bab ii gambaran umum daerah 2.1. cara pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 ok.pdf · 11. limpasu...

34
Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 10 BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang Kemiskinan Dalam konteks strategi penanggulangan kemiskinan ini, kemiskinan dipandang sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan atau perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Cara pandang kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar terdiri dari hak-hak yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan perundang-undangan. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Hak-hak dasar tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak lainnya. Dengan diakuinya konsep kemiskinan berbasis hak, maka kemiskinan dipandang sebagai suatu peristiwa penolakan atau pelanggaran hak dan tidak terpenuhinya hak. Kemiskinan juga dipandang sebagai proses perampasan atas daya rakyat miskin. Konsep ini memberikan pengakuan bahwa orang miskin terpaksa menjalani kemiskinan dan seringkali mengalami pelanggaran hak yang dapat merendahkan martabatnya sebagai manusia. Oleh karena itu, konsep ini memberikan

Upload: vuongkiet

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 10

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

2.1. Cara Pandang Kemiskinan

Dalam konteks strategi penanggulangan kemiskinan ini, kemiskinan dipandang

sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan atau

perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Cara pandang kemiskinan ini beranjak

dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin, baik laki-laki

maupun perempuan, mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat

lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi,

tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi

seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan

secara bermartabat.

Hak-hak dasar terdiri dari hak-hak yang dipahami masyarakat miskin sebagai

hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui

dalam peraturan perundang-undangan. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara

lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman

dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam

kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Hak-hak dasar tidak

berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya

satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak lainnya.

Dengan diakuinya konsep kemiskinan berbasis hak, maka kemiskinan

dipandang sebagai suatu peristiwa penolakan atau pelanggaran hak dan tidak

terpenuhinya hak. Kemiskinan juga dipandang sebagai proses perampasan atas daya

rakyat miskin. Konsep ini memberikan pengakuan bahwa orang miskin terpaksa

menjalani kemiskinan dan seringkali mengalami pelanggaran hak yang dapat

merendahkan martabatnya sebagai manusia. Oleh karena itu, konsep ini memberikan

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 11

penegasan terhadap kewajiban negara atau daerah untuk menghormati, melindungi dan

memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa kemiskinan merupakan fenomena

yang kompleks, bersifat multidimensi dan tidak dapat secara mudah dilihat dari suatu

angka absolut. Luasnya wilayah dan relatif beragamnya budaya masyarakat

menyebabkan kondisi dan permasalahan kemiskinan di Indonesia umumnya dan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah khususnya menjadi sangat beragam dengan sifat-sifat

lokal yang kuat dan pengalaman kemiskinan yang berbeda antara perempuan dan laki-

laki. Kondisi dan permasalahan kemiskinan secara tidak langsung tergambar dari fakta

yang diungkapkan menurut persepsi dan pendapat masyarakat miskin itu sendiri,

berdasarkan temuan dari berbagai kajian, dan indikator sosial dan ekonomi yang

dikumpulkan dari kegiatan survai lapangan.

2.2. Gambaran Umum

2.2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dengan luas wilayah 1.472 Km² atau

147.200 Ha, atau 3,92 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan

kabupaten terkecil ke-4 dari 13 kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan.

Letak geografisnya berada pada 2º.27' – 2º.46' Lintang Selatan dan 115º.5' –

115º.31' Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara Kab. Balangan

Sebelah Timur Kab. Kotabaru

Sebelah Selatan Kab. Hulu Sungai Selatan

Sebelah Barat Kab. Hulu Sungai Utara

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 12

Secara administratif, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 11 kecamatan,

8 kelurahan dan 161 desa. Adapun luas masing-masing kecamatan adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1

Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kecamatan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No. Kecamatan Luas

(km2)

% Kelurahan

(bh)

Desa (bh)

1. Haruyan 148,63 10,1 - 17

2. Batu Benawa 99,00 6,7 - 14

3. Hantakan 191,98 13,0 - 12

4. Batang Alai Selatan 189,80 12,9 1 18

5. Batang Alai Timur 247,94 16,8 - 11

6. Barabai 54,57 3,7 6 12

7. Labuan Amas Selatan 86,54 5,9 1 17

8. Labuan Amas Utara 161,81 11,0 - 16

9. Pandawan 144,24 9,8 - 21

10. Batang Alai Utara 70,00 4,8 - 14

11. Limpasu 77,49 5,3 - 9

Jumlah 1.472,00 100,0 8 161

Secara topografi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 3 (tiga) yakni :

kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Semuanya berada

pada ketinggian antara terendah 0-7 m seluas 17.593 Ha, >7-25m seluas 34.995 ha,

>25-100 m seluas 40.321 ha, >100-500 m seluas 38.958 ha, >500-1.000 m seluas

12.521 ha dan tertinggi > 1.000 m seluas 2.812 ha, berada di Gunung Halau-

Halau/Gunung Besar Pegunungan Meratus ± 1.894 m di atas permukaan laut.

Kemiringan tanah bervariasi yaitu terendah 0-2 % seluas 75.281 ha, >2-15 % seluas

10.268 ha, >15-40 % seluas 49.914 ha dan >40 % seluas 11.737 ha. Jenis tanah terdiri

dari orgonosol gley humus seluas 58.312 ha, podsolik merah kuning dataran tinggi

seluas 31.563 ha, podsolik merah kuning pegunungan 48.448 ha, kompleks podsolik

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 13

merah kuning seluas 8.877 ha. Jumlah curah hujan tahunan rata-rata dari tahun 2006 –

2009 adalah sebanyak 227 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata sebanyak 107

hari/tahun dan intensitas suhu antara 21,19ºC sampai dengan 32,93º C.

Berdasarkan penggunaan lahan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun

2009 penggunaan lahannya terbagi atas kampung seluas 2.363 ha, industri 1 ha,

pertambangan 305 ha, sawah 32.368 ha, pertanian tanah kering 743 ha, kebun campuran

8.884 ha, perkebunan 18.315 ha, padang (semak, alang-alang, rumput) 17.107 ha, hutan

63.939 ha, perairan 237 ha, lain-lain 2.938 ha. Luas kawasan budidaya tersebar di

semua kecamatan. Untuk topografi rawa yang tersebar di Kecamatan Batang Alai Utara,

Pandawan, dan Labuan Amas Utara, Labuan Amas Selatan dan Haruyan, budidaya

yang dilaksanakan mayoritas hanya di musim kemarau dengan komoditas padi dan

hortikultura. Kawasan rawa juga dijadikan sebagai lumbung ikan dan tempat budidaya

kerbau rawa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pada dataran rendah, budidaya dapat

dilakukan sepanjang tahun, dengan komoditas pertanian secara luas : padi dan

hortikultura, perikanan, dan peternakan. Kawasan dataran rendah lebih potensial

dijadikan sebagai kawasan budidaya, mengingat keunggulan dan kemudahan

penangannya dibandingkan kawasan rawa dan pegunungan. Dari dataran rendah inilah,

dihasilkan komoditas padi, sayur mayur, ternak besar dan kecil, perikanan budidaya

karamba dan kolam, serta perkebunan karet, kelapa, serta tanaman lainnya.

2.2.2 PEREKONOMIAN DAERAH

2.2.2.1 Potensi Unggulan Daerah

Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan luas wilayah 147.200 Ha, terdiri dari

wilayah pegunungan, dataran dan rawa. Sesuai dengan potensi wilayah tersebut, maka

potensi unggulan daerah adalah pertanian baik berupa tanaman pangan, hortikultura,

peternakan maupun perkebunan. Disamping itu Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga

mempunyai rawa yang cukup luas, sebagai potensi perikanan. Kabupaten Hulu Sungai

Tengah merupakan salah satu lumbung beras di Kalsel yang sebagiannya

didistribusikan ke luar daerah. Disamping padi Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 14

telah berkembang usaha penggemukan sapi, peternakan ayam ras pedaging dan itik.

Pedagang sapi yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah memasok sapi sampai

ke Provinsi Kalimantan Tengah.

Potensi unggulan lainnya adalah ketersediaan infrastruktur khususnya jalan.

Jalan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah mencapai kawasan-kawasan terpencil

dengan kondisi jalan cukup baik. Infrastruktur telekomunikasi juga sudah menjangkau

seluruh wilayah Kabupaten hingga ke pelosok desa dengan beroperasinya jaringan

telepon seluler baik dari PT. Indosat, PT. Telkomsel dan lain-lain. Jaringan listrik dari

jumlah desa/kelurahan sebanyak 169 buah, lebih dari 85 % sudah terjangkau listrik.

Potensi pariwisata berupa pariwisata alam, seperti wisata alam Pagat, Lok Laga,

Pemandian Kolam Air Panas, Goa Liang Hadangan, Goa Kukup, kerbau rawa, wisata

petualangan di pegunungan Meratus yang merupakan yang dipenuhi dengan beragam

flora dan fauna (biodiversity) diantaranya banyak terdapat pohon meranti yang

berdiameter lebih dari 100 cm serta adat budaya suku Dayak. Potensi pariwisata

lainnya berupa wisata religius seperti Mesjid Karamat Palajau, Panji-panji Mesjid Jatuh,

makam wali dan lain-lain.

Potensi industri di Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah berkembang industri

kecil, menengah dan rumah tangga seperti las dan deco, industri kopiah haji, dan batu

bata. Potensi lokasi yang strategis, sangat cocok untuk usaha perdagangan dan jasa,

sehingga banyak perusahaan perdagangan, keuangan maupun jasa yang mendirikan

cabangnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sementara potensi tambang yang ada

adalah batu bara, marmer, andesit, batu gamping, dan granit.

2.2.2.2 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat merepresentasikan

pertumbuhan perekonomian daerah. Angka Produk Daerah Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam 5 tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 PDRB-ADHB mencapai Rp

1.097.133.340.000,- dan PDRB-ADHK sebesar Rp 813.845.370.000,-. Maka pada

tahun 2009 (angka sementara) PDRB-ADHB sudah mencapai Rp 1.820.776.490.000,-

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 15

dan PDRB-ADHK sebesar Rp 1.057.006.190.000,-. Berarti selama 5 tahun PDRB-

ADHB meningkat sebesar Rp 723.642.150..000,- atau meningkat sebesar naik 65,96,

% dengan rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 13,50 %.

Struktur perekonomian Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih didominasi oleh

sektor Pertanian, diikuti oleh sektor Jasa, Perdagangan, Hotel dan Restauran.

Perkembangan PDRB menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Perkembangan PDRB-ADHB Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2009

Lapangan Usaha PDRB-ADHB (Jutaan Rupiah)

2005 2006 2007 2008 2009*)

Pertanian 388.896,84 490.683,94 554.259,69 641.657,35 733.815,12

Pertambangan

dan Penggalian

4.272,80 5.359,27 7.029,12 9.028,67 11.719,43

Industri

Pengolahan

98.066,57 103.050,08 108.417,57 124.698,34 137.308,69

Listrik dan Air

Minum

2.913,82 3.336,81 3.723,38 4.204,51 4.719,70

Bangunan 46.095,23 46.279,78 48.824,60 56.017,84 61.684,50

Perdagangan,

Restoran dan

Perhotelan

156.309,65 178.803,86 205.878,48 233.020,38 266.022,51

Pengangkutan

dan Komunikasi

74.362,91 81.400,68 86.831,91 95.467,20 103.399,12

Bank dan

Lembaga

keuangan

lainnya

74.539,36 82.008,30 92.553,27 106.128,71 120.735,27

Jasa-jasa 251.676,16 265.886,11 298.413.37 338.848,33 382.531,83

PDRB Tanpa

Minyak Bumi

1.097.133,34 1.256.808.82 1.405.931,39 1.609.071,33 1.820.776,49

PDRB dengan

Minyak Bumi

1.097.133,34 1.256.808.82 1.405.931,39 1.609.071,33 1.820.776,49

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Sedang PDRB-ADHK selama 5 tahun meningkat sebesar Rp 243.160.820.000,-

atau dalam 5 tahun naik 29,88 %, terjadi peningkatan rata-rata 6,60 % per tahun seperti

terlihat pada tabel berikut :

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 16

Tabel 2.3

Perkembangan PDRB-ADHK Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2009

Lapangan

Usaha

PDRB-ADHK Th. 2000 (Jutaan Rupiah)

2005 2006 2007 2008 2009*)

Pertanian 306.556,27 335.249,09 354.629,40 386.856,74 415.619,54

Pertambangan

dan Penggalian

3.706,25 3.517,96 3.893,40 4.329,70 4.803,37

Industri

Pengolahan

70.322,74 77.785,38 81.836,94 85.811,13 90.131,72

Listrik dan Air

Minum

2.104,73 2.282,21 2.533,50 2.738,02 2.999,22

Bangunan 31.295,52 35.516,89 37.444,78 41.053,21 44.146,57

Perdagangan,

Restoran dan

Perhotelan

119.975,49 124.858,07 129.402,15 140.872,86 149.677,41

Pengangkutan

dan Komunikasi

54.231,33 61.370,62 65.428,67 71.424,25 77.056,05

Bank dan

Lembaga

keuangan

lainnya

56.753,84 49.892,59 56.053,56 59.739,38 65.095,02

Jasa-jasa 168.899,19 172.366,05 186.010,61 195.030,97 207.483,70

PDRB Tanpa

Minyak Bumi

813.845,37 862.838,86 917.233,00 987.856,25 1.057.006,19

PDRB dengan

Minyak Bumi

813.845,37 862.838,86 917.233,00 987.856,25 1.057.006,19

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Berdasarkan persentase distribusi PDRB-ADHK, dalam 5 tahun terakhir

persentase terbesar disumbangkan oleh sektor pertanian dengan rata-rata mencapai

38,73 % yang diikuti oleh sektor jasa rata-rata sebesar 20,08 %, dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran rata-rata sebesar 14,35 %. Persentase terkecil distribusi

PDRB-ADHK dalam 5 tahun terakhir adalah pada sektor listrik dan air minum yaitu

rata-rata hanya 0,27 % dan sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata

sebesar 0,44 % . Persentase distribusi PDRB-ADHK menurut semua lapangan usaha

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 17

Tabel 2.4

Distribusi Persentase PDRB-ADHK Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2009

Lapangan Usaha PDRB-ADHK Tahun 2000 ( % )

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

Pertanian 37,67 38,85 38,66 39,16 39,32 38,73

Pertambangan

dan Penggalian

0,46 0,41 0,42 0,44 0,45 0,44

Industri

Pengolahan

8,64 9,02 8,92 8,69 8,53 8,76

Listrik dan Air

Minum

0,26 0,26 0,28 0,28 0,28 0,27

Bangunan 3,85 4,12 4,08 4,16 4,18 4,08

Perdagangan,

Restoran dan

Perhotelan

14,74 14,47 14,11 14,26 14,16 14,35

Pengangkutan

dan Komunikasi

6,66 7,11 7,13 7,23 7,29 7,09

Bank dan

Lembaga

keuangan

lainnya

6,97 5,78 6,11 6,05 6,16 6,21

Jasa-jasa 20,75 19,98 20,28 19,74 19,63 20,08

PDRB Tanpa

Minyak Bumi

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB dengan

Minyak Bumi

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Seiring dengan terjadinya peningkatan PDRB, PDRB per kapita juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Selama periode 2005 – 2009, PDRB per kapita

menurut harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 2.766.558.075,- atau

mengalami pertumbuhan sebesar 59,73 %. Sedang PDRB menurut harga konstan juga

mengalami kenaikan sebesar Rp 859.157.298,- atau tumbuh sebesar 25,01 %.

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 18

Tabel 2.5

PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2009

2005 4.631.423.746,- - 3.435.555.766,-

2006 5.301.201.366,- 14,46 3.639.441.791,- 5,93

2007 5.805.100.107,- 9,51 3.787.261.188,- 4,06

2008 6.589.369.553,- 13,51 4.045.407.916,- 6,82

2009*) 7.397.981.821,- 12,27 4.294.713.064,- 6,16

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama lima

tahun terakhir (2005 – 2009) selalu mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2009

sedikit mengalami penurunan dari tahun 2008 akibat dampak krisis dunia, tetapi masih

lebih tinggi dari tahun 2005 – 2007. Secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 2005 – 2009

Tahun ADHB (%) ADHK Th. 2000 (%)

2005 12,99 5,95

2006 14,55 6,02

2007 11,87 6,30

2008 14,45 7,70

2009*) 13,16 7,00

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten HST mengalami pertumbuhan yang selalu meningkat. Pada tahun 2008

pertumbuhan ekonomi HST mencapai 7,70 %, tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Kalau

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 19

dilihat secara sektoral, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi semua tumbuh positif

dengan besaran bervariasi antara 5 – 9 % seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7

Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005– 2009

Sektor / Lapangan

Usaha

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

Pertanian 5,42 9,36 5,78 9,09 7,44 7,42

Pertambangan dan

Penggalian

2,16 -5,08 10,67 11,21 10,94 5,98

Industri Pengolahan 6,71 10,61 5,21 4,86 5,04 6,49

Listrik dan Air Minum 9,03 8,43 11,01 8,07 9,54 9,22

Bangunan 2,38 13,49 5,43 9,64 7,54 7,69

Perdagangan, Restoran

dan Perhotelan

4,77 4,07 3,64 8,86 6,25 5,52

Pengangkutan dan

Komunikasi

7,87 13,16 6,61 9,16 7,89 8,94

Bank dan Lembaga

keuangan lainnya

13,93 -12,09 12,35 6,58 8,97 5,95

Jasa-jasa 5,11 2,05 7,92 4,85 6,39 5,26

Total PDRB 5,95 6,02 6,30 7.70 7,00 6,60

Sumber : BPS Kab. HST

*) Angka Sementara

Secara sektoral, rata-rata pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor listrik dan air

minum yang mencapai 9,22 % yang diikuti oleh sektor pengangkutan rata-rata sebesar

8,94 %, bangunan 7,69 % dan pertanian 7,42 %. Untuk mengetahui tingkat

ketimpangan pembagian pendapatan, salah satu ukuran yang paling sering digunakan

adalah gini ratio. Hal ini penting untuk melihat apakah pertumbuhan ekonomi yang

terjadi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat atau hanya dinikmati oleh segelintir

orang yang akhirnya menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan. Angka gini

ratio sekitar 0,3 menunjukkan bahwa distribusi pendapatan cukup merata, sedangkan

angka gini ratio sebesar 0,5 atau lebih, berarti tingkat ketimpangan pendapatan

dikatakan cukup serius. Dari data dalam 3 tahun terakhir, angka gini ratio Kab.HST

masih berada di bawah 0,3 dan cenderung semakin kecil, yang berarti tingkat

ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat HST tidak besar dan cenderung makin

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 20

merata. Dibandingkan dengan Prov.Kalimantan Selatan angka gini ratio Kab. HST

masih lebih rendah.

Tabel 2.8

Angka Gini Ratio Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2005 – 2009

Wilayah 2005 2006 2007 2008 2009

Hulu Sungai Tangah 0,26 0,22 0,19 0,28 0,28

Kalimantan Selatan 0,32 0,31 0,29 0,45 0,47

Pertanian secara umum merupakan penyumbang terbesar pembentukan PDRB.

Padi sebagai komoditas utama tanaman pangan yang diusahakan, produksinya pada

tahun 2009 mencapai 208.957 Ton, sementara pada tahun 2005 sebesar 154.295 Ton

atau pertumbuhannya mencapai 35,43 %. Seiring meningkatnya produksi padi juga

terjadi peningkatan produktivitas dari 4,23 ton/ha pada tahun 2005 menjadi 4,75 ton/ha

pada tahun 2009 atau terjadi pertumbuhan 12,29 %. Peningkatan produktivitas padi

tersebut seiring dengan terjadinya peningkatan penggunaan benih unggul bermutu dari

14.755 ha pada tahun 2005 menjadi 29.100 ha pada tahun 2009 atau mengalami

kenaikan 97,22 %.

Dengan produksi Gabah Kering Panen (GKP) selama tahun 2009 sebanyak

208.957 Ton sehingga produksi Beras (63% dari Total Produksi GKP) adalah sebesar

131.642,91 Ton. Sementara jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun

2009 sebanyak 246.118 jiwa dengan kebutuhan beras 124 kg/kapita/tahun, maka

kebutuhan konsumsi beras selama tahun 2009 sebesar 30.518,632 Ton, dan buffer stock

(cadangan pangan/beras) yaitu 20% dari Total Produksi beras (131.642,91 Ton) yaitu

26.328,582 Ton sehingga Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami surplus sebesar

74.795,696 Ton, cukup untuk konsumsi penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah

selama hampir 2,5 tahun.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 21

Selain tanaman pangan, prioritas hortikultura adalah sayur-sayuran dan jeruk,

dimana Kabupaten Hulu Sungai Tengah dikenal sebagai daerah penghasil sayur-

sayuran dan jeruk, karena didukung oleh lahan dan iklimnya yang sangat sesuai bagi

pengembangan komoditi tersebut. Produksi sayur-sayuran tahun 2009 mencapai 6.623

Ton meningkat dibanding tahun 2005 yang mencapai 6.201 Ton, sedangkan jeruk

dengan jumlah produksi mencapai 1.406 Ton, mengalami penurunan dibanding tahun

2005 yang produksinya sebesar 2.499 ton, karena banyaknya tanaman jeruk yang sudah

tua, sehingga selama 5 tahun terakhir terus dilakukan peremajaan tanaman jeruk yang

sudah tidak produktif lagi.

Pada bidang peternakan, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 semua

populasi ternak besar (sapi dan kerbau) mengalami peningkatan sebesar 23,12 %, pada

tahun 2005 populasi baru mencapai 12.615 ekor, pada tahun 2009 sudah menjadi

15.531 ekor. Dari populasi ternak besar didominasi oleh populasi sapi, pada tahun 2009

mencapai 13.289 ekor (85,56 %). Peningkatan juga terjadi pada ternak kecil (kambing,

domba dan babi) yaitu sebesar 17,63 %, pada tahun 2005 populasi ternak kecil

sebanyak 25.904 ekor, dan pada tahun 2009 menjadi 30.471 ekor. Populasi sapi pada

tahun 2009 sebesar 15.531 ekor, Kerbau 2.242 ekor, kambing 25.883 ekor, domba

2.350 ekor, dan babi 2.238 ekor.

Selain itu populasi unggas juga mengalami peningkatan, populasi itik naik dari

tahun 2005 sebanyak 632.510 ekor, pada tahun 2009 menjadi 905.671 ekor atau naik

43,19 %. Jumlah Ayam Buras pada tahun 2005 sebesar 529.932 ekor menjadi 1.320.075

ekor pada tahun 2009 atau naik 149,10 %. Jumlah ayam ras pedaging pada tahun 2005

sebanyak 1.423.523 ekor, pada tahun 2009 meningkat menjadi 1.699.650 ekor atau

19,40 %. Seiring dengan peningkatan populasi, juga terjadi peningkatan produksi

peternakan. Produksi daging tahun 2005 2.028 ton, maka pada tahun 2009 meningkat

menjadi 2.597 ton atau naik 28,06 %. Begitu pula dengan produksi telur, pada tahun

2005 sebanyak 4.417 ton, pada tahun 2009 naik menjadi 5.792 ton atau naik 31,13 %.

Sebagai daerah dengan populasi ternak sapi yang cukup besar, maka di

Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah berkembang teknologi Inseminasi Buatan baik

untuk sapi maupun kerbau. Dari tahun ke tahun bibit sapi unggul yang lahir dari hasil

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 22

IB selalu meningkat. Pada tahun 2005 bibit sapi yang lahir hasil IB adalah sebanyak

1.512 ekor per tahun, maka pada tahun 2009 sudah naik menjadi 2.175 ekor / tahun.

Selama 5 tahun ini bibit sapi unggul yang lahir dari hasil IB mencapai 7.427 ekor.

Komoditas karet juga merupakan tanaman unggulan perkebunan yang

dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Luas tanaman karet pada tahun

2009 sudah mencapai 20.695 ha dari 14.273 ha pada tahun 2005, terjadi peningkatan

44,99 %. Seiring peningkatan luas tanaman, produksi karet juga meningkat. Pada

tahun 2009 produksi karet sudah menapai 10.289 ton dari tahun 2005 yang baru

mencapai 6.021 ton atau terjadi kenaikan 70,89 %. Begitu pula dari sisi produktivitas,

telah terjadi kenaikan 10,29 % dari 680 ku/ha/th pada tahun 2005 menjadi 750 ku/ha/th.

Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi perbaikan dalam budidaya tanaman karet

selain keberhasilan daerah dalam mengembangkan karet unggul.

Produksi perikanan pada tahun 2009 adalah sudah mencapai 9.045 Ton yang

terdiri atas perikanan tangkap sebesar 7.551 Ton dan produksi perikanan budidaya

sebesar 1.494 Ton. Secara keseluruhan terdapat kenaikan produksi total jika

dibandingkan dengan tahun 2005 masih sebesar 7.445 ton atau naik sebesar 21,49 %.

Upaya untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya maka telah dibangun Balai

Benih Ikan (BBI) yang lebih refresentatif, sehingga mampu mendukung supply

kebutuhan benih ikan untuk budidaya. Sampai dengan 2009 luas budidaya ikan di

karamba sudah mencapai 4.069 m2 dan untuk kolam serta minapadi seluas 155 Ha.

Untuk menunjang pemasaran hasil perikanan, maka pemerintah dalam beberapa

tahun terakhir telah membangun pasar ikan higinies dalam rangka memberikan

pelayanan kemudahan dan kenyamanan baik kepada pedagang ikan maupun

pembeli/konsumen. Disamping itu upaya lain yang dilakukan dalam pembangunan

perikanan adalah penaburan benih ikan di perairan umum, pemeliharaan reservart,

pengawasan sumberdaya perikanan melalui sosialisasi peraturan perundangan bidang

perikanan, razia dan pembentukan Pokwasmas.

Sampai dengan tahun 2009 total luas kawasan hutan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

adalah sebesar 49.279 Ha, yang diantaranya seluas 46.270 Ha merupakan hutan

lindung. Dari luas kawasan hutan tersebut hampir 55,59 % atau 27.394 Ha sudah

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 23

mengalami kerusakan dan 10.277 Ha berupa hutan dan lahan kritis. Dari tahun ke

tahun terus kita upayakan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan kritis tersebut dan

sampai dengan tahun 2009 kita telah melakukan rehabilitasi seluas 3.353 Ha.

Pariwisata merupakan salah satu pendorong berkembangnya perekonomian

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Selama periode 2005-2009 pengunjung obyek wisata

berjumlah 239.793 orang atau rata-rata 47.958 orang per tahun. Dibanding periode

2000-2004, pengunjung obyek wisata berjumlah 123.178 orang, berarti terjadi

peningkatan 94,76 %. Kontribusi pariwisata terhadap PDRB mencapai 3,30 %.

Urusan perindustrian, tingkat pertumbuhan dalam kurun waktu lima tahun

terakhir ini sebesar 30,13 %. Terjadi pertambahan 614 unit usaha formal dan formal

industri baru, sehingga pada tahun 2009 jumlah industri mencapai 2.017 unit.

Berkembangnya industri di Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama tahun 2005-2009

dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pertambahan nilai investasi dan nilai

produksi. Selama kurun tersebut, pertambahan tenaga kerja yang terserap mencapai

8.332 orang, pertambahan nilai investasi sebesar Rp 2.755.404.000.000,- serta

pertambahan nilai produksi sebesar Rp 9.190.005.000.000,-. Kontribusi perindustrian

terhadap PDRB selama lima tahun rata-rata mencapai 8,76 % dengan rata-rata

pertumbuhan ekonomi sektor industri mencapai 6,49 % per tahun.

2.2.3 SOSIAL BUDAYA DAERAH

2.2.3.1 Kependudukan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri dari 11 kecamatan, 161 desa dan 8

kelurahan. Jumlah rumah tangga yang tercatat pada akhir tahun 2009 berdasarkan data

registrasi mencapai 68.405 RT, dengan jumlah penduduk 246.643 orang yang terdiri

dari 119.715 orang laki-laki dan 126.928 orang perempuan. Rata – rata jumlah

penduduk setiap desa adalah 1.459 orang, setiap 1 KM2 adalah 163 orang dan setiap

rumah tangga 3 - 4 orang. Jumlah penduduk terbanyak berada di kecamatan Barabai

(51.087 orang) sebaliknya jumlah penduduk yang terkecil berada di kecamatan Batang

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 24

Alai Timur (6.999 orang). Penduduk terbanyak berada antara usia 15-19 tahun yaitu

sebanyak 25.192 orang.

Tabel 2. 9

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2005 – 2009

No. Kecamatan Tahun

2006

Tahun

2007

T ahun

2008

Tahun

2009

Rata2

Kepadatan /

km2

1. Haruyan 20.485 21.064 20.959 21.466 140

2. Batu Benawa 18.856 18.903 18.628 19.637 189

3. Hantakan 11.559 11.656 11.635 12.012 61

4. Batang Alai Selatan 21.714 21.692 22.325 22.644 115

5. Batang Alai Timur 6.710 7.121 7.143 6.999 29

6. Barabai 49.278 49.213 49.896 51.087 905

7. Labuan Amas Selatan 26.753 26.768 26.951 27.770 311

8. Labuan Amas Utara 25.914 26.324 28.396 27.518 165

9. Pandawan 29.870 30.123 30.122 31.062 209

10. Batang Alai Utara 16.110 17.336 17.306 16.276 243

11. Limpasu 9.831 10.182 10.176 10.170 129

Jumlah 237.080 240.382 243.537 246.643 163

Sumber : BPS Kab. HST

Struktur umur penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari tahun 2005-2009

yang mengalami peningkatan jumlah adalah pada usia antara 0-14 tahun dan usia antara

20-34 sedangkan struktur umur 34-65+ juga mengalami kenaikan. Struktur ini

memberikan gambaran bahwa masyarakat produktif di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

cukup berkembang namun melihat perkembangannya masih bersumber dari

pertumbuhan alami karena peningkatan tidak mengalami pertumbuhan yang drastis dan

fluktuatif.

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 25

Tabel 2.10

Struktur Penduduk Menurut Usia di Kabupaten HST Tahun 2005-2009

No. Kelompok

Umur

(Tahun)

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

0 – 4

5 – 9

10 – 14

15 – 19

20 – 24

25 – 29

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

50 – 54

55 – 59

60 – 64

65 +

18.524

24.850

24.839

20.511

17.483

18.931

19.411

20.531

18.903

14.679

13.318

7.365

7.565

9.979

18.080

23.805

20.718

23.114

18.692

20.363

18.912

19.806

16.718

13.806

13.355

7.256

10.426

12.029

18.916

22.525

24.856

24.868

16.796

17.357

18.798

20.434

19.785

13.806

13.544

9.065

7.206

14.233

19.072

22.711

25.062

25.074

16.935

17.501

18.953

20.603

19.949

13.920

13.656

9.140

7.266

14.351

19.131

22.727

23.095

25.192

16.665

17.135

18.881

21.057

20.449

14.519

14.869

9.971

7.797

14.630

Jumlah 236.889 237.080 240.382 243.573 246.643

Sumber : BPS Kab. HST

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin 2005-2009 semuanya

menunjukkan seks ratio di bawah 100 yang berarti lebih banyak penduduk perempuan

dibandingkan laki-laki. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa penduduk laki-laki

banyak yang migrasi ke luar daerah, terlihat pada usia sekolah/kuliah yang mengalami

penurunan yang berarti kontribusi penduduk ini dalam migrasi keluar cukup tinggi dan

migrasi juga didorong oleh penduduk yang pada usia ini banyak yang mencari

pekerjaan diluar Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 26

Tabel 2.11

Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No. Jenis Kelamin Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

Sex Ratio (%)

114.981

121.908

94

114.891

122.189

94

118.604

121.778

97

120.097

123.483

97

119.715

126.928

94

Jumlah 236.889 237.080 240.382 243.573 246.643

Sumber : BPS Kab. HST

2.2.3.2 Kesehatan

Derajat kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat dari beberapa

indikator antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), rata-

rata usia harapan hidup penduduk, status gizi dan lain-lain. Angka Kematian Ibu (AKI)

pencapaiannya sudah bisa ditekan menjadi menjadi 124 orang per 100.000 ibu

melahirkan, sudah berada di bawah target nasional yaitu 226 orang per 100.000 ibu

melahirkan, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12

Perkembangan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 2005-2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah Ibu

Melahirkan

4.405 4.363 3.860 4.931 4.829

Angka Kematian Ibu

(AKI) Melahirkan

4

9

7

8

6

Perkiraan AKI Kab.

HST

91/100.000

melahirkan

206/100.000

melahirkan

181/100.000

melahirkan

162/100.000

melahirkan

124/100.000

melahirkan

Target AKI Nasional 225/100.000

melahirkan

307/100.000

melahirkan

226/100.000

melahirkan

226/100.000

melahirkan

226/100.000

melahirkan

Sedang Angka Kematian Bayi (AKB) kinerjanya juga menunjukkan hal yang

menggembirakan. AKB sudah berada pada kisaran 11 orang per 1.000 kelahiran bayi,

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 27

sementara target nasional adalah 26 orang per 1.000 kelahiran bayi, walaupun dari

tahun ke tahun pencapaiannya masih berfluktuasi, tapi sudah jauh di bawah target

nasional.

Tabel 2.13

Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 2005-2009

RINCIAN 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah Bayi Dilahirkan 4.897 4.395 3.990 4.933 4.829

Angka Kematian Bayi (AKB)

Dilahirkan

19 32 47 67 53

Perkiraan AKB Kab. HST 4/1.000 KH 7/1.000 KH 12/1.000 KH 14/1.000 KH 11/1.000 KH

Target AKI Nasional s.d 2010 25/1000 KH 35/1.000 KH 26/1.000 KH 26/1.000 KH 26/1.000 KH

KH : KELAHIRAN HIDUP

Pencapaian AKI dan AKB yang sudah baik ini karena angka cakupan

komplikasi kebidanan yang ditangani sudah dapat mencapai 100 % dan pertolongan

persalinan oleh tenaga yang mempunyai kompetensi kebidanan sudah mencapai 96,13

%. Indikator lainnya adalah pelayanan darurat penanganan kasus epidemi atau penyakit

kronis seperti malaria, DBD dan TB Paru. Pada kasus DBD sampai dengan tahun 2009

sudah dapat ditangani 100 %, sedang TB Paru yang tertangani baru 130 orang dari 504

penderita yang ditemukan atau 25,79 %. Begitu pula Cakupan Desa UCI (Universal

Child Immunization) pada tahun 2009 sudah mencakup 135 desa atau 79,88 %. Sedang

balita gizi buruk sudah dapat tertangani 100 % dengan rata-rata penderita gizi buruk

yang ditemukan sebanyak 8 – 10 orang per tahun.

Sarana prasarana kesehatan yang ada di Kabupaten sesuai dengan data tahun

2009 adalah sebanyak 1 buah RSUD, 19 unit Puskesmas, 1 unit diantaranya berstatus

Puskesmas Perawatan, 45 unit Puskesmas Pembantu, 101 Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes), 355 Posyandu, 1 buah Balai Pengobatan, 2 buah laboratorium klinik

swasta, dan 3 buah Apotek. Jumlah tenaga dokter umum di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah sebanyak 31 orang dengan rasio 13 dokter umum per 100.000 penduduk. Angka

ini masih jauh dari rasio target Indonesia Sehat 2010 yakni 30 dokter umum per

100.000 penduduk. Selain dokter umum, terdapat 7 dokter spesialis, 6 dokter gigi, 3

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 28

orang apoteker, 201 bidan (84 / 100.000 penduduk) dan 211 orang perawat (88 /

100.000 penduduk) dan 137 orang dukun bayi/bidan kampung.

Berkaitan dengan pembiayaan kesehatan, sampai dengan tahun 2010,

pembiayaan urusan kesehatan masih berkisar antara 9 – 10 % terhadap APBD

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sementara biaya pengadaan obat baru sebesar Rp

8.312,- per kapita, masih jauh dari standart WHO $ 2 / kapita. Dalam pelaksanaan

tekad dan komitmen Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terhadap program

pelayanan kesehatan gratis yang mulai dicanangkan pada tahun 2008, maka sejak tahun

2010, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk JAMKESDA sebesar Rp.

782.330.000,- untuk pelayanan kepada 12.678 orang dan JAMKESMAS sebanyak

67.339 orang, sehingga total warga yang sudah terlayani pelayanan kesehatan gratis

berjumlah 80.017 orang.

Dari semua upaya pembangunan urusan kesehatan yang dilakukan berdampak

pada semakin meningkatnya angka usia harapan hidup penduduk di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah dari tahun ke tahun. Sampai saat ini angka usia harapan hidup

penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah mencapai 65 tahun, meningkat dari

tahun 2005 yang baru mencapai 63,2 tahun.

2.2.3.3 Pendidikan

Sampai pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah

mempunyai sebanyak 177 unit TK dengan 397 ruang kelas, 271 buah SD dengan 1.686

ruang kelas, 35 unit SMP dengan 222 ruang kelas SMP dan 14 unit SMA/SMK dengan

174 ruang kelas. Jumlah guru TK sebanyak 175 orang, Guru SD sebanyak 2.353 orang,

Guru SMP sebanyak 503 dan Guru SMA/SMK sebanyak 252 orang. Jumlah murid TK

adalah sebanyak 6.877 orang, SD 27.868 orang, SMP 5.291 orang dan SMA/SMK

5.062 orang. Dengan demikian rasio ruang kelas terhadap murid untuk TK adalah 1 :

17, SD 1 : 17, SMP 1 : 24, dan SMA/SMK 1 : 29. Rasio guru terhadap murid untuk

TK adalah 1 : 39, SD 1 : 12, SMP 1 : 11 dan SMA/SMK 1 : 20. Perguruan tinggi

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ada 3 buah

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 29

Indikator utama dalam pembangunan pendidikan adalah pencapaian Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada semua jenjang

sekolah yang menjadi kewenangan kabupaten. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI

mencapai 113,51 %, SMP/MTS 96,21 % dan SMA/MA/SMK 88,01 %, meningkat

dibanding tahun 2005 dimana pada tingkat SD/MI baru 102,96 %, SMP/MTS 89,78 %

dan SMA/MA/SMK 44,00 %. Jadi untuk tingkat SD/MI terjadi peningkatan 10,25 %,

pada tingkat SMP/MTS meningkat 7,16 % dan pada tingkat SMA/MA/SMK sebesar

100,02 %. Sementara itu indikator Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang

SD/MI meningkat menjadi 98,23 % dari tahun 2005 sebesar 92,06 %. Pada tingkat

SMP/MTS APM sudah mencapai 76,90 % dari tahun 2005 sebesar 69,11 % dan pada

tingkat SMA/MA/SMK sudah mencapai 79,87 % dari tahun 2005 sebesar 34,00 %.

Tabel 2.14

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs/ dan SMA/MA/SMK di Kab. HST. Tahun 2005-2009

No. Tahun SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

APK APM APK APM APK APM

1. 2005 102,06 92,06 89,78 69,11 44,00 34,00

2. 2006 102,06 92,21 84,62 77,05 82,00 67,00

3. 2007 110,05 95,90 91,16 74,88 86,00 74,00

4. 2008 112,38 97,08 95,67 77,00 87,09 75,00

5. 2009 113,51 98,23 96,21 76,90 88,01 79,87

Disamping APK dan APM, pencapaian indikator pembangunan pendidikan

adalah pencapaian angka melek huruf. Sampai dengan tahun 2009 angka melek huruf

sudah mencapai 97,40 %, nomor urut ke-3 di Provinsi Kalimantan Selatan setelah Kota

Banjarmasin dan Banjarbaru. Sedang angka rata-rata lama sekolah sudah mencapai

7,39 tahun. Pada aspek peningkatan mutu pendidikan, selama periode 2006-2009 terus

dilakukan upaya peningkatan kualitas, kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan.

Sampai dengan tahun 2009 guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV baru mencapai

29,32 % dari 2.838 orang guru SD sampai dengan SMA/SMK, baru 802 orang yang

berkualifikasi S1/DIV. Berkaitan dengan mutu pendidikan, maka pada tahun 2009,

tingkat kelulusan siswa dalam menempuh Ujian Nasional, pada tingkat SMP mencapai

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 30

98,29 % dan pada tingkat SMA/SMK mencapai 96,88 %. Pada sisi pembiayaan

urusan pendidikan, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah mengalokasikan

anggaran untuk urusan pendidikan pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp.

236.165.548.462,- atau 40,30% dari total belanja APBD.

2.2.3.4 Pembangunan Manusia

Dalam upaya peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia, indikator yng

digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas SDM adalah dengan menggunakan

tolok ukur physical quality life index (pqli) atau yang lebih dikenal dengan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI). Ada 4 indikator

yang digunakan untuk mengukur yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf,

rata-rata lama sekolah dan konsumsi riil per kapita. Dari komposit 4 indikator tersebut

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2009

sudah mencapai angka 70,46 termasuk kategori menengah atas, dan berada di atas IPM

Prov. Kalsel yang baru mencapai 68,72. IPM Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2002 masih

berada pada angka 64,70.

Tabel 2.15

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2002-2009

Tahun Umur

Harapan

Hidup (Th)

Angka

Melek

Huruf (%)

Rata-rata

Lama

Sekolah

(Th)

Pengeluaran

Riil Per

Kapita (Rp)

IPM

2002 62,20 94,90 7,00 590,20 64,70

2003 62,20 96,70 7,30 590,66 66,14

2004 62,90 96,70 7,30 618,30 67,90

2005 63,20 97,40 7,30 622,30 68,50

2006 63,80 97,40 7,30 623,40 68,90

2007 64,15 97,40 7,30 625,95 69,25

2008 64,54 97,41 7,39 631,50 70,00

2009 64,91 97,41 7,43 634,39 70,46

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 31

2.2.3.5 Kesejahteraan Sosial

Salah satu indikator kesejahteraan sosial adalah jumlah penduduk miskin.

Penduduk miskin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam 10 tahun terakhir terus

menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1999 penduduk miskin

berjumlah 46.800 orang, maka pada tahun 2009 menurun menjadi 13.924 orang atau

mengalami penurunan sebanyak 32.876 orang atau 70,24 %. Sementara itu dalam lima

tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 - 2009, terjadi penurunan sebanyak 7.376 orang

atau 34,63 %. Penduduk miskin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari tahun 1999 –

2009 dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.16

Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 1999 – 2009

Tahun Penduduk Miskin %

1999 46.800 20,08

2000 49.100 22,01

2001 34.632 15,49

2002 27.300 12,19

2003 28.200 12,19

2004 23.100 9,94

2005 21.300 9,09

2006 24.881 10,39

2007 19,275 8,14

2008 17.151 7,12

2009 13.924 5,73

Sumber : BPS Kab. HST, 2010

Apabila dilihat dari tingkat kesejahteraan pada tahun 2009, maka Keluarga Pra

Sejahtera sebanyak 4.407 KK, Sejahtera I sebanyak 20.331 KK, Sejahtera II sebanyak

31.123 KK, Sejahtera III sebanyak 15.764 KK dan Sejahtera Plus sebanyak 381 KK.

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 32

Jumlah panti asuhan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sebanyak 13

buah dan 1 buah Loka Bina Karya (LBK) dengan jumlah anak yatim piatu yang diasuh

sebanyak 468 orang. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada

tahun 2009 mencapai 1.850 orang dan yang tertangani mencapai 1.791 orang.

2.2.3.7 Ketenagakerjaan

Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah berusia 15 tahun ke atas pada tahun

2008 tercatat sebanyak 187.959 orang yang terdiri dari 92.813 orang laki-laki dan

95.146 orang perempuan. Dari jumlah tersebut yang bekerja sebanyak 126.349 orang,

pengangguran 8.530 orang, sekolah 10.336 orang, mengurus rumah tangga 31.260

orang dan lain-lain 11.484 orang. Berarti Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)

adalah sebesar 71,76 % atau mencapai 134.879 orang dan bukan angkatan kerja

sebanyak 53.080 orang. APAK laki-laki sebesar 86,33 % dan APAK perempuan 57,55

%. Tingkat pengangguran sebesar 6,32 % yang terdiri dari tingkat pengangguran laki-

laki sebesar 7,02 % dan perempuan 5,30 %. Dibanding dengan tahun 2007, maka

angkatan kerja Tahun 2008 meningkat sebanyak 2.053 orang. Tingkat pengangguran

juga menunjukkan penurunan, dimana pada tahun 2007 tingkat pengangguran mencapai

7,43 % yang terdiri dari tingkat pengangguran laki-laki 8,15 % dan perempuan 6,47 %.

2.2.3.8 Pariwisata, Seni dan Budaya

Pariwisata merupakan salah satu pendorong berkembangnya perekonomian

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Untuk mengembangkan pariwisata setiap tahun terus

diupayakan untuk mengembangkan obyek wisata dengan meningkatkan dan melengkapi

sarana dan prasarananya. Hal tersebut berdampak pada terjadinya peningkatan jumlah

pengunjung obyek wisata. Selama periode 2005-2009 pengunjung obyek wisata

berjumlah 239.793 orang atau rata-rata 47.958 orang per tahun. Dibanding periode

2000-2004, pengunjung obyek wisata berjumlah 123.178 orang, berarti terjadi

peningkatan 94,76 %. Kontribusi pariwisata terhadap PDRB mencapai 3,30 %. Ada 3

buah obyek wisata yang dominan dikunjungi yaitu Obyek Wisata Pagat di Kec. Batu

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 33

Benawa, Lok Laga di Kec. Haruyan dan Obyek Wisata Pemandian Air Panas di Kec.

Hantakan.

Jumlah Hotel/Penginapan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2009

sebanyak 13 buah dengan jumlah kamar sebanyak 175 buah dan jumlah tempat tidur

397 buah. Jumlah tamu yang menginap selama tahun 2009 adalah sebanyak 15.361

orang. Jumlah cagar budaya yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah

sebanyak 10 buah. Seni Budaya yang berkembang adalah seni budaya yang bernuansa

religius seperti pembacaan syair maulid Nabi Muhammad SAW.

2.2.4 SARANA DAN PRASARAN DAERAH

Panjang jalan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2009 sudah

mencapai 767 km atau bertambah 17 km dibandingkan dengan tahun 2005. Kondisi

jalan yang baik sudah mencapai 499 km, dimana pada tahun 2005 baru 342 km dari 750

km. Selama 5 tahun jalan yang ditingkatkan sepanjang 323,18 km dan jalan yang

dipelihara sepanjang 274,51 km. Rasio kondisi jalan yang baik pada tahun 2009 sudah

mencapai 65,09 %, meningkat dari tahun 2005 dengan rasio baru mencapai 45,65 %.

Dalam rangka mendukung pertanian, maka selama 5 tahun telah dilakukan

pembangunan jalan di perdesaan berupa jalan usaha tani sepanjang 177 km,

membangun dan merehabilitasi tabat beton sebanyak 145 buah, merehabilitasi daerah

irigasi 82 km, dan pembersihan serta pengerukan sungai 132,78 km, dan lain-lain. Dari

upaya tersebut maka luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik sudah mencapai 100 %.

Dalam mewujudkan lingkungan perumahan dan pemukiman yang sehat, pada tahun

2007 telah tersusun perencanaan masterplan prasarana lingkungan permukiman

kawasan Barabai, pemeliharaan drainase sepanjang 47 meter, dan

pembangunan/rehabilitasi jalan setapak sepanjang 11.406 m. Sementara itu untuk

cakupan pelayanan air bersih / air minum yang dilakukan oleh PDAM pada tahun 2009

pada skala perkotaan sudah mencapai 57 %, naik dari tahun 2005 yang baru mencapai

49 %. Sedang cakupan layanan PDAM untuk skala Kabupaten baru mencapai 36 %,

juga mengalami kenaikan dibanding tahun 2005 yang baru mencapai 26 %. Jumlah

pelanggan air minum adalah sebanyak 10.487 orang, dengan produksi air minum

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 34

sebanyak 2.888.625 M3 dan volume terjual sebesar 2.500.109 M3. Pelanggan dan

produksi PDAM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2005,

pelanggan PDAM baru mencapai 7.951 orang dengan produksi air mencapai 2.452.880

M3 dan yang terjual 1.769.764 M3. Berkaitan dengan infrastruktur air bersih di

perdesaan, maka dalam 5 tahun terakhir telah dibangun PMA dan jaringan distribusinya

sebanyak 22 buah, IPA sebanyak 4 unit dan hidran umum sebanyak 205 buah.

Dalam urusan perumahan telah dilakukan pembangunan dan rehabilitasi jalan

setapak sepanjang 16.917,07 meter. Peningkatan dan rehabilitasi jalan lingkungan

sepanjang 14.603,33 meter, serta peningkatan dan rehabilitasi drainase lingkungan

sepanjang 3.035 meter dan rehabilitasi trotoar sepanjang 8.791,59 meter.

Prasarana ekonomi yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berupa sarana

perdagangan dan perbankan. Pasar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berjumlah 20

buah, perbankan yang membuka cabang sebanyak 9 perusahaan yaitu BRI, BNI, Bank

Kalsel, Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, Bank Mega, BTPN, Bank Panin, dan

Bank Danamon. Sedang prasarana kelistrikan, tingkat pelayanan listrik oleh PT. PLN

sudah mencapai 88,76 % yaitu 150 desa dari 169 jumlah desa/kelurahan di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah. Jumlah pelanggan PT. PLN sebanyak 47.204 Rumah Tangga.

Dalam rangka pelayanan di bidang ketenagalistrikan, Pemerintah Kabupaten Hulu

Sungai Tengah khususnya kepada masyarakat yang belum menikmati listrik, sampai

sekarang telah disalurkan lebih dari 1.025 unit PLTS khususnya pada daerah terpencil

di pegunungan dan rawa.

Jangkauan layanan komunikasi dan informatika di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah sudah mencakup hampir seluruh wilayah, baik melalui jaringan kabel maupun

nirkabel (seluler). Dari 169 jumlah desa/kelurahan, hanya tinggal 19 desa yang tidak

terjangkau layanan telepon seluler. Jumlah wartel ada sebanyak 1 buah dan warnet

sebanyak 62 buah. Jumlah kantor pos sebanyak 1 buah, 7 buah kantor pos pembantu

dan 3 buah rumah pos dengan jumlah surat pos dan pos paket yang dikirim sebanyak

15.138 buah dan yang diterima 15.652 buah.

Sarana dan prasarana kebersihan kota yang dimiliki Kabupaten Hulu Sungai

Tengah sampai dengan tahun 2009 adalah 13 buah truck, 2 buah mobil pick-up,

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 35

exavator 1 buah, gerobak bermesin 3 buah, gerobak 36 buah dan kontainer 11 buah.

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ada 622 buah dan TPA seluas 9 ha dengan

peralatan komposter 17 buah, mesin prajang sampah 1 buah, mesin pencacah sampah

organik, sampah plastik dan perajang sampah masing-masing 1 buah.

2.3. Permasalahan Kemiskinan

Dalam rangka mendiagnosis permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah dan menentukan apa faktor penyebabnya secara berurutan,

dilakukan dengan FGD dan dianalisis metode AHP. Selain itu; penentuan

permasalahan kemiskinan ini diperkuat pula dengan data hasil survei lapangan dengan

melakukan wawancara dengan sejumlah sampel penduduk yang tergolong miskin pada

tiga wilayah yaitu tipologi perdesaan, perkotaan dan pegunungan. Faktor penyebab

kemiskinan secara makro di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berdasarkan analisis AHP

adalah :

Ranking atau urutan penyebab secara makro berdasarkan AHP :

Secara lebih rinci, penyebab dari berbagai faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel

2.17 berikut.

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 36

Tabel 2.17.

Faktor Penyebab Kemiskinan di Hulu Sungai Tengah

(Diagnosis melalui AHP dan survei lapangan) Faktor ekonomi

Terbatas / kurangnya lapangan kerja shg menganggur atau

setengah menganggur yg disebabkan :

- Modal usaha terbatas dan tidak ada akses untuk

mendapatkan modal karena tidak ada agunan

- Lahan sempit sehingga tidak ekonomis serta masih

sulitnya mendapatkan sarana produksi

- Produk sifatnya musiman

- Peralatan melaut tidak memadai

Harga kebutuhan pokok tinggi sehingga tidak tertutupi dengan

pendapatanyang diperoleh

Upah hasil kerja sektor informal sangat rendah

Faktor Pendidikan Pendidikan keluarga rendah karena :

- Biaya sekolah relatif mahal

- Pola pikir yang menganggap bahwa pendidikan tidak

penting bagi kehidupan

Tidak adanya / kurangnya kesempatan pendidikan non formal

Tidak mampu akses terhadap teknologi praktis

Tidak mendapatkan pendidikan kecakapan hidup sesuai kebutuhan

Bias gender

Faktor Kesehatan dan KB Biaya pengobatan mahal yang lebih disebabkan ketidaktahuan

terhadap hak masyarakat miskin untuk mendapatkan biaya yang

murah

Sanitasi dan lingkungan yang buruk

Pola pikir (mindset) masyarakat tentang pentingnya kesehatan

masih kurang

Gizi Kurang (kurang kalori protein) terutama anak-anak

Akses KB gratis masih sulit

Faktor Sosial Budaya Pola Pikir

- Sikap mental dan motivasi untuk keluar dari kemiskinan

- Tidak mampu berinteraksi sosial

- Motivasi rendah dan cenderung malas

Belum optimalnya partisipasi pihak perempuan dlm keluarga

Kurangnya penguatan peran serta masyarakat

Prasarana Wilayah Kurang lancarnya / rusaknya prasarana perhubungan

Tempat tinggal terisolasi

Tidak adanya air bersih

Degradasi SDA dan

Lingkungan Hidup Banjir dan bencana lainnya

Rusaknya lahan akibat eksploitasi SDA

Tercemarnya sungai dan danau

Penangkapan ikan dengan alat setrum

Berdasarkan hasil diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 37

2.4.1. Pemenuhan Hak Dasar

Permasalahan dan faktor penyebab kemiskinan di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah yang meliputi faktor ekonomi; pendidikan dan pelayanan kesehatan dapat kita

kelompokkan lagi menjadi masalah pemenuhan hak dasar. Pemenuhan hak dasar ini

meliputi :

2.4.1.2. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha

Masyarakat miskin di Hulu Sungai Tengah menghadapi permasalahan di bidang

ekonomi terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha sehingga ada yang menganggur

penuh atau yang setengah menganggur. Bila ditelusuri lebih jauh faktor penyebabnya

adalah :

a. Terbatasnya peluang mengembangkan usaha karena aset yang dimiliki atau modal

usaha sangat terbatas. Di bidang peternakan sapi, misalnya; kepemilikan sapi

yang hanya 1 atau 2 ekor sangatlah tidak ekonomis untuk memenuhi keperluan

rumah tangganya. Untuk bisa menambah modal mereka tidak memiliki akses yang

cukup baik pengetahuan prosedur untuk memperolehnya maupun syarat yang

harus dipenuhi untuk memperolehnya. Masyarakat miskin juga mempunyai akses

yang terbatas untuk memulai dan mengembangkan koperasi dan usaha, mikro dan

kecil (KUMK). Permasalahan yang dihadapi antara lain sulitnya mengakses modal

dengan suku bunga rendah, hambatan untuk memperoleh ijin usaha, kurangnya

perlindungan dari kegiatan usaha, rendahnya kapasitas kewirausahaan dan

terbatasnya akses terhadap informasi, pasar, bahan baku, serta sulitnya

memanfaatkan bantuan-tekn is dan teknologi. Ketersediaan modal dengan tingkat

suku bunga pasar, masih sulit diakses oleh pengusaha kecil dan mikro yang

sebagian besar masih lemah dalam kapasitas SDM.

Selain kesulitan mengakses modal tersebut, tidak adanya lembaga resmi yang

dapat memberi modal dengan persyaratan yang dapat dipenuhi kapasitas

masyarakat miskin. Kenyataan ini tidak memberi pilihan lain untuk memperoleh

modal dengan cara meminjam dari rentenir dengan tingkat bunga yang sangat

tinggi.

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 38

b. Bagi petani atau yang bergerak disektor pertanian di perdesaan; lahan garapan

yang relatif sempit juga menjadi penyebab kemiskinan. Lahan yang sempit

ternyata sangat tidak ekonomis untuk diusahakan dan hasilnya hanya cukup

digunakan untuk memenuhi konsumsi saja. Bahkan juga diperoleh data bahwa

ada masyarakat yang tidak mempunyai lahan atau hanya menjadi buruh tani saja.

(c) Di sektor pertanian dan perikanan; dimana sebagian besar (sekitar 60%)

penduduk Hulu Sungai Tengah menjadikannya sebagai sumber penghidupan;

faktor harga musiman sangatlah berpengaruh. Pada saat panen atau pada saat

musim tangkapan ikan maka produk yang ditawarkan menjadi berlebih sehingga

harga turun. Selama ini hanya produksi padi yang harganya dijamin oleh

pemerintah dalam bentuk harga pembelian oleh pemerintah (HPP).

c. Khusus pada sektor perikanan; peralatan yang dpunyai tidak memadai

mengakibatkan kelompok nelayan tidak bisa mecari ikan pada lokasi yang lebih

jauh. Akibatnya hasil tangkapan terbatas baik dari segi jumlah maupun

keanekaragaman hasil tangkapannya. Faktor lain yang menjadi penyebab

kemiskinan dari segi kesempatan berusaha ini adalah harga yang kebutuhan pokok

yang tidak mampu ditutupi oleh kenaikan pendapatan. Khusus di perkotaan; pada

sektor informal upah yang diperoleh dari bekerja di sektor informal juga sangat

rendah.

d. Keterbatasan akses terhadap faktor produksi ini berdampak pada rendahnya

kemampuan mengakses kesempatan usaha yang ada. Keterbatasan ini disebabkan

oleh rendahnya tingkat kewirausahaan dan rendahnya motivasi untuk

pengembangan diri, disamping keterbatasan ini juga disebabkan lemahnya

sumberdaya modal usaha dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk dapat

akses terhadap lembaga keuangan yang ada, karena kerumitan prosedur atau

lembaga keuangan yang ada belum perpihak kepada masyarakat miskin,

Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan

mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang

kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 39

2.4.1.3. Terbatasnya Akses Pendidikan

Masyarakat miskin mempunyai akses yang rendah terhadap pendidikan formal

dan non formal. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah prasarana dan sarana pendidikan

terutama pada daerah terpencil. Sebagian penduduk miskin hanya berpendidikan

keluarga rendah karena mereka masih menganggap biaya sekolah relatif mahal dan

sarana pendidikan jauh. Tidak adanya / kurangnya kesempatan pendidikan non formal

serta tidak mampu akses terhadap teknologi praktis. Pendidikan kecakapan hidup (life

skills) yang sesuai kebutuhan juga masih sulit didapat. Kemudian sebagian dari rumah

tangga miskin masih berpandangan bias gender dalam hal pendidikan dimana anak laki-

laki lebih diutamakan dalam menempuh pendidikan. Pola pikir masyarakat masih lebih

menomorsatukan ekonomi dan ketersediaan infrastruktur sehingga masih ada yang

menganggap pendidikan kurang penting.

2.4.1.4. Terbatasnya Akses Layanan Kesehatan

Masyarakat miskin menghadapi masalah keterbatasan akses layanan kesehatan

dan rendahnya status kesehatan yang berdampak pada rendahnya daya tahan mereka

untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk

tumbuh dan berkembang, dan rendahnya derajat kesehatan ibu. Penyebab utama dari

rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin selain kecukupan pangan adalah

keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan

kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya

layanan kesehatan reproduksi.

Pada kelompok termiskin, hanya sebagian yang memiliki kartu Jemkesmas dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemegang jamkesmas masih rendah. Penyebab

utama rendahnya pemanfaatan tersebut adalah ketidaktahuan tentang proses pembuatan

jamkesmas.

Biaya pengobatan mahal karena kurang mengetahui mekanisme jaminan

kesehatan (Jamkesmas); Sanitasi dan lingkungan yang buruk; Kurang terjangkau oleh

pelayanan kesehatan dasar terutama yang gratis Gizi Kurang (kurang kalori protein)

terutama anak-anak serta akses KB gratis masih sulit.

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 40

2.4.1.5 Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan

Pemenuhan kebutuhan pangan yang layak dan memenuhi persyaratan gizi

masih menjadi masalah bagi masyarakat miskin. Terbatasnya kecukupan dan kelayakan

mutu pangan berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak

merata, ketergantungan tinggi terhadap beras dan terbatasnya diversifikasi pangan. Di

sisi lain, masalah yang dihadapi oleh petani penghasil pangan adalah terbatasnya lahan

yang dipunyai; dukungan produksi pangan, tata niaga yang tidak efisien, serta

rendahnya penerimaan usaha tani pangan

2.4.2. Faktor sosial Budaya

Penyebab ketidakberdayaan dan keterdiaman si miskin terutama ada tiga, yaitu

Pola Pikir berupa Sikap mental dan motivasi untuk keluar dari kemiskinan; Tidak

mampu berinteraksi sosial; Motivasi rendah dan cenderung malas dan Belum

optimalnya partisipasi pihak perempuan dalam keluarga ; Kurangnya penguatan peran

serta masyarakat. Masalah ini ditambah lagi dengan (a) Terhambatnya mobilitas sosial

ke atas, (b) Rendahnya keterlibatan dalam kegiatan ekonomi, dan (c ) Rendahnya

partisipasi dalam penentuan kebijakan publik. Terhambatnya mobilitas sosial ke atas

terutama disebabkan oleh kemalasan, rendahnya motivasi pengembangan diri serta

pendidikan yang rendah dari masyarakat yang masih miskin, dibandingkan, sebab

tertekannya hak – hak dasar. Karena di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih banyak

peluang usaha yang dapat diusahakan oleh masyarakat, jika masyarakat mau bekerja,

karena daerah ini dikaruniai potensi alam yang masih melimpah.

Faktor kedua adalah faktor perilaku atau budaya masyarakat, Selama ini pola

masyarakat dalam mencari nafkah adalah dengan cara eksploitasi sumberdaya alam

dengan pola ini masyarakat tinggal mengambil apa yang ada di alam tanpa pernah

memeliharanya, ketika sumberdaya mengalami degradasi, masyarakat belum siap untuk

berubah menjadi pembudidaya.

2.4.3. Prasarana Wilayah

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 41

Kurang lancarnya / rusaknya prasarana perhubungan; Tempat tinggal terisolasi

dan Tidak adanya air bersih.

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk memenuhi standar

kehidupan manusia secara sehat. Air bersih didefinisikan sebagai air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah dimasak. Masyarakat miskin seringkali menghadapi kesulitan untuk

mendapatkan air bersih dan aman. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya penguasaan

sumber air, belum terjangkau oleh jaringan distribusi, menurunnya mutu sumber air,

serta kurangnya kesadaran akan pentingnya air bersih dan sanitasi untuk kesehatan.

2.4.4. Degradasi Sumberdaya alam dan Lingkungan Hidup

Banjir dan bencana lainnya; Rusaknya lahan akibat eksploitasi SDA;

Tercemarnya sungai dan pantai dan Penangkapan ikan dgn alat setrum

Selain belum efektif menolong kelompok miskin keluar dari belenggu

kemiskinan, berbagai dampak negatif dari governance yang kurang baik telah

mengakibatkan ketidakberdayaan dan pemiskinan. Kegiatan ini antara lain.

a. Penguasaan sumberdaya alam oleh negara dan pemberian konsesi kepada

pengusaha besar dalam rangka PMA dan PMDN yang menggusur hak-hak

rakyat.

b. Pembatasan ruang publik demi stabilitas telah mempersempit kesempatan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam penetapan kebijakan publik yang

menyangkut hidup kelompok miskin

c. Proses perencanaan dan penganggaran yang belum pro-miskin dan pro

pemberdayaan sangat menghambat kesempatan mobilitas sosial ke atas

kelompok miskin

d. Berbagai kebijakan tidak didahului dengan peningkatan kapabilitas serta

kelembagaan kelompok ekonomi lemah, sehingga semakin memarginalkan

petani, nelayan, buruh, dan usaha mikro dan kecil

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 42

2.5. Isu Strategis

Berbagai masalah yang dialami oleh masyarakat miskin menunjukkan bahwa

kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam

memenuhi hak-hak dasar; kerentanan masyarakat menghadapi persaingan, konflik dan

tindak kekerasan; lemahnya penanganan masalah kependudukan; ketidaksetaraan dan

ketidakadilan gender; dan kesenjangan pembangunan yang menyebabkan masih

banyaknya wilayah yang dikategorikan tertinggal dan terisolasi. Masalah kemiskinan

juga memiliki spesifikasi yang berbeda antarwilayah perdesaan, perkotaan, serta

permasalahan khusus di kawasan pegunungan dan kawasan tertinggal.

Ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasar secara umum

berkaitan dengan kegagalan kepemilikan aset terutama tanah dan modal; terbatasnya

jangkauan layanan dasar terutama kesehatan dan pendidikan; terbatasnya ketersediaan

sarana dan prasarana pendukung; rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan

modal masyarakat; lemahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan

publik; pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, tidak berwawasan lingkungan

dan kurang melibatkan masyarakat; kebijakan pembangunan yang bersifat sektoral,

berjangka pendek dan parsial; serta lemahnya koordinasi antarinstansi dalam menjamin

penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar.

Secara makro eksternal, isu strategis lainnya adalah gejolak finansial dunia yang

menyebabkan resesi di beberapa negara yang merupakan pasar bagi produk ekspor

Indonesia termasuk komoditas ekspor yang berasal dari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah. Melemahnya perekonomian Amerika Serikat; Negara-negara Eropa; Jepang;

India; dan China; mengakibatkan berdampak terhadap harga beberapa produk pertanian

utama khususnya karet dan kelapa sawit. Namun bila pemulihan berjalan baik maka

diperkirakan pada awal tahun 2010, harga-harga akan membaik kembali. Hanya saja,

apakah selama menunggu perbaikan harga tersebut para petani kita masih mampu untuk

memelihara kebun mereka sambil menunggu harga membaik.

Diagnosis kemiskinan juga menunjukkan faktor utama penyebab kemiskinan

yang bersifat struktural, yaitu pelaksanaan kebijakan, pengelolaan anggaran dan

penataan kelembagaan yang kurang mendukung penghormatan, perlindungan dan

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1. Cara Pandang …eprints.ulm.ac.id/93/2/bab 2 OK.pdf · 11. Limpasu 77,49 5,3 - 9 Jumlah 1.472,00 100,0 8 161 Secara ... jumlah desa/kelurahan sebanyak

Laporan Penyusunan Profil Kemiskinan Kabupaten HST 43

pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Oleh sebab itu, penanggulangan

kemiskinan perlu didukung dengan reorientasi kebijakan yang menekankan perubahan

dalam perumusan kebijakan, pengelolaan anggaran dan penataan kelembagaan yang

mengutamakan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.