bab. i pendahuluan - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas vi sd negeri 2 kragilan mojosongo masih...

75
BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, pembelajaran menyimak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan menyimak harus dimiliki oleh setiap orang. Berkomunikasi secara lisan dengan teman, mengikuti pelajaran kuliah, diskusi, seminar, menuntut kemahiran seseorang untuk menyimak ( Henry Guntur Tarigan, 1987 : 21 ). Disadari atau tidak kegiatan berbahasa yang paling pertama dilakukan manusia adalah kegiatan menyimak. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar keterampilan menyimak merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa dan diharapkan harus dikuasai oleh siswa. Salah satu bentuk dari keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak cerita. Keterampilan menyimak cerita memiliki beberapa manfaat bagi siswa yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk karakter siswa, sportivitas siswa, memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat di dalam cerita yang diperdengarkan kepada siswa. Berdasarkan dari hasil survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwa, kualitas pembelajaran menyimak cerita dalam pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas VI dalam tes formatif ( aspek kemampuan menyimak) pada semester satu yang hanya mencapai nilai rata-rata 5,0. Sedangkan standar ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 6,0. Berdasarkan hasil tes formatif dari siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan sebelum diadakan tindakan, rendahnya kemampuan menyimak cerita disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran

Upload: ngodien

Post on 04-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

BAB. I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, pembelajaran menyimak

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penguasaan

kemampuan menyimak harus dimiliki oleh setiap orang. Berkomunikasi secara

lisan dengan teman, mengikuti pelajaran kuliah, diskusi, seminar, menuntut

kemahiran seseorang untuk menyimak ( Henry Guntur Tarigan, 1987 : 21 ).

Disadari atau tidak kegiatan berbahasa yang paling pertama dilakukan manusia

adalah kegiatan menyimak.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar keterampilan menyimak

merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang harus diajarkan

kepada siswa dan diharapkan harus dikuasai oleh siswa. Salah satu bentuk dari

keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak cerita.

Keterampilan menyimak cerita memiliki beberapa manfaat bagi siswa yaitu untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk

karakter siswa, sportivitas siswa, memberikan sentuhan manusiawi, dan

mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat

dan tersurat di dalam cerita yang diperdengarkan kepada siswa.

Berdasarkan dari hasil survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwa,

kualitas pembelajaran menyimak cerita dalam pelajaran bahasa Indonesia pada

siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal

tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas VI dalam tes formatif ( aspek

kemampuan menyimak) pada semester satu yang hanya mencapai nilai rata-rata

5,0. Sedangkan standar ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia adalah 6,0.

Berdasarkan hasil tes formatif dari siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan

sebelum diadakan tindakan, rendahnya kemampuan menyimak cerita disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu : (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran

Page 2: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

menyimak cerita.. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran

menyimak merupakan materi yang tidak menyenangkan. Menurut mereka, cara

guru mengajar dalam pembelajaran menyimak cerita kurang menarik, monoton

dan cenderung membosankan. Karena guru hanya membacakan naskah cerita dari

buku teks Bahasa Indonesia. (2) guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan

minat siswa dalam pembelajaran menyimak cerita. Guru mengeluhkan konsentrasi

sebagian besar siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung tidak

berfokus untuk menyimak cerita yang dibacakan guru. Pada umumnya hanya

siswa yang duduk di tempat duduk deretan paling depan yang dengan seksama

menyimak cerita yang dibacakan oleh guru, sementara itu siswa yang duduk di

deretan tengah dan belakang lebih memilih melakukan aktivitas lain selain

menyimak cerita yang disampaikan guru, seperti berbicara dengan teman

sebangku atau saling melempar kertas dengan teman lain. (3) sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dan tampak takut untuk mengungkapkan pendapat dengan

bahasa yang baik dan benar ketika guru memberi pertanyaan atau meminta siswa

menceritakan kembali cerita, serta siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

yang sedang berlangsung, (4) guru mengalami kesulitan untuk menemukan

altermatif media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan kemampuan

menyimak cerita kepada siswa selain buku teks Bahasa Indonesia

yang biasa digunakannya.

Berpijak pada hal tersebut, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi

permasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI di SD

Negeri 2 Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali . Upaya yang

dilakukan adalah dengan menerapkan media audio dalam pembelajaran menyimak

cerita. Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan

dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada peserta

didik, sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar.

Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak cerita diharapkan

membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta memotivasi untuk belajar.

Page 3: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Media audio ini juga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami

materi dan informasi yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dianggap perlu penelitian ini

menggunakan media audio sebagai sarana atau media untuk meningkatkan

kemampuan menyimak cerita. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji

tentang “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Menggunakan Media

Audio” pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Kecamatan Mojosongo

Kabupaten Boyolali Tahun 2009.

B. Identifikasi Masalah

Pokok permasalahan dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah faktor-

faktor yang menyertai proses belajar-mengajar. Adapun permasalahan yang

diidentifikasi berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang berminat pada pembelajaran menyimak cerita karena guru hanya

membaca teks cerita yang ada dalam buku Bahasa Indonesia.

2. Siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali cerita yang telah

disimak.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan

yang dikaji terarah, maka perlu adanya pembatasan-pembatasan sebagai berikut:

1. Masalah pembelajaran menyimak cerita dibatasi pada penggunaan media

audio.

2. Masalah mengungkapkan kembali cerita yang telah disimak dibatasi pada

kemampuan penguasaan materi cerita.

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 4: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

1. Apakah penggunaan media audio dapat meningkatkan proses

pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan

Mojosongo?

2. Apakah penggunaan media audio dapat meningkatkan hasil pembelajaran

menyimak cerita pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan proses pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo dengan penggunaan media audio.

2. Meningkatkan hasil pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo dengan penggunaan media audio.

f. Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoretis

Menambah khasanah ilmu, khususnya dalam pembelajaran menyimak cerita.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Dengan penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak cerita,

dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa.

2) Dengan penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak cerita,

akan memudahkan siswa dalam menangkap pesan moral dari cerita yang

disampaikan oleh guru.

3) Meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita.

b. Bagi Guru

1) Mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dengan memanfaatkan

media audio dalam proses pembelajaran menyimak cerita.

2) Guru dapat mengorganisasikan materi cerita untuk pembelajaran

menyimak dengan baik.

Page 5: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

3) Sebagai sarana bagi guru untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa

dalam pembelajaran menyimak cerita.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak cerita, baik proses

maupun hasil.

2) Memberi kontribusi bagi sekolah dalam pengembangan kurikulum

berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum

KTSP.

d. Bagi Peneliti berikutnya

1) Mengembangkan wawasan pembelajaran menyimak cerita dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih menyenangkan.

2) Memperoleh fakta peningkatan kemampuan menyimak cerita dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio.

3) Memperkaya khasanah keilmuan di bidang keterampilan menyimak cerita.

4) Sebagai acuan dalam penelitian lanjutan mengenai kemampuan menyimak

cerita dengan media audio.

Page 6: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Menyimak

a. Hakikat Kemampuan

Menurut kamus besar Poerwadarminta kemampuan berarti menguasai,

menurut kamus bergambar Nurkasanah dan Didik Tuminto (2007:423)

kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan berdasarkan

pengertian, pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah

kesanggupan atau kekuatan untuk menguasai sesuatu.

b. Pengertian Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambamg-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan ( Henry Guntur Tarigan, 1987:28). Hal tersebut senada dengan yang

diungkapkan. St.Y. Slamet ( 2009 : 6 ) mengungkapkan bahwa menyimak adalah

suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi,

menginterpretasi bunyi bahasa, kemudian menilai hasil interpretasi makna dan

menanggapi pesan yang tersirat di dalam wahana bahasa tersebut. Dengan

pengertian lain, menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang

disampaikan melalui bahasa lisan. Dendy Sugono ( 2006 : 144 ) menyatakan

bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan

dengan penuh perhatian, pemahaman, dan penafsiran untuk memperoleh

informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak

Page 7: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

disampaikan oleh si pembicara. Menyimak adalah keterampilan lanjut dari

mendengar yang sangat membutuhkan pelatihan dan kebiasaan terus-menerus.

Menyimak memiliki hubungan erat dengan keterampilan berbahasa lainya

seperti keterampilan berbicara, membaca, dan menulis ( Henry Guntur Tarigan,

1987 : 2 ). Henry Guntur Tarigan ( 1987 : 3 ) mengatakan bahwa menyimak dan

berbicara memiliki hubungan yang erat karena ujaran lainya dipelajari melalui

menyimak dan meniru ( imitasi ). Selain itu, bunyi suatu suara merupakan suatu

faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata seorang anak .

Sementara itu, menyimak dan membaca memiliki hubungan yang erat karena

keduanya merupakan alat untuk menerima pesan dalam komunikasi ( Dendy

Sugono, 2006 : 144 ).Ditambahkan pula, menyimak berhubungan dengan

komunikasi lisan, sedangkan membaca berkaitan dengan komunikasi tulis. Tujuan

dari keterampilan tersebut yaitu untuk memperoleh informasi, menangkap isi dan

memahami makna komunikasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,

menyimak merupakan suatu keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian

untuk memahami pesan dalam komunikasi lisan baik berupa pesan tersirat

maupun tersurat yang disampaikan pembicara. Selain itu, bunyi bahasa dalam

kegiatan menyimak dapat membantu meningkatkan penguasaan kosakata

seseorang.

c. Jenis-jenis Menyimak

Djago Tarigan ( 1996 : 25 ) berpendapat bahwa berdasarkan taraf hasil

simakan dikenal sembilan jenis menyimak, yaitu :

1) Menyimak tanpa mereaksi: penyimak mendengar sesuatu berupa suara atau

terikan, namun yang bersangkutan tidak memberikan reaksi apa-apa. Suara

masuk ketelinga kiri-keluar dari telinga kanan.

2) Menyimak terputus-putus: penyimak sebentar menyimak sebentar tidak

menyimak, kemudian meneruskan menyimak lagi dan seterusnya. Pikiran

penyimak bercabang, tidak terpusat kepada bahan simakan.

Page 8: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

3) Menyimak terpusat: pikiran penyimak terpusat pada sesuatu, misalnya pada

aba-aba, untuk mengetahui bila saatnya mengerjakan sesuatu.

4) Menyimak pasif : menyimak pasif hamper sama dengan menyimak tanpa

mereaksi. Dalam menyimak pasif sudah ada reaksi walau sedikit.

5) Menyimak dangkal : penyimak hanya menangkap sebagian isi simakan.

Bagian-bagian yang penting tidak disimak, mungkin karena sudah tahu,

menyetujui atau menerima.

6) Menyimak untuk membandingkan : penyimak menyimak sesuatu pesan,

kemudian membandingkan isi pesan itu dengan pengalaman dan pengetahuan

penyimak yang relevan.

7) Menyimak organisasi materi : penyimak berusaha mengetahui organisasi

materi yang disampaikan pembaca, ide pokoknya beserta detail penunjangnya.

8) Menyimak kritis : penyimak menganalisis secara kritis terhadap materi yang

disampaikan pembicara. Bila diperlukan, penyimal minta data atau keterangan

terhadap pernyataan yang disampaikan pembicara.

9) Menyimak kreatif dan apresiatif : penyimak memberikan response mental dan

fisik yang asli terhadap bahan simakan yang diterima.

Sementara itu, komisi kurikulum pengajaran bahasa Inggris di Amirika

Serikat melandaskan klasifikasi menyimak pada taraf hasil simakan dan

keterampilan khusus yang diperlukan dalam menyimak ada empat jenis

menyimak, yaitu :

1) Menyimak marginal : Menyimak marginal atau sekelumit, biasa juga disebut

menyimak pasif. Orang yang sedang belajar sambil mendengarkan siaran

radio adalah contoh menyimak marginal. Perhatian menyimak terhadap siaran

radio hanya sambilan, sedikit, atau kecil.

2) Menyimak apresiatif : Penyimak larut dalam bahan yang disimaknya. Ia

terpaku dan terpukau dalam menikmati dramatisasi cerita atau puisi, dalam

menyimak pemecahan masalah yang disajikan secara orisinil oleh pembicara.

Secara imajinatif penyimak seolah-olah ikut mengalami, merasakan,

melakukan karakter pelaku cerita yang dilisankan.

Page 9: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

3) Menyimak atentif : Penyimak dalam menyimak atentif dituntut memahami

secara tepat isi bahan simakan. Misalnya menyimak isi petunjuk,

pengumuman, dan perkenalan. Salah satu karakteristik jenis menyimak ini

ialah penyimak tidak berpartisipasi secara langsung seperti dalam percakapan,

diskusi, tanya jawab, dan sejenisnya.

4) Menyimak analisis : Penyimak mempertimbangkan , menelaah, mengkaji isi

bahan simakan yang diterimanya. Bila diperlukan, isi simakan dibansingkan

dan dipertentangkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Jenis

menyimak ini perlu dikuasai oleh siswa atau mahasiswa agar mereka dapat

menilai secara kritis apa yang mereka simak.

Menyimak adalah suatu proses. Adapun tahap-tahap dalam keterampilan

menyimak menurut Djago Tarigan (1996 : 15) antara lain :

1) Tahap mendengar: penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang

sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi

bahasa itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat.

2) Tahap mengidentifikasi: bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi,

dikenali dan dikelompokan menjadi suku kata, kata, kelompok kata, kalimat

paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian bunyi bahasa akan semakin

sempurna apabika penyimak memilik kemampuan linguistik.

3) Tahap Menginterpretasi: bunyi bahasa itu perlu diinterpretasikan maknaknya.

Perlu diupayakan agar interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna

yang dimaksudkan oleh pembicara.

4) Tahap memahami: setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka

penyimak dituntut untuk memahami atau menghayati makna itu. Hal ini

sangat perlu buat langkah berikutnya, yakni penilaian.

5) Tahap menilai: makna pesan yang sudah dipahami kemudian ditelaah, dikaji,

dipertimbangkan, dikaitkan dengan pengalaman, dan pengetahuan penyimak.

Kualitas hasil penilaian sangat tergantung kepada kualitas pengalaman dan

pengetahuan penyimak.

Page 10: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

6) Tahap menanggapi: tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi

makna pesan yang telah selesai dinilai. Tanggapan atau reaksi penyimak

terhadap pesan yang diterimanya dapat berujud berbagai bentuk seperti

menganggup-angguk tanda setuju, menggeleng tanda tak setuju, mencibir atau

mengerjakan sesuatu.

Setelah memahami serangkaian pengertian dan proses menyimak, secara

umum tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi,

serta memahami makna, komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara

melalui ujaran. Selain tujuan umum di atas, Henry Guntur Tarigan ( 1987 : 57 )

mengemukakan tujuan menyimak adalah: (a) menyimak untuk meyakinkan,; (b)

menyimak untuk belajar; (c) menyimak untuk menikmati; (d) menyimak untuk

mengapresiasi; (e) memnyimak untuk membedakan bunyi, dan memperbaiki

kemampuan berbicara.

d. Pengertian Pembelajaran Menyimak

Gino, Suwarni, Suripto H.S, Maryanto, dan Sutijan ( 1998:30)

mengungkapkan bahwa istilah pembelajaran sama dengan “instruction” atau

pengajaran, yang berarti: cara, perbuatan atau mengajarkan. Pengajaran berarti

perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan mengajar ( oleh guru ). Selanjutnya,

pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk memberi stimulus

kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang digunakan, atau

biasa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan

factor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.

Para ahli psikologi kognitif menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan

suatu usaha untuk mengaktifkan indera siswa agar siswa memperoleh

pemahaman. Cara untuk mengaktifkan indera siswa dapat dilakukan dengan cara

menggunakan alat bantu belajar atau media belajar seperti media cetak atau media

elektronik sesuai dengan kebutuhan.

Page 11: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu usaha untuk memberikan suatu stimulus yang

menggunakan media sehingga menimbulkan suatu respon dari anak.

Swandono dan Purwadi ( 1996:91 ) berpendapat bahwa peningkatan

kemampuan menyimak siswa erat sekali hubunganya dengan hal-hal berikut: (1)

pengalaman-pengalaman audio; (2) beberapa kegiatan baik yang dilakukan oleh

guru, maupun oleh siswa; (3) sikap guru atau pengajar; (4) kualifikasi dari

pengajar. Pendapat tersebut mengidentifikasikan bahwa peningkatan daya

menyimak dapat dapat dicapai apabila terdapat interaksi positif dan aktif antara

guru sebagai pemberi materi dan siswa sebagai pembelajar. Di samping itu,

peningkatan menyimak juga sangat erat kaitanya dengan pengalaman-pengalaman

audio yang dapat diwujudkan melalui media-media dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran Bercerita di SD

a. Pengertian Cerita

Abdul Azis Abdul Majid ( 2001: 8, http://ellafaridatizen.wordpress.com)

mengungkapkan bahwa cerita merupakan salah satu bentuk dari seni sastra yang

bisa dibaca atau didengar. Sebagai salah satu bentuk kesenian, maka cerita

memiliki keindahan dan dapat dinikmati. Pada umumnya cerita bisa menimbulkan

kesenangan baik pada anak-anak maupun orang dewasa

Muh.Nur Mustakim ( 2005: 12 ) menyatakan bahwa cerita adalah cerita

fantasi / hayalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (folklore), cerita benar-

benar terjadi seperti dalam sejarah (history), cerita ini dalam imajinasi

penulis/pengarang (fiction).

Dalam kamus bahasa Indonesia, cerita diartikan sebagai: (1) sebuah tutur

yang melukiskan suatu proses terjadinya suatu peristiwa secara panjang lebar. (2)

karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadian atau peristiwa. (3) Suatu

lakon yang diwujudkan dalam pertunjukan seperti drama, sandiwara, film dan

sebagainya. Berdasarkan pada kamus bahasa Indonesia di atas, maka dapat

dimengerti bahwa cerita ini merupakan tutur atau tuturan, yaitu uraian atau

Page 12: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

gambaran atau deskripsi dari suatu peristiwa atau kejadian

(http://ellafaridatizen.wordpress.com)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita adalah suatu seni

sastra yang berupa tuturan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan masyarakat

yang bersifat hayalan dan memiliki nilai keindahan.

b. Hakikat cerita anak

Menurut Muh Nur Mustakim (2005: 13) hakikat cerita anak adalah

karangan imajinasi tentang kehidupan anak yang ditulis oleh anak-anak atau orang

dewasa. Dalam cerita anak-anak terdapat cerminan perasaan dan pengalaman

anak-anak. Cerminan perasaan digambarkan bagaimana dunia batin anak

menghadapi perasaan suka dan tidak suka, perasaan benci dan kagum, perasaan

toleransi dan kemandirian terhadap berbagai masalah yang dihadapi dalam

kehidupan anak. Cerminan pengalaman digambarkan bagaimana wawasan dan

perilaku anak, dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

c. Karakteristik Cerita Anak

Cullinan (dalam Muh Nur Mustakim, 2005: 20) menyatakan bahwa dalam

cerita realis penulis cerita memperhatikan unsur-unsur cerita seperti:

1) Seting: seting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara nyata yang

dapat dipercaya kebenaranya.

2) Point of view: pengisahan cerita ini dilakukan oleh pengarang dengan

menempatkan dirinya sebagai tokoh sentral yang bercerita tentang dirinya,

pengalaman pribadinya.

3) Tokoh cerita: disebut juga pelaku cerita. Dalam cerita anak-anak biasanya

pelaku cerita itu adalah anak-anak dalam suatu keluarga yang mengalami

berbagai kesulitan, kebahagiaan , dan kesedihan dalam hidupnya.

4) Plot : mengenai plot atau alur cerita anak-anak sangat sederhana. Plot yang

biasa digunakan pengarang cerita mengutamakan plot maju, artinya tahap-

tahap cerita itu dimulai dari perkenalan tokoh-tokoh cerita, masa menghadapi

Page 13: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

insiden atau menghadapi masalah, klimaks, antiklimaks kemudian

penyelesaian cerita.

5) Tema: adapun tema-tema yang biasa digunakan oleh pengarang cerita

umumnya tema pelaku terhadap agama atau terhadap kedua orang tua. Juga

tema kepahlawan, kisah petualangan serta kasih sayang sesama keluarga atau

sesama teman merupakan tema yang disukai oleh anak-anak, tema-tema cerita

anak ini ditulis pengarang dengan harapan dapat memberikan pelajaran kepada

anak tentang hal yang baik dan hal yang jelek, juga merupakan amanat

disampaikan oleh pengarang untuk pembaca umumnya dan anak-anak

khususnya.

6) Bahasa: hal lain yang menopang keberhasilan cerita anak-anak ini disukai,

karena penggunaan bahasa yang sederhana dan komunikatif serta ilustrasi

gambar-gambar yang menarik dari cerita itu. Biasanya bahasa cerita

menggunakan kalimat-kalimat yang pendek dan sederhana, serta pilihan kosa

kata yang sering digunakan anak-anak di lingkungan keluarga, sekolah, atau

lingkungan bermain.

d.Jenis-jenis Cerita Anak

Muh Nur Mustakim (2005: 32) mengelompokkan jenis cerita berdasarkan

bentuk dan isi cerita dapat dibagi atas:

1) Buku cerita bergambar: buku yang memuat suatu cerita melalui gabungan

antara ateks dan ilustrasi.

2). Cerita rakyat: cerita rakyat disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dari

generasi ke generasi lainnya. Cerita rakyat tidak diketahui nama pengarangnya

(anonim).

3) Cerita biografi: menceritakan riwayat kehidupan seseorang yang berjasa dalam

berbagai bidang kehidupan. Cerita biografi ini menceritakan kehidupan para

pelaku di bidang perjuangan menegakan keadilan mengusir penjajahan .

4) Cerita fiksi sejarah: cerita fiksi sejarah dikelompokan sebagai suatu cerita

peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan sejarah perkembangan suatu

Page 14: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

bangsa atau suatu Negara. Latar ceritanya terjadi pada suatu tempat dan waktu

di masa lampau.

5) Cerita fiksi realistik: cerita kehidupan manusia berlangsung terus untuk

dijadikan bahan cerita oleh penulis-penulis cerita. Penulis cerita tanggap

terhadap masalah kehidupan kemudian dituangkan dalam cerita nyata atau

cerita fiksi realistik.

3. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara umum, media merupakan kata jamak dari “medium”yang berarti

perantara atau pengantar (Wina sanjaya,2007: 161). Mc Luhan (dalam Basuki

Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 11) memberi batasan media dengan sangat luas

sehingga mencakup semua alat komunikasi dari seseorang ke orang lain yang

tidak ada di hadapanya.

Sudarwan Danim (1995: 7) menyatakan, media dalam dunia pendidikan

merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau

pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.

Heinich, Molenda, dan Russsell (dalam Badru Zaman, Asep Hery

Hernawan, dan Cucu Eliyawati, 2005: 4.4) menyatakan bahwa media merupakan

saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara

sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Ruminiati ( 2007: 2.11) mengungkapkan bahwa media merupakan wahana

penyuluhan informasi belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru

kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang

dilakukan. Asra dkk (2007: 5.5) media pembelajaran memberikan penekanan pada

posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk

mengkondisikan seseorang untuk belajar.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media haruslah

memenuhi kriteria mengkomunikasikan bahan ajar kepada siswa melalui indera

Page 15: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

yang dimiliki secara efektif. Media dapat berupa bahan maupun peristiwa.

Penggunaan media dalam pembelajaran diharapkan dapat digunakan sebagai

stimulus bagi perkembangan kreatfitas siswa dalam belajar.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Rudy Brets (dalam Asra, 2007: 5-7) mengungkapkan bahwa ada 7 (tujuh)

klasifikasi media, yaitu:

1) Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi,

televisi, dan animasi.

2) Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound

slide.

3) Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.

4) Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, mikrophon, slide bisu.

6) Media audio, seperti: radio, telphon, dan pita audio.

7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Asra, Deni Darmawan, Cepi Riana (2007: 5-8) menyatakan bahwa media

terdiri atas:

1) Media visual: yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok

visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, bukter, torso, film

bisu, model tiga dimensi seperti diorama dan mokeup.

2) Media audio: adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti: kaset

audio, radio, MP3 player, iPod.

3) Media audio Visual: yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar,

seperti: film bersuara, video, televisi, sound slide.

4) Multimedia: adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap,

seperti: suara, animasi, video, grafis dan film.

5) Media realita: yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik

digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan,

Page 16: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

batuan, binatang, insektarium, herbarium, air, sawah, dan sebagainya.

Misalnya bahasa tumbuhan atau hewan.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Secara lebih khusus, Kemp dan Daiton (dalam Hairuddin dkk, 2007:7-4)

mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

1) Penyampaian materi dapat diseragamkan. Dengan bantuan media, penafsiran

yang beragam dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa

secara seragam, mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Dengan media materi

sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa, merangsang siswa

bereaksi baik secara fisik maupun emosional, media dapat membantu guru

untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan

tidak membosankan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Jika dipilih dan dirancang secara

baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah

secara aktif selama proses pembelajaran

4) Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien. Dengan media, tujuan belajar akan

lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal

mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara

berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa

akan lebih mudah memahami pelajaran.

5) Kualitas hasil belajar siswa meningkat. Penggunaan media bukan hanya

membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa

menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Jika hanya dengan

mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang

memahami pelajaran secar baik.

6) Proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media

memungkinkan pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa

Page 17: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

dapat melakukan kegitan belajar lebih leluasa, kapanpun dan di manapun,

tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.

7) Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar. Dengan media,

proses pembelajaran lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk

mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu

pengetahuan.

8) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif. Dengan

memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-

satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan

seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media.

Selain itu, Kaufman (dalam Depdiknas, 2007: 7-6) berpendapat bahwa

media pembelajaran, khususnya media visual memiliki empat fungsi:

1) Fungsi atensi: dapat menarik atau, mengarahkan perhatian siswa agar

berkonsentrasi pada isi pembelajaran yang terkandung dalam media visual

tersebut.

2) Fungsi afektif: yaitu dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang atau

kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran.

3) Fungsi kognitif: yaitu dapat mempermudah siswa dalam memahami pesan atau

informasi yang disampaikan dalam pembelajaran.

4) Fungsi kompensatoris: yaitu dapat mengakomodasi siswa yang lemah dalam

menerima isi pembelajaran.

Agar sesuai dengan fungsi media pembelajaran, di dalam pemilihan media

pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ( Wina sanjaya, 2007:

171), antara lain:

1) Media yang digunakan oleh guru hendaknya sesuai dan diarahkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Media pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan

harus efisien.

Page 18: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

4) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru untuk

mengoperasikanya.

4. Hakikat Media Audio

a. Pengertian Media Audio.

Badru Zaman, Asep Hery Hernawan, dan Cucu Eliyawati (2007: 4.19)

mengungkapkan bahwa media audio adalah media yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapt merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio

adalah program kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam

kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang

berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.

Suhartono (2005: 155), menyatakan media audio merupakan suatu media

untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan melalui indera

pendengaran. Agar media audio benar-benar dapat membawakan pesan yang

mudah diterima oleh pendengar, harus digunakan bahasa audio. Secara sederhana

bahasa audio adalah bahasa yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi dan

musik yang mengandung nilai abstrak.

Knowledge could be transmilled from radio, film or TV directlyto the

student’s mind (Grace, 2009 in http://jmle.org index. Php /JMLE/article/viewFile/

21/17).

Grace Dubois, 2009 dalam (http://jmle.org index.php/ JMLE/article/ view

File/21/17) Ilmu Pengetahuan dapat ditransfer dari radio, film atau televisi

kedalam pikiran murid.

Media literacy education requires conceptualization of literacy that builds

skills for learners of all ages and requires integrated interactive, and repeated

practice (http://jmle.org/index.php/JMLE)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media audio adalah suatu

media untuk memberikan suatu pesan kepada penerima melalui suara yang hanya

dapat didengar lewat indera pendengaran.

Page 19: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

b. Jenis-jenis Media Audio

Jenis media audio yang dapat dipergunakan di dalam kelas adalah berbagai

alat rekaman seperti: tape recorder, video caset, dan piringan hitam, Suhartono

( 2005: 155).

Basuki Wibawa (2001: 15), menyatakan bahwa ada beberapa jenis media

yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain:

1) Radio

a) Fungsi siaran radio: Pada dasarnya siaran radio dalam program belajar

mengajar berfungsi untuk :

(1) meningkatkan kemampuan komunikasi radio.

(2) membuat suasana belajar menjadi lebih hidup, dan

(3) meningkatkan kemampuan apresiasi dan imajinasi terhadap kejadian atau

peristiwa yang sedang disiarkan.

b) Kelebihan media radio

(1) program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat dipergunakan berulang

kali dengan konsisten.

(2) daya jangkauanya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil.

(3) harganya terjangkau.

(4) program dapat diedit sesuai yang dikehendaki.

(5) dapat menyajikan laporan-laporan seketika.

(6) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

(7) dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai teknik dan efek

suara, cocok untuk mengajarkan musik, sejarah, drama dan bahasa.

(8) dapat menyiarkan kejadian khusus, actual dan peristiwa histories.

c) Keterbatasan media radio

(1) penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah sulit.

(2) sifat komunikasinya satu arah.

Page 20: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

(3) hanya menggunakan medium audio saja.

(4) sulit dikontrol, artinya pendengar tak dapat menghentikanya siaran

sebentar untuk berdiskusi atau minta untuk mengulas bagian yang kurang

jelas.

2) Tape recorder dan pita audio

a) Media ini memiliki fungsi untuk:

(1) meningkatkan komunikasi audio

(2) membuat suasana belajar lebih mantap dan komunikatif, serta

(3) mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-

hal yang sedang disajikan.

b) kelebihan tape recorder dan pita audio

(1) lebih mudah dikontrol oleh guru, yaitu dapat diulang-ulang bila ada bagian

tertentu yang terasa belum dipahami.

(2) cocok untuk pengajaran bahasa, musik, dan sebagainya.

(3) tidak terikat jadwal, dan waktu penyiaran sebagaimana halnya pada media

radio.

(4) pemilihan dan penggunaan pita rekaman (pita audio) dapat disesuaikan

dengan kebutuhan.

(5) dapat digunakan untuk remidiasi.

(6) praktis, karena mudah dibawa-bawa dan dapat digunakan untuk merekam,

menampilkan, dan bahkan untuk menghapus rekaman.

(c) Keterbatasan media tape recorder dan pita audio:

(1) daya jangkauanya agak terbatas.

(2) rekaman kadang-kadang mudah terhapus.

(3) biaya pengadaanya lebih mahal.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian Agustining tahun 1999 yang bejudul “Peningkatan Kemampuan

Menyimak dengan Menggunakan Pembanding Teks Berbahasa Jawa dan Teks

Page 21: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Berbahasa Indonesia pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Purwokerto

(Penelitian Tindakan Kelas)”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada

peningkatan kemampuan menyimak dengan pembelajaran yang menggunakan

teks pembanding dari pada tanpa teks pembanding.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan tahun 2001 tentang Peningkatan

Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media Audio pada Siswa

Kelas II SLTP 2 Kaliwungu Kudus. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

penggunaan audio dapat meningkatkan daya simak siswa. Penelitian tersebut

memberi masukan bagi penelitian ini, yaitu pemanfaatan media audio untuk

pembelajaran keterampilan menyimak cerita.

3. Penelitian Yosi Kusumawati pada tahun 2006 yang berjudul “Kontribusi

Media Vidio terhadap Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita pada Siswa

Tunagrahita Ringan ( Studi Eksperimen Single Subject Research pada siswa

D5 di SLB-C Sumbersari Bandung)”. Selama 6 kali latihan menunjukan

bahwa terjadi kenaikan perilaku siswa berupa kemampuan menyimak cerita

dengan menggunakan media video dengan stabilitas perkembangan 33%,

dapat dilihat dari fase baseline-1 sebesar 0% menjadi 33% pada fase

treatment. Hasil pembelajaran menunjukan bahwa stabilitas perkembangan

kemampuan menyimak cerita meningkat. Hal tersebut berarti bahwa media

video membantu peningkatan kemampuan menyimak siswa secara signifikan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Parjinah tahun 2003, tentang ‘Peningkatan

Keterampilan Menyimak dengan menggunakan Wacana Close pada Siswa

Kelas VII SLTP Negeri 1 Sukorejo Kabupaten Banyumas Tahun 2002/2003.

Hasilnya menunjukan ada peningkatan kemampuan menyimak dengan

menggunakan wacana close. Selain itu, perilaku siswa juga mengalami

peningkatan yaitu siswa lebih aktif dan sikap siswa menjadi lebih baik.

Berbagai penelitian telah dilakukan dalam bidang menyimak dan hasilnya

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak setelah

diterapkan pembelajaran dengan berbagai metode dan teknik. Namun, penelitian

terhadap keterampilan menyimak masih menarik untuk dilakukan. Penelitian ini

Page 22: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

mengambil objek kajian pembelajaran menyimak, khususnya menyimak cerita

dengan media audio. Hal tersebut menjadi salah satu unsur yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pembelajaran menyimak cerita

merupakan salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa di bidang sastra.

Siswa diharapkan memiliki kompetensi dalam bidang sastra, khususnya

kompetensi menyimak cerita. Penelitian ini menjadi salah satu indikator

keterpaduan dan keseimbangan pembelajaran berbahasa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwa

pembelajaran menyimak cerita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas VI dalam tes kemampuan menyimak pada

tes formatif semester I yang hanya mencapai nilai 5,0 (standar ketuntasan belajar

minimal untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 6,0).

Rendahnya kemampuan menyimak cerita siswa disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu: (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran menyimak cerita. Sebagian

besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran menyimak merupakan materi yang

tidak menyenangkan; (2) guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan minat

siswa dalam pembelajaran menyimak cerita. Guru mengeluhkan bahwa

konsentrasi sebagian besar siswa saat proses pembelajaran sedang berlangsung

tidak terfokus untuk menyimak cerita yang dibacakan guru; (3) sebagian besar

siswa mengalami kesulitan dan tampak takut untuk mengungkapkan pendapat

dengan bahasa yang baik dan benar ketika guru memberi pertanyaan atau meminta

siswa menceritakan kembali cerit yang telah mereka sismak, serta siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung; (4) guru mengalami

kesulitan untuk menemukan alternatif media pembelajaran yang tepat untuk

mengajarkan keterampilan menyimak cerita.

Pembelajaran menyimak cerita bermanfaat bagi siswa (khususnya siswa

SD) untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik, membentuk

Page 23: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

karakter siswa, sportivitas siswa, memberikan sentuhan manusiawi, dan

,mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat

dan tersurat di dalam cerita yang diperdengarkan kepada siswa. Maka dibutuhkan

solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Upaya yang dilakukan adalah

dengan menerapkan media audio dalam pembelajaran menyimak cerita. Hal

tersebut senada dengan pendapat Henry Guntur Tarigan (1987: 3) bahwa

berbicara dengan bantuan alat peraga (visual aids) akan menghasilkan

penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak, sehingga amanat

atau nilai didik yang terdapat di dalam cerita dapat dengan mudah dipahami oleh

siswa

Pada akhirnya, dengan menerapkan media audio di dalam proses

pembelajaran menyimak cerita, konsentrasi siswa menjadi lebih terfokus terhadap

proses pembelajaran, motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran menyimak

cerita dapat lebih ditingkatkan, mendorong peningkatan proses pembelajaran

menyimak cerita, serta hasil pembelajaran menyimak cerita semakin meningkat.

Kerangka berpikir dapat divisualkan pada gambar 1.

Page 24: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Kondisi awal

Siswa sulit Guru sulit Kurangnya

mengungkapkan mengelola alternatif

pendapat kelas media

Kemampuan

menyimak cerita

siswa rendah

Tindakan

Siswa sampu Guru mampu Menggunakan

mengungkapkan mengelola kelas media audio

pendapat

Kondisi akhir

Proses dan hasil

kemampuan menyimak cerita

siswa meningkat

Page 25: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dalam kerangka pemikiran,

akan perlu dilakukan perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan disusun

sebagai berikut: Jika menggunakan media audio dalam pembelajaran menyimak

cerita maka kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas VI SD Negeri 2

Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun 2009/2010 akan

meningkat.

Page 26: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Kragilan yang beralamat di Desa

Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dipimpin oleh

Hj. Endang Wahyuni selaku kepala sekolah, yang membawahi 9 orang guru,

sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor kepala sekolah dan 1 kantor guru.

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VI SD Negeri 2 Kragilan.

Alasan pemilihan SD Negeri 2 Kragilan sebagai lokasi adalah karena

memang di sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam pembelajaran

menyimak, khususnya menyimak cerita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Alasan yang lain sekolah tersebut belum pernah diadakan objek penelitian sejenis,

sehingga terhindar dari kemungkinan penelitia ulang.

Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas VI. Penelitian dilakukan selama

lima bulan, yaitu mulai bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2009. Adapun

rincian waktu dan jenis-jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada table 1 berikut

ini :

Tabel 1 Rincian Kegiatan dan waktu Penelitian

Bulan No Kegiatan

Juni Juli Agts Sept Okt

1 Penyusunan pengajuan

proposal - - xxx xxxxx

2 Penyiapan instrument

dan alat xxx--

3 Pelaksanaan Penelitian xx xxx- -

4 Analisis data xx xx

5 Penyusunan laporan --xxx

Page 27: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan

Mojosongo tahun ajaran 2009 / 2010. Jumlah siswa di kelas tersebut adalah 20

siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri dengan Sehani,A.Ma.Pd

sebagai pengamat. Penelitian ini mengambil objek penelitian pembelajaran

menyimak cerita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action

Research ), Kemmis & Tagrat ( dalam Budhi Setiawan, 2007: 3 ) menyatakan

bahwa Action Research adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang

dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat social dan bertujuan umemperbaiki

pekerjaan, memahami pekerjaan, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan

lebih lanjut, Kemmis & Tagrat (dalam Budhi Setiawan, 2007: 4) mengatakan PTK

merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki

prktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi

dari tindakan tersebut. Ebbut melihat proses pelaksanaan penelitian tindakan

dilakukan dalam suatu rangkaiansiklus yang berkelanjutan.

McNiff (dalam Budhi Setiawan,2007: 4) menyatakan beberapa model

action research yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis, John Elliot, dan Dave

Ebbut dari pemikiran Kurt Lewin pada tahun 1946. Model tersebut berupa

serangkaian digambarkan dalam bentuk spiral. Setiap langkah terdiri dari empat

tahap yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Visualisasi tahap-tahap

penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 2.

1. planning

4. reflecting 2. action

Page 28: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Gambar 2. Siklus Action Research (McNiff dalam Budhi Setiawan, 2007: 4).

Keterangan :

1. Planning (perencanaan): Bagaimana meningkatkan kemampuan menyimak

cerita siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia meningkat? Mungkin harus

dengan media audio.

2. Action (tindakan): menerapkan media audio dalam pembelajaran menyimak

cerita mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Observing (pengamatan): Peneliti mengamati proses penggunaan media audio

di dalam pembelajaran menyimak cerita mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Reflecting ( refleksi): Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan penggunaan

media audio yang telah dilakukan pada siklus I dan II

D. Sumber Data Penelitian

Ada dua sumber data penting yang dijadikan sebagai sarana penggalian

dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi:

1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu

kegiatan menyimak cerita yang berlangsung di dalam kelas dengan

menggunakan media audio.

2.. Dokumen yang berupa rekaman aktifitas komunikatif pembelajaran menyimak

cerita, hasil tes siswa, buku pendamping pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia, RPP yang dibuat oleh guru, silabus yang ditetapkan oleh pihak

sekolah, transkrip hasil hasil angket yang diisi oleh siswa.

E. Uji Validitas Data

Informasi atau data yang telah dikumpulkan, dijadikan data dalam

penelitian. Validitas data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan

sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang

3. observing

Page 29: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

digunakan dalam memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah dengan

trianggulasi data.

Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan data diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu (Lexi .Meleong dalam Sarwiji Suwandi, 2008: 69).

Trianggulasi data dilakukan dengan memanfaatkan jenis sumber data yang

berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk

mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang

diteliti.

1.. Observasi atau pengamatan

Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian

berlangsung. Observasi atau pengamatan dilakukan di dalam proses pembelajaran

menyimak cerita untuk mengetahui perkembangan pembelajaran menyimak yang

dilakukan oleh guru dan siswa.

Di dalam kegiatan observasi, pengamat mencatat segala kejadian selama

proses pambalajaran berlangsung. Dengan berada di tempat duduk paling

belakang, pengamat memiliki kesempatan untuk mengamati seluruh peristiwa

yang terjadi di dalam kelas dengan leluasa.

Hasil pengamatan di jadikan analisis untuk mengetahui berbagai

kelemahan proses pembelajaran dan untuk mencari solusi kelemahan tersebut.

Hasil analisis yang berupa solusi berbagai kelemahan tersebut kemudian

dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Pengamatan difokuskan pada kemampuan guru dalam melakukan

pengelolaan kelas, menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa,

menumbuhkan keaktifan siswa, serta kemampuan guru dalam memanfaatkan

media audio yang telah disediakan oleh peneliti. Sedangkan pangamatan terhadap

siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

Page 30: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita dengan media

audio, serta kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan meresitasi cerita

dengan kalimat sederhana di depan kelas.

2. Tes

Teknik pengumpul data berupa penilaian tes tertulis yang digunakan untuk

mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Di dalam

penelitian ini guru memberikan tes kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan

dalam bentuk soal isian atau essai ( soal tes dibacakan guru) dan tes unjuk kerja

yang berupa tes menceritakan kembali cerita yang telah disimak dengan kalimat

sederhana.

3. Angket

Teknik pengumpul data ini dilakukan dengan cara meminta informasi

untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang

dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari informan

yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin untuk diwawancari satu persatu.

Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VI yang berjumlah 20

orang siswa.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis diskriptif komparatif. Teknik tersebut mencakup analisis kritis terhadap

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar

yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai

tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja ( Mulyadi H. P.,2006:9). Hasil

analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana

tindakan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan guru.

Analisis kritis terhadap kemampuan menyimak cerita siswa mencakup

kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai cerita yang

disimak siswa, seperti tokoh, watak, amanat serta kemampuan siswa untuk

menceritakan kembali cerita yang telah disimak dengan kalimat sederhana.

Page 31: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Kemampuan siswa untuk menemukan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam

cerita yang disimak bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas dari siswa dapat

mengamalkan nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

H. Indikator Kinerja

Penggunaan media audio diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan. Keberhasilan dalam

pembelajaran ini ditandai dengan siswa yang mencapai KKM (nilai 6,0 ) dalam

tes formatif lebih dari 75% dari jumlah siswa kelas VI.yang berjumlah 20 orang..

Siklus penelitian tindakan kelas dapat diakhiri, apabila minimal 17 anak dalam

pembelajaran menyimak cerita dalam tes formatif memperoleh nilai 6,0 ke atas.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suhardjono (dalam

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2007: 74). Prosedur penelitian ini

mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan

tindakan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi ( reflecting).

Adapun alur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 3.

Page 32: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan

Tindakan I Tindakan I

Refkeksi I Pengamatan /

Pengumpulan data

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan

baru hasil refleksi Tindakan II Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan

data II

Apabila Permasalahan

belum Dilanjutkan kesiklus

terselesaikan berikutnya

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2007: 74)

Adapun rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai

berikut:

1. Siklus Pertama (siklus I)

a. Merencanakan tindakan , meliputi: media pembelajaran (audio), cerita

“Indahnya Persahabatan”, skenario pembelajaran, instrument tes (lembar

jawab), dan instrument non tes ( pedoman observasi), dan angket pada

siklus I.

Page 33: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam skenario

pembelajaran pada siklus I.

c. Melakukan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

pembelajaran (KBM).

d. Membuat refleksi atas tindakan pada siklus I oleh peneliti.

2. Siklus Kedua (siklus II)

Pada siklus II, tahap-tahap yang dilakukan sama seperti siklus I, akan

tetapi sebelumnya dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi pada

siklus I, sehingga kelemahan yang ada pada siklus I tidak terulang pada siklus II

dan seterusnya, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan observasi dan interpretasi

serta analisis dan refleksi pada siklus sebelumnya.

Page 34: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan)

Survei kondisi pra-tindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata

yang ada di lapangan sebelum melakukan proses penelitian. Survei ini dilakukan

dengan cara mengamati proses belajar-mengajar dan untuk mengetahui hasil

evaluasi pada materi pembelajaran menyimak cerita. Survei dilaksanakan pada

hari Rabu, 5 Agustus 2009 jam 07.00 di ruang kelas VI SD Negeri 2 Kragilan.

Hasil survei kondisi pratindakan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

1. Siswa terlihat kurang berminat dan kurang termotivasi untuk mengikuti

pelajaran menyimak cerita.

Berdasarkan kegiatan pengamatan di kelas, terungkap bahwa siswa kurang

berminat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita.

Hal tersebut terindikasi dari sikap siswa selama mengikuti pelajaran

menyimak cerita, siswa menampakan sikap tidak kosentrasi, perhatian mereka

tidak terfokus untuk menyimak cerita yang dibacakan oleh guru. Beberapa

siswa saling berbicara sendiri-sendiri, sedangkan sebagian siswa yang duduk

di tempat duduk deretan paling belakang saling melempar kertas dan alat tulis.

Sementara siswa yang duduk dideretan paling depan kepalanya ditaruh diatas

meja. Hanya sebagian kecil siswa yang mau menyimak dengan seksama cerita

yang dibacakan oleh guru.

2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa

Selama pembelajaran menyimak cerita dilaksanakan , siswa menunjukkan

sikap yang kurang berminat dan antusias. Hanya sesekali guru terlihat

memperingatkan atau menegur siswa yang perhatiannya tidak terfokus pada

proses pembelajaran. Selain itu, posisi guru ketika kegiatan menyimak cerita

berlangsung lebih banyak duduk di meja guru sambil membacakan cerita dari

buku teks Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VI tanpa mencoba melakukan

Page 35: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

pendekatan dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam kegiatan

pembelajaran.

3. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dan tampak takut untuk

mengungkapkan pendapat di depan kelas.

Selama proses pembelajaran berlangsung siswa kelihatan kurang

berpartisipasi aktif. Ketika guru mengajukan pertanyaan, meminta pendapat

dari hasil simakannya, sebagian besar siswa tampak bingung, kesulitan dan

takut untuk menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapat dengan

bahasa yang baik dan benar. Terbukti dengan hasil tes yang menunjukkan

kurang lebih 25% siswa yang memperoleh nilai diatas 6,5, dengan nilai rata-

rata 5,5. Sedangkan siswa yang mau dan mampu tampil di depan kelas untuk

menceritakan kembali cerita tersebut kurang dari 6 orang. Adapun hasil nilai

tes kemampuan menyimak cerita pada survei awal dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai Tes Kemampuan menyimak Cerita. Survei Awal

NO NAMA NILAI

1 A 5,0

2 B 5,0

3 C 4,5

4 D 5,0

5 E 5,5

6 F 5,5

7 G 7,0

8 H 5,0

9 I 7,0

10 J 7,0

11 K 5,0

12 L 7,0

13 M 5,5

Page 36: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

14 N 5,0

15 O 4,5

16 P 7,0

17 Q 4,5

18 R 5,0

19 S 5,0

20 T 5,0

NILAI RATA-RATA 5,5

Berdasarkan tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram pada

gambar 4.

0123456789

4,5 5 5,5 7

Nilai

Gambar 4 Diagram

Berdasarkan tabel diatas dapat ditunjukan bahwa dari 20 siswa, yang

mendapat nilai 4,5 adalah 3 siswa, nilai 5,0 adalah 9 siswa, nilai 5,5 adalah 3

siswa, sedangkan yang mendapat nilai 7 adalah 5 siswa. Sementara nilai rerata

hanya 5,5. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menyimak

cerita dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum mencapai

tujuan pembelajaran dan batas ketuntasan yang telah ditetapkan.

4. Media pembelajaran menyimak cerita yang digunakan oleh guru terbatas

Page 37: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Selama ini, di dalam mengajarkan materi menyimak cerita, guru hanya

membacakan naskah cerita dari buku teks Bahasa Indonesia untuk siswa kelas

VI saja, tanpa menggunakan media lain. Sehingga siswa merasa pembelajaran

menyimak cerita yang seharusnya menyenangkan menjadi kurang menarik,

membosankan, dan monoton. Guru tidak berusaha mengembangkan media

pembelajaran dan sumber belajar yang lain. Oleh karena itu perlu dicari media

alternatif lain untuk mengajarkan materi menyimak cerita.

Berdasarkan hasil survei tersebut, maka perlu dalam penelitian mengenai

pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan media audio sebagai

solusi permasalahan yang dihadapi guru.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 7 Agustus 2009 di ruang

guru.Bersama guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang

dilakukan dalam proses penelitian ini. Pelaksanaan tindakan siklus I

dilaksanakan selama 5 jam pelajaran (5 x 35 menit) mulai tanggal 12

Agustus 2009 sampai dengan tanggal 19 Agustus 2009

Tahap perencanaan tindakan I pertemuan I meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Guru merancang skenario pembelajaran menyimak cerita dengan

media audio, dengan langkah-langkag sebagai berikut:

a) Kegiatan awal:

Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pambelajaran

menyimak cerita yang akan disampaikan.

Page 38: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

b) Kegiatan inti:

(1) Guru menjelaskan mengenai materi menyimak cerita dan siswa

menyimak penjelasan guru.

(2) Guru memutar tape recorder tentang cerita dan siswa ditugasi

untuk menyimak.

(3) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai isi cerita.

(4) Guru melakukan evaluasi berupa tes tertulis dalam bentuk objektif.

(5) Guru membagi angket untuk diisi siswa dengan panduan dari guru.

c) Kegiatan akhir:

(1) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar

mengajar yang telah dilakukan.

(2) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Tahap perencanaan tindakan II pertemuan II yaitu pada hari Jumat,

14 Agustus 2009 meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan awal:

Guru mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa mengenai

pembelajaran lalu.

b) Kegiatan inti:

Guru menyuruh siswa secara bergantian tampil di depan kelas untuk

menceritakan kembali cerita yang telah disimak.

c) Kegiatan akhir:

(1) Guru mengadakan refleksi pembelajaran pada hari tersebut.

(2) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

d) Guru menyusun rencana pembelajaran (RP) untuk materi menyimak

cerita.

e) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa tape recorder.

f) Menyusun instrument penelitian, yakitu berupa tes dan non tes.

Instrumen penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran. Instrumen tes

dinilai dari hasil unjuk kerja menceritakan kembali cerita yang telah

disimak. Instrumen non-tes dinilai berdasarkan pedoman observasi

Page 39: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

yang dilakukan yaitu mengamati sikap siswa selama pembelajaran

berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2009

selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) di ruang kelas VI SD Negeri 2 Kragilan

Mojosongo. Dalam pelaksanaan tindakan I ini, guru bertindak sebagai pemimpin

jalannya kegiatan belajar mengajar dan sekaligus sebagai peneliti. Sedangkan

pengamat melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran

dan bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di tempat duduk paling

belakang. Pembelajaran ditekankan pada peningkatan minat dan motivasi belajar

siswa.

Dari kegiatan tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya proses belajar

mengajar (KBM) Bahasa Indonesia dengan urutan sebagai berikut: Kegiatan

belajar mengajar diawali dengan pendahuluan, guru menyapa siswa dan

melakukan presensi. Setelah itu, guru memberikan apersepsi dengan menggali

pengalaman siswa di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi

menyimak cerita pada hari itu yaitu “Indahnya Persahabatan”. Kemudian guru

menjelaskan mengenai materi menyimak cerita dan siswa memperhatikannya.

Guru memutar tape recorder yang berisi cerita dengan judul “Indahnya

Persahabatan” Siswa disuruh menyimak jalannya cerita. Selesai menyimak cerita,

guru bertanya jawab dengan siswa mengenai isi cerita.

Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai cerita yang telah disimak,

guru melakukan evaluasi berupa tes tertulis berbentuk tes subjektif. Setelah selesai

mengerjakan soal yang dibagikan guru dan mengumpulkannya, guru membagikan

angket yang telah dipersiapkan untuk diisi oleh siswa. Setelah selesai angket

dikumpulkan. Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Sisa waktu yang ada digunakan oleh guru

untuk menutup kegiatan pembelajaran.

Page 40: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Hasil pembelajaran menyimak cerita pada siklus I pertemuan I dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Daftar Nilai Tes Tertulis Siswa Siklus I Pertemuan Ke-I

NO N A M A NILAI NO N A M A NILAI

1 A 6,0 11 K 5,0

2 B 5,0 12 L 7,0

3 C 5,0 13 M 8,0

4 D 7,0 14 N 7,0

5 E 6,0 15 O 8,0

6 F 8,0 16 P 9,0

7 G 9,0 17 Q 7,0

8 H 8,0 18 R 7,0

9 I 9,0 19 S 8,0

10 J 8,0 20 T 7,0

NILAI RATA-RATA 7,2

Dari tabel 3 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti pada gambar 5 berikut:

0

1

2

3

4

5

6

5 6 7 8 9

NILAI

Gambar 5 Diagram

Page 41: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Tindakan I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Agustus

2009 selam tiga jam pelajaran (3 x 35 menit). Kegiatan belajar mengajar diawali

dengan pendahuluan, guru menyapa siswa dan melakukan presensi. Kemudian

guru memberikan apersepsi serta menyegarkan kembali ingatan siswa seputar

materi yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu seperti dalam cerita

“Indahnya Persahabatn”. Guru menyuruh siswa untuk menceritakan kembali

cerita yang telah disimak secara bergantian di depan kelas. Setelah kegiatan

selesai dilanjutkan dengan pembagian hasil tes tertulis. Sebelum pembelajaran

pada hari itu ditutup, guru dengan siswa mengadakan refleksi pembelajaran

menyimak cerita pada hari tersebut.

Adapun hasil pembelajaran menyimak cerita dengan tes unjuk kerja

terdapat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Daftar Nilai Tes Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan II

NO N A M A NILAI NO N A M A NIL,0AI

1 A 5,0 11 K 5,0

2 B 5,0 12 L 7,0

3 C 5,0 13 M 8,0

4 D 7,0 14 N 6,0

5 E 5,0 15 O 8,0

6 F 8,0 16 P 9,0

7 G 8,0 17 Q 7,0

8 H 5,0 18 R 5,0

9 I 9,0 19 S 8,0

10 J 8,0 20 T 5,0

NILAI RATA-RATA 6,65

Adapun hasil pembelajaran pada tabel 4 dapat dilihat pada diagram

gambar 6 berikut:

Page 42: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

0

2

4

6

8

5 6 7 8 9

NILAI

Gambar 6 diagram

c. Observasi dan Interpretasi

Pengamat mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi

menyimak cerita di ruang kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo.

Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2009 dan 19

Agustus 2009. Dalam kesempatan tersebut guru mengajarkan materi

menyimak cerita dengan menggunakan metode mengajar yang berbeda

dengan metode yang biasanya digunakan oleh guru yang bersangkutan. Pada

kesempatan tersebut guru tidak hanya membaca cerita dari buku teks Bahasa

Indonesia, namun tanpa membaca buku dan menggantinya dengan

menggunakan media audio yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Sementara itu, pengamat mengadakan observasi sebagai partisipan pasif

terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Dan mengambil

posisi di tempat duduk paling belakang agar bisa mengamati jalannya

pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam

pembelajaran menyimak cerita sebagai berikut:

1) Sebelum mengajar, guru telah membuat rencana pembelajaran yang akan

dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran

tersebut sesuai dengan silabus pembelajaran Bahasa Indonesia yang

terdapat dalam kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yaini

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Page 43: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

2) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran kemampuan menyimak

cerita dengan benar, yaitu dengan cara konseptual. Artinya guru mengajar

dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran,

guru dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan hari itu kepada

siswa, yaitu menyimak cerita. Sebelum memberi materi menyimak cerita,

terlebih dahulu guru menggali pengalaman siswa mengenai cerita dan

memberi penjelasan terlebih dahulu mengenai media yang digunakan serta

memberi tugas untuk mengingat cerita yang didengar.

3) Siswa tampak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan

perhatiannya lebih terfokus pada pembelajaran menyimak cerita dengan

media audio, meskipun ada beberapa siswa yang tampak kurang berminat

dan termotivasi didalam mengikuti proses pembelajaran.

4) Setelah penyampaian materi, secara acak siswa diminta pendapat mengenai

cerita yang telah disimak.

5) Guru memotivasi siswa untuk menceritakan kembali isi cerita di depan

kelas, dan guru menyuruh siswa untuk tampil bercerita di depan kelas

meskipun sebagian besar masih kurang begitu lancar dan tampak masih

malu-malu dan takut untuk bercerita di depan kelas.

6) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlihat dalam kegiatan

tindakan ini, yaitu:

a) Guru tidak memberikan umpan-balik kepada siswa, tentang seberapa

jauh tingkat pemahaman setelah materi tersebut disampaikan.

b) Posisi guru masih terfokus di depan kelas, sehingga sulit untuk

memonitor siswa yang berada di bagian belakang kelas saat kegiatan

menyimak cerita berlangsung. Selain itu guru jarang menegur atau

memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap proses pembelajaran

yang sedang berlangsung, guru cenderung membiarkan dan bersifat

acuh.

Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai

berikut:

Page 44: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Masih

terdapat beberapa siswa yang duduk di tempat duduk deretan belakang

yang berbicara dengan teman sebangku dan saling melempar kertas.

b) Siswa masih kesulitan menjawab pertanyaan guru serta dalam

mengungkapkan pendapat. Begitu juga pada saat mengerjakan tes

tertulis, hasil yang dicapai siswa masih kurang memuaskan. Selain itu

siswa masih takut salah dalam menceritakan kembali isi cerita,

meskipun hanya dengan cerita yang singkat. Hal ini dikarenakan siswa

belum mampu untuk menentukan pokok-pokok pikiran dalam cerita,

sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menceritakan kembali

cerita yang disimak dengan benar dan runtut. Dari segi hasil, hanya 12

siswa atau sekitar 60% yang sudah mampu memahami cerita dengan

baik dan benar. Sedangkan yang 8 siswa atau sekitar 40% sisanya

masih perlu meningkatkan kemampuan menyimak cerita, terutama

dalam hal menceritakan kembali cerita yang disimak dengan benar dan

runtut. Dalam siklus ini diberi batas ketuntasan minimal nilai 60. Dari

batasan tersebut didapatkan hasil bahwa 12 siswa telah dinyatakan

lulus.

Kelemahan yang ditemukan dari segi media berupa:

a) Kurang tersedianya media audio yang praktis berupa tape recorder.

b) Sulit mendapatkan casete yang berisi cerita.

7) Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan angket

yang diberikan kepada siswa tersebut diperoleh gambaran tentang

keaktifan dan kegiatan siswa selama kegiatan belajar-mengajar

berlangsung, yaitu sebagai berikut:

a) Siswa yang mempunyai antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

menyimak cerita sebanyak 11 siswa atau sekitar 55%, sedangkan 9

siswa atau sekitar 45% kurang antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Page 45: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

a) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar (KBM)

berlangsung sebanyak 9 siswa atau 45%, sedangkan 11 siswa atau

sekitar 55% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru.

Siswa tersebut kebanyakkan berada pada posisi tengah hingga

belakang, sedangkan posisi guru lebih banyak berada di depan.

b) Siswa yang antusias menjawab pertanyaan guru sebanyak 7 siswa atau

sekitar 35%, sedangkan sebanyak 13 siswa atau sekitar 65% lainnya

diam saja saat diberi pertanyaan lisan selama proses pembelajaran

menyimak cerita.

c) Berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa menceritakan kembali cerita di

depan kelas, di dapat 12 siswa atau sekitar 60% siswa yang sudah

mampu memahami isi cerita dan menceritakannya kembali dengan

cukup baik dan lancar, sedangkan 8 siswa atau sekitar 40% masih

perlu perbaikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu

menentukan pokok-pokok pikiran dalam cerita yang disimak.

d) Berdasarkan angket yang dibagikan kepada siswa, sekitar 17 siswa

atau 85% siswa menyatakan bahwa pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio lebih menarik dan menyenangkan.

Tindakan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita pada siklus

I, dapat diketahui dari hasil observasi seperti pada tabel 5 berikut:

Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

Persentase N

o

Aktivitas dalam

Pembelajaran >80% 66%-

80%

56%-

65%

40%-

55% <40%

1 Siswa yang sangat antusias

dalam mengikuti proses

pembelajaran.

11

siswa

2 Siswa yang aktif selama 9

Page 46: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

kegiatan belajar-mengajar

(KBM) berlangsung.

siswa

3. Siswa yang antusias menjawab

pertanyaan guru dengan lisan,

7

siswa

4 Berdasarkan hasil tes unjuk

kerja, siswa yang mampu

menceritakan kembali cerita di

depan kelas dengan cukup baik

dan lancar.

12

siswa

5.

Pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio lebih

menarik dan menyenangkan

17

siswa

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi

sebagai berikut:

1) Posisi guru tidak hanya berada didepan kelas ketika proses pembelajaran

berlangsung. Guru juga harus berkeliling untuk memonitor siswa yang

berada di tempat duduk deretan paling belakang, agar siswa yang

dibelakang dapat ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatanbelajar-mengajar.

Selain itu guru juga perlu menegur siswa yang tidak focus terhadap proses

pembelajaran. Jadi, perhatian guru bisa menyeluruh dan semua siswa

merasa diperhatikan.

2) Siswa diajak turut berpartisipasi aktif terhadap kegiatan belajar-mengajar,

yaitu tentang menyimak cerita dengan seksama.

3) Untuk mendorong siswa agar suka-rela mengemukakan komentar,

tanggapan, menjawab pertanyaan, dan menceritakan kembali cerita dengan

Page 47: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

baik benar dan lancar, sebaiknya guru memberikan reward kepada siswa,

misalnya berupa pujian atau yang berupa nilai tambahan kepada siswa.

4) Agar siswa tidak merasa takut dan minat belajarnya meningkat, ketika

tampil di depan kelas untuk menceritakan kembali cerita yang disimak

selalu diberi motivasi.

Dari hasil akhir pembelajaran menyimak cerita pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6 Nilai Tes Kemampuan Menyimak Cerita Siswa Kelas VI Siklus I

NO N A M A TES UNJUK

KERJA

NILAI

AKHIR

1 A 6,0 5,0 5,5

2 B 5,0 5,0 5,0

3 C 5,0 5,0 5,0

4 D 7,0 7,0 7,0

5 E 6,0 5,0 5,5

6 F 8,0 8,0 8,0

7 G 9,0 8,0 8,5

8 H 8,0 5,0 6,5

9 I 9,0 9,0 9,0

10 J 8,0 8,0 8,0

11 K 5,0 5,0 5,0

12 L 7,0 7,0 7,0

13 M 8,0 8,0 8,0

14 N 7,0 6,0 6,5

15 O 8,0 8,0 8,0

16 P 9,0 9,0 9,0

17 Q 7,0 7,0 7,0

18 R 7,0 5,0 6,0

Page 48: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

19 S 8,0 8,0 8,0

20 T 7,0 5,0 6,0

NILAI RATA-RATA 6,92

Keterangan: Batas Ketuntasan Belajar = 60 (skala 100) atau 6,0 (skala 10)

Berdasarkan tabel di atas dapat ditampilkan dalam bentuk diagram seperti

pada gambar 7 berikut:

0

1

2

3

4

5

5 5,5 6 6,5 7 8 8,5 9

Nilai

Gambar 7 diagram

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan II

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Agustus 2009 di

kantor guru SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo. Pelaksanaan tindakan

selanjutnya pada siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 26

Agustus 2009 selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) dan pertemuan II

pada hari Rabu, 2 September 2009 selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit).

Kemudian mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

proses penelitian selanjutnya. Rancangan kegiatan dalam siklus II kali ini

meliputi rencana pembelajaran menyimak cerita dengan media audio yang

Page 49: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

sedikit berbeda dari siklus sebelumnya. Pada kesempatan tersebut juga

disampaikan analisis hasil observasi terhadap siswa kelas VI yang dilakukan

pada siklus I. Analisis hasil observasi berupa nilai siswa pada siklus I,

kondisi pembelajaran siklus I dan upaya perbaikan pada siklus I. dan

kemudian mendiskusikan kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya

proses pembelajaran menyimak cerita pada siklus I.

Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus I,

akhirnya disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam

menyampaikan materi menyimak cerita pada siswa. Hal-hal tersebut yakni

posisi guru selama pembelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar

guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya, baik yang duduk di tempat

duduk bagian depan, tengah, maupun di bagian belakang. Guru memberikan

teguran atau peringatan secara halus kepada siswa yang perhatiannya tidak

terfokus pada proses pembelajaran.

Untuk mengatasi kekurangan dari sisi siswa, terutama keengganan

siswa untuk memberikan respons atas stimulus dari guru, serta

mengemukakan pendapat serta tampil bercerita di depan kelas, kemudian

disepakati adanya reward / hadiah kepada siswa yang aktif selama proses

pembelajaran menyimak cerita berlangsung. Reward yang direncanakan

berupa: nilai tambahan, ungkapan-ungkapan pujian seperti: bagus sekali,

baik sekali, baik, tepat sekali, pemberian alat tulis. Hal ini dilakukan untuk

memotivasi siswa agar lebih giat dalam menyimak cerita dari media audio.

Selain itu, hal tesebut bertujuan agar siswa menunjukkan eksistensinya

selama pembelajaran berlangsung. Sehingga terjadi hubungan timbal-balik

antara guru dengan siswa dan pembelajaran tidak berlangsung satu arah saja,

melainkan dua arah.

Selain itu, untuk mengatasi permasalahan siswa yang masih

tampak takut dan malu ketika siswa tampil untuk menceritakan kembali

cerita yang telah disimak, diberi kebebasan untuk membuat ringkasan secara

tertulis untuk dibacakan di depan kelas.

Page 50: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Sebagai upaya mengatasi kelemahan dari segi media, maka cerita

yang akan disajikan dengan cara membuat rekaman sendiri. Teratasinya satu

masalah media tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan dari

masalah yang lainnya. Kemudian bersama guru menyusun rencana

pembelajaran menyimak cerita dengan media audio untuk pertemuan

selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan perlu dicarikan judul cerita yang

lain, yaitu cerita dengan judul “Maafkan Aku Teman”

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran menyimak cerita untuk pertemuan

pertama yaitu pada hari Jumat, 21 Agustus 2009 dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan awal:

Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menyimak

cerita, serta menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap

pembelajaran menyimak cerita pada pertemuan sebelumnya. Apersepsi

tersebut berupa pertanyaan yang berkitan dengan materi menyimak

cerita pada pertemuan sebelumnya.

b) Kegiatan inti:

(1) Guru memberikan penjelasan cara menceritakan kembali cerita

yang telah disimak, yaitu dengan cara menentukan pokok-pokok

pikiran dengan urut, kemudian merangkainya dengan kata-kata

sendiri.

(2).Guru membunyikan tape recorder dengan caset yang berisikan

cerita yang telah disiapkan.

(3).Guru memberikan pertanyaan secara lisan dan melakukan

penilaian dalam bentuk tes tertulis.

(4) Guru menunjuk anak maju ke depan untuk menceritakan kembali

cerita yang telah disimak secara bergantian.

Page 51: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

c) Kegiatan akhir:

Guru memberikan reward berupa pujian untuk siswa yang berani

tampil maju ke depan untuk menceritakan kembali cerita yang telah

disimak.

d) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar-mengajar

yang telah dilakukan. Refleksi kali ini berkisar pada materi

menyimak cerita yang telah diajarkan untuk menceritakan kembali

cerita yang telah disimak pada pertemuan selanjutnya secara

individu.

Tahap perencanaan tindakan II pertemuan II yaitu pada hari Jumat,

28 Agustus 2009 meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan awal:

Guru mengadakan apersepsi untuk menggali ingatan siswa mengenai

pembelajaran lalu.

b) Kegiatan inti:

Guru menunjuk siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali

. cerita yang telah disimak secara bergantian.

c) Kegiatan akhir:

(1) Guru memberi reward berupa pujian untuk setiap siswa yang

berani tampil maju di depan kelas.

(2) Guru mengadakan refleksi pembelajaran pada hari tersebut.

d) Guru menyusun rencana pembelajaran (RP) untuk materi menyimak

cerita.

e) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa media audio

sebagai sumber belajar.

f) Menyusun instrumen penelitian, yakni berupa tes dan non-tes.

Instrumen penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran. Instrumen tes

dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menyimak cerita dan

beberapa soal pendukung.Instrumen nontes dinilai berdasarkan

Page 52: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

pedoman observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati sikap

siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 26

Agustus 2009 selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) dalam satu kali

pertemuan di ruang kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo. Dalam

pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama ini, guru mengaplikasikan

solusi yang telah disepakati untuk mengatasi kekurangan pada proses

pembelajaran menyimak cerita dalam siklus I, sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dengan menempatkan

diri di tempat duduk paling belakang.

Adapun pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama adalah sebagai

berikut: Kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pendahuluan, guru

menyapa siswa dan melakukan presensi, kemudian guru memberikan

apesepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi menyimak cerita, serta menyegarkan

kembali ingatan siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita pada

pertemuan yang lalu. Apersepsi tersebut berupa pertanyaan yang berkaitan

dengan pembelajaran menyimak cerita. Kemudian guru sedikit

memberikan penjelasan tentang menyimak cerita. Dan selanjutnya guru

mulai membunyikan tape recorder yang berisikan cerita, siswa disuruh

untuk menyimak dengan seksama seperti pada pertemuan sebelumnya.

Setelah kegiatan menyimak melalui media audio selesai, guru

kemudian memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa mengenai isi

cerita dan melakukan penilaian dalam bentuk objektif tes atau tes pilihan

ganda dengan panduan dari guru. Setelah siswa selesai dan mengumpulkan

hasil pekerjaan, perwakilan siswa secara sukarela diminta tampil di depan

kelas untuk menceritakan kembali cerita yang telah disimak.

Page 53: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Guru memberikan reward berupa pujian untuk siswa yang

berkosentrasi selama proses pembelajaran. Setelah beberapa siswa tampil

di depan kelas, guru menuliskan rangkuman cerita, siswa diminta untuk

menyalinnya di dalam buku pelajaran dan membacanya untuk dipelajari.

Kegiatan terakhir yaitu guru dan siswa melakukan refleksi tehadap proses

belajar-mengajar yang telah dilakukan. Refleksi berkisar pada materi

menyimak cerita yang telah diajarkan untuk bahan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Hasil pembelajaran menyimak cerita dengan tes tertulis pada siklus

II, dapat diketahui pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Data Nilai Tes Tertulis pada Siklus II Pertemuan I

NO N A M A NILAI NO N A M A NILAI

1 A 7,0 11 K 8,0

2 B 6,0 12 L 9,0

3 C 5,0 13 M 8,0

4 D 8,0 14 N 7,0

5 E 7,0 15 O 8,0

6 F 7,0 16 P 9,0

7 G 9,0 17 Q 7,0

8 H 9,0 18 R 6,0

9 I 8,0 19 S 8,0

10 J 9,0 20 T 9,0

NILAI RATA-RATA 7,7

Page 54: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Tabel 7 di atas apabila dibuat diagram seperti pada gambar 8 berikut:

0

1

2

3

4

5

6

5 6 7 8 9

Nilai

Gambar 8 Diagram

Tindakan II pertemuan Kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2

September 2009 selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit). Media yang

digunakan adalah media audio (tape recorder). Sedangkan cerita yang

dambil berjudul “Maafkan Aku Teman”. Kegiatan belajar-mengajar

diawali dengan pendahuluan, guru menyapa siswa dan melakukan

presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi serta menyegarkan

kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada pertemuan

yang lalu, yaitu berupa soal tanya jawab. Pada kegiatan selanjutnya siswa

disuruh maju untuk menceritakan kembali cerita yang telah disimak

dengan lisan secara individu dan bergantian. Setelah kegiatan selesai,

kemudian dilanjutkan dengan pembagian hasil tes tertulis, sebagai bentuk

penghargaan dan penambah motivasi belajar siswa, guru memberikan

reward berupa pujian untuk setiap siswa yang tampil di depan kelas.

Sebelum pembelajaran itu ditutup, guru dan siswa mengadakan refleksi

pembelajaran menyimak cerita pada hari tersebut.

Sedangkan hasil dari pembelajaran menyimak cerita pada siklus II

pertemuan II dengan tes unjuk kerja dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Page 55: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Tabel 8. Data Nilai Tes Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan II

NO N A M A NILAI NO N A M A NIL,AI

1 A 6,0 11 K 8,0

2 B 5,0 12 L 8,0

3 C 6,0 13 M 7,0

4 D 8,0 14 N 7,0

5 E 8,0 15 O 8,0

6 F 8,0 16 P 9,0

7 G 9,0 17 Q 8,0

8 H 7,0 18 R 5,0

9 I 9,0 19 S 8,0

10 J 8,0 20 T 8,0

NILAI RATA-RATA 7,5

Tabel 8 di atas apabila dibuat diagram sepaerti pada gambar 9 berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

5 6 7 8 9

Nilai

Gambar 9 Diagram

Page 56: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

c. Observasi dan Interpretasi

Pengamatan dilakukan pada hari Rabu, 26 Agustus 2009 selama

tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) dan hari Rabu, 2 September 2009 juga

selama tiga jam pelajaran (3 x 35 menit). Pengamat mengamati jalannya

proses pembelajaran dengan menjadi partisipan pasif yang duduk di

tempat duduk bagian paling belakang. Dari kegiatan tersebut, di peroleh

beberapa catatan yaitu proses belajar-mengajar berjalan dengan lancar dan

baik, sedangkan siswa tampak antusias sekali mengikuti kegiatan belajar-

mengajar dengan konsentrasi penuh tanpa ada anak yang membuat gaduh.

Seperti halnya pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru mengawali

pelajaran dengan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru memminta

siswa untuk mengingat kembali materi-materi menyimak cerita yang telah

mereka terima dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa menjawab

semua pertanyaan yang diajukan guru kepada mereka dengan antusias.

Pada pertemuan pertama, materi yang diajarkan tetap sama yaitu

kemampuan menyimak cerita dengan media audio. Guru membunyikan

tape recorder yang berisikan cerita “Maafkan Aku Teman”.Pada

pertemuan tersebut, siswa tampak antusias sekali untuk menyimak cerita

melalui media audio. Karena volume suara bisa diatur yaitu dibuat keras,

sedang, maupun kecil sehingga anak sangat terfokus pada cerita lewat

media audio. Hanya sebagian kecil siswa yang duduk di bangku deretan

paling belakang yang kadang-kadang masih berbisik sama temannya.

Namun perhatian mereka kembali terfokus ketika guru mendekati pada

anak yang berbisik tadi.

Selanjutnya, setelah pembelajaran menyimak selesai, guru

memberikan sedikit ulasan mengenai cerita yang telah disimak tadi, dan

memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan cerita

tersebut. Kemudian guru menyuruh anak satu-persatu untuk menceritakan

kembali cerita yang telah disimak di depan kelas dan diberi penilaian

dengan instrument yang telah disiapkan. Hal ini dengan maksud untuk

Page 57: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

mengetahui sampai sejauh mana kemampuan anak untuk mengungkapkan

kembali cerita yang disimak dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar.

Setelah seluruh siswa tampil bercerita, guru memberikan tes untuk

mengukur kemampuan menyimak cerita secara tertulis, dalam bentuk tes

objektif. Dalam mengerjakan soal dibatasi waktu. Kemudian hasil tes

dikumpulkan kepada guru untuk dikoreksi.

Reward untuk siswa yang berprestasi dalam kegiatan menceritakan

kembali diberikan setelah selesai mengerjakan tes. Kemudian, waktu yang

tersisa dimanfaatkan oleh guru untuk memberi kesempatan pada siswa

bertanya dan merefleksi hasil pembelajaran menyimak cerita dengan

media audio. Setelah beberapa saat tidak ada siswa yang mengajukan

pertanyaan, guru mengakiri kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar

tersebut dapat dinyatakan bahwa:

1) Siswa yang sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

menyimak sebanyak 17 siswa atau sekitar 85%, sedangkan 3 Siswa

atau sekitar 15% lainnya tampak tidak bersemangat dan tidak

berkosentrasi ketika mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio.

2) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 18 siswa atau

sekitar 90%, sedangkan 2 siswa atau sekitar 10% lainnya tampak

berbicara sama temannya.

3) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung

sebanyak 17 siswa atau sekitar 85%, sedangkan 3 siswa atau sekitar

15% lainnya kurang fokus terhadap pembelajaran.

4) Siswa yang antusias menjawab soal-soal (lisan maupun tertulis)

sebanyak 19 siswa atau sekitar 95%, sedangkan 1 siswa atau sekitar

5% lainnya diam saja saat diberi pertanyaan.

5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa 18 siswa atau

sekitar 90% siswa sudah mampu tampil menceritakan kembali cerita

Page 58: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

yang telah mereka simak dengan kalimat sederhana secara lancar,

sedangkan 2 siswa atau sekitar 10% siswa masih perlu meningkatkan

kemampuan menceritakan kembali dari cerita yang telah disimak di

depan kelas. Pada siklus II ini diberi batasan kelulusan nilai sebesar

6,0. Dari batas kelulusan yang telah ditetapkan, sejumlah 17 siswa

atau sekitar 85% siswa dinyatakan lulus.

6). Berdasarkan angket yang dibagikan kepada siswa, sekitar 17 siswa

atau 85% siswa menyatakan bahwa pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio lebih menarik dan menyenangkan

Tindakan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita pada

siklus II, dapat diketahui dari hasil observasi pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

Persentase N

o

Aktivitas dalam

Pembelajaran >80% 66%-

80%

56%-

65%

40%-

55% <40%

1. Siswa yang sangat antusias

dalam mengikuti proses

pembelajaran menyimak cerita

17

siswa

2. Siswa yang aktif selama

kegiatan belajar-mengajar

(KBM) berlangsung.

17

siswa

3. Siswa yang antusias menjawab

pertanyaan guru dengan lisan,

19

siswa

4. Berdasarkan hasil tes unjuk

kerja, siswa yang mampu

menceritakan kembali cerita di

18

siswa

Page 59: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

depan kelas dengan cukup baik

dan lancar.

5. Pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio lebih

menarik dan menyenangkan

17

siswa

Hasil akhir pembelajaran menyimak cerita pada siklus II, dapat diketahui

pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Nilai Akhir Tes Kemampuan Menyimak Cerita Siswa Kelas VI SD

Negeri 2 Kragilan. Siklus II

NO N A M A TES UNJUK

KERJA

NILAI

AKHIR

1 A 7,0 6,0 6,5

2 B 6,0 5,0 5,5

3 C 5,0 6,0 5.5

4 D 8,0 8,0 8,0

5 E 7,0 8,0 7,5

6 F 7,0 8,0 7,5

7 G 9,0 9,0, 9,0

8 H 9,0 7,0 8

9 I 8,0 9,0 8,5

10 J 9,0 8,0 8,5

11 K 8,0 8,0 8,0

12 L 9,0 8,0 8,5

13 M 8,0 7,0 7,5

14 N 7,0 7,0 7,0

15 O 8,0 8,0 8,0

16 P 9,0 9,0 9,0

Page 60: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

17 Q 7,0 8,0 7,5

18 R 6,0 5,0 5,5

19 S 8,0 8,0 8,0

20 T 9,0 8,0 8,5

Nilai Rata-rata 7,6

Keterangan: Batas Ketuntasan: 60 (skala 100) atau 6,0 (skala 10).

Kemudian apabila ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 10

berikut:

0

1

2

3

4

5

5.5 6,5 7 7,5 8 8,5 9

Nilai

Gambar 10 Diagram

d. Analisis dan Refleksi

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses

pembelajaran menyimak cerita dengan media audio pada siklus II ini

telah dapat diatasi dengan baik. Guru telah berhasil membangkitkan

minat dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar

dengan tertib. Perhatian siswa jadi lebih terfokus terhadap proses

pembelajaran menyimak cerita. Guru telah mampu memancing respons

siswa terhadap stimulus yang diberikannya dan mampu mengelola kalsa

dengan baik selama proses belajar-mengajar tanpa membuat siswa

merasa jenuh. Sebagian besar siswa dengan sukarela mengemukakan

menjawab pertanyaan, dan berpendapat tanpa harus ditunjuk oleh guru.

Page 61: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Sedangkan dari hasil tugas menyimak cerita yang telah dikerjakan siswa

dapat disimpulkan bahwa media audio terbukti dapat meningkatkan

kemampuan menyimak cerita siswa. Media audio yang digunakan pada

siklus II mampu membantu siswa dalam memahami isi cerita. Sehingga

siswa mampu menceritakan kembali isi cerita yang telah disimak,

walupun hanya menggunakan bahasa yang masih sederhana, tapi sudah

sesuai dengan isi cerita.

Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antar hasil pekerjaan

siswa pada saat observasi siklus I dan Siklus II. Setelah pelaksanaan

pembelajaran kemampuan menyimak cerita dengan media audio,

kemampuan menyimak cerita siswa semakin meningkat. Hal ini terbukti

dengan penggunaan media audio siswa lebih mudah memahami dalam

menyimak isi cerita.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasil kemampuan

menyimak cerita dengan menggunakan media audio dari siklus I sampai siklus II.

Secara garis besar penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang

telah dikemukakan. Perumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran menyimak cerita dengan penggunaan

media audio pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo?

2. Apakah penggunaan media audio dapat meningkatkan kemampuan menyimak

cerita pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo?

Jawaban untuk perumusan masalah di atas dapat dipaparkan sebagai

berikut:

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) terhadap peningkatan

kemampuan menyimak cerita menggunakan media audio pada siswa kelas VI SD

Negeri 2 Kragilan dan dilaksanakan dalan dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan

Page 62: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan

tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan siklus I, melakukan survey awal untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi dan kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil

kegiatan survei awal telah ditemukan bahwa kualitas proses dan hasil kemampuan

menyimak cerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri 2

Kragilan masih tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi dengan

teman sejawat untuk berupaya mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak cerita.

Kemudian guru kelas VI menyusun rencana guna melaksanakan siklus I,

yang sekaligus merupakan tindakan awal dan utama untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan di dalam pembelajaran menyimak cerita. Pada siklus

pertama guru telah menggunakan media audio sebagai media pembelajaran

menyimak cerita. Berdasarkan siklus pertama tersebut diperoleh deskripsi hasil

pembelajaran menyimak cerita dengan media audio. Dari deskripsi tersebut

ternyata masih terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan di dalam

pelaksanaan tindakan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa, dan media

yang digunakan. Kelemahan dari pihak guru yaitu, posisi guru yang hanya selalu

berada di depan kelas, membuat perhatiannya hanya terfokus pada siswa yang

duduk di bangku deretan paling depan. Sedangkan siswa yang berada di deretan

bangku belakang kurang mendapat perhatian, sehingga siswa kurang kosentrasi

terhadap pembelajaran. Atau dengan kata lain pengelolaan kelas kurang baik.

Kelemahan dari pihak siswa yaitu, antusias dan minat mengikuti pembelajaran,

keberanian siswa dalam kegiatan menceritakan cerita yang telah disimak di depan

kelas serta pemahaman tentang isi cerita masih cukup rendah. Sedangkan

kelemahan dari segi media sulitnya untuk mendapatkan casset yang berisi cerita.

Kemudian kekurangan tersebut dapat dipahami karena siklus ini merupakan siklus

pertama yang masih banyak kekurangannya. Pada siklus pertama telah ditetapkan

bahwa batas minimal kelulusan adalah dengan nilai 60. Dari batasan minimal

tersebut diperoleh hasil 12 siswa yang dapat menyimak dengan baik.

Page 63: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan

untuk mengatasi kekurangan / kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

kemampuan menyimak cerita menggunakan media audio pada siklus I. Solusi

yang disepakati yaitu perubahan posisi guru dalam mengajar dari statis di depan

kelas menjadi rotasi ke seluruh kelas serta pemberian peringatan atau teguran

kepada siswa yang tidak fokus perhatiannya pada proses pembelajaran, siswa

diajak turut berpartisipasi aktif dalam tanya jawab tentang cerita yang telah

disimak. Juga pemberian motivasi belajar siswa dengan cara memberikan reward

atau hadiah berupa pujian kepada siswa yang berprestasi.

Berdasarkan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa terjadi peningkatan

proses dan hasil pembelajaran menyimak cerita, jika dibandingkan dengan siklus

I. Tindakan yang telah dilakukan, guru berhasil melaksanakan pembelajaran yang

mampu menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran menyimak cerita

dengan media audio. Keberhasilan penggunaan media audio dalam upaya

meningkatkan menyimak cerita dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai

berikut:

1. Motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita

Sebelum tindakan penelitian ini dilaksanakan, siswa terlihat kurang

berminat dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita.

Hal tersebut disebabkan siswa merasa tidak tertarik dengan cara mengajar

guru. Cara mengajar yang biasa digunakan oleh guru adalah dengan

membacakan cerita dari buku teks Bahasa Indonesia untuk kelas VI saja tanpa

menggunakan media apapun ayau sumber belajar yang lain. Kelemahan teknik

ini adalah munculnya kebosanan siswa, sehingga tidak termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran menyimak cerita. Hal tersebut terlihat dari suasana

kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak begitu aktif

menanggapi stimulus dari guru. Perhatian siswa tidak terfokus untuk

menyimak cerita yang dibacakan oleh guru, sebagian besar siswa diam atau

tidak merespon ketika guru memberi pertanyaan, serta berbicara dengan teman

yang lain.

Page 64: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Setelah tindakan dilakukan, yaitu dengan penggunaan media audio dalam

pembelajaran menyimak cerita, siswa terlihat lebih tertarik untuk mengikuti

pembelajaran menyimak Siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru serta

sangat antusias dalam menyimak cerita dengan media audio. Minat siswa

terhadap pembelajaran menyimak cerita dapat dikatakan mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilahat dari sikap siswa saat mengikuti kegiatan

belajar-mengajar. Siswa terlihat antusias dan semangat. Misalnya, hampir

seluruh siswa mengacungkan tangannya ketika guru meminta siswa menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta siswa sangat terfokus dalam

menyimak cerita lewat media audio. Hal ini bagi siswa penggunaan media

audio merupakan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran menyimak

cerita. Selain itu guru juga memberikan reward berupa pujian atau

penambahan nilai bagi siswa yang aktif selama proses pembelajaran

berlangsung.

2. Kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran

adalah kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas. Pengelolaan

kelas meliputi tindakan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,

menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

pemberian hukuman dan penghargaan, distribusi perhatian pelibatan siswa

dalam proses pembelajaran, kontak mata guru dengan siswa , dan posisi guru

di dalam kelas.

Pada survei awal pengamatan siklus I terlihat bahwa kemampuan

pengelolaan kelas oleh guru masih kurang baik. Hal tersebut terlihat dari

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Guru kurang mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk aktif menjawab

pertanyaan, berpendapat, atau melibatkan siswa di dalam proses

pembelajaran.

Page 65: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

b. Guru tidak memberikan penghargaan untuk siswa yang berhasil menjawab

pertanyaan selama proses pembelajaran, sekalipun hanya dalam betuk

pujian.

c. Posisi guru ketika proses pembelajaran berlangsung lebih banyak berada di

depan kelas atau hanya duduk di depan. Perhatian guru hanya terbatas

pada siswa yang duduk di tempat duduk deretan depan, sedangkan siswa

yang duduk di depan di deretan tempat duduk bagian tengah dan belakang

kurang mendapat perhatian dari guru.

d. Guru tidak memberikan peringatan atau teguran kepada siswa yang

perhatiannya tidak terfokus pada proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Misalnya, siswa berbicara dengan teman-temannya dan

saling melempar kertas atau alat-alat tulis.

e. Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa yang dikenali saja

untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

3. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran serta

mengembangkan materi ajar

Sebelum tindakan penelitian dilakukan, guru kelas yang bersangkutan

tidak pernah menggunakan media pembantu dalam menyampaikann materi.

Guru hanya menggunakan buku teks sebagai acuan dan sumber belajar,

selebihnya guru hanya menggunakan papan tulis, tes lisan, dan metode yang

sering digunakan hanya ceramah. Guru tersebut beranggapan bahwa buku teks

saja cukup untuk digunakan sebagai media sekaligus sumber belajar siswa

karena sudah sesuai dengan KTSP yang berlaku di SD Negeri 2 Kragilan.

4. Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak cerita

Sebelum diadakan tindakan, siswa mengalami kesulitan dalam memahami

isi cerita yang disampaikan oleh guru, terlebih lagi untuk menceritakan

kembali isi cerita yang telah disimak di depan kelas. Dari hasil tes tertulis,

hanya sebagian kecil siswa yang memperoleh hasil yang memuaskan dan

dinyatakan lulus. Selain itu, sebagian besar siswa masih ada yang belum

berani tampil di depan kelas untuk menceritakan kembali certa yang telah

Page 66: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

disimak. Hal ini di karenakan anak belum mampu menguasai materi yang

disimak walaupun hanya menggunakan bahasa yang sederhana.

Setelah diadakan tindakan penelitian, kemampuan menyimak cerita siswa

mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari nilai tes tertulis dan nilai

unjuk kerja menceritakan kembali dari cerita yang disimak di depan kelas. Hal

ini tidal lepas dari peran guru yang selalu pro aktif terhadap siswa dalam

proses pembelajaran berlangsung.

5. Peningkatan nilai yang diperoleh pada setiap siklus

Proses dalam penilaian ini menekankan pada pengetahuan, pemahaman,

serta sikap siswa terhadap cerita yang telah disimak. Penilaian pada siklus I,

guru menetapkan batas minimal kelulusan sebesar 6,0, dari batasan tersebut

diperoleh 12 siswa yang memperoleh nilai di atas standar kelulusan. Penilaian

pada siklus II dilakukan dengan tes tertulis dan unjuk kerja, juga telah

ditetapkan batas minimal kelulusan sebesar 6,0, dari batasan tersebut diperoleh

18 siswa yang mampu memperoleh nilai diatas batas kelulusan minimal.

Peningkatan nilai siswa dapat dilihat pada lampiran.

Meskipun bisa dikatakan cukup lancar, namun di dalam proses

pelaksanaan penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, namun semua

itu dapat teratasi. Terbukti dalam siklus II, siswa telah mampu memahami isi

cerita dengan baik dan siswa mampu menceritakan kembali dengan kalimat

yang runtut, baik dan benar.

Adapun deskripsi hasil penelitian, dari siklus I hingga siklus II dapat

dilihat pada table 11 berikhut:

Tabel 11. Deskrisi Hasil Penelitian

Deskripsi

Hasil

Penelitian

Siklu I Siklus II

1. Merancang skenario 1. Guru akan merotasi

Page 67: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

pembelajaran. Posisi.

2. Guru menyusun rencana

pembelajaran.

2. Guru akan memotivasi

siswa di dalam proses

pembelajaran dengan

pemberian hadiah

atau penghargaan.

3. Guru merancang media

pembelajaran

3. Guru akan menegur

siswa yang perhatian-

nya tidak terfokus

pada proses pembela-

jaran.

4. Menyusun instrument

pembelajaran.

4. Siswa diajak untuk

bertanya jawab

tentang materi yang

telah disimak.

P E R E N C A N A A N

5. Siswa menceritakan

kembali cerita yang

telah disimak di depan

kelas secara individu.

Apersepsi

Guru bertanya jawab dengan

siswa tentang materi cerita.

Apersepsi

Guru bertanya jawab dengan

siswa tentang materi cerita.

P E L A K S A N A A N

Kegiatan Inti

1.Guru memberikan penjelasan

tentang materi yang akan di

ajarkan.

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan sedikit

penjelasan tentang materi

yang akan disampaikan.

Page 68: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

2. Guru membunyikan tape

recorder yang berisi tentang

cerita dan siswa disuruh

menyimak.

2 Guru membunyikan tape

recorder yang berisi tentang

cerita dan siswa disuruh

menyimak.

3. Guru memberi pertanyaan

kepada siswa tentang materi

cerita yang telah disimak

dengan lisan.

3. Guru tanya jawab dengan

siswa secara lisan tentang

materi yang telah disimak.

4. Siswa disuruh merangkum

cerita yang telah disimak

dan dibacakan di depan

kelas.

4. Siswa disuruh menceritakan

kembali cerita yang telah

disimak yang berjudul

“Maafkan Aku Teman”

di depan kelas.

5. Guru melakukan evaluasi tes

tertulis.

5. Guru menuliskan rangkuman

dari cerita yang telah disimak

dan siswa menyalinnya

6. Siswa mengisi angket yang

telah dibagikan guru.

6. Guru memberikan evaluasi

tes terulis.

7. Guru memberikan reward

untuk semua siswa yang

berprestasi berupa pujian

atau hadiah yang lain.

T I N D A K A N

7. Guru dan siswa merefleksi

Proses belajar-mengajar.

8. Guru dan siswa merefleksi

proses pembelajaran yang

berlangsung.

H A S I L

1. Siswa yang antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran

menyimak cerita sebanyak 11

siswa atau sekitar 55%.

1. Siswa yang antusias dalam

mengikuti proses pembelajar-

an menyimak cerita sebanyak

17 siswa atau sekitar 85%.

Page 69: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

2.Siswa yang aktif selama

kegiatan belajar-mengajar

berlangsung sebanyak 9

siswa atau sekitar 45%.

2. Siswa yang aktif selama

pemberian apesepsi sebanyak

18 siswa atau sekitar 90%.

3. Siswa yang antusias menja-

wab pertanyaan guru seba-

nyak 7 siswa atau sekitar

35%.

3. Siswa yang aktif selama

kegiatan belajar-mengajar

berlangsung sebanyak

17 siswa atau sekitar 85%.

4. Siswa yang sudah mampu

memahami cerita dengan

baik dan mampu

menceritakan kembali

cerita yang disimak

sebanyak 12 siswa atau

60%.

4. Siswa yang antusias

menjawab soal-soal

(lisan maupun tertulis)

sebanyak 19 siswa atau

sekitar 95%.

5. Berdasarkan angket yang

dibagikan kepada siswa,

sekitar 18 siswa atau sekitar

90%, siswa menyatakan

bahwa pembelajaran

menyimak cerita dengan

media audio lebih menarik

dan menyenangkan.

5. Berdasarkan hasil pekerjaan

siswa diketahui bahwa

18 siswa atau sekitar 90%

siswa sudah mampu tampil

menceritakan kembali cerita

yang telah mereka simak

dengan kalimat sederhana

secara lancar.

6. Dari batas kelulusan yang

ditetapkan tersebut sejumlah

18 siswa atau sekitar 90%

siswa dinyatakan lulus.

Page 70: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

D. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki dampak positif terhadap kegiatan

belajar-mengajar di dalam kelas, peningkatan kemampuan guru, penggunaan

bahan ajar lainnya, dan pemanfaatan media pendidikan. Kegiatan belajar-

mengajar yang berlangsung secara konvensional di mana guru bertindak sebagai

penceramah yang memberikan materi, berubah menjadi suatu kegiatan dua arah.

Guru memberikan stimulus dan siswa merespon stimulu. Siswa yang semula tidak

begitu aktif menjadi aktif dalam pembelajaran seperti menjawab pertanyaan dari

guru, memperhatikan penyampaian materi dari guru dan berani tampil di depan

kelas untuk menceritakan kembali cerita yang telah disimak.

Ditinjau dari segi kemampuan guru masih mengalami kebingungan untuk

memotivasi siswa agar mau ikut aktif di dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Setelah tindakan penelitian ini, guru mulai dapat mengembangkan

kemampuannya untuk memotivasi siswa lebih akktif. Selain itu, guru yang semula

tidak berpikir untuk menggunakan media audio sebagai media dalam mengajar

menjadi ikut termotivasi untuk menggunakan media audio dalam mengajar

menyimak cerita. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan

mengembangkan materi meningkat setelah tindakan penelitian ini dilaksanakan.

Selain itu, kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas mengalami

peningkatan. Guru tidak lagi segan untuk memperingatkan atau menegur siswa

yang perhatiannya tidak terfokus pada proses pembelajaran dan memberikan

penghargaan kepada siswa yang berprestasi di dalam proses pembelajaran dan

memacu motivasi siswa untuk berpendapat atau ikut berpartisipasi aktif selama

proses pembelajaran berlangsung.

Ditinjau dari segi keaktifan siswa, telah terjadi perubahan positif terhadap

sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa mau aktif dan berperan serta dalam

proses belajar-mengajar. Selain itu kemampuan siswa dalam menyimak cerita

meningkat dengan pemberian tambahan materi menyimak cerita bermediakan

audio ini. Pengetahuan siswa bertambah dengan penggunaan media audio.

Page 71: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

Perubahan positif tersebut membawa dampak baik berupa peningkatan nilai siswa

dalam menyimak cerita.

Ditinjau dari segi pemanfaatan fasilitas dan pengembangan bahan ajar

telah terjadi peningkatan yang cukup memmuaskan. Guru mampu menggunakan

fasilitas belajar dengan maksimal dan mampu mengembangkan bahan ajar yang

digunakan. Bahan ajar yang semula bersumber dari satu buku teks berkembang

menjadi beberapa buku penunjang serta penggunaan media audio untuk menarik

minat siswa. Penggunaan materi baru ini merupakan pembaharuan terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung selama ini.

Berdasarkan indikator keberhasilan dapat dilihat pada persentase hasil

capaian sepaerti pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Persentase Hasil Capaian Indikator Keberhasilan

Persentase Hasil Capaian Aspek yang Diukur

Siklus I Siklus II Indikator Keberhasilan

1. Proses Pembelajaran

a. Antusias siswa

b. Perhatian Siswa

55%

45%

95%

85%

Siswa tampak antusias

dalam aktivitas

menyimak cerita dan

mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan guru.

Perhatian siswa hanya

terfokus pada kegiatan

menyimak cerita yang

menggunakan media

audio dan mengerjakan

tugas-tugas yang

diberikan guru selama

proses pembelajaran.

Page 72: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

c. Keaktifan dan

keberanian siswa

menjawab pertanyaan

dan mengungkapkan

pendapat

95% Siswa tampak aktif

dalam menjawab

pertanyaan dan

mengungkapkan gagasan

serta ide selama proses

pembelajaran.

2. Ketuntasan hasil

Belajar (kemampuan

memahami, menjawab

pertanyaan serta

menceritakan isi cerita

yang disimak)

35%

60% 90% Mencapai standar

ketuntasan belajar

minimal untuk mata

pelajaran Bahasa

Indonesia, yaitu 6,0.

Page 73: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Secara singkat simpulan hasil penelitian ini yaitu:

1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo yang terefleksi dari beberapa indikator

sebagai berikut:

a. Minat dan motivasi siswa pada pembelajaran menyimak cerita mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa terlihat tertarik pada media audio

yang digunakan oleh guru di dalam pembelajaran menyimak cerita.

Perhatian siswa lebih terfokus pada proses pembelajaran menyimak cerita.

Siswa terlihat lebih rileks di dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini

terlihat dari raut muka mereka yang telihat tidak tegang, tidak ada lagi

siswa yang meletakkan kepala di atas meja, dan hubungan antara guru

dengan siswa terlihat akrab.

b. Siswa terlihat lebih aktif dan antusias untuk merespons stimulus dari guru

dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru selama proses

pembelajaran berlangsung dengan baik.

c. Siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk merespon pertanyaan

atau stimulus yang diberikan oleh guru dan turut berpartisipasi aktif di

dalam proses pembelajaran karena guru sudah mampu melakukan

pengelolaan kelas dengan baik.

d. Siswa mengalami peningkatan kemampuan memahami isi dan nilai moral

yang tekandung di dalam cerita yang disimak. Hal ini terlihat dari

banyaknya siswa yang berani merespons pertanyaan guru serta tampil

untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah disimak dengan kalimat

sederhana secara runtut.

2. Terjadi peningkatan hasil pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo. Hal tersebut terlihat dari hasil tes, baik tes

Page 74: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

tertulis maupun tes unjuk kerja siswa yang dilakukan oleh guru mengalami

peningkatan setiap siklusnya. Jumlah siswa yang dinyatakan lulus meningkat.

Pada siklus I dan II diberi batasan kelulusan 6,0, sesuai dengan standar

ketuntasan belajar yang ditentukan pihak sekolah. Dari batasan tersebut

didapatkan hasil bahwa pada siklus I dari 20 siswa, 12 siswa dinyatakan lulus

atau sekitar 60%. Sedangkan pada siklus II dari 20 siswa, 18 siswa dinyatakan

lulus atau sekitar 90% yang melewati batasan ketuntasan minimal yaitu nilai

6,0.

B. Implikasi

Sejalan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, implikasi

yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Implikasi pertama (1)

implikasi teoretis, yaitu implikasi teoretis yang memungkinkan adanya

temuan-temuan positif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal

pembelajaran menyimak cerita. Penelitian ini dapat membuka wawasan

pemahaman dan pendalaman materi menyimak cerita.

Implikas kedua (2) implikasi praktis yaitu untuk memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat

memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis.

Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan

pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan atau memilih media

yang lebih tepat dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka perlu saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk lebih terfokus dalam mengikuti pembelajaran

menyimak cerita dengan media audio, agar hasil simakan mudah dipahami.

Page 75: BAB. I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id... · siswa kelas VI SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo masih tergolong rendah. Hal ... kelompok kata, kalimat paragrap, atau wacana. Pengidentifikasian

2. Bagi Guru

a. Pada dasarnya tugas guru adalah mengajar. Namun, dalam mengajar

hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap segala

tindakan yang akan ditempuh. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar

dalam pelaksanaannya, guru yang bersangkutan dapat memperkecil atau

dapat menghilangkan kemungkinan munculnya berbagai kelemahan dalam

proses pembelajaran yang terjadi. Selain itu, guru harus mampu memilih

metode dan media yang kiranya sesuai untuk menyampaikan materi agar

dapat menarik minat siswa.

b. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya

dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi serta dalam

pengelolaan kelas, sehingga pembelajaran yang dilakukannya dapat terus

meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, guru hendaknya membuka diri untuk menerima berbagai saran

dan kritik agar dapat lebih memperbaiki kualitas dirinya.

3. Bagi Sekolah

Agar guru dapat meningkatkan profesionalisme maupun kualitas

pembelajaran yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas ini, disarankan

kepada pihak sekolah untuk: (a) mencukupi sarana dan prasarana pendukung

pembelajaran, (b) memotivasi guru untuk senantiasa melakukan peningkatan

kenerjanya dengan jalan melakukan pembaharuan dalam pendidikan dan

pengajaran (misalnya dengan melakukan PTK sejenis ini), (c) mengirim guru

kebeberapa forum ilmiah seperti seminar, lokakarya, workshop, diskusi ilmiah

penataran-penataran supaya wawasan guru bertanbah luas dan mendalam

pemahamannya tentang pendidikan dan pengajaran yang menjadi tugas

pokoknya.

4. Bagi Pembaca

Pembaca lainnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian lanjutan

mengenai media audio untuk diterapkan pada aspek keterampilan berbahasa

lainnya yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.