bab i pndhln

7
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa, pada Tahun 2009 jumlah kematian ibu sebanyak 2650 orang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan Negara-negara Association South East Asian (ASEAN), yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu (Saifuddin, 2008). Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan kepada pasien. Kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi, salah satu diantaranya adalah kelancaran komunikasi antara

Upload: rahayu

Post on 09-Apr-2016

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

baba q pendahuluan tentng

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pndhln

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007,

angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar

500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa, pada Tahun 2009

jumlah kematian ibu sebanyak 2650 orang. Angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan Negara-negara Association South

East Asian (ASEAN), yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih

bermutu (Saifuddin, 2008).

Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah

pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan

kepuasan kepada pasien. Kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan

mencakup beberapa dimensi, salah satu diantaranya adalah kelancaran komunikasi

antara petugas kesehatan (termasuk bidan) dengan pasien. Hal ini berarti

pelayanan kesehatan bukan hanya pengobatan secara medis saja melainkan juga

berorientasi pada komunikasi karena komunikasi sangat penting dan berguna bagi

pasien (Pohan, 2007).

1Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 357 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada Tahun 2010 sebesar 263 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) yang tinggal 3 Tahun lagi yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, untuk menurunkan Angka

Page 2: Bab i Pndhln

Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas (WHO, 2011).

Di Propinsi Bengkulu pada Tahun 2007 berdasarkan hasil Survei

Kesehatan Daerah jumlah kematian ibu sebanyak 58 orang terdiri dari kematian

ibu hamil sebanyak 5 orang, kematian ibu bersalin 44 orang dan kematian ibu

nifas sebanyak 9 orang. Angka Kematian Ibu di Propinsi Bengkulu sebesar 157,49

per 100.000 kelahiran hidup, tidak jauh berbeda dengan Tahun 2006 yaitu sebesar

158,87 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2010).

Dalam memantau program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat di nilai

dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4, secara nasional cakupan K1

Tahun 2010 adalah 95,26% dan cakupan K4 adalah 85,56%, jumlah tersebut

masih kurang dari target nasional tahun 2012 yaitu cakupan K1 100% dan K4

95%. Sedangkan cakupan K1 di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 adalah 91,2% dan

cakupan K4 adalah 85,8% dengan target cakupan tahun 2015 K1 100% dan K4

95%. Di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu pada Tahun 2009 didapatkan

cakupan K1 94% dan cakupan K4 84%, pada Tahun 2010 cakupan K1 95% dan

cakupan K4 96%, sedangkan pada Tahun 2011 cakupan K1 84% dan cakupan K4

86%. Dari uraian diatas kunjungan ibu hamil mengalami kenaikan dan penurunan

tiap tahunnya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan ibu

hamil dalam melakukan kunjungan Antenatal Care salah satunya adalah

komunikasi bidan dalam Antenatal Care (Depkes, 2010).

Komunikasi baik antara bidan dengan ibu hamil sangat mempengaruhi

kepuasan ibu hamil dalam mendapat pelayanan oleh bidan. Sehingga dapat

diperoleh rasa saling percaya antara bidan dan pasien. Hal ini dapat dilakukan

Page 3: Bab i Pndhln

dengan cara setelah melakukan perawatan kehamilan, bidan mendengarkan

dengan penuh perhatian apabila ada keluhan dari penderita menanggapi dengan

baik apabila ada pertanyaan. Konseling merupakan komunikasi interpersonal yang

berkaitan dengan hak klien untuk memperoleh informasi, indikator mutu

pelayanan kesehatan, membantu klien dalam menentukan pilihan, memahami

kondisi yang dihadapi oleh klien, memberikan rasa puas pada klien (Saifuddin,

2006).

Dari survey awal dengan melakukan wawancara pada 3 orang ibu hamil

trimester I dan III yang dilakukan peneliti pada salah satu Bidan Praktek Swasta

di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu, diperoleh bahwa 1 ibu

hamil trimester III mengatakan puas dan 2 ibu hamil trimester I dan III

mengatakan cukup puas dengan pelayanan Antenatal Care yang diberikan oleh

bidan. Menurut ibu hamil yang mengatakan cukup puas, kekurangpuasannya

karena merasa bidan kurang perhatian dan ibu hamil kurang memahami

penjelasan yang diberikan oleh bidan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengangkat judul penelitian “Hubungan Komunikasi Bidan dengan Tingkat

Kepuasan Ibu Hamil dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah

Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu”.

B.       Masalah Penelitian

Dari latar belakang tersebut diatas penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara komunikasi bidan dengan tingkat

Page 4: Bab i Pndhln

kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja

Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu?”

C.      Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:1.          Tujuan umum

Untuk mempelajari hubungan komunikasi Bidan dengan tingkat kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu.

2.          Tujuan khusus

a.          Untuk mengetahui komunikasi Bidan dalam Antenatal Care di Bidan Praktek

Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Bengkulu.

b.         Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Antenatal Care di Bidan Praktek

Swasta Genap Sri Lingkar Barat Bengkulu.

c.          Untuk mengetahui hubungan komunikasi bidan dengan tingkat kepuasan ibu

hamil dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas

Lingkar Barat Bengkulu.

D.      Manfaat Penelitian

1.        Bagi profesi bidan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.

2.        Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi peserta didik mengenai komunikasi dan tingkat kepuasan ibu hamil dalam Antenatal Care.

3.        Bagi ibu hamil

Diharapkan ibu hamil merasa puas terhadap komunikasi bidan dalam Antenatal Care sehingga dapat meningkatkan kunjungan dalam memeriksakan kehamilannya.

4.        Bagi peneliti

Page 5: Bab i Pndhln

Hasil penelitian ini dapat berguna dalam menambah wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dibidang penelitian dan untuk memenuhi tugas akhir di STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu Program Studi DIII Kebidanan penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang komunikasi bidan dalam Antenatal Care di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat.