bab i print

Upload: nufie-crunch-chic

Post on 14-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

health

TRANSCRIPT

17

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMemilih metode pemberian makanan pada bayi merupakan keputusan penting yang harus dibuat orang tua. Pilihan tersebut dipengaruhi oleh factor fisik, psikologis, dan sosial. Secara ideal, topik mengenai pemberian makanan pada bayi meningkat selama periode prenatal. Selama periode ini, sangat penting bagi orang tua untuk menggali sikap mereka mengenai metode pemberian makanan dengan perawat.Air Susu Ibu (ASI) merupakan susu segar dan steril yang diproduksi langsung oleh ibu dan dapat mengurangi gangguan gastrointestinal dibandingkan dengan makanan lain jika diminum oleh bayi. ASI juga mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti alergi, antibodi serta anti inflamasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada bayi. Pemberian ASI sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan atau biasa disebut ASI ekslusif dapat memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi serta melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi pernafasan akut (Kementrian Kesehatan RI, 2010)Air Susu Ibu (ASI) adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Jika setiap anak diberikan ASI beberapa jam setelah kelahiran, lalu hanya diberikan ASI saja mulai dari usia 0-6 bulan, dan berlanjut sampai umur 2 tahun, sekitar 800.000 anak dapat selamat tiap tahunnya. Secara global, kurang dari 40% bayi dibawah usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif. Konseling dan dukungan mengenai pemberian ASI yang adekuat merupakan hal penting bagi ibu dan keluarga untuk memulai dan menjaga pemberian ASI yang optimal. (WHO, 2014)

Peran atau dukungan keluarga sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Hal ini akan terlihat pada ibu dan ayah yang baru memiliki anak pertama. Pengetahuan dan pengalaman mereka memiliki bayi menjadikan suami dan istri mencari informasi yang seluas-luasnya dan cenderung serta mempraktekan nasihat dari keluarga terdekat terutama pengalaman ibu mereka terdahulu saat menyusui. (Sugiatmi, 2009)Data Survei Sosial Demografi Nasional (Susenas) tahun 2007-2008, melaporkan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia menunjukan dari 62,2 persen tahun 2007 menjadi 56,2 persen tahun 2008. Kemudian semakin menurun pada tahun 2007 yaitu sebanyak 32%. Bahkan angka ini beradasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) semakin mengkhawatirkan turun menjadi 15,3% pada Tahun 2010. Data penelitian terkait yang dilakukan oleh Rahmawati dkk (2014) di Kabupaten Bone Makassar terhadap 104 responden, dengan judul Hubungan Antara Karakteristik Ibu, Peran Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone, diketahui 48,8 % responden mendapatkan dukungan keluarga, dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bone.Dari delapan kabupaten atau kota di Banten, Kota Serang menempati posisi keempat dengan jumlah penderita gizi buruk sebanyak 63 anak. Sementara, posisi pertama ditempati Tangerang dengan jumlah penderita gizi buruk mencapai 3.263 anak. Sedangkan, posisi terendah yakni Kota Cilegon sebanyak empat penderita gizi buruk. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, salah satunya adalah pemberian cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Di Kota Tangerang, cakupan ASI eksklusif sebanyak 30,5 persen. Masih rendahnya cakupan ASI antara lain disebabkan banyak faktor salah satunya dukungan keluarga yang kurang. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Anak Usia 0-6 bulan di TangerangB. Rumusan MasalahAir Susu Ibu (ASI) merupakan susu segar dan steril yang diproduksi langsung oleh ibu dan dapat mengurangi gangguan gastrointestinal dibandingkan dengan makanan lain jika diminum oleh bayi.

Peran atau dukungan keluarga sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Hal ini akan terlihat pada ibu dan ayah yang baru memiliki anak pertama. Pengetahuan dan pengalaman mereka memiliki bayi menjadikan suami dan istri mencari informasi yang seluas-luasnya dan cenderung serta mempraktekan nasihat dari keluarga terdekat terutama pengalaman ibu mereka terdahulu saat menyusui. (Sugiatmi, 2009)

Data Survei Sosial Demografi Nasional (Susenas) tahun 2007-2008, melaporkan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia menunjukan dari 62,2 persen tahun 2007 menjadi 56,2 persen tahun 2008. Kemudian semakin menurun pada tahun 2007 yaitu sebanyak 32%. Bahkan angka ini beradasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) semakin mengkhawatirkan turun menjadi 15,3% pada Tahun 2010. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan Bagaimana hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Tangerang?C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Tangerang.2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Tangerangb) Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Tangerang

c) Mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di Tangerang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan pemahaman peneliti tentang dukungan keluarga khususnya dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

2. Bagi MasyarakatUntuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat atau keluarga tentang pentingnya dukungan orang sekitar terhadap pemberian ASI eksklusif3. Bagi Lokasi Penelitian

Dapat memberikan masukan atau informasi bagi instansi terkait seperti petugas kesehatan untuk lebih mendukung mengenai pemberian ASI eksklusif.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dukungan Keluarga

1. Dukungan KeluargaDukungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah sesuatu yang didukung, sokongan; bantuan. Menurut Sarwono (2007) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso (2010) dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu.Menurut Bugges dalam Friedman (2010) keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami isteri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun anak adopsi. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah seperti kakek dan nenek, paman dan bibi (Suprajitno, 2004).Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:a. Mengenal masalah kesehatan keluargaKesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan - perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluargaTugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatanSeringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluargaFriedman (2010) mengemukakan bahwa dukungan keluarga dapat diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu:

a. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator (penyebar informasi).b. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber validator identitas keluarga. c. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.Friedman dalam Sudiharto (2010), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyusuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Th. 2009 mengenai kesehatan ibu, bayi dan anak (2012) pada pasal 128 ayat 1 menyatakan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Lalu pada pada ayat 2 menyatakan bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Masih dengan undang- undang yang sama pada BAB XX mengenai ketentuan pidana pada pasal 200 menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).B. Konsep Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif1. Definisi ASI EksklusifAir Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak dan larutan protein, laktosa dan garam - garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan salah satu satunya makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006). ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai berumur 2 tahun (Hubertin, 2004).ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makanan terbaik untuk bayi. Selain memenuhi segala kebutuhan makanan bayi baik gizi, imunologi, atau lainnya- pemberian ASI memberi kesempatan bagi ibu mencerahkan cinta kasih serta perlindungan kepada anaknya. Fungsi ini tidak mungkin dapat dialihkan kepada ayah atau suami dan merupakan suatu kelebihan kaum wanita. ASI ekslusif diberikan sejak umur 0 6 bulan.Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 th. 2009 (2012) pada bagian penjelasan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pemberian air susu ibu eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6 bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 (dua) tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. 2. Kandungan Air Susu Ibu (ASI)

Menurut Suradi (2004) kandungan ASI terdiri dari :a. LemakSumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5 - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolesterol darah lebih tinggi. Disamping kolestrol, ASI mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6yang berfungsi sangat penting untuk pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15 -20 menit). Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk.b. KarbohidratKarbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobasillus bifidus.

c. ProteinProtein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini belum ada.

d. VitaminASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga banyak vitamin E, terutama di kolostrum. Dalam ASI juga terdapat vitamin D, tetapi bayi prematur atau yang kurang mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian suplementasi vitamin D.

e. Zat besiBayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin tinggi (16-22 gr/dl), yang berukuran cepat setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan hemoglobin digunakan kembali. Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat besi dalam jumlah banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan. meskipun jumlah zat besi yang terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang terkandung dalam susu formula, bioavailabilitas zat besi dalam ASI jauh lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat diserap, sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam susu formula. Perbedaan ini disebabkan rangkaian interaksi kompleks yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan susu sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia karena perdarahan kecil di usus.f. SengDefisiensi mineral ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan lesi kulit tipikal. Meskipun seng lebih banyak terdapat pada susu formula dibanding ASI, bioavalabilirasnya lebih besar pada ASI. Bayi yang diberi ASI mampu mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibanding bayi yang diberi susu formula, bahkan meskipun konsentrasi seng yang terdapat di dalamnya tiga kali lebih banyak daripada ASI.g. KalsiumKalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding susu pengganti ASI karena perbandingan kalsium fosfor ASI lebih tinggi. Susu formula bayi yang berasal dari susu sapi tidak terelakkan memiliki kandungan fosfor lebih tingi dari pada ASI dan dilaporkan meningkatkan resiko tetanus pada neonatus.h. MineralASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium dan kalium yang lebih rendah daripada susu formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus dari pada susu pengganti ASI.3. Manfaat Pemberian ASI eksklusifMenyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Zat-zat anti-infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit. Air susu yang pertama atau biasa disebut kolostrum memiliki nilai gizi dan nilai kesehatan khusus bagi bayi, karena mengandung protein dan vitamin yang larut dalam lemak dan bahan-bahan anti-infeksi. Pemberian air susu pertama ini merupakan imunisasi yang pertama bagi bayi. Pada hakikatnya semua wanita dapat menyusui, jarang ada wanita yang tidak dapat menyusui karena kelainan patofisiologis. (WHO/UNICEF, 2014).4. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASIa. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi menyebabkan daya isap berkurang karena bayi mudah merasa kenyang. Bayi akan malas mengisap puting susu dan akibatnya produksi prolaktin dan oksitosin akan berkurang dan merangsang hormon LH dan GnRH semakin meningkat sehingga terjadi proses pematangan sel telur yang mengakibatkan cepat terjadi ovulasi dan kemungkinan hamil.

b. Perasaan ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin, seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin yang akhirnya menekan pengeluarin ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis atau perasaan bangga dapat menyusui bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI.c. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.

d. Isapan bayi tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil, hal ini akan membuat produksi hormon oksitosin dan prolaktin akan terus menurun dan ASI akan terhenti.

e. Cara menyusu yang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akhirnya akan menurunkan prosuksi ASI. (Hubertin, 2004)111

6