sistem alat gerak

15
101 VIII. SISTEM ALAT GERAK A. Sasaran Pembelajaran 1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari sebuah urat daging atau otot ikan. 2. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak urat daging atau otot-otot ikan. 3. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari rangka ikan. 4. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak dan nama-nama tulang ikan B. Otot atau Urat Daging Ikan Dibandingkan dengan vertebrata lainnya, ikan mempunyai susunan otot yang relatif jauh lebih sederhana. Berdasarkan histologisnya, otot pada tubuh ikan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: - otot licin (smooth muscle) - otot bergaris melintang atau otot rangka (skeletal / striated muscle) - otot jantung (cardiac muscle) Berdasarkan cara kerjanya, otot-otot yang terdapat pada tubuh ikan dibedakan atas dua golongan yaitu: - voluntary muscle, yaitu otot yang bekerja karena dipengaruhi oleh rangsang, misalnya otot bergaris melintang atau otot rangka - involuntary muscle, yaitu otot yang bekerja tanpa dipengaruhi oleh rangsang, misalnya otot licin dan otot jantung Urat daging pada ikan tersebar hampir di seluruh tubuh sehingga setiap urat daging tersebut mempunyai peranan atau fungsi tersendiri sesuai dengan tempat dimana dia terdapat. Namun demikian, secara umum urat daging mempunyai fungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga secara keseluruhan menyebabkan ikan mampu bergerak (berenang). Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-

Upload: f-yagami

Post on 07-Dec-2014

999 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: sistem alat gerak

101

VIII. SISTEM ALAT GERAK

A. Sasaran Pembelajaran

1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari

sebuah urat daging atau otot ikan.

2. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak urat daging atau otot-otot ikan.

3. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian dari

rangka ikan.

4. Agar mahasiswa mampu menunjukkan letak dan nama-nama tulang ikan

B. Otot atau Urat Daging Ikan

Dibandingkan dengan vertebrata lainnya, ikan mempunyai susunan otot

yang relatif jauh lebih sederhana. Berdasarkan histologisnya, otot pada tubuh ikan

dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

- otot licin (smooth muscle)

- otot bergaris melintang atau otot rangka (skeletal / striated muscle)

- otot jantung (cardiac muscle)

Berdasarkan cara kerjanya, otot-otot yang terdapat pada tubuh ikan

dibedakan atas dua golongan yaitu:

- voluntary muscle, yaitu otot yang bekerja karena dipengaruhi oleh

rangsang, misalnya otot bergaris melintang atau otot rangka

- involuntary muscle, yaitu otot yang bekerja tanpa dipengaruhi oleh

rangsang, misalnya otot licin dan otot jantung

Urat daging pada ikan tersebar hampir di seluruh tubuh sehingga setiap

urat daging tersebut mempunyai peranan atau fungsi tersendiri sesuai dengan

tempat dimana dia terdapat. Namun demikian, secara umum urat daging

mempunyai fungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan

sehingga secara keseluruhan menyebabkan ikan mampu bergerak (berenang).

Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat

sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui

tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun

dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-

Page 2: sistem alat gerak

102

lingkaran konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun secara rapi

dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk kerucut dan

disebut coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental dan disebut

myomer atau myotome. Antara satu myomer dengan myomer lainnya dipisahkan

oleh suatu pembungkus yang disebut myocommata atau myoseptum. Otot-otot

yang terletak di bagian sebelah kiri dan kanan tubuh dipisahkan oleh suatu sekat

yang disebut septum vertical. Oleh suatu sekat yang disebut septum horizontale

atau horizontale skeletogenous septum, otot-otot pada tubuh ikan terbagi atas dua

daerah yaitu (Gambar 37):

- musculi dorsalis atau musculi epaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang

terdapat di sebelah dorsal septum horizontale

- musculi ventralis atau musculi hypaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang

terletak di sebelah ventral septum horizontale

Pada daerah septum horizontale terdapat jaringan otot berwarna merah

dan banyak mengandung lemak yang disebut mud stripe (red muscle) atau

musculus lateralis superficialis.

Jika dilihat dari arah lateral maka bentuk otot-otot bergaris melintang

(lateral skeletal musculature) dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu (Gambar 38):

- tipe cyclostomine, ditemukan pada ikan-ikan Agnatha

- tipe piscine, didapatkan pada Chondrichthyes dan Osteichthyes

Otot-otot yang terdapat pada tubuh ikan Osteichthyes dapat ditemukan

pada bagian kepala (Gambar 39), pada bagian di bawah kepala (Gambar 40),

pada bagian punggung (Gambar 41), pada sirip dada (Gambar 42), pada sirip

perut (Gambar 43), dan pada sirip ekor (Gambar 44). Pada ikan Chondrichthyes,

otot-otot tersebut dapat dibedakan atas: otot-otot appendicular, otot-otot

branchiomeric, dan otot-otot hypobranchial (Gambar 45 dan 46).

Page 3: sistem alat gerak

103

Gambar 37. Penampang melintang otot ikan (Andy Omar, 1987)

Page 4: sistem alat gerak

104

Gambar 38. Tipe otot pada ikan (Andy Omar, 1987)

Page 5: sistem alat gerak

105

Gambar 39. Otot-otot pada bagian kepala ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)

Gambar 40. Otot-otot pada bagian di bawah kepala ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)

Page 6: sistem alat gerak

106

Gambar 41. Otot-otot pada bagian punggung ikan Osteichthyes (Affandi et al., 1992)

Gambar 42. Otot-otot pada sirip dada ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)

Page 7: sistem alat gerak

107

Gambar 43. Otot-otot pada sirip perut ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)

Gambar 44. Otot-otot pada sirip ekor ikan Osteichthyes (Andy Omar, 1987)

Page 8: sistem alat gerak

108

Gambar 45. Otot-otot appendicular dan branchiomeric pada ikan Chondrichthyes

(Wischnitzer, 1972)

Gambar 46. Otot-otot hypobranchial pada ikan Chondrichthyes (Wischnitzer,

1972)

Page 9: sistem alat gerak

109

C. Sistem Rangka

Yang termasuk ke dalam sistem rangka antara lain tulang belakang, tulang

sejati, tulang rawan, jaringan pengikat (connective tissue), sisik-sisik, komponen-

komponen gigi, jari-jari sirip, dan penyokong sel pada sistem saraf. Rangka

merupakan struktur yang berfungsi sebagai penyokong tegaknya tubuh dan dapat

dibedakan atas:

- rangka luar (exoskeleton), berupa sisik (squama)

- rangka dalam (endoskeleton), berupa tulang-tulang yang menyusun rangka

tubuh ikan

Tulang banyak mengandung garam kalsium, fosfor, magnesium, dan

sebagainya. Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes), tulang yang keras

sebenarnya berasal dari tulang rawan. Proses pembentukan tulang dari tulang

rawan menjadi tulang sejati disebut osifikasi.

Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain:

- memberi bentuk kepada tubuh

- sebagai penunjang tubuh

- melindungi bagian tubuh sebelah dalam, seperti otak, jantung, hati, alat

pencernaan, dan lain-lain

- menghasilkan garam kalsium

- sebagai alat gerak pasif

- sebagai salah satu tempat pembuatan darah

- berfungsi sebagai alat penyalur sperma pada beberapa jenis ikan tertentu

Berdasarkan jenisnya, rangka tulang dapat dibedakan atas dua golongan,

yaitu:

- osteum (tulang sejati, tulang benar), yaitu tulang-tulang yang terdapat pada

ikan golongan Osteichthyes

- cartilago (tulang rawan), yaitu tulang-tulang yang terdapat pada ikan

golongan Chondrichthyes dan juga ikan Osteichthyes yang masih muda

Berdasarkan letak dan fungsinya, rangka dapat dibedakan atas:

- rangka axial, terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, dan tulang

rusuk

Page 10: sistem alat gerak

110

- rangka visceral, terdiri dari tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya

- rangka appendicular, yaitu rangka anggota badan, seperti jari-jari sirip dan

tulang-tulang penyokongnya.

Untuk mengamati rangka ikan secara umum, terlebih dahulu harus dibuat

preparat tulang. Preparat tulang dibuat dari ikan yang berukuran cukup besar

sehingga memudahkan dalam pembuatannya. Ada tiga cara yang dapat dilakukan

untuk membuat preparat tulang, yaitu:

a. Cara fisik

Ikan Teleostei yang agak besar (misalnya ikan cakalang) dibersihkan,

termasuk sisik-sisik ikan tersebut jika ada. Setelah bersih, siramlah ikan itu

dengan air panas secara perlahan-lahan agar diperoleh rangka yang bagus dan

tidak rapuh. Otot-otot yang terdapat pada tubuh ikan dibersihkan dengan

menggunakan pinset dan pisau. Jika masih ada otot-otot yang tersisa melekat

pada tulang, dibersihkan dengan menggunakan sikat. Agar otot-otot yang tersisa

tidak mengalami pembusukan maka rangka tersebut dicelupkan ke dalam larutan

formalin selama 5 – 7 jam. Diusahakan agar pada saat merendam rangka tersebut

keadaan preparat dalam keadaan lurus seperti sebelum diberikan perlakuan.

Rangka hasil pengawetan tersebut dijemur di bawah sinar matahari selama 5 – 7

hari sambil dibersihkan jika masih ada otot-otot kecil yang melekat. Jika ada

potongan-potongan tulang yang terlepas selama proses penyikatan/penjemuran

maka potongan tersebut ditempel pada tempatnya semula dengan menggunakan

perekat. Preparat yang sudah selesai sebaiknya disimpan di dalam kotak agar

tidak terganggu.

b. Cara kimiawi

Ikan yang sudah bersih dan tidak bersisik lagi direbus selama 3 – 5 menit

dalam panci yang berukuran besar agar posisi ikan tersebut tidak bengkok.

Setelah direbus, ikan tersebut direndam dalam larutan NaOH 4% selama 8 – 12

jam sampai daging ikan tersebut mudah dikelupas. Jika masih sulit terkelupas,

ikan tersebut direndam kembali ke dalam larutan NaOH yang lebih encer. Setelah

otot-otot ikan tersebut terkelupas, rangka preparat disimpan pada wadah yang

aman.

Page 11: sistem alat gerak

111

c. Cara biologis

Pembuatan rangka ikan secara biologis dilakukan dengan membiarkan ikan

membusuk secara alami sehingga otot-ototnya habis dimakan oleh binatang-

binatang kecil. Ikan sampel yang akan diambil rangkanya ditanam ke dalam tanah

agar bau busuk tidak menyebar. Setelah satu minggu, preparat tersebut diamati

apakah otot-ototnya telah mengalami pembusukan atau belum. Jika proses

pembusukan berjalan sempurna maka yang tersisa hanyalah tulang-belulangnya.

Untuk pembersihan selanjutnya digunakan sikat. Agar rangka tersebut aman,

preparat tersebut disimpan di dalam kotak, diikat atau direkat supaya tidak

bergerak-gerak.

Secara umum untuk mengamati sistem rangka maka dapat dibedakan atas

rangka secara umum (Gambar 47), tulang-tulang tengkorak (Gambar 48, 49, 50,

dan 51), dan tulang belakang atau vertebra (Gambar 52).

D. Soal-soal Latihan

Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per

kelompok), kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan selama 10

menit tentang mekanisme pergerakan otot ikan pada saat berenang dan mengapa

otot disebut alat gerak pasif dan tulang disebut alat gerak aktif?

E. Daftar Pustaka

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu

Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas

Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.

Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan

Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Page 12: sistem alat gerak

112

Gambar 47. Rangka ikan Teleostei tampak lateral (Chiasson, 1980)

Gambar 48. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak lateral (Chiasson, 1980)

Page 13: sistem alat gerak

113

Gambar 49. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak dorsal (Chiasson, 1980)

Page 14: sistem alat gerak

114

Gambar 50. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak ventral (Chiasson, 1980)

Gambar 51. Tulang tengkorak ikan Teleostei tampak caudal (Chiasson, 1980)

Page 15: sistem alat gerak

115

Gambar 52. Tulang belakang ikan Teleostei tampak depan (Andy Omar, 1987)

Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown

Company Publishers, Dubuque, Iowa.

Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.

Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York. Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.

Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy.

Second edition. W. H. Freeman and Company, San Francisco.