bab i - ppid.kepriprov.go.id

201

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I DEMOGRAFI

Provinsi Kepulauan Riau secara geografis terletak pada 00o20’ LU -

04040’ LU dan 103022’ BT - 109009’ BT. Luas wilayah Provinsi Kepulauan

Riau adalah 427.608,68 km2. Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian

besar dikelilingi oleh lautan 417.012,97 km2 (97,52%) dan daratannya

hanya 10.595,71 km2 (2,48%) yang terdiri dari banyak gugusan pulau baik

pulau besar ataupun kecil yang berjumlah kurang lebih 1.795 pulau, dengan

19 pulau terluar.

Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam dan

Kamboja.

Sebelah selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka

Belitung dan ProvinsiaJambi.

Sebelah barat : Berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia

dan ProvinsiaRiau.

Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan

ProvinsiaKalimantanaBarat.

Secara administratif, provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten,

2 kota, 73 kecamatan dan 416 desa/kelurahan, yaitu 1) Kabupaten Bintan

ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan ibukota Tanjung Balai

Karimun; 3) Kabupaten Natuna dengan ibukota Ranai; 4) Kabupaten Lingga

dengan ibukota Daik; 5) Kota Tanjungpinang dengan ibukota

Tanjungpinang; 6) Kota Batam dengan ibukota Batam, dan 7) Kabupaten

Kepulauan Anambas dengan ibukota Tarempa, dimana Kabupaten

Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang

terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2008. Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau:

2

Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik

Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.

25 tanggal 24 September Tahun 2002. Provinsi Kepulauan Riau awalnya

merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara administratif, Provinsi

Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan

Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.

Provinsi Kepulauan Riau dengan moto Berpancang Amanah, Bersauh

Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu pusat

pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-

nilai budaya melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas

dan berakhlak mulia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2019 tanggal 8 Oktober 2019, luas wilayah masing-

masing kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau, yaitu:

3

Tabel 1.1 Ketinggian Tempat, Luas Daratan, dan Luas Lautan

Menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota Nama Ibu Kota

Tinggi Tempat

(dpl)

Luas Daratan

(km2) Persentase

Karimun Tanjung Balai 5 912,75 11,13

Bintan Bintan Buyu 6 1.318,21 16,07

Natuna Ranai 14 2.009,04 24,50

Lingga Daik 6 2.266,77 27,64

Kepulauan Anambas Tarempa 6 590,14 7,20

Batam Batam 8 960,25 11,71

Tanjungpinang Tanjungpinang 65 144,56 1,76

Kepulauan Riau Tanjungpinang 8.201,72

Sumber: BPS, 2020

1.1 KEADAAN PENDUDUK Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan sebagai

dasar pelaksanaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil - hasil yang

dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar kebijakan

pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada hampir seluruh aspek

kehidupan manusia.

Jumlah penduduk Kepulauan Riau tahun 2019 menurut Kabupaten/Kota

tercatat sebanyak 2.189.653 dengan penduduk laki-laki 1.115.765 jiwa (50,96%)

dan perempuan 1.073.888 jiwa (49,04%). Rasio jenis kelamin sebesar 104 yang

artinya setiap 100 jiwa perempuan, terdapat 104 jiwa laki-laki. Hal tersebut

kemungkinan disebabkan karena beberapa kota di Kepulauan Riau termasuk

daerah Industri, sehingga pekerja laki-laki banyak yang bermigrasi ke Kepulauan

Riau. Dominasi penduduk pekerja tersebut juga tergambarkan dari piramida

penduduk. Piramida penduduk merupakan gambaran komposisi penduduk

berdasarkan usia dan jenis kelamin. Piramida penduduk dapat digunakan

pemerintah dalam membuat dan menentukan kebijakan untuk meningkatkan

kualitas masyarakat. Berikut ini piramida penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun

2019

4

Gambar 1.2 Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019

Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak

adalah penduduk di usia 35 - 39 tahun, dan terkecil adalah di usia 75 tahun

ke atas. Dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak laki-laki dan perempuan

adalah penduduk pada usia produktif bekerja.

Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila

memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan dalam

pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam

maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.

Secara geografis, penduduk Provinsi Kepulauan Riau tersebar di

beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Pola persebaran

penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber

lapangan pekerjaan seperti daerah industri, perkantoran dan perdagangan.

0 20000 40000 60000 80000 100000120000

0 - 4 5 - 9

10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74

75+

150000 100000 50000 0

5

Gambar 1.3 Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Dari gambar 1.3 dapat dilihat bahwa persebaran penduduk Kepulauan

Riau dari yang paling besar ke kecil berturut-turut sebagai berikut Kota

Batam, Kabupaten Karimun, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan,

Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan yang paling kecil adalah

Kabupaten Kepulauan Anambas.

1.2 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan pengukuran

perbandingan dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup untuk

semua negara. IPM digunakan sebagai indikator untuk menilai aspek

kualitas dari pembangunan dan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah

negara termasuk negara maju, negara berkembang, atau negara

terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi

terhadap kualitas hidup.

Pembangunan manusia di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019

terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau. Pada tahun 2019

IPM Kepulauan Riau telah mencapai 75,48 (tinggi). Angka ini meningkat

sebesar 0,64 poin dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 74,84 (BPS,

Karimun11%

Bintan7% Natuna

3%Lingga

4%Kepulauan Anambas

2%

Batam63%

Tanjungpinang10%

6

Kepri). IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 berada pada

peringkat 4 nasional. Selain itu, IPM Provinsi Kepulauan Riau berada di atas

IPM Indonesia yaitu 71,92.

Dalam kurun waktu 2015 – 2019, seluruh komponen IPM kepulauan

Riau mengalami peningkatan.

Gambar 1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau, 2015-

2019

Bila dilakukan perbandingan IPM berdasarkan Kabupaten/Kota yang

ada di Provinsi Kepulauan Riau, dapat diketahui bahwa IPM tertinggi yaitu

Kota Batam, sedangkan terendah adalah Kabupaten Lingga. Untuk rata-

rata, IPM Seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kepulauan Riau tergolong

tinggi. IPM di Kota Batam kemungkinan dipengaruhi oleh arus urbanisasi

dimana masyarakat dengan IPM tinggi cenderung menumpuk di Kota

besar. Gambar berikut diuraikan mengenai IPM berdasarkan

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

73.7573.99

74.4574.84

75.48

2015 2016 2017 2018 2019

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

7

Gambar 1.5 IPM Kabupaten/Kota se – Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada 2019 sebesar

4,89% mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 sebesar 4,58%.

Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

berlaku Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sebesar Rp 268,08 triliun

mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 sebesar Rp 249,08 triliun.

Tabel 1.2 Distribusi Pesentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan Riau 2019

No Lapangan Usaha % 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.08 2 Pertambangan dan Penggalian 13.11 3 Industri Pengolahan 37.57 4 Pengadaan Listrik, Gas 1.03 5 Pengadaan Air 0.11 6 Konstruksi 19.49

7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9.07

8 Transportasi dan Pergudangan 2.7 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.33 10 Informasi dan Komunikasi 2.11

71.1 73.98 72.6364.98 68.48

81.09 78.73

0102030405060708090

IPM KABUPATEN/KOTA SE - PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2019

IPM KAB/KOTA Kepulauan Riau

8

No Lapangan Usaha % 11 Jasa Keuangan 2.72 12 Real Estate 1.31 13 Jasa Perusahaan 0

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.55

15 Jasa Pendidikan 1.45 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87 17 Jasa lainnya 0.5 PDRB 100 PDRB TANPA MIGAS 88.34

9

BAB II

SUMBER DAYA KESEHATAN

Pada undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

mengamanatkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan

sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh

masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Sumber daya yang dimaksud adalah tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan

kesehatan, perbekalan kesehatan, serta teknologi dan produk teknologi.

SDM Kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang

sangat strategis. SDM Kesehatan memiliki peranan penting untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada

masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

2.1 TENAGA KESEHATAN Salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah

Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan. Tenaga kesehatan

merupakan bagian dari SDM kesehatan. Dalam Undang Undang Nomor 36

Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga dibidang

kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan.

Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tiga belas jenis, yang terdiri

atas : tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga

kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga

kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga

keteknisan medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional,

10

dan tenaga kesehatan lainnya.

Dalam rangka mendukung terlaksananya pembangunan kesehatan

dan pelayanan kesehatan di Kepulauan Riau maka Pemerintah perlu

meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang ada.

Memperhatikan kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang berbentuk

kepulauan dan adanya musim angin pada waktu tertentu sehingga

masyarakat sulit untuk menjangkau puskesmas. Dengan

mempertimbangkan hal ini, maka salah satu upaya yang dilaksanakan

adalah dengan mendekatkan pelayanan ke masyarakat dengan

menempatkan tenaga medis di tengah-tengah masyarakat, di puskesmas

pembantu atau puskesmas yang jumlah tenaga medisnya masih relatif

kurang.

Strategi penguatan kuantitas tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan

Riau selain melalui perekrutan melalui CPNS dan Nusantara Sehat dari

Pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga menggagas program

penempatan tenaga dokter dan dokter gigi melalui program pengangkatan

dokter/dokter gigi Non PNS, yang pendayagunaannya di puskesmas, pustu,

polindes dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah.

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2011 hingga saat ini.

Program pengangkatan tenaga medis ini dilaksanakan juga dalam

upaya mengoptimalkan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan

capaian masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Program ini sejalan dengan program Pemerintah Pusat saat ini, yaitu

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dimana tenaga

kesehatan di Puskesmas berkewajiban melakukan kunjungan rumah (home

visit) di wilayah kerjanya. Dokter dan dokter gigi yang penempatan

puskesmas juga diwajibkan melakukan home visit minimal 50 KK/bulan.

Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan Sumber Daya

Manusia Kesehatan (SDMK) di Kepulauan Riau ditargetkan melalui

indikator sasaran yang akan dicapai antara lain meningkatkan persentase

puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan dan

meningkatkan persentase RS pemerintah Kelas C yang memiliki 4 dokter

11

spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang.

Berdasarkan data Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan Provinsi

Kepulauan Riau dan Profil Kabupaten/Kota diketahui bahwa jumlah dokter

yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 adalah sebanyak

1.796 orang. Distribusi dokter menurut Kabupaten/Kota diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Tenaga Medis di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Kab/Kota Dokter

Spesialis Dokter Umum

Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis

Karimun 51 83 14 2

Bintan 12 77 23 2

Natuna 16 45 7 0

Lingga 13 26 7 0

Batam 402 470 124 9

Tanjungpinang 172 164 29 11

Kep. Anambas 4 26 6 1

Total 670 891 210 25 Sumber: Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2019

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggunakan strategi

penguatan kuantitas tenaga kesehatan melalui program pengangkatan

tenaga medis Non PNS (dokter dan dokter gigi) dan tenaga paramedis Non

PNS (bidan) yang pendayagunaannya dengan menempatkan tenaga

tersebut di tengah masyarakat, di puskesmas, pustu, polindes dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah yang jumlah tenaga

medisnya masih relatif kurang. Program ini mulai dilakukan dari tahun 2011

hingga sekarang yang ditujukan guna meningkatkan sebaran tenaga

kesehatan di Kepulauan Riau. Pada tahun 2019 ditempatkan 54 orang

tenaga medis (dokter dan dokter gigi) dan 138 orang tenaga paramedis

(Bidan).

12

Sumber : Seksi SDMK,Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019

Gambar 2.1 Jumlah Dokter/Dokter Gigi Non PNS Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2019

Penempatan tenaga medis dan paramedis non - PNS tersebut

berdasarkan usulan kebutuhan dari Kabupaten/Kota. Tujuan penempatan

tenaga medis dan paramedis non PNS tersebut agar terpenuhinya

kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan

efisien melalui kegiatan home visit dengan mengedepankan kegiatan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memberdayakan

masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri.

Distribusi tenaga paramedis dan kesehatan masyarakat di Kepulauan

Riau diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Tenaga Paramedis dan Kesehatan Masyarakat

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2019

Kab/Kota Bidan Perawat Kesehatan Masyarakat

Karimun 275 449 30 Bintan 272 395 19 Natuna 183 317 13 Lingga 215 288 11 Batam 880 1863 48 Tanjungpinang 268 775 17 Kep. Anambas 126 213 15 Total 2.219 4.300 153

Sumber: Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2019

5064

109 102

85

63 66 6454

0

20

40

60

80

100

120

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

13

Dukungan pendayagunaan tenaga kesehatan juga diperkuat dengan

adanya program Penugasan Khusus Nusantara Sehat (NS) yang

pengadaan dan pembiayaannya oleh Kementerian Kesehatan RI.

Rekapitulasi jumlah tenaga nusantara sehat di Kepulauan Riau Tahun 2019

pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Tenaga Nusantara Sehat Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2019

Kab/Kota Nusantara Sehat Team Based

Nusantara Sehat Individu

Karimun 5 7 Bintan 10 21 Natuna 46 24 Lingga 5 12 Kep. Anambas 11 23 Total 77 87

Sumber: Seksi SDMK Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019

2.2 RUMAH SAKIT Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan

secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa

pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan

pelayanan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit

gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan

kesehatan bukan hanya untuk individu pasien tetapi juga untuk keluarga

pasien dan masyarakat umum.

Sesuai peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa

melindungi masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit dan

melaksanakan amanat ketentuan Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor

44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 40 ayat 1 mewajibkan

rumah sakit untuk melakukan akreditasi RS dalam upayanya meningkatkan

mutu pelayanan secara berkala setiap 3 tahun. Akreditasi wajib bagi semua

rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta/BUMN/TNI. Akreditasi

adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah sakit, setelah dilakukan

penilaian bahwa rumah sakit telah memenuhi standar akreditasi. Standar

14

akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus

dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan

keselamatan pasien.

Pada tahun 2019, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau

telah memiliki minimal 1 RS terakreditasi sehingga pencapaian indikator

sebesar 100% jauh melampaui target yang hanya 42,8%. Dalam

pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) di Provinsi Kepulauan Riau, pada tahun 2018 terdapat 32 Rumah

dan di tahun 2019 ini ada penambahan satu rumah sakit sehingga jumlah

rumah sakit yang ada di Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 33 rumah sakit

dengan rincian sebagai berikut:

15

Tabel 2.4 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2018-2019

No Kabupaten/Kota Pemerintahan/

TNI/BUMN

PEMDA Swasta Rumah Sakit

Terakreditasi

Rumah sakit yg

blm Terakreditasi

1 Karimun 1 1 0 2 0

2 Bintan 0 2 0 2 0

3 Natuna 1 1 0 1 1

4 Lingga 0 2 0 2 0

5 Anambas 0 3 0 1 2

6 Batam 1 1 17 18 1

7 Tanjungpinang 1 2 0 3 0

TOTAL 4 12 17 29 4

Dalam pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi

Rumah Sakit (KARS) di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 terdapat

29 Rumah Sakit yang telah terakreditasi terdiri dari 13 rumah sakit

pemerintah dan 17 rumah sakit swasta dan 4 rumah sakit yang belum

terakreditasi.

2.3 PUSKESMAS Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43

Tahun 2019 yaitu fasilitas tingkat pertama memiliki peranan penting dalam

sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan dan

penyelenggaraan pusat kesehatan masyarakat perlu ditata ulang untuk

meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan

program jaminan sosial nasional. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang

setinggi - tingginya, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu dan kinerja

antara lain dengan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya

perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik pelayanan klinis, program

dan manajerial.

16

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 memiliki 87 (delapan puluh

tujuh) puskesmas dengan rincian 48 (empat puluh delapan) puskesmas

rawat inap dan 39 (tiga puluh Sembilan) puskesmas non rawat inap, untuk

puksesmas menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.5 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2019 No Kabupaten/Kota Jumlah

Desa/Kel Jumlah Penduduk

Puskesmas Jumlah Rasio per 100.000 penduduk

Rawat Inap

Non Rawat Inap

1 Karimun 71 250.511 4 9 13 5.18 2 Bintan 51 155.456 5 10 15 9.64 3 Natuna 77 81.952 9 4 13 15.86 4 Lingga 82 104.094 5 7 12 11.52 5 Batam 64 1.421.961 19 1 20 1.40 6 Tanjungpinang 18 227.185 1 6 7 3.08 7 Kep.Anambas 54 46.990 5 2 7 14.89

Total 417 2.288.149 48 39 87 3.80

Berdasarkan tabel diatas, rasio puskesmas tingkat Provinsi

Kepulauan Riau di Tahun 2019 yaitu 3.80 per 100.000 penduduk, dengan

rasio puskesmas tertinggi adalah Kabupaten Natuna yaitu sebesar 15.86

per 100.000 penduduk dan rasio terendah adalah Kota Batam 1.40 per

100.000 penduduk.

Tingginya rasio puskesmas di Kabupaten Natuna dimungkinkan

karena letak geografis wilayah yang berupa kepulauan, dimana setiap pulau

besar yang berpenghuni didirikan puskesmas sehingga akses menuju

pelayanan kesehatan dasar dapat lebih mudah dan murah. Jumlah

puskesmas rawat inap yang banyak dimaksudkan untuk meminimalkan

akses transportasi menuju pusat layanan rujukan. Setiap puskesmas juga

memiliki puskesmas pembantu yang bertujuan untuk memperpendek jarak

pelayanan kesehatan.

Kota Batam dengan rasio puskesmas terendah dimungkinkan karena

Kota Batam memiliki jumlah penduduk yang tinggi, dengan jumlah

puskesmas terbesar se - Provinsi Kepuluan Riau. Rasio puskesmas yang

17

rendah tidak menjadi masalah karena akses transportasi di Kota Batam

sudah lancar.

Berdasarkan rasio puskesmas tersebut dapat diketahui bahwa setiap

100.000 penduduk dilayani oleh 4 Puskesmas. Menurut standar WHO, 1

(satu) puskesmas minimal melayani 30.000 penduduk. Hal ini dapat

diartikan bahwa setiap 1 (satu) puskemas di Provinsi Kepulauan Riau

melayani 25.000 penduduk. Dengan demikian puskesmas di Provinsi

Kepulauan Riau sudah diatas target capaian WHO. Tabel 2.6

Jumlah Puskesmas Teregister dan Puskesmas Terakreditasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018-2019

No Kabupaten/Kota Jumlah Puskesmas Teregister 2019

Puskesmas Terakreditasi

2018 2019 1 Karimun 13 10 3 2 Bintan 15 12 2 3 Natuna 13 12 - 4 Lingga 11 8 3 5 Batam 20 15 4 6 Tanjungpinang 7 6 1 7 Kep.Anambas 7 7 -

Total 86 70 13

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah puskesmas yang

teregister sebanyak 86 Puskemas dan jumlah Puskesmas yang

terakreditasi pada tahun 2018 yaitu sebanyak 70 (tujuh puluh) unit.

Sedangkan pada tahun 2019 hanya 13 (tiga belas) puskesmas, hanya 3

(tiga) puskesmas yang belum terakreditasi.

2.4 JAMINAN KESEHATAN Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Kepulauan

Riau sampai dengan 31 Desember 2019 sudah berjalan selama 5 tahun,

jumlah penduduk yang telah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan

Nasional berjumlah sebanyak 1.719.731 (76,8%), penduduk 2.242.197

Jiwa yang tersebar di 7 (tujuh) kabupaten/kota.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Provinsi Kepulauan Riau belum

bisa mencapai target Kepesertaan semesta (Universal Health Coverage)

18

hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran penduduk tentang

pentingnya mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional secara

mandiri dapat dilihat dari data Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

hanya 16,8 persen (lampiran tabel 17), kendala lain yang terjadi adalah

tidak tersedianya data penduduk yang valid by name by address sehingga

mempersulit proses integrasi penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan

Nasional.

Sebagai upaya dan strategi pemerintah daerah untuk

keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah dengan

mengintegrasikan Jamkesda ke BPJS Kesehatan, hal ini sudah

dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota se-Provinsi

Kepulauan Riau bahkan ada 2 (dua) Kabupaten/Kota yang sudah mencapai

Universal Health Coverage (UHC) yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas

dan Kabupaten Natuna. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga

berencana akan mengintegrasikan penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan

Naional melalui APBD bersumber Dana Cukai Rokok pada tahun 2020.

19

BAB III KESEHATAN KELUARGA

Ruang lingkup sasaran kegiatan dalam program kesehatan keluarga

didasarkan pada siklus hidup (continuum of care) mulai dari periode

kehamilan (ibu hamil beserta janinnya), persalinan, bayi baru lahir, balita,

usia sekolah dan remaja, usia reproduksi, sampai dengan periode lanjut

usia. Isu strategis kegiatan program ini diarahkan kepada pencapaian target

pembangunan kesehatan nasional dan global yakni untuk meningkatkan

status kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan status gizi masyarakat.

3.1 KESEHATAN IBU Salah satu indikator untuk melihat status kesehatan ibu di suatu

wilayah ialah dengan menghitung indikator Angka Kematian Ibu (AKI)

di wilayah tersebut. AKI adalah banyaknya kematian ibu yang

dinyatakan dalam 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Suatu kematian bisa dikategorikan sebagai kasus kematian ibu jika

terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah

berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau

diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan

disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2015-2019

20

AKI Provinsi Kepulauan Riau pada 5 (lima) tahun terakhir yaitu

dari tahun 2015 sampai dengan 2019 masih fluktuatif dan cenderung

mengalami penurunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2019,

AKI Provinsi Kepulauan Riau yaitu 98,3 per 100.000 kelahiran hidup.

Distribusi AKI dan jumlah kematian ibu berdasarkan kabupaten/ kota

digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 3.2 Distribusi Angka Kematian Ibu (AKI) Berdasarkan

Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Gambar 3.3 Distribusi Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan

Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Pada tahun 2019, wilayah kabupaten/ kota dengan AKI tertinggi

yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas (243,6 per 100.000 kelahiran

Target AKI 2019 130 per 100.000 kelahiran hidup

21

hidup) sedangkan AKI terendah yaitu Kabupaten Natuna 79 per

100.000 kelahiran hidup). Namun jika dilihat dari jumlah kasus

kematian ibu, Kota Batam adalah kabupaten/ kota penyumbang kasus

terbanyak (23 kasus), sedangkan Kabupaten Natuna menjadi

penyumbang kasus yang paling sedikit (1 kasus). Setiap kematian ibu

yang terjadi di kabupaten/ kota dengan jumlah penduduk dan jumlah

kelahiran yang sedikit pasti akan sangat berpengaruh pada

peningkatan AKI di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Kabupaten

Kepulauan Anambas walaupun jumlah kasus kematian ibunya adalah

2 kasus (jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Kota Batam dengan

jumlah kasus 23) memiliki AKI yang tertinggi dibandingkan dengan

kabupaten/ kota lainnya. Jika dibandingkan dengan target AKI Tahun

2019 pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat

dilihat bahwa ada 4 kabupaten/ kota yang tidak dapat mencapai target

yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, dan Kota

Tanjungpinang.

Kematian ibu bisa terjadi karena banyak hal dikarenakan proses

kehamilan itu sendiri meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.

Kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 masih

didominasi oleh penyebab langsung yaitu pendarahan dan hipertensi

dalam kehamilan (sekitar 64%), meskipun sebab lain yang merupakan

penyebab tidak langsung juga cukup besar, diantaranya seperti

kondisi penyakit TB paru, meningitis, asma, susp emboli air ketuban,

kanker nasofaring, trombositopeni DHF, dan susp ileus paralitik.

22

Gambar 3.4 Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2019

Pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan merupakan

komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang

terkadang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin

saja terjadi pada wanita yang tadinya diidentifikasi normal. Namun

apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil yang

berkualitas, sesuai standar, dan terus dipantau, komplikasi mungkin

dapat diketahui lebih dini (deteksi dini) dan ibu bisa mendapatkan

pelayanan rujukan yang efektif. Deteksi dini juga perlu dilakukan

terhadap penyakit yang diderita oleh ibu sebelum hamil karena

penyakit tersebut dapat menjadikan proses kehamilan, persalinan,

dan nifas menjadi lebih beresiko bagi ibu tersebut, yang seringkali bisa

menjadi penyebab kematian ibu tidak langsung.

23

Mulai dari saat hamil, ibu berhak mendapatkan pelayanan

kesehatan yang berkualitas, memiliki akses terhadap pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, perawatan pasca

persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir, perawatan khusus jika terjadi

komplikasi, dan akses terhadap pelayanan kontrasepsi.

Gambar 3.5 Dokumentasi Deteksi dini ibu sebelum hamil, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir

a. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar adalah

pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 (empat) kali

selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama (usia

kehamilan sebelum 3 bulan), satu kali pada trimester kedua (usia

Pemantauan kesehatan neonatus risti Pemantauan kesehatan ibu hamil risti

Pelayanan kesehatan nifas dan bayi baru lahir dengan kunjungan rumah Pemantauan kesehatan neonatus risti

24

kandungan 4 – 6 bulan), dan dua kali pada trimester ketiga (usia

kandungan 7 – 9 bulan) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

berkompeten (bidan/ dokter/ dokter spesialis kebidanan). Indikator

terkait pelayanan ini yaitu indikator K1 (kontak pertama ibu dengan

petugas kesehatan) dan K4 (terpenuhinya standar minimal kunjungan

ibu hamil sebanyak 4 kali).

Ada 10 kriteria standar pelayanan yang diberikan kepada ibu

hamil (10T) yaitu : (1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (2)

Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /

LiLa), (4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri), (5) Tentukan

presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), (6) Skrinning status

imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan berikan imunisasi jika diperlukan,

(7) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama

kehamilan, (8) Tes laboratorium (umum dan khusus), (9) Tatalaksana/

penanganan kasus sesuai kewenangan, dan (10) Temu wicara

(konseling).

Gambar 3.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 di Provinsi Kepulauan

Riau termasuk cukup baik karena tidak lebih dari 10%, baik cakupan

provinsi maupun cakupan di tiap kabupaten/ kota. Cakupan K4 di tiap

kabupaten/ kota juga sangat baik karena mencapai target cakupan K4

Tahun 2019 pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Target K4 2019 = 80%

25

yaitu di atas 80%, cakupan tertinggi yaitu Kota Batam (93,2%) dan

terendah yaitu Kabupaten Natuna (85,6%). Ada banyak faktor yang

dapat mempengaruhi tindakan ibu hamil dalam mengakses pelayanan

kesehatan, beberapa diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan,

jarak, dukungan dalam keluarga, sikap petugas pemberi pelayanan,

umur, mobilitas penduduk, pekerjaan, dan pendapatan keluarga.

Meskipun kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 tidak lebih dari 10%

namun upaya dan strategi untuk terus menurunkan kesenjangan

cakupan tersebut dengan terus mengawal konsistensi K1 harus terus

dioptimalkan, beberapa diantaranya dengan mengoptimalkan

kegiatan kunjungan rumah, kelas ibu hamil, pelibatan peran kader dan

masyarakat dalam program P4K (Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi), peningkatan penggunaan dan

pemanfaatan buku KIA.

Gambar 3.7 Kegiatan Pelayanan kesehatan nifas dan bayi baru lahir dengan kunjungan rumah dan Kelas ibu hamil

b. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN Pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar ialah

persalinan yang dilakukan oleh bidan/ dokter/ dokter spesialis

kebidanan yang berkompeten di fasilitas pelayanan kesehatan

pemerintah maupun swasta, baik persalinan normal dan atau

Pelayanan kesehatan nifas dan bayi

baru lahir dengan kunjungan rumah Kelas ibu hamil

26

persalinan dengan komplikasi. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi

polindes, poskesdes, puskesmas, bidan praktek swasta, klinik

pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak,

rumah sakit pemerintah maupun swasta. Penentuan fasilitas

pelayanan kesehatan untuk persalinan harus ditentukan berdasarkan

level pelayanan persalinan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin

(tergantung riwayat dan kondisi kehamilan serta kesehatan ibu dan

janin). Indikator terkait pelayanan kesehatan ibu bersalin ialah

cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (PN) dan cakupan

persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

(PF). Cakupan PF merupakan bagian dari cakupan PN.

Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan PN dan PF Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

termasuk baik yaitu di atas 90% dan cakupan PF di atas target Renstra

Dinas Kesehatan (di atas 85%). Jika dilihat berdasarkan kabupaten/

kota, maka diketahui bahwa Kabupaten Bintan memiliki cakupan PN

dan PF tertinggi (99,9% dan 99,8%) sedangkan cakupan PN terendah

yaitu di Kabupaten Natuna (85%) dan cakupan PF terendah yaitu di

Kabupaten Lingga (71,1%). Angka persalinan ditolong tenaga

kesehatan tetapi dilakukan di non fasilitas pelayanan kesehatan (misal

di rumah) di Kabupaten Natuna dan Lingga masih cukup tinggi. Salah

satu penyebabnya ialah masih kurangnya pemahaman masyarakat

Target PF 2019 = 85%

27

akan pentingnya persalinan untuk dilakukan di fasilitas pelayanan

kesehatan dan anggapan bahwa lebih nyaman bersalin di rumah, ibu

tidak perlu meninggalkan keluarganya (suami dan anak – anaknya),

suami dan keluarga masih bisa bekerja atau tidak meninggalkan

pekerjaan karena harus menemani ibu bersalin di fasilitas pelayanan

kesehatan yang mungkin lokasinya jauh dari rumah. Sehingga bisa

disimpulkan bahwa faktor geografis, jarak rumah dan fasilitas

pelayanan kesehatan, pengetahuan dan kebiasaan masyarakat

sangat berpengaruh pada peningkatan cakupan PF di Provinsi

Kepulauan Riau. Sebagai upaya untuk mendekatkan ibu bersalin ke

fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan, kabupaten/ kota

sudah memanfaatkan dana jaminan persalinan (jampersal) dalam

proses merujuk maupun penyediaan fasilitas Rumah Tunggu

Kelahiran (RTK) bagi ibu dan bayi yang membutuhkan. Beberapa hal

yang masih perlu ditingkatkan yaitu optimalisasi pelaksanaan program

P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)

di masyarakat dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di

beberapa daerah.

Gambar 3.9 Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Dabo

28

3.2 KESEHATAN ANAK Salah satu indikator untuk mengukur status kesehatan anak di

suatu wilayah adalah dengan menghitung Angka Kematian Bayi (AKB)

di wilayah tersebut. AKB adalah banyaknya kematian bayi berusia di

bawah satu tahun atau 0 – 11 bulan (termasuk neonatal) yang

dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Gambar 3.10 Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2015 - 2019

AKB Provinsi Kepulauan Riau pada 5 (lima) tahun terakhir masih

fluktuatif dan berada di bawah angka 10 (masuk dalam kategori yang

cukup baik) serta cenderung mengalami penurunan pada 3 (tiga)

tahun terakhir.

Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari fasilitas

pelayanan kesehatan diketahui bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2019 adalah 6,7 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sangat

rendah jika dibandingkan dengan data AKB hasil survei seperti data

AKB Nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) Tahun 2017 yaitu sebesar 32 per 1.000 kelahiran

hidup dan data AKB Nasional berdasarkan hasil Survei Penduduk

Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015 yaitu sebesar 22,23 per 1.000

kelahiran hidup. Selain itu, ada kemungkinan kasus kematian bayi

yang belum atau tidak terlapor karena berbagai macam sebab antara

lain faktor budaya etnis tertentu. Oleh karena itu dirasa perlu untuk

menghitung estimasi AKB sebesar 2 sampai 3 kali lipat dari AKB yang

29

dilaporkan oleh pelayanan kesehatan dan ditetapkan AKB estimasi di

Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup.

Distribusi AKB dan jumlah kematian bayi berdasarkan

kabupaten/ kota digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 3.11 Distribusi Angka Kematian Bayi (AKB)

Berdasarkan Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Gambar 3.12 Distribusi Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan

Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Pada tahun 2019, kabupaten/ kota dengan AKB tertinggi yaitu

Kabupaten Lingga (18,6 per 1.000 kelahiran hidup) sedangkan AKB

terendah yaitu Kota Batam (4,2 per 1.000 kelahiran hidup). Namun jika

dilihat dari jumlah kasus kematian bayi, Kota Batam adalah

kabupaten/ kota penyumbang kasus terbanyak (116 kasus),

sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi penyumbang

Target AKB 2019 32 per 1.000 kelahiran hidup

30

kasus yang paling sedikit (8 kasus). AKB di 7 (tujuh) kabupaten/ kota

sudah mencapai target AKB Tahun 2019 pada Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu di bawah 32 per 1.000

kelahiran hidup.

Kematian bayi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori

berdasarkan usia yaitu kematian neonatal (usia 0 – 28 hari) dan

kematian post neonatal (29 hari – 11 bulan). Proporsi jumlah kematian

bayi paling banyak terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir karena

memiliki tubuh yang lemah dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena

itu neonatal atau bayi baru lahir perlu mendapatkan perhatian khusus.

BBLR dan asfiksia masih menjadi penyebab nomor satu kematian

neonatal di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan untuk post neonatal

penyebab terbesarnya yaitu diare.

Gambar 3.13 Penyebab Kematian Neonatal (0-28 hari) di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

31

Gambar 3.14 Penyebab Kematian PostNeonatal (0-28 hari) di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

a. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL

Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

kepada neonatal minimal 3 kali selama periode 0 sampai 28 hari

setelah lahir yaitu 1 kali pada usia 6 – 48 jam (KN1), 1 kali pada usia

3 – 7 hari (KN2), dan 1 kali pada usia 8 – 28 hari (KN3). Pelayanan

kesehatan neonatal dapat dikatakan lengkap (KN lengkap) jika sudah

melakukan minimal 3 kali kunjungan tersebut.

Pelayanan kesehatan neonatal diberikan baik pada neonatal

yang sehat maupun yang sakit. Pelayanan yang harus diberikan

kepada neonatal esensial saat lahir (0 – 6 jam) meliputi pemotongan

dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pencegahan

perdarahan (injeksi vitamin K1), pemberian salep/ tetes mata

antibiotik, dan pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).

Sedangkan pelayanan neonatal setelah lahir (6 – 28 hari) meliputi

konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif, pemeriksaan

kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM, pemberian

vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan kesehatan atau

32

belum mendapatkan Vitamin K, imunisasi Hepatitis B injeksi untuk

bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan, dan

penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.

Gambar 3.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan KN1 dan KN Lengkap Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2019 termasuk tinggi (99,7% dan 94,6%). Kesenjangan antara

cakupan KN1 dan KN Lengkap baik provinsi maupun kabupaten/ kota

tidak lebih dari 10% artinya sudah baik. Cakupan KN1 di tiap

kabupaten/ kota juga sudah di atas target cakupan KN1 Tahun 2019

pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu di atas

88%. Untuk cakupan KN Lengkap tertinggi di Kabupaten Bintan

(98,9%) dan terendah di Kota Batam (93,2%).

Untuk meningkatkan cakupan KN Lengkap, dapat dilakukan

dengan melaksanakan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan di

puskesmas dan jajarannya atau bidan desa guna memastikan bayi

baru lahir di wilayah kerjanya dalam kondisi yang sehat dan ibu dan

keluarga tidak mengalami kendala dalam perawatan bayi baru lahir.

Dikarenakan kematian bayi paling banyak terjadi pada neonatal

(usia 0 – 28 hari) maka pemeriksaan kesehatan dengan

menggunakan pendekatan MTBM harus dilakukan dengan benar dan

Target KN1 2019 = 88%

33

kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan dan rujukan kasus

neonatal komplikasi harus terus ditingkatkan.

b. PELAYANAN KESEHATAN BAYI Pelayanan kesehatan bayi merupakan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada bayi usia 29 hari – 11 bulan minimal sebanyak

4 kali yaitu 1 kali pada usia 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada usia 3 – 5

bulan, 1 kali pada usia 6 – 8 bulan, dan 1 kali pada usia 9 – 11 bulan.

Pelayanan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar

lengkap (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, campak), pemantauan

pertumbuhan (penimbangan dan pengukuran panjang/ tinggi badan),

pemantauan perkembangan, pemberian kapsul vitamin A pada bayi

usia 6 – 11 bulan, serta penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan

Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Gambar 3.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Kepulauan Riau

termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 92,2%, sedangkan untuk

kabupaten/ kota dengan cakupan tertinggi yaitu Kabupaten Bintan

(98,4%) dan terendah yaitu Kabupaten Lingga (89,2%). Upaya untuk

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bayi tetap harus

dilakukan, salah satunya ialah dengan meningkatkan pelaksanaan

34

kelas ibu balita, dan optimalisasi peran kader dan pelaksanaan

posyandu.

c. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

Pelayanan kesehatan anak balita ialah pelayanan yang diberikan

kepada anak usia 12 – 59 bulan yang dilakukan sesuai standar dimana

pelayanan kesehatan usia 12 – 23 bulan terdiri atas penimbangan

minimal 8 kali/ tahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),

pengukuran panjang/ tinggi badan minimal 2 kali/ tahun, pemantauan

perkembangan minimal 2 kali/ tahun, pemberian kapsul vitamin A

sebanyak 2 kali/ tahun, dan pemberian imunisasi lanjutan sedangkan

pelayanan kesehatan usia 24 – 59 bulan terdiri atas penimbangan

minimal 8 kali/ tahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),

pengukuran panjang/ tinggi badan minimal 2 kali/ tahun, pemantauan

perkembangan minimal 2 kali/ tahun, dan pemberian kasul vitamin A

sebanyak 2 kali/ tahun.

Gambar 3.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Kepulauan Riau

Tahun 2019 sebesar 66,5% dan masih belum sesuai dengan yang

diharapkan. Kabupaten/ kota dengan cakupan pelayanan kesehatan

anak balita tertinggi yaitu Kabupaten Bintan dan terendah yaitu

35

Kabupaten Natuna. Beberapa hal yang menjadi penyebab masih

rendahnya cakupan pelayanan kesehatan anak balita ialah kurangnya

pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan balita, kurangnya partisipasi ibu

untuk mengikuti kelas ibu balita, kesibukan orangtua terutama ibu

pekerja, dan mayoritas balita yang sudah mulai bersekolah (PAUD).

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya strategis untuk meningkatkan

cakupan pelayanan kesehatan anak balita di kabupaten/ kota, salah

satunya ialah pelaksanaan kelas ibu balita, optimalisasi peran kader

dan pelaksanaan posyandu, dan peningkatan koordinasi dan

pelayanan dengan PAUD.

Gambar 3.18 Dokumentasi Kegiatan Kelas ibu balita

3.3 KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA) Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan

adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia

meningkat seiring dengan semakin membaiknya status kesehatan.

Menurut data dari Bps tahun 2020, tahun 2018 UHH penduduk

Idonesia mencapai 71,20 tahun, dan tahun 2019 meningkat menjadi

71,34 tahun. UHH diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 72,2

tahun pada tahun 2030 – 2035. Hal ini menyebabkan terjadinya

peningkatan jumlah usia lanjut (Lansia), dimana pada tahun 2010

berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebesar 18,036 juta jiwa

36

(7,6% dari total penduduk) naik menjadi 27,087 juta jiwa (9,99 % dari

total penduduk) berdasarkan hasil Susenas tahun 2020 mencapai

jumlah penduduk lansia diperkirakan akan meningkat menjadi 40,955

juta (13,82 dari total penduduk) pada tahun 2025 dan 48,198 juta

(15,77 dari total penduduk) pada tahun 2035 (proyeksi Bappenas).

Kementerian Kesehatan terus mendorong dan mengupayakan

peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, mulai

dari pelayanan kesehatan dasar sempai dengan pelayanan rujukan,

antara lain dengan menerbitkan (1) Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan Lansia di Pusat Kesehatan Masyarakat; (2) Peraturan

Mentari Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan Geriatri di Rumah Sakit; dan selanjutnya

diperkuat dengan (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25

Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi Kesehatan Lansia Tahun 2016-

2019.

Adapun hasil capaian yang didapatkan selama 3 tahun terakhir

cakupan pelayanan lansia yang ada di Provinsi Kepulauan Riau

menunjukan hasil yang cukup baik selama Tahun 2016, 2017, dan

2018. Namun disetiap Kabupaten dan Kota terlihat di tabel grafik

mengalami peningkatan dan penurunan kecuali Kabupaten Karimun

dan Kabupaten Natuna yang telihat dari angka grafik terlihat terus

mengalami kenaikkan, sedangkan di Tingkat Provinsi Se-Kepulauan

Riau selama 3 tahun berturut – turut mengalami peningkatan.

37

Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota

Gambar 3.19 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Pada Tahun 2019 terjadi perubahan Definisi Operasional (DO)

yang dimana untuk dari tahun 2015 – 2018 Cakupan lansia yang dilayani / yang mendapat Pelayanan 60 Tahun keatas

Jumlah Sasaran Lansia yang ada di Kab/Kota Selama 1 Tahun

Untuk di tahun 2019 terjadi Perubahan Definisi Operasional

(DO) yaitu : Lansia 60 tahun keatas yang mendapat skrining sesuai standar kurun waktu 1 tahun

Jumlah Sasaran Lansia yang ada di Kab/Kota kurun waktu 1 Tahun

Dengan demikian terjadi penurunan capaian sehingga

berdasarkan Capaian Pelayanan Lansia yang mendapatkan Skrining

sesuai Standar berdasarkan sasaran Pusdatin maka capaian yang

tertinggi ada di Kota Batam dengan total lansia yang di Skrining 29.751

Jiwa ( 79,5%) sedangkan yang paling rendah ada di kabupaten

Natuna dengan 2.546 Jiwa ( 43,0%) dari total sasaran lansia yang ada

di masing – masing Kab/Kota.

100 %

100 %

38

Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota

Gambar 3.20 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran

PUSDATIN Tahun 2019

Capaian Pelayanan Lansia yang mendapatkan Skrining sesuai

Standar berdasarkan sasaran Kab/Kota maka capaian yang tertinggi

ada di Kota Batam dengan total lansia yang di Skrining 29.751 Jiwa (

79,5%) sedangkan yang paling rendah ada di kabupaten Natuna

dengan 2.546 Jiwa ( 41,8%) dari total sasaran lansia yang ada di

masing – masing Kab/Kota.

39

Sumber : Pengelola Lansia Dinas Kesehatan Kab/Kota Gambar 3.21 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia Yang

Mendapatkan Skrining Sesuai Standar Berdasarkan Sasaran Kabupaten/ Kota Tahun 2019

Adapun yang harus dilakukan ialah perlunya koordinasi dan satu

pemahaman bersama tentang permasalahan skrining lansia antara

Dinas Kesehatan Kab/Kota, Puskesmas, Serta Kader Posyandu

dalam Melakukan Skrining Lansia dengan mengaktifkan seluruh

Posyandu Lansia dan turun melakukan kunjungan rumah ( Home

Care) dengan demikian angka Skrining pada lansia diharapkan

mengalami peningkatan yang dimana target SPM pada lansia dimana

100 persen lansia wajib di skrining di suatu wilayah minimal 1 kali

dalam kurun waktu 1 tahun.

Gambar 3.22 Dokumentasi Kegiatan Posyandu Lansia

40

3.4 GIZI a. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 mencapai angka 88,7%. Sedangkan pemberian vitamin A pada balita tahun 2019 adalah sebesar 79,9%. Sebaran cakupan vitamin A pada bayi dan balita diuraikan pada gambar berikut Tabel 3.1

Tabel 3.1 Cakupan Vitamin A pada Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Dari data diatas terlihat bahwa persentase bayi yang mendapat

vitamin A lebih tingga dari pada balita. Hal ini dikarenakan pada usia

bayi ibu lebih intensif membawa bayi ke posyandu karena selain

pemberian vitamin A juga ada pemberian imunisasi. Setelah diatas

satu tahun kunjungan balita relatif menurun mungkin di karenakan

kesibukan orang tua dan juga balita sudah mulai bersekolah (PAUD)

sehingga hal ini mempengaruhi kunjungan serta persentase balita

mendapat Vitamin A.

Gambar 3.23 Dokumentasi Pemberian Vitamin A pada Bayi & Balita

No Kabupaten/ Kota Vit A Bayi (%) Vit A Balita (%) 1 Karimun 91 84,5 2 Bintan 98,7 96.5 3 Natuna 106,5 57,3 4 Lingga 110,4 73,4

5 Kepulauan Anambas 67,5 79,6

6 Batam 84,9 77,8 7 Tanjungpinang 89,7 88,8 PROVINSI KEPRI 88,7 79,9

41

b. Pemberian ASI Eksklusif 1. Persentase Pemberian ASI Ekslusif

Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk

kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan

sosial ekonomi individu dan bangsa. ASI adalah makanan bayi ciptaan

tuhan sehingga tidak dapat digantikan dengan makanan/

minuman/susu yang lain. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik

dan setiap bayi berhak mendapatkan ASI. Pada tahun 2012

Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Peraturan Pemerintah

No. 13 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Indonesia yang

berisi mengenai jaminan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif,

perlindungan kepada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif

kepada bayi serta peran serta dan dukungan keluarga, masyarakat,

dan pemerintah.

Tabel 3.2 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (%) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 – 2019

No Tahun ASI Ekslusif (%) 1 2015 41,7 2 2016 41,9 3 2017 44,9 4 2018 44,5 5 2019 56,5

Persentase Pemberian ASI Eksklusif menunjukkan kenaikan dari

tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 persentase ASI Eksklusif

sebesar 44,5% sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan

menjadi 56,5% %. Peningkatan pencapaian persentase ASI Eksklusif

ini dikarenakan dukungan dan peran aktif keluarga dan lingkungan

sekitar dalam rangka memberikan dukungan bagi ibu untuk dapat

menyusui secara eksklusif. Selain itu di beberapa kabupaten/kota

telah ada Peraturan Bupati terkait Pemberian ASI dan adanya

komitmen bersama dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif.

Disamping itu, dibeberapa daerah telah banyak kelompok – kelompok

pendukung ASI.

42

Tabel 3.3 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (%) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

No Kabupaten/ Kota ASI Ekslusif (%) 1 Karimun 50,9 2 Bintan 49,7 3 Natuna 64,6 4 Lingga 51,5 5 Kepulauan Anambas 22,6 6 Batam 59,1 7 Tanjungpinang 52,8 PROVINSI KEPRI 56,5

Secara umum, pemberian ASI Eksklusif di kabupaten/kota sudah

melebihi target RENSTRA yaitu 46,5%. Namun, cakupan di

Kabupaten Anambas masih berada dibawah target RENSTRA.

c. PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA IBU HAMIL

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 25%

dibandingkan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan tersebut sangat sulit

dipenuhi hanya dari makanan saja. Oleh karena itu,diperlukan Tablet

Tambah Darah (TTD) untuk mencegah dan menanggulangi anemia

gizi besi. Tablet Tambah Darah adalah suplementasi gizi yang

mengandung senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi

elemental dan 400 mcg asam folat.

Tabel 3.4 Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) (%) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

No Kabupaten/ Kota Bumil Dapat TTD (%) 1 Karimun 84,7 2 Bintan 90,6 3 Natuna 83,0 4 Lingga 90,5 5 Kepulauan Anambas 67,7 6 Batam 91,3 7 Tanjungpinang 93,1 PROVINSI KEPRI 90,0

43

Secara umum, Persentase Ibu Hamil yang mendapat Tablet

Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama kehamilan di kabupaten/kota

sudah diatas 90%, kecuali Kabupaten Kepulauan Anambas,

Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Karimun.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketersedian obat logistic

rendah, akses kepada masyarakat sehingga distribusi kurang merata,

kurang koordinasi antara lintas program dan lintas sektor, KIE yang

kurang mendukung sehingga TTD tidak dikonsumsi serta adanya

mitos terkait TTD yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Gambar 3.24 Dokumentasi Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil

d. CAKUPAN PENIMBANGAN (D/S)

Cakupan penimbangan balita di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019

masih rendah karena belum mencapai target renstra yaitu 65% . Capaian

penimbangan pada tahun 2018 dari seluruh balita sebesar 59,1%, dan di

tahun 2019 meningkat menjadi 60,1 % Peningkatan D/S ini disebabkan oleh

banyak hal diantaranya pemberlakuan sweeping balita yang tidak datang

ke posyandu oleh tenaga kesehatan dan kader, integrasi penimbangan

balita di PAUD, peningkatan kapasitas TPG (Tenaga Pengelola Gizi) dalam

melakukan surveilans gizi, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

membawa balita ke Posyandu sebagai sarana pemantauan pertumbuhan

balita.

44

Gambar 3.25 persentase D/S tertinggi

Berdasarkan data diatas persentase D/S tertinggi di Kabupaten Bintan yaitu

84,5% dan yang terendah di Kabupaten Natuna 33,9%. Masih rendahnya

D/S di kabupaten Natuna di karenakan beberapa faktor diantaranya adalah

rendahnya partisipasi masyarakat untuk datang dan menimbang ke

Posyandu terutama di daerah hinterland. Wilayah geografis di Kabupaten

Natuna yang merupakan kepulauan sehingga menjadi salah satu faktor

penyebab rendahnya D/S, jarak posyandu yang jauh dari permukiman

penduduk menjadikan balita tidak datang ke Posyandu.

e. PERSENTASE STUNTING

Stunting (Kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita

akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama

Kehidupan (HPK). Anak Stunting cenderung lebih Kerdil dibanding anak

seusianya. Jumlah anak stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.

Anak stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga

yang tidak miskin/yang berada diatas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan

ekonomi, walaupun angkanya semakin memburuk pada kelompok

masyarakat miskin.

65.7

84.5

33.9

53.5 53.857.1

78.5

60.1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

45

Stunting disebabkan oleh banyak faktor bukan hanya faktor

kesehatan saja melainkan faktor multi sektor.Beberapa Penyebab stunting

diantaranya adalah praktek pengasuhan yang tidak baik seperti kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa

kehamilan, bayi 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan Balita tidak

mendapatkan MP-ASI yang padat gizi. Selain itu penyebab lain stunting

adalah terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal

Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas. Study

menyebutkan bahwa 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat

besi, menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu. Kurangnya akses

Ibu hamil dan Balita ke makanan bergizi seperti makanan bergizi mahal

menyebabkan 1 dari 3 ibu hamil anemia. Kuarngnya akses ke air bersih dan

sanitasi juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting, data

menunjukkan 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka. 1 dari 3

rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih dan cuci tangan

dengan benar masih rendah.

Menurut hasil laporan dari Kabupaten/kota, prevalensi balita stunting

di Kepulauan Riau sebesar 5,1% . Berdasarkan tabel dibawah persentase

tertinggi yaitu di Kabupaten Natuna 17,8% dan terendah di Kota

Tanjungpinang 2,8%. Tingginya angka stunting di Kabupaten Natuna

dikarenakan masih rendahnya IMD dan ASI eksklusif, PMBA (Pemberian

Makan Bayi dan Anak) yang belum 4 bintang, masih kurangnya akses ke

air bersih dan sanitasi yang masih kurang, belum semua rumah tangga

mempunyai jamban.

46

Gambar 3.26 Persentase Stunting

f. PERSENTASE UNDERWEIGHT

Underweight merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan

karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam

jangka waktu lama. Gizi buruk dapat diartikan sebagai asupan gizi yang

buruk diakibatkan oleh buruknya asupan makanan, pemilihan jenis

makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya

penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dan

makanan. Selain faktor kesehatan, banyak faktor yang berkontribusi

terhadap kejadian gizi buruk ini antara lain : faktor ekonomi (daya beli

masyarakat), faktor pendidikan (pola asuh), faktor dari ketersediaan sumber

daya makanan (ketahanan pangan), pemberdayaan masyarakat, dll.

Berdasarkan data laporan kabupaten/kota prevalensi underweight di

Provinsi Kepulaun Riau sebesar 2,7 %. Prevalensi tertinggi di Kabupaten

Karimun 9,4% dan terendah di Kota Batam 1,3%. Tingginya prevalensi

underweight di Kabupaten Karimun di karenakan pola asuh. Pola Asuh

berkaitan dengan cara pemberian makanan sehari-hari. Anak akan

bertumbuh kembang dengan baik jika mendapatkan pola asuh yang baik

15.2

3.9

17.8

9.3

5.2

3 2.8

5.1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

47

meskipun dalam kondisi miskin. Oleh karena itu orang tua dan keluarga

harus mengetahui pentingnya pola asuh, setiap anak wajib mendapatkan

:IMD dan ASI Ekslusif selama 6 bulan, Pemberian Makanan Pendamping

ASI(MP ASI) mulai bayi usia 6 bulan, Melanjutkan pemberian ASI sampai

anak berusia 2 tahun atau lebih, Pemberian kapsul Vitamin A pada bulan

februari dan agustus, Menimbang berat badan secara rutin di Poyandu, Di

pantau tahap perkembangannya melalui program SDIDTK dan kelas Ibu

Balita di Puskesmas

Gambar 3.27 Persentase Underweight

g. PERSENTASE WASTING Salah satu permasalahan utama kesehatan di Kepulauan

Riau adalah wasting. Wasting banyak dialami oleb bayi dibawah lima

tahun (balita). Banyak balita yang mengalami keadaan kurus yang

kemudian berkembang menjadi sangat kurus, karna kurang mendapat

perhatian. Kondisi balita yang wasting sungguh sangat disayangkan.

Sebab, pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasannya

dipengaruhi oleh gizi. Kondisi wasting tidak mesti berkaitan dengan

kemiskinan dan ketidaksediaan pangan, meski tidak bisa dipungkiri

kemiskinan dan kemalasan merupakan faktor yang sering menjadi

9.4

3.5

7

4.3

1.5 1.3

3.32.7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

48

penyebab wasting pada anak. Banyak faktor lain yang juga bisa

mempengaruhi terjadinya wasting baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Gambar 3.28 Prevalensi Wasting

Berdasarkan tabel diatas prevalensi wasting tertinggi di Kabupaten

Karimun yaitu 6,9% dan terendah di Kota Batam 0,9%. Tingginya

prevalensi wasting di Kabupaten Karimun dikarenakan masih rendahnya

pengetahuan orang tua balita mengenai pemenuhan makanan bergizi

bagi Balita diantaranya IMD, ASI Eksklusif dan MP-ASI adekuat,

meningkatnya upaya pelacakan kasus balita gizi buruk sehingga lebih

banyak balita wasting yang terjaring, ekonomi dan kemiskinan. Beberapa

upaya pencegahan wasting pada balita bisa dilakukan diantaranya

dengan meningkatkan sos ia l isas i pada masyarakat akan

pent ingnya g iz i , kunjungan langsung ke para penderita gizi buruk,

pelatihan tugas lapangan bagi parakader, pengerahan mengenai

pentingnya ASI eksklusif pada ibu, dan kerjasama kordinasi lintas sektor

terkait pemenuhan pangan dan gizi.

6.9

22.2

2.5

1.10.9

1.6 1.7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

49

BAB IV

PENGENDALIAN PENYAKIT

4.1 TUBERKULOSIS (TBC) Penyakit TBC paru terjadi ketika daya tahan tubuh menurun.

Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai

hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent),

dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-

simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi

Mycobacterium Tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan

tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV/AIDS atau orang

dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan

terjangkit TBC.

a. DATA PENEMUAN PASIEN TBC

Gambar 4.1 Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe

dan Pasien TBC Anak di Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe dan

Pasien TBC Anak yang tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah

02000400060008000

100001200014000160001800020000

PROVKEPRI

Batam Tanjungpinang

Karimun Bintan Natuna Lingga Anambas

Terduga 19231 10774 2871 2185 2073 569 433 326

semua Tipe 7010 5236 732 448 271 110 127 86

anak 982 580 207 94 55 18 5 23

pasi

en

Jumlah Terduga Pasien TBC, Pasien TBC Semua Tipe dan Pasien TBC Anak di Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2019

50

Kota Batam, hal ini dikarenakan jumlah penduduk, jumlah fasilitas

kesehatan terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah kasus TBC

yang paling rendah ada di Kabupaten Anambas.

b. DATA HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TBC

Gambar 4.2 Angka Keberhasilan Pengobatan (SR), Angka

Kesembuhan (CR) dan Angka Kematian (CFR) Pasien TBC per Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau

Di Provinsi Kepulauan Riau untuk Angka Keberhasilan

Pengobatan dan Angka Kesembuhan belum sesuai target nasional

(minimal 90%) yaitu 88,2 %. Kabupaten/Kota yang pencapaiannya

sesuai target nasional adalah Kabupaten Bintan yaitu SR (Succes

Rate =95,7%), CR(Cure Rate=94,9%) dan Kabupaten Natuna

SR(95,8%), CR (94,1%), Kabupaten Anambas SR (91,9%) tetapi

Kabupaten Anambas Angka kesembuhan paling rendah yaitu

CR(42,9%). Angka keberhasilan paling rendah ada di Kabupaten

Lingga yaitu SR (79,7%).

Angka Kematian/Case Fatality Rate (CFR) di Provinsi Kepulauan

Riau sesuai dengan target nasional yaitu kurang dari 5%. Angka

Kematian Tertinggi karena kasus TBC ada di Kabupaten Karimun

yaitu CFR (4,1%).

0102030405060708090

100

Bintan Natuna Tanjungpinang

Lingga Batam Karimun Anambas

ProvinsiKepri

SR 95.7 94.8 87.2 79.7 88.3 84.6 91.9 88.2

CR 94.9 94.1 71 65.1 53.7 47.7 42.9 58.3

CFR 4 3.9 4 1.6 3 4.1 3.5 3.3

persen

Angka Keberhasilan Pengobatan (SR), Angka Kesembuhan (CR) dan Angka Kematian (CFR) Pasien TBC per Kab/Kota

se - Provinsi Kepulauan Riau

51

4.2 Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti

atau Aedes albopictus dapat muncul sepanjang tahun dan dapat

menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan

kondisi lingkungan, iklim, mobilisasi yang tinggi, kepadatan penduduk,

perluasan perumahan dan perilaku masyarakat.

Kasus DBD Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 berjumlah

1.873 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 11 orang. Jumlah

kasus DBD menurut Kabupaten/kota tertinggi di Kota Batam sebesar

729 kasus dan terendah di Kabupaten Anambas sebesar 39 kasus.

Angka kesakitan (IR) DBD Provinsi Kepulauan Riau sebesar

83,6 per 100.000 penduduk, belum mencapai target yaitu < 49 per

100.000 penduduk. Angka kesakitan tertinggi pada jenis kelamin laki-

laki sebesar 45,5 per 100.000 penduduk sedangkan angka kesakitan

pada jenis kelamin perempuan sebanyak 38,1 per 100.000 penduduk.

Dengan masih tingginya angka kesakitan di Provinsi Kepulauan Riau

maka perlu penguatan pada program pencegahan penyakit DBD

melalui kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Angka kematian DBD Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,6 %

mencapai target nasional yaitu < 1%. Namun Angka kematian DBD

berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tertinggi di

Kabupaten karimun 1,7 % (lebih dari 1%) dikategorikan tinggi. Angka

kematian DBD berdasarkan jenis kelamin perempuan dan Laki-laki

sama yaitu 0,6%. Kabupaten dengan angka kematian tinggi masih

diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan

peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan

diri ke sarana kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat

ditangani dan bahkan menyebabkan kematian.

52

Gambar 4.3 Penyuluhan DBD di Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas

4.3 HIV Angka prevalensi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Provinsi

Kepulauan Riau merujuk kepada angka prevalensi pusat tahun 2019 yaitu

<0,05%. Untuk menurunkan angka prevalensi HIV/AIDS, beberapa strategi

telah diterapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau,

diantaranya pengembangan klinik layanan sukarela bagi masyarakat yang

ingin mengetahui status HIV dan akselerasi klinik perawatan dukungan

pengobatan (PDP) bagi pasien yang positif HIV dan harus memulai

pengobatan ARV. Selain hal tersebut, ada pencapaian target yang juga

dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau disebut Fasttrack

90-90-90 yang mengacu pada strategi Kementerian Kesehatan RI yaitu :

a. 90% Orang yang hidup dengan (ODHA) mengetahui status HIV

mereka melalui tes atau deteksi dini.

b. 90% Dari ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai

pengobatan ARV

c. 90% ODHA yang dalam pengobatan ARV yang telah berhasil

menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan

penularan HIV.

Penderita HIV tidak akan normal sebagaimana orang bukan penderita,

namun virusnya dapat ditekan dan tidak akan menulari orang lain jika patuh

53

minum obat secara teratur karena itu pemerintah masih terus mencari

penderita HIV untuk kemudian diberikan pengobatan secara teratur.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

dalam menurunkan prevalensi HIV di Provinsi Kepulauan Riau yaitu :

- Pengembangan layanan HIV (Testing dan Pengobatan) di 7 Kab/Kota

- Penerapan kebijakan Test & Treat di semua layanan pengobatan HIV

- Identifikasi Odha yang belum ART dan Odha yang LFU dan

berkoordinasi dengan LSM penjangkau & Pendamping dalam

penelusuran ODHA

- Menghitung sasaran tes HIV tiap kab/kota dan dilakukan tes HIV untuk

pencapaian SPM

- Tes HIV pada semua pasangan Odha yang ditemukan (Notifikasi

Pasangan)

- Melakukan monev pencatatan dan pelaporan termasuk validasi data

HIV, TB-HIV dan Triple Eliminasi (HIV, IMS & Hep) tingkat fasilitas

kesehatan.

4.4 FILARIASIS DAN KECACINGAN

Cacingan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing

perut yang penularannya melalui tanah lalu berkembang biak dalam

sistem tubuh. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular

menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang

saluran dan kelenjar getah bening.

Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan di

Provinsi Kepulauan Riau dilaksanakan di 5 Kab/Kota yang tidak

endemis filariasis dan Kab yang telah melaksanakan POPM filaria 5

tahun dengan hasil cakupan minum obat diatas 65 % yaitu: Kab.

Natuna, Kab. Anambas, Kab. Karimun, Kota Tanjung pinang dan Kab.

Lingga yang dilaksanakan mulai Tahun 2018 dan direncanakan

selesai sampai tahun 2022.

Adapun Hasil cakupan POPM kecacingan Provinsi Kepulauan

Riau adalah sebagai berikut:

54

- Kab. Natuna melaksanakan POPM Cacingan sebanyak 2 kali

setiap tahun nya yaitu pada bulan Februari (96,4%) dan Bulan

Agustus (97%) karena kab. Natuna termasuk Kab Lokus

Stunting di Prov Kepri.

- Kab. Anambas (92,4%)

- Kab. Karimun (94,5%)

- Kota Tanjungpinang (97,7%)

- Kab. Lingga (81,5%)

- Rata – rata hasil POPM Cacingan Kab/Kota diatas target

Nasional yaitu 75% dengan sasaran Usia 1 -12 Tahun.

Berikut merupakan beberapa alas an POPM Filariasis perlu

dilakukan:

- Pemerintah Indonesia telah sepakat untuk melaksanakan

eliminasi Filariasis Tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan

WHO pada tahun 2000 tentang The Global Goal of Elimination

of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the year

2020, dalam rangka menindaklanjuti resolusi WHA

- World Health Assembly pada tanggal 13 Mei 1997, tentang “The

elimination of Lymphatic filariasis as a public health problem”

- Berdasarkan hasil survei darah jari terhadap penduduk di

Kab/Kota di Prov Kepri masih ditemukan Mf Rate > 1 % tahun

2006

- Kota Batam 1,2 %, Kab. Lingga 2,7 %, Kab. Bintan 8,2 %, Kab.

Karimun 1 %.

- Jumlah Kasus Filaiasis di Provinsi Kepri 95 orang ; Kota Batam

16 orang, kota Tanjung Pinang 1 orang, kab. Bintan 66 orang,

Kab. Lingga 10 orang, Kab. Karimun 2 orang.

- Tiga Kab/Kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Kab. Anambas dan

Kab. Natuna sampai saat ini belum menemukan kasus penderita

kronis Filariasis, sehingga untuk sementara dianggap sebagai

daerah bebas Filaria.

55

- Kab Karimun setelah melakukan survei mini TAS bulan Januari

2015 dinyatakan Bebas Filariasis.

Sasaran POPM Filariasis adalah semua penduduk di daerah

endemis filariasis, umur 2 - 70 tahun.

Gambar 4.4 Dokumentasi Pelaksanaan POPM Filariasis dan penderita

filariasis di Kepulauan Riau Tahun 2019

4.5 KUSTA DAN FRAMBUSIA Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang

menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan. Penyakit

Kusta dan Frambusia masih merupakan masalah kesehatan penting

di Indonesia. Berdasarkan data Dirjen P2P Kementerian Kesehatan

RI sejak tahun 2000 Indonesia dinyatakan telah mencapai status

eliminasi kusta dengan angka prevalensi kusta tingkat nasional

sebesar 0,9 per 10.000 penduduk. Angka tersebut menurun dari

angka prevalensi pada tahun 1981 yaitu 5,2 per 10.000 penduduk.

Namun sejak tahun 2001 sampai sekarang, situasi epidemiologi

kusta di Indonesia statis dengan angka penemuan penderita kusta

baru berada pada kisaran (16.000-18.000) per tahunnya dan masih

tingginya trend penderita kusta baru dengan disabilitas tingkat 2 serta

proporsi kasus kusta baru anak masih di atas 10%. Kusta dapat

diobati dengan obat kombinasi MDT, yaitu pengobatan dengan lebih

dari satu macam obat yang sudah direkomendasikan.

Untuk kasus kusta di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 48 kasus

baru pada tahun 2019. Sedangkan penderita yang masih dalam

pengobatan MDT akhir 2019 sebanyak 87 orang.

56

Frambusia adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis)

yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. Sampai saat ini

masih ditemukan kasus frambusia sebanyak 355 kasus baru

frambusia pada tahun 2018, jumlah ini menurun dibandingkan tahun

2017 dengan ditemukannya 1.999 kasus baru. Kasus ini tersebar di

79 kabupaten kota dan 699 desa yang sebagian besar terkonsentrasi

di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua

dan Provinsi Papua Barat. Di Provinsi Kepulauan Riau tidak ada kasus

frambusia (0 kasus).

Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Kepulauan Riau untuk mengeliminasi jumlah kasus kusta adalah

sebagai berikut:

1. Preventif (penemuan dini): pemeriksaan kontak, survei anak

sekolah (UKS), RVS (Rapid Village Survey), pilot

Kemoprofilaksis bagi kontak penderita.

2. Promotif : Penyuluhan tanda dini kusta, kampanye penurunan

stigma.

3. Kuratif : Pengobatan seDINI mungkin

4. Rehabilitatif : Pencegahan cacat, Rehabilitasi medik, Rehabilitasi

sosial ekonomi

57

Gambar 4.5 School Survey Program Kusta Dan Frambusia Di Kabupaten

Bintan

4.6 Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit. Imunisasi sebagai salah satu upaya cost efektif mencegah

terjadinya penyakit menular dan menurunkan angka kematian pada

anak khususnya akibat penyakit - penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I). Cakupan imunisasi harus dipertahankan

tinggi dan merata di seluruh wilayah yang bertujuan untuk

menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah

terjadinya kejadian luar biasa (KLB).

Imunisasi program terdiri dari pemberian imunisasi rutin,

imunisasi tambahan dan imunisasi khusus. Imunisasi rutin terdiri dari

imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan (booster). Pemberian

imunisasi dasar bertujuan melindungi bayi (usia < 12 bulan) terhadap

penyakit PD3I melalui pemberian 8 (delapan) antigen, dilanjutkan

dengan pemberian imunisasi lanjutan yang bertujuan

58

mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa

perlindungan terhadap anak baduta (usia 18-24 bulan), anak sekolah

dasar dan wanita usia subur (WUS). Target capaian imunisasi dasar

lengkap (IDL) dan imunisasi lanjutan untuk tahun 2019 adalah 93%

dan 90%.

Melalui cakupan imunisasi yang tinggi dan merata minimal 95%

pada semua antigen akan terbentuk perlindungan terhadap bayi,

baduta, anak sekolah dasar dan WUS terhadap penularan penyakit

PD3I, sehingga pada akhirnya terbentuk imunitas kelompok atau

komunitas yang kebal (herd immunity).

Gambar 4.6 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi dasar

lengkap (IDL) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 mencapai target

yang diharapkan yakni 96,9% dari target 93% untuk tahun 2019. Ada 5

79.589.6

96.9

115.7 115.8 121.6 125.5139.1

CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL) KAB/KOTA

SE - PROVIINSI KEPRI TAHUN 2019

59

(lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan yakni

Kabupaten Anambas (139,1%), Kota Tanjungpinang (125,5%),

Kabupaten Lingga (121,6%), Kabupaten Bintan (115,8%) dan

Kabupaten Karimun (115,7%), sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya

yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang

diharapkan yakni 89,6% dan 79,5%.

Gambar 4.7 Cakupan Imunisasi Hb0 Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi HB0

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mendekati target yang

diharapkan, yakni 97,5% dari target per antigen 95% tahun 2019. Ada

4 (empat) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan

yakni Kota Tanjungpinang (123,9%), Kabupaten Karimun (120%),

Kabupaten Bintan (107,1%) dan Kabupaten Lingga (99,5%).

Sedangkan 3 (tiga) Kab/Kota lainnya yakni Kota Batam, Kabupaten

Anambas dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang

diharapkan yakni 92,9%, 72,5% dan 70,8%.

70.8 72.5

92.9 97.5 99.5107.1

120.0 123.9

CAKUPAN IMUNISASI HB0 KAB/KOTA SE-PROVINSI KEPRI

TAHUN 2019

60

Gambar 4.8 Cakupan Imunisasi BCG Kab/Kota se - Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi BCG

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mendekati target yang

diharapkan, yakni 98,1% dari target per antigen 95% tahun 2019. Ada

5 (lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang diharapkan yakni

Kota Tanjungpinang (122,7%), Kabupaten Anambas (113,8%),

Kabupaten Karimun (112,3%), Kabupaten Bintan (107,8%) dan

Kabupaten Lingga (107,1%). Sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya

yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang

diharapkan yakni 93,3% dan 74,9%.

NATUNA BATAM PROVKEPRI

LINGGA BINTAN KARIMUN ANAMBAS TPI

74.9

93.3 98.1107.1 107.8 112.3 113.8

122.7

CAKUPAN IMUNISASI BCG KAB/KOTA SE-PROVINSI KEPRI

TAHUN 2019

61

Gambar 4.9 Cakupan Imunisasi DPT/HB/Hib (3) Kab/Kota se -

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa capaian imunisasi

dpt/hb/Hib (3) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sudah mencapai

target yang diharapkan, yakni 97,2% dari target per antigen 95% tahun

2019. Ada 5 (lima) Kab/Kota yang sudah mencapai target yang

diharapkan yakni Kabupaten Anambas (158%), Kabupaten Lingga

(127,6%), Kota Tanjungpinang (126%), Kabupaten Karimun (120,1%)

dan Kabupaten Bintan (118,6%). Sedangkan 2 (dua) Kab/Kota lainnya

yakni Kota Batam dan Kabupaten Natuna belum mencapai target yang

diharapkan yakni 88,6% dan 79,8%.

4.7 Penyakit Tidak Menular (PTM)

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular

dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun

lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.

WHO (World Health Organization) menyebutnya "Non Communicable

Disease (NCD)” adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu

orang ke orang lain. Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini

79.888.6

97.2

118.6 120.1 126.0 127.6

158.0

CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB/Hib (3) KAB/KOTA SE-PROVINSI KEPRI TAHUN 2019

62

mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak

menular. Penyebab kematian utama penduduk semua golongan umur

pada saat ini disebabkan oleh PTM secara berurutan yaitu stroke,

hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan

pernafasan kronik.

Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan

Riau untuk menurunkan angka PTM antara lain kegiatan deteksi dini faktor

risiko PTM, skrining kanker serviks dan kanker payudara dilaksanakan di 7

kabupaten/kota. Supervisi kegiatan serta monitoring dan evaluasi dilakukan

untuk semua kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di 7

kabupaten/kota di provinsi kepulauan Riau.

Output kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM di Provinsi

Kepulauan Riau pada Tahun 2019 dapat di ukur melalui indikator target

capaian sebagai berikut:

1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Standar Pelayanan Minimal di kabupaten/kota untuk pencegahan dan

pengendalian PTM yaitu:

a. Persentase skrining usia produktif

Capaian skrining faktor risiko PTM pada usia produktif di

Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 sebanyak 60% yaitu angka

capaian ini masih dibawah target SPM pertahun yaitu sebanyak

100%. Beberapa kendala utama dalam pencapaian target SPM

ini antara lain partisipasi masyarakat untuk melakukan deteksi

dini faktor risiko PTM belum optimal, pencatatan dan pelaporan

di fasyankes belum optimal khususnya di fasyankes swasta

yang sebagian besar tidak melaporkan ke Dinas Kesehatan

setempat, serta dukungan logistik seperti striptes glukosa darah

yang masih relatif rendah dibandingkan target penduduk yang

akan dilakukan skrining.

b. Persentase pelayanan penderita hipertensi yang dilayani sesuai

standar

63

Penderita hipertensi yang dilayani sesuai standar di

Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 sebanyak 37,8 %

yaitu sebanyak 136.141 orang yang ditatalaksana sesuai standar

dari target sebesar 359.665 orang yang menderita hipertensi.

Jumlah target penderita hipertensi dihitung berdasarkan proyeksi

dari hasil Riskesdas Tahun 2018. Angka capaian indikator ini

masih rendah dibandingkan dengan target tahunan sebesar

100%, hal ini disebabkan karena kepatuhan minum obat pada

penderita hipertensi masih rendah serta penderita hipertensi

yang ditataklaksana di fasyankes swasta yang tidak dilaporkan.

c. Persentase pelayanan penderita Diabetes Mellitus sesuai

standar

Capaian Penderita diabetes mellitus yang dilayani sesuai

standar di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 sebanyak

94,5% yaitu sebanyak 30.284 orang pencerita diabetes mellitus

dilayani sesuai standar dari target sebanyak 32.055 orang

penderita DM di Provinsi Kepulauan Riau. Angka capaian ini

masih relatif rendah dibandingkan dengan target tahunan yaitu

sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena kasus DM yang

ditatalaksana di fasyankes swasta yang belum dilaporkan.

2. Indikator Kinerja Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM

Capaian indikator kinerja program/kegiatan pencegahan dan

pengendalian PTM di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 diukur

sebagai berikut:

a. Persentase desa/kelurahan yang memiliki posbindu PTM

Persentase desa dan kelurahan yang melaksanakan

posbindu PTM di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019

sebanyak 66,5%. Capaian ini melebihi target renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu sebanyak

26% dan indikator renstra nasional tahun 2019 sebesar 50%.

Hal ini didukung dengan kegiatan sosialisasi deteksi dini FR PTM

pada lintas sektor dan lintas program, pembekalan kader

64

posbindu dan pelaksanan deteksi dini FR PTM pada lokus di

kab/kota yang mempunyai masalah khusus dalam pencapaian

indikator pencegahan dan pengendalian PTM. Masalah dalam

pelaksanaan Posbindu adalah ketersediaan logistik, jumlah

kegiatan posbindu tidak berbanding lurus dengan jumlah

masyarakat yang dilakukan deteksi dini FRPTM karena peserta

posbindu adalah orang sama pada setiap kegiatan, serta

kegiatan deteksi dini FRPTM yang tidak dilaporkan/ diinput

dalam Sistem Informasi PTM.

b. Persentase penduduk > 18 tahun yang dilakukan pengukuran

tekanan darah

Persentase penduduk >18 yang dilakukan pengukuran

tekanan darah merupakan salah satu indikator renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Capaian tahun 2019

sebesar 60% penduduk usia produktif . Perhitungan ini diambil

dari data laporan SPM PTM yaitu skrining usia produktif dimana

salah satu kriterianya adalah pengukuran tekanan darah. Angka

capaian tersebut melampaui target renstra Dinas Kesehatan

Tahun 2019 yaitu 40%.

c. Persentase puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Terpadu

(Pandu) PTM

Puskesmas yang melaksanakan Pandu PTM di Provinsi

Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 99,1 %, melebihi

target indikator renstra nasional sebessar 50% pada tahun 2019.

Angka capaian ini diukur secara kuantitatif dari jumlah

puskesmas yang melakukan pembinaan Posbindu diwilayah

kerjanya. Hal ini disebabkan karena pelatihan Pandu PTM

dilaksnakan pertama kali pada tahun 2019. Perhitungan secara

kualitatif untuk indikator Puskesmas yang melaksanakan Pandu

PTM mencakup jumlah SDM yang terlatih Pandu, Puskesmas

yang memiliki data Charta Prediksi serta mempunyai logistik

untuk kegiatan Pandu PTM. Perhitungan indikator Puskesmas

65

yang melaksanakan Pandu PTM secara kualitatif akan dimulai

pada Tahun 2020 sebagai evaluasi output Pelatihan Pandu

PTM.

d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan

rujukan katarak

Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini katarak di

Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2019 sebanyak 30%.

Angka capaian ini memenuhi target indikator pada tahun 2019

yaitu sebesar 30%. Capaian ini masih relatif rendah karena

sebagian puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan

katarak belum melaporkan kegiatan tersebut.

d. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan

implementasi KTR minimal di 50% sekolah.

Pada tahun 2019 jumlah kabupaten/kota yang memiliki

peraturan daerah KTR sebanyak 5 kabupaten/kota dan yang

memiliki peraturan bupati tentang KTR sebanyak 2

kabupaten/kota. Dari hasil survei implementasi KTR pada tahun

2019 sebanyak 42,9% kabupaten/kota yang sudah implementasi

KTR disekolah. Implementasi KTR di kabupaten kota masih

relatif rendah hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi

dan pengawasan pada implementasi KTR di masyarakat serta

institusi.

e. Persentase puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker

leher rahim dan kanker payudara

Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker leher

rahim dan kanker payudara di Provinsi Kepulauan Riau pada

Tahun 2019 sebanyak 70,1 %. Angka capaian ini lebih tinggi

dibandingkan dengan target nasional tahun 2019 yaitu 50%. Hal

ini didukung oleh kegiatan pelatihan pada tenaga kesehatan

disamping itu adanya partisipasi/ dukungan dari organisasi

profesi dan lintas sektor.

66

f. Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini

kanker leher rahim dan kanker payudara

Persentase wanita usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi

dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada tahun 2019

secara kumulatif sebanyak 19,5%. Angka capaian ini lebih besar

dari target renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

tahun 2019 yaitu sebesar 5 %. Jumlah wanita 30-50 tahun yang

melakukan skrining kanker leher rahim dan kanker payudara

pada Tahun 2019 sebanyak 10. 429 orang, ditemukan lesi

prakanker serviks sebanyak 17,5/1000 (183 orang) dan proporsi

benjolan payudara sebanyak 6,6 permil (69 orang).

g. Prevalensi Obesitas pada penduduk usia > 18 tahun

Salah satu indikator renstra Dinas Kesehatan Provinsi

Kepulauan Riau adalah prevalensi obesitas pada penduduk usia

> 18 tahun. Pada tahun 2019 capaian indikator ini sebanyak

28,1%, angka ini merupakan angka proporsi obesitas yang

dilaporkan melalui SI PTM. Jika dibandingkan dengan target

renstra Dinas Kesehatan Provinsi kepulauan Riau tahun 2019,

indikator ini belum berhasil dimana target pada tahun 2019

sebesar 17%.

Gambar 4.10 Dokumentasi Kegiatan PTM

67

4.8 Kesehatan Jiwa (Keswa)

Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari gangguan pikiran,

gangguan perasaan dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan

penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan

dan sosial) dari orang tersebut. Orang yang mengalami gangguan jiwa

dkategorikan menjadi dua bagian yaitu orang dengan masalah

kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). ODMK

adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,

pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga

memiliki risiko mengalami gangguan jiwa, sedangkan ODGJ adalah

orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan

perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala

dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat

menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi

orang sebagai manusia.

Ada empat jenis gangguan jiwa yang terbanyak di masyarakat

yaitu gangguan cemas, depresi, bipolar dan gangguan

psikotik/skizofrenia. Dari keempat jenis gangguan jiwa yang terbanyak

di masyarakat, yang termasuk kedalam jenis gangguan jiwa berat

adalah gangguan psikotik/skizofrenia, sehingga orang yang

mengalami gangguan psikotik/skizofrenia disebut dengan ODGJ

berat.

Gangguan psikotik/skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis

ketika penderitanya mengalami halusinasi, waham/delusi, dan juga

menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang abnormal. Faktor

risiko gangguan psikotik/skizofrenia adalah faktor biologik

(genetik/keturunan, perubahan struktur dan keseimbangan kimia

otak), faktor psikologik (tipe kepribadian, kurang dapat menyesuaikan

diri dengan perubahan kehidupan) dan faktor sosial (masalah

kehidupan, kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan).

Gangguan jiwa dapat diobati jika diketahui dan ditangani sejak awal

dengan melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada anggota keluarga

68

dengan cara melihat perubahan sikap dan perilaku dari anggota

keluarga yang mengarah kepada prilaku abnormal dan segera dibawa

ke Psikolog atau Psikiater.

Prevalensi psikotik/skizofrenia pada penduduk semua umur di

Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2018 sebesar 0,18%, sedangkan prevalensi psikotik/skizofrenia

di Provinsi Kepulauan Riau hasil Riskesdas 2018 sebesar 0,09%.

Angka prevalensi tersebut digunakan untuk menghitung proyeksi

kasus ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) di kabupaten/kota dan

provinsi. Adapun indikator kinerja program kesehatan jiwa di daerah

berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan di

kabupaten/kota yaitu persentase ODGJ berat yang mendapatkan

pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar. Berikut dapat dilihat data

ODGJ berat (psikotik/skizofrenia) yang mendapatkan pelayanan

kesehatan jiwa sesuai standar di kabupaten/kota se-Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2019:

Tabel 4.1 Cakupan pelayanan kesehatan pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat di Kabupaten/Kota se-Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2019 No Kabupaten/Kota Sasaran/Proyeksi ODGJ

Berat

ODGJ berat yang mendapatkan

pelayanan kesehatan jiwa sesuai

standar

Absolut Persentase

1 Tanjungpinang 190 283 148,95

2 Batam 1239 963 77,72

3 Bintan 143 97 67,83

4 Karimun 210 224 106,67

5 Lingga 81 105 129,63

6 Natuna 70 118 168,57

7 Kepulauan Anambas 38 28 73,68

KEPRI 1.971 1.818 92,24 Sumber: Laporan bulanan SPM Kesehatan Jiwa Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

69

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian SPM

program kesehatan jiwa Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 yaitu

sebesar 92,24%, hasil tersebut masih belum mencapai target SPM

yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 100% atau masih ada sekitar

7,76% ODGJ berat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar di Provinsi Kepuauan Riau tahun 2019.

Dilihat dari capaian SPM program kesehatan jiwa

Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target 100% adalah

Kabupaten Natuna, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan

Kabupaten Karimun, sedangkan yang belum mencapai target SPM

masih ada tiga Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten

Kepulauan Anambas, dan Kota Batam, dimana masing-masing

capaian SPM program kesehatan jiwa adalah sebesar 67,83%,

73,68%, dan 77,72%.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi data SPM di

Kabupaten/Kota tahun 2019, ada beberapa faktor yang menyebabkan

tidak tercapainya SPM program kesehatan jiwa di Kabupaten/Kota

yaitu antara lain jumlah sasaran ODGJ berat dari hasil perhitungan

proyeksi menggunakan data prevalensi skizofrenia/psikotik tahun

2018 pada penduduk semua umur tidak sesuai dengan hasil

penemuan di lapangan (jumlah sasaran lebih banyak dibandingkan

dengan hasil temuan di lapangan), sehingga hasil capaian SPM tidak

mencapai target 100%.

Selain itu dikarenakan faktor anggapan dari masyarakat bahwa

anggota keluarga yang menderita ODGJ berat merupakan

aib/memalukan sehingga beberapa kasus ODGJ berat dilakukan

pemasungan/pengisolasian di tempat khusus agar tidak diketahui oleh

masyarakat setempat sehingga banyak kasus yang tidak terlaporkan.

Faktor lainnya yaitu dikarenakan keluarga tidak mau membawa

anggota keluarga yang menderita ODGJ berat berobat ke fasilitas

pelayanan kesehatan dan lebih memilih dibawa berobat ke dukun.

Kendala lainnya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang jauh dan

70

membutuhkan biaya transportasi yang besar serta tidak adanya

pendamping dari pihak keluarga yang mempunyai waktu untuk

membawa berobat anggota keluarga yang menderita ODGJ berat.

Faktor kurangnya tenaga kesehatan terutama dokter yang

terlatih di puskesmas serta kurangnya logistik berupa ketersediaan

obat kesehatan jiwa. Minimnya jumlah kunjungan rumah penderita

ODGJ berat dari petugas kesehatan di puskesmas sehingga penderita

ODGJ berat tidak mendapatkan pemantauan untuk melihat

perkembangan status mental dan fisik dari penderita ODGJ berat.

Diharapkan dengan adanya kunjungan rumah bagi penderita ODGJ

berat oleh petugas kesehatan di puskesmas dapat diketahui

perkembangan kesehatan terutama status mental dari penderita

ODGJ berat sehingga semua penderita ODGJ berat di masing-masing

wilayah kerja puskesmas dapat dilayanai kesehatannya sesuai

standar.

Gambar 4.11 Kegiatan pelepasan pemasungan pada ODGJ berat di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang

71

BAB V KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN

5.1 KESEHATAN LINGKUNGAN

a. AIR MINUM Dalam Universal Akses Menuju Sustainable Development Goals

(SDGs) memiliki salah satu indikator untuk akses air minum yang

aman, yaitu pada Goals 6 yang bertujuan menjamin ketersediaan dan

manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Secara akses diharapkan pada tahun 2030 dapat mencapai akses

universal dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau

untuk semua sedangkan secara kualitas diharapkan pada tahun

2030 dapat memperbaiki kualitas air dengan mengurangi polusi,

menghentikan pembuangan limbah, meminimalisasi produksi limbah

berbahaya, mengurangi air limbah yang tidak diolah, meningkatkan

daur ulang (recycle), dan penggunaan kembali (reuse) secara

substansial. Untuk mencapai hal tersebut khususnya terkait kualitas

air minum perlu upaya pengawasan yang kontinyu oleh pihak-pihak

yang berkompeten dalam hal pengawasan kualitas air minum.

Air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah air yang jernih,

tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan tidak mengandung

kuman patogen. Air seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan

endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakikatnya

persyaratan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya

penyakit bawaan air atau water borne diseases.

Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air

yang secara fisik, kimia, mikrobiologi sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum Kualitas Air Minum sedangkan untuk

pengawasan kualitas air minum dalam oleh Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana

dan Pengawasan Kualitas Air Minum, bahwa pengawasan Internal

72

dilakukan oleh penyelenggara air minum komersial dan pengawasan

Eksternal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Hasil pengawasan kualitas air minum berdasarkan persentase

sarana air minum yang dilakukan pengawasan di provinsi kepulauan

riau dapat dilihat pada tabel 5.1 dan lampiran 72.

Tabel 5.1 Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan

Pengawasan Tahun 2020

No Kabupaten/

Kota

Jumlah Sarana

Air Minum (SAM)

Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)

Pemeriksaan

Jumlah Di IKL

Jumlah Dgn Resiko

Rendah + Sedang

Jumlah Diambil Sampel

Jumlah Memenuhi

Syarat %

1 Karimun 187 137 104 137 116 84.7

2 Bintan 279 269 152 117 114 97.4

3 Natuna 2,595 1,563 1,525 82 53 64.6

4 Lingga 221 122 88 91 69 75.8

5 Kepanambas 1,223 48 6 47 46 97.9

6 Batam 476 191 69 146 131 89.7

7 Tanjungpinang 188 185 185 183 158 86.3

Provinsi Kepri 5,169 2,515 2,129 803 687 85.6 Sumber : Dinas Kesehatan, 2019

Bedasarkan tabel 5.1 pada Tahun 2019 belum seluruh sarana

air minum dapat dilakukan pengawasan dengan melakukan inspeksi

kesehatan lingkungan dan dilakukan pengambilan sampel kualitas air

minumnya, hal ini disebabkan oleh :

1. Masih kurangnya pendanaan dari daerah sehingga kegiatan

koordinasi jejaring dan kemitraan air minum tidak dapat

dilaksanakan

2. Masih kurangnya jumlah petugas kesehatan lingkungan yang

ada di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan

pengawasan sarana air minum

73

3. Masih kurangnya dukungan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terkait penyehatan

air. Dimana daerah tidak memiliki/ menganggarkan dana untuk

melaksanakan pemeriksaan sampel ke laboratorium kesehatan

daerah. Sementara Puskesmas pun tidak memiliki alat untuk

melakukan pemeriksaan sampel air minum.

4. Letak georafis dan besarnya biaya pemeriksaan sampel di

laboratorium yang terakreditasi

b. AKSES MASYARAKAT TERHADAP FASILITAS SANITASI

YANG LAYAK Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) merupakan fasilitas

sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi

dengan leher angsa, tangki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah

(SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Di Provinsi Kepulauan

Riau pada tahun 2019 jumlah KK yang terakses terhadap sanitasi

yang layak sebesar 546.302 KK (83,8%) dari total jumlah KK sasaran

pada tahun 2019 sebesar 652.088 KK. Data jumlah penduduk Provinsi

Kepulauan Riau yang terakses fasilitas sanitasi yang layak dapat

dilihat pada gambar 5.1 dan tabel lampiran 73

Gambar 5.1. Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak di Provinsi Kepulauan

Riau

79.0 77.9 77.8 76.6

34.6

86.7 90.083.8

74

Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa akses masyarakat

terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat) di Provinsi Kepulauan

Riau sebesar 83,8% dan dapat diartikan bahwa sebesar 16,2%

masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau masih belum terakses

terhadap sanitasi yang layak atau dapat diartikan masih buang air

besar sembarangan, Permasalahan yang dihadapi adalah sebagian

besar wilayah di Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah lautan

sebesar 417.012,97 km2, sehingga banyak masyarakat yang tinggal

di pesisir yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat

dipesisir mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung

yang tidak memiliki tangki septik.

Faktor - faktor yang menunjang untuk meningkatkan akses

sanitasi masyrakat terhadap sanitasi yang layak antara lain :

1. Adanya percepatan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) melalui program Pamsimas dan Percepatan pencapaian

akses sanitasi melalui Peningkatan Sarana Kesling di 12

Desa/Kelurahan Stunting

2. Sosialisasi Lima Pilar STBM kepada mahasiswa poltekkes

3. Adanya Dana Dekonsentrasi untuk kegiatan (1) Orientasi STBM

5 Pilar,(2) Monitoring dan evaluasi percepatan capaian desa ODF

untuk percepatan akses sanitasi.

4. Adanya dana APBD untuk percepatan Desa/Kelurahan ODF di

Kabupaten Anambas

5. Adanya dana DAK fisik dan non - fisik untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat

ditingkat provinsi, puskesmas dan kabupaten.

Faktor yang menghambat peningkatan akses sanitasi

masyarakat terhadap sanitasi yang layak meliputi:

1. Keadaan geografis Kepulauan Riau yang wilayah Kepulauan

sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pesisir yang tidak

memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Masyarakat dipesisir

75

mayoritas menggunakan jamban plengsengan dan cemplung

yang tidak memiliki tangki septik.

2. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan

lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan,

pengawasan serta percepatan akses sanitasi yang layak dan

program sanitasi total berbasis masyarakat

3. Masih kurangnya dukungan dana serta sarana dan prasarana

untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan untuk

mendorong desa/kelurahan yang sudah melaksanakan STBM

agar menjadi desa/kelurahan ODF

4. Tidak aktifnya jejaring kemitraan atau pokja terkait

5. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan

secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama

dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat

untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan

sehari-hari secara berkesinambungan.

6. Masih ada masyarakat belum memahami pentingnya akses

sanitasi yang sehat

c. TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT

KESEHATAN Tempat Tempat Umum (TTU) merupakan tempat atau sarana

yang diselenggarakan pemerintah ataupun swasta atau perorangan

yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat. Pengawasan

terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan

lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi

kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit

terutama penyakit-penyakit yang medianya adalah makanan,

minuman, udara dan air di tempat tempat umum. Dengan demikian

penyehatan tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan

kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

76

TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan

fasilitas umum minimal sarana pendidikan dan puskesmas yang

memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan

Lingkungan sesuai standar di wilayah kab/kota dalam kurun waktu 1

tahun. TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan

fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan penyakit antar

pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta memenuhi

persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah kesehatan.

Sasaran untuk pengawasan tempat tempat umum berbeda

ditahun sebelumnya dimana pada tahun 2018 sasaran pengawasan

tempat tempat umum adalah sarana sarana kesehatan (rumah sakit

dan puskesmas), sarana pendidikan (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA),

dan hotel (bintang dan non - bintang) sedangkan untuk tahun 2019

sasaran untuk pengawasan adalah sarana pendidikan (SD/MI,

SLTP/MTs, SLTA/MA), sarana kesehatan (rumah sakit dan

puskesmas), tempat ibadah dan pasar.

Jumlah Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat di

Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2019 banyak 2507 (56%) dari

total sebesar 4.473 TTU yang ada. Kabupaten dengan jumlah

persentase TTU yang memenuhi syarat yang paling tinggi yaitu

Kabupaten Bintan dan Kabupaten dengan jumlah persentase TTU

paling rendah yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas. Gambaran

jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada

gambar 5.2 dan lampiran tabel 75.

77

Gambar 5.2 Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

Faktor faktor yang menunjang untuk meningkatkan capaian

dalam pengawasan antara lain :

1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi puskesmas

terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51

puskesmas di 7 Kabupaten Kota

2. Adanya dana dekon di tingkat provinsi melalui orientasi

pengawas internal (seluruh pelaku masyarakat sekolah SD,

SMP/sederajat)

3. Adanya kegiatan orientasi pasar sehat di Kota Tanjungpinang,

Kabupaten Bintan dan Kota Batam.

4. Adanya Pemberian Dana Alokasi Khusus untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan penyehatan TTU di Kabupaten dan

Puskesmas

5. Pelaksanaan berbagai penilaian untuk mendukung pelaksanaan

penyehatan TTU seperti sekolah sehat dan kantin sehat

Sedangkan faktor yang menjadi penyebab kegagalan atau tidak

tecapainya target adalah sebagai:

1. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan

lingkungan di Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan dan

46.9

83.1

35.5

53.146.0

55.0

75.1

56.0

78

pengawasan terkait penyehatan TTU serta mutasi petugas yang

terjadi di daerah.

2. Sistem pendanaan daerah yang tidak maksimal

3. Belum seluruh puskesmas memiliki sanitarian kit untuk

pemeriksaan kualitas kesling

4. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan

secara cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama

dan kecukupan pendampingan petugas kepada masyarakat

untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan

sehari-hari secara berkesinambungan.

5. Masih banyak sarana dan prasarana tempat tempat umum yang

belum memenuhi standar kualitas minimal dalam inspeksi

kesehatan lingkungan walaupun sudah dilakukan pembinaan

dan pengawasan, misalnya jumlah toilet tidak sebanding dengan

jumlah murid, sarana sanitasi di pasar dan lain sebagainnya

d. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) Higiene sanitasi pangan merupakan unsur esensial dalam

mewujudkan keamanan makanan, karena makanan merupakan

kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan berpengaruh

terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik dipandang dari segi

kuantitas dan kualitasnya. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia

terhadap makanan yang disediakan di luar rumah, maka produk -

produk makanan yang disediakan oleh perusahaan atau perorangan

yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk kepentingan

umum, haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya. Hal ini

hanya dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan higiene sanitasi

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan.

Tempat pengelolaan makanan merupakan tempat dilakukannya

pengelolaan makanan mulai dari penerimaan bahan mentah hingga

pengemasan. Pembinaan dan pengawasan terhadap higiene sanitasi

79

perlu dilakukan untuk menghindari penyakit bawaan makanan atau

yang terjadi akibat kesalahan saat penanganan makanan. Selain itu,

risiko terjadinya kontaminasi silang jauh lebih besar pada TPM karena

banyaknya hidangan yang harus dimasak atau disiapkan secara

bersamaan dan seringkali penyiapan hidangan ini dilakukan di

ruangan yang sempit.

Definisi dari TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPM

yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi berdasarkan inspeksi

kesehatan lingkungan (IKL). TPM adalah Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM) siap saji yang terdiri dari Rumah Makan/Restoran,

Jasa Boga, Depot Air Minum, Sentra Makanan Jajanan, Kantin

Sekolah. Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak

3.552 TPM (48%) dari jumlah total TPM sebesar 7.397 TPM.

Gambaran TPM yang memenuhi syarat kesehatan padai tiap

Kabupaten Kota dapat dilihat pada gambar 5. 3, gambar 5.4 dan

lampiran 76

Gambar 5.3 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan 3 tahun

39.542.2

48

0

10

20

30

40

50

60

2017 2018 2019

80

Gambar 5.4 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan Berdasarkan gambar 5.4 terjadi peningkatan capaian jumlah

TPM yang memenuhi syarat disetiap tahunnya, hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa Faktor faktor yang menunjang

keberhasilan antara lain :

1. Adanya dukungan sarana dan prasarana bagi Puskesmas

terpilih berupa sanitarian kit sebanyak 51 unit untuk di 51

Puskesmas di 7 Kabupaten Kota

2. Pemberian dana dekonsentrasi ditingkat Provinsi berupa

kegiatan Orientasi investigasi KLB Penyakit bawaan pangan

pada tahun 2019

3. Pelaksanaan rapat koordinasi dan peningkatan kapasitas

kepada petugas sanitarian dan pengelola kesehatan lingkungan

kabupaten kota untuk menyamakan persepsi dalam

mewujudkan dan mendukung pelaksanaan kegiatan penyehatan

TPM

37.2

88.9

28.7

54.7

37.045.3 42.6

48.0

81

4. Adanya monitoring dan evaluasi secara rutin dari Dinas

Kesehatan Provinsi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan

Puskesmas

82

Dokumentasi Kegiatan a. Air minum

Gambar 5.5 Air Minum

b. Akses sanitasi masyaraakat

Gambar 5.6 Akses sanitasi masyaraakat

Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada sarana air minum

Pengambilan sampel pada pada sarana air minum

Monitoring dan Evaluasi Program

Kesehatan Lingkungan ke Puskesmas Orientasi 5 pilar STBM

83

c. Pengawasan TTU

Gambar 5.7 Pengawasan TTU

d. Pengawasan TPM

Gambar 5.8 Pengawasan TPM

Orientasi pengawas internal sekolah praktek phast pasar sehat di 3 Kabupaten

Kota

Inspeksi Kesehatan Lingkungan di TPM Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan

pengambilan sampel makanan di TPM

84

5.2 PROMOSI KESEHATAN a. POSYANDU DAN POSBINDU PTM

Gambar 5.9 Jumlah Posyandu di Kepuluan Riau Tahun 2019

Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat

penurunan AKI dan AKB. Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah

Posyandu terbanyak (sekitar 37,7 %) berada di Kota Batam sebagai

Kota yang juga memiliki jumlah penduduk terbanyak.

Gambar 5.10 Posyandu berdasarkan strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019

Total : 1437 Posyandu

5%

35%45%

15%

Posyandu berdasarkan strata Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2019

Pratama Madya Purnama Mandiri

225162

542

137 185118 68

Jumlah Posyandu di Kepri

85

Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan

kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas,

bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan

diare) dengan cakupan masing-masing minimal 50% dan melakukan

kegiatan tambahan. Atas dasar indikator tersebut, ditentukanlah

tingkat kemandirian Posyandu kedalam 4 tingkatan yaitu : Posyandu

Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, Posyandu Mandiri.

Dapat disimpulkan bahwa Posyandu aktif adalah posyandu yang

berada di tingkatan Purnama dan Mandiri.

Di tahun 2019, 45 % dari Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau

berada di strata Purnama, dan 15 % berada di strata mandiri.

Sehingga kurang lebih 60 % Posyandu di Provinsi Kepulauan Riau

menjadi Posyandu aktif. 40 % dari Posyandu lainnya memerlukan

pembinaan dan penguatan dari semua pihak khususnya Pokjanal

Posyandu agar dapat berkembang menjadi Posyandu Aktif.

Dari 7 Kabupaten Kota, yang memiliki persentase Posyandu aktif

terbanyak adalah Kabupaten Bintan, dengan 100 % Posyandu aktif,

sedangkan 3 Kabupaten yang memerlukan perhatian lebih adalah

Kabupaten Lingga (28,1%), Kabupaten Kepulauan Anambas (41,2%)

dan Kabupaten Natuna (16,9%).

Gambar 5.11

Persentase Posyandu Aktif Tahun 2017 – 2019

54.05 54.09

59.92

5152535455565758596061

Pers

enta

se P

osya

ndu

Aktif

Persentase Posyandu Aktif Tahun 2017 - 2019

86

Dari grafik diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan

persentase posyandu aktif sejak tahun 2017. Adapun Analisis

peningkatan capaian ini sebagai berikut :

a. Adanya upaya peningkatan koordinasi antar Kelompok Kerja

Operasional Posyandu di tingkat Provinsi Kepulauan Riau dan

Tingkat Kabupaten/Kota.

b. Dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas / workshop terkait

Posyandu sehingga dapat merefresh kembali pengetahuan para

kader, para Pembina di tingkat Provinsi, Kab/Kota serta

Puskesmas agar memiliki pemahaman yang sama tentang strata

posyandu.

c. Adanya komitmen dari Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan

kembali Posyandu diwilayahnya.

b. DANA DESA UNTUK KESEHATAN

Salah satu sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang

tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun

2015 - 2019 adalah meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan

preventif dan meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah mendorong pemanfaatan dana

desa untuk mendukung pembangunan kesehatan. Dana desa adalah

dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang

ditransfer melalui APBD Kab/Kota dan digunakan untuk mendanai

penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Persentase desa yang difasilitasi oleh Puskesmas untuk

memanfaatkan dana desa untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM). Fasilitasi yang dilakukan Puskesmas adalah

advokasi kepada pengambil keputusan (kepala desa dan tokoh

masyarakat); pendamping proses perencanaan; dan monitoring

pelaksanaan kegiatan untuk UKBM yang bersumber dari dana desa.

Kegiatan fasilitasi Puskesmas didanai melalui BOK/DAK Non Fisik

maupun sumber lain yang sah di Puskesmas

87

Gambar 5.12 Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk

kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 – 2019 Capaian Indikator Persentase desa yang mengalokasikan dana

desa untuk UKBM sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

mengalami kenaikan. Terget indikator ini memiliki kenaikan target

capaiannya setiap tahun sebesar 10%. Tahun 2017 target capaian

sebesar 30 % hingga tahun 2019 menjadi 50 %.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2017, indikator

ini tidak mencapai target yang ditetapkan secara nasional. Persentase

kinerja di tahun 2017 sebesar 60 %, namun di tahun 2018 telah

mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan kenaikan

sebesar 70 % menjadi 88 %. Di tahun 2019 meningkat kembali

menjadi 93,82 % sehingga dapat diartikan bahwa 258 desa dari 275

desa di seluruh Provinsi Kepulauan Riau telah mengalokasikan dana

desa untuk kesehatan dan UKBM.

Analisis Penyebab Keberhasilan Program : program ini dapat

mencapai target yang ditetapkan secara nasional disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya :

- Kementerian Desa PDTT telah mengeluarkan Peraturan Menteri

Desa PDTT setiap tahunnya tentang Penetapan Prioritas

050

100150200250

2017 2018 2019

Target 30 40 50

Capaian 18 88 93.82

persentase kinerja 60 220 187.64

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2017 - 2019

88

Penggunaan Dana Desa yang menjadi acuan bagi pemerintah

desa dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai oleh dana

desa yang didalamnya telah menegaskan kembali menu - menu

prioritas bagi kesehatan masyarakat desa baik dari bidang

pembangunan maupun dari pemberdayaan masyarakat

- Adanya pembinaan dari pusat serta respon yang cepat dari

Kabupaten/Kota dalam mengupayakan pencapaian indikator ini

- Adanya koordinasi dan dukungan yang semakin kuat dari lintas

sektor khususnya dinas PMD dan Tenaga Ahli Pendamping

Desa dan Pendamping Lokal Desa sehingga mempermudah

pengambilan data yang dibutuhkan.

Upaya - upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan

persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain :

- Penguatan Koordinasi dalam Pemanfaatan Dana Desa untuk

UKBM di tingkat Provinsi

- Fasiltasi dan Pembinaan Teknis Penguatan UKBM di Kab/Kota

- Melaksanakan advokasi untuk mendorong kebijakan prioritas

pemanfaatan dana desa untuk kesehatan kepada Dinas

Kesehatan Kab/Kota, Lintas Sektor, Camat dan Kepala Desa

- Pengumpulan data dari pendamping di tingkat desa untuk

menjamin keakuratan data

89

DOKUMENTASI PELAKSANAAN POSYANDU AKTIF

1. Kegiatan senam lansia sebagai salah satu program tambahan di

Posyandu

Gambar 5.13

Kegiatan senam lansia sebagai salah satu program tambahan di Posyandu

Kegiatan senam lansia di salah satu desa di Kabupaten Bintan,

dilaksanakan secara rutin di masing-masing posyandu setiap 1 bulan sekali

minggu ke dua. Dengan instruktur senamnya dari kader posyandu itu

sendiri.

90

2. Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah

Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun.

Gambar 5.14

Pelaksanaan pengukuran panjang bayi di Posyandu Nusa Indah Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing Kabupaten karimun

3. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu

Gambar 5.15 Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu

91

Kegiatan ini merupakan kegiatan di bidang pemberdayaan

masyarakat dengan tujuan agar kader posyandu dapat memahami tugas,

fungsi dan peran kader, serta mampu mempersiapkan administrasi

posyandu dengan benar.

DOKUMENTASI PEMANFAATAN DANA DESA DI BIDANG KESEHATAN

1. Gedung Polindes di Desa Numbing Kabupaten Bintan

Gambar 5.16 Gedung Polindes di Desa Numbing Kabupaten Bintan

Gedung Polindes ini dibangun dengan menggunakan anggaran

Dana Desa tahun 2016. Sebelumnya Masyarakat di wilayah Dusun Gin

Kecil ini jika ingin berobat harus menyebrang ke Dusun Gin Besar

dikarenakan tidak adanya fasilitas untuk berobat, karena puskesmas hanya

terletak di Dusun Gin Besar. Dengan dibangunnya Polindes masyarakat

terbantu dan lebih mudah jika ingin berobat.

92

2. Gedung Posyandu

Gambar 5.17

Gedung Posyandu

Gedung Posyandu ini dibangun dengan menggunakan anggaran

Dana Desa tahun 2017. Masyarakat di wilayah Dusun Gin Kecil sebelum

dibangun posyandu mawar ini untuk kegiatan posyandunya masih

bergabung dengan posyandu melati yang terletak di Dusun Gin Besar.

Dengan dibangunnya gedung posyandu ini masyarakat yang sebelumnya

jarang membawa balita ke posyandu, sekarang sudah lebih aktif ke

posyandu karena fasilitas posyandu sudah ada di dusun mereka (Sumber

Desa Numbing, Kab. Bintan)

3. Alat deteksi PTM yang dibeli menggunakan dana desa

Gambar 5.18 Alat deteksi PTM yang dibeli menggunakan dana desa

93

Pemberian peralatan ini ditujukan untuk kegiatan posyandu lansia,

agar para lansia dapat memeriksa kesehatannya (tensi, kolestrol, asam

urat, dan gula darah) secara gratis di Posyandu.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2019

L P L + P Satuan

I GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 1,257,005 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 416 Desa/Kelurahan Tabel 13 Jumlah Penduduk 128,344 122,167 250,511 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.0 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 1.8 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 44.0 per 100 penduduk produktif Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 105.1 Tabel 28 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0.0 0.0 0.0 % Tabel 39 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3b. SMA/ MA 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3c. Sekolah menengah kejuruan 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3d. Diploma I/Diploma II 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3e. Akademi/Diploma III 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3f. S1/Diploma IV 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.0 0.0 0.0 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN

II.1 Sarana Kesehatan

10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 411 Jumlah Rumah Sakit Khusus 39 RS Tabel 412 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 4 Puskesmas Tabel 413 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 9 Puskesmas Tabel 414 Jumlah Puskesmas Keliling 50 Puskesmas keliling Tabel 415 Jumlah Puskesmas pembantu 25 Pustu Tabel 416 Jumlah Apotek 27 Apotek Tabel 417 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 93.9 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 96.8 126.3 111.3 % Tabel 519 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1.6 2.7 2.1 % Tabel 520 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 29.4 22.6 25.8 per 1.000 pasien keluar Tabel 721 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 15.4 12.1 13.6 per 1.000 pasien keluar Tabel 722 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 20.2 % Tabel 823 Bed Turn Over (BTO) di RS 44.5 Kali Tabel 824 Turn of Interval (TOI) di RS 6.5 Hari Tabel 825 Average Length of Stay (ALOS) di RS 1.0 Hari Tabel 826 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial #DIV/0! % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

27 Jumlah Posyandu 1,437 Posyandu Tabel 1028 Posyandu Aktif 59.9 % Tabel 1029 Rasio posyandu per 100 balita 0.7 per 100 balita Tabel 1030 Posbindu PTM 539 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

31 Jumlah Dokter Spesialis 466 204 670 Orang Tabel 1132 Jumlah Dokter Umum 308 583 891 Orang Tabel 1133 Rasio Dokter (spesialis+umum) 30 per 100.000 penduduk Tabel 1134 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 68 161 229 Orang Tabel 1135 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 10 per 100.000 penduduk Tabel 1136 Jumlah Bidan 2,219 Orang Tabel 1237 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 99 per 100.000 penduduk Tabel 1238 Jumlah Perawat 1,064 3,236 4,300 Orang Tabel 1239 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 192 per 100.000 penduduk Tabel 1240 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 154 462 616 Orang Tabel 1341 Jumlah Tenaga Sanitasi 355 129 484 Orang Tabel 1342 Jumlah Tenaga Gizi 20 287 307 Orang Tabel 1343 Jumlah Tenaga Kefarmasian 189 627 816 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN

44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 73.2 % Tabel 1745 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 93.8 % Tabel 1846 Total anggaran kesehatan Rp217,916,367,829 Rp Tabel 1947 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota #DIV/0! % Tabel 1948 Anggaran kesehatan perkapita Rp89,906,383,280 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA

V.1 Kesehatan Ibu

49 Jumlah Lahir Hidup 21,279 20,428 41,707 Orang Tabel 2050 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.5 4.7 5.1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 2051 Jumlah Kematian Ibu 41 Ibu Tabel 2152 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 98.3 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 2153 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97.3 % Tabel 2354 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91.5 % Tabel 2355 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 45.6 % Tabel 2456 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90.0 % Tabel 2757 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92.4 % Tabel 2358 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 91.0 % Tabel 2359 Pelayanan Ibu Nifas KF3 88.3 % Tabel 2360 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91.9 % Tabel 23

Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (Susenas)

NO INDIKATORANGKA/NILAI No.

Lampiran

L P L + P SatuanNO INDIKATOR

ANGKA/NILAI No.

Lampiran

61 Penanganan komplikasi kebidanan 74.2 % Tabel 3062 Peserta KB Aktif 78.3 % Tabel 2863 Peserta KB Pasca Persalinan 43.1 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak

64 Jumlah Kematian Neonatal 122 93 215 neonatal Tabel 3165 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 5.7 4.6 5.2 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 3166 Jumlah Bayi Mati 162 116 278 bayi Tabel 3167 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7.6 5.7 6.7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 3168 Jumlah Balita Mati 177 126 303 Balita Tabel 3169 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8.3 6.2 7.3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 3170 Penanganan komplikasi Neonatal 45.7 46.0 45.9 % Tabel 3071 Bayi baru lahir ditimbang 94.8 96.6 95.7 % Tabel 3372 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2.4 2.4 2.4 % Tabel 3373 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.8 99.6 99.7 % Tabel 3474 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94.6 94.5 94.6 % Tabel 3475 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 56.5 % Tabel 3576 Pelayanan kesehatan bayi 91.5 92.9 92.2 % Tabel 3677 Desa/Kelurahan UCI 86.3 % Tabel 3778 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 92.9 95.3 94.1 % Tabel 3979 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 92.8 95.2 94.0 % Tabel 3980 Bayi Mendapat Vitamin A 88.7 % Tabel 4181 Anak Balita Mendapat Vitamin A 77.9 % Tabel 4182 Pelayanan kesehatan balita 66.1 66.9 66.5 % Tabel 4283 Balita ditimbang (D/S) 59.4 60.7 60.1 % Tabel 4384 Balita gizi kurang (BB/umur) 2.7 % Tabel 4485 Balita pendek (TB/umur) 5.1 % Tabel 4486 Balita kurus (BB/TB) 1.7 Tabel 4487 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 59.5 % Tabel 4588 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 88.9 %

Tabel 4589 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 83.8 %

Tabel 4590 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 61.8 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut

91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 61.8 71.1 66.4 % Tabel 4892 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 61.7 76.3 68.9 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT

VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung

93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 99.83 % Tabel 51

94 CNR seluruh kasus TBC 313 per 100.000 penduduk Tabel 5195 Case detection rate TBC 64.75 % Tabel 5196 Cakupan penemuan kasus TBC anak 75.58 % Tabel 5197 Angka kesembuhan BTA+ 57.6 59.4 58.3 % Tabel 5298 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 54.1 60.3 56.7 % Tabel 5299 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua

kasus TBC 86.8 90.1 88.2 % Tabel 52100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 3.3 per 100.000 penduduk Tabel 52101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 27.5 % Tabel 53102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia

min 60% 0.8 % Tabel 53103 Jumlah Kasus HIV 1,173 577 1,750 Kasus Tabel 54104 Jumlah Kasus Baru AIDS 179 78 257 Kasus Tabel 55105 Jumlah Kematian akibat AIDS 251 158 409 Jiwa Tabel 55106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 32.1 % Tabel 56107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 49.2 % Tabel 56108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 27 22 49 Kasus Tabel 57109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 2 2 per 100.000 penduduk Tabel 57110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 16.3 % Tabel 58111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100.0 % Tabel 58112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 6.1 % Tabel 58113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 12.0 per 100.000 penduduk Tabel 58114 Angka Prevalensi Kusta 2.0 per 10.000 Penduduk Tabel 59115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 80.0 75.0 76.9 % Tabel 60116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 69.8 56.0 64.7 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi

117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 2.3 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62119 Case fatality rate difteri #DIV/0! % Tabel 62120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62122 Case fatality rate tetanus neonatorum #DIV/0! % Tabel 62123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62124 Jumlah kasus suspek campak 15 9 24 Kasus Tabel 62125 Insiden rate suspek campak 6.0 3.6 9.6 per 100.000 penduduk Tabel 62126 KLB ditangani < 24 jam 100.0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

127 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 45.5 38.1 83.6 per 100.000 penduduk Tabel 65128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0.6 0.6 0.6 % Tabel 65129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0.0 0.0 0.1 per 1.000 penduduk Tabel 66130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 131.6 % Tabel 66131 Pengobatan standar kasus malaria positif 100.0 % Tabel 66

L P L + P SatuanNO INDIKATOR

ANGKA/NILAI No.

Lampiran

132 Case fatality rate malaria 0.0 0.0 0.0 % Tabel 66133 Penderita kronis filariasis 52 30 82 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular

135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 25.0 35.3 30.1 % Tabel 68136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar 98.3 % Tabel 69138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 5.4 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 1.7 % Tabel 70140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.6 % Tabel 70141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 83.8 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN

142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 84.7 % Tabel 72143 Sarana air minum memenuhi syarat 85.6 % Tabel 72144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban

sehat)83.8

% Tabel 73145 Desa STBM 2.2 % Tabel 74146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 56.0 % Tabel 75147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 48.0 % Tabel 76

TABEL 1

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Karimun 1524 42 29 71 250511 78907 3.2 164.42 Bintan 1946.1 36 15 51 155456 47022 3.3 79.93 Natuna 2001 70 6 76 81952 21361 3.8 40.94 Lingga 211830 75 7 82 104094 32042 3.2 0.55 Kepulauan Anambas 634 52 2 54 46990 13508 3.5 74.16 Batam 1038830 0 64 64 1376009 305782 4.5 1.37 Tanjungpinang 240 0 18 18 227185 68656 3.3 948.6

JUMLAH (PROVINSI) 1257005 275 141 416 2242197 567278 4 2

Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2019 - sumber lain…... (sebutkan)

KELURAHAN DESA + KELURAHAN

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

JUMLAH PENDUDUKDESA

TABEL 2

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN1 2 3 4 5 6 7

1 0 - 4 9,699 8,982 18,681 108.02 5 - 9 12,003 10,917 22,920 109.93 10 - 14 10,328 9,593 19,921 107.74 15 - 19 9,185 9,181 18,366 100.05 20 - 24 10,935 10,150 21,085 107.76 25 - 29 10,392 9,693 20,085 107.27 30 - 34 9,955 9,807 19,762 101.58 35 - 39 10,936 11,206 22,142 97.69 40 - 44 10,459 10,319 20,778 101.4

10 45 - 49 9,135 8,116 17,251 112.611 50 - 54 7,203 6,638 13,841 108.512 55 - 59 6,131 5,482 11,613 111.813 60 - 64 4,525 4,505 9,030 100.414 65 - 69 3,270 3,128 6,398 104.515 70 - 74 1,817 2,011 3,828 90.416 75+ 2,371 2,439 4,810 97.2

KABUPATEN/KOTA 128,344 122,167 250,511 105.1

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44

1 0 - 4 5,891 5,615 11,506 104.92 5 - 9 7,720 7,050 14,770 109.53 10 - 14 7,479 6,989 14,468 107.04 15 - 19 5,963 5,688 11,651 104.85 20 - 24 6,199 5,882 12,081 105.46 25 - 29 6,035 5,869 11,904 102.87 30 - 34 6,184 6,436 12,620 96.18 35 - 39 7,434 7,926 15,360 93.89 40 - 44 7,145 6,952 14,097 102.8

10 45 - 49 6,092 5,107 11,199 119.311 50 - 54 4,601 3,762 8,363 122.312 55 - 59 3,392 2,877 6,269 117.913 60 - 64 2,197 2,083 4,280 105.514 65 - 69 1,424 1,442 2,866 98.815 70 - 74 941 894 1,835 105.316 75+ 1,183 1,004 2,187 117.8

KABUPATEN/KOTA 79,880 75,576 155,456 105.7

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

KARIMUN

BINTAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN1 2 3 4 5 6 7

NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

1 0 - 4 2554 2412 4966 1062 5 - 9 4083 3955 8038 1033 10 - 14 4218 4046 8264 1044 15 - 19 4060 3839 7899 1065 20 - 24 3396 3311 6707 1036 25 - 29 3126 2928 6054 1077 30 - 34 3074 3163 6237 978 35 - 39 3549 3494 7043 1029 40 - 44 3366 3142 6508 107

10 45 - 49 2872 2503 5375 11511 50 - 54 2220 1984 4204 11212 55 - 59 1737 1679 3416 10313 60 - 64 1377 1312 2689 10514 65 - 69 979 894 1873 11015 70 - 74 603 633 1236 9516 75+ 696 747 1443 93

KABUPATEN/KOTA 41910 40042 81952 105

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46

1 0 - 4 3857 3453 7310 1122 5 - 9 4573 4245 8818 1083 10 - 14 4725 4315 9040 1104 15 - 19 4757 4685 9442 1025 20 - 24 3993 3750 7743 1066 25 - 29 3836 3559 7395 1087 30 - 34 4308 4059 8367 1068 35 - 39 4855 4399 9254 1109 40 - 44 4199 3815 8014 110

10 45 - 49 3717 3234 6951 11511 50 - 54 2885 2704 5589 10712 55 - 59 2571 2426 4997 10613 60 - 64 2019 2094 4113 9614 65 - 69 1584 1522 3106 10415 70 - 74 849 909 1758 9316 75+ 0 #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA 52728 49169 101897 107.2

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 41.8

NATUNA

LINGGA

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN1 2 3 4 5 6 7

NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

1 0 - 4 2,033 1,836 3,869 110.72 5 - 9 2,212 2,243 4,455 98.63 10 - 14 2,362 2,242 4,604 105.44 15 - 19 2,241 2,210 4,451 101.45 20 - 24 1,971 1,832 3,803 107.66 25 - 29 1,877 1,877 3,754 100.07 30 - 34 2,087 1,928 4,015 108.28 35 - 39 2,075 1,913 3,988 108.59 40 - 44 1,819 1,710 3,529 106.4

10 45 - 49 1,680 1,357 3,037 123.811 50 - 54 1,174 1,012 2,186 116.012 55 - 59 972 925 1,897 105.113 60 - 64 711 678 1,389 104.914 65 - 69 422 419 841 100.715 70 - 74 253 291 544 86.916 75+ 282 346 628 81.5

KABUPATEN/KOTA 24,171 22,819 46,990 105.9

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47

1 0 - 4 76,695 74,308 151,003 103.22 5 - 9 73,396 70,694 144,090 103.83 10 - 14 60,117 56,971 117,088 105.54 15 - 19 51,308 53,929 105,237 95.15 20 - 24 50,776 54,419 105,195 93.36 25 - 29 60,762 66,625 127,387 91.27 30 - 34 77,904 81,266 159,170 95.98 35 - 39 79,049 76,096 155,145 103.99 40 - 44 66,110 56,160 122,270 117.7

10 45 - 49 43,698 33,237 76,935 131.511 50 - 54 26,842 19,429 46,271 138.212 55 - 59 15,896 12,907 28,803 123.213 60 - 64 9,466 8,562 18,028 110.614 65 - 69 4,836 5,044 9,880 95.915 70 - 74 2,508 2,884 5,392 87.016 75+ 1,877 2,238 4,115 83.9

KABUPATEN/KOTA 701,240 674,769 1,376,009 103.9

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46

KEPULAUAN ANAMBAS

BATAM

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN1 2 3 4 5 6 7

NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

1 0 - 4 6,756 6,352 13,108 106.42 5 - 9 10,689 9,915 20,604 107.83 10 - 14 10,853 10,158 21,011 106.84 15 - 19 10,326 9,822 20,148 105.15 20 - 24 9,295 8,868 18,163 104.86 25 - 29 8,885 8,691 17,576 102.27 30 - 34 8,116 8,537 16,653 95.18 35 - 39 9,676 10,274 19,950 94.29 40 - 44 9,738 10,040 19,778 97.0

10 45 - 49 8,248 8,282 16,530 99.611 50 - 54 6,898 6,383 13,281 108.112 55 - 59 5,262 5,180 10,442 101.613 60 - 64 4,047 3,872 7,919 104.514 65 - 69 2,596 2,729 5,325 95.115 70 - 74 1,458 1,641 3,099 88.816 75+ 1,739 1,859 3,598 93.5

KABUPATEN/KOTA 114,582 112,603 227,185 101.8

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 42

1 0 - 4 107,485 102,958 210,443 104.42 5 - 9 114,676 109,019 223,695 105.23 10 - 14 100,082 94,314 194,396 106.14 15 - 19 87,840 89,354 177,194 98.35 20 - 24 86,565 88,212 174,777 98.16 25 - 29 94,913 99,242 194,155 95.67 30 - 34 111,628 115,196 226,824 96.98 35 - 39 117,574 115,308 232,882 102.09 40 - 44 102,836 92,138 194,974 111.6

10 45 - 49 75,442 61,836 137,278 122.011 50 - 54 51,823 41,912 93,735 123.612 55 - 59 35,961 31,476 67,437 114.213 60 - 64 24,342 23,106 47,448 105.314 65 - 69 15,111 15,178 30,289 99.615 70 - 74 8,429 9,263 17,692 91.016 75+ 8,148 8,633 16,781 94.4

PROVINSI 1,142,855 1,097,145 2,240,000 104.2

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 45

Sumber: - Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2019 - Sumber lain…... (sebutkan)

PROVINSI

TANJUNGPINANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

KARIMUN

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 83,993 81,604 165,597

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.0

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.0 0.0 0.0b. SD/MI 0 0.0 0.0 0.0c. SMP/ MTs 0 0.0 0.0 0.0d. SMA/ MA 0 0.0 0.0 0.0e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.0 0.0 0.0f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.0 0.0 0.0g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.0 0.0 0.0h. S1/DIPLOMA IV 0 0.0 0.0 0.0i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.0 0.0 0.0

BINTAN

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 58,790 55,922 114,7122 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.03 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 13,989 13,132 27,121 23.8 23.5 23.6b. SD/MI 11,673 11,023 22,696 19.9 19.7 19.8c. SMP/ MTs 9,514 8,641 18,155 16.2 15.5 15.8d. SMA/ MA 17,878 16,317 34,195 30.4 29.2 29.8

TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

NO VARIABELJUMLAH PERSENTASE

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

NO VARIABELJUMLAH PERSENTASE

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 376 588 964 0.6 1.1 0.8f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 916 1,256 2,172 1.6 2.2 1.9g. AKADEMI/DIPLOMA III 1,957 2,336 4,293 3.3 4.2 3.7h. S1/DIPLOMA IV 73 48 121 0.1 0.1 0.1i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 7 6 13 0.0 0.0 0.0

NATUNA

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 31,055 29,629 60,6842 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 23,710 22,454 46,164 76.3 75.8 76.13 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 8,871 8,526 17,397 28.6 28.8 28.7b. SD/MI 8,559 8,856 17,415 27.6 29.9 28.7c. SMP/ MTs 4,695 4,490 9,185 15.1 15.2 15.1d. SMA/ MA 7,793 6,164 13,957 25.1 20.8 23.0e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.0 0.0 0.0f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 260 305 565 0.8 1.0 0.9g. AKADEMI/DIPLOMA III 430 745 1,175 1.4 2.5 1.9h. S1/DIPLOMA IV 1,870 1,865 3,735 6.0 6.3 6.2i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 103 29 132 0.3 0.1 0.2

LINGGA

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 39573 37156 76729

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0 0 0 0 0

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 2406 2090 4496 6.1 5.6 5.9

b. SD/MI 12834 12076 24910 32.4 32.5 32.5

c. SMP/ MTs 5044 4138 9182 12.7 11.1 12.0

d. SMA/ MA 6374 4992 11366 16.1 13.4 14.8

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.0 0.0 0.0

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 321 390 711 0.8 1.0 0.9

g. AKADEMI/DIPLOMA III 373 605 978 0.9 1.6 1.3

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

NO VARIABELJUMLAH PERSENTASE

h. S1/DIPLOMA IV 1443 1629 3072 3.6 4.4 4.0

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 54 26 80 0.1 0.1 0.1ANAMBAS

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 388948 364448 7533962 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.03 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 5,061 0.0 0.0 0.7b. SD/MI 13,743 0.0 0.0 1.8c. SMP/ MTs 3,711 0.0 0.0 0.5d. SMA/ MA 5,538 0.0 0.0 0.7e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0.0 0.0 0.0f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 316 0.0 0.0 0.0g. AKADEMI/DIPLOMA III 604 0.0 0.0 0.1h. S1/DIPLOMA IV 2,015 0.0 0.0 0.3i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 72 0.0 0.0 0.0

BATAM

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 491,032 472,796 963,8282 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.03 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 237,386 226,537 463,923 48.3 47.9 48.1b. SD/MI 42,199 40,087 82,286 8.6 8.5 8.5c. SMP/ MTs 49,076 45,018 94,094 10.0 9.5 9.8d. SMA/ MA 201,839 197,200e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUANf. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1,611 197,200 198,811 0.3 41.7 20.6g. AKADEMI/DIPLOMA III 9,214 2,468 11,682 1.9 0.5 1.2h. S1/DIPLOMA IV 21,786 10,950 32,736 4.4 2.3 3.4i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,138 652 1,790 0.2 0.1 0.2

TANJUNGPINANG

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 86,284 86,178 172,4622 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.03 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.0 0.0 0.0b. SD/MI 0 0.0 0.0 0.0c. SMP/ MTs 0 0.0 0.0 0.0

399,039 41.1 41.7 41.4

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

NO VARIABELJUMLAH PERSENTASE

d. SMA/ MA 0 0.0 0.0 0.0e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.0 0.0 0.0f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.0 0.0 0.0g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.0 0.0 0.0h. S1/DIPLOMA IV 0 0.0 0.0 0.0i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.0 0.0 0.0

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 475,664 481,668 957,3322 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0.0 0.0 0.03 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 262,652 250,285 512,937 55.2 52.0 53.6b. SD/MI 75,265 72,042 147,307 15.8 15.0 15.4c. SMP/ MTs 68,329 62,287 130,616 14.4 12.9 13.6d. SMA/ MA 233,884 224,673 458,557 49.2 46.6 47.9e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 376 588 964 0.1 0.1 0.1f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 3,108 199,151 202,259 0.7 41.3 21.1g. AKADEMI/DIPLOMA III 11,974 6,154 18,128 2.5 1.3 1.9h. S1/DIPLOMA IV 25,172 14,492 39,664 5.3 3.0 4.1i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,302 713 2,015 0.3 0.1 0.2

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2019

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 2 2 RUMAH SAKIT KHUSUS -

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 4 4 - JUMLAH TEMPAT TIDUR -

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 9 9 3 PUSKESMAS KELILING 50 50 4 PUSKESMAS PEMBANTU 25 25

1 RUMAH BERSALIN 1 1 2 KLINIK PRATAMA 2 2 8 12 3 KLINIK UTAMA 4 4 4 BALAI PENGOBATAN 1 4 10 15 5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 4 6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 12 12 7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 10 10 8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 39 39 9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 195 195

10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 1 1 11 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1 12 LABORATORIUM KESEHATAN -

1 INDUSTRI FARMASI - 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL - 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN - 5 PEDAGANG BESAR FARMASI - 6 APOTEK 27 27 7 APOTEK PRB - 8 TOKO OBAT - 9 TOKO ALKES -

Sumber: ……................ (sebutkan)

KARIMUN

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

NO FASILITAS KESEHATAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

RUMAH SAKIT

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

0 0 5 0 0 0 5 0 0 9 0 0 0 90 0 0 27 0 0 0 27

0 0 10 0 0 0 10 0 0 5 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 30 0 23 0 0 0 23 0 0 15 0 0 0 15

1 1 0 0 0 0 0 1 10 0 1 2 1 8 12 0 0 0 0 3 1 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 3 30 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 30 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 0 8 80 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 18 18 0 0 0 0 0 8 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

BINTAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

NATUNA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

2 2 3 30 0 0

5 5 5 519 19 53 53

6 6 2 25 5 10 10

32 32 38 38

1 1 02 3 5 3 3

0 00 0

1 1 2 211 11 4 4

4 4 2 22 2 0

34 34 00 00 0

3 3 0

0 00 00 00 00 0

10 10 6 60 0

4 4 00 0

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEPULAUAN ANAMBAS

PEMILIKAN/PENGELOLA

LINGGA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

0 0 2 1 0 12 15 0 1 1 1 0 0 30 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1133 133 0 0

0 6 60 0 0

61 61 11 11

4 4 011 158 169 2 1 0 4 6 29 42

16 16 3 30 00 0

3 3 00 00 0

5 5 00 00 1 1 20 2 2

0 -0 -0 -

8 8 -2 30 32 -

46 120 166 2 216 16 62 62

185 185 45 452 2 -

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

BATAM

PEMILIKAN/PENGELOLA

TANJUNGPINANG

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

52 53 54 55 56 57 58

0 2 11 2 0 13 280 0 0 1 0 4 5

0 0 34 0 0 0 340 0 100 0 0 0 1000 0 171 0 0 0 1710 0 68 0 0 0 680 0 144 0 0 0 144

0 0 1 0 0 7 82 1 12 10 12 210 2470 0 0 0 0 23 230 0 0 1 4 10 150 0 0 0 0 7 70 0 0 0 0 43 430 0 0 0 0 20 200 0 0 0 0 42 420 0 0 0 0 237 2370 0 1 0 0 1 20 2 3 0 0 0 50 0 0 0 0 5 5

0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 1 10 0 0 0 8 0 80 0 0 2 30 0 32

27 0 0 46 120 43 2360 0 0 16 0 65 810 0 0 0 185 75 2600 0 0 0 2 0 2

PEMILIKAN/PENGELOLA

PROVINSI

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

TABEL 5

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

JUMLAH KUNJUNGAN 1,106,785 1,386,216 2,493,001 18,248 29,231 47,479 2,594 2,054 4,648

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1,142,855 1,097,145 2,240,000 1,142,855 1,097,145 2,240,000

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 96.8 126.3 111.3 1.6 2.7 2.1

A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

1 Puskesmas- Karimun 79516 99322 178838 1120 1084 2204 242 144 386- Bintan 0 0 0- Natuna 33145 47889 81034 191 337 528 788 740 1,528- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 19522 25060 44582 530 653 1183 194 161 355- Batam 184,290 263,404 447,694 272 923 1195 638 637 1,275- Tanjungpinang 0

2 Klinik Pratama- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 175,906 171,805 347,711 1 481 482 19 8 27- Tanjungpinang 0 0 0

3 Praktik Mandiri Dokter- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 4,185 4,363 8,548 0 0 0 0- Tanjungpinang 0 0 0

4 Praktik Mandiri Dokter Gigi

- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 351 251 602 0 0 0 0- Tanjungpinang 0 0 0

5 Praktik Mandiri Bidan

- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 9,302 53,965 63,267 273 3,413 3,686 0- Tanjungpinang 0 0 0

SUB JUMLAH I 506,217 666,059 1,172,276 2,387 6,891 9,278 1,881 1,690 3,571B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

NO SARANA PELAYANAN KESEHATANJUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO SARANA PELAYANAN KESEHATANJUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

1 Klinik Utama- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 2,154 4,471 6,625 0 14 14 0 0 0- Tanjungpinang 0 0 0

2 RS Umum

- Karimun 491,613 591,218 1,082,831 3,685 5,258 8,943 451 149 600- Bintan 0 0 0- Natuna 10,746 12,623 23,369 1,280 1,725 3,005 245 191 436- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 3,901 6,081 9,982 593 922 1,515 0- Batam 12,726 15,354 28,080 1,136 1,837 2,973 0 0 0- Tanjungpinang 75,951 70,778 146,729 8,322 10,530 18,852 17 24 41

3 RS Khusus

- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 3,041 6,374 9,415 845 1,981 2,826 0 0 0- Tanjungpinang 0 0 0

4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis

- Karimun 0 0 0- Bintan 0 0 0- Natuna 0 0 0- Lingga 0 0 0- Kepulauan Anambas 0 0 0- Batam 436 13,258 13,694 0 73 73 0 0 0- Tanjungpinang

SUB JUMLAH II 600,568 720,157 1,320,725 15,861 22,340 38,201 713 364 1,077

TABEL 6

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH %1 2 3 4 5

KARIMUN

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100.0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

BINTAN

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100.0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

NATUNA

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.02 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.0

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO RUMAH SAKIT JUMLAHMEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %1 2 3 4 5

NO RUMAH SAKIT JUMLAHMEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

LINGGA

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 0.02 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

KEPULAUAN ANAMBAS

1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.02 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

BATAM

1 RUMAH SAKIT UMUM 15 15 100.02 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 4 100.0

TANJUNGPINANG

1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.02 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA 33 31 93.9

Sumber: ……………… (sebutkan)

TABEL 7

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS AWAL BROS 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 RSBP BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 RS BUDI KEMULIAAN 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 RSUD EMBUNG FATIMAH 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 RS GRAHA HERMIN 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 RS HARAPAN BUNDA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 RS MUTIARA AINI 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 RS CAMATHA SAHIDYA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!11 RS GRIYA MEDICA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 76 596 832 1,428 11 13 24 7 6 13 18.5 15.6 16.8 11.7 7.2 9.113 RS FRISDHY ANGEL BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!14 RS KELUARGA HUSADA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!15 RS CHARIS MEDICA 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!16 RSIA KASIH SAYANG IBU 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!17 RS BHAYANGKARA BATAM 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!19 RS Hj. BUNDA HALIMAH 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!20 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 215 5,070 5,735 10,805 204 185 389 95 98 193 40.2 32.3 36.0 18.7 17.1 17.921 RSAL Dr. MIDIYATO.S 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!22 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 131 3,068 4,583 7,651 107 98 205 47 48 95 34.9 21.4 26.8 15.3 10.5 12.423 RSUD PALMATAK 32 494 773 1,267 16 8 24 13 8 21 32.4 10.3 18.9 26.3 10.3 16.624 RSUD JEMAJA 15 118 140 258 5 1 6 6 2 8 42.4 7.1 23.3 50.8 14.3 31.025 RSUD DABO 53 1,060 1,378 2,438 35 44 79 20 32 52 33.0 31.9 32.4 18.9 23.2 21.326 RSUD ENCIK MARIYAM 50 616 718 1,334 13 12 25 8 5 13 21.1 16.7 18.7 13.0 7.0 9.727 RSUD BINTAN 63 1,598 2,367 3,965 36 40 76 21 20 41 22.5 16.9 19.2 13.1 8.4 10.328 RSUD ENGKU HAJI DAUD 100 1,511 1,833 3,344 28 22 50 11 8 19 18.5 12.0 15.0 7.3 4.4 5.729 RSUD NATUNA 84 2,957 0 2,957 21 0 21 14 0 14 7.1 #DIV/0! 7.1 4.7 #DIV/0! 4.730 RS INTEGRASI 36 0 2 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.031 RSUD M. Sani 173 3,685 5,258 8,943 181 148 329 104 82 186 49.1 28.1 36.8 28.2 15.6 20.832 RSBT KARIMUN 93 2,759 2,759 5,518 34 25 59 16 10 26 12.3 9.1 10.7 5.8 3.6 4.7

1,121 23,532 26,378 49,910 691 596 1,287 362 319 681 29.4 22.6 25.8 15.4 12.1 13.6

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

PROVINSI

Gross Death Rate Net Death Rate

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWAT

TABEL 8

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI PERAWATAN

JUMLAH LAMA DIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RS AWAL BROS - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 RSBP BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 RS BUDI KEMULIAAN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 RSUD EMBUNG FATIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 RS GRAHA HERMIN - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 RS HARAPAN BUNDA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 RS MUTIARA AINI - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 RS CAMATHA SAHIDYA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!11 RS GRIYA MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 76 1,428 5 3 0.0 19 19 013 RS FRISDHY ANGEL BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!14 RS KELUARGA HUSADA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!15 RS CHARIS MEDICA - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!16 RSIA KASIH SAYANG IBU - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!17 RS BHAYANGKARA BATAM - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!19 RS Hj. BUNDA HALIMAH - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!20 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 215 10,805 0.0 50 7 021 RSAL Dr. MIDIYATO.S - 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!22 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 131 7,651 0.0 58 6 023 RSUD PALMATAK 32 1,267 4,155 4,578 35.6 40 6 424 RSUD JEMAJA 15 258 879 625 16.1 17 18 225 RSUD DABO 53 2,438 5,277 5,277 27.3 46 6 226 RSUD ENCIK MARIYAM 50 1,334 3,721 3,721 20.4 27 11 327 RSUD BINTAN 63 3,965 10,635 10,571 46.2 63 3 328 RSUD ENGKU HAJI DAUD 100 3,344 365 8,775 1.0 33 11 329 RSUD NATUNA 84 2,957 6,865 7,024 22.4 35 8 230 RS INTEGRASI 36 2 10 10 0.1 0 6565 5

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI PERAWATAN

JUMLAH LAMA DIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

31 RSUD M. Sani 173 8,943 34,856 55.2 52 3 032 RSBT KARIMUN 93 5,518 15,727 10,209 46.3 59 3 2

1,121 49,910 82,495 50,793 20.2 45 7 1

Sumber: ……………… (sebutkan)

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

PROVINSI

TABEL 9

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL* KECAMATANPUSKESMAS

KETERSEDIAAN OBAT

KECAMATANPUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT

KECAMATANPUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA123456789

1011121314151617181920

JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL0JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR0 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR0% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL #DIV/0! % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL#DIV/0! % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL#DIV/0! % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL#DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80% *) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80% *) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL

KECAMATANPUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT

KECAMATAN PUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT

KECAMATAN PUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN

ESENSIAL*KECAMATANPUSKESMAS

KETERSEDIAAN OBAT

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSISIANTANTAREMPA V BELAKANG PADANGBELAKANG PADANGV TANJUNGPINANG BARATTanjungpinang VJEMAJA LETUNG V SEKUPANG V TANJUNGPINANG TIMURBatu 10 VPALMATAKPALMATAK V TIBAN BARU V Melayu Kota Piring VSIANTAN TIMURSIANTAN TIMURV LUBUK BAJA LUBUK BAJA V Mekar Baru VSIANTAN SELATANSIANTAN SELATANV BATU AMPAR TANJUNG SENGKUANGV TANJUNGPINANG KOTAKampung Bugis VJEMAJA TIMURJEMAJA TIMURV SUNGAI PANAS V BUKIT BESTARI Sei Jang VSIANTAN TENGAHSIANTAN TENGAHV TANJUNG BUNTUNGV Tanjung Unggat V

BALOI PERMAI VBOTANIA VSAMBAU VKABIL VKAMPUNG JABI VBATU AJI VTANJUNG UNCANGVSEI LANGKAI VSEI LEKOP V

SEI BEDUK SEI PANCUR VBULANG BULANG V

GALANG VREMPANG CATE V

JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL7 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL20 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL7 JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL0JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR7 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR20 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 7 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR0% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL####### % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL####### % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL100.00% % PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL#DIV/0!

BATU AJI

SAGULUNG

GALANG

SEKUPANG

BENGKONG

BATAM KOTA

NONGSA

TABEL 10

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KARIMUN 0 0.0 64 28.4 124 55.1 37 16.4 225 161 71.6 702 BINTAN 0 0.0 0 0.0 146 90.1 16 9.9 162 162 100.0 803 NATUNA 31 26.3 67 56.8 19 16.1 1 0.8 118 20 16.9 704 LINGGA 34 18.4 99 53.5 48 25.9 4 2.2 185 52 28.1 1355 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0.0 40 58.8 28 41.2 0 0.0 68 28 41.2 386 BATAM 11 2.0 198 36.5 229 42.3 104 19.2 542 333 61.4 1467 TANJUNGPINANG 0 0.0 32 23.4 54 39.4 51 37.2 137 105 76.6 0

76 5.3 500 34.8 648 45.1 213 14.8 1,437 861 59.9 539

0.7

Sumber: ……………………. (sebutkan) *Posyandu aktif: posyandu purnama + mandiri**PTM: Penyakit Tidak Menular

JUMLAH (KAB/KOTA)

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

MANDIRIJUMLAH

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTASTRATA POSYANDU

POSYANDU AKTIF* JUMLAH POSBINDU

PTM**PRATAMA MADYA PURNAMA

TABEL 11

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 KARIMUN Puskesmas 0 0 0 17 39 56 17 39 56 4 7 11 0 0 0 4 7 11Rumah Sakit 38 13 51 12 15 27 50 28 78 1 2 3 1 1 2 2 3 5Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

38 13 51 29 54 83 67 67 134 5 9 14 1 1 2 6 10 16Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 33 53 6 1 6

2 BINTAN Puskesmas 2 0 2 17 33 50 19 33 52 3 12 15 0 0 0 3 12 15 Rumah Sakit 6 4 10 5 15 20 11 19 30 2 4 6 2 0 2 4 4 8

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 4 3 7 4 3 7 1 1 2 0 0 0 1 1 2Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 4 12 26 51 77 34 55 89 6 17 23 2 0 2 8 17 25Rasio terhadap 100.000 penduduk 8 50 57 15 1 16

3 NATUNA Puskesmas 0 0 0 14 15 29 14 15 29 2 2 4 0 0 0 2 2 4Rumah Sakit 11 5 16 10 6 16 21 11 32 2 1 3 0 0 0 2 1 3Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 5 16 24 21 45 35 26 61 4 3 7 0 0 0 4 3 7Rasio terhadap 100.000 penduduk 20 55 74 9 0 9

4 LINGGA Puskesmas 0 0 0 7 6 13 7 6 13 2 4 6 0 0 0 2 4 6Rumah Sakit 11 2 13 3 10 13 14 12 26 1 0 1 0 0 0 1 0 1Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 2 13 10 16 26 21 18 39 3 4 7 0 0 0 3 4 7Rasio terhadap 100.000 penduduk 13 26 38 7 0 7

5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 3 8 11 3 8 11 1 3 4 0 0 0 1 3 4Rumah Sakit 4 0 4 6 9 15 10 9 19 1 1 2 1 0 1 2 1 3Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 4 9 17 26 13 17 30 2 4 6 1 0 1 3 4 7Rasio terhadap 100.000 penduduk 9 55 64 13 2 15

6 BATAM Puskesmas 0 0 0 30 94 124 30 94 124 5 32 37 0 0 0 5 32 37Rumah Sakit 253 128 381 79 102 181 332 230 562 8 29 37 5 4 9 13 33 46Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 11 10 21 52 113 165 63 123 186 13 37 50 0 0 0 13 37 50Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

264 138 402 161 309 470 425 447 872 26 98 124 5 4 9 31 102 133Rasio terhadap 100.000 penduduk 29 34 63 9 1 10

DOKTER GIGI DOKTERGIGI SPESIALIS

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN / KOTA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL TOTALUNIT KERJA

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

DOKTER GIGI DOKTERGIGI SPESIALIS NO KABUPATEN / KOTA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL TOTALUNIT KERJA

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 0 0 12 29 41 12 29 41 2 13 15 0 0 0 2 13 15Rumah Sakit 65 21 86 17 40 57 82 61 143 2 4 6 8 3 11 10 7 17Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 65 21 0 20 46 66 85 67 9 3 5 8 0 0 1 1 2Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

130 42 172 49 115 164 179 157 336 7 22 29 8 3 11 13 21 34Rasio terhadap 100.000 penduduk 76 72 148 13 5 15

2 0 2 100 224 324 102 224 326 19 73 92 0 0 0 19 73 92RUMAH SAKIT 388 173 561 132 197 329 520 370 890 17 41 58 17 8 25 34 49 83

76 31 107 76 162 238 152 193 345 17 43 60 0 0 0 15 39 540 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0466 204 670 308 583 891 774 787 1,561 53 157 210 17 8 25 68 161 229

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 29.9 39.8 69.7 9.4 1.1 10.2

Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;

b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

Sumber: ……………… (sebutkan)

Jumlah (Kab/Kota)

PUSKESMAS

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

JUMLAH (KAB/KOTA)b

TABEL 12

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P1 2 3 4 5 6 7

1 KARIMUN Puskesmas 44 138 182 229Rumah Sakit 60 207 267 46Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

104 345 449 275Rasio terhadap 100.000 penduduk 179 110

2 BINTAN Puskesmas 50 143 193 218 Rumah Sakit 50 138 188 51

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 8 14 3Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

106 289 395 272Rasio terhadap 100.000 penduduk 254 175

3 NATUNA Puskesmas 61 133 194 148Rumah Sakit 34 89 123 35Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0

95 222 317 183Rasio terhadap 100.000 penduduk 387 223

4 LINGGA Puskesmas 45 103 148 158Rumah Sakit 40 100 140 57Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

85 203 288 215Rasio terhadap 100.000 penduduk 283 211

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA PERAWATaBIDAN

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L+P1 2 3 4 5 6 7

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA PERAWATaBIDAN

5 KEPULAUAN ANAMBASPuskesmas 38 111 149 99Rumah Sakit 23 41 64 27Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0

61 152 213 126Rasio terhadap 100.000 penduduk 453 268

6 BATAM Puskesmas 31 194 225 312Rumah Sakit 369 1,131 1,500 397Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 51 87 138 171Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

451 1,412 1,863 880Rasio terhadap 100.000 penduduk 135 64

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 18 92 110 139Rumah Sakit 116 430 546 83Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 28 91 119 46Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

162 613 775 268Rasio terhadap 100.000 penduduk 341 118

287 914 1,201 1,303692 2,136 2,828 69685 186 271 220

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0

1,064 3,236 4,300 2,219RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK

b 192.0 99.1

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

RUMAH SAKITSARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

JUMLAH (KAB/KOTA)b

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

PUSKESMAS

TABEL 13

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KARIMUN Puskesmas 44 138 182 229 0 229 0 0 0Rumah Sakit 60 207 267 46 46 0Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0

104 345 449 275 0 275 0 0 0Rasio terhadap 100.000 penduduk 179 110 0

2 BINTAN Puskesmas 5 13 18 8 13 21 4 9 13 Rumah Sakit 0 1 1 0 2 2 0 3 3

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 14 19 8 15 23 4 12 16Rasio terhadap 100.000 penduduk 12 15 10

3 NATUNA Puskesmas 8 11 19 8 14 22 2 17 19Rumah Sakit 1 2 3 2 2 4 2 2 4Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0

9 13 22 10 16 26 4 19 23Rasio terhadap 100.000 penduduk 9 10 9

4 LINGGA Puskesmas 2 8 10 9 17 26 0 12 12Rumah Sakit 3 3 6 2 6 8 1 4 5Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 11 16 11 23 34 1 16 17Rasio terhadap 100.000 penduduk 6 14 7

5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 4 12 16 2 8 10 0 13 13Rumah Sakit 2 3 5 0 3 3 1 3 4Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0

6 15 21 2 11 13 1 16 17Rasio terhadap 100.000 penduduk 8 5 7

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJAKESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJAKESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI

6 BATAM Puskesmas 4 18 22 10 21 31 0 17 17Rumah Sakit 3 9 12 7 8 15 2 66 68Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 20 26 13 16 29 4 122 126Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 47 60 30 45 75 6 205 211Rasio terhadap 100.000 penduduk 4 5 15

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 1 4 5 3 7 10 0 8 8Rumah Sakit 6 10 16 4 7 11 3 10 13Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 5 3 8 12 5 17 1 1 2Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 17 29 19 19 38 4 19 23Rasio terhadap 100.000 penduduk 12 15 9

68 204 272 269 80 349 6 76 8275 235 310 61 28 89 9 88 9711 23 34 25 21 46 5 123 128

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA)a 154 462 616 355 129 484 20 287 307RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK

a 27.5 21.6 13.7

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

PUSKESMASRUMAH SAKITSARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

TABEL 14

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KARIMUN Puskesmas 2 12 14 0 0 0 0 0 0 4 11 15Rumah Sakit 5 20 25 2 2 4 1 5 6 14 37 51Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 32 39 2 2 4 1 5 6 18 48 66Rasio terhadap 100.000 penduduk 15.6 1.6 2.4 26.3

2 BINTAN Puskesmas 2 16 18 0 0 0 0 0 0 1 14 15 Rumah Sakit 0 4 4 2 3 5 2 3 5 2 4 6

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 23 25 2 3 5 2 3 5 3 18 21Rasio terhadap 100.000 penduduk 16.1 3.2 3.2 13.5

3 NATUNA Puskesmas 3 9 12 0 0 0 0 0 0 6 9 15Rumah Sakit 2 9 11 6 4 10 1 3 4 2 5 7Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

5 18 23 6 4 10 1 3 4 8 14 22Rasio terhadap 100.000 penduduk 28.1 12.2 4.9 26.8

4 LINGGA Puskesmas 5 4 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0Rumah Sakit 1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 8 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0Rasio terhadap 100.000 penduduk 13.7 0.0 0.0 0.0

5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 1 1Rumah Sakit 0 4 4 8 3 3 5 2 7Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

0 0 0 5 6 11 0 3 3 5 3 8Rasio terhadap 100.000 penduduk 0.0 23.4 6.4 17.0

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTAAHLI TEKNOLOGI

LABORATORIUM MEDIKTENAGA TEKNIK

BIOMEDIKA LAINNYA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDISUNIT KERJA

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

NO KABUPATEN/KOTAAHLI TEKNOLOGI

LABORATORIUM MEDIKTENAGA TEKNIK

BIOMEDIKA LAINNYA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDISUNIT KERJA

6 BATAM Puskesmas 1 15 16 0 0 0 0 0 0 1 18 19Rumah Sakit 27 89 116 28 40 68 14 25 39 31 57 88Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0

30 114 144 28 40 68 14 25 39 32 75 107Rasio terhadap 100.000 penduduk 10.5 4.9 2.8 7.8

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0Rumah Sakit 6 28 34 0 0 0 4 11 15 8 1 9Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 34 42 0 0 0 4 11 15 8 1 9Rasio terhadap 100.000 penduduk 18.5 0.0 6.6 4.0

13 61 74 1 2 3 0 0 0 12 53 6541 154 195 42 53 95 22 50 72 62 106 168

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 4 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

58 229 287 43 55 98 22 50 72 74 159 233RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK

a 12.8 4.4 3.2 10.4

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

Jumlah (Kab/Kota)

PUSKESMASRUMAH SAKIT

JUMLAH (KAB/KOTA)a

Jumlah (Kab/Kota)

TABEL 15

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN Puskesmas 0 10 10 1 4 5 1 14 15Rumah Sakit 10 16 26 3 11 14 13 27 40Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 26 36 4 15 19 14 41 55Rasio terhadap 100.000 penduduk 14.4 7.6 22.0

2 BINTAN Puskesmas 1 13 14 2 6 8 3 19 22 Rumah Sakit 0 1 1 1 2 3 1 3 4

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 14 15 3 8 11 4 22 26Rasio terhadap 100.000 penduduk 9.6 7.1 16.7

3 NATUNA Puskesmas 4 15 19 2 13 15 6 28 34Rumah Sakit 3 8 11 3 3 6 6 11 17Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0

7 23 30 5 16 21 12 39 51Rasio terhadap 100.000 penduduk 36.6 25.6 62.2

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTA

TENAGA KEFARMASIANTENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER TOTALUNIT KERJA

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO KABUPATEN/KOTA

TENAGA KEFARMASIANTENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER TOTALUNIT KERJA

4 LINGGA Puskesmas 7 5 12 5 4 9 12 9 21Rumah Sakit 2 2 4 4 4 8 6 6 12Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 7 16 9 8 17 18 15 33Rasio terhadap 100.000 penduduk 15.7 16.7 32.4

5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 4 4 1 4 5 1 8 9Rumah Sakit 1 1 1 1 1 1 2Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0

0 5 5 2 4 6 2 9 11Rasio terhadap 100.000 penduduk 10.6 12.8 23.4

6 BATAM Puskesmas 2 13 15 4 28 32 6 41 47Rumah Sakit 28 139 167 9 51 60 37 190 227Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 41 57 14 33 47 30 74 104Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0

46 193 239 27 112 139 73 305 378Rasio terhadap 100.000 penduduk 17.4 10.1 27.5

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO KABUPATEN/KOTA

TENAGA KEFARMASIANTENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER TOTALUNIT KERJA

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 8 8 1 7 8 1 15 16Rumah Sakit 11 30 41 9 12 21 20 42 62Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 29 81 110 16 58 74 45 139 184Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40 119 159 26 77 103 66 196 262Rasio terhadap 100.000 penduduk 70.0 45.3 115.3

14 68 82 16 66 82 30 134 16454 197 251 30 83 113 84 280 36445 122 167 30 91 121 75 213 288

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA)b 113 387 500 76 240 316 189 627 816RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK

b 22.3 14.1 36.4

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

Jumlah (Kab/Kota)

PUSKESMASRUMAH SAKITSARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

TABEL 16

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KARIMUN Puskesmas 17 9 26 0 0 0 66 64 130 83 73 156Rumah Sakit 37 48 85 0 0 0 65 48 113 102 96 198Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 9 21 0 0 0 0 0 0 12 9 212 BINTAN Puskesmas 19 7 26 0 0 0 38 31 69 57 38 95 Rumah Sakit 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 11 10 21 0 0 0 0 0 0 11 10 21

31 22 53 0 0 0 38 31 69 69 53 1223 NATUNA Puskesmas 13 13 26 0 0 0 36 31 67 49 44 93

Rumah Sakit 10 6 16 2 55 57 0 0 0 12 61 73Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0

23 19 42 2 55 57 36 31 67 61 105 1664 LINGGA Puskesmas 7 5 12 0 2 2 12 12 24 19 19 38

Rumah Sakit 5 3 8 1 7 8 13 9 22 19 19 38Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 8 20 1 9 10 25 21 46 38 38 765 KEPULAUAN ANAMBASPuskesmas 10 4 14 0 0 0 44 38 82 54 42 96

Rumah Sakit 4 1 5 0 30 28 58 34 29 63Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 1 2 0 3 3 6 4 4 8Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 10 9 19 0 24 36 60 34 45 79

25 15 40 0 0 0 101 105 206 126 120 2466 BATAM Puskesmas 14 26 40 0 0 0 0 0 0 14 26 40

Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0

14 26 40 0 0 0 0 0 0 14 26 40

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK TENAGA DUKUNGAN

MANAJEMEN

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

Jumlah (Kab/Kota)

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK TENAGA DUKUNGAN

MANAJEMEN

7 TANJUNGPINANG Puskesmas 6 8 14 0 0 0 17 21 38 23 29 52Rumah Sakit 24 25 49 0 0 0 84 104 188 108 129 237Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 5 1 6 0 0 0 5 5 10 10 6 16Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

35 34 69 0 0 0 106 130 236 141 164 30586 72 158 0 2 2 213 197 410 299 271 57081 86 167 3 62 65 192 189 381 276 337 613

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 6 4 10 0 0 0 8 8 16 14 12 26INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 21 19 40 0 0 0 24 36 60 45 55 100

194 181 375 3 64 67 437 430 867 634 675 1,309

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a) Tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

Jumlah (Kab/Kota)PUSKESMASRUMAH SAKIT

JUMLAH (KAB/KOTA)a

TABEL 17

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 3 4 3 4 3 4

KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN54,276 21.7 48,630

31.3 8,207 10.0 28,114 27.6

2 PBI APBD35,092 14.0 17,906

11.5 46,782 57.1 38,805 38.1

89,368 35.766,536 42.8 54,989 67.1 66,919 65.7

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU)49,287 19.7

44,821 28.8 20,050 24.5 10,526 10.3

2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 40,257 16.1

20,236 13.0 2,650 3.2 4,036 4.0

3 Bukan Pekerja (BP)4,346 1.7

1,262 0.8 633 0.8 823 0.8

93,890 37.566,319 42.7 23,333 28.5 15,385 15.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 183,258 73.2

132,855 85.5 78,322 95.6 82,304 80.8

Sumber: ……………….. (sebutkan)

SUB JUMLAH PBI

PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN

SUB JUMLAH NON PBI

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN

NO JENIS KEPESERTAANPESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %3 4 3 4 3 4 3 4

KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSI

4,813 10.2 160,958 11.7 40,156 17.7 345,154 15.4

28,494 60.6 36,641 2.7 19,500 8.6 223,220 10.0

33,307 70.9 197,599 14.4 59,656 26.3 568,374 25.4

10,348 22.0 552,965 40.2 63,214 27.8 751,211 33.5

1,081 2.3 260,440 18.9 50,384 22.2 379,084 16.9

328 0.7 3,738 0.3 6,372 2.8 17,502 0.8

11,757 25.0 817,143 59.4 119,970 52.8 1,147,797 51.2

45,064 95.9 1,014,742 73.7 179,626 79.1 1,716,171 76.6

PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN

TABEL 18

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH YG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN %

1 2 3 4 5

1 KARIMUN 42 41 97.6 2 BINTAN 36 35 97.2 3 NATUNA 70 68 97.1 4 LINGGA 75 72 96.0 5 KEPULAUAN ANAMBAS 52 42 80.8 6 BATAM - - #DIV/0!7 TANJUNGPINANG - - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 275 258 93.8

Sumber: ……................ (sebutkan)

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASDESA

TABEL 19

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGAANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp217,916,367,829.00 100.00 Rp0.00 0.00 Rp158,763,888,869.00 72.86 Rp166,882,753,550.00 76.58a. Belanja Langsung Rp33,190,571,096.00 Rp59,951,797,205.00 Rp103,051,734,219.00b. Belanja Tidak Langsung Rp128,009,984,549.00 Rp36,822,741,015.00 Rp39,648,320,331.00c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp56,715,812,184.00 Rp0.00 Rp61,989,350,649.00 Rp24,182,699,000.00 - DAK fisik Rp45,307,009,184.00 Rp0.00 Rp46,516,111,649.00 Rp11,483,334,000.00 1. Reguler Rp4,550,449,000.00 Rp9,969,789,000.00 Rp10,736,335,000.00 2. Penugasan Rp394,576,184.00 Rp1,743,323,649.00 Rp746,999,000.00 3. Afirmasi Rp40,361,984,000.00 Rp34,802,999,000.00 Rp0.00 - DAK non fisik Rp11,408,803,000.00 Rp0.00 Rp15,473,239,000.00 Rp12,699,365,000.00 1. BOK Rp9,618,503,000.00 Rp12,789,939,000.00 Rp9,997,985,000.00 2. Akreditasi Rp1,243,300,000.00 Rp1,811,300,000.00 Rp2,360,380,000.00 3. Jampersal Rp547,000,000.00 Rp872,000,000.00 Rp341,000,000.00

2 APBD PROVINSI Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00a. Belanja Langsungb. Belanja Tidak Langsungc. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00a. Dana Dekonsentrasib. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00 0.00 0.00 0.00(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 0.00 0.00 0.00 0.00

Rp217,916,367,829.00 Rp0.00 Rp158,763,888,869.00 Rp166,882,753,550.00

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Rp89,906,383,280.00 Rp0.00 Rp121941147854.0.00 Rp127234433219.0.00

Sumber: ……................ (sebutkan)

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

TOTAL APBD KAB/KOTA% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %11 12 13 14 15 16 17 18

KEPULAUAN ANAMBAS BATAM TANJUNGPINANG PROVINSI

Rp199,961,374,884.43 91.76 Rp0.00 0.00 Rp188,490,478,772.00 86.50 Rp0.00 0.00Rp160,471,462,213.98 Rp102,166,868,219.00Rp39,489,912,670.45 Rp74,810,225,167.00

Rp0.00 Rp0.00 Rp11,513,385,386.00 Rp0.00Rp0.00 Rp0.00 Rp5,013,657,386.00 Rp0.00

Rp29,821,885,621.00 Rp4,674,361,708.00Rp53,902,000.00 Rp339,295,678.00Rp61,764,999,000.00 Rp0

Rp0.00 Rp0.00 Rp6,499,728,000.00 Rp0.00Rp6,580,286,000.00 Rp5,564,758,000.00Rp972,982,000.00 Rp548,970,000.00Rp406,000,000.00 Rp386,000,000.00

Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00

Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00 Rp0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

Rp199,961,374,884.43 Rp0.00 Rp188,490,478,772.00 Rp0.00Rp1,561,262,389,720.00

#DIV/0! #DIV/0! 12.1 #DIV/0!

1.60471E+11 Rp0.00 Rp113,680,253,605.00 Rp0.00

ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI

ANGGARAN KESEHATAN

ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI

ANGGARAN KESEHATAN

TABEL 20

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 1,934 10 1,944 1,819 16 1,835 3,753 26 3,7792 BINTAN 1,485 8 1,493 1,412 2 1,414 2,897 10 2,9073 NATUNA 643 10 653 623 8 631 1,266 18 1,2844 LINGGA 692 8 700 652 8 660 1,344 16 1,3605 KEPULAUAN ANAMBAS 433 3 436 388 5 393 821 8 8296 BATAM 14,195 66 14,261 13,610 44 13,654 27,805 110 27,9157 TANJUNGPINANG 1,897 13 1,910 1,924 13 1,937 3,821 26 3,847

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 118 21,397 20,428 96 20,524 41,707 214 41,921

5.5 4.7 5.1

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KELAHIRANLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP + MATIHIDUP MATI

TABEL 21

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

< 20 tahun

20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20

tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KARIMUN 3,753 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 32 BINTAN 2,897 0 0 0 0 0 2 3 5 0 0 0 0 0 2 3 53 NATUNA 1,266 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 14 LINGGA 1,344 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 25 KEPULAUAN ANAMBAS 821 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 26 BATAM 27,805 0 1 3 4 0 5 3 8 0 9 2 11 0 15 8 237 TANJUNGPINANG 3,821 0 0 1 1 0 1 1 2 0 1 1 2 0 2 3 5

41,707 0 1 4 5 1 8 8 17 0 15 4 19 1 24 16 41

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 98

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH LAHIR HIDUP

KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN

TABEL 22

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

PERDARAHAN HIPERTENSI

DALAM KEHAMILAN

INFEKSI

GANGGUAN SISTEM

PEREDARAN DARAH *

GANGGUAN METABOLIK** LAIN-LAIN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 KARIMUN 0 2 0 0 0 12 BINTAN 3 2 0 0 0 03 NATUNA 1 0 0 0 0 04 LINGGA 1 0 0 0 0 15 KEPULAUAN ANAMBAS 0 1 0 0 0 16 BATAM 8 6 0 0 0 97 TANJUNGPINANG 0 2 0 0 0 3

13 13 0 0 0 15

Sumber: ………. (sebutkan) * Jantung, Stroke, dll** Diabetes Mellitus, dll

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PENYEBAB KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

TABEL 23

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 KARIMUN 4,448 4,196 94.3 3,816 85.8 4,241 3,763 88.7 3,718 87.7 3,763 88.7 3,701 87.3 3,533 83.3 3,763 88.72 BINTAN 3,179 3,082 96.9 2,880 90.6 2,890 2,888 99.9 2,883 99.8 2,885 99.8 2,879 99.6 2,811 97.3 2,842 98.33 NATUNA 1,508 1,423 94.4 1,291 85.6 1,438 1,232 85.7 1,074 74.7 1,265 88.0 1,256 87.3 1,248 86.8 1,260 87.64 LINGGA 1,592 1,561 98.1 1,441 90.5 1,518 1,330 87.6 1,080 71.1 1,330 87.6 1,330 87.6 1,330 87.6 1,330 87.65 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 907 81.1 827 74.0 900 816 90.7 746 82.9 825 91.7 820 91.1 764 84.9 825 91.76 BATAM 31,355 30,957 98.7 29,216 93.2 30,029 27,846 92.7 27,769 92.5 27,843 92.7 27,489 91.5 26,581 88.5 27,697 92.27 TANJUNGPINANG 4,349 4,141 95.2 4,045 93.0 4,153 3,847 92.6 3,846 92.6 3,840 92.5 3,761 90.6 3,632 87.5 3,798 91.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 46,267 97.3 43,516 91.5 45,169 41,722 92.4 41,116 91.0 41,751 92.4 41,236 91.3 39,899 88.3 41,515 91.9

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan: *cakupan K4 sama dengan indikator SPM "persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil" ** persalinan di fasyankes sama dengan indikator SPM "persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan"

KF2 KF3 IBU NIFAS MENDAPAT VIT A

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS

JUMLAHK1 K4*

JUMLAH

PERSALINAN DITOLONG NAKES

PERSALINAN DI FASYANKES** KF1

TABEL 24

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KARIMUN 4,448 472 10.6 1,028 23.1 1,150 25.9 773 17.4 482 10.8 3,433 77.22 BINTAN 3,179 54 1.7 240 7.5 437 13.7 675 21.2 1,328 41.8 2,680 84.33 NATUNA 1,508 341 22.6 337 22.3 139 9.2 56 3.7 61 4.0 593 39.34 LINGGA 1,592 229 14.4 178 11.2 99 6.2 47 3.0 30 1.9 354 22.25 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 77 6.9 107 9.6 86 7.7 44 3.9 26 2.3 263 23.56 BATAM 31,355 4,802 15.3 4,270 13.6 2,779 8.9 1,971 6.3 1,826 5.8 10,846 34.67 TANJUNGPINANG 4,349 738 17.0 217 5.0 562 12.9 1,415 32.5 1,317 30.3 3,511 80.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 6,713 14.1 6,377 13.4 5,252 11.0 4,981 10.5 5,070 10.7 21,680 45.6

Sumber: …………….. (sebutkan)

Td3 Td4 Td5 Td2+

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IBU HAMIL

IMUNISASI Td PADA IBU HAMILTd1 Td2

TABEL 25

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 KARIMUN 21,976 548 2.5 291 1.3 116 0.5 139 0.6 55 0.32 BINTAN 33,761 51 0.2 46 0.1 1,704 5.0 118 0.3 467 1.43 NATUNA 7,126 347 4.9 109 1.5 90 1.3 44 0.6 0.04 LINGGA 24,410 247 1.0 73 0.3 45 0.2 11 0.0 13 0.15 KEPULAUAN ANAMBAS 12,522 54 0.4 42 0.3 88 0.7 36 0.3 6 0.06 BATAM 123,866 2,888 2.3 1,643 1.3 1,343 1.1 1,082 0.9 1,090 0.97 TANJUNGPINANG 57,345 13 0.0 25 0.0 290 0.5 252 0.4 210 0.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 281,006 4,148 1.5 2,229 0.8 3,676 1.3 1,682 0.6 1,841 0.7

Sumber: …………….. (sebutkan)

Td3 Td4

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH WUS TIDAK HAMIL

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMILTd1 Td2 Td5

TABEL 26

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 KARIMUN 26,424 1,020 3.9 1,319 5.0 1,266 4.8 967 3.7 537 2.02 BINTAN 37,011 105 0.3 286 0.8 836 2.3 793 2.1 1,795 4.83 NATUNA 8,634 688 8.0 446 5.2 229 2.7 100 1.2 93 1.14 LINGGA 28,796 207 0.7 207 0.7 154 0.5 132 0.5 39 0.15 KEPULAUAN ANAMBAS 12,522 131 1.0 149 1.2 174 1.4 80 0.6 34 0.36 BATAM 332,335 7,613 2.3 5,871 1.8 4,103 1.2 3,039 0.9 2,888 0.97 TANJUNGPINANG 5,349 25 0.5 52 1.0 282 5.3 1,273 23.8 1,195 22.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 451,071 9,789 2.2 8,330 1.8 7,044 1.6 6,384 1.4 6,581 1.5

Sumber: …………….. (sebutkan)

Td3 Td4

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN JUMLAH WUS (15-39 TAHUN)

IMUNISASI Td PADA WUSTd1 Td2 Td5

TABEL 27

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH %1 2 3 4 5

1 KARIMUN 4,448 3,767 84.72 BINTAN 3,179 2,880 90.63 NATUNA 1,508 1,251 83.04 LINGGA 1,592 1,441 90.55 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 757 67.76 BATAM 31,355 28,631 91.37 TANJUNGPINANG 4,349 4,048 93.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 42,775 90.0

Sumber: ……………… (sebutkan)

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IBU HAMIL

TTD (90 TABLET)

TABEL 28

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KARIMUN 46,230 503 1.5 18,786 54.3 10,181 29.4 1,026 3.0 32 0.1 1,354 3.9 2,701 7.8 34,583 74.82 BINTAN 26,165 458 2.1 13,136 59.8 4,068 18.5 1,116 5.1 56 0.3 731 3.3 2,403 10.9 21,968 84.03 NATUNA 13,479 390 3.8 3,185 31.4 4,901 48.3 536 5.3 0 0.0 354 3.5 791 7.8 10,157 75.44 LINGGA 16,986 286 2.3 6,686 54.8 3,789 31.1 270 2.2 15 0.1 204 1.7 947 7.8 12,197 71.85 KEPULAUAN ANAMBAS 7,717 178 2.0 4,758 54.4 2,718 31.1 279 3.2 1 0.0 183 2.1 625 7.1 8,742 113.36 BATAM 257,896 13,236 6.5 116,519 57.3 56,515 27.8 7,128 3.5 67 0.0 1,535 0.8 8,214 4.0 203,214 78.87 TANJUNGPINANG 28,545 1,796 8.9 9,069 44.9 4,800 23.8 1,702 8.4 11 0.1 1,060 5.3 1,752 8.7 20,190 70.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 397,018 16,847 5.4 172,139 55.3 86,972 28.0 12,057 3.9 182 0.1 5,421 1.7 17,433 5.6 311,051 78.3

Sumber: ……………….. (sebutkan)Keterangan:AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam RahimMOP : Metode Operasi PriaMOW : Metode Operasi Wanita

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUS

PESERTA KB AKTIF

TABEL 29

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KARIMUN 4,241 75 2.3 2,218 67.2 674 20.4 55 1.7 0 0.0 167 5.1 114 3.5 3,303 77.92 BINTAN 2,890 17 0.9 1,382 72.4 219 11.5 53 2.8 3 0.2 47 2.5 189 9.9 1,910 66.13 NATUNA 1,438 18 2.6 356 50.9 121 17.3 63 9.0 0 0.0 35 5.0 107 15.3 700 48.74 LINGGA 1,518 69 7.8 562 63.7 126 14.3 64 7.3 3 0.3 16 1.8 42 4.8 882 58.15 KEPULAUAN ANAMBAS 900 23 8.9 89 34.5 36 14.0 0 0.0 0 0.0 31 12.0 79 30.6 258 28.76 BATAM 30,029 839 7.9 6,173 58.3 2,366 22.4 556 5.3 3 0.0 117 1.1 529 5.0 10,583 35.27 TANJUNGPINANG 4,153 159 8.7 815 44.7 262 14.4 233 12.8 1 0.1 86 4.7 266 14.6 1,822 43.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 45,169 1,200 6.2 11,595 59.6 3,804 19.5 1,024 5.3 10 0.1 499 2.6 1,326 6.8 19,458 43.1

Sumber: ……………….. (sebutkan)

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IBU BERSALIN

PESERTA KB PASCA PERSALINAN

TABEL 30

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KARIMUN 4,448 890 951 106.9 1,934 1,819 3,753 290 273 563 197 67.9 194 71.1 391 69.52 BINTAN 3,179 636 651 102.4 1,485 1,412 2,897 223 212 435 198 88.9 190 89.7 388 89.33 NATUNA 1,508 302 221 73.3 643 623 1,266 96 93 190 65 67.4 51 54.6 116 61.14 LINGGA 1,592 318 240 75.4 692 652 1,344 104 98 202 45 43.4 49 50.1 94 46.65 KEPULAUAN ANAMBAS 1,118 224 26 11.6 433 388 821 65 58 123 17 26.2 13 22.3 30 24.46 BATAM 31,355 6,271 4,056 64.7 14,195 13,610 27,805 2,129 2,042 4,171 709 33.3 663 32.5 1,372 32.97 TANJUNGPINANG 4,349 870 916 105.3 1,897 1,924 3,821 285 289 573 228 80.1 250 86.6 478 83.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 47,549 9,510 7,061 74.2 21,279 20,428 41,707 3,192 3,064 6,256 1,459 45.7 1,410 46.0 2,869 45.9

Sumber: ……………… (sebutkan)

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATALMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IBU HAMIL

PERKIRAAN BUMIL

DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L P L + P

TABEL 31

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

BAYIa ANAK BALITA

JUMLAH TOTAL BAYIa ANAK

BALITAJUMLAH TOTAL BAYIa ANAK

BALITAJUMLAH TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KARIMUN 25 33 2 35 16 21 2 23 41 54 4 582 BINTAN 12 17 2 19 9 12 0 12 21 29 2 313 NATUNA 16 18 1 19 4 5 2 7 20 23 3 264 LINGGA 8 12 2 14 8 13 1 14 16 25 3 285 KEPULAUAN ANAMBAS 4 6 0 6 2 2 2 4 6 8 2 106 BATAM 46 60 6 66 49 56 1 57 95 116 7 1237 TANJUNGPINANG 11 16 2 18 5 7 2 9 16 23 4 27

JUMLAH (KAB/KOTA) 122 162 15 177 93 116 10 126 215 278 25 3035.7 7.6 0.7 8.3 4.6 5.7 0.5 6.2 5.2 6.7 0.6 7.3

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

PEREMPUAN

BALITA

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BALITA

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KEMATIAN

NEONATAL NEONATAL NEONATAL

LAKI - LAKI

BALITA

TABEL 32

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 KARIMUN 20 10 0 0 4 7 0 2 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 42 BINTAN 5 14 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 23 NATUNA 11 2 0 2 5 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 14 LINGGA 6 4 0 0 1 5 1 6 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 35 KEPULAUAN ANAMBAS 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 26 BATAM 32 23 0 3 7 30 6 5 0 0 0 2 8 2 0 0 0 0 0 57 TANJUNGPINANG 9 2 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 0 0 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 87 57 0 7 18 46 8 17 0 0 0 3 35 2 3 0 0 0 0 20

Sumber: ………. (sebutkan)

MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)

BBLR LAIN-LAIN ASFIKSIA TETANUS NEONATO

RUM SEPSIS KELAINAN

BAWAAN LAIN-LAIN

PNEUMONIA DIARE MALARIA TETANUS KELAINAN

SARAF

KELAINAN SALURAN

CERNALAIN-LAIN PNEUMO

NIA DIARE

TABEL 33

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,934 100.0 1,819 100.0 3,753 100.0 101 5.2 95 5.2 196 5.22 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,472 99.1 1,395 98.8 2,867 99.0 38 2.6 32 2.3 70 2.43 NATUNA 643 623 1,266 653 101.6 631 101.3 1,284 101.4 40 6.1 39 6.2 79 6.24 LINGGA 692 652 1,344 692 100.0 652 100.0 1,344 100.0 22 3.2 14 2.1 36 2.75 KEPULAUAN ANAMBAS 433 388 821 433 100.0 388 100.0 821 100.0 12 2.8 10 2.6 22 2.76 BATAM 14,195 13,610 27,805 13,081 92.2 12,933 95.0 26,014 93.6 185 1.4 170 1.3 355 1.47 TANJUNGPINANG 1,897 1,924 3,821 1,897 100.0 1,924 100.0 3,821 100.0 84 4.4 119 6.2 203 5.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 20,428 41,707 20,162 94.8 19,742 96.6 39,904 95.7 482 2.4 479 2.4 961 2.4

Sumber: ………. (sebutkan)

P L + P L P

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH LAHIR HIDUPBAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR

L L + P

TABEL 34

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,929 99.7 1,816 99.8 3,745 99.8 1,897 98.1 1,791 98.5 3,688 98.32 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,472 99.1 1,395 98.8 2,867 99.0 1,470 99.0 1,395 98.8 2,865 98.93 NATUNA 643 623 1,266 643 100.0 623 100.0 1,266 100.0 621 96.6 615 98.7 1,236 97.64 LINGGA 692 652 1,344 692 100.0 652 100.0 1,344 100.0 684 98.8 644 98.8 1,328 98.85 KEPULAUAN ANAMBAS 433 388 821 433 100.0 388 100.0 821 100.0 416 96.1 379 97.7 795 96.86 BATAM 14,195 13,610 27,805 14,165 99.8 13,558 99.6 27,723 99.7 13,228 93.2 12,690 93.2 25,918 93.27 TANJUNGPINANG 1,897 1,924 3,821 1,897 100.0 1,918 99.7 3,815 99.8 1,822 96.0 1,797 93.4 3,619 94.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,279 20,428 41,707 21,231 99.8 20,350 99.6 41,581 99.7 20,138 94.6 19,311 94.5 39,449 94.6

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"

P L + P L P

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH LAHIR HIDUP KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*L L + P

TABEL 35

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8

1 KARIMUN 3,754 2,859 76.2 2,755 1,401 50.92 BINTAN 2,897 2,512 86.7 2,955 1,470 49.73 NATUNA 1,284 1,160 90.3 799 516 64.64 LINGGA 1,344 1,157 86.1 1,144 589 51.55 KEPULAUAN ANAMBAS 809 712 88.0 831 188 22.66 BATAM 28,148 21,674 77.0 28,148 16,623 59.17 TANJUNGPINANG 3,821 3,197 83.7 2,591 1,369 52.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 42,057 33,271 79.1 39,223 22,156 56.5

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini

MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTABAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN

JUMLAH JUMLAH

TABEL 36

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 2,082 1,968 4,050 1,875 90.1 1,782 90.5 3,657 90.32 BINTAN 1,486 1,404 2,890 1,431 96.3 1,413 100.6 2,844 98.43 NATUNA 711 666 1,377 637 89.6 606 91.0 1,243 90.34 LINGGA 746 702 1,448 657 88.1 635 90.5 1,292 89.25 KEPULAUAN ANAMBAS 455 422 877 403 88.6 391 92.7 794 90.56 BATAM 14,262 13,886 28,148 13,078 91.7 12,882 92.8 25,960 92.27 TANJUNGPINANG 2,007 1,945 3,952 1,820 90.7 1,803 92.7 3,623 91.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,749 20,993 42,742 19,901 91.5 19,512 93 39,413 92.2

Sumber: ………. (sebutkan)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BAYI PELAYANAN KESEHATAN BAYIL P L + P

TABEL 37

KEPULAUAN RIAU2019

1 2 3 4 5

1 KARIMUN 71 65 91.52 BINTAN 51 51 100.03 NATUNA 76 54 71.14 LINGGA 82 61 74.45 KEPULAUAN ANAMBAS 54 46 85.26 BATAM 64 64 100.07 TANJUNGPINANG 18 18 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 416 359 86.3

Sumber: …………….. (sebutkan)

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAHDESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHANUCI

% DESA/KELURAHANUCI

TABEL 38

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 KARIMUN 1,934 1,819 3,753 1,912 98.9 1,803 99.1 3,715 99.0 6 0.3 5 0.3 11 0.3 1,954 101.0 1,828 100.5 3,782 100.82 BINTAN 1,485 1,412 2,897 1,461 98.4 1,400 99.2 2,861 98.8 6 0.4 4 0.3 10 0.3 1,455 98.0 1,425 100.9 2,880 99.43 NATUNA 643 623 1,266 582 90.5 538 86.4 1,120 88.5 50 7.8 39 6.3 89 7.0 636 98.9 624 100.2 1,260 99.54 LINGGA 692 652 1,344 524 75.7 442 67.8 966 71.9 80 11.6 69 10.6 149 11.1 647 93.5 530 81.3 1,177 87.65 KEPULAUAN ANAMBAS433 388 821 380 87.8 341 87.9 721 87.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 379 87.5 371 95.6 750 91.46 BATAM 14,195 13,610 27,805 12,456 87.7 12,630 92.8 25,086 90.2 852 6.0 812 6.0 1,664 6.0 13,454 94.8 13,195 97.0 26,649 95.87 TANJUNGPINANG2,007 1,945 3,952 1,896 94.5 1,920 98.7 3,816 96.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,905 94.9 1,875 96.4 3,780 95.6

JUMLAH (KAB/KOTA)21,389 20,449 41,838 19,211 89.8 19,074 93.3 38,285 91.5 994 4.6 929 4.5 1,923 4.6 20,430 95.5 19,848 97.1 40,278 96.3

Sumber: …………….. (sebutkan)

P

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NOKABUPATEN/KOTAJUMLAH LAHIR HIDUP

BAYI DIIMUNISASIHB0

BCG

L + P< 24 Jam 1 - 7 Hari

L P L + P L P L + P L

TABEL 39

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 KARIMUN 2,082 1,968 4,050 1,933 92.8 1,768 89.8 3,701 91.4 1,931 92.7 1,788 90.9 3,719 91.8 1,942 93.3 1,812 92.1 3,754 92.7 1,917 92.1 1,772 90.0 3,689 91.12 BINTAN 1,486 1,404 2,890 1,550 104.3 1,461 104.1 3,011 104.2 1,549 104.2 1,452 103.4 3,001 103.8 1,542 103.8 1,446 103.0 2,988 103.4 1,515 103.2 1,414 100.7 2,929 101.33 NATUNA 711 666 1,377 621 87.3 581 87.2 1,202 87.3 625 87.9 563 84.5 1,188 86.3 622 87.5 561 84.2 1,183 85.9 602 84.7 559 83.9 1,161 84.34 LINGGA 746 702 1,448 632 84.7 567 80.8 1,199 82.8 582 78.0 522 74.4 1,104 76.2 644 86.3 562 80.1 1,206 83.3 652 87.4 529 75.4 1,181 81.65 KEPULAUAN ANAMBAS 455 422 877 439 96.5 452 107.1 891 101.6 450 98.9 446 105.7 896 102.2 471 103.5 378 89.6 849 96.8 430 94.5 361 85.5 791 90.26 BATAM 14,262 13,886 28,148 13,189 92.5 13,201 95.1 26,390 93.8 13,129 92.1 13,149 94.7 26,278 93.4 13,084 91.7 13,387 96.4 26,471 94.0 13,187 92.5 13,490 97.1 26,677 94.87 TANJUNGPINANG 2,007 1,945 3,952 1,879 93.6 1,878 96.6 3,757 95.1 1,876 93.5 1,875 96.4 3,751 94.9 1,889 94.1 1,859 95.6 3,748 94.8 1,885 93.9 1,857 95.5 3,742 94.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 21,749 20,993 42,742 20,243 93.1 19,908 94.8 40,151 93.9 20,142 92.6 19,795 94.3 39,937 93.4 20,194 92.9 20,005 95.3 40,199 94.1 20,188 92.8 19,982 95.2 40,170 94.0

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3MR = measles rubella

P L + P L P L + P

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)

BAYI DIIMUNISASIDPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L + P L P L + P L

TABEL 40

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 KARIMUN 2,095 1,897 3,992 1,501 71.6 1,471 77.5 2,972 74.4 1,435 68.5 1,376 72.5 2,811 70.42 BINTAN 1,546 1,461 3,007 1,405 90.9 1,307 89.5 2,712 90.2 1,285 83.1 1,247 85.4 2,532 84.23 NATUNA 2,321 2,212 4,533 430 18.5 410 18.5 840 18.5 404 17.4 385 17.4 789 17.44 LINGGA 1,241 1,116 2,357 449 36.2 384 34.4 833 35.3 403 32.5 426 38.2 829 35.25 KEPULAUAN ANAMBAS 433 432 865 482 111.3 415 96.1 897 103.7 182 42.0 201 46.5 383 44.36 BATAM 30,670 29,724 60,394 9,907 32.3 9,641 32.4 19,548 32.4 9,285 30.3 9,285 31.2 18,570 30.77 TANJUNGPINANG 2,264 2,199 4,463 1,796 79.3 1,737 79.0 3,533 79.2 1,774 78.4 1,745 79.4 3,519 78.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 40,570 39,041 79,611 15,970 39.4 15,365 39.4 31,335 39.4 14,768 36.4 14,665 37.6 29,433 37.0

Sumber: …………….. (sebutkan)

P

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BADUTABADUTA DIIMUNISASI

CAMPAK/MR2L + P

DPT-HB-Hib4L P L + P L

TABEL 41

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 3,809 3,684 91.0 16,424 14,609 83.0 20,233 18,293 84.52 BINTAN 2,955 2,916 98.7 10,782 10,338 95.9 13,737 13,254 96.53 NATUNA 1,358 1,446 106.5 9,525 4,789 50.3 10,883 6,235 57.34 LINGGA 1,464 1,616 110.4 10,002 6,804 68.0 11,466 8,420 73.45 KEPULAUAN ANAMBAS 659 445 67.5 4,122 3,359 81.5 4,781 3,804 79.66 BATAM 28,148 23,892 84.9 122,855 93,629 76.2 151,003 117,521 77.87 TANJUNGPINANG 3,952 3,545 89.7 16,894 14,962 88.6 20,846 18,507 88.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 42,345 37,544 88.7 190,604 148,490 77.9 232,949 186,034 79.9

Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus. Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.

MENDAPAT VIT A JUMLAH MENDAPAT VIT A JUMLAH

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTABAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

JUMLAH BAYI MENDAPAT VIT A

TABEL 43

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 11,012 10,476 21,488 7,167 6,948 14,115 65.1 66.3 65.72 BINTAN 6,885 6,852 13,737 5,837 5,771 11,608 84.8 84.2 84.53 NATUNA 5,572 5,307 10,879 1,863 1,827 3,690 33.4 34.4 33.94 LINGGA 5,899 5,544 11,443 3,208 2,910 6,118 54.4 52.5 53.55 KEPULAUAN ANAMBAS 3,121 2,925 6,046 1,587 1,665 3,252 50.8 56.9 53.86 BATAM 76,695 74,308 151,003 43,241 42,997 86,238 56.4 57.9 57.17 TANJUNGPINANG 10,588 10,258 20,846 8,299 8,066 16,365 78.4 78.6 78.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 119,772 115,670 235,442 71,202 70,184 141,386 59.4 60.7 60.1

Sumber: ………. (sebutkan)

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

BALITA

JUMLAH SASARAN BALITA (S)DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)

TABEL 42

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 8,932 8,508 17,440 6,490 72.7 5,944 69.9 12,434 71.32 BINTAN 5,367 5,349 10,716 4,812 89.7 4,694 87.8 9,506 88.73 NATUNA 4,911 4,532 9,443 1,925 39.2 1,976 43.6 3,901 41.34 LINGGA 5,136 4,824 9,960 3,466 67.5 3,410 70.7 6,876 69.05 KEPULAUAN ANAMBAS 2,692 2,523 5,215 1,755 65.2 1,753 69.5 3,508 67.36 BATAM 62,433 60,422 122,855 40,720 65.2 39,884 66.0 80,604 65.67 TANJUNGPINANG 8,581 8,313 16,894 5,621 65.5 5,564 66.9 11,185 66.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 98,052 94,471 192,523 64,789 66.1 63,225 67 128,014 66.5

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar" Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH BALITA

USIA 12-59 BULANPELAYANAN KESEHATAN BALITA*

L P L + P

TABEL 44

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 14,114 1,331 9.4 14,114 2,148 15.2 14,114 972 6.92 BINTAN 11,607 409 3.5 11,607 458 3.9 11,607 228 2.03 NATUNA 4,235 298 7.0 4,235 753 17.8 4,235 94 2.24 LINGGA 6,118 261 4.3 6,118 566 9.3 6,118 151 2.55 KEPULAUAN ANAMBAS 17,344 262 1.5 17,344 899 5.2 17,344 190 1.16 BATAM 86,234 1,115 1.3 86,234 2,566 3.0 86,234 765 0.97 TANJUNGPINANG 12,389 415 3.3 12,389 347 2.8 12,389 195 1.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 152,041 4,091 2.7 152,041 7,737 5.1 152,041 2,595 1.7

Sumber: ……………… (sebutkan)

BALITA PENDEK (TB/U) BALITA KURUS (BB/TB)

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH BALITA0-59 BULAN

YANG DITIMBANG

BALITA GIZI KURANG (BB/U)JUMLAH BALITA

0-59 BULAN YANG DIUKUR TINGGI BADAN

JUMLAH BALITA

0-59 BULAN YANG DIUKUR

TABEL 45

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH PESERTA

DIDIK

MENDAPAT PELAYANA

N KESEHATA

%JUMLAH

PESERTA DIDIK

MENDAPAT PELAYANA

N KESEHATA

%JUMLAH

PESERTA DIDIK

MENDAPAT PELAYANA

N KESEHATA

% JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 KARIMUN 5,050 4,904 97.1 4,587 4,547 99.1 4,275 3,718 87.0 9,637 9,451 98.1 153 151 98.7 63 63 100.0 35 34 97.12 BINTAN 3,633 3,633 100.0 2,932 2,932 100.0 2,107 2,107 100.0 20,370 20,370 100.0 114 114 100.0 44 44 100.0 24 24 100.03 NATUNA 1,560 1,512 96.9 1,459 1,455 99.7 1,324 1,220 92.1 12,636 2,967 23.5 84 84 100.0 40 40 100.0 26 26 100.04 LINGGA 2,120 2,095 98.8 1,567 1,548 98.8 1,300 1,271 97.8 11,275 10,985 97.4 138 138 100.0 40 40 100.0 23 23 100.05 KEPULAUAN ANAMBAS 916 873 95.3 805 783 97.3 659 612 92.9 1,721 1,656 96.2 70 70 100.0 28 28 100.0 13 13 100.06 BATAM 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.8 131,663 64,773 49.2 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.87 TANJUNGPINANG 9,983 9,489 95.1 6,484 6,147 94.8 1,895 1,685 88.9 16,467 15,636 95.0 83 83 100.0 34 34 100.0 16 16 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 40,024 23,810 59.5 20,747 18,441 88.9 15,327 12,842 83.8 203,769 125,838 61.8 40,666 24,450 60.1 194 178 91.8 134 119 88.8

Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan :

* merupakan indikator SPM "Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar"

KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PESERTA DIDIK SEKOLAH

USIA PENDIDIKAN DASAR*

SEKOLAH

KELAS 1 SD/MI SMA/MA

TABEL 46

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

TUMPATAN GIGI TETAP

PENCABUTAN GIGI TETAP

RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN

JUMLAH KASUS GIGI

JUMLAH KASUS DIRUJUK % KASUS DIRUJUK

1 2 3 4 5 6 7 8

1 KARIMUN 41 1,287 0.0 0 0 #DIV/0!2 BINTAN 812 2,677 0.3 9,784 997 0.13 NATUNA 429 1,005 0.4 1,116 75 0.14 LINGGA 64 1,195 0.1 2,473 203 0.15 KEPULAUAN ANAMBAS 135 857 0.2 0 0 #DIV/0!6 BATAM 3,442 7,850 0.4 31,806 1,809 0.17 TANJUNGPINANG 2,049 5,290 0.4 16,264 1,553 0.1

JUMLAH (KAB/ KOTA) 6,972 20,161 0.3 61,443 4,637 0.1

Sumber: …………… (sebutkan)Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTAPELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TABEL 47

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 KARIMUN 153 40 26.1 123 80.4 15,410 14,028 29,438 5,843 37.9 5,495 39.2 11,338 38.5 1,134 1,141 2,275 483 42.6 468 41.0 951 41.82 BINTAN 115 115 100.0 115 100.0 10,557 9,807 20,364 9,216 87.3 9,389 95.7 18,605 91.4 2,158 1,896 4,054 1,184 54.9 926 48.8 2,110 52.03 NATUNA 84 0 0.0 3 3.6 4,576 4,378 8,954 135 3.0 176 4.0 311 3.5 77 122 199 77 100.0 120 98.4 197 99.04 LINGGA 138 54 39.1 107 77.5 5,264 4,729 9,993 3,665 69.6 3,294 69.7 6,959 69.6 570 553 1,123 69 12.1 86 15.6 155 13.85 KEPULAUAN ANAMBAS 70 49 70.0 49 70.0 482 434 916 1,070 222.0 1,003 231.1 2,073 226.3 226 232 458 71 31.4 81 34.9 152 33.26 BATAM 403 330 81.9 404 100.2 49,879 43,525 93,404 29,989 60.1 26,100 60.0 56,089 60.0 7,800 10,730 18,530 1,878 24.1 4,155 38.7 6,033 32.67 TANJUNGPINANG 83 83 100.0 83 100.0 10,523 9,591 20,114 7,137 67.8 6,709 70.0 13,846 68.8 1,132 1,113 2,245 509 45.0 540 48.5 1,049 46.7

JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,046 671 64.1 884 84.5 96,691 86,492 183,183 57,055 59.0 52,166 60.3 109,221 59.6 13,097 15,787 28,884 4,271 32.6 6,376 40.4 10,647 36.9

Sumber: …………… (sebutkan)

MENDAPAT PERAWATAN

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH SD/MI

JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI

MASSAL

%

JUMLAH SD/MI

MENDAPAT YAN. GIGI

%JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN

TABEL 48

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 KARIMUN 84,120 80,195 164,315 63,980 76.1 84,195 105.0 148,175 90.2 3,465 5.4 4,963 5.9 8,428 5.72 BINTAN 52,189 49,502 101,691 6,894 13.2 15,606 31.5 22,500 22.1 1,743 25.3 3,949 25.3 5,692 25.33 NATUNA 27,400 26,043 53,443 5,418 19.8 9,651 37.1 15,069 28.2 1,947 35.9 3,947 40.9 5,894 39.14 LINGGA 34,786 32,317 67,103 10,408 29.9 14,996 46.4 25,404 37.9 4,451 42.8 5,504 36.7 9,955 39.25 KEPULAUAN ANAMBAS 15,896 14,764 30,660 9,419 59.3 11,067 75.0 20,486 66.8 326 3.5 588 5.3 914 4.56 BATAM 462,010 449,416 911,426 290,851 63.0 299,105 66.6 589,956 64.7 43,410 14.9 61,529 20.6 104,939 17.87 TANJUNGPINANG 60,038 72,218 132,256 68,133 113.5 80,506 111.5 148,639 112.4 12,126 17.8 18,144 22.5 30,270 20.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 736,439 724,455 1,460,894 455,103 61.8 515,126 71.1 970,229 66.4 67,468 14.8 98,624 19.1 166,092 17.1

Sumber: …………….. (sebutkan)

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN

JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

TABEL 49

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 10,900 10,925 21,825 5,871 53.9 7,636 69.9 13,507 61.92 BINTAN 5,872 5,675 11,547 3,790 64.5 5,226 92.1 9,016 78.13 NATUNA 3,120 2,972 6,092 1,065 34.1 1,481 49.8 2,546 41.84 LINGGA 5,192 5,450 10,642 3,124 60.2 4,253 78.0 7,377 69.35 KEPULAUAN ANAMBAS 1,228 1,333 2,561 670 54.6 1,110 83.3 1,780 69.56 BATAM 18,687 18,728 37,415 14,088 75.4 15,663 83.6 29,751 79.57 TANJUNGPINANG 7,126 6,355 13,481 3,556 49.9 3,860 60.7 7,416 55.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 52,125 51,438 103,563 32,164 61.7 39,229 76.3 71,393 68.9

Sumber: Sub Perencanaan Kab/Kota

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

USIA LANJUT (60TAHUN+)

Sasaran Kab/Kota MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR

TABEL 50

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL

MELAKSANAKAN ORIENTASI P4K

MELAKSANAKAN KEGIATAN

KESEHATAN REMAJA

MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 1

MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 7 DAN 10

MELAKSANAKAN PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 1, 7, 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 KARIMUN 13 13 13 10 13 13 132 BINTAN 15 15 15 6 15 15 153 NATUNA 14 14 14 6 14 14 144 LINGGA 11 11 11 6 11 11 115 KEPULAUAN ANAMBAS 7 7 7 1 7 7 76 BATAM 20 20 20 19 20 19 197 TANJUNGPINANG 7 7 7 7 7 7 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 87 87 87 55 87 86 86

PERSENTASE 100.0 100.0 63.2 100.0 98.9 98.9

Sumber:catatan: diisi dengan tanda "V"

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS

PUSKESMAS

TABEL 51

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 KARIMUN 2,185 273 60.9 175 39.1 448 942 BINTAN 2,073 173 63.8 98 36.2 271 553 NATUNA 569 73 66.4 37 33.6 110 184 LINGGA 433 84 66.1 43 33.9 127 55 KEPULAUAN ANAMBAS 326 58 67.4 28 32.6 86 236 BATAM 10,774 2,984 57.0 2,252 43.0 5,236 5807 TANJUNGPINANG 2,871 449 61.3 283 38.7 732 207

JUMLAH (KAB/KOTA) 19,231 4,094 58.4 2,916 41.6 7,010 982

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 19,263

% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR99.8

CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 313

PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 10,827

CASE DETECTION RATE (%) 64.7

75.6

Sumber: ……..............................................……….. (sebutkan)

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll

LAKI-LAKI PEREMPUAN

CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%)

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS YANG

MENDAPATKAN PELAYANAN SESUAI

STANDAR

JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KASUS TUBERKULOSIS

ANAK 0-14 TAHUNLAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 52

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 KARIMUN 125 70 195 242 147 389 59 47.2 34 48.6 93 47.7 134 55.4 102 69.4 236 60.7 193 79.8 136 92.5 329 84.6 16 4.12 BINTAN 87 50 137 144 90 234 84 96.6 46 92.0 130 94.9 56 38.9 38 42.2 94 40.2 140 97.2 84 93.3 224 95.7 9 3.83 NATUNA 27 24 51 44 33 77 25 92.6 23 95.8 48 94.1 16 36.4 9 27.3 25 32.5 41 93.2 32 97.0 73 94.8 3 3.94 LINGGA 53 30 83 77 46 123 31 58.5 23 76.7 54 65.1 27 35.1 17 37.0 44 35.8 58 75.3 40 87.0 98 79.7 2 1.65 KEPULAUAN ANAMBAS 30 12 42 53 33 86 12 40.0 6 50.0 18 42.9 35 66.0 26 78.8 61 70.9 47 88.7 32 97.0 79 91.9 3 3.56 BATAM 1,015 636 1,651 1,663 1,198 2,861 540 53.2 347 54.6 887 53.7 916 55.1 724 60.4 1,640 57.3 1,456 87.6 1,071 89.4 2,527 88.3 87 3.07 TANJUNGPINANG 141 80 221 381 251 632 100 70.9 57 71.3 157 71.0 226 59.3 168 66.9 394 62.3 326 85.6 225 89.6 551 87.2 25 4.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,478 902 2,380 2,604 1,798 4,402 851 57.6 536 59.4 1,387 58.3 1,410 54.1 1,084 60.3 2,494 56.7 2,261 86.8 1,620 90.1 3,881 88.2 145 3.3

Sumber: ……..............................................……….. (sebutkan)Keterangan:

*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KASUS TUBERKULOSIS PARU

TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS YANG

TERDAFTAR DAN DIOBATI*)

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

TUBERKULOSIS PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS

JUMLAH KEMATIAN SELAMA

PENGOBATAN

TUBERKULOS

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS

TUBERKULOSIS

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) SEMUA KASUS

TUBERKULOSIS

JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS

TERDAFTAR DAN DIOBATI*)

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +

PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

TABEL 53

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KARIMUN 17,440 6,499 6,499 100.0 0 147 105 20 20 167 125 292 #DIV/0! 735 692 1,4272 BINTAN 10,716 4,262 3,685 86.5 592 30 24 0 0 30 24 54 9.1 7,022 6,997 14,0193 NATUNA 9,443 2,989 9,849 329.5 5,738 716 711 9 12 725 723 1,448 25.2 19,675 18,787 38,4624 LINGGA 9,960 3,176 3,066 96.5 0 2 1 0 0 2 1 3 #DIV/0! 1,612 1,473 3,0855 KEPULAUAN ANAMBAS 5,215 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 788 687 1,4756 BATAM 122,855 38,887 9,849 25.3 5,738 716 711 9 12 725 723 1,448 25.2 19,675 18,787 38,4627 TANJUNGPINANG 27,021 7,515 7,158 95.2 1,076 206 160 0 0 206 160 366 34.0 3,270 2,860 6,130

JUMLAH (KAB/KOTA) 202,650 63,328 40,106 63.3 13,144 1,817 1,712 38 44 1,855 1,756 3,611 27.5 52,777 50,283 103,060

Prevalensi pneumonia pada balita (%)

Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 5

Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 83.3%

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:

* TDDK = tarikan dinding dada ke dalamJumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RSPersentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas

PNEUMONIA BERAT JUMLAH

%

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS

PERKIRAAN PNEUMONIA

BALITA

REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

BATUK BUKAN PNEUMONIAJUMLAH BALITA JUMLAH

KUNJUNGAN

DIBERIKAN TATALAKSANA

STANDAR (DIHITUNG NAPAS / LIHAT TDDK*)

PERSENTASE YANG

DIBERIKAN TATALAKSANA

STANDAR

PNEUMONIA

TABEL 54

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR

1 2 3 4 5 6

KARIMUN

1 ≤ 4 TAHUN 2 3 5 0.32 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0.13 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.14 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0.15 25 - 49 TAHUN 20 34 54 3.16 ≥ 50 TAHUN 10 4 14 0.8

BINTAN

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0

2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.1

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0

4 20 - 24 TAHUN 4 1 5 0.3

5 25 - 49 TAHUN 22 11 33 1.9

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

NO KELOMPOK UMUR

H I V

L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR

1 2 3 4 5 6

NO KELOMPOK UMUR

H I V

NATUNA

1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3

2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3

3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4

4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7

5 25 - 49 TAHUN 358 164 522 29.8

6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0

LINGGA

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0

4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0.0

5 25 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0.0

KEPULAUAN ANAMBAS

1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 0.1

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0

4 20 - 24 TAHUN 4 7 11 0.6

5 25 - 49 TAHUN 50 57 107 6.1

6 ≥ 50 TAHUN 3 3 6 0.3

L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR

1 2 3 4 5 6

NO KELOMPOK UMUR

H I V

BATAM

1 ≤ 4 TAHUN 12 11 23 1.3

2 5 - 14 TAHUN 3 2 5 0.3

3 15 - 19 TAHUN 4 3 7 0.4

4 20 - 24 TAHUN 65 18 83 4.7

5 25 - 49 TAHUN 358 164 522 29.8

6 ≥ 50 TAHUN 43 9 52 3.0

TANJUNGPINANG

1 ≤ 4 TAHUN 1 2 3 0.2

2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.1

3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.1

4 20 - 24 TAHUN 16 0 16 0.9

5 25 - 49 TAHUN 53 35 88 5.0

6 ≥ 50 TAHUN 13 3 16 0.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,173 577 1,750

PROPORSI JENIS KELAMIN 67.0 33.0

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 55

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+PPROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KARIMUN

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 2 1 32 1 - 4 TAHUN 2 2 4 1.6 4 2 6 2.3 0 0 03 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 04 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 05 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 06 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 07 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 08 50 - 59 TAHUN 9 13 22 8.6 9 4 13 5.1 0 0 09 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0BINTAN

1 < 1 TAHUN 0 0.0 0 0.0 02 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 03 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 04 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 35 20 - 29 TAHUN 0 0.0 0 0.0 3 1 46 30 - 39 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 07 40 - 49 TAHUN 1 1 0.4 4 2 6 2.3 08 50 - 59 TAHUN 4 2 6 2.3 1 1 0.4 09 ≥ 60 TAHUN 1 1 0.4 0 0.0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

NO KELOMPOK UMURKASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

L P L+PPROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

NO KELOMPOK UMURKASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

NATUNA

1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 22 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 03 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 14 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 15 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 86 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 07 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 1018 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 629 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0LINGGA

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 02 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 03 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 04 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 05 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 06 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 07 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 08 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 09 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0KEPULAUAN ANAMBAS

1 < 1 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 12 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 03 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 04 15 - 19 TAHUN 0 0.0 0 0.0 05 20 - 29 TAHUN 0 0.0 1 1 0.4 1 16 30 - 39 TAHUN 0 0.0 0 0.0 07 40 - 49 TAHUN 0 0.0 15 14 29 11.3 9 11 208 50 - 59 TAHUN 0 0.0 1 1 2 0.8 09 ≥ 60 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0

L P L+PPROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSI KELOMPOK

UMURL P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

NO KELOMPOK UMURKASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

BATAM

1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 56 63 119 46.3 2 0 22 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 03 5 - 14 TAHUN 3 0 3 1.2 80 55 135 52.5 1 0 14 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.4 25 28 53 20.6 1 0 15 20 - 29 TAHUN 8 1 9 3.5 364 279 643 250.2 2 6 86 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 07 40 - 49 TAHUN 36 13 49 19.1 2,825 1,982 4,807 1870.4 46 55 1018 50 - 59 TAHUN 2 2 4 1.6 253 89 342 133.1 57 5 629 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 0TANJUNGPINANG

1 < 1 TAHUN 1 0 1 0.4 1 0 1 0.4 0 0 02 1 - 4 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 0 03 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0.4 0 1 1 0.4 0 1 14 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0 05 20 - 29 TAHUN 13 4 17 6.6 13 4 17 6.6 4 0 46 30 - 39 TAHUN 20 11 31 12.1 20 11 31 12.1 2 5 77 40 - 49 TAHUN 16 9 25 9.7 16 9 25 9.7 3 3 68 50 - 59 TAHUN 6 1 7 2.7 6 1 7 2.7 4 3 79 ≥ 60 TAHUN 3 1 4 1.6 3 1 4 1.6 2 0 2

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 179 78 257 7,302 5,045 12,347 251 158 409

PROPORSI JENIS KELAMIN 69.6 30.4 59.1 40.9 61.4 38.6

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 56

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

SEMUA UMUR BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KARIMUN 250,470 6,763 2,940 3,459 51.1 1,162 39.5 16,903 488.7 2,375 204.4 5,347 460.22 BINTAN 155,456 4,197 1,807 2,442 58.2 785 43.4 1,171 48.0 265 33.8 367 46.83 NATUNA 1,376,009 37,152 1,592 19,779 53.2 4,296 269.8 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.04 LINGGA 102,638 2,771 1,679 996 35.9 286 17.0 996 100.0 286 100.0 286 100.05 KEPULAUAN ANAMBAS 46,990 1,269 879 719 56.7 0 0.0 0 0.0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!6 BATAM 1,376,009 37,152 20,713 19,779 53.2 4,296 20.7 19,779 100.0 4,296 100.0 4,296 100.07 TANJUNGPINANG 271,645 7,334 4,579 332 4.5 157 3.4 1,198 360.8 1,143 728.0 58 36.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,579,217 96,638 34,190 47,506 49.2 10,982 32.1 59,826 125.9 12,661 115.3 14,650 133.4

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 10% dari perkiraan jumlah penderita untuk semua umur dan 20% untuk balita

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH TARGET PENEMUAN

DIAREDILAYANI

BALITAMENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC

SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA

TABEL 57

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 82 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 153 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 14 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 05 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 16 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 207 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49

PROPORSI JENIS KELAMIN 71.4 28.6 52.4 47.6 55.1 44.9

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2.4 2.0 2.2

Sumber: …………….. (sebutkan)

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTAKASUS BARU

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB

TABEL 58

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

PENDERITA KUSTA

ANAK<15 TAHUN

DENGAN CACAT

TINGKAT 2JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 KARIMUN 8 8 100.0 1 12.5 2 25.0 02 BINTAN 15 15 100.0 2 13.3 3 20.0 03 NATUNA 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0 04 LINGGA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 05 KEPULAUAN ANAMBAS 1 1 100.0 0 0.0 1 100.0 06 BATAM 20 20 100.0 0 0.0 2 10.0 07 TANJUNGPINANG 4 4 100.0 0 0.0 0 0.0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 49 49 100.0 3 6.1 8 16.3 0

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 12.0

Sumber: …………….. (sebutkan)

CACAT TINGKAT 2 PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN, MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

KASUS BARU

PENDERITA KUSTA

CACAT TINGKAT 0

TABEL 59

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 KARIMUN 1 0 1 3 4 7 4 4 82 BINTAN 0 1 1 7 7 14 7 8 153 NATUNA 0 0 0 0 1 1 0 1 14 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 05 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 1 0 1 1 0 16 BATAM 4 1 5 8 7 15 12 8 207 TANJUNGPINANG 0 0 0 3 1 4 3 1 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 22 20 42 27 22 49

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.0

Sumber: …………….. (sebutkan)

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATANKASUS TERDAFTAR

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 60

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

KUSTA (PB)TAHUN 2018 TAHUN 2017

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 KARIMUN 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0 5 1 6 0 0.0 0 0.0 0 0.02 BINTAN 1 2 3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 6 12 2 33.3 0 0.0 2 16.73 NATUNA 1 3 4 1 100.0 3 100.0 4 100.0 14 9 23 12 85.7 7 77.8 19 82.64 LINGGA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0.0 0 #DIV/0! 0 0.05 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!6 BATAM 1 3 4 1 100.0 3 100.0 4 100.0 14 9 23 12 85.7 7 77.8 19 82.67 TANJUNGPINANG 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0 3 0 3 4 133.3 0 #DIV/0! 4 133.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 8 13 4 80.0 6 75.0 10 76.9 43 25 68 30 69.8 14 56.0 44 64.7

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan : a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,

misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktub= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,

misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

P

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN

KUSTA (MB)

RFT PBPENDERITA MBb RFT MB

L + PPENDERITA PBaL P L + P L

TABEL 61

KEPULAUAN RIAU2019

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)

1 2 3 4

1 KARIMUN 0 02 BINTAN 40,744 33 NATUNA 412,181 84 LINGGA 9,178 05 KEPULAUAN ANAMBAS 12,928 06 BATAM 412,181 87 TANJUNGPINANG 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 887,212 20

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2.3

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 63

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5

1 KARIMUN 1 1 100.02 BINTAN 10 10 100.03 NATUNA #DIV/0!4 LINGGA 0 0 #DIV/0!5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 #DIV/0!6 BATAM #DIV/0!7 TANJUNGPINANG #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 100.0

Sumber: ………………….. (sebutkan)

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

NO KABUPATEN/KOTA KLB DI DESA/KELURAHAN

TABEL 62

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KARIMUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 BINTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 9 243 NATUNA 0 0 0 0 04 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 BATAM 0 0 0 0 07 TANJUNGPINANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 9 24

CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0!

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 6.0 3.6 9.6

Sumber: …………….. (sebutkan)

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KASUS PD3IDIFTERI

PERTUSISTETANUS NEONATORUM HEPATITIS B

SUSPEK CAMPAKJUMLAH KASUSJUMLAH KASUS MENINGGAL JUMLAH KASUS MENINGGAL

TABEL 64

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN ###

DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7

HARI8-28 HARI

1-11 BLN

1-4 THN

5-9 THN

10-14 THN

15-19 THN

20-44 THN

45-54 THN

55-59 THN

60-69 THN

70+ THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

KARIMUN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!1 Keracunan Makanan 1 1 13/12/2019 13/12/2019 15/12/19 32 51 83 1 60 16 6 0 0 0 167 #DIV/0! #DIV/0! 49.7 0.0 0.0 0.0

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ………………… (sebutkan)

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA

YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK

TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)JUMLAH

KECJUMLAH

DESA/KEL

TABEL 65

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KARIMUN 125 107 232 3 1 4 2.4 0.9 1.72 BINTAN 150 133 283 1 1 2 0.7 0.8 0.73 NATUNA 57 48 105 0 0 0 0.0 0.0 0.04 LINGGA 32 23 55 0 0 0 0.0 0.0 0.05 KEPULAUAN ANAMBAS 21 18 39 0 0 0 0.0 0.0 0.06 BATAM 400 329 729 1 1 2 0.3 0.3 0.37 TANJUNGPINANG 235 195 430 1 2 3 0.4 1.0 0.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,020 853 1,873 6 5 11 0.6 0.6 0.6

ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 45.5 38.1 83.6

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTADEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)

TABEL 66

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

MIKROSKOPISRAPID

DIAGNOSTIC

TEST (RDT)

TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 KARIMUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 BINTAN 1,419 2,106 151 2,257 159.1 39 21 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.03 NATUNA 27 2 25 27 100.0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 LINGGA 120 45 75 120 100.0 14 5 19 19 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.05 KEPULAUAN ANAMBAS 1,495 1,102 527 1,629 109.0 32 28 60 60 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.06 BATAM 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 TANJUNGPINANG 36 34 10 44 122.2 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,097 3,289 788 4,077 131.6 85 54 139 139 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.1

Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

s

POSITIFPENGOBATAN STANDAR

% PENGOBATAN STANDAR

MENINGGAL

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

MALARIA

SUSPEK

KONFIRMASI LABORATORIUM % KONFIRMASI LABORATORIU

M

CFR

TABEL 67

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KARIMUN 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 22 BINTAN 45 21 66 0 0 0 1 0 1 1 0 1 43 21 643 NATUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 LINGGA 7 3 10 0 0 0 0 0 0 1 1 2 6 2 85 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 BATAM 6 10 16 0 0 0 2 0 2 4 3 7 0 7 77 TANJUNGPINANG 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 61 34 95 0 0 0 3 0 3 9 4 13 52 30 82

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KASUS KRONIS MENINGGAL JUMLAH SELURUH KASUS KRONIS

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PENDERITA KRONIS FILARIASISKASUS KRONIS TAHUN

SEBELUMNYAKASUS KRONIS BARU

DITEMUKAN KASUS KRONIS PINDAH

TABEL 68

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KARIMUN 8,190 7,856 16,046 4,522 55.2 6,195 78.9 10,717 66.82 BINTAN 20,287 19,216 39,503 2,760 13.6 5,228 27.2 7,988 20.23 NATUNA 96,732 93,139 189,871 1,489 1.5 2,748 3.0 4,237 2.24 LINGGA 14,479 14,165 28,644 3,088 21.3 3,981 28.1 7,069 24.75 KEPULAUAN ANAMBAS 1,833 2,083 3,916 1,815 99.0 2,065 99.1 3,880 99.16 BATAM 95,042 93,357 188,399 37,787 39.8 49,473 53.0 87,260 46.37 TANJUNGPINANG 0 0 0 7,616 #DIV/0! 11,528 #DIV/0! 19,144 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 236,563 229,816 466,379 59,077 25.0 81,218 35.3 140,295 30.1

Sumber: …………….. (sebutkan)

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15 TAHUN

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 69

KEPULAUAN RIAU2019

JUMLAH %

1 2 4 5 6

1 KARIMUN 3,164 3,032 95.82 BINTAN 1,620 1,620 100.03 NATUNA 758 565 74.54 LINGGA 848 679 80.15 KEPULAUAN ANAMBAS 624 587 94.16 BATAM 16,386 16,386 100.07 TANJUNGPINANG 7,325 7,325 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 30,725 30,194 98.3

Sumber: …………….. (sebutkan)

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN JUMLAH PENDERITA DM

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR

TABEL 70

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 KARIMUN 11 7,707 1,377 17.9 17 1.2 8 0.6 5 0.42 BINTAN 12 25,719 1,890 7.3 10 0.5 0 0.0 15 0.83 NATUNA 3 12,302 117 1.0 4 3.4 1 0.9 3 2.64 LINGGA 11 16,558 893 5.4 9 1.0 41 4.6 6 0.75 KEPULAUAN ANAMBAS 7 6,908 19 0.3 0 0.0 1 5.3 1 5.36 BATAM 21 174,975 9,280 5.3 199 2.1 22 0.2 49 0.57 TANJUNGPINANG 7 38,601 1,620 4.2 22 1.4 13 0.8 19 1.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 282,770 15,196 5.4 261 1.7 86 0.6 98 0.6

Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

* diisi dengan checklist (V)

IVA POSITIF CURIGA KANKER

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PUSKESMAS MELAKSANAKAN

KEGIATAN DETEKSI DINI IVA & SADANIS*

PEREMPUANUSIA 30-50

TAHUN

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA TUMOR/BENJOLAN

TABEL 71

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH %1 2 4 5 6

1 KARIMUN 223 224 100.42 BINTAN 139 115 82.73 NATUNA 164 157 95.74 LINGGA 87 86 98.95 KEPULAUAN ANAMBAS 31 31 100.06 BATAM 1,238 933 75.47 TANJUNGPINANG 300 283 94.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,182 1,829 83.8

Sumber: ………. (sebutkan)

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT

SASARAN ODGJ BERAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

TABEL 72

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH SARANA AIR MINUM DI IKL

%

JUMLAH SARANA AIR MINUM DGN

RESIKO RENDAH+ SEDANG

%

JUMLAH SARANA AIR

MINUM DIAMBIL SAMPEL

%

JUMLAH SARANA AIR

MINUM MEMENUHI

SYARAT

%

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KARIMUN 187 137 73.3 104 75.9 137 73.3 116 84.72 BINTAN 279 269 96.4 152 56.5 117 41.9 114 97.43 NATUNA 2,595 1,563 60.2 1,525 97.6 82 3.2 53 64.64 LINGGA 221 122 55.2 88 72.1 91 41.2 69 75.85 KEPULAUAN ANAMBAS 1,223 48 3.9 6 12.5 47 3.8 46 97.96 BATAM 476 191 40.1 69 36.1 146 30.7 131 89.77 TANJUNGPINANG 188 185 98.4 185 100.0 183 97.3 158 86.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 5,169 2,515 48.7 2,129 84.7 803 15.5 687 85.6

Sumber: ………………… (sebutkan)

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

SARANA AIR MINUM

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN

TABEL 73

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KARIMUN 69,006 1,275 1,275 9,115 9,115 44,099 44,099 54,489 79.02 BINTAN 47,022 142 1,035 1,135 1,747 26,343 33,840 36,622 77.93 NATUNA 22,395 1,008 1,008 2,868 2,868 13,655 13,555 17,431 77.84 LINGGA 37,780 152 926 2,025 2,699 20,803 25,303 28,928 76.65 KEPULAUAN ANAMBAS 11,811 506 506 1,061 1,061 2,524 2,524 4,091 34.66 BATAM 392,280 2,100 4,120 3,143 7,101 353,190 328,932 340,153 86.77 TANJUNGPINANG 71,794 31 862 1,183 2,421 55,324 61,305 64,588 90.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 652,088 5,214 9,732 20,530 27,012 515,938 509,558 546,302 83.8

Sumber: ………………… (sebutkan)

JUMLAH SARANA

JUMLAH KK

PENGGUNA

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KK

JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN (JSSP)

JAMBAN SEHAT PERMANEN (JSP)

KELUARGA DENGAN AKSES TERHADAP

FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT)

SHARING/KOMUNAL

JUMLAH SARANA

JUMLAH KK

PENGGUNA

JUMLAH SARANA

JUMLAH KK

PENGGUNA

TABEL 75

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMASRUMAH SAKIT UMUM

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KARIMUN 148 61 32 13 2 442 5 703 70 47.3 28 45.9 19 59.4 10 76.9 - 0.0 199 45.0 4 80.0 330 46.92 BINTAN 110 41 22 15 2 382 8 580 85 77.3 32 78.0 17 77.3 13 86.7 2 100.0 329 86.1 4 50.0 482 83.13 NATUNA 81 39 26 14 2 420 10 592 48 59.3 20 51.3 16 61.5 9 64.3 1 50.0 112 26.7 4 40.0 210 35.54 LINGGA 143 40 23 11 2 173 9 401 79 55.2 24 60.0 18 78.3 10 90.9 2 100.0 75 43.4 5 55.6 213 53.15 KEPULAUAN ANAMBAS 66 29 12 7 3 38 8 163 40 60.6 9 31.0 4 33.3 4 57.1 1 33.3 17 44.7 - 0.0 75 46.06 BATAM 398 159 105 20 20 901 45 1,648 190 47.7 83 52.2 44 41.9 18 90.0 8 40.0 539 59.8 25 55.6 907 55.07 TANJUNGPINANG 82 31 26 7 3 235 2 386 47 57.3 16 51.6 10 38.5 6 85.7 1 33.3 210 89.4 - 0.0 290 75.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,028 400 246 87 34 2,591 87 4,473 559 54.4 212 53.0 128 52.0 70 80.5 15 44.1 1481 57.2 42 48.3 2507 56.0

Sumber: …………………….. (sebutkan)

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

TTU YANG ADASARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN JUMLAH TOTAL

TEMPAT IBADAH PASAR

TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATANSARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN TEMPAT IBADAH PASARJUMLAH

TTU YANG ADA

SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS RUMAH SAKIT

TABEL 74

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10

1 KARIMUN 71 59 83.1 18 25.4 0 0.02 BINTAN 51 51 100.0 20 39.2 0 0.03 NATUNA 76 76 100.0 18 23.7 0 0.04 LINGGA 82 78 95.1 13 15.9 0 0.05 KEPULAUAN ANAMBAS 54 43 79.6 3 5.6 0 0.06 BATAM 64 60 93.8 9 14.1 9 14.17 TANJUNGPINANG 18 18 100.0 3 16.7 0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 416 385 92.5 84 20.2 9 2.2

Sumber: ………………… (sebutkan)* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH DESA/ KELURAHAN

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA MELAKSANAKAN STBM

DESA STOP BABS(SBS) DESA STBM

TABEL 76

PROVINSI KEPULAUAN RIAUTAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % TOTAL %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KARIMUN 74 152 159 473 858 14 18.9 29 19.1 64 40.3 212 44.8 319 37.22 BINTAN 29 230 161 568 988 23 79.3 202 87.8 143 88.8 510 89.8 878 88.93 NATUNA 10 108 75 351 544 2 20.0 67 62.0 38 50.7 49 14.0 156 28.74 LINGGA 23 94 49 386 552 13 56.5 49 52.1 46 93.9 194 50.3 302 54.75 KEPULAUAN ANAMBAS 93 105 43 742 983 7 7.5 15 14.3 29 67.4 313 42.2 364 37.06 BATAM 138 315 683 839 1,975 50 36.2 234 74.3 353 51.7 258 30.8 895 45.37 TANJUNGPINANG 63 656 183 595 1,497 38 60.3 270 41.2 109 59.6 221 37.1 638 42.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 430 1,660 1,353 3,954 7,397 147 34.2 866 52.2 782 57.8 1,757 44.4 3,552 48.0

Sumber: …………………….. (sebutkan)

DEPOT AIR MINUM (DAM)

MAKANAN JAJANAN/KANTIN/SENTRA MAKANAN JAJANAN

JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT

KESEHATAN

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KABUPATEN/KOTA

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JASA BOGARUMAH

MAKAN/RESTORAN

DEPOT AIR MINUM (DAM)

MAKANAN JAJANAN/ KANTIN/ SENTRA

MAKANAN JAJANAN

JUMLAH TPM YANG ADA

JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN