bab i pendahuluan i.1 latar belakang...

71
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara wajib menyediakan layanan pendidikan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender. Upaya untuk melaksanakan amanat tersebut Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006). Pendidikan bahkan merupakan sarana paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat, serta yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemakmuran. Untuk itu, pemerintah tetap menjadikan bidang pendidikan sebagai agenda penting dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi prioritas utama dalam rencana kerja pemerintah. (Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Pendidikan Yang Lebih Berkualitas : www.google.com). Pembangunan bidang pendidikan bertujuan menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem pendidikan nasional berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut. Sebagai

Upload: nguyenliem

Post on 20-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

dalam Pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara

berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara wajib

menyediakan layanan pendidikan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang

dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender. Upaya

untuk melaksanakan amanat tersebut Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam

pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi

suatu negara (Sagala, 2006). Pendidikan bahkan merupakan sarana paling

efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat,

serta yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemakmuran.

Untuk itu, pemerintah tetap menjadikan bidang pendidikan sebagai agenda

penting dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi prioritas utama dalam

rencana kerja pemerintah. (Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan

Pendidikan Yang Lebih Berkualitas : www.google.com).

Pembangunan bidang pendidikan bertujuan menghasilkan manusia

Indonesia seutuhnya yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Departemen

Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem pendidikan

nasional berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut. Sebagai

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

2

langkah awal, Depdiknas menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan

Pendidikan Nasional.

Renstra Departemen Pendidikan Nasional mencakup visi, misi, tujuan,

kebijakan pokok, program jangka menengah, dan indikator kunci kinerja. Renstra

Depdiknas menetapkan tiga pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu: (1)

Perluasan dan pemerataan akses pendidikan; (2) Peningkatan mutu, relevansi

dan daya saing pendidikan, dan (3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra

publik pendidikan. (Renstra Pendidikan 2004-2009)

Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, sampai saat ini

Pemerintah masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan, baik

permasalahan yang bersifat internal maupun eksternal, seperti tingkat kualitas

pendidik yang belum memenuhi standar mutu, sarana dan prasarana sekolah

yang masih kurang memadai serta terbatasnya anggaran pendidikan yang

disediakan oleh pemerintah, selain faktor internal tantangan yang paling berat

bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi pada abat ke-21 ini adalah

bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia yang cerdas, unggul dan

berdaya saing. Hanya dengan bermodalkan manusia yang cerdas, unggul dan

berdaya saing suatu bangsa akan mampu bermitra dan berkompetisi pada

tataran global.

Gambaran umum mutu Sumber Daya Manusia Indonesia sebagaimana

dilaporkan oleh UNDP setiap tahun menunjukkan bahwa tingkat pembangunan

Sumber Daya Manusia Indonesia ternyata masih memprihatinkan, demikian juga

peringkat Indeks Pertumbuhan Daya saing Indonesia masih sangat rendah

belum sesuai yang diharapkan. Upaya pemerintah dalam rangka peningkatan

mutu pendidikan di Indonesia telah ditempuh melalui berbagai strategi, akan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

3

tetapi hasil pembangunan pendidikan Indonesia sampai saat ini masih menjadi

“catatan merah”. Indikator berdasarkan indeks kinerja Pembangunan Manusia

masih cukup memprihatinkan, terpuruknya kondisi Human Development Index

(HDI) atau Indek Pembangunan Manusia pada tahun 2011 menempati peringkat

124 dari 187 negara. Hal ini berarti bahwa Indonesia tertinggal jauh di bawah

negara ASEAN lainnya seperti Negara Malaysia (61), Negara Thailand (103) dan

Negara Filipina (112). (UNDP:2011, www.google.com)

Indikator rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia di atas, penilaian

Human Development Index (HDI) yang diukur dengan indikator-indikator antara

lain: (1) penilaian terhadap harapan hidup, (2) tingkat keaksaraan atau melek

huruf, (3) pendidikan dan (4) kemampuan daya beli masyarakat atau

pengeluaran per kapita. Dari kedua indikator yaitu kesehatan dan indikator

pendidikan, menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan terhadap mutu

Sumber Daya Manusia. Dengan demikian rendahnya tingkat kesehatan dan

rendahnya mutu pendidikan masyarakat merupakan bukti belum berhasilnya

pembangunan Pemerintah Indonesia bidang pendidikan.

Meskipun demikian, Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya,

antara lain melalui penanganan penuntasan terhadap Wajib Belajar Pendidikan

Dasar 9 Tahun. Kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam kurun waktu

2004-2009 meliputi peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar

yang lebih berkualitas.

Kebijakan ini dilakukan dikarenakan bersamaan dengan kenaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa tahun terakhir ini yang diikuti dengan

kenaikan harga kebutuhan bahan pokok lainnya, sehingga kondisi semacam ini

akan dapat menghambat upaya Penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

4

Dasar 9 Tahun, juga berdampak negatif terhadap akses masyarakat miskin untuk

mendapat pendidikan, maka sejak tahun 2005, salah satu program pemerintah di

bidang pendidikan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar adalah

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Dana BOS merupakan bantuan pemerintah pusat kepada semua sekolah

SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat

Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik

negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A

dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS. BOS bertujuan untuk

memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan biaya

pendidikan bagi siswa miskin tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang

lain, agar mereka memperoleh layanan Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu

(sumber : Buku Pedoman BOS 2011).

Dengan adanya program dana BOS, sekolah dituntut kemampuannya

untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta

mempertanggungjawabkan pengelolaan biaya-biaya pendidikan tersebut secara

transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Pengelolaan pembiayaan

pendidikan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah,

terutama berkaitan dengan sarana prasarana dan sumber belajar. Banyak

sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal,

hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk

pengadaan sarana prasarana pembelajaran (Mulyasa, 2004:194).

Nanang Fatah (dalam Mulyono, 2010: 78) berpendapat bahwa

pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan

dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

5

mencakup gaji guru, peningkatan professional guru, pengadaan sarana ruang

belajar, perbaikan ruang, pengadaan perlatan, pengadaan alat-alat dan buku

pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan

pendidikan dan supervisi pendidikan.

BOS merupakan program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya

nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar. Jumlah dana BOS yang diberikan ke sekolah dihitung berdasarkan

jumlah murid di masing-masing sekolah. (sumber: Direktorat Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menegah)

Adapun besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk

untuk BOS Buku pada tahun anggaran 2011 dengan ketentuan :

1. SD/SDLB di kota : Rp 400.000,-/siswa/tahun

2. SD/SDLB di kabupaten : Rp 397.000,-/siswa/tahun

3. SMP/SMPLB/SMPT di kota : Rp 575.000,-/siswa/tahun

4. SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten : Rp 570.000,-/siswa/tahun

Berkaitan dengan pelaksanaan dana BOS, pada tahun 2011 pemerintah

pusat dan DPR mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

sebesar Rp 16 triliun untuk jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Dana BOS

ini merupakan bagian program pemerintah untuk menuntaskan wajib belajar

sembilan tahun dan telah digulirkan sejak tahun 2005. Memasuki tahun ketujuh,

penyaluran dan penggunaan dana BOS masih mengalami berbagai

permasalahan baik dalam penyaluran maupun penggunaannya.

Masalah tersebut terkait dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan

yang kemudian menghambat tercapainya tujuan dana BOS itu sendiri. Hal itu

terlihat dari data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) per 15 Desember 2011. Dari 497 kabupaten/kota di Indonesia,

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

6

untuk triwulan II (April-Juni) baru 493 (99,2 persen) kabupaten/kota yang

menyalurkan dana BOS, sementara untuk triwulan III (Juli-September) baru 439

(88,3 persen) kabupaten/kota, dan untuk triwulan IV (Oktober-Desember) hanya

108 (21,7 persen) kabupaten/kota yang tuntas menyalurkan BOS.

(http://edukasi.kompas.com/utak-atik.mekanisme.penyaluran.dana.bos)

Demikian halnya, Program BOS di Kota Makassar secara konsep

menjelaskan bahwa program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diberikan

untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau tidak

mampu agar mereka dapat memperoleh layanan pendidikan Wajib Belajar yang

memadai dan bermutu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki

peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi peserta didik,

sebagaimana yang termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, tetapi

dengan melihat fenomena yang terjadi khususnya di SD Inpres Tamajene

tentang program BOS ternyata belum sesuai seperti yang diharapkan. Hal ini

dibuktikan dengan tidak efektif dan efisiennya penyaluran dana, pemanfaatan

serta pertanggungjawaban sekolah.

Hendaknya pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk

operasional sekolah yang menunjang kelancaran proses belajar, karena apabila

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak dikelola dengan baik akan

mengakibatkan tidak tercapainya pendidikan wajib belajar 9 tahun sebagai

sebagai salah satu Renstra Departemen Pendidikan Nasional untuk mencapai

tujuan yang diharapkan, maka suatu organisasi atau sekolah harus mempunyai

peranan yang tinggi dalam pemanfaatan dana BOS.

Kegiatan organisasi dalam mencapai visi dan tujuannya ditentukan oleh

faktor internal antara lain sumber daya manusia, biaya operasional, sarana dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

7

prasarana, sistem dan prosedur serta teknologi, sedangkan faktor eksternal

antara lain koordinasi dengan organisasi lain, dukungan masyarakat dan faktor

lingkungan lainnya. Kedua faktor ini saling terkait dan mendukung. Organisasi

yang efektif adalah organisasi yang mempunyai orientasi dan proyeksi dalam

mengimplementasikan seluruh program kerja yang telah ditetapkan (Sondang P.

Siagian, 1997:151). Upaya mengevaluasi suatu organisasi, dapat dilakukan

melalui konsep evaluasi. Evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan

standar obyektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek

yang dievaluasi.

Konsep evaluasi menekankan pada perbandingan antara hasil yang

dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Sasaran evaluasi adalah

mengetahui keberhasilan suatu program. Sebagaimana Bruce W Tuckman

(1985:27) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji

apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Evaluasi program merupakan

proses untuk mengetahui apakah suatu program dimulai dari implementasi

sampai keluaran (output), dan dampak (impact) dari program tersebut telah

sesuai dengan tujuan program bersangkutan.

Dalam pemanfaatan bantuan dana BOS, kemampuan administratif atau

manajer dalam mengatur instrumental input (komponen didalam pendidikan) agar

proses dapat berjalan sesuai tujuan dan membutuhkan pemanfaatan dana BOS

yang efektif dan efisien. Seperti halnya bagaimana menggunakan sarana

prasarana, kurikulum dan administrasi didalam suatu lembaga pendidikan,

disamping dukungan dan perumusan yang jelas dari pemerintah, juga peranan

penting kepala sekolah sebagai pemegang wewenang tertinggi di bantu oleh

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

8

para pegawai dan guru harus mampu melaksanakan tugas agar apa yang

menjadi tujuan BOS dapat tercapai karena dibutuhkan komitmen dari

pelaksanaan program ini.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

kajian tentang pemanfaatan dana BOS dan menuangkannya dalam penelitian

yang berjudul “Evaluasi Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) Pada Kegiatan Pembelajaran di SD Inpres Tamajene Kota Makassar”

I.2 Rumusan Masalah

Bagi Sekolah Dasar, masalah pemanfaatan dana BOS merupakan salah

satu hal yang utama untuk tetap survive dihadapi dan dikelola. Hal ini akan dapat

dicapai melalui perbaikan dalam menghadapi segala permasalahan dibidang

pendidikan. Bila dilihat dari aspek manajemen, maka proses pemanfaatan dana

BOS dapat dipandang sebagai suatu perbaikan yang terus menerus untuk

menghasilkan akses pemerataan pendidikan melalui program BOS yang

berkualitas dan merata.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka dirumuskan masalah pokok

yang perlu mendapat kajian secara mendalam yaitu “Mengapa Pemanfaatan

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Kegiatan Pembelajaran

di SD Inpres Tamajene Kota Makassar belum efektif?”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyebab

belum efektifnya pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah pada

kegiatan pembelajaran di SD Inpres Tamajene Kota Makassar.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

9

I.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan praktis dan

kegunaan teori yang diuraikan di bawah ini :

1. Manfaat Akademik

Kegunaan akademik dalam penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat menunjang untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi

penelitian-penelitian yang akan datang mengenai evaluasi pemanfaatan dana

BOS.

2. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis dalam penelitian ini, diharapkan dapat berguna sebagai

sumbangan pemikiran serta informasi bagi SD Inpres Tamajene dan

Pemerintah Kota khususnya Dinas Pendidikan Kota Makassar dalam

mengevaluasi pemanfaatan dana BOS kota makassar.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Sekolah

II.1.1 Pengertian Sekolah

Sekolah sebagai suatu sistem, memiliki komponen inti yang terdiri dari

input, proses, dan output (Komariah dan Triatna, 2010:1). Komponen-komponen

tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena merupakan satu kesatuan

utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan dan menentukan.

Adapun pengertian menurut Hadari Nawawi (1982) sebagai berikut :

“sekolah tidak boleh diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung atau tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Akan tetapi, sekolah sebagai institusi peranannya jauh lebih luas daripada itu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang terikat dengan norma dan budaya yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai”.

Hal senada diungkapkan Reimer (Sagala, 2006) mengemukakan bahwa

“sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok umur

tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum

yang bertingkat”. Selain itu, sekolah menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun

2003 Pasal 18, tentang pendidikan Nasional, sekolah adalah lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan formal yang terdiri dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Bila seluruh pendapat tersebut dirangkaikan, maka dapat dipahami

bahwa sekolah adalah kerja sama sejumlah orang yang menjalankan

seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok umur tertentu dalam

ruang kelas yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru melalui kurikulum yang

bertingkat untuk mencapai tujuan instruksional dengan terikat akan norma dan

budaya yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai. Sekolah juga

merupakan kerja sama sejumlah orang yang terdiri dari unsur-unsur sekolah,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

11

seperti kepala sekolah, supervisor, konselor, ahli kurikulum, tata usaha, dan

sebagainya di bawah kontrol pemerintah.

Sekolah dalam menjalankan seperangkat fungsi-fungsi mendasarnya

tentu mengacu pada fungsi belajar dan pembelajaran yang sesuai kebutuhan

pendidikan pada masyarakat. Sekolah sebagai organisasi dalam melaksanakan

fungsinya diharapkan dapat difungsikan seluruh sumber daya yang ada. Secara

umum, sekolah terdiri dari sekolah yang dikelola oleh pemerintah yang disebut

sekolah negeri dan sekolah yang dikelola oleh perorangan, organisasi

kemasyarakatan, atau perusahaan, yang disebut sekolah swasta. UUSPN No. 20

tahun 2003 pasal 54 ayat 2 menyebutkan bahwa masyarakat dapat berperan

serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

Sekolah negeri mempunyai visi dan misi yang ditetapkan pemerintah,

yaitu kebaikan publik. Oleh karena itu, keefektifan organisasi sekolah pada

satuan pendidikan tersebut amat dipengaruhi oleh visi dan misi khusus dari

masing-masing sekolah. Visi, misi, tujuan, sasaran, dan target sekolah disusun

supaya dapat merespon berbagai perubahan yang diwujudkan dengan

menggerakkan seluruh potensi sumber daya sekolah yang ada, sehingga

keefektifan menjadi ciri dari organisasi sekolah dan konsistensi terhadap misi

sekolah menjadi jaminan untuk memperoleh kualitas yang terbaik (Sagala, 2006)

II.1.2 Fungsi Tugas Utama Sekolah

Fungsi dan tugas utama sekolah adalah meneruskan, mempertahankan,

dan mengembangkan kebudayaan masyarakat melalui pembentukan

kepribadian anak-anak agar menjadi manusia dewasa dari sudut usia maupun

intelektualnya, serta terampil dan bertanggung jawab sebagai upaya

mempersiapkan generasi pengganti yang mampu mempertahankan eksistensi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

12

kelompok atau masyarakat bangsanya dengan budaya yang mendukungnya.

Sekolah sebagai satuan pendidikan terdepan dalam mendidik para siswanya

memerlukan pengelolaan yang profesional sesuai fungsi dan tugasnya.

Oleh karena itu, sekolah dalam berupaya mencapai visi dan misi sekolah,

disusunlah struktur hubungan kerja organisasi berdasarkan tujuan, asas prinsip,

dan program-program yang mendasari misinya. Semua anggota tim sekolah

harus dapat melakukan kerja sama dalam rangka mensukseskan program

sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam struktur organisasi sekolah, kepala

sekolah bersama para guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab

melaksanakan program dan kegiatan sekolah.

Struktur organisasi sekolah menurut Gorton (Sagala,2006) bertujuan

memfungsikan setiap anggota sesuai fungsi dan kedudukannya, menjalin

hubungan kerja antar tim organisasi agar masing-masing mengetahui tanggung

jawabnya dan semua anggota tim dapat melakukan kerja sama mensukseskan

program sekolah. Kepala sekolah merupakan orang pertama yang paling

bertanggung jawab dalam melaksanakan program dan kegiatan sekolah. Oleh

karena itu, persyaratan profesional kepala sekolah menjadi penting agar mampu

membangkitkan dan mempertinggi keterlibatan para anggota tim dan berupaya

mendorong dan membangkitkan semangat kerja sama antar anggota tim.

Berkaitan dengan struktur organisasi, penekanan desain organisasi

sekolah adalah pada peningkatan kemampuan manajemen sekolah yang

semakin baik. Desain organisasi sekolah merupakan sarana mengembangkan

potensi sekolah. Sekolah mengacu pada kriteria yang dapat memperjelas fungsi

dan tanggung jawab setiap personel sekolah secara dinamis kearah tujuan yang

disepakati.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

13

II.2 Konsep Evaluasi

II.2.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak

akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,

pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam

bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris

yaitu “evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily,

2000:220). Sedangkan menurut Yunanda (2009) pengertian istilah “evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek

dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur

untuk memperoleh kesimpulan”.

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan suatu program atau proyek

mencapai sasaran dan tujuan yang direncanakan, maka perlu diadakan evaluasi

dalam rangka peningkatan kinerja program atau proyek tersebut seperti yang

diungkapkan oleh Hikmat (2004:3) bahwa evaluasi adalah proses penilaian

pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja proyek untuk

memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja proyek.

Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Griffin & Nix (1991:3)

menyatakan :

“Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku”.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

14

Lebih lanjut Sudjana (Dimyati dan Mudjiono,2006:191), “dengan batasan

sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu

berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan

cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan

dengan kriteria namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang

dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian

evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur baru melakukan proses menilai

tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Crawford (2000:13),

mengartikan bahwa “penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji

apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan”.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan

beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan sebuah proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah

program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil

yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua

konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Sudharsono

(Lababa, 2008) memaparkan bahwa “efektifitas merupakan perbandingan antara

output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk

menghasilkan output lewat suatu proses”.

II.2.2 Evaluasi Program

Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan tersebut

mempengaruhi evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandangan-

pandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

15

setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi suatu

program/kegiatan adalah penting.

Suchman (Arikunto dan Jabar,2010:1) memandang bahwa, “evaluasi

sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan

yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”. Defenisi lain

dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010:2) mengatakan

bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian

informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan

alternatife keputusan”.

Evaluasi program adalah upaya penelitian yang dilakukan secara

sistematis dan objektif dengan tujuan mengkaji proses dan hasil dari suatu

kegiatan/program/kebijakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan

untuk menentukan sejauhmana hasil atau nilai yang telah dicapai program. Hal

tersebut seiring dengan pendapat Moekijat (1981:15) bahwa evaluasi suatu

penilaian berarti penentuan nilai.

Kemudian, Bruce W Tuckman (1985, www.pdf.com) mengatakan bahwa,

“evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan (process), keluaran (ouput) suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Pengertian evaluasi berkaitan erat dengan pengertian pengukuran (measurement)”.

Ada empat langkah yang dilakukan dalam proses evaluasi menurut

Tenbrink (dikutip oleh Moore), yaitu (1) persiapan; tahap ini untuk menentukan

jenis informasi yang dibutuhkan (2) mengumpulkan informasi; yaitu memilih

teknik untuk mengumpulkan bermacam-macam informasi seakurat mungkin, (3)

membuat penilaian, membandingkan informasi dengan kriteria yang telah

ditentukan untuk membuat penilaian, (4) membuat keputusan; mengambil

kesimpulan berdasarkan pada penilaian yang telah dibentuk.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

16

Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia

sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang

manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang

dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.

II.2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian

juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002: 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program

secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-

masing komponen.

Menurut Weiss (1972:4) menyatakan bahwa tujuan evaluasi adalah :

“The purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as a means of contributing to subsuquest decision making about thr program and improving future programming”.

Ada empat hal yang ditekankan pada rumusan tersebut, yaitu : (1)

menunjuk pada penggunaan metode penelitian, (2) menekankan pada hasil

suatu program, (3) penggunaan kriteria untuk menilai, (4) kontibusi terhadap

pengambilan keputusan dan perbaikan program di masa mendatang.

Selain itu, menurut Crawford (2000: 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi

adalah :

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai

dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil.

3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

17

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-

bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang

diawali dengan suatu roses pengumpulan data yang sistematis.

II.3 Konsep Pemanfaatan

II.3.1 Pengertian Pemanfaatan Dana BOS

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Balai Pustaka (2000:711) dijelaskan

“bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna,

faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses, cara,

perbuatan pemanfaatan. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu

cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek”.

Pengertian pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:

711) yang menyebutkan bahwa “pemanfaatan mengandung arti yaitu proses,

cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri”. Selain

itu, menurut Seels and Richey (1994:14) menyatakan “pemanfaatan ialah

aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar.”

Dengan demikian pemanfaatan berdasarkan pengertiannya masing-

masing adalah guna, proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu Dalam

hal ini adalah pemanfaatan yaitu efektivitas penggunaan/alokasi dana BOS

terhadap kegiatan pembelajaran.

Dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sendiri

berdasarkan petunjuk pelaksanaan dari pusat harus direncanakan terlebih

dahulu dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja masing-masing

sekolah (Mulyono, 2010:192).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

18

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang

pendanaan pendidikan BAB I pasal 2 ayat (1) menyatakan : “pendanaan

pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat”. Biaya pendidikan yang diterima dituangkan dalam

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang dalam

melakukan perencanaan anggaran sekolah harus berjalan dengan rencana

pembangunan jangka panjang, rencana jangka menengah, rencana kerja

pemerintah, rencana strategis pendidikan nasional, rencana startegis satuan

pendidikan yang terdapat dalam rencana pengembangan sekolah, dan rencana

kerja tahunan sekolah.

II.4 Kegiatan Pembelajaran

Pendidikan merupakan pondasi negara. Pada umumnya, negara-negara

didunia memperhatikan pendidikan negerinya dengan berbagai kebijakan, baik

dalam hal membentuk undang-undang, menyediakan prasarana dan sarana,

hingga pengaturan sistem pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan di dalam

negerinya.

Namun seperti halnya di Indonesia, pendidikan mengalami hambatan

yang serius terutama dalam kesediaan prasarana dan sarana pendukung

kegiatan belajar mengajar. Karena hal ini membutuhkan dukungan penuh dari

pemerintah serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan sarana dukung

pendidikan yang kondusif. (http://www.fsrd.itb.ac.id/alat-penunjang-kegiatan-

belajar-mengajar-untuk-siswa-sekolah-dasar-berbasis teknologi-multi.pdf)

Kegiatan belajar-mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dilepaskan dari sebuah pendidikan. Keduanya merupakan sebuah proses

interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidiknya. Kegiatan belajar-

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

19

mengajar dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1).

Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Manusiawi terlibat dalam sistem pengajaran, terdiri dari siswa,

guru, dan tenaga lainnya.

Dalam proses pembelajaran diperlukan faktor pendukung lain, yaitu faktor

lingkungan dan sejumlah faktor yang memang direncanakan untuk menunjang

tercapainya tujuan pendidikan yang dikehendaki, diantaranya kurikulum dan

sarana perangkat yang lain.

II.5 Mutu Pendidikan

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang

dihasilkan (Arcaro,1999:21). Mutu atau kualitas adalah gambaran dan

karakteristik menyeluruh dari barang dan jasa yang menunjukkan

kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat

(Rohiat, 2009:52). Mutu memiliki peranan yang sangat menentukan dalam

hubungan antara pemberi layanan dan penerima layanan. Sama halnya dengan

dengan mutu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, mutu dalam bidang

pendidikan juga penting untuk diperhatikan. Mutu pendidikan berupaya untuk

memberikan kemudahan akses, keadilan dan pemerataan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

20

Selain itu, menurut Sallis mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang

sangat berpengaruh terhadap pencapaian mutu pendidikan, diantaranya sarana

dan prasarana, SDM, teknologi dan kepemimpinan.

“Ada banyak sumber mutu pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif”.

Merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Rohiat sebelumnya, bahwa

mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah aspek, mulai dari kondisi

awal, masukan (input), aktivitas (process), manfaat (outcome), keluaran (output)

hingga pada dampak (impact), pendapat Danim (2006:53) tentang aspek-aspek

yang mempengaruhi mutu pendidikan berikut :

“Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sis. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumberdaya manusia, seperti kendala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana prasarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita. Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan sumberdaya sekolah mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi peserta didik. Hasil pendidikan dikatakan bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu”.

Masukan (input) pendidikan merupakan segala hal yang harus tersedia

karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Segala hal yang dimaksud

meliputi sumberdaya, harapan-harapan maupun perangkat peraturan yang

terkait sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Proses pendidikan

merupakan kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu lain, proses dimaksud

adalah mengkoordinasikan dan menserasikan serta pemaduan masukan (input)

secara harmonis dan terpadu sehingga mampu menciptakan situasi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

21

pembelajaran yang menyenangkan. Keluaran (output) pendidikan merupakan

prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan (Danim, 2006:54).

Selain itu, menurut Sopha Julia dari Thesis, 2010 (www.pdf.com)

menyatakan bahwa mutu pendidikan dapat diwakili dengan menggunakan 3

(tiga) indikator sebagai berikut : (1) dari segi masukan (input), dapat dilihat dari

kualitas penerimaan (enrollment) siswa baru, kompentensi guru, sarana

prasarana/peralatan, metode pembelajaran/kurikulum, peraturan yang relevan

sebagai acuan, dan harapan-harapan, (2) segi aktivitas (process) adalah

motivasi dan minat belajar siswa, pemberdayaan (kemandirian) siswa, situasi

belajar yang kondusif, dan (3) dari segi keluaran (output) adalah prestasi

akademis dan non akademis siswa.

II.6 Evaluasi Pemanfaatan Dana BOS

Evaluasi menurut Bruce W Tuckman (1985, www.pdf.com) adalah suatu

proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses (process)

kegiatan, keluaran (output) suatu program telah sesuai dengan tujuan atau

kriteria yang telah ditentukan. Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan

batasan sebagai proses memberikan atau menetukan nilai kepada objek tertentu

berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana,1990:3). Dengan berdasarkan

batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum

dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu

(tujuan, kegiatan, keputusan, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria

tertentu.

Organisasi yang efektif menurut Steers (Syaiful Sagala, 2006), keefektifan

seringkali diartikan kuantitas atau kualitas keluaran (output) barang atau jasa.

Namun perlu ditambahkan bahwa bagi organisasi seperti sekolah, keefektifan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

22

adalah kemampuan mengelola sumber daya secara optimal (pemanfaatan), yaitu

menunjukkan sejauhmana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya

secara baik dan benar untuk mencapai tujuan.

Arikunto dan Jabar (2008:30) mengemukakan bahwa kriteria atau tolak

ukur yang dalam program pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu (1)

peraturan atau ketentuan yang telah diterbitkan, (2) dalam menidaklanjuti

peraturan atau ketentuan tersebut perlu adanya petunjuk pelaksanaan, (3) jika

tidak ada petunjuk pelaksanaan maka dapat menggunakan konsep atau teori-

teori yang terdalam dalam buku-buku ilmiah, (4) atau dapat menggunakan hasil

penelitian, (5) kriteria dapat ditentukan menggunakan nalar.

Selain itu, dikutip dalam buku evaluasi program pembelajaran (S.Eko

Putro W, 2011) menyatakan bahwa, Input adalah segala sesuatu yang harus

tersedia karena dibutuhkan bagi berlangsungnya proses. Evaluasi masukan

(Input Evaluation) membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber

yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai

tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi

masukan meliputi : (a) sumber daya manusia, (b) sarana dan peralatan

mendukung, (c) dana/anggaran, dan (d) berbagai prosedur dan aturan yang

diperlukan.

Process pendidikan adalah berubahnya sesuatu yang merupakan input

menjadi sesuatu yang lain dari hasil proses yang disebut output. Evaluasi proses

meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dalam praktik pelaksanaan

program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana

rencana yang telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

23

sedangkan output merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur

keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Sudarwan Danim (2007:12-13, www.pdf.com) menyatakan bahwa

masukan (input) pendidikan merupakan segala hal yang harus tersedia karena

dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Segala hal yang dimaksud meliputi

sumberdaya, harapan-harapan maupun perangkat peraturan yang terkait

sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Proses pendidikan merupakan

kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu lain, proses dimaksud adalah

mengkoordinasikan dan menserasikan serta pemaduan masukan (input) secara

harmonis dan terpadu sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang

menyenangkan. Keluaran (output) pendidikan merupakan prestasi sekolah yang

dihasilkan dari proses pendidikan dan dampak atau utilitas lulusan.

Berdasarkan beberapa indikator ukuran diatas, paling tidak terdapat

sejumlah kriteria yang dapat dijadikan ukuran dalam pelaksanaan program BOS,

yaitu kebijakan pemerintah, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, tingkat kepuasan,

implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan/proyek program yang efektif ditandai

oleh beberapa hal antara lain : ketepatan waktu, SDM yang mengelola program,

mekanisme kerja yang baik, mengedepankan kerjasama, tidak adanya

penyimpangan, perlunya monitoring dan evaluasi untuk melihat umpan balik

(feed back program).

Dari teori yang dikemukakan diatas dapat diuraikan dengan

menggunakan beberapa indikator (Bruce W Tuckman dan Sudarwan Danim) :

1. Masukan (input) program BOS

a. Jumlah SDM pelaksana (pendidikan, keterampilan, pelatihan)

b. Pengelola/Penyelenggara (pendidikan, keterampilan, kemampuan)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

24

c. Jumlah anggaran BOS (kesesuaian jumlah)

d. Sarana (peralatan tulis, administrasi) dan Prasarana (tempat kegiatan,

ruang halaman)

2. Proses Pendistribusian (process) BOS

a. Peraturan yang relevan

3. Keluaran (output) program BOS

a. Peningkatan mutu pendidikan

b. Prestasi akademis dan non akademis

c. Keringanan biaya operasional sekolah bagi siswa

II.7 Perbandingan Skripsi dengan Penelitian Sebelumnya

Berikut adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang menggunakan

obyek penelitian seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Perbandingan:

No Nama Hasil Penelitian Persamaan

1 Sopha Julia, 2010.

Bahwa pelaksanaan pemanfaatan program BOS berjalan efektif, meskipun tidak cukup sempurna. Hal ini terbukti pada kondisi lapangan. Hasil penelitian menjelaskan beberapa analisis yang berkenaan dengan efektivitas program BOS meliputi evaluasi program masukan (input), pencapaian proses program BOS, pencapaian hasil (output) yang salah satunya meliputi peningkatan mutu pendidikan dasar 9 tahun, serta konflik/hambatan yang menyertai pelaksanaan program BOS di Kec. Pesanggarahan.

Topik penelitian mengenai Bantuan Operasional Sekolah

2 Sri Rejeki Widaningsih, 2011.

Melakukan pengukuran dengan metode CIPP (Context-Input-Process-Product). Bahwa pengelolaan dana BOS di kedua Sekolah Dasar adalah efektif dengan persentase keefektifan 98 berdasarkan kriteria, yaitu a)tujuan, sasaran, dan prinsip penggunaan telah ditetapkan secara jelas, b) latar belakang pendidikan dan tingkat sosial ekonomi penerima program secara keseluruhan memenuhi persyaratan untuk program. c)penggunaan dana adalah untuk pembiayaan seluruh operasional sekolah, dan d)manajemensekolah dalam pengelolaan dana BOS jelas, transparan, dan terstruktur, dan ada peningkatan prestasi akademik siswa.

Topik penelitian mengenai Bantuan Operasional Sekolah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

25

3 Abdul Kadir Karding, 2008.

Bahwa evaluasi telah mengungkapkan bahwa pelaksanaan BOS tahun 2007 untuk SMPN Semarang telah dilaksanakan dengan baik meskipun masih terdapat beberapa catatan. Indikator pengukuran program BOS meliputi masukan (input), pencapaian proses, pencapaian hasil (output). Untuk mengetahui seberapa besar cakupan dana BOS dalam rangka meningkatkan akses pendidikan bagi siswa/siswi keluarga miskin dan tidak mampu.

Topik penelitian mengenai Bantuan Operasional Sekolah

St. Rahmawati Arfah, sebagai penulis skripsi ini melakukan penelitian

pada aspek pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada

kegiatan pembelajaran di SD Inpres Tamajene Kota Makassar dengan unit

observasi adalah pengelola dana BOS, dengan mengunakan input, process, dan

output dan melihat indikator-indikator yang berpengaruh seperti aspek, sumber

dana manusia, dana, sarana prasarana, peraturan yang relevan (juklak/juknis),

dan mutu pendidikan. Penulis ingin melihat evaluasi dari keefektifan penggunaan

dana BOS yang digunakan oleh sekolah terhadap kegiatan pembelajaran.

II.8 Kerangka Pikir

Evaluasi merupakan sebuah proses untuk menentukan sejauhmana

keberhasilan sebuah program/kegiatan. Keberhasilan program dapat dilihat dari

dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Sejalan dengan tujuan

utama program BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses, program

BOS juga merupakan program untuk peningkatan mutu. Meningkatkan mutu

pendidikan sebagai wujud dari hasil yang dicapai program. Dengan demikian,

perubahan-perubahan atau manfaat tersebut mencerminkan bahwa program

berjalan sebagaimana yang diharapkan..

Penelitian ini berusaha mengevaluasi pelaksanaan suatu program BOS

dalam rangka pemanfaatan dana BOS. Teori evaluasi program yang

dikembangkan oleh Bruce W Tuckman meliputi pencapaian masukan (input),

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

26

dengan melihat sumber daya manusia, bagaimana cara SD Inpers Tamajene

kota Makassar mengelompokkan atau menempatkan orang-orang di dalam

menyelesaikan pekerjaan, dan bagaimana sekolah memanfaatkan sumber-

sumber yang ada (anggaran/dana) diperoleh dari pemerintah serta prosedur

kerja untuk mencapai tujuan program.

Kedua, pencapaian proses (process), melihat bagaimana mekanisme

yang digunakan dalam mengelola dana BOS sehingga dapat mengubah sesuatu

menjadi lebih bermanfaat dalam hal ini pemanfaatan dana yang dikelola oleh

sekolah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan serta buku

pedoman BOS dan Juklak/Juknis BOS. Keluaran (output), merupakan penilaian

yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pecapaian tujuan yang

tekah ditetapkan dalam hal ini prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses

pendidikan dan dampak atas utilitas sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, sebelum melakukan penelitian penulis

merumuskan kerangka konsep sebagai dasar dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Program BOS (Bantuan Operasional

Sekolah)

Pemanfaatan Dana BOS (Bantuan

Operasional Sekolah)

Evaluasi Pemanfaatan Dana BOS Pada Kegiatan

Pembelajaran

(Evaluasi program Input-Process-Output)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

27

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana

dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau

menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan

penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan

memahami Evaluasi Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Pada Kegiatan Pembelajaran di SD Inpres Tamajene Kota Makassar.

Tujuan penelitian melalui pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya, perilaku, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara

deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah

dan dengan memanfatkan berbagai metode yang alamiah.

III.2 Tipe dan Dasar Penelitian

1. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

“deskriptif”. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat

mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang

keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk memberi gambaran secara komprehensif mengenai

sejauh mana proses Evaluasi Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) Pada Kegiatan Pembelajaran di lokasi penelitian ini berjalan.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

28

2. Dasar penelitian ini adalah “studi kasus” yaitu untuk menggambarkan dan

menjelaskan fenomena-fenomena empirik (faktual) tentang Pemanfaatan

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

III.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Makassar. Sekolah yang menjadi objek

penelitian adalah SD Inpres Tamajene di JL. Urip Sumoharjo Komp. Kodam

Kecamatan Panakukang Kota Makassar yang merupakan salah satu sekolah

yang diberi kewenangan untuk melakukan/melaksanakan Program BOS

(Bantuan Operasional Sekolah).

III.4 Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian dimaksudkan guna memperjelas ruang

lingkup pembahasan penelitian ini, sehingga terhindar dan tidak terjebak oleh

pengumpulan data pada bidang yang sangat umum dan luas atau kurang relevan

dengan tujuan penelitian. Adapun pembatasan dan ruang lingkup penelitian ini

meliputi :

1. Evaluasi adalah penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji

apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

2. Pemanfaatan diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatan

sesuatu. Berkaitan dengan pemanfaatan dana BOS, pemerintah telah

menetapkan buku pedoman yang dapat digunakan oleh sekolah dalam

rencana anggaran pendapatan dan belanja masing-masing sekolah. BOS

pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia

bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

29

III.5 Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh

Lexi J. Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui dua sumber data, yaitu:

1. Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-

file. Data ini harus dicari melalui narasumber/informan atau dalam istilah

teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang

yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”.

2. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiono, 2008 : 402). Data sekunder ini merupakan

data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku,

literatur dan bahan bacaan yang berkaitan dengan pengelolaan dana BOS.

III.6 Teknik Pemilihan Informan

Menurut Patton (2006:279) teknik pengambilan informan berdasarkan

pada:

1. Melakukan cara pengumpulan data yang berbeda dan strategi penelitian yang

berbeda pada pertanyaan yang sama.

2. Menggunakan pekerja penelitian dan pewawancara yang berbeda untuk

menghindari bias pada satu orang yang bekerja sendiri.

3. Menggunakan metode yang mengkaji program.

4. Menggunakan perspektif yang berbeda dalam menafsirkan sekumpulan data.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

30

Maka dalam penelitian ini informan yang diambil yakni informan yang

dinilai mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan

dengan tujuan penelitian.

Adapun pertimbangan pemilihan informan diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Mereka yang banyak mengetahui tentang pemanfaatan dana BOS.

b. Mereka yang berdomisili dilokasi penelitian.

c. Mereka yang bertugas merumuskan, membina, dan mengendalikan

kebijakan/program di bidang pengelolaan dana BOS pada SD Inpres

Tamajene Kota Makassar.

Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan Pemanfaatan Dana

BOS adalah:

1. Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene

2. Bendahara Sekolah SD Inpres Tamajene

3. Staff/Pegawai Sekolah SD Inpres Tamajene

III.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitan ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder peneliti

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Merupakan pengamatan dan pencatatan sistematik tentang gejala-gejala

yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi langsung (direct observation) dan sebagai peneliti yang

menempatkan diri sebagai pengamat (recognized outsider) sehingga interaksi

peneliti dengan subjek penelitian bersifat terbatas. Dengan melakukan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

31

observasi, peneliti mencatat apa saja yang dilihat dan mengganti dari

dokumen tertulis untuk memberikan gambaran secara utuh tentang objek

yang akan diteliti.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

(Moleong, 2000 : 150).

Subjek yang diwawancarai oleh peneliti adalah Kepala Sekolah, Bendahara,

Staff/Pegawai pada SD Inpres Tamajene Kota Makassar. Teknik ini digunakan

untuk mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan dana

BOS pada lokasi penelitian

3. Dokumentasi

Merupakan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama

berupa arsip-arsip, dan termasuk juga buku-buku, dokumen resmi maupun

statistik yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengadakan penelaahan terhadap bahan-bahan yang tertulis.

III.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana

yang dikemukakan Moleong, proses analisis data kualitatif dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

32

Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan

dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang

inti, proses dan pernyataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada

didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya kedalam satu-satuan itu,

kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Tahap terakhir dari analisa

data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Dalam penelitian ini, data-data tentang pemanfaatan dana BOS pada SD

Inpres Tamajene Kota Makassar didapatkan, baik melalui wawancara maupun

dokumentasi disajikan secara menyeluruh, kemudian dipilih data yang diperlukan

dan dikelompokkan kepada kelompok informasi yang telah disusun. Apabila

didapatkan data yang kurang, maka dilakukan penyempurnaan data dengan

mencari kembali, baik melalui wawancara atau dokumen yang ada, dan setelah

itu dilakukan pemaparan dan analisa terhadap data yang ada.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1 Profil Sekolah

IV.1.1 Sekolah Dasar Inpres Tamajene Kota Makassar

SD Inpres Tamajene terletak di Jl. Urip Sumoharjo Kompleks Kodam VII

Wirabuana Kel. Panaikang Kec. Panakkukang Kota Makassar. SD Inpres

Tamajene mulai beroperasional pada tahun 1985. Sekolah ini berdiri di atas

tanah seluas 2000 m� terdiri 1 lantai dan 14 ruangan dan terakreditasi baik.

Sekolah ini memiliki 1 (satu) orang kepala sekolah, 9 (sembilan) orang guru PNS,

dan 5 (lima) orang guru tidak tetap.

Jumlah siswa pada tahun 2010/2011 sebanyak 396 siswa dan 2011/2012

sebanyak 403 siswa dengan keseluruhan 12 rombongan belajar. Siswa terdiri

dari berbagai macam kalangan dengan status ekonomi yang juga beragam.

Dilihat dari tingkat kesejahteraan orang tua siswa terdapat 50% orang tua siswa

yang dikategorikan pra sejahtera, sisanya adalah menengah 35% dan kategori

mampu 15%.

IV.1.1.1 Visi, Misi dan Tujuan SD Inpres Tamajene

Adapun visi, misi dan tujuan dari SD Inpres Tamajene adalah sebagai

berikut :

1. Visi

“Menjadi SD yang berprestasi terampil dalam kehidupan, beriman, dan bertakwa

serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sederhana”.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

34

2. Misi

a. menyusun kurikulum yang adaptif;

b. mengoptimalkan proses pembelajaran yang PAIKEM (Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan);

c. menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan;

d. membudayakan pendidikan karakter bangsa dalam perilaku kehidupan

sehari-hari;

e. mengupayakan manajemen sekolah yang kondusif;

f. mengupayakan pembiayaan pendidikan yang memadai;

g. melaksanakan penilaian secara obyektif dan memantau prestasi siswa

secara berkesinambungan.

3. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, berkarakter, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan

pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar Inpres Tamajene adalah

sebagai berikut :

a. Mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan

pembiasaan serta pendidikan karakter bangsa;

b. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat

Kabupaten/Kota;

c. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi;

d. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar;

e. Menjadi sekolah favorit yang diminati masyarakat.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

35

IV.1.1.2 Prestasi Lulusan

a. Prestasi akademik lulusan sudah lulus memenuhi Standar Nasional

Pendidikan yaitu 100% lulus,

b. Prestasi lomba-lomba akademik sekolah (rata-rata belum mencapai prestasi),

c. Prestasi non akademik sekolah yaitu dalam bidang olahraga dan

keterampilan/seni, belum dapat dikatakan tinggi (rata-rata mencapai kejuaraan

tingkat kecamatan).

IV.1.1.3 Pengembangan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Di SD Inpres Tamajene terdapat 10 orang guru yang berpendidikan S1

dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan dan hanya sebagian yang telah mengikuti penataran-penataran

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, sisanya 5 orang berpendidikan

belum S1 dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan mata pelajaran

yang, semua guru belum memiliki prestasi baik di tingkat kotamadya maupun

propinsi.

b. Kepala sekolah berpendidikan S1 dan tidak mampu mengoperasikan

komputer.

c. Tenaga Kependidikan

Tidak memiliki tenaga administrasi sarana dan prasarana, selama ini kepala

sekolah dengan bendahara yang memiliki peranan sebagai tenaga

administrasi sarana prasarana dalam mengelola pemanfaatan dana program.

IV.1.1.4 Pengembangan Kurikulum

Kurikulum SD Inpres Tamajene telah memenuhi Standar Nasional

Pendidikan, yaitu dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

36

a. 100% guru telah menyusun program tahunan, program semester (promes)

dan silabus mata pelajaran, untuk kalender pendidikan sekolah hanya

menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah,

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 100% guru telah menyusun

RPP,

c. Program remedial dan pengayaan. Guru telah melaksanakan remedial dan

melakukan pengayaan sesuai dengan tuntutan kurikulum atau Standar

Nasional Pendidikan.

IV.1.1.5 Sarana dan Prasarana

a. Sekolah ini memiliki 12 ruangan kelas, karena ruang kelas yang tersedia

tidak mampu menampung seluruh siswa, maka proses belajar mengajar

terbagi dalam 2 shife serta sarana dan prasarana (fasilitas) lainnya belum

lengkap dan memadai, belum dapat dikatakan memenuhi Standar Nasional

Pendidikan,

b. Bahan dan sumber belajar

• Buku, beragam macamnya, buku cerita, buku pengetahuan, buku pelajaran,

majalah, kamus, ensiklopedia dan lain-lain dalam kondisi sebahagian tidak

terawat.

• Perbandingan jumlah buku pelajaran dan jumlah siswa belum memenuhi

Standar Nasional Pendidikan.

c. Materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

fasilitas yang cukup modern seperti papan tulis (white & black board), alat

bantuan peraga IPA, serta LCD dalam jumlah yang belum proporsional

dengan jumlah siswa.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

37

d. Fasilitas ruangan yang disediakan untuk menunjang pembelajaran para

siswa di sekolah ini antara lain tersedianya ruang perpustakaan, koperasi,

dan mushola serta fasilitas lainnya adalah lapangan untuk berolahraga dan

beberapa sarana penunjang kebersihan.

e. Lingungan sekolah yang tertib dan aman, infrastruktur bangunan belum

diperbaiki (dalam tahap renovasi). Sekolah ini juga belum memiliki jaringan

komunikasi akademik (website).

IV.1.1.6 Pengembangan Nilai

a. Memenuhi standar penilaian sesuai dengan standar kompetensi yang telah

ditetapkan (KKM (kriteria ketuntasan minimal) belum memenuhi SNP),

b. Sistem penilaian tersusun dengan baik,

c. Belum memiliki bank soal sebagai database sistem penilaian yang baik,

d. Memiliki dokumen penilaian yang lengkap, komprehensif dan rapi.

IV.2 Program Bantuan Operasional Sekolah

Bantuan Operasional Sekolah merupakan bantuan pemerintah pusat

kepada seluruh SD/MI dan SMP/MTs se-Indonesia, baik negeri maupun swasta.

Bantuan ini diberikan kepada siswa melalui sekolah yang langsung ditransfer ke

rekening sekolah masing-masing. Bantuan tersebut diharapkan dapat

mengurangi atau bahkan menghapus biaya pendidikan yang selama ini diberikan

kepada masyarakat. Seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945, yang

mengupayakan agar anggaran pendidikan segera mencapai 20 % dari total

APBN/APBD.

BOS pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non

personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar. Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, standar biaya

Page 38: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

38

operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai

kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari

keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan

pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional

Pendidikan. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayan yang

diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

IV.2.1 Tujuan Bantuan Operasional Sekolah

Bantuan Operasional Sekolah bertujuan untuk meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun

yang bermutu.

Secara khusus program BOS bertujuan untuk :

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri

terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf

internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI).

2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam

bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta,.

3. Meringankan beban bata operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

IV.2.2 Sasaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Besar Bantuan

Sasaran program BOS adalah Sekolah penerima BOS adalah Sekolah

Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) dan Sekolah Menengah

Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama

Terbuka (SMP/SMPLB/SMPT) baik Negeri maupun Swasta sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak

termasuk sasaran dari Program BOS ini.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

39

Alokasi untuk SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT per siswa per tahun dari

BOS Tahun Anggran 2011 terhitung mulai tanggal 1 Januari 2011, adalah

sebagai berikut :

a. Alokasi untuk SD/SDLB di kota adalah sebesar Rp. 400.000 per siswa/tahun;

b. Alokasi untuk SD/SDLB di kabupaten adalah sebesar Rp. 397.000 per

siswa/tahun;

c. Alokasi untuk SMP/SMPLB/SMPT di kota adalah sebesar Rp. 575.000 per

siswa/tahun; dan

d. Alokasi untuk SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten adalah sebesar Rp. 570.000

per siswa/tahun.

IV.2.3 Waktu Penyaluran Dana

Waktu Penyaluran Dana BOS Tahun anggaran 2011, dana BOS akan

diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai Desember 2011, yaitu

semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dan semester 1 tahun pelajaran

2011/2012. Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode

Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember.

IV.2.4 Jenis Biaya Pendidikan

Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan, pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dalam bagian

ini akan diuraikan jenis-jenis biaya pendidikan sesuai dengan PP Nomor 48

Tahun 2008 tersebut. Dalam peraturan tersebut biaya pendidikan dibagi menjadi

3 jenis, yaitu Biaya Satuan Pendidikan, Biaya Penyelenggaraan dan/atau

Pengelolaan Pendidikan, serta Biaya Pribadi Peserta Didik.

1. Biaya Satuan Pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan yang meliputi:

Page 40: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

40

a. biaya investasi adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana,

pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap;

b. biaya operasi, terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia.

• Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta

tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji.

• Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan

habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll;

c. bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada

peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai

pendidikannya;

d. beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada

peserta didik yang berprestasi.

2. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya

penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggara/ satuan

pendidikan yang didirikan masyarakat.

3. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliputi biaya

pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti

proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Dalam penggunaan dana BOS, biaya satuan yang digunakan adalah rata-

rata nasional, sehingga penggunaannya dimungkinkan untuk membiayai

beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi.

Namun, perlu ditegaskan bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya

operasional nonpersonil bagi sekolah sesuai dengan Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana BOS Tahun Anggaran 2011.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

41

IV.2.5 Sekolah Penerima BOS

1. Semua sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT negeri wajib menerima dana

BOS. Bila sekolah tersebut menolak BOS, maka sekolah dilarang memungut

biaya dari peserta didik, orang tua atau wali peserta didik.

2. Semua sekolah swasta yang telah memiliki ijin operasi dan tidak

dikembangkan menjadi bertaraf internasional wajib menerima dana BOS.

3. Bagi sekolah yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua siswa

melalui komite sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa

miskin di sekolah tersebut.

4. Seluruh sekolah yang menerima BOS harus mengikuti pedoman BOS yang

telah ditetapkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.

5. Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana dari

orang tua siswa yang mampu dengan persetujuan Komite Sekolah. Pemda

harus ikut mengendalikan dan mengawasi pungutan yang dilakukan oleh

sekolah tersebut agar tercipta prinsip pengelolaan dana secara transparan

dan akuntabel.

6. Sekolah negeri yang sebagian kelasnya sudah menerapkan sistem sekolah

bertaraf RSBI atau SBI tetap diperbolehkan memungut dana dari orang tua

siswa yang mampu dengan persetujuan Komite Sekolah, kecuali terhadap

siswa miskin.

IV.2.6 Program BOS dan Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu

Dalam peningkatan mutu pendidikan dasar 9 tahun, banyak program

yang telah, sedang dan akan dilakukan. Program-program tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu program dalam rangka pemerataan dan

perluasan akses, program peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta

Page 42: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

42

program tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Meskipun tujuan utama

program BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses, program BOS juga

merupakan program untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta

untuk tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Melalui program BOS yang terkait pendidikan dasar 9 tahun, setiap

pengelola program pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu

pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu;

2. Melalui BOS tidak boleh ada siswa miskin putus sekolah karena tidak

mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah;

3. Anak lulusan sekolah setingkat SD, harus diupayakan kelangsungan

pendidikannya ke sekolah setingkat SMP. Tidak boleh ada tamatan

SD/setara tidak dapat melanjutkan ke SMP/setara;

4. Kepala sekolah mencari dan mengajak siswa SD/setara yang akan lulus dan

berpotensi tidak melanjutkan sekolah untuk ditampung di SMP/setara.

Demikian juga bila teridentifikasi anak putus sekolah yang masih berminat

melanjutkan agar diajak kembali ke bangku sekolah;

5. Kepala sekolah harus mengelola dana BOS secara transparan dan

akuntabel.

6. BOS tidak menghalangi peserta didik, orang tua yang mampu, atau walinya

memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah.

Sumbangan sukarela dari orang tua siswa harus bersifat ikhlas, tidak terikat

waktu dan tidak ditetapkan jumlahnya, serta tidak ada intimidasi bagi yang

tidak menyumbang.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

43

IV.2.7 Tanggung Jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dasar 9 tahun, tanggung

jawab Pemerintah dan pemerintah daerah terkait biaya satuan pendidikan telah

diatur dalam PP No 48 Tahun 2008 yang intinya adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pendanaan

biaya investasi dan biaya operasi satuan pendidikan bagi sekolah yang

diselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah daerah sampai terpenuhinya

Standar Nasional Pendidikan;

2. Sekolah yang diselenggarakan Pemerintah/pemerintah daerah menjadi

bertaraf internasional, selain dari Pemerintah dan pemerintah daerah,

pendanaan tambahan dapat juga bersumber dari masyarakat, bantuan pihak

asing yang tidak mengikat, dan/atau sumber lain yang sah;

3. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membantu pendanaan biaya

nonpersonalia sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

IV.2.8 Tanggung Jawab Peserta Didik, Orang Tua Peserta Didik

Peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta didik bertanggung jawab

atas:

1. Biaya pribadi peserta didik, misalnya uang saku/uang jajan, buku tulis dan

alat-alat tulis, dan lain sebagainya;

2. Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan dan/atau sebagian biaya

operasi pendidikan tambahan yang diperlukan untuk pengembangan

sekolah menjadi bertaraf internasional.

IV.2.9 Prosedur Pelaksanaan

Mulai tahun 2011, dana BOS yang berasal dari Pemerintah/APBN

disalurkan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah

Page 44: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

44

Kabupaten/Kota dalam bentuk Dana Transfer setiap triwulan (tiga bulan)

berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan No. 247/PMK.07/2010

tentang Pedoman Umum dan Alokasi Sementara Bantuan Operasional

Sekolah Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran

2011.

Dana BOS untuk Tahun Anggaran 2011 dilaksanakan dalam mekanisme

APBD. Untuk sekolah swasta dananya disalurkan melalui Pejabat Pengelola

Keluar Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum .Daerah (BUD), sedangkan

untuk sekolah milik pemerintah daerah (negeri) melalui Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Pendidikan.

Penetapan alokasi dana BOS dilaksanakan sebagai berikut :

1. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota dengan koordinasi Tim Manajemen

BOS Provinsi menyerahkan data jumlah siswa tiap sekolah kepada

Kementerian Pendidikan Nasional;

2. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Kementerian Pendidikan

Nasional membuat alokasi dana BOS tiap kabupaten/kota, untuk selanjutnya

dikirim ke Kementerian Keuangan;

3. Alokasi dana BOS per sekolah negeri ditetapkan oleh Kementerian

Pendidikan Nasional, sedangkan alokasi per sekolah swasta ditetapkan oleh

pemerintah daerah (melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) atas

usulan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berdasarkan data jumlah siswa;

4. Alokasi dana BOS per sekolah untuk periode Januari-Juni 2011 didasarkan

jumlah siswa tahun pelajaran 2010-2011, sedangkan periode Juli-Desember

2011 didasarkan pada data tahun pelajaran 2011-2012.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

45

Alokasi Dana BOS untuk setiap kabupaten/kota ditetapkan oleh Menteri

Keuangan, dan penggunaannya berpedoman pada Petunjuk Teknis yang

dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rincian alokasi sekolah

negeri tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

37 Tahun 201D tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS Tahun

Anggaran 2011;

IV.2.10 Penggunaan Dana BOS

Penggunaan dana BOS di sekolah dan Madrasah harus didasarkan pada

kesepakatan dan keputusan bersama antara kepala sekolah/ dewan guru

dengan Komite Sekolah/ Madrasah, yang harus didaftar sebaga salah satu

sumber penerimaan dalam RAPBS, disamping dana yang diperoleh dari Pemda

atau sumber lain (Blook Grant, BOM, hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb).

Penggunaan Dana BOS menurut Juknis 2011dapat digunakan untuk 13

jenis komponen yang diperbolehkan didanai oleh BOS, yaitu :

1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks

yang sudah rusak.

Buku teks yang boleh dibeli adalah buku teks yang telah dinilai

kelayakannya oleh Pemerintah.

2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru.

Digunakan untuk biaya pendaftaran, penggandaan formulir,administrasi

pendaftaran dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah gratis,

serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut

termasuk di dalamnya pengeluaran untuk alat tulis, fotocopy, honor/uang

lembur, dan konsumsi panitia pendaftaran siswa baru dan pendaftaran ulang

siswa lama.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

46

3. Membiayai kegiatan pembelaiaran remedial, pembelajaran pengayaan,

pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja;

pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan

sejenisnya.

Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut seperti pengeluaran

alat tulis, bahan dan penggandaan materi termasuk honor jam mengajar

tambahan di luar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi

siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba, membeli alat olah raga, alat

kesenian, perlengkapan kegiatan ekstrakurikuler dan biaya pendaftaran

mengikuti lomba.

4. Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil

belajar siswa

Dapat digunakan untuk membayar honor pengawas ulangan/ujian, penulis

soal ujian, pengoreksi hasil ujian, panitia ujian, honor guru dalam rangka

penyusunan rapor siswa, membeli bahan dan penggandaan soal, dll yang

relevan dengan kegiatan tersebut.

5. Membeli bahan-bahan habis pakai

Digunakan untuk pembelian bahan pendukung proses belajar mengajar

seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku

induk siswa, buku inventaris. Dana BOS dapat juga digunakan untuk

membayar langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan

ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku

cadang alat kantor. Untuk pembelian bahan-bahan habis pakai dalam

mendukung proses belajar mengajar.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

47

6. Membayar langganan daya dan jasa

Untuk membayar langganan listrik, air, telepon dan internet yang ada di

sekolah. Bila terdapat jaringan telepon dan Iistrik di sekitar sekolah dan

sekolah belum berlangganan daya dan jasa tersebut, diperkenankan untuk

memasang sambungan telepon listrik ke sekolah. Tidak diperkenankan

untuk pembelian handphone dan membayar pulsa handphone. Jika tidak

ada jaringan Iistrik dan dirasakan diperlukan untuk kegiatan belajar

mengajar, maka diperkenankan untuk membeli genset.

7. Membayar biaya perawatan sekolah

Digunakan untuk keperluan biaya perawatan ringan sekolah seperti

pengecetan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan

mebeler, perbaikan sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik dan

perawatan fasilitas sekolah lainnya.

Perawatan ringan dilakukan dengan sekolah. Pembayaran honor pekerja

berdasarkan upah harian sesuai kehadiran dibuktikan dengan daftar hadir.

Pengadaan bahan perawatan ringan.

8. Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan

honorer.

Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga yang

membantu administrasi BOS. Bagi guru PNS di sekolah negeri yang

mengajar di sekolah swasta di luar kewajiban jam mengajar di sekolah

negeri, diperlakukan sebagai tenaga pendidik honorer oleh sekolah swasta

tersebut. Guru PNS yang ditugaskan oleh pemerintah di sekolah swasta,

diperlakukan sebagaimana PNS di sekolah negeri.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

48

Tambahan insentif rutin bagi kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan

ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Serta

honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer

9. Pengembangan Profesi Guru

Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan, KKG/MGMP dan

KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/blok grant

pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang

sarna tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukkan

yang sarana. Pengeluaran untuk kegiatan tersebut seperti honorarium

narasumber, penulis naskah materi paparan, pengadaan alat tulis, bahan,

penggandaan materi, transport, dan konsumsi dapat menggunakan dana

BOS.

10. Memberi bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi

masalah biaya transport dari dan ke sekolah

Dipergunakan untuk meringankan biaya transport dari dan ke sekolah bagi

siswa miskin. Bantuan diberikan hanya kepada siswa yang karena biaya

transportasi sehingga terancam tidak masuk sekolah. Komponen ini juga

dapat berbentuk pembelian alat transportasi bagi siswa yang tidak mahal,

misalnya sepeda, perahu penyeberangan dll. Alat ini menjadi inventaris

sekolah.

11. Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan BOS, seperti:

Alat Tulis Kantor (termasuk tinta printer, CD dan flash disk), penggandaan,

surat menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan

BOS dan biaya transporasi dalam rangka pengambilan dana BOS di Bank

lPT Pos Indonesia (Persero).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

49

12. Pembelian komputer (desktop/work station) untuk kegiatan belajar siswa,

maksimum 1 unit dan pembelian 1 unit printer dalam satu anggaran.

13. Bila seluruh komponen 1 s.d. 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari

BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa dana BOS tersebut dapat

digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik,

mebeler sekolah. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak

diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sarana.

IV.2.11 Larangan Penggunaan Dana BOS

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.

2. Dipinjamkan kepada pihak lain.

3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan

biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan

sejenisnya.

4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/

Kabupaten/kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, walaupun pihak sekolah

tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sekolah hanya diperbolehkan

menanggung biaya untuk siswa/guru yang ikut serta dalam kegiatan

tersebut.

5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.

6. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi (bukan

inventaris sekolah).

7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.

8. Membangun gedung/ruangan baru.

9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

10. Menanamkan saham.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

50

11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat

atau pemerintah daerah secara penuh/wajar, misalnya guru kontrak/guru

bantu.

12. Kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah,

misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara

keagamaan/acara keagamaan.

13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/

pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang

diselenggarakan lembaga di luar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/

Kota dan Kementerian Pendidikan Nasional.

IV.3 Landasan Hukum Kebijakan Penyaluran dan Pengelolaan Program BOS

Landasan hukum kebijakan penyaluran dan pengelolaan dana BOS

Tahun 2011 antara lain:

1. UU No. 10/2010 tentang APBN Tahun Anggaran 2011 2. PERMENKEU No. 247/PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi

Sementara Dana Penyesuaian untuk BOS bagi Kab./Kota 2011

3. PERMENDIKNAS No. 37/2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

BOS Tahun Anggaran 2011

4. SEB Mendagri-Mendiknas No.900/5106/SJ/2010 dan No.02/XII/SEB/2010

tentang Pedoman Pengelolaan Dana BOS dalam APBD Tahun 2011

Page 51: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

51

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan tentang analisis hasil penelitian

terhadap evaluasi pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Analisis ini dilakukan dengan melihat fakta-fakta dan temuan dilapangan. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan hasil observasi dan

wawancara dengan informan-informan terpilih yang berisi jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian berdasarkan analisis terhadap kondisi sekolah

penerima dana BOS dengan menghubungkan teori yang digunakan dalam

evaluasi pemanfaatan dana bos terhadap kegiatan pembelajaran.

V.1 Hasil Penelitian

Sebagaimana sesuai dengan tujuan penelitian ini yang tercantum pada

bab sebelumnya, yaitu untuk mengetahui mengapa pemanfaatan dana program

BOS di SD Inpres Tamajene belum efektif, maka peneliti melakukan wawancara

mendalam dengan informan yang terkait seperti kepala sekolah, bendahara

sekolah, serta orang tua siswa, dalam rangka mencari jawaban atas

permasalahan yang dihadapi.

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan dana

bantuan operasional sekolah (BOS) berjalan efektif. Beberapa keterangan yang

peneliti dapatkan dari wawancara dengan informan setidaknya dapat

mengambarkan bagaimana pemanfaatan dana dalam kaitannya terhadap

pembelajaran di SD Inpres Tamajene. Seperti yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, bahwa dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan teori

evaluasi yang dikembangkan oleh Bruce W Truckman. Adapun pemanfaatan

dana BOS di SD Inpres Tamajene sebagai berikut :

Page 52: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

52

V.1.1 Pencapaian Masukan (Input)

V.1.1.1 Sumber Daya Manusia

Pertama, dari segi pencapaian masukan berkaitan dengan sumber daya

manusia, walaupun tidak ada persyaratan khusus berkaitan dengan petugas

yang menangani program BOS, tetapi dalam mengelola dana bantuan

operasional sekolah (BOS) beberapa faktor kualifikasi seperti latar belakang

pendidikan, pengalaman dan kompetensi perlu diperhatikan. Petikan wawancara

dengan Ibu Hj. Sitti Rabina, S.Pd Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene dan Ibu

Martina Sapan orang tua siswa SD Inpres Tamajene mengungkapkan hal

tersebut :

“saya cukup lama menjadi kepala sekolah disini sudah 7 (tujuh) tahun, dan pertama kalinya dana bos dikucurkan di sekolah ini sejak tahun 2005, saya merasakan manfaat dana BOS ini sangat bagus terhadap siswa dan memberikan perubahan signifikan sebagai penunjang terselenggaranya dana BOS”. (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2012)

“bendahara sekolah yang mengelola dana BOS cukup kompeten dalam dengan bidangnya dan sudah berpengalaman dalam mengelola biaya pendidikan di sekolah selama 6 tahun”. (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2012).

Informasi dan keterangan yang didapat dari orang tua siswa SD Inpres

Tamajene adalah sebagai berikut :

“yang saya ketahui bendahara sekolah adalah orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan manajemen dana BOS di sekolah ini, karena yang saya ketahui beliau berpengalaman sebagai bendahara sekolah apalagi beliau sebagai guru agama.” (hasil wawancara tanggal 16 Maret 2012 )

Selain itu, mengenai kompetensi guru, setiap sekolah melakukan

pengembangan bagi setiap guru mata pelajaran dan membina guru sesuai

dengan kebutuhan. Pemanfaatan dana BOS dalam pengembangan kompetensi

guru dilakukan sekolah dengan berbagai macam cara, seperti yang disampaikan

oleh Ibu Hj. Sitti Rabina, S.Pd, Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

53

“untuk pengembangan guru, kami pihak sekolah sedapat mungkin memanfaatkan dana BOS, misalnya mengikutsertakan guru-guru pada diklat, workshop, KKG, serta memfasilitasi (transportasi) kebutuhan guru seperti ke tempat pelatihan.” (hasil wawancara 14 Maret 2012).

V.1.1.2 Dana

Masalah dana BOS patut diamati, apakah dalam penyalurannya telah

tepat waktu, prosedur penyaluran, sampai persyaratannya. Kepala sekolah SD

Inpres Tamajene, Ibu Hj. Sitti Rabina, S.Pd sebagai penanggung jawab

memaparkan pendapatnya sebagai berikut :

“kalau untuk masalah penyaluran dana pada tahun 2011 masih mengalami keterlambatan, tahun lalu bulan november baru cair, tetapi tahun 2012 ini, masuknya dana di awal Januari serta prosedur saya rasa tidak masalah, baik dari daftar usul alokasi anggaran dsb.. kami sudah merampungkannya untuk di serahkan ke Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk mendapatkan dana. Sekarang dalam penyaluran dana bos kami terhubung langsung dengan dinas pendidikan kota, untuk persyaratan tidak ada yang dipersulit, hanya saja masalah pelaporan dana BOS (target penyelesaiannya) ditentukan oleh dinas kota, sehingga kami bekerja secara ekstra dalam penyusunan laporan.”

Selain itu, Bendahara sekolah SD Inpres Tamajene Dra Sumarni juga

memaparkan bahwa :

“mekanisme penyaluran dana BOS masuk melalui rekening sekolah per triwulan (3 bulan), dimana sistem dan prosedurnya, terlebih dahulu kami harus membuat surat perjanjian dan surat pernyataan, kemudian membuat rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS), membuat daftar usul alokasi anggaran bantuan operasional sekolah (BOS), dan setelah dana cair/keluar maka pihak sekolah wajib membuat laporan pertanggungjawaban BOS per triwulan ke kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar.”

Banyak pihak yang menilai bahwa masalah penyaluran yang mengalami

keterlambatan penerimaan dana di rekening sekolah. Keterlambatan ini dapat

menyebabkan pemanfaatan dana menjadi kurang efektif. Dari segi transparansi,

penulis melihat adanya transparansi dana di SD Inpres Tamajene karena adanya

laporan pemanfaatan dana bos per triwulan tetapi khusus pada papan informasi

penggunaan dana BOS, data pengelolaan dananya jarang diperbaharui,

Page 54: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

54

sehingga beberapa wali murid yang ingin melihat perkembangan penggunaan

dana bos tidak mendapatkan informasi yang diinginkan.

V.1.1.3 Sarana Prasarana

Masalah sarana prasarana pendidikan pada dasarnya cukup kompleks,

namun demikian dapat ditelusuri dari berbagai sisi, yaitu dari segi jenis, proses,

dan pemanfaatannya. Berdasarkan hasil wawancara mengenai sarana dan

prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan program telah memadai, seperti

yang dituturkan oleh Ibu Hj. Sitti Rabina, S.Pd, Kepala Sekolah SD Inpres

Tamajene Kota Makassar.

“untuk kelengkapan program kami disini memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti komputer, LCD, ruang guru, yang dapat digunakan. Selain itu permasalahan yang kami hadapi masih kurangnya guru SD di sekolah ini.” (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2012)

Ibu Dra Sumarni, selaku bendahara memaparkan bahwa :

“masalah sarana dan prasarana dalam pembelajaran siswa sudah cukup memadai, masih banyak fasilitas yang kurang, terlebih lagi masalah infrastruktur bangunan yang digunakan siswa masih dalam tahap pengajuan ke Pemkot agar bangunan yang lama mendapat biaya renovasi dari pemerintah. Kami terus mengusahakan untuk melengkapinya, dan masalah masih dikenakan atau tidaknya pembiayaan pendidikan, kami pihak sekolah tidak memungut biaya dari orang tua siswa”.

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu informan di sekolah

tersebut menyatakan bahwa :

“Jumlah penggunaan buku belum sesuai dengan jumlah siswa yang ada pada setiap semester baru (penerimaan siswa baru), karena sulit untuk mengkasifikasinya, tetapi sekolah terus mengupayakan kekurangan tersebut karena banyak anggaran lain yang dikeluarkan oleh sekolah”.

Selain itu, mengenai sarana dan prasarana yang mendukung Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM), terlihat sekolah sedapat mungkin memanfaatkan untuk

perawatan sarana dan prasarana yang telah ada, pembelian buku, dan sarana

prasarana sekolah lainnya. Berikut petikan wawancara dengan salah satu orang

Page 55: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

55

tua siswa SD Inpres Tamajene berkaitan dengan pemanfaatan BOS bagi sarana

prasarana sekolah.

“sebenarnya BOS membantu orang tua, meringankan biaya, tapi masih ada kekurangannya, mengenai soal buku, saya dapat laporan dari anak saya, masih ada yang tidak mendapatkan buku”. (hasil wawancara 16 Maret 2012)

Ibu Hj. Sitti Rabina, Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene, menyampaikan

pendapatnya.

“BOS sangat membantu pelaksanaan kegiatan belajar siswa, pengeluaran sekolah yang berasal dari dana BOS untuk guru honorer saja mengambil 20% dari dana BOS, belum lagi dilakukannya perawatan sekolah dsb, apalagi sekolah menyediakan buku untuk siswa. Selebihnya fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar sudah efektif dan memadai, dari peralatan penunjangnya (fasilitas di sekolah ini)”.

V.1.2 Pencapaian Proses (Process)

V.1.2.1 Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Teknis (Juknis) BOS

Kedua, dari pencapaian proses program BOS, selama 6 tahun berjalan

telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) maupun petunjuk teknis

(juknis) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Untuk

pemanfaatan dana BOS, pihak sekolah mengalokasikannya sesuai dengan yang

telah ditetapkan dalam juklak/juknis. Penuturan Ibu Hj. Sitti Rabinah, S.Pd,

Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene berikut menjelaskan bagaimana deskripsi

alokasi dana BOS yang digunakan oleh sekolah.

“karena saya sebagai penanggung jawab di sekolah, penggunaan dana yang saya lakukan telah sesuai dengan juklak/juknis yang diterbitkan oleh pemerintah dimana pada awal periode program BOS, sekolah menggunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana sekolah dan membayar gaji honorer, hingga pada akhir program proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Manajer/Tim BOS”. (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2012)

Secara garis besar, berdasarkan laporan pertanggungjawaban dana

BOS, penulis melihat sekolah menggunakan dana BOS untuk keperluan seperti

(1) pengadaan sarana dan prasarana sekolah (2) biaya tambahan kegiatan

Page 56: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

56

operasional sekolah, seperti honorarium guru honorer (3) perawatan sekolah.

Seluruh penggunaan tersebut tidak melanggar ketentuan juklak/juknis program.

SD Inpres Tamajene yang diteliti memberikan contoh anggaran yang didukung

dana BOS sebagai berikut :

Tabel 3.

Anggaran Pemanfaatan Dana BOS Tri IV (Okt-Des) 2011

No. Keterangan Nilai

1 Belanja Pegawai Rp 8.060.000,00 2 Pembelian Buku Rp 8.150.000,00 3 Pengadaan ATK Rp 4.745.000,00 4 Langganan Listrik Rp 395.000,00 5 Langganan Air Rp 197.500,00 6 Langganan Telepon Rp - 7 Perawatan Sekolah Rp 2.765.000,00 8 Fotocopy Rp 3.705.000,00 9 Biaya Konsumsi Rp 6.000.000,00

10 Pembelian Barang Rp 6.282.500,00 Jumlah Rp 40.300.000,00

Sumber : Dana BOS SD Inpres Tamajene

V.1.3 Pencapaian Hasil (Output)

V.1.3.1 Mutu Pendidikan

Ketiga, dari segi pencapaian hasil, pemanfaatan dana BOS yang

mengacu pada mutu pendidikan sangat dirasakan oleh orang tua siswa. Secara

umum mutu diartikan pencapaian standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks

pendidikan pengertian mutu, dapat dipandang dari segi proses pendidikan dan

hasil pendidikan. (Depdiknas, 2007)

Ditinjau dari sisi proses, pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari segi

input, seperti fasilitas/bahan mengajar, kemampuan guru mengajar, sarana

prasarana sekolah dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang

kondusif. Untuk mencapai hasil pendidikan tersebut, sekolah dituntut mampu

Page 57: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

57

mensinkronkan berbagai input/komponen dalam interaksi (proses) belajar

mengajar baik antara guru, siswa, dan sarana pendukung di kelas maupun di

luar kelas dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.

Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang

dicapai oleh sekolah pada setiap waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil

pendidikan dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ujian

nasional). Demikian pula prestasi di bidang lain seperti prestasi di bidang olah

raga, seni atau keterampilan lainnya.

Angka kelulusan di SD Inpres Tamajene relatif baik, terhitung sejak

pelaksanaan program BOS, seluruh siswa dinyatakan lulus (100%) dan

seluruhnya melanjutkan ke jenjang SMP. Kemampuan siswa terhitung masih

dalam kategori cukup, dalam arti tidak ada nilai ujian siswa yang terlalu menonjol.

Tabel 4. Nilai Hasil Ujian Nasional

Tahun Pembelajaran

Rata-rata UAN

Bahasa Indonesia MTK IPA Jumlah

Rata-rata tiga mata pelajaran

2008/2009 6.24 4.11 4.87 15.22 5.07

2009/2010 6.02 6.39 7.00 19.41 6.47

2010/2011 6.51 6.00 6.55 19.06 6.35

Sumber : profil SD Inpres Tamajene

Penuturan dari Hj. Sitti Rabinah, Kepala Sekolah SD Inpres Tamajene

menyatakan bahwa :

“dari tahun ke tahun nilai ujian di SD ini meningkat selama adanya dana BOS. paling signifikan pada tahun ajaran 2008/2009, 2009/2010 dan 2010/2011, kami terus mengupayakan peningkatan mutu di sekolah ini”.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

58

Hal lain yang sangat penting dalam pencapaian hasil adalah soal

keringanan biaya sekolah, apakah dengan adanya program dana BOS, orang tua

siswa masih dibebankan pungutan/iuran lain. Orang tua siswa SD Inpres

Tamajene memberi keterangan sebagai berikut :

“kalau untuk biaya sekolah terutama iuran, kami memang tidak dipungut, tetapi terkadang untuk biaya tidak terduga pihak sekolah masih memungut dari kami”.

“dengan adanya dana bos pungutan di sekolah hampir tidak ada, paling hanya kalau anak-anak mengadakan perpisahan sekolah, biasanya dipungut biaya, itupun tidak banyak dan saya berharap bahwa yang mendapatkan dana bos tersebut harus benar-benar orang yang tidak mampu/layak mendapat dana bos”.

V.2 Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan BOS Berbagai kendala yang ditemui informan dalam program BOS ini adalah

sebagai berikut :

“Masalah hambatan yang dihadapi oleh sekolah lebih ke pencairan dana masih terlambat terkadang di bulan kedua atau ketiga, tahun lalu saja (2011) cair di bulan November, salah satunya sekolah lambat membayar gaji tenaga honorer. Selain itu jumlahnya masih minim untuk menutupi operasional kebutuhan sekolah yang banyak”.

“Laporan pertanggung jawaban dana BOS sudah ditentukan waktunya oleh dinas pendidikan dan kami selaku kepala sekolah dan bendahara bekerja keras untuk menyelesaikan laporan tersebut”.

“Sosialisasi kepada masyarakat diabaikan, apalagi kami sempat berpikir untuk mengadakan sosialisasi BOS, tapi kembali lagi keterbatasan dana yang dimiliki sekolah”.

Banyak pihak yang menilai bahwa masalah penyaluran yang mengalami

keterlambatan penerimaan dana di rekening sekolah. Keterlambatan ini dalam

menyebabkan pemanfaatan dana menjadi kurang efektif. Selain itu, ada

beberapa wali murid yang tidak melihat papan informasi transparansi

penggunaan dana dan juga ada sebahagian wali murid tidak pernah

menanyakan perihal pemanfaatannya dana BOS pada sekolah, karena yang

menjadi masalah yaitu sosialisasi tidak dilakukan oleh pihak sekolah sedangkan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

59

dalam pelaporan dan monitoring evaluasi, permasalahan yang dikemukakan

adalah kesulitan sekolah dalam menyusun laporan keuangan.

V.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan penjelasan dalam bab sebelumnya bahwa untuk

mengetahui mengapa pemanfaatan dana BOS di SD Inpres Tamajene Kota

Makassar belum efektif dengan menggunakan teori evaluasi program yang

diungkapkan oleh Bruce W Truckman yang membagi analisa dengan

menggunakan metode terkait masukan (input) program, proses (process)

program sampai hasil (output) yang dicapai oleh program itu sendiri.

V.3.1 Pencapaian Masukan (Input)

Masukan program dana BOS dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia

(SDM) yang terlibat dalam pelaksanaan program BOS, anggaran dana, dan

sarana prasarana penunjang pelaksanaan.

V.3.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam proses pemanfaatan dana BOS faktor lain yang tak kalah

pentingnya yaitu bagaimana ketersediaan sumber daya yang diperlukan.

Masukan program meliputi kualifikasi pendidikan dan pengalaman SDM yang

terlibat di dalamnya. Tanpa sumber-sumber daya tersebut proses pelaksanaan

tidak akan berjalan secara efektif. Hal ini mudah dimengerti karena proses

pelaksanaan program sudah tentu menuntut tersedianya SDM yang cukup baik

dalam jumlah maupun kualifikasinya.

Berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia dengan kualifikasi

dan jumlah yang memadai akan sangat menentukan evaluasi pemanfaatan

dana. Oleh karena itu, pengelola program pada komponen SDM yaitu memenuhi

kualifikasi pendidikan SDM, pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan

Page 60: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

60

program BOS, memahami tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan

program sesuai juklak, dan mampu mensosialisasikan kembali kepada

masyarakat/orang tua siswa.

Dalam menjalankan program diperlukannya sikap profesionalisme dan

kualitas yang cukup baik dari SDM yang diberikan kewenangan, mereka dapat

memahami dengan baik, peraturan-peraturan maupun juklak/juknis sebagai

dasar pelaksanaan program, mulai dari pemenuhan persyaratan sebagai langkah

awal, pengelolaan dana sampai laporan pertanggung jawaban pemanfaatan

dana BOS.

Selain itu, mengenai kompetensi guru dari segi kegiatan belajar mengajar,

banyak indikator yang dapat dilihat apakah pemanfaatan dana BOS efektif atau

tidak. Pertama, faktor tenaga pendidik. Peranan guru sangat menentukan dalam

usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen

pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran

dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai peranan strategis dalam membentuk

karakter dan kecerdasan anak didik dan oleh karena itu perlu dikembangkan

sebagai profesi yang bermartabat.

Seiring dengan UU No 20/2003 dan ketentuan pasal 4 UU No. 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa “guru sebagai agen

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional”. Untuk

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat

tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.

Salah satu peruntukan resmi program dana BOS adalah untuk

pembayaran gaji honorer. Program dana BOS efektif jika menyentuh langsung

guru honorer. Hal yang ingin dicapai adalah mampu memecahkan berbagai

Page 61: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

61

masalah dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Faktor lain guna

memperbaiki pendidikan adalah dengan mendorong para guru agar dapat

memperbaiki kualitas proses pembelajaran, juga mendorong peran orang tua

untuk ikut membimbing dan memotivasi belajar anak di rumah. Hal yang lebih

penting sebagai jangka panjang perlunya pemerintah mendorong untuk

meningkatkan penghasilan para orang tua dengan membuka berbagai hal

lapangan pekerjaan untuk kesempatan berusaha.

Selain itu, peningkatan penerimaan guru, baik melalui peningkatan honor

guru honorer maupun dari penerimaan tambahan bagi guru tetap dan tidak tetap

berkaitan dengan peningkatan kegiatan belajar mengajar. Peningkatan intensitas

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru seperti

KKG/MGMP/pelatihan/workshop. Namun, perlu dicatat bahwa dampak kegiatan

tersebut akan maksimal bila kualitas kegiatan tersebut dapat dijaga.

Berkaitan dengan kegiatan peningkatan sumberdaya manusia di sekolah

pada umumnya bersumber dari pembiayaan dana rutin dan dana BOS maupun

dana untuk penyelenggaraan pelatihan. Terhadap pelaksanaan pembinaan guru

di tingkat sekolah pada umumnya memperoleh dukungan dari dana BOS.

Fenomena ini dianggap telah memberikan iklim yang baik terhadap peningkatan

guru berbasis sekolah dengan pemanfaatan dana BOS. Peningkatan mutu guru

juga selalu dibarengi dengan monitoring guru oleh kepala sekolah secara

berkala.

Terkait dengan pendidikan dan pelatihan, hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagai penanggung jawab dan pelaksana program, kepala sekolah,

bendahara, dan guru mendapatkan pelatihan dari pemerintah kota dan

pengalaman mereka didukung oleh pendidikan yang memadai dan kepala

Page 62: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

62

sekolah telah menekuni bidangnya selama 7 tahun serta sebahagian guru

berpendidikan sarjana.

Dengan demikian komponen sumber daya manusia (SDM) pelaksana

bantuan operasional sekolah (BOS) pada SD Inpres Tamajene telah memenuhi

untuk kualifikasi pendidikan sesuai standar yang ditetapkan.

V.3.1.2 Dana

Banyaknya permasalahan yang terjadi seputar pelaksanaan program

BOS ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program dana BOS ada

masalah. Masalahnya adalah dana BOS yang belum dicairkan pada saat

dibutuhkan, sedangkan kebutuhan sekolah, yang tugas utamanya adalah

melayani kepentingan anak didik, tidak dapat ditunda serta sistem administrasi

keuangan dari pemerintah yang ketat. Dana BOS diberikan per triwulan, tetapi

kehadirannya tidak pernah tepat pada awal triwulan. Ada kalanya pada bulan

kedua, ada kalanya pada bulan ketiga, sehingga pada awal triwulan sekolah

belum memperoleh dana operasional sedangkan sekolah harus tetap berjalan.

V.3.1.3 Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai memungkinkan

tercapainya tujuan organisasi dan terjaminnya pelaksanaan program yang efektif

dan efisien. Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang

menjadi salah satu fokus penelitian ini.

Hasil observasi dan wawancara dilapangan menunjukkan bahwa seluruh

sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program yang telah

ditetapkan telah terpenuhi dan memadai. Sarana prasarana yang ada meliputi

ruangan kepala sekolah menyatu dengan ruangan guru. Di dalam ruangan

tersebut tersedia 6 (enam) meja guru, 6 (enam) kursi guru, 1 (satu) mesin tik,

Page 63: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

63

dan 1 (satu) set tempat duduk tamu. Di dalam ruangan kepala sekolah terdapat 1

(set) komputer lengkap dengan printer dan LCD. Namun dalam hal pengadaan

sarana dan prasarana tidak seluruhnya didanai oleh program.

Ketersediaan, kelengkapan, penggunaan sarana dan prasarana program

di lokasi penelitian cukup lengkap, ditandai dengan adanya alat bantu untuk

pelaksanaan program. Kondisi ruangan masih belum menggunakan AC,

penataan ruangan cukup rapi serta struktur organisasi dan manajemen program

BOS cukup baik, seperti halnya mekanisme yang berjalan di dalam organisasi.

Struktur program BOS adalah terdiri dari kepala sekolah, bendahara dan komite

sekolah mekanisme kerja dilakukan sesuai dengan prinsip administrasi dan

manajemen organisasi, seperti adanya ketua, bendahara, sekretaris dan semua

staf (guru) yang terlibat senantiasa mengadakan pertemuan untuk menjalankan

dan menyalurkan dana BOS sebagaimana mestinya.

Sarana dan prasarana sekolah ikut berperan dalam keberhasilan proses

pembelajaran di sekolah. Untuk kegiatan belajar mengajar, sebenarnya program

dana BOS berjalan cukup efektif, jika dilihat dari salah satu komponen

pendukungnya yaitu sarana dan prasarana yang menunjang, hanya saja masih

ditemui kendala dalam pengadaan buku teks pelajaran. Dana BOS yang

digulirkan ternyata tidak mencukupi pembelian buku teks pelajaran serta masalah

yang dihadapi oleh sekolah yaitu infrastruktur bangunan yang digunakan

sebahagian siswa merupakan bangunan lama dan pihak sekolah terus

mengupayakan untuk mendapatkan alokasi dana dari Pemerintah Kota.

Kenaikan jumlah nominal dana BOS, ternyata tidak dirasakan oleh

sekolah, terlebih lagi siswa, akibat keterbatasan tersebut sekolah hanya mampu

membeli buku dimana jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah siswa, atau

Page 64: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

64

membeli buku sejumlah siswa tetapi denga kualitas buku yang rendah. Untuk itu

hendaknya sarana prasarana dikelola dengan baik. Beberapa poin penggunaan

dana BOS diperuntukan bagi pengadaan sarana dan prasarana, misal pembelian

komputer, alat tulis, atau pemeliharaan/perawatannya.

Padahal, orang tua mengharapkan dengan adanya dana BOS dapat

meringankan biaya untuk membeli buku pelajaran. Kecilnya manfaat yang

dirasakan masyarakat terhadap dana BOS untuk pengadaan buku teks pelajaran

boleh jadi karena secara keterbatasan dana yang diberikan kepada sekolah

memang kecil atau bisa juga karena pihak sekolah tidak memanfaatkan dana

tersebut sesuai dengan tujuannya. Hal ini bisa saja terjadi karena mekanisme

kontrol dari pemerintah dan komite sekolah sebagai wakil dari masyarakat dan

orang tua masih lemah.

V.3.2 Pencapaian Proses

V.3.2.1 Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Teknis (Juknis) BOS

Dalam pencapaian proses merujuk dari hasil teori evaluasi program Bruce

W Truckman, dilihat kesesuaian antara pelaksanaan program BOS dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dalam juklak/juknis. Dalam rangka memberikan

panduan terhadap pelaksanaan program bantuan operasional sekolah diatur

lebih lanjut berkaitan dengan penggunaan, larangan penggunaan, mekanisme

penyaluran sampai monitoring dan evaluasinya.

Pengelola program tingkat pusat telah menerbitkan buku petunjuk

pelaksanaan/penggunaan program. Diharapkan dengan buku petunjuk

pelaksanaan tersebut seluruh pengelola program dari mulai tingkat pusat sampai

tingkat sekolah baik di bawah lingkup Departemen Pendidikan Nasional maupun

Departemen Agama, maka dalam melaksanakan program sesuai juklak/juknis

Page 65: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

65

dituntut pemahaman yang baik dari SDM yang terlibat. Buku petunjuk

pelaksanaan tersebut didistribusikan oleh Tim PKPS Pusat melalui jasa PT. POS

Indonesia ke seluruh pelaksana program di semua tingkatan termasuk ke

pelaksana program di sekolah.

Dalam petunjuk pelaksanaan penyaluran dana BOS, dana BOS harus

merupakan salah satu sumber penerimaan bagi Rencana Kegiatan Anggaran

Sekolah (RKAS) di samping dana yang diperoleh dari sumber lain. Penggunaan

dana BOS di SD Inpres Tamajene didasarkan atas kesepakatan antara sekolah

dengan komite sekolah. Untuk jenjang SD dan sederajat telah disepakati sebesar

Rp 400.000 per tahun per siswa. Dana BOS ini nantinya digunakan untuk

keperluan biaya telepon, air, dan listrik serta evaluasi penerimaan siswa baru,

sehingga diharapkan tidak ada lagi anak-anak usia 7-15 tahun yang tidak

bersekolah.

Mengenai pengelolaan dana BOS di SD Inpres Tamajene menurut kepala

sekolah pada dasarnya telah berjalan dengan baik. Semua kepala sekolah telah

melakukan pengelolaan dana BOS menggunakan juklak yang diterbitkan oleh

pemerintah, dan semua kepala sekolah juga memahami isi buku tersebut.

Mengenai besar penggunaan dana BOS, informan menyatakan peruntukan dana

BOS adalah untuk keperluan administrasi sekolah, membayar guru honor,

perawatan dan perbaikan serta menlengkapi sarana sekolah. Hal ini telah sesuai

dengan buku petunjuk yang telah ditetapkan. Adapun jenis sarana belajar yang

paling banyak diperhatikan adalah media pembelajaran yang mencapai dan buku

pelajaran.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

66

V.3.3 Pencapaian Hasil (Output)

Pencapaian hasil dalam pemanfaatan dana BOS dapat diindikasikan dari

pertama, apakah dana BOS yang disalurkan dapat meringankan beban orang

tua siswa. Kedua, berkaitan dengan mutu pendidikan dasar 9 tahun, dapat

diamati pencapaian sekolah dalam prestasi siswa, baik dalam bidang akademis

dan non akademis.

V.3.3.1 Mutu Pendidikan

Dalam era persaingan global saat ini, ada beberapa tuntutan yag harus

segera mendapat perhatian serius oleh dunia pendidikan. Diantaranya

memerlukan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, mempunyai dedikasi

tinggi, memupuk karakter dan budi pekerti. Karena itu, pendidikan sebagai jalur

utama pengembangan SDM dan pembentukan karakter adalah kata kunci dalam

menentukan nasib bangsa.

Dalam kaitan ini, mutu pendidikan di Indonesia harus terus ditingkatkan

agar bangsa indonesia mampu bersaing dengan negara lain. Sekolah sebagai

lembaga pendidikan harus berbasis kepada kebutuhan dan tantangan yang

dihadapi. Oleh karena itu, standarisasi mutu regional dan nasional merupakan

salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya penjaminan dan

peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar 9 tahun, diharapkan

program BOS dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Berkaitan dengan

peningkatan mutu pendidikan dapat diamati, yaitu :

a. Prestasi Siswa

Kemampuan/potensi siswa merupakan dasar utama bagi pencapaian

prestasi. Kemampuan/potensi yang dimiliki siswa apabila dapat dikembangkan

ke arah yang positif akan berdampak pada prestasi sekolah juga. Sedangkan

Page 67: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

67

dalam pengaruh pemanfaatan dana BOS dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa di sekolah penelitian mempunyai dampak/pengaruh yang positif terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa.

Sebagai dampak dari pengelolaan sekolah dengan dukungan dana BOS

kepala sekolah menyatakan prestasi sekolah meningkat. Hal ini merupakan hasil

yang menggembirakan, karena penyelenggaraan sekolah dengan bantuan dana

BOS telah dapat dirasakan oleh masyarakat dan peserta didik. Hasil positif dari

kepala sekolah yang lain adalah angka putus sekolah yang diakibatkan oleh

biaya pendidikan telah mencapai angka nol, atau dengan kata lain sudah tidak

ada anak yang putus sekolah di lokasi penelitian.

b. Keringanan biaya sekolah bagi orangtua siswa

Berdasarkan keterangan yang diperolah dari orang tua siswa, bahwa

dengan adanya bantuan dana BOS dapat meringankan biaya pendidikan yang

harus ditanggung, terutama iuran. Walaupun terkadang masih ada

iuran/pungutan yang diminta oleh pihak sekolah, tetapi frekuensinya minimal

sekali. Pendidikan dasar merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

manusia, sehingga mutu dan kualitasnya harus ditingkatkan karena pendidikan

dasar menjadi dasar input ketika anak didik itu akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan selanjutnya. Dengan dana tersebut, tak ada alasan bagi orang tua

untuk tidak menyekolahkan anaknya di pendidikan dasar. Karena, para orang tua

tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan yang banyak pada setiap tahun

ajaran baru untuk anak-anaknya yang akan bersekolah.

Berdasarkan uraian di atas nampak kaitan yang erat antara penggunaan

dana BOS dengan indikator mutu pendidikan. Sekolah yang mempunyai

komitmen untuk memajukan pendidikan tingkat satuan sekolah diharapkan dapat

Page 68: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

68

memanfaatkan dana BOS untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan dan

memenuhi sarana pembelajaran yang dibutuhkan.

Dengan demikian nampak kebermanfaatan dana BOS bagi peningkatan

kualitas kegiatan dan mutu pendidikan di sekolah. Indikator terpenting lainnya

adalah tidak terdapatnya angka putus sekolah yang diakibatkan oleh keberatan

orang tua membayar iuran sekolah. Dampak lain yang diperoleh melalui

wawancara adalah tingginya semangat belajar akibat dorongan semakin

banyaknya kegiatan sekolah akibat dukungan dana BOS.

V.4 Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan BOS

Dalam pelaksanaannya, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak selalu

berjalan dengan mudah. Sebagai program pemerintah yang sebenarnya sangat

populer, program BOS mendapat berbagai respon, dari berbagai pihak dan dari

berbagai sudut pandang. Seperti halnya program pemerintah lain, program BOS

menemui berbagai hambatan dalam pelaksanaan. Sejak diluncurkan tahun 2005,

program bantuan operasional sekolah (BOS). Banyak pihak (masyarakat) yang

salah paham, mengira bahwa BOS merupakan beasiswa, padahal bukan. Dana

BOS tidak diberikan kepada siswa, melainkan kepada sekolah, meskipun

memang dihitung berdasarkan jumlah siswa.

Salah satunya permasalahannya yaitu minimnya sosialisasi kepada orang

tua yang seharusnya dilakukan oleh pihak sekolah. Dikatakan minim karena

sekolah yang diteliti mengakui mereka hanya melakukan sosialisasi hanya

kepada komite sekolah, adapaun sosialisasi tersebut diadakan oleh dinas

pendidikan bukan sekolah. Sekali lagi hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan

dana yang dimiliki sekolah untuk mengadakan sosialisasi.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

69

Diantara berbagai tahapan pelaksanaan program dana BOS, secara

umum menunjukkan bahwa sosialisasi merupakan tahapan pelaksanaan yang

dianggap paling tidak memuaskan, berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian

menilai bahwa sosialisasi adalah tahapan yang sangat penting dan menentukan

keberhasilan dan kelancaran tahapan-tahapan berikutnya. Karena sosialisasi

dalam program ini dilakukan secara berjenjang, hasil ini secara tidak langsung

mengindikasikan adanya kekurangan dalam mekanisme penyampaian

materi/komunikasi tingkat pusat ke provinsi, tingkat provinsi ke kabupaten/kota,

dan dari kabupaten/kota ke pelaksana program di tingkat sekolah serta

pemahaman kepada orang tua siswa. Dengan keterbatasan dana, waktu, dan

sosialisasi yang telah dilaksanakan juga dianggap sebagai akar masalah di

berbagai tahapan pelaksanaan lainnya, termasuk dalam pemanfaatan dana,

pelaporan dan monitoring.

Hambatan lainnya adalah proses pencairan dana yang tidak tepat waktu.

Dana BOS yang diturunkan setiap per triwulan sekali, kerapkali dapat cair pada

bulan ke dua bahkan bulan ke tiga. Hal yang tidak kalah penting dalam

pelaksanaan program dana BOS adalah adanya pengawasan dari pemerintah

dalam bentuk monitoring evaluasi. Monitoring dilakukan sebagai bentuk

pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan dana

BOS. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana

BOS diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan

yang tepat. Tetapi hambatan di lokasi penelitian monitoring dan evaluasi

dilakukan tidak secara berkala dan minimnya jumlah petugas yang melakukan

monitoring dan evaluasi tersebut.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

70

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai

pemanfaatan dana BOS pada pembelajaran siswa, maka kesimpulan pada

penelitian ini adalah pemanfaatan dana BOS di SD Inpres Tamajene Kota

Makassar belum sepenuhnya efektif, karena indikator-indikator yang mengarah

pada tercapainya tujuan pendidikan yang ditetapkan SD Inpres Tamajene

banyak yang belum tercapai sebagai berikut :

Pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah yang ditangani oleh di

SD Inpres Tamajene Kota Makassar belum sepenuhnya efektif karena pertama

aspek SDM, jumlah pegawai/staff yang sedikit khususnya untuk mengelola dana

BOS serta minimnya pegawai/staff di lokasi penelitian. Kedua aspek dana,

pencairan dana BOS dari pusat sampai ke rekening sekolah terkadang

mengalami keterlambatan.

Ketiga aspek sarana dan prasarana, pada dasarnya mengalami

peningkatan dengan pembelian sarana dan perawatan sarana yang telah ada,

tetapi untuk pengadaan buku pelajaran berjalan belum efektif karena jumlah

pengadaan buku yang masih kurang terhadap siswa. Aspek lainnya yaitu bentuk

sosialisasi, pengawasan dan monitoring jarang dilakukan oleh pihak sekolah

kepada orang tua murid sehingga pemahaman orang tua mengenai dana BOS

sangat kurang. Banyak orang tua siswa yang beranggapan bahwa dana BOS

adalah beasiswa pendidikan yang diberikan secara tunai serta masalah data di

papan informasi jarang di update sehingga beberapa wali murid tidak

mendapatkan informasi yang diinginkannya.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1671/Skripsi%20St... · ˝sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh

71

VI. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa

pemanfaatan dana BOS terhadap pembelajaran siswa telah menunjukkan

keadaan yang belum sepenuhnya efektif. Adapun saran yang diberikan oleh

peneliti, yaitu :

1. Demi terwujudnya pemanfaatan dana BOS yang efektif SD Inpres Tamajene

juga diharapkan dapat mengatur pola pembiayaan operasional pemanfaatan

dana BOS yang lebih efisien disertai dengan pengadaan sarana dan

prasarana yang lebih memadai dan menambah jumlah pegawai/staff

khususnya yang menangani dana BOS perlu lebih ditingkatkan.

2. SD Inpres Tamajene Kota Makassar seharusnya mengadakan sosialisasi

mengenai pemanfaatan dana BOS guna meningkatkan peran serta

masyarakat khususnya orang tua/wali murid karena perhatian orang tua siswa

menjadi menurun di sebabkan orang tua siswa sudah tidak memiliki tanggung

jawab untuk membayar iuran setiap bulannya, untuk itu perlunya diadakan

sosialisasi agar komunikasi orang tua dengan pihak sekolah dapat meningkat

dan mekanisme yang transparan dalam pengelolaan dana dapat terwujud.

3. Dari hasil penelitian ini masih perlu ada kajian lanjutan yang lebih mendalam,

hal ini mengingat penelitian yang dilakukan dengan berbagai keterbatasan

baik waktu maupun minimnya materi yang bersifat teori maupun data yang

berhasil dikumpulkan. Oleh karena itu, maka dari penelitian ini perlu

diusulkan tema penelitian lanjutan yang lebih fokus dan mendalam seperti

pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah di Kota Makassar.