bab ii apresiasi puisi.docx

3
 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bunyi dan Aspek Puitik Pada bagian terdahulu dikemukakan bahwa suatu ekspresi yang mempergunak an sarana bahasa disebut bernilai sastra atau puitis jika ekspresi tersebut bersifatt “luar biasa”. Itulah 2.2 Diksi Pada bagian terdahulu, walaupun hanya selintas, telah dibicarakan masalah bahasa puisi dan sifat-sifatnya. Pembicaraan bahasa puisi dan sifat-sifatnya pada dasarnya sama dengan pembicaraan diksi. Mengapa? arena, diksi sebagai salah satu unsur yang ikut membangun keber adaan puisi berarti pemilihan kata yang dilakukan !leh penyair untuk mengekspr esikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergej!lak dan mengejala dalam dirinya. Pemahaman terhadap pengunaan diksi menjadi salah satu pemandu pembaca menuju pemahaman makna puisi secara baik dan menyeluruh. Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. "ahkan, untuk jenis puisi imajis, seperti dinyatakan !leh #apardi $j!k! $am!n!, kata-kata tidak sek edar berp eran seba gai sarana yang meng hubun gka n pembac a den gan gag asan pen yai r, sep ert i per an kata dal am bahasa sehari-hari dan pr!sa umumnya. $alam puisi imajis, kata- kat a seka ligus sebag ai pendu kung dan pengh ubun g pemb aca dengan dunia intuisi penyair. "eg itu pen tin gny a pil ihan kata dal am pui si seh ingga ada yang menyatak an bahwa diksi merupakan esenssi pennulisan puisi. "ahkan, adapula yang menyebutnya sebagai dasar bangunan seti ap puisi sehingga dikatakan pula bahwa diksi merupakan fakt !r penentu seberapa jauh se!rang penyai r mempu nyai day a cipta yang asl i. Pern yat aan ter seb ut tid ak

Upload: iskandar

Post on 04-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Bunyi dan Aspek PuitikPada bagian terdahulu dikemukakan bahwa suatu ekspresi yang mempergunakan sarana bahasa disebut bernilai sastra atau puitis jika ekspresi tersebut bersifatt luar biasa. Itulah

2.2 DiksiPada bagian terdahulu, walaupun hanya selintas, telah dibicarakan masalah bahasa puisi dan sifat-sifatnya. Pembicaraan bahasa puisi dan sifat-sifatnya pada dasarnya sama dengan pembicaraan diksi. Mengapa? Karena, diksi sebagai salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan mengejala dalam dirinya. Pemahaman terhadap pengunaan diksi menjadi salah satu pemandu pembaca menuju pemahaman makna puisi secara baik dan menyeluruh.Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Bahkan, untuk jenis puisi imajis, seperti dinyatakan oleh Sapardi Djoko Damono, kata-kata tidak sekedar berperan sebagai sarana yang menghubungkan pembaca dengan gagasan penyair, seperti peran kata dalam bahasa sehari-hari dan prosa umumnya. Dalam puisi imajis, kata-kata sekaligus sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair.Begitu pentingnya pilihan kata dalam puisi sehingga ada yang menyatakan bahwa diksi merupakan esenssi pennulisan puisi. Bahkan, adapula yang menyebutnya sebagai dasar bangunan setiap puisi sehingga dikatakan pula bahwa diksi merupakan faktor penentu seberapa jauh seorang penyair mempunyai daya cipta yang asli. Pernyataan tersebut tidak berlebihan karena kesan dan pengertian sidang pembaca diperoleh melalui diksi. Seringkali pilihan kata-kata yang tepat dan cermat yang dilakukan penyair dalam mengukuhkan pengalamannya dalam puisi, membuat kat-kata tersebut terkesan tidak hanya merekat dan menempel, tetapi dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup. Kata-kata semacam itu tidak hanya sekedar menjadi tanda tertentu, tetapi sekaligus menjadi sebuah dunia puitik itu sendiri. Oleh karena itu, untuk memahami dan menikmati puisi, pembaca atau penikmat tidak boleh mengabaikan unsur diksi ini, telebih lagi mengabaikan perwujudannya yang penting, seperti kosakata, bahan kiasan, bangunan citra, dan sarana retorika.Jika diamati secara seksama, terdapat sejumlah penyair yang suka mempergunakan kata-kata yang mempunyai makna konotatif yang bersifat umum dan konvensional. Akan tetapi, banyak pula penyair yang mempergunakan kata-kata konotasi ciptaannya sendiri yang bersifat abadi, dan terkadang inkonvesional. Ada penyair yang suka memilih dan menggunakan bentuk-bentuk kata dasar, dan pula yang lebih menyukai kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis. Semuanya diorientasikan pada kepentingan ekspresi atau komunikasi politik. Dalam puisi penempatan kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan suasana puitik yang akan membawa pembaca kepada penikmat dan pemahaman yang menyeluruh dan total. Beberapa penyair senang mempergunakan kata-kata biasa, yakni kata-kata sederhana yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata semacam ini dengan cepat dan tidak terlalu sukar dimengerti oleh pembaca umumnya karena kata-kata tersebut menampilkan efek kejelasan yang bersifat langsung. Puisi berikut ini adalah contohnya.

SAJAKApakah arti sajak iniKalau anak semalam batuk-batukBau viks dan kayu putihMelekat di kelambu,Kalau isteri terus mengeluh Tentang kurang tidur,Tentang gajiku yang tekor buat bayar dokter, bujang dan makan sehari,Kalau terbayang pantalonSudah sebulan sobek tak terjahit