bab i sapon.docx

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sabun merupakan barang kebutuhan dalam setiap rumah tangga yang digunakan sebagai bahan pembersih. Bentuk sabun bermacam-macam tergantung dari penggunaan, juga bahan-bahan yang ditambahkan. Bahan baku sabun adalah campuran asam lemak (hewani maupun nabati) dicampur dengan soda (kalium atau natrium hidroksida) akan membentuk larutan kental. Hasil samping sabun adalah gliserin. Untuk mendapatkan sabun dengan nilai ekonomi tinggi perlu ditambahkan zat adiktif dalam sabun, seperti: pewangi, pewarna, anti bakteri, pelembut dan penambahan zat adiktif lainnya. Hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH akan menyebabkan terbentuknya gliserol serta garam Na atau K dari asam lemak yang bersangkutan. Garam ini dikenal dengan nama sabun dan reaksi hidrolisis ini disebut dengan reaksi penyabunan (safonifikasi). Menurut Julius Caesar, suku bangsa Jerman pada waktu itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang banyak mengandung garam alkali. Sekarang ini, sabun dibuat dengan cara praktis dengan teknik yang sederhana. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan NaOH atau KOH. 1

Upload: muhammad-william-king-planetto

Post on 24-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbmmmmmmmmmmmmmmmmmnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Sapon.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sabun merupakan barang kebutuhan dalam setiap rumah tangga yang

digunakan sebagai bahan pembersih. Bentuk sabun bermacam-macam tergantung

dari penggunaan, juga bahan-bahan yang ditambahkan. Bahan baku sabun adalah

campuran asam lemak (hewani maupun nabati) dicampur dengan soda (kalium

atau natrium hidroksida) akan membentuk larutan kental. Hasil samping sabun

adalah gliserin. Untuk mendapatkan sabun dengan nilai ekonomi tinggi perlu

ditambahkan zat adiktif dalam sabun, seperti: pewangi, pewarna, anti bakteri,

pelembut dan penambahan zat adiktif lainnya.

Hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH akan menyebabkan

terbentuknya gliserol serta garam Na atau K dari asam lemak yang bersangkutan.

Garam ini dikenal dengan nama sabun dan reaksi hidrolisis ini disebut dengan

reaksi penyabunan (safonifikasi). Menurut Julius Caesar, suku bangsa Jerman

pada waktu itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan

abu kayu yang banyak mengandung garam alkali. Sekarang ini, sabun dibuat

dengan cara praktis dengan teknik yang sederhana. Lelehan lemak sapi atau lemak

lain dipanaskan dengan NaOH atau KOH.

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-

asam lemak. Dimana asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari

hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai

hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Sabun mengandung garam, terutama

garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan

bobot atom lebih rendah. Bentuknya ada yang padat tercetak yang disebut sabun

batangan ada juga yang berupa cairan, da nada pula yang berbentuk serbuk. Sabun

adalah surfaktan yang apabila dicampur dengan air akan berfungsi melepaskan

noda dan kotoran yang semula terikat sehingga berfungsi untuk membersihkan.

Air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi yang mudah

dibawa oleh air bersih, sabun biasanya merupakan campuran garam natrium atau

kalium dari asam lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau

1

Page 2: BAB I Sapon.docx

2

kalium hidroksida) pada suhu 80-100oC melalui suatu proses yang dikenal dengan

saponifikasi.Pada pembuatan sabun digunakan bahan-bahan antara lain minyak

sayur, garam, pewarna dan NaOH. Minyak termasuk ke dalam kelas lemak biasa,

dimana lemak dan minyak adalah trigliserida. Perbedaan antara lemak dan minyak

antara lain adalah:

a. Lemak pada suhu kamar berbentuk padat,sedangkan minyak berwujud cair.

b. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan.

Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa,

minyak jagung dan minyak ikan. Sedangkan pada percobaan kali ini, dicoba untuk

membuat sabun dengan menggunakan minyak kelapa.

1.2. Tujuan Percobaan

1) Mengetahui cara pembuatan sabun (saponifikasi) khususnya dari lemak

nabati yaitu menggunakan minyak kelapa sawit.

2) Mengetahui cara menghitung neraca massa dan neraca panas dari

saponifikasi.

3) Mengetahui cara menghitung konversi dan yield pada saponifikasi.

1.3. Permasalahan

1) Bagaimana persen yield yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan.

2) Bagaimana perbandingan massa masuk sebelum dan setelah reaksi.

3) Bagaimana pengaruh jenis minyak yang digunakan dalam percobaan

saponifikasi.

1.4. Manfaat

1) Dapat mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sabun.

2) Dapat membuat sabun dari minyak kelapa dengan reaksi saponifikasi.

3) Dapat mengetahui perbedaan karakteristik sabun dan deterjen.