bab i skripsi gue

Upload: ryan-arifin-suryanto

Post on 09-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenyakit hati merupakan salah satu penyebab utama angka kesakitan dan kematian di seluruh dunia.1 Meskipun manajemen kedokteran sudah maju, tetapi belum ada pemberian terapi yang efektif hingga saat ini. Bahkan perkembangan pengobatan yang terbaru untuk mengobati penyakit hati sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.2 Dari seluruh penyebab penyakit hati, drug induced liver injury (DILI) atau obat yang menyebabkan kerusakan hati merupakan salah satu faktor kausatif yang paling sering menyebabkan manifestasi klinis dan perubahan regulasi hepar.1 Maka, saat ini masyarakat lebih sering menggunakan bahan alami dan lebih memilih untuk memakai substansi bioaktif alami untuk agen terapeutik yang memiliki efek samping yang minimal.3 Banyak bahan aktif dari ekstrak tanaman yang sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit klinis termasuk penyakit hati. Oleh karena itu, mencari obat yang efektif dan aman untuk gangguan hati tetap menjadi suatu topik yang menarik. Tanaman seperti buah maja (Aegle mameloes),lidah buaya (aloe vera), dan urang-aring (Eclipta alba) memiliki kandungan zat aktif salah satunya zat hepatoprotektor, sehingga efektif untuk digunakan pada kondisi peradangan hati.1Hati memiliki kemampuan menakjubkan untuk mengembalikan dirinya sendiri setelah kehilangan jaringan hati yang bermakna akibat hepatektomi parsial atau jejas tersebut tidak diperparah oleh infeksi virus atau peradangan. Pada hepatektomi parsial, yang mengambil hampir 70% bagian hati, menyebabkan lobus yang tersisa membesar dan mengembalikan hati ke ukuran semula. Regenerasi ini berlangsung sangat cepat dan membutuhkan waktu 5 sampai 7 hari pada tikus. Selama regenerasi hati, hepatosit diperkirakan mengalami replikasi sebanyak satu atau dua kali, dan setelah tercapai ukuran dan volume hati sebelumnya, hepatosit kembali kepada keadaan semula. Selain itu, hati memiliki kemampuan untuk detoksifikasi atau eksresi berbagai obat-obatan diantaranya parasetamol, sulfonamid, penisilin, ampisilin, serta eritromisin ke dalam empedu.4Gangguan hepar selain disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti virus dan bakteri dapat pula disebabkan paparan hepatotoksik obat-obatan misalnya parasetamol, hidroksi urea, dan rifampisin serta berbagai konsumsi makanan misalnya alkohol.5Acetaminophen (N-asetil-p-aminofenol atau APAP) atau parasetamol adalah obat nonnarcotic ringan, analgesik dan antipiretik agen yang banyak digunakan sebagai pereda nyeri dan pereda demam. Penggunaannya telah mencapai popularitas yang besar, dengan lebih dari 1 miliar tablet dijual setiap tahun di Amerika Serikat.6 Di Indonesia, menurut ISO tahun 2006 terdapat 305 merek obat yang berisi kandungan asetaminofen, baik sebagai obattunggal maupun kombinasi dengan obat lain. 7 Hal ini menyebabkan asetaminofen dengan mudah dapat disalahgunakan dengan pemakaian dosis yang berlebihan. Tidak mengherankan bila asetaminofen merupakan salah satu diantara obat-obatan yang paling banyak menyebabkan overdosis dan keracunan di masyarakat.Data American Association of Poison Control Center mencatat keluhan terhadap parasetamol menyumbang sekitar 10% dari semua keluhan pasien keracunan di Amerika. Diantara tahun 1995-1999, Parasetamol menjadi penyebab utama keracunan di Amerika. Setiap tahun selama periode saat ini terdapat 56.000 kasus kegawatdaruratan akibat keracunan parasetamol (disengaja atau tidak disengaja), menyebabkan 26.000 pasien dirawat inap dan sekitar 458 kematian. 6 Di Indonesia, jumlah kasus keracunan asetaminofen sejak tahun 20022005 yang dilaporkan ke Sentra Informasi Keracunan Badan POM sebanyak 201 kasus dengan 175 diantaranya adalah percobaan bunuh diri. 8Berdasarkan literatur, FDA (Food and Drugs Administration) menetapkan bahwa parasetamol pada umumnya aman, efektif dengan dosis harian maksimum harus tidak lebih besar dari 4 gram dalam waktu 24 jam Jika dipakai dalam dosis tinggi atau dosis rendah tetapi akumulatif, maka parasetamol dapat menimbulkan efek toksik yaitu kerusakan hati akut. Tercatat bahwa penggunaan parasetamol lebih dari 10-15 gram dosis tunggal dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah atau gagal hati sekunder sampai nekrosis hepatik masif. Konsumsi harian dosis kurang dari 10 g pada hari berturut-turut dapat pula membawa risiko untuk cedera hati pada beberapa individu. Selain itu, konsumsi Efek toksik parasetamol juga dapat ditingkatkan oleh faktor-faktor resiko seperti konsumsi alkohol, malnutrisi, obat-obatan yang turut menginduksi sitokrom P450, HIV, variasi genetik, dan penyakit hati 6Parasetamol dimetabolisme terutama oleh hepar. Di hepar, asetaminofen mengalami konjugasi dengan asam glukoronat dan asam sulfat membentuk metabolit yang tidak aktif. Sementara sebagian kecil asetaminofen dihidroksilasi oleh sitokrom P-450 membentuk N- acetyl-p-benzoquinone (NAPQI) yang merupakan metabolit berbahaya. Pada dosis toksik senyawa ini bereaksi dengan protein hepar yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hepar sehingga menyebabkan kebocoran enzim-enzim intraseluler terutama kadar serum transaminase SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase). Efek keracunan asetaminofen di antaranya adalah mual, muntah, anorexia hingga gagal multi organ yang dapat menyebabkan kematian. Lidah buaya (Aloe vera) merupakan merupakan tanaman herbal tahunan. Dengan batang pendek, gemuk dan tebal. Daunnya pucat hijau, berdaging, tepian berduri.9 Gel dari Lidah buaya mengandung air sekitar 99 sebesar 99,5% dengan pH pada kisaran 4,4-4,7. Komponen utama dalam gel adalah glucomannans, acemannan, mineral, flavonoid, asam tannic, alprogen, C-glucosyl chrmone. Bahan padat mengandung sekitar 45 bahan yang berbeda termasuk vitamin, mineral, enzim, gula, anthraquinine atau fenolik senyawa, lignin, saponin, sterol, asam amino dan asam salisilat. 9 Dari beberapa penelitian sebelumnya diketahui Aloe vera memiliki efek antifungal, antiinflamasi, anti kanker, immunomodulator, gastroprotektor dan hepatoprotektor.1 Senyawa flavonoid dalam tanaman lidah buaya diketahui merupakan senyawa antioksidan dan berpotensi mencegah kerusakan sel-sel tubuh diantaranya sel hepar.1 Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh keracunan parasetamol, maka perlu ditemukan bahan hepatoprotektor yang alami dan sedikit menimbulkan efek samping. Salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti untuk hepatoprotektor adalah lidah buaya (aloe vera). Tanaman lidah buaya dipilih karena mudah tumbuh, mudah didapat, perawatan tidak rumit, dan merupakan produk khas dan unggulan provinsi Kalimantan Barat yang merupakan domisili peneliti. Selain itu, atas dasar kandungan kimia dan penelitian tentang khasiat lidah buaya (Aloe vara) yang pernah dilakukan sebelumnya, penulis ingin mengetahui apakah ada efek hepatoproktektif dari lidah buaya (Aloe vera) yang diberikan pada mencit (Rattus novergicus) yang diinduksi parasetamol, berdasarkan perubahan kadar serum transaminase SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase). Peneliti berharap dengan adanya penelitian mengenai efek hepatoprotektor pada aloe vera dapat meningkatkan pamor tanaman aloe vera yang merupakan trade mark provinsi Kalimantan Barat. Kemudian, diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemahaman pada masyarakat khususnya masyarakat Kalimantan Barat bahwa aloe vera bukan hanya digunakan untuk konsumsi, melainkan dapat digunakan sebagai terapi alternatif yang terjangkau untuk penyakit liver.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap kadar SGPT mencit (Rattus novergicus) yang diinduksi Parasetamol?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap kadar SGPT mencit yang diinduksi parasetamol

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritisa. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek hepatoprotektor ekstrak lidah buaya (Aloe vera) pada mencit.

1.4.2 Manfaat aplikatifa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian uji klinis pada manusia untuk mencari dosis yang tepat dan efektif.b. Penelitian ini diharapkan meningkatkan pamor Aloe vera yang merupakan tanaman unggulan Kalimantan Barat