bab i.doc
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menggambar teknik adalah cara atau proses penyampaian informasi dan
cara berfikir seorang teknik yang dituangkan ke dalam kertas gambar dengan
menggunakan alat gambar dan simbol-simbol tertentu sebagai bahasa teknik
sesuai dengan standar ISO yang idenya bermula dari perancang dan diteruskan
kepada pembuat atau operator. Pada kurikulum SMK Menggambar Teknik
merupakan mata pelajaran kompetensi. Mata pelajaran menggambar teknik
penting bagi siswa untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami gambar
yang berperan sebagai alat komunikasi bagi orang teknik.
Keberhasilan siswa dalam memahami gambar teknik akan memberikan
pengaruh pada pencapaian hasil belajarnya yang optimal. Namun keberhasilan
siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor internal (dari dalam
diri) dan faktor eksternal (dari luar diri). Diantara faktor internal adalah :
intelegensi, minat, bakat, motivasi, dll. Sementara faktor eksternal diantaranya
; kurikulum, interaksi guru, siswa, lingkungan, keluarga, fasilitas, sarana
prasarana dll. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan
siswa dalam belajar, maka dalam penelitian ini bahasan hanya akan
difokuskan pada factor minat dan ketersediaan fasilitas belajar saja.
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan
belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang tertentu akan
1
berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa yang
tidak menaruh minat. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk
berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni.
Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu,
maka ia akan senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan
senang menekuninya dengan sungguh - sungguh tanpa adanya paksaan.
Apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat
dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah
merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan menyenangi pelajaran
tersebut serta dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid
merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan
merasa terpaksa mengikuti pelajaran tersebut.
Selanjutnya ketersediaan fasilitas belajar atau kelengkapan fasilitas
belajar merupakan faktor penunjang dalam pembelajaran. Kelengkapan
fasilitas belajar dalam membuat gambar teknik tersebut meliputi: ruang
belajar, peralatan menggambar, penerangan ruangan, suasana tempat belajar
dan waktu belajar. Setiap unsur fasilitas tersebut saling terkait dan saling
menunjang dalam mendorong peningkatan semangat belajar siswa untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kemajuan IPTEK yang semakin cepat menuntut siswa untuk kreatif,
mandiri dan inovatif dalam mengembangkan diri, kemampuan dan
keterampilan khususnya penguasaan menggambar teknik. Dalam kurikulum
2
SMK terdapat tujuan utama dalam pencapaian pembelajaran yaitu
menciptakan siswa yang mengerti dan memahami cara penggunaan alat atau
membaca simbol pada gambar teknik, sebagai alat penyampaian informasi
yang baik. Pada saat ini tujuan inilah yang belum dapat dicapai sepenuhnya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar menggambar teknik yang penulis ambil
dari SMK N 5 Padang, pada semester ganjil tahun 2013 rata-rata nilai
menggambar teknik adalah 6,5 dan pada semester ganjil tahun 2014 rata-rata
nilai menggambar teknik 6,4. Dari data ini dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
menggambar teknik relatif tidak memenuhi standar ketuntasan minimum. Hal
ini harus diatasi untuk peningkatan kualitas siswa SMK khususnya hasil
belajar menggambar teknik.
Banyak faktor penyebab nilai rata-rata menggambar teknik relatif rendah
diantaranya dapat disebabkan oleh minat belajar, sarana gambar, fasilitas
pendukung menggambar kurang memadai sehingga proses pembelajaran tidak
tercapai dengan baik, karena alat gambar ini merupakan faktor utama untuk
melakukan aktifitas belajar mengambar agar kemampuan, ide, seni dan
keterampilan siswa dapat tertuang ke dalam kertas gambar.
Disamping itu berdasarkan pengamatan penulis waktu melaksanakan
observasi di SMK N 5 Padang terlihat bahwa fasilitas untuk belajar gambar
teknik kurang memadai. fasilitas yang dimiliki saat itu diantaranya adalah
meja gambar yang tersedia hanya 27 dari 31 siswa, pencahayaan ruangan agak
gelap dan lain-lain. Fasilitas gambar yang dimiliki siswa juga sangat terbatas
seperti siswa tidak memiliki siku-siku, jangka dan lain-lain.
3
Bertitik tolak dari hal di atas penulis mengangkat topik permasalahan ini
sebagai Skripsi dengan judul “Hubungan Minat dan Fasilitas Belajar
Terhadap Hasil Belajar Gambar Teknik Siswa Kelas X Teknik Pemesinan
Di SMK N 5 Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya minat belajar pada mata pelajaran gambar teknik pada
program keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang
2. Fasilitas gambar pada Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5
Padang belum lengkap.
3. Masih rendahnya nilai mata pelajaran Gambar teknik siswa kelas X
Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2015/2016.
4. Peralatan yang dimiliki siswa sangat terbatas
C. Pembatasan Masalah
Untuk pencapaian sasaran penelitian ini penulis membatasi permasalahan
hanya pada Hubungan Minat dan Fasilitas Belajar Terhap Hasil Belajar
Gambar Teknik Siswa Kelas X Teknik Pemesinan Di SMK N 5 sebagai
berikut:
1. Minat dalam penelitian ini adalah minat belajar pada mata pelajaran
gambar teknik pada program keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5
Padang
4
2. Kelengkapan fasilitas gambar dalam penelitian ini hanya fasilitas gambar
yang harus dimiliki oleh Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N
5 Padang dan yang dimiliki siswa
3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai mata rapor pada pelajaran
Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada hubungan antara minat belajar terhadap hasil belajar gambar
teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang.
2. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar
gambar teknik siswa kelas X Teknk Pemesinan di SMK N 5 Padang.
3. Apakah ada hubungan antara minat dan fasilitas belajar secara bersama-
sama terhadap hasil belajar gambar teknik siswa kelas X teknik
pemesinan di SMK N 5 Padang.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan
hasil belajar gambar teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK N 5
Padang.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara fasilitas belajar
dengan hasil belajar gambar teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di
SMK N 5 Padang.
5
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan minat dan fasilitas belajar
secara bersama-sama terhadap hasil belajar gambar teknik siswa kelas
Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2015/2016 SMK N 5
Padang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan masukan kepada pihak pengambil kebijaksanaan
pendidikan, tentang hubungan antara kelengkapan fasilitas dan hasil
belajar gambar teknik agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perhatian bagi pengelola
pendidikan, khususnya guru bidang studi gambar teknik agar dapat
meningkatkan hasil pembelajaran pada anak didik.
3. Sebagai bahan masukan bagi para guru-guru SMK N 5 Padang dalam
meningkatkan hasil belajar gambar teknik.
6
BAB IIBAHASAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Gambar Teknik
Gambar teknik adalah bahasa penting untuk saran komunikasi dalam
dunia industri dan ilmiah. Nama yang dipakai untuk menyatakan istilah
gambar teknik tersebut bermacam-macam, diantaranya sketsa-sketsa
gagasan, perencanaan, gambar bestek yang lengkap detail-detailnya,
sehingga semua orang bisa membaca gambar itu dilapangan
Eka yogaswara (1999:14) mengatakan “cara untuk mengungkapkan
atau menyampaikan ide-ide tentang keteknikan dengan seefektif dan
seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan media berupa gambar
teknik”. Jadi gambar teknik adalah gambar-gambar yang diterapkan untuk
penggunaan keteknikan dan merupakan perencanaan dan spesifikasi-
spesifikasi hubungan antara benda-benda pisik dan datanya secara grafik,
yang biasa dipakai dalam teknik permesinan
Apabila akan dibuat suatu benda kerja di dalam industri permesinan
maka pemesan atau perencana cukup memberikan gambar kerja pada
pelaksana atau teknisi, tidak perlu membawa contoh benda aslinya yang
akan dibuat. Muhammad Khumaedi (2008:4) mengatakan bahwa gambar
berfungsi sebagai bahasa teknik” di Industri permesinan. Agar dapat
melakukan fungsinya sebagai bahasa teknik, maka perlu penguasaan di
dalam : (a) penggunaan perkakas gambar, b) membuat gambar teknik
7
sendiri, dan (c) memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang
lain.
Dari uraian di atas, maka kemampuan dalam menggambar teknik
mesin dapat dilihat dari bagaimana ia memahami atau membaca gambar
yang dibuat oleh orang lain dan bagaimana kinerjanya dalam membuat
gambar agar dapat dipahami oleh orang lain, sedangkan kemampuan
penggunaan perkakas gambar sudah termasuk dalam kemampuan
membuat gambar, sebab bagaimanapun hasil gambar yang standar pasti
diperoleh dari seseorang yang sudah mempunyai keterampilan dalam
penggunaan perkakas gambar
Dengan demikian maka bentuk prosedur belajar mengajar dalam
Gambar Teknik adalah dititikberatkan pada pembentukan keterampilan
dan pengetahuan dalam bentuk pemahaman. Dari segi keterampilan
menggambar akan diperoleh siswa suatu kemampuan menuangkan ide-
idenya di atas kertas dan dari segi pemahaman siswa akan mampu atau
dapat membaca dan memahami gambar yang dibuat orang lain.
Gambar teknik bertujuan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan
informasi penting secara grafik yang diperlukan sebagai metode analisa
atau pembuatan suatu objek, struktur-struktur yang berhubungan dengan
teknik permesinan. Untuk dapat menggunakan gambar sebagai bahasa,
siswa perlu mempunyai kemampuan (penguasaan) dalam menggambar
kemampuan yang harus dimiliki antara lain:
8
a. Memahami gambar teknik
b. Membuat sketsa-sketsa yang digambar secara bebas atau diagram-
diagram detail,
c. Penguasaan seluruh lingkup teknik menggambar yang khas bagi
gambar kerja dalam lapangan kejuruan yang relevan dan
d. Membuat gambar rancangan (design) lengkap
Dengan pengetahuan dasar gambar teknik mesin dan keterampilan
menggambar yang diperoleh tersebut, maka nantinya seorang siswa
mampu menerapkannya dalam perencanaan serta membekali siswa dengan
pengetahuan mulai dari membaca gambar, memahami dan menafsirkan
sampai pada menggambar suatu benda yang utuh.
Pelajaran gambar Teknik Mesin yang di ajarkan di Kelas X Teknik
Mesin, mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai mata pelajaran dasar kejuruan untuk mendukung seluruh
mata pelajaran dalam pembuatan gambar rencana pelaksanaan dan
pembacaan gambar teknik permesinan
b) Dasar pengembangan diri untuk mengikuti kemajuan ilmu dan
teknologi dalam bidang penggambaran teknik permesinan dan
pembacaan gambar teknik permesinan
Sedangkan tujuannya adalah agar siswa mampu menggunakan dan
merawat peralatan gambar teknik sesuai ketentuan yang berlaku untuk
gambar teknik mesin serta menerapkan dasar-dasar gambar teknik
tersebut.
9
Meskipun perkembangan teknologi komputer berkembang pesat,
sehingga penggambaran yang dilakukan dalam teknik mesin saat sekarang
sudah tidak menggunakan pensil, pena gambar (rapido), jangka dan
sebagainya, melainkan menggunakan aplikasi program gambar seperi
penggunaan AutoCad, Solid Work, Pro Engineering, dan program-
program tersebut tetap harus mengacu pada aturan gambar teknik mesin.
Jadi dalam penggunaan garis, huruf, proyeksi dan sebagainya tetap
berdasarkan aturan gambar teknik mesin.
Secara garis besar ruang lingkup pokok bahasan yang diajarkan dan
dipelajari selama semester 1 pada kelas X teknik Mesin adalah :
1) pengenalan, penggunaan dan perawatan peralatan gambar
2) pembuatan gambar garis huruf dan angka
3) kontruksi geometri :
a. membagi garis sama panjang
b. membagi garis menjadi bagian sama besar
c. membagi sudut sama besar
d. membagi sudut menjadi tiga bagian
e. membuat sudut 60°
f. membuat sudut 30°
g. membuat sudut 90°
h. membuat sudut 45°
i. membuat segi empat beraturan
j. segi lima beraturan
10
k. segi enam beraturan
l. segi tujuh beraturan
m. segi –n beraturan
a. Pengenalan, Penggunaan dan Perawatan Peralatan Gambar
Untuk mencapai tujuan menggambar yang baik, yaitu yang memenuhi
standar, kita perlu mempersiapkan alat-alat gambar yang baik pula dan
ditunjang dengan keterampilan menggunakan alat-alat gambar.
Apabila hanya bermodal peralatan lengkap, peserta diklat tentu saja
belum dapat terampil menggambar kalau tanpa latihan. Dengan peralatan
sederhana pun, jika penggunaan alat-alat gambar dilaksanakan dengan
baik, konsekuen dan disiplin, akan membantu di dalam keberhasilan
menggambar.
Eka Yogaswara (1999:13) mengungkapkan, “alat-alat yang biasa
dipakai dalam menggambar teknik mesin antara lain:
1) kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
Table 1. Ukuran kertas gambar
UkuranUkuran (mm) Sisi Kiri
(mm)Sisi Lain
(mm)Lebar PanjangA0 841 1189 20 10A1 594 841 20 10
A2 420 594 20 10
A3 297 420 20 10
A4 210 297 20 5A5 148 210 20 5
Sumber : Eka Yogaswara (2004:15)
2) pensil, pena dan rapido
3) jangka dan kelengkapannya
11
4) macam-macam mistar (Mistar segitiga, Mistar T)
5) mal busur
6) mal huruf dan angka
7) meja gambar dan kelengkapannya
8) penghapus dan pelindung penghapus
b. Pembuatan Gambar Garis, Huruf dan Angka
Dalam gambar teknik mesin dipergunakan beberapa macam garis
yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Masing-
masing garis tersebut dibuat dengan fungsi, bentuk dan tebal yang berbeda
sesuai dengan aturan yang ada
Tabel 2. Jenis-jenis garis
Jenis Garis Keterangan PenggunaanA
Tebal KontinuA1. Garis-garis nyata (gambar)A2. Garis-garis tepi
B
Tipis Kontinu(lurus atau lengkung)
B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer)B2. Garis-garis ulurB3. Garis-garis proyeksi/bantuB4. Garis-garis penunjukB5. Garis-garis arsirB6. Garis-garis nyata dari penampang yang
diputar ditempatB7. Garis sumbu pendek
CTipis Kontinu bebas
C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis
D.Tipis kontinu
dengan sig-sagD1. Sama dengan C1
E Garis gores tebal
E1. Garis nyata terhalangE2. Garis tepi terhalang
F.Garis gores tipis
F1. Garis nyata terhalangF2. Garis Tepi terhalang
G. Garis Bergores tipis
G1. garis sumbuG2. Garis simetriG3. Lintasan
12
H. Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perobahan arah
H1. Garis (bidang) potong
I. Garis bergores tebal
I1 penunjuk permukaan yang harus mendapat penanganan khusus
J.
Garis bergores ganda tipis
J1. Bagian yang berdampinganJ2.Batas-batas kedudukan benda yang
bergerakJ3. Garis sistem (pada baja profil)J4. Bentuk semula sebelum dibentukJ5. Bagian benda yang berada di depan bidang
potong
Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)
Huruf dan angka dipergunakan untuk memperjelas maksud informasi
yang disajikan gambar. Penggunaan huruf dan angka dalam gambar
biasanya untuk menunjukkan besarnya ukuran, keterangan bagian gambar
dan catatan kolom etiket gambar.
Table 3. ukuran huruf dan angka tipe A
Sifat Perbandingan UkuranTinggi huruf hTinggi huruf besarTinggi huruf kecil c(tanpa tangkai dan kaki)
(14/14) h
(10/14) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
--- 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf aJarak minimum antara bGaris
(2/14) h(20/14) h
0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,83,5 5 7 10 14 20 28
Jarak minimum antara eperkataan
(6/14) h 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4
Tebal huruf d 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)
Table 4. ukuran huruf dan angka tipe B
Sifat Perbandingan UkuranTinggi huruf hTinggi huruf besarTinggi huruf kecil c(tanpa tangkai dan kaki)
(10/10) h
(10/14) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
--- 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf aJarak minimum antara bGaris Jarak minimum antara e
(2/14) h(20/14) h
(6/10) h
0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 43,5 5 7 10 14 20 28
1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
13
perkataanTebal huruf d 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)
Bentuk huruf dan angka yang dipergunakan dalam gambar teknik
sudah standar, ada yang tegak dan juga ada yang miring.
c. Kontruksi Geometri
1) Membagi garis sama panjang
Caranya :
(a) gambarkan garis A-B (sembarang)!
(b) lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai
pusatnya!
(c) dengan tidak merubah jangka (r1=2), lingkarkan r2 tersebut
dengan titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D
(d) tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A – B di E,
sehingga AE = EB
Gambar 2.1 Membagi garis A – B sama besar
2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar
Caranya : lihat gambar 2.2
(a) misalkan n = 15 bagian sama besar!
(b) tentukan garis AB dan gambarkan!
14
(c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut
sembarang
(d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1!
(e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r
tersebut dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, ….., sampai
dengan 14!
(f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup)!
(g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1,
2, 3, …, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga
di dapat perpoongan garis di C, D, E dan seterusnya!
Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.
Gambar 2.2 membagi garis menjadi n bagian sama besar
3) Membagi sudut sama Besar
Caranya :
(a) buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar!
(b) tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A,
hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E!
(c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D
dan E, sehingga berpotongan di F!
15
(d) hubungkan garis dari titik A ke titik F!
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC
Gambar 2.3 membagi sudut sama besar
4) Membagi sudut menjadi tiga bagian
Caranya :
(a) gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga
bagian sama besar
(b) perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan!
(c) tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A
hingga berpotongan di E, D, dan F!
(d) tentukan r2=2, r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga
berpotongan di G!
(e) tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H!
(f) bagi tiga panjang H – E hingga di dapat 1 dan 2
(g) tarik garis dari G ke 1’ dam G ke 2’ hingga di dapat I dan J pada
lingkaran!
(h) hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama
besar!
16
Gambar 2.4 membagi sudut menjadi 3 bagian
5) Membuat Sudut 60°
Caranya :
(a) tentukan garis OA mendatar!
(b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di
O!
(c) pindahkan jangka yang berjari-jari r (tidak diubah) dengan titik
pusat di B hingga berpotongan di C!
(d) hubungkan O dengan C!
Diperoleh sudut AOC = 60°
Gambar 2.5 membagi sudut 60°
17
6) Membuat sudut 30°
Caranya :
(a) buat garis OA mendasar!
(b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B
(c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C!
(d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di
E!
(e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunya sudut 30°
Gambar 2.6 membagi sudut 30°
7) Membuat sudut 90°
Cara I :
(a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri!
(b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B dan C!
(c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B
18
dan C hingga berpotongan di D!
(d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90°
Cara II:
(a) tarik garis OA mendatar
(b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O
hingga berpotongan di B!
(c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan
berpotongan di C!
(d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D!
(e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga
berpotongan di E!
(f) hubungkan O dnegan E maka sudut AOE = 90°
Gambar 2.7 membuat sudut 90°
8) Membuat sudut 45°
Caranya :
(a) buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri!
(b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B dan C!
19
(c) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C
hingga berpotongan di D!
(d) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur
lingkaran r1 di E!
(e) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B
dan E hingga berpotongan di F
(f) hubungan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45°!
Gambar 2.8 membuat sudut 45°
9) Membuat segi empat beraturan
Caranya:
(a) tarik garis sumbu AB (mendatar)!
(b) lingkarkan jangka dnegan r – ½ sisi segiempat yang dikehendaki
(lingkaran bertitik pusat di O)!
(c) lingkaran busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat
di A dan B, sehingga didapat titik C dan D!
(d) hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak),
memotong lingkaran di E dan F! tarik garis sejajar AB melali E
dan F!
20
Gambar 2.9. Segi empat beraturan
10) Segi Lima Beraturan
Caranya :
(a) lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O!
(b) tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan
lingaran di A dan B!
(c) lingkarkan janga yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B
hingga berpotongan di C!
(d) tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G!
(e) lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga
memotong lingkaran di titik D dan E, lalu hubungkan D dengan E
hingga memotong sumbu AB di titik F!
(f) ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut
dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H!
(g) ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima
beraturan!
(h) pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L!
21
(i) hubungkan G dengan I, I dengan J, J dengan E, E dengan I dan I
dengan G, sehingga di dapat segi lima beraturan!
Gambar 2.10. Segi lima beraturan
11) Segi Enam Beraturan
Caranya :
(a) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O!
(b) tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan
lingkaran di A dan B!
(c) lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan
titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong
dengan lingkaran di C, D, E dan F!
(d) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F
dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan!
22
Gambar 2.11. Segi Enam Beraturan
12) Segi Tujuh Beraturan
Caranya :
(a) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O!
(b) trik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga di dapat titik potong
A dan B!
(c) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan
perpanjang ke atas!
(d) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar,
hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’!
(e) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2
tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan
perpanjangan AB di E!
(f) ukur dengan jangka dari o ke e (oe=r3) dan lingkarkan r3 tersebut
dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP
di G!
(g) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H!
(h) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh!
23
(i) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya
hingga didapat segitujuh beraturan!
Gambar 2.12. Segi Tujuh Beraturan
13) Segi-n Beraturan
Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat
dilakukan/dilukiskan seperti cara melukiskan segitujuh beraturan;
perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu
garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk
segi-11, maka garis tengahnya dibai menjadi 11 bagian. Sednagkan
untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3 ke titik H
pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 gambar
berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukiskan
dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga di
lukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat
gambar 1.40)
24
Gambar 2.13. Segi-n beraturan
Melihat keduudkan mata pelajaran Gambar Teknik Mesin adalah
termasuk kemampuan dasar yang kuat, luas dan mendasar sebagai
bekal dasar bagi pembelajaran selanjutnya, maka siswa tidak hanya
cukup terampil dalam menggambar saja tetapi harus benar-benar
memahami dasar gambar teknik yang dipelajari tersebut. Maksud
memahami disini adalah benar-benar menguasai semua bentuk atau
ketentuan dasar gambar teknik mesin, sehingga memudahkan siswa
dalam belajar gambar dan memungkinkan mendapatkan nilai tinggi
pun semakin besar.
2. Pengertian Minat Belajar Gambar Teknik
Minat berperan penting dalam kehidupan peserta didik dan
mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan prilaku. Menurut
Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
25
diminati siswa, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang dan
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa
suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh.
Selanjutnya Slameto (2003 : 2) juga berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam belajar
diperlukan pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami,
sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak daapat
dilakukan. Minat dapat membuat perubahaan kelakuan, yang meliputi
seluruh pribadi siswa, baik kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut maka semakin besar pula minatnya. Minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Dalam hal ini ciri-ciri
Siswa yang berminat dalam belajar menurut Slameto (2003 : 58) adalah :
1) mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus;
2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati;
3) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang
lain;
26
4) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Minat belajar siswa dapat tumbuh karena ketertarikkan siswa tersebut
pada mata pelajaran yang ia sukai dan karena pembawaan guru mata
pelajaran yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal
ini guru dapat membangkitkan minat belajar siswa di sekolah. Guru dapat
menumbuhkan minat para peserta didiknya dengan cara sebagai berikut:
1) guru dalam proses belajar mengajar menggunakan alat peraga atau
alat bantu pembelajaran yang menarik;
2) dalam proses belajar mengajar guru jangan terlalu monoton dalam
memberikan penjelasan materi, sesekali berikan suatu permainan
ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan materi;
3) dalam proses belajar mengajar seorang guru harus aktif, kreatif,
dapat mengerti serta menguasai keadaan kelas.
Penumbuhan minat pada siswa yang distimulus oleh guru akan lebih
berhasil lagi bila guru melakukannya secara natural tanpa ada pemaksaaan
sehingga minat akan tumbuh dan menerbitkan inspirasi bagi siswa untuk
belajar lebih baik lagi.
3. Fasilitas Belajar Gambar Teknik
Gambar teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari
seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar teknik sering juga disebut
sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Menurut Takeshi
dan Sugiarto (2000:1) Pelajaran menggambar teknik mengandung prinsip
kecermatan, kerapian, dan kepositifan mengenai informasi yang
27
diperlukan untuk membuat konstruksi yang ada.
Pelajaran mengambar teknik mengembangkan imajinasi yang
demikian essensial bagi terciptanya rancangan yang baik, sehingga gambar
tersebut mampu berfungsi sebagai penyampaian informasi dan
penyimpanan informasi. Oleh karena itu diharapkan gambar teknik harus
mampu meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif.
Keterangan dalam gambar teknik tidak dinyatakan dalam bahasa tetapi
diberikan sebagai lambang-lambang yang telah ditentukan agar mudah
dalam pengerjaannya dan tidak rumit dalam pembacaannya. Untuk itu
perancang harus lebih teliti dalam penentuan lambang pada suatu
konstruksi dan fasilitas gambar yang digunakan dalam pembuatan gambar.
Fasilitas gambar merupakan segala sesuatu yang menunjang
pelaksanaan suatu pekerjaan mengambar teknik. Takeshi dan Sugiarto
(2000:21) menyatakan bahwa “dengan tersedianya fasilitas gambar, siswa
akan memperoleh pengalaman sekaligus keterampilan menggambar sesuai
dengan tujuan instruksional dalam kurikulum yang telah ditentukan”.
Selanjutnya Takeshi dan Sugiarto (2000:3) menambahkan bahwa
jenis-jenis fasilitas gambar pada menggambar teknik antara lain :
a. kertas gambar dengan indikator yaitu Jenis kertas gambar
b. alat Tulis dengan indikator yaitu
a) potlot gambar
b) pensil gambar biasa
c) pensil gambar mekanik
28
c. alat Bantu Gambar dengan indikator yaitu
a) jangka
b) pengaris T
c) mistar skala
d) busur derajat
e) penghapus
f) sepasang mal lengkungan
g) mal bentuk
h) pita gambar (cellotape)
i) pelindung penghapus
j) alas kertas gambar
k) sepasang segitiga
d. tempat gambar dengan indikator yaitu
a) papan gambar
b) meja gambar
e. fasilitas fisik
a) ruangan
b) penerangan
c) ventilasi
d) kenyamanan
e) kebisingan
f) mesin gambar
29
Dengan adanya fasilitas gambar yang bermacam-macam tersebut
Soetarman (1989:32) menyatakan bahwa “fasilitas praktek sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan pendidikan”. Pemilihan jenis dan
jumlah fasilitas harus relevan dengan kurikulum yang dilaksanakan,
dengan demikian hasil kerja yang memuaskan dapat dicapai.
Pengunaan fasilitas gambar yang lengkap oleh siswa akan
memberikan hasil yang sangat berbeda dengan siswa yang tidak
mengunakan fasilitas tersebut. Keunggulan dari siswa yang mengunakan
fasilitas gambar ditampilkan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 5. Keunggulan siswa yang memiliki fasilitas gambar lengkap dibandingkan dengan siswa yang tidak lengkap
NoAspek Yang
dilihat
Fasilitas Gambar
Fasilitas gambar lengkap
Fasilitas gambar tidak lengkap
1 Keterampilan Mampu menggunakan fasilitas gambar dengan baik
Dapat berkembang dengan baik.
Kurang bisa menggunakan fasilitas gambar dengan baik.
Kurang berkembang dengan baik.
2 Hasil gambar Lebih baik Rapi dan baik Selesai tepat waktu
Kurang baik Kurang rapi dan
kurang bersih Selesai tidak tepat
waktu3 Cara belajar/
penggambaran
Penempatan gambar baik
Penggunaan garis dan huruf teratur
Penggunaan garis ukuran lebih baik
Penempatan gambar kurang baik
Penggunaan garis dan huruf kurang teratur
Penggunaan garis ukuran kurang baik
Sumber : Soetarman (1989:32)
4. Keberhasilan Belajar Gambar Teknik
30
Menurut Soetarman (1989:2) “gambar teknik adalah suatu bahasa
grafik yang digunakan manusia di seluruh dunia dan biasanya dapat
menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap gambar, garis
dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian tertentu”. Takeshi dan
Sugiarto (2000:1) menjelaskan bahwa “menggambar teknik disebut juga
bahasa teknik”.
Sebagai bahasa teknik simbol-simbol tersebut secara ringkas sudah
mencakup keterangan-keterangan yang dibutuhkan pada suatu konstruksi.
Menurut Warren (1996:16) “gambar teknik merupakan sarana terpenting
untuk melukiskan daya cipta lewat penggunaan garis”. Hal ini hanya dapat
dicapai oleh pihak yang mengerti dan terdidik begitu juga halnya dengan
siswa yang mempelajari gambar teknik bila siswa mengerti tentunya akan
berhasil mengambar teknik dangan baik.
Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Depdikbud (1999:11) “pendidikan
terdiri dari beberapa komponen antara lain komponen masukan, komponen
instrumen, komponen lingkungan dan komponen produk pendidikan
sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang/individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan”.
Untuk belajar dengan baik dan benar dalam menagambar teknik
siswa membutuhkan guru yang berkompetensi dibidang mengambar
teknik. Tugas guru adalah mengelola bagaimana melaksanakan tugas yang
berhasil dalam pencapaian hasil belajar. Guru dituntut untuk dapat
31
menciptakan situasi sedemikian rupa dan menyediakan kondisi seoptimal
mungkin, untuk merangsang kesadaran siswa dalam mencapai prestasi
yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman (1988:23)
“bahwa fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang
konduktif, sedang yang berperan aktif dan melakukan kegiatan adalah
siswa dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah”.
B. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menghubungkan antara minat dan fasilitas belajar dengan
hasil belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik pada kelas X Program Keahlian
Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014/2015 di SMK N 5 Padang. Dari skema
diatas terdapat hubungan sebagai berikut :
a) Hubungan antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar
Semakin tinggi tingkat belajar atau semakin giat atau tekun
siswa dalam belajar gambar teknik, maka hasil gambar teknik akan
lebih bagus. Dengan demikian diduga ada hubungan antara minat
belajar dengan hasil belajar.
b) Hubungan antara Fasilitas Belajar dengan Hasil Belajar
Apabila seorang siswa atau peserta didik mempunyai fasilitas
belajar yang lengkap, maka hasil belajarnya akan meningkat atau
bagus karena fasilitas belajar merupakan faktor yang menunjang
prestasi belajar dengan tidak menutup kemungkinan adanya faktor-
faktor yang lain. Dengan demikian diduga adanya hubungan antara
fasilitas belajar dengan hasil belajar.
32
c) Hubungan antara Minat Belajar, Fasilitas Belajar dengan Hasil
Belajar
Apabila seorang siswa atau peserta didik memiliki minat dalam
belajar dan didukung dengan fasilitas yang lengkap maka diprediksi
peserta didik tersebut akan memiliki hasil belajar yang maksimal,
bagus ataupun baik karena sebagian faktor penunjang keberhasilan
prestasi belajar terpenuhi.
Untuk lebih jelasnya hubungan pada poin a, b dan c tersebut, alur
penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut :
Gambar 2.14. Kerangka konseptual
C. Pengajuan Hipotesis
Kelengkapan fasilitas menggambar (X2)
Hasil belajar (Y)
Minat belajar (X1)
33
Berdasarkan Penelitian dan Kajian Teori, maka hipotesis pada penelitian
ini adalah :
1. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar
dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang
Tahun Ajaran 2014/2015
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar
dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang
Tahun Ajaran 2014/2015
2. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan
fasilitas dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5
Padang Tahun Ajaran 2014/2015
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas belajar
denbgan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang
Tahun Ajaran 2014/2015
3. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar
dan fasilitas belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar gambr teknik di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran
2014/2015
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan fasilits
belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar gambar
teknik di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2014/2015
34
BAB IIIMETODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
dan asosiatif. Menurut Arikunto (2010: 3) Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal
lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Sedangkan menurut Arikunto (2003: 239), penelitian asosiatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya
hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya
C. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Menurut Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X
Program Keahlian Teknik Pemesinan yang terdaftar di SMK N 5 Padang
Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 121 siswa, secara terinci
disajikan pada Tabel 2
Tabel 6. Jumlah Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik
Pemesinan Smk N 5 Padang
No Kelas Jumlah Siswa
1 X TP 1 30 orang2 XTP 2 30 orang3 XTP 3 31 orang4 XTP 4 30 orang
Total 121 orang
Sumber: Tata Usaha SMK N 5 Padang.
35
36
b) Sampel
Sampel menurut Arikunto (2010:109) adalah “sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah Proportional Random Sampling yaitu jumlah pada masing-
masing strata sebanding dengan jumlah anggota populasi pada masing-
masing stratum populasi. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan
besarnya sampel, yaitu rumus Riduwan (2004: 65) :
n= N
N . d2+1
Dimana :
n : banyak data
N : ukuran sampel
d : persen kelonggaran ketidaktelitian ukuran kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau digunakan 10%.
Sehingga diperoleh sampelnya sebagai berikut :
n= 121
121.0.12+1= 121
2.21=54,75 dibulatkanmenjadi55
Dari rumus Riduwan dengan menggunakan nilai krisis 10%, dari
jumlah populasi 121 maka sampel yang dibutuhkan adalah 55 orang.
Sampel ini diambil dari ke empat (4) lokal kelas X Program Keahlian
Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang.
37
Dari jumlah yang ditentukan, maka penulis mengambil sampel secara
acak dari masing-masing kelas dengan jumlah masing-masing sample
setiap kelasnya dapat di tentukan dengan cara sebagai berikut :
¿=N 1N
× n
Sampel penelitian untuk setiap kelas:
Kelas X TP 1 ¿=30
12154,75
= 13,5 dibulatkan menjadi 14
Kelas X TP 2 ¿=30
12154,75
= 13,5 dibulatkan menjadi 14
Kelas X TP 3 ¿=31
12154,75
= 14,02 dibulatkan menjadi 14
Kelas X TP 4 ¿=30
12154,75
= 13,5 dibulatkan menjadi 13
Untuk lebih jelasnya sebaran sampel penelitian dapat dilihat pada
tabel 3 dibawah ini :
Tabel 7: Penarikan Sampel Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang
Kelas Jumlah Siswa Jumlah sampelX TP 1 30 orang 14X TP 2 30 orang 14X TP 3 31 orang 14X TP 3 30 orang 13Total 121 orang 55
Sumber :Tata Usaha SMK N 5 Padang.
38
D. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perorangan. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:190)
data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama. Data primer, yaitu data yang diperoleh
melalui angket mengenai minat dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar
gambar teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di
SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Data Sekunder
Sangadji dan Sopiah (2010: 190) data sekunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data
sekunder, yaitu nilai rapor dan jumlah siswa kelas X Program Keahlian
Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2015/2016
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melengkapi data dalam membahas masalah ini ada beberapa
teknik yang digunakan :
1. Observasi
Menurut Sugyono (2013: 196) teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
39
terlalu besar. Pada observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data
dengan cara memperoleh informasi secara langsung dan penyebaran
angket secara langsung di tempat objek penelitian yaitu di SMK N 5
Padang.
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2011:140) “Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya”.
3. Angket (Kuesioner)
Menurut Sugyono (2009: 199) kuesioner adalah merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket merupakan bentuk dari data primer yang diberikan langsung
kepada siswa kelas X TP pada gambar teknik, angket ini digunakan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data jawaban angket mengenai pengaruh
minat dan fasilitas belajar.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam peneliian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependent). Sugiyono (2007:4)
menjelaskan bahwa “variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen)”. Dalam penelitian ini
yang dijadikan variabel bebas adalah minat belajar yang diberi lambang (X1)
dan fasilitas belajar diberi lambang (X2).
40
Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Oleh karena itu yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar gambar
teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5
Padang Tahun Ajaran 2015/2016
G. Definisi Operasional Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen (terikat)
dan dua variabel independen (bebas). Hasil belajar merupakan variabel
dependen (terikat), sedangkan Minat belajar dan fasilitas belajar merupakan
variabel independen (bebas). Definisi operasional masing-masing variabel
sebagai berikut:
1. Minat Belajar siswa
Merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Adapun sub variabel dari minat belajar
yaitu:
a. perhatian
b. perasaan
c. potensi
d. aktifitas
Indikator minat belajar siswa adalah :
a. kecenderungan memperhatikan
b. perasan suka dan senang pada hal yang diminati
c. potensi minat siswa terhadap gambar diajarkan guru
41
d. aktifitas mengambar teknik
2. Fasilitas Belajar
Merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan belajar
dirumah untuk mendukung terciptanya prestasi belajar yang baik.
Adapun sub variabel dari Fasilitas Belajar yaitu :
f. kertas gambar dengan indikator yaitu Jenis kertas gambar
g. alat tulis dengan indikator yaitu
d) potlot gambar
e) pensil gambar biasa
f) pensil gambar mekanik
h. alat bantu gambar dengan indikator yaitu
l) jangka
m) pengaris T
n) mistar skala
o) busur derajat
p) penghapus
q) sepasang mal lengkungan
r) mal bentuk
s) pita gambar (cellotape)
t) pelindung penghapus
u) alas kertas gambar
v) sepasang segitiga
42
i. tempat gambar dengan indikator yaitu
c) papan gambar
d) meja gambar
j. fasilitas fisik
a) ruangan
b) penerangan
c) ventilasi
d) kenyamanan
e) kebisingan
f) mesin gambar
3. Hasil Belajar
Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Depdikbud (1999:11) “pendidikan
terdiri dari beberapa komponen antara lain komponen masukan,
komponen instrumen, komponen lingkungan dan komponen produk
pendidikan sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku dalam diri seseorang/individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan”. Hasil Belajar gambar teknik dalam penelitian ini
menggunakan hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Pemesinan SMK N 5 Padang.
43
H. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen
Menurut Arikunto (2010: 203) Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar angket,
yang berisi sejumlah pernyataan tertulis yang akan digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden mengenai minat dan fasilitas
belajar.
Langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut :
a. menganalisis dan pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator
yang diteliti
b. menyusun butir pertanyaan angket berdasarkan indicator yang
telah ditetapkan
c. menguji cobakan angket penelitian
d. menganalisa angket hasil uji coba (validitas, reliabilitas) sampai
didapatkan angket yang baik
Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010: 195).
Angket tertutup dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk skala likert
dengan lima alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memberi
tanda ceklis pada jawaban yang tersedia. Jenis pernyataan ada dua
44
macam yaitu pernyataan positif dengan skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan
negatif dengan skor 1,2,3,4,5.
Tabel 8. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert
Skala LikertSifat Pertanyaan
Positif NegatifSelalu (SL) 5 1Sering (SR) 4 2Kadang Kadang (KK) 3 3Jarang (JR) 2 4Tidak pernah (TP) 1 5
Sumber : Sugiyono (2006)
Sebagai pedoman dalam penyusunan angket, maka disusunlah kisi-
kisi instrumen. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 9. Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen PenelitianVariabel
PenelitianSub
VariabelIndikator
Jumlah Butir
Nomor Butir
Minat belajar (X1)
Slameto
Perhatian Kecenderungan memperhatikan
Perasaan Perasan suka dan senang pada hal yang diminati
Potensi Potensi minat siswa terhadap gambar diajarkan guru
Aktifitas Aktifitas mengambar teknik
Fasilitas Belajar
(X2)
Takeshi dan Sugiarto
Kertas gambar
Jenis kertas gambar
Alat Tulis Potlot gambarPensil gambar biasaPensil gambar mekanik
Alat Bantu Gambar
JangkaPengaris TMistar SkalaBusur derajatPenghapusSepasang mal lengkunganMal bentuk Pita gambar (cellotape)Pelindung penghapus
45
Alas kertas gambarSepasang segitiga
Tempat gambar
Papan gambarMeja gambar
Fasilitas Fisik
RuanganPeneranganVentilasiKenyamananKebisinganmesin Gambar
Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka peneliti menetapkan dua
variabel X dimana variabel Minat belajar sebagai X1 dan variabel
kelengkapan Fasilitas Belajar sebagai X2 dengan hasil belajar yang
menjadi variabel Y.
Untuk mengukur pengaruh minat belajar dan kelengkapan fasilitas
terhadap hasil belajar gambar teknik siswa SMK N 5 Padang, maka
penulis menetapkan beberapa sub variabel dan indikatornya sehingga
dapat dengan mudah merumuskan angket nantinya.
2. Uji coba instrument
Instrumen penelitian ini berupa angket. Angket berisi tentang
pernyataan-pernyataan minat siswa-siswa kelas X Program Keahlian
Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang. Sebelum angket diberikan kepada
responden terlebih dahulu angket harus dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing, setelah itu baru dilaksanakan uji coba. Uji coba ini
digunakan kepada 30 responden untuk menguji tingkat dan reliabilitas
instrument tersebut. Karena 30 responden dianggap cukup untuk
mewakili jumlah responden total karena mendekati Kurve Normal
46
a. Uji Validitas
Untuk menguji apakah setiap butir pernyataan benar-benar dapat
mengungkapkan variabel yang diteliti maka dilakukan analisis
validitas atau kesahihan pertanyaan, semakin tinggi kesahihan
pernyataan berarti semakin tepat pula alat pengukur tersebut. Menurut
Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas yang
dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan
butir dengan skor total pengamatan dengan menggunakan rumus
korelasi produk moment dalam Arikunto (2006 : 170) yaitu :
r = N∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )
√ {N ∑ X2−(∑ X )2}{N∑ Y 2−(∑ Y )2}
Dimana :
r xy = Angka Indeks Korelasi Product Moment
N = Banyak data
∑x = Jumlah nilai data X
∑y = Jumlah nilai data Y
∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
Dengan kriteria pengujian : Jika r hitung ≥ r tabel maka angket
dikatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel maka angket dikatakan tidak
valid.
Jika ro ≥ rtabdinyatakan valid
Jika ro ≤ r tab dinyatakan tidak valid
47
Atau dengan mendeteksi nilai correted item total correlation hasil out
put SPSS. Jika nilai corrected item total correlation yang diperoleh untuk
tiap pernyataan lebih besar dari r table maka data dapat dikatakan valid.
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
diberikan layak digunakan atau tidak.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen
dapat dipercaya (Arikunto, 2006: 188). Uji reliabilitas yang dimaksud
penelitian ini adalah untuk mengetahui kekonsistenan jawaban seseorang
terhadap pernyataan dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dari
waktu ke waktu maka digunakan rumus Alpha Cronbach yang diolah
dengan program SPSS.
r11 = [ K
K−1 ] [1−∑ σ b2
σ12 ]
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrument.
K = Banyaknya pertanyaan atau soal.
∑σ b2 = Jumlah varian butir.
σ 12 = Varian total.
Kriteria pengujian r hitung ≥ r tabel maka dikatakan reliabel, sedangkan
jika r hitung ≤ r tabel maka dikatakan tidak reliabel.
48
Klasifikasi indeks reliabilitas soal digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 10. Klasifikasi Indeks ReliabilitasNo Indeks Reliabilitas Klasifikasi1 0,80-1,00 Sangat tinggi2 0,60-0,79 Tinggi3 0,40-0,59 Cukup tinggi4 0,20-0,39 Rendah5 0,00-0,19 Sangat rendah (tidak reliabel)
Sumber: Riduwan (2006:98)
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksud untuk menggambarkan masing–masing
variabel secara mandiri yaitu pengaruh Minat dan fasilitas belajar terhadap
Hasil belajar gambar teknik siswa SMK N 5 Padang. Analisis ini bertujuan
untuk menggambarkan masing-masing variabel dalam bentuk pernyataan
data ke dalam bentuk hasil distribusi frekuensi kemudian dilakukan
analisis persentase mean standar deviasi dan koefisien variabel serta
memberikan interpretasi analisis tersebut.
Penyebaran variabel yang diteliti dan menghitung nilai pemusatan dan
nilai penyebaran data dengan rumus sebagai berikut:
a. Mean (Rata-rata)
X=∑ Xi
n
Dimana: X= Mean
∑ Xi = Nilai tiap data
n = Jumlah data sampel
49
(Siregar, 2011:20)
b. Median
Me=Bb+P[ 1 /2. n−Jff ]
Dimana: Me = Median
Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai median
n = Jumlah data
P = Panjang kelas
f = Banyak frekuensi kelas median
Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median
(Siregar, 2011:33)
c. Modus
Mo=Bb+P[ F1
F1+F2]
Dimana:
Mo = Modus
Bb = Batas bawah kelas yang mengandung nilai modus
P = Panjang kelas
F1 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan
frekuensi sebelum kelas modus
F2=¿ Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan
frekuensi sesudah kelas modus
(Siregar, 2011:31)
50
d. Standar Deviasi
S=√∑ ( Xi−X )2
n−1
Dimana:
S = Standar Deviasi
Xi = Data pengukuran
n = jumlah data
(Siregar, 2011:45)
dapat dihitung persentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut
P= FN
x 100 %
Dimana: P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
100% = Angka tetapan untuk persentase
Untuk menghitung nilai rata-rata skor masing-masing pernyataan
dalam kuesioner digunakan rumus, untuk pernyataan positif digunakan
rumus :
Rata−rata skor=(5 xSL )+( 4 xSR )+(3 xKD )+(2xJR )+(1xTP)
SL+SR+KD+JR+TP
Sedangkan untuk pernyataan negatif dengan rumus :
Rata – rata skor = (1x SL )+(2 x SR )+(3 x KD )+( 4 x JR )+(5 xTP )
N
Dimana: SL = Selalu
51
SR= Sering
KD = Kadang-kadang
JR= Jarang
TP= Tidak Pernah
Untuk nilai ketercapaian responden dipergunakan klasifikasi dengan
rumus sebagai berikut:
TCR= Rata−rata skor5
x 100 %
Dengan ketentuan seperti yang terlihat sebagai berikut:
a. Jika TCR berkisar antara 87 - 100% kategorinya adalah sangat baik
b. Jika TCR berkisar antara 70 – 86% kategorinya adalah baik
c. Jika TCR berkisar antara 53 – 69% kategorinya adalah cukup
d. Jika TCR berkisar antara 36 – 52% kategorinya adalah rendah
e. Jika TCR berkisar antara 20 – 35% kategorinya adalah sangat rendah.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas residual metode OLS yang dapat dideteksi dari
metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B), metode JB ini
didasarkan pada besar sampel yang bersifat asymptotic (Widarjono:
2007). Untuk menghitung JB digunakan rumus sbb :
Dimana :
JB= n [ S2
6+
( K−3 )2
24 ]
52
JB = Stattistik Jarque-Bera
S = Koefisien Skewness
K = Koefisien Kurtosis
Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai
koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi
secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan
nol. Nilai statistic JB ini berdasarkan pada distribusi Chi-Squares
dengan derajat bebas (df) 2. Jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB
besar atau kecil dengan kata lain jika nilai statistik dari JB ini tidak
signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa residual mempunyai
distribusi normal karena nilai JB mendekati nol. Sebaliknya jika nilai
probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita menolak
hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai
statistik JB tidak sama dengan nol.
b. Uji Linearitas Data
Uji linearitas untuk mengetahui apakah hubungan variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) bersifat linear atau tidak, dan untuk
mengetahui apakah model pengolahan data yang digunakan cocok
dengan model penelitian. Pengujian linearitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 17.0
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini ada 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat,
maka model yang dipergunakan adalah dengan pendekatan regresi
53
berganda. Analisis ini dipakai untuk mengetahui signifikasi antara
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas tersebut dapat
diformulasikan dalam model persamaan berikut:
Y= α + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Hasil belajar
α = Konstanta
b1 = Koefisien regresi X1
b2 = Koefisien regresi X2
X1 = Skor tentang Minat Belajar
X2 = Skor tentang fasilitas belajar
e = Kesalahan pengganggu
d. Koefisien Determinasi (R2 )
Uji determinasi merupakan suatu ukuran dalam regresi untuk
menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.
Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar
variasi dari variabel terikat (Y) dapat diterangkan oleh variabel bebas
(X). Bila nilai R2 = 0 , artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan
oleh variabel X sama sekali. Dengan kata lain, bila nilai R2 = 1,
artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh
variabel X. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 – 1. Nilai
koefisien determinasi diperoleh dengan menggunakan program SPSS
versi 16. (Ghozali, 2011: 97).
54
R2 = ESSTSS
Dimana :
ESS = Explaned Sum Square (Jumlah kuadrat yang dijelaskan)
TSS = Total Sum Square (Jumlah total kuadrat).
3. Uji Hipotesis
a. Uji Korelasi Product Moment
Untuk menguji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
korelasi product moment. Korelasi product moment bertujuan untuk
menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikatnya, di mana
salah satu diantaranya ada yang dibuat konstan, Sudjana (1996: 365),
pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 17.0
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang digunakan diterima atau
ditolak maka harga r hitung dibandingkan dengan r table dengan
ketentuan sebagai berikut :
rhitung > rtable = hipotesis diterima rhitung < rtable = hipotesis di tolak
Untuk mengetahui tahap hubungan diantara variabel, maka nilai r
yang diperoleh diartikan menggunakan table 7 berikut :
Table 11. Interpretasi Nilai r
No Nilai r Kekuatan Hubungan1234
0,8 – 1 0,6 – 0,80,4 – 0,60,2 – 0,4
TinggiCukupAgak rendahRendah
55
5 0,00 – 0,2 Sangat rendahSumber : Suharsimi Arikunto
Untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) dapat dilihat dengan menggunakan koefisien
determinasi (koefisien Penentu)
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui keberartian hubungan antara
minat dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK
Negeri 5 Padang, dengan Uji Signifikan dengan rumus (Riduwan:
2005) :
t=r √ n−21−r2
Keterangan: t = nilai hitung
r = koefisien Korelasi
n = jumlah sampel
c. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah hasil analisis regresi
berganda modelnya sudah fix atau belum dan untuk dapat mengetahui
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat secara keseluruhan
atau secara simultan. Patokan yang digunakan dalam pengujian ini
adalah membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan derajat
signifikan pada level α = 0,05. Apabila nilai sig yang diperoleh lebih
kecil dari derajat signifikansi maka model yang digunakan sudah fix.
56
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji F menurut Irianto
(2010: 207) adalah:
Fh itung=R2/k
(1−R2)/(n−k−1)
Dimana: F = Uji F
R2 = Koefisien determinan
k = Jumlah variabel bebas
n= Jumlah sampel
Hipotesis yang diuji dengan F ratio ini, kriterianya sebagai
berikut, setelah diperoleh nilai Fhitung selanjutnya dibandingkan. Jika
Fhitung ≥ Ftabel atau sig ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
berarti secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig ≥ α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak
mempengaruhi variabel terikat. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05.