bab i.doc

83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menggambar teknik adalah cara atau proses penyampaian informasi dan cara berfikir seorang teknik yang dituangkan ke dalam kertas gambar dengan menggunakan alat gambar dan simbol-simbol tertentu sebagai bahasa teknik sesuai dengan standar ISO yang idenya bermula dari perancang dan diteruskan kepada pembuat atau operator. Pada kurikulum SMK Menggambar Teknik merupakan mata pelajaran kompetensi. Mata pelajaran menggambar teknik penting bagi siswa untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami gambar yang berperan sebagai alat komunikasi bagi orang teknik. Keberhasilan siswa dalam memahami gambar teknik akan memberikan pengaruh pada pencapaian hasil belajarnya yang optimal. Namun keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor internal (dari dalam diri) dan 1

Upload: cici-cweety-chaniago

Post on 10-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menggambar teknik adalah cara atau proses penyampaian informasi dan

cara berfikir seorang teknik yang dituangkan ke dalam kertas gambar dengan

menggunakan alat gambar dan simbol-simbol tertentu sebagai bahasa teknik

sesuai dengan standar ISO yang idenya bermula dari perancang dan diteruskan

kepada pembuat atau operator. Pada kurikulum SMK Menggambar Teknik

merupakan mata pelajaran kompetensi. Mata pelajaran menggambar teknik

penting bagi siswa untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami gambar

yang berperan sebagai alat komunikasi bagi orang teknik.

Keberhasilan siswa dalam memahami gambar teknik akan memberikan

pengaruh pada pencapaian hasil belajarnya yang optimal. Namun keberhasilan

siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum

dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu faktor internal (dari dalam

diri) dan faktor eksternal (dari luar diri). Diantara faktor internal adalah :

intelegensi, minat, bakat, motivasi, dll. Sementara faktor eksternal diantaranya

; kurikulum, interaksi guru, siswa, lingkungan, keluarga, fasilitas, sarana

prasarana dll. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan

siswa dalam belajar, maka dalam penelitian ini bahasan hanya akan

difokuskan pada factor minat dan ketersediaan fasilitas belajar saja.

Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan

belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang tertentu akan

1

berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa yang

tidak menaruh minat. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk

berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni.

Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu,

maka ia akan senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan

senang menekuninya dengan sungguh - sungguh tanpa adanya paksaan.

Apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat

dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah

merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan menyenangi pelajaran

tersebut serta dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid

merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan

merasa terpaksa mengikuti pelajaran tersebut.

Selanjutnya ketersediaan fasilitas belajar atau kelengkapan fasilitas

belajar merupakan faktor penunjang dalam pembelajaran. Kelengkapan

fasilitas belajar dalam membuat gambar teknik tersebut meliputi: ruang

belajar, peralatan menggambar, penerangan ruangan, suasana tempat belajar

dan waktu belajar. Setiap unsur fasilitas tersebut saling terkait dan saling

menunjang dalam mendorong peningkatan semangat belajar siswa untuk

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Kemajuan IPTEK yang semakin cepat menuntut siswa untuk kreatif,

mandiri dan inovatif dalam mengembangkan diri, kemampuan dan

keterampilan khususnya penguasaan menggambar teknik. Dalam kurikulum

2

SMK terdapat tujuan utama dalam pencapaian pembelajaran yaitu

menciptakan siswa yang mengerti dan memahami cara penggunaan alat atau

membaca simbol pada gambar teknik, sebagai alat penyampaian informasi

yang baik. Pada saat ini tujuan inilah yang belum dapat dicapai sepenuhnya.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar menggambar teknik yang penulis ambil

dari SMK N 5 Padang, pada semester ganjil tahun 2013 rata-rata nilai

menggambar teknik adalah 6,5 dan pada semester ganjil tahun 2014 rata-rata

nilai menggambar teknik 6,4. Dari data ini dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

menggambar teknik relatif tidak memenuhi standar ketuntasan minimum. Hal

ini harus diatasi untuk peningkatan kualitas siswa SMK khususnya hasil

belajar menggambar teknik.

Banyak faktor penyebab nilai rata-rata menggambar teknik relatif rendah

diantaranya dapat disebabkan oleh minat belajar, sarana gambar, fasilitas

pendukung menggambar kurang memadai sehingga proses pembelajaran tidak

tercapai dengan baik, karena alat gambar ini merupakan faktor utama untuk

melakukan aktifitas belajar mengambar agar kemampuan, ide, seni dan

keterampilan siswa dapat tertuang ke dalam kertas gambar.

Disamping itu berdasarkan pengamatan penulis waktu melaksanakan

observasi di SMK N 5 Padang terlihat bahwa fasilitas untuk belajar gambar

teknik kurang memadai. fasilitas yang dimiliki saat itu diantaranya adalah

meja gambar yang tersedia hanya 27 dari 31 siswa, pencahayaan ruangan agak

gelap dan lain-lain. Fasilitas gambar yang dimiliki siswa juga sangat terbatas

seperti siswa tidak memiliki siku-siku, jangka dan lain-lain.

3

Bertitik tolak dari hal di atas penulis mengangkat topik permasalahan ini

sebagai Skripsi dengan judul “Hubungan Minat dan Fasilitas Belajar

Terhadap Hasil Belajar Gambar Teknik Siswa Kelas X Teknik Pemesinan

Di SMK N 5 Padang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis

mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya minat belajar pada mata pelajaran gambar teknik pada

program keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang

2. Fasilitas gambar pada Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5

Padang belum lengkap.

3. Masih rendahnya nilai mata pelajaran Gambar teknik siswa kelas X

Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2015/2016.

4. Peralatan yang dimiliki siswa sangat terbatas

C. Pembatasan Masalah

Untuk pencapaian sasaran penelitian ini penulis membatasi permasalahan

hanya pada Hubungan Minat dan Fasilitas Belajar Terhap Hasil Belajar

Gambar Teknik Siswa Kelas X Teknik Pemesinan Di SMK N 5 sebagai

berikut:

1. Minat dalam penelitian ini adalah minat belajar pada mata pelajaran

gambar teknik pada program keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5

Padang

4

2. Kelengkapan fasilitas gambar dalam penelitian ini hanya fasilitas gambar

yang harus dimiliki oleh Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N

5 Padang dan yang dimiliki siswa

3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai mata rapor pada pelajaran

Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara minat belajar terhadap hasil belajar gambar

teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang.

2. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar

gambar teknik siswa kelas X Teknk Pemesinan di SMK N 5 Padang.

3. Apakah ada hubungan antara minat dan fasilitas belajar secara bersama-

sama terhadap hasil belajar gambar teknik siswa kelas X teknik

pemesinan di SMK N 5 Padang.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan

hasil belajar gambar teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK N 5

Padang.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara fasilitas belajar

dengan hasil belajar gambar teknik siswa kelas X Teknik Pemesinan di

SMK N 5 Padang.

5

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan minat dan fasilitas belajar

secara bersama-sama terhadap hasil belajar gambar teknik siswa kelas

Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2015/2016 SMK N 5

Padang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan masukan kepada pihak pengambil kebijaksanaan

pendidikan, tentang hubungan antara kelengkapan fasilitas dan hasil

belajar gambar teknik agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan

semaksimal mungkin.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perhatian bagi pengelola

pendidikan, khususnya guru bidang studi gambar teknik agar dapat

meningkatkan hasil pembelajaran pada anak didik.

3. Sebagai bahan masukan bagi para guru-guru SMK N 5 Padang dalam

meningkatkan hasil belajar gambar teknik.

6

BAB IIBAHASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Gambar Teknik

Gambar teknik adalah bahasa penting untuk saran komunikasi dalam

dunia industri dan ilmiah. Nama yang dipakai untuk menyatakan istilah

gambar teknik tersebut bermacam-macam, diantaranya sketsa-sketsa

gagasan, perencanaan, gambar bestek yang lengkap detail-detailnya,

sehingga semua orang bisa membaca gambar itu dilapangan

Eka yogaswara (1999:14) mengatakan “cara untuk mengungkapkan

atau menyampaikan ide-ide tentang keteknikan dengan seefektif dan

seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan media berupa gambar

teknik”. Jadi gambar teknik adalah gambar-gambar yang diterapkan untuk

penggunaan keteknikan dan merupakan perencanaan dan spesifikasi-

spesifikasi hubungan antara benda-benda pisik dan datanya secara grafik,

yang biasa dipakai dalam teknik permesinan

Apabila akan dibuat suatu benda kerja di dalam industri permesinan

maka pemesan atau perencana cukup memberikan gambar kerja pada

pelaksana atau teknisi, tidak perlu membawa contoh benda aslinya yang

akan dibuat. Muhammad Khumaedi (2008:4) mengatakan bahwa gambar

berfungsi sebagai bahasa teknik” di Industri permesinan. Agar dapat

melakukan fungsinya sebagai bahasa teknik, maka perlu penguasaan di

dalam : (a) penggunaan perkakas gambar, b) membuat gambar teknik

7

sendiri, dan (c) memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang

lain.

Dari uraian di atas, maka kemampuan dalam menggambar teknik

mesin dapat dilihat dari bagaimana ia memahami atau membaca gambar

yang dibuat oleh orang lain dan bagaimana kinerjanya dalam membuat

gambar agar dapat dipahami oleh orang lain, sedangkan kemampuan

penggunaan perkakas gambar sudah termasuk dalam kemampuan

membuat gambar, sebab bagaimanapun hasil gambar yang standar pasti

diperoleh dari seseorang yang sudah mempunyai keterampilan dalam

penggunaan perkakas gambar

Dengan demikian maka bentuk prosedur belajar mengajar dalam

Gambar Teknik adalah dititikberatkan pada pembentukan keterampilan

dan pengetahuan dalam bentuk pemahaman. Dari segi keterampilan

menggambar akan diperoleh siswa suatu kemampuan menuangkan ide-

idenya di atas kertas dan dari segi pemahaman siswa akan mampu atau

dapat membaca dan memahami gambar yang dibuat orang lain.

Gambar teknik bertujuan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan

informasi penting secara grafik yang diperlukan sebagai metode analisa

atau pembuatan suatu objek, struktur-struktur yang berhubungan dengan

teknik permesinan. Untuk dapat menggunakan gambar sebagai bahasa,

siswa perlu mempunyai kemampuan (penguasaan) dalam menggambar

kemampuan yang harus dimiliki antara lain:

8

a. Memahami gambar teknik

b. Membuat sketsa-sketsa yang digambar secara bebas atau diagram-

diagram detail,

c. Penguasaan seluruh lingkup teknik menggambar yang khas bagi

gambar kerja dalam lapangan kejuruan yang relevan dan

d. Membuat gambar rancangan (design) lengkap

Dengan pengetahuan dasar gambar teknik mesin dan keterampilan

menggambar yang diperoleh tersebut, maka nantinya seorang siswa

mampu menerapkannya dalam perencanaan serta membekali siswa dengan

pengetahuan mulai dari membaca gambar, memahami dan menafsirkan

sampai pada menggambar suatu benda yang utuh.

Pelajaran gambar Teknik Mesin yang di ajarkan di Kelas X Teknik

Mesin, mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Sebagai mata pelajaran dasar kejuruan untuk mendukung seluruh

mata pelajaran dalam pembuatan gambar rencana pelaksanaan dan

pembacaan gambar teknik permesinan

b) Dasar pengembangan diri untuk mengikuti kemajuan ilmu dan

teknologi dalam bidang penggambaran teknik permesinan dan

pembacaan gambar teknik permesinan

Sedangkan tujuannya adalah agar siswa mampu menggunakan dan

merawat peralatan gambar teknik sesuai ketentuan yang berlaku untuk

gambar teknik mesin serta menerapkan dasar-dasar gambar teknik

tersebut.

9

Meskipun perkembangan teknologi komputer berkembang pesat,

sehingga penggambaran yang dilakukan dalam teknik mesin saat sekarang

sudah tidak menggunakan pensil, pena gambar (rapido), jangka dan

sebagainya, melainkan menggunakan aplikasi program gambar seperi

penggunaan AutoCad, Solid Work, Pro Engineering, dan program-

program tersebut tetap harus mengacu pada aturan gambar teknik mesin.

Jadi dalam penggunaan garis, huruf, proyeksi dan sebagainya tetap

berdasarkan aturan gambar teknik mesin.

Secara garis besar ruang lingkup pokok bahasan yang diajarkan dan

dipelajari selama semester 1 pada kelas X teknik Mesin adalah :

1) pengenalan, penggunaan dan perawatan peralatan gambar

2) pembuatan gambar garis huruf dan angka

3) kontruksi geometri :

a. membagi garis sama panjang

b. membagi garis menjadi bagian sama besar

c. membagi sudut sama besar

d. membagi sudut menjadi tiga bagian

e. membuat sudut 60°

f. membuat sudut 30°

g. membuat sudut 90°

h. membuat sudut 45°

i. membuat segi empat beraturan

j. segi lima beraturan

10

k. segi enam beraturan

l. segi tujuh beraturan

m. segi –n beraturan

a. Pengenalan, Penggunaan dan Perawatan Peralatan Gambar

Untuk mencapai tujuan menggambar yang baik, yaitu yang memenuhi

standar, kita perlu mempersiapkan alat-alat gambar yang baik pula dan

ditunjang dengan keterampilan menggunakan alat-alat gambar.

Apabila hanya bermodal peralatan lengkap, peserta diklat tentu saja

belum dapat terampil menggambar kalau tanpa latihan. Dengan peralatan

sederhana pun, jika penggunaan alat-alat gambar dilaksanakan dengan

baik, konsekuen dan disiplin, akan membantu di dalam keberhasilan

menggambar.

Eka Yogaswara (1999:13) mengungkapkan, “alat-alat yang biasa

dipakai dalam menggambar teknik mesin antara lain:

1) kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)

Table 1. Ukuran kertas gambar

UkuranUkuran (mm) Sisi Kiri

(mm)Sisi Lain

(mm)Lebar PanjangA0 841 1189 20 10A1 594 841 20 10

A2 420 594 20 10

A3 297 420 20 10

A4 210 297 20 5A5 148 210 20 5

Sumber : Eka Yogaswara (2004:15)

2) pensil, pena dan rapido

3) jangka dan kelengkapannya

11

4) macam-macam mistar (Mistar segitiga, Mistar T)

5) mal busur

6) mal huruf dan angka

7) meja gambar dan kelengkapannya

8) penghapus dan pelindung penghapus

b. Pembuatan Gambar Garis, Huruf dan Angka

Dalam gambar teknik mesin dipergunakan beberapa macam garis

yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Masing-

masing garis tersebut dibuat dengan fungsi, bentuk dan tebal yang berbeda

sesuai dengan aturan yang ada

Tabel 2. Jenis-jenis garis

Jenis Garis Keterangan PenggunaanA

Tebal KontinuA1. Garis-garis nyata (gambar)A2. Garis-garis tepi

B

Tipis Kontinu(lurus atau lengkung)

B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer)B2. Garis-garis ulurB3. Garis-garis proyeksi/bantuB4. Garis-garis penunjukB5. Garis-garis arsirB6. Garis-garis nyata dari penampang yang

diputar ditempatB7. Garis sumbu pendek

CTipis Kontinu bebas

C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores tipis

D.Tipis kontinu

dengan sig-sagD1. Sama dengan C1

E Garis gores tebal

E1. Garis nyata terhalangE2. Garis tepi terhalang

F.Garis gores tipis

F1. Garis nyata terhalangF2. Garis Tepi terhalang

G. Garis Bergores tipis

G1. garis sumbuG2. Garis simetriG3. Lintasan

12

H. Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perobahan arah

H1. Garis (bidang) potong

I. Garis bergores tebal

I1 penunjuk permukaan yang harus mendapat penanganan khusus

J.

Garis bergores ganda tipis

J1. Bagian yang berdampinganJ2.Batas-batas kedudukan benda yang

bergerakJ3. Garis sistem (pada baja profil)J4. Bentuk semula sebelum dibentukJ5. Bagian benda yang berada di depan bidang

potong

Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)

Huruf dan angka dipergunakan untuk memperjelas maksud informasi

yang disajikan gambar. Penggunaan huruf dan angka dalam gambar

biasanya untuk menunjukkan besarnya ukuran, keterangan bagian gambar

dan catatan kolom etiket gambar.

Table 3. ukuran huruf dan angka tipe A

Sifat Perbandingan UkuranTinggi huruf hTinggi huruf besarTinggi huruf kecil c(tanpa tangkai dan kaki)

(14/14) h

(10/14) h

2,5 3,5 5 7 10 14 20

--- 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antara huruf aJarak minimum antara bGaris

(2/14) h(20/14) h

0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,83,5 5 7 10 14 20 28

Jarak minimum antara eperkataan

(6/14) h 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4

Tebal huruf d 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4

Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)

Table 4. ukuran huruf dan angka tipe B

Sifat Perbandingan UkuranTinggi huruf hTinggi huruf besarTinggi huruf kecil c(tanpa tangkai dan kaki)

(10/10) h

(10/14) h

2,5 3,5 5 7 10 14 20

--- 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antara huruf aJarak minimum antara bGaris Jarak minimum antara e

(2/14) h(20/14) h

(6/10) h

0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 43,5 5 7 10 14 20 28

1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2

13

perkataanTebal huruf d 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2

Sumber : Eka Yogaswara (1999:33)

Bentuk huruf dan angka yang dipergunakan dalam gambar teknik

sudah standar, ada yang tegak dan juga ada yang miring.

c. Kontruksi Geometri

1) Membagi garis sama panjang

Caranya :

(a) gambarkan garis A-B (sembarang)!

(b) lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai

pusatnya!

(c) dengan tidak merubah jangka (r1=2), lingkarkan r2 tersebut

dengan titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D

(d) tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A – B di E,

sehingga AE = EB

Gambar 2.1 Membagi garis A – B sama besar

2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar

Caranya : lihat gambar 2.2

(a) misalkan n = 15 bagian sama besar!

(b) tentukan garis AB dan gambarkan!

14

(c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut

sembarang

(d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1!

(e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r

tersebut dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, ….., sampai

dengan 14!

(f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup)!

(g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1,

2, 3, …, dan seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga

di dapat perpoongan garis di C, D, E dan seterusnya!

Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.

Gambar 2.2 membagi garis menjadi n bagian sama besar

3) Membagi sudut sama Besar

Caranya :

(a) buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar!

(b) tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A,

hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E!

(c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D

dan E, sehingga berpotongan di F!

15

(d) hubungkan garis dari titik A ke titik F!

Diperoleh sudut BAF = sudut FAC

Gambar 2.3 membagi sudut sama besar

4) Membagi sudut menjadi tiga bagian

Caranya :

(a) gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga

bagian sama besar

(b) perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan!

(c) tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A

hingga berpotongan di E, D, dan F!

(d) tentukan r2=2, r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga

berpotongan di G!

(e) tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H!

(f) bagi tiga panjang H – E hingga di dapat 1 dan 2

(g) tarik garis dari G ke 1’ dam G ke 2’ hingga di dapat I dan J pada

lingkaran!

(h) hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama

besar!

16

Gambar 2.4 membagi sudut menjadi 3 bagian

5) Membuat Sudut 60°

Caranya :

(a) tentukan garis OA mendatar!

(b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di

O!

(c) pindahkan jangka yang berjari-jari r (tidak diubah) dengan titik

pusat di B hingga berpotongan di C!

(d) hubungkan O dengan C!

Diperoleh sudut AOC = 60°

Gambar 2.5 membagi sudut 60°

17

6) Membuat sudut 30°

Caranya :

(a) buat garis OA mendasar!

(b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga

berpotongan di B

(c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C!

(d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di

E!

(e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunya sudut 30°

Gambar 2.6 membagi sudut 30°

7) Membuat sudut 90°

Cara I :

(a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri!

(b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga

berpotongan di B dan C!

(c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B

18

dan C hingga berpotongan di D!

(d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90°

Cara II:

(a) tarik garis OA mendatar

(b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O

hingga berpotongan di B!

(c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan

berpotongan di C!

(d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D!

(e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga

berpotongan di E!

(f) hubungkan O dnegan E maka sudut AOE = 90°

Gambar 2.7 membuat sudut 90°

8) Membuat sudut 45°

Caranya :

(a) buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri!

(b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga

berpotongan di B dan C!

19

(c) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C

hingga berpotongan di D!

(d) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur

lingkaran r1 di E!

(e) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B

dan E hingga berpotongan di F

(f) hubungan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45°!

Gambar 2.8 membuat sudut 45°

9) Membuat segi empat beraturan

Caranya:

(a) tarik garis sumbu AB (mendatar)!

(b) lingkarkan jangka dnegan r – ½ sisi segiempat yang dikehendaki

(lingkaran bertitik pusat di O)!

(c) lingkaran busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat

di A dan B, sehingga didapat titik C dan D!

(d) hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak),

memotong lingkaran di E dan F! tarik garis sejajar AB melali E

dan F!

20

Gambar 2.9. Segi empat beraturan

10) Segi Lima Beraturan

Caranya :

(a) lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O!

(b) tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan

lingaran di A dan B!

(c) lingkarkan janga yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B

hingga berpotongan di C!

(d) tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G!

(e) lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga

memotong lingkaran di titik D dan E, lalu hubungkan D dengan E

hingga memotong sumbu AB di titik F!

(f) ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut

dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H!

(g) ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima

beraturan!

(h) pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L!

21

(i) hubungkan G dengan I, I dengan J, J dengan E, E dengan I dan I

dengan G, sehingga di dapat segi lima beraturan!

Gambar 2.10. Segi lima beraturan

11) Segi Enam Beraturan

Caranya :

(a) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O!

(b) tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan

lingkaran di A dan B!

(c) lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan

titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong

dengan lingkaran di C, D, E dan F!

(d) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F

dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan!

22

Gambar 2.11. Segi Enam Beraturan

12) Segi Tujuh Beraturan

Caranya :

(a) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O!

(b) trik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga di dapat titik potong

A dan B!

(c) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan

perpanjang ke atas!

(d) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar,

hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’!

(e) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2

tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan

perpanjangan AB di E!

(f) ukur dengan jangka dari o ke e (oe=r3) dan lingkarkan r3 tersebut

dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP

di G!

(g) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H!

(h) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh!

23

(i) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya

hingga didapat segitujuh beraturan!

Gambar 2.12. Segi Tujuh Beraturan

13) Segi-n Beraturan

Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat

dilakukan/dilukiskan seperti cara melukiskan segitujuh beraturan;

perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu

garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk

segi-11, maka garis tengahnya dibai menjadi 11 bagian. Sednagkan

untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3 ke titik H

pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 gambar

berikut.

Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukiskan

dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga di

lukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat

gambar 1.40)

24

Gambar 2.13. Segi-n beraturan

Melihat keduudkan mata pelajaran Gambar Teknik Mesin adalah

termasuk kemampuan dasar yang kuat, luas dan mendasar sebagai

bekal dasar bagi pembelajaran selanjutnya, maka siswa tidak hanya

cukup terampil dalam menggambar saja tetapi harus benar-benar

memahami dasar gambar teknik yang dipelajari tersebut. Maksud

memahami disini adalah benar-benar menguasai semua bentuk atau

ketentuan dasar gambar teknik mesin, sehingga memudahkan siswa

dalam belajar gambar dan memungkinkan mendapatkan nilai tinggi

pun semakin besar.

2. Pengertian Minat Belajar Gambar Teknik

Minat berperan penting dalam kehidupan peserta didik dan

mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan prilaku. Menurut

Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang

25

diminati siswa, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang dan

diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa

suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh.

Selanjutnya Slameto (2003 : 2) juga berpendapat bahwa belajar adalah

suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam belajar

diperlukan pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami,

sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak daapat

dilakukan. Minat dapat membuat perubahaan kelakuan, yang meliputi

seluruh pribadi siswa, baik kognitif, psikomotorik, maupun afektif.

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut maka semakin besar pula minatnya. Minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Dalam hal ini ciri-ciri

Siswa yang berminat dalam belajar menurut Slameto (2003 : 58) adalah :

1) mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus;

2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati;

3) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang

lain;

26

4) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Minat belajar siswa dapat tumbuh karena ketertarikkan siswa tersebut

pada mata pelajaran yang ia sukai dan karena pembawaan guru mata

pelajaran yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal

ini guru dapat membangkitkan minat belajar siswa di sekolah. Guru dapat

menumbuhkan minat para peserta didiknya dengan cara sebagai berikut:

1) guru dalam proses belajar mengajar menggunakan alat peraga atau

alat bantu pembelajaran yang menarik;

2) dalam proses belajar mengajar guru jangan terlalu monoton dalam

memberikan penjelasan materi, sesekali berikan suatu permainan

ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan materi;

3) dalam proses belajar mengajar seorang guru harus aktif, kreatif,

dapat mengerti serta menguasai keadaan kelas.

Penumbuhan minat pada siswa yang distimulus oleh guru akan lebih

berhasil lagi bila guru melakukannya secara natural tanpa ada pemaksaaan

sehingga minat akan tumbuh dan menerbitkan inspirasi bagi siswa untuk

belajar lebih baik lagi.

3. Fasilitas Belajar Gambar Teknik

Gambar teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari

seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar teknik sering juga disebut

sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Menurut Takeshi

dan Sugiarto (2000:1) Pelajaran menggambar teknik mengandung prinsip

kecermatan, kerapian, dan kepositifan mengenai informasi yang

27

diperlukan untuk membuat konstruksi yang ada.

Pelajaran mengambar teknik mengembangkan imajinasi yang

demikian essensial bagi terciptanya rancangan yang baik, sehingga gambar

tersebut mampu berfungsi sebagai penyampaian informasi dan

penyimpanan informasi. Oleh karena itu diharapkan gambar teknik harus

mampu meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif.

Keterangan dalam gambar teknik tidak dinyatakan dalam bahasa tetapi

diberikan sebagai lambang-lambang yang telah ditentukan agar mudah

dalam pengerjaannya dan tidak rumit dalam pembacaannya. Untuk itu

perancang harus lebih teliti dalam penentuan lambang pada suatu

konstruksi dan fasilitas gambar yang digunakan dalam pembuatan gambar.

Fasilitas gambar merupakan segala sesuatu yang menunjang

pelaksanaan suatu pekerjaan mengambar teknik. Takeshi dan Sugiarto

(2000:21) menyatakan bahwa “dengan tersedianya fasilitas gambar, siswa

akan memperoleh pengalaman sekaligus keterampilan menggambar sesuai

dengan tujuan instruksional dalam kurikulum yang telah ditentukan”.

Selanjutnya Takeshi dan Sugiarto (2000:3) menambahkan bahwa

jenis-jenis fasilitas gambar pada menggambar teknik antara lain :

a. kertas gambar dengan indikator yaitu Jenis kertas gambar

b. alat Tulis dengan indikator yaitu

a) potlot gambar

b) pensil gambar biasa

c) pensil gambar mekanik

28

c. alat Bantu Gambar dengan indikator yaitu

a) jangka

b) pengaris T

c) mistar skala

d) busur derajat

e) penghapus

f) sepasang mal lengkungan

g) mal bentuk

h) pita gambar (cellotape)

i) pelindung penghapus

j) alas kertas gambar

k) sepasang segitiga

d. tempat gambar dengan indikator yaitu

a) papan gambar

b) meja gambar

e. fasilitas fisik

a) ruangan

b) penerangan

c) ventilasi

d) kenyamanan

e) kebisingan

f) mesin gambar

29

Dengan adanya fasilitas gambar yang bermacam-macam tersebut

Soetarman (1989:32) menyatakan bahwa “fasilitas praktek sebaiknya

disesuaikan dengan kebutuhan dan pendidikan”. Pemilihan jenis dan

jumlah fasilitas harus relevan dengan kurikulum yang dilaksanakan,

dengan demikian hasil kerja yang memuaskan dapat dicapai.

Pengunaan fasilitas gambar yang lengkap oleh siswa akan

memberikan hasil yang sangat berbeda dengan siswa yang tidak

mengunakan fasilitas tersebut. Keunggulan dari siswa yang mengunakan

fasilitas gambar ditampilkan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 5. Keunggulan siswa yang memiliki fasilitas gambar lengkap dibandingkan dengan siswa yang tidak lengkap

NoAspek Yang

dilihat

Fasilitas Gambar

Fasilitas gambar lengkap

Fasilitas gambar tidak lengkap

1 Keterampilan Mampu menggunakan fasilitas gambar dengan baik

Dapat berkembang dengan baik.

Kurang bisa menggunakan fasilitas gambar dengan baik.

Kurang berkembang dengan baik.

2 Hasil gambar Lebih baik Rapi dan baik Selesai tepat waktu

Kurang baik Kurang rapi dan

kurang bersih Selesai tidak tepat

waktu3 Cara belajar/

penggambaran

Penempatan gambar baik

Penggunaan garis dan huruf teratur

Penggunaan garis ukuran lebih baik

Penempatan gambar kurang baik

Penggunaan garis dan huruf kurang teratur

Penggunaan garis ukuran kurang baik

Sumber : Soetarman (1989:32)

4. Keberhasilan Belajar Gambar Teknik

30

Menurut Soetarman (1989:2) “gambar teknik adalah suatu bahasa

grafik yang digunakan manusia di seluruh dunia dan biasanya dapat

menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap gambar, garis

dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian tertentu”. Takeshi dan

Sugiarto (2000:1) menjelaskan bahwa “menggambar teknik disebut juga

bahasa teknik”.

Sebagai bahasa teknik simbol-simbol tersebut secara ringkas sudah

mencakup keterangan-keterangan yang dibutuhkan pada suatu konstruksi.

Menurut Warren (1996:16) “gambar teknik merupakan sarana terpenting

untuk melukiskan daya cipta lewat penggunaan garis”. Hal ini hanya dapat

dicapai oleh pihak yang mengerti dan terdidik begitu juga halnya dengan

siswa yang mempelajari gambar teknik bila siswa mengerti tentunya akan

berhasil mengambar teknik dangan baik.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Depdikbud (1999:11) “pendidikan

terdiri dari beberapa komponen antara lain komponen masukan, komponen

instrumen, komponen lingkungan dan komponen produk pendidikan

sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri

seseorang/individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan”.

Untuk belajar dengan baik dan benar dalam menagambar teknik

siswa membutuhkan guru yang berkompetensi dibidang mengambar

teknik. Tugas guru adalah mengelola bagaimana melaksanakan tugas yang

berhasil dalam pencapaian hasil belajar. Guru dituntut untuk dapat

31

menciptakan situasi sedemikian rupa dan menyediakan kondisi seoptimal

mungkin, untuk merangsang kesadaran siswa dalam mencapai prestasi

yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sardiman (1988:23)

“bahwa fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang

konduktif, sedang yang berperan aktif dan melakukan kegiatan adalah

siswa dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah”.

B. Kerangka Konseptual

Penelitian ini menghubungkan antara minat dan fasilitas belajar dengan

hasil belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik pada kelas X Program Keahlian

Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014/2015 di SMK N 5 Padang. Dari skema

diatas terdapat hubungan sebagai berikut :

a) Hubungan antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar

Semakin tinggi tingkat belajar atau semakin giat atau tekun

siswa dalam belajar gambar teknik, maka hasil gambar teknik akan

lebih bagus. Dengan demikian diduga ada hubungan antara minat

belajar dengan hasil belajar.

b) Hubungan antara Fasilitas Belajar dengan Hasil Belajar

Apabila seorang siswa atau peserta didik mempunyai fasilitas

belajar yang lengkap, maka hasil belajarnya akan meningkat atau

bagus karena fasilitas belajar merupakan faktor yang menunjang

prestasi belajar dengan tidak menutup kemungkinan adanya faktor-

faktor yang lain. Dengan demikian diduga adanya hubungan antara

fasilitas belajar dengan hasil belajar.

32

c) Hubungan antara Minat Belajar, Fasilitas Belajar dengan Hasil

Belajar

Apabila seorang siswa atau peserta didik memiliki minat dalam

belajar dan didukung dengan fasilitas yang lengkap maka diprediksi

peserta didik tersebut akan memiliki hasil belajar yang maksimal,

bagus ataupun baik karena sebagian faktor penunjang keberhasilan

prestasi belajar terpenuhi.

Untuk lebih jelasnya hubungan pada poin a, b dan c tersebut, alur

penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut :

Gambar 2.14. Kerangka konseptual

C. Pengajuan Hipotesis

Kelengkapan fasilitas menggambar (X2)

Hasil belajar (Y)

Minat belajar (X1)

33

Berdasarkan Penelitian dan Kajian Teori, maka hipotesis pada penelitian

ini adalah :

1. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar

dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang

Tahun Ajaran 2014/2015

Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar

dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang

Tahun Ajaran 2014/2015

2. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan

fasilitas dengan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5

Padang Tahun Ajaran 2014/2015

Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas belajar

denbgan hasil belajar gambar teknik di SMK N 5 Padang

Tahun Ajaran 2014/2015

3. Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar

dan fasilitas belajar secara bersama-sama dengan hasil

belajar gambr teknik di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran

2014/2015

Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan fasilits

belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar gambar

teknik di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2014/2015

34

BAB IIIMETODE PENELITIAN

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

dan asosiatif. Menurut Arikunto (2010: 3) Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal

lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian. Sedangkan menurut Arikunto (2003: 239), penelitian asosiatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya

hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya

C. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X

Program Keahlian Teknik Pemesinan yang terdaftar di SMK N 5 Padang

Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 121 siswa, secara terinci

disajikan pada Tabel 2

Tabel 6. Jumlah Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik

Pemesinan Smk N 5 Padang

No Kelas Jumlah Siswa

1 X TP 1 30 orang2 XTP 2 30 orang3 XTP 3 31 orang4 XTP 4 30 orang

Total 121 orang

Sumber: Tata Usaha SMK N 5 Padang.

35

36

b) Sampel

Sampel menurut Arikunto (2010:109) adalah “sebagian atau wakil

dari populasi yang diteliti”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah Proportional Random Sampling yaitu jumlah pada masing-

masing strata sebanding dengan jumlah anggota populasi pada masing-

masing stratum populasi. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan

besarnya sampel, yaitu rumus Riduwan (2004: 65) :

n= N

N . d2+1

Dimana :

n : banyak data

N : ukuran sampel

d : persen kelonggaran ketidaktelitian ukuran kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau digunakan 10%.

Sehingga diperoleh sampelnya sebagai berikut :

n= 121

121.0.12+1= 121

2.21=54,75 dibulatkanmenjadi55

Dari rumus Riduwan dengan menggunakan nilai krisis 10%, dari

jumlah populasi 121 maka sampel yang dibutuhkan adalah 55 orang.

Sampel ini diambil dari ke empat (4) lokal kelas X Program Keahlian

Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang.

37

Dari jumlah yang ditentukan, maka penulis mengambil sampel secara

acak dari masing-masing kelas dengan jumlah masing-masing sample

setiap kelasnya dapat di tentukan dengan cara sebagai berikut :

¿=N 1N

× n

Sampel penelitian untuk setiap kelas:

Kelas X TP 1 ¿=30

12154,75

= 13,5 dibulatkan menjadi 14

Kelas X TP 2 ¿=30

12154,75

= 13,5 dibulatkan menjadi 14

Kelas X TP 3 ¿=31

12154,75

= 14,02 dibulatkan menjadi 14

Kelas X TP 4 ¿=30

12154,75

= 13,5 dibulatkan menjadi 13

Untuk lebih jelasnya sebaran sampel penelitian dapat dilihat pada

tabel 3 dibawah ini :

Tabel 7: Penarikan Sampel Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang

Kelas Jumlah Siswa Jumlah sampelX TP 1 30 orang 14X TP 2 30 orang 14X TP 3 31 orang 14X TP 3 30 orang 13Total 121 orang 55

Sumber :Tata Usaha SMK N 5 Padang.

38

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik

dari individu atau perorangan. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:190)

data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama. Data primer, yaitu data yang diperoleh

melalui angket mengenai minat dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar

gambar teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di

SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Data Sekunder

Sangadji dan Sopiah (2010: 190) data sekunder adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data

sekunder, yaitu nilai rapor dan jumlah siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Pemesinan di SMK N 5 Padang Tahun Ajaran 2015/2016

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data dalam membahas masalah ini ada beberapa

teknik yang digunakan :

1. Observasi

Menurut Sugyono (2013: 196) teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

39

terlalu besar. Pada observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data

dengan cara memperoleh informasi secara langsung dan penyebaran

angket secara langsung di tempat objek penelitian yaitu di SMK N 5

Padang.

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2011:140) “Dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya”.

3. Angket (Kuesioner)

Menurut Sugyono (2009: 199) kuesioner adalah merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket merupakan bentuk dari data primer yang diberikan langsung

kepada siswa kelas X TP pada gambar teknik, angket ini digunakan untuk

memperoleh dan mengumpulkan data jawaban angket mengenai pengaruh

minat dan fasilitas belajar.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam peneliian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependent). Sugiyono (2007:4)

menjelaskan bahwa “variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan

timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen)”. Dalam penelitian ini

yang dijadikan variabel bebas adalah minat belajar yang diberi lambang (X1)

dan fasilitas belajar diberi lambang (X2).

40

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Oleh karena itu yang

menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar gambar

teknik siswa kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK N 5

Padang Tahun Ajaran 2015/2016

G. Definisi Operasional Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen (terikat)

dan dua variabel independen (bebas). Hasil belajar merupakan variabel

dependen (terikat), sedangkan Minat belajar dan fasilitas belajar merupakan

variabel independen (bebas). Definisi operasional masing-masing variabel

sebagai berikut:

1. Minat Belajar siswa

Merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Adapun sub variabel dari minat belajar

yaitu:

a. perhatian

b. perasaan

c. potensi

d. aktifitas

Indikator minat belajar siswa adalah :

a. kecenderungan memperhatikan

b. perasan suka dan senang pada hal yang diminati

c. potensi minat siswa terhadap gambar diajarkan guru

41

d. aktifitas mengambar teknik

2. Fasilitas Belajar

Merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan belajar

dirumah untuk mendukung terciptanya prestasi belajar yang baik.

Adapun sub variabel dari Fasilitas Belajar yaitu :

f. kertas gambar dengan indikator yaitu Jenis kertas gambar

g. alat tulis dengan indikator yaitu

d) potlot gambar

e) pensil gambar biasa

f) pensil gambar mekanik

h. alat bantu gambar dengan indikator yaitu

l) jangka

m) pengaris T

n) mistar skala

o) busur derajat

p) penghapus

q) sepasang mal lengkungan

r) mal bentuk

s) pita gambar (cellotape)

t) pelindung penghapus

u) alas kertas gambar

v) sepasang segitiga

42

i. tempat gambar dengan indikator yaitu

c) papan gambar

d) meja gambar

j. fasilitas fisik

a) ruangan

b) penerangan

c) ventilasi

d) kenyamanan

e) kebisingan

f) mesin gambar

3. Hasil Belajar

Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Depdikbud (1999:11) “pendidikan

terdiri dari beberapa komponen antara lain komponen masukan,

komponen instrumen, komponen lingkungan dan komponen produk

pendidikan sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku dalam diri seseorang/individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan

keterampilan”. Hasil Belajar gambar teknik dalam penelitian ini

menggunakan hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Pemesinan SMK N 5 Padang.

43

H. Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 203) Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah lembar angket,

yang berisi sejumlah pernyataan tertulis yang akan digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden mengenai minat dan fasilitas

belajar.

Langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut :

a. menganalisis dan pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator

yang diteliti

b. menyusun butir pertanyaan angket berdasarkan indicator yang

telah ditetapkan

c. menguji cobakan angket penelitian

d. menganalisa angket hasil uji coba (validitas, reliabilitas) sampai

didapatkan angket yang baik

Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010: 195).

Angket tertutup dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk skala likert

dengan lima alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memberi

tanda ceklis pada jawaban yang tersedia. Jenis pernyataan ada dua

44

macam yaitu pernyataan positif dengan skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan

negatif dengan skor 1,2,3,4,5.

Tabel 8. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert

Skala LikertSifat Pertanyaan

Positif NegatifSelalu (SL) 5 1Sering (SR) 4 2Kadang Kadang (KK) 3 3Jarang (JR) 2 4Tidak pernah (TP) 1 5

Sumber : Sugiyono (2006)

Sebagai pedoman dalam penyusunan angket, maka disusunlah kisi-

kisi instrumen. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 9. Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen PenelitianVariabel

PenelitianSub

VariabelIndikator

Jumlah Butir

Nomor Butir

Minat belajar (X1)

Slameto

Perhatian Kecenderungan memperhatikan

Perasaan Perasan suka dan senang pada hal yang diminati

Potensi Potensi minat siswa terhadap gambar diajarkan guru

Aktifitas Aktifitas mengambar teknik

Fasilitas Belajar

(X2)

Takeshi dan Sugiarto

Kertas gambar

Jenis kertas gambar

Alat Tulis Potlot gambarPensil gambar biasaPensil gambar mekanik

Alat Bantu Gambar

JangkaPengaris TMistar SkalaBusur derajatPenghapusSepasang mal lengkunganMal bentuk Pita gambar (cellotape)Pelindung penghapus

45

Alas kertas gambarSepasang segitiga

Tempat gambar

Papan gambarMeja gambar

Fasilitas Fisik

RuanganPeneranganVentilasiKenyamananKebisinganmesin Gambar

Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka peneliti menetapkan dua

variabel X dimana variabel Minat belajar sebagai X1 dan variabel

kelengkapan Fasilitas Belajar sebagai X2 dengan hasil belajar yang

menjadi variabel Y.

Untuk mengukur pengaruh minat belajar dan kelengkapan fasilitas

terhadap hasil belajar gambar teknik siswa SMK N 5 Padang, maka

penulis menetapkan beberapa sub variabel dan indikatornya sehingga

dapat dengan mudah merumuskan angket nantinya.

2. Uji coba instrument

Instrumen penelitian ini berupa angket. Angket berisi tentang

pernyataan-pernyataan minat siswa-siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Pemesinan SMK N 5 Padang. Sebelum angket diberikan kepada

responden terlebih dahulu angket harus dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing, setelah itu baru dilaksanakan uji coba. Uji coba ini

digunakan kepada 30 responden untuk menguji tingkat dan reliabilitas

instrument tersebut. Karena 30 responden dianggap cukup untuk

mewakili jumlah responden total karena mendekati Kurve Normal

46

a. Uji Validitas

Untuk menguji apakah setiap butir pernyataan benar-benar dapat

mengungkapkan variabel yang diteliti maka dilakukan analisis

validitas atau kesahihan pertanyaan, semakin tinggi kesahihan

pernyataan berarti semakin tepat pula alat pengukur tersebut. Menurut

Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas yang

dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan

butir dengan skor total pengamatan dengan menggunakan rumus

korelasi produk moment dalam Arikunto (2006 : 170) yaitu :

r = N∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )

√ {N ∑ X2−(∑ X )2}{N∑ Y 2−(∑ Y )2}

Dimana :

r xy = Angka Indeks Korelasi Product Moment

N = Banyak data

∑x = Jumlah nilai data X

∑y = Jumlah nilai data Y

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

Dengan kriteria pengujian : Jika r hitung ≥ r tabel maka angket

dikatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel maka angket dikatakan tidak

valid.

Jika ro ≥ rtabdinyatakan valid

Jika ro ≤ r tab dinyatakan tidak valid

47

Atau dengan mendeteksi nilai correted item total correlation hasil out

put SPSS. Jika nilai corrected item total correlation yang diperoleh untuk

tiap pernyataan lebih besar dari r table maka data dapat dikatakan valid.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

diberikan layak digunakan atau tidak.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen

dapat dipercaya (Arikunto, 2006: 188). Uji reliabilitas yang dimaksud

penelitian ini adalah untuk mengetahui kekonsistenan jawaban seseorang

terhadap pernyataan dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dari

waktu ke waktu maka digunakan rumus Alpha Cronbach yang diolah

dengan program SPSS.

r11 = [ K

K−1 ] [1−∑ σ b2

σ12 ]

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrument.

K = Banyaknya pertanyaan atau soal.

∑σ b2 = Jumlah varian butir.

σ 12 = Varian total.

Kriteria pengujian r hitung ≥ r tabel maka dikatakan reliabel, sedangkan

jika r hitung ≤ r tabel maka dikatakan tidak reliabel.

48

Klasifikasi indeks reliabilitas soal digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 10. Klasifikasi Indeks ReliabilitasNo Indeks Reliabilitas Klasifikasi1 0,80-1,00 Sangat tinggi2 0,60-0,79 Tinggi3 0,40-0,59 Cukup tinggi4 0,20-0,39 Rendah5 0,00-0,19 Sangat rendah (tidak reliabel)

Sumber: Riduwan (2006:98)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksud untuk menggambarkan masing–masing

variabel secara mandiri yaitu pengaruh Minat dan fasilitas belajar terhadap

Hasil belajar gambar teknik siswa SMK N 5 Padang. Analisis ini bertujuan

untuk menggambarkan masing-masing variabel dalam bentuk pernyataan

data ke dalam bentuk hasil distribusi frekuensi kemudian dilakukan

analisis persentase mean standar deviasi dan koefisien variabel serta

memberikan interpretasi analisis tersebut.

Penyebaran variabel yang diteliti dan menghitung nilai pemusatan dan

nilai penyebaran data dengan rumus sebagai berikut:

a. Mean (Rata-rata)

X=∑ Xi

n

Dimana: X= Mean

∑ Xi = Nilai tiap data

n = Jumlah data sampel

49

(Siregar, 2011:20)

b. Median

Me=Bb+P[ 1 /2. n−Jff ]

Dimana: Me = Median

Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai median

n = Jumlah data

P = Panjang kelas

f = Banyak frekuensi kelas median

Jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median

(Siregar, 2011:33)

c. Modus

Mo=Bb+P[ F1

F1+F2]

Dimana:

Mo = Modus

Bb = Batas bawah kelas yang mengandung nilai modus

P = Panjang kelas

F1 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan

frekuensi sebelum kelas modus

F2=¿ Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan

frekuensi sesudah kelas modus

(Siregar, 2011:31)

50

d. Standar Deviasi

S=√∑ ( Xi−X )2

n−1

Dimana:

S = Standar Deviasi

Xi = Data pengukuran

n = jumlah data

(Siregar, 2011:45)

dapat dihitung persentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut

P= FN

x 100 %

Dimana: P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

100% = Angka tetapan untuk persentase

Untuk menghitung nilai rata-rata skor masing-masing pernyataan

dalam kuesioner digunakan rumus, untuk pernyataan positif digunakan

rumus :

Rata−rata skor=(5 xSL )+( 4 xSR )+(3 xKD )+(2xJR )+(1xTP)

SL+SR+KD+JR+TP

Sedangkan untuk pernyataan negatif dengan rumus :

Rata – rata skor = (1x SL )+(2 x SR )+(3 x KD )+( 4 x JR )+(5 xTP )

N

Dimana: SL = Selalu

51

SR= Sering

KD = Kadang-kadang

JR= Jarang

TP= Tidak Pernah

Untuk nilai ketercapaian responden dipergunakan klasifikasi dengan

rumus sebagai berikut:

TCR= Rata−rata skor5

x 100 %

Dengan ketentuan seperti yang terlihat sebagai berikut:

a. Jika TCR berkisar antara 87 - 100% kategorinya adalah sangat baik

b. Jika TCR berkisar antara 70 – 86% kategorinya adalah baik

c. Jika TCR berkisar antara 53 – 69% kategorinya adalah cukup

d. Jika TCR berkisar antara 36 – 52% kategorinya adalah rendah

e. Jika TCR berkisar antara 20 – 35% kategorinya adalah sangat rendah.

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas residual metode OLS yang dapat dideteksi dari

metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B), metode JB ini

didasarkan pada besar sampel yang bersifat asymptotic (Widarjono:

2007). Untuk menghitung JB digunakan rumus sbb :

Dimana :

JB= n [ S2

6+

( K−3 )2

24 ]

52

JB = Stattistik Jarque-Bera

S = Koefisien Skewness

K = Koefisien Kurtosis

Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai

koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi

secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan

nol. Nilai statistic JB ini berdasarkan pada distribusi Chi-Squares

dengan derajat bebas (df) 2. Jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB

besar atau kecil dengan kata lain jika nilai statistik dari JB ini tidak

signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa residual mempunyai

distribusi normal karena nilai JB mendekati nol. Sebaliknya jika nilai

probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita menolak

hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai

statistik JB tidak sama dengan nol.

b. Uji Linearitas Data

Uji linearitas untuk mengetahui apakah hubungan variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y) bersifat linear atau tidak, dan untuk

mengetahui apakah model pengolahan data yang digunakan cocok

dengan model penelitian. Pengujian linearitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS versi 17.0

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini ada 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat,

maka model yang dipergunakan adalah dengan pendekatan regresi

53

berganda. Analisis ini dipakai untuk mengetahui signifikasi antara

variabel bebas terhadap variabel tidak bebas tersebut dapat

diformulasikan dalam model persamaan berikut:

Y= α + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Hasil belajar

α = Konstanta

b1 = Koefisien regresi X1

b2 = Koefisien regresi X2

X1 = Skor tentang Minat Belajar

X2 = Skor tentang fasilitas belajar

e = Kesalahan pengganggu

d. Koefisien Determinasi (R2 )

Uji determinasi merupakan suatu ukuran dalam regresi untuk

menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar

variasi dari variabel terikat (Y) dapat diterangkan oleh variabel bebas

(X). Bila nilai R2 = 0 , artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan

oleh variabel X sama sekali. Dengan kata lain, bila nilai R2 = 1,

artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh

variabel X. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 – 1. Nilai

koefisien determinasi diperoleh dengan menggunakan program SPSS

versi 16. (Ghozali, 2011: 97).

54

R2 = ESSTSS

Dimana :

ESS = Explaned Sum Square (Jumlah kuadrat yang dijelaskan)

TSS = Total Sum Square (Jumlah total kuadrat).

3. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi Product Moment

Untuk menguji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

korelasi product moment. Korelasi product moment bertujuan untuk

menghubungkan variabel bebas dengan variabel terikatnya, di mana

salah satu diantaranya ada yang dibuat konstan, Sudjana (1996: 365),

pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 17.0

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang digunakan diterima atau

ditolak maka harga r hitung dibandingkan dengan r table dengan

ketentuan sebagai berikut :

rhitung > rtable = hipotesis diterima rhitung < rtable = hipotesis di tolak

Untuk mengetahui tahap hubungan diantara variabel, maka nilai r

yang diperoleh diartikan menggunakan table 7 berikut :

Table 11. Interpretasi Nilai r

No Nilai r Kekuatan Hubungan1234

0,8 – 1 0,6 – 0,80,4 – 0,60,2 – 0,4

TinggiCukupAgak rendahRendah

55

5 0,00 – 0,2 Sangat rendahSumber : Suharsimi Arikunto

Untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y) dapat dilihat dengan menggunakan koefisien

determinasi (koefisien Penentu)

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui keberartian hubungan antara

minat dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK

Negeri 5 Padang, dengan Uji Signifikan dengan rumus (Riduwan:

2005) :

t=r √ n−21−r2

Keterangan: t = nilai hitung

r = koefisien Korelasi

n = jumlah sampel

c. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah hasil analisis regresi

berganda modelnya sudah fix atau belum dan untuk dapat mengetahui

pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat secara keseluruhan

atau secara simultan. Patokan yang digunakan dalam pengujian ini

adalah membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan derajat

signifikan pada level α = 0,05. Apabila nilai sig yang diperoleh lebih

kecil dari derajat signifikansi maka model yang digunakan sudah fix.

56

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji F menurut Irianto

(2010: 207) adalah:

Fh itung=R2/k

(1−R2)/(n−k−1)

Dimana: F = Uji F

R2 = Koefisien determinan

k = Jumlah variabel bebas

n= Jumlah sampel

Hipotesis yang diuji dengan F ratio ini, kriterianya sebagai

berikut, setelah diperoleh nilai Fhitung selanjutnya dibandingkan. Jika

Fhitung ≥ Ftabel atau sig ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

berarti secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat. Jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig ≥ α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel terikat. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk

pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05.