bab i.doc

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stess psikososial terhadap kehamilan dapat memberikan efek pada saat persalinan yaitu prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang mengancam kesehatan masyarakat. Angka dari prematur dan BBLR terus meningkat pada kelahiran bayi, meningkatnya angka tersebut mengakibatkan angka perinatal morbiditas dan mortalitas juga meningkat. Di Amerika Serikat keadaan BBLR sering terjadi. Buktinya menyarankan, bahwa perkembangan janin mengalami efek pada kesehatan mulai dari masa kanak-kanak. Dengan kata lain, bayi yang bertahan hidup berada pada risiko sehingga untuk hasil yang lebih baik maka perlu kita memahami tentang kehamilan yang beresiko sehingga hasilnya terbatas. Diperkirakan bahwa metode skrining saat ini dapat digunakan untuk memprediksi sebesar 60 % dari kelahiran prematur dan BBLR (> 2500 g ) telah naik sebesar 13 % di antara kelompok etnis tertentu di Amerika Serikat (NCHS 2000). Prevalensi ini memberikan hasil yang

Upload: magisterkebidananunandangkatantiga

Post on 18-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Stess psikososial terhadap kehamilan dapat memberikan efek pada saat persalinan yaitu prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang mengancam kesehatan masyarakat. Angka dari prematur dan BBLR terus meningkat pada kelahiran bayi, meningkatnya angka tersebut mengakibatkan angka perinatal morbiditas dan mortalitas juga meningkat. Di Amerika Serikat keadaan BBLR sering terjadi. Buktinya menyarankan, bahwa perkembangan janin mengalami efek pada kesehatan mulai dari masa kanak-kanak. Dengan kata lain, bayi yang bertahan hidup berada pada risiko sehingga untuk hasil yang lebih baik maka perlu kita memahami tentang kehamilan yang beresiko sehingga hasilnya terbatas. Diperkirakan bahwa metode skrining saat ini dapat digunakan untuk memprediksi sebesar 60 % dari kelahiran prematur dan BBLR (> 2500 g ) telah naik sebesar 13 % di antara kelompok etnis tertentu di Amerika Serikat (NCHS 2000). Prevalensi ini memberikan hasil yang baik dan buruk dalam jangka panjang dengan kemungkinan konsekuensi yang serius. Banyak upaya telah dilakukan untuk memahami etiologies yang mendasar.

Dengan munculnya berbagai masalah pada psikososial yang di akibatkan stress dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga sekarang bisa memulai untuk lebih baik cara bagaimana mengatasi stress psikososial yang mungkin akan berakibat bagi perkembangan janin dan kehamilan berikutnya. Berdasarkan pemahaman kami saat ini stress secara biologi, hal ini yang menyebabkan berbagai stress psikososial dalam jangka waktu yang pendek (dengan kata lain masalah anatara individu dengan lingkungannya) dapat mempengaruhi fungsi plasenta janin sehingga nutrisi janin tidak terpenuhi sehingga menyebabkan prematur dan BBLR. Jika hal ini terjadi, seharusnya kita dapat menerapkan pengetahuan untuk membuat rekomendasi praktis untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Psikososial

Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya, Istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya, hubungan antara ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Seseorang yang sehat mentalnya akan bereaksi dengan cara yang positif dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang yang tidak stabil mentalnya, ia akan bereaksi negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.

Pemikiran yang irasional (tidak rasional) merupakan salah satu tanda kurang sehatnya kondisi psikososial seseorang. Sering munculnya prasangka buruk atau pikiran negatif (negatif thinking) terhadap banyak hal yang ada dalam hidup adalah salah satu wujud nyata dari kondisi psikososial yang buruk, yang bisa mengarah pada hubungan sosial yang buruk pula. Jika Anda ingin tahu apakah Anda termasuk orang yang memiliki kondisi psikososial yang baik (sehat), lihat beberapa tanda berikut ini:1. Memiliki perasaan yang baik (positif) terhadap diri sendiri

2. Merasa nyaman berada di sekitar orang lain

3. Mampu mengendalikan ketegangan dan kecemasan

4. Mampu menjaga pandangan atau pikiran positifnya dalam hidup

5. Memiliki rasa syukur terhadap apa yang dimiliki dalam hidup, bahkan untuk hal sederhanasekalipun

6. Mampu menghormati dan menghargai alam dan lingkungan sosialnyaB. Psikososial Persalinan

Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan. Rasa cemas, panik, dan takut yang melanda ibu dengan semua ketidakpastian serta rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan. Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan bayinya.C. Stress Psikososial Persalinan

1. Defenisi

2. Tujuan

setiap ibu bersalin harus diberikan perhatian khusus untuk mengatasi masalah stress psikososial pada persalinan. Namun, ini tidak konsisten dan kurang optimal jika asuhan yang diberikan kepada bersalin tersebut tidak dilakukan pendekatan yang komprehensif untuk menurunkan angka kejadian preterm dan BBLR.

3. Etiologia. Etiologi pada Bayi Preterm

Ada 2 faktor yang menyebabkan stress psikososial persalinan yang menyebabkan prematur adalah sebagai berikut:1. Waktu stressPada saat kehamilan biasanya seorang ibu hamil kurang respon terhadap gangguan stress terutama terjadi dalam pada trimester I. Sehingga peristiwa stress cenderung mempengaruhi pada saat persalinan. Contohnya, dalam penelitian Glynn et al. menunjukkan bahwa di antara wanita hamil yang terkena efek psikilogi dari kejadian stress di California. Pada saat kehamilan trimester I menunjukkan kenaikan yang lebih signifikan di bandingkan pada kehamilan trimester II dan III sehingga pada saat persalinan yang berpengaruh pada persalinan menyebabkan kelahiran prematur.2. PengalamanPengalaman ibu hamil yang dirasakan ibupada anak sebelumnya juga mempengaruhi stress psikososialnya Sehingga untuk kehamilan berikutnya juga dapat menyebabkan stress berkepanjangan yang juga berakibat menjadi kelahiran preterm .Contohnya, dalam penelitian Hedegaard et al. menemukan bahwa pengalaman yang kurang baik pada persalinan sebelumnya mengakibatkan resiko pada persalinan berikutnya sehingga persalinannya lebih cepat dari pada ibu yang tidak memiliki pengalaman yang buruk.

b. BBLR

Meskipun umumnya bayi preterm dan BBLR di pelajari secara bersamaan, akan tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi berbeda berdasarkan etiologinya dan dengan demikian mungkin akan terpengaruh pada stress psikososialnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peristiwa stress psikososial berhubungan dengan penurunan berat badan lahir dan dengan demikian, terjadi peningkatan risiko BBLR. Yang paling khusus, Wadhwa et al. menunjukkan bahwa setiap ibu yang mengalami masalah stress psikososial dapat menurunkan berat badan bayi sebesar 55 gram sehingga berpeluang untuk terjadinya BBLR. Pada BBLR lebih sering di jumpak dampak stress tersebut pada penurunan berat badan bayi. Jadi itulah yang membedakan antara faktor penyebab stress psikososial terhadap kehamilan yang mengakibatkan preterm dan BBLR. Hal-hal yang menyebabkan BBLR adalah sebagai berikut:

1. Merokok

Ibu hamil yang menggunakan tembakau yang berlebihan dapat mempengaruhi berat badan bayi, tidak hanya mengakibatkan BBLR tetapi juga mempengaruhi peningkatan perlawanan pada umbilikal dan arteri. Dengan demikian ada hubungan antara stress psikososial dengan berat badan lahir. 2. Nutrisi

Kejadian stress psikososial menghambat pertumbuhan kontrasepsi dan nutrisi ibu selama kehamilan harus yang di perhatikan secara seksama untuk menurunkan angka kejadian BBLR. Contohnya pada penelitian Paarlberg et al. menemukan bahwa hubungan yang kuat antara stress psikososial dengan kejadian BBLR. 3. Dukungan Sosial / KeluargaHasil wawancara dengan di temukan ibu hamil yang sebagian besar memiliki beban menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga atau yang tidak memiliki hubungan dekat dengan suami atau keluarga mengalami stress sehingga mengakibatkan BBLR. Untuk menurunkan angka kejadian BBLR akibat kurangnya dukungan keluarga maka dilakukan pemantauan berat badan selama kehamilannya, dimana keluarga (suami) memperhatikan asupan nutrisi wanita tersebut.Selanjutnya untuk menambahkan bukti lebih lanjut dalam mendukung ide ini ada beberapa penelitian bahwa dukungan sosial telah terbukti mempunyai efek positif pada BBLR. Pada penelitian Feldman et al.menemukan bahwa dukungan sosial mempengaruhi 31 persen dalam pertumbuhan janin selama kehamilannya. Ibu hamil yang mendapat dukungan sosial yang positif mempengaruhi berat badan bayinya normal. Berdasarkan hasil tersebut dan luas pada tinjauan literatur dapat menyimpulkan bahwa dukungan sosial yang lebih tinggi dapat mempengaruhi berat badan bayi normal. Selain itu dukungan sosial ini mungkin mendorong para ibu untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat untuk mengurangi tingkat stres mereka, dan mengetahui lebih banyak tentang kebutuhan ibu hamil. Seperti Hoffman dan Hatch mengatakan secara lebih umum, pengaruh positif dukungan sosial yang bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan perilaku dan pertumbuhan janin, sementara jika ibu hamil mengalami stres maka dapat berkontribusi untuk menghasil yang manfaat negatif bagi perilaku kesehatannya.

4. Penilaian Psychosocial StressBeberapa evidenbased menunjukkan bahwa stress psikososial pada ibu dapat memberikan kontribusi yang buruk bagi persalinannya. Ada berbagai cara untuk menilai stress yang berhubungannya dengan praktek. Pengembangan metode ini mempunyai instrument yang lebih khusus digunakan untuk penilaian stress psikososial kehamilan. Kesepakatan ini dibuktikan oleh penggunaan alat tertentuyang digunakan para peneliti di lapangan. Pengukuran yang telah menunjukkan daya guna pada beberapa tahun untuk mengatasi masalah stress, dimana penilaian ini sudah memiliki validitas. Ada beberapa penilaian stress psikososial adalah sebagai berikut:1. Hubungan Aktivitas Kehidupan Sehari-hariAwalnya dikembangkan oleh Cochrane dan Robertson, penilain ini digunakan untuk menilai stress yang akut dalam masalah hubungan pribadi dengan dirinya sendiri, keluarga, sosial, keuangan, dan hubungan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kecemasan

Spielberger et al. mengembangkan penilaian ini untuk menilai tingkat kecemasan. Penilaian ini terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana respon dari responden tentang typically feels. untuk menilai perasaan, kegelisahan, ketakutan dan ketegangan yang di bagi dalam 4 bagian (dengan 4 Skala Likert).

3. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)

Dikembangkan pada tahun 1987 oleh Cox et al, skrining ini adalah penilaian yang satu-satunya yang dirancang khusus untuk mendeteksi depresi pasca persalinan. Walaupun tidak umum, EPDS dapat dengan mudah digunakan selama 6 minggu pasca persalinan. EDPS berupa kuisioner yang terdiri dari dari 10 pertanyaan mengenai bagaimana perasaan pasien dalam satu minggu terakhir.

a. Cara Penilaian EPDS :

1. Pertanyaan 1, 2, dan 4 Mendapatkan nilai 0, 1, 2, atau 3 dengan kotak paling atas mendapatkan nilai 0 dan kotak paling bawah mendapatkan nilai 3.

2. Pertanyaan 3,5 sampai dengan 10 Merupakan penilaian terbalik, dengan kotak paling atas mendapatkan nilai 3 dan kotak paling bawah mendapatkan nilai 0.

3. Pertanyaan 10 merupakan pertanyaan yang menunjukkan keinginan bunuh diri.

4. Nilai maksimal : 30

5. Kemungkinan depresi: nilai 10 atau lebih

b. Keuntungan EPDS :

1. Mudah dihitung (oleh perawat, bidan,petugas kesehatan lain)

2. Sederhana

3. Cepat dikerjakan ( membutuhkan waktu 5-10 menit bagi ibu untuk menyelesaikan EPDS)

4. Mendeteksi dini terhadap adanya depresi pasca persalinan

5. Lebih diterima oleh pasien

6. Tidak memerlukan biaya

c. Kerugian EPDS :

1. Tidak bisa mendiagnosis depresi pasca persalinan

2. Tidak bisa mengetahui penyebab dari depresi pasca persalinan

3. Belum divalidasi di Indonesia d. Cara Pengisian EPDS :

1. Para ibu diharap untuk memberikan jawaban tentang perasaan yang terdekat dengan pertanyaan yang tersedia dalam 7 hari terakhir.

2. Semua pertanyaan kuisioner harus dijawab

3. Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu sendiri. Hindari kemungkinan ibu mendiskusikan pertanyaan dengan orang lain.

4. Ibu harus menyelesaikan kuisioner ini sendiri, kecuali ia mengalami kesulitan dalam memahami bahasa atau tidak bisa membaca

Para ibu yang memiliki skor diatas 10 sepertinya menderita suatu depresi dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Skala ini menunjukan perasaan sang ibu dalam 1 minggu terakhir Khusus untuk nomor 10, jawaban: ya, cukup sering, merupakan suatu tanda dimana dibutuhkan keterlibatan segera dari perawatan psikiatri. Wanita yang mengalami gangguan fungsi (dibuktikan dengan penghindaran dari keluarga dan teman, ketidakmampuan menjalankan kebersihan diri, ketidakmampuan merawat bayi) juga merupakan keadaan yang membutuhkan penanganan psikiatri segera. Wanita yang memiliki skor antara 5 dan 9 tanpa adanya pikiran untuk bunuh diri sebaiknya dilakukan evaluasi ulang setelah 2 minggu untuk menentukan apakah episode depresi mengalami perburukan atau membaik. EPDS yang dilakukan pada minggu pertama pada wanita yang tidak menunjukkan gejala depresi dapat memprediksi kemungkinan terjadinya depresi pasca persalinan pada minggu ke 4 dan 8. EPDS tidak dapat mendeteksi kelainan neurosis, phobia, kecemasan, atau kepribadian, namun dapat dilakukan sebagai alat untuk mendeteksi adanya kemungkinan depresi antepartum. Sensitifitas dan spesifisitas EPDS sangat baik dengan menggunakan cut of point.5. StressAda beberapa penilaian variabel stress adalah sebagai berikut:

a. Duka Citab. Masalah kesehatan mental (misalnya depresi, kecemasan, atau gangguan emosional ) / mental lainnya

c. Pekerjaan

d. Rasisme atau diskriminasi

e. Aktivitas Sehari-hari

f. Dukungan sosial

g. Stress berkepanjangan

Mekanisme physiologic yang mendasari hubungan antara psychosocial kehamilan dan stres

KELAHIRAN PREMATURHobel membahas mekanisme biologis dan penyebab stres yang dapat menyebabkan kelahiran prematur. Pada ibu yang tidak hamil, hypothalamic-pituitary-adrenal ( HPA ) memodulasi subyek untuk menanggapi stressor. Lingkungan Regulator yang prinsip hpa molekul dari sumbu, hormon ( crh corticotrophin-releasing ) ini sering disebut sebagai mediator yang berkaitan dengan tekanan. Ketika Otak ( hipotalamus ) dianggap sebagai stressor lingkungan, yang memicu pelepasan crh merangsang keluarnya hormon ( adreno- corticotropin acth ) oleh kelenjar hipofisis Adalah acth kemudian melalui sirkulasi sistemik untuk kelenjar adrenal di mana dapat merangsang sintesis dan sekresi kortisol, glucocorticoid yang bertindak sebagai stres. Hormon yang berinteraksi dengan serangkaian mekanisme regulasi. Respon stres akut tersebut akan menghentikan aksi kortisol, yang menekan pelepasan acth terus di tingkat pituitary dan menghambat crh pada level hipotalamus. Dalam kondisi stres yang kronis, mekanisme di atas gagal untuk mempertahankan kondisi elevasi kortisol ( fig.1 ).

Yang penting tentang hpa selama kehamilan adalah perubahan mekanisme umpan balik yang terjadi. Dalam pelepasan acth dan crh pada level otak yang terjadi pada ibu yang tidak hamil, dimana glucocorticoids selama kehamilan memperlambat ekspresi gen pada plasenta, yang dihasilkan dalam sebuah loop berumpan balik yang positif Menyebabkan sebuah peningkatan 20-fold progresif ( dari crh tingkat plasental ) selama perjalanan dalam kehamilan. Bersama dengan ini konsentrasi, kenaikan protein pada tingkat crh-binding pada kehamilan juga naik. Hobel et al menunjukkan bahwa tingkat crh meningkat dan crh- mengikat protein pada wanita, sehingga mengakibatkan crh pada waktu hamil meningkat secara bebeas pada wanita yang stres. Baru-baru ini, telah menunjukkan bahwa tingkat kortisol ibu, pada 15 minggu kehamilan diprediksi dapat meningkatkan crh, dan merupakan bukti lebih lanjut bagaimana stres hormon dapat bekerja pada permulaan persalinan.

Selama kehamilan, ibu dengan psikososial stres memungkinkan janin untuk berespon dengan kondisi ibu.

Gambar 1.Perbedaan utama bagaimana kortisol efek produksi kortisol CRH antara ibu yang tidak hamil ( hypo- thalamic-pituitary-adrenal sumbu ) dengan ibu yang hamil ( hypothalic-pituitary-adrenal-placental sumbu ).Ekspresi dapat mengaktifkan serangkaian peristiwa, endoautoendokrin, untuk mempersiapkan janin dan rahim untuk masa nifas. Tingkat crh yang tinggi dari plasenta dan sirkulasi janin memberikan sinyal masuk pada pituitary- sumbu janin adrenal untuk menghasilkan dan mengeluarkan, kortisol, dan dehydro- epiandrosterone, sebuah estrogen prekursor. Umpan balik antara positif jantung janin dan kelenjar adrenal yang memproduksi eksponensial crh dari mendasari crh kenaikan estrogens, dan plasental. Aktifnya crh awal ekspresi gen pada plasenta memberikan mekanisme dimana dapat terjadi peristiwa pematangan awal dalamkontrol hormon. Mcgregor et awal estriol diidentifikasi terjadi sekitar 3 minggu. Dimana adanya interaksi antara Peristiwa endokrin crh, plasental dan pituitary-adrenal yang menyebabkan mekanisme pematangan janin dipercepat ( dan kesempatan untuk bertahan hidup juga akan meningkat ) dalam lingkungan rahim ibu yang tepat saja tak cukup untuk mendukung pematatangan janin. Gambar 2 Respon ibu terhadap stres tidak dikomunikasikan kepada plasenta dan janin

Gambar 2. Interaksi ibu plaesnta dan janin yang memainkan peran penting selama pertumbuhan janin. Jika ibu mengalami stres yang berlebihan pada awal kehamilan, kortisol dapat melewati plasenta janin dan menghambat fungsi hipofisis untuk Meningkat kortisol yang dapat mengganggu efek pertumbuhan janin. Selain itu produksi katekolamin yang berlebihan dari ibu dapat membrikan efek adrenal aliran darah ke janin dan efek pertumbuhan janin. Sementara itu crh dari plasenta plasental masuk ke sirkulasi janin dan merangsang dehydroepiandrosterone untuk memproduksi estrogen yang penting untuk memulai persalinan.

Kelahiran prematur dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir.

mekanisme psikologis pada ibu yang ibu stres dapat meningkatkan risiko untuk memperlambat proses persalinan. Dimana dapat terjadi kelahiran dengan berat badan kurang dari 2500 g tanpa memandang usia kehamilan. Tetapi itu tidak penting untuk menyamakan dengan pertumbuhan intrauterin ( iugr; didefinisikan sebagai kelahiran berat badan kurang dari 10 persen dengan usia kehamilan ) seperti bayi bisa beratnya kurang dari 2500 g pada kelahiran ( baik kecil atau istilah ). Angka 3 menunjukkan sebuah kawasan baru dari kekhawatiran, 10 untuk 25 persen. baru-baru ini, Sloboda et al telah mencatat bahwa janin subtil adaptasi terhadap perubahan lingkungan intrauterin tidak dapat mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan

Angka 3. Persentase untuk kelahiran berat untuk usia kehamilan untuk tunggal bayi di 10, 50, dan ke-90 persen dari kelahiran pada 1999 untuk 2000 natality set data ( padat line-oken 2003 ) dibandingkan dengan persentase ( menetas line-alexander 1999 ) data tahun 1994 hingga 1996.Lbw & ini; 2500 g ( cahaya abu-abu ), iugr & ini; 10 % ubin ( menengah abu-abu ), dan kawasan baru dari keprihatinan ( abu-abu gelap ).

Tapi mungkin masih mempengaruhi individu untuk perubahan fungsi endokrin di kemudian hari.

Hal ini tidak mungkin, setidaknya agar membuat 3 jalur pathophysiology bayi lahir dengan berat badan rendah. Pertama, seperti yang digambarkan pada angka 2. Ibu yang mempunyai pemikiran untuk mendorong dengan tekanan yang dapat melepaskan catecholamines untuk mengurangi mengurangi uterine perfusion, membatasi jumlah nilai yang mungkin dari substrate disampaikan kepada fetus. Melalui mekanisme yang disebut demikian karena, secara detail di bawah stres kronis. Lama catecholamines dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan janin untuk mengurangi. Hal ini menunjukkan bahwa 42 ibu merokok. Yang telah diketahui dan di prediksi lahir dengan berat badan rendah, dengan hasil yang baik dan semua tiga sumbu hpa catecholamines hormon ( crh, acth, dan cortisol ).

Melalui kedua jalur, bahkan pada periode singkat paparan glucocorticoids dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Consider dapat bukti dari model hewan yang diuji coba paparan peningkatan kadar glucocorticoids mengubah pertumbuhan janin dan memiliki tambahan efek pada kardiovaskular dan metabolisme dalam jangka panjang. Manusia dapat terkena glucocorticoids berlebihan pada Dua macam yaitu. Pertama, untuk endogenous ma- ternal cortisol yang disebabkan oleh tekanan pada awal kehamilan yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. Kedua, penggunaan janin maturation glucocorticoids dalam paru-paru juga akan menghambat pertumbuhan janin. Di tempat seperti ini sintetis glucocorticoids itu adalah untuk mengurangi sirkulasi placental

seperti dicatat di atas, untuk mencegah bagian dari kortisol yang dapat melewati plasenta. Berskala besar dan uji acak terkendali diperlukan untuk mengevaluasi efek syn- thetic administrasi glucocorticoid selama kehamilan dan dalam jangka panjang dari anak-anak

Ketersediaan substrat dari ibu sepertiga dapat melalui BBLR dapat terjadi. Substrat avail- kemampuan ditentukan pada tingkat 3. Pertama, kebiasaan makanan ibu penting. Nutrisi yang cukup selama kehamilan adalah dengan jelas penting, tetapi bahkan pola makanan sebelum kehamilan dapat memainkan peran penting dalam pemrograman pertumbuhan janin selama kehamilan. nafsu makan, pola makan, dan waktu, berat badan, semua memainkan peran penting dalam pertumbuhan janin dan mungkin akan terpengaruh oleh psychosocial stres. Kedua, pengiriman substrat untuk kebutuhan janin dan plasecenta juga sangat penting. Merokok, misalnya, mungkin akan berakibat bagi pertumbuhan janin dapat menyebabkan berlebihan dari catecholamines, sehingga membatasi substrat pengiriman dan peningkatan metabolisme ibu, Sementara simulta- neously menekan nafsu makan. Ketiga, kemampuan arteri rahim untuk memberikan apa yang memadai untuk janin mungkin terbatas. Aterosklerosis arteri rahim, umumnya ditemukan pada perempuan dengan berbagai bentuk hipertensi, bisa juga efek pertumbuhan janin. Dengan demikian, di beberapa tingkatan diubah ketersediaan nutrisi untuk janin dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang tidak memadai. Penilaian klinis di semua tingkat 3 adalah mungkin dan intervensi bisa mengurangi resiko pertumbuhan janin.

Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi stres pada ibu hamil dan meningkatkan hasil kelahiran? Diberikan prevalensi kecil, kelahiran BBLR, dan terkait post- natal yang banyak masalah yang terkait dengan intervensi yang dilakukan para ibu. Intervensi khusus yang ditujukan untuk mengurangi tingkat stres di antara para ibu hamil yaitu dengan memberikan, intervensi yang diperuntukkan khusus pada pengurangan stres yang telah dipromosikan dan dilakukan dengan 3 pendekatan utama yaitu: relaksasi fisik dan meditasi, kajian dan pendidikan, dan penyuluhan dan dukungan sosial.

Relaksasi fisik dapat mengurangi kejadian stres, walaupun terbatas, telah menghasilkan promosi yang tepat. Perempuan dengan group yang melakukan relaksasi yoga, telah terjadi insiden penurunan, kelahiran dengan BBLR dan lebih sedikit komplikasi yang terjadi selama proses kelahiran ( termasuk keterbelakangan pertumbuhan intrauterin) dibandingkan dengan perempuan dengan group yang berjalan. Dalam sebuah studi, wanita hamil yang melakukan relaksasi pasif pasif atau aktif menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan dan detak jantung serta pengurangan kortisol levels.45 studi yang sama dari high-anxiety ibu hamil berpartisipasi dalam sebuah program pelatihan selama 7 minggu melakukan relaksasi menunjukkan penurunan jumlah insiden BBLR dibanding dengan con- trol kelompok, Tapi tidak berbeda di tingkat kelahiran kecil. Itu tetap tidak diketahui apakah kegiatan mempromosikan relaksasi mengakibatkan penurunan stres yang bertahan lama atau akan berdampak pada kelahiran di sebuah hasil namun, hasil ini belum dapat diketahui dengan pasti.

Kedua kategori intervensi berfokus pada penilaian tingkat stres psychosocial ibu hamil, khususnya ibu yang berisiko tinggi dan kemudian mengarahkan mereka pasilitas pelayanan yang tepat. Pendekatan ini telah menunjukkan beberapa keberhasilan, terutama dalam skala besar dari studi perempuan di bawah di kalifornia yang menemukan bahwa mereka yang menerima sebuah penilaian psychosocial di setiap triwulan setengah dari mereka memiliki risiko kelahiran kecil ( atau = 0.53; ci = 0.40-0.72 ) atau BBLR ( atau = 0,49; ci = 0.34-0.71 dibandingkan dengan mereka yang tidak. Hasil ini, selanjutnya, tidak berhubungan dengan kualifikasi, yang bersangkutan dan juga sebuah studi menunjukkan bahwa wanita hamil mendapatkan lebih dari 45 menit komponen psychosocial dapat mengurangi resiko BBLR itu sudah jelas, dari kajian tersebut ada pertanyaan bagaimana, aspek kajian tersebut dapat bertanggung jawab untuk meningkat pelayanan dengan hasil yang cepat.

Ketiga kategori intervensi menyebabkan adanya dukungan sosial yang penting Sayangnya, bukti menunjukkan bahwa memberikan dukungan sosial untuk wanita hamil hanya sedikit yang menunjukkan hasil yang baik. Ada kesimpulan bahwa : dengan mempelajari dan melakukan pengamatan pada wanita hamil dan memberikan dukungan kepada mereka seringkali memiliki temuan, positif dan sudah di uji coba dengan hasil yang baik. Dengan mendirikan jaringan sosial untuk untuk wanita hamil cenderung memiliki pengurangan resiko kehamilan hasil yang merugikan, adanya penyediaan jasa pendukung sosial ( seperti kunjungan rumah dan panggilan telepon dari bidan atau keluarga adanya hubungan dan dukungan yang diberikan oleh jaringan teman dan keluarga. Adanya faktor biologis yang tidak ditangani dan tidak diberikan dukungan sosial. Akhirnya, mempelajari dan membahas isu yang sama sebelumnya, yaitu daripada hanya memfokuskan semata-mata pada akut stres ( sebagai kehidupan peristiwa daftar ), para peneliti harus mengambil sebuah keputusan untuk menangani suatu permasalahan stres pada wanita hamil sehingga tidak berdampak menjadi stres yang kronik. Pendekatan paling menjanjikan yang mencakup penilaian psy- chosocial pada setiap triwulan sebagai bagian dari standar perawatan untuk semua ibu hamil. Dalam kajian ini di fokuskan untuk ibu hamil, termasuk penyediaan program makanan, program, suplementasi gizi khususnya gizi pendukung untuk wanita, bayi, dan anak-anak perempuan. Dan suatu program untuk pemberhentian merokok, pemberian koseling, terapi relaksasi mulai dari yoga, dan meditasiMengidentifikasi dan mencoba untuk mengurangi tingkat stres ibu dengan mengerahkan efek tidak langsung yang dapat mempengaruhi kesehatan pada kehamilan. Mengingat bahwa merokok ini sering dikaitkan dengan stres dan depresi, membantu wanita hamil untuk mengurangi beban stres psychosocial. Dalam hal ini penting untuk memberikan penyuluhan terkait dengan penggunaan tembakau harus dimasukkan dalam standar psychosocial kajian selama kehamilan.

Demikian pula, stres dapat mempengaruhi kebiasaan makan, yang pada gilirannya, berdampak pada pertumbuhan janin dan risiko dari kelahiran preterm. Telah muncul bukti yang kuat, misalnya, bahwa puasa atau makan yang tidak teratur selama kehamilan berhubungan dengan kelahiran preterm, kemungkinan besar akibat yang dihasilkan adalah peningkatan tingkat crh ibu ). Intervensi untuk mengurangi psychosocial stres sebagai dampak dari memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur sehingga mengurangi risiko kelahiran preterm. Meski mengubah perilaku kesehatan tidak selalu tujuan utama dari psy- chosocial, yang menjadikan pertanyaan mengenai perilaku kesehatan ( termasuk merokok, sikap, dan nutrisi ) di setiap triwulan sebagai bagian dari standar perawatan ibu hamil.

Bagaimana untuk mencegah hasil kelahiran yang merugikan terkait dengan stres psychosocial? Sayangnya sampai saat ini sistem perawatan ibu hamil tidak memadai untuk mengurangi kejadian resiko tinggi pada ibu hamil. Penekanan pada pencegahan primer akan fokus untuk menciptakan lingkungan dan dukungan sistem yang mempromosikan perempuan sehat dan dengan kehamilan yang sehat. Dari sudut pandang ini, bayi yang sehat untuk sebuah kehamilan yang diharapkan sebelum konsepsi. perawatan kesehatan di seluruh kehidupan menyarankan, untuk meningkatkan hasil kehamilan yang baik dan perawatan kesehatan perlu diintegrasikan di kehidupan ibu hamil, meski intervensi pralahir yang bertujuan untuk mengurangi stres psychosocial memiliki salah satu efek pada kehamilan.

Kembali ke konsep allostatic, jika perempuan dalam kehidupannya sukses dalam menjalani kehamilannya maka akan memberikan kontribusi yang baik untuk kehamilannya, perawatan pralahir ke 9 bulan segera sebelum kelahiran tampaknya tidak cukup. bahwa intervensi kehamilan saat ini cenderung untuk mengatasi risiko tunggal, bukti menyatakan bahwa kebanyakan upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil kelahiran telah gagal penelitian utama, kesehatan masyarakat, dan inisiatif kebijakan individu perlu dilakukan untuk transisi perspektif tentang kehamilan dan hasil yang merugikan. Idealnya, implemen- tasi dari sudut pandang ini akan menyebabkan kontekstual longitudinal yang lebih besar. Seperti pendekatan sangat penting untuk hasil kelahiran. Perhatian yang lebih besar untuk kesehatan perempuan di seluruh hidupnya akan meningkatkan hasil kelahiran, dengan mempromosikan secara integrasional akan memiliki efek positif terhadap kesehatan yang lebih luas dari keluarga dan komunitas.BAB III

PENUTUPA. Kesimpulan

setiap ibu bersalin harus diberikan perhatian khusus untuk mengatasi masalah stress psikososial pada persalinan. Namun, ini tidak konsisten dan kurang optimal jika asuhan yang diberikan kepada bersalin tersebut tidak dilakukan pendekatan yang komprehensif untuk menurunkan angka kejadian preterm dan BBLR. Pada saat kehamilan biasanya seorang ibu hamil kurang respon terhadap gangguan stress terutama terjadi dalam pada trimester I. Sehingga peristiwa stress cenderung mempengaruhi pada saat persalinan. Contohnya, dalam penelitian Glynn et al. menunjukkan bahwa di antara wanita hamil yang terkena efek psikilogi dari kejadian stress di California. Pada saat kehamilan trimester I menunjukkan kenaikan yang lebih signifikan di bandingkan pada kehamilan trimester II dan III sehingga pada saat persalinan yang berpengaruh pada persalinan menyebabkan kelahiran prematur.Pengalaman ibu hamil yang dirasakan ibu pada anak sebelumnya juga mempengaruhi stress psikososialnya Sehingga untuk kehamilan berikutnya juga dapat menyebabkan stress berkepanjangan yang juga berakibat menjadi kelahiran preterm .Contohnya, dalam penelitian Hedegaard et al. menemukan bahwa pengalaman yang kurang baik pada persalinan sebelumnya mengakibatkan resiko pada persalinan berikutnya sehingga persalinannya lebih cepat dari pada ibu yang tidak memiliki pengalaman yang buruk.Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi stres pada ibu hamil dan meningkatkan hasil kelahiran? Dengan memberikan intervensi, kelahiran BBLR, banyak masalah yang terkait dengan intervensi yang dilakukan pada ibu hamil. Intervensi khusus yang ditujukan untuk mengurangi tingkat stres di antara para ibu hamil yaitu dengan memberikan, intervensi yang diperuntukkan khusus pada pengurangan stres yang telah dipromosikan dan dilakukan dengan 3 pendekatan utama yaitu: relaksasi fisik, meditasi, pendidikan, penyuluhan dan dukungan sosial.

Relaksasi fisik dapat mengurangi kejadian stres, walaupun terbatas, telah menghasilkan promosi yang tepat. Perempuan dengan group yang melakukan relaksasi yoga, telah terjadi insiden penurunan, kelahiran dengan BBLR dan lebih sedikit komplikasi yang terjadi selama proses kelahiran ( termasuk keterbelakangan pertumbuhan intrauterin) dibandingkan dengan perempuan dengan group yang berjalan. Dalam sebuah studi, wanita hamil yang melakukan relaksasi pasif pasif atau aktif menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan dan detak jantung serta pengurangan kortisol levels.45 studi yang sama dari high-anxiety ibu hamil berpartisipasi dalam sebuah program pelatihan selama 7 minggu melakukan relaksasi menunjukkan penurunan jumlah insiden BBLR dibanding dengan kelompok kontrol, Tapi tidak berbeda di tingkat kelahiran kecil. Itu tetap tidak diketahui apakah kegiatan mempromosikan dengan relaksasi mengakibatkan penurunan stres yang bertahan lama atau akan berdampak pada kelahiran namun, hasil ini belum dapat diketahui dengan pasti.Kembali ke konsep allostatic, jika perempuan dalam kehidupannya sukses dalam menjalani kehamilannya maka akan memberikan kontribusi yang baik untuk kehamilannya, perawatan pralahir ke 9 bulan segera sebelum kelahiran tampaknya tidak cukup. bahwa intervensi kehamilan saat ini cenderung untuk mengatasi risiko tunggal, bukti menyatakan bahwa kebanyakan upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil kelahiran telah gagal penelitian utama, kesehatan masyarakat, dan inisiatif kebijakan individu perlu dilakukan untuk transisi perspektif tentang kehamilan dan hasil yang merugikan. Idealnya, implemen- tasi dari sudut pandang ini akan menyebabkan kontekstual longitudinal yang lebih besar. Seperti pendekatan sangat penting untuk hasil kelahiran. Perhatian yang lebih besar untuk kesehatan perempuan di seluruh hidupnya akan meningkatkan hasil kelahiran, dengan mempromosikan secara integrasional akan memiliki efek positif terhadap kesehatan yang lebih luas dari keluarga dan komunitas.B. Saran

Dengan adanya pembahasan pada jurnal ini mahasiswa dapat menambah ilmu dan wawasan tentang psikososial stres dan hasil dari kehamilan DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ...................................................................................... iDAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Tujuan .....................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................A. Pengertian Psikososial .............................................................................

B. Psikososial Persalinan .............................................................................

C. Sress Psikososial Persalinan ...................................................................

1. Definisi ............................................................................................

2. Tujuan .............................................................................................

3. Etiologi ..........................................................................................

4. Penilaian psikososial stres .............................................................

5. Stress .............................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................

B. Saran .....................................................................................................