bab i transflu

21
1 BAB I. ALAT TRANSPORTASI FLUIDA LEARNING OUTCOME Bab I ini adalah mahasiswa diharapkan dapat: 1. memahami karakteristik fluida dan mengetahui aplikasinya dalam transportasi fluida. 2. memahami jenis peralatan transportasi fluida yaitu, pipa, fitting, kran. 3. memilih ukuran standar pipa dan ukuran pipa ekonomis. I. SIFAT FLUIDA Sifat fluida dapat dinyatakan dengan bermacam-macam parameter. Parameter sifat fluida yang dibicarakan dalam Bab I ini adalah sifar fluida yang berperan dalam aliran fluida. Di dalam matakuliah lain atau pokok bahasan yang lain dimungkinkan parameter sifat fluida lain yang akan dibicarakan. Fluida disebut juga zat alir, bisa berupa gas, cairan, larutan, dan slurry. Gas Cair Padat Compressible Incompressible Fluida Kental Encer Parameter yang digunakan untuk menyatakan sifat fluida dalam lingkup transportasi fluida yaitu: 1. Densitas atau massa jenis (). Densitas dengan satuan massa (kg, g, lb) per satuan volum (cm 3 , liter, ft 3 ). Nilai densitas fluida dapat dicari dari pustaka yang dapat dinyatakan dalam specific gravity (/ s ) atau densitas pada berbagai suhu.

Upload: rere

Post on 16-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

transfirmasi fluida teknik kima UNNES

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I. ALAT TRANSPORTASI FLUIDA

    LEARNING OUTCOME Bab I ini adalah mahasiswa diharapkan dapat: 1. memahami karakteristik fluida dan mengetahui aplikasinya dalam

    transportasi fluida. 2. memahami jenis peralatan transportasi fluida yaitu, pipa, fitting,

    kran. 3. memilih ukuran standar pipa dan ukuran pipa ekonomis.

    I. SIFAT FLUIDA Sifat fluida dapat dinyatakan dengan bermacam-macam parameter. Parameter

    sifat fluida yang dibicarakan dalam Bab I ini adalah sifar fluida yang berperan

    dalam aliran fluida. Di dalam matakuliah lain atau pokok bahasan yang lain

    dimungkinkan parameter sifat fluida lain yang akan dibicarakan.

    Fluida disebut juga zat alir, bisa berupa gas, cairan, larutan, dan slurry.

    Gas Cair Padat

    Compressible Incompressible

    Fluida

    KentalEncer

    Parameter yang digunakan untuk menyatakan sifat fluida dalam lingkup

    transportasi fluida yaitu:

    1. Densitas atau massa jenis ().

    Densitas dengan satuan massa (kg, g, lb) per satuan volum (cm3, liter, ft3).

    Nilai densitas fluida dapat dicari dari pustaka yang dapat dinyatakan dalam

    specific gravity (/s) atau densitas pada berbagai suhu.

  • 2

    Pengaruh suhu terhadap densitas: Rapat massa cairan akan turun, dengan naiknya suhu, tetapi tidak terlalu

    besar. Rapat massa gas akan turun, dengan naiknya suhu, dan dapat ditentukan

    dengan persamaan berikut:

    ( )n BM p

    V RT

    Sering juga orang teknik menggunakan besaran specific gravity (sp.gr.). Definisinya adalah:

    sp gr A = A/ B Densitas pembanding dalam sp.gr.:

    Untuk Cairan: air

    Untuk Gas: udara (atau gas lain)

    contoh : sp gr A = 0,85 o

    o

    4

    20

    Dapat juga dinyatakan dalam besaran specific volume.

    Specific volume = 1/density Pengaruh tekanan terhadap densitas: Rapat massa cairan sangat sedikit (tidak) terpengaruh oleh tekanan. Untuk itu

    cairan disebut sebagai fluida incompressible. Rapat massa uap/gas sangat terpengaruh oleh tekanan, seperti yang ditunjukkan

    pada persamaan di atas. Untuk itu uap/gas disebut sebagai fluida compressible.

    Secara umum: rapat massa cairan lebih besar dari rapat massa gas/uap

    atau nilai rapat massa cairan sekitar 1000x nilai rapat masa gas/uap. Coba perhatikan berapa nilai rapat massa air dan berapa nilai rapat massa udara

    2. Viscositas atau kekentalan ()

    Viskositas dengan satuan massa (kg, g, lb) per satuan panjang (cm,, ft) per

    satuan waktu (jam, menit, detik) atau dinyatakan dalam satuan poise (p),

    centipoise (cp).

    1 poise = 1 g/cm/det = 2,42 lb/ft/jam = 6,72 10-4 lb/ft/detik

    Nilai viscositas fluida dapat dicari dari pustaka, dapat juga dinyatakan dalam:

    viskositas absolut () atau viskositas kinematik (=/).

  • 3

    Viskositas kinematik mempunyai satuan stoke (st)

    1 st = 1 cm2/detik = 10,7739 10-4 ft2/detik

    Nilai Viskositas fluida sangat dipengaruhi oleh suhu tetapi tidak begitu

    terpengaruh oleh perubahan tekanan.

    Viscositas GAS akan naik dengan naiknya suhu dan hubungannya dapat

    dinyatakan dengan persamaan berikut:

    /o = (T/273)n

    dengan = viskositas absolut pada suhu T, oK

    o= viskositas absolut pada suhu 0oC atau 273 oK

    n = tetapan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, nilai n ini berkisar

    antara 0,65 sampai 1.

    Persamaan Newton untuk aliran fluida:

    dx

    dv

    Fluida dapat memenuhi persamaan Newton di atas, bila viskositasnya tetap dan

    disebut dengan fluida Newtonian.

    Fluida yang termasuk Newtonian adalah gas/uap dan cairan encer.

    Cairan kental umumnya tidak mengikuti persamaan Newton, sehingga

    dinamakan fluida non-Newtonian.

    Pelat atas bergerak dengan

    kecepatan V m/s

    Pelat bawah diam

    Profil kecepatan fluida di antara pelat atas dan bawah

    dv/dx

  • 4

    Gambar shear stress () vs shear rate (dv/dx)

    Secara umum: viskositas cairan > viskositas gas/uap

    Sifat fisis metanol Temp.

    (C) Density

    (1000 Kg/m3)

    Viscosity (Pa-s)

    Kinematic Viscosity (m

    2/s)

    Surface Tension (N/m)

    0 0.81 8.17 10-4

    1.01 10-6

    2.45 10-2

    10 0.801 - - 2.26 10-2

    20 0.792 5.84 10-4

    7.37 10-7

    -

    30 0.783 5.10 10-4

    6.51 10-7

    -

    40 0.774 4.50 10-4

    5.81 10-7

    -

    50 0.765 3.96 10-4

    5.18 10-7

    -

    Pengaruh suhu:

    Viskositas cairan akan turun, bila suhunya naik.

    Viskositas uap/gas akan naik, bila suhunya naik.

    Pengaruh tekanan:

    Viskositas cairan tidak banyak terpengaruh oleh perubahan tekanan.

    Viskositas gas/uap akan naik, dengan naiknya tekanan.

    Pada tekanan yang semakin tinggi, jarak molekul antar gas semakin kecil,

    sehingga gesekan antar molekul yang bergerak akan semakin besar.

  • 5

    Table of Fluid Properties (Liquids and Gases)

    Fluid T

    (F) Density (slug/ft3)

    v (ft2/s)

    T (C)

    Density (kg/m3)

    v (m2/s)

    Liquids:

    Water 70 1.936 1.05e-5 20 998.2 1.00e-6

    Water 40 1.94 1.66e-5 5 1000 1.52e-6

    Seawater 60 1.99 1.26e-5 16 1030 1.17e-6

    SAE 30 oil 60 1.77 0.0045 16 912 4.2e-4

    Gasoline 60 1.32 4.9e-6 16 680 4.6e-7

    Mercury 68 26.3 1.25e-6 20 13600 1.15e-7

    Gases (at standard atmospheric pressure, i.e. 1 atm):

    Air 70 0.00233 1.64e-4 20 1.204 1.51e-5

    Carbon Dioxide 68 0.00355 8.65e-5 20 1.83 8.03e-6

    Nitrogen 68 0.00226 1.63e-4 20 1.16 1.52e-5

    Helium 68 3.23e-4 1.27e-4 20 0.166 1.15e-4

    3. TEGANGAN ANTAR MUKA (SURFACE/INTERFACIAL TENSION) (A)

  • 6

    Antar dua fase, misalnya cair-uap/gas, terjadi tegangan antar muka. Hal ini terjadi, karena ada gaya yang menarik molekul cairan di permukaan agar tetap tinggal di fase cair.

    Tegangan antar muka cukup berpengaruh terhadap aliran dua fase (gas-cair, cair-cair).

    Satuannya dyne/cm atau Newton/meter (N/m).

    Simbol (A) .

    Nilai besaran tegangan muka sangat dipengaruhi oleh senyawa yang terkandung dalam cairan. Ada senyawa yang dapat menurunkan tegangan muka sangat besar, yaitu surfactant (surface active agent). Tegangan muka akan turun, bila suhu naik. Tekanan tidak banyak berpengaruh terhadap tegangan muka secara

    langsung. Tegangan muka air-udara pada suhu ruangan 72 dyne/cm Tegangan muka cairan hidrokarbon 40 60 dyne/cm Antar fase cair-cair (2 cairan yang tak larut atau immiscible) juga ada tegangan antar fase, yang besarnya lebih rendah dari tegangan cair-gas. Secara umum, tegangan antar muka akan turun dengan naiknya suhu. Besaran ini sangat penting pada sistem dua fluida yang tidak saling melarut.

    4. Berdasarkan DENSITAS nya Fluida dapat digolongkan dalam dua

    kelompok yaitu:

    Fluida incompressible:

    Fluida incompressible adalah fluida yang tidak mengalami perubahan volum (V)

    dengan adanya penekanan (P), atau (V/P)T = 0. Atau dapat didefinisikan

    sebagai fluida yang tidak berubah sifatnya walau ditekan, sehingga densitas

    cairan tidak berubah dengan adanya penekanan. Fluida ini banyak dijumpai

    pada sebagian besar cairan dan sedikit gas.

  • 7

    Fluida compressible:

    Fluida compressible adalah fluida yang mengalami perubahan volum (V) dengan

    adanya penekanan (P), atau dapat dikatakan sebagai fluida yang berubah

    sifatnya jika ditekan, atau densitas berubah dengan adanya penekanan. Fluida

    ini banyak dijumpai pada gas.

    HUBUNGAN ANTARA P V T PADA FLUIDA COMPRESSIBLE

    Untuk gas ideal hubungan antara suhu, tekanan, volume mengikuti hukum

    P V = n R T

    dengan P adalah tekanan (atm., pascal, bar, psia), V adalah volum (liter, cm3 ,

    ft3), T adalah suhu (oC, oK, oF), n jumlah mol gas ( gmol, kgmol, lbmol), dan R

    adalah tetapan umum gas ideal yang nilainya tergantung dari satuan yang

    digunakan, misalnya R= 8,314 kj/kmol/oK, R= 1,987 kal/gmol/ oK, R= 82,05 (cm3

    atm)/gmol/ oK.

    Keadaan standar.

    Keadaan standar sering didefisikan sebagai suatu keadaan pada suhu (T) = 0oC

    atau 273,15 oK, tekanan (P)= 1 atmosfir. Pada keadaan ini volume (V) 1 mol gas

    ideal sebesar 22,412 cm3. Nilai ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

    V = 3412,221

    )15,273)(05,82(cm

    P

    RT

    Gas non ideal

    Untuk gas non ideal hubungan antara suhu, tekanan, dan volume dapat

    dituliskan sebagai berikut

    P V = Z n R T (3)

    Dengan Z adalah faktor kompresibilitas, nilai Z sangat dipengaruhi oleh suhu dan

    tekanan. Pada tekanan yang sangat rendah penyimpangan dari keadaan ideal

    disebabkan oleh gaya tarik diantara molekul, pada keadaan ini nilai Z kurang dari

    satu. Pada tekanan yang sangat tinggi penyimpangan dari keadaan ideal

    disebabkan karena perubahan volum molekul itu sendiri. Hubungan antara Z

    dengan tekanan dapat dituliskan sebagai berikut:

  • 8

    Z = RT

    PV= 1 + B P + C P2 + D P3 + (4)

    Atau dapat dituliskan dalam bentuk

    Z = 1 + .....'''

    32

    V

    D

    V

    C

    V

    B (5)

    Nilai B, C, dan D disebut dengan koefisien virial yang nilainya tergantung pada

    sifat gas dan suhu. Berdasarkan korelasi ini dapat disimpulkan bahwa pada

    tekanan mendekati nol (P=0) atau V bernilai tidak terhingga maka nilai Z = 1,

    sehingga pada keadaan ini sifat gas non ideal sama dengan sifat gas ideal.

    Banyak persamaan yang dapat digunakan untuk memperkirakan

    hubungan antara besaran-besaran (P-V-T) gas non ideal. Salah satu persamaan

    yang cukup sederhana dan banyak digunakan adalah persamaan van der

    Waals, yang dituliskan sebagai berikut:

    RTnnbVV

    naP

    2

    2

    (6)

    dengan b = c

    c

    P

    RT

    8tetapan yang besarannya merupakan fungsi incompressible

    volum molekul gas, 2V

    a= tetapan yang nilainya dipengaruhi attractive forces

    antar molekul gas tersebut, nilai a dapat diperkirakan dengan persamaan berikut

    a= c

    c

    P

    TR

    64

    2722

    . Bila P mendekati nol (P=0) dan nilai V=1 persamaan van der Waals

    sama dengan persamaan gas ideal.

    Hubungan antara sifat-sifat gas non ideal dapat ditentukan secara percobaan

    untuk jenis gas tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk grafik faktor

    kompresibilitas versus suhu dan tekanan atau dinyatakan dalam bentuk

    perbandingan nilai PV pada keadaan standar dan pada keadaan tertentu

    untuk jenis gas tertentu.

  • 9

    A = oPV

    PV

    )( =

    onRT

    nRT

    )( (7)

    dengan A faktor perbandingan yang berlaku untuk gas tertentu pada kondisi

    tertentu, sedang (PV)o adalah nilai PV pada keadaan standar T=273 oK dan P=

    01,3 kN/m2. . Nilai A dan grafik hubungan antara Z dan P-T dapat dilihat di

    pustaka. Sebagai contoh disajikan hubungan antara Z vs P dan T untuk gas

    metan.

    Untuk gas yang berbeda akan mempunyai diagram Z vs P dan T yang berbeda.

    Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk berbagai jenis gas dapat

    disusun grafik faktor kompresibilitas yang dapat berlaku umum untuk

    berbagai jenis gas yang hubungannya dapat disajikan dalam bentuk Z vs suhu

    tereduksi (Tr) dan tekanan teredukksi (Pr) sebagai berikut (PR cari grafik di

    pustaka hubungan antara faktor kompresibilitas untuk berbagai gas dan

    uap).

    CONTOH SOAL GAS NON IDEAL

    Berapa volume tangki yang dibutuhkan untuk menyimpan 1 kmol gas

    metan pada suhu 320oK dan tekanan 60 MN/m2. Estimasi volume tangki yang

    dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

    a. Hukum gas ideal

    b. Persamaan van der Waals

    c. Grafik faktor kompersibilitas gas yang dapat berlaku umum

    d. Gafik faktor kompresibilitas untuk gas metan

    e. Data percobaan laboratorium untuk gas metan (Perry, 1984)

    a. Hukum gas ideal

    P V = n R T

    P= 60 MN/m2= 60 x 103 kN/m2

    T= 320oK

    N=1 kmol

    R= 8,314 kN/kmol/ oK

  • 10

    V = 1 x 8,314 x 320/(60 103) = 0,0443 m3.

    b. Persamaan van der Waals

    RTnnbVV

    naP

    2

    2

    dengan b= c

    c

    P

    RT

    8 dan a=

    c

    c

    P

    TR

    64

    2722

    Kondisi kritis metan dapat dilihat dari pustaka, suhu kritis (Tc) = 191oK dan

    tekanan kritis (Pc) = 4640 kN/m2.

    b= kmol

    m

    x

    x

    c

    3

    0427,046408

    191314,8 dan

    a= )/())(/(464064

    )191()314,8(27 23222

    kmolmmkNx

    xx=229,3 )/())(/( 232 kmolmmkN

    (60 x 103 + 229,3 x 2

    1

    V)(V-1 x 0,0427) = 1 x 8,314 x 320

    60.000 V3 5233 V2 + 229,3 V = 9,79

    dengan cara coba-coba dapat ditentukan nilai V= 0,066 m3

    c. Grafik faktor kompersibilitas gas yang dapat berlaku umum

    Tr= 68,1191

    320

    cT

    T Pr = 93,12

    4640

    1060 3

    x

    P

    P

    c

    Dari Gambar 2 dapat ditentukan nilai Z = 1,33, Sehingga V dapat ditentukan

    sebagai berikut: P V = Z n R T

    V = 33

    0589,01060

    320314,8133,1m

    x

    xxx

    P

    ZnRT

    d. Gafik faktor kompresibilitas untuk gas metan

    T= 320 oK = 116,6 oF

    P= 60 106N/m2 (14,5038 psia/105 N/m2) =8702,28 psia

    Dari Gambar 1 nilai Z tidak dapat ditentukan karena nilai P sangat tinggi

    e. Data percobaan laboratorium untuk gas metan (Perry, 1984)

    Data percobaan laboratorium untuk berbagai gas dapat ditentukan dengan

    korelasi berikut:

  • 11

    A = oPV

    PV

    )(

    dengan A faktor perbandingan yang berlaku untuk gas tertentu pada kondisi

    tertentu, sedang (PV)o adalah nilai PV pada keadaan standar T=273 oK dan P

    101,3 kN/m2. Untuk gas metan pada P=60 103 N/m2 dan T=320oC nilai A =

    1,565.

    V = 36

    6

    0592,0)1060(

    1027,255,1)(m

    x

    xx

    P

    PVA o

    Nilai berdasarkan pengukuran langsung untuk gas tersebut adalah merupakan

    nilai yang paling mendekati nilai sebenarnya, sedangkan nilai yang lain adalah

    merupakan nilai pendekatan. Perbandingan antara nilai pendekatan dengan nilai

    pengukuran langsung memberikan prosen kesalahan sebagai berikut:

    Hukum gas ideal = - 25,2%, Persamaan van der Waals = + 11,5%, dan

    Grafik faktor kompersibilitas gas yang dapat berlaku umum = - 0,5%.

    Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan

    menggunakan grafik faktor kompresibilitas yang dapat berlaku umum

    memberikan kesalahan yang paling kecil (tidak berarti).

    5. Turbulensi

    Pola aliran fluida dalam pipa dipengaruhi oleh beberapa peubah yaitu:

    1. Diameter pipa (D)

    2. Kecepatan rata-rata fluida dalam pipa (v)

    3. Viskositas fluida dalam pipa ()

    4. Densitas fluida ()

    Hubungan antara peubah-peubah ini dinyatakan dalam kelompok tidak

    berdimensi yang dikenal dengan bilangan Reynolds (Re)

    Re =

    Dv

    Berdasarkan nilai bilangan Reynolds pola aliran fluida dalam pipa dapat

    digolongkan dalam dua kelompok yaitu pola aliran laminer dan pola aliran

    turbulen. Pola aliran laminer terjadi pada kisaran bilangan Reynolds kurang dari

  • 12

    2100. Adapun pola aliran turbulen terjadi pada kisaran bilangan Reynolds lebih

    dari 4000. Kisaran bilangan Reynolds antara 2100 sampai 4000 disebut daerah

    transisi. Pola aliran ini sangat menentukan perhitungan-perhitungan dalam

    berbagai hal yang menyangkut aliran fluida dalam pipa (digunakan pada

    pembahasan berikutnya).

    Jenis aliran ini dapat ditentukan dari besarnya bilangan Reynolds aliran tersebut.

    Bentuk bilangan Reynolds untuk aliran di dalam pipa adalah:

    vdRe (tak berdimensi)

    dengan v : kecepatan linear aliran

    d : diameter dalam pipa

    Bila Re < 2100, aliran laminer.

    Bila Re > 4000, aliran turbulen. Untuk Re > 10.000, aliran turbulen sempurna.

    Nilai Re antara 2100 4000 adalah aliran transisi.

    Untuk patokan, secara umum, fluida mengalir dalam pipa diinginkan pada kondisi

    turbulen. Kecepatan linear cairan berkisar antara 1 10 m/s. Kecepatan linear

    gas/uap 10 30 m/s.

    Bila cairannya sangat kental, baru dipertimbangkan mengalir pada kondisi

    laminer.

    laminer

    turbulen

  • 13

    Bila ingin memisahkan fase dari aliran dua fase, maka alirannya dibuat sangat

    laminer (Re sangat rendah).

    uz

    z

    Uz average

    ur

    r

    Ur average

    p

    Laminar flow

    Laser - induced florescence image of an incompressible turbulent

    boundary layer

    Simulation of turbulent flow coming out of a tailpipe

    Turbulent flow visualization

  • 14

    6. Pipa dan fitting

    Fluida dipindahkan dari tempat yang satu ketempat yang lain dapat

    melalui saluran terbuka (open channels) atau saluran tertutup (closed ducks).

    Saluran tertutup yang banyak dijumpai dalam industri kimia adalah sistim

    pemipaan (pipa dan fitting).

    Adapun yang dimaksud dengan fitting adalah perlengkapan yang

    dibutuhkan pada pemipaan sambungan, belokan, percabangan, kran, dan

    pengubah ukuran.

    Hal hal yang perlu difahami tentang pipa dan fitting dapat

    digolongkan menjadi dua yaitu jenis dan ukuran standar.

    Pipe Entrance

  • 15

    A. Jenis pipa dan fitting

    Berdasarkan bahan pembuatnya pipa dan fitting digolongkan menjadi dua

    yaitu:

    1. Logam 1a. Ferrous metallic pipe

    1b.Non ferrous metallic pipe

    2. Non logam

    Ferrous melallic pipe

    Standarisasi jenis ini dibuat oleh American Standart Association (ASA),

    pipa yang masuk jenis ini yaitu:

    Wrought-iron (besi tempa); sifatnya tahan terhadap korosi biasanya digunakan

    untuk pemipaan air panas dan instalsi bawah tanah.

    Wrought-steel pipe, pipa jenis ini banyak digunakan untuk keperluan umum.

    Electric resistance welded steel pipe, digunakan untuk instalasi suhu tinggi

    (>260oC).

    Stainless steel pipe, untuk bahan yang sangat korosif atau untuk industri

    makanan.

    Non Ferrous melallic pipe

    Yang termasuk jenis ini yaitu pipa dari tembaga, nikel, perunggu, dan

    kuningan. Pipa jenis ini untuk keperluan khusus yaitu untuk bahan yang korosif

    dan untuk instalasi perpindahan panas (daya hantar baik).

    Non logam

    Yang termasuk pipa non logam yaitu abestos cement pipe, carbon,

    graphite, pvc, gelas, dan keramik.

    B. Ukuran standar pipa dan fitting

    Pipa dan fitting mempunyai ukuran standar yang dibuat oleh ASA. Ukuran

    standar yang dapat berlaku umum yaitu untuk pipa dari logam, sedangkan

  • 16

    untuk pipa yang non logam tidak ada standar yang berlaku umum atau untuk

    pipa dari bahan yang tertentu mempunyai standar yang tertentu pula.

    Ukuran panjang

    Panjang pipa standar yaitu 16 ft sampai 22 ft, sehingga dalam pemipaan

    diperlukan fitting (sambungan), untuk mendapatkan panjang pipa seperti yang

    dikehendaki.

    Diameter pipa

    Ukuran pipa dan fitting dinyatakan dalam bentuk diameter nominal (NPS

    = nominal pipe size) dan tebal dinding.. Diameter nominal tidak merupakan

    diameter dalam atau diameter luar, untuk pipa baja diameter nominal mempunyai

    harga antara 1/8 inci sampai 30 inci.

    Tebal pipa

    Tebal dinding pipa standar dinyatakan dengan Schedule Number

    (Sch.No.). Sch.No ditentukan berdasarkan tekanan dalam pipa dan stress yang

    diperbolehkan untuk jenis pipa yang digunakan. Oleh karena itu tebal dinding

    pipa bukan merupakan besaran standar yang berlaku umum atau tebal

    dinding pipa berlaku untuk jenis pipa yang tertentu.

    Sch. No. = S

    P1000 (8)

    Dengan P = tekanan kerja dalam pipa (gaya/luas)

    S=allowable stress pipa tersebut pada kondisi operasi

    tertentu (gaya/luas)

    Ada 10 nilai Sch.No. yang dapat dijumpai yaitu 12, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120,

    140, dan 160. Pemilihan Sch. No. yang digunakan harus lebih tinggi dari nilai

    Sch,No. yang diperlukan sehingga akan aman. Dengan informasi Sch.No. (tebal

    pipa) dan NPS maka dapat ditentukan diameter luar dan dalam pipa tersebut.

  • 17

    Tabel yang menyatakan ukuran standar untuk jenis pipa tertentu dapat

    dilihat di berbagai pustaka. Pada tulisan ini diberikan satu contoh ukuran standar

    pipa baja yang dinyatakan pada Daftar I.

    ====================================================

    Daftar I. Ukuran standar pipa baja

    Pipe Scheduling

    Pipe

    Schedule 10 **

    Schedule 40 **

    Schedule 80 **

    Schedule 160 **

    Size (in)

    Nom. OD (in)

    ID (in)

    Wall Thick

    . (in)

    ID (in)

    Wall Thick

    . (in)

    ID (in)

    Wall Thick

    . (in)

    ID (in)

    Wall Thick

    . (in)

    1/8 0.405

    0.307 0.049

    0.269 0.068

    0.215 0.095

    1/4 0.540 0.410 0.065 0.364 0.088 0.302 0.119

    3/8 0.675 0.545 0.083 0.493 0.091 0.423 0.126

    1/2 0.840 0.674 0.083 0.622 0.109 0.546 0.147 0.466 0.187

    3/4 1.050 0.884 0.109 0.824 0.113 0.742 0.154 0.614 0.218

    1 1.315 1.097 0.109 1.049 0.133 0.957 0.179 0.815 0.250

    1-1/4 1.660 1.442 0.109 1.380 0.140 1.278 0.191 1.160 0.250

    1-1/2 1.900 1.682 0.109 1.610 0.145 1.500 0.200 1.338 0.281

    2 2.375 2.157 0.109 2.067 0.154 1.939 0.218 1.689 0.343

    2-1/2 2.875 2.635 0.120 2.469 0.203 2.323 0.276 2.125 0.375

    3 3.500 3.260 0.120 3.068 0.216 2.900 0.300 2.626 0.437

    4 4.500 4.260 0.120 4.026 0.237 3.826 0.337 3.438 0.531

    5 5.563 5.295 0.134 5.047 0.258 4.813 0.375 4.313 0.625

    6 6.625 6.357 0.134 6.065 0.280 5.761 0.432 5.189 0.718

    8 8.625 8.329 0.148 7.981 0.322 7.625 0.500 6.813 0.906

    7. PEMILIHAN UKURAN PIPA

    Jika fluida dapat mengalir dengan sendirinya (disebabkan karena grafitasi)

    tanpa bantuan pompa, maka pipa yang dipilih sekecil mungkin tetapi masih

    memberikan aliran yang normal.

  • 18

    Jika dalam mengalirkan fluida diperlukan tambahan energi mekanik yang

    diberikan oleh pompa atau kompresor maka perlu dipilih ukuran pipa agar

    memberikan total biaya yang sekecil mungkin. Untuk debit yang sama bila

    diameter pipa besar biaya pembelian pipa tinggi tetapi kecepatan aliran

    fluida rendah, sehingga dengan menggunakan diameter yang besar

    gesekan yang terjadi antara dinding pipa dan fluida yang mengalir lebih

    rendah sehingga biaya pemompaan juga lebih rendah.

    Kisaran kecepatan optimum fluida mengalir dalam pipa

    Kecepatan,

    m/detik

    Penurunan tekanan, kPa/m

    Cairan tak dipompa - 0,05

    Cairan dipompa tidak

    kental

    1-3 0,5

    Gas/Uap 15-30 0,02 dari tekanan operasi

    Uap tekanan tinggi> 8 bar 30-60 -

    Rase (1953) menggunakan hubungan antara kecepatan dengan diameter dalam

    pipa:

    Kecepatan, m/detik

    Discharge pompa (0,06d+0,4) m/detik

    Suction pompa (0,02d+0,1) m/detik

    Steam/uap 0,2 d m/detik

    Dengan d = diameter dalam pipa dengan satuan mm.

    Simson (1968) menggunakan hubungan antara kecepatan optimum dengan densitas fluida:

    rho, kg/m3 1600 800 160 16 0,16 0,016

    Kec., m/detik 2,4 3 4,9 9,8 18 34

  • 19

    Kecepatan maksimum harus dijaga agar tidak terjadi erosi, untuk gas/uap umumnya kecepatan maksimum 0,3 dari kecepatan suara.

    8. DIAMETER EKONOMIS Harga pipa akan naik dengan semakin besarnya diameter, tetapi biaya pemompaan akan turun dengan semakin besarnya diameter pipa karena gesekan akan berkurang. Diameter ekonomis adalah diameter pipa yang memberikan biaya total (biaya pembelian pipa dan fitting + pemompaan) yang paling rendah (minimum). Dari pertimbangan harga pipa, fitting dan instalasi yang diyatakan dengan: K(1+F).dn maka diameter optimum diperoleh:

    dopt = n

    baFKnE

    GpH

    84,4

    1216,024,010

    )).(1.(..

    .....10.8,19

    dengan: H : waktu operasi pertahun, jam/th p : harga listrik,/Kwh E : efisiensi pompa, % G : kecepatan aliran, kg/det d : diameter pipa,m : densitas fluida, kg/m3 : kekentalan fluida, kg/(m/det) a : capital charge,% b : biaya perawatan, % K : koefisien yang menunjukkan hubungan antara harga pipa dengan diameter F : harga fitting dan instalasi n : pangkat untuk d jika disederhanakan: H : untuk pabrik Kimia, 8000 jam/thn E diambil 0,6 F : 1,5-6,75 K dan n tergantung jenis pipa, misal untuk Carbon steel harga = K dn = 3,9 d0,6 dalam poundsterling/m Stainless steel harga = 1,6 d0,9 dalam poundsterling/m Maka diperoleh untuk Carbon steel: dopt = 352,8 G0,52 0,03 -0,37 Karena pangkat kecil maka dapat dianggap tetap : 0,03 = 0,8 sehingga dopt untuk Carbon steel = 282 G0,52 -0,37 Sedangkan dopt untuk stainless steel = 226 G0,5 -0,35 Untuk perkiraan cepat dapat juga digunakan grafik di Perry, fig. 3,52, pada Sec.5. hal. 31. ( cari Gambarnya dan perhatikan)

  • 20

    Contoh: Perkirakan ukuran pipa ekonomis jika air mengalir 10 kg/det, pada 200C, dan digunakan Carbon steel pipe. Diketahui air = 1000 kg/m3 dan air = 1,1 10-3 kg/(m.det) dopt = 282 G0,52 -0,37 = dopt = 282(10)0,52 (1000)-0,37 = 72,5 mm, dapat dipilih d = 80 mm

    dicheck Re = D

    G

    .

    .4

    =

    33 10.8010.1,1.

    10.4

    = 145.000, turbulen

    9. FITTING Fitting merupakan satu potongan yang berfungsi salah satu:

    1. Menggabungkan dua batang pipa, misal coupling, union 2. Mengubah arah aliran pipa, missal elbow, tee 3. Mengubah diameter pipa, misal reducer 4. Mengakhiri jaringan pipa, misal plug, valve 5. Menggabungkan dua aliran menjadi aliran satu, misal tee 6. Mengontrol aliran misal kran atau valve

    Gambar-gambar contoh fitting

    10. KRAN ATAU VALVE Kran termasuk salah satu jenis fitting yang berfungsi untuk mengontrol aliran atau untuk membuka/menutup aliran. Pemilihan jenis kran yang akan digunakan tergantung beberapa hal: - jenis fluida yang mengalir - jumlah aliran - tujuan/fungsi kran :

    1. untuk control kecepatan kran yang panjang ekvivalennya besar missal gate valve, globe valve, dan needle valve

    2. untuk control arah aliran (missal aliran balik tidak dinginkan) maka dapat digunakan swing check valve, angle check valve dan ball check valve

    3. untuk membuka/menutup aliran (shut off valves) Untuk shut off valves maka harus betul-betul dapat tertutup rapat pada waktu tertutup, dan memberikan tahanan aliran yang kecil jika sedang terbuka. Jenis Gate, plug dan ball valves dapat digunakan untuk tujuan ini. Untuk control kecepatan aliran, maka kran harus dapat memberi pengaturan yang baik (smooth control) pada keseluruhan kisaran aliran dari keadaan tertutup rapat sampai terbuka sempurna. Untuk tujuan ini dapat digunakan globe valves, sedangkan untuk control gas/uap dapat digunakan jenis butterfly valves. Gate valves : dengan memutar stem, maka disk akan naik atau turun, naik maka lubang aliran fluida lebih besar, sehingga kecepatan aliran lebih tinggi. Dengan

  • 21

    hanya memutar sedikit saja, lubang aliran akan naik dengan cukup besar, sehingga akan sulit digunakan untuk mengontrol kecepatan aliran. Kran ini cocok untuk pembuka/penutup aliran. Gate valve dibuat dua macam yaitu rising stem valve dan non rising stem valve.

    11. DIMENSI, SATUAN, DAN KONVERSI Dimensi adalah suatu cara/pernyataan untuk memberikan deskripsi tentang macam besaran fisis yang ditinjau, Contoh panjang (L), massa (M), waktu (t), suhu (T), gaya (F) dan energi (E). Sistim demensi:

    1. Dimensi absolute (M,L,t,T) 2. Grafitasional atau sistim Engineering (F,L,t,T)

    Energi (E,M,L,t,T) Hubungan antara gaya dan massa dinyatakan dengan hukum Newton: Gaya sama dengan perubahan momentum persatuan waktu

    F = dt

    vmd ).(

    Dimensi gaya sistim absolute = massa . kecepatan/ waktu = m. L/t2. Untuk massa yang tetap

    F = m.a dimana a = percepatan atau dv/dt Sedang untuk sistim Engineering

    F = a/gc = F/gc F adalah gaya yang dinyatakan dengan sistim Engineering dimensinya F, satuan misal dalam lbf. Sehingga gc = factor konversi Newton = 32,17 (lb. ft) / (lbf.s

    2) = 1 kg.m/ N.det2 yang harganya tetap tidak tergantung tempat. Kerja adalah gaya dikalikan jarak yang ditempuh, dimensinya untuk sistim absolute = m.L2/ t2 sedangkan untuk sistim Engineering = F.L. Satuan adalah suatu bentuk pernyataan yang dipakai untuk menunjukkan ukuran dari suatu dimensi besaran fisis tertentu. Contoh satuan Inggris, satuan Internasional, dan lain-lain. Contoh satuan gaya : dyne, lbf, Newton, kgf., Satuan Energi: erg, Joule, ft.lbf, Btu. Untuk mengubah satuan suatu besaran dari satu satuan ke satuan lainnya diperlukan konversi.