bab i psikiatri.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/1.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENYALAHGUNAAN ZAT YANG TIDAK MENYEBABKAN
KETERGANTUNGGAN
I. DEFINISI
Menurut DSM IV, penyalahgunaan satu zat (substance abuse) adalah suatu
pola konsumsi zat yang terus-menerus dalam jumlah banyak, di tandai oleh adanya
konsekuensi-konsekuensi buruk yang terjadi secara terus-menerus, yang berhubungan
dengan konsumsi suatu zat secara berulang-ulang dan dalam jumlah yang melebihi
batas normal.
Menurut PPDGJ-III (1993:255), penyalahgunaan zat menggunakan bemacam
variasi obat jadi, obat generic, dan jamu atau obat tradisional, tetapi yang tersering
ada 3 kelompok, yaitu obat psikotropik yang tidak menyebabkan ketergantungan
seperti antidepresif, pencahar dan analgetika yang dapat diperoleh tanpa resep dokter
seperti aspirin dan parasetamol. Walaupun pada awalnya, obat tersebut
direkomendasikan oleh dokter akan tetapi kemudian diperpanjang secara tidak perlu,
bahkan penggandaan dengan dosis berlebihan, terutama karena tersedianya zat
tersebut dan mudahnya diperoleh tanpa resep dokter.
II. ETIOLOGI
Menurut Harboenangin (dalam Widya, 1994 : dari Yatim dan Irwanto, 1991),
seseorang mulai melakukan penyalahgunaan zat karena dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu :
1. Faktor individual yang merupakan faktor internal
a. Kepribadian
1
![Page 2: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/2.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
Mayoritas pemakai mempunyai kepribadian yang tertutup dan kecenderungan
neurotis, namun masih dipertanyakan apakah kepribadian tertutup tersebut merupakan
sebab atau akibat. Orang yang berkepribadian lemah, mudah kecewa dan tidak mampu
menerima kegagalan, maka kemungkinannya untuk tergelincir menjadi pemakai memang
dapat diterima oleh akal, dibandingkan orang yang mempunyai kepribadian kuat, tahu
mana yang benar atau salah, berani mengatakan tidak dan tidak mudah terpengaruh.
b. Intelegensi
Taraf kecerdasan para pemakai berada pada taraf rata-rata dan di bawah rata-rata
kelompok seusianya. Secara logis, individu yang memiliki taraf kecerdasan tinggi akan
mampu untuk berpikir kritis, sehingga dapat membedakan antara hal yang buruk dan
baik, serta lebih mampu berpikir jernih tentang masa depannya. Individu demikian
diharapkan tidak akan membiarkan dirinya terjerumus menyalahgunakan zat yang akan
mengancam masa depannya
c. Usia
Mayoritas pemakai adalah kaum muda dan remaja, tetapi juga tidak menutup
kemungkinan bagi orang yang berusia tua juga menggunakannya. Dalam hubungan
dengan remaja, kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi sosial psikologis mereka
yang butuh pengakuan, identitas dan kelabilan emosi.
d. Dorongan kenikmatan
Setiap orang yang mempunyai dorongan hedonistis, dorongan mencari
kenikmatan yang bila telah diperoleh akan dilakukan berulang-ulang. Di satu sisi, obat
dapat member kenikmatan yang unik yang tersendiri. Pengaruh kimiawi dari obat yang
sering disalahgunakan dapat memberikan suatu pengalaman yang aneh, lucu dan
menyenangkan. Perasaan “enak” tersebut yang mulanya diperoleh melalui coba-coba
cepat atau lambat akan menimbulkan proses belajar yang kemudian akan dilakukan
berlang-ulang.
e. Perasaan ingin tahu
Proses awal terbentuknya seorang pemakai adalah melalui coba-coba karena ingin
tahu, kemudian menjadi iseng, menjadi pemakai tetap dan lalu menjadi pemakai yang
tergantung.
2
![Page 3: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/3.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
f. Menyelesaikan persoalan
Pemakai mulai menyalahgunakan obat untuk menyelesaikan persoalan psikologis
dalam dirinya dengan harapan, bahwa dengan memakainya, maka dapat membebaskan
dirinya dari persoalan berat yang dihadapi secara sementara. Pengaruh obat secara
kimiawi mampu menurunkan tingkat kesadaran pemakai dan membuatnya lupa pada
persoalan tersebut. Pada kenyataannya, hal tersebut hanya bersifat semu belaka, karena
persoalannya sendiri belum selesai, dan individu akan terperangkap dalam persoalan baru,
yaitu ketergantungan pada obat.
2. Faktor lingkungan yang merupakan faktor eksternal
a. Ketidakharmonisan keluarga
Penyalahgunaan zat biasanya berhubungan erat dengan ketidakharmonisan
keluarga si pemakai. Banyak pemakai yang berasal dari keluarga yang tidak utuh, suasana
rumah yang diwarnai pertengkaran orang tua, kurangnya komunikasi dan kasih sayang di
dalam keluarga. Keputusasaan dan kekecewaan yang disebabkan oleh hal tersebut dapat
membuat pemakai terdorong untuk mencari dunia yang lain, dunia pelarian yaitu
menyalahgunakan zat.
b. Pekerjaan
Tidak jarang pemakai yang sehari-harinya bekerja di apotek, took obat atau yang
orang tuanya sebagai dokter, apoteker atau detailer, sering didapati menjadi pemakai
hanya karena lebih mudah memperoleh obat yang diinginkan.
c. Kelas sosial ekonomi
Pada umumnya, pemakai berasal dari kelas sosial ekonomi menengah ke atas,
karena lebih banyak mendapatkan informasi tempat mendapatkan obat, atau karena relatif
mempunya uang yang cukup untuk membeli obat tersebut, tetapi tetap tidak menutup
kemungkinan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah untuk melakukan
penyalahgunaan zat.
d. Tekanan kelompok
Salah satu faktor yang paling sering diduga sebagai sumber penyalahgunaan obat
adalah lingkungan pergaulan pemakai. Pada umumnya, pemakai mulai berkenalan dengan
obat berasal dari kawan-kawan sepermainan. Selain hal tersebut, merupakan sesuatu yang
3
![Page 4: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/4.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
umum bila kelompok pemakai obat-obatan menginginkan dan menekankan anggotanya
berbuat hal yang sama. Penolakan terhadap tekanan tersebut dapat mengakibatkan ditolak
dan dikucilkan
III. EPIDEMIOLOGI
IV. MACAM-MACAM ZAT YANG TIDAK MENYEBABKAN
KETERGANTUNGGAN
A. Antidepresiva
Antidepresan adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi mental.
Antidepresan juga didefinisikan sebagai senyawa yang mampu melakukan
perbaikan pada gejala depresi.
B. Pencahar
C. Analgetik
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi
rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran akan perasaan
sakit terdiri dari dua proses, yakni penerimaan rangsangan sakit di bagian otak
besar dan reaksi-reaksi emosional dan individu terhadap perangsang ini. Obat
penghalang nyeri (analgetik) mempengaruhi proses pertama dengan mempertinggi
ambang kesadaran akan perasaan sakit, sedangkan narkotik menekan reaksi-reaksi
psychis yang diakibatkan oleh rangsangan sakit.
D. Antasida
Antasida berasal dari kata anti = lawan dan acidus = asam. Antasida adalah
senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menetralkan asam klorida
(lambung) atau mengikatnya secara kimiawi.
Antasida merupakan obat-obatan pereda sakit pencernaan, sengatan jantung,
gastritis (radang dinding lambung), serta reflux gastro oesofageal (semburan asam
lambung ke oesofagus). Obat antasid juga membantu meredakan tukak di dinding
lambung maupun duodenum. Obat antasid menetralkan asam lambung, dan
membantu mencegah atau meredakan radang dan nyeri di saluran pencernaan atas.
Antasid juga memberi waktu perbaikan pada dinding lambung atau duodenum
yang rusak oleh tukak sehingga sensitif terhadap jumlah normal asam lambung.
Antasid bisa dibeli bebas.
E. Vitamin
4
![Page 5: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/5.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
F. Hormon
G. Jamu dan obat tradisional
H. Zat lainnya (diuretik)
V. MEKANISME KERJA
A. Antidepresiva
B. Pencahar
C. Analgetik
D. Antasida
E. Vitamin
F. Hormon
G. Jamu dan obat tradisional
H. Zat lainnya (diuretik)
VI. EFEK SAMPING PENGGUNAAN ZAT YANG BERLEBIHAN
A. Antidepresiva
Antidepresan dapat menimbulkan banyak efek samping yang tidak diinginkan.
Kebanyakan efek samping ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya
setelah beberapa waktu. Beberapa efek sampingnya yaitu, efek antikolonergik
seperti mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia, serta gangguan potensi
dan akomodasi, efek sedasi, hipotensi ortostatis dan berkurangnya fungsi seksual
B. Pencahar
C. Analgetik
D. Antasida
E. Vitamin
F. Hormon
G. Jamu dan obat tradisional
H. Zat lainnya (diuretik)
VII. PENATALAKSANAAN
A. Antidepresiva
B. Pencahar
C. Analgetik
D. Antasida
E. Vitamin
5
![Page 6: BAB I psikiatri.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082611/55cf94b3550346f57ba3d3b9/html5/thumbnails/6.jpg)
Simon Ganesya R REFERAT PSIKIATRI 07120080040
F. Hormon
G. Jamu dan obat tradisional
H. Zat lainnya (diuretik)
VIII. PROGNOSIS
BAB III
KESIMPULAN
6