bab i pendahuluan industri yang saat ini disebut sebagai...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Industri yang saat ini disebut sebagai faktor penggerak perekonomian
terbesar di dunia adalah industri telekomunikasi, industri teknologi informasi, dan
industri pariwisata. Ketiga industri tersebut memberikan pengaruh yang sangat
signifikan dalam perkembangan perekonomian di era globalisasi pada saat ini.
Industri Pariwisata sebagai salah satu sektor bisnis hospitality industry merupakan
suatu bisnis besar dalam penyediaan barang dan jasa untuk wisatawan dan
menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan dalam perjalanannya.
Berdasarkan pariwisata dunia edisi terakhir United Nation World Tourism
Organization (UN-WTO) menginformasikan kemunduran yang cepat dari
pertumbuhan pariwisata internasional sejak pertengahan tahun 2008, yang
memberikan dampak dari naiknya harga minyak pada awal tahun dan
memburuknya situasi ekonomi. Seperti halnya kepercayaan konsumen terhadap
pariwisata internasional. Dilihat dari keseluruhan pertumbuhan di tahun 2008
masih diproyeksikan meningkat sekitar dua persen, berdasarkan hasil pariwisata
pada tahun 2008.(www.UNWTO.com)
Industri pariwisata terdiri dari beberapa industri yang mendukung,
misalnya industri tour and travel, industri perhotelan, dan industri food and
beverages. Industri food and bevereges bersangkutan dengan restoran yang juga
menyediakan produk dan jasa. Restoran dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori kepemilkian, yaitu kepemilikan pribadi dan kepemilikan atas nama
2
merek yang dilisensikan atau waralaba. Waralaba merupakan ritel yang dimilki
dan dioperasikan oleh individu tetapi memperoleh lisensi dari organisasi
pendukung yang lebih besar (www.kompasinteraktif.com)
Menurut Karamoy (www.franchise.org-ind) berpendapat lain dan
menyatakan bahwa:
Waralaba adalah suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang memilki merek dagang yang dikenal dan sistem manajemen, keuangan, dan pemasaran yang telah mapan, disebut pewaralaba, dengan perusahaan atau individu yang memanfaatkan atau menggubnakan merek dengan sistem milik pewaralaba, disebut terwaralaba pewaralaba wajib memberi bantyuan teknis, manejemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebai timbal baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya kepada pewaralaba. Hubungna kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi atau waralaba. Pengertian menurut Peraturan Menteri Perdagangan (No.12/2006) adalah: Waralaba (Franchise) perikatan antara pemberi waralaba dengan penerima waralaba dimana penerima waralaba diberikan hak untuk menjelankan usaha dengan memanfaatkan atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba dengan suatu imbalan bredasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba. Di dalam bisnis waralaba, terjadi proses saling menguntungkan antara
pihak pemilik merek yang mewaralabakan mereknya (Franchisor) tidak perlu
susah menyediakan modal untuk ekspansi. Sementara itu, pihak yang memakai
merek tidak perlu membangun merek yang biasanya lebih memerlukan banyak
waktu dan biaya. Bisnis ini juga merupakan bisnis yang pertumbuhannya sangat
cepat karena merek yang diwaralabakan umumnya sudah dikenal luas oleh pasar.
Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant
meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam penyajian
makanan. Seiring dengan
negera asing seperti
masuk ke Indonesia yang dibawa oleh pengusaha
dalam bentuk restoran
waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini menunjukkan
bahwa minat pasar di Indonesia untuk restoran sejenis ini cukup besar.
Dilihat dari jumlah perusahaan waralaba lokal yang beropera
Indonesia, dapat dikatakan perkembangan terjadi sebelum krisis yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1992. Waralaba asing yang beroperasi di Indonesia
berjumlah 29, sedangkan waralaba lokal baru berjumlah enam. Tiga tahun
kemudian, waralaba asing naik
berjumlah 15. Hingga tahun 2008, jumlah waralaba asing masih lebih banyak
dibandingkan waralaba lokal, atau sekiatar 237 banding 129.
Perbandingan jenis industri waralaba asing di Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 1.1 berikut:
Sumber:
PERBANDINGAN JENIS INDUSTRI WARALABA ASING DI INDON ESIA
0%
10%
20%
30%
40%
50%
makanan. Seiring dengan masuknya budaya asing, maka jenis makanan dari
asing seperti fried chicken, burger, pizza dan french fries
masuk ke Indonesia yang dibawa oleh pengusaha yang mempunyai
dalam bentuk restoran fast food waralaba. Keberadaan restoran
waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini menunjukkan
bahwa minat pasar di Indonesia untuk restoran sejenis ini cukup besar.
Dilihat dari jumlah perusahaan waralaba lokal yang beropera
Indonesia, dapat dikatakan perkembangan terjadi sebelum krisis yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1992. Waralaba asing yang beroperasi di Indonesia
berjumlah 29, sedangkan waralaba lokal baru berjumlah enam. Tiga tahun
kemudian, waralaba asing naik menjadi 117, sedangkan waralaba lokal hanya
berjumlah 15. Hingga tahun 2008, jumlah waralaba asing masih lebih banyak
dibandingkan waralaba lokal, atau sekiatar 237 banding 129.
Perbandingan jenis industri waralaba asing di Indonesia dapat dilihat pada
Sumber:modifikasi www.kompasinteraktif.com GAMBAR 1.1
PERBANDINGAN JENIS INDUSTRI WARALABA ASING DI INDON ESIA
0%
10%
20%
30%
40%
50%48%
6%
23%
2% 3% 1% 3% 1%
7% 6%
3
budaya asing, maka jenis makanan dari
french fries telah banyak
yang mempunyai modal besar
waralaba. Keberadaan restoran fast food asing
waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini menunjukkan
bahwa minat pasar di Indonesia untuk restoran sejenis ini cukup besar.
Dilihat dari jumlah perusahaan waralaba lokal yang beroperasi di
Indonesia, dapat dikatakan perkembangan terjadi sebelum krisis yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1992. Waralaba asing yang beroperasi di Indonesia
berjumlah 29, sedangkan waralaba lokal baru berjumlah enam. Tiga tahun
menjadi 117, sedangkan waralaba lokal hanya
berjumlah 15. Hingga tahun 2008, jumlah waralaba asing masih lebih banyak
Perbandingan jenis industri waralaba asing di Indonesia dapat dilihat pada
PERBANDINGAN JENIS INDUSTRI WARALABA ASING DI INDON ESIA
6%
Salah satu usaha pengembangan industri waralaba asing di Indonesia
dengan persentase paling banyak adalah restoran. Salah satunya adalah restoran
fast food atau cepat saji.
tengah situasi perekonomian dan per
Pertumbuhan restoran
signifikan. Berdasarkan data
(SWA 01/XXIII/Februari 2008) diketahui bahwa restoran
pertumbuhan sebesar 18,1% pada tahun 2006, 22,1% pada tahun 2007, dan
diperkirakan tahun 2008 mencapai 19,4 %.
Pertumbuhan ini
untuk terus dikembangkan khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan
masuknya Indonesia ke dalam 10 besar
dalam satu minggu seperti yang disajikan dalam
Sumber: modifikasi
GRAFIK MARKET GLOBAL
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70% 61%
ah satu usaha pengembangan industri waralaba asing di Indonesia
dengan persentase paling banyak adalah restoran. Salah satunya adalah restoran
atau cepat saji. Restoran fast food merupakan pilihan yang tepat di
tengah situasi perekonomian dan perkembangan jumlah penduduk Indonesia.
restoran fast food di Indonesia mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Berdasarkan data market size dibeberapa sektor industri di Indonesia
(SWA 01/XXIII/Februari 2008) diketahui bahwa restoran fast food
pertumbuhan sebesar 18,1% pada tahun 2006, 22,1% pada tahun 2007, dan
diperkirakan tahun 2008 mencapai 19,4 %.
Pertumbuhan ini menjelaskan bahwa restoran fast food memiliki potensi
untuk terus dikembangkan khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan
masuknya Indonesia ke dalam 10 besar market global untuk konsumsi
dalam satu minggu seperti yang disajikan dalam Gambar 1.2 berikut ini
modifikasi Majalah Appetite Journey,1/V/Okt 2008:22 GAMBAR 1.2
MARKET GLOBAL UNTUK KONSUMSI DALAM SATU MINGGU
61% 59%54%
50%44%
41%37% 35%
30% 28%
4
ah satu usaha pengembangan industri waralaba asing di Indonesia
dengan persentase paling banyak adalah restoran. Salah satunya adalah restoran
merupakan pilihan yang tepat di
kembangan jumlah penduduk Indonesia.
di Indonesia mengalami pertumbuhan yang
dibeberapa sektor industri di Indonesia
fast food mengalami
pertumbuhan sebesar 18,1% pada tahun 2006, 22,1% pada tahun 2007, dan
memiliki potensi
untuk terus dikembangkan khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
untuk konsumsi fast food
berikut ini:
UNTUK KONSUMSI FAST FOOD
28%
5
Menurut hasil riset di atas sekitar 85% masyarakat kota di Indonesia
mengkonsumsi makanan fast food. Namun hanya 28% yang minimal satu kali
dalam seminggu makan di restoran fast food. Survey yang dilakukan AC Nilsen
menunjukkan bahwa 33% orang Indonesia menyatakan makan siang sebagai
waktu yang tepat untuk makan di restoran fast food, 25% makan malam, 9%
menyatakan makan di restoran fast food sebagai makan selingan dan 2% memilih
untuk makan pagi. (Majalah Appetite Journey,1/V/Okt 2008:22).
Pola konsumsi masyarakat yang berubah serta prospek industri restoran
fast food yang mempunyai prospek bagus membuat para perusahaan-perusahaan
yang berkembang di bidang makanan cepat saji banyak sekali yang muncul dalam
industri fast food, berikut daftar beberapa perusahaan fast food yang ada di
Indonesia:
TABEL 1.1 DAFTAR PERUSAHAAN FAST FOOD DI INDONESIA No Nama Restoran Nama Perusahaan 1 California Fried Chicken PT. Pioneerindo Goument Sejati 2 Country Chicken PT. Sarana utama Multi Wisata 3 A&W PT. Biru Fast FoodNusantara 4 Caza Suki Restaurant PT. Mahakam Tirta Rosa 5 Papa Rons Pizza PT. Setia Mandiri Miratama 6 Fish &Co PT. Gading Food 7 Hanamasa PT. Adiboga Cipta 8 Hartz Chicken Buffet PT. Sierad Pangan 9 Dunkin Donuts PT. Dunkindo Lestari 10 KFC PT. Fast Food Indonesia 11 McD PT. Ramaka Gerbang Mas 12 Pizza Hut PT Recapital Advisory 13 Wendy’s PT. Wendy Cita Rasa
(Majalah Appetite Journey,1/V/Okt 2008:22).
Daftar perusahaan fast food di atas menggambarkan banyaknya
perusahaan fast food dengan sistem waralaba yang didirikan di Indonesia. Salah
6
satunya adalah Restoran Pizza Hut. Restoran Pizza Hut merupakan perusahaan
yang menyediakan makanan dan minuman juga jasa pelayanan.
Banyaknya perusahaan yang dibidang industri restoran fast food
menunjukkan bahwa dalam industri tersebut mempunyai tingkat persaingan yang
sangat kuat. Mengingat tingginya persaingan mendorong perusahaan-perusahaan
tersebut untuk melakukan berbagai strategi untuk memenangkan persaingan.
Strategi pemasaran yang tepat sasaran dapat membuat suatu restoran tetap
menjadi pilihan konsumennya. Berikut Tabel 1.2 merupakan data yang
menunjukkan perbandingan Pizza Hut dengan pesaingnya dengan jenis produk
yang sama:
TABEL 1.2 KOMPETITOR RESTORAN PIZZA HUT
Pizza Hut Papa Ron's Pizza Izzi Pizza Berdiri tahun 1984 2000 2002 Total gerai 162 33 14 Karyawan 7.500 - 500 Penunjung orang/hari/gerai
300 - -
Transaksi rata-rata Rp 70 ribu/orang - - Omset Rp 89,46 miliar/bulan - -
Sumber: wikipedia.com(2009)
Secara umum yang menjadi competitor restoran Pizza Hut adalah restoran
yang memiliki konsep dan penyajian yang sama dengan Pizza Hut seperti
Paparons Pizza dan Izzi Pizza seperti pada Tabel 1.2 di atas, apabila dibandingkan
total gerai atau Outlet Pizza Hut yang ada di Indonesia telah mencapai 162 gerai,
paling banyak dibandinkan pesaing yang lainnya.
Terdapat 11 gerai Pizza Hut di Kota Bandung, diantaranya di Istana Plaza
(IP), Jalan Peta, Jalan Setiabudhi, Jalan Sumatra (Regent), Jalan IR.H. Juanda
7
(Dago), Bandung Super Mall (BSM), Jalan Kepatihan (King’s Plaza), Jalan Buah
Batu, dan yang akan segera dibuka Cihampelas Walk (ciwalk).
Level kompetitor Pizza Hut sudah berubah, Pizza Hut kini tidak lagi hanya
berkompetisi dengan sesama restoran pizza. Sebab, ada banyak alternatif restoran
lain, yang menyajikan Chinese food,chicken fast food, European food, Indonesian
food. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dibandingkan jumlah kunjungan Pizza
Hut dengan kompetitior yang berada di kawasan pusat Kota Bandung, yaitu Dago,
Buah Batu, Setia Budhi, dan Kepatihan pada Tabel 1.3 berikut:
TABEL 1.3 KUNJUNGAN KONSUMEN RESTORAN FAST FOOD
DI PUSAT KOTA BANDUNG TAHUN 2008 Dago Setia Budhi Buah Batu King’s Plaza
MC DONALD 338,141 107,124 668,637 248,060 KFC 304,390 134,022 103,596 225,612 PIZZA HUT 235,331 153,072 165,316 67,569
Sumber: Disbudpar 2008
Hasil Survei menunjukkan pada tahun 2008 jumlah kunjungan konsumen
restoran fast food di Bandung terdapat perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan
kawasan juga membuktikan perbedaan kunjungan konsumen. Kunjungan paling
rendah yaitu Pizza Hut yang berada di King’s Plaza.
Jalan Kepatihan (King’s Plaza) merupakan salah satu pusat kota, pusat
keramaian, dan pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Sangat berbeda dengan
situasi apabila antara gerai Pizza Hut Bandung, Pizza Hut King’s Plaza
merupakan gerai yang sedikit tingkat jumlah konsumennya.
Berdasarkan hasil kunjungan konsumen di atas, dapat dilihat data
rekapitulasi penjualan Pizza Hut King’s Plaza pada Tabel 1.4 selama dua tahun,
yang mengalami peningktan penjualan:
8
TABEL 1.4 REKAPITULASI PENJUALAN PIZZA HUT
KING’S PLAZA BANDUNG 2007-2008 No Tahun Pendapatan 1 2007 Rp. 3,600,694,464 2 2008 Rp. 3,962,224,269
Sumber: Management Office Pizza HutKing’s Plaza
Tabel di atas menjelaskan bahwa terdapat kemajuan yang signifikan dari
rekapitulasi penjualan Pizza Hut King’s Plaza yang berada di jalan Kepatihan.
Walaupun mengalami kemajuan, tetap saja Pizza Hut King’s Plaza merupakan
yang terendah jumlah konsumennya dibandingkan kompetitor di kawasan yang
sama.
Pizza Hut terkenal dengan sebutan “Si Atap Merah”, simbol ini juga
menjadi simbol pelayanan jasa restoran terbaik dari Maine sampai Hawaii, Dari
Australia samapai Kepulauan Virginia, dari Taiwan sampai ke Indonesia. Selama
beberapa tahun belakangna ini, cabang Pizza Hut telah meluas ke Negara-negara
di dunia dengan konsep Franchising yang diterapkannya. Dalam produk andalan
pizza, Pizza Hut menjadi yang terdepan bagi konsumennya di seluruh dunia. Pizza
Hut King’s Plaza adalah cabang ke-120 yang berada di Kota Bandung dan
didirikan pada tanggal 14 Oktober 2005.
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan Pizza Hut King’s Plaza
memiliki jumlah konsumen yang paling rendah, diantaranya product, place,
promotion, and price. Place atau lokasi merupakan faktor yang menentukan
jumlah konsumen apakah Pizza Hut mudah ditemukan atau tidak. Price atau harga
Pizza Hut sangat variatif karena harga tersebut dapat dijangkau masyarakat
banyak termasuk mahasiswa. Promotion atau promosi yang dilakukan Pizza Hut
9
mudah ditemukan di televisi Nasional. Product atau produk Pizza Hut sangat
bervariasi pula, karena Pizza Hut selalu melakukan pengembangan dan inovasi
produk agar konsumen merasa puas dan tidak bosan dengan menu yang sudah ada
sebelumnya.
Seiring perkembangan restoran dan selera masyarakat, restoran Pizza Hut
terus berinovasi dengan produk dan pelayanannya. Oleh karena itu, banyak
produk baru yang bermunculan guna memenuhi keinginan pasar yang terus
berubah. Berikut Table 1.6 merupakan pengembangan dan inovasi produk yang
dilakukan oleh Pizza Hut untuk konsumennya:
TABEL 1.6 INOVASI PINGGIRAN PIZZA HUT
No Inovasi Pinggiran Pizza Tahun 1 Thin ‘n Crispy Pizza 1984 Personal Pan Pizza 1984 2 Hand Tossed Tradisional Pizza 1984 3 Pan Pizza 1984 4 Stuffed Crust Cheese 1995 5 Stuffed Crust Saussage Chicken 2004 6 Cheesy Crust Cheese 2004 7 Cheesy Crust Saussage Chicken 2004 8 Cheesy Bites 2005 9 Cheesy Bites Chicken Roni 2007 10 Crown Crust 2009
Sumber: Mangement office Pizza Hut King’s Plaza
Data di atas merupakan pinggiran pizza dari pertama Pizza Hut berada di
Indonesia sampai sekarang, tetapi ada beberapa pinggiran yang sudah tidak
ditawarkan dan dijual oleh Pizza Hut seperti Thin ‘n Crispy, Hand Tossed, dan
Peking Gold. Ukuran yang ditawarkan yaitu small, regular, large (kecil, sedang,
besar) yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Pinggiran izza yang
terbaru adalah Crown Crust yaitu pinggiran pizza yang terdiri dari Chicken Stick
renyah, Keju Mozzarella gurih, dan Saus Honey Mustard manis segar. Crown
Crust memiliki positioning
pinggiran Pizza yang lain, Crown crust tersedia dengan tiga pilihian ukuran yaitu
small (kecil), regullar
Setiap perusahaan selalu menginginkan untuk mencapai tujuan
perusahaannya yaitu meningkatkan target penjualan yang dihasilkan, sehingga
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan. Dengan keuntungan perusahaan yang
terus meningkat, maka diharapkan perusahaan
serta mengembangkannya menjadi lebih besar
Sumber: modifikasi data
PENINGKAT
Perkembangan pada saat ini, dunia bisnis berkembang begitu pesat.
Perusahaan-perusahaan baru bermunculan, perusahaan lama banyak melakukan
inovasi dan mengusahakan berbagai macam cara untuk dapat terus
mempertahankan perusahaann
setiap industri tidak lagi bisa dikatakan sekadar ketat. Melainkan sudah masuk ke
dalam kategori hyper
mampu bersaing akan tetap berdiri d
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
tioning “Satu pinggiran, tiga sensasi”. Sama halnya denga
pinggiran Pizza yang lain, Crown crust tersedia dengan tiga pilihian ukuran yaitu
, regullar (sedang), dan large (besar).
Setiap perusahaan selalu menginginkan untuk mencapai tujuan
perusahaannya yaitu meningkatkan target penjualan yang dihasilkan, sehingga
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan. Dengan keuntungan perusahaan yang
terus meningkat, maka diharapkan perusahaan dapat menjaga eksistensi usahanya
serta mengembangkannya menjadi lebih besar.
Sumber: modifikasi data Mangement office Pizza Hut King’s PlazaGAMBAR 1.3
PENINGKAT AN INOVASI PRODUK PIZZA HUT 2005
erkembangan pada saat ini, dunia bisnis berkembang begitu pesat.
perusahaan baru bermunculan, perusahaan lama banyak melakukan
inovasi dan mengusahakan berbagai macam cara untuk dapat terus
mempertahankan perusahaannya. Pada saat ini persaingan berbagai merek di
setiap industri tidak lagi bisa dikatakan sekadar ketat. Melainkan sudah masuk ke
hyper-competitive atau mega-competitive. Perusahaan yang
mampu bersaing akan tetap berdiri dan melebarkan sayapnya, perusah
Pan
Pizza
Stuffed
Crust
Cheesy
Crust
Cheesy
Bites
Crown
Crust
Juli 2005
Juli 2006
Juli 2007
Juli 2008
10
“Satu pinggiran, tiga sensasi”. Sama halnya denga
pinggiran Pizza yang lain, Crown crust tersedia dengan tiga pilihian ukuran yaitu
Setiap perusahaan selalu menginginkan untuk mencapai tujuan
perusahaannya yaitu meningkatkan target penjualan yang dihasilkan, sehingga
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan. Dengan keuntungan perusahaan yang
dapat menjaga eksistensi usahanya
Pizza Hut King’s Plaza
PRODUK PIZZA HUT 2005-2009
erkembangan pada saat ini, dunia bisnis berkembang begitu pesat.
perusahaan baru bermunculan, perusahaan lama banyak melakukan
inovasi dan mengusahakan berbagai macam cara untuk dapat terus
ya. Pada saat ini persaingan berbagai merek di
setiap industri tidak lagi bisa dikatakan sekadar ketat. Melainkan sudah masuk ke
Perusahaan yang
ya, perusahaan yang
Juli 2005-Juni 2006
Juli 2006-Juni 2007
Juli 2007-Juni 2008
Juli 2008-Juni 2009
11
tidak mampu bersaing, jatuh dan hilang begitu saja. Dalam hal ini marketing
memegang peran yang besar dalam dunia bisnis. Apabila suatu sistem diikuti
dengan marketing yang benar dan tepat, maka akan memungkinkan suatu
perusahaan mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini penting sekali bagi
suatu perusahaan untuk mengenali pasar secara tepat, mengikuti fenomena dan
trend yang sedang terjadi dan berkembang dalam dunia global. Salah satu cara
yang ampuh dalam menjalankan strategi marketing adalah melalui product
inovation. Dengan adanya product inovation, maka kunjungan konsumen akan
meningkat dan perusahaan akan mendapatkan profit yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa perlu melakukan
penelitian untuk mengetahui bagaimana “ANALISIS DAMPAK INOVASI
PRODUK PIZZA HUT DALAM MENINGKATKAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI PIZZA HUT KING’S PLAZA”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana inovasi produk (yang terdiri dari keunggulan relatif,
kompatibilitas, kompleksitas, divisibilitas, komunikabilitas) yang
dilaksanakan oleh Restoran Pizza Hut King’s Plaza Bandung.
2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen restoran Pizza Hut King’s
Plaza Bandung.
3. Seberapa besar inovasi produk (yang terdiri dari keunggulan relatif,
kompatibilitas, kompleksitas, divisibilitas, komunikabilitas) dalam
12
meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada Restoran Pizza
Hut King’s Plaza Bandung.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Bagaimana Gambaran Inovasi Produk (yang terdiri dari keunggulan
relatif, kompatibilitas, kompleksitas, divisibilitas, komunikabilitas)
yang dilaksanakan oleh Restoran Pizza Hut king’s Plaza Bandung.
2. Bagaimana Gambaran Keputusan pembelian konsumen restoran Pizza
Hut King’s Plaza Bandung.
3. Bagaimana Gambaran Pengaruh Inovasi Produk (yang terdiri dari
keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, divisibilitas,
komunikabilitas) dalam mempertahankan keputusan pembelian
konsumen pada Restoran Pizza Hut King’s Plaza Bandung.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu
pemasaran Hospitality, khususnya mengenai pengaruh inovasi produk
(yang terdiri dari keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas,
divisibilitas, komunikabilitas) dalam mempertahankan keputusan
pembelian konsumen, serta dapat memberikan masukan bagi peneliti
dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.
13
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perusahaan restoran Pizza Hut dalam upaya
mempertahankan keputusan pembelian konsumen melalui inovasi produk,
sehingga dapat memberikan masukan dalam upaya mempertahankan
keputusan pembelian konsumen pada restoran Pizza Hut sebagai restoran
cepat saji ternama di Indonesia.