bab ii gambaran pelayanan dinas tanaman pangan...
TRANSCRIPT
II-1
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bogor dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor
12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah, yang
merupakan perangkat daerah sebagai penyelenggara pemerintahan
daerah di bidang pertanian yang bertanggung jawab kepada Bupati.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mempunyai
tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan, serta tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
mempunyai fungsi :
1. perumusan kebijakan di bidang tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan penyuluhan pertanian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan penyuluhan pertanian;
3. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di bidang tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan penyuluhan pertanian;
4. pelaksanaan administrasi Dinas;
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang
tugasnya.
Susunan organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan terdiri atas:
1. Kepala Dinas, mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin
dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas;
2. Sekretariat, mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
kesekretariatan Dinas. Fungsi sekretariat yaitu:
a. Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan Dinas;
II-2
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
b. Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Dinas;
c. Pengelolaan keuangan Dinas;
d. Pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum;
e. Penyusunan kebijakan penataan organisasi Dinas;
f. Pengelolaan situs web dinas; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan, mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan rencana, program,
dan anggaran serta pemantauan dan evaluasi pelaporan Dinas.
Fungsinya adalah :
1) penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan Dinas;
2) pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat;
3) pengelolaan penyusunan anggaran Dinas;
4) pengelolaan situs web Dinas; dan
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah
tangga, penataan organisasi, penataan peraturan perundang-
undangan, tata usaha, kepegawaian dan arsip Dinas. Fungsinya
adalah:
1) Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas;
2) Pengelolaan barang/jasa Dinas;
3) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan
organisasi Dinas;
4) Penyiapan bahan penyusunan rancangan produk hukum;
5) Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian Dinas; dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
c. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas membantu Sekretaris
dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dinas. Fungsinya
yaitu :
1) Penatausahaan keuangan Dinas;
2) Penyusunan laporan keuangan Dinas; dan
II-3
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
3) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
3. Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi pertanian
tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Tanaman Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan produksi, sarana prasarana, perlindungan
tanaman, pelayanan usaha, pengolahan dan pemasaran tanaman
pangan;
b. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan;
c. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi, pembiayaan,
pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tanaman
pangan;
e. Penyediaan dukungan infrastruktur pertanian tanaman pangan;
f. Pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian
tanaman pangan;
g. Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta alat
dan mesin pertanian tanaman pangan;
h. Pemberian fasilitasi investasi pertanian tanaman pangan;
i. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan iklim,
bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim di bidang tanaman
pangan;
j. Pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis usaha
pertanian tanaman pangan;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan bidang
tanaman pangan; dan
l. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Bidang Tanaman Pangan membawahkan :
a. Seksi Produksi, dengan tugas membantu Kepala Bidang Tanaman
Pangan dalam melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
monitoring serta evaluasi produksi tanaman pangan. Fungsinya
yaitu :
1). Penyusunan kebijakan produksi, sarana produksi, dan
perlindungan tanaman pangan;
II-4
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
2). Penyediaan sarana produksi tanaman pangan;
3). Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman pangan;
4). Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi
tanaman pangan;
5). Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta
alat dan mesin pertanian pra panen tanaman pangan;
6). Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan
iklim, bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim
Tanaman Pangan;
7). Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Produksi; dan
8). Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
b. Seksi Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan monitoring serta evaluasi pengolahan dan
pemasaran tanaman pangan. Fungsinya yaitu :
1) penyusunan kebijakan pengolahan dan pemasaran tanaman
pangan;
2) pemberian bimbingan, pelaksanaan dan pengelolaan panen dan pasca
panen pertanian tanaman pangan;
3) penyediaan, pengawasan dan bimbingan penggunaan alat mesin
pertanian, panen dan pasca panen pertanian tanaman pangan;
4) pemberian bimbingan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
tanaman pangan;
5) pelaksanaan promosi produk pertanian tanaman pangan;
6) penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Pengolahan dan Pemasaran; dan
7) pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
c. Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Tanaman Pangan dalam melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan monitoring serta evaluasi
prasarana dan pelayanan usaha tanaman pangan. Fungsinya
yaitu:
II-5
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
1) penyusunan kebijakan prasarana dan pelayanan usaha
tanaman pangan;
2) penyediaan prasarana dan dukungan infrastruktur pertanian
tanaman pangan;
3) pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi
pertanian tanaman pangan;
4) pemberian bimbingan pembiayaan pertanian tanaman pangan;
5) pemberian fasilitasi investasi pertanian tanaman pangan;
6) pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis
usaha pertanian tanaman pangan;
7) penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha; dan
8) pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
4. Bidang Hortikultura mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi pertanian
hortikultura. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Hortikultura mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan produksi, sarana prasarana, perlindungan
tanaman, pelayanan usaha, pengolahan dan pemasaran hortikultura;
b. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian hortikultura;
c. Pengawasan mutu dan peredaran benih hortikultura;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi, pembiayaan,
pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian hortikultura;
e. Penyediaan dukungan infrastruktur pertanian hortikultura;
f. Pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian
hortikultura;
g. Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta alat
dan mesin pertanian hortikultura;
h. Pemberian fasilitasi investasi pertanian hortikultura;
i. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan iklim,
bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim di bidang
hortikultura;
j. Pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis usaha
pertanian hortikultura;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan bidang
hortikultura; dan
II-6
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
l. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Bidang Hortikultura membawahkan :
a. Seksi Produksi, dengan tugas membantu Kepala Bidang
Hortikultura dalam melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
monitoring serta evaluasi produksi hortikultura. Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan produksi, sarana produksi, dan
perlindungan hortikultura;
2) Penyediaan sarana produksi hortikultura;
3) Pengawasan mutu dan peredaran benih hortikultura;
4) Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi
hortikultura;
5) Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta
alat dan mesin pertanian pra panen hortikultura;
6) Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan
iklim, bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim
hortikultura;
7) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Produksi; dan
8) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
b. Seksi Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan monitoring serta evaluasi pengolahan dan pemasaran
hortikultura. Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan pengolahan dan pemasaran
hortikultura;
2) Pemberian bimbingan, pelaksanaan dan pengelolaan panen dan pasca
panen pertanian hortikultura;
3) Penyediaan, pengawasan dan bimbingan penggunaan alat mesin
pertanian, panen dan pasca panen pertanian hortikultura;
4) Pemberian bimbingan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
hortikultura;
5) Pelaksanaan promosi produk pertanian hortikultura;
6) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Pengolahan dan Pemasaran; dan
II-7
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
7) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
c. Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Hortikultura dalam melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan monitoring serta evaluasi
prasarana dan pelayanan usaha hortikultura. Fungsinya yaitu:
1) Penyusunan kebijakan prasarana dan pelayanan usaha
hortikultura;
2) Penyediaan prasarana dan dukungan infrastruktur pertanian
hortikultura;
3) Pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi
pertanian hortikultura;
4) Pemberian bimbingan pembiayaan pertanian hortikultura;
5) Pemberian fasilitasi investasi pertanian hortikultura;
6) Pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis
usaha pertanian hortikultura;
7) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha; dan
8) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
5. Bidang Perkebunan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi pertanian
perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Perkebunan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan produksi, sarana prasarana, perlindungan
tanaman, pelayanan usaha, pengolahan dan pemasaran perkebunan;
b. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian perkebunan;
c. Pengawasan mutu dan peredaran benih perkebunan;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi, pembiayaan,
pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perkebunan;
e. Penyediaan dukungan infrastruktur pertanian perkebunan;
f. Pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian
perkebunan;
g. Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta alat
dan mesin pertanian perkebunan;
II-8
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
h. Pemberian fasilitasi investasi pertanian perkebunan;
i. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan iklim,
bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim di bidang
perkebunan;
j. Pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis usaha
pertanian perkebunan;
k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan bidang
perkebunan; dan
l. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Bidang Perkebunan membawahkan :
a. Seksi Produksi, dengan tugas membantu Kepala Bidang
Perkebunan dalam melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
monitoring serta evaluasi produksi perkebunan. Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan produksi, sarana produksi, dan
perlindungan perkebunan;
2) Penyediaan sarana produksi perkebunan;
3) Pengawasan mutu dan peredaran benih perkebunan;
4) Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi
perkebunan;
5) Pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta
alat dan mesin pertanian pra panen perkebunan;
6) Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, perubahan
iklim, bencana pertanian, serta dampak perubahan iklim
perkebunan;
7) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Produksi; dan
8) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
b. Seksi Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang perkebunan dalam melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan monitoring serta evaluasi pengolahan dan pemasaran
perkebunan. Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan pengolahan dan pemasaran
perkebunan;
II-9
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
2) Pemberian bimbingan, pelaksanaan dan pengelolaan panen dan pasca
panen pertanian perkebunan;
3) Penyediaan, pengawasan dan bimbingan penggunaan alat mesin
pertanian, panen dan pasca panen pertanian perkebunan;
4) Pemberian bimbingan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
perkebunan;
5) Pelaksanaan promosi produk pertanian perkebunan;
6) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Pengolahan dan Pemasaran; dan
7) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
c. Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Perkebunan dalam melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan monitoring serta evaluasi
prasarana dan pelayanan usaha perkebunan. Fungsinya yaitu:
1) Penyusunan kebijakan prasarana dan pelayanan usaha
perkebunan;
2) Penyediaan prasarana dan dukungan infrastruktur pertanian
perkebunan;
3) Pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi
pertanian perkebunan;
4) Pemberian bimbingan pembiayaan pertanian perkebunan;
5) Pemberian fasilitasi investasi pertanian perkebunan;
6) Pemberian fasilitasi izin usaha dan/atau rekomendasi teknis
usaha pertanian perkebunan;
7) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Prasarana dan Pelayanan Usaha; dan
8) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
6. Bidang Penyuluhan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyusunan kebijakan, program dan
pelaksanaan penyuluhan pertanian. Bidang Penyuluhan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan kebijakan dan program penyuluhan pertanian;
b. Pelaksanaan penyuluhan pertanian dan pengembangan
mekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan pertanian;
II-10
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
c. Pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi
penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
d. Pengelolaan kelembagaan dan ketenagaan;
e. Pemberian fasilitasi penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
f. Peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
bidang penyuluhan; dan
h. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Bidang Penyuluhan membawahkan :
a. Seksi Kelembagaan membantu Kepala Bidang Penyuluhan dalam
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan,
pelaksanaan, dan pemberian bimbingan serta monitoring dan
evaluasi kelembagaan penyuluhan. Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan;
2) Pengelolaan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha;
3) Pemberian fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
4) Peningkatan kapasitas kelembagaan;
5) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Kelembagaan; dan
6) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
b. Seksi Ketenagaan, yang mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Penyuluhan dalam melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan
serta monitoring dan evaluasi ketenagaan penyuluhan. Fungsinya
yaitu:
II-11
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
1) penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas ketenagaan
penyuluh swadaya dan swasta;
2) pengelolaan ketenagaan penyuluh pertanian;
3) peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta;
4) penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada
Seksi Ketenagaan; dan
5) pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
c. Seksi Metode dan Informasi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Penyuluhan dalam melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan
serta monitoring dan evaluasi metode dan informasi penyuluhan.
Fungsinya yaitu :
1) Penyusunan kebijakan metode, informasi, dan program penyuluhan
pertanian;
2) Pelaksanaan penyuluhan pertanian dan pengembangan mekanisme,
tata kerja, dan metode penyuluhan pertanian;
3) Pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi
penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
4) Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Metode dan Informasi; dan
5) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang dibentuk untuk melaksanakan
sebagian tugas teknis Dinas.
a. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbenihan dibentuk berdasarkan
Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2008, yang terdiri dari:
b. UPT Perbenihan I Dramaga yang memiliki wilayah kerja:
1. Kec. Dramaga 12. Kec. Pamijahan
2. Kec. Nanggung 13. Kec. Ciampea
3. Kec. Sukajaya 14. Kec. Jasinga
4. Kec. Leuwisadeng 15. Kec. Ciomas
5. Kec. Leuwiliang 16. Kec. Tamansari
6. Kec. Tenjolaya 17. Kec. Caringin
7. Kec. Rumpin 18. Kec. Cigombong
II-12
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
8. Kec. Cibungbulang 19. Kec. Cijeruk
9. Kec. Parungpanjang 20. Kec. Ciawi
10. Kec. Tenjo 21. Kec. Megamendung
11. Kec.Cigudeg 22. Kec. Cisarua
c. UPT Perbenihan II Jonggol yang memiliki wilayah kerja:
1. Kec. Jonggol 10. Kec. Bojong Gede
2. Kec. Cariu 11. Kec. Babakan Madang
3. Kec. Tanjungsari 12. Kec. Sukaraja
4. Kec.Sukamakmur 13. Kec. Tajurhalang
5. Kecamatan Cileungsi 14. Kec. Rancabungur
6. Kec. Klapanunggal 15. Kec. Kemang
7. Kec. Gunung putri 16. Kec. Ciseeng
8. Kec. Citeureup 17. Kec. Parung
9. Kec. Cibinong 18. Kec. Gunungsindur
UPT Perbenihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis Dinas. Fungsinya
yaitu :
a) Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
b) Penangkaran perbenihan tanaman pertanian dan kehutanan;
c) Pelaksanaan bimbingan teknis penangkaran benih tanaman
pertanian dan kehutanan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
d. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Tanaman Obat
dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2008.
Fungsi UPT ini yaitu :
a) Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
b) Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan tanaman
obat;
c) Pemeliharaaan dan pengamanan hasil pengembangan
tanaman obat;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
e. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Teknologi Lahan
Kering yang berkedudukan di Kecamatan Tenjo, dan dibentuk
berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008.
Fungsinya yaitu :
a) Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
II-13
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
b) Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan teknologi
lahan kering;
c) Pemeliharaaan dan pengamanan hasil teknologi lahan
kering;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
f. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor
57 Tahun 2012, dan terdiri dari :
a) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil I yang berkedudukan di Kecamatan Parung
Panjang dan memiliki wilayah kerja :
- Kecamatan Parung Panjang
- Kecamatan Tenjo
b) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil II yang berkedudukan di Kecamatan Cigudeg
dan memiliki wilayah kerja :
- Kecamatan Cigudeg
- Kecamatan Jasinga
c) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil III yang berkedudukan di Kecamatan
Nanggung dan memiliki wilayah kerja :
- Kecamatan Nanggung
- Kecamatan Sukajaya
d) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil IV yang berkedudukan di Kecamatan
Leuwiliang dan memiliki wilayah kerja :
- Kecamatan Leuwiliang
- Kecamatan Leuwisadeng
e) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil V yang berkedudukan di Kecamatan
Cibungbulang dan memiliki wilayah kerja :
- Kecamatan Cibungbulang
- Kecamatan Ciampea
f) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil VI yang berkedudukan di Kecamatan
Pamijahan dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Pamijahan
II-14
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
- Kecamatan Tenjolaya
g) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil VII yang berkedudukan di Kecamatan
Dramaga dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Dramaga
- Kecamatan Ciomas
- Kecamatan Tamansari
h) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil VIII yang berkedudukan di Kecamatan
Kemang dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Kemang
- Kecamatan Rancabungur
- Kecamatan Parung
i) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil IX yang berkedudukan di Kecamatan Ciseeng
dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Ciseeng
- Kecamatan Gunung Sindur
- Kecamatan Rumpin
j) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil X yang berkedudukan di Kecamatan Ciawi
dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Ciawi
- Kecamatan Megamendung
- Kecamatan Cisarua
k) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XI yang berkedudukan di Kecamatan Caringin
dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Caringin
- Kecamatan Cijeruk
- Kecamatan Cigombong
l) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XII yang berkedudukan di Kecamatan
Cibinong dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Cibinong
- Kecamatan Tajurhalang
- Kecamatan Bojong Gede
II-15
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
m) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XIII yang berkedudukan di Kecamatan
Babakan Madang dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Sukaraja
- Kecamatan Babakan Madang
- Kecamatan Citeureup
n) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XIV yang berkedudukan di Kecamatan
Gunung Putri dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Gunung Putri
- Kecamatan Klapanunggal
- Kecamatan Cileungsi
o) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XV yang berkedudukan di Kecamatan Jonggol
dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Jonggol
- Kecamatan Sukamakmur
p) Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan
Peredaran Hasil XVI yang berkedudukan di Kecamatan Cariu
dan memiliki wilayah kerja:
- Kecamatan Cariu
- Kecamatan Tanjungsari
UPT Pengembangan Teknologi dan Peredaran Hasil mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas, tanggung jawab dan wewenang teknis
Dinas. Fungsinya yaitu :
a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data tanaman pangan
hortikultura, perkebunan dan kehutanan;
c. Pemberian rekomendasi teknis usaha tani tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan kehutanan, dalam lingkup
budidaya, pupuk dan pemupukan, pestisida, pengendalian hama
dan penyakit, alat dan mesin, panen dan pasca panen,
pengolahan, pemasaran dan peredaran hasil;
d. Pelaksanaan pengamatan, peramalan, dan pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan kehutanan;
II-16
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
e. Pembinaan, pengembangan usaha, pengelolaan, pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan kehutanan;
f. Pembinaan, pelaksanaan, bimbingan, pengelolaan dan pelayanan
alat mesin pertanian, sarana dan prasarana tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan kehutanan;
g. Pembinaan, pelaksanaan, bimbingan, pengelolaan dan pelayanan
peredaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan kehutanan;
h. Pelaksanaan koordinasi tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan kehutanan di tingkat desa dan kecamatan dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran program pembangunan
pertanian dan kehutanan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman,
yang meliputi pendidikan, pengawasan benih tanaman,
pengembangan metoda pengawasan mutu benih, pengembangan
profesi dan penunjang kegiatan pengawasan benih tanaman.
b. Jabatan Fungsional Penyuluh adalah Kelompok Jabatan
Fungsional Penyuluh Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan penyuluhan di wilayah kerjanya. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi dan pengolahan data
potensi di wilayah kerjanya;
2) Pelaksanaan rencana kerja dan membantu penyusunan program
penyuluhan;
3) Pelaksanaan materi penyuluhan dan penerapan metode
penyuluhan serta pengembangan swadaya dan swakarsa pelaku
utama dan pelaku usaha;
4) Pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kompetensi penyuluh;
II-17
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
5) Pelaksanaan kunjungan ke pelaku utama dan pelaku usaha
untuk memfasilitasi pemecahan masalah usaha tani di wilayah
kerjanya;
6) Penyebarluasan informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dan pelaku usaha; dan
7) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
Secara lengkap struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
2.2. Sumberdaya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
2.2.1 Kondisi Umum Pegawai
Pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bogor terdiri dari 1 (satu) orang eselon II b,
1 (satu) orang eselon III a, 4 (empat) orang eselon III b, 35 (tiga
Seksi Prasarana dan
Pelayanan Usaha
Sub Bagian
Keuangan
Sekretariat Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sub Bagian
Program dan
Pelaporan
Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Seksi
Produksi
Bidang
Perkebunan
Seksi
Pengolahan dan
Pemasaran
Bidang
Tanaman
Pangan
Bidang
Penyuluhan
Seksi
Pengolahan dan
Pemasaran
Seksi
Kelembagaan Seksi
Produksi
UPT
Seksi
Ketenagaan
Seksi
Pengolahan dan
Pemasaran
Seksi
Produksi
Bidang
Hortikultura
Seksi
Metode dan
Informasi
Seksi Prasarana dan
Pelayanan Usaha
Seksi Prasarana dan
Pelayanan Usaha
Kepala Dinas
II-18
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
puluh lima) orang eselon IV a, 20 (dua puluh orang) eselon IV b,
funsional umum, jabatan fungsional benih tanaman dan jabatan
fungsional penyuluh
2.2.2 Kondisi Umum Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan terdiri dari tanah darat, tanah
sawah, tanah bangunan kantor, bangunan kantor dinas,
kendaraan dinas roda 2 dan roda 4, peralatan kantor,
perlengkapan kantor, alat berat traktor roda 2 dan roda 4 serta
mesin potong rumput.
2.3. Kinerja Pelayanan PD
2.3.1. Realisasi Kinerja PD
Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, yang sebelumnya bernama
Dinas Pertanian dan Kehutanan memiliki 2 (dua) bidang urusan yaitu
bidang urusan pertanian dan kehutanan. Akan tetapi, setelah
berlakunya PP Nomor 12 Tahun 2016, maka bidang urusan yang
menjadi kewenangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan hanya bidang urusan pertanian, karena bidang urusan
kehutanan sejak tahun 2017 menjadi kewenangan provinsi. Sampai
saat ini Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan belum
memiliki standar pelayanan minimal. Indikator kinerja program yang
ditetapkan dalam rencana strategis tahun 2014 – 2018 meliputi:
1. Produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, yaitu:
- Produksi padi
- Produksi sayuran
- Produksi buah-buahan
- Produksi tanaman hias bunga
- Produksi tanaman hias daun indah
- Produksi tanaman obat
- Produksi tanaman perkebunan
2. Kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB harga berlaku;
3. Kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB harga konstan;
II-19
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
4. Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan)
terhadap PDRB harga berlaku;
5. Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan)
terhadap PDRB harga konstan;
6. Kontribusi sektor perkebunan (total) terhadap PDRB harga
berlaku;
7. Kontribusi sektor perkebunan (total) terhadap PDRB harga
konstan;
8. Kontribusi Produksi Kelompok Tani (tanaman bahan makanan)
terhadap PDRB harga berlaku;
9. Kontribusi Produksi Kelompok Tani (tanaman bahan makanan)
terhadap PDRB harga konstan;
10. Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat;
11. Persentase swasembada benih padi unggul bersertifikat;
12. Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan
- Jumlah komoditas unggulan
- Jumlah lokasi sentra agribisnis
13. Nilai Tukar Petani (NTP);
14. Persentase peningkatan nilai tambah dari padi menjadi beras;
15. Persentase peningkatan nilai tambah dari ubi kayu menjadi
tepung;
16. Persentase peningkatan nilai tambah dari ubi jalar menjadi
tepung;
17. Persentase peningkatan nilai tambah dari pala menjadi minyak
atsiri;
18. Persentase peningkatan nilai tambah dari karet menjadi sheet
kering;
19. Persentase peningkatan nilai tambah dari kopi gelondongan basah
menjadi berasan;
20. Cakupan usaha kayu rakyat;
21. Cakupan usaha non kayu:
- Usaha jamur kayu
- Usaha lebah madu
- Usaha bambu
22. Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB harga berlaku;
23. Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB harga konstan;
24. Cakupan legalitas usaha kehutanan;
II-20
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
25. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis;
26. Kerusakan kawasan hutan.
Dengan berubahnya nomenklatur dan tugas fungsi Perangkat
Daerah serta adanya perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang didasari pada Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2017 Nomor 4,
maka perubahan Indikator sasaran strategis yang ditetapkan dalam
rencana strategis tahun 2014 – 2018 meliputi:
1. Produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, yaitu:
- Produksi padi
- Produksi sayuran
- Produksi buah-buahan
- Produksi tanaman hias bunga
- Produksi tanaman hias daun indah
- Produksi tanaman obat
- Produksi tanaman perkebunan
2. Produktivitas padi dan bahan pangan utama lainnya:
- Produktivitas padi sawah
- Produktivitas padi gogo
- Produktivitas palawija
- Produktivitas sayuran
3. Kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB harga berlaku;
4. Nilai Tukar Petani (NTP);
Review pencapaian kinerja pelayanan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
II-21
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
II-22
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
``
II-23
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
II-24
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dalam tahun 2014 - 2016,
capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) terhadap sasaran tersebut
terdapat beberapa indikator mengalami peningkatan dan beberapa
indikator mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada capaian
IKK dimana rasio kinerja telah mencapai lebih dari 100% untuk IKK
yang mengalami peningkatan dan rasio kinerja kurang dari 100%
untuk capaian kinerja yang mengalami penurunan.
Capaian kinerja lebih dari 100% merupakan keberhasilan dari
pelaksanaan arah kebijakan, program, dan kegiatan selama 3 (tiga)
tahun. Keberhasilan di atas dilakukan melalui peningkatan produksi
benih unggul padi bersertifikat, peningktan produktivitas padi
maupun komoditas unggulan yang terjadi setiap tahun dimana telah
dilakukan pemberian bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian
yang mendukung program/kegiatan dinas. Selain itu adanya
peningkatan nilai tambah produk melalui pembuatan produk
pertanian olahan maupun pembentukan sentra komoditas unggulan
di Kabupaten Bogor. Hal ini sangat mendukung tujuan dari kebijakan
pembangunan pertanian dan kehutanan yaitu dalam meningkatkan
ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis maupun aquabisnis
perdesaan. Tujuan tersebut mampu mencapai sasaran kinerja yaitu
meningkatkan produksi, produktivitas, distribusi, dan konsumsi
pangan daerah.
Sedangkan untuk capaian kinerja kurang dari 100%, terutama
untuk produksi padi, sayuran, buah-buahan dan tanaman obat,
terjadi karena menurunnya luas panen komoditi-komoditi tersebut
sebagai akibat menurunnya luas tanam dan pengaruh iklim. Oleh
karena itu perlu dilakukan perhitungan kembali terhadap target-target
indikator kinerja yang mengalami penurunan pada tahun 2017 dan
tahun 2018.
Kontribusi nyata lainya yang telah mendukung pencapaian tujuan
berupa peningkatan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung
aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya adalah melalui upaya
rehabilitasi hutan dan lahan kritis atau konservasi sumber daya hutan
di Kabupaten Bogor antara lain berupa penyaluran bantuan bibit
tanaman, gerakan penanaman pohon, dan rekonstruksi batas
kawasan hutan. Hal ini diarahkan guna mencapai sasaran kinerja
yaitu meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk, dan irigasi
II-25
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
yang optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan
konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air, dan
pendayagunaan sumber daya air.
Sejalan dengan adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun
2015 tentang Pelaksanaan Kebijakan Transisional Pemerintah
Kabupaten Bogor, maka urusan kehutanan setelah tahun 2016
menjadi kewenangan pemerintah provinsi, sehingga indikator kinerja
bidang kehutanan tidak lagi menjadi kinerja Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor.
1.3.2. Pendanaan PD
Dalam upaya mencapai target-target yang telah ditetapkan, Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mendapat alokasi
dana, baik dari APBN, APBD provinsi maupun APBD kabupaten.
Pendanaan ini bertujuan agar Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan dapat melakukan pelayanan sesuai tugas pokok dan
fungsinya dengan optimal.
Anggaran Belanja Daerah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Bogor tahun 2014 - 2016 telah ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Bogor dan dituangkan lebih lanjut dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja
yang telah ditetapkan mengalami penurunan, semula pada tahun 2014
sebesar Rp. 44,988,100,000,- menjadi Rp. 44.785,304,000,- pada
tahun 2016, atau turun sebesar 0.45 %. Demikian pula bila dilihat dari
realisasi belanja, pada tahun 2014 sebesar Rp. 39,762,804,005,-
kemudian menjadi Rp. 39,238,633,884,- pada tahun 2015 atau turun
sebesar 1.34 %. Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah
menurut kelompok belanja dari tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
II-26
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
II-27
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang
sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bogor.
Tantangan pembangunan pertanian dan kehutanan yang paling
nyata dihadapi pada masa yang akan datang adalah kebutuhan pangan
yang semakin meningkat dan beragam; memperbaiki dan membangun
infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan;
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian;
membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi
petani; memperkokoh kelembagaan usaha ekonomi produktif di
perdesaan; membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan organik
secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan
tanah; mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan
pelestarian lingkungan hidup; memperkuat kemampuan untuk
bersaing di pasar global; serta memperbaiki citra petani dan pertanian
agar kembali diminati generasi penerus.
Hal-hal tersebut diatas berimplikasi terhadap kebijakan yang
harus dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Bogor untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian
dan kehutanan selama 5 (lima) tahun.
Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai dasar
penetapan kebijakan dalam rangka pembangunan pertanian di
Kabupaten Bogor, sekaligus mengatasi permasalahan yang ada adalah
melalui analisis SWOT. Analisis SWOT ini meliputi kondisi lingkungan
internal yaitu strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) yang
dimiliki, dan kondisi lingkungan eksternal yaitu oppurtunity (peluang)
dan threaths (ancaman). Kondisi internal dan eksternal tersebut antara
lain adalah :
1. Strength (Kekuatan)
a. Adanya Perda tentang pembentukan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan;
II-28
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
b. Adanya sumber daya manusia dari berbagai disiplin ilmu pertanian
dan kehutanan;
c. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan
pertanian dan kehutanan;
d. Tersedianya peraturan perundang-undangan lingkup pertanian
dan kehutanan;
e. Tersedianya komoditas unggulan dan sentra agribisnis yang dapat
dikembangkan;
f. Adanya hasil olahan produk pertanian yang memiliki nilai tambah.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Rendahnya validitas data pertanian dan kehutanan;
b. Belum terwujudnya mekanisme kerja yang memadai;
c. Lemahnya koordinasi antar bidang;
d. Kinerja sebagai aparat pertanian dan kehutanan belum maksimal;
e. Lingkup kerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan yang luas dan beragam dibandingkan dengan sumber
daya manusia yang terbatas.
3. Opportunity (Peluang)
a. Adanya lembaga penelitian dan perguruan tinggi pertanian dan
kehutanan di Bogor;
b. Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi
tanah dan air serta kelestarian lingkungan;
c. Potensi areal pertanian dan kehutanan di Kabupaten Bogor yang
cukup luas (kondisi geografis daerah);
d. Adanya kelembagaan tani yang perlu difasilitasi;
e. Peluang pasar yang besar untuk komoditas pertanian dan
kehutanan.
f. Banyaknya usaha bidang pertanian khususnya hortikultura oleh
swasta.
4. Threats (Ancaman)
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan
produksi pertanian dan kehutanan;
b. Makin rendahnya daya dukung lingkungan;
c. Belum terbentuknya jaringan sistem usaha agribisnis;
d. Adanya impor produk pertanian;
II-29
PerubahanRenstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2013 - 2018
e. Belum adanya pengaturan yang memadai tentang teknis
penggunaan lahan pertanian dan non pertanian serta
pengalihfungsian lahan.