bab i pengering gabah dg pengendali suhu & waktu adhee_wibowo
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi termasuk salah satu hasil pertanian Indonesia yang merupakan bahan
pangan pokok bagi masyarakat dan mempunyai nilai bisnis yang besar. Sebagian
besar petani Indonesia menjadikan padi sebagai sumber mata pencahariannya. Akan
tetapi, hal ini kurang diimbangi dengan pemanfaatan teknologi dalam proses
pengolahan padi, baik pada saat penanaman, perawatan, pemanenan maupun pasca
panen. Berdasarkan Pedoman Penanganan Pasca Panen Padi yang dikeluarkan oleh
Departemen Pertanian pada 13 September 2009, salah satu permasalahan yang masih
sering dihadapi dalam proses produksi beras adalah masih kurangnya kesadaran dan
pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga
mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah / beras
[1]. Proses penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan, antara
lain penentuan saat panen, pemanenan, penumpukan sementara dilahan sawah,
pengumpulan padi di tempat perontokan, penundaan perontokan, perontokan,
pengangkutan gabah ke rumah petani, pengeringan gabah, pengemasan dan
penyimpanan gabah, penggilingan, pengemasan dan penyimpanan beras.
Dari tahap kegiatan di atas, tanpa mengesampingkan proses yang lain, proses
pengeringan gabah merupakan salah satu proses yang paling menentukan kualitas
beras yang akan dihasilkan. Disebabkan pada proses ini akan menentukan kondisi
beras yang akan digiling atau yang akan disimpan. Jika pengeringan yang dilakukan
kurang optimal, dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas beras seperti banyaknya
2
butiran-butiran beras yang pecah / patah, banyaknya gabah yang belum terkelupas
setelah penggilingan dan juga berkembangnya mikroorganisme dan serangan
serangga pada gabah yang disimpan.
Pada umumnya, petani padi melakukan pengeringan dengan cara alami yakni
menjemur gabah di bawah sinar matahari. Pengeringan seperti ini memiliki kelebihan
antara lain murah, praktis dan sederhana. Adapun kelemahan pengeringan secara
alami antara lain :
a) Sangat bergantung pada cuaca
b) Memerlukan lahan yang luas, bahkan tidak jarang dijumpai petani menjemur
padi di jalan-jalan
c) Kebersihan kurang terjaga, kemungkinan terkontaminasi material lain
d) Terjadi kehilangan gabah, disebabkan serangan unggas dan atau tercecer
Hal ini akan mempengaruhi petani dan pengusaha beras, dimana bagi petani
akan mengurangi pendapatannya dari segala sisi dan menghambat perputaran
distribusi beras bagi para pengusaha yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
masyarakat luas.
Sebenarnya telah ada pengering gabah buatan yang beredar dipasaran, akan
tetapi harganya tidak terjangkau bagi kebanyakan petani, begitu pula pengusaha
kecil. Sehingga selama ini kebanyakan pemerintah yang memberikan bantuan,
padahal tidak setiap daerah memperoleh bantuan.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat sebuah alat
pengering gabah yang dapat membantu petani dan pengusaha kecil yang memiliki
keunggulan dari produk yang telah ada tetapi tidak lebih mahal dari sisi harganya.
Karena itu, dipilihlah judul “Pengering Gabah dengan Pengendali Suhu dan Waktu
3
Berbasis Mikrokontroler ATMega8535”. Sebuah prototipe pengering gabah dengan
dilengkapi pengendalian suhu dan pengaturan waktu menggunakan mikrokontroler
ATMega8535. Sumber panas yang digunakan pada prototipe ini adalah elemen
pemanas dari bahan nikelin. Panas yang dihasilkan dari elemen pemanas di alirkan
oleh kipas (blower) sehingga terjadi aliran udara panas yang kemudian masuk ruang
pengeringan.
1.2 Tujuan
Tujuan proyek ahir ini:
a. Memanfaatkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perkuliahan
untuk penyelesaian permasalahan.
b. Mempelajari sistem kerja Pengering gabah.
c. Merancang dan membuat Prototipe Pengering Gabah dengan Pengendalian
Suhu dan Waktu sebagai alat bantu bidang pertanian.
1.3 Permasalahan
Adapun masalah yang akan dihadapi dalam proyek ini antara lain :
a. Daya listrik yang digunakan cukup besar karena menggunakan elemen
pemanas sebagai sumber panas.
b. Perancangan sistem sirkulasi udara yang tepat agar pengeringan lebih
efektif.
c. Proses pengujian yang membutuhkan alat ukur kadar air dan / atau
timbangan.
4
1.4 Batasan Masalah
Batasan dalam proyek akhir ini adalah :
a. Tidak membahas analisis yang berhubungan dengan proses perpindahan
kalor dan atau proses kimiawi dan fisika lainnya kecuali yang dibahas saja.
b. Sumber panas yang digunakan adalah elemen pemanas dari bahan nikelin.
c. Analisis dengan teori yang ideal yang akan digunakan.
1.5 Metodologi
Rancangan metodologi yang akan dibuat adalah sebagai berikut:
a. Tahap Studi Pustaka
Pada tahap ini akan dipelajari penggunaan dan karakteristik sensor
data sheet, teori dasar komponen- komponen pendukung dan buku-buku yang
mendukung.
b. Tahap Perancangan
Pada tahap ini akan ditentukan desain mekanik dan proses
pengeringan yang digunakan. Desain yang digunakan akan dikonsultasikan
secara intensif dengan dosen pembimbing.
c. Tahap Pembuatan Perangkat keras
Rancangan kendali elektronik akan diimplementasikan secara nyata.
d. Tahap Pengujian dan Analisis Data.
Rangkaian pengering yang telah selesai dibuat, diuji kinerjanya dan
mencantumkan poin-poin pengujian, serta dijadikan feedback untuk
meningkatkan sistem menjadi lebih baik lagi.
5
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pembuatan tujuan, perumusan masalah,
pembatasan masalah yang dikerjakan, sistematika pembahasan , metodologi
yang digunakan serta relevansi proyek akhir.
BAB II TEORI PENUNJANG
Bab ini menjelaskan mengenai teori – teori penunjang yang digunakan dalam
mengerjakan proyek akhir ini.
BAB III PERANCANGAN ALAT
Bab ini menjelaskan perancangan mekanik, elektronik dan pemrograman
mikrokontroller.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian tentang hasil pengujian dan pembahasan sistem kerja
tiap-tiap blok rangkaian.
BAB V PENUTUP
Berisi keimpulan dan saran dan rekomendasi untuk pekerjaan selanjutnya.