bab i pendahuluan - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/penelitian persepsi mhs akt.pdf · 2...

94
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi sekarang sudah merasuk keseluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dibidang ekonomi. Laju globalisasi ekonomi yang melanda semua Negara, membawa perusahaan-perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda, dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestic, tetapi telah dimasuki oleh pesaing- pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan pengetahuan tingkat dunia. Pesatnya perkembangan dunia bisnis juga memberikan lapangan kerja yang beragam untuk angkatan kerja. Selama ini lapangan kerja yang tersedia di dunia bisnis cukup banyak diisi oleh lulusan pendidikan tinggi karean para lulusan tersebut diyakini telah memiliki bekal pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk berkarir di dunia bisnis yang menuntut profesionalisme yang tinggi pula. Dengan demikian, dunia bisnis yang berubah akibat globalisasi tersebut mengakibatkan perubahan terhadap tuntutan dunis bisnis terhadap lulusan pendidikan tinggi. Salah satu golongan angkatan kerja yang merupaka output dari perguruan tinggi adalah Sarjana Ekonomi khususnya dari Jurusan Akuntansi. Peluang bisnis yang semakin terbuka pada berbagai sector telah menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi dunia pendidikan akuntansi sehingga perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh perguruan tinggi

Upload: ngokhanh

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi yang terjadi sekarang sudah merasuk keseluruh aspek

kehidupan manusia, termasuk dibidang ekonomi. Laju globalisasi ekonomi

yang melanda semua Negara, membawa perusahaan-perusahaan memasuki

lingkungan bisnis yang sangat berbeda, dimana pasar tidak lagi hanya

dimasuki oleh pesaing-pesaing domestic, tetapi telah dimasuki oleh pesaing-

pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan

kandungan pengetahuan tingkat dunia.

Pesatnya perkembangan dunia bisnis juga memberikan lapangan kerja

yang beragam untuk angkatan kerja. Selama ini lapangan kerja yang tersedia

di dunia bisnis cukup banyak diisi oleh lulusan pendidikan tinggi karean para

lulusan tersebut diyakini telah memiliki bekal pengetahuan yang

memungkinkan mereka untuk berkarir di dunia bisnis yang menuntut

profesionalisme yang tinggi pula. Dengan demikian, dunia bisnis yang

berubah akibat globalisasi tersebut mengakibatkan perubahan terhadap

tuntutan dunis bisnis terhadap lulusan pendidikan tinggi.

Salah satu golongan angkatan kerja yang merupaka output dari

perguruan tinggi adalah Sarjana Ekonomi khususnya dari Jurusan Akuntansi.

Peluang bisnis yang semakin terbuka pada berbagai sector telah menciptakan

tantangan sekaligus peluang bagi dunia pendidikan akuntansi sehingga

perkembangan dalam dunia bisnis harus selalu direspon oleh perguruan tinggi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

2

agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di

dunia kerja.

Untuk Sarjana Akuntansi, ada beberapa jenis karir yang dapat dipilih,

yaitu sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan

akuntan pemerintah. Oleh karenanya, sarjana akuntansi mempunyai banyak

pilihan dan bebas untuk memilih karir yang akan akan digeluti sesuai dengan

ilmu yang dikuasainya. Dalam prakteknya, sering dijumpai lulusan pendidikan

tinggi kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru

dimasukinya tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum

pendidikan tinggi akuntansi harus didesain sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Pada saat memilih karir yang akan digeluti, mahasiswa akuntansi

memiliki beberapa pertimbangan, misalnya penghargaan finansial, pelatihan

professional, pengakuan professional, nilai-nilai social, lingkungan kerja,

pertimbangan pasar kerja, dan personalitas (Rahayu, dkk, 2003), sehingga

mereka dapat dengan tepat memilih karir yang akan dapat dijadikan pegangan

dalam hidup mereka. Bagi dunia pendidikan akuntansi, dapat dijadikan

masukan pada saat perancangan kurikulum. Akhirnya, sarjana akuntansi siap

terjun dalam dunia kerja dan mudah menyesuaikan kemampuan yang

dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan, lebih-lebih sarjana akuntansi dikenal

sebagai professional yang mengejar kehidupan mapan dalam waktu singkat.

(Tambunan, 2001). Disamping itu, profesi akuntan pada masa yang akan

dating menghadapi tantangan yang semakin berat, sehingga kesiapan yang

menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

3

Penelitian yang berkaitan dengan persepsi mahasiswa akuntansi

terhadap pemilihan karir telah banyak dilakukan, diantaranya adalah yang

dilakukan Rahayu, dkk (2003). Hasil penelitian Rahayu menunjukkan bahwa

mahasiswa beranggapan, bekerja sebagai akuntan publik lebih professional

dan lebih memberikan kepuasan pribadi, sedangkan sebagai akuntan

perusahaan memberikan kepastian masa depan. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Wijayanti menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang diteliti, yaitu

penghargaan finansial, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-

nilai sosial, lingkungan kerja, dan keamanan kerja serta tersedianya lapangan

kerja, hanya faktor penghargaan finansial, pelatihan professional dan nilai-

nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir.

Dengan banyaknya penelitian yang dilakukan terhadap pemilihan karir

mahasiswa lulusan akuntansi, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian kembali terhadap mahasiswa akuntani yang ada di Kota

Banjarmasin baik yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun

Swasta (PTS), apakah ada perbedaan pandangan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir, baik secara

keseluruhan dan berdasarkan gender-nya. Faktor-faktor yang diteliti dalam

penelitian ini ada 7 (tujuh) variabel, yaitu 1). penghargaan finansial,

2). pelatihan professional, 3). pengakuan professional, 4). nilai-nilai sosial,

5). lingkungan kerja, 6). pertimbangan pasar kerja, dan 7). Personalitas.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi di antara mahasiswa akuntansi yang

memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan

pendidik dan akuntan pemerintah, secara keseluruhan dan menurut

perbedaan gender mengenai penghargaan finansial, pelatihan professional,

pengakuan professional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan

pasar kerja, dan personalitas ?

2. Jenis karir apa yang paling diminati oleh mahasiswa akuntansi secara

keseluruhan dan berdasarkan gender-nya ?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), persepsi adalah

tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Persepsi juga merupakan

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Sekilas,

konsep persepsi nampaknya mudah untuk dipahami, namun jika dilakukan

penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa konsep persepsi yang

dikemukakan pakar-pakar psikologi berbeda dengan lainnya.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi mengenai persepsi,

yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Chaniago (2000) dalam Yunin (2004), memberikan pengertian

persepsi, yaitu merupakan tanggapan langsung dari sesuatu yang dilihat

atau didengar atas proses pengamatan tentang sesuatu obyek dengan

menggunakan panca indera. Persepsi suatu permasalahan yang menjadi

obyek pengamatan secara nyata akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan

setiap orang. Hal ini dikarenakan setiap orang mempunyai daya

pemahaman sendiri-sendiri atas suatu permasalahan sehingga persepsi

hanya merupakan cara pandang atas permasalahan yang sifatnya dinamis,

sehingga seiring dengan dinamika pemikiran dan perasaan manusia dalam

system interaksi sosial maka kemampuan untuk mempersepsikan juga

dapat bersifat dinamis.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

6

2. Menurut Gordon (1991), persepsi sebagai proses penginderaan kenyataan

yang kemudian menghasilkan pemahaman dan cara pandang manusia

terhadapnya.

3. Menurut Cherington dalam Yunin (2004), persepsi sebagai proses

penerimaan dan penafsiran rangsangan yang berasal dari lingkungan.

4. Menurut Walgito (1997), persepsi dapat diartikan sebagai proses kognitif

yang dalam setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang

lingkungannya melalui panca inderanya (melihat, mendengar, mencium,

menyentuh, dan merasakan).

Agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu 1). Adanya obyek yang

dipersepsikan/fisik, 2). Alat indera/reseptor, yaitu alat untuk menerima

stimulus (fisiologis), 3). Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama

dalam mengadakan persepsi (psikologis).

Berbagai model telah dikembangkan dengan pendekatan teori

pemrosesan informasi. Menurut Tereitner dan Kinichi (1992) dalam Effendi

(2000), persepsi dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap perhatian atau pemahaman

2. Tahap pengkodean dan penyederhanaan

3. Tahap pengeluaran dan respon

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

7

2.1.2 Perbedaan Gender

Perbedaan jenis kelamin sesungguhnya tidak menjadi masalah

sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (Laksmi dan Indriantoro,

1999). Namun pada sebagian besar organisasi ternyata perbedaan gender

masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan (power).

Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, misalnya melalui

sosialisasi, budaya yang berlaku serta kebiasaan-kebiasaan yang ada. Adanya

diskriminasi dalam pekerjaan dapat menurunkan kinerja serta prospek karir

wanita yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam

peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat

mendukung karir mereka.

Menurut Gilligan (1982) dalam Murtanto dan Marini (2003),

perkembangan moral dan cara-cara pemikiran wanita berbeda secara

fundamental dengan pria. Shaub (1994), Borkowski dan Ugras (1996) dalam

Murtanto dan Marini (2003) juga mengatakan bahwa perkembangan moral

juga berbeda karena gender dan pengaruh gender cukup kecil terhadap

perkembangan moral. Pengaruh jenis kelamin muncul ketika perbedaan

antara pria dan wanita terjadi dalam proses pembuatan keputusan dalam hal

ini memilih karir yang tepat.

Rahayu, dkk (2003) menyatakan bahwa berdasarkan gender-nya,

perbedaan persepsi/pandangan mahasiswa akuntansi terlihat pada faktor

pelatihan professional dan lingkungan kerja, sedangkan factor penghargaan

financial, pengakuan professional, nilai-nilai social, pertimbangan pasar kerja

dan personalitas tidak terdapat perbedaan pandangan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

8

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Pendidikan Akuntansi

Secara umum sutau system didefinisikan sebagai suatu kumpulan

elemen-elemen yang berinteraksi satu sama lain dalam melakukan kegiatan

dan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai suatu sistem,

pendidikan akuntansi memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan sistem

pendidikan akuntansi secara umum menurut Sumarjono (1991) dalam

Rahayu, dkk (2003), adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang

berjiwa Pancasila dan UUD 1945.

2. Mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral tinggi, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan akademika atau

professional dalam menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu.

Mahasiswa akuntansi sebagai calon professional harus memiliki

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability)

dalam berkarir. Keterampilan dapat dimiliki dari lingkungan formal dan

informal. Pendidikan dalam hal ini merupakan sesuatu yang sangat

mendesak, sekaligus mendapat prioritas. Setidaknya ada tiga hal yang perlu

diajarkan kepada calon akuntan, yaitu kemampuan intelektual, interpersonal

komunikasi, dan karakteristik sebuah perusahaan.

Peningkatan intelektualitas dapat memperbaiki kemampuannya untuk

mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi secara terstruktur,

mengorganisir informasi dan fakta-fakta yang ada. Dengan demikian,

keputusan strategi yang dihasilkan tidak akan didasari pada pemikiran

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

9

naluriah tapi dilandasi oleh kemampuan intelektual yang didayagunakan

secara sistematis.

Melalui peningkatan kemampuan interpersonal, lulusan akuntansi

diharapkan dapat bekerja secara efektif dalam kelompok yang terdiri dari

orang-orang yang homogeny, sedangkan dengan peningkatan keterampilan

komunikasi maka kemampuan untuk menerima maupun mentransmisikan

konsep dan informasi secara efektif melalui pendidikan akuntansi dapat

dibina sejak awal.

Komponen pengetahuan yang meliputi pengetahuan umum bisnis dan

organisasi serta pengetahuan dan keterampilan akuntansi merupakan

pengetahuan yang diperlukan untuk membantu para professional akuntansi

untuk dapat berorientasi dan berinteraksi dengan masyarakat dan

lingkungannya demi suksesnya karir dalam profesi akuntan. Sedangkan

orientasi professional dimaksudkan agar para lulusan dapat bertindak sebagai

seorang professional di bidangnya yang memiliki integritas, objektivitas,

kompetisi, dan sesuai dengan etika profesinya.

Secara proporsional, perkembangan dunia usaha akan berpengaruh

terhadap perkembangan dunia akuntansi. Peran dari sistem akuntansi sebagai

peralatan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dapat dilihat dari permintaan dan

penawaran tenaga kerja di bidang akuntansi oleh dunia usaha. Perguruan

tinggi sebenarnya mempunyai peluang untuk menciptakan akuntan yang

memenuhi persyaratan kebutuhan dunia bisnis. Matakuliah-matakuliah lebih

mudah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia bisnis.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

10

2.1.4. Definisi Karir

Kata karir berasal dari bahasa Inggris yaitu “career” yang secara

umum diartikan sebagai karir atau riwayat kerja. Karir menurut Flippo

(1984) adalah “ A career be defined as asequence of separated but related

work nactivities that provides continuity, order, and meaning in a person’s

life:

Sedangkan karir menurut Handoko (2001) adalah :

1). Karir merupakan suatu rangkaian promosi atau pemindahan (transfer)

kea rah pekerjaan-pekerjaan yang lebih memerlukan tanggung jawab

yang besar atau kearah posisi dalam hirarki kerja atau di luar hirarki

kerja selama masa kerja seseorang.

2). Karir merupakan pekerjaan-pekerjaan seseorang yang mempunyai pola

perkembangan yang sistematis dan jelas.

3). Karir merupakan sejarah perkembangan seseorang.

Dari definisi-definisi di atas, maka karir dipandang dari sudut

individu maupun organisasi, orang tidak hanya memahami pengalaman-

pengalamannya yang khusus, tetapi juga kesempatan-kesempatan yang ada di

dunia profesi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karir ditandai

dengan adanya :

1). Kemajuan seseorang dalam suatu lapangan kerja yang diperolehnya

selama waktu ia bekerja.

2). Kemajuan ini memerlukan kemampuan, keahlian, pengalaman, dan

tanggungjawab yang lebih tinggi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

11

3). Kemajuan ini di dalamnya terdapat unsur cita-cita dan kepuasan yang

menimbulkan ketentraman, kesinambungan, dan arti dalam hidup

seseorang.

Menurut Rudi (2001), secara tradisional, akuntan di Indonesia

menjalankan karirnya dalam berbagai bidang dan lingkungan; mulai dari

akuntan perusahaan, akuntan manajemen, akuntan pajak (auditor intern),

akuntan publik (auditor ekstern), akuntan pemerintah, akuntan pendidik, serta

akuntan konsultan (yang utamanya adalah sebagai konsultan dalam

pembangunan sistem informasi akuntansi).

Keberadaan masing-masing bidang karir itu tentunya sejalan dengan

kebutuhan yang muncul dalam dunia usaha. Kehadiran akuntan

sesungguhnya akan selalu dibutuhkan, seperti ungkapan klasik bahwa

akuntansi adalah bahasa inggris dan tanpa akuntansi maka bisnis akan “kacau

balau” dan tidak memiliki satu acuan yang sama.

2.1.5. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin, yang berbunyi “movere” yang

berarti menggerakkan. Guna lebih memudahkan pengertian,maka di bawah

ini penulis akan menguraikan pendapat beberapa orang ahli mengenai

definisi motivasi.

Flippo (1989) mengemukakan pendapat tentang definisi dari motivasi

sebagai berikut :

In essence it is skill in aligning employee and organization inters so

that behavior result in achievement of employee wants simultaneously with of

organization objective.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

12

Menurut Barney dan Griffin (1992) dalam Yunin (2004), motivasi

adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang utnuk memilih tindakan

tertentu di antara berbagai tindakan yang mungkin dilakukannya. Kuat dan

lemahnya dorongan seseorang untuk melakukan aktivitas tidak terlepas dari

motivasi yang menjadi landasan orang tersebut dalam melakukan perbuatan.

Abdurrahman, 2004). Motivasi ini juga sangat menentukan berhasil atau

tidaknya perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Hal ini juga bagi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir yang

akan dijalaninya di kemudian hari. Ketika mereka dihadapkan pada beberapa

alternative pilihan karir yang ada dalam bidang akuntan, yaitu akuntan

public, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah,

mahasiswa akuntansi akan memilih salah satu karir yang sesuai dengan

tujuan yang diharapkan dapat memberikan kepuasan.

Berbagai kebutuhan yang menjadi tujuan seseorang bermacam-

macam. Ada kebutuhan yang bersifat kebendaan seperti pangan, sandang,

papan dan sebagainya. Adapula kebutuhan yang bersifat kerohaniaan, seperti

pergaulan, kasih saying, keamanan, pemenuhan, kewajiban, membalas

sesuatu dan lain-lain.

Flippo seperti yang dikutip Firdaus (1997) menyatakan bahwa,

kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan langsung dengan bekerjanya

seseorang dalam organisasi adalah upah, keamanan bekerja, rekan kerja yang

sesuai, kepercayaan melakukan pekerjaan, pekerjaan yang berarti,

kesempatan untuk maju, syarat-syarat yang menyenangkan, aman dan

menarik dan pergaulan yang tepat. Masih menurut Flippo,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

13

Abraham Maslow yang dikutip oleh Cahyono (1995), mengatakan

bahwa kebutuhan manusia menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan rasa aman

3. Kebutuhan social

4. Kebutuhan ego

5. Kebutuhan realisasi diri.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1). Motivasi bersumber dari keinginan yang ada pada diri seseorang yang

mempengaruhi tindakannya.

2). Motivasi bersumber dari pemuasan kebutuhan dan keinginan individu.

3). Motivasi mengacu pada tujuan.

Teori motivasi berusaha menjelaskan dan meramalkan bagaimana

perilaku individu. Di bawah ini akan dijelaskan lebih luas tentang Content

Theories dan Process Theories.

2.1.3.1 Content Theories

Gibson, Ivanchecich dan Donely (1987) yang dikutip oleh Sylviana

(2004), mengemukakan bahwa Content Theories merupakan teori kepuasan

yang mencoba menemukan factor-faktor yang terdapat dalam diri individu

yang menggerakkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Ada tiga teori

penting yang terdapat di dalam teori kepuasan ini, yakni :

a. Teori hirarki kebutuhan (Need of Hierarchy) yang diperkenalkan oleh

Abraham Maslow.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

14

Menurut Maslow, pemenuhan kebutuhan manusia sifatnya

berjenjang. Kebutuhan jenjang paling bawah atau dasar adalah kebutuhan

fisiologis, kedua kebutuhan akan rasa aman, ketiga kebutuhan social,

keempat kebutuhan penghargaan dan yang terakhir kebutuhan untuk

mengaktualkan diri. Jenjang kebutuhan tersebut disebut Maslow sebagai

hirarki kebutuhan. Kutipan peneliti dari Flippo (1989) menulis bahwa

Maslow menguraikan hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

1. Physiologis Needs

Yaitu kebutuhan dasar untuk memelihara kelangsungan hidup

seperti makan, minum, tempat tinggal, kebebasan dan kebutuhan

biologis.

2. Security and Safety Needs

Yaitu Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan, seperti

ketakutan, ancaman, kehilangan pekerjaan, keamanan jiwa

sewaktu bekerja, dan keamanan atas harta benda miliknya.

3. Affiliation or Aceptance Needs

Yaitu kebutuhan bermasyarakat/social, mencintai dan dicintai.

Kebutuhan ini bisa juga disebut dengan Love Needs.

4. Esstem of’s Needs

Yaitu kebutuhan akan penghargaan atau prestasi, seperti

kebutuhan untuk mendapat reputasi yang baik, terhormat dan

dihormati, senang dipuji, penghargaan dan pengakuan atas

kebutuhan-kebutuhannya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

15

5. Self Actualization Needs

Yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti kebutuhan akan

memperoleh kebanggaan, membuktikan dirinya sebagai orang

yang mampu mengembangkan diri dan potensi bakat yang

dimilikinya.

b. Teori Dua Faktor (Two Factors Theory) yang dikemukakan oleh Frederick

Herzberg

Menurut Herzberg dalam Firdaus (1997) menyatakan dalam konteks

motivasi terdapat dua kelompok faktor motivasi, yakni Hygiene Factors

dan Motivation Factors. Kedua factor tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Hygiene Factors

Dalam Hygiene Factors, terdapat sejumlah kondisi kerja

ekstrinsik yang jika tidak diberikan atau terpenuhi akan

menimbulkan ketidakpuasan, sehingga seseorang yang bekerja

cenderung mengupayakan untuk mendapatkannya. Faktor-faktor

ini berhubungan dengan lingkungan luar pekerjaan yang antara

lain meliputi : 1). Gaji dan upah; 2). Jaminan pekerjaan ; 3).

Kondisi kerja ; 4). Status ; 5). Kebijaksanaan perusahaan ; 6).

Mutu hubungan pribadi.

2. Motivation Factors

Dalam Motivation Factors, terdapat serangkaian kondisi intrinsic

yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut, akan mampu

menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, tetapi jika kondisi

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

16

tersebut tidak ada akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang

berlebihan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah : 1). Prestasi ; 2).

Pengakuan ; 3). Tanggung jawab ; 4). Kemajuan ; 5). Pekerjaan

itu sendiri dan 6). Kemungkinan berkembang.

2.1.3.2. Teori Prestasi dari Meleland

Menurut McLeland dalam Firdaus (1997), bahwa dia mengajukan

teori motivasi yang berkaitan dengan belajar. McLeland mengelompokkan

kebutuhan manusia ke dalam tiga kelompok utama, yaitu :

1. Needs for Achievement, yakni kebutuhan untuk berprestasi

2. Needs for power, yakni kebutuhan untuk menguasai orang lain

3. Needs for affiliation, yakni kebutuhan untuk bermasyarakat dan

bersahabat.

Sehubungan dengan teori ini, McLeland melaksanakan riset

terhadap masyarakat yang berprestasi tinggi. Adapun masalahnya adalah

sebagai berikut :

a. Mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi lebih senang

menetapkan sendiri tujuan prestasinya.

b. Mereka lebih suka menentukan tujuan yang sesuai dengan tujuan mereka.

c. Mereka lebih senang umpan balik yang cepat dan efisien yang

berhubungan dengan prestasi mereka.

d. Mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi suka

bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah.

Dari cirri diatas tampak bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan

akan keberhasilan yang tinggi selalu berusaha bekerja dengan lebih baik

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

17

dengan orang lain, bahkan mereka tidak puas jika hanya bekerja dengan

hasil seadanya.

2.1.3.3. Process Theories

Rampandojo dan Husnan dalam Firdaus (1997) menyatakan

pendapat mereka tentang Process Theories, sebagai berikut : Process

Theories bukanlah menekankan pada isi kebutuhan dan sifat dorongan dari

kebutuhan tersebut, tetapi pendekatan ini menekankan pada bagaimana dan

dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi.

Teori proses memperkenalkan tiga orang ahli yang teorinya

termasuk ke dalam teori proses, yaitu :

1. Teori Penguatan di B.F. Skiner (Reinforcement Theory).

Asumsi dasar dari teori ini adalah setiap keputusan yang diambil selalu

memiliki konsekuensi, ada kalanya menyenangkan namun terkadang juga

tidak menyenangkan.

2. Teori harapan dari Victor Room (Expectancy Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang mendorong seseorang untuk

melakukan atau memutuskan untuk melakukan sesuatu tergantung dari

kebutuhan timbale balik.

3. Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa seseorang dimotivasi

oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan.

2.1.6. Hubungan antara Pemilihan Karir dengan Motivasi’

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

18

Pemilihan karir adalah suatu sikap yang diambil oleh seseorang

terhadap karir dengan berbagai pertimbangan yakni dari sisi kemampuan

dan keinginan yang ingin diraih di masa yang akan dating. Dengan

demikian, dalam memilih karir seseorang tidak pernah terlepas dari

motivasi yang menjadi landasannya.

Ada beberapa teori motivasi yang dikemukakan dalam penelitian ini.

Namun, teori motivasi Hygiene merupakan salah satu teori yang

meyakinkan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaannya

merupakan suatu hubungan dasar dan sikap kerjanya terhadap pekerjaan

tersebut sangat menentukan sukses atau kegagalan itu.

Sebagai suatu konsep, karir dapat dilihat sebagai suatu posisi yang

dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam kurun

waktu tertentu. Riset terbaru menunjukkan bahwa karir melalui suatu

rangkaian fase atau tahap yang relative dapat diprediksi, dimulai dengan

eksplorasi dan investigasi awal terhadap kesempatan karir dan diakhiri

dengan pension (Rahayu, dkk, 2003).

Akuntan merupakan salah satu profesi dalam dunia kerja yang dapat

dijalani oleh mahasiswa akuntansi. Secara garis besar, bidang pekerjaan

yang dapat dilakukan oleh akuntan dapat digolongkan dalam empat

kategori, yaitu akuntan public, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan

akuntan pemerintah. Keempat karir tersebut dapat dijalani oleh para

lulusan Strata-1 akuntansi dari berbagai perguruan tinggi. Dalam memilih

karir, mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti penghargaan

financial, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-nilai

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

19

social, lingkunan kerja, dan pertimbangan pasar kerja serta personalitas.

Faktor-faktor tersebut bisa dikatakan sebagai motivasi yang mendorong

mahasiswa akuntansi sehingga mereka memilih karir tersebut. Mahasiswa

yang memilih karir sebagai akuntan public, bisa jadi dipengaruhi factor

yang berbeda dengan mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan

pendidik, demikian juga kemungkinan factor-faktor itu berbeda apabila

mahasiswa memilih karir yang berbeda.

2.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan dipersiapkan untuk memberikan gambaran atau laporan

kemajuan secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang

bersangkutan. Menurut (Munawir, 2002:6) laporan keuangan adalah bersifat

historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan

terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara :

1. Fakta yang telah dicatat

2. Prinsip-prinsip dan kebiasan-kebiasaan di dalam akuntansi

3. Pendapat pribadi

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

20

Dengan melihat sifat-sifat laporan keuangan tadi maka dapat ditarik

kesimpulan keterbatasan laporan keuangan itu adalah :

1. Laporan keuangan bersifat historis. Yaitu merupakan pelaporan

keuangan yang telah lewat.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

pasti dan benar, tetapi sebenarnya dapat dimanipulasi.

3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

2.1.5 Gambaran umum SAK dan PSAK nomor 27

Akuntansi di dalam pelaksanaan praktek nya sehari-hari didasari oleh

suatu standar yang telah diterima umum, standar itu berisi tentang konvensi,

peraturan dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi

yang diakui pemerintah, profesi, dan umum yakni komisi Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI) yang berada di bawah lembaga Ikatan Akuntansi Indonesia

(IAI), yang pada tahun 1987 mengeluarkan buku prinsip akuntansi Indonesia.

Yang pada akhirnya buku ini berkembang dan menyesuaikan dengan

tuntutan pemakai laporan keuangan. Pada tahun 1994 PAI diubah menjadi

komite SAK. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia telah beberapa kali

mengalami perubahan, yang terakhir adalah edisi tahun 2009.

Di dalam salah satu SAK itu terdapat PSAK yang mengatur tentang

perkoperasian yaitu nomor 27 yang di mana tidak mengalami perubahan

sejak revisi tahun 1998. Dalam PSAK 27 ini mengatur dan menjelaskan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

21

tentang karakteristik koperasi, struktur penggolongan koperasi, usaha dan

jenis koperasi, tujuan koperasi, ruang lingkup koperasi, modal koperasi, aset,

pendapatan dan juga tentang laporan keuangan koperasi.

2.1.6 Akuntansi Perkoperasian (PSAK nomor 27)

2.1.6.1 Pengertian Koperasi

Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 koperasi adalah

“Badan usaha yang beranggotaan orang-orang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdaarkan asas

kekeluargaan”. Berdasarkan definisi tadi koperasi mengandung unsur :

koperasi itu adalah suatu badan usaha yang mengahasilkan laba,

koperasi beranggotakan sekumpulan orang-orang yang mempunyai

kepentingan ekonomi yang sama, koperasi Indonesia bekerja

berdasarkan prinsip-prinsip koperasi yang ditetapkan di Indonesia dan

juga berdasarkan atas kekeluargaan.

Jadi koperasi adalah kumpulan orang-orang yang mandiri, yang

bersatu secara sukarela untuk memenuhi kepentingan bersama mereka

dalam kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan dan aspirasi, melalui

suatu badan usaha yang dimiliki bersama dan dikontrol bersama secara

kekeluargaan.

2.1.6.2 Fungsi Koperasi

Dalam pasal 4 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian disebutkan bahwa fungsi koperasi yaitu :

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

22

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.1.6.3 Karakteristik Koperasi

PSAK (2009 : 27.1) karakteristik utama koperasi yang

membedakan dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi

memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu

anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi

(user own oriented firm) oleh karena itu :

1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar

sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai

percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri

sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi.

Selain itu, anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

23

kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab social, dan kepedulian

terhadap orang lain.

3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta

dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

4. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan

ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan

anggotanya.

5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada

anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non

anggota koperasi.

2.1.6.4 Bentuk Koperasi

PSAK (2009: 27.2) bentuk koperasi terbagi kedalam koperasi

primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang

beranggotakan orang seorang. Koperasi sekunder adalah koperasi yang

beranggotakan badan-badan hukum koperasi.

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang yang

dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi

sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi primer

sedikitnya 3 koperasi.

2.1.6.5 Prinsip Prinsip Koperasi

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

24

Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang nomor 25

tahun 1992 dan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah :

1. Keanggotaan bersifat sukarela

Maksudnya di sini adalah seseorang tidak boleh dipaksa untuk

menjadi anggota koperasi, namun harus berlandaskan keinginan

pribadi.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

Maksudnya di sini adalah pemilihan para anggota koperasi

dilakukan pada saat rapat anggota. Pengelola koperasi itu berasal

dari anggota koperasi itu sendiri. Setiap anggota memiliki hak suara

yang sama dalam pemilihan pengurus.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Maksudnya disini bisa diartikan bahwa semakin sering anggota

melakukan transaksi bisnis dengan koperasinya maka semakin besar

SHU yang diterimanya

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

5. Kemandirian

Dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam

hal pengambilan keputusan usaha organisasi.

6. Pendidikan perkoperasian

7. Kerjasama antar koperasi

2.1.6.6 Struktur Organisasi Koperasi di Indonesia

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

25

Secara umum struktur organisasi dan tatanan manajemen

koperasi Indonesia yaitu :

1. Rapat anggota

Dapat di artikan sebagai institusi pemegang kekuasaan tertinggi di

koperasi.

2. Pengurus

Perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui koperasi yang

dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi

dan usaha

3. Pengawas

Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandate

untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan

usaha koperasi

4. Pengelola

Mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk

mengembangkan usahan koperasi secara efisien dan professional.

2.1.6.7 Pengguna Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sitem

pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bentuk bagian dari

pertangguang jawaban pengurus tentang kegiatan koperasi sehari-hari.

Dengan kata lain bila dilihat dari sudut pandang manajemen maka hal

ini bisa membuat pihak manajemen mengevaluasi kinerjanya agar lebih

maju.

Pengguna utama dari laporan keuangan koperasi adalah :

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

26

1. Para pengguna dan calon anggota koperasi

2. Pejabat koperasi

3. Bank

4. Kreditur

5. Kantor pajak

2.1.6.8 Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi

Tujuan keuangan laporan koperasi adalah untuk menyediakan

koperasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya.

Menurut Amin Widjaya Tunggal (2002 :98-99) beberapa hal yang

dapat di informasikan oleh pemakai keuangan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota

koperasi

2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan

sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran

3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi,

kewajiban, dan kekayaan bersih, dengan pemisahaan antara yang

berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.

4. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber

daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu

periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota

dan bukan anggota

5. Mengetahui inforamasi penting lainnya yang mungkin berpengaruh

dengan likuiditas dan solvabilitas koperasi

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

27

Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti yang

dimaksud diatas adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Sumber daya ekonomi yang dimiliki koperasi itu sendiri

2. Kewajiban koperasi yang harus dipenuhi koperasi

3. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota koperasi koperasi dan

koperasi itu sendiri

4. Transaksi keadaan dan kejadian yang terjadi dalam suatu periode

yang mengubah sumber daya ekonomis kewajiban dan kekayaan

bersih koperasi

5. Sumber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang

mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi

2.1.7 Penerapan PSAK nomor 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian

Suatu koperasi dikatakan telah menerapkan standar akuntansi

keuangan apabila koperasi tersebut dalam membuat laporan keuangan

koperasi berpedoman kepada standar akuntansi keuangan (SAK) khususnya

SAK tentang akuntansi perkoperasian nomor 27 tahun 2007.

Menurut PSAK nomor 27 tahun 2007 Laporan keuangan koperasi

meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi

ekonomi keluarga, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca : neraca menyajikan informasi mengenai asset, kewajiban, dan

ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

2. Perhitungan hasil usaha : perhitungan ini harus memuat hasil usaha

dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, perhitungan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

28

hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban usaha

dan beban perkoperasian selama periode tertentu

3. Laporan arus kas : laporan arus kas menyajikan informasi mengenai

perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas,

pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu

4. Laporan promosi ekonomi anggota : adalah laporan yang memperlihatkan

manfaat ekonomi yang diperoleh anggota satu tahun tertentu laporan

tersebut mencakup empat unsur yaitu :

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolaha bersama.

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan

dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan

manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian hasil usaha

tahun berjalan. Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai

denganketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian

sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima

anggota pada akhir tahun buku.

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures)

yang memuat :

Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

29

a. Pengakuan pendapatan dan beban sesungguhnya dengan transaksi

koperasi dengan anggota dan non anggota

b. Kebijakan akuntansi tentang asset tetap, penilaian persediaan, piutang

dan sebagainya

c. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota

Pengungkapan informasi lain antara lain:

a. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota

b. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan

mempromosikan usaha ekonomi anggota

c. Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari koperasi dengan

anggota dan non anggota

d. Asset yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi

Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan menurut PSAK

nomor 27 tahun 2009. (2009:27.4-9)

1. Ekuitas

Ekuitas koperasi terdiri atas modal anggota berbentuk simpanan pokok,

simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki karakteristik yang

sama dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, modal penyertaan,

modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi.

Modal anggota,

Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki

karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib

diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan

sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib. Penyajian nilai

simpanan pokok dan simpanan wajib di neraca adalah dengan

menyajikan nilai nominal simpanan wajib dan simpanan pokok.

Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru

diatas nilai nominal seimpanan pokok dan simpanan wajib anggota

pendiri diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

30

Modal penyertaan,

Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain

uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar

yang berlaku saat diterima.

Modal sumbangan,

Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup

resiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan

yang substansifnya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban

jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Cadangan,

Cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas

laporan keuangan. Pembayaran tambahan kepada anggota yang keluar

dari keanggotaan koperasi di atas jumlah simpanan pokok, simpanan

wajib, dan simpanan lain-lain dibebankan kepada cadangan.

Sisa hasil usaha,

Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku pada koperasi, dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil

telah diatur secara jelas, maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi

diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya

belum diatur secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat

sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam

catatan atas laporan keuangan.

2. Kewajiban

Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik diakui sebagai

kewajiban jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan tanggal

jatuh temponya dan dicatat sesuai dengan nilai nominalnya. Sedangkan

kewajiban adalah simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai

sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota pada

koperasi atas dasar kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat

diambil sewaktu-waktu sesuai perjanjian. Dan juga simpanan ini tidak

mengandung resiko kerugian dan sifatnya sementara.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

31

3. Aset

Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaanya dan

tidak dapat dijual kembali untuk menutup kerugian koperasi diakui

sebagai asset lain-lain, sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan

dalam catatan atas laporan keuangan. Aset-aset yang dikelola oleh

koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aset dan

harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Pendapatan dan beban

Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui

sebesar partisipasi bruto. Partisipasi bruto pada dasarnya adalah

penjualan barang pada anggota. Dalam pengadaan barang dan jasa

untuk anggota, partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang

diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan

partisipasi neto. Sedangkan partisipasi neto adalah kontribusi anggota

terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi

bruto dan beban pokok.

Beban koperasi adalah beban sehubungan dengan gerakan

perkoperasian dan tidak berhubngan dengan kegiatan usaha.

2.1.8 Tingkat Pendidikan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan menusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara

atau pembuatan mendidik. Kemampuan karyawan yang multi talenta

biasanya tergantung dengan tingkat pendidikan karyawan yang dijalaninya,

semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan maka semakin besar juga daya

cipta atau daya pikir dalam menghasilkan sesuatu. Hal ini lah yang

menyebabkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan pembuatan

laporan keuangan koperasi yang sesuai dengan PSAK nomor 27. Semakin

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

32

tinggi tingkat pendidikan karyawan maka akan mengakibatkan karyawan

mampu untuk menerapkan PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

2.1.9 Pelatihan

Salah satu keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan

perusahaan tergantung pada tingkat kualitas sumber daya manusia. Kualitas

sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan pelatihan, menurut Robert

L. mathis (2002 :5) pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang

mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Kemampuan sumber daya manusia yang multi talenta akan menguntungkan

perusahaan, hal ini dikarenakan akan semakin mampunya seseorang dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Jika sebuah perusahaan

ingin memiliki daya saing tinggi di masa depan maka salah satu upaya

strategi yang perlu dilakukan adalah menciptakan sebuah proses belajar

berkelanjutan di seluruh lapisan karyawan melalui pelatihan dan

pengembangan. Ada dua tujuan utama pelatihan dan pengembangan

karyawan yaitu Pertama, pelatihan dan pengembangan dilakukan untuk

menutup kesenjangan antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan

permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai

sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan (Husein : Blog)

Kemampuan karyawan yang multi talenta biasanya tergantung dengan

tingkat pelatihan yang dijalaninya semakin banyak tingkat pelatihan

karyawan maka makin besar juga daya cipta atau daya pikirnya dalam

menghasilkan sesuatu. Dalam hubungannya terhadap penerapan PSAK

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

33

nomor 27 pada koperasi, maka semakin banyak jam pelatihan karyawan akan

mengakibatkan koperasi-koperasi makin mampu untuk menerapkan PSAK

nomor 27.

2.1.10 Pengalaman Kerja

Maksudnya disini adalah pengalaman masa kerja seseorang dalam

bekerja untuk membuat laporan keuangan yang dinyatakan dalam tahun.

Pengalaman kerja ini adalah proses dimana seseorang mengenal bagaimana

cara berorganisasi. Saat proses itu lah seseorang akan belajar untuk

bagaimana cara memecahkan suatu masalah yang dihadapi, dan dari masalah

yang dihadapi itu akan memudahkan seseorang berkerja jika menghadapi

masalah yang sama di masa akan datang. Dengan demikian pengalaman kerja

seseorang akan menghasilkan perbedaan dengan orang yang tidak

mempunyai pengalaman kerja, orang yang mempunyai pengalaman kerja

akan mempunyai peluang lebih besar dalam mengerjakan tugas-tugas

perusahaan dengan baik .

Dalam hal hubungannya terhadap penerapan PSAK nomor 27 maka

orang yang telah terbiasa dalam hal berkerja di koperasi dan koperasi

tersebut menerapkan PSAK sebagai pedoman dalam pembuatan laporan

keuangan koperasi maka akan lebih mudah dan lebih baik untuk membuat

laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian di bandingkan dengan orang yang belum pernah menyusun

laporan keuangan. Pengalaman kerja ini juga di tunjang dengan tingkat

pendidikan seseorang dalam melakukan tugas dari perusahaan. jadi semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang dan semakin banyak pengalaman kerja

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

34

seseorang maka akan membuat koperasi tersebut dalam hal pengakuan,

pengukuran, penyajian dan pengungkapan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2.1.11 Frekuensi Pengawasan

Menurut Edy Sokarno (2000:1) untuk mencapai kinerja optimal maka

perusahaan harus terorganisir dengan baik, memiliki visi dan misi, memiliki

daya pengendalian manajemen serta mencintai pengetahuan untuk membantu

orang agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses

pengambilan keputusan.

Selanjutnya menurut Robert J. Mocker seperti yang diterjemahkan

oleh Hendrojogi (2000:130) pengendalian adalah suatu upaya sistematis

untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang

sistem umpan balik informasi membandingkan prestasi sesungguhnya

dengan standar yang lebih dahulu di tetapkan menentukan apakah ada

penyimpangan-penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan

tersebut dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan

menjamin bahwa tugas atau pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (

aturan ) yang diberikan.

Secara langsung pengawasan bertujuan untuk :

1. Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan

perintah (aturan yang berlaku)

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

35

2. Menertibkan koordinasi kegiatan

3. Mencegah pemborosan dan penyimpangan

4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barnag dan jasa yang

dihasilkan

5. Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya

lebih mengarah kepada upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan

organisasi terpenuhi dan tercapai. Dalam arti lain bila manajemen melakukan

penyimpangan maka hendaknya dapat diketahui sedini mungkin.

Sebagaimana kita ketahui dalam struktur organisasi koperasi terdapat

suatu badan pengawas koperasi yang mengemban amanat anggota untuk

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

koperasi, Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1

“Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

dan pengelolaan koperasi”. sedangkan ayat 2 “Menyatakan pengawas

berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi dan

mendapatkan segala keterangan yang diperlukan”. Jadi hubungannya dengan

penerapan PSAK nomor 27 terhadap perkoperasian adalah semakain sering

pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan di awasi maka akan

mengakibatkan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan PSAK nomor 27

dapat diketahui secara dini, dan juga agar dapat segera diambil tindakan

penyelesaian.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

36

2.1.12 Pemeriksaan Eksternal

Pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain

yang muncul dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian

asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kreteria yang telah ditetapkan.

Boynton, Jhonson, Kell (2003:22).

Pemeriksaan keuangan biasanya dilakukan oleh seorang Auditor.

Audit menurut Dan M.Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters (2002:5)

suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi

bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian

ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan

kreteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

Auditor biasanya diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan

siapa yang memperkerjakan mereka : Auditor independen, Auditor internal,

dan Auditor pemerintah. Auditor independen bisanya disebut dengan auditor

eksternal, adalah akuntan publik bersertifikat yang mempunyai kantor

praktek tersendiri dan menawarkan jasa-jasa audit serta jasa lain kepada

klien.

Tanggung jawab auditor independen menurut Dan M.Guy, C. Wayne

Alderman, Alan J. Winters (2002:11) adalah mengaudit laporan keuangan

klien serta mengumpulkan bukti yang kompeten dan mencukupi untuk

memberikan pandapat tentang laporan keuangan klien. Laporan keuangan itu

tanggung jawab klien, yaitu klien lah yang bertanggung jawab atas

pencatatan, pengikhtisaran, dan pengklasifikasian transaksi ekonomi serta

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

37

pengalokasiannya. Auditor hanya bertanggungjawab melaporkan apakah

laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar menurut prinsip akuntansi

yang berlaku secara umum. Hubungan dengan penerapan PSAK nomor 27

terhadap pemeriksaan eksternal adalah apabila pemeriksaan dilakukan oleh

auditor independen maka apabila terjadi kemungkinan koperasi tersebut tidak

menerapkan sesuai pedoman yang berlaku maka auditor bisa menyampaikan

kepada klien, sehingga penerapan PSAK nomor 27 dapat dilaksanakan secara

benar.

2.2 Review Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian dari Pusvita (2003) mengungkapkan

bahwa banyak koperasi pegawai negeri di kota Banjarmasin yang belum

menerapkan akuntansi perkoperasian menurut PSAK nomor 27.

Banyaknya koperasi yang belum menerapkan SAK tentang

perkoperasian dikarenakan sumber daya manusia koperasi tersebut kurang

memadai, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden dalam menyusun

laporan keuangan tidak sesuai dengan jurusan akuntansi, penyebab lain

sumber daya manusia tersebut kurang memadai adalah kurangnya

pengetahuan dan pengalaman responden dalam penyusunan laporan

keuangan koperasi.

Penelitian Pusvita (2003) didukung oleh penelitian Nina (2006) yang

mengungkapkan bahwa masih banyak koperasi yang tidak melakukan

pemisahan pada akun-akun tertentu yang perlu dipisahkan, misalnya dalam

pos beban, kewajiban, dan pendapatan. Dalam penyajian laporan keuangan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

38

tidak di pisahkan antara beban perkoperasian dengan beban usaha, kewajiban

jangka panjang dan kewajiban jangka pendek, dan pendapatan anggota atau

non anggota. Penyebab banyaknya koperasi tidak melakukan pemisahan

tesebut dikarenakan kurang sesuainya jurusan pendidikan responden dalam

menyusun laporan keuangan, ditambah dengan kurangnya pengetahuan dan

pengalaman responden dalam membuat laporan keuangan koperasi.

Pengalaman responden dalam memuat laporan keuangan koperasi justru

didapat setelah diadakannya pelatihan oleh koperasi tersebut.

2.3 Kerangka Pikir dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Kerangka Pikir

Suharyadi (2008:88) kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan

secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti, penelitian yang

berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan hipotesis

yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka

menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi

maka diperlukan kerangka berfikir.

Dari beberapa teori yang telah di kembangkan diatas, maka dapat

diungkapkan suatu kerangka pikir yang berfungsi sebagai acuan alur pikir

dan dasar penelitian yang akan diuji apakah terdapat hubungan antara

pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, frekuensi pengawasan dan

pemeriksaan eksternal dengan mutu laporan keuangan yang sesuai PSAK

nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi perkoperasian pada koperasi di

kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagai berikut :

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

39

Kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 2.l

berikut ini :

Tingkat pendidikan (X1)

Bagan 2.1

Kerangka pikir tentang “Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan

mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun 2007 pada koperasi di

kabupaten Hulu Sungai Tengah”

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, menurut Nur Indrianto, dan Bambang Supomo (2002:73)

hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel

atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Atas

dasar pokok masalah dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini dapaat

disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Tingkat pendidikan mempunyai hubungan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

Pelatihan (X2)

Pengalaman kerja (X3)

Frekuensi pengawasan (X4)

Pemeriksaan (X5)

Penerapan PSAK Nomor 27 tahun 2007 Tentang Akuntansi Perkoperasian (Y)

Mutu laporan keuangan

yang sesuai dengan

PSAK Nomor 27 tahun

2007 Tentang Akuntansi

Perkoperasian (Y)

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

40

H2 : Pelatihan mempunyai hubungan dengan mutu laporan keuangan sesuai

PSAK nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi perkoperasian pada

koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

H3 : Pengalaman kerja mempunyai hubungan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

H4 : Frekuensi pengawasan mempunyai hubungan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

H5 : Pemeriksaan eksternal mempunyai hubungan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun 2007 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

41

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan :

Untuk mendapatkan bukti empiris apakah tingkat pendidikan, pelatihan,

pengalaman kerja, frekuensi pengawasan, dan pemeriksaan eksternal

mempunyai hubungan dengan mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27

tahun 2007 tentang akuntansi perkoperasian pada koperasi-koperasi yang

berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

3.2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini untuk :

1. Memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempunyai

hubungan dengan mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tahun

2007 tentang akuntansi perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah.

2. Memberikan masukan kepada koperasi mengenai faktor-faktor yang perlu

diperhatikan dalam mengambil keputusan tentang pemilihan seseorang

yang akan diserahi tanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan dan

menyajikan laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban

tugasnya.

3. Mengembangkan pengetahuan dibidang akuntansi khususnya akuntansi

perkoperasian

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

42

4. Dapat bermanfaat bagi penelitian lain sebagai bahan referensi untuk

penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

4.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat

kuantitatif. Dalam penelitian ini akan memberikan gambaran suatu data

mengenai factor-faktor yang mempunyai hubungan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK N0. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian.

4.1.2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu Hubungan Tingkat pendidikan,

Pelatihan Pengalaman, dan Frekuensi pengawasan serta Pemeriksaan eksternal

dengan Mutu Laporan Keuangan sesuai PSAK N0. 27 tentang Akuntansi

Perkoperasian.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi

yang aktif di kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 48 buah, terdiri dari 44

buah koperasi primer non KUD dan 4 buah KUD. Berikut data yang

menunjukkan koperasi yang masih aktif di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

44

Tabel 4.1

Daftar Koperasi

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tahun 2008

No Kecamatan Non KUD KUD

1 Haruyan 2 1

2 Batu benawa 1 1

3 Hantakan 1 -

4 Batang Alai Selatan 1 1

5 Batang Alai Tengah 1 -

6 Barabai 33 1

7 Labuan Amas Selatan 2 -

8 Labuan Amas Utara 1 -

9 Pandawan 1 -

10 Batang Alai Utara 1 -

11 Limpasu - -

Jumlah 44 4

Sumber : BPS Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Dalam Angka, 2008, di olah kembali.

Penelitian ini dilakukan dengan cara sensus, yaitu seluruh populasi

koperasi yang masih aktif di Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi responden

atau unit analisis. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepala bagian

akuntansi dan bendaharawan pada koperasi-koperasi di Hulu Sungai Tengah.

4.3. Jenis dan Sumber Data

4.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kualitatif,

yaitu beberapa informasi mengenai proses penyusunan laporan keuangan dan

beberapa hal umum mengenai koperasi. Data kualitatif yaitu data yang dapat

dikategorikan akan tetapi tidak dapat dikuantitatifkan karena tidak berupa

angka, tetapi berupa gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi

perusahaan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

45

4.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang yang dapat

diakses melalui internet, penelusuran dokumen, ataupun publikasi informasi

(Sekaran, 2006:65). Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data primer berupa data kuesioner yang diperoleh dengan cara wawancara

langsung dengan responden.

2. Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari laporan koperasi, Biro Pusat

Statistik Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Dinas Koperasi Hulu Sungai

Tengah dan intansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dibahas.

4.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4.4.1. Variabel Independen (X)

Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini terdiri dari lima

variabel yaitu tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, frekuensi

pengawasan, dan pemeriksaan eksternal.

4.4.1.1. Tingkat Pendidikan (x1)

Tingkat pendidikan disini adalah tingkat pendidikan formal yang

ditempuh oleh responden di koperasi tersebut, tingkat pendidikan ini diukur

dengan rincian sebagai berikut :

SD = 6 tahun DIPLOMA II = 2 tahun

SMP = 3 tahun DIPLOMA III = 3 tahun

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

46

SMU = 3 tahun SARJANA S1 = 4 tahun

DIPLOMA I = 1 tahun SARJANA S2 = 2 tahun

Responden yang memiliki tingkat pendidikan SMU maka jumlah tahun

pendidikannya 12 tahun karena ditambah dengan masa SD dan SMP, sedangkan

bagi responden yang memiliki tingkat pendidikan DIPLOMA maka jumlah

masing-masing tingkat pendidikan untuk DIPLOMA I 13 tahun, DIPLOMA II

14 tahun, dan DIPLOMA III 15 tahun. Untuk responden yang memiliki tingkat

pendidikannya SARJANA S1 adalah 16 tahun, sedangkan untuk SARJANA S2

adalah 18 tahun.

4.4.1.2. Pelatihan (x2)

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan yang

diikuti responden yang berhubungan dengan akuntansi atau penyusunan laporan

keuangan. Variabel pelatihan ini diukur dalam bentuk satuan “jam”, yaitu

berapa jumlah pelatihan akuntansi yang telah diikuti oleh responden.

4.4.1.3. Pengalaman Kerja (x3)

Pengalaman kerja yang di maksudkan adalah banyaknya pengalaman

responden dalam membuat laporan keuangan koperasi. Variabel pengalaman

kerja diukur dalam satuan berapa kali banyaknya pengalaman responden dalam

membuat laporan keuangan koperasi.

4.4.1.4. Frekuensi Pengawasan (x4)

Frekuensi pengawasan adalah banyaknya pengawasan yang dilakukan

dalam pembuatan laporan keuangan koperasi selama periode proses akuntansi

atau dalam satu tahun. Variabel frekuensi pengawasan diukur dalam satuan

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

47

berapa kali dilaksanakan oleh badan pengawas untuk mengawasi laporan

keuangan koperasi.

4.4.1.5. Pemeriksaan Eksternal (x5)

Pemeriksaan eksternal yang di maksud disini adalah pemeriksaan yang

dilakukan oleh pihak luar atau auditor. Pemeriksaan eksternal di ukur dengan

pernah tidaknya laporan keuangan koperasi di periksa oleh auditor selama

periode proses akuntansi atau satu tahun, jika laporan keuangan koperasi di

periksa auditor maka diberi nilai = 1 dan jika laporan keuangan koperasi tidak di

periksa auditor maka diberi nilai = 0.

4.4.2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerapan PSAK nomor

27 tahun 2007 tentang akuntansi perkoperasian. Suatu koperasi dikatakan baik

apabila dalam pembuatan laporan keuangan berpedoman pada PSAK,

khususnya SAK nomor 27.

Variabel dependen diukur dengan kuesioner yang telah digunakan

penelitian terdahulu (Pusvita : 2003 dan nina : 2006) yang terdiri dari beberapa

unsur yaitu : Identitas responden, mengenai siklus akuntansi, mengenai cara

pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan per pos menurut SAK

nomor 27, serta mengenai penerapan laporan keuangan menurut SAK nomor 27.

Pengukuran variabel dependen ini menggunakan skala Guttman, pada

skala ini didapat jawaban yang tegas dari setiap pertanyaan. Kuesioner hanya

menjawab “YA” dan “TIDAK”. Untuk jawaban YA diberi nilai 1, dan untuk

jawaban TIDAK diberi nilai 0. Selanjutnya terhadap semua jawaban tersebut di

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

48

jadikan persentase untuk penerapan SAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian.

Laporan keuangan dalam pembuatannya sudah menerapkan atau belum

menerapkan SAK dapat dilihat melalui nilai prosentase. Soedarno dalam Pusvita

(2003) menyatakan bahwa nilai diatas 80% maka laporan keuangan tersebut

sangat baik, hal ini karena sudah sepenuhnya menerapkan PAI (sekarang adalah

SAK).

Tabel 4.2 :

Prosentase Penilai Laporan Keuangan

Prosentase Keterangan

0 sampai 30

30 sampai 50

51 sampai 69

70 sampai 80

Lebih dari 80

Tidak baik

Kurang baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

Sumber : Soedarno dalam Pusvita, Skripsi 2003

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari :

1. Teknik wawancara dan kuesioner, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab

langsung dengan responden guna mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan obyek penelitian, kuisioner ini digunakan untuk mendapat informasi

yang relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner ini dapat dilihat di

lampiran belakang proposal ini.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

49

2. Teknik observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap obyek penelitian

dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat dari obyek

penelitian.

4.6. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan berdasarkan pada data yang diperoleh dari

penelitian dilapangan atau hasil kuesioner dengan menggunakan analisa data

statistik melalui program SPSS versi 16. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis Korelasi Pearson atau disebut Korelasi

Produk Moment. Menurut Suharyadi (2004:460) analisis korelasi adalah suatu

teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau

korelasi antara dua variabel. Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui suatu

keeratan hubungan antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel

independen.

Untuk melihat keeratan hubungan antara variabel-variabel. Sugiyono

(2008:248) membuat rumus korelasi Pearson sebagai berikut :

Keterangan :

r : nilai koefisien

∑x : jumlah pengamatan variabel X

∑y : jumlah pengamatan variabel Y

∑xy : jumlah hasil perkalian variabel x dan y

(∑x2) : jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x

(∑x)2

: jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel x

(∑y2) : jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y

(∑y)2 :

jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel y

N : jumlah pasangan pengamatan y dan x

n∑xiyi – (∑xi) (∑yi)

rxy =

{n∑xi2 – (∑xi)

2}{ n∑yi

2 – (∑yi)

2}

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

50

Sugiyono (2008:250) menyatakan bahwa untuk menentukan koefisien

korelasi digunakan pedoman sebagai berikut :

Tabel 4.3

koefisien korelasi

Sumber :Sugiyono, 2008

4.6.1. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melaksanakan uji korelasi pearson maka diadakan uji

validitas dan reliabilitas, hal ini mengingat pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting

dalam penelitian ini. Uji validitas terhadap instrumen penelitian dilakukan

dengan melakukan percobaan terhadap 30 orang responden. Seperti

dikatakan Umar ( 2008 : 59) bahwa disarankan agar jumlah responden

untuk uji coba, minimal 30 orang dengan tujuan agar distribusi nilai (skor)

akan lebih mendekati kurva normal. Cara yang digunakan adalah dengan

analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan

dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu

variabel dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, (Umar,

2008 : 59). Data yang didapat diolah dengan menggunakan komputer

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

51

paket program SPSS versi 16. Suatu instrumen dikatakan valid apabila

memiliki nilai korelasi antara butir dengan skor total lebih besar atau sama

dengan 0,3 (Sugiono 2008:188). Sedangkan uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan Alpha Cronbach (Umar, 2002 : 125). Setelah

melalui proses pengujian validitas butir, suatu instrumen dikatakan reliabel

kalau memiliki koefisien > 0,6 (Imam Ghozali 2006:42).

4.6.2.Pengujian Hipotesis Penelitian

Menurut sugiyono (2008:98) hipotesis statistik hanya ada

berdasarkan data sampel. Untuk menguji masing-masing hipotesis

penelitian adalah dengan cara menentukan hipotesis statistik beserta dasar

pengambilan keputusan, sebagai berikut

1. Pengujian hipotesis penelitian I

Hipotesis statistik

Ho : Diduga tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, frekuensi

pengawasan, dan pemeriksaan eksternal dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai

Tengah.

Ha : Diduga ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat

pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, frekuensi pengawasan,

dan pemeriksaan eksternal dengan mutu laporan keuangan sesuai

PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian pada koperasi-

koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

52

Untuk menguji hipotesis I digunakan kriteria pengujian dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95 % sebagai berikut :

a. Ho diterima, jika nilai probability/signifikansi (ρ) ≥ 0.05 yang berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan,

pelatihan, pengalaman kerja, frekuensi pengawasan, dan pemeriksaan

eksternal dengan mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang

akuntansi perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu

Suangai Tengah.

b. Ha diterima, jika nilai probability/signifikansi (ρ) < 0.05 yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan, pelatihan,

pengalaman kerja, frekuensi pengawasan, dan pemeriksaan eksternal

dengan mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

53

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian dan

pengujian statistik yang dilakukan terhadap data tersebut. pengujian dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Pembahasan diawali dengan

statistik deskriptif mengenai demografi dan karakteristik responden, dan variabel-

variabel penelitian.

5.1. Gambaran objek penelitian

5.1.1 Struktur Organisasi Koperasi Secara Umum di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah

Struktur organisasi koperasi dapat dilihat pada bagan 5.1 pada halaman

berikut ini.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

54

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

55

Secara umum, struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1) Rapat anggota

Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi

koperasi. Rapat anggota yang dilaksanakan oleh koperasi di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah biasanya dilakukan satu kali dalam setahun, yaitu pada akhir

tahun antara bulan November dan Desember. Saat dilaksanakan rapat

anggota koperasi-koperasi di Hulu Sungai Tengah mengundang perwakilan

dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Hulu Sungai

Tengah untuk ikut serta hadir dalam rapat anggota, hal ini ditujukan untuk

ikut serta membina dan memberi pengarahan untuk kemajuan koperasi

tersebut.

Pemimpin dalam rapat anggota dipimpin oleh ketua pengurus koperasi

dan pemimpin memberikan hasil kinerja koperasi dalam satu tahun dalam

bentuk laporan pertanggung jawaban koperasi. Sedangkan para anggota

koperasi diberi kesempatan bertanya tentang laporan pertanggung jawaban

koperasi dan bagaimana kinerja koperasi selama setahun. Anggota juga

diberi kesempatan untuk memberikan usulan umum seperti : Pembagian

SHU sesuai dengan jasa masing-masing anggota/kelompok, setiap anggota

yang baru ingin masuk menjadi anggota koperasi hendaknya selektif

maksudnya disini anggota tersebut hendaknya mampu memenuhi kewajiban

pokoknya, dalam membayar zakat hendaknya diurus oleh badan yang

berwenang langsung di Barabai tidak diurus oleh pengurus. Kemudian

setelah diberikan penjelasan tentang isi laporan pertanggung jawaban

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

56

koperasi dan semua usulan dari anggota dipertimbangkan maka rapat

anggota menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi di

tahun yang akan datang, menetapkan dan mengesahkan kebijakan pengurus

dalam bidang usaha maupun organisasi setelah disetujui dalam rapat anggota,

menetapkan kebijakan koperasi umum seperti penerimaan anggota baru,

memilih dan mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pengawas

serta penasehat setelah masa kerja berakhir biasanya dalam 5 tahun periode.

2) Pengurus

Pengurus koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terbagi menjadi

beberapa tingkatan yaitu ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan staf

atau anggota koperasi. Pengurus dipilih secara musyawarah antar anggota

koperasi didalam rapat anggota dan biasanya dilakukan lima tahun sekali

pergantian pengurus kecuali ada hal-hal lain yang menyimpang sehingga

pengurus diganti.

Pengurus koperasi adalah anggota dari koperasi itu sendiri tidak

memperkerjakan atau menyewa jasa orang lain untuk mengurus koperasi.

Pengurus ditugaskan untuk mengelola koperasi supaya berjalan dengan baik

dan bisa mensejahterakan anggotanya, pengurus juga harus bisa membuat

laporan pertanggung jawaban dan mengajukan rancangan rencana kerja serta

rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi yang akan

ditampilkan saat diadakannya rapat anggota. pengurus juga diharuskan

mengikuti pelatihan satu kali dalam setahun yang biasanya pelatihan tersebut

dilakukan di Banjarbaru.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

57

3) Badan Pengawas

Pengawas dipilih secara musyawarah dari dan oleh anggota koperasi

dalam rapat anggota. Anggota pengawas di masing-masing koperasi

Kabupaten Hulu Sungai Tengah berjumlah 3 orang yaitu terdiri ketua dan 2

orang wakil yang turut serta membantu dalam hal pengawasaan. Pengawas

tidak bergabung jabatannya dengan pengurus tapi dalam hal pekerjaannya

pengawas bila mengalami kesulitan maka pengawas bisa dibantu oleh orang

yang dipilih dan di percaya oleh pengawas. Tugas pengawas di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah adalah mencatat dan mengawasi terhadap pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan oleh pengurus koperasi kemudian saat diadakan

rapat anggota pengawas akan melaporkan hasil pengawasan yang dilakukan

dalam satu tahun laporan kegiatan koperasi.

4) Pembina dan Penasehat

Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berada di bawah binaan

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, sehingga sewaktu-waktu

pengurus koperasi dapat berkonsultasi mengenai aktivitas koperasi. Selain

itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dapat juga berperan baik

dalam membantu membuat laporan pertanggung jawaban atau juga

menyediakan jasa auditor bagi koperasi. Ketika koperasi mengadakan rapat

anggota biasanya koperasi mengundang perwakilan dari Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah oleh karena itu

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi berkewajiban mengirimkan

staf atau karyawan dinasnya untuk turut serta hadir dalam rapat anggota. Hal

ini dikarenakan dalam rapat anggota biasanya perwakilan dari dinas

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

58

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi memberikan sambutan dan juga

ikut ambil serta dalam memberikan usulan demi kemajuan koperasi tersebut.

5) Manajer

Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah hanya sebagian yang

memiliki manajer dalam hal struktur organisasi koperasi, hal ini dikarenakan

manajer dan ketua pengurus koperasi biasanya merangkap menjadi satu

bagian. Sedangkan sebagian koperasi yang memiliki manajer dalam struktur

kepengurusan koperasi manajer hanya membantu kerja dari pengurus, hal ini

dikarenakan segala hal dalam pengambilan keputusan koperasi ditentukan

oleh pengurus koperasi.

6) Bagian umum

Bagian umum dalam koperasi terdiri dari 4-5 orang yang bertugas

dalam menyelasaikan segala tugasnya dikoperasi. Tugas dari bagian umum

adalah melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan surat-menyurat izin

dari anggota yang berada di struktur koperasi, seperti surat izin pergi

melakukan pelatihan bagi pengurus yang bersangkutan.

7) Bagian administrasi keuangan

Bagian administrasi keuangan biasanya mengatur segala pemasukan

dan pengeluaran kas, misalkan pemasukan yang diperolah dari pendapatan

usaha yang dilakukan koperasi. Ataupun pengeluaran yang dilakukan untuk

membayar zakat dan pengeluaran yang didapat dari pinjaman uang yang

dilakukan oleh anggota koperasi.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

59

8) Bagian jasa (jasa kredit/ simpan pinjam dan jasa lain)

Bagian jasa mempunyai tugas membantu manajer dalam segala

kegiatan yang berhubungan dengan masalah kredit dan jasa lain yang

bersangkutan. Kemudian mengumpulkan data untuk menyusun rencana

kebutuhan kredit apabila diperlukan koperasi untuk menjalankan usahanya,

dan melaksanakan segala urusan administrasi kredit yang dilakukan atau

diperlukan oleh anggotanya untuk berhutang kepada koperasi.

9) Bagian pertokoan

Pengurus yang berada di bagian pertokoan bertugas untuk membantu

dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian

barang, penyimpanan barang dan penjualan barang yang ada ditoko.

Kemudian membuat catatan segala transaksi dan bertanggung jawab kepada

pengurus.

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Analisis Deskriftif

Total kuesioner yang disebar sebanyak 49 kuesioner kepada responden

yaitu kepala bagian akuntansi atau bendahara yang turut serta dalam menyusun

laporan keuangan. Kuesioner yang disebarkan kembali semua dan dapat diolah

serta dianalisis lebih lanjut hal ini dikarenakan metode penyebaran kuesioner

dilakukan dengan cara bertanya secara langsung kepada responden. Dengan

demikian tingkat pengembalian (respon rate) dari kuesioner yang disebarkan

sebesar 100%.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

60

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia responden,

jenis kelamin responden, jenis usaha dapat dilihat pada table-tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 21 – 30 14 29.16%

2 31 – 40 23 47.91%

3 41 – 50 9 18.75%

4 51 – 60 2 4.17%

Total 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, usia responden yang terbesar adalah

berusia antara 31 – 40 tahun sebanyak 47.91%, kemudian kelompok usia 21 –

30 tahun sebanyak 29.16% sisanya 18.75% berumur 41 – 50 tahun dan 4.17%

berumur 51 – 60 tahun. jadi sebagian besar responden berusia antara 31 – 40

tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut adalah usia dimana seseorang

dapat menghasilkan sesuatu dengan produktif.

Tabel 5.2

Jenis Kelamin Responden

No Keterangan Total responden Persentase

1 Laki-laki 31 64.58%

2 Wanita 17 35.41%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.2 dilihat dari jenis kelamin sebagian besar 64.58%

responden berjenis kelamin laki-laki dan hanya 35.41% berjenis kelamin

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

61

wanita, hal ini dikarenakan dalam struktur anggota pengurus koperasi lebih

banyak diisi oleh laki-laki dari pada wanita.

Tabel 5.3

Jenis Usaha Koperasi

No Keterangan Koperasi (unit) Persetase

1 Simpan Pinjam 19 39.58%

2 Waserda 2 4.16%

3 Simpan pinjam dan waserda 16 33.33%

4 S.P, menyewakan toko 4 8.33%

5 S.P, jasa kredit BBM & Rumah 7 14.58%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, dilihat dari jenis usaha koperasi sebagian

besar 39.58% simpan pinjam, sebanyak 33.33% melakukan usaha simpan

pinjam dan warung serba ada dan sebanyak 14.58% melakukan usaha simpan

pinjam dan jasa kredit BBM dan Rumah, sisanya dibawah 10% melakukan

usaha waserda, simpan pinjam, dan menyewakan toko. Jadi dilihat jenis usaha

koperasi yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah bergerak dibidang

simpan pinjam. Jenis usaha inilah yang sangat diminati oleh koperasi dan

anggotanya.

5.2.2 Karakteristik Jawaban Responden

5.2.2.1 Penerapan PSAK nomor 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian

Laporan keuangan dikatakan baik apabila laporan keuangan tersebut

beracuan atau berpedoman pada SAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian. Laporan keuangan koperasi dalam penelitian ini diukur dari

beberapa unsur pokok penerapan SAK, yaitu sebagai berikut :

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

62

1. Siklus akuntansi atau pembukuan yang dilakukan, dimana dalam hal ini

meliputi tentang bukti transaksi yang digunakan koperasi, kode rekening

atau kode akuntansi, jurnal umum, buku besar, pembukuan keuangan

koperasi, dan jurnal penyesuaian.

2. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset, yang meliputi

aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset tetap.

3. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan kewajiban yang

meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

4. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan ekuitas koperasi

yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain, model

penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan SHU (sisa hasil usaha) yang

belum dibagi.

5. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan dan

beban, dimana dalam hal ini meliputi pendapatan anggota, pendapatan non

anggota, beban usaha, dan beban perkoperasian.

6. Penerapan laporan keuangan menurut PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian dan yang berlaku umum, yang meliputi neraca, perhitungan

hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi anggota, dan catatan atas

laporan keuangan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tentang gambaran umum

laporan keuangan koperasi yang sesuai dan menerapkan SAK nomor 27

tentang akuntansi perkoperasian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambaran umum koperasi yang menerapkan PSAK di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah lebih dari sebagian koperasi telah memiliki laporan keuangan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

63

yang cukup baik tepatnya sekitar 27 koperasi atau 55.10%, koperasi yang

memiliki laporan keuangan kurang baik tepatnya sekitar 4 atau 8.16%, untuk

koperasi yang telah baik laporan keuangannya berjumlah 18 koperasi atau

36.73%. Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tidak memiliki laporan

keuangan yang tidak baik maupun sangat baik. (Tabel 4.5)

Tabel 5.4

Koperasi yang Menerapkan PSAK nomor 27

Pada Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No persentase Banyak

Jumlah koperasi persentase

keterangan

1 0 sampai 30 0 0% Tidak baik

2 30 sampai 50 4 8.33% Kurang baik

3 51 sampai 69 26 54.16% Cukup baik

4 70 sampai 80 18 37.5% Baik

5 Lebih dari 80 0 0% Sangat baik

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa koperasi yang memiliki

nilai persentase diantara 30 sampai 50 berjumlah 4 koperasi atau 8.33% dari

seluruh koperasi. 4 koperasi tersebut memiliki proses pembukuan yang kurang

baik, kemudian kurang dijelaskannya hal-hal berikut ini didalam laporan

keuangan koperasi yaitu: mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan aktiva yang meliputi aktiva lancar, investasi jangka panjang,

aktiva tetap. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan kewajiban

yang meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan ekuitas koperasi yang

meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain, model penyertaan,

modal sumbangan, cadangan, dan SHU (sisa hasil usaha) yang belum dibagi.

Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan dan beban,

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

64

dimana dalam hal ini meliputi pendapatan anggota, pendapatan non anggota,

beban usaha, dan beban perkoperasian. Tidak dibuatnya laporan keuangan

koperasi yang lengkap yaitu menurut PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian dan yang berlaku umum, yang meliputi neraca, perhitungan

hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi anggota, dan catatan atas

laporan keuangan.

Adapun kemungkinan yang menjadi penyebab kurang baiknya laporan

keuangan yang dibuat ada pada responden yang menyusun laporan keuangan,

misalkan karena pendidikan yang rendah atau pendidikan yang tinggi namun

pendidikan tersebut tidak sesuai dengan jurusan akuntansi, pelatihan yang

diadakan oleh koperasi sering tidak di ikuti, pengalaman kerja yang masih

kurang dalam hal menyusun laporan keuangan, pengawasan yang terlalu

sedikit dilakukan oleh badan pengawas dan banyaknya laporan keuangan yang

belum diperiksa oleh auditor luar.

Sementara itu koperasi yang memiliki nilai persentase 51 sampai 69

berjumlah 26 koperasi atau 54.16% dari seluruh koperasi. Koperasi tersebut

memiliki proses pembukuan yang cukup baik mulai dari Pengakuan dan

pengukuran aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pengumpulan bukti transaksi yang

dimiliki sampai pencatatan atas laporan keuangan yang diperlukan. Akan tetapi

dari segi penyajian dan pengungkapan belum sepenuhnya dijelaskan dalam

laporan keuangan, hal ini dikarenakan koperasi tersebut tidak memiliki buku

pedoman dalam membuat laporan keuangan yaitu buku SAK.

Sedangkan sisanya koperasi yang memiliki tingkat hasil persentase

antara 70 sampai 80 berjumlah 18 koperasi atau 37.5% dari seluruh koperasi

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

65

memiliki proses pembukuan yang baik. Mulai dari kelengkapan laporan

keuangan yang dibuat sudah hampir semuanya kecuali laporan promosi

anggota. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aktiva,

kewajiban dan modal pun sudah lumayan baik dalam laporan keuangan.

Baiknya laporan keuangan koperasi mungkin diakibatkan tingginya pendidikan

responden, seringnya pengawasan diadakan oleh badan pengawas dan

diperiksanya laporan keuangan koperasi oleh pihak luar, akan tetapi hal yang

paling penting untuk membuat laporan keuangan yang baik adalah lamanya

pelatihan dilakukan dan pengalaman responden dalam membuat laporan

keuangan koperasi. Dari Tabel 4.5 juga dapat dilihat bahwa tidak ada koperasi

yang tidak baik dan sangat baik, hal ini menunjukkan bahwa belum ada

koperasi yang menerapkan sepenuhnya standar akuntansi keuangan terutama

dalam hal ini adalah PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

Secara umum dapat dilihat bahwa sudah banyak koperasi yang cukup

baik dalam melakukan proses pembuatan laporan keuangan hal ini dapat

diketahui dari Pengakuan dan pengukuran aktiva kewajiban dan ekuitas yang

yang sudah baik. akan tetapi untuk penyajian laporan keuangan koperasi belum

lengkap, hal ini dikarenakan semua koperasi tidak membuat laporan promosi

ekonomi anggota, sebagian koperasi belum membuat laporan arus kas dan

catatan atas laporan keuangan.

5.2.2.2 Tingkat Pendidikan

Salah satu variabel yang mempunyai hubungan dengan penerapan

standar akuntansi keuangan agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

66

sesuai dengan SAK nomor 27 adalah tingkat pendidikan penyusun laporan

keuangan tersebut. untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan laporan keuangan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.5

Tingkat Pendidikan Penyusun Laporan Keuangan

pada Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Tingkat

pendidikan

Jumlah tahun

pendidikan

Jumlah

Responden

persentase

1 SMU 12 16 33.33%

2 DIPLOMA I 13 3 6.25%

3 DIPLOMA II 14 10 20.83%

4 DIPLOMA III 15 3 6.25%

5 SARJANA SI 16 16 33.33%

6 SARJANA S2 18 0 0%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

tingkat pendidikan formal hingga SMU sebanyak enam belas koperasi atau

33.33% dari seluruh koperasi, adapun koperasi tersebut adalah : Primer Kopad

Kodim 1002, Koprasi Pensiun Primer Koptama, Koprasi Karyawan Karya

Dharma, Koperasi Pedagang Barokah, KPN Pegawai kesehatan, KPRI

Hikmatul Wapa, KUD Bhakti, Koperasi Setia Bersama, Koperasi Kepolisian,

KPN Sejahtera, Koperasi Pemuda, Koperasi Pegawai Negri Dinas

Kebudayaan, Koperasi Karya Swadarma, KPN Rutan, Koperasi Pedagang

PPKB, dan Koperasi Serba Usaha Meratus.

Selain itu untuk responden yang tingkat pendidikannya Diploma, yaitu

Diploma I ada tiga responden yaitu : KPRI Dharma Praja, KPN Bina Karya

dan KPRI Setia Kawan Birayang, KSU Berkat Bersama dan Koperasi Simpan

Pinjam Teladan. Sadar Membangun. Diploma II ada sepuluh responden yang

terdiri dari : KPRI Bina Warga, Koperasi Pensiun Primer Kopabri, KPRI

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

67

Havea Sejahtera, KPN Karya Tama, Kopontren Darul Istikamah, KPN Bumi

Bhakti Adhi Guna, KUD Sinar Bahagia, Koperasi Wanita Melati, Koperasi

Wanita Restu Ibu, dan KPRI Restu. Dan Diploma III ada 3 Koperasi yaitu

KPRI Setia Kawan Birayang, KSU Berkat Bersama dan Koperasi Simpan

Pinjam Teladan.

Tingkat pendidikan responden Sarjana S1 berjumlah 16 orang atau

sebesar 33.33% dari seluruh koperasi. Adapun koperasi-koperasi tersebut

adalah KPRI Dinas Pendidikan, KPRI BKSL HST, Koperasi Karyawan Lisna,

KPRI Al Hikmah Ilung, Primer Kopad Yonif 621, Koperasi Pedagang Al

Ansar, KPRI Puyuh Jaya, KPN Ganesya, Koperasi Karyawan Sarigading,

Koperasi Pedagang Pasar, Koperasi Tani Karya Tani, KUD Usaha Bersama,

Koperasi Karyawan Tirta Murakata, KUD Giat Usaha, Koperasi Pengayoman

Pegawai Mahkamah Agung dan KSU cahaya Murakata.

Apabila tingkat pendidikan dikaitkan dengan penerapan PSAK dalam

pembuatan laporan keuangan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, maka dapat

disimpulkan bahwa salah satu penyebab cukup baiknya laporan keuangan yang

dihasilkan oleh koperasi tersebut adalah tingkat pendidikan responden yang

membuat laporan keuangan tersebut relatif tinggi.

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini memiliki jurusan

yang beragam, akan tetapi apabila tingkat pendidikan responden tersebut baik

SMA/SMK, Diploma, dan Sarjana yang memiliki kejurusan dibidang

akuntansi atau keuangan maka responden tersebut akan menghasilkan laporan

keuangan yang baik. hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang

rendah akan tetapi sesuai dengan bidangnya yaitu akuntansi atau keuangan

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

68

akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik atau sama baiknya

dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi tetapi bukan jurusan akuntansi.

5.2.2.3 Pelatihan

Variabel selanjutnya yang memiliki hubungan dengan penerapan PSAK

nomor 27 adalah pelatihan. Dalam penyusunan laporan keuangan biasanya

responden dilakukan pelatihan terlebih dahulu sebelum membuat suatu laporan

keuangan. Gambaran umum mengenai pelatihan yang dilakukan koperasi-

koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.6

Pelatihan Dalam Menyusun Laporan Keuangan

Pada Koperasi di Hulu Sungai Tengah

No keterangan Jumlah koperasi persentase

1 0 – 10 jam 3 6.25%

2 11 – 20 jam 6 12.5%

3 21 – 30 jam 9 18.75%

4 31 – 40 jam 16 33.33%

5 41 – 50 jam 14 29.16%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pelatihan yang diikuti

koperasi kurang atau sama dengan 10 jam masa pelatihan diikuti oleh tiga buah

koperasi atau 6.25% dari jumlah keseluruhan koperasi yaitu koperasi : KPRI

Hikmatul Wapa, Koprasi Karyawan Swadarma, dan Koperasi Serba Usaha

Meratus. Kemudian koperasi yang masa lama pelatihannya antara 11 sampai

20 jam terdapat enam koperasi atau 12.5% dari jumlah keseluruhan koperasi,

koperasi tersebut adalah : Koperasi Pensiun Primer Koptama, KPN pegawai

Kesehatan, Koperasi Setia Bersama, KPN Sejahtera, KPN Rutan, dan Koperasi

Pedagang PPKB. Koperasi yang masa pelatihannya antara 21 sampai 30 jam

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

69

terdapat Sembilan koperasi atau 18.75% dari keseluruhan koperasi, koperasi

tersebut adalah : Koperasi Karyawan Karya Dharma, KPN Bina Karya,

Koperasi Peduli Barokah, KUD Bhakti, Koperasi Kepolisian, KSU Berkat

Bersama, KPN Karya Tama, Kopentren Darul Istiqamah dan KPRI Restu.

Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah rata-rata jumlah jam

pelatihannya antara 31 jam sampai dengan 50 jam, dapat dilihat ditabel 4.7

lebih dari 50% koperasi yang melaksanakan lama waktu pelatihannya direntan

angka tersebut. terdapat 16 koperasi atau 33.33% dari keseluruhan koperasi

yang melaksanakan pelatihan antara 31 sampai 40 jam, koperasi tersebut antara

lain : Primer Kopad Kodim 1002, KPRI Bina Warga, Koprasi Karyawan Lisna,

KPRI Dharma Praja, KPRI Setia Kawan Birayang, Koperasi Pedagang Besar

Al Ansar, Koperasi Pemuda, KPRI Puyuh jaya, KPN Ganesya, KPRI Havea

Sejahtera, Koperasi Pedagang Pasar, Koperasi Simpan Pinjam Teladan,

Koperasi Karyawan Tirta Murakata, KUD Sinar Bahagia, Koperasi

Pengayoman Pegawai Mahkamah Agung dan Koperasi Sadar Membangun.

Selanjutnya terdapat 14 Koperasi atau 29.16% dari keseluruhan koperasi yang

melaksanakan antara 41 sampai 50 jam, koperasi tersebut antara lain : KPRI

Dinas Pendidikan, KPRI BKSL HST, Koperasi Pensiun Primer Kopabri, KPRI

Al Hikmah Ilung, Primer Kopad Yonif 621, Koperasi Pegawai Negeri Dinas

Kebudayaan, Koperasi Karyawan Sarigading, Koperasi Tani Karya Tani, KUD

Usaha Bersama, KPN Bumi Bhakti Adhi Guna, KUD Giat Usaha, Koperasi

Wanita Melati, KSU Cahaya Murakata, Koperasi Wanita Restu Ibu.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kebanyakan koperasi di

Kabupaten Hulu Sungai Tengah hanya melakukan satu kali pelatihan dalam

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

70

satu tahun, pelatihan itu diikuti oleh bendahara atau orang yang menyusun

laporan keuangan koperasi, pelatihan mengenai pengetahuan penyusun laporan

keuangan dibantu oleh dinas terkait yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Koperasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan biasanya dilakukan di

Banjarbaru. Apabila pelatihan dikaitkan dengan penerapan PSAK dalam

pembuatan laporan keuangan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah maka dapat

disimpulkan semakin banyak atau semakin lama pelatihan dijalani oleh

responden maka dalam proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan

akan lebih baik.

5.2.2.4 Pengalaman kerja

Variabel ketiga yang memiliki hubungan dengan penerapan PSAK agar

dapat mencapai pembuatan laporan keuangan yang baik adalah pengalaman

kerja. Mengenai pengalaman kerja responden dalam hal mengolah laporan

keuangan dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.7

Pengalaman Kerja Dalam Menyusun Laporan Keuangan

Pada Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Jumlah pengalaman kerja (kali) Jumlah koperasi persentase

1 1 3 6.25%

2 2 4 8.33%

3 3 12 25%

4 4 15 31.25%

5 5 3 6.25%

6 6 9 18.75%

7 7 1 2.08%

8 8 1 2.08%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

71

Dari Tabel 5.7 menunjukkan jumlah pengalaman responden dalam hal

menyusun laporan keuangan koperasi. Responden yang mempunyai

pengalaman kerja dalam menyusun laporan keuangan sebanyak 1 kali dan 5

kali ada 3 responden atau sebesar 6.25% dari seluruh koperasi. Responden

yang memiliki pengalaman 1 kali adalah koperasi : KPRI Dharma Praja, KPN

Sejahtera dan Kopentren darul Istiqamah. Sedangkan Responden yang

memiliki 5 kali adalah koperasi : KPRI dinas Pendidikan, Primer Kopad Yonif

621 dan KSU Cahaya Murakata. Responden yang memiliki pengalaman kerja

dalam menyusun laporan keuangan sebanyak 7 dan 8 kali masing-masing

berjumlah 1 koperasi, untuk pengalaman 7 kali yaitu Koperasi Pensiun Primer

Kopabri sedangkan untuk pengalaman 8 kali Koperasi Pedagang Pasar.

Koperasi yang pengalaman responden nya dalam menyusun laporan keuangan

sebanyak 2 kali berjumlah 4 koperasi atau 8.33% yaitu KPN Pegawai

Kesehatan, KPRI Hikmatul Wapa, KPN rutan dan Koperasi Serba Usaha

Meratus.

Pengalaman paling banyak yang dialami responden berjumlah antara 3

sampai 4 kali pernah menyusun laporan keuangan, responden yang memiliki

pengalaman kerja 3 kali dalam menyusun laporan keuangan berjumlah 12

koperasi atau 25% dari seluruh koperasi yaitu Koperasi Pensiun primer

Koptama, Koperasi Karyawan Karya Dharma, KPRI Alhikmah Ilung, KPN

Bina Karya, Koperasi Pedagang Barokah, KUD Bhakti, Koperasi Kepolisian,

KPRI Puyuh Jaya, Koperasi Karyawan Swadarma, Koperasi Pedagang PPKB,

Koperasi Karyawan Tirta Murakata dan Koperasi Pengayoman Pegawai

Mahkamah Agung. Responden yang memiliki pengalaman kerja 4 kali dalam

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

72

menyusun laporan keuangan berjumlah 15 koperasi atau 31.25% dari seluruh

koperasi yaitu Primer Kopad kodim 1002, KPRI Bina Warga, KPRI Setia

Kawan Birayang, Koperasi Setia Bersama, Koperasi Pedagang Al Ansar,

Koperasi Pemuda, KPN Ganesya, KSU Berkat Bersama, KPN Karya Tama,

Koperasi Simpan Pinjam Teladan, Koperasi Tani Karya Tani, KUD Usaha

Bersama, KUD Sinar Bahagia, Koperasi Sadar membangun, dan KPRI restu.

Koperasi yang respondennya memiliki pengalaman kerja berjumlah 6

kali terdapat 9 koperasi atau 18.75% dari keseluruhan Koperasi, Koperasi

tersebut antara lain : KPRI BKSL HST, Koperasi Karyawan Lisna, Koperasi

Pegawai negri Dinas Kebudayaan, KPRI Havea Sejahtera, Koperasi Karyawan

Sarigading, KPN Bumi Bhakti Adhi Guna, KUD Sinar Bahagia, Koperasi

Wanita Melati dan Koperasi Wanita Restu Ibu.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengalaman kerja responden dalam

pembuatan laporan keuangan koperasi di dapat ketika ditunjuk oleh anggota

koperasi sebagai pembuat laporan keuangan dikoperasi masing-masing dan

ketika diadakannya pelatihan untuk membuat laporan keuangan koperasi.

Semakin banyak pengalaman responden maka akan mengakibatkan laporan

keuangan koperasi semakin baik.

5.2.2.5 Pengawasan

Variabel keempat yang memiliki hubungan dengan penerapan standar

akuntansi keuangan adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan pengawas

terhadap laporan keuangan selama satu periode atau dalam satu tahun. Untuk

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

73

lebih jelasnya mengenai jumlah frekuensi pengawasan yang dilakukan oleh

badan pengawas terhadap laporan keuangan dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8

Frekuensi Pengawasan Pada Koperasi

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Jumlah pengawasan

(kali/tahun)

Jumlah koperasi Persentase

1 0 4 8.33%

2 1 9 18.75%

3 2 14 29.17%

4 3 12 25%

5 4 8 16.67%

6 5 1 2.08%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Dari Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa ada 4 koperasi atau 8.33% dari

seluruh koperasi yang tidak melaksanakan pengawasan dalam satu tahun yaitu

koperasi : Koperasi Pedagang Barokah, KPN Sejahtera, Koperasi Pemuda dan

Koperasi Serba Usaha Meratus. Koperasi yang melakukan Pengawasan

sebanyak satu kali dalam setahun terdapat 9 koperasi atau 18.75% dari seluruh

koperasi, yaitu koperasi Pensiun Primer Koptama, KPRI Dharma Praja, Primer

Kopad Yonif 621, KPN Pegawai kesehatan, KPRI Hikmatul wapa, Koperasi

Kepolisian, Koperasi Karyawan Swadarma, KPN Rutan, dan Koperasi

Pedagang PPKB. Pengawasan paling sering dilakukan di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu 14 koperasi atau 29.17%

dari seluruh koperasi, yaitu Primer kopad Kodim 1002, Koperasi Karyawan

Karya Dharma, KPN Bina Karya, KUD Bhakti, KPRI Puyuh Jaya, Koperasi

Pegawai Negeri Dinas Kebudayaan, KPRI Havea Sejahtera, Kopentren Darul

istiqamah, Koperasi Karyawan Tirta Murakata, KPN Bumi Bhakti Adhi Guna,

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

74

Koperasi Pengayoman Pegawai Mahkamah Agung, Koperasi Wanita Melati,

Koperasi Wanita Restu Ibu dan KPRI Restu.

Jumlah pengawasan terbanyak ke dua berjumlah 3 kali pengawasan

dilakukan dalam satu tahun yang berjumlah 12 koperasi atau 25% dari

keseluruhan Koperasi, koperasi tersebut antara lain : KPRI Bina Warga, KPRI

Alhikmah Ilung, Koperasi Setia Bersama, Koperasi Pedagang Besar Al Ansar,

KPN Ganesya, KSU Berkat Bersama, KPN Karya Tama, Koperasi Pedagang

Pasar, Koperasi Simpan Pinjam Teladan, Koperasi Tani Karya Tani, KUD

Usaha Bersama, dan KUD Sinar Bahagia. Koperasi yang melakukan 4 kali

pengawasan dalam satu tahun berjumlah 8 Koperasi atau 16.67% dari seluruh

koperasi, koperasi tersebut antara lain : KPRI Dinas Pendidikan, KPRI BKSL

HST, Koperasi Pensiun Primer Kopabri, Koperasi Karyawan Lisna, KPRI

Setia Kawan Birayang, Koperasi Karyawan Sarigading, Koperasi Sadar

membangun dan KSU Cahaya Murakata. Terakhir koperasi yang melakukan

pengawasan paling banyak dalam satu tahun yaitu berjumlah 5 kali dalam

setahun hanya dilakukan oleh 1 koperasi atau 2.08% dari seluruh koperasi,

yaitu KUD Giat Usaha.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat koperasi yang tidak

melakukan pengawasan dalam setahun sebanyak 4 buah koperasi atau

sebanyak 8.33%, namun selebihnya koperasi lain melaksanakan pengawasan

rutin yang dilakukan badan pengawasn dikoperasi masing-masing, pengawasan

rutin tidak hanya dilakukan badan pengawas koperasi namun terkadang juga

dilakukan oleh dinas terkait yaitu dinas perindustrian, perdagangan dan

koperasi kabupaten hulu sungai tengah. semakin banyak sering pengawasan

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

75

dilakukan dalam pembuatan laporan keuangan koperasi maka laporan yang

dibuat akan sesuai dengan rencana, kebijksanaan dan aturan yang berlaku.

5.2.2.6 Pemeriksaan

Variabel terakhir yang berhubungan dengan penerapan PSAK dalam

penelitian ini adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar, pemeriksaan

yang dilakukan dimaksud disini adalah pernah atau tidak pernah koperasi

tersebut diperiksa oleh pihak luar dalam hal laporan keuangan yang di buat.

Untuk lebih jelasnya mengenai pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9

Pemeriksaan Pada Koperasi

di Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Pernah / tidak pernah diperiksa Jumlah koperasi persentase

1 Pernah diperiksa 18 37.5%

2 Tidak pernah diperiksa 30 62.5%

Jumlah 48 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Dari Tabel 5.9 dapat kita ketahui bahwa kurang dari separuh koperasi

yang pernah di periksa oleh pihak luar. Koperasi yang pernah diperiksa

berjumlah 18 koperasi atau 37.5% dari keseluruhan koperasi yaitu koperasi :

KPRI Dinas Pendidikan, KPRI BKSL HST, KPRI Bina Warga, Koperasi

Pensiun Primer Kopabri, Koperasi Karyawan Lisna, Primer kopad Yonif 621,

KPRI Setia Kawan Birayang, Koperasi Pedagang Al Ansar, KPN Ganesya,

Koperasi Pegawai Negri Dinas Kebudayaan, Koperasi Karyawan Sarigading,

KPN Karya Tama, Koperasi Tani Karya Tani, KUD Usaha bersama, KUD

Giat Usaha, KUD Sinar Bahagia, Koperasi Sadar Membangun, KSU Cahaya

Murakata.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

76

Sedangkan untuk koperasi yang tidak pernah diperiksa oleh pihak luar

berjumlah 30 koperasi atau 62.5% dari keseluruhan koperasi, koperasi tersebut

antara lain Primer Kopad Kodim 1002, Koperasi Pensiun Primer Koptama,

Koperasi Karyawan Karya dharma, KPRI Alhikmah Ilung, KPRI Dharma

Praja, KPN Bina Karya, Koperasi Pedagang Barokah, KPN Pegawai

Kesehatan, KPRI Alhikmah Wapa, KUD Bhakti, Koperasi Setia Bersama,

Koperasi Kepolisian, KPN Sejahtera, Koperasi Pemuda, KPRI Puyuh Jaya,

KPRI Havea Sejahtera, Koperasi Karyawan Swadarma, KPN Rutan, KSU

Berkat Bersama, Koperasi Pedagang PPKB, Koperasi Pedagang Pasar,

Kopentren Darul Istiqomah, Koperasi Serba Usaha Meratus, Koperasi Simpan

Pinjam Teladan, Koperasi Karyawan Tirta Murakata, KPN Bhakti Adhi Guna,

Koperasi Pengayoman Pegawai Mahkamah Agung, Koperasi Wanita Melati,

Koperasi Wanita Restu Ibu dan KPRI Restu.

Laporan keuangan koperasi yang diperiksa oleh pihak luar dilakukan

dengan cara menyewa jasa auditor luar atau dengan cara dibantu pihak dinas

terkait yaitu Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Hulu

Sungai Tengah. Apabila dihubungkan dengan penerapan PSAK maka

pemeriksaan oleh pihak luar akan mengakibat laporan pertanggung jawaban

yang dibuat itu bisa lebih baik dan benar hal ini dikarenakan pihak luar dalam

memeriksa tidak memiliki keuntungan apa-apa dan juga pemeriksaan yang

dilakukan oleh pihak luar akan mengakibatkan kekurangan-kekurangan dalam

hal pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dapat dilengkapi.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

77

5.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan korelasi product moment

terlebih dahulu sebelum butir instrument diuji kevalidannya dan reliabilitasnya.

Untuk itu disyaratkan seluruh item butir pertanyaan harus valid dan reliabel.

Instrumen valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat

mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Uji ini

dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi product moment. Dengan

kreteria pengujian yang digunakan adalah suatu instrumen dikatakan valid apabila

jika nilai r > 0,30 dengan derajat signifikansi sebesar 5% (Sugiono 2008:188)

Hasil uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, diuji dengan menggunakan

metode alpha cronbach. Sebuah instrumen dikatakan memiliki tingkat keandalan

yang dapat diterima jika nilai koefisien reliabilitasnya yang terukur adalah ≥ 0,6

(Imam Ghozali 2006:42)

Hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS

versi 16.0 for windows disajikan pada Tabel 4.11, 4.12, 4.13, 4.14, 4.15, dan 4.16

dengan rincian dapat dilihat pada lampiran .

Untuk validitas dan realibilitas variabel Y terdapat beberapa bagian poin

pertanyaan yaitu :

1. Bagian C: Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan SAK (Standar

Akuntansi Keuangan) Yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).

Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

78

Tabel 5.10

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian C

item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

C1 0.777 Valid

0.793

Reliable C4 0.657 Valid

C6 0.764 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 4 dan 5 , 2009

Untuk pertanyaan bagian C2, C3 dan C5 tidak bisa dilakukan dengan statistik

karena jawaban untuk bagian C2 dan C3 tersebut jawabannya “YA”

semuanya, dan untuk jawaban bagian C5 “TIDAK” semuanya sehingga

jawaban konstan. Nilai dari C1 r = 0.777, C4 r = 0.657 dan C6 r = 764

semuanya diatas 0.30 hal ini menunjukkan item tersebut valid dan besarnya

Alpha Cronbach 0.793 lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan raliabel

(Tabel 5.10).

2. Bagian D: Pertanyaan dibawah ini menggambarkan Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian, dan Pengungkapan Aset Koperasi menurut PSAK yang berlaku

umum. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Tabel 5.11

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian D

Item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

D1 0.572 Valid

0.650

Reliabel

D2 0.754 Valid

D3 0.528 Valid

D4 0.893 Valid

D5 -0.428 Valid

D6 0.491 Valid

D7 0.432 Valid

D8 0.586 Valid

D9 0.583 Valid

D10 0.512 Valid

D11 -0.678 Valid

D12 0.300 Valid

D13 0.767 Valid

D14 -0.580 Valid

D15 -0.468 Valid

D16 0.783 Valid

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

79

D17 0.731 Valid

D18 0.723 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 7 dan 8 , 2009

Untuk pertanyaan bagian D1 nilai r = 0.572, D2 nilai r = 0.754, D3 nilai r =

0.528, D4 nilai r = 0.893, D5 nilai r = -0.428, D6 nilai r = 0.491, D7 nilai r =

0.432, D8 nilai r = 0.586, D9 nilai r = 0.583, D10 nilai r = 0.512, D11 nilai r

-0.678, D12 nilai r = 0.300, D13 nilai r = 0.767, D14 nilai r = -0.580, D15

nilai r = -0.468, D16 nilai r = 0.783, D17 nilai r = 0.731, dan D18 nilai r =

0.723. semuanya diatas 0.30 yang berarti item tersebut valid. Untuk tanda

negatif dalam statistik hanya menunjukkan arah hubungan berlawanan arah.

Hal ini dikarenakan dalam statistik tidak ada negatif dan positif. dan

besarnya Alpha Cronbach 0.650 lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan

raliabel (Tabel 5.11).

3. Bagian E: Pertanyaan dibawah ini menggambarkan pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan kewajiban koperasi. Menurut SAK yang

berlaku umum. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Tabel 5.12

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian E

Item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

E1 0.825 Valid

0.612

reliabel

E2 0.825 Valid

E3 0.371 Valid

E4 0.648 Valid

E5 0.603 Valid

E6 -0.430 Valid

E7 0.562 Valid

E8 0.452 Valid

E9 -0.492 Valid

E10 0.743 Valid

E11 0.756 Valid

E12 -0.832 Valid

E13 0.397 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 10 dan 11 , 2009

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

80

Untuk bagian E1 nilai r = 0.825, E2 nilai r = 0.825, E3 nilai r = 0.371, E4

nilai r = 0.648, E5 nilai r = 0.603, E6 nilai r = -0.430, E7 nilai r = 0.562, E8

nilai r = 0.452, E9 nilai r = -0.492, E10 nilai r = 0.743, E11 nilai r = 0.756,

E12 nilai r = -0.832, Dan E13 nilai r = 0.397 semuanya diatas 0.30 yang

berarti item tersebut valid. Untuk tanda negatif dalam statistik hanya

menunjukkan arah hubungan berlawanan arah. Hal ini dikarenakan dalam

statistik tidak ada negatif dan positif. dan besarnya Alpha Cronbach 0.612

lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan raliabel (Tabel 5.12).

4. Bagian F : Pertanyaan dibawah ini menggambarkan pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan ekuitas koperasi, menurut SAK yang berlaku

umum. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Tabel 5.13

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian F

Item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

F1 0.721 Valid

0.714

Reliabel

F2 0.615 Valid

F3 0.532 Valid

F4 0.435 Valid

F5 0.426 Valid

F6 0.535 Valid

F7 0.595 Valid

F8 0.459 Valid

F9 -0.552 Valid

F10 0.468 Valid

F11 0.476 Valid

F12 0.509 Valid

F13 0.475 Valid

F14 0.525 Valid

F15 -0.695 Valid

F16 0.577 Valid

F17 0.621 Valid

F18 0.459 Valid

F19 0.376 Valid

F20 0.778 Valid

F21 0.534 Valid

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

81

F22 0.615 Valid

F23 0.415 Valid

F24 0.572 Valid

F25 -0.640 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 13 dan 14 , 2009

Untuk pertanyaan bagian F1 nilai r = 0.721, F2 nilai r = 0.615, F3 nilai r = 0.532,

F4 nilai r = 0.435, F5 nilai r = 0.426, F6 nilai r = 0.535, F7 nilai r = 0.595, F8

nilai r = 0.459, F9 nilai r = -0.552, F10 nilai r = 468, F11 nilai r = 476, F12 nilai

r =0.509, F13 nilai r = 0.475, F14 nilai r = 0.525, F15 nilai r = -0.695, F16 nilai r

= 0.577, F17 nilai r = 0.621, F18 nilai r = 0.459, F19 nilai r = 0.376, F20 nilai r =

0.778, F21 nilai r = 0.434, F22 nilai r = 0.615, F23 nilai r = 0.415, F24 nilai r =

0.572, F25 nilai r = -0.640 semuanya diatas 0.30 yang berarti item tersebut valid.

Untuk tanda negatif dalam statistik hanya menunjukkan arah hubungan

berlawanan arah. Hal ini dikarenakan dalam statistik tidak ada negatif dan

positif, tanda positif berarti searah sedangkan negatif berarti berlawanan arah.

dan besarnya Alpha Cronbach 0.714 lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan

raliabel (Tabel 5.13).

5. Bagian G: Pertanyaan di bawah ini menggambarkan pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan Ekuitas koperasi. Menurut SAK dan yang berlaku

umum. Pendapatan koperasi memuat partisipasi Bruto, partisipasi neto dan

pendapatan dari non anggota. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

82

Tabel 5.14

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian G

Item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

G1 0.390 Valid

0.652

Reliabel

G2 0.394 Valid

G3 0.619 Valid

G4 0.539 Valid

G5 -0.352 Valid

G6 0.667 Valid

G7 0.424 Valid

G8 0.469 Valid

G9 0.402 Valid

G10 0.520 Valid

G11 0.528 Valid

G12 0.570 Valid

G13 0.528 Valid

G14 -0.417 Valid

G15 0.353 Valid

G16 0.482 Valid

G17 -0.638 Valid

G18 0.358 Valid

G19 0.400 Valid

G20 -0.384 Valid

G21 0.353 Valid

G22 0.346 Valid

G23 0.452 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 16 dan 17 , 2009

Untuk bagian G1 nilai r = 0.390, G2 nilai r = 0.394, G3 nilai r = 0.619, G4 nilai

r = 0.539, G5 nilai r = -0.352, G6 nilai r = 0.667, G7 nilai r = 0.424, G8 nilai r

= 0.469, G9 nilai r = 0.402, G10 nilai r = 0.520, G11 nilai r = 0.528, G12 nilai r

= 0.570, G13 nilai r = 0.528, G14 nilai r = -0.417, G15 nilai r = 0.353, G16

nilai r = 0.482, G17 nilai r = -0.638, G18 nilai r = 0.358, G19 nilai r = 0.400,

G20 nilai r = -0.384, G21 nilai r = 0.353, G22 nilai r = 0.346 dan G23 nilai r =

0.452 semuanya diatas 0.30 yang berarti item tersebut valid. Untuk tanda

negatif dalam statistik hanya menunjukkan arah hubungan berlawanan arah.

Hal ini dikarenakan dalam statistik tidak ada negatif dan positif, tanda positif

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

83

berarti searah sedangkan negatif berarti berlawanan arah. dan besarnya Alpha

Cronbach 0.652 lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan raliabel (Tabel 5.14).

6. Bagian H: Pertanyaan dibawah ini menggambarkan penerapan laporan

keuangan perkoperasian yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha,

laporan arus kas, laporan promosi anggota dan catatan atas laporan keuangan.

Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pertanyaan.

Tabel 5.15

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y bagian H

Item r keterangan Alpha Cronbach Keterangan

H1 0.612 Valid

0.691

Reliabel

H2 0.362 Valid

H3 0.323 Valid

H4 0.499 Valid

H5 0.421 Valid

H6 -0.587 Valid

H7 0.412 Valid

H8 0.581 Valid

H9 0.472 Valid

H10 0.580 Valid

H11 0.648 Valid

H16 0.497 Valid

H17 0.482 Valid

H18 0.371 Valid

H19 0.407 Valid

H20 0.361 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 19 dan 20 , 2009

Untuk bagian H1 nilai r = 0.612, H2 nilai r = 0.362, H3 nilai r = 0.323, H4

nilai r = 0.499, H5 nilai r = 0.421, H6 nilai r = -0.587, H7 nilai r = 0.412, H8

nilai r = 0.581, H9 nilai r = 0.472, H10 nilai r = 0.580, H11 nilai r = 0.648,

H16 nilai r = 0.497, H17 nilai r = 0.482, H18 nilai r = 0.371, H19 nilai r =

0.407, Dan H20 nilai r = 0.361 semuanya diatas 0.30 yang berarti item

tersebut valid. Untuk tanda negatif dalam statistik hanya menunjukkan arah

hubungan berlawanan arah. Hal ini dikarenakan dalam statistik tidak ada

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

84

negatif dan positif, tanda positif bearti searah sedangkan negatif berarti

berlawanan arah. dan besarnya Alpha Cronbach 0.691 lebih besar dari 0.60

yang menunjukkan raliabel (Tabel 5.15).

5.3.1. Hasil Uji Korelasi Dengan Korelasi Produk Moment

Untuk menguji hipotesis yang diajukan akan digunakan uji korelasi pearson

atau korelasi produk moment. Adapun hasil korelasi produk momen diperoleh hasil

seperti yang disajikan pada Tabel 5.16 berikut ini :

Tabel 5.16

Nilai Koefisien Korelasi Variabel mutu laporan keuangan sesuai

PSAK Nomor 27 Dengan Variabel X1, X2, X3, X4, dan X5

Pada Koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Variabel Koefisien

korelasi

Sig. Keputusan

Penerapan

PSAK Nomor

27

tahun 2007

Tentang

Akuntansi

Perkoperasian

(Y)

Tingkat

pendidikan (X1)

0,625 0,000 Signifikan

Pelatihan (X2)

0,740 0,000 Signifikan

Pengalaman kerja

(X3)

0,711 0,000 Signifikan

Frekuensi

pengawasan (X4)

0,641 0,000 Signifikan

Pemeriksaan (X5)

0,552 0,000 Signifikan

Sumber : Data primer yang diolah, Lampiran 2 , 2009

5.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis

5.3.2.1 Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama akan menguji dugaan terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan dengan penerapan PSAK nomor 27

tentang akuntansi perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. hasil

pengujian hipotesis menggunakan korelasi pearson (Tabel 5.16) diperoleh

nilai koefisien korelasi sebesar 0.625 dengan sig 0,000. Besarnya nilai sig

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

85

tersebut lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan mutu

laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

5.3.2.2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua akan menguji dugaan terdapat hubungan yang

signifikan antara pelatihan dengan penerapan PSAK nomor 27 tentang

akuntansi perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. hasil pengujian

hipotesis menggunakan korelasi pearson (Tabel 5.16) diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0.740 dengan sig 0,000. Besarnya nilai sig tersebut

lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan mutu laporan keuangan

sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

5.3.2.3 Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga akan menguji dugaan terdapat hubungan yang

signifikan antara pengalaman kerja dengan penerapan PSAK nomor 27

tentang akuntansi perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. hasil

pengujian hipotesis menggunakan korelasi pearson (Tabel 4.17) diperoleh

nilai koefisien korelasi sebesar 0.711 dengan sig 0,000. Besarnya nilai sig

tersebut lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dengan mutu

laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

86

5.3.2.4 Uji Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat akan menguji dugaan terdapat hubungan yang

signifikan antara pengawasan dengan penerapan PSAK nomor 27 tentang

akuntansi perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. hasil pengujian

hipotesis menggunakan korelasi pearson (Tabel 4.17) diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0.641 dengan sig 0,000. Besarnya nilai sig tersebut

lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan mutu laporan keuangan

sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

5.3.2.5 Uji Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima akan menguji dugaan terdapat hubungan yang

signifikan antara pemeriksaan dengan penerapan PSAK nomor 27 tentang

akuntansi perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. hasil pengujian

hipotesis menggunakan korelasi pearson (Tabel 4.17) diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0.552 dengan sig 0,000. Besarnya nilai sig tersebut

lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pemeriksaan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan, pelatihan,

pengalaman kerja, pengawasan dan pemeriksaan memiliki hubungan dengan mutu

laporan keuangan koperasi yang sesuai dengan PSAK nomor 27. Hal ini didukung

penelitian terdahulu yang juga mengatakan terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan, pengalaman kerja dan pengawasan. Hubungan antara tingkat

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

87

pendidikan responden, pelatihan responden, pengalaman kerja respoden,

pengawasan yang dilakukan oleh badan pengawas dan pemeriksaan yang dilakukan

oleh auditor atau pihak luar menunjukkan hubungan yang searah atau positif.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya hanya terletak pada pengawasan yang

dilakukan oleh badan pengawas, penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan

berlawanan arah atau negatif. Dari kelima variabel independen maka yang

mempunyai hubungan lebih kuat dari pada variabel lain adalah variabel pelatihan

yaitu dengan koefisien korelasi 0.740.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat

koperasi tidak sepenuhnya menerapkan PSAK nomor 27 tentang akuntansi

perkoperasian. Laporan keuangan yang dibuat sebagian besar hanya ditujukan

kepada pihak internal saja, responden menyatakan bahwa modal yang ada saat ini

sudah mencukupi dan usaha koperasi yang dijalankan sudah berjalan lancar bahkan

memberikan keuntungan yang cukup memuaskan untuk anggota koperasi, sehingga

sebagian besar koperasi sudah merasa cukup dengan usaha yang dijalankan

sekarang dan tidak ingin menarik investor dari pihak luar pemerintah. Oleh karena

itulah pengurus koperasi masih menjalankan sistem pembukuan yang masih sangat

sederhana karena dipandang lebih praktis dan tidak memerlukan waktu lama, selain

itu juga keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus koperasi dan

pengurus koperasi menganggap proses pembukuan saat ini cukup memenuhi

kelengkapan administrasi keuangan pemerintah.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

88

5.4. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan pada koperasi-koperasi di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman dan

pengawasan memiliki koefisien korelasi dengan tingkat hubungan kuat dengan mutu

laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27, sedangkan pemeriksaan merupakan

variabel yang mempunyai hubungan sedang dengan perapan PSAK nomor 27.

Implikasinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin lama

pelatihan dilakukan dan dijalani oleh responden, semakin sering seorang responden

menyusun laporan keuangan dan pengawasan yang rutin diadakan oleh badan

pengawas maka akan menghasilkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan

standar yang berlaku umum, akan tetapi selain tingkat pendidikan, pelatihan,

pengalaman, dan pengawasan yang dilakukan badan pengawas, ada hal lain yang

juga perlu diperhatikan lainnya yaitu setelah laporan keuangan tersebut dibuat maka

hendaknya laporan keuangan tersebut di periksa oleh pihak luar, baik dari menyewa

jasa seseorang ataupun jasa yang telah disediakan oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah maka akan

menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan,

khususnya SAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

5.5. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bahwa penelitian ini hanya dilaksanakan pada satu wilayah yaitu Kabupaten

Hulu Sungai Tengah.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

89

2. Bahwa data penelitian ini berasal dari pendapat responden yang disampaikan

secara tertulis dengan penyebaran kuesioner sehingga hasil penelitian

mempunyai kemungkinan bias.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

90

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan mutu

laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian

pada koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian pada

koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dengan mutu

laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian

pada koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian pada

koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan dengan mutu laporan

keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian pada

koperasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

6. Pelatihan merupakan variabel yang memiliki tingkat hubungan koefisien

korelasi yang lebih kuat dibandingkan variabel lain.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

91

6.2 Saran-saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang ada maka saran yang dapat

diberikan :

1. Berdasarkan temuan dalam penelitian menunjukkan tingkat pendidikan,

pelatihan, pengalaman kerja, pengawasan, dan pemeriksaan memiliki

hubungan dengan mutu laporan keuangan sesuai PSAK nomor 27 tentang

akuntansi perkoperasian, oleh sebab itu maka hendaknya pihak koperasi

lebih memperhatikan lagi hal tersebut dalam pemilihan dan penunjukkan

atau pelimpahan tugas dan wewenang kepada pengurus koperasi dalam hal

menyusun laporan keuangan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan

dapat sesuai dengan PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

2. Hendaknya koperasi lebih memperhatikan tingkat pendidikan dalam hal

perekrutan karyawan yang akan ditugaskan untuk membuat laporan

keuangan dan memberikan pelatihan guna bisa memberikan pengalaman

kerja kepada karyawan agar bisa menghasilkan laporan keuangan koperasi

yang sesuai dengan PSAK nomor 27 tentang akuntansi perkoperasian.

3. Hendaknya dinas terkait yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi lebih bisa memberikan pengarahan dalam hal membina koperasi-

koperasi yang menjadi bianaanya

4. Hendaknya koperasi lebih meningkatkan lagi akuntansi koperasi yang sudah

ada ini dengan memperbaiki terlebih dahulu dengan cara penilaian,

pengakuan, penyajian dan pengungkapan terhadap unsur laporan keuangan.

Selain itu terapkan lima laporan keuangan koperasi menurut PSAK nomor

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

92

27, yaitu : neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi

ekonomi anggota, dan catatan laporan keuangan.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada objek

penelitian lain dengan menambah jumlah populasi dan sampel penelitian

dengan cara memperluas wilayah penelitian.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

93

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, 2002, Akuntansi Untuk Koperasi, Rineka cipta.

Jakarta.

Arinkunto suharsini, 2000, Prosedur Penelitian, Rinika cipta. Jakarta

A. Paul Rajoe, Gina Gania, Ichsan setiiyo budi, Yati sumiharti.(trans). C.

William Boynton, Raymond N. Jhonson, Walter G. Kell, 2003. Modern

Auditing. Edisi ketujuh. Erlangga, Jakarta.

Edy Sokarno, 2000. System Pengendalian Manajemen, suatu pendekatan

praktis, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Hendrojogi, 2000. Koperasi, Asas-asas,Teori dan Praktek, edisi revisi 2000,

PT raja Grafindo persada, Jakarta.

Husein, 2008, pengertian pelatihan kerja (artikel). online,

www.huseinblog.blogspot.com/2008/08/pengertian-pelatihan-

kerja.html. (di akses: 10-21-2009)

Husein Umar, 2008. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. PT

Raja Grafindo persada. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba

empat. Jakarta.

------------------------------------. 2009. Standar Akuntansi keuangan.

Salemba empat, Jakarta.

Imam Ghozali, 2006. Aplikasi SPSS. Badan penerbit universitas Dipenogoro.

Semarang

Indrianto Nur & Bambang Sutomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama, BPFE,

Yogyakarta.

L. Mathis Robert & John H. Jaksons, 2002. Manajemen Sumber Daya

Manusia, buku 2, terjemahan Jimmy sadeli & Bayu prawira hie,

salemba empat. Jakarta.

Munawir, 2002. Analisa Laporan Keuangan, edisi keempat , Liberty

Yogyakarta, Yogyakarta.

Nina Yuliana, 2006. Hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, dan frekuensi pengawasan dengan mutu laporan keuangan

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/59/1/Penelitian Persepsi mhs akt.pdf · 2 agar dapat menghasilkan Sarjana Akuntansi yang berkualitas dan siap pakai di dunia

94

pada koperasi-koperasi di kabupaten hulu sungai utara . skripsi.

Unlam. Banjarmasin.

Pusvita Indria Mei Sosilowati, 2003. Hubungan antara tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, dan frekuensi pengawasan dengan mutu

laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Negri di kota

Banjarmasin. Skripsi. Unlam. Banjarmasin.

Sofyan Syafri Harahap, 2006. analisis kritis atas laporan keuangan, PT

Raja Grafindo persada, Jakarta.

Soeharto Prawirokusomo, 1999. Ekonomi rakyat (konsep, kebijakan dan

strategi). Edisi pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Suharyadi & Purwanto, 2004. Statistika untuk ekonomi & keuangan

modern. Salemba empat. Jakarta.

Sugiyarto, (trans). M. Dan Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters, 2002

Auditing, edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode penelitian bisnis(pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&G), CV Alfabeta. Bandung.

Zaki Baridwan, 2000. Intermediate acconting. Edisi 7. BPFE. Yogyakarta.

Zakky Yamani, 2008. Analisis hubungan kepuasan kerja dengan kinerja

karyawan pada PT. BNI 46 (persero) Tbk. Cabang pangeran

antasari Banjarmasin. Tesis. Unlam. Banjarmasin.