bab i pendahuluan propinsi jawa baratptun-bandung.go.id/assets/dokumen/laptah/laporan tahunan...

27
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam Laporan Tahunan ini akan diuraikan kegiatan yang terjadi dalam masa Tahun Anggaran 2012 pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Adapun yang menjadi wilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : 02.PK.02.th 1991 tanggal 14 Pebruari 1991 meliputi seluruh wilayah Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten adalah sebagai berikut : Propinsi Jawa Barat 1. Kota Bandung 2. Kabupaten Bandung 3. Kabupaten Bandung Barat 4. Kota Cimahi 5. Kota Depok 6. Kota Bogor 7. Kabupaten Bogor 8. Kota Sukabumi 9. Kabupaten Sukabumi 10. Kota Cirebon 11. Kabupaten Cirebon 12. Kota Bekasi 13. Kabupaten Bekasi 14. Kabupaten Cianjur 15. Kabupaten Garut 16. Kabupaten Karawang 17. Kabupaten Purwakarta 18. Kota Banjar 19. Kota Tasikmalaya 20. Kabupaten Tasikmalaya 21. Kabupaten Ciamis 22. Kabupaten Kuningan 23. Kabupaten Indramayu 24. Kabupaten Majalengka 25. Kabupaten Subang 26. Kabupaten Sumedang Propinsi Banten 27. Kota Serang 28. Kota Tangerang 29. Kabupaten Tangerang 30. Kabupaten Pandeglang 31. Kabupaten Rangkas Bitung 32. Kabupaten Lebak Sehubungan dengan itu maka Laporan tahunan ini kami sajikan secara singkat dan sistematis sesuai Outline Pelaporan Tahunan Mahkamah Agung RI. Laporan Tahunan ini kami susun dengan maksud untuk mengevaluasi seluruh kegiatan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dan sebagai Laporan pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dan Mahkamah Agung RI agar dapat memberikan petunjuk dan pembenahan demi kelangsungan kegiatan pada Satuan Kerja kami di tahun yang akan datang. Walaupun dalam penyajian yang kami uraikan ini sangat singkat, untuk dapat lebih menelaah setiap kegiatan, dengan ini kami lampirkan data-data yang merupakan uraiannya.

Upload: hadien

Post on 27-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Laporan Tahunan ini akan diuraikan kegiatan yang terjadi dalam masa Tahun

Anggaran 2012 pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung.

Adapun yang menjadi wilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sesuai

dengan lampiran Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : 02.PK.02.th 1991 tanggal 14 Pebruari

1991 meliputi seluruh wilayah Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten adalah sebagai berikut :

Propinsi Jawa Barat

1. Kota Bandung

2. Kabupaten Bandung

3. Kabupaten Bandung Barat

4. Kota Cimahi

5. Kota Depok

6. Kota Bogor

7. Kabupaten Bogor

8. Kota Sukabumi

9. Kabupaten Sukabumi

10. Kota Cirebon

11. Kabupaten Cirebon

12. Kota Bekasi

13. Kabupaten Bekasi

14. Kabupaten Cianjur

15. Kabupaten Garut

16. Kabupaten Karawang

17. Kabupaten Purwakarta

18. Kota Banjar

19. Kota Tasikmalaya

20. Kabupaten Tasikmalaya

21. Kabupaten Ciamis

22. Kabupaten Kuningan

23. Kabupaten Indramayu

24. Kabupaten Majalengka

25. Kabupaten Subang

26. Kabupaten Sumedang

Propinsi Banten

27. Kota Serang

28. Kota Tangerang

29. Kabupaten Tangerang

30. Kabupaten Pandeglang

31. Kabupaten Rangkas Bitung

32. Kabupaten Lebak

Sehubungan dengan itu maka Laporan tahunan ini kami sajikan secara singkat dan

sistematis sesuai Outline Pelaporan Tahunan Mahkamah Agung RI.

Laporan Tahunan ini kami susun dengan maksud untuk mengevaluasi seluruh kegiatan

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dan sebagai Laporan pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara Jakarta dan Mahkamah Agung RI agar dapat memberikan petunjuk dan pembenahan demi

kelangsungan kegiatan pada Satuan Kerja kami di tahun yang akan datang.

Walaupun dalam penyajian yang kami uraikan ini sangat singkat, untuk dapat lebih

menelaah setiap kegiatan, dengan ini kami lampirkan data-data yang merupakan uraiannya.

2

A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN

Keberadaan Peradilan Tata Usaha Negara di berbagai negara modern merupakan suatu

tonggak yang menjadi tumpuan harapan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan

hak-haknya yang dirugikan oleh perbuatan pejabat administrasi karena keputusan yang

dikeluarkannya.

Maksud pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara adalah untuk memberikan

perlindungan hukum bagi warga masyarakat terhadap perbuatan pejabat administrasi yang

melanggar hak asasi dalam lapangan hukum administrasi negara. Kecuali itu, kehadiran Peradilan

TUN akan memberikan perlindungan hukum yang sama kepada pejabat administrasi yang

bertindak benar dan sesuai dengan hukum. Jadi fungsi dari Peradilan TUN adalah pertama, sebagai

lembaga kontrol (pengawas) terhadap tindakan pejabat administrasi supaya tetap berada dalam

rel hukum. Kedua, adalah sebagai wadah melindungi hak individu dan warga masyarakat dari

perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pejabat administrasi.

Sebagai lembaga pengawas (judicial control), ciri - ciri yang melekat pada Peradilan TUN

adalah :

1. Pengawasan yang dilakukan bersifat “external control”, karena merupakan lembaga yang

berada di luar kekuasaan pemerintahan.

2. Pengawasan yang dilakukan lebih menekankan pada tindakan represif atau lazim disebut

“control a posteriori”, karena selalu dilakukan sesudah terjadinya perbuatan yang

dikontrol.

3. Pengawasan itu bertitik tolak pada segi “legalitas”, karena hanya menilai dari segi hukum

(rechmatigheid) - nya saja.

Pejabat administrasi didalam menjalankan tugas kewajibannya senantiasa melakukan

perbuatan, yakni suatu tindakan bersifat aktif atau pasif yang tidak lepas dari kekuasaan yang

melekat padanya karena inhaerent atau als zodanig dalam menunaikan tugas jabatannya.

Dalam melaksanakan kewajibannya tersebut pejabat administrasi harus mempunyai

kewenangan sebagai dasar hukumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar Kusumaatmadja,

yang mengatakan bahwa:

Kekuasaan sering bersumber pada wewenang formal (formal authority) yang memberikan

wewenang atau kekuasaan kepada seseorang atau suatu pihak dalam suatu bidang tertentu.

Dalam hal demikian dapat kita katakan, bahwa kekuasaan itu bersumber pada hukum, yaitu

ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur pemberian wewenang tadi.

Berkenaan dengan kekuasaan ini, kita teringat akan pendapat John Emerick Edwed

Dalberg Acton atau lebih dikenal dengan Lord Acton yang menyatakan bahwa power tends to

corrupt and absolute power tends to corrupt absolutely.

3

Melihat kenyataan tersebut, dapat dipahami bahwa Peradilan TUN sangat diperlukan

keberadaannya sebagai salah satu jalur bagi para pencari keadilan yang merasa kepentingannya

dirugikan oleh pejabat administrasi karena dalam melaksanakan kekuasaannya itu ternyata yang

bersangkutan terbukti melanggar ketentuan hukum.

Terciptanya Peradilan TUN merupakan suatu tonggak yang menjadi tumpuan masyarakat

atau warga negara untuk mempertahankan hak-haknya yang dirugikan oleh suatu perbuatan

administrasi negara yang mengandung kekeliruan, kesalahan dan yang bertentangan dengan

undang - undang. Perbuatan pejabat administrasi yang demikian ini disebut sebagai suatu

perbuatan yang melanggar hukum dan bertentangan dengan asas - asas umum pemerintahan

yang baik.

Pada era informasi yang semakin deras, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

pun tidak mau tertinggal dalam memperbaiki akses masyarakat terhadap informasi di Pengadilan,

baik itu biaya perkara, alur perkara, struktur organisasi serta informasi umum lainnya.

Dengan adanya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/VIII/2007 tentang

Keterbukaan Informasi, dimana point terpenting dari adanya SK KMA tersebut adalah kewajiban

tiap Pengadilan untuk memberikan keterbukaan informasi kepada masyarakat. Untuk itu

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung berkomitmen untuk dapat memberikan keterbukaan

informasi sebagai upaya tranparansi lembaga serta dalam upaya peningkatan kinerja lembaga.

Salah satu bentuk implementasi SK ini yang dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung adalah akses masyarakat terhadap informasi pengadilan melalui situs resmi Pengadilan

Tata Usaha Negara Bandung, yaitu www.ptun-bandung.go.id, dimana informasi-informasi yang

disajikan telah disesuaikan dengan jenis informasi yang harus diumumkan oleh Pengadilan

bedasarkan SK Ketua MA No. 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi.

B. VISI DAN MISI

Adapun Visi dan Misi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sebagai Badan Pelayan

Masyarakat Pencari Keadilan di Bidang Hukum Administrasi Negara adalah sesuai dengan Visi

dan Misi Mahkamah Agung.

VISI

Visi Badan Peradilan yang berhasil dirumuskan oleh Pimpinan MA pada tanggal 10

September 2009 adalah :

“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG”

Visi Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk pada Pembukaan UUD

1945, terutama alinea kedua dan alinea keempat, sebagai tujuan Negara Republik Indonesia.

4

Dalam cetak biru ini dituangkan usaha-usaha perbaikan untuk mewujudkan badan

peradilan Indonesia yang agung. Badan Peradilan Indonesia yang Agung, secara ideal dapat

diwujudkan sebagai sebuah Badan Peradilan yang :

1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara independen, efektif, dan berkeadilan.

2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara

proporsional dalam APBN.

3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur.

4. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana, cepat,

tepat waktu, biaya ringan dan proporsional.

5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman,

nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif,

sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profesional.

7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi, dan jalannya

peradilan.

8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.

9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan

transparansi.

10. Modern dengan berbasis TI terpadu.

MISI

Misi Badan Peradilan dirumuskan dalam upaya mencapai visinya, mewujudkan badan

peradilan Indonesia yang agung. Seperti diuraikan sebelumnya, fokus pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi badan peradilan adalah pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman yang

efektif, yaitu :

Memutus suatu sengketa/menyelesaikan suatu masalah hukum guna menegakkan hukum

dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan didasari keagungan, keluhuran,

dan kemuliaan institusi. Misi Badan Peradilan 2010-2035, adalah :

1. Menjaga kemandirian badan peradilan.

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

Penjelasan keempat misi Badan Peradilan yang digagas, dalam rangka memastikan

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung” dua puluh lima tahun mendatang,

adalah sebagai berikut :

5

1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan

Syarat utama terselenggaranya suatu proses peradilan yang obyektif adalah adanya

kemandirian lembaga yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan

peradilan sebagai sebuah lembaga (kemandirian institusional), serta kemandirian hakim

dalam menjalankan fungsinya (kemandirian individual/fungsional). Kemandirian menjadi

kata kunci dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara

efektif.

Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, di mana badan peradilan telah

mendapatkan kewenangan atas urusan organisasi, administrasi dan finansial (konsep satu

atap), maka fungsi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, administrasi,

dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan secara baik. Hal ini

dimaksudkan agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas kekuasaan kehakiman yang

diembannya. Hal penting lain yang perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan

anggaran berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk alokasi yang

pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk memberikan jaminan

penyelenggaraan pengadilan di seluruh Indonesia.

Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan juga mengandung

aspek kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang terkait

erat dengan tujuan penyelenggaraan pengadilan. Tujuan peyelenggaraan pengadilan yang

dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan, perlindungan, dan

kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia. Selain itu, juga perlu dibangun

pemahaman dan kemampuan yang setara di antara para hakim mengenai masalah-

masalah hukum yang berkembang.

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan

Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum

dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan MA

mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Adalah

keharusan bagi setiap badan peradilan untuk meningkatkan pelayanan publik dan

memberikan jaminan proses peradilan yang adil.

Keadilan, bagi para pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang

subyektif, karena adil menurut satu pihak belum tentu adil bagi pihak lain.

Penyelenggaraan peradilan atau penegakan hukum harus dipahami sebagai sarana untuk

menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan putusan yang

mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah pihak.

Perbaikan yang akan dilakukan oleh MA, selain menyentuh aspek yudisial, yaitu

substansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi peningkatan

6

pelayanan administratif sebagai penunjang berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh

adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan

putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan

Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan kualitas dan kecepatan

gerak perubahan badan peradilan. Dalam sistem satu atap, peran pimpinan badan

peradilan, selain menguasai aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan

kebijakan-kebijakan non-teknis (kepemimpinan dan manajerial). Terkait aspek yudisial,

seorang pimpinan pengadilan bertanggungjawab untuk menjaga adanya kesatuan hukum

di pengadilan yang dipimpinnya. Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpinan

badan peradilan dibantu oleh pelaksana urusan administrasi. Dengan kata lain, pimpinan

badan peradilan harus memiliki kompetensi yudisial dan non-yudisial.

Demi terlaksananya upaya-upaya tersebut, MA menitikberatkan pada peningkatan

kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan membangun dan mengembangkan

kompetensi teknis yudisial dan non-teknis yudisial (kepemimpinan dan manajerial).

4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan

Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan faktor penting untuk

mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya menjaga

kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan sistem pembinaan, pengawasan, serta

publikasi putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain sebagai bentuk

pertanggungjawaban publik, adanya pengelolaan organisasi yang terbuka, juga akan

membangun kepercayaan pengemban kepentingan di dalam badan peradilan itu sendiri.

Melalui keterbukaan informasi dan pelaporan internal, personil peradilan akan

mendapatkan kejelasan mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan

pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang mungkin mereka

dapatkan. Terlaksananya prinsip transparansi, pemberian perlakuan yang setara, serta

jaminan proses yang jujur dan adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil

peradilan untuk bekerja secara profesional dan menjaga integritasnya.

C. RENSTRA

Berdasarkan visi dan misi di atas, dikembangkanlah rencana strategis dalam bentuk nilai-

nilai utama badan peradilan. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku seluruh warga

badan peradilan dalam upaya mencapai visinya. Pelaksanaan dari nilai-nilai ini pada akhirnya

akan membentuk budaya badan peradilan. Nilai-nilai yang dimaksud, adalah :

7

1. Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 ayat (1) UUD 1945)

a. Kemandirian Institusional :

Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari intervensi oleh pihak

lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman).

b. Kemandirian Fungsional :

Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas dan fungsinya

(Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).

Artinya, seorang Hakim dalam memutus perkara harus didasarkan pada fakta dan

dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan, atau ancaman,

baik langsung ataupun tak langsung, dari manapun dan dengan alasan apapun juga.

2. Integritas dan Kejujuran (Pasal 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya. Perilaku hakim yang

jujur dan adil dalam menjalankan tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan

masyarakat akan kredibilitas putusan yang kemudian dibuatnya. Integritas dan

kejujuran harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.

3. Akuntabilitas (Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman)

Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan kekuasaan kehakiman

dengan profesional dan penuh tanggung jawab. Hal ini antara lain diwujudkan dengan

memperlakukan pihak-pihak yang berperkara secara profesional, membuat putusan

yang didasari dengan dasar alasan yang memadai, serta usaha untuk selalu mengikuti

perkembangan masalah-masalah hukum aktual. Begitu pula halnya dengan aparatur

peradilan, tugas-tugas yang diemban juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab dan profesional.

4. Responsibilitas (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman)

Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan, serta berusaha

mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat mencapai peradilan yang

sederhana, cepat, dan biaya ringan. Selain itu, hakim juga harus menggali, mengikuti,

dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

5. Keterbukaan (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 52 Undang-Undang No. 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya perlakuan sama di

hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum yang adil, adalah

8

dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi.

Informasi yang berkaitan dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan mengenai

hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.

6. Ketidakberpihakan (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman)

Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya proses peradilan yang

jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan yang mempertimbangkan

pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu, aparatur peradilan harus tidak

berpihak dalam memperlakukan pihak-pihak yang berperkara.

7. Perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 4 ayat (1) dan

Pasal 52 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak mendapat perlakuan yang

sama dari Badan Peradilan untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

9

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

A. PENYUSUNAN ALUR TUPOKSI

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pengadilan Tata Usaha Negar

Bandung mempunyai struktur organisasi yang mengacu pada ketentuan dan peraturan

perundang-undangan sebagaimana berikut :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman sebagaimana

telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 dan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 serta terakhir dirubah dengan Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009.

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung Republik Indonseia

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004

dan Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009.

3. Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang R.I

No. 5 Tahun 1986 tentang Peradialn Tata Usaha Negara;

4. Keppres Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Pengalihan Organisasi Administrasi, dan Finansial

dilingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke

Mahkamah Agung.

5. Keppres Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Kesekretariatan MARI.

6. Keppres Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Kepaniteraan MARI.

7. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/018/SK/III/2006 Tanggal 14 Maret

2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik

Indonesia.

8. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor MA/SEK/07/SK/III/2006 Tanggal 13

Maret 2006 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariatan Mahkamah Agung

Republik Indonesia.

10

Jumlah pegawai pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada Tahun 2012

sebanyak 61 orang. Dari seluruh struktur kepegawaian di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

telah terisi namun untuk fungsional (jurusita) belum terisi. Adapun rinciannya sebagai berikut :

1. Jumlah Pegawai :

Golongan I : - orang

Golongan II : 2 orang

Golongan III : orang

Golongan IV : orang

Jumlah TOTAL : orang

2. Jumlah tenaga teknis Hakim dan Non Hakim / Pejabat Fungsional :

Ketua : 1 orang

Wakil Ketua : 1 orang

Hakim : 13 orang

Panitera/Sekretaris : 1 orang

Wakil Panitera : 1 orang

Panitera Muda Hukum : 1 orang

Panitera Muda Perkara : 1 orang

Panitera Pengganti : .. orang

Juru Sita Pengganti : .. orang

3. Jumlah Tenaga Non Teknis :

Wakil Sekretaris : 1 orang

Kasub Umum : 1 orang

Kasub Kepegawaian : 1 orang

Kasub Keuangan : 1 orang

Staf : 8 orang

Cakim : 9 orang

4. Jumlah Pegawai termasuk Hakim berdasarkan tingkat pendidikan :

Magister Hukum (S-2) : .. orang

Sarjana (S-1) : ... orang

Sarjana Muda : ... orang

SLTA : ... orang

SLTP : - orang

SD : - orang

5. Jumlah Tenaga Kontrak: ....... orang

11

Adapun Struktur Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung per 31 Desember

2012 dapat dilihat pada lampiran Laporan Tahunan ini .

B. PENYUSUNAN STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan

tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi berdasarkan

indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur

kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan adanya SOP antara lain

sebagai berikut :

1. Agar mengetahui dengan jelas tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai;

2. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai terkait.

3. Melindungi pegawai dari kesalahan administrasi lainnya.

4. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal,

karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja instansi pemerintah yang berkaitan

dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk menilai kinerja di mata

masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah. Oleh karena itu Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung telah menyusun

Standar Operasional Prosedur sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja

dapat dievaluasi dan terukur.

12

BAB III

KEADAAN PERKARA

Sebagai Badan Peradilan yang menangani sengketa Administrasi Negara, keadaan perkara

pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Rekapitulasi Keadaan Perkara Tahun 2012

BulanSisa Bulan

LaluPerkaraMasuk

Diputus Dicabut Dismissal Sisa

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

JUMLAH

Data Perkara Dalam Tahun 2012

NO. K A S U SSisa

Tahun2011

MasukTahun2012

PutusTahun2012

SisaTahun2012

Banding Kasasi PK

1 Pertanahan

3 Kepegawaian

4 Pajak

5 Perijinan

6 Lelang

7 Tender

8 Merek

9 Badan Hukum

10 Kehutanan

11 Perumahan

12 Pilkada

13 Partai Politik

14 Lingkungan Hidup

15 Pendidikan

16 Kependudukan/Kewarganegaraan

17 Asuransi

18 Dan lain-lain

J U M L A H

13

BAB IV

PENGAWASAN INTERNAL

Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen untuk menjaga dan

mengendalikan agar tugas-tugas yang harus dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana

mestinya sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku. Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung dalam penerapan dan optimalisasi sistem pengawasan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang R.I No. 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Tanggung Jawab

Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Dalam Melaksanakan Pengawasan.

Tujuan dilaksanakannya pengawasan adalah untuk dapat mengetahui kenyataan yang

ada sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan tindakan yang

dianggap perlu, menyangkut pelaksanaan tugas-tugas aparat, administrasi umum dan administrasi

perkara. Sedangkan fungsi pelaksanaan pengawasan meliputi :

a. Menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga peradilan sesuai dengan rencana dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib sebagaimana mestinya, dan

aparat peradilan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

c. Menjamin terwujudnya pelayanan publik yang baik bagi para pencari keadilan yang meliputi :

kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat dan biaya berperkara yang murah.

Dalam melaksanakan pengawasan, Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

menggunakan dua sistem pengawasan sebagai berikut :

1. Pengawasan Melekat

Adalah pengawasan yang bersifat pengendalian yang terus menerus, dilakukan oleh

atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif represif, agar pelaksanaan tugas

bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pengawasan Fungsional

Adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawas yang khusus ditunjuk untuk

melaksanakan tugas tersebut dalam satuan kerja (Satker) tertentu dan diperuntukkan untuk hal

yang dimaksud. Di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, pengawasan dilakukan oleh Hakim

Pembina dan Pengawas Bidang sebagaimana Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tata Usaha

Negara Bandung Nomor : W2-TUN2/647/PS.00/V/2010 tanggal 24 Mei 2010, tentang

penunjukan Hakim Pembina dan Pengawaan Bidang untuk melakukan pengawasan yang meliputi

14

bidang-bidang sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Sub Bagian Keuangan

3. Kepaniteraan Perkara (Administrasi keuangan perkara)

4. Sub Bagian Kepegawaian

5. Kepaniteraan Perkara (Adminstrasi tehnis perkara)

6. Kepaniteraan Hukum

DAFTAR NAMA HAKIM PEMBINA DAN PENGAWAS BIDANG

PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDUNG TAHUN 2011

NO NAMA / NIP JABATANHAKIM PEMBINA DAN

PENGAWAS BIDANG

1. Disiplin F. Manao, S.H., MH./

196107121998031006

Wakil Ketua Koordinator

2. Setyobudi, S.H./

196306251992031003

Hakim Sub Bagian Umum

3. Irhamto, S.H. /

196502231986031004

Hakim Sub Bagian Keuangan

4. Nurakti, S.H. /

196310051989032003

Hakim Kepaniteraan Perkara

(Adminstrasi Keuangan

Perkara)

5. Andry Asani, SH., MH. /

197104091996031001

Hakim Sub Bagian Kepegawaian

6. Elizabeth I.E.H.L. Tobing, SH., M.Hum /

19760705200003002

Hakim Kepaniteraan Perkara

(Administrasi Tehnis Perkara)

7. Poppy Prastiany, SH. /

197910062006042001

Hakim Kepaniteraan Hukum

15

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial

Selama tahun 2012, Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung telah mengirimkan

pelatihan yang diikuti oleh para Hakim, Pani tera /Sekretaris dan pegawai Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung dengan perincian :

1. Prajabatan Tk. II.

2. Diklat Pembekalan Mentor Magang bagi Cakim Terpadu.

3. Diklat Cakim Terpadu I dan Magang I Sebagai Adminstrator MARI.

4. Bimbingan Teknis Pengadaan Barang dan Jasa.

5. Bimbingan Teknis bagi para Hakim di Lingkungan Peratun.

6. Bimbingan Teknis Ketatalaksanaan Perkara Kasasi dan PK TUN.

7. BImbingan Teknis Panitera Muda Perakra Peratun.

8. Workshop Implementasi SEMA No. 14 Tahun 2010.

9. Diklat Sekretaris Pengadilan Tk. I.

10. TOT untuk Diklat Hakim berkelanjutan.

11. Pembinaan Teknis Pedoman Perilaku Hakim (PPH).

12. Diklat Pimpinan Tk. V.

13. Pelatihan Teknis Fungsional bagi Panitera/PP Peratun Wilayah Hukum PT. TUN

seluruh Indonesia.

14. Trainer Convention Penyusunan Diklat II Program PPC.

15. Pelatihan Teknis Fungsional Hakim Hukum Lingkungan.

16. Diklat II Cakim Terpadu lingkungan Peradilan Umum, Agama, Peratun.

17. Konsinyering pengumpulan/Pengiriman berkas perkara secara elektronik.

18. Seminar penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan dalam prespektif

pembaharuan hukum pertanahan nasional.

19. Sosialisasi pembentukan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum.

20. Pelatihan teknis fungsional bagi Hakim Tk. I.

21. Seminar nasional sosialisasi kritisi undang-undang bantuan hukum.

2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial

Beberapa kegiatan yang menyangkut terhadap peningkatan sumber daya

manusia non teknis selama tahun 2010 adalah :

1. Akurasi data laporan SAI.

2. Bimbingan teknis Pengadaan Barang dan Jasa

16

3. Workshop Perencanaan Kas.

4. Monitoring dan Evaluasi atas pelaksanaan penyusunan laporan keuangan satauan

kerja

5. Rekonsiliasi BMN

3. Promosi dan Mutasi

Promosi :

1. Agus Priatna, NIP 195908051983021001, Penata Muda Tk. I (III/b), promosi menjadi

Kasubag Kepegawaian PTUN Serang.

2. Andreas Ases, SH., MH, NIP 197801272001041001, Penata Muda Tk. I (III/b) promosi

menjadi Kasubag Keuanga PTUN Serang.

Mutasi Keluar :

1. Diniart Mayaciptani, SE. NIP : 198209152006042005, Penata Muda Tk. I (III/b) mutasi

dari PTUN bandung ke PTUN Padang.

4. Pengisian Jabatan Struktural

Jabatan Struktural pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung 2011 telah terisi

semuanya dengan rincian sebagai berikut :

Panitera.Sekretaris : 1 orang

Wakil Sekretaris : 1 orang

Wakil Panitera : 1 orang

Panitera Muda Hukum : 1 orang

Panitera Muda Perkara : 1 orang

Kasub Umum : 1 orang

Kasub Kepegawaian : 1 orang

Kasub Keuangan : 1 orang

17

B. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara sarana

prasarana dikelola berdasarkan sistem yang disebut dengan SIMAK-BMN adalah suatu sistem

terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan komputerisasi dalam rangka

menghasilkan data transaksi untuk mendukung penyusunan neraca, disamping itu SIMAK-BMN

juga didukung oleh Aplikasi Persediaan yang berguna untuk menunjang fungsi pengelolaan barang

milik negara.

Dalam pelaksanaan akuntansi barang milik negara dibantu dengan perangkat lunak

(software) yang memungkinkan penyederhanaan dalam proses manual dan mengurangi tingkat

kesalahan dalam pelaksanaannya.

1. Sarana dan Prasana Gedung

GEDUNG KANTOR

Gedung Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung terletak di Jalan Diponegoro No. 34

Bandung, berdiri di atas tanah seluas 1792 M2. Pada tahun Anggara 2012 telah dilakukan

Rehabilitasi Tahap II dengan menghabiskan anggaran ± Rp. 5.250.000.000,- (Dua Milyar

Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) dan akan di lanjutkan dengan Rehabilitasi Tahap III

pada Tahun Anggaran 2013.

RUMAH DINAS

Rumah Dinas untuk para Hakim tersedia 8 (delapan) buah rumah dengan lokasi di 3 (tiga)

tempat yaitu :

1. Jl. Cijawura Girang No. 04 A, B, C RT/RW 03/01 Kel. Margasari Kec. Margacinta Kab.

Bandung (3 unit rumah).

2. Jl. Jupiter Selatan IV Komp. Margahayu Raya Bandung sejumlah (2 unit rumah).

3. Jl. Rancabolang Barat Kel. Sekejati Kec. Margacinta Bandung (3 unit rumah).

a) Pengadaan

- Tidak ada pengadaan sarana dan prasarana rumah dinas

b) Pemeliharaan

- Pemeliharaan gedung selalu dilakukan dalam rangka terpenuhinya kenyamanan

dalam melaksanakan kegiatan dan Tupoksi sesuai dengan DIPA tahun anggaran

2011.

c) Penghapusan

- Tidak ada penghapusan.

18

2. Sarana dan Prasana Fasilitas Gedung

a) Pengadaan

Selama tahun anggaran 2012 telah di lakukan pengadaan Sarana dan Prasana Peralatan

dan Mesin yaitu 4 Unit PC Unit

b) Pemeliharaan

- Pemeliharaan sarana dan prasrana fasilitas gedung selalu dilakukan dalam rangka

terpenuhinya kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan dan Tupoksi sesuai dengan

DIPA tahun anggaran 2012.

c) Penghapusan

- Penghapusan Peralatan dan Mesin masih dalam proses.

POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA

POSISI PER TANGGAL 31 DESEMBER 2012

AKUN NERACAJUMLAH

KODE URAIAN

1 2 3

115111 Barang Konsumsi 398.800

131111 Tanah 16.965.000.000

131311 Peralatan dan Mesin 2.069.263.500

131511 Gedung dan Bangunan 5.010.187.000

131712 Irigasi 12.000.000

131921 Aset Tetap Lainnya 16.990.000

153151 Software 49.050.000

154112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalamoperasi pemerintah

49.050.000

JUMLAH 24.167.639.300

C. PENGELOLAAN KEUANGAN

Salah satu upaya kongkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara khususnya di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah penyampaian

laporan pertanggungjawaban keuangan yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan sasaran

dengan mengikuti standar-standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.

Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

disampaikan berupa laporan keuangan tentang realisasi anggaran.

Pada prinsipnya, pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh Mahkamah Agung mengacu

pada asas-asas umum pengelolaan keuangan negara sebagaimana dijabarkan oleh Undang-undang

19

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ke dalam asas-asas umum seperti asas tahunan,

universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai percerminan best

practices (penerapan landasan-landasan yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara seperti:

akuntabilitas berorientasi hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan

keuangan negara pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Untuk alokasi anggaran yang diterima oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada

tahun 2012 ini berjumlah Rp. 6,003,247,000,- (Enam Milyar Tiga Juta Dua Ratus Empat Puluh Tujuh

Ribu Rupiah ), dengan rincian untuk belanja pegawai sebesar Rp. 2,995,098,000,- (Dua Milyar

Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Sembilan Puluh Delapan Ribu Rupiah). Belanja barang

sebesar Rp. 583,149,000,- (Lima Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Seratus Empat Puluh Sembilan Ribu

Rupiah) dan pada belanja modal sebesar Rp. 2,425,000,000,- (Dua Milyar Dua Ratus Lima Juta

Rupiah.).

Untuk realisasi anggaran di tahun 2011 untuk Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

telah mencapai 102 % dari total anggaran di dalam DIPA Tahun 2011, yaitu senilai Rp.

6,003,247,000,- dengan rincian sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai (matrik terlampir) :

a. Pagu

- Anggaran yang tersedia dalam DIPA belanja pegawai tahun anggaran 2012 sebesar

Rp. 2,995,098,000,-, dengan rincian sebagai berikut :

51 BELANJA PEGAWAI

511111 BELANJA GAJI POKOK PNS Rp. 1,767,897,000

511119 BELANJA PEMBULATAN GAJI PNS Rp. 44,000

511121 BELANJA TUNJANGAN SUAMI / ISTRI PNS Rp. 138,610,000

511122 BELANJA TUNJANGAN ANAK PNS Rp. 44,844,000

511123 BELANJA TUNJANGAN STRUKTURAL PNS Rp. 47,840,000

511124 BELANJATUNJANGAN FUNGSIONAL PNS Rp. 405,340,000

511125 BELANJA TUNJANGAN PPh PNS Rp. 79,195,000

511126 BELANJA TUNJANGAN BERAS PNS Rp. 84,315,000

511129 BELANJA UANG MAKAN PNS Rp. 322,080,000

511151 TUNJANGAN UMUM PNS Rp. 97,223,000

512211 BELANJA UANG LEMBUR Rp. 7,710,000

JUMLAH Rp. 2,995,098,000

b. Realisasi

- Pelaksanaan pembayaran belanja pegawai tahun anggaran 2011 sebesar Rp.

3,283,597,374,-. Dengan rincian sebagai berikut :

51 BELANJA PEGAWAI

511111 BELANJA GAJI POKOK PNS Rp. 2,074,297,060

511119 BELANJA PEMBULATAN GAJI PNS Rp. 61,978

20

511121 BELANJA TUNJANGAN SUAMI / ISTRI PNS Rp. 155,886,906

511122 BELANJA TUNJANGAN ANAK PNS Rp. 49,439,920

511123 BELANJA TUNJANGAN STRUKTURAL PNS Rp. 47,840,000

511124 BELANJATUNJANGAN FUNGSIONAL PNS Rp. 408,780,000

511125 BELANJA TUNJANGAN PPh PNS Rp. 81,140,600

511126 BELANJA TUNJANGAN BERAS PNS Rp. 140,550,910

511129 BELANJA UANG MAKAN PNS Rp. 277,770,000

511151 TUNJANGAN UMUM PNS Rp. 40,150,000

512211 BELANJA UANG LEMBUR Rp. 7,680,000

JUMLAH 3,283,597,374

c. Sisa

- Sisa belanja pegawai tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. - 288,499,374,- dengan

rincian sebagai berikut :

51 BELANJA PEGAWAI

511111 BELANJA GAJI POKOK PNS Rp. (306,400,060)

511119 BELANJA PEMBULATAN GAJI PNS Rp. (17,978)

511121 BELANJA TUNJANGAN SUAMI / ISTRI PNS Rp. (17,276,906)

511122 BELANJA TUNJANGAN ANAK PNS Rp. (4,595,920)

511123 BELANJA TUNJANGAN STRUKTURAL PNS Rp. -

511124 BELANJATUNJANGAN FUNGSIONAL PNS Rp. (3,440,000)

511125 BELANJA TUNJANGAN PPh PNS Rp. (1,945,600)

511126 BELANJA TUNJANGAN BERAS PNS Rp. (56,235,910)

511129 BELANJA UANG MAKAN PNS Rp. 44,310,000

511151 TUNJANGAN UMUM PNS Rp. 57,073,000

512211 BELANJA UANG LEMBUR Rp. 30,000

JUMLAH (288,499,374)

2. Belanja Barang (matrik terlampir) :

a. Pagu

- Anggaran yang tersedia dalam DIPA belanja barang tahun anggaran 2011 sebesar

Rp. 583,149,000,- , dengan rincian sebagai berikut :

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (OBAT-OBATAN) Rp. 1,500,000

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PELANTIKAN) Rp. 3,000,000

521119BELANJA BARANG OPRASIONAL LAINNYA (PAKAIAN DNSPEGAWAI)

Rp. 20,310,000

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PERPUSTAKAAN) Rp. 2,500,000

21

523111BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(KANTOR)

Rp. 66,400,000

523119BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(RMH DNS)

Rp. 20,000,000

523121BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 4

Rp. 56,000,000

523121BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 2

Rp. 30,000,000

523129BELANJA BIYA PEMELIHARAAN PERALATAN DAN MESINLAINNYA

Rp. 63,350,000

522111 BELANJA LANGGANAN DAYA DAN JASA Rp. 72,360,000

521114 BELANJA PENGIRIMAN SURAT DINAS POS PUSAT Rp. 5,000,000

521111 BELANJA KEPERLUAN SEHARI-HARI PERKANTORAN Rp. 160,200,000

521115 BELANJA HONOR OPERASIONAL SATUAN KERJA Rp. 33,840,000

524111 BELANJA PERJALANAN DINAS BIASA Rp. 48,689,000

JUMLAH PROGRAM 1066.01.002 Rp. 583,149,000

b. Realisasi

- Pelaksanaan pembayaran belanja barang tahun anggaran 2011 sebesar Rp.

570,960,199,-, dengan rincian sebagai berikut :

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (OBAT-OBATAN) Rp. 1,500,000

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PELANTIKAN) Rp. 3,000,000

521119BELANJA BARANG OPRASIONAL LAINNYA (PAKAIAN DNSPEGAWAI)

Rp.20,250,000

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PERPUSTAKAAN) Rp. 2,500,000

523111BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(KANTOR)

Rp.66,370,000

523119BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(RMH DNS)

Rp.19,900,000

523121BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 4

Rp.55,999,850

523121BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 2

Rp.29,999,500

523129BELANJA BIYA PEMELIHARAAN PERALATAN DAN MESINLAINNYA

Rp.63,350,000

522111 BELANJA LANGGANAN DAYA DAN JASA Rp. 60,516,449

521114 BELANJA PENGIRIMAN SURAT DINAS POS PUSAT Rp. 5,000,000

521111 BELANJA KEPERLUAN SEHARI-HARI PERKANTORAN Rp. 160,174,400

521115 BELANJA HONOR OPERASIONAL SATUAN KERJA Rp. 33,840,000

524111 BELANJA PERJALANAN DINAS BIASA Rp. 48,560,000

JUMLAH Rp. 570,960,199

c. Sisa

- Sisa belanja barang tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 12,188,801,- dengan rincian

sebagai berikut :

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (OBAT-OBATAN) Rp. -

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PELANTIKAN) Rp. -

521119 BELANJA BARANG OPRASIONAL LAINNYA (PAKAIAN DNSPEGAWAI)

Rp. 60,000

22

521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA (PERPUSTAKAAN) Rp. -

523111 BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(KANTOR)

Rp. 30,000

523119 BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN GDG&BGNAN LAINNYA(RMH DNS)

Rp. 100,000

523121 BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 4

Rp. 150

523121 BELANJA BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN&MESINLAINNYA RD 2

Rp. 500

523129 BELANJA BIYA PEMELIHARAAN PERALATAN DAN MESINLAINNYA

Rp. -

522111 BELANJA LANGGANAN DAYA DAN JASA Rp. 11,843,551

521114 BELANJA PENGIRIMAN SURAT DINAS POS PUSAT Rp. -

521111 BELANJA KEPERLUAN SEHARI-HARI PERKANTORAN Rp. 25,600

521115 BELANJA HONOR OPERASIONAL SATUAN KERJA Rp. -

524111 BELANJA PERJALANAN DINAS BIASA Rp. 129,000

JUMLAH Rp. 12,188,801

3. Belanja Modal (matrik terlampir) :

a. Pagu

- Anggaran yang tersedia dalam DIPA belanja modal tahun anggaran 2011 sebesar Rp.

2,425,000,000,- , dengan rincian sebagai berikut :

53 BELANJA MODAL

533121 PENAMBAHAN NILAI GEDUNG Rp. 2,003,450,000

532111 PENGADAAN MEUBELAIR Rp. 58,160,000

532111 PENGADAAN KENDARAAN RODA 4 Rp. 176,190,000

532111 PENGADAAN ALAT PENGOLAH DATA Rp. 108,690,000

532111 PENGADAAN INVENTARIS KANTOR Rp. 78,510,000

JUMLAH RP. 2,425,000,000

b. Realisasi

- Pelaksanaan pembayaran belanja modal tahun anggaran 2011 sebesar Rp.

2,370,509,400,-, dengan rincian sebagai berikut :

53 BELANJA MODAL

533121 PENAMBAHAN NILAI GEDUNG Rp. 1,989,487,000

532111 PENGADAAN MEUBELAIR Rp. 56,700,000

532111 PENGADAAN KENDARAAN RODA 4 Rp. 142,182,400

532111 PENGADAAN ALAT PENGOLAH DATA Rp. 106,990,000

23

532111 PENGADAAN INVENTARIS KANTOR Rp. 75,150,000

JUMLAH RP. 2,370,509,400

c. Sisa

- Sisa belanja modal tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 40,527,600,- dengan rincian

sebagai berikut :

53 BELANJA MODAL

533121 PENAMBAHAN NILAI GEDUNG Rp. 13,963,000

532111 PENGADAAN MEUBELAIR Rp. 1,460,000

532111 PENGADAAN KENDARAAN RODA 4 Rp. 34,007,600

532111 PENGADAAN ALAT PENGOLAH DATA Rp. 1,700,000

532111 PENGADAAN INVENTARIS KANTOR (AC, CCTV.BOR) Rp. 3,360,000

JUMLAH RP. 40,527,600

D. PENGELOLAAN ADMINISTRASI

1. Administrasi Perkara

Administrasi perkara meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh aparat

pengadilan yang diberi tugas untuk mengelola penanganan perkara yang meliputi

prosedur penerimaan perkara, keuangan perkara, pemberkasan perkara, penyelesaian

perkara, dan pembuatan laporan perkara sesuai dengan pola yang sudah ditetapkan.

Pengelolaan administrasi peradilan di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

diarahkan kepada Pengelolaan administrasi dua urusan :

1. Urusan Perkara administrasinya dilakukan oleh Panitera Muda Perkara

- Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara,

menyimpan berkas yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan

perkara.

- Memberi nomor registrasi pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan

Perkara.

- Mencatat pada setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan

singkat tentang isinya.

- Menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.

2. Urusan Hukum administrasinya dilakukan oleh Panitera Muda Hukum

- Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara,

menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan melakukan

administrasi lain yang diatur dalam perundang-undangan.

24

2. Administrasi Kesekretariatan

a. Bidang Umum

1. Tertibnya Administrasi Persuratan

- Telah mencatat dan mengagendakan semua surat masuk dan surat keluar

tahun 2011, yaitu surat masuk sebanyak 1117 surat dan surat keluar

sebanyak 1358 surat.

- Mengarahkan surat masuk sesuai disposisi, dan mengirim surat keluar

sesuai dengan tujuan surat.

- Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.

- Menata arsip serta menyimpannya dalam box / filing cabinet dan lemari

arsip.

2. Tertibnya Pengelolaan Barang-barang Inventaris :

- Telah mengelola barang inventaris sesuai dengan Keputusan Sekretaris

MARI Nomor : MA/SEK/173a/XI/2005 tentang Penata Usahaan Barang

Milik Negara di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua

lingkungan.

- Membuat laporan Barang Milik Negara semesteran, tahunan dan laporan

Kondisi Barang SIMAK.

- Telah membuat DIR, DIL dan KIB Tanah, Bangunan rumah dinas dan

kendaraan dinas.

- Telah memperpanjang STNK kendaraan roda dua dan roda empat.

- Melakukan pemeliharaan gedung kantor, rumah dinas, kendaraan dinas,

komputer dan meubelair.

3. Tersedianya Alat Tulis Kantor dan Perlengkapan kantor.

- Melaksanakan belanja ATK dan perlengkapan kantor.

- Mencatat penerimaan dan pengeluaran ATK dan perlengkapan lainnya.

- Mendistribusikan barang ATK dan perlengkapan kantor lainnya sesuai

dengan kebutuhan dan permintaan.

4. Pengelolaan Perpustakaan.

- Menerima, mencatat dan memberi nomor buku-buku yang diterima dengan

memberi catalog sesuai dengan klasifikasinya.

- Mencatat peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan.

- Menyediakan lemari kaca untuk penyimpanan buku-buku perpustakaan.

- Menyediakan ruang khusus untuk perpustakaan.

25

5. Pengurusan Rumah Tangga Kantor.

- Menjaga keaman kantor.

- Mengangkat tenaga honorer untuk kebersihan dan keamanan kantor.

- Melengkapi sarana kebersihan dan keamanan kantor.

- Melakukan pembangunan dan pengecetan pagar rumah dinas.

- Membuat spanduk dan memasang umbul-umbul jika diperlukan.

6. Mengkoordinir Protokoler.

- Mengkoordinir kegiatan seperti pelantikan, perpisahan, penyambutan

tamu, rapat dan lain-lain.

- Membuat dokumentasi pada setiap kegiatan.

- Mengadakan/mengikuti rapat dan pertemuan.

b. Bidang Administrasi Keuangan

Penataan Administrasi keuangan berada dalam file ditata dalam lemari oleh Kasub

Keuangan dan Bendahara pengeluaran adapun pengurusan administrasi di bidang

keuangan meliputi : melaksanakan program belanja pegawai, belanja barang dan belanja

modal.

- Telah dicairkan gaji pegawai dan pembayaran kepada pegawai setiap bulan serta

pencairan dan pembayaran rapel bila ada kepada pegawai yang bersangkutan.

- Telah dicairkan dan dibayarkan tunjangan kinerja (remunerasi) dan uang makan

kepada pegawai.

- Telah dicairkan dan dibayarkan honorarium kepada pegawai yang bersangkutan.

- Telah dicairkan dan dibayarkan kepada pegawai yang lembur.

- Telah dicairkan dan dibayarkan belanja barang kepada pihak ketiga.

- Telah dicairkan dan dibayarkan belanja modal kepada pihak ketiga.

c. Bidang Administrasi Kepegawaian

Penanganan administrasi di bidang kepegawaian sebagai berikut :

- Kepangkatan meliputi DUK, karpeg/karis/karsu/taspen /askes, KGB, kenaikan

pangkat telah dikelola dengan baik.

- Sarana adminitrasi seperti buku induk, file, buku kendali, statistik kepegawaian

telah ditertibkan.

26

- Jabatan struktural dan fungsional yang ada telah dilakukan pelantikan.

- DP3 telah diberikan kepada pejabat penilai / atasan langsung namun pengisiannya

belum seluruhnya didasarkan pada evaluasi pelaksanaan tugas.

- Jam kerja yang diterapkan sudah sesuai dengan ketentuan dan telah dilakukan

pengontrolan lewat absen.

- Data pegawai telah dibuat dan memuat semua tentang nama hakim, panitera

pengganti, dan pejabat struktural dan fungsional.

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dengan dibuatnya Pelaporan Tahunan ini, dapat memberikan gambaran secara umum

kondisi dari Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dalam tahun 2011 dan dalam laporan ini juga

akan terungkap masalah-masalah yang belum dapat diatasi oleh Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung, sehingga kami membuat suatu kesimpulan dan rekomendari sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Sumber Daya Manusia perlu ditingkatkan baik secara kuantitas melalui jalur penerimaan

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dimana masih banyak kekurangan SDM dan secara

kualitas juga masih menjadi keluhan dikarenakan kurangnya pelatihan dalam pengelolaan

di bidang administrasi peradilan dan administrasi umum.

2. Dengan adanya pelatihan, temu karya, pendidikan yang dilaksanakan oleh Mahkamah

Agung RI maka kualitas penyelesaian administrasi, perkara dan putusan semakin

meningkat.

3. Pegawai pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung masih terdapat kekurangan antara

lain Jurusita dan Tenaga Administrasi.

4. Realisasi anggaran juga telah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan persentase

realisasi anggaran mencapai 102 %.

B. Rekomendasi

1. Perlu dilanjutkan pelatihan teknis yustisial/penataran/temu karya hakim, pejabat

kepaniteraan, jurusita dan administrasi dalam rangka meningkatkan tenaga peradilan yang

profesional.

2. Sarana gedung kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung masih perlu direhabilitasi,

dengan adanya pembangunan gedung tahap ke-2, diupayakan agar sesuai dengan standar

prototype Mahkamah Agung RI.

3. Alokasi jatah CPNS tahun anggaran 2012 untuk pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

dapat lebih ditingkatkan mengingat masih kurangnya tenaga administrasi dan Juru Sita.

Demikian penyajian laporan pelaksanaan tugas Tata Usaha Negara Bandung tahun

2011 disusun untuk dijadikan informasi dan masukan sehingga pelaksanaan tugas-tugas pada

masa yang akan datang akan lebih meningkat dan berdaya guna serta berhasil guna.