 - 56

20. Darul Imarah 893 929 817 797 - 604

21. Darul Kamal 147 144 137 135 - 143

22. Peukan Bada 317 305 284 326 - 7523. Pulo Aceh 45 75 54 96 - 18

Jumlah 6.574 6.448 5.664 6.051 - 3.369

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

24

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 25: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 24Kasus Penyakit Menular Yang Diamati Menurut Lokasi Puskesmas

Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan D B D

Malaria (+)

TB Paru

DiareKholera Disentri Kusta Pneumonia

(+) Klinis

01. L h o o n g 0 57 0 0 0 0 0 0 0

02. Lhoknga 20 5 0 0 154 0 24 0 5

03. Leupung 0 0 0 0 101 0 18 0 0

04. Indrapuri 7 99 4 0 660 0 80 0 3

05.Kuta Cot Glie 0 38 4 15 70 0 22 0 0

06. Seulimeum 16 95 25 347 458 0 0 1 0

07. Kota Jantho 4 1 0 0 36 0 0 0 0

08.Lembah Seulawah 3 66 7 183 164 0 24 0 0

09. Mesjid Raya 0 11 5 22 0 0 41 0 0

10. Darussalam 31 5 1 8 182 0 37 0 1

11. Baitussalam 9 0 9 0 290 0 0 0 0

12. Kuta Baro 13 2 12 36 503 0 56 2 2

13. Montasik 6 11 11 117 333 0 0 2 5

14.Blang Bintang 10 21 0 23 0 0 36 2 73

15. Ingin Jaya 32 6 12 51 406 0 33 0 0

16.Krueng Barona Jaya 14 8 5 85 481 0 133 0 17

17.Sukamakmur 15 10 9 152 430 0 29 1 0

18. Kuta Malaka 0 6 5 118 287 0 16 0 0

19.Simpang Tiga 6 5 9 68 188 0 24 2 9

20. Darul Imarah 71 2 33 173 484 0 0 0 0

21. Darul Kamal 4 0 2 19 301 0 47 3 32

22.Peukan Bada 8 2 7 5 400 0 0 0 0

23. Pulo Aceh 0 36 1 26 120 0 0 1 4

Jumlah 269 486 161 1.448 6.048 0 620 14 151

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.6. Sosial Kemasyarakatan

Persoalan sosial kemasyarakatan tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Aceh

Besar, tapi di setiap sudut suatu daerah pasti terjadi permasalahan sosial

kemasyarakatan baik berupa hal yang kecil maupun permasalahan kompleks sekalipun.

Permasalahan ini bisa terjadi dimana saja bahkan keberadaannya seperti tidak ada

habisnya hingga sepanjang perjalanan sejarah manusia.

Permasalahan sosial yang terjadi di Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2009

didominasi oleh masalah lansia/jompo yaitu sebanyak 3.780 kasus, kemudian disusul

25

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 26: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

dengan permasalahan fakir miskin sebanyak 880 kasus dan masalah anak nakal ada

sejumlah 499 kasus.

Perkara yang paling banyak diputuskan pada Mahkamah Syar’iyah Jantho tahun

2009 yaitu masalah Cerai Gugat hingga mencapai 93 kasus, kemudian masalah Isbat

Nikah sebanyak 68 kasus, serta masalah penetapan ahli waris 60 kasus. Faktor penyebab

perceraian yang paling banyak terjadi disebabkan karena faktor meninggalkan kewajiban

sebagai suami/istri dan perselisihan yang terus menerus terjadi. Kedua faktor penyebab

perceraian tersebut paling sering muncul di setiap bulan, sedangkan faktor lain seperti

perkawinan di bawah umur dan cacat biologis tidak pernah muncul sebagai penyebab

perceraian pada tahun 2009.

Kasus bencana alam yang terjadi pada tahun 2009 paling banyak adalah bencana

kebakaran yang terjadi sebanyak 21 kejadian. Selain itu bencana alam banjir juga terjadi

di beberapa kecamatan yaitu sebanyak 3 kejadian serta angin topan sebanyak 5

kejadian.

Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam tersebut menyebabkan

terjadinya kerusakan rumah sebanyak 17 rumah rusak berat, 4 rumah rusak ringan dan

tidak memakan korban jiwa dengan taksiran kerugian secara keseluruhan berjumlah

sekitar 246.500.000 rupiah. Kemudian Panti Asuhan yang terdapat di Kabupaten Aceh

Besar baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta berjumlah 28 panti asuhan,

yang memiliki kapasitas seluruhnya 1.925 orang dengan jumlah anak asuh sebanyak

1.320 orang.

Tabel 25Banyaknya Tempat Peribadatan Agama Islam

Dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Masjid Meunasah Jumlah

01. L h o o n g 11 28 39

02. Lhoknga 5 28 33

03. Leupung 4 6 10

04. Indrapuri 13 52 65

05. Kuta Cot Glie 3 32 35

06. Seulimeum 9 47 56

07. Kota Jantho 5 13 18

08. Lembah Seulawah 6 12 18

09. Mesjid Raya 11 13 24

26

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 27: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

10. Darussalam 6 29 35

11. Baitussalam 5 13 18

12. Kuta Baro 6 47 53

13. Montasik 5 39 44

14. Blang Bintang 3 26 29

15. Ingin Jaya 9 50 59

16. Krueng Barona Jaya 3 12 15

17. Sukamakmur 5 35 40

18. Kuta Malaka 3 15 18

19. Simpang Tiga 4 18 22

20. Darul Imarah 14 32 46

21. Darul Kamal 3 14 17

22. Peukan Bada 8 26 34

23. Pulo Aceh 10 17 27

Jumlah2009 151 604 75520082007

150149

604604

753747

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 26Banyaknya Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk

Dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Nikah Talak Cerai Rujuk

01. L h o o n g 63 3 1 0

02. Lhoknga 129 2 6 0

03. Leupung 11 1 1 0

04. Indrapuri 155 1 8 0

05. Kuta Cot Glie 87 0 4 0

06. Seulimeum 189 4 2 0

07. Kota Jantho 53 2 4 0

08. Lembah Seulawah 63 2 3 0

09. Mesjid Raya 131 0 4 0

10. Darussalam 135 4 5 0

11. Baitussalam 98 2 8 0

12. Kuta Baro 179 0 7 0

13. Montasik 205 2 9 0

14. Blang Bintang 0 0 0 0

15. Ingin Jaya 219 0 13 0

16. Krueng Barona Jaya 112 0 6 0

17. Sukamakmur 156 3 6 0

18. Kuta Malaka 38 0 2 0

19. Simpang Tiga 54 1 3 0

20. Darul Imarah 334 9 18 0

21. Darul Kamal 55 1 3 0

22. Peukan Bada 90 0 4 0

23. Pulo Aceh 32 1 1 0Jumlah 2009 2.588 38 118 0

27

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 28: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

20082007

2.8123.513

4217

10358

00

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 27Banyaknya Penderita Cacat Dirinci Menurut Jenis cacat

Per Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Kecamatan Jumlah Keterangan Cacat

01. L h o o n g 138 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

02. Lhoknga 65 Cacat tubuh/Mental//Bisu/Tuli/Peny. Kronis

03. Leupung 12 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra

04. Indrapuri 41 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

05. Kuta Cot Glie 14 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

06. Seulimeum 19 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

07. Kota Jantho 15 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

08. Lembah Seulawah 17 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

09. Mesjid Raya 51 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

10. Darussalam 33 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

11. Baitussalam 27 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli

12. Kuta Baro 55 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

13. Montasik 32 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

14. Ingin Jaya 32 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

15. Krueng Barona Jaya 50 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

16. Sukamakmur 0 -

17. Kuta Malaka 14 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

18. Simpang Tiga 0 -

19. Darul Imarah 31 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

20. Darul Kamal 0 -

21. Peukan Bada 40 Cacat tubuh/Mental/ Bisu/Tuli/Peny. Kronis

22. Pulo Aceh 16 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra

23. Blang Bintang 26 Cacat tubuh/Mental/Tuna Netra/Bisu/Tuli/Peny. Kronis

Jumlah 728

28

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 29: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 28Banyaknya Kelompok Karang Taruna Dirinci

Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 29Banyaknya panti Asuhan Pemerintah/Swasta Dirinci

Menurut Kapasitas Dan Anak Asuh Di Kabupaten Aceh Besar, Tahun 2003 - 2009

29

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Kecamatan Jumlah Kelompok

01. L h o o n g 11

02. Lhoknga 5

03. Leupung 6

04. Indrapuri 13

05. Kuta Cot Glie 7

06. Seulimeum 13

07. Kota Jantho 4

08. Lembah Seulawah 13

09. Mesjid Raya 5

10. Darussalam 13

11. Baitussalam 7

12. Kuta Baro 6

13. Montasik 11

14. Blang Bintang 4

15. Ingin Jaya 13

16. Krueng Barona Jaya 6

17. Sukamakmur 9

18. Kuta Malaka 7

19. Simpang Tiga 8

20. Darul Imarah 17

21. Darul Kamal 11

22. Peukan Bada 14

23. Pulo Aceh 7

Jumlah

2009 210

20082007

225371

Page 30: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

T a h u n Banyaknya Panti Asuhan Kapasitas Anak Asuh Penerima

Subsidi

01. 2003 11 600 516 320

02. 2004 12 720 680 580

03. 2005 14 850 730 634

04. 2006 24 1.763 1.687 760

05. 2007 27 1.815 1.711 793

06. 2008 26 1.850 1.250 550

07. 2009 28 1.925 1.320 665

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 30Jumlah Penderita Cacat Yang Telah Mendapat Pelayanan / Santunan Sistem

Di Luar Panti Asuhan Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2001 – 2009

T a h u n J u m l a h

01. 2001 0

02. 2002 0

03. 2003 -

04. 2004 35

05. 2005 105

06. 2006 205

07. 2007 na

08. 2008 0

09. 2009 0

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

30

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 31: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 31Banyaknya Penderita Cacat Dirinci Menurut Jenis Cacat Per Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kecamatan Cacat Tubuh

Cacat Mental

Tuna Netra Bisu/Tuli Penyakit

Kronis Jumlah

01. L h o o n g 81 20 4 30 3 138

02. Lhoknga 37 15 - 12 1 65

03. Leupung 5 6 1 - - 12

04. Indrapuri 18 7 8 6 2 41

05. Kuta Cot Glie 6 3 1 2 2 14

06. Seulimeum 5 6 3 4 1 19

07. Kota Jantho 6 4 1 2 2 15

08. Lembah Seulawah 4 7 3 2 1 17

09. Mesjid Raya 10 13 15 7 6 51

10. Darussalam 7 11 5 6 4 33

11. Baitussalam 10 9 3 5 - 27

12. Kuta Baro 25 7 10 12 1 55

13. Montasik 12 9 4 5 2 32

14. Ingin Jaya 7 10 5 4 6 32

15. Krueng Barona Jaya 21 6 9 12 2 50

16. Sukamakmur - - - - - 0

17. Kuta Malaka 5 4 2 1 2 14

18. Simpang Tiga - - - - - 0

19. Darul Imarah 7 8 4 5 7 31

20. Darul Kamal - - - - - 0

21. Peukan Bada 25 11 - 2 2 40

22. Pulo Aceh 8 7 1 - - 16

23. Blang Bintang 7 9 2 3 5 26

Jumlah2009 306 172 81 120 49 72820082007

306447

172293

8183

120154

49204

7281.181

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 32Jumlah Permasalahan Sosial Dirinci Menurut Jenis Permasalahan Per Kecamatan Di

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kecamatan/Anak

Terlantar LansiaAnak Nakal

Korban Narkoba

Penyandang Cacat

Gelandang &Pengemi

sTuna Susila Fakir Miskin

Wanita Rawan Sosial

Ekonomi

Keluarga Berumah

Tidak Layak Huni

Masyarakat yang Tinggal

di Daerah Rawan Banjir

01. L h o o n g - 3 3 - 14 - - - 1 - -

02. Lhoknga - 45 10 - 15 - - - - - -

03. Leupung - 35 5 - 10 - - - - - -

04. Indrapuri - 225 19 - 15 - - - - - -

05. Kuta Cot Glie - 75 4 - 10 - - 150 2 - -

06. Seulimeum - 25 7 - - - - - - - -

07. Kota Jantho - 27 - - - - - - - - -

08.Lembah Seulawah - 30 4 - - - - 150 1 - -

09. Mesjid Raya - 107 7 - - - - - 5 - -

10. Darussalam - 211 12 - - - - 150 - - -

11. Baitussalam - 45 20 - - - - - - - -

31

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 32: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

12. Kuta Baro - 2.343 120 - - - - - 1 - -

13. Montasik - 212 75 - 104 - - - 1 - -

14. Blang Bintang - - - - - - - 120 23 - -

15. Ingin Jaya - 225 112 - - - - 150 1 - -

16.Krueng Barona Jaya - 175 101 - - - - - 1 - -

17. Sukamakmur - - - - - - - - - - -

18. Kuta Malaka - - - - - - - - 1 - -

19. Simpang Tiga - - - - - - - - - - -

20. Darul Imarah - - - - - - - 160 2 - -

21. Darul Kamal - - - - - - - - - - -

22. Peukan Bada - - - - 26 - - - 1 - -

23. Pulo Aceh - - - - - - - - - - -

Jumlah

2009 - 3.783 499 - 194 - - 880 40 - -

2008 - - - - - - - 28.289 - - -

2007 3.244 2.304 - - - - - 55.180 3.133 5.629 -

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.7. Perekonomian

2.7.1. Industri

Nilai investasi pada sektor Industri Kecil Formal di Kabupaten Aceh Besar Tahun

2009 memiliki jumlah yang cukup besar pada Industri Kimia dan Bahan Bangunan yaitu

sebesar 40.499,83 juta rupiah, kemudian disusul dengan Industri Pangan senilai

4.934,111 juta rupiah. Sedangkan Industri Logam dan Elektronika memiliki nilai investasi

yang paling sedikit untuk sektor Industri Kecil Formal yaitu senilai 50 juta rupiah.

Untuk sektor Industri Kecil Non Formal, nilai investasinya juga didominasi oleh

Industri Kimia dan Bahan Bangunan yaitu sebesar 40.450 juta rupiah. Sedangkan nilai

investasi terkecil yaitu Industri Sandang senilai 3.060 juta rupiah.

Unit usaha terbanyak pada sektor Industri Formal berada pada Industri Kimia

dan Bahan Bangunan yaitu 547 unit usaha dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak

3.958 orang atau sebesar 56,27 persen dari seluruh tenaga kerja Formal.

Sedangkan untuk sektor Industri Non Formal unit usaha terbanyak adalah

Industri Kerajinan sebanyak 865 unit usaha yang mampu menampung tenaga kerja

sebanyak 2.168 orang. Akan tetapi untuk jumlah tenaga kerja yang paling banyak

diserap juga ada pada Industri Kimia dan Bahan Bangunan sebesar 4.988 orang.

2.7.2. Perdagangan

32

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 33: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Produksi Semen pada PT. Lafarge Cement Indonesia Kabupaten Aceh Besar

tahun 2009 berjumlah 24.305 ton. Untuk Pemasaran di Provinsi NAD berjumlah 626.484

ton sedangkan pemasaran di luar NAD sejumlah 922.978 ton.

Jika dibandingkan, Pemasaran Semen di Provinsi NAD pada tahun 2009 dengan

tahun 2008 yang berjumlah 680.741 ton, terlihat adanya penurunan sebesar kurang

lebih 54 ribu ton. Akan tetapi lain halnya dengan pemasaran di Luar NAD, jika

dbandingkan dengan tahun 2008, mengalami peningkatan sekitar 50 ribu ton lebih.

Tabel 33Banyaknya Unit Usaha, Tenaga Kerja, Dan Nilai Investasi Pada Industri Kecil Menurut

Klasifikasi Industri Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008

Uraian

Klasifikasi Industri Kecil

Formal Non Formal

Unit Usaha Tenaga Kerja

Nilai Investasi ( 000 Rp )

Unit Usaha Tenaga Kerja

Nilai Investasi ( 000 Rp )

1. Industri Pangan 505 1.802 4.934.111 655 1.958 13.713.334

2. Industri Sandang 333 625 1.222.900 166 336 3.060.000

3.Industri Kimia dan Bahan Bangunan

547 3.958 40.499.830 600 4.988 40.450.000

4.Industri Logam dan Elektronika

2 10 50.000 415 1.247 7.370.000

5. Industri Kerajinan 244 639 2.296.150 865 2.168 3.805.250

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 34Banyaknya Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menurut Jenis Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

33

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Uraian Formal Non Formal

Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja

Industri Pangan 505 1.802 655 1.958

Industri Sandang 333 625 166 336

Industri Kimia dan Bahan Bangunan 547 3.958 600 4.988

Industri Logam dan Elektronika 2 10 415 1.247

Industri Kerajinan 244 639 865 2.168

Jumlah 1.631 7.034 2.701 10.697

Page 34: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 35Produksi dan Pemasaran Semen Per Bulan

pada PT. Lafarge Cement Indonesia Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Bulan Produksi

Pemasaran (Ton)

Prov. Aceh Luar Prov. Aceh

01. Januari - 72.112 73.323

02. Pebruari - 60.842 70.040

03. Maret - 48.329 71.958

04. April - 37.500 67.74705. Mei - 41.054 71.78406. Juni - 47.924 79.46607. Juli - 49.950 74.31908. Agustus - 44.787 73.35209. September - 32.690 61.59110. Oktober - 63.604 92.90711. Nopember 9.480 54.044 75.71112. Desember 14.825 73.648 110.780

Jumlah 24.305 626.484 922.978

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 36Produksi dan Pemasaran Semen Per Tahun pada

PT. Lafarge Cement Indonesia Kabupaten Aceh Besar Tahun 2004 - 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

34

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Tahun Produksi (Ton)

Pemasaran (Ton)

Prov. Aceh Luar Prov. Aceh

01. 2004 1.171.640 384.074 787.566

02. 2005 - 323.876 801.509

03. 2006 - 494.593 779.403

04. 2007 - 614.614 785.246

05. 2008 - 680.741 872.388

06. 2009 24.305 626.484 922.978

Page 35: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Tabel 37Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 - 2009

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 38Jumlah Koperasi Non KUD Menurut Kecamatan

DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007 - 2009

KecamatanT a h u n

2007 2008 2009

01. L h o o n g 37 41 4202. Lhoknga 49 49 5303. Leupung 18 18 18

35

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

KecamatanTahun

2007 2008 2009

01. L h o o n g 3 3 302. Lhoknga 2 2 203. Leupung 1 1 104. Indrapuri 1 1 105. Kuta Cot Glie 0 0 006. Seulimeum 2 2 207. Kota Jantho 2 2 208. Lembah Seulawah 2 2 209. Mesjid Raya 1 1 110. Darussalam 2 2 211. Baitussalam 0 0 012. Kuta Baro 2 2 213. Montasik 2 2 214. Blang Bintang 1 1 115. Ingin Jaya 4 4 416. Krueng Barona Jaya 0 0 017. Sukamakmur 1 1 118. Kuta Malaka 0 0 019. Simpang Tiga 0 0 020. Darul Imarah 2 2 221. Darul Kamal 1 1 122. Peukan Bada 3 3 323. Pulo Aceh 1 1 1

J u m l a h 33 33 33

Page 36: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

04. Indrapuri 24 24 2805. Kuta Cot Glie 8 9 906. Seulimeum 28 30 3107. Kota Jantho 46 47 4708. Lembah Seulawah 14 14 1409. Mesjid Raya 23 25 2710. Darussalam 19 20 2211. Baitussalam 23 23 2412. Kuta Baro 37 39 4013. Montasik 25 26 2614. Blang Bintang 6 9 615. Ingin Jaya 67 70 74

16. Krueng Barona Jaya 13 14 15

17. Sukamakmur 27 28 2818. Kuta Malaka 10 10 1019. Simpang Tiga 8 9 920. Darul Imarah 41 46 5021. Darul Kamal 7 8 822. Peukan Bada 29 31 3323. Pulo Aceh 10 10 10

J u m l a h 602 600 624

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 39Perkembangan Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Non KUD

DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 1995 - 2009

Tahun Banyaknya (buah)

KUD NON KUD

1 1995 33 134

2 1996 33 145

3 1997 33 159

4 1998 33 182

5 1999 33 243

6 2000 33 351

7 2001 33 351

8 2002 33 378

9 2003 33 443

10 2004 33 446

11 2005 33 470

12 2006 33 518

13 2007 33 602

14 2008 33 600

36

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 37: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

15 2009 33 624

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 40Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Kelompok Umur

Terdaftar Ditempatkan Dihapus Belum Ditempatkan

LK PR LK PR LK PR LK PR

10 – 14 0 0 0 0 0 0 0 0

15 – 19 122 196 12 27 0 0 110 169

20 – 29 446 784 43 74 0 0 403 710

30 – 34 318 415 57 45 0 0 261 370

35 – 44 146 171 24 14 0 0 122 157

45 – 54 0 0 0 0 0 0 0 0

55 + 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah

2009 1.032 1.566 136 160 0 0 896 1.406

20082007

1191.672

1352.876

-52

-88

--

--

-1.620

-2.788

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 41Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Pendidikandan Jenis Kelamin Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

37

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 38: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

PendidikanTerdaftar Ditempatkan Dihapus Belum

DitempatkanLK PR LK PR LK PR LK PR

S D / Sederajat 0 0 0 0 0 0 0 0S M P/ Sederajat 17 3 0 0 0 0 17 3S M U/ Sederajat 521 488 34 26 0 0 487 462D1/D3 149 680 22 69 0 0 127 611S1/D4 289 447 57 88 0 0 232 359S2 4 0 0 0 0 0 4 0S3 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah2009 980 1.618 113 183 0 0 867 1.43520082007

1451.672

892.876

20452

088

00

00

01.620

02.788

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010Tabel 42

Jumlah Pencari Kerja Di Rinci Per Kecamatan Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Sumber :

Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.7.3..Penerimaan Asli Daerah (PAD)

38

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Kecamatan Pencari Kerja

01. L h o o n g 802. Lhoknga 10503. Leupung 1204. Indrapuri 14505. Kuta Cot Glie 5206. Seulimeum 12207. Kota Jantho 3808. Lembah Seulawah 1809. Mesjid Raya 3710. Darussalam 23211. Baitussalam 7812. Kuta Baro 22113. Montasik 18214. Ingin Jaya 23915. Krueng Barona Jaya 10316. Sukamakmur 25417. Kuta Malaka 12818. Simpang Tiga 9119. Darul Imarah 24720. Darul Kamal 4721. Peukan Bada 12422. Pulo Aceh 723. Blang Bintang 108

Jumlah2009 2.59820082007

2264.548

Page 39: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Penerimaan Asli Daerah (PAD) merupakan urat nadi dari suatu daerah untuk

mempertahankan kelangsungan pembangunan serta untuk mensejahterakan

masyarakat yang ada di daerah tersebut. Adapun realisasi Penerimaan Asli Daerah di

Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2009 adalah sebesar 61,01 milyar rupiah.

Total realisasi penerimaan asli daerah tersebut terdiri dari beberapa jenis penerimaan

yaitu Pajak Daerah sebesar 10,13 milyar rupiah, Pos Retribusi Daerah sebesar 3,49

milyar rupiah, kemudian Pos Bagian Laba Usaha Daerah berjumlah 1,71 milyar rupiah,

Pos Lain-lain PAD yang sah sebesar 11,81 milyar rupiah serta Pos Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak senilai 33,86 milyar rupiah.

Untuk realisasi Pengeluaran Daerah Kabupaten Aceh Besar tahun 2009

dikategorikan berdasarkan jenis pengeluaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung dengan nominal sebesar 564,40 milyar rupiah. Sedangkan untuk Pembiayaan

Daerah memiliki jumlah pembiayaan bersih senilai 57,19 milyar rupiah.

2.7.4. Sarana Perekonomian dan Harga-harga

Pasar merupakan tempat transaksi jual beli masyarakat setiap hari, dan sarana

ini dapat meningkatkan pendapatan daerah jika dikelola dengan baik secara professional

serta merupakan tempat perputaran roda perekonomian.

Jika dilihat dari sarana pasar di Kabupaten Aceh Besar tahun 2009 lokasinya

sudah tersebar merata di seluruh kecamatan, dimana status pengelolaannya ada yang

dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda), Pemda Tk.II dan ada pula yang status

pengelolaannya tumbuh sendiri.

Jumlah pasar secara keseluruhan di Kabupaten ini adalah sebanyak 65 pasar,

dimana sebanyak 20 pasar dikelola oleh Pemda, sedangkan Pemda Tk.II mengelola

sebanyak 2 pasar serta pasar yang pengelolaannya tumbuh sendiri ada sejumlah 43

pasar. Di semua kecamatan hari buka pasar adalah tiap hari, sementara itu ada

beberapa kecamatan yang juga buka secara mingguan.

Harga eceran bahan bangunan/konstruksi di Kabupaten Aceh Besar yang

diantaranya terdiri dari barang galian (pasir) memiliki harga rata-rata sebesar 88 ribu

rupiah/m3, batu pondasi senilai 115 ribu rupiah/m3. Sedangkan kayu lapis harganya lebih

bervariatif berkisar antara 65 ribu hingga 80 ribu rupiah per lembarnya.

39

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 40: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sementara untuk bata merah biasa memiliki kisaran harrga rata-rata 50 ribu

rupiah per 100 buah. Untuk semen yang dipasarkan memiliki rata-rata harga 43 ribu/zak.

Tabel 43Realisasi Penerimaan Daerah

Di Kabupaten Aceh Besar tahun 2005 – 2009Jenis Penerimaan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Pajak Daerah

1.113.243 3.375.628 4.137.578 6.984.128 10.133.617

2. Pos Retribusi Daerah1.096.019 1.337.718 1.757.531 2.895.536 3.495.849

3. Pos Bagian Laba Usaha Daearah 175.000 527.234 1.262.589 1.591.254 1.709.747

4. Pos Lain-lain PAD yang sah 6.402.529 12.627.613 7.446.113 9.696.101 11.811.324

5. Pos Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak 0 0 49.788.877 53.384.964 33.860.969

Jumlah 8.786.792 17.868.193 12.453.225 74.551.983 61.011.506

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 44Realisasi Penerimaan Daerah

Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009Jenis Penerimaan Jumlah

Penerimaan Daerah

I. Pendapatan asli daerah ;

1. Pajak daerah 10.133.617

40

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 41: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

2. Retribusi daerah 3.495.8493. Laba Usaha Milik Daerah 1.709.7474. Lain-lain PAD yang sah 11.811.324

II. Bagian Dana Perimbangan;

1. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 33.860.9692. Dana Alokasi Umum 398.132.6663. Dana Alokasi Khusus 48.972.000

III. Lain-lain Pendapatan Yang Sah;1. Pendapatan Hibah -2. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya 11.567.583

3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 14.059.5214. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 5.000.000

Jumlah2009 538.743.278

20082007

556.253.791476.283.649

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 45Realisasi Pengeluaran Daerah

Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jenis Pengeluaran Jumlah

A. Belanja Tidak Langsung1. Belanja Pegawai 335.030.6582. Belanja Hibah 20.216.4373. Belanja Bantuan Sosial 14.940.1064. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintah Desa 50.000

5. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 36.598.600

6. Belanja Tidak Terduga 80.000

B. Belanja Langsung

1. Belanja Pegawai 21.446.3622. Belanja Barang Jasa 66.466.9183. Belanja Modal 69.574.228

J u m l a h2009 564.403.3112008 565.432.1052007 497.560.338

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 46Realisasi Pembiayaan Daerah

Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009Jenis Pengeluaran Jumlah

A. Penerimaan Pembiayaan Daerah

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 58.039.633

2. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 155.000

41

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 42: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

1. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah daerah 1.000.000

Jumlah Pembiayaan Bersih 57.194.633

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 31.534.600

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.7.5. PDRB Kabupaten Aceh Besar

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk

melihat tingkat kesejahteraan suatu daerah. Perhitungan PDRB Kabupaten Aceh Besar

dan seluruh Indonesia umumnya setiap tahun mengalami perbaikan. Saat ini tahun

dasar perhitungan BPS adalah tahun 2000.

PDRB Kabupaten Aceh Besar disajikan dalam 2 bentuk yaitu atas dasar harga

berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) agar pengaruh harga dapat diikuti

sacara berkala dan dapat pula di eliminir.

Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB Kabupaten Aceh Besar tahun 2009

sebesar 4,93 triliun rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan pada tahun yang

sama tercatat sebesar 2,41 triliun rupiah.

Adapun sumbangan PDRB terbesar atas dasar harga berlaku (HB) adalah dari

lapangan usaha pertanian sebesar 1,51 triliun rupiah. Sementara atas dasar harga

konstan (HK) yaitu pada lapangan usaha pertanian sebesar 634,75 milyar rupiah.

2.7.6. Peranan PDRB secara Sektoral

Pada tahun 2009 kontribusi PDRB Kabupaten Aceh Besar berdasarkan atas harga

berlaku, sektor Pertanian masih merupakan penyumbang terbesar dengan persentase

30,74 persen, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 18,20 persen,

kemudian sektor Jasa-jasa sebesar 14,64 persen.

Jika kita lihat berdasarkan atas harga konstan 2000, pada tahun 2009 sektor

Pertanian juga mendominasi dalam pembentukan PDRB yaitu sebesar 26,39 persen,

kemudian disusul oleh sektor Jasa-jasa 21,31 persen dan sektor Bangunan dan

Konstruksi/ Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 15,51 persen.

42

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 43: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

2.7.7. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Besar

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Besar tahun 2009 sebesar 6,50 persen.

Angka ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 5,77

persen.

Walaupun angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2009 sudah

lebih baik dari tahun 2008, akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2007 angka ini

jauh merosot tajam dari 13,87 persen menjadi 6,50 persen saja. Oleh karena itu,

pertumbuhan ekonomi ini patut lebih diperhatikan agar tidak berdampak buruk

terhadap lapangan kerja yang secara otomatis akan berpengaruh pada tingkat

kesejahteraan hidup masyarakat Aceh Besar.

2.7.8. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita

Pada tahun 2009 PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku memiliki tingkat

pertumbuhan 13,38 persen dengan nilai nominal sebesar 15,76 juta rupiah. Sedangkan

atas dasar harga konstan pada tahun yang sama memiliki tingkat pertumbuhan sebesar

5,59 persen dengan nilainya sebesar 7,69 juta rupiah.

Sementara Pendapatan Regional Perkapita di Kabupaten Aceh Besar atas dasar

harga berlaku tahun 2009 tercatat sebesar 13,90 juta rupiah dengan tingkat

pertumbuhannya juga sebesar 13,38 persen. Sedangkan untuk Pendapatan Regional

Perkapita atas dasar harga konstan memiliki nilai nominal sebesar 7,28 juta rupiah.

Tabel 47Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Besar

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar harga Berlaku tahun 2006 - 2009

Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009

1. Pertanian 1.187.027,97 1.312.335,39

1.411.110,02

1.514.899,15 2. Pertambangan Dan Penggalian

96.073,94100.176,5

6104.740,92 110.740,85

3. Industri Pengolahan 114.566,92 125.434,21

134.892,91 146.693,00

4. Listrik Dan Air Minum 6.507,73 9.331,29 13.147,78 17.145,05

5. Bangunan dan Kontruksi 330.820,59 431.887,24

561.508,51 687.508,52

43

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 44: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 641.410,79 723.344,79

777.461,87 896.705,08

7. Pengangkutan Dan Komunikasi 385.827,70 431.523,80

512.363,70 636.501,30

8. Keuangan,Persewaan Dan Js. Prsh Perusahaan

120.824,70 148.500,54

169.447,24 196.588,92

9. Jasa-Jasa 454.682,92 561.320,9 624.988,44 721.324,81P D R B Berlaku 3.337.743,27 3.843.854,7 4.309.661,4 4.928.106,6

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 48Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Besar

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2006 - 2009

Lapangan Usaha / Industrial Origin 2006 2007 2008 2009

1. Pertanian 614.745,13 621.981,56 624.260,63 634.749,76 2. Pertambangan Dan Penggalian 57.827,47 60.289,85 63.036,25 64.036,18 3. Industri Pengolahan 61.008,95 62.847,77 67.529,34 73.021,34

4. Listrik Dan Air Minum 4.268,40 4.367,59 4.486,91 4.593,18

5. Bangunan dan Kontruksi 195.390,75 313.275,68 345.986,19 373.022,19

6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 366.077,86 313.275,68 345.986,19 373.022,19

7. Pengangkutan Dan Komunikasi 157.259,29 161.132,58 163.209,34 165.084,94

8. Keuangan,Persewaan Dan Js. Prsh Perusahaan

40.287,77 43.517,89 46.084,40 49.884,08

9. Jasa-Jasa 378.132,37 466.626,18 483.972,65 512.579,02P D R B Konstan 1.874.997,9 2.135.114,3 2.258.276,0 2.405.000,2

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

Tabel 49Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Aceh Besar

Tahun 2006 – 2009 (tahun Dasar 2000)

Rincian 2006 2007 2008 2009

I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU

1. P D R B 15,78 15,16 12,12 14,35

2. PENDAPATAN REGIONAL 14,60 15,16 12,12 14,35

3. PDRB PER KAPITA 12,83 14,02 11,13 13,38

4. PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA 11,68 14,02 11,13 13,38

II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

1. P D R B 4,27 13,87 5,77 6,50

2. PENDAPATAN REGIONAL 4,27 13,87 5,77 6,50

3. PDRB PER KAPITA 1,61 12,74 4,83 5,59

4. PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA 1,61, 12,74 4,83 5,59

44

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 45: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Sumber : Aceh Besar Dalam Angka, 2010

2.8. Visi Dan Misi

2.8.1. Visi Kabupaten Aceh Besar

Visi merupakan gambaran atau kondisi yang ingin dicapai dalam masa

mendatang, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. Visi

tersebut dapat pula diartikan sebagai suatu harapan yang gemilang yang ingin diraih

pada masa depan. Harapan tersebut tidak lain adalah terwujudnya masyarakat yang

damai, maju, dan makmur dalam kehidupan yang islami. Bentuk harapan ini dijabarkan

ke dalam satu kalimat yang mengandung makna yang dalam dan luas, dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

(1) Potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang

tersedia di daerah ini;

(2) Implementasi syariat Islam yang telah menjadi konsensus bagi semua unsur

masyarakat, termasuk seluruh unsur aparatur pemerintahan daerah di

kabupaten ini;

(3) Dinamika masyarakat yang menghendaki adanya perubahan perkembangan

dan perbaikan dalam seluruh sendi kehidupan di daerah ini;

(4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan era globalisasi; dan

(5) Kewenangan daerah yang semakin besar pasca UU No. 11 Tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh yang akan diimplementasikan mulai tahun 2008 yang akan

datang.

Atas pertimbangan di atas, maka visi pembangunan Kabupaten Aceh Besar

Periode 2007-2012 adalah : “Terwujudnya Masyarakat Aceh Besar yang Damai, Maju,

dan Makmur Dalam Syariat Islam”. Visi ini pula yang diusung oleh Bupati dan Wakil

Bupati Aceh Besar yang terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) pada tanggal

11 Desember 2006 lalu, yaitu Dr. Tgk. Bukhari Daud, M.Ed dan Anwar Ahmad, SE, Ak.

Visi tersebut di atas mengandung makna yang luas dilihat dari beberapa

terminologi kunci, yaitu damai, maju, makmur, dan syariat Islam.

Damai, dimaksudkan bahwa masyarakat Aceh Besar merupakan komitmen yang

hidup rukun, memiliki kebersamaan yang tinggi, saling hormat-menghormati, harga-

45

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 46: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

menghargai, bebas dari rasa takut, bebas dari berbagai bentuk ancaman, intimidasi dan

tindak kekerasan, serta bebas beraktivitas dalam menjalani rutinitas kehidupannya.

Maju, dimaksudkan bahwa masyarakat Aceh Besar merupakan komunitas yang

berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas, terampil, sehat (baik

jasmani maupun rohani), tekun, rajin, kreatif, inovatif, serta produktif dan berwawasan

luas.

Makmur, dimaksudkan bahwa masyarakat Aceh Besar merupakan suatu

masyarakat yang hidup layak, mampu memenuhi kebutuhan dasar, bebas dari

kemiskinan, tanpa kesengsaraan, serta sejahtera, dan bebas dari pengangguran.

Syariat Islam, dimaksudkan bahwa masyarakat Aceh Besar yang patuh, dan taat

pada aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, norma dan kaedah-kaedah, serta nilai-nilai

yang terkandung dalam syariat Islam, dan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman

utama dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Dalam makna yang lain, bahwa

masyarakat Aceh Besar merupakan sebuah komunitas yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah Swt yang tercermin dari kesungguhan dan kesadaran dalam menegakkan

amar makruf dan mencegah nahi mungkar, sebagai bentuk pribadi muslim dan

muslimat, dengan budi pekerti yang luhur, berakhlak mulia, disiplin, jujur, amanah, dan

senantiasa menegakkan hablum minallah, hablum minannas serta hubungan dengan

alam sekitar.

2.8.2. Misi Kabupaten Aceh Besar

Misi merupakan suatu panggilan tugas yang agung dan mulia dari segenap unsur

yang ada untuk mewujudkan visi yang telah disepakati bersama. Keberhasilan

implementasi misi-misi ini tidak terlepas dari dukungan faktor-faktor berikut ini, yaitu :

1) Terpeliharanya perdamaian yang abadi sebagai hasil dari kesepakatan damai

antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada tanggal

15 Agustus 2005 yang lalu;

2) Tersedia dan meningkatnya kemampuan keuangan daerah yang dialokasikan

untuk membiayai seluruh sektor pembangunan setiap tahunnya;

3) Terlaksananya syariat Islam yang benar dan kaffah;

4) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa;

46

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 47: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

5) Terwujudnya kualitas dan disiplin aparatur dalam menjalankan tugas sehari-hari;

dan

6) Adanya dukungan masyarakat yang menyeluruh serta terciptanya rasa memiliki

yang tinggi dari seluruh masyarakat terhadap seluruh program dan kegiatan

pembangunan yang dilaksanakan.

Adapun misi-misi pembangunan Kabupaten Aceh Besar sebagai berikut :

1) Meningkatkan pelaksanan syariat Islam;

2) Mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia;

3) Meningkatkan pembangunan ekonomi rakyat;

4) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (Good Governance and

Clean Government);

5) Mempercepat pembangunan kawasan pesisir dan terisolir;

6) Mendorong percepatan proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi; dan

7) Memelihara perdamaian.

Selanjutnya misi-misi pembangunan Kabupaten Aceh Besar tersebut dijabarkan

lagi kedalam 7 (tujuh) bidang pembangunan yang akan diimplementasikan selama kurun

waktu lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:

1) Bidang Agama

a. Meningkatkan pelaksanaan syariat Islam;

b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pelaksanaan syariat Islam;

c. Meningkatkan upaya-upaya pemberantasan berbagai bentuk kemaksiatan dan

perbuatan asusila; dan

d. Meningkatkan pengembangan syiar agama Islam dalam segala aspek kehidupan

masyarakat.

e. Membangun dan memelihara sarana-sarana ibadah.

2) Bidang Ekonomi

a. Merevitalisasi usaha-usaha pertanian berdasarkan peta kawasan komoditi;

47

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 48: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Mengembangkan sektor agrobisnis yang berorientasi pada pengembangan

agroindustri;

c. Mengembangkan sistem pengembangan pertanian pangan, perkebunan,

peternakan, dan perikanan yang intensif, fokus, berkelanjutan, tuntas

berdasarkan komoditi spesifik kawasan dan dibangun berdasarkan partisipasi

masyarakat;

d. Membangun dan mengembangnkan infrastruktur yang terintegrasi secara

ekonomi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian

secara berkelanjutan;

e. Melakukan intensifikasi dalam upaya-upaya pemanfaatan sumber daya laut;

f. Meningkatkan ekploitasi sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian

lingkungan;

g. Meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, menengah, dan makro;

h. Menguatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan ekonomi;

i. Mengembangkan dan menguatkan pusat-pusat perdagangan dan sistem

pemasaran; dan

j. Mengintensifkan pendayagunaan potensi ekonomi.

k. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berdasarkan potensi dan

spesifikasi ekonomi unggulan daerah.

3) Bidang Sosial Budaya

a. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan

merata;

b. Membuka pusat-pusat pendidikan kejuruan/keterampilan (vocational

education);

c. Meningkatkan alokasi anggaran pendidikan;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat;

e. Membina SDM pemuda yang profesional dan berkualitas;

f. Meningkatkan kualitas dunia olahraga;

g. Mempercepat kemajuan budaya dan adat Aceh;

h. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan serta meningkatkan peranan

perempuan dalam pembangunan; dan

i. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat miskin.

4) Bidang Prasarana dan Sarana

48

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 49: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Mempercepat pembangunan infrastruktur;

b. Mempercepat pembangunan kawasan pesisir dan terisolir;

c. Pemeliharaan dan fungsionalisasi aset hasil rehabilitasi dan rekonstruksi;

d. Perencanaan dan pembangunan akses infrastruktur dalam wilayah kerjasama

BASAJAN secara terpadu dna terintegrasi;

e. Pembangunan dan peningkatan jalan antar kabupaten dengan melakukan

pembangunan dan peningkatan jalan terutama untuk menghubungkan jalan

Jantho – Lamno dan Jantho – Keumala;

f. Memperlancar hubungan antar kecamatan dan antar desa dengan

pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan yang rusak;

g. Memperlancar arus bongkar muat Pelabuhan Malahayati dengan

pengembangan kapasitas pelabuhan serta meningkatkan jalan yang menuju

pelabuhan dengan pelebaran jalan;

h. Revitalisasi dan fungsionalisasi pelabuhan pelabuhan nelayan dengan

melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi terutama untuk pelabuhan nelayan

Lampuyang, Gugob, Ujung Pancu dan Lam Teungoh;

i. Mendorong peningkatkan fungsi dan penataan kawasan serta pelayanan

Bandara Sultan Iskandarmuda menjara Pusat Penyebaran Primer (Bandara

Internasional);

j. Mendorong percepatan pembangunan kembali rel kereta api yang dan stasiun

stasiun yang pernah ada;

k. Meningkatkan kapasitas sumber air irigasi dengan mengoptimalkan bendungan

baru yang sekarang masih dalam tahap pebangunan seperti bendung Keuliling

serta bendung bendung lainnya yang berpotensi;

5) Bidang Pemerintahan

a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and

clean goverment);

b. Menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik;

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, termasuk dalam penyusunan proses

perencanaan;

d. Meningkatkan pelayanan kependudukan;

e. Memperkuat kemampuan dan kapasitas aparatur pemerintahan daerah; dan

f. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah;

49

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 50: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

g. Meningkatkan pelayanan perizinan cepat dan profesional;

h. Meningkatkan profesionalisme perencanaan pembangunan daerah

6) Bidang Keamanan dan Ketertiban

a. Memelihara

b. Mengintensifikasi penyuluhan dan sosialisasi berbagai kebijakan pembangunan

bagi masyarakat;

c. Menertibkan administrasi kependudukan; dan

d. Mempercepat proses reintegrasi mantan GAM.

7) Mitigasi Bencana

a. Mensosialisasikan pengurangan resiko bencana;

b. Meningkatkan koordinasi dalam rangka kerjasama Pemerintah, Lembaga Non

Pemerintah dan dalam negeri serta masyarakat dalam rangka kerjasama

pengurangan resiko bencana;

c. Membangun koordinasi yang kuat dalam penanggulangan resiko bencana dan

pasca bencana.

2.9. Institusi Dan Organisasi Pemda

Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, dan dengan pedoman Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Perangkat Daerah. Untuk melaksanakan

ketentuan tersebut Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menerbitkan Peraturan Daerah

(Perda) dimana didalamnya mengatur tentang struktur kelembagaan yang ada pada

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

Adapun jumlah perangkat daerah Kabupaten Aceh Besar, meliputi :

a. Sekretariat Daerah

b. Sekretariat DPRK

c. Sembilan Bagian - Bagian Sekdakab

d. Inspektorat Kabupaten

e. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

f. Dinas Daerah, yang terdiri dari :

1. Dinas Pertanian TPH

2. Dinas Peternakan

50

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 51: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

3. Dinas kehutana dan Perkebunan

4. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM

5. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

6. Dinas kelautan dan Perikanan

7. Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

8. Dinas Pengairan

9. Dinas Pertambangan dan Energi

10. Dinas Perhubungan dan Komintel

11. Dinas Pendidikan

12. Dinas Kesehatan

13. Dinas pariwisata kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga

14. Dinas Syari’at Islam

15. Dinas Sosial tenaga Kerja, Kependudukan, dan Catatan Sipil

g. Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari :

1. Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

2. Badan Lingkungan Hidup, Pertamanann Kebersihan dan Pemadam Kebakaran

3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

4. Badan Keluarga Berencana PP dan PA

5. Badan Kesbang dan Linmas

6. Badan Penanggulangan Bencana

7. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

8. BPM dan Gampong

9. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

10. RSU Daerah

11. Kantor Pembinaan dan Pendidikan Dayah

12. Kantor Arsip dan Perpustakaan

h. Satuan Polisi Pamong Praja (PP) dan Wilayatul Hisbah (WH)

i. Kecamatan, yang terdiri dari :LhoongLhokngaLeupungIndra PuriKuta Cot GlieSeulimeumKota JanthoLembah Seulawah

51

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 52: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Mesjid RayaDarusalamBaitussalamKuta BaroMontasikBlang BintangIngin JayaKrueng Barona JayaSukamakmurKuta MalakaSimpang TigaDarul ImarahDarul KamalPeukan BadaPulo Aceh

2.10. Tata Ruang Wilayah

2.10.1 Kelembagaan Penataan Ruang Daerah

Amanah kelembagaan penataan ruang menurut UU 26/2007 digambarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 50Matriks Amanah Kelembagaan Menurut UU No. 26/2007

No UrusanSumber

Ketentuan InstansiMekanisme/

Aturan Alat

Ketentuan Hukum

yang operasiona

l

Keterangan

1 Wewenang Kabupaten

Pasal 11 Wewenang perencanaan oleh DPRK dan Pemkab dengan Perda

2 Pembinaan Pasal 13 (2) Misal: Rakor/Rakons

dll

Diatur dengan PP

Pembinaan meliputi : Koordinasi, sosialisasi, Konsultasi, supervisi, Diklat, SIK, 3 Pengendalian:

a. Zonasib. Perijinanc. Insentifd. disinsentife. Arahan Sanksi

Pasal 26 (f), pasal 35,

jo pasal 38 jo pasal 63

Instansi Perijina

n: Kantor Pelayan

an Terpadu

Satu

Bro-sur Mesti diatur dengan perda

- di Aceh Besar ada 18 jenis perijinan- arahan sanksi : lihat pasal 63

52

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 53: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

No UrusanSumber

Ketentuan InstansiMekanisme/

Aturan Alat

Ketentuan Hukum

yang operasiona

l

Keterangan

Pintu4. Standard

Pelayanan Minimal (SPM)

Pasal 34 jo pasal 58

SE Mendagri No 100/757/OTDA TH 2002

Ketentuan lebih lanjut ttg SPM dgn Permen

5 Insentif dan Disintensif

Pasal 38 Ketentuan insentif : ayat 2 , disinsentif : ayat 3

6. Pengawasan,Pemantauan, Evaluasi, pelaporan

Pasal 55 jo pasal 59

Harus melibatkan peranserta masyarakat

7. Hak Masyarakat

Pasal 60 jo pasal 66

Diatur oleh PP 96/1996

Tahu, menikmati pertambahan nilai, ganti rugi (bila digusur misalnya), ajukan keberatan, tuntutan pembatalan, gugatan ganti rugi (via Pengadilan)

8. Kewajiban masyarakat

Pasal 61 Diatur oleh PP 96/1996

Memanfaatkan, Mematuhi, memberikan akses

9. Jenis-Jenis Sanksi

Pasal 63 dan 64

Diatur dengan PP

Ada 9 jenis sanksi

10 Peran Serta Masyarakat

Pasal 65 Diatur oleh PP 96/1996

Sejak dari penyusunan RTRW

11. Penyidik PNS Pasal 68 Diatur dengan peraturan Per UU an

Apakah PPNS sudah dibentuk?

12. Ketentuan denda dan Kurungan

Diatur oleh KUHP dan KUH Perdata

Pidana merujuk KUHPHukuman Perdata merujuk pasal 1365 dan 1366 KUH perdata

53

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 54: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Berdasarkan analisis isi, maka beberapa kata-kata kunci yang menyangkut kelembagaan

perlu diinventarisasi, dianalisa dan dirancang NSPK nya. Pada pasal 1 ayat 11 Secara

eksplisit dijelaskan bahwa pelaksanaan penataan ruang ada 3 poin penting dalam rangka

penataan kelembagaan penataan ruang daerah, yakni Perencanaan, Pemanfaatan, dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Alur kegiatan Perencanaan, Pemanfaatan,

Pengendalian, Pemanfaatan Ruang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6.Proses Perencanaan Tata Ruang Sampai Pelaksanaan

54

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Pelaksanaan

Keputusan

Rencana – Tindak Pelaksanaan Kebijakan

Identifikasi Kebijakan

Estimasi Dampak Kebijakan

Assessment

G o a l s Ident ifi kasi Masalah

Ko leks i D a t a

Ana l i s i s Kond i s i Saa t Ini

Page 55: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Gambar 7Proses Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang

55

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Pelaksanaan Pembangunan & Penganggaran/Pembiayaan

Perumusan Program Sektoral Perwujudan Struktur dan Pola

Ruang

Kebijakan Strategis Operasionalisasi RTRW

Penatagunaan Tanah, Udara, Air, SDA Lainnya

RENCANA STRUKTUR RUANG & POLA RUANG

(+ ZONING MAP )

Pemanfaatan Ruang

PERIZINAN

Insentif & Disinsentif

Penerapan Sanksi

PEMANTAUAN

EVALUASI

PELAPORAN

Pengawasan

Regulasi Zoning

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 56: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Adapun keterkaitan Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dengan Sektor Publik dan Privat. Keterkaitan itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 51Indikasi Keterkaitan Manajemen Penataan Ruang

Dengan Sektor Publik Dan Sektor Privat Menurut Undang – Undang No. 26 Tahun 2007

Publik/PrivatePenataan Ruang

Sektor Private Sektor PublikPenduduk Wilayah

Badan Usaha Eksekutif(Pem. / Pemda)

Legislatif (DPRD)

Yudikatif (Pengadilan)

Perencanaan Tata RuangPenyusunan Rencana Tata Ruang (Struktur Ruang & Pola Ruang)

partisipasi dalam proses perencanaan

partisipasi dalam proses perencanaan

pemegang otoritas dalam proses perencanaan

partisipasi dalam proses perencanaan

Penetapan Rencana Tata Ruang (menjadi PP, Perda/Qanun)

pemegang otoritas dalam penetapan

pemegang otoritas dalam penetapan

Pemanfaatan Ruang (implementasi)Pemanfaatan Ruang (implementasi) oleh sektor publik (Pemerintah/Pemerintah Daerah)

menerima insentif/disinsentif, kompensasi

menerima insentif/disinsentif, kompensasi

- pemb. sarana/ prasarana (APBD)

- perizinan pemanfaatan ruang

- insentif & disinsentif

penetapan anggaran (APBD) yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang

Pemanfaatan Ruang (implementasi) oleh sektor private(masyarakat termasuk kelompok badan usaha)

pemanfaatan ruang: bermukim, bekerja/berusaha, bergerak, amenity

pemanfaatan ruang: berusaha, bergerak

- perizinan pemanfaatan ruang

- insentif & disinsentif

Pengendalian Pemanfaatan RuangPengawasan Pemanfaatan Ruang

partisipan dalam proses pengawasan

partisipan dalam proses pengawasan

pemengang otoritas dalam proses

56

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 57: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Publik/PrivatePenataan Ruang

Sektor Private Sektor PublikPenduduk Wilayah

Badan Usaha Eksekutif(Pem. / Pemda)

Legislatif (DPRD)

Yudikatif (Pengadilan)

(monitoring) pengawasanPenertiban (termasuk penindakan dan pemberian sanksi)

pemengang otoritas dalam proses penindakan

sanksi pidana, perdata, TUN (Tata Usaha Negara)

Pembinaan Perencanaan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangKoordinasi partisipan

dalam proses koordinasi perencanaan

partisipan dalam proses koordinasi pengendalian

pemegang otoritas dalam proses koordinasi

pengawas penggunaan anggaran koordinasi

Sosialisasi, diklat, litbang, diseminasi, konsultansi, supervisi

penerima sosialisasi, dll

penerima sosialisasi, dll

pemegang otoritas dalam proses sosialisasi

pengawas penggunaan anggaran sosialisasi

Sesuai dengan matriks amanah kelembagaan yang ada dalam UU No. 26/2007 selain

Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian, Pengawasan dan Pelaporan, maka amanah

kelembagaan yang perlu dibahas lebih lanjut adalah:

1. Pembinaan (ditekankan pada koordinasi)

2. Pengendalian

3. Perijinan (bagian dari pengendalian)

4. Standard Pelayanan Minimal

5. Monitoring, Evaluasi, dan Penertiban

6. Ketentuan Penyidikan

Pembahasan perijinan dianalisis tersendiri di luar sub bab pengendalian, karena

urusan perijinan ini cukup mendapat perhatian masyarakat dan sudah adanya Kantor

PTSP tersendiri yang merupakan lembaga yang berwenang memproses perijinan.

Amanah kelembagaan penataan ruang di tingkat Kabupaten/kota perlu juga

dikaitkan dengan pembagian urusan bidang penataan ruang sesuai dengan PP 38/2007

yang telah merinci urusan penataan ruang sebagai berikut:

1. Urusan Pengaturan, yang meliputi:

a.Penetapan RTRW;

57

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 58: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b.Penetapan Penataan Ruang Perairan sampai 4 mil dari garis pantai;

c. Penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan

wilayah dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang;

d.Penetapan kawasan strategis Kabupaten.

2. Pembinaan:

a. Sosialisasi NSPK (Norma Standard Prosedur Kriteria) penataan ruang;

b. Sosialisasi SPM bidang penataan ruang;

c. Diklat;

d. Litbang;

e. Pengembangan SI dan K penataan ruang Kabupaten/kota;

f. Diseminasi penataan ruang kepada masyarakat;

g. Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.

3. Pembangunan:

a. Penyusunan dan penetapan RTRW;

b. Penyusunan dan penetapan Rencana tata Ruang kawasan strategis;

c. Penetapan RDTR;

d. Penyusunan program dan anggaran Kabupaten/kota bidang PR;

e. Pemanfaatan kawasan strategis Kabupaten;

f. Pemanfaatan NSPK bidang penataan ruang;

g. Pemanfaatan kawasan andalan sebagai bagian dari RTRWK;

h. Pemanfaatan investasi di kawasan strategis Kabupaten/Kota dan Kawasan

lintas kabupaten/kota bekerjasama dengan pemda, masyarakat dan dunia

usaha;

i. Pemanfatan SPM di bidang penataan ruang;

j. Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRWK dan rencana tata

Ruang Kawasan strategis Kabupaten/kota;

k. Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota dan kawasan strategis

Kabupaten/kota;

l. Pelaksanaan pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota.

4. Pengendalian:

a. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota;

58

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 59: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Pengendalian pemanfaatan kawasan strategis;

c. Penyusunan peraturan zonasi sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan

ruang kabupaten/kota;

d. Pemberian ijin pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRWK;

e. Pembatalan ijin pemanfaatan yang tidak sesuai dengan RTRWK;

f. Pembentukan lembaga yang bertugas melaksanakan pengendalian

pemanfaatan ruang tingkat Kabupaten/kota.

5. Pengawasan:

Pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang di wilayah Kabupaten/kota

Adapun struktur Organisasi BKPRD Kabupaten Aceh Besar dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 8.Struktur Organisasi BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Keterangan :

1. Penanggung Jawab : Bupati Aceh Besar

2. Ketua : Wakil Bupati Aceh Besar

59

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

PENANGGUNG JAWABPENANGGUNG JAWAB

KETUAKETUA

ANGGOTAANGGOTA

POKJA PERENCANAAN PRPOKJA PERENCANAAN PR

KETUA HARIANKETUA HARIAN

SEKRETARISSEKRETARIS

ANGGOTAANGGOTA

ANGGOTAANGGOTA

POKJA PENGENDALIAN PRPOKJA PENGENDALIAN PR

Page 60: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

3. Ketua Harian : Sekda Kabupaten Aceh Besar

4. Sekretaris : Kepala Bappeda

5. Anggota : Pejabat Eselon II Kabupaten Aceh Besar

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Arahan pemanfaatan ruang merupakan aplikasi bagi perwujudan rencana tata ruang

yang sudah dibuat yang meliputi pola struktur ruang, pola pemanfaatan ruang, dan

penetapan kawasan strategis. Aplikasi ini akan diwujudkan dalam bentuk pola program

penanganan potensi dan masalah yang akan diterapkan dalam bentuk pembangunan,

pengembangan, dan peningkatan potensi pemanfaatan ruang

A. Arahan Pemanfaatan Ruang Untuk Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Aceh Besar

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Aceh Besar masih mengadopsi

berdasarkan rencana struktur ruang Aceh, dimana Kota Jantho merupakan Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) yang diprediksi masih tetap melayani fungsi-fungsi kegiatan di

seluruh wilayah Kabupaten Aceh Besar. Fungsi ini hanya didukung oleh kedudukan

Kota Jantho sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Besar, sehingga pelayanan

yang dilakukan oleh kota-kota lain di Kabupaten Aceh Besar hanya sebatas fungsi

kegiatan administrasi pemerintahan.

Sedangkan pada Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Aceh Besar

yang meliputi Lhoong, Leupung, Indrapuri, Lampakuk, Seulimeum, Lamtamot,

Montasik, Sibreh, Samahani, Krueng Mak, dan Lampuyang diarahkan

pengembangan infrastruktur yang memadai untuk melayani fungsi pelayanan

terhadap wilayah pengembangan yang dicakupi masing-masing kota kecamatan

tersebut.

B. Arahan Pemanfaatan Ruang Untuk Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Aceh

Besar

Arahan pemanfaatan ruang bagi perwujudan kawasan lindung di Kabupaten Aceh

Besar meliputi:

60

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 61: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

1. Pemantapan dan peningkatan kualitas kawasan lindung yang berstatus kawasan

hutan, khususnya di kawasan hutan sekitar Gunung Seulawah.

2. Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan hutan sekitar Gunung Seulawah

dan Kota Jantho sesuai dengan fungsi hutan yang diembannya.

Arahan pemanfaatan ruang bagi kawasan budidaya di Kabupaten Aceh Besar

meliputi:

1. Untuk hutan produksi adalah penataan kembali (redesign) pengusahaan hutan,

sehingga kendati sebagai kawasan budidaya tapi tetap memiliki nilai strategis

dalam menjaga kualitas lingkungan wilayah Aceh.

2. Untuk pertanian pangan lahan basah adalah pemantapan dan pengembangan

yang selaras dengan dukungan prasarana irigasi/pengairan pada masing-masing

daerah irigasi (DI) yang bersangkutan, hal ini berkaitan dengan kebijakan.

C. Arahan Pemanfaatan Ruang Untuk Kawasan Strategis Kabupaten

Arahan pemanfaatan ruang bagi perwujudan kawasan strategis kabupaten meliputi:

1. Penyusunan rencana rinci bagi kawasan strategis kabupaten agar

pemanfaatannya dapat lebih mudah dipahami pihak-pihak penguna ruang yaitu

pemerintah kabupaten dan swasta.

2. Kawasan strategis kabupaten diarahkan pada program pengembangan,

peningkatan, pendayagunaan, dan/atau revitalisasi.

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Besar merupakan acuan bagi penyusunan

program pembangunan kabupaten. Oleh karena itu arahan yang ditetapkan dalam

rencana tata ruang perlu dilengkapi dengan indikasi program pembangunan dalam skala

besar. Indikasi program yang disusun dalam program pembangunan tahunan diharapkan

dapat mendorong perkembangan sektor-sektor strategis untuk memberikan dampak

positif terhadap kabupaten Aceh Besar secara keseluruhan. Adapun langkah yang

ditempuh dalam penyusunan indikasi program pembangunan Kabupaten Aceh Besar

telah mempertimbangkan aspek:

Mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan dan pembangunan;

Mempertimbangkan aspirasi masyarakat serta potensi dan masalah yang

terdapat di Kabupaten Aceh Besar;

61

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 62: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Konsisten dengan arahan tata ruang yang ditetapkan.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Zonasi, tepatnya Peraturan Zonasi, yang oleh Undang-Undang 26 Tahun 2007 ditegaskan

sebagai ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan

ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk setiap blok/zona peruntukannya,

menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga

pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang.

Klasifikasi Penggunaan Lahan

Klasifikasi penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Besar dibagi menjadi 3 klasifikasi besar

yaitu Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga dan Kawasan Budidaya.

Lebih jelasnya mengenai Klasifikasi Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Aceh Besar

dapat dilihat pada tabel 52

Klasifikasi Pemanfaatan Ruang

Pemanfaatan ruang mengacu pada sistem kegiatan yang berkembang dalam sebuah

penggunaan lahan. Pemanfaatan ruang adalah semua aktifitas dan atau fungsi yang

mungkin terjadi dalam sebuah penggunaan lahan hirarki 3. Pemanfaatan ini didapatkan

dari survei lapangan semua penggunaan yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Untuk

memudahkan klasifikasi, maka pemanfaatan ruang dibagi menjadi kategori dan sub

kategori yang dapat dilihat pada tabel 52.

Klasifikasi Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Aceh BesarHirarki 1 Hirarki 2 Hirarki 3 Hirarki 4

Kawasan Lindung

Kawasan perlindungan setempat

LS-1 Sempadan Pantai/Sungai

LS-2 Kawasan Rawan Bencana

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

HL Kawasan Hutan Lindung

Kawasan Suaka Alam CA Cagar Alam HR Hutan Raya

Kawasan Penyangga

Kawasan Hutan HP Hutan Produksi

Kawasan Budidaya

Kawasan Pertanian LB Kawasan Pertanian Lahan Basah

LK Kawasan Pertanian Lahan Kering

62

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 63: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Hirarki 1 Hirarki 2 Hirarki 3 Hirarki 4IN Perikanan/Tambak

Kawasan Industri ID Industri Pengolahan

Kawasan PermukimanPM1 Kawasan Permukiman

PerkotaanPerumahan Perkotaan

PM2 Kawasan Permukiman Perdesaan

Perumahan Perdesaan

Kawasan Khusus TransportasiBU Bandara Udara

PL Pelabuhan

Pertambangan HL Kawasan Pertambangan Golangan A, B dan C

Sumber: Hasil Rencana, 2010Tabel 53

Pemanfaatan Ruang Kabupaten Aceh BesarKategori Sub Kategori

Hunian

Rumah TunggalRumah Kopel, Rumah DeretRumah DinasWisma Tamu (Guest House), sebagai aksesoriRumah Usaha sebagai aksesori

Komersial

Pasokan Bahan Bangunan dan Alat PertukanganAlat-alat Rumah Tangga, Perabot, dan PerkakasToko Makanan dan MinumanBarang Kelontong dan Kebutuhan Sehari-hariPakaian dan PerlengkapannyaPasokan PertanianApotik dan toko obat

Jasa Komersial

Jasa BangunanJasa Pelayanan BisnisJasa Usaha Makanan dan MinumanJasa Perawatan/Perbaikan/ReparasiJasa Pengiriman Pesanan/EkspedisiJasa PersonalKlinik dan Laboratorium KesehatanSalon

PerkantoranBisnis dan ProfesionalPemerintahanPraktisi Medis, Dokter Gigi, dan Ahli Kesehatan

Institusional

Tempat IbadahTK, SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Sekolah Tinggi, UniversitasSekolah KejuruanRumah Sakit dan Fasilitas PerawatanTransmisi Induk, Relay, dan Distribusi KomunikasiMuseumLembaga Pelayanan Sosial

Industri Industri Ringan

63

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 64: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kategori Sub KategoriIndustri ManufakturIndustri Riset dan Pengembangan

Industri

Terminal/Pool Truck dan TransportasiPercetakan/PenerbitanPenimbunan RongsokanIndustri PergudanganIndustri Depo

Pelayanan dan Jasa Kendaraan Bermotor

Bengkel Kendaraan Pribadi/NiagaPenjualan/ Persewaan Kendaraan Pribadi/NiagaPenjualan/Persewaan Peralatan dan Perlengkapan KendaraanPenjualan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Ruang terbuka Hijau

Rekreasi Aktif (Taman Bermain, Theme Park, Kebon Binatang)Rekreasi Pasif (Taman)PemakamanDanau/ WadukLapangan OlahragaPreservasi Sumber Daya AlamPenjualan Tamanan Hias dan Bunga di Ruang Terbuka

PertambnganPetambangan Golongan APetambangan Golongan BPetambangan Golongan C

Sumber: Hasil Rencana, 2010Ketentuan Zonasi Untuk Untuk Setiap Penggunaan Lahan

Ketentuan zonasi untuk setiap penggunaan lahan menunjukkan boleh tidaknya sebuah

sistem kegiatan dikembangkan dalam sebuah klasifikasi penggunaan lahan. Jika terdapat

sebuah penggunaan yang belum tercantum dalam kategori maupun sub kategori

pemanfaatan ruang, maka ijin untuk penggunaan tersebut ditentukan menggunakan

ketentuan yang berlaku. Jika penggunaan tersebut diperbolehkan, maka penggunaan

baru tersebut dapat ditambahkan pada kategori dan atau sub kategori melalui

ketentuan yang berlaku. Boleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah hirarki 4

peruntukan tanah ditunjukkan dengan 4 indikator, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

54.

Tabel 54Indikator Pemanfaatan Ruang

Simbol Deskripsi

IPemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kabupaten.

T Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup

64

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 65: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Simbol Deskripsi dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten.

B

Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan bersyarat ini berupa AMDAL, RKL, dan RPL.

- Pemanfaatan yang tidak diizinkanSumber: Hasil Rencana, 2010

Pemanfaatan Terbatas

Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda T atau merupakan pemanfaatan yang

terbatas, berarti penggunaan tersebut mendapatkan ijin dengan diberlakukan

pembatasan-pembatasan, seperti:

Pembatasan pengoperasian. Baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya

sebuah pemanfaatan ataupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan ruang

tersebut untuk kegiatan yang diusulkan.

Pembatasan intensitas ruang. Baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, ataupun ketinggian

bangunan. Pembatasan ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten dengan

menurunkan nilai maksimum atau meninggikan nilai minimum dari intensitas

ruang.

Pembatasan jumlah pemanfaatan. Jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada,

masih mampu melayani, dan belum memerlukan tambahan (contoh, dalam sebuah

kawasan perumahan yang telah cukup jumlah masjidnya, tidak diperkenankan

membangun masjid baru), maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diijinkan, atau

diijinkan dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.

Pengenaan aturan-aturan tambahan seperti disinsentif, keharusan menyediakan

analisis dampak lalu-lintas, dan sebagainya.

Pemanfaatan Bersyarat

Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda B atau merupakan pemanfaatan

bersyarat, berarti untuk mendapatkan ijin, diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu.

Persyaratan ini diperlukan mengingat pemanfaatan tersebut memiliki dampak yang

besar bagi lingkungan sekitarnya. Persyaratan ini antara lain:

65

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 66: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Penyusunan dokumen AMDAL,

Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL)

Penyusunan Analisis Dampak Lalu-Lintas (ANDALIN)

Mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact fee), dan atau

aturan disinsentif lainya.

Persyaratan ini dapat dikenakan secara bersamaan atau salah satunya saja.

Penentuan persyaratan mana yang dikenakan ditentukan oleh pemerintah

kabupaten dengan mempertimbangkan besarnya dampak bagi lingkungan

sekitarnya.

Ketentuan pemanfaatan ruang kawasan perkotaan terdiri dari ketentuan

pemanfaatan ruang untuk guna lahan perumahan, perdagangan, jasa, fasilitas

pelayanan kota, industri pergudangan, dan ruang terbuka hijau. Ketentuan

pemanfaatan ruang untuk guna lahan perumahan dapat dilihat pada tabel berikut

ini (ketentuan yang ditunjukkan melalui abjad I, T, B dan - dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 55Matriks Pengaturan Zonasi Untuk Guna Lahan

di Kabupaten Aceh Besar

Pemanfaatan Ruang HL LS-1 LS-2

HP LB LK IN PM ID BU PL

A HunianRumah Tunggal T T T T T T T I T - -Rumah Kopel, Rumah Deret - - - - T T T I T - -Rumah Dinas T T T T T T T I T T TWisma Tamu (Guest House), sebagai aksesori

- - - - - - - - - - -

Rumah Usaha sebagai aksesori - - - - - - - I - - -B Komersial

Pasokan Bahan Bangunan dan Alat Pertukangan

- - - - - - - - - - -

Alat-alat Rumah Tangga, Perabot, dan Perkakas

- - - - - - - T - - -

Toko Makanan dan Minuman - - - - - - - T - T TBarang Kelontong dan Kebutuhan Sehari-hari

- - - - - - - T - - -

Pakaian dan Perlengkapannya - - - - - - - - - - -Pasokan Pertanian - - - - - - - T - - -Apotik dan Toko Obat - - - - - - - T - - -

C Jasa Komersial

66

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 67: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Pemanfaatan Ruang HL LS-1 LS-2

HP LB LK IN PM ID BU PL

Jasa Bangunan - - - - - - - - - - -Jasa Pelayanan Bisnis - - - - - - - - - - -Jasa Usaha Makanan dan Minuman

- - - - - - - - - T T

Jasa Perawatan/Perbaikan/Reparasi

- - - - - - - - - I I

Jasa Pengiriman Pesanan/Ekspedisi

- - - - - - - - - I I

Jasa Personal - - - - - - - - - - -Klinik dan Laboratorium Kesehatan

- - - - - - - I - I I

Salon - - - - - - - - - - -D Perkantoran

Bisnis dan Profesional - - - - - - - - T - -Pemerintahan - - - - - - - - - - -Praktisi Medis, Dokter Gigi, dan Ahli Kesehatan

- - - - - - - T - - -

E InstitusiTempat Ibadah - - - - T T T T T T TTK, SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA

- - - - - - - T - - -

Sekolah Tinggi, Universitas - - - - - - - - - - -Sekolah Kejuruan - - - - - - - T - - -Rumah Sakit dan Fasilitas Perawatan

- - - - - - - - - - -

Transmisi Induk, Relay, dan Distribusi Komunikasi

- - - B B B B B B B B

Museum - - - - - - - - - - -Lembaga Pelayanan Sosial - - - - - - - - - - -

F IndustriIndustri Ringan - - - - - - - - I - -Industri Manufaktur - - - - - - - - I - -Industri Riset dan Pengembangan

- - - - - - - - I - -

Terminal/Pool Truck dan Transportasi

- - - - - - - - - B B

Percetakan/Penerbitan - - - - - - - - - - -Penimbunan Rongsokan - - - - - - - - - - -Industri Pergudangan - - - - - - - - I I IIndustri Depo - - - - - - - - I I I

G Pelayanan dan Jasa Kendaraan BermotorBengkel Kendaraan Pribadi/Niaga

- - - - - - - - - - -

Penjualan/ Persewaan Kendaraan Pribadi/Niaga

- - - - - - - - - T T

67

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 68: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Pemanfaatan Ruang HL LS-1 LS-2

HP LB LK IN PM ID BU PL

Penjualan/Persewaan Peralatan dan Perlengkapan Kendaraan

- - - - - - - - - - -

Penjualan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

- - - - - - - B - B B

H Ruang Terbuka HijauRekreasi Aktif (Taman Bermain, Theme Park, Kebon Binatang)

- - - - - - - - - - -

Rekreasi Pasif (Taman) I I I I I I I I I I IPemakaman - - - - - - - B - - -Danau/Waduk - - - - - - - - - - -Lapangan Olahraga - - - - - - - T T T TPreservasi Sumber Daya Alam I I I B B B B B B B BPenjualan Tanaman Hias dan Bunga di Ruang Terbuka

- - - - - - - T - - -

I Pertambangan B B B B B B B B B B BSumber: Hasil Rencana, Tahun 2010

Keterangan :

I = Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang

berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari

pemerintah kabupaten.

T = Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat

dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau

peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini

maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten.

B = Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan

untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting

pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan

bersyarat ini berupa AMDAL, RKL dan RPL.

- = Pemanfaatan yang tidak diizinkan.

HL = Hutan Lindung

LS-1 = Lindung Setempat (Sempadan Pantai/Sungai)

68

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 69: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

LS-2 = Lindung Setempat (Kawasan Rawan Bencana)

HP = Hutan Produksi

LB = Lahan Basah (Sawah)

LK = Lahan Kering (Pangan, Perkebunan)

IN = Perikanan/Tambak

PM = Permukiman

ID = Industri (Pengolahan)

PL = Pelabuhan

KETENTUAN PERIZINAN

Ketentuan tentang perijinan pemanfaatan ruang ini menurut amanah pasal 37 ayat 8,

UU 26/2007 akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sebelum ini peraturan perijinan

dan jenis-jenis perijinan yang ada tercantum pada pasal-pasal dari PP no 20/1997

sebagaimana diubah dengan PP No 48/1998 tentang Retribusi Daerah. Pada PP tersebut

Retribusi dikelompokkan menjadi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi

Perijinan tertentu.

Ijin mendirikan bangunan (IMB) pada PP tersebut masuk dalam kelompok Perijinan

Tertentu, yaitu: Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah, Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin

Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Ijin Gangguan, Ijin Trayek, Ijin Pengambilan

Hasil Hutan Ikutan. Ketentuan lebih lanjut tentang ruang lingkup masing-masing jenis

retribusi perijinan tertentu secara rinci untuk provinsi, kabupaten/kota ditetapkan

dengan Kepmendagri dengan pertimbangan Menteri keuangan.

Perijinan merupakan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki peluang

melanggar ketentuan perencanaan dan pembangunan, serta menimbulkan gangguan

bagi kepentingan umum.

Menurut UU26/2007 tentang Penataan Ruang, mekanisme perijinan merupakan

mekanisme terdepan dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu, kinerja

perijinan pada suatu daerah mempunyai peran yang penting dalam menarik atau

menghambat investasi. Penyelenggaraan mekanisme perijinan yang efektif akan

69

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 70: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

mempermudah pengendalian pembangunan dan penertiban pelanggaran rencana tata

ruang. Bila mekanisme perijinan tidak diselenggarakan dengan baik, maka akan

menimbulkan penyimpangan pemanfaatan ruang secara legal. Penyimpangan semacam

ini akan sulit dikendalikan dan ditertibkan. Mekanisme perijinan juga dapat

dimanfaatkan sebagai perangkat insentif untuk mendorong pembangunan yang sesuai

dengan rencana tata ruang, atau perangkat disinsentif untuk menghambat pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Ijin pemanfaatan ruang adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata

bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan

kebiasaan yang berlaku.

Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai

berikut:

Setiap kegiatan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi

kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah

Kota/Kabupaten;

Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat

yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi

legal;

Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih

besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

Pelaksanaan perijinan tersebut di atas didasarkan atas pertimbangan dan tujuan sebagai

berikut:

Melindungi kepentingan umum (public interest);

Menghindari eksternalitas negative;

Menjamin pembangunan sesuai dengan rencana, serta standar dan kualitas

minimum yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten.

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di kabupaten Aceh Besar

terdiri dari 18 jenis dan diperlihatkan pada tabel 56 berikut ini.

Tabel 56Jenis Perizinan Di Kabupaten Aceh Besar

No. Jenis Ijin Leading Sektor1. Ijin Sanitasi Dinas Binamarga Cipatakarya

70

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 71: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)Ijin Galian Golongan C

2. Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)Ijin BengkelIjin Tempat UsahaTanda Daftar Perusahaan (TDP)Tanda Daftar Gudang (TDG)Tanda Daftar Industri (TDI)

Dinas Industri dan Perdagangan

3. Ijin Gangguan Dinas Perhubungan Kominfo4. Ijin Reklame Dinas Pendapatan5. Ijin Kaca Gelap Dinas Perhubungan6. Ijin Kapal Penangkap Ikan

Ijin Pengangkutan Hasil LautIjin Tambak

Dinas Perikanan Kelautan

7. Ijin Restoran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan8. Ijin Usaha Perkebunan Swasta Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sumber : Kantor PTSP Aceh Besar setelah diolah, Oktober 2008

Keterangan :

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya = 4 jenis perijinan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan = 6 jenis perijinan

Dinas Perhubungan dan Kominfo = 2 jenis perijinan

Dinas Kelautan dan Perikanan = 3 jenis perijinan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan = 1 jenis perijinan

Dinas Kehutanan = 1 jenis perijinan

Dinas Pendapatan = 1 jenis perijinan

Setiap pemanfaatan ruang harus mendapat ijin sesuai dengan rencana tata ruang dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan pemanfaatan lahan harus

melalui prosedur khusus yang berbeda dari prosedur reguler/normal. Dalam masa

transisi tahapan rencana, ijin khusus dapat diberikan apabila dampak kegiatan yang

dimohon negatif dan atau kecil.

Permohonan perubahan pemanfaatan ruang yang disetujui harus dikenakan disinsentif

berupa:

Denda (development charge) sesuai jenis pelanggaran rencana tata ruang;

Pengenaan biaya dampak pembangunan (development impact fee) sesuai

dengan eksternalitas yang harus diatasi dan upaya mengembalikannya ke kualitas

sebelum proyek tersebut dibangun.

71

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 72: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Jenis perijinan yang harus dimiliki, ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Lembaga/Dinas

yang menerbitkan perijinan harus sesuai dengan pemberian kerja dan kompetensinya,

serta tidak boleh tumpang tindih. Ketentuan lembaga/dinas pemberi ijin adalah sebagai

berikut:

Perijinan kegiatan menjadi kewenangan dinas sektoral yang sesuai dengan kegiatan

yang dimohon;

Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan menjadi kewenangan dinas yang

menangani perencanaan, perancangan, penataan, dan lingkungan kota;

Perijinan konstruksi menjadi kewenangan dinas yang menangani bangunan;

Perijinan lingkungan menjadi kewenangan dinas/badan yang menangani lingkungan

hidup.

Perijinan kegiatan khusus menjadi kewenangan dinas sektoral yang sesuai dengan

kegiatan yang dimohon;

Kegiatan yang memerlukan kombinasi dari ijin di atas dikoordinasikan oleh

walikota/Bupati melalui TKPRD.

Untuk efisiensi perijinan, Pemerintah Kota/Kabupaten perlu mengefektifkan pelayanan

Perijinan Terpadu Satu Atap (PTSP). Adapun alur pengurusan ijin dapat digambarkan

sebagai berikut:

72

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 73: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Gambar 9Bagan Alir Prosedur Pengurusan Izin

73

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Verifikasi persyaratan oleh

petugas pelayanan

Pengajuan Permohonan Izin lengkap dengan persyaratan

Mulai/Pemohon

Lengkap

Tidak lengkap

Pemohon mendapatkan resi penerimaan berkas. Pemohon membayar retribusi

untuk izin yang tarifnya bisa ditetapkan tanpa peninjauan lapangan dan diberikan

bukti kwitansi

Pembahasan

Tidak perlu suveyPerlu survey

Tidak sesuai Sesuai

Tinjau Lapangan

Surat penolakan pemrosesan izin yang disampaikan kepada pemohon

Tanda tangan

BAPPengetikan

Naskah izin & paraf Kepala Sub Bid. Pemrosesan

Izin

Penandatangan Sertifikat Izin oleh Kepala PTSP

Penyerahan setifikat izin kepada pemohon setelah pemohon mambayar retribusi

Selesai

Page 74: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), waktu pengurusan telah ditentukan oleh kantor

PTSP yaitu selama 10 hari dengan persyaratan yang harus dipenuhi:

1. Rekomendasi dari Dinas Kimpraswil;

2. Permohonan ijin yang diketahui oleh Kepala Desa dan Camat setempat;

3. Gambar bangunan 3 rangkap;

4. FC surat keterangan tanah;

5. FC surat ukur tanah;

6. FC surat tanda lunas PBB pada tahun berjalan.

Syarat-syarat pengurusan dan prosedur sudah jelas, tetapi sayangnya tarif tidak

dicantumkan secara resmi. Mestinya tarif dicantumkan di mana untuk menjaga

transparansi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, bahwa pelayanan perijinan adalah salah satu pelayanan

publik yang mestinya mengikuti norma-norma pelayanan, dimana Kepmenpan No.

25/M/PAN/2/2004 yang terdiri dari 14 indikator dan SE mendagri No. 100/757/OTDA

tahun 2002 mungkin dapat dijadikan acuan, meskipun harus disesuaikan dengan

keadaan instansi setempat. Paling tidak, 6 indikator ini secara minimal dapat dijadikan

acuan.

1. Prosedur Layanan

2. Waktu Penyelesaian

3. Biaya Pelayanan

4. Produk Layanan

5. Sarana dan Prasarana

6. Kompetensi Petugas Pemberi Layanan

Pada kantor PTSP kabupaten Aceh Besar, berdasarkan wawancara, observasi, serta data

sekunder yang didapat, prosedur, waktu, biaya, produk layanan sudah cukup

transparan. Namun ada 2 hal yang menjadi kendala Kantor PTSP dalam meningkatkan

kualitas layanan:

74

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 75: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

1. Dasar Hukum masih dengan SK Bupati tahun 2007, belum menjadi SKPD. Karena

belum menjadi SKPD maka belum mempunyai kewenangan otonomi anggaran.

Anggaran masih menginduk pada bagian perekonomian SETDA.

2. Sarana dan prasarana yang belum memadai. Di kantor PTSP hanya ada 2 komputer

dan belum berbasis Local Area Network (LAN). Hal ini dirasa kurang memadai,

sehingga menghambat tugas sehari-hari.

Struktur organisasi kantor PTSP dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10

Struktur Organisasi Kantor PTSP

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Mengenai perijinan, IMB dapat dijadikan contoh analisis dalam mendiskripsikan aturan

dan NSPK keseluruhan perijinan. Berdasarkan data sekunder, dengan mengambil contoh

dokumen perda di 3 kabupaten, maka dalam merancang Qanun tentang IMB, hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pengertian mendirikan bangunan/pengertian umum;

2. Klasifikasi bangunan;

75

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Seksi Pelayanan Perizinan

Seksi Pelayanan Perizinan

Seksi Penyuluhan dan DataSeksi Penyuluhan dan Data

KepalaKepala

Sub Bagian TUSub Bagian TU

Seksi Pemrosesan PerizinanSeksi Pemrosesan Perizinan

UPT - KECAMATANUPT - KECAMATAN

Page 76: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

3. Obyek dan subyek retribusi;

4. Tatacara pembayaran dan penagihan;

5. Ketentuan perijinan;

6. Ketentuan besar kecilnya tarif retribusi;

7. Ketentuan tentang Pembebasan Biaya IMB;

8. Pembinaan dan Pengawasan;

9. Ketentuan Pidana;

10. Ketentuan Penyelidikan.

Di Aceh Besar sudah terdapat Qanun IMB nomor 12/2003, namun ada beberapa hal

yang perlu disesuaikan dengan UU/dasar hukum dan dinamika perkembangan yang

baru:

1. Konsiderans;

Menimbang

Dasar pertimbangan qanun IMB mestinya RTRW dan RDTR. Sedangkan qanun No.

12/2003 di atas bukan Qanun IMB tetapi Qanun Retribusi. Sehingga dasar

pertimbangannya adalah UU 34/2000 tentang Retribusi Daerah dan Pajak Daerah.

Mengingat

Dalam konsiderans mengingat, yakni dasar hukum, tidak mencantumkan:

UU No 11/2006 tentang pemerintahan Aceh;

UU 26/2007 tentang tata Ruang;

PP 26/2008 tentang RTRWN;

Masih didasarkan pada Qanun No. 2/1993 tentang RTRWK (artinya masih

mengacu pada tata Ruang yang lama yaitu UU 24/1992). Oleh karena itu perlu

disesuaikan dengan UU tata Ruang yang baru dan namanya mesti dirubah

menjadi Qanun IMB.

2. Isi

Isi Qanun retribusi IMB Aceh besar terdiri dari 22 bab, 30 pasal, yang susunan isinya

adalah:

Bab I : Ketentuan Umum;

Bab II : Pengertian Mendirikan Bangunan;

76

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 77: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Bab III : Perijinan;

Bab IV : Nama, Objek dan Subjek Retribusi;

Bab V : Golongan Retribusi;

Bab VI : Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa;

Bab VII : Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan

Besarnya Tarif;

Bab VIII : Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi;

Bab IX : Pencabutan, Penolakan, Peralihan dan Batalnya Ijin;

Bab X : Legalitas;

Bab XI : Tata Cara Pembayaran Retribusi;

Bab XII : Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi;

Bab XIII : Ketentuan Pidana;

Bab XIV : Ketentuan Penutup.

Dari isi Qanun retribusi IMB di atas, pasal tentang legalitas belum dicantumkan, dimana

legalitas merupakan denda biaya retribusi yang dikenakan sebagai akibat kelalaian

pemohon yang sedang dan atau telah membangun tanpa memiliki IMB terlebih dahulu.

Pada Qanun Retribusi IMB Aceh Besar belum dilampiri dengan klasifikasi bangunan

karena memang bukan Qanun IMB tetapi Qanun retribusi.

KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Insentif diberikan untuk mendorong perkembangan zona sesuai dengan rencana tata

ruang wilayah dan disinsentif diberikan untuk menghambat perkembangan zona sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah.

Insentif

Pemberian insentif diberlakukan pada pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan

dalam RTRW dengan cara:

Memberikan kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan

administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan

dalam RTRWK.

Memberikan bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan

pada kawasan-kawasan lindung.

77

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 78: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Untuk insentif diberlakukan sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap

pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang, baik yang dilakukan

oleh pemerintah maupun masyarakat. Bentuk Insentif antara lain berupa keringanan

pajak, pembangunan sarana dan prasarana, pemberian kompensasi, kemudahan

prosedur perijinan, dan pemberian penghargaan. Bentuk Insentif di bidang perpajakan

diatur dalam UU No 17/2000 tentang Pajak Penghasilan pada pasal 31 A ayat 1 UU No

17/2000. Kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang usaha

tertentu dan atau di daerah tertentu dapat diberikan fasilitas perpajakan:

Pengurangan penghasilan netto paling tinggi 30 % dari penanaman yang dilakukan;

Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;

Konpensasi kerugian yang lebih lama, tetapi tidak lebih dari 10 tahun;

Pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) atas deviden sebagaimana dimaksud dalam

pasal 26 sebesar 10 %, kecuali apabila tarif menurut peraturan perpajakan

menentukan lebih rendah. Sedangkan ayat 2 menyatakan “bahwa pemberian

fasilitas perpajakan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.”

Disinsentif

Disinsentif adalah sebagai upaya mencegah, membatasi pertumbuhan, dan atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang yang antara lain

dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan penyediaan sarana dan

prasarana, serta pengenaan kompensasi dan penalti. Sedangkan sanksi dimaksudkan

sebagai perangkat tindakan penertiban atas ruang yang tidak sesuai dengan rencana

tata ruang dan peraturan Zonasi.

Pemberian disinsentif diberlakukan pada penyimpangan-penyimpangan pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan arahan-arahan dalam RTRWK, yaitu dengan cara:

Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan

dan arahan dalam RTRW;

Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam RTRW.

Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam RTRW

diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat.

ARAHAN SANKSI

78

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 79: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Merupakan arahan sanksi yang perlu diberikan untuk pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Monitoring, evaluasi dan penertiban

merupakan bagian dari kegiatan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang, baik oleh

Public maupun privat. Kegiatan monitoring, evaluasi hingga penertiban pemanfaatan

ruang dilakukan dari penyusunan kegiatan, keluaran hingga pelaksanaan dan hasil

pelaksanaan disusun dalam tabel - tabel berikut:

Tabel 57Kegiatan Pemantauan Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

a. Penyusunan daftar penyimpangan/ pelanggaran pemanfaatan ruang persil

Tabel tipologi penyimpangan pemanfaatan ruang.Peta sebaran penyimpangan

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Minimum sekali dalam 6 bulan

Daftar ini hanya untuk penyimpangan persil atau kawasan yang dikuasai oleh satu kepemilikan (individual ataupun badan hukum)

b. Menyiapkan kerangka acuan pekerjaan pemantauan

Kerangka acuan pelaksanaan pekerjaan pemantauan

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Penyiapan kerangka acuan dengan memanfaatkan hasil rekapitulasi pelaporan perubahan pemanfaatan ruang.

c. Pembentukan tim penyidik penyimpangan pemanfaatan ruang

Keputusaan Ketua /BKPRD tentang pembentukan Tim Kecil terdiri dari berbagai instansi terkait pelaksanaan pemantauan

Bappeda, Lembaga yang Terkait/ BKPRD kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Tim pemantauan lapangan dapat dilakukan secara swakelola atau oleh konsultan.

d. Memeriksa dan membuktikan pelanggaran persil

Bukti pelanggaran

Tim Penyidik Jika terjadi pelanggaran

Pengumpulan bukti diperoleh dari lapangan penguasaan lahan, instansi pemberi ijin dan instansi terkait.

79

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 80: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

e. Merumuskan temuan penyimpangan

Rumusan awal pelanggaran pemanfaatan ruang

Tim Penyidik Jika terjadi pelanggaran

Disajikan secara tipologi, besaran dan faktor penyebabnya.

f. Membahas temuan penyimpangan dan rekomendasi tindak lanjut dalam forum TKPR Daerah

Rumusan final pelanggaran pemanfaatan ruang dan rekomendasi penyelesaian masalah

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Temuan penyimpangan dibahas dalam forum BKPRD dengan mengundang pihak-pihak terkait.

g. Laporan hasil pemantauan kepada Bupati

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPRD kepada Bupati tentang laporan hasil pemantauan.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Surat Ketua DPRD dilampirkan buku laporan hasil pemantauan.

h. Pemberitahuan hasil pemantauan kepada instansi tingkat kota/kabupaten terkait dan camat

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPR kepada instansi terkait dan camat tentang laporan hasil pemantauan.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Surat Ketua DPRD berisikan penyampaian temuan penyimpangan RTRWK yang perlu diketahui oleh instansi terkait.

i. Pemberitahuan laporan hasil pemantauan kepada pelanggar

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPRD kepada pelanggar.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Berisikan tipologi pelanggaran persil yang bersangkutan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 58Kegiatan Evaluasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Kegiatan Keluaran Pelaksanan Periode Pelaksanaan

Keterangan

Evaluasi temuan penyimpangan

Rumusan tingkat penyimpangan RTRW Kabupaten

Bappeda dan instansi terkait

Minimum sekali dalam 5 tahun

-

Evaluasi kinerja instansi pemberi perijinan

Rumusan tingkat penyimpangan mekanisme pemberian perijinan pemanfaatan ruang.

Bappeda dan instansi terkait

Minimum sekali dalam 5 tahun

-

Masukan/umpan Rumusan materi Bappeda dan Minimum sekali -

80

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 81: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kegiatan Keluaran Pelaksanan Periode Pelaksanaan

Keterangan

balik untuk evaluasi RTRWN/RTRW Propinsi/kota/kabupaten.

bagi evaluasi RTRW. instansi terkait dalam 5 tahun

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 59Kegiatan Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

(Sanksi Administratif)Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode

PelaksanaanKeterangan

Menyiapkan langkah-langkah penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang

Rumusan awal langkah-langkah penertiban

Bappeda kabupaten

Sesuai kebutuhan Berdasarkan hasil pemantauan (bagian dari tahap pengawasan pemanfaatan ruang)

Membahas langkah penertiban dalam forum TKPR propinsi

Rumusan final langkah-langkah penertiban

Bappeda atau BKPRD kabupaten

Sesuai kebutuhan -

Melaporkan kepada Bupati tentang rencana tindakan penertiban.

Surat Ketua TLPRD kota kepada Bupati.

BKPRD kabupaten.

Sesuai kebutuhan Berisi rencana tindakan penertiban.

Pembentukan tim khusus pelaksana koordinasi tindakan penertiban

Keputusan Bupati tentang pembentukan tim khusus penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.

Bupati. Sesuai kebutuhan Bupati membentk tim khusus untuk melakukan koordinasi tindakan penertiban yang melibatkan bagian penertiban, satpol pamong praja dan instansi terkait.

Koordinasi tindakan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang

Pemberian sanksi adminitratif kepada aparat pemerintah

Tim khusus penertiban.

Sesuai kebutuhan Tim khusus dapat menugaskan anggotanya untuk melaksanakan tindakan

81

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 82: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

atau sanksi administratif kepada masyarakat.

penertiban sesuai dengan perundang-undangan.

Tim khusus dapat bekerja sama dengan Polisi, Kodim dll, untuk melaksanakan penertiban langsung.

Pengawasan pelaksanaan sanksi

Daftar pelanggar yang tidak melaksana-kan sanksi.

Tim khusus penertiban/tim wibawapraja

Sesuai kebutuhan Apabila pelanggar tidak menjalankan sanksinya maka tim khusus wajib mengajukan ke pengadilan untuk diproses secara hukum.

Pengajuan atau pengaduan ke lembaga peradilan

Berkas pengajuan ke pengadilan.

Tim khusus. Masyarakat

atau badan hukum.

Sesuai kebutuhan Pengajuan ke lembaga peradilan dapat dilakukan oleh masyarakat atau badan hukum tertentu apabila merasa dirugikan oleh pelanggar.

Pengenaan sanksi Sanksi pidana dan atau sanksi perdata.

Lembaga peradilan.

Sesuai kebutuhan Sanksi dikenakan apabila terbukti bersalah secara hukum oleh pengadilan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 60Alternatif Bentuk Penertiban

Bentuk pelanggaran Alternatif bentuk penertibanSetelah rtr diundangkan

Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang/penggunaan lahan yang telah ditetapkan dalam RTR.

Kegiatan/pembangunan dihentikan.Pencabutan ijin.

Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan tidak sesuai dengan ketentuan dalam RTRW.

Kegiatan/pembangunan dihentikan.Kegiatan dibatasi pada luasan yang ditetapkan.Denda.Kurungan.

82

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 83: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Bentuk pelanggaran Alternatif bentuk penertibanSetelah rtr diundangkan

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi kondisi teknis pemanfaatan ruang (bangunan, proporsi pemanfaatan, dll) tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan dalam RTR.

Kegiatan dihentikan.Memenuhi persyaratan teknis.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi bentuk atau pola pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RTR.

Kegiatan dihentikan.Menyesuaikan bentuk pemanfaatan ruang.Denda. dan Kurungan.

SEBELUM RTR DIUNDANGKANPemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang. Contoh terjadi alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi bangunan pertokoan, perumahan maupun bangunan lainnya yang terjadi di sekitar jalan jalan utama seperti di Jalan Banda Aceh – Medan.

a. Pemulihan fungsi ruang secara bertahap, melalui; Pembatasan masa perijinan. Pemindahan/relokasi/resetllement. Penggantian yang layak.

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan. Penyesuaian persyaratan teknik. Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang.

c. Pembinaan melalui penyuluhan.Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan menyimpang. Contoh pembangunan rumah yang sesuai dengan fungsinya, tetapi luasannnya tidak sesuai dengan izin yang diterima

a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi persyaratan teknis menyimpang. Contoh bangunan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan sempadan bangunan.

a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Penyesuaian persyaratan teknis. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi bentuk pemanfaatan ruang menyimpang.

a. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan. Penyesuaian persyaratan teknis.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

KETENTUAN PENYIDIKAN

83

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 84: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Ketentuan penyidikan terhadap indikasi penyimpangan pemanfaatan ruang tercantum

dalam pasal 68 UU 26/2008 tentang Penataan Ruang. Dalam lingkup Pemerintah

Kabupaten/Kota dimungkinkan adanya PPNS (Penyelidik Pegawai negeri sipil) yang

membantu kepolisian dalam melakukan penyidikan terhadap penyimpangan

pemanfaatan ruang. PPNS berwenang:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang berkenaan

dengan tindak pidana dalam bidang penataan ruang

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang di duga melakukan tindak pidana

dalam bidang penataan ruang

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan peristiwa

tindak pidana dalam bidang penataan ruang

d. melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tindak

pidana dalam bidang penataan ruang

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang di duga terdapat bahan bukti dan

dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan

barang hasil pelanggaran yang dapat di jadikan dalam perkara tindak pidana dalam

bidang penataan ruang, dan

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana dalam bidang penataan ruang.

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten Aceh Besar

akan menjadi acuan dalam pengendalian pemanfaatan ruang, yang meliputi:

- Ketentuan umum peraturan zonasi;

- Ketentuan perizinan;

- Ketentuan insentif dan disinsentif; dan

- Arahan sanksi.

dengan demikian ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten Aceh Besar ini akan berfungsi:

- Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan RTRW Kabupaten Aceh

Besar;

- Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan RTRW

Kabupaten aceh Besar;

- Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

- Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan;

84

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 85: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

- Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan

- Melindungi kepentingan umum.

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Ketentuan umum peraturan zonasi ini merupakan acuan bagi penetapan

peraturan zonasi (zoning regulation) pada rencana yang lebih rinci/detail, yaitu rencana

rinci/detail kawasan yang direncanakan pada peta skala 1 : 5.000, terutama pada tingkat

kawasan. Dikaitkan dengan substansi rencana tata ruang, peraturan zonasi mengatur

kegiatan pada pola ruang atau peruntukan ruang, oleh karena itu indikasi arahan

peraturan zonasi ini pada dasarnya akan mengatur kawasan lindung dan kawasan

budidaya yang ditetapkan dalam rencana. Dalam kenyataan prakteknya, keberadaan

jaringan prasarana wilayah yang melintasi kawasan lindung dan kawasan budidaya

tersebut akan saling berpengaruh atau berdampak. Jaringan prasarana wilayah akan

berpengaruh terhadap kawasan lindung dan kawasan budidaya yang dilintasinya,

sebaliknya kawasan lindung dan kawasan budidaya akan berpengaruh terhadap kinerja

jaringan prasarana wilayah tersebut. Oleh karena itu, ketentuan umum peraturan zonasi

ini akan meliputi:

- pola ruang wilayah Kabupaten Aceh Besar (kawasan lindung dan kawasan

budidaya);

- ruang di sekitar sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Aceh Besar.

Dalam ketentuan umum peraturan zonasi muatannya akan meliputi:

- arahan pemanfaatan ruang, dan kegiatan yang diperbolehkan, sesuai dengan

penetapannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya;

- kegiatan yang diperbolehkan bersyarat atau terbatas;

- kegiatan yang tidak diperbolehkan.

Dari ketentuan umum peraturan zonasi ini dapat diindikasikan pula acuan untuk

perizinan terhadap kegiatan yang akan dikembangkan pada ruang.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ) Pola Ruang

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ) Kawasan Lindung

A. KUPZ Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

1. KUPZ Kawasan Hutan Lindung

85

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 86: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam dengan tanpa mengubah bentang alam.

b. Pemanfaatan ruang secara terbatas hanya diizinkan bagi penduduk asli dengan

luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah

pengawasan ketat.

c. Pelarangan terhadap kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan

dan tutupan vegetasi.

d. Kawasan hutan lindung adalah kawasan dengan status hutan.

B. KUPZ Kawasan Perlindungan Setempat

1. KUPZ Sempadan Sungai

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau (RTH).

b. Penetapan lebar sempadan sungai sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yaitu dengan lebar 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter untuk

anak sungai/sungai kecil yang berada di luar kawasan permukiman, sementara

untuk di kawasan permukiman disesuaikan dengan ketentuan pengamanan

sempadan sungai dengan jarak 15 meter dan/atau dibatasi dengan

pengembangan jalan inspeksi, dengan catatan bangunan menghadap sungai di

belakang jalan inspeksi tersebut

c. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi

dan/atau mempertahankan bentuk badan sungai dan aliran sungai.

d. Pelarangan pendirian bangunan selain untuk pengelolaan badan air dan/atau

pemanfaatan air sungai.

e. Bila sempadan sungai juga berfungsi sebagai taman rekreasi, dapat didirikan

bangunan yang terbatas untuk menunjang fungsi rekreasi.

2. KUPZ Kawasan Sekitar Danau/Waduk

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau (RTH).

b. Penetapan lebar kawasan sekitar danau/waduk sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

86

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 87: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

c. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi

dan/atau mempertahankan bentuk badan air danau/waduk.

d. Pelarangan pendirian bangunan selain untuk pengelolaan badan air dan/atau

pemanfaatan air danau/waduk.

e. Bila kawasan sekitar danau/waduk juga berfungsi sebagai taman rekreasi, dapat

didirikan bangunan yang terbatas untuk menunjang fungsi rekreasi.

3. KUPZ Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

a. Pemanfaatan RTH untuk kegiatan rekreasi, perbaikan iklim mikro, estetika, dan

edukasi/pendidikan.

b. Penetapan luas RTH kawasan perkotaan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi dan

fasilitas umum lainnya.

d. Pelarangan pendirian bangunan permanen selain yang dimaksud huruf c.

C. KUPZ Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

1. KUPZ Taman Buru (TM)

a. Pemanfaatan ruang suaka margasatwa untuk penelitian, pendidikan, dan wisata

alam.

b. Pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a.

c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana

dimaksud pada huruf a.

d. Pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c.

e. Suaka margasatwa adalah kawasan dengan status hutan.

D. KUPZ Kawasan Rawan Bencana Alam

1. KUPZ Kawasan Rawan Tanah Longsor

87

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 88: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pemanfaatan ruang kawasan rawan tanah longsor mempertimbangkan

karakteristik, jenis, dan ancaman bencana.

b. Pemanfaatan ruang kawasan rawan longsor secara terbatas dan/atau bersyarat

untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan hutan, dengan jenis

vegetasi yang sesuai, teknologi pengolahan tanah yang sesuai, dan drainase

yang lancar.

c. Pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan

ancaman bencana dan kepentingan umum.

d. Pelarangan pendirian bangunan penting seperti industri atau pabrik, fasilitas

umum dan fasilitas sosial.

2. KUPZ Kawasan Rawan Kebakaran Hutan.

a. Pemanfaatan ruang kawasan rawan kebakaran hutan mempertimbangkan

karakteristik, jenis, dan ancaman bencana kebakaran hutan/lahan gambut.

b. Pemanfaatan ruang untuk bangunan dan permukiman dengan jarak aman

terhadap hutan/lahan gambut yang rawan terbakar.

c. Pelarangan membuang bahan yang dapat menyebabkan kebakaran hutan ke

dalam kawasan hutan dan/atau sekitarnya.

d. Pelarangan kegiatan di sekitar hutan yang dapat menimbulkan kebakaran hutan.

E. KUPZ Kawasan Lindung Geologi

1. KUPZ Kawasan Cagar Alam Geologi:

Di Kabupaten Aceh Besar tidak atau belum teridentifikasi kawasan cagar alam

geologi.

2. KUPZ Kawasan Rawan Bencana Geologi

2a. KUPZ Kawasan Rawan Gempa Bumi

a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan

ancaman bencana gempa bumi.

88

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 89: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Bangunan didirikan dengan konstruksi tanah gempa.

2b. KUPZ Kawasan Rawan Gerakan Tanah

a. Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan

ancaman bencana gerakan tanah.

b. Pemanfaatan ruang kawasan rawan rawan gerakan tanah secara terbatas

dan/atau bersyarat untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, hutan

rakyat, dan/atau hutan produksi.

c. Pembatasan bangunan hanya untuk pemantauan ancaman bencana dan

kepentingan umum.

3. KUPZ Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

3a. KUPZ Kawasan Imbuhan Air Tanah

a. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budidaya tidak terbangun

yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan.

b. Penyediaan sumur resapan dan/atau waduk/kolam pada lahan terbangun yang

sudah ada.

c. Penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budidaya

terbangun yang diajukan izinnya.

3b. KUPZ Kawasan Sempadan Mata Air

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau (RTH).

b. Penetapan lebar kawasan sempadan mata air sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan, yaitu minimal dengan radius 200 meter di sekitar mata

air.

c. Pelarangan terhadap kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap

mata air.

F. KUPZ Kawasan Lindung Lainnya

Di Kabupaten Aceh Besar tidak atau belum teridentifikasi kawasan lindung lainnya.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ) Kawasan Budidaya

1. KUPZ Kawasan Hutan Produksi (HP)

89

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 90: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pembatasan pemanfaatan hasil hutan melalui pengendalian pemanfaatan hasil

hutan untuk menjaga kestabilan neraca sumber daya kehutanan.

b. Pemanfaatan ruang kawasan hutan produksi untuk pengambilan hasil hutan

bukan kayu secara selektif, dan pemanfaatan jasa lingkungan (penelitian,

pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan wisata).

c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan

pemanfaatan hasil hutan sebagaimana pada huruf a dan b.

d. Pelarangan pendirian bangunan yang bukan untuk menunjang kegiatan

pemanfaatan hasil hutan sebagaimana pada huruf a dan b.

e. Kawasan hutan produksi adalah kawasan dengan status hutan.

2. KUPZ Kawasan Pertanian Pangan Lahan Basah (Sawah)

a. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan pertanian pangan lahan basah (sawah)

yang didukung oleh prasarana irigasi dan/atau tadah hujan.

b. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk permukiman petani dengan

kepadatan rendah.

c. Pelarangan konversi atau alih fungsi lahan pertanian pangan lahan basah

(sawah) beririgasi teknis, sebagai bagian dari lahan pertanian pangan

berkelanjutan.

d. Pengendalian secara ketat konversi atau alih fungsi lahan pertanian pangan

lahan basah (sawah) tidak beririgasi untuk keperluan prasarana strategis.

3. KUPZ Kawasan Pertanian Lahan Kering

a. Pemanfaatan untuk pertanian pangan lahan kering dan hortikultura.

b. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk permukiman petani dengan

kepadatan rendah.

c. Pemanfaatan secara terbatas untuk sistem pertanian campuran (mix farming)

sesuai dengan potensi yang ada, misalnya campuran dengan peternakan.

90

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 91: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

d. Pelarangan terhadap kegiatan yang dapat mengganggu dan/atau merusak

pertanian pangan lahan kering dan hortikultura.

4. KUPZ Kawasan Perkebunan

a. Pemanfaatan ruang dengan tanaman sejenis atau campuran oleh orang pada

lahan yang dibebani hak milik dengan skala usaha rakyat.

b. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk permukiman petani pekebun dengan

kepadatan rendah, yang didukung oleh kelengkapan prasarana dan fasilitas

penunjangnya.

c. Pemanfaatan secara terbatas untuk sistem pertanian campuran (mix farming)

sesuai dengan potensi yang ada, misalnya campuran dengan peternakan dan

budidaya pertanian lainnya.

d. Pelarangan terhadap kegiatan yang dapat merusak kualitas lingkungan.

5. KUPZ Kawasan Perikanan (Budidaya)

a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan perikanan budidaya (tambak, kolam,

kerambah, jaring apung, dan sebagainya).

b. Pemanfaatan secara terbatas untuk permukiman petani petambak (masyarakat

pembudidaya perikanan) dengan kepadatan rendah, yang didukung oleh

kelengkapan prasarana dan fasilitas penunjangnya.

c. Pelarangan terhadap kegiatan yang dapat mengganggu dan/atau merusak

kegiatan perikanan budidaya.

6. KUPZ Kawasan Perikanan (Tangkap)

a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan perikanan tangkap di perairan laut dan

perairan air tawar (sungai, danau/waduk).

b. Pemanfaatan ruang secara terbatas di daratan sekitar perairan perikanan

tangkap untuk permukiman nelayan dengan kepadatan rendah yang didukung

oleh prasarana dan fasilitas penunjangnya.

91

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 92: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

c. Pengendalian pemanfaatan sumber daya perikanan agar tidak melebihi potensi

lestari.

d. Pemanfaatan ruang perairan untuk kawasan pemijahan dan/atau kawasan

sabuk hijau.

7. KUPZ Kawasan Pariwisata

a. Kegiatan pariwisata/wisata yang memanfaatkan potensi alam dan budaya

masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan.

b. Pemeliharaan dan perlindungan terhadap bangunan atau situs peninggalan

kebudayaan masa lampau.

c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata.

d. Pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c.

8. KUPZ Kawasan Permukiman Perkotaan

a. Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan permukiman dengan kegiatan

utama bukan pertanian, dengan kegiatan yang melayani wilayah, yang didukung

oleh kelengkapan prasarana dan sarana atau fasilitas pelayanan pada tingkat

perkotaan.

b. Pengembangan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 30 % dari luas

kawasan perkotaan.

c. Pengembangan lingkungan permukiman dengan mempertimbangkan upaya

mitigasi bencana yang meliputi: tata letak bangunan dan fasilitas, jaringan

prasarana, konstruksi bangunan, serta antisipasi jalur ungsi (escape route) dan

lokasi ungsi (escape building/ hill/area).

d. Penataan bangunan kawasan perkotaan dengan penetapan amplop bangunan

yang mencakup: KDB (koefisien dasar bangunan), KLB (Koefisien Lantai

Bangunan), ketinggian bangunan, KDH (Koefisien Dasar Hijau), sempadan

bangunan (depan, samping, belakang).

92

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 93: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

e. Pembatasan melalui pengendalian terhadap kegiatan yang dapat mengganggu

atau menurunkan kualitas lingkungan kawasan perkotaan.

9. KUPZ Kawasan Permukiman Perdesaan

a. Kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan permukiman dengan kegiatan

utama pertanian, yang didukung oleh kelengkapan prasarana dan sarana atau

fasilitas pelayanan pada tingkat perdesaan.

b. Pengembangan lingkungan permukiman dengan mempertimbangkan upaya

mitigasi bencana yang meliputi: tata letak bangunan dan fasilitas, jaringan

prasarana, konstruksi bangunan, serta antisipasi jalur ungsi (escape route) dan

lokasi ungsi (escape building/ hill/area).

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ) Ruang Di Sekitar Jaringan Prasarana

KUPZ Ruang Di Sekitar Jaringan Prasarana Transportasi

1. KUPZ Ruang Di Sekitar Jalan Raya (Jalan Arteri Primer, Jalan Kolektor Primer, dan

Jalan Lokal Primer)

a. Pembatasan terhadap bangunan di tepi jalan dengan penetapan sempadan

bangunan.

b. Pembatasan perkembangan ruang di sekitar jalan melalui pengendalian alih

fungsi lahan berfungsi budidaya agar tidak mengganggu fungsi pelayanan jalan.

c. Pelarangan alih fungsi lahan berfungsi lindung di sekitar jalan.

2. KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Angkutan Perairan Danau

2a. KUPZ Ruang Di Sekitar Pelabuhan Danau

a. Pembatasan terhadap pemanfaatan ruang atau kegiatan di dalam Daerah

Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan,

yang harus mendapat izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

93

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 94: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Pembatasan melalui pengendalian pemanfaatan ruang di dalam dan di sekitar

pelabuhan yang harus memperhatikan kebutuhan ruang untuk operasional dan

pengembangan kawasan pelabuhan.

c. Pelarangan terhadap pemanfaatan ruang atau kegiatan di dalam Daerah

Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

yang dapat mengganggu kegiatan pelabuhan.

2b. KUPZ Ruang Alur Pelayaran Danau

a. Pembatasan terhadap pemanfaatan ruang pada alur pelayaran sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Pelarangan terhadap kegiatan di ruang udara bebas di atas perairan yang

berdampak pada keberadaan alur pelayaran.

c. Pelarangan terhadap kegiatan di bawah perairan yang berdampak pada

keberadaan alur pelayaran.

KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Energi

1. KUPZ Ruang Di Sekitar Pembangkit Tenaga Listrik

a. Pembatasan terhadap pemanfatan ruang di sekitar pembangkit tenaga listrik

yaitu harus memperhatikan jarak aman.

b. Pelarangan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit tenaga listrik

yang saling membahayakan.

2. KUPZ Ruang Di Sekitar Transmisi Tenaga Listrik

a. Pembatasan terhadap kegiatan pada kawasan budidaya yang terletak di bawah

jaringan transmisi listrik.

b. Pelarangan terhadap pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. KUPZ Ruang Di Sekitar Gardu Induk (GI) listrik

94

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 95: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pembatasan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar Gardu Induk, yaitu harus

memperhatikan jarak aman.

b. Pelarangan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar Gardu Induk yang saling

membahayakan.

KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Telekomunikasi

- Pembatasan pemanfatan ruang untuk menara pemancar telekomunikasi (BTS –

Base Tranciever Station) dengan memperhitungkan aspek keamanan dan

keselamatan aktivitas kawasan di sekitarnya.

KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Sumber Daya Air

1. KUPZ Ruang Di Sekitar Wilayah Sungai

a. Pemanfaatan ruang di sekitar sungai sebagai kawasan sempadan sungai sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagaimana yang ditetapkan

dalam ketentuan mengenai sempadan sungai.

b. Pembatasan terhadap kegiatan yang dapat menurunkan kualitas konservasi

sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air yang melampaui daya dukung

dan daya tamping, serta yang mengakibatkan peningkatan daya rusak air.

c. Pelarangan terhadap kegiatan di dalam wilayah sungai yang akan merusak

kualitas sumber daya air dalam wilayah sungai.

2. KUPZ Ruang Di Sekitar Jaringan Irigasi

a. Pemanfaatan ruang di sekitar saluran irigasi sebagai kawasan sempadan saluran

irigasi.

b. Pembatasan terhadap kegiatan yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas

air pada jaringan irigasi.

c. Pelarangan terhadap kegiatan di sekitar jaringan irigasi yang merusak jaringan

prasarana irigasi.

3. KUPZ Ruang Di Sekitar Bendungan

95

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 96: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau (RTH);

b. Penetapan lebar kawasan sekitar bendungan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi

dan/atau mempertahankan bentuk badan air bendungan;

d. Pelarangan pendirian bangunan selain untuk pengelolaan badan air dan/atau

pemanfaatan air bendungan;

e. Bila kawasan sekitar bendungan juga berfungsi sebagai taman rekreasi, dapat

didirikan bangunan yang terbatas untuk menunjang fungsi rekreasi.

KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Permukiman Perkotaan

1. KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Jaringan Air Bersih Perpipaan

a. Pembatasan terhadap kegiatan di sekitar prasarana jaringan air bersih (meliputi

pengambilan air baku, instalasi pengolahan, jaringan pipa ransmisi dan

distribusi, dan bangunan pelengkap lainnya) yang dapat menurunkan kualitas air

bersih dan mengganggu jaringan air bersih perpipaan.

b. Pelarangan terhadap kegiatan di sekitar prasarana jaringan air bersih yang dapat

merusak jaringan air bersih perpipaan.

2. KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Pengolahan Sampah

a. Pembatasan terhadap kegiatan pada jarak minimal 400 meter di sekitar

prasarana pengolahan sampah agar tidak saling mengganggu.

b. Pelarangan terhadap kegiatan di sekitar prasarana pengolahan sampah yang

saling membahayakan.

3. KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Pengolahan Air Limbah

a. Pembatasan terhadap kegiatan pada jarak tertentu di sekitar prasarana

pengolahan air limbah agar tidak saling mengganggu.

96

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 97: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Pelarangan terhadap kegiatan di sekitar prasarana pengolahan air limbah yang

saling membahayakan.

4. KUPZ Ruang Di Sekitar Prasarana Drainase

a. Pembatasan terhadap kegiatan pada jarak tertentu di sekitar prasarana drainase

agar tidak saling mengganggu.

b. Pelarangan terhadap kegiatan yang dapat menghambat aliran air pada

prasarana drainase.

KETENTUAN PERIZINAN

Ketentuan tentang perijinan pemanfaatan ruang ini menurut amanah pasal 37

ayat 8, UU 26/2007 akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sebelum ini peraturan

perijinan dan jenis-jenis perijinan yang ada tercantum pada pasal-pasal dari PP no

20/1997 sebagaimana diubah dengan PP No 48/1998 tentang Retribusi Daerah. Pada PP

tersebut Retribusi dikelompokkan menjadi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha,

Retribusi Perijinan tertentu.

Ijin mendirikan bangunan (IMB) pada PP tersebut masuk dalam kelompok

Perijinan Tertentu, yaitu: Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah, Ijin Mendirikan Bangunan,

Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Ijin Gangguan, Ijin Trayek, Ijin Pengambilan

Hasil Hutan Ikutan. Ketentuan lebih lanjut tentang ruang lingkup masing-masing jenis

retribusi perijinan tertentu secara rinci untuk provinsi, kabupaten/kota ditetapkan

dengan Kepmendagri dengan pertimbangan Menteri keuangan.

Perijinan merupakan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki peluang

melanggar ketentuan perencanaan dan pembangunan, serta menimbulkan gangguan

bagi kepentingan umum.

Menurut UU26/2007 tentang Penataan Ruang, mekanisme perijinan

merupakan mekanisme terdepan dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu,

kinerja perijinan pada suatu daerah mempunyai peran yang penting dalam menarik atau

menghambat investasi. Penyelenggaraan mekanisme perijinan yang efektif akan

mempermudah pengendalian pembangunan dan penertiban pelanggaran rencana tata

ruang. Bila mekanisme perijinan tidak diselenggarakan dengan baik, maka akan

menimbulkan penyimpangan pemanfaatan ruang secara legal. Penyimpangan semacam

97

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 98: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

ini akan sulit dikendalikan dan ditertibkan. Mekanisme perijinan juga dapat

dimanfaatkan sebagai perangkat insentif untuk mendorong pembangunan yang sesuai

dengan rencana tata ruang, atau perangkat disinsentif untuk menghambat pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Ijin pemanfaatan ruang adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang,

dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat

dan kebiasaan yang berlaku.

Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai

berikut:

Setiap kegiatan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi

kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah

Kota/Kabupaten;

Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat

yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi

legal;

Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih

besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

Pelaksanaan perijinan tersebut di atas didasarkan atas pertimbangan dan tujuan sebagai

berikut:

Melindungi kepentingan umum (public interest);

Menghindari eksternalitas negative;

Menjamin pembangunan sesuai dengan rencana, serta standar dan kualitas

minimum yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten.

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di kabupaten Aceh Besar

terdiri dari 18 jenis dan diperlihatkan pada tabel 61 berikut ini.

Tabel 61Jenis Perizinan Di Kabupaten Aceh Besar

No. Jenis Ijin Leading Sektor1. Ijin Sanitasi

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)Ijin Galian Golongan C

Dinas Binamarga Cipatakarya

98

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 99: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

2. Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)Ijin BengkelIjin Tempat UsahaTanda Daftar Perusahaan (TDP)Tanda Daftar Gudang (TDG)Tanda Daftar Industri (TDI)

Dinas Industri dan Perdagangan

3. Ijin Gangguan Dinas Perhubungan Kominfo4. Ijin Reklame Dinas Pendapatan5. Ijin Kaca Gelap Dinas Perhubungan6. Ijin Kapal Penangkap Ikan

Ijin Pengangkutan Hasil LautIjin Tambak

Dinas Perikanan Kelautan

7. Ijin Restoran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan8. Ijin Usaha Perkebunan Swasta Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sumber : Kantor PTSP Aceh Besar setelah diolah, Oktober 2008

Keterangan :

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya = 4 jenis perijinan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan = 6 jenis perijinan

Dinas Perhubungan dan Kominfo = 2 jenis perijinan

Dinas Kelautan dan Perikanan = 3 jenis perijinan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan = 1 jenis perijinan

Dinas Kehutanan = 1 jenis perijinan

Dinas Pendapatan = 1 jenis perijinan

Setiap pemanfaatan ruang harus mendapat ijin sesuai dengan rencana tata ruang dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan pemanfaatan lahan harus

melalui prosedur khusus yang berbeda dari prosedur reguler/normal. Dalam masa

transisi tahapan rencana, ijin khusus dapat diberikan apabila dampak kegiatan yang

dimohon negatif dan atau kecil.

Permohonan perubahan pemanfaatan ruang yang disetujui harus dikenakan disinsentif

berupa:

Denda (development charge) sesuai jenis pelanggaran rencana tata ruang;

Pengenaan biaya dampak pembangunan (development impact fee) sesuai

dengan eksternalitas yang harus diatasi dan upaya mengembalikannya ke kualitas

sebelum proyek tersebut dibangun.

Jenis perijinan yang harus dimiliki, ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Lembaga/Dinas

yang menerbitkan perijinan harus sesuai dengan pemberian kerja dan kompetensinya,

99

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 100: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

serta tidak boleh tumpang tindih. Ketentuan lembaga/dinas pemberi ijin adalah sebagai

berikut:

Perijinan kegiatan menjadi kewenangan dinas sektoral yang sesuai dengan kegiatan

yang dimohon;

Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan menjadi kewenangan dinas yang

menangani perencanaan, perancangan, penataan, dan lingkungan kota;

Perijinan konstruksi menjadi kewenangan dinas yang menangani bangunan;

Perijinan lingkungan menjadi kewenangan dinas/badan yang menangani lingkungan

hidup.

Perijinan kegiatan khusus menjadi kewenangan dinas sektoral yang sesuai dengan

kegiatan yang dimohon;

Kegiatan yang memerlukan kombinasi dari ijin di atas dikoordinasikan oleh

walikota/Bupati melalui TKPRD.

Untuk efisiensi perijinan, Pemerintah Kota/Kabupaten perlu mengefektifkan pelayanan

Perijinan Terpadu Satu Atap (PTSP). Adapun alur pengurusan ijin dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 11Bagan Alir Prosedur Pengurusan Izin

100

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Verifikasi persyaratan oleh

petugas pelayanan

Pengajuan Permohonan Izin lengkap dengan persyaratan

Mulai/Pemohon

Lengkap

Tidak lengkap

Pemohon mendapatkan resi penerimaan berkas. Pemohon membayar retribusi

untuk izin yang tarifnya bisa ditetapkan tanpa peninjauan lapangan dan diberikan

bukti kwitansi

Pembahasan

Tidak perlu suveyPerlu survey

Tidak sesuai Sesuai

Tinjau Lapangan

Surat penolakan pemrosesan izin yang disampaikan kepada pemohon

Tanda tangan

BAPPengetikan

Naskah izin & paraf Kepala Sub Bid. Pemrosesan

Izin

Penandatangan Sertifikat Izin oleh Kepala PTSP

Penyerahan setifikat izin kepada pemohon setelah pemohon mambayar retribusi

Selesai

Page 101: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), waktu pengurusan telah ditentukan oleh kantor

PTSP yaitu selama 10 hari dengan persyaratan yang harus dipenuhi:

1. Rekomendasi dari Dinas Kimpraswil;

2. Permohonan ijin yang diketahui oleh Kepala Desa dan Camat setempat;

3. Gambar bangunan 3 rangkap;

4. FC surat keterangan tanah;

5. FC surat ukur tanah;

6. FC surat tanda lunas PBB pada tahun berjalan.

Syarat-syarat pengurusan dan prosedur sudah jelas, tetapi sayangnya tarif tidak

dicantumkan secara resmi. Mestinya tarif dicantumkan di mana untuk menjaga

transparansi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, bahwa pelayanan perijinan adalah salah satu pelayanan

publik yang mestinya mengikuti norma-norma pelayanan, dimana Kepmenpan No.

25/M/PAN/2/2004 yang terdiri dari 14 indikator dan SE mendagri No. 100/757/OTDA

tahun 2002 mungkin dapat dijadikan acuan, meskipun harus disesuaikan dengan

keadaan instansi setempat. Paling tidak, 6 indikator ini secara minimal dapat dijadikan

acuan.

7. Prosedur Layanan

101

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 102: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

8. Waktu Penyelesaian

9. Biaya Pelayanan

10. Produk Layanan

11. Sarana dan Prasarana

12. Kompetensi Petugas Pemberi Layanan

Pada kantor PTSP kabupaten Aceh Besar, berdasarkan wawancara, observasi, serta data

sekunder yang didapat, prosedur, waktu, biaya, produk layanan sudah cukup

transparan. Namun ada 2 hal yang menjadi kendala Kantor PTSP dalam meningkatkan

kualitas layanan:

3. Dasar Hukum masih dengan SK Bupati tahun 2007, belum menjadi SKPD. Karena

belum menjadi SKPD maka belum mempunyai kewenangan otonomi anggaran.

Anggaran masih menginduk pada bagian perekonomian SETDA.

4. Sarana dan prasarana yang belum memadai. Di kantor PTSP hanya ada 2 komputer

dan belum berbasis Local Area Network (LAN). Hal ini dirasa kurang memadai,

sehingga menghambat tugas sehari-hari.

Struktur organisasi kantor PTSP dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 12

Struktur Organisasi Kantor PTSP

102

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Seksi Pelayanan Perizinan

Seksi Pelayanan Perizinan

Seksi Penyuluhan dan DataSeksi Penyuluhan dan Data

KepalaKepala

Sub Bagian TUSub Bagian TU

Seksi Pemrosesan PerizinanSeksi Pemrosesan Perizinan

UPT - KECAMATANUPT - KECAMATAN

Page 103: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Mengenai perijinan, IMB dapat dijadikan contoh analisis dalam mendiskripsikan aturan

dan NSPK keseluruhan perijinan. Berdasarkan data sekunder, dengan mengambil contoh

dokumen perda di 3 kabupaten, maka dalam merancang Qanun tentang IMB, hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah:

11. Pengertian mendirikan bangunan/pengertian umum;

12. Klasifikasi bangunan;

13. Obyek dan subyek retribusi;

14. Tatacara pembayaran dan penagihan;

15. Ketentuan perijinan;

16. Ketentuan besar kecilnya tarif retribusi;

17. Ketentuan tentang Pembebasan Biaya IMB;

18. Pembinaan dan Pengawasan;

19. Ketentuan Pidana;

20. Ketentuan Penyelidikan.

Di Aceh Besar sudah terdapat Qanun IMB nomor 12/2003, namun ada beberapa hal

yang perlu disesuaikan dengan UU/dasar hukum dan dinamika perkembangan yang

baru:

3. Konsiderans;

Menimbang

Dasar pertimbangan qanun IMB mestinya RTRW dan RDTR. Sedangkan qanun No.

12/2003 di atas bukan Qanun IMB tetapi Qanun Retribusi. Sehingga dasar

pertimbangannya adalah UU 34/2000 tentang Retribusi Daerah dan Pajak Daerah.

Mengingat

Dalam konsiderans mengingat, yakni dasar hukum, tidak mencantumkan:

UU No 11/2006 tentang pemerintahan Aceh;

UU 26/2007 tentang tata Ruang;

PP 26/2008 tentang RTRWN;

103

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 104: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Masih didasarkan pada Qanun No. 2/1993 tentang RTRWK (artinya masih

mengacu pada tata Ruang yang lama yaitu UU 24/1992). Oleh karena itu perlu

disesuaikan dengan UU tata Ruang yang baru dan namanya mesti dirubah

menjadi Qanun IMB.

4. Isi

Isi Qanun retribusi IMB Aceh besar terdiri dari 22 bab, 30 pasal, yang susunan isinya

adalah:

Bab I : Ketentuan Umum;

Bab II : Pengertian Mendirikan Bangunan;

Bab III : Perijinan;

Bab IV : Nama, Objek dan Subjek Retribusi;

Bab V : Golongan Retribusi;

Bab VI : Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa;

Bab VII : Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan

Besarnya Tarif;

Bab VIII : Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi;

Bab IX : Pencabutan, Penolakan, Peralihan dan Batalnya Ijin;

Bab X : Legalitas;

Bab XI : Tata Cara Pembayaran Retribusi;

Bab XII : Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi;

Bab XIII : Ketentuan Pidana;

Bab XIV : Ketentuan Penutup.

Dari isi Qanun retribusi IMB di atas, pasal tentang legalitas belum dicantumkan, dimana

legalitas merupakan denda biaya retribusi yang dikenakan sebagai akibat kelalaian

pemohon yang sedang dan atau telah membangun tanpa memiliki IMB terlebih dahulu.

Pada Qanun Retribusi IMB Aceh Besar belum dilampiri dengan klasifikasi bangunan

karena memang bukan Qanun IMB tetapi Qanun retribusi.

KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Insentif diberikan untuk mendorong perkembangan zona sesuai dengan rencana tata

ruang wilayah dan disinsentif diberikan untuk menghambat perkembangan zona sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah.

104

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 105: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Insentif

Ketentuan insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan

terhadap pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang didorong

perwujudannya dalam rencana tata ruang. Ketentuan insentif dalam RTRW Kabupaten

Aceh Besar ini disusun berdasarkan:

- rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Aceh Besar

dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten (KSK) sebagai

turunannya;

- ketentuan umum peraturan zonasi wilayah Kabupaten Aceh Besar;

- peraturan perundang-undangan sektor yang terkait.

Ketentuan insentif oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dapat ditujukan kepada 3

pihak, yaitu:

- Daerah tetangga, yaitu Pemerintah Kabupaten lainnya, terutama Kabupaten

tetangga;

- Pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten;

- Masyarakat umum, yang terdiri dari: investor/dunia usaha, lembaga komersial,

perorangan, dan sebagainya.

Bentuk pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan kabupaten tetangga yang

diindikasikan perlu diberikan insentif, antara lain adalah:

- pengembangan prasarana, seperti jaringan jalan dan jembatan, pengolahan

sampah, sumber dan jaringan air bersih pada kawasan permukiman (perkotaan

dan perdesaan) dan lainnya pada bagiaan wilayah yang berdekatan atau

berbatasan;

- pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan kawasan budidaya yang

menerus (contiguous) di antara wilayah kabupaten yang berbatasan guna

menjaga kualitas kawasan lindung dan efektifnya pemanfaatan kawasan

budidaya yang berbatasan.

Bentuk pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan Pemerintah Desa dalam wilayah

Kabupaten yang diindikasikan perlu diberikan insentif, antara lain adalah:

105

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 106: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

- inisiatif pengembangan prasarana dan sarana oleh Pemerintah Desa yang

mengisi rencana struktur ruang dan rencana pola ruang yang ditetapkan dalam

RTRW Kabupaten;

- pengembangan kelembagaan (badan dan/atau aturan) di tingkat desa yang

berperan dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di desa yang

bersangkutan.

Bentuk pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan masyarakat yang diindikasikan perlu

diberikan insentif, antara lain adalah:

- inisiatif pengembangan prasarana dan sarana secara komunal kawasan

permukiman yang selaras atau sesuai dengan penetapan atau ketentuan dalam

RTRW Kabupaten;

- inisiatif pengembangan bangunan dan lingkungan permukiman yang

menerapkan prinsip mitigasi bencana, seperti pemakaian bahan bengunan dan

penerapan konstruksi bangunan, penataan bangunan dan lingkungan yang

menyediakan jalur ungsi (escape route) dan tempat ungsi (escape

area/building);

- inisiatif peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman , seperti

pergeseran atau perpindahan bangunan yang terkena dengan sempadan sungai

sehingga sesuai dengan tata ruang yang baik atau ditetapkan, pengembangan

ruang terbuka hijau privat dengan vegetasi yang sesuai, dan sebagainya.

Selanjutnya ketentuan insentif untuk masing-masing kelompok tersebut di atas dapat

diidentifikasikan sebagai berikut ini.

1. Ketentuan insentif kepada Pemerintah Kabupaten lainnya antara lain adalah:

a. pemberian kompensasi;

b. urun saham.

2. Ketentuan insentif kepada Pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten antara lain

adalah:

a. pemberian kompensasi;

b. subsidi silang;

c. penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau

d. publisitas atau promosi.

3. Ketentuan insentif kepada masyarakat umum antara lain adalah:

106

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 107: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. pemberian kompensasi;

b. pengurangan retribusi;

c. imbalan;

d. sewa ruang;

e. urun saham;

f. penyediaan prasarana dan sarana;

g. penghargaan; dan/atau

h. kemudahan perizinan.

Disinsentif

Ketentuan disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk mencegah, membatasi

atau mengurangi pertumbuhan/perkembangan, agar tidak terjadi kegiatan pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Ketentuan disinsentif dalam RTRW

Kabupaten Aceh Besar ini disusun berdasarkan:

- rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Aceh Besar

dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten (KSK) dan kawasan

lainnya sebagai turunannya;

- ketentuan umum peraturan zonasi wilayah Kabupaten Aceh Besar;

- peraturan perundang-undangan sektor yang terkait.

Ketentuan disinsentif oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar ditujukan kepada

Pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, dan masyarakat umum, yang

terdiri dari: investor/dunia usaha, lembaga komersial, perorangan, dan sebagainya.

Bentuk pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan Pemerintah Desa dalam wilayah

Kabupaten Aceh Besar yang diindikasikan perlu penerapan disinsentif berupa:

- bangunan sarana pelayanan umum yang dibangun Pemerintah Desa yang

terletak di sempadan sungai dan atau badan air yang tidak sesuai dengan

penetapan dalam RTRW ini;

- bangunan sarana pelayanan umum yang dibangun Pemerintah Desa yang

pemanfaatannya tidak sesuai dengan peruntukannya secara ruang (terutama

dapat diidentifikasi pada tingkat rencana rinci/detail kawasan dengan peraturan

zonasi yang lebih rinci).

107

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 108: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Bentuk pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan masyarakat yang diindikasikan perlu

penerapan disinsentif berupa pemanfaatan ruang yang telah ada sebelum RTRW

Kabupaten ini ditetapkan, yang tidak sesuai dengan penetapan dalam RTRW Kabupaten

ini, yang antara lain adalah:

- permukiman atau bangunan yang tidak sesuai perletakannya, yang terletak di

sempadan sungai dan atau badan air yang tidak sesuai dengan penetapan dalam

RTRW ini;

- bangunan atau sarana kegiatan swasta/masyarakat yang pemanfaatannya

tidak sesuai dengan peruntukannya secara ruang (terutama dapat diidentifikasi

pada tingkat rencana rinci/detail kawasan dengan peraturan zonasi yang lebih

rinci).

Ketentuan disinsentif kepada Pemerintah Desa dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar

antara lain adalah:

a. pengenaan retribusi yang tinggi; dan/atau

b. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.

Ketentuan disinsentif kepada masyarakat umum tersebut antara lain adalah:

a. pengenaan pajak atau retribusi daerah yang tinggi;

b. pembatasan penyediaan infrastruktur; dan/atau

c. pemberian persyaratan khusus dalam proses perizinan.

A. Penerapan Perangkat Insentif

1. Insentif khusus diberikan untuk pengembangan Kota Takengon sebagai ibukota

Kabupaten Aceh Besar yang merupakan simpul pelayanan kawasan skala

wilayah/regional, pengembangan kawasan perkotaan Isaq dan Angkup sebagai

simpul pelayanan/pusat kegiatan skala lokal pada bagian timur dan barat wilayah

kabupaten, pengembangan kawasan strategis agropolitan di Jagong Jeget-Atu

Lintang dan sekitarnya, pengembangan kawasan strategis peternakan Ketapang

(Kec.Linge), pengembangan perkebunan tebu di wilayah Kec.Ketol, pengembangan

kawasan pertanian lahan basah (untuk ketahanan pangan), pengembangan kawasan

permukiman, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan umum dan sosial

2. Insentif untuk mendorong pengembangan wilayah meliputi:

108

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 109: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

a. Pembangunan Jalan Lintas Tengah Sumatera atau jalan akses

Lintas Tengah Sumatera.

b. Pembangunan sarana pemerintahan, perdagangan dan jasa

serta fasilitas umum dan sosial lainnya ;

c. Kemudahan perijinan perubahan rencana tapak bagi

pengembang yang telah memiliki ijin sebelumnya.

3. Insentif untuk mendorong pengembangan Kawasan Agropolitan dan Peternakan

terpadu adalah:

1. Kemudahan perijinan.

2. Penyediaan pelayanan jaringan infrastruktur jalan, irigasi dan penunjang

kawasan pertanian lahan basah

3. Pembangunan sarana pertanian, peternakan, perdagangan dan jasa serta

fasilitas umum dan sosial lainnya yang terkait dengan pengembangan pertanian,

peternakan;

4. Insentif untuk mendorong pengembangan Kawasan pertanian lahan basah adalah:

a. Kemudahan perijinan pengembangan kawasan pertanian lahan basah.

b. Penyediaan pelayanan jaringan infrastruktur

c. Kompensasi pajak tanah dan bangunan yang lebih ringan

d. Pembangunan sarana pertanian yang terkait dengan pengembangan pertanian,

lahan basah;

B. Penerapan Perangkat Disinsentif

1. Disinsentif akan dikenakan untuk mengarahkan dan atau mengendalikan

pembangunan di wilayah/kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan (kawasan

lindung) pada bagian utara dan selatan, timur dan barat wilayah.

2. Disinsentif yang dikenakan untuk pembangunan di wilayah selatan dan timur

(kawasan lindung) adalah:

a. Ijin lokasi baru untuk permukiman dengan kepadatan rendah,

berdasarkan kajian geologi dan geohidrologi serta berdasarkan ketentuan

perundang - undangan lainnya;

109

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 110: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

b. Pembangunan jaringan prasarana baru disesuaikan dengan

karakteristik wilayah berdasarkan kajian kelayakan teknis, lingkungan dan

kelayakan sosial.

3. Disinsentif yang dikenakan untuk mengendalikan pembangunan dan

perkembangan di wilayah timur dan barat wilayah Kabupaten Aceh Besar dengan

pengenaan denda terhadap kegiatan yang menimbulkan dampak negatif bagi

kepentingan umum.

4. Disinsentif yang dikenakan untuk mengendalikan perkembangan kawasan

pertanian lahan basah dengan pembatasan infrastruktur permukiman (listrik, air

bersih)

5. Disinsentif yang dikenakan untuk mengendalikan perkembangan pada kawasan

pariwisata Danau Lut Tawar dengan pembatasan pembangunan fisik pada lahan yang

secara fisik tidak memungkinkan dibangun bangunan permukiman dan bangunan

lainnya, pembatasan pembangunan infrastruktur permukiman pada bagian kawasan

pariwisata yang tidak sesuai dengan kondisi fisik lahan.

ARAHAN SANKSI

Pengenaan sanksi pidana dan sanksi perdata ditetapkan pada tingkat Undang-

Undang. Sehingga pengenaan sanksi pada tingkat Kabupaten Aceh Besar adalah

pengenaan sanksi administratif.

Arahan pengenaan sanksi administratif adalah dalam rangka penertiban

pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Bentuk

pelanggaran yang dimaksud meliputi:

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan

rencana pola ruang wilayah dalam RTRW Kabupaten Aceh Besar;

b. pelanggaran terhadap ketentuan umum peraturan zonasi Kabupaten Aceh Besar;

c. pemanfaatan ruang yang tidak memiliki izin pemanfaatan ruang;

d. pemanfaatan ruang yang telah memiliki izin pemanfaatan ruang tetapi tidak

sesuai dengan RTRW Kabupaten Aceh Besar;

e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan

ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Besar;

f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh

peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum;

110

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 111: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

g. pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang tidak benar;

h. pemberi izin yang melanggar kaidah dan ketentuan pemanfaatan ruang.

Selanjutnya arahan pengenaan sanksi sehubungan dengan bentuk-bentuk pelanggaran

tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut ini.

Terhadap bentuk-bentuk pelanggaran huruf: a, b, d, e, f, dan g di atas arahan pengenaan

sanksi administratifnya adalah:

1. peringatan tertulis;

2. penghentian sementara kegiatan;

3. penghentian sementara pelayanan umum;

4. penutupan lokasi;

5. pembongkaran bangunan;

6. pemulihan fungsi ruang;

7. denda administratif;

8. pencabutan izin;

9. pembatalan izin.

Terhadap bentuk pelanggaran huruf c, arahan pengenaan sanksi administratifnya

adalah:

1. peringatan tertulis;

2. penghentian sementara kegiatan;

3. penghentian sementara pelayanan umum;

4. penutupan lokasi;

5. pembongkaran bangunan;

6. pemulihan fungsi ruang;

7. denda administratif.

Terhadap bentuk pelanggaran huruf h, arahan pengenaan sanksi administratifnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan aparat

pemerintahan.

Terkait arahan sanksi yang perlu diberikan untuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah. Monitoring, evaluasi dan penertiban merupakan

bagian dari kegiatan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang, baik oleh Public

maupun privat. Kegiatan monitoring, evaluasi hingga penertiban pemanfaatan ruang

111

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 112: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

dilakukan dari penyusunan kegiatan, keluaran hingga pelaksanaan dan hasil

pelaksanaan disusun dalam tabel tabel berikut:

Tabel 62Kegiatan Pemantauan Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

a. Penyusunan daftar penyimpangan/ pelanggaran pemanfaatan ruang persil

Tabel tipologi penyimpangan pemanfaatan ruang.Peta sebaran penyimpangan

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Minimum sekali dalam 6 bulan

Daftar ini hanya untuk penyimpangan persil atau kawasan yang dikuasai oleh satu kepemilikan (individual ataupun badan hukum)

b. Menyiapkan kerangka acuan pekerjaan pemantauan

Kerangka acuan pelaksanaan pekerjaan pemantauan

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Penyiapan kerangka acuan dengan memanfaatkan hasil rekapitulasi pelaporan perubahan pemanfaatan ruang.

c. Pembentukan tim penyidik penyimpangan pemanfaatan ruang

Keputusaan Ketua /BKPRD tentang pembentukan Tim Kecil terdiri dari berbagai instansi terkait pelaksanaan pemantauan

Bappeda, Lembaga yang Terkait/ BKPRD kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Tim pemantauan lapangan dapat dilakukan secara swakelola atau oleh konsultan.

d. Memeriksa dan membuktikan pelanggaran persil

Bukti pelanggaran

Tim Penyidik Jika terjadi pelanggaran

Pengumpulan bukti diperoleh dari lapangan penguasaan lahan, instansi pemberi ijin dan instansi terkait.

e. Merumuskan temuan penyimpangan

Rumusan awal pelanggaran pemanfaatan ruang

Tim Penyidik Jika terjadi pelanggaran

Disajikan secara tipologi, besaran dan faktor penyebabnya.

f. Membahas temuan penyimpangan dan rekomendasi tindak lanjut

Rumusan final pelanggaran pemanfaatan ruang dan rekomendasi

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Temuan penyimpangan dibahas dalam forum BKPRD dengan

112

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 113: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

dalam forum TKPR Daerah

penyelesaian masalah

mengundang pihak-pihak terkait.

g. Laporan hasil pemantauan kepada Bupati

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPRD kepada Bupati tentang laporan hasil pemantauan.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Surat Ketua DPRD dilampirkan buku laporan hasil pemantauan.

h. Pemberitahuan hasil pemantauan kepada instansi tingkat kota/kabupaten terkait dan camat

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPR kepada instansi terkait dan camat tentang laporan hasil pemantauan.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Surat Ketua DPRD berisikan penyampaian temuan penyimpangan RTRWK yang perlu diketahui oleh instansi terkait.

i. Pemberitahuan laporan hasil pemantauan kepada pelanggar

Surat Ketua Dinas Tata Ruang/BKPRD kepada pelanggar.

Bappeda/Lembaga yang Terkait/BKPRD Kabupaten Aceh Besar

Jika terjadi pelanggaran

Berisikan tipologi pelanggaran persil yang bersangkutan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 63Kegiatan Evaluasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Kegiatan Keluaran Pelaksanan Periode Pelaksanaan

Keterangan

Evaluasi temuan penyimpangan

Rumusan tingkat penyimpangan RTRW Kabupaten

Bappeda dan instansi terkait

Minimum sekali dalam 5 tahun

-

Evaluasi kinerja instansi pemberi perijinan

Rumusan tingkat penyimpangan mekanisme pemberian perijinan pemanfaatan ruang.

Bappeda dan instansi terkait

Minimum sekali dalam 5 tahun

-

Masukan/umpan balik untuk evaluasi RTRWN/RTRW Propinsi/kota/kabupaten.

Rumusan materi bagi evaluasi RTRW.

Bappeda dan instansi terkait

Minimum sekali dalam 5 tahun

-

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 64Kegiatan Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

113

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 114: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

(Sanksi Administratif)Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode

PelaksanaanKeterangan

Menyiapkan langkah-langkah penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang

Rumusan awal langkah-langkah penertiban

Bappeda kabupaten

Sesuai kebutuhan Berdasarkan hasil pemantauan (bagian dari tahap pengawasan pemanfaatan ruang)

Membahas langkah penertiban dalam forum TKPR propinsi

Rumusan final langkah-langkah penertiban

Bappeda atau BKPRD kabupaten

Sesuai kebutuhan -

Melaporkan kepada Bupati tentang rencana tindakan penertiban.

Surat Ketua TLPRD kota kepada Bupati.

BKPRD kabupaten.

Sesuai kebutuhan Berisi rencana tindakan penertiban.

Pembentukan tim khusus pelaksana koordinasi tindakan penertiban

Keputusan Bupati tentang pembentukan tim khusus penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang.

Bupati. Sesuai kebutuhan Bupati membentk tim khusus untuk melakukan koordinasi tindakan penertiban yang melibatkan bagian penertiban, satpol pamong praja dan instansi terkait.

Koordinasi tindakan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang

Pemberian sanksi adminitratif kepada aparat pemerintah atau sanksi administratif kepada masyarakat.

Tim khusus penertiban.

Sesuai kebutuhan Tim khusus dapat menugaskan anggotanya untuk melaksanakan tindakan penertiban sesuai dengan perundang-undangan.

Tim khusus dapat bekerja sama dengan Polisi, Kodim dll, untuk melaksanakan penertiban langsung.

Pengawasan pelaksanaan sanksi

Daftar pelanggar yang tidak melaksana-kan sanksi.

Tim khusus penertiban/tim wibawapraja

Sesuai kebutuhan Apabila pelanggar tidak menjalankan sanksinya maka tim khusus wajib mengajukan ke pengadilan untuk diproses secara

114

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 115: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Kegiatan Keluaran Pelaksanaan Periode Pelaksanaan

Keterangan

hukum.Pengajuan atau pengaduan ke lembaga peradilan

Berkas pengajuan ke pengadilan.

Tim khusus. Masyarakat

atau badan hukum.

Sesuai kebutuhan Pengajuan ke lembaga peradilan dapat dilakukan oleh masyarakat atau badan hukum tertentu apabila merasa dirugikan oleh pelanggar.

Pengenaan sanksi Sanksi pidana dan atau sanksi perdata.

Lembaga peradilan.

Sesuai kebutuhan Sanksi dikenakan apabila terbukti bersalah secara hukum oleh pengadilan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Tabel 65Alternatif Bentuk Penertiban

Bentuk pelanggaran Alternatif bentuk penertibanSetelah rtr diundangkan

Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang/penggunaan lahan yang telah ditetapkan dalam RTR.

Kegiatan/pembangunan dihentikan.Pencabutan ijin.

Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan tidak sesuai dengan ketentuan dalam RTRW.

Kegiatan/pembangunan dihentikan.Kegiatan dibatasi pada luasan yang ditetapkan.Denda.Kurungan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi kondisi teknis pemanfaatan ruang (bangunan, proporsi pemanfaatan, dll) tidak

Kegiatan dihentikan.Memenuhi persyaratan teknis.

115

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 116: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Bentuk pelanggaran Alternatif bentuk penertibanSetelah rtr diundangkan

sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan dalam RTR.Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi bentuk atau pola pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RTR.

Kegiatan dihentikan.Menyesuaikan bentuk pemanfaatan ruang.Denda. dan Kurungan.

SEBELUM RTR DIUNDANGKANPemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang. Contoh terjadi alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi bangunan pertokoan, perumahan maupun bangunan lainnya yang terjadi di sekitar jalan jalan utama seperti di Jalan Banda Aceh – Medan.

a. Pemulihan fungsi ruang secara bertahap, melalui; Pembatasan masa perijinan. Pemindahan/relokasi/resetllement. Penggantian yang layak.

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan. Penyesuaian persyaratan teknik. Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang.

c. Pembinaan melalui penyuluhan.Pemanfaatan sesuai dengan fungsi ruang, tetapi luasan menyimpang. Contoh pembangunan rumah yang sesuai dengan fungsinya, tetapi luasannnya tidak sesuai dengan izin yang diterima

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Pembatasan luas areal pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi persyaratan teknis menyimpang. Contoh bangunan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan sempadan bangunan.

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Penyesuaian persyaratan teknis. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi bentuk pemanfaatan ruang menyimpang.

b. Pengendalian pemanfaatan ruang, melalui; Penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang. Pembatasan perluasan bangunan. Pembatasan jenis dan skala kegiatan. Penyesuaian persyaratan teknis.

b. Pembinaan melalui penyuluhan.

Sumber: Hasil Rencana, 2010

KETENTUAN PENYIDIKAN

Ketentuan penyidikan terhadap indikasi penyimpangan pemanfaatan ruang tercantum

dalam pasal 68 UU 26/2008 tentang Penataan Ruang. Dalam lingkup Pemerintah

Kabupaten/Kota dimungkinkan adanya PPNS (Penyelidik Pegawai negeri sipil) yang

116

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 117: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

membantu kepolisian dalam melakukan penyidikan terhadap penyimpangan

pemanfaatan ruang. PPNS berwenang:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang berkenaan

dengan tindak pidana dalam bidang penataan ruang

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang di duga melakukan tindak pidana

dalam bidang penataan ruang

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan peristiwa

tindak pidana dalam bidang penataan ruang

d. melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tindak

pidana dalam bidang penataan ruang

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang di duga terdapat bahan bukti dan

dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan

barang hasil pelanggaran yang dapat di jadikan dalam perkara tindak pidana dalam

bidang penataan ruang, dan

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana dalam bidang penataan ruang

Gambar 13Peta Kesesuaian Lahan RTRW Kabupaten Aceh Besar

117

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar

Page 118: BAB II Gambaran Umum Kab. Aceh Besar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011

Peta 14Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Besar

118

Pokja AMPL Kabupaten Aceh Besar