bab i sistem gerak

32
ANATOMI = FISIOLOGI DAN GIZI MANUSIA 2008 BAB I KERANGKA TUBUH MANUSIA Kerangka tubuh manusia juga disebut SISTEM SKELET yaitu merupakan susunan tulang pembentuk tubuh manusia dan peraga badan manusia. Kerangka merupakan alat gerak pasif, karena tulang akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif (otot) yang melekat pada tulang tersebut mengadakan gerakan. Jadi, tulang juga berguna untuk perlekatan otot tubuh. Selain itu, tulang-tulang tersebut juga berfungsi sebagai pembentukan darah merah, yaitu pada cavum medulare ( rongga sumsum ) yang terdapat pada tulang yang berbentuk pipih maupun panjang, terutama pada medulla ossea rubra (sumsum tulang merah), sedang pada sumsum tulang kuning atau medulla ossea flava tidak memproduksi sel darah merah, kecuali jika diperlukan akan berubah menjadi sumsum tulang merah. Secara mikroskopis, tulang terdiri dari Jaringan Spon ( berbentuk jala ) dan Jaringan Kompak ( berbentuk padat ). 1. Berdasarkan Morfologinya, tulang keras penyusun skelet terdiri dari: a) TULANG PIPA Yaitu tulang keras yang mempunyai dua ujung epiphyse dan batang (corpus) diantaranya yaitu BIOLOGI 2005 NARZIES Page 1

Upload: yunita-nur-anggraeni

Post on 08-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem gerak

TRANSCRIPT

BAB I

ANATOMI = FISIOLOGI DAN GIZI MANUSIA2008

BAB I

KERANGKA TUBUH MANUSIA

Kerangka tubuh manusia juga disebut SISTEM SKELET yaitu merupakan susunan tulang pembentuk tubuh manusia dan peraga badan manusia. Kerangka merupakan alat gerak pasif, karena tulang akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif (otot) yang melekat pada tulang tersebut mengadakan gerakan. Jadi, tulang juga berguna untuk perlekatan otot tubuh. Selain itu, tulang-tulang tersebut juga berfungsi sebagai pembentukan darah merah, yaitu pada cavum medulare ( rongga sumsum ) yang terdapat pada tulang yang berbentuk pipih maupun panjang, terutama pada medulla ossea rubra (sumsum tulang merah), sedang pada sumsum tulang kuning atau medulla ossea flava tidak memproduksi sel darah merah, kecuali jika diperlukan akan berubah menjadi sumsum tulang merah. Secara mikroskopis, tulang terdiri dari Jaringan Spon ( berbentuk jala ) dan Jaringan Kompak ( berbentuk padat ).1. Berdasarkan Morfologinya, tulang keras penyusun skelet terdiri dari:a) TULANG PIPAYaitu tulang keras yang mempunyai dua ujung epiphyse dan batang (corpus) diantaranya yaitu diaphyse. Batas antara epiphyse dan diaphyse disebut Cakra Epiphyse atau Discus Epiphyse, tempat pertumbuhan tulang secara memanjang, tulang pipa ini terutama tumbuh dalam satu arah. Selain itu tulang pipa juga sering disebut os tubular, karena berbentuk tubulus, yang berongga ditengahnya tempat sumsum merah ataupun sumsum kuning yang berguna untuk pembentukan sel darah merah terutama pada sumsum merah, sedang sumsum kuning berupa lipida, saat-sat tertentu dapat berubah bentuk menjadi sumsum merah. Contoh tulang pipa : os humerus, os femur, os phalanges.b) TULANG PENDEKMisalnya: tulang-tulang kecil pembentuk pergelangan tangan, misalnya os capitatum, di tengahnya mempunyai pusat spon yang dikelilingi oleh tulang padat. Pertumbuhan tulang ini berlangsung dalam tiga arah. Contoh lainya adalah tulang-tulang vertebralis.c) TULANG PIPIH

Misalnya : tulang belikat ( os scapula ), tulang tengkorak. Tulang-tulang pipih terdiri atas dua lapisan tulang padat dan diantaranya terdapat zat spon. Pertumbuhan tulang pipih berlangsung dalam dua arah.

d) TULANG PNEUMATIKA

Misalnya : tulang-tulang pembentuk tengkorak (os ethmoidale, os sphenoidale, maxilla, dsb). Tulang tulang ini membentuk rongga-rongga yang berisi udara dan dibatasi oleh membran mukosa.e) TULANG-TULANG SESAMOIDMisalnya tulang tempurung lutut (os patella), yang merupakan tulang sesamoid yang terbesar. Tulang sesamoid adalah tulang-tulang kecil yang biasanya terdapat diantara persendian tulang.

2. Berdasarkan Cara Pembentukannya (OSSIFIKASI), tulang dibagi menjadi:a. TULANG KHONDRAL

Yaitu tulang yang mengalami ossifikasi dengan didahului oleh pembentukan tulang rawan terlebih dahulu. Dikenal dua jenis penggantian pembentukan tulang tersebut, yaitu :

Enchondral, dimulai dari tulang rawan yang terjadi di dekat epifisis.

Perichondral, berasal dari perichondrium, contoh: pada tulang panjang pada saat embrio sampai dewasa. b. TULANG MEMBRAN

Yaitu ossifikasi tanpa melalui bentuk tulang rawan, ini juga disebut tulang Desmal. Arah pertumbuhan tulang ke arah luar dan ke dalam. Misalnya pada tulang pipih (tulang tengkorak, tulang belikat, tulang rusuk, dsb).

Tiap-tiap tulang diliputi oleh periosteum dan bila terdapat rongga sumsum tulang. Rongga ini dibatasi oleh endosteum. Dalam keadaan normal periosteum dan endosteum kaya akan persyarafan sehingga bila tulang terkena pukulan akan terasa sakit. Tulang menerima suplai darah dari foramen nuricia (lubang kecil yang biasanya terdapat pada tulang).A. PERSENDIAN TULANG ( HUBUNGAN ANTAR TULANG)

Masing-masing tulang rangka saling berhubungan satu dengan lainnya baik secara continue maupun discontinue membentuk persendian. Jadi, persendian (articulatio) adalah hubungan antara dua atau lebih tulang tanpa mengingat sifat hubungan tersebut dapat atau tidak dapat bergerak secara langsung ataupun tidak langsung.Terbentuknya sendi adalah sebagi berikut :

Mula-mula kartilago di daerah sendi membengkak, kedua ujungnya akan diliputi oleh jaringan pengikat, sedang jaringan serabut tetap menjaga agar kedua ujung kartilago tersebtu tidak tercerai. Sesudah kedua kartilago terisi oleh sel-sel tulang, maka keduanya diselaputi membran sinovial (selaput sendi) yang giat menghasilkan minyak sinovial sebagai pelumas. Secara morfologi, yaitu ada atau tidaknya ruang sendi maupun langsung atau tidak langsung, maka sendi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Synarthrosis / Kontinue / Sendi tak beruang.

2. Diarthrosis / discontinue / sendi beruang.

Berdasarkan fungsinya, yaitu banyak atau tidaknya gerak, sendi terdiri dari :

1. Articulatio (banyak gerak)

2. Amphiarthrosis (sedikit gerak)1. SENDI KONTINUE ( SYNARTHROSIS )

Bentuk sendi ini kedua ujung tulang dihubungkan langsung oleh berbagai jaringan dan sedikit dimungkinkan gerak. Berdasarkan jenis jaringan penghubungnya, synarthrosis dibedakan menjadi 3 bentuk sendi, yaitu :

a) Synchondrosis Kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang rawan sendi, oleh karena itu disebut juga sendi rawan. Bentuk ini memungkinkan sedikit gerakan lentur, terpilin atau tertekan. Sendi ini jaringan rawan yang menghubungkan terdapat dua jenis, yaitu rawan hialin dan fibrosa. Saat remaja rawan hialin ini selalu terdapat pada discus epiphyse (cakra epiphyse), dan juga terdapat pada antara iga pertama dan sternum, sedangkan jaringan penyambung rawan fibrosa terdapat pada symphysis ossis pubis. Tetapi bahan rawan tersebut menghilang pada saat dewasa, dimana rawan diganti dengan bahan tulang atau berubah menjadi sinostosis atau sindesmosis.b) Syndesmosis (Synfibrosis)

Tulang dihubungkan oleh jaringan penyambung kolagen atau elastin. Hubungan ini dapat luas atau sempit. Misalnya : pada membrane interossea pada lengan bawah, penyambungnya adalah jaringan penyambung kolagen. Sedang sindesmosis yang lebih elastis adalah pada ligamenta flava yaitu antara lengkung-lengkung vertebrata.Sutura pada tengkorak juga merupakan jenis khusus sindesmosis pada saat petumbuhan . Tetapi setelah pertumbuhan berhenti, jaringan penyambung berubah menjadi tulang menyaut antara sutura-sutura tersebut. Menurut bentuknya sutura dibedakan menjadi :1) Sutura serrata (ujung-ujungnya menyerupai gergaji)

2) Sutura squamosa (salah satu tulanag overlap terhadap tulang yang lain, misalnya: os temporasis dengan os parietale).

3) Sutura Laevis (pelana), permukaan-permukaan kasar secara langsung berhubungan seperti antara tulang-tulang hidung.Bentuk sindesmosis khusus lainnya, terdapat pada fiksasi gigi pada alveoli rahang yang disebut Ghomposis, yaitu sendi pasak dan taji. Jadi, sindesmosis atau sinfibrosis ini mempunyai ruang gerak yang sedikit (sendi kaku).c) Synostosis

Kedua ujung tulang berlekatan erat tanpa jaringan pengikat dan selaput yang memepersatukan kedua ujung tulang tersebut. Tidak memungkinkan adanya gerakan. Ini merupakan sendi terkuat antara bagianbagian tulang, misalnya pada tulang panggul, discus ephypise setelah dewasa, sutura setelah berubah menjadi tulang menyatu.Sendi sinovial atau sendi discontinue kadang-kadang dapat berubah menjadi sendi continue (synostosik), ini disebut ankilosis, biasanya disebabkan karena suatu penyakit, dari sendi yang dapat bergerak semula, berubah menjadi sendi yang tak dapat bergerak (kaku). Sedang ankilosis fisiologis (tidak dikarenakan penyakit / kelainan) terdapat pada vertebrata sacralis (os sacrum).2. SENDI DISKONTINUE ( DIARTHROSIS )

Sendi diarthrosis disebut juga sendi sinovial, sendi yang seolah-olah mempunyai ruang sendi, sehingga memudahkan terjadinya suatu gerakan. Sendi discontinue ini umumnya mempunyai bagian-bagian :

a. Caput articularia (kepala sendi / bonggol sendi)

b. Mangkok sendi (cavitas articularis)

c. Facies aricularia (dataran sendi) yang terdapat pada kedua permukaan tulang yang bersendi tersebut, biasanya diselubungi oleh rawan sendi dapat berbentuk rawan hialin maupun rawan fibrosa.d. Capsula articularis (Simpai sendi), dapat tegang, longgar, dan melekat pada permukaan sendi yang diselubungi oleh tulang rawan.e. Ligamentum (ikat sendi) sebagai penguat yang menyatukan dua tulang, juga terdapat ligamentum penuntun (dalam pergerakan), Ligamentum pembatas untuk membatasi pergerakan.

f. Membrana sinovial, adalah selaput lendir yang melapisi capsula articularis sebelah dalam, yang dapat mengeluarkan cairan yang berguna untuk pelicin sendi yang disebut cairan sinovial (urap sendi), juga berguna untuk mensuplai nutrisi pada rawan sendi. Cairan ini jernih, kental, mengandung mucin seperti albumin. Viskositasnya tergantung pada suhu. Jika suhu rendah, maka makin kental viskositasnya.g. Cavum articularis, yaitu rongga kosong yang terletak .

Berdasarkan pergerakannya, sendi diarthrosis diklasifikasikan menurut bentuk permukaan sendi, yaitu:

SENDI PLANA (SENDI DATAR )

Adalah suatu sendi dengan dua permukaan rata, mempunyai dua derajat kebebasan, sehingga menimbulkan gerakan yang tidak berporos, membentuk pergerakan menggelincir. Contohnya : sendi antar tulang vertebrata dan sendi antar tulang-tulang korral.

SENDI ENGSEL

Terdiri atas permukaan sendi yang konvek dan konkaf. Permukaan sendi yang konkaf sering kali mempunyai tonjolan yang dapat masuk kedalam lekukan yang terdapat pada permukaaan sendi yang konvek. Sendi engsel mempunyai satu derajat kebebasan. Misalnya : sendi siku (articulation cubiti), sendi lutut (articulation genu) dan sendi antar ruas tulang jari.

SENDI PASAK (TROCHOIDEA)

Terdiri atas pasak dan sendi-sendi putar, ujung tulang yang satu mengitari ujung tulang yang lain, mempunyai satu derajat kebebasan. Pada sendi putar permukaan konkav sendi berputar di sekitar permukaan konvek, misalnya articulatio radioulnaris distal (pergelangan tangan antara tualng hasat dan tulan pengumpil). SENDI ELLIPSOIDEA ( berbentuk ellips )

Satu ujung tulang mempunyai permukaan sendi ellpis konfek dan satu ujung tulang yang lainnya mempunyai permukaan sendi ellips konkav. Mempunyai dua derajat kebebasan., pergerakannya dua jurusasn berlawanan, contohnya : articulatio radiokarpal atau pergelangan tangan antara telapak tangan dan pengumpil.

SENDI PELANA ( SELLARIS )

Terdiri dari dua permukaan sendi yang berbentuk pelana yang masing-masing mempunyai lekukan konfek dan konkav. Mempunyai dua derajat kebebasan. Gerakan berporos dua, tetapi lebih bebas seperti orang naik kuda. Misalnya : articulatio carpometacarpus antara carpal dan metacarpal.

SENDI BOLA DAN KANTONG ( SENDI PELURU / SPHEROIDEA )

Terdiri dari kepala tulang berbentuk bola dan mangkok sendi. Terdapat tiga derajat kebebasan, gerakan bebas ke seluruh penjuru. Jenis khusus sendi tersebut adalah endarthrosis, yaitu kantong sendi meluas melebihi dari setengah kepala tulang berbentuk bola. Contohnya sendi panggul (articulation coxa) dan sendi bahu (articulatio humeri). CONDYLLOID JOINT ( FIXED JOINT )Merupakan sendi jenis amphiarthrosis, mempunyai pergerakan yang sangat terbatas, permukaan sendi kasar, misalnya pada articulatio sacroiliaca, pada sendi pergelangan tangan, sendi metacarpophalanges, metatarsophalanges.B. TULANG PENYUSUN SKELETTulang penyusun skelet ada dua macam yaitu tulang keras dan tulang rawan. Tulang keras terdiri dari : Tulang Panjang

Tulang Pendek

Tulang Pipih

Os Sesamoid

Os PneumaticaTulang rawan atau kartilago (tulang muda), dapat dimampatkan serta fleksibel, tahan terhadap tekanan dan pembengkokan, cukup lunak untuk dipotong. Tulang rawan terdiri dari sel-sel tulang rawan yang disebut chondrocyt dan substrans antar sel, yang tidak kaya pembuluh-pembuluh darah dan syaraf. Sifat substansi antarsel menentukan jenis tulang rawan yang dapat dibagi menjadi tulang rawan hialin, fibros dan elastin. Tiga ciri utama tulang rawan yaitu ulet, lentur dan kokoh. Pada saat embrio tulang terdiri dari tulang rawan semua, setelah dewasa tulang rawan menjadi tulang keras kecuali pada pusat-pusat tertentu yang masih bertahan sebagai tulang rawan. Misalnya pada tulang hidung, ujung-ujung tulang pipa, telinga, antar ruas tulang iga dan tulang dada. Pada anak kecil tulang rawannya banyak mengandung sel-sel tulang, tetapi pada orang dewasa lebih banyak matriksnya.a. Tulang Rawan Hialin

Substansi interselnya banyak mengandung serabut collagen yang bersifat ulet, kuat dan elastis. Tulang rawan hialin ini bersifat sementara karena kemudian akan berubah menjadi tulang keras. Pada saat embrio atau janin yang sedang tumbuh, tulang rawan hialin bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk tulang yang menggantinya. Tulang rawan hialin berwarna agak biru, dilapisi oleh perichondrium yang hampir bersambungan dengan tulang rawan. Tulang rawan halin terdapat pada : Tulang rawan sendi, tulang rawan iga, tulang rawan saluran pernafasan, discus epifisis.b. Tulang Rawan Elastis

Substansi interselnya kaya akan serabut elastin dan mengandung sedikit serabut collagen, sehingga menimbulkan gerakan yang lentur dan elastis. Tulang rawan elastis berwarana kekuningan. Ditemukan pada daun telinga, epiglotis, saluran eustachius dsb.c. Tulang Rawan Fibrosa

Tulang rawan ini juga dikenal sebagai jaringan penyambung tulang rawan. Mengandung lebih sedikit sel dibanding jenis-jenis lain, tetapi banyak mengandung berkas-berkas serabut collagen. Fungsi dari tulang fibrosa yaitu memperdalam rongga-rongga rawan sendi. Misalnya acetabulum, juga ditemukan khususnya pada bagian-bagian discus intervertebralis dan amphyais asis pubis.Tulang-tulang penyusun skelet diantaranya adalah:

1. Tulang tengkorak

2. Tulang badan

3. Tulang Anggota badan ( extremitas )Ad. 1. TULANG TENGKORAK

Tengkorak atau kranium membentuk ujung atas batang badan. Berfungsi sebagai tempat otak dan organ-organ sensoris, membentuk sub struktur wajah, dan juga mengandung bagian permulaan dari bagian saluran percernaan dan pernafasan. Bentuk tengkorak sebagian ditentukan oleh isi tengkorak. Tengkorak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :a. Neurocranium ( Tengkorak otak ), yang terdiri dari: Kubah Tengkorak

Dasar Tengkorak

Samping Tengkorak

b. Viscerocranium ( Tengkorak pembentuk wajah )

Kubah Tengkorak

Disusun oleh tulang-tulang pipih dari luar berbentuk licin, sedang dari dalam berbentuk lekukan-lekukan sesuai dengan bentuk otak, pembuluh darah dan syaraf. Kubah tengkorak terdiri atas: Tulang dahi (os frontale)

Tulang ubun-ubun (os parietale)

Tulang kepala belakang (os occipetale)

Antara tulang-tulang tersebut dihubungkan oleh sutura. Sutura yang membatasi antara tulang dahi dengan tulang ubun-ubun disebut Sutura Parietalis (sela tengkorak melintang ). Sedang sutura antara tulang ubun-ubun disebut Sutura Longitudinalis ( sela tengkorak memanjang ).Pada bayi, hubungan antar tulang belum begitu erat, terutama pada tulang dahi dengan kedua tulang ubun-ubun. Antara ketiga tulang tersebut terdapat daerah segi empat yang belum menulang, disebut ubun-ubun besar (fontanella mayor). Antara tulang ubun-ubun dengan tulang kepala belakang juga terdapat daerah berbentuk segi tiga yang belum menulang yang disebut ubun-ubun kecil (fontanella minor). Dasar TengkorakDasar tengkorak juga disebut basis cranii, merupakan permukaan bawah dari rongga tengkorak yang berlubang-lubang tempat lewatnya serabut syaraf maupun pembuluh darah. Tulang-tulang yang membentuk dasar tengkorak antar lain :1. Tulang kepala belakang ( os occipetala )

Letaknya dibawah rongga cranium, terdapat lubang tempat bertemunya medulla oblongata dengan medulla spinalis. Lubang tersebut dinamakan foramen magnum. Disisi dari foramen tersebut terdapat condillus (tonjolan tajam) yang berguna untuk persendian dengan tulang atlas (tulang leher teratas).2. Tulang Baji

Terletak di dasar tengkorak, sebagian besar lekukan tengah tengkorak dibentuk oleh tulang baji ini. Berbentuk kelelawar dengan kedua sayap direntangkan. Tulang tersebut terdiri dari badan, dua sayap yang besar dan dua sayap yang lebih kecil. Di tengah badan terdapat lekukan yang disebut sella tursika (pelana Turki), yang berguna untuk tempat hypofise.

3. Tulang Tapis (os ethmoidale)Terletak didepan tulang baji diantara lekuk mata. Terdiri dari tulang tapis yang mendatar ( lempeng tapis ). Bagian in mempunyai lubang-lubang kecil tempat dilaluinya syaraf pembahu dan tulang tapis yang tegak. Ini membatasi rongga hidung menjadi dua bagian kanan dan kiri, juga disebut septum nasalis.4. Tulang dahi (os frontalea)

Terdiri dari emunentia frontalis, lengkung atas alis dan garis atas orbita.

5. Tulang Pelipis (os temporale)

Terdapat sepasang tulang pelipis yang membentuk bagian bawah dari sisi kanan dan kiri tengkorak. Samping Tengkorak

Dibentuk oleh sebagian dari tulang dahi, tulang ubun-ubun, tulang baji dan tulang pelipis. Tulang pelipis terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Bagian yang menjorok ke arah pipi, bagian bawahnya terdapat dataran sendi yang bersendi dengan tulang rahang bawah.

Bagian taju, bentuknya seperti puting susu, juga disebut processus mastoidea, terdapat di belakang daun telinga.

Bagian yang membentuk rongga yang menghubungkan antara rongga telinga dengan mulut yang disebut tuba auditiva eustachii. Bagian yang terdapat taju penyendi yang berguna untuk bersendi dengan tulang atas sehingga leher dapat ditundukkan dan ditengadahkan. Taju penyendi tersebut terletak di kanan kiri foramen occipetale. Tengkorak Wajah (viscerocranium)

Terdiri dari:

a) Bagian Hidung, yang tersusun oleh :

Os lacrimale (tulang air mata), terdapat di nan kiri pengkal hidung di bagian sudut mata.

Os nasale adalah tulang pembentuk hidung sebelah atas.

Os concha nasalis (anak hidung), merupakan tulang sebelah dalam hidung yang berlipat-lipat, terbagi menjadi:

Concha nasalis superior (2 buah)

Concha nasalis media (2 buah)

Concha nasalis inferior (2 buah)

Pembagian tersebut penting karena sesuai dengan fungsinya yaitu untuk jaln udara.

b) Bagian Rahang, Terdiri dari : Os maxillare (tulang rahang atas) ,terdiri dari dua buah tulang kiri dan kanan yang menjadi satu dan bersambung dengan tulang hidung.

Os pallatum (langit-langit), bagian ini terdapat didalam tulang rahang atas berupa rongga besar yang dinamakan juga rongga rahang (sinus maxillaris). Rongga tersebut dibagi dua oleh sutura palina mediana. Sinus maxillaris berhubungan dengan rongga hidung terdapat dibawah karang hidung. Os zygomaticum (tulang lengkung pipih ), ini bersmabung dengan tulang dahi, tulang pelipis, tulang baji yang merupakan bagian tertinggi dari pipi.

Os mandibulare ( tulang rahang bawah ), terdiri dari dua tulang kanan dan kiri yang menjadi satu dengan bagian ujung bersendi dengan condillus pada Os temporale, sehingga memudahkan rahang bawah untuk bergerak k etas dan bawah sesuai fungsinya untuk mengunyah.

Os hyoidea ( tulang lidah ), berbentuk seperti huruf U , terdapat diantara oto-otot leher bagian atas, dapat diraba pada pangkal leher.

Ad. 2. TULANG-TULANG BADANTulang-tulang badan dibentuk oleh :1) 7 Ruas Tulang LeherMempunyai cekung sendi untuk menampung os occipetale, sehingga kepala dapat mengangguk dan menengadah. Karakteristik yang dimiliki tulang atlas adalah : Tidak memiliki corpus vertebrae

Mempunyai dua arcus yaitu arcus anterior dan posterior

Mempunyai dataran sendi untuk dens epistrophii sehingga kepala dapat digelengkan kekanan dan kekiri.

Mempunyai tuberculum anterior dan posterior, tetapi belum mempunyai processus spinosus. Ruas kedua disebut epistropheus (pemutar), sehingga kepal dapat menggeleng kekanan dan kekiri.. Karakteristik yang terdapat pada vertebrata cervicalis kedua adalah:

Mempunyai corpus seperti yang dipunyai oleh columna vertebrae lainya, dengan satu arcus vertebrae anterior. Processus spinosusnya sering bercabang dua.

Mempunyai dens epistrophii yang bersendi dengan tulang atlas, sehingga kepela dapat menggeleng kekanan dan kekiri.

2) 7 ruas tulang leher ketujuh, mempunyai karakteristik:

Processus spinosusnya runcing dan paling menonjol (dapat diraba dari luar), oleh karena itu disebut vertebra prominent.3) Ruas tulang leher lainnya, memiliki karakteristik :

Corpus vertebrae, foramen vertebralis tempat sum-sum tulang belakang, processus spinosus yang sering bercabang dua, tetapi kebanyakan runcing, satu arcus vertebra anterior, biasanya corpus vertebrae semakin kebawah semakin besar.4) 12 Ruas Tulang punggung (vertebrae thorachalis)

Bentuk ruas-ruas tulang ini makin kebawah makin besar dan kuat, ruas yang paling bawah hampir sama dengan ruas tulang pinggang. Bersendi dengan os costae membentuk rongga dada (cavum thoracalis).

5) 6 Ruas tulang pinggang (vertebrae lumbalis)Ruas tulang ini paling kuat dan paling besar dibanding dengan vertebra lainnya, terutama corpus vertebraenya. Processus spinosus pendek kearah sagital, lempeng arcus vertebraenya lebih tebal, sedang foramen vertebraenya kecil.6) 4 Ruas tulang kelangkang (vertebrae sacralis)

Bagian kanan dan kiri os sacrum ini bersendi dengan os coxa kanan dan kiri, merupakan sendi kaku dan sukar digerakkan dengan diperkuat dengan ligamentum.7) 4 Ruas tulang ekor (os coccygeus)

Ruas tulang ini menyatu seperti pada os sacrum, hanya paling ujung merupakan ruas paling kecil dan tanpa lubang, os coccygeus ini bersendi dengan os sacrum.

a) Rangka Dada ( Skelet Thorax )

Thorax tersusun dari tulang keras dan tulang rawan,. Berbentuk kerucut bagian bawah lebih besar daripada bagian atas dan bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Thorax terdiri dari :

Tulang punggung ( vertebrae thoracalis ), 12 ruas

Tualng rusuk ( os costae ), 12 ruas

Tulang dada ( os sternum )

Tulang rusuk 1-7 melingkar, bersendi pada bagian belakang dengan vertebrae thoracalis 1-8 dan menuju ke depan bersendi dengan sternum dengan perantaraan tulang rawan. Tulang rusuk 8, 9, 10 tidak langsung bersendi dengan sternum, tetapi berhubungan dulu dengan tulang rusuk diatasnya. Ketiga rusuk ini disebut rusuk tak sejati ( Selungkang atau costa spuria ). Sedang rusuk 11 dan 12 pada bagian belakang masih bersendi dengan vertebrae thoracalis. Sedang bagian depan tidak berhubungan dengan tulang dada, sehingga kedua rusuk tersebut dinamakan rusuk melayang ( costa fluctuates ). Antara dua buah rusuk terdapat pembuluh-pembuluh nadi.Os sternum ( tulang dada ) termasuk tulang pipih, terdiri dari :

1) Manubrium sterni ( hulu nadi ), merupakan bagian teratas dari sternum, panjangnya lebih kurang 5 cm, bersendi dengan os clavia ( tulang selangka ) dan costa pertama.2) Corpus sterni ( bagian dada ), panjangnya lebih kurang 10 cm, merupakan bagian tengah dari sternum, tempat persendian dari rusuk 2-7 lewat rawan costae.

3) Processus xyphoideus ( taju pedang ), merupakan bagian terbawah, terdiri dari tulang rawan tipis dan pipih, tempat perlekatan otot perut.b) Gelang bahu ( cingulum superior )Dibentuk oleh tulang belikat ( os scapula ) dengan paruh gagaknya dan tulang selangka bagian atas dihubungkan dengan dada melalui gelang bahu. Tulang selangka ( os clavicula ) merupakan penghubung antara tulang dada bagian hulu, sedang os scapula letaknya dibelakang menutup costa 3-7, berbentuk tulang pipih. Mempunyai cawan sendi yang disebut cavitas glenoidalis. Yang berguna untuk persendian dengan tulang lengan atas.c) Gelang Panggul ( Cingulum inferior )

Dibentuk oleh 3 tulang :

Os sacrum (tulang kelangkang)

Os coccigeus (tulang ekor)

Os coxa, dua buah kanan dan kiri (tulang panggul). Disusun oleh 3 tulang: Os ileum (tulang usus)

Os ischium (tulang duduk)

Os pubis tulang kemaluan)

Ketiga tulang tersebut dibatasi oleh suatu foramen yang disebut foramen obturatorium, juga membentuk suatu cawan sendi yang disebut acetabulum. Yang berguna untuk persendian antara Os femur (tulang paha) dengan Os coxa. Jadi gelang bahu merupakan penghubung antara extremitas posterior dengan badan.

Ad. 3. TULANG-TULANG ANGGOTA BADAN EXTREMITAS SUPERIOR DAN INFERIOR

a. Tulang penyusun anggota badan sebelah atas.

Terdiri dari tulang berbentuk pipa dan tulang pendek, yaitu:

Tulang lengan atas (os humerus)

Tulang hasta (os ulnarris)

Tulang pengumpil (os radius)

Tulang Pergelangan tangan (os carpale)

Tulang telapak tangan (os metacarpals)

Tulang jari-jari (os phalanges)

Pangkal tangan (pergelangan tangan) bagian proximal bersendi dengan tulang hasta dan pengumpil bagian distal, sedang antara baris proximal dari tulang pergelangan tangan bersendi dengan baris distal dari pergelangan tangan dinamakan sendi pangkal tangan. Sendi tersebut termasuk sendi kaku (amphiarthrosis) yang dibantu oleh ligamenta. Jadi dapat bergerak secara bebas. Tulang telapak tangan ( os metacarpale ) disusun ooleh 5 buah tulang pipa, ujung proximal bersendi dengan os carpale distal. Bagian ujung distal dari os metacarpal bersendi dengan os phalanges. Tulang jari-jari (os phalanges ), diujung distal tulang telapak tangan terdapat tulang-tulang jari yang dihubungkan dengan sendi. Tiap-tiap jari mempunyai sebuah ruas, kecuali ibu jari hanya mempunyai 2 ruas, jadi semua berjumlah 14 ruas. b. Tulang Penyusun Anggota Bawah (extremitas inferior)Terdiri dari tulang berbentuk pipa dan pendek, yaitu:1. Tulang paha (os femur)

2. Tulang kering (os tibia)

3. Tulang betis (os fibula)

4. Tulang pergelangan kaki (os tarsalia)

5. Tulang telapak kaki (os metatarsalia)

6. Tulang jari-jari kaki (os phalanges)

TULANG PAHA

Merupakan tulang pipa terbesar, pada ujung proximalnya terdapat bangunan yang berbentuk bundar dan besar yang disebut caput femoris. Inilah yang bersendi pada mangkok sendi pada gelang bahu yang disebut acetabulum. Persendian tersebut dibantu oleh ligamentum. Disamping itu terdapat tonjolan dibawah samping dari caput femoris, agak kecil disebut throchanter mayor dan throchanter minor (yang lebih kecil). Ujung distal dari os femur terdapat dua benjol sendi yang bertopang pada bidang atas (pars proximalis) dari tulang kering. Dengan demikian terbentuklah sendi lutut (articulatio genu). Pada dinding sebelah depan sendi lutut terdapat bangunan segitiga tbalik yang disebut os patelia (tempurung lutut). TULANG KERING .

Merupakan tulang pipa yang ukuran panjang ataupun yan besarnya dapat dikatakn nomer 2 setelah os femur. Letaknya didepan pada tungkai bawah, bagian proximal bersendi dengan os femur. Juga bersendi dengan tulang betis atau os fibula bagian proximal. Sedang tulang kering bagian distal bersendi dengan tulang betis bagian distal juga bersendi os talius (tulang loncat) yaitu bagian jari pergelangan kaki, dengan perantaraan sendi taliocrulalis proximalis. Tulang loncat tersebut berhubungan dengan tulang tumit (os calcaneus) dan tulang biduk (os scapiodeum). Dengan demikian terbentuklah sendi loncat bawah (articulation tallocruralis distalis). TULANG BETIS .

Merupakan tulang pipa yang terkecil diantara tulang pembentuk cruris. Tulang betris bagian proximalnya bersendi dengan tulang kering dengan perantaraan capitulum fibulare. Bagian distal dari os fibulare bersendi dengan os fibula distal dan os tallus. Hubungan antara tulang betis dengan tulang loncat tersebut dihubungkan dengan tulang rawan triangularis. TULANG PERGELANGAN KAKI ( OS TARSALIA ). Terdiri dari bagian proximal :

Os tallus (tulang loncat)

Os calcaneus (tulang tumit), merupakan tulang yang terbesar diantara tulang pergelangan kaki.

Os naviculare ( tulang biduk )Bagian-bagian distal disusun oleh tulang-tulang :

1. Os cuneiforme I (tulang baji)

2. Os cuneiforme II ( tulang baji)

3. Os cuneiforme III ( tulang baji)

Antara tulang pergelangan kaki dihubungkan persendian kaku. Jadi kemungkinan gerakan terbatas, tetapi kokoh, bingkas. Tulang-tulang pergelangan kaki merupakan tulang pendek semua.

Hubungan sendi dengan bagian proximal dari pergelangan kaki dengan crusris distal, yang disebut articulatio tallocruralis, sedang bagian distal dari pergelangan kaki berhubungan dengan metatarsal proximal dinamakan articulatio tarsometatarsalia. TULANG TELAPAK KAKI.

Terbentuk dari tulang pipa, terdiri dari 5 buah. Bagian distal dari tarsal bersendi dengan bagian proximal dari metatarsal (basis metatarsal). Sedang pada ujung-ujung distal dari metatarsal, masing-masing bersendi dengan tulang-tulang dengan tulang-tulang jari dengan nama sendinya articulatio metatarsophalanges.

TULANG-TULANG JARI KAKI ( Phalanges ).

Terdiri dari tulang pipa. Setiap jari terdiri dari 3 ruas, kecuali pada ibu jari hanya dua ruas, jadi semuanya berjumlah 14 ruas.

BIOLOGI 2005 NARZIESPage 17