bab i pendahuluan - lpmsudhil.files.wordpress.com · perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, ......
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN Latar Belakang
Paradigma pembangunan pada saat ini telah berubah menjadi pembangunan
partisipatif dimana masyarakat diberikan peran yang lebih besar untuk ikut terlibat
serta menjadi pelaku utama dalam pembangunan itu sendiri, baik dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, tidak hanya diam saja menuggu
perintah dari pihak luar maupun pihak pemerintah. Dalam Participatory Rapid
Apraisal ini masyarakat diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam penyusunan
perencanaan pembangunan dalam upayanya menanggulangi kemiskinan ini
berdasarkan potensi serta masalah riil yang ada dimasyarakat Kelurahan Sudajaya
Hilir.
Bermula dari kegiatan Participatory Rapid Apraisal ini masyarakat diajak
untuk menahami kebutuhan riil dari masalah dan potensi yang sebenarnya, dimana
melalui berbagai kegiatan seperti rembug kesiapan masyarakat, kemudian
pelaksanan refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, dan penyusunan PJM
Pronangkis yang akhirnya dengan dasar hasil dari pemetaan swadaya tersebut
disusun sebuah perencanaan pembangunan dengan istilah ”PJM Pronangkis ”.
Perencanan pembangunan ini merupakan susunan program untuk menganggulangi
kemiskinan dalam jangka menengah yaitu antara 1-3 tahun.
Sebagaimana kita ketahui siklus perencanaan partisipatif merupakan bagian
dari daur program pembangunan yang diharapkan bisa mengakar dimasyarakat
sehingga diharapkan kegiatan tersebut menjadi suatu kegiatan yang terus menerus
berjalan. Dalam kegiatan Participatory Rapid Apraisal ini perlu dilakukan review
PJM Pronangkis Kelurahan yang merupakan proses pembelajaran lanjutan dengan
maksud adanya peningkatan kemampuan masyarakat untuk melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap PJM Pronangkis yang telah disusun.
Didalam PJM tersebut akan dievaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun
sebelumnya, apakah kegiatan tersebut telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan sesuai dengan hasil pemetaan swadaya, sehingga dengan evaluasi ini dapat
diketahui seberapa besar manfaatnya bagi warga miskin khususnya dan
1
penanggulangan kemiskinan pada umumnya. Dengan review PJM ini juga
diharapkan bisa membantu masyarakat dalam menyusun perbaikan-perbaikan PJM
nya gar lebih terarah dan terfokus dengan target dan indikator yang lebih terukur
dan sejalan dengan target Tujuan pembangunan Milenium (MDG’s) serta Indeks
Pembangunan Manusia (HDI).
Diharapkan dengan review PJM tersebut, akses serta kesempatan masyarakat
untuk mewujudkan kemitraan dengan pihak pemerintah/instansi, lembaga swasta di
tingkat daerah maupun pusat dalam rangka penanggulangan kemiskinan menjadi
lebih terbuka.
Adapun tujuan kegiatan PJM Pronangkis Kelurahan Sudajaya Hilir adalah :
1. Pembelajaran serta peningkatan pemahaman bagi masyarakat dalam
merencanakan dan menyusun PJM Pronangkis.
2. Masyarakat mampu melakukan perbaikan-perbaikan dalam menyusun PJM
Pronangkis ini sehingga bisa memberikan manfaat yang maksimal.
3. Masyarakat mampu menyusun PJM Pronangkis ini dengan capaian indikator
yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s) dan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI)
4. Adanya kesadaran masyarakat Kelurahan Sudajaya Hilir untuk pembangunan
selanjutnya dengan mengutamakan kemandirian dan keswadayaan, sehingga
kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam PJM Pronangkis ini bisa menjadi
salah satu acuan bagi masyarakat maupun pihak-pihak lainnya dalam
kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Sudajaya Hilir.
Proses PJM Pronangkis Kelurahan Sudajaya Hilir ini dilakukan dengan
melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dengan langkah – langkahnya sebagai
berikut :
1. Bimbingan dari fasilitator kepada BKM, relawan, dan aparat Kelurahan untuk
pelaksanaan lokakarya PJM Pronangkis.
2. Kesepakatan BKM dengan aparat Kelurahan dan masyarakat mengenai
waktu dan tempat pertemuan warga untuk melaksanakan lokakarya review
PJM Pronangkis tingkat Kelurahan.
3. Pelaksanaan lokakarya PJM Pronangkis tingkat Kelurahan.
2
4. Pelaksanaan proses penggalian data dan informasi melalui kajian ulang
kegiatan Pemetaan Swadaya (PS), terutama pendataan masyarakat
berdasarkan jiwa
5. Rembug warga tingkat Kelurahan untuk perumusan draft PJM, .
6. Lokakarya tingkat Kelurahan yang membahas draf dokumen PJM serta
pengesahan dokumen PJM Pronangkis sebagai keputusan bersama.
7. Melaksanakan sosialisasi PJM Pronangkis kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Prinsip-prinsip dasar dalam kegiatan PJM Pronangkis adalah sebagai berikut :
1. PJM Pronangkis merupakan proses kegiatan oleh masyarakat berbasis
pembelajaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip P2KP, terutama berkaitan dengan
prinsip demokrasi, tranparansi dan akuntabilitas, partisipasi, desentralisasi,
serta nilai-nilai keiklashan, kejujuran, keadilan, kesetaraan dan kebersamaan
dalam keberagaman.
2. PJM Pronangkis disusun dari, oleh dan untuk masyarakat yang berawal dari
data atau informasi yang berhasil dihimpun dari PJM Pronangkis
sebelumnya.
3. Proses penyusunan PJM Pronangkis dilakukan secara partisipatif berdasarkan
pada nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berorientasi kepada MDG’s dan HDI
tetapi tetap koridor pendekatan tridaya serta menggunakan pendekatan untuk
pencapaian tujuan, memahami dan menerima perbedaan pendapat, memiliki
kepedulian, menerima dan memahami kekurangan pihak lain, menghormati
keputusan orang lain.
1.1 Kondisi Umum Kelurahan
1.1.1 Sejarah Kelurahan
Kelurahan Sudajaya Hilir ini didirikan pada tahun 1844 yang dipimpin oleh
seorang Kepala Kelurahan. Adapun nama-nama Kepala Kelurahan yang
pernah menjabat diantaranya : Yasin (1844 – 1877); Arsa Manggala (1877 –
1909); D Tirta Manggala (1909 – 1930); M. Sumanireja (1930 – 1947);
Subdianata (1947 – 1950); Tumijan (1950 – 1961); T. Sukma (1961 – 1965);
3
U. Sumanireja (1965 – 1978); Sudarma (1978 – 1980); Sulman (1989 –
1995), Ukat (1995 – 1999); Atjep Suhandi (1999 – 2004); Adman Sugiono
(2004 sampai dengan sekarang).
1.1.2 Luas Kelurahan dan Geografis
Berdasarkan Letak Geografisnnya Kelurahan Sudajaya Hilir berada di
wilayah Kecamatan Baros Kota Sukabumi Propinsi Jawa Barat, dengan luas
wilayah 1.077,30 ha, dengan ketinggian dari permukaan laut sekitar 450 m
dengan suhu udara berkisar antara 29-32 c, dengan curah hujan rata-rata
perbulan 2000-3000 mm/tahun.
Keadaan umum wilayah Kelurahan Sudajaya Hilir berbatasan langsung
dengan beberapa Kelurahan lainnya baik dalam lingkup Kecamatan Baros
maupun Kecamatan lainnya, dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cicantayan.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kertaraharja
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kertaraharja
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sudajaya Hilir
Adapun jarak dan waktu tempuh dari Kelurahan
• ke Ibukota Kecamatan 5 km, dengan waktu tempuh 0,25 jam
• ke Ibukota Kota 45 km, dengan jarak tempuh 1 jam
• ke Ibukota Kotamadya 15 km, dengan jarak tempuh 0,5 jam
• ke Ibukota Propinsi 120 km, dengan jarak tempuh 3 jam.
Lahan yang ada di Kelurahan Sudajaya Hilir di diperuntukan :
1. Permukiman : 53 ha
2. Sawah seluas : 214,70 ha
3. Ladang : 797 ha
4. Perkebunan : - ha
5. Hutan : - ha
6. Bangunan :
Perkantoran : 0,5 ha
4
Sekolah : 3 ha
Pertokoan/perdagangan/pasar : 2 ha
7. Pabrik / Industri : 9,5 ha
Selanjutnya wilayah Kelurahan Sudajaya Hilir terdiri dari 8 RW dan 66 RT
serta 6 dusun.
1.1.3 Demografi
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Jumlah penduduk Kelurahan Sudajaya Hilir menurut umur dapat dilihat
pada tabel berikut di bawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah 1 0 – 1 tahun 123 orang 2 1 – 4 tahun 104 orang 3 5 – 10 tahun 346 orang 4 11 – 16 tahun 367 orang 5 17 – 20 tahun 786 orang 6 21 – 25 tahun 1588 orang 7 26 – 30 tahun 681 orang 8 31 – 35 tahun 845 orang 9 36 – 40 tahun 246 orang 10 41 – 45 tahun 138 orang 11 46 – 50 tahun 112 orang 12 51 – 60 tahun 132 orang 13 61 – 70 tahun 87 orang 11 Lebih dari 70 tahun 65 orang
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Sudajaya Hilir adalah
sampai dengan tingkat perguruan tinggi (Sarjana S1 – S3). Untuk dapat
mengetahui gambaran umum jumlah penduduk Kelurahan Sudajaya Hilir
berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
5
No Pendidikan Jumlah
1 TK 88 orang
2 Sekolah Dasar 5421 orang
3 SLTP 2131 orang
4 SLTA 1643 orang
5 Akademi/D1-D3 17 orang
6 Sarjana (S1 – S3 ) 12 orang
Jumlah 9312 orang
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk Kelurahan Sudajaya Hilir memiliki mata
pencaharian sebagai pedagang dan petani atau buruh tani, sedangkan
sebagian lainnya adalah PNS dan karyawan swasta. Jumlah penduduk
Kelurahan Sudajaya Hilir berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada
tabel berikut di bawah ini:
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani 450 orang
2 Buruh tani 548 orang
3 Buruh/Swasta 216 orang
4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 120 orang
5 Abdi Negara (Polri, TNI) 12 orang
6 Pedagang 268 orang
7 Pengrajin/Pengusaha/Wiraswasta 374 orang
8 Dokter 2 orang
9 Bidan 4 orang
10 Lain-lain................................ 583 orang
Jumlah 2577
6
d. Wilayah Administrasi
Kelurahan Sudajaya Hilir terbagi menjadi 8 (delapan) Ke-RW-an dan 6
(enam) kampung yaitu: Lio, Begeg Propelat, Balandongan, Pangkalan, Pasir
Pogor dan Cobodas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel data dan
gambar di bawah ini.
Tabel 1.4 Wilayah Administrasi
e. Sarana dan Prasarana
Dibawah ini adalah sarana dan prasarana yang digunakan oleh Warga :
Tabel 1.5 Sarana dan Prasarana
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Mesjid Jamie 7
2 Surau 50
3 SD/MI/MTS 2
4 Madrasah 12
5 Perguruan Tinggi 1
6 TPA 3
7 Pesantren 4
8 PAUD 2
9 Posyandu 9
10 Puskesmas Pembantu 1
f. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi yang dipergunakan oleh warga sekarang ini antara
lain : 10 Wartel yang tersebar di seluruh Kelurahan Sudajaya Hilir, telepon
rumah terpasang dan telepon seluler sebagai sarana komunikasi alternative
untuk kelancaran komunikasi, kentongan untuk memberitahukan informasi
kepada masyarakat.
g. Penggunaan Air
Dilihat dari sarana penggunaan air, warga lebih banyak menggunakan
air sumur untuk berbagai keperluan mereka dibandingkan air PAM. Hal
7
tersebut dilihat dari 591 sumur gali dirumah-rumah warga dan PAM yang
baru terpasang.
h. Perangkat/ Potensi Kelembagaan Kelurahan
Kelurahan Sudajaya Hilir mempunyai 2 lembaga formal yang
berfungsi sebagai mitra dengan kepala Kelurahan dan pengayom serta
penggerak masyarakat di segala bidang terutama dibidang pembangunan
fisik, ekonomi, dan sosial. Lembaga tersebut adalah sebagai berikut :
1. LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)
Proses pembentukan LPM
Calon anggota LPM di tentukan oleh perwakilan tokoh masyarakat dari tiap RW.
Sistem pembentukan
Hasil dari formatur ada 3 calon anggota LPM Kelurahan Sudajayahilir maka
diadakan voting untuk menentukan ketua, wakil ketua dan anggota. Dari hasil
voting tersebut adalah sebagai berikut :
Ketua : Ir Bagus Pekik
ketua Harian : Adi Munajat
Sekretaris Umum : Wawan Sofwan
Sekretaris 2 : Hendrik
Bendahara : Gigin Dewiyana, SPd
Seksi Agama : Ardayat, SAg
Seksi Ekonomi dan Pembangunan : Enih
Seksi Pendidikan : Ujang Dedi H SPdI
Seksi Humas : Wawan Ridwan
Seksi Infokom : Warsa Suwarsa
LPM adalah lembaga yang fungsinya sebagai pelaksana pembangunan disegala
bidang yang ada di Kelurahan Sudajaya Hilir sesuai program Kelurahan dengan
konsep pemberdayaan masyarakat kea rah pembangunan baik fisik, sosial dan
ekonomi.
8
2. PEMBERDAYAAN dan KESEJAHTERAAN KELUARGA
PKK beranggotakan para wanita yang ada di Kelurahan Sudajaya Hilir, lembaga
ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
VISI : Mewujudkan kaum perempuan di Kelurahan Sudajaya Hilir yang
benar-benar mampu mengatasi persoalan keluarganya secara mandiri menuju
kesejahteraan keluarga
MISI :
a. Memberdayakan kaum wanita dalam peningkatan kemampuan dan
keterampilan
b. membudayakan kebersamaan antar wanita dan ibu rumah tangga menuju
kesejahteraan keluarga.
1.2 Permasalahan
Secara umum tinjauan masalah dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan,
lingkungan dan permasalahan lainnya yang berkaitan dengan IPM-MDG’s.
Kriteria pemilihan dan penentuan masalah yang dapat diproses lebih lanjut
antara lain:
1. Merupakan kebutuhan mendasar/simpul masalah
2. Masalah/kebutuhan yang dipandang menKelurahank
3. Dirasakan oleh sebagian warga masyarakat, terutama masyarakat miskin
4. Masalah sering muncul
5. Tersedianya potensi dan sumber daya
Ada beberapa permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan hasil pemetaan
swadaya yang dilakukan oleh Relawan dan masyarakat bersama-sama, yang
dikelompokan atas 4 (empat) aspek tinjauan masalah adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan
Tingkat pendapatan yang kecil
Kekurangan pasokan air bersih terutama pada saat musim kemarau tiba
Terdapat sebagian warga yang tidak mempunyai jamban
Kurangnya kesadaran warga masyarakat akan pentingnya kesehatan
2. Pendidikan
Pendapatan perkapita kecil
Jarak kesekolah lanjutan jauh dan biaya sekolah tinggi
9
Masih banyak anak usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi atau hanya sampai dengan tingkat SLTP
Masih banyak anak usia sekolah yang mengalami putus sekolah
dikarenakan faktor ekonomi
3. Sarana dan prasarana lingkungan
Sarana jalan lingkungan yang menghubungkan ke tiap kedusunan
mengalami rusak berat dan sebagian masih jalan tanah
Masyarakat kurang peduli lingkungan, Kurang memadainya tempat
pembuangan sampah dan saluran pembuangan limbah keluarga
Jamban umum (MCK) yang telah ada belum dapat dimanfaatkan secara
optimal dikarenakan pasokan sumber air yang terbatas/ sering mengalami
kekeringan
4. Sosial
Masih banyak ditemui warga masyarakat yang memiliki rumah tidak
layak huni yang biasanya dihuni oleh warga jompo
Masih banyak warga masyarakat usia produktif yang menganggur.
5. Ekonomi
Adanya warga miskin yang masih menganggur dikarenakan kurangnya
keahlian dan keterampilan
Lapangan kerja yang sempit
Terdapat kelompok usaha kecil masyarakat yang mengalami keterbatasan
modal dan keterbatasan akses pemasaran produk yang dihasilkan
Rendahnya tingkat pendapatan terutama bagi warga masyarakat yang
bekerja sebagai petani atau buruh serabutan
6. Perempuan
Keterbatasan waktu bagi kaum perempuan untuk turut serta dalam
kegiatan di masyaraka dikarenakan kesibukan tugas rumah tangga.
1.1 Visi dan Misi Pronangkis dan Tujuan Perencanaan
Visi dan Misi PJM Pronangkis masayarakat Kelurahan Sudajaya Hilir adalah:
Visi
10
Meningkatkan pendidikan dan kesehatan warga Sudajaya Hilir 60 %.
Misi
1. Mengurangi anak putus sekolah
2. Meningkatkan pelayanan sarana pendidikan
3. Revitalisasi posyandu
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan
TUJUAN
1. Menumbuhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakat sebagai
pondasi yang melandasi kegiatan penanggulangan kemiskinan.
2. Memperbaiki prasarana dan sarana dasar masyarakat, terutama untuk
kebutuhan masyarakat miskin termasuk perbaikan perumahannya.
3. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatan pendapatan secara
mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin.
4. Terciptanya organisasi masyarakat warga yang memiliki kepemimpinan
kolektif/ bersama yang mampu membantu masyarakat miskin dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingannya.
5. Memperkuat kebersamaan diantara semua lapisan masyarakat, pemerintah
dan kelompok lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.
1.2 Perkembangan Kegiatan PRA
Salah Kegiatan PRA dan P2kp adalah pembentukan lembaga masyarakat yang
benar-benar mampu berperan sebagai wadah perjuangan warga, khususnya warga
miskin untuk ikut terlibat dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya serta ikut
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Pendekatan yang dilakukan
dalam Participatory Rapid Apraisal di dalam proses tersebut adalah dengan
memulihkan dan memperkuat kembali lembaga masyarakat, dimana keberadaan
lembaga yang kokoh ini dapat tercapai apabila lembaga tersebut benar-benar
mengakar, dipercaya oleh masyarakat sehingga mampu mengorgansir dan menjadi
wadah masyarakat untuk menggalang potensi yang ada untuk mengatasi persoalan
kemiskinan dan pembangunan di wilayah tersebut, dan dalam Participatory Rapid
Apraisal lembaga tersebut adalah Koperasi Pemberdayaan Masyarakat
Pembentukan Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dalam PRA LPM ini tidak
serta merta membentuk lembaga baru, tetapi bisa dengan memampukan lembaga
11
yang ada dengan dasar pertimbangan yang matang, tidak dilakukan dengan
pendekatan instans (serba cepat dan sementara) dan formalitas semata, namun harus
benar-benar dilakukan dengan pendekatan dinamika proses dimasyarakat, untuk
membangun kesadaran kritis dan kebutuhan masyarakat setempat sehingga Koperasi
Pemberdayaan Masyarakat terbentuk dapat dipercaya dan mengakar dimasyarakat.
Langkah-langkah dalam pembentukan Koperasi Pemberdayaan Masyarakat ini
adalah :
1. Rembug masyarakat untuk memampukan lembaga yang ada atau membentuk
lembaga baru sebagai Koperasi Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan ini dilakukan dengan proses :
Diskusi kelompok Terpadu di tingkat masyarakat tentang substansi
BKM sebagai wadah masyarakat,
Rembug warga tingkat kelurahan/Kelurahan untuk memutuskan
memampukan lembaga yang ada atau membentuk lembaga baru sebagai
BKM.
Untuk membahas hasil-hasil diskusi kelompok terpadu di tingkat masyarakat
kemudian diputuskan bersama. Pada proses ini diputuskan untuk menyusun
panitia pembentukan Koperasi Pemberdayaan Masyarakat yang terdiri dari
relawan-relawan masyarakat juga disusun rencana jadwal dan teknis
pelaksanaan pembentukan Koperasi Pemberdayaan Masyarakat.
2. Proses Pembentukan Koperasi Pemberdayaan Masyarakat.
Merupakan serangkaian kegiatan melalui tahapan :
Menyusun Draft Anggaran Dasar dan tata tertib Pemilihan.
Penyusunan draft AD Koperasi Pemberdayaan Masyarakat dan tata tertib
dikoordinir oleh Panitia pembentukan Koperasi Pemberdayaan
Masyarakat dengan melibatkan relawan-relawan masyarakat bersama
perangkat Kelurahan.
Serangkaian Diskusi Kelompok terpadu kepemimpinan moral dan
pemilihan utusan warga.
3. Rembug warga di tingkat Kelurahan untuk pembentukan Koperasi
Pemberdayaan Masyarakat dan pemilihan anggota Koperasi Pemberdayaan
Masyarakat.
12
Sebagai proses membangun kesepakatan warga mengenai pembentukan
lembaga pimpinan kolektif (Koperasi Pemberdayaan Masyarakat) berbasis
nilai universal sebagai lembaga kepercayaan milik masyarakat.
4. Akuntabilitas dan Legitimasi Pembentukan Koperasi Pemberdayaan
Masyarakat serta Pemilihan Anggota.
Hasil rembug warga Kelurahan tentang pembentukan Koperasi
Pemberdayaan Masyarakat berupa AD Koperasi Pemberdayaan Masyarakat
dan daftar anggota Koperasi Pemberdayaan Masyarakat terpilih harus
disebarluaskan ke masyarakat, dimulai 3 hari setelah proses pemilihan
disosialisasikan selama 2 minggu sebagai masa sanggah.
5. Legalisasi Koperasi Pemberdayaan Masyarakat. Hal terpenting dari
terbentuknya Koperasi Pemberdayaan Masyarakat adalah legitimasi
masyarakat yang tercermin dalam wujud pengakaran dan kepemilikan
masyarakat terhadap BKM di wilayahnya, dengan cara pencatatab melalui
notaris sehngga diperoleh Akta Pendirian Koperasi Pemberdayaan
Masyarakat oleh Notaris.
Koperasi Pemberdayaan Masyarakat merupakan lembaga masyarakat yang
dibentuk berdasarkan nilai–nilai universal dan berfungsi sebagai board of trustee.
Dalam mengemban amanah masyarakat dan melaksanakan peran fungsinya,
Koperasi Pemberdayaan Masyarakat mengacu pada mekanisme yang berlaku di PRA
LPM dan aturan main yang telah disepakati oleh masyarakat yang tertuang dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Untuk menjalankan peran
serta fungsinya, secara operasional BKM telah dibantu secara langsung oleh
sekretariat dan UP- UPnya yaitu:
1. Unit Pengelola Keuangan, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
mengelola keuangan BKM dan mengelola kegiatan ekonomi bergulir
2. Unit Pengelola Sosial, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
mengelola kegiatan di bidang sosial
3. Unit Pengelola Lingkungan, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
mengelola kegiatan lingkungan/ fisik yaitu pembangunan sarana dan
prasarana lingkungan di masyarakat.
13
Pelaksanaan pembangunan dalam program PRA LPM di Kelurahan Sudajaya
Hilir Kecamatan Baros pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006 yang terangkum
dalam PJM Pronangkis dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun ke depan.
Realisasi pembangunan pada tahun 2006 dilaksanakan dalam tiga tahap di
ketiga aspek pembangunan tridaya (ekonomi, sosial, lingkungan) adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Ekonomi Bergulir
2. Kegiatan Sosial
1.3 Transparansi dan Akuntabilitas
Proses Transparansi yang dilakukan oleh Koperasi Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Sejahtera selama ini adalah memberikan pelaporan
bulanan kepada berbagai pihak seperti kepada pihak kecamatan, masyarakat
dan Kepala Kelurahan. Bentuk transparansi yang dilakukan kepada
masyarakat dengan melaporkan laporan bulanan yang ditempel di lima papan
informasi yang diletakkan di tempat straegis. Adapun tempat papan informasi
PRA LPM di lima tempat strategis tersebut diletakan di :
Tabel 1.6 Papan informasi
No Dusun RT/RW
1
2
3
4
5
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN DAN RUMUSAN STRATEGI
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN SASARAN KEGIATAN
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, akses
terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan. Mengacu
14
pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan definisi kemiskinan adalah
kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak
terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang layak/bermartabat. Definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang
mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan
anggota masyarakat lainnya. Berangkat dari akar penyebab persoalan kemiskinan
yang muncul di masyarakat, maka perlu dirumuskan mengenai upaya
penanggulangan kemiskinan secara cermat dan tepat sasaran berdasarkan tinjauan
beberapa aspek demografi, seperti: kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi,
sarana/prasarana lingkungan, dll. 2.1 Demografi
1. Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang ada melihat kondisi lingkungan dan kebiasaan
warga setempat dalam melangsungkan kehidupannya sehari-hari, seperti : kondisi
rumah tinggal warga, pembuangan sampah/limbah warga, penggunaan air untuk
mandi-cuci-kakus, penyakit menular, asupan gizi makanan terutama bagi balita dan
ibu hamil sampai dengan tempat persalinan ibu hamil yang dinilai beresiko dan perlu
perhatian yang serius. Berikut di bawah ini disajikan dalam tabel mengenai
gambaran umum permasalahan kesehatan di lingkungan warga Kelurahan Sudajaya
Hilir adalah:
Tabel 2.1 Indikator Masalah Kesehatan
No Indikator Masalah Jumlah warga miskin yang bermasalah
Prosentase dari jumlah penduduk
1 Rumah tidak layak huni 34 1,19 % 2 Kepala keluarga yang tidak
mempunyai jamban 351 12,37 %
2. Pendidikan
Masalah yang terjadi dalam bidang pendidikan di Kelurahan Sudajaya Hilir
adalah seputar masalah tingkat pendidikan dan kemampuan baca latin. Rendahnnya
tingkat pendidikan di Kelurahan Sudajaya Hilir disebabkan karena : Pendapatan
perkapita kecil, Jarak kesekolah lanjutan jauh dan biaya sekolah tinggi. Masih
banyak anak usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
15
lebih tinggi atau hanya sampai dengan tingkat SLTP, Masih banyak anak usia
sekolah yang mengalami putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi. Tingkat
pendidikan warga miskin adalah sebagian besar lulusan Sekolah dasar, sebagian
lulusan SLTP dan sebagian kecil lulusan SLTA dari seluruh jumlah warga miskin
adalah 2838 orang. Dari hasil pendataan maka dapat disajikan tingkat pendidikan
warga miskin Kelurahan Sudajaya Hilir adalah sbb:
Tabel 2.2 Indikator Masalah Pendidikan
No Indikator Masalah Jumlah warga miskin yang bermasalah
Prosentase dari penduduk miskin
1 Tidak sekolah 62 2,18 % 2 Sekolah Dasar 111 3,91 % 3 SLTP 2131 75,08 % 4 SLTA 1643 57,89 % 5 Akademi/D1-D3 17 0,59 % 6 Sarjana (S1 – S3 ) 12 0,42 %
3. Ekonomi
Masalah ekonomi yang terjadi di Sudajaya Hilir ditinjau dari masalah seputar
pendapatan yang meliputi pekerjaan, pendapatan dan pengelueran, kepemilikan
pakaian, tabungan, pinjaman dan bantuan yang telah diterima. Permasalahan
ekonomi terjadi karena rendahnya tingkat pendapatan, pengangguran tinggi karena
kurang keterampilan dan pendidikan. Masalah ekonomi yang ada di Sudajaya Hilir
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3 Indikator Masalah Pendapatan
No Indikator Masalah Jumlah warga miskin yang bermasalah
Prosentase dari penduduk miskin
1 Bekerja 688 24,24 % 2 Jenis pekerjaan (Serabutan) 481 16,94 % 3 Pendapatan 601 21,17 % 4 Kepemilikan tabungan 45 1,58 % 5 Kepemilikan pakaian 695 24,48 %
4. Sarana Prasarana Lingkungan
16
Permasalahan lingkungan dapat ditin dari kondisi rumah, kepemilikan
rumah, penggunaan air minum, buang air besar, pembuangan sampah. Selain dari
indikator diatas masalah yang terjadi di lingkungan adalah
• Sarana jalan lingkungan yang menghubungkan ke tiap kedusunan mengalami
rusak berat dan sebagian masih jalan tanah
• Masyarakat kurang peduli lingkungan,
• Kurang memadainya tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan
limbah keluarga
• Jamban umum (MCK) yang telah ada belum dapat dimanfaatkan secara
optimal dikarenakan pasokan sumber air yang terbatas/ sering mengalami
kekeringan
untuk melihat kondisi lingkungan warga miskin dapat disajikan dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 2.4 Indikator Masalah Lingkungan
No Indikator Masalah Jumlah warga miskin yang bermasalah
Prosentase dari penduduk miskin
1 Kondisi Rumah 34 1,19 % 2 Kepemilikan rumah 550 19,37 % 3 Penggunaan air minum 600 21,14 % 4 Buang air besar 340 11,98 % 5 Pembuangan sampah 10 0,35 %
5. Partisipasi perempuan
Partisipasi perempuan dalam pembangunan sangat dibutuhkan terutama
dalam upaya penanggulangan kemiskinan, karena perempuan merupakan kelompok
yang strategis dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini disebabkan perempuan
merupakan pendidik utama anak sebagai generasi penerus, perempuan juga sebagai
pengelola ekonomi rumah tangga. Tingkat pendidikan dan keaktifan perempuan
manjadi faktor penunjang kesejahteraan keluarga. Kemampuan dan pemikiran
perempuan sangat diperlukan selain untuk keluarga juga untuk lingkungannya.
Keterlibatan perempuan dalam kegiatan dilingkungan merapakan partisifasi aktif
perempuan dalam pembangunan, hasil dari pembangunan tersebut untuk pemenuhan
17
kebutuhan perempuan dalam peningkatan kesejahteraan keluarganya. Peran serta
perempuan dalam kegiatan di lingkungan dapat dilihat dari aktifitas di kegiatan PKK,
Posyandu, kerohanian dan kegiatan di tingkat Desa, Aktifitas perempuan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.5 Indikator Masalah Partisipasi Perempuan
No Indikator Masalah Jumlah perempuan yang aktif
Prosentase dari jml perempuan miskin
1 PKK 26 0,91 % 2 Posyandu 340 11,98 % 3 Kerohanian 830 29,24 % 4 Kegiatan tingkat Desa 5 0,17 %
Rendahnya partisipasi perempuan pada kegiatan ditingkat desa dan PKK
disebabkan oleh kesibukan perempuan didalam rumah tangga, jauhnya tempat
kegiatan dari tempat tinggal dan sebagian kecil dilaranag suami.
2.2 Analisis Permasalahan kebutuhan dan potensi sumberdaya
Permasalahan kemiskinan yang ada di Kelurahan Sudajaya Hilir telah
diuraikan pada Bab sebelumnya dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, fisik
lingkugan dan ekonomi, semua permasalahan yang ada bila dilakukan pengkajian
maka dapat dilihat juga potensi yang menjadi sumberdaya dalam penyelesaian
permasalahan tersebut. Sumberdaya tersebut bisa dari luar masyarakat yang bisa di
akses ataupun dari masyarakat sendiri yang merupakan potensi dan belum tergali
selama ini.
2.3 Perumusan prioritas masalah
Dari semua permasalahan ada beberapa permasalahan yang menurut
masyarakat sangat dibutuhkan dan membutuhkan penyelesaian dengan segera maka
bersama masyarakat dibuat penyepakatan skala prioritas pada semua masalah
berdasarkan beberapa kriteria.
Kriteria pemilihan dan penentuan masalah yang ada berdasarkan :
6. Merupakan kebutuhan mendasar/simpul masalah
18
7. Masalah/kebutuhan yang dipandang mendesak
8. Dirasakan oleh sebagian warga masyarakat, terutama masyarakat miskin
9. Masalah sering muncul
10. Tersedianya potensi dan sumber daya
2.4 Rumusan strategi dan sasaran kegiatan
Dari berbagai permasalahan yang ada di Kelurahan Sudajaya Hilir dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa permasalahan yang dominan terjadi di
masyarakat dan membutuhkan penyelesaian dengan strategi yang tepat. Dalam PJM
ini mencoba menampilkan permasalahan yang ada diharapkan target yang ingin
dicapai bisa terwujud dengan strategi dan kegiatan yang di programkan bisa
menjawab persoalan yang ada.
Strategi Jangka Menengah
1. Tahun-I : “Membangun Kepercayaan dan kemampuan diri”
2. Tahun-II : “Membangun Kerjasama ”
3. Tahun-III : “Bersama Membangun Kemandirian”
1. TAHUN – I ( “ Membangun Kepercayaan dan Kemampuan Diri ”)
TARGET :
Masyarakat sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelaku utama
upaya penanggulangan kemiskinan di desanya
Masyarakat memiliki kemampuan/kapasitas diri untuk mengelola
program-program sederhana yang berkaitan langsung dengan upaya
peningkatan kesejahteraan warga miskin, dengan berlandaskan pada
nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Perbaikan beberapa prasarana/ sarana dasar dan permukiman warga
miskin yang dianggap mendesak namun sifatnya masih sederhana,
dapat ditangani sendiri, disesuaikan dengan tingkat pembelajaran awal
dari masyarakat.
Perguliran dana sendiri (swadaya dan BLM) untuk meningkatkan
kapasitas pengelolaan usaha ekonomi produktif dari KSM-KSM
setempat.
19
KRITERIA KEGIATAN :
Perbaikan prasarana/sarana sederhana (swadaya, waktu singkat).
Merupakan proses belajar (pengelolaan dan partisipasi).
Bukan perguliran dana.
Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi.
2. TAHUN – II ( “ Membangun Kebersamaan ”)
TARGET :
Masyarakat memiliki kemampuan untuk secara terus-menerus
mengembangkan kemampuan/kapasitas diri yang telah dimilikinya,
untuk mengelola program-program yang berkaitan dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, dengan tetap
berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Masyarakat mampu bekerjasama dengan pelaku pembangunan
lainnya dan mulai mengakses sumber daya dan dana lainnya.
Perbaikan beberapa prasarana/sarana dasar dan permukiman warga
miskin yang dianggap mendesak dan mulai dari yang bersifat
sederhana hingga membutuhkan sumber daya pihak luar dan jangka
panjang, disesuaikan dengan tingkat pembelajaran dan kemampuan
dari masyarakat.
Perguliran dana sendiri maupun yang bersumber dari kerjasama dgn
pihak lain untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan usaha ekonomi
produktif dari KSM-KSM setempat.
KRITERIA KEGIATAN :
Perbaikan prasarana/sarana
Bermuatan belajar tinggi (pengelolaan dan partisipasi)
Perguliran dana bagi KSM-KSM yang sudah memiliki usaha
Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi
3. TAHUN – III ( “Bersama Membangun Kemandirian” )
TARGET :
20
Masyarakat mampu mengembangkan secara terus-menerus kapasitas
diri dan sinergi dengan pihak lain berkaitan dengan upaya
penanggulangan kemiskinan.
Masyarakat mulai mengembangkan kemampuannya untuk membela
kepentingan warga desa dalam tata kehidupan sehari-hari.
KRITERIA KEGIATAN :
Perbaikan sarana secara swadaya.
Muatan belajar bagi masyarakat (pengelolaan dan partisipasi).
Perguliran dana bagi para pengusaha baru yang bergabung pada
KSM-KSM lama
Perguliran dana secara sangat selektif bagi KSM-KSM baru.
Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi.
BAB III
RUMUSAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DAN SASARAN KEGIATAN
3.1. Program Jangka Menengah (3 tahun)
1. Tahun – I : “Membangun Kepercayaan dan Kemampuan Diri”
2. Tahun – II : “Membangun Kerjasama”
3. Tahun – III : “Bersama Membangun Kemandirian”
1. TAHUN – I ( “Membangun Kepercayaan dan Kemampuan Diri” )
TARGET :
1) Masyarakat sadar akan tanggungjawabnya sebagai pelaku utama upaya
penanggulangan kemiskinan di desanya.
2) Masyarakat memiliki kemampuan/kapasitas diri untuk mengelola
program-program sederhana yang berkaitan langsung dengan upaya
peningkatan kesejahteraan warga miskin, dengan berlandaskan pada
nilai-nilai kemanusian kemasyarakatan.
21
3) Perbaikan beberapa prasarana/sarana dasar dan pemukiman warga
miskin yang dianggap mendesak namun sifatnya masih sederhana,
dapat ditangani sendiri, disesuaikan dengan tingkat pembelajaran awal
dari masyarakat.
4) Perguliran dana sendiri (swadaya dan KOPENMAS) untuk
meningkatkan kapasitas pengelolaan usaha ekonomi produktif dari
anggota..
KRITERIA KEGIATAN :
- Perbaikan prasarana/sarana sederhana (swadaya, waktu singkat).
- Merupakan proses belajar (pengelolaan dan partisipasi).
- Bukan perguliran dana.
- Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi.
2. TAHUN – II ( “Membangun Kebersamaan” )
TARGET :
1) Masyarakat memiliki kemampuan untuk secara terus-menerus
mengembangkan kemampuan/kapasitas diri yang telah dimilikinya,
untuk mengelola program-program yang berkaitan dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, dengan tetap
berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2) Masyarakat mampu bekerjasama dengan pelaku pembangunan lainnya
dan mulai mengakses sumber daya dan dana lainnya.
3) Perbaikan beberapa prasarana/sarana dasar dan pemukiman warga
miskin yang dianggap mendesak dan mulai dari yang bersifat sederhana
hingga membutuhkan sumber daya pihak luar dan jangka panjang,
disesuaikan dengan tingkat pembelajaran dan kemampuan dari
masyarakat.
4) Perguliran dana sendiri maupun yang bersumber dari kerjasama dengan
pihak lain untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan usaha ekonomi
produktif dari anggota..
KRITERIA KEGIATAN :
- Perbaikan prasarana/sarana
22
- Bermuatan belajar tinggi (pengelolaan dan partisipasi)
- Perguliran dana bagi anggota yang sudah memiliki usaha
- Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi.
3. TAHUN – III ( “Bersama Membangun Kemandirian” )
TARGET :
1) Masyarakat mampu mengembangkan secara terus-menerus kapasitas
diri dan sinergi dengan pihak lain berkaitan dengan upaya
penanggulangan kemiskinan.
2) Masyarakat mulai mengembangkan kemampuannya untuk membela
kepentingan warga desa dalam tata kehidupan sehari-hari.
KRITERIA KEGIATAN :
- Perbaikan sarana secara swadaya.
- Muatan belajar bagi masyarakat (pengelolaan dan partisipasi).
- Perguliran dana bagi para pengusaha baru yang bergabung pada KSM-
KSM lama.
- Perguliran dana secara sangat selektif bagi KSM-KSM baru.
- Mendesak dengan nilai kemanfaatan tinggi.
23
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian dalam proses penyusunan PJM Pronangkis di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM
Pronangkis) adalah merupakan susunan program jangka menengah program
penanggulangan kemiskinan dan merupakan rencana induk Desa Sudajaya Hilir
yang menjadi acuan bagi masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan mereka dalam kegiatan tahunan.
2. Tujuan Penyusunan PJM Pronangkis adalah :
a. Menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan kemasyarakatan
dikalangan masyarakat.
b. Menjalin kerjasama dengan semua pihak mengenai segala upaya
penanggulangan kemiskinan yang merupakan tanggung jawab bersama.
c. Meningkatkan kepedulian antar sesama.
d. Perbaikan dan pembangunan jalan lingkungan .
e. Perbaikan saluran/gorong-gorong.
f. Peningkatan Sumber Daya Manusia.
g. Peningkatan pelayanan sosial bagi warga miskin Pra KS, anak yatim usia
putus sekolah.
h. Penyediaan beasiswa anak berprestasi bagi keluarga miskin.
3. Dalam rangka menyusun kebutuhan riil masyarakat, kemudian menjadi usulan
dalam PJM ini dilakukan melalui proses pemetaan swadaya oleh masyarakat,
analisa masalah dan potensi serta perumusan kegiatan dan langkah-langkah
pengawasan yang dilakukan dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
dengan wujud kegiatan seluruh proses penyusunan PJM dilakukan dengan
melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
24