bab i pengantar a. latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/s2-2015... ·...

25
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Batik merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia yang dapat memperkuat identitas bangsa dan telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan batik sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi bentuk, ruang, dan waktu. 1 Batik sebagai salah satu seni tradisional Indonesia menyimpan konsep artistik yang tidak dibuat semata-mata untuk keindahan, tetapi batik juga fungsional sebagai pilihan busana sehari-hari, untuk keperluan upacara adat, tradisi, kepercayaan, agama, bahkan status sosial. Di balik keidahan batik bukan hanya sebagai pemuas mata, melainkan melebur dengan nilai-nilai moral, adat, tabu, dan agama. 2 Batik tumbuh dan berkembang di Indonesia sebagai manifestasi dari kekayaan budaya daerah pembatikan, seperti Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Madura, dan 1 Timbul Haryono, Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni (Yogyakarta : ISI Press Solo, 2008), 79. 2 Aep S. Hamidin, Batik Warisan Budaya Asli Indonesia (Yogyakarta : Narasi, 2010), 3.

Upload: dangkhanh

Post on 04-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Batik merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia

yang dapat memperkuat identitas bangsa dan telah mengalami

perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan

yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan batik sangat

dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi

bentuk, ruang, dan waktu.1 Batik sebagai salah satu seni

tradisional Indonesia menyimpan konsep artistik yang tidak dibuat

semata-mata untuk keindahan, tetapi batik juga fungsional

sebagai pilihan busana sehari-hari, untuk keperluan upacara

adat, tradisi, kepercayaan, agama, bahkan status sosial. Di balik

keidahan batik bukan hanya sebagai pemuas mata, melainkan

melebur dengan nilai-nilai moral, adat, tabu, dan agama. 2

Batik tumbuh dan berkembang di Indonesia sebagai

manifestasi dari kekayaan budaya daerah pembatikan, seperti

Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Madura, dan

1 Timbul Haryono, Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam

Perspektif Arkeologi Seni (Yogyakarta : ISI Press Solo, 2008), 79. 2 Aep S. Hamidin, Batik Warisan Budaya Asli Indonesia

(Yogyakarta : Narasi, 2010), 3.

Page 2: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

2

pada akhirnya batik tidak dapat dipisahkan dari ekspresi budaya

suatu masyarakat pendukungnya.3

Di setiap daerah di Indonesia yang sebagian masyarakat

memproduksi batik, corak dan motif batik satu sama lain berbeda-

beda. Dalam hal ini eksistensinya saling mempertahankan ciri-ciri

seni tradisi, proses teknologinya, dan selera konsumennya. Motif

batik daerah-daerah itu sampai sekarang masih kelihatan jelas

unsur-unsur yang mempengaruhi pertumbuhannya, baik dari

corak, warna, susunan, penempatan hiasan, dan isian pada motif

yang dilukiskan. Dengan motif yang khas, batik di daerah-daerah

itu dapat hidup berkembang dan tumbuh sebagai kegiatan budaya

tradisi, misalnya di daerah Kabupaten Pacitan.

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu daerah penghasil

batik tulis yang terkenal karya batiknya berkat “mantri”

perkebunan Belanda bernama Coenraad, yang pada tahun 1880-

an menjalankan usaha batik. Orang asing “mantri” perkebunan

Belanda yang bernama Coenraad itu senang menekuni

pembatikan. Hasil karyanya dikenal dengan nama batik E.

Coenraad.4 Pengaruh gaya Surakarta pada karya-karya batik

Pacitan sangatlah kentara. Namun di luar itu, berkembang juga

gaya Pacitan sendiri, yang ditandai motif-motif tradisional dengan

3 Aep S. Hamidin, (2010), 3. 4 Nian S. Djumeno, Batik dan Mitra : Batik and its Kind (Jakarta :

Djambatan, 1990), 13

Page 3: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

3

penggunaan warna-warna dari alam, seperti kulit dan batang kayu

nangka digunakan untuk menghasilkan warna kuning, daun

mangga yang dikeringkan digunakan untuk menghasilkan warna

kuning, serta kulit dan batang pohon tingi menghasilkan warna

kecokelatan khas soga.

Ciri khas batik Pacitan adalah batik tulis halus dengan

menggunakan warna, yaitu warna soga. Warna soga batik Pacitan

di daerah pantai selatan Jawa Timur, cenderung lebih gelap

dibandingkan dengan warna soga dari daerah sebelah utara.5

Batik Pacitan dari daerah pantai Lorok, motif dan warnanya mirip

batik Surakarta, yaitu warna wedelan biru tua dan warna soga

coklat kemerah- merahan.6 Batik Pacitan dikenal karena kualitas

batik tulisnya yang masih mempertahankan penggunaan

peralatan tradisional, yaitu canting.7

Batik Pacitan mengalami perubahan fungsi. Perubahannya

terlihat pada bergesernya penggunaan batik. Batik Pacitan juga

mengalami perkembangan motif karena mendapat pengaruh dari

dalam maupun dari luar. Pengaruh dari dalam berasal dari

5 Nian S. Djumeno, (1990), 13. 6 S.K. Sewan Susanto, Seni Dan Teknologi Kerajinan Batik

(Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan, 1984), 95. 7 Yusak Anshori dan Adi Kusrianto, Keeksotisan Batik Jawa Timur : Memahami Motif dan Keunikannya (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2011), 208.

Page 4: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

4

beberapa perajin muda lulusan perguruan tinggi yang bersedia

kembali ke daerah dan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan

batik Pacitan, sedangkan pengaruh dari luar berasal dari motif

daerah lain yang turut memperkaya ornamen batik Pacitan.

Pada tahun 2009 badan dunia yang menangani kebudayaan

dan pendidikan (UNESCO) resmi mengakui batik Indonesia

sebagai Warisan Budaya Tak Berwujud bagi Kemanusiaan

(Intangible Cultural Heritage for Humanity). Sejak saat itu Batik

Pacitan mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik

penyerapan tenaga kerja maupun produksi. Pada tahun 2011,

Kementerian Negara Koperasi dan UMKM mengukuhkan Batik

Pacitan sebagai salah satu produk sandang lokal dengan skala

nasional melalui pendekatan One Village One Product (OVOP).8

Batik Pacitan hingga kini terus berkembang menjadikan

daerah Pacitan yang semula tidak pernah terdengar di daerah luar

sekarang sudah mulai diperhitungkan. Beberapa perajin batik

Pacitan sampai saat ini mengambil langkah strategis dengan

mengembangkan batik tulis yang berorientasi ekspor dan ramah

lingkungan, yaitu batik dengan bahan pewarna alami. Hal ini

diupayakan dengan penanaman pohon pewarna alami. Pemilihan

8 “Profil Produk Unggulan Kabupaten Pacitan” (Pacitan : Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan, 2012),13.

Page 5: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

5

penggunaan pewarna alami ini dapat mengurangi kuantitas

produk pewarna kimia.9

Kemajuan yang dicapai dalam pengembangan batik tulis

Pacitan tentunya juga berkat dukungan berbagai pihak, salah

satunya dari Bupati Pacitan, yang pada tahun 2010

mencanangkan program bangga pada produk Nasional, sehingga

setiap instansi pemerintah diwajibkan memakai seragam batik

Pacitan. Identitas bangsa tentu lebih dikenal oleh dunia jika akar

budaya tradisi tetap terpelihara, seperti halnya batik Pacitan.

Melihat fenomena ini, kiranya perlu adanya penelitian secara

mendalam tentang seni kerajinan batik Pacitan. Ekspresi estetis

yang turun-temurun dan berkesinambungan dalam perubahan

jaman menjadikan masalah yang menarik dan perlu dibahas

dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang tersebut, ada beberapa masalah yang

menarik antara lain sebagai berikut.

1. Bagaimana perkembangan produk seni kerajinan batik

Pacitan pasca ditetapkannya batik Indonesia sebagai

warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

9 “Profil Produk Unggulan Kabupaten Pacitan”, (2012),15.

Page 6: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

6

2. Mengapa lembaga budaya pendukung mendorong

kontinuitas dan perubahan seni kerajinan batik Pacitan.

3. Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan

produk seni kerajinan batik Pacitan terhadap kehidupan

masyarakat pendukungnya.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan produk

seni kerajinan batik Pacitan pasca ditetapkannya batik

Indonesia sebagai warisan budaya tak benda oleh

UNESCO.

2. Untuk mengetahui dan memahami lembaga budaya

pendukung apa saja yang mendukung dan mendorong

kontinuitas dan perubahan seni kerajinan batik Pacitan.

3. Untuk mengetahui dampak perubahan, bentuk, fungsi,

dan produk seni kerajinan batik Pacitan terhadap

kehidupan masyarakat pendukungnya.

Page 7: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

7

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilakukan, hasilnya diharapkan

bermanfaat sebagai berikut.

1. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian akan sangat berguna

untuk menambah ilmu pengetahuan tentang

perkembangan seni kerajinan batik Pacitan, baik

mengenai peran lembaga budaya, produksinya, dan

pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi

pendukungnya.

2. Bagi Institusi Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan

dan Seni Rupa UGM, diharapkan hasil penelitian dapat

dijadikan bahan referensi untuk memperluas apresiasi

dan literatur kepustakaan di bidang batik.

3. Bagi masyarakat Indonesia, diharapkan penelitan ini

dapat mengukuhkan eksistensi seni kerajinan batik

Pacitan, dengan berbagai bentuk motif dan fungsinya,

sebagai karya seni bernilai luhur, yang lebih lanjut

memberikan inspirasi bagi pengembangan industri kreatif

di Indonesia, terutama di wilayah Kabupaten Pacitan

Jawa Timur.

Page 8: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

8

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berhubungan tentang batik dan

karakteristik motif suatu daerah cukup banyak, yang memberikan

informasi mengenai hasil penelitian tentang batik Pacitan yang

telah dilakukan sebelumnya. Beberapa hasil penelitian itu dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Shinta Madyas Sari (2012) menulis skripsi dengan judul

“Eksplorasi Pewarnaan Alami Buah Pace (Morinda Citrifolia L)

menggunakan Fiksator yang berbeda untuk Batik Tulis di

Pacitan”. Penelitian ini difokuskan pada hasil warna buah pace

dengan mengunakan fiksator yang berbeda, yaitu tunjung, kapur,

tawas dan cuka sebagai bahan pewarna batik tulis di Pacitan.

Pandu Pratama (2012) menulis skripsi dengan judul

“Perilaku Ekonomi Rasional Pengusaha UKM Batik Tulis Puri

Terkait Program OVOP/One Village One Product (Studi di Desa

Cokrokembang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa

Timur)”. Dalam penelitian ini dibahas berbagai hal, antara lain

yang terkait dengan perilaku ekonomi rasional, terkait One Village

One Product (OVOP) berhubungan dengan kendala di bidang

produksi, kendala permodalan awal, masalah cuaca, pencurian

motif karena tidak dilindungi hak cipta, adanya permintaan yang

berlebih dari konsumen, dan di bidang distribusi meliputi masalah

penitipan barang yang tidak dikembalikan, ketelitian pembeli

Page 9: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

9

melihat hasil produksi dan ketidak-jujuran unsur pejabat

pemerintah.

Buku kajian batik yang menjelaskan seni kerajinan batik

Pacitan, dapat ditemukan pada tulisan S.K. Sewan Susanto

tentang Seni dan Teknologi Kerajinan Batik (1984). Dalam buku ini

dijelaskan bahwa seni batik di daerah Pacitan berkembang pada

zaman pemerintahan Belanda, yang mana sering terjadi usaha

menentang penjajah, peperangan setempat, perpindahan

penduduk, dan pengungsian ke daerah lain. Dijelaskan pada

zaman Perang Diponegoro (1825-1930), banyak para bangsawan

dan rakyat yang mengungsi ke berbagai daerah. Para pengungsi

ini membawa tradisi membatik sehingga keterampilan membatik

menjadi tersebar, seperti ke daerah Tasikmalaya, Banyumas,

Nglorog (Pacitan), Trenggalek, Pilang Kenceng Madiun, Tuban,

Madura, dan Tembayat. Batik Pacitan dari daerah pantai Nglorog,

motif dan warnanya seperti batik Surakarta, yaitu warna wedelan

biru tua dan warna soga coklat kemerah-merahan. Selain itu juga

dijelaskan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman

dahulu, hingga saat ini telah berkembang dan merupakan karya

budaya nasional. Masalah seni batik dibicarakan dalam beberapa

bagian, yaitu (1) Pengertian, fungsi, sejarah, dan

perkembangannya; (2) Motif dan warna batik; (3) Bahan, alat, dan

cara membuat batik; dan (4) Penggolongan kain batik, mutu, dan

Page 10: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

10

standar batik sandang, serta pengujiannya. Uraian tentang batik

Pacitan yang disampaikan pada tersebut masih singkat dan

kurang mendalam.

Buku yang ditulis Yusak Anshori dan Adi Kusrianto berjudul

Keeksotisan Batik Jawa Timur : Memahami Motif dan Keunikannya

(2011), memberikan pemahaman tentang keeksotisan serta

keunikan motif-motif batik yang ada di Jawa Timur. Mereka

berusaha mendeskripsikan dan mengapresiasi motif, warna,

maupun tema batik masing-masing daerah di Jawa Timur, dengan

harapan tidak hanya dapat menikmati keindahan batik tetapi juga

dapat memahami motif yang ada di dalamnya, serta mampu

memberikan penilaian baik atau tidaknya terhadap suatu motif

karena sesungguhnya tidak ada karya seni yang buruk, melainkan

belum menemukan sudut pandang yang tepat. Dalam buku ini

dijelaskan proses pembuatan batik pada umumnya yang berguna

sebagai referensi pembuatan batik Pacitan pada asal mula

keberadaannya.

Sebuah buku yang ditulis Nian S. Djumeno yang berjudul

Batik dan Mitra : Batik and its Kind (1990), memberikan penjelasan

secara jelas tentang sejarah, perkembangan, dan beberapa hal

yang mempengaruhi perkembangan motif batik. Selain sejarah dan

perkembangan juga dibahas secara singkat beberapa wilayah

persebaran seni kerajinan batik serta ciri-ciri seni kerajinan batik

Page 11: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

11

di beberapa wilayah Indonesia. Dari tulisan ini didapatkan

beberapa informasi untuk mengklasifikasikan ciri-ciri batik dari

suatu tempat, terutama ciri khusus batik Pacitan.

Dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, dan beberapa sumber buku yang dijadikan sebagai

tinjauan pustaka tersebut, belum ditemukan analisis yang

membahas tentang kontinuitas dan perubahan bentuk motif, serta

fungsi batik Pacitan. Dengan demikian orisinalitas penelitian ini

dapat dipertanggung-jawabkan.

F. Landasan Teori

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis

kontinuitas dan perubahan bentuk motif, fungsi batik Pacitan, dan

dampak sosialnya yang terjadi di sentra industri seni kerajinan

batik Pacitan.

Beberapa teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini

adalah teori budaya dari Raymond Williams, teori perubahan

sosial dari Alvin Boskoff dan Soerjono Soekanto, dan teori estetika

tentang bentuk dan fungsi seni yang dikemukakan oleh Edmund

Burke Feldman. Uraian ketiga teori serta alasan digunakannya

teori-teori di atas sebagai landasan diuraikan sebagai berikut.

Teori budaya yang dikemukakan Williams yang terdapat

dalam bukunya yang berjudul Culture, tahun 1981. Teori ini

Page 12: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

12

menjadi landasan pokok dalam mengkaji kontinuitas dan

perubahan bentuk, fungsi, dan produk batik Pacitan sebagai salah

satu unsur budaya yang tidak lepas dari dinamika perubahan

sosial masyarakat Desa Cokrokembang dan Desa Wiyoro secara

keseluruhan. Williams membagi analisis sosiologinya dalam tiga

aspek pokok, yaitu : (1) lembaga kebudayaan (institutions), (2) isi

kebudayaan (content), dan (3) efek kebudayaan (effect).10

Lembaga budaya membahas masalah institusi budayanya,

siapa yang mengontrol dan bagaimana kontrol itu dilaksanakan.

Lembaga budaya menurut Kuntowijoyo mempersoalkan siapa yang

menghasilkan produk budaya, siapa yang menjadi patronnya,

siapa yang melakukan kontrol dan bagaimana kontrol tersebut

dilakukan.11 Konsep terurai di atas relevan untuk mengkaji siapa

saja yang telah berjasa dalam memacu para perajin

mengembangkan produk budaya tersebut. Dalam hal ini,

pembahasan seni kerajinan batik Pacitan, ditelusuri dari siapa

saja pihak-pihak yang berperan, baik itu perajin yang menjadi

pionir dalam memulai usaha seni kerajinan batik Pacitan,

budayawan, pimpinan lembaga, akademisi kampus, dan pebisnis

yang terlibat.

10 Raymond Williams, Culture (Glasgow : Fontana Paperbacks,

1981), 17. 11 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat (Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana, 1987), 5.

Page 13: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

13

Isi budaya membahas apa yang dihasilkan. Isi budaya yang

diulas berdasarkan teori ini adalah deskripsi atas objek hasil

produk seni kerajinan batik Pacitan. Analisis ini dipadukan

dengan analisis fungsi estetik Feldman seperti yang dikemukakan

di awal khususnya yang berhubungan dengan fungsi produk.

Efek budaya membahas apa yang diharapkan dari proses

budaya tersebut.12 Williams menjelaskan bahwa efek budaya juga

dapat menjadi indikator kebijakan.13 Dalam hal ini seni kerajinan

batik Pacitan dianalisis dampaknya selain terhadap perajin dan

kehidupan masyarakat juga pengaruhnya terhadap penentuan

kebijakan dan pengambilan keputusan pengembangan Desa

Cokrokembang dan Desa Wiyoro menjadi sentra kerajinan batik

Pacitan.

Teori lain yang digunakan untuk mengupas aspek

kontinuitas dan perubahan seni kerajinan batik Pacitan

menggunakan teori perubahan sosial Boskoff “Recent Theories of

Social Change”. Di dalam buku Sosiology and History : Theory and

Research yang ditulis bersama Werner J. Cahnman, dipaparkan

bahwa perubahan dapat berasal dari dalam (internal theories of

social change) maupun luar (external theories of social change).

Dalam buku ini, teori perubahan internal telah pula dijelaskan

12

Kuntowijoyo, (1987), 5. 13

Raymond Williams, (1981), 20.

Page 14: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

14

oleh Arnold Toynbee yang mengatakan bahwa perubahan yang

paling penting pada masyarakat sebenarnya bersifat internal. Satu

hal yang perlu diperhatikan menurut Toynbee bahwa perubahan

itu dapat berupa pertumbuhan dan dapat pula berupa

kehancuran.14

Selain menggunakan teori perubahan sosial dari Boskoff

penelitian ini juga menggunakan teori perubahan sosial yang

dikemukakan oleh Soekanto. Dikatakan oleh Soekanto bahwa

kontinuitas berarti kelangsungan kebiasaan-kebiasaan lama yang

dipertahankan atau dipelihara oleh tradisi sosial yang ditanamkan

pada generasi penerus melalui sosialisasi, renovasi, dan inovasi.

Perubahan berarti perubahan norma-norma, pola perilaku

masyarakat, tingkat-tingkat lapisan masyarakat, kekuasaan dan

wewenang, serta interaksi sosial budaya.15 Teori ini digunakan

untuk menggali kehidupan sosial budaya masyarakat desa

Cokrokembang desa Wiyoro secara mendalam serta menemukan

dampak perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa

Cokrokembang dan Desa Wiyoro.

Teori estetik dan konsep pemikiran yang dipandang dapat

dijadikan acuan untuk mengkaji produk seni kerajinan batik

14

Werner J. Cahnman dan Alvin Boskoff, Sosiology and History: Theory and Research (London: The Free Press of Glencoe, 1964), 140-155.

15 Soerjono Sekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial (Jakarta:Raja-wali, 1983), 26.

Page 15: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

15

Pacitan, menggunakan teori estetik dari Feldman, terutama

kaitannya dengan bentuk (struktur) dan fungsi seni. Menurut

Feldman, (struktur) bentuk seni meliputi: (1) elemen visual

membahas tentang garis, bentuk, dan warna; (2) elemen organisasi

membahas tentang kesatuan, keseimbangan, irama, dan proporsi;

(3) elemen perasa membahas tentang empati, psikis jarak,

gabungan dan pendiri, persepsi karya seni.16

Pembahasan aspek fungsi seni dalam penelitian ini

menggunakan teori estetik Feldman, yang membagi fungsi seni

menjadi tiga: (1) Fungsi personal; (2) Fungsi sosial; (3) Fungsi

fisik.17 Fungsi personal adalah seni sebagai suatu alat atau bahasa

untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide, berkaitan dengan

situasi yang mendasar, hubungan spiritual dan ekspresi estetis.

Fungsi sosial seni adalah karya seni itu memiliki fungsi sosial

apabila karya seni itu mencari atau cenderung mempengaruhi

perilaku kolektif orang banyak, karya seni itu diciptakan untuk

dilihat atau dipakai, digunakan khususnya dalam situasi-situasi

umum, karya seni itu mengekspresikan atau menjelaskan aspek-

aspek tentang eksistensi sosial atau kolektif sebagai lawan dari

bermacam-macam pengalaman personal maupun individu. Fungsi

16 Edmund Burke Feldman, Art as Image and Idea (New Jersey:

The University of Georgia Prentice Hall, Inc, Englewood Clift, 1967), 219. 17 Edmund Burke Feldman, (1967),2-3.

Page 16: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

16

fisik seni adalah suatu ciptaan objek-objek yang dapat berfungsi

sebagai wadah atau alat.

G. Metode Penelitian

Dengan berpusat pada rumusan masalah serta tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini seperti yang telah dikemukakan

di atas, maka penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu berusaha

mencari data sebanyak-banyaknya yang ditemukan di lapangan.

Fokus kajian penelitian ini adalah hal yang terkait dengan

kontinuitas dan perubahan bentuk, fungsi, dan produk batik

Pacitan, serta dampak sosialnya. Untuk mengupas hal tersebut

diperlukan data kualitatif. Dalam bukunya R.M. Soedarsono yang

berjudul Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

(2001) secara lengkap membahas permasalahan metodologi

penelitian yang sering digunakan dalam bidang seni pertunjukan

dan seni rupa. Penjelasan mengenai berbagai pendekatan sangat

membantu dan dapat digunakan dalam melakukan penelitian

kualitatif, dengan pendekatan multidisiplin, juga disinggung

masalah yang berkaitan dengan data kualitatif dan sumber data

Page 17: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

17

lainnya. Untuk menganalisis data yang ditemukan di lapangan

ialah diseleksi yang baik dan sesuai kebutuhan.18

Untuk dapat mengumpulkan data yang akurat tentang

kontinuitas dan perubahan bentuk motif, fungsi produk, serta

dampak sosial seni kerajinan batik Pacitan, maka dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dianggap

relevan dengan permasalahan di atas. Pengumpulan data

ditempuh melalui studi pustaka, telaah dokumen tertulis dan

arsip, dokumen fotografi dan data visual lainnya, dan benda-benda

artifact, serta benda kenangan lainnya. 19

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yaitu :

a. Perusahaan Batik Tulis Puri, Desa Cokrokembang.

b. Perusahaan Batik Tulis Tengah Sawah, Desa Wiyoro.

Alasan pemilihan kedua lokasi sentra batik tulis Pacitan

tersebut karena berdasarkan statistik data Dinas Koperindag

Kabupaten Pacitan Tahun 2013, yaitu :

18 R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan

Seni Rupa (Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2001), 127.

19 SP. Gustami, Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara, Kajian Estetik Melalui Pendekatan Multidisiplin (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2000), 35.

Page 18: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

18

a. Sentra batik tulis Puri dan Tengah Sawah berada dalam satu

wilayah Kecamatan Ngadirojo.

b. Sentra batik tulis Puri lebih unggul dalam penyerapan jumlah

tenaga kerja dibanding sentra batik tulis yang lain.

c. Sentra batik tulis Tengah Sawah berhasil meraih prestasi pada

ajang lomba desain batik khas Jawa Timur yang

diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Timur.20

2. Batasan Subjek dan Objek Penelitian.

Subjek penelitian ini adalah para perajin batik, para

perempuan pembatik, dalam lingkup Kecamatan Ngadirojo. Objek

penelitian mencakup produk-produk seni kerajinan batik Pacitan,

pemikiran-pemikiran atau gagasan dari para perajin, pengelola

usaha dan kebijakan pemerintah maupun kondisi sosial, budaya,

ekonomi, politik yang mempengaruhi, berikut hasil eksplorasi

buruh, petani, dan jenis produksi sebagai upaya pengembangan

pasca ditetapkannya batik Indonesia sebagai warisan budaya tak

benda oleh Unesco.

20

“Profil Produk Unggulan Kabupaten Pacitan”, (2012), 28.

Page 19: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

19

3. Spasial dan Temporal Penelitian

Pembatasan penelitian ini diperlukan agar tercapai

penelitian yang mendalam, baik secara spasial maupun

temporalnya. Batasan spasial penelitian ini adalah seni kerajinan

batik di wilayah Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, sedang

batasan temporal adalah antara tahun 2009-2013. Pembatasan ini

didasarkan atas masalah yang terkait kajian kontinuitas dan

perubahan bentuk motif dan fungsi batik Pacitan, serta beberapa

faktor yang mempengaruhi perkembangannya, sehingga

pengamatan hanya terbatas pada sisi kontinuitas dan perubahan

bentuk motif, fungsi produk, dan dampak sosial batik Pacitan,

serta beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kelangsungannya.

Metode sejarah juga digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui tentang sesuatu yang terjadi di masa lampau dan

menjelaskan secara diakronis yang meneliti gejala-gejala

memanjang dalam dimensi waktu, tetapi dalam ruang yang

terbatas. Adapun secara sinkronis meneliti gejala-gejala yang

meluas dalam ruang, tetapi dalam waktu yang terbatas.21

21

Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2008), 5.

Page 20: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

20

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tersebut digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

a. Pelacakan Sumber Tertulis

Sumber tertulis dapat berupa buku, artikel, tesis, desertasi,

surat kabar, majalah, makalah seminar, data dari situs internet,

dan foto koleksi pribadi perajin. Dengan adanya sumber tertulis

tersebut diperoleh data lebih awal terkait dengan objek

penelitian.22

b. Pelacakan Sumber Lisan

Sumber lisan dapat berupa wawancara untuk memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

dengan menggunakan interview guide (panduan wawancara)23 atau

bisa juga dilakukan wawancara tanpa panduan. Wawancara

adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan.24

22

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 159.

23 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1989), 234.

24 Lexy J. Moleong, (2004), 186.

Page 21: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

21

Dalam penelitian lapangan peneliti datang langsung ke

pemilik perusahaan batik tulis, para perempuan pembatik,

pegawai kecamatan, pamong desa dalam lingkup Kecamatan

Ngadirojo, dan budayawan, dengan menggunakan beberapa alat

bantu yang berupa buku, bolpoint, kamera, dan tape recorder.

Alat-alat bantu yang digunakan tersebut dapat mempermudah

dalam memperoleh data secara optimal saat melakukan

wawancara.

c. Pelacakan Sumber Visual

Sumber artefak dapat berupa dokumen karya, di ruang

pamer perusahaan, bengkel kerja perajin, dan koleksi perajin

sebagai data primer. Adapun sumber selain itu diperoleh dari

penjelasan para pemerhati dan budayawan setempat.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses yang dilakukan untuk

mengorganisasikan data.25 Semua data tentang kontinuitas dan

perubahan bentuk motif, dan fungsi batik Pacitan, terdiri dari

catatan lapangan, foto, artikel, hasil wawancara, dan lain-lain.

Model analisis data dalam penelitian yang digunakan adalah

analisis data interaktif dari Miles dan Huberman. Model ini

25Lexy J. Moleong, (2004), 247.

Page 22: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

22

didasari oleh tiga langkah alur kegiatan yaitu: reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.26

a. Reduksi Data

Reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan dan informasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

dilakukan sejak pengumpulan data yang tersedia dari berbagai

sumber yaitu wawancara, pengamatan yang dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, laporan, tulisan media massa,

dan foto dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya dengan

maksud menyisihkan data / informasi yang tidak relevan. Reduksi

data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkam,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi atau

disimpulkan.

b. Penyajian Data

Penyajian data dapat berupa pendeskripsian sekumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data

26Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data

Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), 16.

Page 23: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

23

kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian juga

dapat berbentuk gambar, tabel, dan bagan. Semuanya dirancang

guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang

terpadu dan mudah dipahami.

Untuk menganalisis data serta membuat kesimpulan

kebentukan (formal) diambil beberapa contoh karya seni kerajinan

batik dan beberapa orang yang bisa dianggap mewakili para

perajin batik di Desa Cokrokembang dan Desa Wiyoro, Kecamatan

Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Pengambilan contoh tersebut

berdasarkan kriteria yang paling banyak diproduksi dan paling

banyak diminati konsumen di pasaran. Untuk perwakilan perajin

dipilih yang konsisten dalam bidang usaha seni kerajinan batik,

dan produktivitas perajin dalam berkarya batik.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian. Makna maupun

kebenaran kesimpulan disepakati oleh subjek dimana penelitian

itu dilakukan. Makna yang dirumuskan diuji kebenarannya,

kecocokannya, dan kekokohannya. Makna yang dirumuskan

menggunakan pendekatan etik dan emik, yaitu dari kacamata key

informan / informan / subjek penelitian, dan bukan penafsiran

makna menurut pandangan peneliti. Sebab suatu makna tidak

terlepas dari konteks dari hal yang dimaknai.

Page 24: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

24

H. Sistematika Penulisan

Guna mempermudah dalam menyusun data hasil penelitian,

maka digunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab,

antara lain dijabarkan secara sistematis sebagai berikut.

Bab I merupakan pengantar yang berkenaan dengan tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II berisi penjelasan tentang, (A) Kondisi geografis; (B)

Kondisi demografis; (C) Sosial budaya masyarakat Pacitan; (D)

Sejarah seni kerajinan batik Pacitan.

Bab III memberikan penjelasan berbagai lembaga yang

berhubungan dengan aktivitas kreatif pembuatan seni kerajinan

batik Pacitan yang terdiri dari, (A) Perajin batik, yang terbagi

menjadi parajin ahli, perajin buruh dan perajin pengusaha; (B)

Sponsor, yang terdiri dari lembaga pemerintah dan lembaga

swasta; (C) Pasar, yang meliputi pasar lokal, nasional, dan

internasional.

Bab IV menjelaskan produk seni kerajinan batik Pacitan, (A)

Proses produksi seni kerajinan batik Pacitan; (B) Berbagai unsur

dan komposisi motif batik Pacitan; (C) Seni kerajinan batik Pacitan

sebelum tahun 2009; (D) Seni kerajinan batik Pacitan antara

Page 25: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77365/potongan/S2-2015... · Bagaimana dampak perubahan, bentuk, fungsi, dan produk seni kerajinan batik Pacitan

25

tahun 2009-2013; (E) Jenis dan fungsi produk seni kerajinan batik

Pacitan.

Bab V mengkaji dampak kegiatan pembuatan seni kerajinan

batik Pacitan yang terkait pada aspek kontinuitas dan perubahan

bentuk motif dan fungsi seni kerajinan batik Pacitan, (A) Faktor

pendorong perubahan seni kerajinan batik, yang dibagi menjadi,

(1) Faktor internal dan (2) Faktor eksternal; (B) Pembahasan

mengenai dampak kontinuitas dan perubahan seni kerajinan batik

terhadap sosial budaya masyarakat Pacitan; (C) Kontinuitas dan

perubahan bentuk, motif, fungsi, dan komponen batik Pacitan.

Bab VI berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil

penelitian yang dilakukan.