bab i pendahuluan - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan...

171
1 Ahmad Ramdhon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sejarah perkembangan masyarakat Indonesia, kota- kota tua (yang mempunyai akar sejarah) banyak ditemukan di daerah-daerah pedalaman, muara sungai-sungai besar dan daerah pesisir pantai di kepulauan Jawa, seperti Tuban, Sura- baya, Pasuruan, Banten ataupun Cirebon. Dari banyak kota- kota tersebut, kebanyakan mempunyai karakteristik yaitu ter- letak berdekatan dengan pusat-pusat pemerintahan kekuasaan tradisional. Banyak kasus yang menampakkan fungsi letak tersebut sebagai bentuk pemaksimalan aspek-aspek keaman- an sebab kota-kota itu mempunyai fungsi untuk mendistribu- sikan berbagai macam barang dan jasa, di samping juga kota- kota itu harus menjadi pusat-pusat administrasi bagi otoritas tradisional untuk mengatur wilayah yang ada disekitarnya. Kota-kota itu sendiri tidaklah muncul dan berkembang se- cara spontan dari kemauan masyarakat yang ada didalam nya. Namun lokasi, desain dan ukuran kota-kota itu bergantung pada pola pengembangan yang dimiliki oleh pemegang otoritas tradisional tersebut. Untuk beberapa kasus kota-kota di Jawa, pola pembentukannya mengkombinasikan berbagai dimensi, baik politik, ekonomi ataupun budaya. Hal itu tampak dalam relasi antar variabel dalam keberadaan kota-kota tua itu, mulai dari keraton sebagai sentral kekuasaan yang diimbangi dengan keberadaan masjid (tempat beribadah agama Islam) sebagai

Upload: lamhanh

Post on 01-May-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

1

Ahmad Ramdhon

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sejarah perkembangan masyarakat Indonesia, kota-kota tua (yang mempunyai akar sejarah) banyak ditemukan didaerah-daerah pedalaman, muara sungai-sungai besar dandaerah pesisir pantai di kepulauan Jawa, seperti Tuban, Sura-baya, Pasuruan, Banten ataupun Cirebon. Dari banyak kota-kota tersebut, kebanyakan mempunyai karakteristik yaitu ter-letak berdekatan dengan pusat-pusat pemerintahan kekuasaantradisional. Banyak kasus yang menampakkan fungsi letaktersebut sebagai bentuk pemaksimalan aspek-aspek keaman-an sebab kota-kota itu mempunyai fungsi untuk mendistribu-sikan berbagai macam barang dan jasa, di samping juga kota-kota itu harus menjadi pusat-pusat administrasi bagi otoritastradisional untuk mengatur wilayah yang ada disekitarnya.

Kota-kota itu sendiri tidaklah muncul dan berkembang se-cara spontan dari kemauan masyarakat yang ada didalam nya.Namun lokasi, desain dan ukuran kota-kota itu bergantungpada pola pengembangan yang dimiliki oleh pemegang otoritastradisional tersebut. Untuk beberapa kasus kota-kota di Jawa,pola pembentukannya mengkombinasikan berbagai dimensi,baik politik, ekonomi ataupun budaya. Hal itu tampak dalamrelasi antar variabel dalam keberadaan kota-kota tua itu, mulaidari keraton sebagai sentral kekuasaan yang diimbangi dengankeberadaan masjid (tempat beribadah agama Islam) sebagai

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

2

Pudarnya Kauman

lambang pemaknaan religiusitas, alun-alun hingga keberadaanpasar sebagai faktor untuk memobilisasi kehidupan ekonomimasyarakatnya. Sehingga suasana yang terbentukpun otomatispenuh dengan nuansa tradisional dan kental akan kekhasanJawa.

Namun, pasca kedatangan kolonialisme, konstruksi kota-kota di beberapa wilayah mengalami pergerseran terutamaterkait dengan berbagai kebijakan kaum kolonial untuk melaku-kan dekonstruksi terhadap kebudayaan masyarakat tradisional.Salah satu kebijakan itu adalah, membangun kota-kota di kepu-lauan Jawa layaknya kota-kota yang ada di kerajaan Belanda.Konsekuensi yang paling dominan dan ada adalah terjadinyapemindahan karakter dan budaya borjuasi Belanda ke Indonesia(dengan berbagai upayanya) dan berimplikasi pada terbangun-nya konstruksi baru, dimana yang berkembang kemudian ada-lah kota Timur yang khas, sebagai bentuk dari proses akulturasiyang sangat instruktif.

Sistem monopoli Hindia Belanda, membuat keberadaansifat borjuasi Belanda yang bebas, menjadi tidak mungkin.Sehingga bentuk-bentuk administrasi sekalipun lebih bersifatautokratik ketimbang demokratis. Para pegawai kompeni tetapmemakai statusnya sebagai pedagang namun cara hidupmereka tidak kurang dari cara hidup bangsawan. Bahkan carahidup orang-orang kelas bawahpun mengalami proses adaptasidengan pola perkembangan kota yang semakin modern(mestizoe). Dan untuk berbagai bangunan fisik yang ada, kota-kota itu mulai mengalami perombakan dengan masuknya ele-men-elemen Eropa bersamaan dengan elemen tradisonal (Jawa).Disinilah letak upaya kaum kolonial untuk tetap mempertahan-kan prestise kolonialisme mereka dalam suatu masyarakat yangdidominasi oleh sistem yang feodal. Kolonialisme tidak hanya

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

3

Ahmad Ramdhon

terefleksi dalam segregasi yang sangat besar dalam tempat ting-gal yang ditempati oleh berbagai kelompok penduduk perkota-an, tetapi juga dalam perjuangan mereka untuk memperolehlingkup kehidupan antara lain terungkap dalam aspek eksternalkota-kota itu (W.F. Wertheim, 1998 : 133-143). Sehingga pascakekuasaan kolonialisme, kecendrungan untuk melanjutkanpembangunan kota-kota di Indonesia lebih didominasi oleh la-tar belakang historis seperti yang telah dikemukakan diawaltadi, dimana tradisi keIndonesiaan tetap ada, entah bisa dalambentuk berupa sisa-sisa peninggalan kekuasaan tradisi kemu-dian pengaruh kolonialisme (Eropa) yang telah meletakkankonsep kota-kota modern dan ditambah dengan beberapa tra-disi kaum pendatang yang kemudian mampu untuk tetap eksisbahkan seringkali mereka menjadi pelaku utama dalam rodaperekonomian (B.N. Marbun, 1995 : 85)

Agak berbeda dengan kota-kota di Indonesia, arah gerakkota-kota di Eropa sendiri di kategorikan oleh M. Santos,menjadi empat periode dalam sejarah yaitu periode sebelumperdagangan dunia (sebelum abad ke-16), periode perdagangan(yang dimulai abad ke-16), masa revolusi industri dan perge-seran kapital (sejak 1850) dan periode sekarang atau pasca PDII. Dari situ kita ingin membuat sebuah tipologi sederhanatentang arah gerak perkembangan kota-kota tua yang dimulaidari terbentuknya kota-kota tua itu pada masa-masa awal ke-kuasaan tradisionalisme di bumi nusantara terbangun, yangkemudian dilanjutkan dengan berbagai perubahan yang akandialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme.Dampak ekspansi dari kaum kolonial adalah merubah berbagaibentuk tradisionalisme ke arah modernisasi seperti halnya kota-kota di Eropa pacsa revolusi industri dan membukakan pintubagi para pendatang dari Asia untuk kemudian menjadi patner

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

4

Pudarnya Kauman

dagang mereka. Setelah masa-masa kemerdekaan kota-kota diIndonesia mulai memasuki masa rekonstruksi baru sesuai de-ngan semangat kemerdekaan namun tidak sepenuhnya berniatuntuk mengubah peninggalan sejarah sebelumnya.

Kota Surakarta sendiri adalah salah satu dari berbagai po-tret kota-kota tua di Indonesia, yang mengalami proses peru-bahan terus menerus sehingga terkonstruksi berbagai konsepbaru tentang kota Surakarta. Perubahan yang dialami kota Sura-karta, meliputi perubahan fisik sebagaimana kota-kota yangmengalami prosesi seperti kota-kota dibagian nusantara yanlain dan perubahan karakter budaya yang juga tidak dapat di-hindari, yang mana kota Surakarta sebagai salah satu wakil ke-budayaan Jawa telah mengalami kegagalan dalam mengem-bangkan dirinya. Banyak fakta sejarah yang menunjukkan kotaSurakarta telah kalah dalam dalam menundukkan realitas du-nia, karena berbagai kelemahan yang kemudian mampu me-ngikis kekuatan yang telah mapan sejak tahun 1613 dibawahpimpinan Sultan Agung. Salah satu kelemahan tersebut adalahlemahnya infra struktur politik yang dimiliki oleh budaya Jawa(dalam hal ini diwakili oleh Surakarta). Konflik politik internalantar priyayi yang akut ditambah pukulan telak dengan ekspan-si kaum penjajah menyebabkan hilangnya kemampuan sistembudaya Jawa (dan Islam) yang sebelumnya berkembang di Sura-karta untuk mengintegrasikan dirinya dalam berbagai perubah-an yang ada. Kemudian kondisi ini diikuti segera dengan dis-fungsi subsistem pendukungnya, yang kemudian mengarahpada lahirnya berbagai kekacauan pada sistem tersebut.

Berulang kali kerusuhan dialami oleh kota Surakarta tanpaada kemampuan untuk melakukan perlindungan terhadap ka-rakter kebudayan yang telah dimiliki sebelumnya atau dengankata lain telah terjadi proses involusi kultural yang luar biasa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

5

Ahmad Ramdhon

di kota Surakarta ini. Kegagalan tersebut menjadikan budayaJawa yang ada, seperti tidak mau mati namun juga untuk tegakdan menegaskan berbagai bingkai kebudayaannya terhadapberbagai bentuk pembusukan kebudayaan juga tidak mampu.Yang terjadi hanyalah berbagai bentuk toleransi kebudayaandengan mengambil bentuknya masing-masing, entah sofistikasikebudayaan lewat berbagai proses simbolisme ikon-ikon buda-ya Jawa, kepasrahan terhadap radikalisme yang kerap melandahingga diam seribu bahasa terhadap ekspansi modernisasi sejaktahun 70-an yang menjadikan budaya Jawa menjadi sekedarmasa peralihan saja untuk kemudian membangun karakterbudaya yang menekankan individualitas, rasionalitas ataupunpragmatisme sebagai postulat dari modernisasi untuk memecahberbagai kearifan lokal yang ada sebelumnya. Dan Kauman ada-lah bingkai kecil dari potret buram wajah kota Surakarta, yangkental relasi kebudayaanya dengan masa silam yang pernaheksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaanbudaya Jawa yang telah mengelaborasikan Islam-Hindu kedalam karakternya yang spesifik) dan sekarang sedang berhada-pan dengan berbagai agenda modernitas untuk kemudian me-ngubahnya menjadi satu karakter kebudayaan yang baru.

Berbagai agenda dari pemerintah kota Surakarta (sebagairepresentasi dari kekuatan negara) seperti halnya pembangunankawasan sekitar keraton untuk dijadikan aset wisata, pengem-bangan unit-unit ekonomi lewat berbagai perangkat modernseperti bank, toko-toko modern, pasar-pasar modern hinggapengubahan status Kauman -yang dulunya dimiliki oleh kera-ton kemudian dilegalkan menjadi aset negara- yang statustanahnya boleh dimiliki oleh individu-individu. Konsekuensidari pengembangan Balaikota dan keraton menjadi kawasanperdagangan, pada akhirnya memberi dampak pada Kauman

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

6

Pudarnya Kauman

secara langsung. Daerah Kauman-pun pada akhirnya ikut men-dinamisir dirinya seiring dengan dinamika daerah-daerah dikawasannya, karena Kauman adalah salah satu bagian dari pe-ngembangan wilayah kota Surakarta secara keseluruhan. Per-ubahan yang terjadi kemudian meliputi dimensi fisik maupunnon fisik entah dalam kerangka sistem nilai, aktivitas ekonomihingga orientasi perilaku yang dulunya disandarkan pada religi,sekarang akan dilihaat proses dan sejauh mana perubahan itutelah terjadi di dalam masyarakat Kauman.

B. PERUMUSAN MASALAH

Penelitian ini menyandarkan pada suatu kerangka berpikiryang masih bersifat hipotetik dimana Kauman sebagai suatumasyarakat yang pada awal proses pembentukannya secara se-ngaja dikonstruksi untuk menjadi bagian dari suatu sistem bu-daya yang ada yaitu tradisionalisme dan Islam di Surakarta(Mataram), telah mengalami pergeseran. Pergeseran-pergese-ran itu merupakan akibat tidak langsung dari arah perubahanmasyarakat yaitu dengan mulai terkikisnya kekuatan tradisio-nalisme untuk kemudian dihadapkan pada satu pilihan tung-gal yaitu modernitas.

Kauman sebagai representasi tidak langsung dari kekuat-an tradisionalis yang telah melakukan koalisi dengan agamamampu menjadi satu bagan yang menggambarkan proses tran-sisi tersebut. Skala waktu yang berjalan telah mengubah Kau-man dari kota tua yang tradisional dan religius menjadi bagiandari sistem yang baru yaitu modernisasi, tentunya dengan ber-bagai indikator yang ada.

Dari situ kajian tentang perubahan sosial di masyarakatKauman ini ingin melihat proses perubahan tersebut. Dimanamasa-masa transisi Kauman untuk melakukan berbagai adapta-

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

7

Ahmad Ramdhon

si terhadap perubahan-perubahan tersebut, mampu menjelas-kan kepada kita tentang arti perubahan, arah perubahan danmekanisme perubahan. Oleh karena itu kajian terhadap perubah-an sosial ini, peneliti merumuskannya dalam pertanyaan :1. Meliputi apa saja, Kauman telah mengalami perubahan

(dengan karakteristiknya yang lama)?2. Bagaimana pola perubahan yang terjadi di Kauman?3. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab dari perubahan

yang ada di Kauman?

C. TUJUAN PENELITIAN

Usaha untuk melakukan studi perubahan sosial pada pe-nelitian ini, diharapkan mampu menghasilkan :1. Suatu gambaran tentang sebuah sistem sosial budaya yang

mengalami bentuk-bentuk kemundurannya untuk kemu-dian digantikan dengan sistem budaya yang lain.

2. Suatu penjelasan tentang proses dan pola perubahan da-lam suatu masyarakat dengan berbagai implikasi yangmenyertai perubahan tersebut.

3. Suatu penjelasan tentang faktor-faktor yang menyebabkanperubahan itu terjadi.

4. Sebuah relevansi antara teori-teori yang menjelaskanperubahan sosial dengan karakter masyarakat yang mem-punyai bingkai kebudayaan yang khas.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaatberupa :1. Secara teoritik, mampu memberi pemahaman akan studi

perubahan sosial terutama untuk masyarakat dengan ka-rakter yang khas

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

8

Pudarnya Kauman

2. Pembuktian secara teoritik dan metodologis berbagai teoriperubahan yang dibangun di atas konstruk masyarakatyang berbeda dengan masyarakat Jawa.

3. Secara langsung penelitian ini dapat menjadi pertimbanganuntuk melihat masyarakat dalam karakter sesungguhnyadimana perubahan adalah hal yang mutlak namun seiringkebijakan yang ada dan yang akan ada, agar tetap memper-hatikan berbagai aspek yang ada dalam masyarakat.

E. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam studi perubahan sosial sebenarnyaberangkat dari sebuah asumsi dasar bahwa manusia adalahmahluk sosial yang dinamis. Dimanis dalam artian yang luas,dimana manusia mempunyai piranti untuk mendinamisir diri-nya, yang juga dibekali kemampuan untuk beradaptasi ataukemampuan untuk merubah segala sesuatu sesuai dengan apayang diinginkannya.

Dari realitas tersebut, berbagai perspektif telah munculdalam tradisi pemikiran sosiologi. Dengan menempatkan per-ubahan sebagai sesuatu yang selalu melekat didalam manusiasebagai salah satu aspek dalam kehidupan sosialnya, dengankata lain perubahan adalah normal dan berkelanjutan. Apapunlevel analisis yang akan kita gunakan baik pada tingkat indivi-dual ataupun pada tingkat kolektivitas. Dalam bahasa lain, se-kalipun masyarakat selalu mengusahakan sebuah stabilitasdalam sistem sosialnya (entah dalam nilai, kepercayaan ataupunkonsensus) namun jelas bahwa masyarakat tetap mempunyaikarakter untuk berubah dan perubahan itu sendiri merupakanaspek yang kontinuitif. Hal itu selalu akan terjadi sebab akanselalu ada variabel yang mendorong perubahan tersebut.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

9

Ahmad Ramdhon

Beberapa hal dalam kajian tentang perubahan masih menja-di diskursus dikemukakan oleh Robert H Lauer, ada pada bebe-rapa ruang teoritis diskursus perubahan yaitu mengenai artiperubahan itu sendiri, arah perubahan, mekanisme perubahandan beberapa asumsi dasar tentang karakter dasar sifat darimanusia. Namun, tidak tertinggal, Laurer juga menampakkanbeberapa kecendrungan yang paling akhir dari kajian tentangperubahan sosial.

Mengenai diskursus arti dari perubahan sosial, ada garismerah yang mendasari dan menjadi kesamaan dari berbagaiteori tersebut dimana konsepsi perubahan sosial lebih mengacupada perubahan yang dialami oleh masyarakat diberbagai ting-kat, mulai dari individu hingga tingkat kolektivitas, dari nilai-nilai sosial hingga moralitas tertinggi yaitu agama. Para pemikirdari aliran fungsional-struktural yang memberikan penekananpada perubahan yang ada pada ruang-ruang struktur masyara-kat karena menurut mereka struktur itu sendiri cenderung stabildan setiap perubahan pada ruang ini berarti telah terjadi prosesyang luar biasa dengan penyebab yang sama-sama mempunyaikekuatan besar untuk melakukan perubahan. Sehingga per-ubahan yang terjadi akan tergambarkan dalam perubahan yangdialami oleh nilai-nilai dasar yang sebelumnya mampu menya-tukan masyarakat tersebut. Berbeda dengan teoritisi struktural,aliran developmentalis malah mengartikan perubahan sebagaiarah pergerakan masyarakat menurut suatu garis perkembang-an tertentu. Dimana terjadinya perubahan sebagai akibat dariperubahan sifat kehidupan masyarakat itu sendiri. Disini perbe-daan ruang-ruang perubahan pada masyarakat, juga menjadikajian tersendiri, dimana Spencer melihat perubahan masyara-kat ada pada proses evolusinya, Durkheim melihat pada ben-tuk-bentuk solidaritas, Comte pada pola pikir masyarakat atau

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

10

Pudarnya Kauman

Marx yang determinstik melihat pada perubahan alat-alat pro-duksi dan kepemilikannya. Tetapi yang jelas berbagai perubah-an itu terjadi merunut suatu pola tertentu, tidak serampangantanpa pola. Namun berbeda lagi ketika kita juga melibatkanpara teoritisi yang melihat perubahan masyarakat pada aspekpsikologi-sosial yang melihat berbagai jenis perubahan khususyang diakibatkan oleh proses modernisasi sebagai implikasi dariagenda pembangunan ekonomi pada negara maju hingga yangmasih berkembang. Mereka memusatkan perhatiannya padaperanan individu dalam masyarakat yang sedang memoderni-sasi diri. Dan yang tidak dapat kita tinggalkan adalah pendefi-nisian perubahan oleh pemikir klasik yang menggunakan pers-pektif historis (siklus) mereka, dalam melihat perubahan yangterjadi dalam masyarakat sebagai perubahan pada bentuk per-adaban masyarakat itu sendiri.

Persoalan tentang arah perubahan juga terjadi fragmentasi,dimana orang-orang historian menegaskan bahwa -dalam pe-ngertian mereka- perubahan mempunyai arah yang jelas, yangdimulai dari lahirnya peradaban kemudian berkembang danhancur dengan sendirinya. Berbeda dengan perspektif tersebut,orang Parsons-nian sebagai wakil dari aliran fungsionalismehanya mengajukan proposal pada masyarakat yang sedang ber-kembang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi masyara-katnya dalam melalui berbagai proses perubahan tanpa mem-buat penjelasan tentang arah perubahan itu sendiri. Sedang mo-dernisasi hanya mengarahkan masyarakat pada proses peng-adopsian karakter masyarakat Barat dengan berbagai bentuksisi kehidupannya, disini orang-orang yang menggunakan ana-lisis psikologi sosial melihat kemandekan suatu masyarakat me-nyebabkan proses pengadosian tersebut. Tidak ada suatu peng-gambaran tentang tingkat-tingkat masyarakat seperti halnya

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

11

Ahmad Ramdhon

yang dilakukan oleh orang-orang developmentalis, ketika mere-ka membuat penjelasan tentang awal dan akhir dari perubahanmasyarakat.

Perdebatan tentang mekanisme perubahan juga menjadibagian yang penting dan tidak dapat kita abaikan ketika meng-inginkan penjelasan dan relevansi berbagai teori tersebut. Kare-na penggambaran terhadap proses perubahan dengan berbagaialatnya akan mampu menempatkan kita pada pilihan-pilihanyang tegas antara pemikiran historis yang menempatkan ber-bagai variabel sebagai proses perubahan seperti tantangan dantanggapan individu, sistem sosio-kultural yang berubah sebagaiakibat dari perubahan berbagai aktivitas individu-individu didalamnya (yang hampir sama dengan pemikiran developmen-talisme) atau mekanisme yang ditawarkan oleh pemikir psiko-logi sosial yang mengemukakan berbagai keadaan internalindividu yang didorong oleh fakta internal seperti kegelisahan,kebutuhan untuk berprestasi hingga berbagai stimulan yangdiberikan oleh proses perkembangan institusi perekonomiandengan teoritisi fungsionalis (terutama Parsons) yang memangtidak memberi ketegasan tentang mekanisme perubahan sosialyang terjadi namun mengemukakan berbagai penyebab internaldan eksternal perubahan sosial.

Namun semua perdebatan itu, tetap mempunyai benangmerah antara satu dengan lainnya, dimana mereka mengguna-kan asumsi dasar yang sama. Bahwa prosesi perubahan itumempunyai sifat melebar selama perubahan itu mempunyaipenolakan yang minim sehingga perubahan akan selalu mem-perbesar makna perubahan itu sendiri takkala mampu memberimanfaat. Disamping asumsi lain yaitu perubahan tingkat kebu-tuhan manusia yang mampu menjadikan perubahan bersifatnormal. Dari kondisi seperti itu, para teoritisi melihat bahwa

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

12

Pudarnya Kauman

arah perubahan dapat ditentukan, sejauh masih ada kerangkanilai yang tetap membingkai perubahan tersebut. Kerangka nilaiitu akan melakukan kontrol terhadap perubahan dan apabilaterjadi perubahan yang mampu merubah kerangka nilai (yanglama) maka otomatis hasil dari perubahan tersebut adalahkerangka nilai yang baru, yang juga akan kembali menjadi bing-kai dari perubahan yang ada dan begitu seterusnya perubahanterkonstruksi dengan sendirinya. Semua itu tetap bisa berprosessebab manusia memang mempunyai sifat dasar sebagai mahluksosial yang mempunyai kemampuan dan kecendrungan untukhidup bermasyarakat.

Mengenai beberapa kecendrungan terakhir tentang kajianperubahan sosial, Laurer memberikan beberapa alternatif untukmengkaji tema yang sama namun mempunyai pendekatan yangberbeda dengan berbagai pendekatan yang telah digunakanoleh beberapa teori sebelumnya yaitu pendekatan denganmenggunakan teori Konflik dari Ralf Dahrendrof, teori evolusidengan tokohnya Gerhard Lenski atau teori Sistem Umum yangdi gagas oleh Amitai Etzioni dalam eksemplarnya The ActiveSociety (Ibid, 1985 : 154-188).

1. Perubahan Sosiala. Deskripsi Perubahan

Astrid Susanto memberi deskripsi tentang per-ubahan masyarakat pada abad 20-an lebih dikarenakanoleh kemajuan teknologi, yang mana kemajuan itumerupakan kemajuan juga dalam dimensi ilmu penge-tahuan manusia. Penegasannya bahwa kemajuan tek-nologi tidak saja hasil dari modifikasi dari suatu ilmupengetahuan namun lebih jauh dari itu telah mampumengubah manusia dalam berbagai aspek kehidup-annya. Dimana salah satu perubahan itu adalah per-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

13

Ahmad Ramdhon

ubahan pada tataran norma dan berbagai proses pem-bentukan norma-norma baru, yang merupakan inti dariusaha manusia dalam mempertahankan statusnyasebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok denganmanusia yang lain. Prosesi perubahan ini mau tidakmau menjadi proses disintegrasi dalam banyak bidang,sehingga akan selalu ada usaha untuk memgembalikantatanan yang telah berubah sebelumnya menjadi se-buah tatanan baru, yang lebih relevan dengan berbagaikebutuhan masyarakat yang terbaru juga. Namun adakalanya tidak semua perubahan (yang sifatnya multikompleks) akan berakhir dalam kondisi seperti apayang diurai di atas. Sebab kemampuan manusia untuktetap menerima berbagai bentuk perubahan yang me-nimpanya, juga berbeda. Bisa saja setelah perubahanterkonstruksi nilai-nilai baru namun tidak menutup ke-mungkinan akan ada individu-indvidu yang tenggelamdalam arus perubahan tanpa mampu melakukan adap-tasi terhadap perubahan tersebut (1999 : 157-162).

b. Definisi PerubahanPerubahan itu sendiri didefenisikan sebagai suatu

proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbedadengan keadaan sebelumnya dan perubahan itu sendiribisa berupa kemunduran dan bisa juga berupa kemaju-an. Sedangkan masyarakat (salah satunya) didefinisi-kan sebagai wadah dimana individu-individu di da-lamnya saling berhubungan dengan hukum dan buda-ya tertentu untuk mencapai tujuan tertentu secara ber-sama-sama. Sehingga perubahan dalam kerangka ma-syarakat secara umum menyangkut perubahan pada

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

14

Pudarnya Kauman

elemen-elemen yang terdapat di dalam masyarakat,baik itu pada sistem nilai, struktur ataupun sistem pe-rilakunya (Abdul Syani, 1995 : 83). Atau dalam bahasalain, proses perubahan masyarakat pada dasarnya me-rupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari se-luruh norma-norma sosial yang lama menjadi pola pe-rilaku dan seluruh norma sosial yang baru secara se-imbang, berkemajuan dan berkesinambungan. Konse-kuensinya kemudian adalah pola-pola kehidupan ma-syarakat lama yang dianggap sudah usang diganti de-ngan pola-pola kehidupan baru yang lebih sesuai de-ngan kebutuhan yang paling kontemporer.

Hampir sama dengan pendapat tersebut, dalamDictionary of Sociology membuat defenisi perubahansebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek pro-ses sosial, pola sosial, bentuk-bentuk sosial serta setiapmodifikasi pola antara hubungan yang mapan danmempunyai standart perilaku. Sedangkan Robert HLaurer, lebih memberi penjelasan terhadap fragmenperubahan sosial pada berbagai tingkat kehidupanmanusia, mulai dari tingkat indvidual hingga kolektivi-tas individu. Berbagai tingkat perubahan yang mewaki-li kawasan analisis dan satuan analisis yang mewakilisetiap tingkat perubahan. Sehingga perubahan sosialakan dapat dipahami pada dimensi yang berbeda kare-

na perubahan sosial hanya dapat dipelajari pada satutingkat tertentu atau lebih dengan menggunakan berba-gai kawasan studi dan berbagai satuan analisis. OlehLaurer, digambarkan tingkat analisis perubahan sosialpada masyarakat akan mewakili kawasan studi padasistem stratifikasi, struktur, demografi dan wakil unit

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

15

Ahmad Ramdhon

studinya pada pendapatan, kekuasaan, peranan hinggatingkat patologi. Dan pada individu sebagai tingkatanalisis, mempunyai kawasan studi pada sikap danwakil unit studinya pada keyakinan mengenai berbagaipersoalan (Robert H Laurer, Op. Cit. : 3-8).

Sedangkan Hendropuspito (1989 : 255-257), me-rumuskan definisi perubahan sosial dalam rumusan, yangpertama, sebagai perbedaan keadaan yang berarti dalamunsur masyarakat dibanding dengan keadaan sebelum-nya. Dan rumusan yang kedua, sebagai proses perkem-bangan unsur sosio-budaya masyarakat dari waktu kewaktu yang membawa perbedaan yang berarti dalamstruktur dan fungsi masyarakat. Kedua definisi itu, di-bangun di atas beberapa data riset yang memaparkanakan adanya perubahan yang berbeda pada tiap unsurbudaya, titik tolak tujuan dan kontinum waktu yang di-ambil dari titik memulai sampai titik tujuan.

Dan setiap perubahan sosial yang ditempatkansebagai realitas sosial mau tidak mau akan menyentuhtiga aspek unsur dasar yaitu manusia, waktu dan tem-pat. Dengan kata lain, setiap perubahan yang berartiakan digerakkan oleh manusia, dalam unit waktu ter-tentu dan lingkungan tertentu, maka konsekuensinyaadalah setiap kajian perubahan tidak bisa mengabaikansemua aspek itu.

c. Proses PerubahanKemudian bagaimana proses perubahan tersebut

berjalan dalam masyarakat? Padahal masyarakat danperubahan adalah dua hal yang berbeda namun seringkali berada pada satu kebersamaan. Alvin L Berthan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

16

Pudarnya Kauman

menyatakan bahwa awal dari proses perubahan adalahproses diffusi karena hal ini akan terkait dengan penye-bar luasan gagasan, ide-ide dan keyakinan maupun ha-sil-hasil budaya yang berupa fisik. Di sinilah letak per-ubahan berproses, dimana diffusi dimaknai sebagaisuatu proses yang menyebarluaskan ciri khas suatukebudayaan. Entah itu hasil dari suatu perubahan atau-pun menjadi awal dari perubahan. Dan proses penye-bar luasan berbagai perubahan itu dipengaruhi olehbanyak hal. Rogers dan Shoemacher menyatakan bebe-rapa hal penting yang terkait dengan proses tersebut,antara lain : Inovasi yaitu suatu ide baru, tidak pandang apakah

itu merupakan hasil ciptaan yang dihasilkan belumlama atau yang dihasilkan sebelum itu.

Komunikasi yaitu interaksi yang berlangsungsewaktu orang yang satu mengkomunikasikan danmelontarkan suatu ide baru kepada yang lain, baiksecara langsung maupun tidak langsung.

Sistem sosial dimana individu-individu bertindakdalam kaitannya dengan inovasi tertentu.

Unsur waktu : berkaitan kemampuan orang untukmenerima inovasi baru dengan mudah, memilikiciri-ciri berlainan dengan orang-orang yangmembutuhkan waktu yang lama untuk menerimainovasi tersebut ( >>>).

Dari beberapa gambaran di atas, kita ambil kesim-pulan sederhana bahwa perubahan didalam masyara-kat tidak selalu berjalan dengan lancar, oleh karenahambatan-hambatan tertentu. Ataupun kekuatan-

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

17

Ahmad Ramdhon

kekuatan yang tetap bersumber dari dalam masyarakat.Namun setiap perubahan, juga akan terkait dengan pe-nerimaan masyarakat terhadap ide perubahan itu sen-diri. Dimana individu-individu mengalami proses pe-nerimaan yang berupa tahap-tahap tertentu yaitu pe-nyadaran, dimana seseorang mengetahui adanya ino-vasi dan memperoleh beberapa pemahaman tentangbagaimana inovasi itu berfungsi. Lalu, persuasi yaitutahap dimana seseorang berkenan atau tidak denganinovasi tersebut, yang kemudian diikuti oleh keputusandari seseorang yang terlibat dalam kegiatan yang mem-bawanya pada pemilihan untuk menerima atau meno-lak inovasi hingga pada akhirnya individu harus meng-konfirmasinya dengan berbagai rasionalisasi keputus-annya tersebut.

d. Faktor-faktor Penyebab PerubahanNamun proses penerimaan tersebut, tidak bisa di-

lepaskan begitu saja dari berbagai variabel yang adadalam masyarakat. Karena akan ada berbagai kondisiyang terdapat di dalam masyarakat dan memberi res-pon yang berbeda-beda terhadap ide perubahan itu.Ada bagian masyarakat yang menentang setiap ide per-ubahan, menentang tipe-tipe perubahan tertentu sajaatau sudah puas dengan keadaan yang ada sambil ber-anggapan bahwa sumber perubahan tersebut tak tepathingga masyarakat yang melihat tidak adanya sumberdaya dalam masyarakat untuk melakukan perubahanyang diinginkan (Soleman b Taneko, 1990 : 147).

Berbagai kondisi tersebut disebabkan oleh adanyakekuatan yang bersaing di dalam masyarakat dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

18

Pudarnya Kauman

sudah mapan kondisinya, kekompleks-an perubahanitu sendiri sehingga perubahan akan sulit dimaknaioleh masyarakat secara luas. Dan bisa juga berupa fak-tor-faktor seperti rasa takut terhadap akan terjadinyakegoyahan pada integritas kebudayaan yang ada, ter-utama individu-individu yang ada di dalam masyara-kat. Yang sudah mempunyai investasi sosial yang ting-gi, entah berupa status, penghargaan atau nilai-nilaiyang meletakkan-nya pada posisi terhormat. Sehinggaprasangka yang buruk terhadap hal-hal yang barumenjadi relevan karena berbagai bentuk kepentingantersebut.

Kemudian, penting juga ditambahkan bahwa se-tiap perubahan dalam masyarakat tentu mempunyaipenyebab. Dimana penyebab tersebut menjadi daya ge-rak dari proses perubahan dalam suatu masyarakatyang datang dari dua sumber (dari dalam dan dariluar), demikian disampaikan oleh Raymond Firth. Yangmenjadi stimulus dari dalam adalah daya gerak yangberwujud gagasan, ide-ide atau keyakinan-keyakinandan hasil-hasil budaya yang berupa fisik. Dan Alvin LBerthan berpendapat bahwa awal dari perubahan ituadalah komunikasi, maka proses dengan mana infor-masi disampaikan dari individu satu kepada individuyang lain. Maka yang dikomunikasikan itu tidak lainadalah gagasan, ide-ide, keyakinan maupun hasil buda-ya yang berupa fisik. Sedangkan stimulan yang datangdari luar, lebih dikarenakan pada perubahan didalamlingkungan pergaulan itu sendiri dan untuk sebagianlagi terletak juga dalam kekuatan melakukan ekspansiterhadap peradaban lain.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

19

Ahmad Ramdhon

Sedangkan Margono Slamet, dalam konsepsinyatentang macam kekuatan yang mempengaruhi per-ubahan, menyatakan terdapat tiga macam kekuatanyang mempengaruhi perubahan, antara lain adalahkekuatan pendorong (motivational forces), kekutan manayang terdapat dalam masyarakat dan bersifat mendo-rong orang-orang untuk berubah. Hal ini dinilai sebagaikondisi atau keadaan yang penting sekali, oleh karenaitu tanpa adanya kekuatan tersebut orang akan mem-punyai keengganan untuk berubah. Kekuatan itu ber-asal dari segala aspek situasi yang merangsang kemau-an untuk melakukan perubahan dan kekuatan tersebutbersumber dari : Ketidak puasan terhadap situasi yang ada, karena

itu ada keinginan untuk mendapatkan situasi yanglain.

Adanya pengetahuan tentang perbedaan antarayang ada dan yang seharusnya bisa ada.

Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi ataukeharusan untuk menyesuaikan diri dengan per-ubahan yang terjadi di luar.

Kebutuhan dari dalam masyarakat untuk menca-pai efesiensi dan peningkatan, misalnya produkti-vitas (Soleman b Taneko, Ibid : 135-138).

Artinya faktor pendorong perubahan dalam ma-syarakat bisa ada dan didatangkan ataupun perubahanitu merupakan keniscayaan di dalam masyarakat. Padakondisi yang terakhir, biasanya berangkat dari situasidalam masyarakat sendiri yang menghasilkan ketidak-puasan terhadap keadaan yang sekarang, yang dise-

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

20

Pudarnya Kauman

babkan oleh nilai-nilai, norma-norma sosial, pengeta-huan dan teknologi yang sekarang ada dianggap tidaksesuai lagi dengan tuntutan kehidupan bermasyarakatatau karena dianggap tidak mampu memenuhi ber-bagai kepentingan yang semakin kompleks dan serbatak terbatas. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat ce-pat atau lambat akan berubah lewat berbagai upayanyauntuk mencari formulasi baru terkait dengan berbagaikebutuhan baru yang ada. Apalagi didukung denganfakta dimana lingkungan di dalam masyarakat mene-mukan berbagai metode dan teknologi atau sarana baruyang dianggap sesuai dengan kebutuhan masa seka-rang dan masa yang akan datang. Berbagai hal yangsifatnya baru pada akhirnya menjadi penyebab ter-ganggunya keseimbangan atau tidak adanya sinkro-nisasi. Terganggunya keseimbangan dengan sendirinyaakan mengakibatkan terjadinya ketegangan dalam tu-buh masyarakat.

Secara umum, ketegangan-ketegangan yang terjadididalam tubuh masyarakat lebih dikarenakan dialek-tika antara penemuan baru (invetion) dengan pertum-buhan penduduk (population) dan kebudayaan (culture).Dimana faktor penemuan baru adalah hasil gagasanbaru yang merupakan rangkaian penciptaan individu-individu dalam masyarakat dengan bersandar padatujuan dan kehendak tertentu. Sedangkan penemuan-penemuan baru merupakan hasil ciptaan dari sebuahproses sebelumnya yaitu penemuan dari suatu unsuryang baru, yang diciptakan oleh individu-individu da-lam masyarakat (discovery). Dalam hal ini, bisa dalambentuk apapun temuan tersebut. Entah dalam bentuk

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

21

Ahmad Ramdhon

immaterial semisal pola ekonomi baru, nilai-nilai kese-harian yang dihasilkan dari sebuah proses interaksi de-ngan budaya lain atau karakter-karakter budaya yangberbeda dengan karakter budaya pada waktu sebelumterjadi perubahan atau bentuk-bentuk material yangtermanifestasikan dalam bentuk-bentuk kebendaan,yang akan terkait dengan nilai gunanya dalam kehi-dupan dalam masyarakat. Dan beberapa faktor pendo-rong terhadap individu dalam usaha mencari penemu-an baru yaitu : Kesadaran dari orang perorangan akan kekurang-

an dalam kebudayaannya. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan. Adanya perangsang bagi aktivitas-aktivitas pen-

ciptaan dalam masyarakat.

Sedangkan perubahan masyarakat yang disebab-kan oleh faktor pertumbuhan penduduk yaitu per-ubahan masyarakat yang disebabkan oleh pertumbuh-an dan berkurangnya penduduk daerah tertentu. Per-tumbuhan penduduk tersebut bisa disebabkan olehadanya faktor-faktor yang membuat suatu wilayahmempunyai daya tarik baik secara ekomonis ataupunsecara geografis dan itu akan berdampak pada masuk-nya individu-individu ke dalam suatu lingkup masya-rakat yang telah mempunyai suatu karkter kebudayaantertentu. Konsekuensinya adalah adanya proses tarikulur antar karakter kebudayaan pada individu-individu dalam suatu masyarakat akan berdampak pa-da semakin kompleknya masyarakat tersebut denganberbagai latar belakang sosial dan budaya yang berbe-

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

22

Pudarnya Kauman

da-beda dan itu berarti akan merubah masyarakat padaperilaku dan pola hubungan sosial yang semakin indi-vidualis. Atau tarik ulur tersebut akan berdampak padaberkembang peta wilayah pendapatan pada strukturekonomi baik itu ruang lingkup kerja, standart hiduphingga terseleksinya individu-individu ke dalam ting-katan-tingkatan kerja sesuai dengan kapasitas mereka.Dan perubahan itu pada akhirnya akan mampu meluaske berbagai fragmen di dalam masyarakat, entah kait-annya dengan fragmen hukum, sosial ataupun politik.Selain perubahan yang diakibatkan oleh pertumbuhanmasyarakat, faktor kebudayaan pada masyarakat se-cara timbal balik akan dapat mendorong perubahanpada bentuk dan hubungan sosial-kemasyarakatannya.Dimana karakter kebudayaan yang beraneka ragamakan saling berusaha untuk menunjukkan kemampu-annya dalam menjawab berbagai kebutuhan masya-rakat. Kecendrungan untuk saling mempengaruhi dansaling terbuka atau sebaliknya saling menolak.

e. Tipe-tipe PerubahanYang terakhir, berkaitan dengan kajian tentang per-

ubahan sosial adalah tipe-tipe perubahan. Namun pen-ting untuk diketahui dan ditekankan bahwa studi me-ngenai perubahan fungsi sosial dalam satuan sosio-budaya yang dihayati suatu satuan sosial atau masyara-kat, tidak bisa mengabaikan kenyataan tentang per-ubahan pada dimensi struktur masyarakat yang ber-sangkutan karena masyarakat menjalankan fungsinyaselalu dalam struktur yang dibuatnya atau dalam struk-tur yang sudah ada. Sekalipun struktur sosial memiliki

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

23

Ahmad Ramdhon

aspek yang stastis, hendaknya struktur itu tidak di-gambarkan sebagai sesustu yang kaku. Struktur sosialmerupakan suatu komposisi dari semua unsur kema-syarakatan yang dikoordinasikan sedemikian rupa se-hingga seluruh unsur dapat menjalankan fungsi yangtelah ditentukan dan menghasilkan jasa yang diingin-kan. Unsur-unsur tersebut adalah sistem penempatanwarga masyarakat menurut status sosial dan peranan-nya yang sesuai, pola-pola kelakuan sosial, sistem nilaibudaya yang menuntut jenjang hirarki nilai yang ber-laku bagi satuan budaya itu. Namun pada dasarnyaberbagai tuntutan tersebut akan diusahakan untuk sela-lu berjalan relatif tetap dan berbagai perubahan yangmenimpa berbagai unsur yang ada di dalam strukturatau perubahan yang menimpa struktur itu sendiri me-rupakan konsekuensi logis takkala asumsi dasar kitaadalah adanya individu-individu yang dinamis, yangdibingkai dalam masyarakat. Berbagai perubahan itubiasanya meliputi, perubahan struktural dimana per-ubahan ini meliputi bergesernya cara pandang individuterhadap struktur yang ada di dalam masyarakatnyaatau memang menurunnya kemampuan struktur un-tuk mempertahankan berbagai nilai gunanya padamasa silam karena harus dihadapkan pada dinamikatuntutan dan dinamika masyarakat. Kemudian yangkedua, perubahan pada pola-pola kelakuan. Ketikastruktur mengalami pergeseran maka berbagai bentukaktivitas yang menyertainyapun mengalami perubahanyang sesuai dengan berbagai kelakuan yang baru danrelevan dengan perubahan yang terjadi. Lalu per-ubahan itu juga akan menimpa nilai-nilai sosial yang

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

24

Pudarnya Kauman

berlaku di dalam masyarakat. Struktur, pola kelakuandan nilai adalah unsur yang mutlak ada dalam bingkaisuatu masyarakat. Dan dinamika yang dialami olehnilai-nilai sosial juga akan menghasilkan pola kelakuanyang berbeda dan pada akhirnya dinamika itu akanmampu mendinamisir struktur yang ada, selama struk-tur itu tidak mampu mengadopsi berbagai hal yangdinamis itu (Hendropuspito, Op. Cit. : 257-262).

Lain dengan paparan di atas, Astrid Susanto melihatjenis perubahan sosial dalam tiga tampilan, yang berupaevolusi sosial, mobilitas sosial dan revolusi sosial. Yangpertama, yaitu evolusi sosial merupakan perkembangangradual karena adanya kerjasama harmonis antarmanusia dengan lingkungannya, dalam bentuk evolusikosmis, evolusi organis dan evolusi mental, dimana yangterakhir ini merupakan akibat dari adanya perubahanteknologi (technical change) dan perubahan kebudayaan(cultural change). Masing-masing perubahan mempunyaikecepatannya masing-masing karena adanya interdepe-densi dan relasi antara bagian-bagian yang berubah de-ngan yang tidak berubah. Maka yang akan terjadi kemu-dian adalah kemampuan masing-masing kelompok apa-bila terjadi perubahan yang sama cepatnya. Artinya, kitaakan menyinggung kemampuan masyarakat dalam me-ngelaborasi perubahan tersebut dalam sistemnya (adaptif)atau kemudian melakukan penolakan terhadap perubah-an yang sedang berjalan (non adaptif) dan kemampuanuntuk mengadaptasi perubahan tersebut tergantung padaelemen-elemen tertentu, yang terdapat di dalam masyara-kat. Oleh Bogardus ditegaskan bahwa kemampuan ter-sebut dicapai melalui :

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

25

Ahmad Ramdhon

1) Perubahan dari teknologi yang ada dan punya nilaiguna dalam masyarakat.

2) Pengisian waktu luang yang dilakukan oleh indi-vidu-individu.

3) Derajat pendidikan yang diperoleh anggota-anggo-ta masyarakat.

4) Aktivitas dalam masyarakat.5) Suasana rumah tangga.6) Agama.

Kemudian yang kedua, mobilitas sosial yang di-definisikan sebagai penyesuian diri dengan keadaankarena adanya dorongan oleh keinginan manusia akanhidup dalam keadaan yang lebih baik, serta pemanfaat-an dari penemuan-penemuan baru dan pada umumnyagerakan sosial terbentuk apabila ada konsep yang jelasapalagi apabila konsep itu tidak mempunyai strategi yangjelas pula. Hal itu akan sangat terasa pada prosesi mobili-tas yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama danmembawa implikasi pada perubahan kepribadian ditingkat individu yang terlalu parah, ketidakstabilan dalammasyarakat, adanya lebih banyak rangsangan dari padaperubahan yang nyata dan itu lebih sebabkan oleh per-ubahan yang hanya menjadi slogan atau rangsangan yangtidak diwujudkan. Dan mobilitas sendiri, banyak terjadibila hambatan-hambatan dalam perkembangan atauapabila evolusi mengalami kegagalan. Hal mana yangdisebabkan oleh tindakan-tindakan dalam bidang auto-krasi, adanya terlalu banyak kepentingan kelompok/individu, adanya kelompok-kelompok yang hendakmempertahankan status ekonomi atau politiknya.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

26

Pudarnya Kauman

Lalu revolusi yang senantiasa ditandai dengan ada-nya teror atau aktivitas fisik, yang tentunya didahuluioleh ketidak puasan dari golongan-golongan tertentu,yang mana hal itu terjadi setelah didahului oleh terse-barnya ide-ide baru dalam masyarakat. Dilihat dari segisosialnya, suatu revolusi pecah apabila dalam suatumasyarakat faktor disorganisasi lebih besar daripadafaktor reorganisasi atau apabila faktor-faktor adaptiflebih kecil daripada faktor nonadaptif. Dan biasanyarevolusi sosial terjadi apabila terdapat suatu kegagalandalam proses evolusi, dimana tahapan puncak revolusiselalu berangkat dari adanya kebutuhan akan harapan-harapan yang berubah namun dirasakan tidak munkinuntuk diwujudkan. Namun sebelum revolusi terjadi,akan terdapat beberapa gejala yang dipakai indikatoruntuk melihat kemungkinan terjadinya revolusi. Indi-kator tersebut antara lain, berupa frustasi sosial, pe-ningkatan aktivitas politik (praktis) dan terjadinyainstabilitas politik. Frustasi sosial sendiri terjadi apabiladinamika ekonomi sekaligus tidak berarti mobilitas so-sial atau bahkan bila harapan akan terjadinya mobilitassosial lebih tinggi dari pada hasil pembangunan eko-nomi. Selanjutnya terjadi fase peningkatan praktek po-litik sebagai wujud aktualisasi keinginan untuk mem-perbesar ruang-ruang mobilitas sosial yang telah ter-tutup dan pada akhirnya akan terjadi partisipasi politikpraktis yang tak terkendali dimana hal ini terjadi lebihkarena dikonstruksi oleh ketiadaan upaya-upaya untukmelembagakan kegiatan-kegiaatan politik tersebut(Astrid Susanto, Op. Cit. : 170-177).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

27

Ahmad Ramdhon

2. Studi Transisi MasyarakatLayaknya siklus, peradaban manusiapun mengalami

hal yang sama. Karakter kebudayaan yang sedang terba-ngun bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya secaraotomatis. Namun, karakter kebudayaan selalu mempunyairelasi dengan karakter kebudayaan yang lain, bisa denganbudaya yang sebelumnya ada ataupun sebagai sebuah hasildari interaksi dengan budaya yang lain.

a. Studi Perubahan Dalam BudayaMasyarakat dalam kajian sosisologi mendapat

porsi yang besar karena dalam masyarakatlah individu-individu bersama-sama menghasilkan kebudayaan.Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidakmempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebu-dayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendu-kungnya. Dan didalam masyarakat kebudayaan akandikonstruksi secara terus menerus, dengan tetap men-cari relevansinya dengan berbagai kebutuhan yang adadan berkembang dalam masyarakat. Gambaran tentangarti pentingnya kebudayaan dalam masyarakat ditegas-kan oleh Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinows-ki yang merumuskan pengertian ‘cultural determinism’,yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yangdimiliki oleh masyarakat itu. Dan perlu diketahui bah-wa pemaknaan terhadap kebudayaan juga penuh de-ngan berbagai bentuk sehingga sukar untuk mendapat-kan pembatasan akan pengertian atau definisi yangtegas tentang kebudayaan. Sedangkan oleh E. B. Taylorkebudayaan dianggap sebagai kompleks yang menca-kup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hu-

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

28

Pudarnya Kauman

kum, adat istiadat dan kebiasaan yang didapatkan olehindividu sebagai anggota masyarakat. Artinya, kebuda-yaan mencakup keseluruhan dari apa-apa yang dida-patkan dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat.

Kebudayaan itu sendiri pada dasarnya sama, kare-na diletakkan diatas unsur-unsur pokok dari kebudaya-an yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluargadan sistem politik. Malinowski bahkan menambahkanunsur-unsur pokok dalam setiap keadaan, yang berupa: Sistem norma yang memungkinkan kerjasama an-

tara para anggota masyarakat agar masyarakat me-nguasai alam sekelilingnya.

Organisasi ekonomi. Alat-alat dan lembaga atau petugas-petugas untuk

pendidikan, dimana lembaga keluarga menjadi sa-lah satu yang utama.

Organisasi kekuasaan.

Sedangkan Kluckhon menambahi konsepsi kebu-dayaan dengan mengajukan kajian tentang UniversalCataegories of Culture sebagai unsur kebudayaan yangmutlak ada pada setiap bingkai kebudayaan masyara-kat. Tujuh unsur kebudayaan yang ada dan dianggapsebagai Cultural Universal, yaitu : Peralatan dan perlengkapan hidup manusia Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi Sistem kemasyarakatan Bahasa Kesenian Sistem pengetahuan Sistem kepercayaan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

29

Ahmad Ramdhon

Unsur-unsur tersebut akan tetap ada dan diperta-hankan oleh masyarakat sejauh masing-masing unsurtersebut masih mempunyai kegunaan bagi masyarakat.Sejauh unsur-unsur tersebut mampu memenuhi berba-gai kebutuhan yang ada dan berkembang didalammasyarakat maka unsur tersebut akan relevan dan taktergantikan. Namun apabila kemampuan unsur-unsurtersebut tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada, seca-ra otomatis sistem yang ada dalam masyarakat akanmemproduksi berbagai hal untuk sesegera mungkin me-menuhi kebutuhan yang ada. Karena di situlah pen-jelasan akan nilai guna kebudayaan terasa bagi individu-individu yang memilikinya (Soerjono Soekanto, 1986 :153-167). Dari penjelasan itu digambarkan bagaimanasetiap masyarakat akan mempunyai identitas kebuda-yaannya. Disetiap sistem yang universal itu, masing-masing kebudayaan akan mempunyai bentuk yangsesuai dengan karakter masyarakat sehingga akan di-dapatkan sebuah kejelasan bahwa pada setiap masya-rakat (pada kurun waktu tertentu) akan melahirkan ber-bagai bentuk kebudayaan yang berbeda-beda. Karenatiap bingkai masyarakat akan mempunyai kerangka nilaiyang berbeda, oleh sebab yang berbeda pula.

b. Studi Perubahan Dalam SejarahDalam perspektif historis dijelaskan bahwa pada

abad 14 ketika pertama kalinya para pedagang dariIndia masuk ke Indonesia untuk berdagang, merekamemulainya dari daerah pesisir pantai utara. Dari situkemudian sejarah kita berangkat untuk meng-konteks-kannya dengan kondisi ke-Islaman yang mulai mere-bak ke berbagai belahan wilayah di Indonesia (sejarah

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

30

Pudarnya Kauman

Indonesia modern). Kondisi yang kemudian terbangunadalah membesarnya ruang kultural religius dan jugaruang-ruang politis yang juga tercipta ketika momen-tum ini dimulai. Implikasi yang paling nampak adalahterintegrasinya masyarakat daerah pesisir pantai dibelahan utara dengan berbagai pihak yang menjadi ak-tor dalam perdagangan internasional, sehingga mam-pu memberi basis kelembagaan pada konteks kulturalmasyarakat yang ada di daerah tersebut. Fenomenaberdirinya kerajaan Demak pada abad 15 adalah gam-baran yang maksimal tentang pola integrated-nya ber-bagai kondisi politis, ekonomis, religius dalam sebuahwadah. Pasca keberadaan kerajaan Demak berdiri ke-mudian membangun kekuatan dengan mengkonsoli-dasi kekuataannya sehingga mampu menundukkanberbagai kota besar yang ada di beberapa daerah pesisirutara dan wilayah pedalaman di Jawa timur seperti Tu-ban, Madiun, Pasuruan, Malang hingga Kediri. Denganpengembangan yang di dukung dengan keberadaankerajaan Islam yang lain seperti Cirebon dan Banten.

Namun, kondisi itu tidak bertahan lama, terutamapada saat memasuki awal abad ke-16, saat ketika per-tama kalinya kekuatan Barat memasuki Asia Tenggara.Dan kelak moment ini menjadi awal terbentuknya se-jarah baru di Indonesia. Pada saat itu, ekspansi merkan-tilisme Eropa dengan daya dukung kekuatan militermampu menghancurkan kemapanan sistem perdaga-ngan yang telah mapan di Asia Tenggara untuk kemu-dian memasuki masa-masa kolonialisme. Hal itu terjadiketika Demak mulai tergerogoti oleh keberadaan Por-tugis (di satu sisi) yang telah menghancurkan kekuatan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

31

Ahmad Ramdhon

kerajaan Malaka (yang menjadi payung bagi eksistensiDemak) secara otomatis pula mengurangi kemampuancengkraman kerajaan Demak ke wilayah-wilayah yangtelah dikuasainya. Hal ini dijadikan investasi bagi ke-kuatan yang telah ter-reduksi sebelumnya yaitu kekuat-an Hindu-Jawa. Kekuatan renaisans Jawa ini, kemudianmelakukan konsolidasinya di wilayah pedalaman Jawayang cenderung jauh dari konsentrasi kerajaan Demakpada saat masih tegak. Keinginan dari kekuatan HinduJawa yang ingin menegakkan kembali keberadaannyadi Jawa, menjadi ancaman bagi keberadaan Demakyang sudah diancam juga oleh kekuatan Portugis, yangsebelumnya telah menguasai wilayah perairan di pe-sisir utara. Di sinilah (akhir abad 16) Demak mengalamikemundurannya, ketika momentum historis yangmenggiring kekuatan Demak (Islam) menghadapi ke-kuatan eksternal yaitu ekspansi kapitalisme barat dansecara internal mengadapi kekuatan internal yaitu ke-bangkitan kekuatan ideologi pribumi (feodalisme).Konfigurasi dua kekuatan ini kemudian menjadi latarbelakang sejarah kebangsaan kita sepanjang abad ke17 hingga 19 dan ber-efek pada perubahan karaktermasyarakat, yang berawal dari etos pedagang yang mo-bil, kosmopolit, bercorak urban berganti menjadi men-talitas petani yang statis, localised, dan agraris. Secarasosial, proses ‘peasantization’ dan ‘ruralisation’ beraksesluar biasa pada kondisi sosial masyarakat pada saatitu. Pasca kehancuran Demak yang diakhiri dengan ke-kalahan Demak oleh kekuataan Pajang, yang kemudianmenegakkan kekuatannya di Jawa pedalaman dan ke-mudian melahirkan kekuatan baru pula di daerah Jawa

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

32

Pudarnya Kauman

pedalaman ini, yaitu Mataram yang kelak kemudian(kekuatan Mataram ini), mampu menjadi kekuatanbaru yang ada di Jawa (Kuntowijoyo, 1998 : 22-30).

Hampir sama dengan penjelasaan diatas D.H.Burger (1960 : 86-104), menggambarkan bagaimanaJawa dengan bingkai kebudayaannya dihadapkan padatantangan akan perubahan. Dimana Jawa, pada masa-masa sebelumnya telah dihantam gelombang perubah-an yang pertama yaitu Hindu, yang mampu memba-ngun peradabannya selama hampir 500 tahun lebihsekaligus mampu memapankan strukturnya dalam ma-syarakat lewat otoritas kekuasaannya. Namun selepasHindu mulai mengalami krisis, dengan ditandai olehberbagai konflik dan kekalahan yang dialami oleh Ma-japahit (sebagai wakil terakhir kekuasaan Hindu dalambentuk kekuasaan), masyarakat Jawa kemudian diha-dapkan pada kedatangan Islam yang sekali lagi tidakmampu bertahan lama karena gelombang perubahanyang ketiga di Jawa mulai mendekat kepulauan Jawa,ketika Islam sedang jaya-jayanya di Jawa. Merekaadalah ekspansionisme Eropa, yang pada akhirnya me-ngembalikan karakter kebudayaan Jawa pada karakterperfeodalan baru (tinggalan Hindu-Jawa) yang telahdielaborasikan dengan kebudayaan Islam.

Dalam karakter kehidupan masyarakat Jawa sen-diri, yang paling menonjol adalah bentuk keber-agama-an mereka. Dimana kesadaran akan nilai-nilai teologismerupakan puncak dari semua kerangka nilai yang me-reka sepakati. Ditegaskan oleh P.J. Zoetmulder, bahwakonstruksi filsafat hidup orang Jawa terbentuk dari per-kembangan kebudayaan Jawa yang telah dipengaruhi

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

33

Ahmad Ramdhon

oleh filsafat Hindu dan Islam. Sekalipun kerangka nilaiyang dibangun dalam masyarakat Jawa tradisional,kepercayaan Hindu dan ajaran tasawuf Islam namuntradisi yang paling dominan adalah nilai-nilai Islamyang telah mengalami banyak proses adaptasi dengankarakter Jawa tradisional. Hal ini terasa masuk akal,karena otoritas tradisional yang besar dan terakhir ber-kuasa sebelum Mataram adalah kerajaan Islam-Jawayaitu Demak. Fakta dari berbagai naskah klasik Jawayang menggambarkan konsepsi masyarakat tentangbangunan kehidupannya, entah dalam bentuk karya-karya sastra seperti Serat Centini yang menggambarkanriwayat hidup ulama yang merupakan keturunan waliatau Serat Sasangka Djati yang mengajarkan tentangdelapan sikap dasar yang mesti dimiliki oleh setiap in-dividu dan diawali dari nilai-nilai teologis. Atau peno-kohan wayang seperti halnya Wrekudara KalenggahanSang Hyang Tunggal, yang menceritakan konsepsi tasa-wuf keIslaman lewat media-media peninggalan Hindu-Jawa (Budiono Herusatoto, 2000 : 61-86). Dan penafsir-an-penafsiran yang dilakukan oleh masyarakat Jawa(setidaknya pada abad 16) berpusat pada persoalanyang berhubungan dengan teologi, ritual dan hubung-an politik antara bentuk-bentuk mistik dan kesalehanIslam yang normatif dilapangan kehidupan sehari-hari.Proses inipun memunculkan banyak variasi dalam tipe-tipe Islam lokal Jawa (Mark Woodward, 1999 : 79-88).

Tapi oleh Woodward ditegaskan tentang prosestransisi dan konversi penduduk Jawa ke Islam lebihbersifat gradual, tak merata dan berlangsung terus me-nerus hingga kini. Karena fakta bahwa Islam, datang

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

34

Pudarnya Kauman

ke Jawa bermula dari proses berdagang di lautan India.Dari situ potret sejarah Islam-Jawa bukan hanya proseskonversi budaya saja namun penegasan Islam (padaakhirnya) sebagai agama kerajaan merupakan suatuproses tersendiri, yang banyak mengakibatkan hancur-nya budaya Hindu-Budha. Dan terbentuklah konstruk-si baru, dimana ulama mensubordinasi kekuasaan dankeraton. Dalam perkembangannya masyarakat Jawakemudian sangat berorientasi pada ulama dalam pe-ngertian status sosial yang tinggi, karena sebagian besarmereka berasal dari proses afiliasi dengan keturunanguru-guru muslim. Bahkan ulama pada masa sebelumbangkitnya Mataram, yaitu di Demak, mereka mempu-nyai otoritas yang tinggi. Para ulama ada pada posisiuntuk mengangkat raja-raja di kerajaan Islam di Jawasampai pada menentukan garis besar pemerintaha dandi zaman Mataram-pun tidak jauh berbeda, peran paraulama tersebut (A. Adaby Darban, 1991 : 343-350). Dandi jelaskan juga tentang arti dan peran ulama dalammasyarakat Jawa, yang terbagi menjadi ulama yangmerangkap penguasa, ulama keturunan bangsawan,ulama yang menjadi alat birokrasi (abdi dalem pame-takan, abdi dalem kaji dll) dan golongan ulama yangtinggal di pedesaan. Namun, ikatan keagamaan, ke-ilmuan dan pertalian darah pada akhirnya menyubur-kan perkembangan Islam di Jawa sekaligus merupakanbagian dari usaha mereka untuk tetap mempertahan-kan status sosial mereka dengan segala keistimewaanyang menyertainya. Jadi bentuk nilai-nilai yang dijadi-kan standart untuk hukum yang mengatur semua akti-vitas sosial hingga budaya, ditetapkan oleh bangsawan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

35

Ahmad Ramdhon

(sebagai pewaris Hindu-Jawa) disandarkan pada paraulama (Zaini Muhtaram, 1998 : 24), bahkan relasi danbentuk sinkreteisme Islam di Jawa sampai pada upayapemitosan yang menempatkan Islam dan Hindu di Jawapada konstruksi yang saling kait mengkait (Heddy SriAhimsa, 2000 : 349-386).

Selepas abad pertengahan (pasca Islam di Jawa)sebenarnya hampir seluruh Asia juga mengalami per-geseran kebudayaan, dimana mereka sebelumnya ber-ada di bawah otoritas kekuasaan feodal dari Turki keperadaban baru yang dikembangkan oleh merkantilis-me Eropa. Dan dalam masa itu Jawapun mulai kehi-langan orientasi perekonomiannya di laut dan bergeserkembali ke daratan. Kemunduran perdagangan laut diAsia mengakibatkan juga melemahnya peradaban kotadan peradaban pantai yang individualis dan menye-babkan berkembangnya peradaban feodal yang konti-nental. Semua perdagangan yang pernah ada di lautlenyap dan Jawa mulai memasuki kebudayaan yangtertutup dan memisahkan diri (isolement) yang ekstrim.Pemisahan ini menjadi lahan subur bagi perkembanganfeodalisme baru (Hindu-Jawa-Islam) yang aristokratis.Kebudayaan yang berat sebelah ini hanya berdasarkanpada berbagai tradisi kebangsawanan yang senantiasaberkembang namun tidak diiringi dengan tradisi eko-nomi yang sebelumnya ada, sebagai akibat pengaruhdari luar lewat berbagai pola interaksi dengan perda-gangan laut sebagai pintu gerbangnya.

Kebudayaan Jawa pada saat itu merupakan ‘kebu-dayaan pahlawan’ yang berarti bahwa setiap cita-citahidup pada masa itu terdiri dari cita-cita atau nilai hi-

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

36

Pudarnya Kauman

dup kemuliaan kaum bangsawan. Atau dengan penje-lasan lain dari kebudayaan ini adalah kebudayaan yangmenjunjung tinggi bentuk hidup kaum bangsawan. Ca-ra hidup ini berakar dari kekayaan kebudayaan, yangterkandung dalam kesusasteraan klasik dan wayang,yang merupakan warisan kebudayaan Jawa kuno yangdipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Pengetahuan akankesusasteraan Jawa dan wayang merupakan hal yangpenting karena dari situlah media sosialisasi nilai seka-ligus proses edukasi diteruskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Dalam sastra dan wayang, nilai-nilai hidup lama ditransformasikan kepada segenapmasyarakat untuk dijadikan pegangan hidup, panda-ngan dunia dan pandangan untuk hidup, karena nilai-nilai yang ada bertujuan untuk membentuk sifat danperadaban baru agar terbangun kepribadian-kepribadi-an yang sempurna. Seluruh kebudayaan yang terkan-dung dalam sastra dan wayang di Jawa, digunakan ma-sayarakat agar mampu mengkonstruksi keharmonisandalam hubungannya dengan sesama dan alam se-kitarnya.

Sebenarnya zaman feodal yang tulen telah tum-bang sejak abad 13 seiring dengan perkembangan pe-riode Raja-Kota, dimana kekuasaan dibangun diataskekayaan dalam bentuk materi atau berupa tindakan-tindakan yang mampu menunjukkan eksistensi diri se-bagai seseorang yang memegang otoritas tinggi dalammasyarakat. Efek lain dari perkembangan kebudayaanseperti ini adalah cara hidup yang lebih memberi pe-nekanan pada memperindah kehidupan kebangsawan-annya dengan romantisme masa lalu lewat berbagai

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

37

Ahmad Ramdhon

tradisi ritual kehidupan yang dihiasi dengan berbagaikeindahan dan kemuliaan. Mereka membangun ke-budayaannya dengan berpaling dari dunia luar, mem-balik kedalam dan semata-mata hanya mempertinggidan memperluas kehidupan kraton. Dan semua karak-ter kebudayaan itu mampu menjalin masyarakat de-ngan bangsawannya tanpa harus menafikkan konsepsimereka tentang alam. Semuanya terangkai dalam ke-budayaan yang menjadi corak hidup seluruh kaumbangsawan sekaligus memberi arah kepada seluruhmasyarakat Jawa karena kaum bangsawan ternyatajuga mampu mengkonstruksi diri mereka untuk dijadi-kan panutan. Sehingga segala bentuk kepatuhan ma-syarakat adalah bentuk-bentuk ritual kehidupan yangmempunyai makna sakral dan suci.

Masih dalam kerangka kebudayaan tersebut, baha-sa Jawapun mengalami pergeseran dari bahasa yangsederhana dengan bentuk hubungan tinggi-rendah, se-dikit dalam bentuk dan pilihan kata, dalam prakteknyapun tidak mempunyai kemutlakan karena memang ke-rangka feodalisme sebelumnya jauh lebih sederhanasehingga derajat kebangsawaanan tidaklah begitu luas.Hal itu minimal akan tampak dalam bahasa yang tidakmenekankan keteraturan, kurang maju dan tidak mem-beri prioritas pada sisi keindahan. Namun selepas ba-ngunan feodalisme lama tumbang dan karakter ke-bangsawanan baru, tumbuh seiring dengan tidak tum-buhnya kelas menengah sebagai kelas pedagang danpenyeimbang ini, merubah bahasa Jawa ke dalam ber-bagai macam bentuk, perbedaan dalam kata-kata de-ngan berbagai sinonim yang halus dan penuh ke-

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

38

Pudarnya Kauman

hormatan. Dari sinilah kesusateraan Jawa baru didekla-rasikan sebagai efek dari kebudayaan Hindu yang telahlama tumbang dan sisa-sisa kekuatan Islam yang masihmemberi pengaruhnya untuk kemudian menegakkankeberadaan feodalisme baru. Di samping itu terdapatjuga perangkat kebudayaan lain seperti wayang yangmengalami kemajuan dengan pesat, seni batik ataupunkerajinan tangan yang semuanya mempunyai aspekmemuliakan kaum bangsawan atau semangat sopansantun dalam kehidmatan masyarakat yang terdeferen-siasi ke dalam struktur yang feodal, yang penuh denganrasa keterikatan dari sejarah, tradisi, nilai-nilai keaga-maan. Hal itu tergambar dari adat-istiadat yang adadan dijadikan referensi sekaligus tolak ukur perilakumasyarakat dalam kesehariannya (Budiono Herusa-toto, Op. Cit. : 38-39).

Namun, hubungan yang harmonis antara Islamdan otoritas tradisional tidaklah eksis dalam waktuyang relatif lama, apalagi kaum kolonial yang padaakhirnya menempatkan karakter tradisonal sebagaifaktor dominan untuk melakukan mediasi terhadap ke-kuatan Islam yang telah mapan dan bergerak pada ka-rakter Islam yang progresif. Akhirnya, formasi sosialkembali berubah menjadi Jawa-Islam dengan kaumkolonial yang telah beradaptasi dengan Jawa, tentunyatetap dalam ketidakseimbangan hubungan antar ke-budayaan tersebut. Selepas kedatangan kaum kolonialyang mampu merubah orientasi kebudayaan di istanamenjadi sekedar mengungkapkan etos kebangsawananyang semakin tidak relevan dengan masa damai, tetapijuga etos yang ikut menyenangkan dan berfaedah bagi

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

39

Ahmad Ramdhon

kaum kolonial. Karena memang menjadi agenda bagimereka untuk memanfaatkan penguasa tradisional,bagi kepentingan otoritas mereka agar tetap eksis diJawa (Riklefs, 1998 : 193-199). Pada saat itu kaum kolo-nial mencoba meliberalkan politiknya dalam masyara-kat dengan meminimalisir peran bangsawan keraton(lewat penghapusan berbagai simbol elit feodal) seka-ligus menanamkan semangat baru bagi generasi mudadi Jawa. Salah satunya lewat pendidikan, yang beraki-bat pada terbukanya peluang untuk mengalami mobi-litas struktural. Semisal peran Bupati sebagai mediakolonial (terkait dengan administrasi modern) untuktetap menjaga jarak dengan kaum feodal pada akhirnyamenempatkan para Bupati tersebut pada posisi kaumfeodal baru. Kaum terdidik itu pada akhirnya mampumenjadi priyayi-priyayi baru, yang mereka dapatkankarena kemampuan mereka secara pribadi dalam duniaakademis. Dan merekalah yang kemudian menjadi tu-lang punggung bagi kaum kolonial dari Belanda hing-ga Jepang. Mereka sangat signifikan terhadap dalamproses administrasi modern kaum kolonial untuk tetapmenjalankan roda pemerintahan kolonial di nusantara.Pada saat yang sama, kaum bangsawan yangmendapatkan otoritasnya lewat keturunan mengalamidegradasi peran luar biasa oleh sebab kebijakan kaumkolonial tersebut. Kekuasaan, prestise dan kepercayaandiri kaum elit bangsawan mencapai titik yang terendahbila dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Oleh Sartono Kartodirjo (Hans Antlov, 2001 : 30-45) ditambahkan beberapa penyebab terjadinya per-ubahan di Jawa, terutama berkaitan dengan mundur-

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

40

Pudarnya Kauman

nya aristokrasi adalah dengan maraknya kaum kolonialmembangun sistem ekonomi baru yaitu agro-industriyang diikuti oleh perkembangan komunikasi, transpor-tasi dan pendidikan, yang secara otomatis merubahjuga karakter masyarakatnya (dari masyarakat agrarismenjadi masyarakat semi industri) yang juga diikutidengan munculnya ekonomi pasar, yang sejalan de-ngan lahirnya re-stratifikasi dengan munculnya kelas-kelas baru yaitu kaum terdidik. Dan apa yang terjadidi Jawapun, sebenarnya juga terjadi dibelahan duniayang lain, dimana proses perubahan masyarakatnyamengambil jalur dari tradisional ke peralihan dan padaakhirnya menuju modernisasi yang kompleks namundengan skala perubahan yang berbeda-beda. Denganmengambil indikator modernisasi pada jumlah pendu-duk, proses urbanisasi, keberhasilan dunia pendidikanmodern, media-media komunikasi dan transportasi ser-ta dampaknya secara sosiologis, juga dipaparkan dalammemudarnya masyarakat tradisional : suatu laporanoleh Daniel Lerner (1983 : 60-90).

Munculnya sistem ekonomi baru sebagai akibatdari proses transisional tersebut, berakibat pada sema-kin tidak kuatnya masyarakat tradisional untuk mem-pertahankan eksistensi mereka dan bangunan masya-rakat baru dan modern (nation) makin tak terbendungproses persebarannya, karena generasi baru dari tiapmasyarakat akan selalu membutuhkan identitas. Nega-ra-lah struktur modern yang merupakan kunci bagi se-mua struktur kapitalisme lokal yang mulai melembaga.Dengan negara, masyarakat baru mampu menciptakanperangkat-perangkatnya dan salah satunya adalah

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

41

Ahmad Ramdhon

hukum. Dan hukum-lah yang menempatkan negaradalam sebuah prosesi bermasyarakat yang bersifat legalyang berarti awal dari keruntuhan feodalisme dan pa-trimonialisme. Sistem dalam negara menyediakan pe-rangkat-perangkat modern melalui sistem hukum yangbersifat universal dan rasional. Dan ditambahkan olehCollin Randall -ketika menjelaskan perspektif Webertentang kapitalisme dan modernitas- bahwa awal dariproses tersebut adalah terbentuknya kota-kota yangdinamis, modern dan orientasi berpikirnya rasional-ekonomis (Stephen K Sandersons, 2000 : 180-183).Monopoli kaum kolonial dalam sistem ekonomi baruyang mereka kembangkan pada akhirnya menjadi va-riabel penting dalam mengakselarasi dinamika masya-rakat dan pertumbuhan kota-kota baru karena mulaiterdesentralisasinya beberapa perangkat agro-industrikolonial. Sistem ini melahirkan perusahaan-perusahaanbesar yang mendinamisir pembangunan kota-kota diJawa, entah dalam bentuk meningkatkan perdagangandan proses industrialisasi yang berimplikasi juga padaurbanisasi di kota-kota yang mengalami proses terse-but. Oleh Wertheim (Op. Cit. : 138-149) proses tersebut,pada tahun-tahun berikutnya melahirkan banyak per-masalahan yang mesti ditanggung oleh individu-individu yang ada, baik itu dalam bentuk segregrasi,urbanisasi yang berlebihan hingga disintegrasi budayaakibat tidak langsung dari adanya pertukaran barangdan jasa secara besar-besaran di kota. Dalam perspektifsosiologis, aktivitas pertukaran dalam masyarakat bu-kanlah aktivitas ekonomis belaka namun sebagaimanayang diungkap Granovetter, yaitu aktivitas yang

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

42

Pudarnya Kauman

didalamnya terkandung aktivitas-aktivitas dan nilai-nilai sosial (Robert W Hafner, 1999 : 18).

Terakhir, penting untuk ditambahkan yaitu pe-maknaan individu terhadap semua proses transisionalmasyarakat tersebut, yang mana individu menjadibagian dari proses yang sedang berjalan. Dan diantaraberbagai proses perubahan tersebut (Zdenek Suda, 1989: 199-225), modernisasi menjadi lokus yang palingdinamis sekaligus memberi dampak paling kompleksbagi individu. Karena modernisasi (dengan relativitas-waktunya) yang dengan-nya berbagai unsur strukturbudaya dan sosial, muncul dan lenyap atau diganti olehunsur-unsur yang lain. Semua fakta tersebut adakala-nya ditempatkan pada posisi yang obyektif, karena ter-kait dengan perubahan yang dialami oleh perangkat-perangkat teknologi atau sosial pada kurun waktu ter-tentu. Namun adakalanya perubahan juga dilihat se-bagai perubahan yang subyektif-relatif, dengan me-nempatkan individu sebagai aktor yang berhadapandengan berbagai dinamika teknologi dan perangkatsosial yang ada sekaligus jauh lebih beragam konse-kuensinya bagi individu-individu dalam masyarakat.

Dalam penelitian yang mengambil Kauman sebagailokasi penelitian. Menempatkan Kauman sebagai sebuahkota yang dibangun atas dasar tuntutan sosio-politismasyarakat Jawa pada masa lalu, memberikan berbagaigambaran yang amat banyak terhadap perkembangankota pada era aristokratis dan feodalisme yang mengalamikemapanannya di Jawa. Keberadaan Kauman sendiriberawal dari konsepsi Paku Buwono II (1757) yangmembangun kraton Surakarta di Sala dengan berbagai

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

43

Ahmad Ramdhon

perlengkapan yang menyertai keberadaan kraton, sepertimasjid Agung, alun-alun ataupun benteng-bentengpeperangan. Kauman sendiri masih dalam wilayah BumiPamethakan (wilayah yang otoritasnya dipegang penuholeh keraton) sebagai tempat tinggal para abdi dalem yangberagama Islam dan diberi tugas oleh kerajaan untukmengurusi makam-makam yang dihormati, masjid atautempat-tempat yang dianggap sakral, yang diatur lang-sung oleh Reh Pengulon (administrasi keraton yang meng-urusi masalah-masalah keagamaan). Kata Kauman sen-diri berasal dari kata Qoum-Muddin (bhs. Arab) yangberarti penegak agama Islam.

Dalam kerangka inilah Kauman dapat digambar-kan sebagai representasi dari terintegrasinya karakterpolitik tradisional dengan agama dalam sebuah sistemsosial budaya yang khas. Sehingga pemaknaan akanKauman sebagai masyarakat Islam tradisional diletak-kan dalam sebuah bingkai masyarakat yang beragamaIslam, yang dipengaruhi oleh otoritas tradisional pe-ninggalan Hindu-Budha dan melahirkan berbagai polakebudayaan yang mengadopsi nilai-nilai Islam-Hindu-Budha dan dikemas dalam otoritas feodalisme Jawayaitu kraton Surakarta. Dengan pola pembentukkan-nya yang khas yaitu seleksi atas dasar agama menjadi-kan perkembangan kota ini linear dengan pola pemben-tukannya diawal keberadaan Kauman. Kontinuitas ini,menjadi hal yang menarik ketika kita hendak melihat-nya pada kerangka perubahan dengan melakukankomparasi antara kondisi awal keberadaan Kaumandengan kondisi kekinian di Kauman karena berbagaiagenda modernisasi tersebut.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

44

Pudarnya Kauman

Agenda modernisasi sendiri ada seiring dengankeberadaan otoritas modern yaitu negara. Keberadaannegara yang mempunyai jaring-jaring kekuasaan padawilayah yang paling kecil sekalipun, pada akhirnyamenghadap-hadapkan antara kraton (sebagai otoritastradisional) dengan pemerintah daerah (sebagai wakildari otoritas modern) vis to vis dalam ruang-ruang ke-budayaan. Agenda pengembangan kota Surakarta yangmenempatkan Kauman sebagai bagian dari kota Sura-karta yang sedang bergerak ke arah modernisasi, de-ngan melakukan berbagai perubahan dalam setiap bi-dang kehidupan memebri dampak tersendiri terhadapKauman. Perubahan yang dialami oleh Kauman adalahsebuah potret sederhana tentang kecendrungan me-mudarnya kekuatan tradisi, ketika harus dihadapkanpada gerak perubahan yang sangat dinamis dan per-ubahan yang terjadi di Kauman tidak bisa lepas dariperubahan yang dialami oleh individu-individu di da-lamnya. Perubahan Kauman dalam dimensi ekonomi,budaya, sistem nilai hingga perubahan pada aspek fisik,menyeret individu untuk juga memahami dan meng-ikuti proses tersebut. Penelitian ini akan melihat prosesiperubahan di Kauman, sejauh yang telah terjadi hinggasekarang dan menyoroti dinamika individu-individuyang ada di dalamnya dalam menghadapi prosesi per-ubahan tersebut.

Titik tolak dari pembahasan ini adalah tentang poladan proses perubahan yang menempatkan subyeksebagai pengambil keputusan dalam berbagai interaksimereka sehari-hari. Pengambilan keputusan merupakanproses memilih suatu rangkaian tindakan dari dua atau

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

45

Ahmad Ramdhon

lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah suatupendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatumasalah, pengumpulan fakta-fakta dan data (akan rea-litas), penentuan yang matang dari alternatif yang di-hadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhi-tungan merupakan tindakan yang paling tepat dan cepat.

Sesuatu keputusan diambil untuk dilaksanakandalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.Kiranya telah disadari bahwa pelaksanaan keputusantidak pernah terjadi dalam suasana kekosongan. Arti-nya terdapat kekuatan yang selalu mempengaruhi se-suatu keputusan yang diambil. Kekuatan-kekuatan ituadalah:

1) Dinamika individu.Hal ini berkait dengan sikap dan tingkah laku

yang dilakukan seseorang dalam keadaan tertentu.Sikap dan tingkah laku ini dapat diketahui denganterlebih dahulu mengetahui pandangan seseorangtersebut terhadap dirinya sendiri. Pandangan se-seorang terhadap dirinya sendiri biasanya merupa-kan sintesis dari aspirasi, pendidikan, pengalamandan penilaian orang-orang sekelingnya kepadanya.Seseorang mengambil keputusan selaku individuuntuk melindungi atau memperbesar pandangan-nya terhadap dirinya.

2) Dinamika lingkungan.Semua kondisi dan pengaruh yang mengelili-

ngi dan mempengaruhi suatu keputusan termasukke dalam kategori lingkungan. Setiap keputusanmempunyai lingkungan sendiri yang khas. Dalam

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

46

Pudarnya Kauman

arti yang sesungguhnya semua keputusan harustaat pada tekanan-tekanan yang bersumber darilingkungan. Tentunya merupakan suatu harapanpula supaya keputusan yang diambil merubahlingkungannya sebagai sebuah kekuatan yangmempengaruhi proses dan teknik pengambilan ke-putusan. Lingkungan di sini termasuk kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.

Pengambilan keputusan didasarkan kepada satuskala prioritas yang rapi dan berencana, oleh karenaitu pada tingkat dan ruang lingkup masing-masing,keputusan-keputusan yang diambil berbeda dalampenting atau tidaknya suatu keputusan ini tidak berdirisendiri. Keputusan yang penting misalnya, merupakansuatu sumber yang akan menimbulkan reaksi berantaidan akan diikuti oleh keputusan-keputusan lain. De-ngan perkataan lain bahwa suatu keputusan hanya me-rupakan suatu titik dalam mata rantai waktu. Sekalikeputusan diambil, segera timbul perubahan dalamlingkungan keputusan tersebut. Hadirnya selalu ke-kuatan-kekuatan pengubah dalam lingkungan memak-sakan adanya usaha yang terus menerus untuk mem-perbarui keputusan dan tindakan.

Dan ini berarti tindakan mereka mempunyai artiatau bermakna. Konsep tindakan yang bermakna danpenuh arti dapat kita temukan dalam paradigma defini-si sosial (Social Defenition Paradigm). Dalam paradigmaini terkandung dua konsep dasar yaitu konsep tindakansosial dan konsep tentang penafsiran atau pemahaman.Tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

47

Ahmad Ramdhon

tindakan itu mempunyai makna atau arti subyektif bagidirinya dan diarahkan kepada orang lain. MenurutWeber, tindakan sosial dapat berupa tindakan yangnyata-nyata diarahkan kepada orang lain, dapat bersifatmembatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadikarena pengaruh positif dari situasi tertentu. Atau me-rupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagaiakibat dari pengaruh situasi yang serupa. Atau berupapersetujuan secara pasif dalam situasi tertentu.

Untuk mempelajari tindakan sosial adalah denganmetode penafsiran dan pemahaman, yang menurut ter-minologi Weber adalah verstehen, yaitu suatu upaya un-tuk menginterpretasikan tindakan si aktor dengan me-mahami motif dari tindakan yang dilakukannya.

Salah satu teori yang sepenuhnya berawal darikarya Weber adalah teori aksi (action theory). Asumsi-asumsi fundamental dari teori ini sebagaimana dike-mukakan oleh Hinkle dengan merujuk karya Mac Iver,Znaniecki dan Parsons sebagai berikut:1) Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sen-

diri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalamposisinya sebagai obyek.

2) Sebagai obyek manusia bertindak atau berperilakuuntuk mencapai tujuan tertentu.

3) Dalam bertindak manusia menggunakan cara, tek-nik, prosedur metode serta perangkat yang diper-kirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

4) Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasioleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sen-dirinya.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

48

Pudarnya Kauman

5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terha-dap tindakan yang akan, sedang dan yang telahdilakukannya.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat peng-ambilan keputusan.

7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlu-kan pemakaian teknik penemuan yang bersifatsubyektif seperti metode verstehen, imajinasi,sympathetic atau seakan-akan mengalami sendiri(vicarious experience).

Menurut Cooley, sesuatu yang mempunyai artipenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah apayang disebutnya sebagai “kesadaran subyektif” dan halini merupakan pengakuan terhadap sifat aktif dan kreatifindividu. Selain kesadaran subyektif, perasaan-perasaanindividual, sentiments dan ide-ide merupakan faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berinisiatif ataumengakhiri tindakannya terhadap orang lain.

Sedangkan menurut Parsons (seorang pengikutWeber yang mengembangkan teori aksi) sejak semulatelah menjelaskan bahwa teori aksi tidak dapat mene-rangkan keseluruhan aspek kehidupan sosial. Parsonsmenyusun skema unit-unit dasar tindakan sosial de-ngan karakteristik sebagai berikut:1) Adanya individu sebagai aktor.2) Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan

tertentu.3) Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik

untuk mencapai tujuannya.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

49

Ahmad Ramdhon

4) Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situa-sional yang dapat membatasi tindakannya dalammencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasidan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat diken-dalikan oleh individu.

5) Aktor berada di bawah kendala dari nilai-nilai, nor-ma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempe-ngaruhinya dalam memilih dan menentukan tuju-an serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan(George Ritzer, 1992 : 45-74).

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana nor-ma-norma mengarahkannya dalam memilih alternatifcara dan alat untuk mencapai tujuan. Norma-normaitu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara ataualat. Tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untukmemilih, yang menurut terminologi Parsons disebut“voluntarism”. Singkatnya voluntarism adalah kemam-puan individu melakukan tidakan dalam arti menetap-kan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersediadalam rangka mencapai tujuannya. Berbagai tujuanyang hendak dicapai, kondisi dan norma serta situasipenting lainnya kesemuannya membatasi kebebasanaktor. Tetapi disamping itu, aktor adalah manusia yangaktif, kreatif dan evaluatif.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif-eksplora-

tif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis.Dimana aspek subyektif dari perilaku obyek akan menjadi

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

50

Pudarnya Kauman

penekanan dalam penggalian informasi yang dibutuhkan.Pemahaman akan dunia konseptual dari obyek akan cobadipahami sedemikan rupa sehingga akan didapatkan ber-bagai pemahaman atau pengertian yang dikembangkanoleh individu, pada berbagai peristiwa yang mereka hadapidan pada perilaku yang mereka lakukan. Agenda untukmenangkap proses penafsiran individu atas realitas yangada disekitarnya akan menjadi alat untuk kemudian me-nangkap makna dari perilaku individu-individu (RobertBogdan & Steven Taylor, 1993 : 45).

2. Lokasi PenelitianLokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kau-

man, yaitu sebuah kelurahan di kota Surakarta, Jawa Te-ngah. Alasan utama pemilihan lokasi ini terkait dengan re-presentasi-nya Kauman sebagai wakil dari gambaran pene-liti di latar belakang masalah, dimana Kauman (sampaisekarang) masih menjadi bagian dari otoritas keraton Sura-karta yang sangat kental dengan berbagai agenda keratonyang bersifat tradisional dan bernuansakan Islam. Di sam-ping juga berbagai agenda yang dilakukan oleh pemerintahkota, yang terus mulai membangun berbagai fasilitas mo-dern disekitar keraton dan Kauman. Sehingga tarik ulurantara bangunan kebudayaan tradisional untuk tetap eksisdengan berbagai aktivitas dan infra struktur modern yangtak terbendung, sangat terasa dampak dan dinamikanyapada dan didalam masyarakat Kauman. Dan studi terhadapKauman diharapkan mampu memberi penjelasan terhadapperubahan sosial yang ada di kota Surakarta.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

51

Ahmad Ramdhon

3. Data dan Tehnik PengumpulannyaJenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

berupa data-data primer dan sekunder. Data primer yangdigunakan diperoleh lewat wawancara mendalam denganinforman di lapangan, terutama berkaitan dengan berbagaipemahaman individu (dalam bentuk pengalaman yang ber-sifat subyektif) terhadap dinamika di sekitarnya. Karenapada unit individulah yang langsung menjadi partisipandalam masyarakat yang bersangkutan (Koentjaraningrat,1991 : 158-172). Dengan masyarakat Kauman yang menjadipopulasi secara keseluruhan maka peneliti menggunakantehnik pengambilan sampel dengan tehnik purposive. Teh-nik ini digunakan dengan syarat-syarat pengambilan sam-pel harus didasarkan atas karakteristik sampel tertentuyang memenuhi ciri pokok populasi, subyek yang diambilmerupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi (key subject) sekaligusmemberi banyak informasi berkaitan dengan kebutuhanpeneliti. Disamping tehnik ini, peneliti juga menggunakantehnik snow ball yaitu dengan menggulirkan sample atasdasar informasi yang telah didapatkan sebelumnya, untukmembangaun kerangka informasi bagi peneliti. Denganmengkombinasikan dua tehnik pengambilan sampel ini,peneliti berharap dapat menggali informasi berkaitan de-ngan kebutuhan peneliti secara maksimal. Pada bentuk dataini, peneliti membuat pemetaan informan menjadi, pendu-duk asli Kauman, pendatang tetap dan pendatang tidaktetap di Kauman. Untuk kemudian dikombinasikan denganberbagai informasi yang diperoleh dari teks-teks yang ada,yang memberikan gambaran tentang otoritas di Kaumanpada masa silam. Dengan format seperti ini, wawancara

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

52

Pudarnya Kauman

sebagai sebuah proses pencarian data dapat diinteraktifkandan dikonfirmasikan satu dengan lainnya (Masri Singarim-bun & Sofian Effendi, 1981 : 145).

Kemudian data sekunder yang peneliti gali dari ber-bagai tehnik observasi untuk melihat setiap aktivitas indivi-du dan masyarakat Kauman. Sebab setiap aktivitas dalammasyarakat adalah gejala dari eksistensi realitas yang se-dang dan terus dikonstruksi oleh individu dalam posisinyasebagai anggota masyarakat. Dan setiap gejala akan punyaarti dan bermakna bagi individu (Harsja W Bachtiar, ibidKoentjaraningrat, 1991 : 108-128).

Dengan target seperti yang diatas, peneliti telah meng-alokasikan waktu untuk mengikuti berbagai aktivitas yangdilakukan masyarakat dalam kesehariannya (dengan lifein). Karena dengan interaksi yang intesif (partisipan observa-tion) antara peneliti dengan masyarakat yang diteliti, diha-rapkan akan didapati berbagai pemaknaan individu yangbersifat natural (Robert Bogdan & Steven J Taylor, 1993 :31-34). Di samping juga dari literatur yang berkaitan dengandata-data monografi yang menggambarkan dinamika de-mografis masyarakat untuk dijadikan data-data pendukungagar memaksimalkan usaha peneliti.

4. Analisis dan Validitas DataAnalisis data pada umumya, adalah sebuah proses me-

ngatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatupola, kategori dan satuan uraian yang bertujuan memberipenjelasan. Dalam bahasa lain, digambarkan sebagai prosesyang memerinci usaha secara formal untuk menentukantema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan apa yangdigambarkan oleh data yang diperoleh. Dengan tahap ini

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

53

Ahmad Ramdhon

data diolah sedemikian rupa dengan tujuan untuk meng-gambarkan suatu keadaan dengan jelas dan tepat (LexyMoeloeng, 1999 : 103). Usaha menggambarkan keadaan sua-tu masyarakat dengan jelas dan tepat, memerlukan tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu : mengumpulkan data, me-nyusunnya ke dalam kategori-kategori dan menyatakanberbagai sifat dari kategori-kategori tersebut. Tentang kate-gori-kategori dan sifat-sifatnya, maka ada tiga hal pokokyang perlu diperhatikan, yaitu:a. Kategori-kategori dan sifat-sifatnya merupakan dasar

utama untuk analisis. Kategori dan sifatnya dipakai untukmenggambarkan dan memberikan batasan pada data.Hubungan antar kategori-kategori dengan berbagai sifat-sifatnya, yang disebut hipotesis, merupakan pedomanatas penelitian berikutnya karena satu kategori me-nunjukkan kategori yang lain, analisis dari satu kategorimengarah untuk menetapkan kategori yang lain.

b. Kategori-kategori didasarkan pada data penelitian.Teori dan semua unsur-unsurnya harus muncul daripenelitian, bukan dirumuskan terlebih dahulu sebe-lumnya. Sehingga seluruh analisis didasarkan padadata penelitian, dan bukan gagasan-gagasan yang di-tetapkan sebelumnya.

c. Pengumpulan data dan analisis data berlangsung padawaktu yang bersamaan. Dengan mengumpulkan datakemudian mengklasifikasikannya, dan yang telah dipe-lajari sebelumnya langsung merupakan pedoman padaapa yang masih harus dikumpulkan dan pedoman di-mana data itu harus dicari. Sehingga pengumpulan da-ta didasarkan pada pengembangan analisis (LexyMoleong, Ibid : 190-196).

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

54

Pudarnya Kauman

Langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis-hipotesis. Hipotesis adalah hubungan-hubungan yangmungkin terjadi diantara kategori-kategori dengan berbagaisifat-sifatnya, yang kesemuanya lahir dari data-data pene-litian. Untuk menampakkan suatu kerangka yang menyelu-ruh maka kategori-kategori dan hipotesis-hipotesis dianali-sis lebih mendalam, sehingga akan kelihatan kait mengkaitantar kategori-kategori dan hipotesis-hipotesis. Inilah intiyang dikembangkan. Inti ini merupakan pedoman ataukunci pada langkah terakhir dari pengumpulan data, dima-na peluang di dalam uraian dan teori mulai dapat diisi(Robert Bodgan & Steven Taylor, Op. Cit. : 131-152)

Kemudian untuk memperoleh data yang kredibel danvalid, cara yang ditempuh peneliti adalah dengan melaku-kan triangulasi. Trianggulasi adalah tehnik pemeriksaankeabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain(diluar data itu) untuk keperluan pengecekan atau sekedarpembanding terhadap data tersebut. Alternatif trianggulasiyang mungkin digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah:1. Data triangulation, dimana peneliti menggunakan

beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yangsama.

2. Methodological triangulation adalah penelitian yangdilakukan dengan menggunakan metode yang berbedaataupun dengan mengumpulkan data sejenis tetapidengan menggunakan teknik pengumpulan data yangberbeda.

3. Theoretical triangulasi adalah melakukan penelitiantentang topik yang sama dan datanya dianalisis denganmenggunakan beberapa perspektif teoris yang berbeda(Lexy Moleong, Op. Cit. : 178-179).

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

55

Ahmad Ramdhon

Dalam penelitian ini tidak semua cara/macam triangu-lasi digunakan untuk mencari keabsahan data, semuanyaakan mempertimbangkan kebutuhan dilapangan.

H. METODE PENELITIAN

Pada awal penelitian ini, peneliti melakukan observasidasar sambil sesekali mewawancarai beberapa orang yangdapat peneliti temui dilapangan. Sambil tetap mengkaji banyakbahan yang terkait dan mendiskusikannya dengan beberapapihak yang berkompeten dengan lokasi dan tema yang penelitiminati. Hal ini terasa penting, untuk menentukan tema dan arahpenelitian ini dirancang. Selepas observasi awal, peneliti men-coba membuat rancangan aktivitas penelitian dilapangan. Darisitu peneliti memulai tahap-tahap penelitian dan tahapan ter-sebut adalah :

Pertama yang peneliti lakukan adalah mencari tempatuntuk bisa menetap (live in) di lapangan, harapan peneliti adalahuntuk memudahkan proses penelitian selanjutnya. Di lapanganpenelitian sendiri ternyata banyak alternatif tempat untuk bisaditinggali oleh pendatang. Entah itu berupa pondok pesantren(tempat yang berada dalam lokasi Masjid Agung dan berorien-tasi untuk memberi tempat bagi mereka yang hendak menuntutilmu keagamaan yang diadakan oleh lembaga tersebut), homestay (tempat yang disediakan bagi para pendatang untuk mene-tap sementara waktu dalam jangka waktu satu minggu hinggasatu bulan dan biasanya kepemilikannya bersifat individualdengan tempat relatif luas) ataupun kost-kost-an (yaitu tempatyang disediakan bagi para pendatang yang bertujuan untuktinggal dalam jangka waktu yang relatif lama dan sekalipunkepemilikannya bersifat pribadi namun relatif lebih kecil biladibanding dengan rumah yang dijadikan home stay).

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

56

Pudarnya Kauman

Akhirnya peneliti memilih bertempat tinggal di sebuahkost-kost-an di Jalan Wijaya Kusuma III No. 23 Rt. 01 Rw. 04Kauman. Dengan pertimbangan beberapa hal, beberapa di anta-ranya adalah pertama dekat dengan sebuah langgar (tempat iba-dah bagi orang beragama Islam) dari kondisi itu berarti penelitiakan dekat dengan aktivitas publik. Artinya di langgar tersebut,peneliti akan bertemu dengan banyak orang ketika menunaikankewajiban keagamannya sehari-hari di samping juga sebagaitempat untuk berkumpul pada moment tertentu oleh wargasekitarnya. Yang kedua, dengan bertempat tinggal di kost-kost-an peneliti secara tidak langsung dapat memahami aktivitaspara pendatang yang tinggal bersama peneliti. Dan yang ketiga,yang sekaligus strategis bagi peneliti adalah pemilik dari tempatyang peneliti tinggali adalah tokoh masyarakat (ulama ; orangyang paham agama Islam) sehingga banyak membantu penelitidalam penempatan diri dalam proses sosialisasi di lapangan.

Kedua, untuk tahap ini peneliti melakukannya dalam pro-sesi yang relatif lama yaitu pengamatan sehari-hari di Kauman.Di sini peneliti menghabiskan waktu relatif paling lama untukmelakukan pengamatan (sebagai salah satu tehnik pengambilandata) terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh obyekpenelitian di lapangan (observasi mendalam I). Tehnik yangpeneliti lakukan adalah proses pembauran dengan semua akti-vitas yang ada, untuk kemudian peneliti dokumentasikan dalamcatatan harian lapangan. Sambil terus untuk membangun ke-rangka berpikir tentang realitas yang ada di lapangan. Bangun-an-bangunan hipotesis tentang realitas yang peneliti hadapi se-lalu berubah-ubah sesuai dengan semakin banyaknya momentyang peneliti amati di lapangan.

Semua proses itu berjalan secara bertahap sesuai denganproses sosialisasi yang peneliti lakukan agar tidak terasa janggal

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

57

Ahmad Ramdhon

dengan realitas yang peneliti hadapi. Dan proses ini berjalanlancar karena peneliti memang secara khusus meminta bantuanseseorang yang oleh peneliti ditempatkan sebagai penerima dilapangan agar memudahkan hubungan yang peneliti milikidengan obyek penelitian (gate-keeper). Jadi selama itu, prosesyang ada di lapangan hanyalah pengamatan lalu dokumentasipeneliti dalam bentuk catatan harian lapangan sambil tetapmembuat rangkaian tipologi atas realitas dan hipotesis-hipotesisyang sifatnya sementara. Dan proses ini peneliti lewati sambilmenyelesaikan kerangka kajian pustaka (proposal) yang penelititelah buat sebelumnya.

Dari sini kemudian peneliti membuat sampling frame tentangindividu-individu yang ada di Kauman. Yang mana, peneliti mem-baginya atas tiga kategori dasar yaitu penduduk asli Kauman;dalam artian mereka adalah penduduk yang mempunyai garisketurunan dari mereka yang pernah menjadi Abdi DalemPametakhan ataupun mereka yang menjadi ketururanan darimasyarakat yang datang karena bekerja menjadi tenaaga kerjaAbdiDalem Pametakhan tersebut. Namun yang terakhir tidak penelitimenempatkan-nya secara khusus sebagai representasi darimasyarakat Kauman (dalam masa lalu-nya). Kemudian yangkedua adalah mereka yang telah menjadi penduduk Kauman danmenetap di Kauman. Kebanyakan mereka adalah pendatangyaang datang baik pada saat Kauman masih dalam otoritas keratonatapun mereka yang datang selepas aturan-atauran negara berlakudi Kauman. Namun dalaam prosesnya kedua-nya (mereka yangmenjadi keturunan-yang bukan) tampak tidak ada perbedaan yangmendasar sebab keduanya kini adalah warga Kauman. Merekasama-sama memiliki hak atas tanah di Kauman dan dengan bebaspula diperjualbelikan. Yang terasa berbeda adalah dengan ke-lompok ketiga yaitu warga yang terdapat di Kauman namun

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

58

Pudarnya Kauman

mereka tinggal di dalam Kauman karena adanya lapangan kerjaataupun mereka tinggal di Kauman dengan waktu yang relatifterbatas. Dengan menempati rumah-rumah yang dengan sengajadisewakan, mereka menjadi sumber daya manusia bagi berbagaikegiatan ekonomi yang terselenggara di Kauman ataupunsekitarnya. Dari situlah rangkaian data, bagi peneliti mulai ditelusuri dan dikonstruksi berbagai hipotesis tentang skemaperubahan yang terjadi di Kauman.

Dari apa yang telah peneliti lakukan, ternyata berdampakpada apa yang peneliti rasakan sendiri bahwa setiap momentyang peneliti lewati bersama orang lain di lokasi penelitianadalah data yang tidak bisa diabaikan oleh peneliti.

Ketiga, yaitu tahap masuknya peneliti secara resmi ke lapa-ngan. Di tahap ini peneliti menyelesaikan berbagai prosedurresmi penelitian secara resmi, seperti halnya adalah masalahperijinan terkait dengan apa yang peneliti lakukan di lapangan.

Keempat adalah tahapan utama yaitu pengambilan datalewat wawancara dengan beberapa informan di lokasi peneli-tian (observasi mendalam II). Tahap ini berjalan maksimal se-telah peneliti melalui tahap-tahap sebelumnya. Dimana penelitipunya berbagai kerangka pemikiran dari hasil pengamatan dilapangan yang telah peneliti lakukan sebelumnya, untuk kemu-dian dikonfirmasikan dengan data yang peneliti peroleh dariwawancara pada tahap ini.

Namun dalam tahapan ini, peneliti membaginya dalambeberapa fase pengambilan data dalam bentuk wawancara. Halini dilakukan oleh peneliti berdasarkan apa yang peneliti kate-gorikan sebagai komposisi penduduk Kauman (sebagai hasildari observasi mendalam I). Tapi fase-fase ini, tentunya meng-alami banyak penyesuaian dilapangan untuk disesuaikan de-ngan semua data baru yang peneliti miliki.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

59

Ahmad Ramdhon

1. Fase yang pertama adalah pengambilan data dalam bentukwawancara dengan penduduk asli Kauman (Abdi DalemPamethakan) dan keturunannya (wawancara tahap I). Daridata ini, peneliti membangun hipotesis awal tentang per-ubahan Kauman dalam kerangka obyek utama dari masya-rakat Kauman asli.

2. Fase yang kedua adalah pemaksimalan hipotesis yang telahpeneliti miliki dari hasil wawancara tahap I yang telah pe-neliti elaborasi dengan catatan lapangan hasil dari observasimendalam I, peneliti melengkapinya dengan mengambildata dalam bentuk wawancara dengan penduduk Kaumanyang menetap (mereka adalah penduduk yang menetap diKauman selepas Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-an dan mereka sudah beranak pinak; wawancara tahap II).Dengan cara ini peneliti, menghasilkan apa yang penelitibutuhkan dari apa yang peneliti pertanyakan dalam peru-musan masalah. Artinya hipotesis yang peneliti miliki su-dah sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, berdasarkanwawancara tahap I dan II.

3. Fase refleksi dari kondisi data yang peneliti miliki, makapeneliti mencoba mengambil tengat waktu untuk mencobamerefleksikan data yang peneliti ambil sebelumnya. Halini penting untuk membiarkan data-data yang ada dipapar-kan secara baik dan dari situ akan terlihat lubang-lubangkekurangan yang peneliti miliki ketika melalui proses peng-ambilan data pada fase wawancara tahap I dan II. Sekaligusmemberi kesempatan bagi peneliti untuk menyusun la-poran sebagai tahap penulisan awal. Dan berdasarkan kon-disi ini, pene;liti juga membangun temuan-temuan unutkdi follw up-i pada fase pengambilan data berikutnya.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

60

Pudarnya Kauman

4. Fase yang keempat adalah fase trianggulasi . Fase ini bermuladari temuan. Dan ternyata informan yang dibutuhkan da-lam fase ini adalah sekaligus masuk dalam kategori pen-duduk Kauman yang menetap dan beberapa diantaranyasekarang tinggal di luar Kauman.

5. Fase berikutnya yaitu yang kelima adalah tahapan untukmelengkapi data lapangan dengan mengulangi proses fasesebelumnya (tahap I dan II) yaitu pengambilan data dalambentuk wawancara dengan penduduk asli Kauman dan pen-duduk menetap. Pada fase ini, peneliti mencoba untuk menu-tup lobang-lobang hipotesis (baru) yang peneliti miliki, yangmerupakan hasil dari pengambilan data pada tahap I dan IIsekaligus yang telah ditrianggulasi-kan. Dalam fase ini, agendapeneliti lebih pada melengkapi apa yang menjadi target daripeneliti yaitu temuan atas semua variabel yang terdapat dilapangan dan dengan penjelasan atas semua varibel tersebut.

Di samping itu juga peneliti menerima banyak bantuan dariberbagai pihak (baik itu Kepala Kelurahan atau beberapa figurtokoh masyarakat) yang memberi referensi bagi peneliti untukselalu berani mengubah hipotesis yang peneliti miliki ataupunmembantu untuk menyempurnakan kerangka berpikir peneliti.

Kelima, adalah tahap akhir dari fase penelitian ini yaitupenulisan laporan. Setelah semua proses yang telah peneliti laluimaka penulisan laporan menjadi tahap akhir dari agenda pene-litian ini, tentunya tetap dengan menjaga hubungan baik dengansemua pihak yang telah membantu peneliti melakukan peneli-tian di Kauman. Dan untuk tahap ini peneliti tetap akan merasabanyak kekurangan sehingga tetap membuka diri untuk kem-bali ke lapangan sebagai komitmen dari kekurangan tersebut,untuk kemudian benar-benar keluar dari lapangan dan menye-lesaikan penelitian secara total.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

61

Ahmad Ramdhon

BAB IIDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. SEJARAH KERATON SURAKARTA

Pada pertengahan abad 16, kerajaan Majapahit mengalamikeruntuhannya. Runtuhnya Majapahit ditandai dengan terjadi-nya disintegrasi wilayah dan diikuti dengan munculnya dinastibaru, yaitu kerajaan Islam-Demak. Majapahit yang telah berkua-sa di sebagian besar belahan nusantara, akhirnya tidak mampumempertahankan eksistensinya di bawah pimpinan PrabuBrawijaya, Demak kemudian menjadi penguasa di Jawa selepasMajapahit. Namun selepas pemerintahan Raden Patah, Demak-pun tak bisa menghindari berbagai konflik internal yang men-jadikannya tidak stabil. Konflik kekuasaanpun menjadi salahsatu penyebab mengeroposnya kekuasaan Demak di Jawa, ter-utama setelah memasuki abad 17-an yaitu abad yang berkenaandengan ekspansionisme Eropa di bumi nusantara (Dwi Ratna,1999 : 55-56).

Surutnya kekuasaan Demak, diikuti dengan menguatnyakekuatan Mataram. Kemunculan Mataram sendiri pada perte-ngahan abad 17 sesungguhnya lebih didasarkan pada responmasyarakat Jawa (yang agraris) terhadap meningkatnya per-mintaan beras dalam perdagangan antar pulau dan perdagang-an internasional (Kuntowijoyo, Op. Cit. :29). Dengan mengambilbasis geografis di daerah pedalaman Jawa yang sangat subur,secara efektif Mataram akhirnya muncul sebagai pemegang

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

62

Pudarnya Kauman

monopoli beras. Untuk mempertahankan statusnya ini, Mata-ram-pun melakukan berbagai upaya penaklukan terhadap ku-bu-kubu peninggalan Demak untuk kemudian diintegrasikanke dalam sistem perekonomiannya yang agraris. Inilah tahap,ketika konstelasi kekuasaan di Jawa bergeser dari pesisir pantai(Demak) ke pedalaman (Mataram) yang juga bersamaan denganbergesernya basis material dari perdagangan maritim ke per-tanian agraris.

Meskipun Mataram pernah mengalami kejayaannya, ter-utama ketika dipimpin oleh Sultan Agung yang bergelar SultanAgung Senopati ing Alaga Ngabdur Rachman, dan mampu me-ngembangkan kekuasaan Mataram hingga meliputi seluruhwilayah pantai utara -yang terbentang dari Kerawang (di Barat)sampai Pasuruan (di Timur)-, Mataram tak lepas jua dari pasangsurut kekuasaan. Mulai dari berpindahnya pusat kekuasaan,intervensi kaum kolonial, perang sesama kerajaan di Jawa hing-ga konflik internal antar sesama bangsawan Mataram. Perpin-dahan pusat kekuasaan dari Kraton Karta ke Pleret, pada masakepemimpinan Amangkurat I. Kemudian pada kepemimpinanSunan Amangkutrat II berpindah lagi dari Pleret ke Wanakerta,yang letaknya di daerah Pajang dan kelak berganti nama men-jadi Kartasura Hadiningrat. Lalu yang terakhir, pada masa ke-pemimpinan Susuhunan Paku Buwana II (1727-1749) Mataram-pun memindahkan untuk kesekian kalinya pusat kekuasaandari Kartasura ke Surakarta di daerah Sala.

Disamping itu semua, setting kekuasaan Matrampun taklepas dari berbagai intervensi kaum kolonial. Karena pada saatkekuasaan Mataram tegak di Jawa, kekuatan kaum kolonialdengan VOC-nya juga mulai merambah ke berbagai pedalamanpulau Jawa. Keterlibatan VOC dalam urusan intern kerajaanMataram dimulai sejak masa pemerintahan Amangkurat II

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

63

Ahmad Ramdhon

(1677-1703), yang sedang menghadapi peperangan dengansesama kerajaan tradisional di Jawa yaitu Trunajaya dari Madu-ra. Kebutuhan untuk mempertahankan kekuasaan membuatMataram mulai membuka diri dengan pihak asing dan itu ber-konsekuensi pada perkembangan kekuasaan di kemudian hariyang senantiasa dibayang-bayangi oleh berbagai kepentingankaum kolonial. Bahkan ketika terjadi konflik internal dalam tu-buh kekuasaan di Mataram, yang melibatkan sesama bangsa-wan Kraton, kaum kolonial menjadi salah satu kekuatan yangdijadikan aliansi (gabungan kekuatan) dalam kerangka kepen-tingan akan kekuasaan. Seperti apa yang terjadi pada masa pe-merintahan Sunan Paku Buwana II, yang melibatkan dua sauda-ra Sunan Paku Buwana II yaitu Pangeran Mangkubumi danPangeran Mangkunegara atau ketika kekuasaan dihadapkankonflik dari dalam wilayah kekuasaannya, semisal ketika terjadiGeger Pecinan yang melibatkan etnis Cina yang mendapat ba-nyak dukungan dari elit pribumi untuk memberontak melawankekuasaan Mataram dan kaum kolonial, pada akhirnya men-jadikan kaum kolonial semakin kuat pengaruhnya di Mataramkarena mampu meredam konflik ini lewat peperangan yangdimenangkan oleh mereka. Salah satu dampak dari konflik yangterakhir ini adalah perpindahan pusat kerajaan Mataram dariKartasura ke Surakarta, karena pusat kerajaan Mataram yangterletak di Kartasura mengalami kerusakan yang berat selepaspenyelesaian konflik tersebut.

Perpindahan pusat kekuasaan Mataram dan memilih desaSala dengan pertimbangan sebagai berikut : pertama, desa Salaterletak di dekat pertemuan dua sungai yaitu sungai Pepe dansungai Bengawan. Di samping punya makna magis, sungai jugamemberikan manfaat dalam kerangka kepentingan ekonomi,sosial, politik dan militer. Kedua, dengan alasan praktis bahwa

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

64

Pudarnya Kauman

daerah Sala telah menjadi tempat hunian bagi masyarakatumum dan daerah-daerah sekitar Sala telah menjadi bagianyang dikembangkan oleh kekuasaan di Kartasura. Kemudianyang ketiga, yaitu keterkaitan dengan berbagai kepentinganKraton sendiri dengan pihak kolonial untuk memilih Sala seba-gai pusat pemerintahan, seperti mudahnya jalur transportasibaik dalam kepentingan ekonomi ataupun militer (Darsiti Soe-ratman, 2000 : 66-79). Dan pada akhir 1745 Sunan Paku BuwanaII mulai mempersiapkann prosesi perpindahan kraton yangberjarak kurang lebih 10 km dari kraton yang lama. Namunbaru pada tanggal 17 Februari 1746 Sunan paku Buwana II dapatmenempati keratonnya yang baru di Sala, setelah sebelumnyamendapatkan persetujuan dari Gubernur Jenderal William vanImkoff di Batavia (Jakarta), tertanggal 27 Juli 1745.

Setelah sekian lama eksistensi kraton tegak, kini keberada-annya masuk dalam bagian dari Pemerintah Daerah Surakarta.Perubahan itu melalui proses panjang, berkaitan dengan per-kembangan politik nasional yang melalui tahap-tahap penjajah-an dari Belanda, Jepang dan memasuki masa-masa Kemerdeka-an. Berbagai bentuk perubahan konsep pengembangan melandakota ini, hingga akhirnya diberlakukan Undang-Undang No.18tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah hinggasekarang (Pemerintah Kota dengan UU No. 22 tahun 1999).Dengan menempatkan kota Surakarta sebagai pusat wilayahdari kota Surakarta secara keseluruhan dan menempatkanSukoharjo, Karanganyar, Boyolali dan Wonogiri sebagai bagiandalam wilayah Pemerintahan Daerah Surakarta.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

65

Ahmad Ramdhon

B. SEJARAH KAUMAN

Seiring dengan pembangunan kraton Surakarta, salah satukebijakan kraton sendiri adalah mengembangkan wilayahsekitarnya dalam kerangka kekuasaan. Maka lingkungan kratonpun tak lepas dari konsepsi kekuasaan yang luas, dimana setiapbagian dari wilayah kekuasaan akan mempunyai peran dan mak-na sendiri. Begitu juga dengan kraton dan lingkungannya, yangmenempatkan konsep konsentris (empat lingkaran) kerajaan Jawa.Lingkaran pertama yaitukedhaton, sebagai pusat kekuasaan karenaberbagai simbol kekuasaan ditempatkan di sini. Kemudian lingkar-an yang kedua, berupa kompleks bangunan di Baluwarti sebagaitempat tinggal para bangsawan dan abdi dalemnya. Dan yangketiga berupa paseban, yang berfungsi menjadi tempat mediasikekuasaan dengan dunia luar. Lalu yang terakhir adalah Alun-alun yang berfungsi menjembatani kraton (sebagai pusat jagatraya) dengan dunia luar secara luas (Danys Lombard, 1996 : 113).

Di samping pola pembangunan kraton tersebut, pengem-bangan wilayah disekitar kratonpun menempatkan berbagaiperan yang dipunyai oleh masyarakatnya dengan agenda-agen-da strategis keraton. Karena kraton sendiri mempunyai konsep-si tentang masyarakatnya dalam konsep hirarki antara Raja dankeluarga (sentana dalem), pegawai dan pejabat kerajaan (abdidalem) dan rakyat biasa (kawula dalem). Raja dan keluarga tinggaldi dalam lingkungan kraton, para pegawai dan pejabat fungsio-nal kerajaan, tinggal di sekitar kraton dengan mengelilingi kra-ton. Lalu rakyat biasa tinggal dalam area bebas namun tetapmasih dalam wilayah otoritas kraton Surakarta (Danys Lom-bard, Ib. id : 125). Terkait dengan tempat tinggal para abdi dalemkraton, maka disediakan daerah-daerah tertentu yang mempu-nyai letak disekitar kraton. Semisal, jabatan Pepatih Dalem atauBupati Nayaka, akan disesuaikan dengan nama tempat yang

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

66

Pudarnya Kauman

menjadi tempat tinggal mereka. Sehingga kita dapat mengenalinama-nama Kepatihan, Kampung Sewu ataupun Penumping. Ke-mudian untuk abdi dalem prajurit, tinggal disekitar Baluwarti.Lalu untuk abdi dalem yang bertugas sebagai abdi dalem kriya(pertukangan) menempati daerah Sayangan atau Gemblegan. Danabdi dalem yang mengurusi bidang keagamaan atau mengurusisegala sesuatu yang berkait dengan agenda kraton yang ber-nuansakan religi, ditempatkan disekitar Masjid Agung seka-ligus mengurusi dan memelihara Masjid Agung, yang berfungsisebagi pusat aktivitas keagamaan bagi Kraton Surakarta.

Nama bagi mereka kemudian diambil dari kata Qoum–Kaum (yang berarti = ulama) dan tempat bagi mereka dinamaikampung Kauman (Darsiti Soeratman, Op. Cit. : 85-86). Kam-pung (sekarang menjadi kelurahan) yang dibatasi oleh Kam-pung Baru di sebelah Utara, Kelurahan Kemlayan di sebelahBarat, Kelurahan Gajahan di sebelah Selatan dan KelurahanKedung Lumbu di sebelah Timur.

Kauman sendiri dibangun dalam kaitannya dengan pem-bangunan Masjid Agung dan penyelenggaraan kegiatan ke-agamaan kerajaan Surakarta, yang sekaligus wujud dari warisantradisi Islam Demak (Dannys Lombard, Op.Cit : 116). Kaumanterletak diluar benteng istana, tepatnya dekat Alun-alun Utarasebagai permukiman abdi dalem yang bertugas dalam bidangkeagamaan. Karenanya struktur keorganisasian di kraton Sura-karta, terdiri dari tiga bagian administrasi pemerintah berupa :1. Lembaga administrasi pemerintah di bawah kekuasaan

Patih, yang menjadi pejabat tertinggi dalam hirarki birokrasidan biasa disebut dengan Reh Kepatihan.

2. Reh Kadipaten Anom, yang berfungsi sebagai kepala admi-nistrasi untuk mengurusi kebutuhan para Sentana Dalem.Lembaga ini dibawahi oleh seorang Pangeran Adipati Anom.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

67

Ahmad Ramdhon

3. Reh Pengulon, berfungsi mengurusi administrasi keagamaansecara integratif dibawah pimpinan Penghulu Tafsir Anom.Pegawai-pegawai yang membantu lembaga Reh Pengulondisebut sebagai Abdi Dalem Pamethakan yang berartigolongan putih (suci).

Penghulu memimpin Reh Pengulon, bertanggung jawabterhadap urusan-urusan agama termasuk di dalamnya melaksa-nakan keadilan dalam pertikaian dalam kaitannya dengan hu-kum Islam. Lembaga ini dikepalai oleh Penghulu Ageng, yaitukepala alim ulama di Masjid Agung kerajaan. Dalam kaitannyadengan istana, penghulu diberi tugas untuk memimpin uapaca-ra-upacara keagamaan, berdoa untuk keselamatan Raja, mem-beri pengajaran tentang agama Islam kepada kerabat Raja dansebagainya.

1. Karakteristik KaumanKeberadaan Kauman sejak awal pembangunannya

memang ditujukan sebagai komunitas Muslim, yang jugaberguna dalam aktivitas keagamaan keraton. Dari kondisitersebut, Kauman berproses dalam kerangka identitas ke-budayaan yang khas, yang tidak dapat dilepaskan dari pro-ses pembentukannya diawal. Karena sistem yang ada diKauman juga bagian dari keberadaan Kraton Surakartaataupun Masjid Agung sebagai salah satu perangkat ke-budayaannya.a. Ikatan Keagamaan

Abdi dalem yang mengurusi bidang keagamaandan tinggal di Kauman, dibawahi oleh Penghulu TafsirAnom. Dan pemuka Kauman yang pertama bermukimdi lahan sekitar Masjid Agung adalah Kanjeng KyaiPenghulu Mohammad Thohar Hadiningrat (Penghulu

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

68

Pudarnya Kauman

Dalem ing Kraton Dalem Surakarta). Wewenang Penghuluadalah mengatur seluruh aparatnya yang disebut se-bagai Abdi Dalem Pamethakan di wilayah kekuasaannyadalam Reh Pengulon yang berhubungan dengan per-aturan dan kemakmuran Masjid Agung.

Dalam kaitannya dengan agenda keagamaan yangdiselenggarakan di Masjid Agung, kraton Surakartamenempatkan sejumlah alim ulama dalam birokrasiReh Pengulon. Jajaran birokrasi tersebut antara lain :1) Ketib, yang merupakan pegawai yang bertanggung

jawab dalam terselenggaranya khotbah Jum’at diMasjid Agung. Jumlah Ketib ini adalah tujuh orangyaitu : Ketib Winong, Trayem, Sememen, Cendana, Arum,Imam dan Anom. Para Ketib ini dikepali langsungPenghulu.

2) Modin, berasal dari sebuatan Muadzin yang artinyabertugas memgumandangkan lafal adzan (seruanunuk beribadah) dengan jumlah ada sekitar limaorang, disesuaikan dengan jumlah Sholat (ritualibadah) dalam sehari yaitu sejumlah lima waktu.

3) Qoyyim, pengganti atau membantu tugas Modinapabila berhalangan.

d. Mabot yaitu mereka yang terikat di dalam MasjidAgung dan bertugas memelihara lingkungannya.

Mereka yang direkrut oleh Kraton, untuk kemudi-an diberi tugas memelihara dan membantu aktivitaskeagamaan Kraton berasal dari para ulama dan santriyang ada di wilayah kekuasaan Kraton Surakarta. Seba-gai konsekuensinya, mereka diberi tanah di sekitar Mas-jid Agung. Fasilitas yang diberikan oleh kraton, selain

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

69

Ahmad Ramdhon

tanah tempat Gaduhan (tanah tempat tinggal) juga gajidan tanah Palungguh (garapan) yang berada di pedesaan.Penghulu memperoleh tempat tinggal sekaligus tempatkerjanya di dalem Reh Pengulon yang terletak di sebelahUtara Masjid Agung. Sedangkan tempat tinggal untukKetib Anom, Arum dan Imam berada di sebelah Barat,sementara Ketib Winong dan Trayem berada di sebelahutara Masjid Agung. Dan Ketib Sememi mendapatkantempat tinggal di sebelah Barat Laut Masjid Agung (M.Zaki, 1999 : 21-25).

Dari gambaran tersebut, keberadaan Masjid Agungdan segenap abdi dalemnya selain sebagai bentuk eks-presi dari simbol kerajaan yang menganut Islam, padaakhirnya mampu mengkonstruksi suatu masyarakatyaitu masyarakat Kauman. Masjid Agung sebagai pu-sat kegiatan ibadah ritual sekaligus sebagai tempat ber-interaksi sesama jamaah yang pada akhirnya mampumenghasilkan suatu kebersamaan. Sebuah kebersama-an dengan segala perangkatnya (layaknya suatu sistemsosial tersendiri). Kebersamaan dengan perekat norma-norma Islam sebagai landasan dalam berinteraksi se-hari-sehari.

Ikatan keagamaan yang terbangun, berawal darisebuah kesepakatan untuk menerapkan nilai-nilaiIslam dalam keseharian mereka. Dimana sosialisasinilai-nilai keIslaman dilakukan secara intensif melaluimedia-media pendidikan yang ada. Di Kauman, lemba-ga pendidikan yang ada hanyalah Kyai, Langgar danpengajaran yang dilakukan secara individual yang me-ngacu pada pola pendidikan pesantren, seperti apayang mereka dapatkan sebelumnya. Pada masa-masa

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

70

Pudarnya Kauman

awal pertumbuhannya tradisi pemahaman Islam yangtumbuh dari budaya pesantren telah menjadi akar bu-daya masyarakat Kauman. Dengan otoritas kehidupankeagamaan ada ditangan para Kyai, yang sekaligus me-reka juga menjadi abdi dalem Kraton sehingga batasantara nilai-nilai keagamaan yang murni dan orientasinilai-nilai tradisi tidak mempunyai batas yang tegas.Berbagai tradisi yang ada, baik diselenggarakan masya-rakat luas atau oleh Kraton seperti Grebekan atau Sekatenmaupun Slametan, telah menjadi tradisi yang umum.Pemahaman terhadap nilai-nilai keIslaman berada dibalik otoritas penuh para ulama, yang nota bebe merekajuga mengembangkan tradisi yang tidak bisa dilepas-kan begitu saja dari perilaku masyarakat secara luas.Percampuran antara tradisi-originalitas nilai, mistik-terekat atau pemahaman yang diambil dari ke-empatmazhab besar menjadi unsur-unsur utama dalam pan-dangan masyarakat Kauman.

Budaya pendidikan pesantren yang dikembangkanoleh para ulama tersebut, sangat mewarnai pola per-kembangan masyarakat Kauman. Pola pendidikan pe-santren yang berawal dari belajar mengaji (membacakitab suci) yang diasuh oleh keluarga sendiri kemudianmeningkat ke Langgar (musholla; tempat ibadah denganukuran lebih kecil dari masjid) yang diasuh para Kyaisetempat untuk diteruskan ke pesantren-pesantren be-sar. Dari pola pelestarian seperti ini, hubungan kelang-sungan jabatan sebagai Abdi Dalem Pamethakan di-lanjutkan dari dalam Kauman.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

71

Ahmad Ramdhon

b. Pertalian DarahBerkaitan dengan penghargaan yang mereka da-

patkan sebagai Abdi Dalem Pamethakan -atas dasarukuran pemahaman tentang agama Islam- mau tidakmau menempatkan mereka pada satu status sosial dankedudukan tertentu, oleh karenanya, yang terjadi didalam masyarakat Kauman juga demikian adanya. Pa-ra Abdi Dalem Pamethakan yang mempunyai kedudukanpenting dalam birokrasi Kraton Surakarta, pada akhir-nya mengembangkan suatu pola interaksi yang meng-ikat warganya dalam pergaulan yang lebih erat denganfrekuensi yang tinggi (tentunya dengan kesamaan un-tuk bersama-sama melaksanakan syariat Islam).

Salah satu cara untuk mempertahankan status so-sial mereka adalah dengan melakukan perkawinan de-ngan status yang sama diantara kedua belah pihak(endogen). Dari proses tersebut, dapat dikatakan bahwamasyarakat Kauman secara sadar berusaha untukmempertahankan statusnya sebab perkawinan yangdilangsungkan antar sesama keturunan Abdi DalemPamethakan atau kalau tidak dengan mereka yang mem-punyai derajat keIslaman yang tinggi, ternyata ber-konsekuensi pada terbentuknya ikatan kekeluargaandengan mekanisme perkawinan antar sesama atauketurunan Abdi Dalem Pamethakan sehingga menutupdengan sendirinya bagi masyarakat lain untuk melaku-kan mobilitas seperti yang pernah dilakukan oleh paraAbdi Dalem Pamethakan pada awal keberadaan merekadiawal keberadaan Kauman (Adaby Darban, Op. Cit :17-18). Sekaligus juga menutup kemungkinan bagi ko-munitas diluar Kauman untuk masuk ke dalam Kau-

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

72

Pudarnya Kauman

man. Dengan pola ini, hirarki jabatan maupun tingkatkemampuan material tidak menjadikan perbedaanyang mencolok, karena pengaruh keagamaan dan per-talian darah telah diwujudkan dalam pergaulan sosialyang intim.

c. Status Sosial yang TinggiDalam konstruksi masyarakat Jawa, terdapat

penggolongan secara sosial terhadap individu-individuyang ada di dalamnya ke dalam strata-strata tertentu.Status sosial yang tinggi yang dimiliki oleh individubisa berdasarkan garis keturunan yang diperolehnyasecara otomatis atau status sosial yang memang secarasengaja diberikan oleh otoritas keraton terhadap indi-vidu yang mempunyai peran tertentu dalam strukturtradisional tersebut.

Abdi Dalem Pamethakan yang rata-rata mempunyaipemahaman keagamaan keIslaman yang baik, menda-patkan peran sosialnya dalam birokrasi Kraton Sura-karta yang sangat dipengaruhi oleh tradisi Islam kera-jaan Demak. Peran yang diberikan kepada mereka,secara otomatis mengangkat status sosial mereka secaravertikal (Adaby Darban, Op. Cit : 18-19). Ketika berba-gai jaminan sosial melekat dalam status tersebut, me-reka kemudian mengembangkan pola perkembangankomunitas secara tertutup sehingga status sosial yangtelah melekat dalam diri mereka dapat dipertahankandalam jangka waktu tertentu.

Di samping itu, peran nilai yang berlaku pada alammasyarakat Jawa Mataram (peninggalan Demak), yangmenempatkan peran sentral dari seseorang yang mem-

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

73

Ahmad Ramdhon

punyai pemahaman agama lebih dari yang lain. Kepe-mimpinan yang dimiliki oleh individu yang mempu-nyai pemahaman agama (Kyai atau Ulama) memberiperan sosial yang luas terhadap masyarakat Jawa padasaat itu. Dari Kraton hingga masyarakat luas, menem-patkan orang yang mempunyai pemahaman agamayang lebih, pada suatu status yang khas untuk diakuiperan-peran sosialnya dengan segala atribut religiusyang menyertainya sekaligus melahirkan berbagaikepatuhan dan penghormatan terhadap peran dan sta-tus tersebut. Dan Kauman menjadi tempat berkumpul-nya para ulama untuk kemudian mengabdi di KratonSurakarta, maka secara otomatis pula mengakumulasiberbagai penghargaan terhadap peran para ulama danKauman secara keseluruhan.

C. KEADAAN GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

Kelurahan Kauman sebagai salah satu wilayah yang beradadalam administrasi Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta –Propinsi Jawa Tengah, merupakan wilayah yang berada padabagian Selatan Surakarta dan terletak pada 110 ° - 111 ° BT dan7.8 ° – 8 ° LS. Dengan luas 20.10 Ha dan terdiri dari 26 RukunTetangga (RT) serta 6 Rukun Warga (RW), Kauman kini beradadibawah administrasi secara langsung Kelurahan Kauman.

Dari data yang diperoleh peneliti dari kantor KelurahanKauman per Mei 2002, kini terdapat 795 Kepala Keluarga,dengan jumlah keseluruhan warga 3324 jiwa yang terdiri dari1685 berjenis kelamin laki-laki dan 1639 berjenis kelamin perem-puan. Disamping itu juga terdapat 1 masjid yaitu Masjid Agung,6 langgar antara lain Sememen, Trayeman, Winongan, Hidayat,Gontoran, Modinan dan 1 musholla putri Yasinan, 1 pondok pe-

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

74

Pudarnya Kauman

santren Tahfidl Wa’takmil, 2 yayasan pendidikan NDM danMuhammadiyah,1 kantor ormas Muhammadiyah dan beberapakomunitas pengajian yang diselenggarakan dirumah ataupunlanggar. Untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci darikedaan demografi di Kauman, peneliti mencoba menggambar-kannya dalam tabel-tabel berikut :1. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

Kondisi kependudukan yang terdapat di Kauman,yang didasarakan atas komposisi penduduk menurut umurdan jenis kelamin, dirasa perlu. Untuk melihat komposi-sinya, tabel di bawah ini akan menggambarkan kondisitersebut.

Tabel 1Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 91 56 147

5-9 111 114 225

10-14 143 118 261

15-19 116 119 235

20-24 143 115 258

25-29 151 150 301

30-39 359 364 123

40-49 292 233 525

50-59 139 158 297

60 + 140 212 352

Jumlah 1685 1639 3324

Sumber : Data Monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

75

Ahmad Ramdhon

Hampir seimbang komposisi penduduk yang berjeniskelamin Laki-laki dan Perempuan. Namun yang palingdominan dari tabel di atas adalah jumlah penduduk yangsudah memasuki masa produktif (kerja) yaitu diatas usia20 tahun hingga usia 59 tahun, yang berjumlah 1504. Dansisanya adalah penduduk yang belum memasuki masa usiaproduktif, tersebar dalam berbagai segmen aktivitas sepertipendidikan hingga pensiunan.

2. Komposisi penduduk menurut pendidikan.Komposisi penduduk menurut pendidikan perlu di-

ketahui untuk melihat keadaan atau berlangsungnya prosespendidikan di Kauman.

Tabel 2Komposisi Penduduk Menurut PendidikanDengan catatan, untuk usia 5 tahun ke atas

Tingkat Pendidikan Jumlah

Tamat Akademi/PT 620

Tamat SLTA 825

Tamat SLTP 501

Tamat SD 132

Sudah Tamat SD 265

Belum tamat SD 229

Tidak sekolah 55

Jumlah 2627

Sumber : Data Monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

76

Pudarnya Kauman

Gambaran di atas adalah satu potret tentang besarnyapenduduk Kauman yang telah mendapatkan pendidikan(formal). Dimana untuk lulusan SLTA ke atas 1445 orang,yang juga berarti, terdapatnya penghargaan yang tinggipenduduk Kauman pada aspek pendidikan yang mesti me-reka peroleh. Sekalipun tetap menyisakan 55 orang yangtidak mendapatkan pendidikan namun kerangka pendidik-an tentunya tidak hanya dalam kerangka pendidikan for-mal semata, sebagai pemenuhannya. Karena di Kaumanmedia-media pendidikan non formal-pun tetap berjalandengan media-media lain seperti aktivitas-aktivitas ke-agamaan yang rutin diselenggarakan dirumah-rumah ataulanggar-langgar yang ada.

3. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian.Kemudian kondisi berkaiataan dengan komposisi pen-

duduk menurut mata pencaharian mereka, baik yang di-peroleh di Kauman sendiri aataupun di luar Kauman. Se-hingga gambaran tentang aktivitas perekonomian sertakomposisinya dapat secara jelas dipahami.

Mata Pencaharian Jumlah

Petani -

Bruruh Tani -

Nelayaan -

Pengusaha 8

Tabel 3Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Dengan catatan, untuk usia 10 tahun ke atas

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

77

Ahmad Ramdhon

Dari tabel di atas, dua jenis pekerjaan yang banyakdiambil oleh penduduk Kauman adalah pedagang danPNS. Kondisi ini tentunya bermula dari adanya pendidikanyang cukup (lihat Tabel 2) sehingga pekerjaan formal men-jadi pilihan utama. Sedangkan perdagangan berawal daripengembangan kampung Kauman sendiri yang strategisserta berkembang seiring dengan pengembangan wilayahsekitar Kauman menjadi daerah produktif dan persebaranpenduduk yang tak teridentifikasi merupakan daya du-kung dari sektor perdagangan tersebut. Namun tetap yangmenjadi kekhasan penduduk Kauman juga tetap ada, yaituberdagang kebutuhan-kebutuhan keagamaan dimana me-reka menjalankannya secara turun temurun. Di sampingpara penduduk yang menjadi buruh ditempat lain, tentu-nya adalah mereka yang tidak mempunyai modal pendi-dikan dan keuangan sehingga pekerjaan itu jadi alternatifpaling memungkinkan.

Sumber : Data Monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Buruh Industri 39

Buruh Bangunan 175

Pedagang 182

Pengangkutan 63

PNS/TNI 102

Pensiunan 63

Lain-lain 597

Jumlah 1229

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

78

Pudarnya Kauman

4. Komposisi penduduk menurut agama.Komposisi penduduk di Kauman, sekarang tampak be-

ragam. Dimana penduduk Kauman sekarang juga mulaimemeluk agama selain agama Islam.

Tabel 4Komposisi Penduduk

Menurut Agama

Agama Jumlah

Islam 3120

Katholik 57

Protestan 106

Budha 41

Hindu -

Jumlah 3324

Sumber : Data Monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Satu catatan penting dari tabel ini adalaah terdapatnyapenduduk Kauman yang memeluk agama di luar agamaIslam. Hal ini terasa penting untuk dilihat sebagai prosesketerbukaan penduduk Kauman secara luas dan melepassekat-sekat agama sebagai pembentuk masyarakat Kaumanpada awal keberadaan mereka di Kauman. Sekalipun pen-duduk yang beragama Islam tetap dominan namun per-ubahan komposisi ini adalah salah satu indikator untukmelihat perubahan dalam struktur keagamaan di dalammasyarakat Kauman.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

79

Ahmad Ramdhon

5. Keadaan sarana dan prasarana.Untuk gambaran tentang kondisi sarana dan prasarana

ini, peneliti ingin menjelaskan berbagai perangkat kebuda-yaan yang dimiliki oleh penduduk Kauman, sebagai salahsatu ukuran dari adanya kepemilikan individu terhadapsesuatu, yang digunakannya secara produktif.

Tabel 5Sarana dan Prasarana

Jenis Sarana Jumlah

Radio 212

Telivisi 439

Sepeda 172

Sepeda Motor 113

Mobil Dinas -

Mobil Pribadi 87

Becak 3

Sumber : Data Monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Kondisi tersebut, menegaskan tentang kepemilikan pen-duduk terbanyak adalah kendaraan bermotor, yang orienta-sinya, tentu saja untuk semua aktivitas produktif bagi mereka.

6. Keadaan penduduk berkaitan dengan mutasi penduduk.Kemudian gambaran tentang dinamika mobilitas ma-

syarakat Kauman baik dalam konteks pertambahan pendu-duk lewat kelahiran atau pindah masuk, ataupun berku-rangnya penduduk lewat kematian atau pindah keluar dariKauman.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

80

Pudarnya Kauman

Tabel 6Mutasi Penduduk

Mutasi Laki-laki Perempuan Jumlah

Pindah 6 8 14

Datang 15 9 24

Lahir - 6 6

Mati 2 2 4

- 5 tahun - - -

+ 5 tahun - - -

Sumber : Data monografi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Tabel diatas menunjukkan gerak penduduk yang dina-mis dimana pergeseran penduduk yang terjadi di Kaumanlebih banyak meraka yang masuk ketimbang dari Kaumanpindah keluar Kauman. Tentunya hal ini akan terkait de-ngan keberadaan Kauman sebagai wilayah yang beradatepat di tengah-tengah dinamika penduduk kota sekaligusjuga dekat dengan ruang-ruang yang mendinamisir uangdalam bentuk investasi perdagangan ataupun konsumsi.

7. Keadaan penduduk berkaitan dengan etnis.Berkaitan dengan tabel ini, gambaran tentang keterbu-

kaan penduduk Kauman baik dalam agama (lihat Tabel 4)ataupun dalam dinamikaa ruang (lihat Tabel 6) juga bisakita dapati dari tabel komposisi WNI keturunan yang ter-dapat di Kauman. Karena adalah fakta bahwa WNI tersebutmerupakan pendatang di Kauman.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

81

Ahmad Ramdhon

Tabel 7WNI Keturunan

KebangsaanDewasa

Lk

Dewasa

Pr

Anak

Lk

Anak

Pr

Cina 95 93 9 9

Lainnya 10 10 4 3

Jumlah 105 103 13 12

Sumber : Data Monofrafi Kelurahan Kauman, Mei 2002

Biasanya keterbukaan dalam aspek ini berkaitan de-ngan masuknya masyarakat ber-etnis lain (non Jawa) kedalam komposisi penduduk Kauman, yang dinamis secaraekonomis. Karena mereka datang dan berada pada posisiuntuk berdagang atau secara khusus membeli/sewa lahandi sepanjang pinggir Kauman karena sejalur dengan per-kembangan kawasan jalan Slamet Riyadi. Dan karena mere-ka bermodal besar maka pilihan untuk berdagang barang-barang kebutuhan modern lebih menjadi pilihan.

Demikian rangkaian data yang menggambakan kondisiKauman dari awal keberadaannya hingga data terkahir ber-kaitan dengan berbagai kondisi penduduk, yang dapatpeneliti peroleh di lapangan.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

82

Pudarnya Kauman

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

83

Ahmad Ramdhon

BAB IIIKAUMAN DAN PERUBAHAN

Kauman sebagai sebuah kota yang dibangun atas dasartuntutan sosio-politis masyarakat Jawa pada masa lalu, mem-berikan berbagai gambaran yang amat banyak terhadap per-kembangan kota pada era aristokratis dan feodalisme yang me-ngalami kemapanannya di Jawa. Keberadaan Kauman sendiriberawal dari konsepsi Paku Buwono II (1757) yang membangunkeraton Surakarta di Sala dengan berbagai perlengkapan yangmenyertai keberadaan keraton, seperti masjid Agung, alun-alunataupun benteng-benteng peperangan. Kauman sendiri masihdalam wilayah Bumi Pamethakan (wilayah yang otoritasnya di-pegang penuh oleh keraton) sebagai tempat tinggal para abdidalem yang beragama Islam dan diberi tugas oleh kerajaan un-tuk mengurusi makam-makam yang dihormati, masjid atautempat-tempat yang dianggap sakral, yang diatur langsung olehReh Pengulon (administrasi keraton yang mengurusi masalah-masalah keagamaan). Kata Kauman sendiri berasal dari kataQoum-Muddin (bhs. Arab) yang berarti penegak agama Islam.

Dalam kerangka inilah Kauman dapat digambarkan sebagairepresentasi dari terintegrasinya karakter politik tradisional de-ngan agama dalam sebuah sistem sosial budaya yang khas. Se-hingga pemaknaan akan Kauman sebagai masyarakat Islam tra-disional diletakkan dalam sebuah bingkai masyarakat yang ber-agama Islam, yang dipengaruhi oleh otoritas tradisional pening-galan Hindu-Budha dan melahirkan berbagai pola kebudayaan

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

84

Pudarnya Kauman

yang mengadopsi nilai-nilai Islam-Hindu-Budha dan dikemasdalam otoritas feodalisme Jawa yaitu kraton Surakarta. Denganpola pembentukkannya yang khas yaitu seleksi atas dasar aga-ma menjadikan perkembangan kota ini linear dengan pola pem-bentukannya diawal keberadaan Kauman. Kontinuitas ini, men-jadi hal yang menarik ketika kita hendak melihatnya pada ke-rangka perubahan dengan melakukan komparasi antara kondisiawal keberadaan Kauman dengan kondisi kekinian di Kaumankarena berbagai agenda modernisasi tersebut.

Agenda modernisasi sendiri ada seiring dengan keberadaanotoritas modern yaitu negara. Keberadaan negara yang mempu-nyai jaring-jaring kekuasaan pada wilayah yang paling kecilsekalipun, pada akhirnya menghadap-hadapkan antara kraton(sebagai otoritas tradisional) dengan pemerintah daerah (seba-gai wakil dari otoritas modern) vis to vis dalam ruang-ruangkebudayaan. Agenda pengembangan kota Surakarta yang me-nempatkan Kauman sebagai bagian dari kota Surakarta yangsedang bergerak ke arah modernisasi, dengan melakukan ber-bagai perubahan dalam setiap bidang kehidupan memberi dam-pak tersendiri terhadap Kauman. Perubahan yang dialami olehKauman adalah sebuah potret sederhana tentang kecendrunganmemudarnya kekuatan tradisi, ketika harus dihadapkan padagerak perubahan yang sangat dinamis dan perubahan yang ter-jadi di Kauman tidak bisa lepas dari perubahan yang dialamioleh individu-individu di dalamnya. Perubahan Kauman dalamdimensi ekonomi, budaya, sistem nilai hingga perubahan padaaspek fisik, menyeret individu untuk juga memahami dan me-ngikuti proses tersebut. Penelitian ini melihat prosesi perubahandi Kauman, sejauh yang telah terjadi hingga sekarang dan me-nyoroti dinamika individu-individu yang ada di dalamnyadalam menghadapi prosesi perubahan tersebut.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

85

Ahmad Ramdhon

A. PERUBAHAN YANG TERJADI DI KAUMAN

Beberapa perubahan yang terjadi di Kauman, sejauh apayang dapat peneliti temukan di lapangan antara lain :

1. Berubahnya Struktur Tafsir Anom.Kauman dalam posisinya dengan keraton adalah sebuah

perangkat kebudayaan sekaligus simbol politis. DimanaMasjid Agung adalah salah satu peninggalan konsep politikkerajaan Islam Demak. Dan dalam konstruksi itulah keratonmenempatkan salah satu bagian administrasinya di Kauman,yang langsung dibawahi oleh Reh Pengulon (administrasikeagamaan). Dalam struktur tersebut, keraton menempatkanwakil-nya di Kauman dalam posisi wakil keagamaan keratonbagi rakyatnyaa. Pola Rekruitmen

Tafsir Anom adalah salah satu bagian administrasidari keraton Surakarta Hadiningrat, yaitu strukturkeagamaan yang dibawahi langsung oleh Reh Pengulon.Tafsir Anom sendiri yang mempunyai arti sebagaiwakil keagamaan dari keraton dalam kaitannya denganperilaku keagamaan rakyat. Seperti yang tegaskan olehseorang informan :

‘Tafsir Anom itu berasal dari kata Tafsir yang ber-arti menjelaskan dan Anom yang berarti masyarakatluas‘

Sedangkan Beliau sendiri adalah Tafsir Anom ke -22, beliau diangkat sekitar tahun 90-an awal. Sebelum-nya semua Tafsir Anom mulai dari ketika kraton belumpindah dari Kartosura ke Surakarta, yang urutannyasebagai berikut :

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

86

Pudarnya Kauman

1) K.K.P. Anom Tafsir, sebagai Penghulu Ageng per-tama di Kartasura. Beliau menjabat selama 24 tahundan dimakamkan di Laweyan.

2) K.K.P. Tangkilan, menjabat selama 2 tahun dan di-makamkan di Weyana.

3) K.K.P. Mubin, menjabat selama 1 tahun dan di-makamkan di Wiyana.

4) K.K.P. Handipaningrat I, menjabat selama 14 tahundan dimakamkan di Banyu Urip.

5) K.K.P. Jalalen I, menjabat selama 6 tahun dan di-makamkan di Pajang.

6) K.K.P. Dipaningrat II, menjabat selama 1 tahun dandimakamkan di Karang Turi.

7) K.K.P. Jayaningrat, menjabat selama 1 tahun dandimakamkan di Wanatara.

8) K.K.P. Pekik Ibrahim yang menjabat selama 4tahun dan dimakamkan di Sampangan.

9) K.K.P. Jalalen II, yang menjabat selama 6 tahun ; duatahun pada saat keraton masih berada di Kartasuradan enam tahun saat keraton mulai pindah keSurakarta, sekarang dimakamkan di Laweyan.

10) K.K.P. Muhammad Thohar Hadiningrat (menantudari K.K.P. Jalalen II) yang menjabat selama 46tahun dan dimakamkan di Laweyan.

11) K.K.P. Tafsir Anom Hadiningrat (putra dari K.K.P.M. Thoha Hadiningrat) yang menjabat selama 15tahun dan dimakamkan di Kuta Gede.

12) K.K.P. Martalaya menjabat selama 21 tahun.13) K.K.P. Sumemi (adik dari K.K.P. Martalaya) yang

menjabat selama 6 tahun dan dimakamkan di Pajang.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

87

Ahmad Ramdhon

14) K.K.P. Dipaningrat II menjabat selama 7 tahun dandimakamkan di Pajang.

15) K.K.P. Tafsir Anom II menjabat selama 8 tahun dandimakamkan di Pajang.

16) K.K.P. Tafsir Anom III menjabat selama 3 tahundan dimakamkan di Pajang.

17) K.K.P. Tafsir Anom IV menjabat selama 31 tahundan dimakamkan di Pajang.

18) K.R.P. Tafsir Anom V menjabat selama 49 tahundan dimakamkan di Pajang.

19) K.R.P. Tafsir Anom VI menjabat selama 23 tahundan dimakamkan di Pajang.

20) K.R.P. Hadipaningrat.21) K.R.T. Tafsir Anom Zaelani Maknawi22) K.R.T. Tafsir Anom Muhammad Dasuki.

Di samping tugas tersebut, mereka semua secaraotomatis menjadi Abdi Dalem Pametakhan yang berfung-si memberi pengetahuan tentang agama ke pada parakerabat raja dan juga menjadi Pengulu (petugas yangmenikahkan) bagi kerabat keraton. Dan pada saat kera-ton mengadakan kegiatan kebudayaan kaitannya de-ngan rakyat secara luas maka para abdi dalem inilahyang menjadi penanggung jawabnya, seperti acara Ha-jat Dalem Gunungan Keraton Surakarta Hadiningratpada bulan Sura (hitungan dalam Jawa) ataupun bulan-bulan lain yang kaitannya dengan peringatan keagama-an yang biasanya diselenggarakan di dalam lingkunganMasjid Agung (yang sekaligus juga menjadi tanggungjawab bagi Abdi Dalem Pametakhan). Dari fungsi awalinilah keraton kemudian menempatkan mereka dalam

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

88

Pudarnya Kauman

sebuah wilayah tertentu yaitu Kauman. Kata Kaumansendiri berasal dari kata Qoum-Muddin (bhs. Arab) yangberarti penegak agama Islam.

Tafsir Anom sebagai sebuah jabatan yang masukdalam administrasi keraton melahirkan satu status so-sial yang memapankan orang-orang yang ada di dalam-nya. Dan dalam sejarahnya, rekruitmen yang adamenggambarkan pola hubungan kekerabatan yangkental. Hal ini sangat memungkinkan karena merekatinggal dan menetap pada satu tempat yang sama se-hingga memungkinkan pola itu berkembang denganbaik Maka bisa dimaklumi pola pergantian yang adatidak lepas dari satu garis keturunan keluarga ke garisketurunan keluarga lainnya atau ke keluarga lain yangmempunyai hubungan kekerabatan. Sekalipun dasarrekruitmennya adalah kefahaman atas agama namunhubungan kekerabatan, pada akhirnya menjadi prio-ritas. Dan kecendrungan ini dimulai selepas keratonpindah dan membangun Masjid Agung dan Kauman.

Dalam gambaran ini, kita bisa menemukan K.K.P.M.Thohar Hadiningrat (Tafsir Anom ke – 10) adalahmenantu dari Tafsir Anom sebelumnya yaitu K.K.P.Jalalen II. Yang kemudian diwarisi oleh putranya sen-diri yaitu K.K.P. Tafsir Anom Hadiningrat untuk men-jadi Tafsir Anom ke -11. Lalu K.K.P. Sumemi yang me-lanjutkan menjadi Tafsir Anom untuk menggantikankedudukan kakaknya yang meninggal yaitu K.K.P.Martalaya, yang telah menjabat selama 21 tahun. Na-mun seiring dengan pergerakan waktu, pola tersebutmengalami pergeserannya. Dimana dua pejabat TafsirAnom yang terkahir ternyata bukan orang yang mem-

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

89

Ahmad Ramdhon

punyai garis keturunan dengan kerabat keraton atau-pun dari mereka yang dulunya pernah menjadi kerabatAbdi Dalem Pametakhan. Dalam pola yang berubah ini,ditegaskan oleh seorang informan :

‘Sekarang struktur Tafsir Anom, ternyata bisa diduduki oleh orang yang sebelumnya tidak mem-punyai hubungan apapun dengan Reh Pengulon.Artinya ada ketidaksinambungan lagi dalam polapewarisan jabatan ini‘

Dan memang diketahuai, bahwa dua Tafsir Anomyang terakhir ternyata memang tidak tidak punya hu-bungan kekerabatan dengan keraton ataupun denganAbdi Dalem Pametakhan. Kalau bapak M. Dasuki berasaldari Boyolali sedangkan Bapak Zaelani Maknawi(almarhum) berasal dari kota Surakarta namun bukanKauman. Dan yang menarik dari keduanya adalah pen-siunan pegawai Departemen Agama Kota Surakarta.Disinilah letak pergeseran pola rekruitmen pada struk-tur Tafsir Anom, yang kini hanya meletakkannya padasatu standart yaitu pemahaman keagamaan, dan mulaimenggeser pola lama yang berupa ikatan kekerabatanatau keturunan Abdi Dalem Pamethakan sebelumnya.

b. Struktur UlamaMasjid Agung yang dibangun oleh keraton dan di-

serahkan pemeliharannya kepada Abdi Dalem Pameta-khan, mempunyai beragam kegiatan yang berkaitandengan aktivitas keagamaan ataupun kebudayaan. Dandalam pelaksanaannya semua kegiatan itu, pada awal-nya diorientasikan pada pendidikan kegamaan bagi

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

90

Pudarnya Kauman

kerabat Keraton dan masyarakat secara luas. MasjidAgung menjadi pusat bagi semua kegiatan keagamaandari kerajaan Surakarta Hadiningrat.

Konsekuensi dari sebuah pusat kegiatan keagama-an adalah menempatkan Masjid Agung dalam perang-kat kekuasaan yang secara langsung melakukan trans-formasi nilai pada masyarakat secara luas. Dan dalamkonteks inilah pemaknaan secara politis terhadap TafsirAnom selaku wakil keagamaan dari keraton terasa pen-ting. Struktur Tafsir Anom yang mempunyai kekera-batan dengan keraton sangat menungkinkan terjamin-nya pola sosialisasi kekuasaan keraton untuk tetap di-tegakkan. Maka penanggung jawab terhadap semuaaktivitas yang diselenggarakan di masjid Agung-puntak lepas dari otoritas Tafsir Anom.

Dalam kaitannya dengan agenda keagamaan yangdiselenggarakan di Masjid Agung, kraton Surakarta me-nempatkan sejumlah alim ulama dalam birokrasi RehPengulon. Seumpamanya Ketib, yang merupakan pegawaiyang bertanggung jawab dalam terselenggaranya khotbahJum’at di Masjid Agung. Jumlah Ketib ini adalah tujuhorang yaitu : Ketib Winong, Trayem, Sememen, Cendana,Arum, Imam dan Anom. Para Ketib ini dikepalai langsungPenghulu. Semua Ketib ini merupakan bagian dari strukturTafsir Anom, yang berarti mereka juga punya hubungankekerabatan dan tinggal di Kauman. Sekarang sebagianbesar nama Ketib itu menjadi nama langgar yang sekarangmulai banyak dibangun di dalam Kauman, untuk lebihmemudahkan warga Kauman -menunaikan kewajibanlima waktunya- yang letak rumahnya jauh dari MasjidAgung sekaligus nama tempat dimana langgar itu berada.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

91

Ahmad Ramdhon

Kaitannya dengan keterbukaan pada pola rekruit-men struktur Tafsir Anom maka komposisi Ketib (struk-tur ulama yang bertugas memberikan khutbah setiaphari Jum’at di masjid Agung) pun berubah. Sekarangdominasi penyampai materi khutbah pada setiap hariJum’at di Masjid Agung, kebanyakan bukan merupa-kan bagian dari struktur Tafsir Anom dan rata-rata ber-asal dari luar Kauman. Bahkan struktur itupun seka-rang berubah menjadi struktur yang lebih baku yaitupengurus Masjid Agung, yang secara otomatis semakinmembuka kemungkinan lebih besar bagi orang yangnon kekerabatan dengan Abdi Dalem Pamethakan untukberpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan keaga-maan yang diselenggarakan oleh Masjid Agung. Seba-gai sebuah gambaran tentang perubahan tersebut, se-orang informan menyampaikan tentang apa yang di-alaminya terkait dengan kewajibannya dalam menyam-paikan materi keagmaan sebagi berikut :

‘ Sejak saya datang (beliau berasal dari Purbalingga)awal tahun 70-an, sampai sekarang saya masihdiminta untuk mengisi kegiatan-kegiatan keagama-an di Masjid Agung ‘.

Dan kondisi tersebut menguat selepas kemerdeka-an bangsa Indonesia, dimana terjadi pendistribusianmasyarakat secara luas dan intens ke tempat-tempatyang memberi lebih banyak jaminan kehidupan.

c. Status SosialKomposisi di atas ini, menegaskan pada kita se-

makin kompleksnya orang yang terlibat dalam aktivitaskeagamaan di Masjid Agung. Yang mana Masjid

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

92

Pudarnya Kauman

Agung adalah simbol dari sebuah budaya yang me-nempatkan mereka yang punya pemahaman agamadan mempunyai garis keterunan dengan kerabat kera-ton ataupun mereka yang mempunyai tali kekerabatandengan mereka yang menjadi Abdi Dalem Pametakhan,ditempatkan pada satu status sosial yang tinggi. Halini relevan dengan karakteristik kerajaan pasca Demakyang menempatkan agama menjadi salah satu pilarkekuasaannya.

Namun efek dari pola rekruitmen yang berubahdan terbukanya struktur keagamaan orang-orang yangmenjadi penggiat keagamaan di Masjid Agung danKauman, mulai surut statusnya. Situasi ini terasakansekali, seperti apa yang disampaikan oleh seorang in-forman terkait dengan status sosial Tafsir Anom :

‘Kalau dulu Tafsir Anom itu digaji dan dijunjung ting-gi oleh masyarakat. Namun sekarang jabatan itu terasabiasa saja. Tanpa gaji, tanpa penghargaan, ya biasa saja.Lha, saya sendiri memang awalnya orang biasa‘

Artinya memang ada yang berubah dari cara pandangmasyarakat secara luas terhadap status mereka yangmenjadi Abdi Dalem Pametakhan. Bahkan dalam situasi yangpaling akhir yang peneliti temukan adalah digusurnyasemua bangunan yang berada di depan Masjid Agung,dalam rangka penataan dan perbaikan lingkungan kota.Dan salah satu bangunan yang digusur adalah rumahtinggal Bapak M. Dasuki. Beliau yang secara simbolisadalah wakil dari keraton dalam bidang keagamaan danbertanggung jawab atas Masjid Agung dan lingkunganKauman, kini harus tinggal di luar Kauman.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

93

Ahmad Ramdhon

Dalam keseharianpun tak tampak, ada semacamperilaku yang membedakan mereka yang menjadi AbdiDalem Pametakhan dengan warga biasa kecuali hanyatampak dari aktivitas keagamaan mereka yang lebihintens ketimbang mereka yang bukan menjadi Abdi Da-lem Pametakhan. Tapi itupun tidak dalam konteks, mere-ka yang menjadi keturunannya. Sekarang yang adahanyalah, penghargaan atas mereka yang taat beriba-dah tanpa harus melihatnya sebagai keturunan abdidalem atau bukan. Sejauh kemudian ada individu-indi-vidu mempunyai kepahaman dalam bidang keagama-an dan intens melaksanakannya maka tanpa harusmelihatnya sejarah keturunannya, secara otomatis de-rajat penghargan orang akan berbeda dengan oranglain. Status sosial akan diwujudkan dalam bentuk peng-hargaan yang sifatnya abstrak namun terasakan dalambentuk interaksi sehari-hari.

Kini mereka yang menjadi keturunan Abdi DalemPametakhan menjadi bagian dari masyarakat biasa yangdalam keseharian perilakunya, tidak harus mencermin-kan sebuah perilaku yang khas (agamis). Dan apa yangpeneliti rasakan terhadap status sosial yang tinggi,mungkin hanya masih berlaku pada mereka yang men-jadi Abdi Dalem Pametakhan namun bukan dalam ke-rangka bahwa mereka adalah abdi dalem keraton na-mun lebih didasarkan atas pemahaman keagaman me-reka yang lebih baik dari pada warga yang lain. Arti-nya, bagi mereka yang menjadi Abdi Dalem Pametakhankini mulai tanggal satu bentuk penghargaan masyara-kat secara luas kepada mereka sebagai abdi dalem ke-raton dalam bidang keagamaan. Namun tetap menyisa-

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

94

Pudarnya Kauman

kan bentuk pengharagaaan oleh masyarakat dalam stan-dart yang berbeda -tapi dulu juga pernah ada- yaitupenghargaan atas dasar kefahaman agama sekaligustauladan dalam pelaksanaan praktek keagamaan terse-but. Konsekuensinya adalah terbukanya bentuk peng-hargaan (dengan dasar ini) kepada orang lain tanpa ha-rus memperhatikan status yang diberikan oleh keraton.

2. Pola Pemenuhan Kebutuhan Hidup BaruMengenai keberadaan Kauman dari sejak awal tidak

bisa dilepaskan dari keberadaan keraton, yang memangsedari awal menempatkan Kauman dalam sebuah bingkaisistem sosial-nya. Dimana keraton dijadikan muara darisistem sosial yang menempatkan Kauman menjadi salahsatu sub sistem yang dikembangkan oleh keraton. Dalambingkai sistem sosial tersebut, realitas pemenuhan kebutuh-an sehari-hari juga menjadi salah satu bagian yang di-sediakan oleh keraton.a. Habisnya Patron-klien

Kauman yang menjadi disalah satu sub sistem darikebudayan keraton juga disediakan perangkat peme-nuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Jadi masyarakatKauman sebagai bagian dari salah satu abdi dalem ma-ka keraton pun tak lepas untuk memenuhi kebutuhantersebut.

Pola pemenuhan kebutuhan ekonomis masyarakatKauman (dengan posisinya sebagai Abdi Dalem Pame-thakan) pada awalnya memang dipenuhi oleh keraton.Dengan sistem gaji yang ada dan sudah berkembangseiring dengan perkembangan berbagai pola ekonomimodern, sebagai akibat dari ekspansi kolonial. Keraton

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

95

Ahmad Ramdhon

pun tak luput untuk mengadopsi pola tersebut. Dalamsebuah penjelasan yang disampaikan oleh seoranginforman, beliau menjelaskan :

‘ Kalau dulu, semua abdi dalem itu mendapatkangaji dari keraton … Dan mereka juga mendapatkanjaminan hidup dari keraton, yang salah satunyaadalah hak untuk menempati tanah yang ada disekitar Masjid Agung ‘.

Dari penjelasan tersebut, tampak betapa ketergan-tungan secara ekonomis masyarakat Kauman dengankeraton sangat tinggi. Namun hal tersebut bukan ber-arti menempatkan Kauman dalam sebuah posisi yanglemah ketika harus berhadapan dengan keraton. Sebabkonsepsi tentang Kauman sendiri juga tidak bisa lepasdari eksistensi kekuasaan keraton.

Kondisi tersebut bertahan dalam kurun waktuyang cukup lama hingga kemudian dinamika masya-rakat tidak bisa lepas dari perkembangan teknologiyang berakibat ada banyak ruang kehidupan manusia.Perubahan pada ruang-ruang teknologi ini tidak bisalepas dari apa yang dilakukan oleh kaum kolonial yangmulai mengembangkan ekonomi ‘baru’ dalam bentukperdagangan. Pola ekonomi ini tampak sangat dinamisseiring dengan perkembangan dan semakin beragam-nya kebutuhan yang disediakan dalam pasar.

Akibat paling awal dari sistem ekonomi ini adalahsemakin beragamnya tingkat kebutuhan masyarakatsecara luas. Kauman juga tidak bisa lepas dari apa yangterjadi disekelilingnya maka berbagai tuntutan untukmemenuhi kebutuhan yang semakin hari-semakin ber-

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

96

Pudarnya Kauman

kembang tanpa ada jalan keluar untuk memenuhinya.Sebab Kraton sendiri tidak mungkin memenuhi semuakebutuhan tersebut maka melakukan aktivitas yangsifatnya produktif menjadi pilihan awal untuk kemu-dian menyelesaikan masalah yang menjadi bagian dariapa yang mereka inginkan sebelumnya.

Batik adalah alternatif yang paling memungkinkanbagi mereka. Dengan pola pembagian kerja yang me-nempatkan para suami pada tempat-tempat publik,dalam bentuk mengajar materi agama, menjadi bagiandari struktur kekuasaan tradisional hingga tugas-tugaskeagamaan. Pada akhirnya memungkinkan bagi parasuami untuk hanya bekerja pada aktivitas tersebut,secara terus menerus. Kondisi pembagian kerja ini, ber-beda dengan apa yang dialami oleh kaum wanita yangditempatkan pada sektor domestik yang memungkin-kan mereka untuk mempunyai waktu luang dalamjumlah yang sangat banyak untuk menghasilkan akti-vitas produktif. Dan ketrampilan batik yang merekaperoleh lewat media pembelajaran antara sesamakerabat dan awalnya memang berasal dari kerabatkebangsawanan keraton. Dan pada perkembangannya,ketrampilan tersebut secara intensif dikembangkanoleh para kaum perempuan yang menjadi suami paraAbdi Dalem Pametakhan. Hal tersebut sangat dimungkin-kan karena para bangsawan mempunyai ketrampilanmembatik sekedar bagian dari sistem apresiasi merekaterhadap budaya keraton semata tapi tidak denganpara istri Abdi Dalem Pametakhan.

Dengan mengembangkan ketrampilan ini, sebagi-an besar warga Kauman, terutama para istri Abdi Dalem

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

97

Ahmad Ramdhon

Pemethakan mampu tidak sekedar menghasilkan dalambentuk batik dalam jumlah satu dua atau tiga namundalam jumlah yang banyak. Dan ditambah lagi denganpola kekerabatan yang mereka miliki pada akhirnyamampu mengakumulasi jumlah produksi sebanyakmungkin untuk kemudian dikomersilkan. Fase peng-komersilan tersebut secara bertahap berawal dari tran-saksi-transaksi kecil ataupun sekedar proses jual beliyang lebih menekankan bentuk hubungan kekerabatanantara mereka yang tinggal di Kauman dengan merekayang tinggal di luar Kauman. Yang pada akhirnya me-nuntut adanya peningkatan dalam hal produksi.

Dari adanya tuntutan akan produktivitas inilah ke-mudian mengawali bangunan kemandirian secara eko-nomi sebagian besar warga Kauman, terutrama istridari para Abdi Dalem Pametakhan.

b. Ekonomi mandiriTuntutan akan produktivitas batik yang semakin

banyak, akhirnya menggeser semangat pembuatannya.Dari sekadar mengisi waktu luang dan melakukanaktivitas dalam ruang domestik menjadi semangatpemenuhan terhadap meningkatnya kebutuhan yangada dan berkembanganya secara sekaligus. Dari sinipulalah pergeseran gerak sosial para istri dari para AbdiDalem Pemetakhan ke sektor publik baru yaitu berdagang.

Dengan berdagang, mereka yang menjadi istri AbdiDalem Pamethakan mampu menghasilkan aktivitas eko-nomi yang menguntungkan dan mampu memberi peng-hasilan tambahan bagi keuangan keluarga mereka. Per-dagangan batik yang bermula dari pola-pola transaksi

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

98

Pudarnya Kauman

kecil kemudian mulai meluas, yang murni penuh de-ngan semangat berdagang dan transaksi kemudian me-luas antar daerah hingga keluar daerah.

Semakin hari kondisi perdagangan mereka ternya-ta memberi jaminan secara ekonomi lebih baik dari pa-da apa yang diberikan keraton sebagai bentuk kompen-sasi mereka sebagai abdi dalem. Apalagi dengan sema-kin pesatnya jaringan perdagangan yang telah merekamiliki, mampu menciptakan pasar yang benar-benarsiap menerima produktivitas yang semakin hari-se-makin meningkat. Peningkatan produktivitas tersebutjuga bermula dari semakin besarnya permintaan dipasar dan mulai masuknya tenaga kerja dari luar Kau-man untuk menjadi tenaga kerja murni, yang dipe-kerjakan oleh para istri Abdi Dalem Pametakhan. Dengankedatangan sumber daya manusia dari luar Kauman,menjadikan pergeseran berikutnya yang dialami olehistri para abdi dalem ini menjadi pihak yang bekerjasecara produktif yang kemudian digantikan oleh mere-ka yang sengaja didatangkan menjadi pihak pengelolausaha ini. Mereka menajdi pemilik dari usaha yang adasekaligus pemodal dan yang mengembangkan usahaini keluar.

Input ekonomis ini, pada akhirnya mampu menu-tup kebutuhan yang ada bahkan pada beberapa kasustertentu menjadikan apa-apa yang mereka peroleh darikeraton sebatas penghargaan yang musti mereka jagadan bukan lagi sesuatu yang benar-benar mereka jadi-kan sumber pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari.Inilah awal kemandirian yang dimiliki oleh para AbdiDalem Pametakhan dan secara tidak langsung telah me-

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

99

Ahmad Ramdhon

mutus hubungan secara ekonomis dengan keraton se-bagai sumber pemenuhan kebutuhan ekonomi yangtelah berjalan sebelumnya.

Proses ini kemudian berkembang dan mengalamipuncaknya ketika jaringan pasar yang ada telah ber-kembang hingga luas dan pada saat yang bersamaan tun-tutan akan adanya peningkatan terhadap produktivitasmampu mereka penuhi dengan mendatangkan alat-alatproduksi dalam bentuk mesin. Produktivitas yang dihasil-kan kemudian menjadi sebuah industri baru yang mem-punyai banyak kelebihan. Baik itu dari penggunaan tena-ga kerja, penghematan dari sisi waktu hingga peningkatanhasil dalam jumlah yang semakin banyak. Penjelasan dariseorang informan yang keluarganya dulu mengembang-kan batik namun kemudian bangkrut secara bertahap,yaitu informan yang menegaskan :

‘Kedatangan mesin batik pada awalnya meng-untungkan Mas, karena produksi bisa ditekan. Na-mun sayang ternyata para pemilik (mesin tersebut)ternyata kebanyakan bukan mereka yang berasal dariKauman. Tapi para pendatang yang telah mulaimemenuhi Kauman untuk ikut menanamkan modaldi Kauman. Apalagi ketika beberapa daerah di luarKauman (terutama Laweyan) juga mampu meng-hasilkan batik dan juga mempunyai pasar sendiri.Maka semakin lengkap-lah penyebab kehancuranbatik Kauman, disamping minat dari generasi muda-nya terhadap batik juga tidak ada, ya sudah … ’

Menyurutnya batik tulis (tradisional) yang sebe-lumnya dikuasai oleh para istri abdi dalem, oleh per-tumbuhan industri batik baru yang menggunakan

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

100

Pudarnya Kauman

mesin menyebabkan perubahan pada orientasi produk-tivitas batik tersebut. Batik yang asal mulanya adalahbagian dari sistem simbolis kebudayaan yang hanyadimiliki oleh sebagian kecil orang kemudian menjadisebuah industri dengan mengabaikan apa-apa yangmenjadi sistem nilai di dalamnya. Batik kemudian mu-lai kehilangan ruang pemaknaan bagi para warga Kau-man yang mempunyai ketrampilan batik dan berda-gang, menjadi sekadar batik yang mempunyai orientasipasar murni.

Semangat simbolis yang telah hilang pada akhirnyamenjadikan terbatasnya sosialisasi tradisi batik bagigenerasi muda Kauman. Yang ada sekarang hanya ting-gal sedikit, dan mereka yang dulunya menyandarkankebutuhan hidupnya pada batik kemudian mulai ber-geser pada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhanekonomi mereka sehari-hari. Dan itu bersamaan de-ngan mulai menyurutnya pengaruh keraton, yang salahsatunya adalah tidak lagi memberi kompensasi secaraekonomis kepada sebagian besar para abdi dalemnya.Moment inipun bersamaan dengan semakin berkem-bangnya pola ekonomi modern, dimana pasar hinggaaktivitas pekerjaan lain memberikan jaminan yang sa-ma yaitu penghasilan ekonomi. Maka yang terjadi ke-mudian adalah pergeseran pemenuhan kebutuhan se-bagian besar warga Kauman dengan bekerja pada se-mua bidang kehidupan. Dari kondisi paling akhir, yangpeneliti dapatkan di Kauman kaitannya dengan pe-kerjaan warga Kauman secara luas adalah sebagai be-rikut, sebagian kecil dari warga Kauman menjadi peng-usaha, beberapa diantaranya masih bertahan untuk

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

101

Ahmad Ramdhon

mengembangkan batik. Sebagian besar yang lain terse-bar dalam aktivitas berdagang, Pegawai Negeri Sipil atauburuh bangunan. Dan sisanya tersebar pada sektor-sektornon formal (lihat tabel 3). Kondisi ini tentunya bermuladari adanya pendidikan yang cukup sehingga pekerjaanformal menjadi pilihan utama. Sedangkan perdagangansebagai salah satu alternatif berawal dari pengembanganKauman sendiri yang strategis serta berkembang seiringdengan pengembangan wilayah sekitar Kauman menjadidaerah produktif dan persebaran penduduk yang takteridentifikasi merupakan daya dukung dari sektor per-dagangan tersebut. Namun tetap yang menjadi kekhasanpenduduk Kauman juga tetap ada, yaitu berdagangkebutuhan-kebutuhan keagamaan dimana merakamenjalankannya secara turun temurun.

Paparan tersebut tentunya sudah memetakan war-ga Kauman secara keseluruhan. Artinya bukan sekedarmereka yang menjadi kerabat dari Abdi Dalem Pametakh-an saja namun secara luas yaitu mereka yang telahmempunyai tanda pengenal atau menjadi warga dariKelurahan Kauman.

3. Bergesernya Perangkat Nilai dan Tata NilaiDalam setiap kebudayaan akan hadir berbagai bentuk

dan pola perilaku dalam masyarakatnya, yang berusahamenggambarkan bagaimana kebudayaan yang ada danberlaku. Karena pada dasarnya kebudayaan adalah bentukyang dinamis yang senantiasa diwariskan dari satu generasike generasi berikutnya. Dan setiap proses dari penerusannilai-nilai kebudayaan tersebut adalah bagian dari dari sis-tem dalam kebudayaan yang ada. Nilai yang telah diwaris-

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

102

Pudarnya Kauman

kan akan menjadi standart perilaku bagi masyarakat untukmengembangkan kebudayaannya. Baik dalam sistem nor-matif hingga berbagai bentuk organisasi yang dibutuhkansebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka sebagai masya-rakat dan setiap perangkat kebudayaan yang melahirkannilai (yang kemudian dijadikan standart) akan selalu meng-alami perbaikan seiring dengan perkembangan masyarakatsendiri dan perkembangan berbagai kebutuhan yangmenyertainya.

Jadi pada tiap kebudayaan, akan ada bentuk-nya yangsesuai dengan karakter masyarakat yang ada sehingga akandidapatkan sebuah kejelasan bahwa setiap masyarakat(pada kurun waktu tertentu) akan melahirkan berbagai ben-tuk kebudayaan yang berbeda-beda. Karena tiap bingkaimasyarakat akan mempunyai kerangka nilai yang berbeda,oleh sebab perangkat kebudayaan yang berbeda pula.a. Memudarnya Tradisi Lama

Keraton Surakarta dalam gambaran akan eksisten-sinya, yang mempunyai banyak sandaran kekuasaan.Di samping Masjid Agung, Alun-alun hingga bentengyang mengelilingi keraton, juga mempunyai perangkatpendidikan dan kaitannya dengan Kauman sebagaibagian dari pilar kekuasaan kemudian konsepsi Islamyang ter-elaborasikan dalam kekuasaan maka perang-kat pendidikan yang ada-pun menghadirkan dua haltersebut secara bersamaan. Pendidikan kemudian men-jadi bagian dari alat untuk meng-eksiskan bentuk kebu-dayaan yang mereka inginkan.

Wujud dari pendidikan itu sendiri kemudian hadirdi Kauman dalam sebuah konstruksi yang integral de-ngan Masjid Agung. Masjid Agung yang menjadi tem-

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

103

Ahmad Ramdhon

pat pelaksanaan ibadah keagamaan juga tidak mening-galkan begitu saja tugasnya untuk melakukan sebuahproses pendidikan. Pendidikan dalam kerangkanya un-tuk melakukan sebuah transformasi nilai dari satu waktuke waktu yang lain. Dan dalam kepentingnnya itu,disamping Masjid Agung, keraton mendirikan temapatpendidikan keagamaan dengan nama Mamba’ul ‘Ulum(yang berarti tempatnya ilmu). Di sini para Abdi DalemPametakhan dan keturunannya di didik untuk memaha-mi agama Islam sebagai sebuah nilai untuk kemudianmereka dijadikan sebagai sandaran dalam perilaku olehanggota masyarakat yang lain. Para abdi dalem tersebutkemudian menjadi sumber daya dalam semua aktivitaskeagamaan yang diadakan oleh keraton dalam bentukritual keagamaan ataupun dalam ritual kebudayaan.Disamping mereka juga berfungsi sebagai individu-individu yang dijadikan tauladan (contoh) dalam peri-lakunya bagi masyarakat secara luas. Dari situlah nilai-nilai keagamaan ditransformasikan ke dalam perilakusehari-sehari dalam masyarakat Kauman karena me-mang mereka adalah bagian dari masyarakat keratonyang berfungsi mengkonstruksi kekuasaan yang ber-orientasikan pada nilai-nilai keIslaman disamping ke-mudian mengembangkan semangat kebudayaan yangdiinginkan oleh keraton sebagai satu sistem kebudayaan.

Di samping juga sistem pendidikan yang dikem-bangkan dalam aktivitas pengajaran yang dilakukandi rumah-rumah dimana para abdi dalem tersebut ting-gal. Dalam sistem pendidikan ini kemudian mereka me-ngajarkan materi keagamaan seperti belajar membacaAl-Qur’an (kitab suci dalam agama Islam), Fiqh (masa-

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

104

Pudarnya Kauman

lah-masalah kegiatan keagamaan sehari-hari) hinggamateri Ahlaq (perilaku dalam standart keagamaan kait-annya dengan hubungannya dengan orang lain). Prosespendidikan ini berjalan dalam keseharian masyarakatKauman sehingga efek dari kedua pola pendidikan ini,terbangun satu pola interaksi masyarakat yang ber-orientasi pada nilai-nilai keagamaan -yang dalam halini menghadirkan semangat keIslaman- dan situasi iniberjalan dalam kemapanannya sampai kemudian nega-ra hadir di Kauman.

Kehadiran negara kemudian mengubah pola pen-didikan yang ada dengan pola pendidikan yang sudahada sebelumnya. Pendidikan yang dikembangkan nega-ra kemudian hadir dalam berbagai bentuk, sesuai de-ngan kurikulum yang dikembangkan oleh DepartemenPendidikan dan Departemen Agama. Kini di Kaumantempat pendidkan Mamba’ul ‘Ulum sudah ditutup digan-tikan dengan pendidiknan yang dibuat oleh negara yaituMadrasah Aliyah Negeri I (semacam SMU namun ber-naung di bawah Dep. Agama) dan itu berarti sistem pen-didikan tradisional yang tercermin dalam pendidikanyang dikembangkan lewat Mamba’ul ‘Ulum. Sekarangpola pendidikan menjadi pola pendidikan yang formaldimana anak-anak harus memulai jenjang pendidikandari Taman Kanak-kanak lalu Sekolah Dasar kemudianmereka melanjutkannya di Sekolah Lanjutan TingkatPertama dan masuk ke Sekolah Menengah Umum barukemudian mengakhirinya di Perguruan Tinggi. Hampirsebagian besar warga Kauman secara umum mempu-nyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi (lihat tabel2). Mereka biasanya mengambil pendidikan formal

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

105

Ahmad Ramdhon

tersebut sebagai sebuah kewajiban untuk bisa bersaingdan meraih masa depan yang dicita-citakan.

Di samping pendidikan formal tersebut juga ter-dapat bentuk pendidikan non-formal yang masih dikem-bangkan di Kauman. Dan untuk pendidikan non-formaltersebut lebih memberi penekanan pada materi-materikeagamaan, biasanya dalam bentuk : Dengan mengambil pola pengajaran berupa pe-

ngajian-pengajian dirumah-rumah dalam bentukgiliran dengan mengambil meteri membaca Al-Quran, yang biasanya diikuti oelh kaum perempuan.

Pendidikan yang diadakan di langgar berupa mate-ri keagamaan dengan materi yang lebih beragam,dengan peserta yang lebih beragam pula. Biasanyatiap langgar akan mempunyai kebiasaanya sendiri-sendiri.

Pendidikan dengan materi-materi keagamaan yangdiselenggarakan oleh Masjid Agung dalam bentukpengajian yang sifatnya terbatas seperti kuliahba’da Subuh (sekitar jam 05.00-06.00 wib) atauba’da Dhuhur (jam 12.30-13.30 wib) bertempat diteras Masjid Agung. Tapi untuk peserta pengajiantersebut kebanyakan malah bukan warga Kauman,kalau dalam kajian ba’da Subuh biasanya merekayang ikut adalah anak-anak pesantren yang letak-nya di Masjid Agung sedangkan pada saat kajianba’da Dhuhur kebanyakan yang mengikutinya ma-lah mereka yang sedang beristirahat di teras MasjidAgung dan kebanyakan meraka adalah pedagangdi pasar Klewer.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

106

Pudarnya Kauman

Pendidikan keagamaan untuk anak-anak meng-ambil waktu sore hari, dengan materi membaca Al-Quran dan berbagai materi tentang dunia anak-anak, yang diselenggarakan di langgar yang ada.

Kemudian untuk mereka yang masih berusia remajabiasanya tergabung dalam akaivitas keagamaanyang diselenggarakan oleh masing-masing langgar.

Ditambah dengan pondok pesantren Tahfidh Wa’-taklimil, tempat dimana mereka secara serius menuntutilmu keagamaan dan tinggal di temapt tersebut dalamjangka waktu yang relatif lama. Namun semua santriyang ada dan para pengajar di pondok pesantren terse-but bukan berasal dari Kauman.

Kesemua pola itu sampai sekarang tetap berjalansekalipun kemudian dalam banyak kasus, peneliti me-nemukan banyak fakta bahwa partisipasi masyarakatKauman dalam semua aktivitas tersebut sangat minim.Artinya minimnya partisipasi tersebut diukur dengankeikutsertaan mereka yang ikut dengan jumlah merekayang ada dan tinggal di sekitar tempat-tempat kegiatanpendidikan keagamaan tersebut diselenggarakan.

b. Orientasi Nilai BaruDalam hal ini, nilai-nilai adalah salah satu bentuk

kesepakatan yang menjadi komitmen individu dalamhidupnya bermasyarakat. Dan kerangka nilai yangdulu dijadikan standart oleh para Abdi Dalem Pametakh-an adalah pelaksanaan semua hukum Islam sebaikmungkin karena mereka adalah orang-orang yangmenjadi figur bagi masyarakat secara luas. Di sampingitu juga pengadopsian terhadap nilai-nilai tradisi,

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

107

Ahmad Ramdhon

menempatkan mereka pada satu bangunan kebudaya-an yang khas. Yang tertutup, agamis dengan statusyang mapan baik secara ekonomis hingga sosial.

Tapi dari apa yang peneliti temukan, kebanyakanmereka yang sekarang menjadi Abdi Dalem Pametakhan,pada dasarnya tetap menempatkan agama Islam se-bagai sebuah standart nilai namun dalam relevansinyadengan berbagai tuntutan dan perkembangan berbagaihal yang ada, kaitannya dengan keberadaan merekamaka tradisi yang sebelumnya mutlak menjadi halyang urgent kini mulai perlahan ditinggalkan sedikitdemi sedikit. Mulai dari rekruitmen anggota keluargayang tidak lagi didasarkan atas standart yang dulu per-nah dijadikan tolak ukur dalam menentukan seseoranguntuk menjadi bagian dari sistem kekerabatan yangada, kini mulai terasa longgar. Ataupun dalam dimensipendidikan, ketika hampir semua keturunan merekabelajar dan bekerja di tempat-tempat umum -yang jauhdari nuansa tradisi- menjadi pilihan-pilihan utama.Hingga acara-acara yang bernilai budaya, kini tidakbegitu menarik bagi mereka.

Artinya ada yang bergeser dari pola pendidikandulu dengan sekarang, dimana dulu pendidikan me-rupakan bagian dari sistem nilai yang dikembangkandan berlaku pada saat itu yaitu nilai-nilai keagamaandan semangat menjunjung tinggi tradisi pada akhirnyamenghasilkan satu bangunan karakter masyarakatyang menjunjung tinggi tradisi dan semangat keagama-an yang tinggi. Namun dengan perubahan perangkatpendidikan tersebut maka berubah pula pola kerangkanilai yang ada dan yang berlaku. Kini semangat yang

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

108

Pudarnya Kauman

menunjukkan kecendrungan tradisi mulai ditinggalkansangat terasa, di samping juga berbagai bentuk nilaidalam kaitannya dengan pola kehidupan sehari-hari,dimana mereka dihadapkan pada banyaknya tuntutanekonomis yang membuat mereka meletakkan kebutuh-an ekonomi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupansehari-hari.

Sebagai contoh untuk menunjukkan mulai terting-galnya nilai-nilai tradisi adalah sebuah komparasi ke-giatan. Yang satu kegiatan yang diselenggarakaan olehkeraton yaitu pengajian malam Rabo- pahing tiap bulan,dalam rangka memperingati perpindahan keraton dariKartasura ke Surakarta hanya diikuti oleh sebagian ke-cil abdi dalem yang masih aktif dalam lingkungan kera-ton, beberapa keturunan dan kerabat keraton (bangsa-wan). Kegiatan yang sebenarnya ditujukan pada ma-syarakat luas dan diisi oleh Tafsir Anom adalah bentukpendidikan kepada masyarakat (utamanya kerabatkeraton dan abdi dalem) tentang relasi agama dan bu-daya (dalam bentuk menyimak bacaan Al-Qur’an, dzi-kir-tahlil dan kajian kebudayaan), yang diselenggara-kan dalam lingkungan keraton, tepatnya bangsal Semo-rokoto. Namun keturunan Abdi Dalem Pametakhan puntidak ada yang berminat untuk mengikutinya, begitujuga dengan warga Kauman yang lain. Berbeda situasi-nya dengan apa yang peneliti alami ketika masyarakatKauman memperingati hari Kemerdekaan Indonesiayang berjalan semalam suntuk dengan berbagai hibur-an setelah sebelumnya diisi oleh banyak kegiatan, me-reka secara kolektif bersama-sama memeriahkan ma-lam peringatan tersebut. Acara malam Agustus-an ke-

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

109

Ahmad Ramdhon

mudian menjadi satu ajang kebersamaan diantara war-ga dengan aparat Kelurahan yang berkeliling mengun-jungi setiap tempat di Kauman yang menyelenggara-kan kegiatan tersebut.

Negara sebagai kekuatan yang datang di kemudianhari selepas keraton mulai surut kekuasaannya telahmampu menggeser orientasi dan pemaknaan akan nilaitradisi dan nilai-nilai baru yang mereka ajarkan lewatpola pendidikan yang ada. Di samping itu, misalnyanilai baru akan berbagai bentuk hubungan sosial yangada didalam masyarakat Kauman. Negara hadir de-ngan mengubah pola pemenuhan kebutuhaan ekonomiyang pada akhirnya merubah Kauman secara fisik dannon fisik, yang pada akhirnya mampu merubah Kau-man yang dulu dikenal agamis dengan kekerabatanyang tinggi, untuk berubah menjadi masyarakat yangmenunjukkan kecendrungan yang tidak sama denganmasa lalu dan mengembangkan pola interaksi yang ter-batas dalam sekat-sekat sosial yang menjadikan merekalebih individualistik, dan itulah mungkin yang dikate-gorikan sebagai ciri dari masyarakat yang modern.

c. Bergesernya Cita-citaKaitanya dengan perubahan pada perangkat pen-

didikan yang ada, yang berarti pula merubah kerangkanilai yang ada dan berlaku pada masyarakat Kaumansebelumnya. Kalau dulu setiap keturunan Abdi DalemPamtekahan akan bercita-cita menjadi bagian dari sistemyang ada dan itu berarti mereka akan sama menjadiabdi dalem sama seperti generasi mereka yang telahmenjadi abdi dalem. Maka sekarang yang ada adalah

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

110

Pudarnya Kauman

perubahan yang sangat mendasar dimana abdi dalematau menjadi bagian dari sistem tradisi lama, bukanlahhal menarik lagi. Dalam satu wawancara, seorang infor-man menyampaikan :

‘Mas,… saya sebenarnya orang ‘biasa’ jadi nggakkepikir untuk menjadi abdi dalem keraton. Kalau-pun sekarang saya menjadi Tafsir Anom-pun setelahsaya pensiun dari departemen Agama …‘

Dan fakta yang hampir sama dengan apa yang ter-urai di atas adalah, hampir semua keturunan dari mere-ka yang kini menjadi Tafsir Anom dan menjadi bagiandari struktur tersebut, kesemuanya mengambil pendi-dikan modern sebagai satu-satunya pilihan. Merekabiasanya menagmbil pendidikan umum tersebut seba-gai wujud dari tuntutan yang berbeda dengan apa yangpernah dicita-citakan oleh masyarakat Kauman sebe-lumnya. Kini kebanyakan keturunan dari para abdi da-lem tersebut selepas mengambil pendidikan umum ma-ka mereka akan memilih pekerjaan umum (di luar bing-kai abdi dalem) bahkan dalam banyak kasus juga mere-ka kini tinggal diluar Kauman dengan beberapa alasantertentu.

Ditambah dengan sudah tidak adanya lagi hubungandengan keraton baik secara kultural ataupun hubunganhirarkis secara langsung, bagi warga Kauman ternyatamemberi dampak bagi mereka dalam membangunimajinasi mereka tentang masa depannya. MasyarakatKauman kini, lebih memilih pekerjaan dalam ke-pentingannya mencari kemakmuran dalam bidang eko-nomi dan mengabaikan apa-apa yang pernah dibangga-

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

111

Ahmad Ramdhon

banggakan dalam masa lalu Kauman, yang penuh de-ngan nilai-nilai tradisi dan sangat keagamaan.

4. Realitas Sosial BaruDalam konteks realitas sosial ini, peneliti melihatnya

dalam beberapa dimensi yang akan menunjukkan beberapaperubahan yang terjadi pada realitas struktur kekuasaanyang terdapat di Kauman. Kaitannya dengan struktur so-sial, dimana Kauman dalam konstruksi awalnya mempu-nyai bangunan struktur yang khas, yang dalam prosesnyadikondisikan untuk tetap stabil. Kestabilan tentu tidak bisalepas dari kondisi yang menguntungkan bagi mereka yangada di dalamnya. Dan setiap upaya yang dilakukan adalahupaya untuk mempertahankan kestabilan tersebut.

Realitas sosial yang terbangun dan ada, merupakansebuah realitas yang hadir oleh sebab proses kebudayaanyang ada pada masa itu. Begitu pula, terminologi perubah-an juga bagian dari sebuah proses kebudayaan yang sedangdan akan berjalan terus menerus. Relevansinya denganKauman adalah adanya perubahan yang memang tidak bisadiabaikan dimana kebutuhan masyarakat mengalami ke-majuannya dan berbagai perangkat kebudayaan yang adakemudian akan melakukan penyesuaian atas berbagi tun-tutan yang ada, dan ketidak mampuan dalam memenuhituntutan yang ada akan berarti menghasilkan proses per-gantian berbagai perangkat kebudayaan tersebut denganyang lain. Begitu juga dengan realitas sosial yang ada, yangakan terus berubah karena perubahan itu sendiri dalamkonteks sosial adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisadihindari.

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

112

Pudarnya Kauman

a. Pergeseran OtoritasKeraton Surakarta Hadiningrat, ketika mulai me-

merintah dari temopat barunya yaitu daerah Sala. Agen-da yang pertama dibangun salah satu-nya adalah MasjidAgung yang menjadi bagian dari konsepsi kekuasaanyang dimiliki oleh keraton dengan menempatkan MasjidAgung disekitar keraton adalah salah bentuk repre-sentasi hadirnya kekuatan agama dalam menegakkanpilar kekuasaan sekaligus pemenuhan terhadap pe-rangkat keagamaan bagi masyarakat secara luas.

Masjid Agung-pun tak lepas dari sebuah prosespemeliharaan, yang mana tanggung jawab ini dibeban-kan kepada para Abdi Dalem Pametakhan yang dibawahilangsung oleh Reh Pengulon. Dengan menempatkan pa-ra Abdi Dalem Pamethakan menjadi penanggung jawabterhadap Masjid Agung dan pemeliharaannya makaKraton juga menyediakan tempat tinggal yaitu berupalahan untuk ditempati para abdi dalem tersebut. Mere-ka tinggal di sekitar Masjid Agung dan membangunkonstruksi sosialnya sendiri. Konstruksi sosial yangmereka bangun merupakan sebuah realitas yang secarapolitis berada di bawah otoritas keraton secara lang-sung. Dengan menempatkan keraton sebagai pusat ke-kuasaan yang memberikan segala bentuk jaminan dariadanya kekuasaan tersebut, berarti akan adanya sebuahbentuk penghambaan atau pengabdian yang mesti di-berikan oleh mereka selaku abdi dalem. Karena semuabentuk nilai yang ada akan bermula dari keraton seba-gai sebuah sumber kebenaran yang menjadi sandaranbagi bentuk-bentuk perilaku kebudayaan sehari-hari.Dengan pola tersebut Kauman kemudian berkembang

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

113

Ahmad Ramdhon

dalam sebuah konstruksi sosial yang khas yaitu masya-rakat yang secara sosial menempatkan keraton menjadipatron dalam semua bentuk kebudayaannya.

Namun seiring dengan berbagai dinamika yangmeliputi sejarah keraton sendiri dalam banyak hal dankaitannya dengan berbagai bentuk perubahan orientasipolitik masyarakat kita secara keseluruhan, maka gerakperubahan mengambil jalan baru yaitu pendirian nega-ra sebagai salah satu bentuk kemerdekaan dari penja-jahan. Dengan semangat yang sangat nasionalistik danheroik perjuangan dari agenda dari perubahan tersebutadalah penegakkan negara. Negara yang secara simbo-lis adalah bentuk kekuasaan modern seiring denganperubahan pola pikir masyarakat secara luas. Hinggapuncak dari gerak perubahan itu adalah kemerdekaanpada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan mungkin bagi se-bagian orang bisa berarti kebebasan dan itu berarti se-lama ini, mereka ada dalam sebuah ketertindasan (olehpenjajah). Namun bagi mereka yang selama ini mempu-nyai otoritas, maka kemerdekaan bisa berarti lain,karena dengan kemerdekaan berarti akan lahir sebuahbentuk kekuasan baru dan itu berarti akan melahirkanresistensi terhadap kemerdekaan tersebut. Karena yangakan terjadi kemudian adalah kehadiran negara mautidak mau akan meminggirkan kekuasaan lama yangsedang mengalami berbagai kemerosotan.

Kauman sebagai salah satu bagian dari kebudaya-an masa lalu juga tidak lepas dampak perubahan otori-tas ini. Kauman yang dulu pola kepemimpinannya ter-letak pada pola kepemimpinan yang tradisional danagamis, dengan menempatkan keraton sebagai patron-

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

114

Pudarnya Kauman

nya harus menerima gejala perubahan ini. Sebab keda-tangan negara, secara otomatis kemudian merubahpola-pola yang sudah ada sebelumnya. Ekspansi ne-gara memberi dampak dengan menghasilkan bentukdan pola kepemimpinan baru, dengan dasar-dasarpembentukan yang berbeda. Kini dengan pola kepe-mimpinan negara, maka letak dasar kepemimpinannyadidasarkan pada aspek adminstratif. Dimana peranpara ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga dan perang-kat Kelurahan hingga pimpinan Kelurahan menggeserapa yang sebelumnya menjadi sandaran dalam masalahkepemimpinan di Kauman. Padahal mereka dulunyaadalah wakil Kraton dalam bidang keagamaan dansekaligus menjadi wakil kraton juga dalam masyarakatKauman. Masyarakat Kauman kini meletakakan ber-bagai masalah yang mereka hadapi dengan meyelesai-kannya dengan semua perangkat negara, lewat mu-syawarah di Rukun Tetangga hingga Kelurahan. AbdiDalem Pametakhan atau keturunannya kemudian hanyamenjadi pelengkap bagi perangkat kebudayaan keratonsemata-mata namun otoritas kepemimpinannya tidakada sama sekali dan itu juga berarti memudarnya jugaotoritas keraton di masyarakat.

Pada satu kasus lain dampak yang dihadirkan ne-gara yaitu, tentang kepemilikan tanah misalnya. Tanahyang dulu terdapat di kauman adalah tanah yang di-berikan kepada mereka sebagai kompensasi atas ben-tuk pengabdian yang meraka berikan ke keraton. Dandalam hal ini kepemilikan secara luas kemudian masihmenjadi milik keraton karena keraton adalah otoritassatu-satunya yang ada. Tapi setelah negara lahir dan

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

115

Ahmad Ramdhon

mengekspansi wilayah kekuasan keraton, dalam berba-gai bentuk, yang salah satunya adalah Keputusan Men-teri Dalam Negeri tertanggal 26 Mei 1988 No. 593.82/1957/SJ tentang kepemilikan tanah bekas Swapraja ataukerajaan-kerajaan terdahulu menjadi aset negara danpengajuan untuk kepemilikan harus mengurus di negara.Secara otomatis keraton kehilangan otoritasnya dalammasalah kepemilikan tanah, demikian juga dengan apayang terjadi di Kauman, yang mengubah semuakepemilikan tanah kepada negara dan itu berartimembuka jalan orang di luar Kauman untuk masuk keKauman karena pengajuan meraka bukan lagi kepadakeraton (sebagai Abdi Dalem Pametakhan) untuk memilikitanah di Kauman namun dengan mengajukan kepadanegara (sebagai warga negara) untuk memiliki tanah diKauman. Berbagai norma yang dulu dikonvensikankeraton di Kauman sebagai tata perilaku kemudian lunturseiring dengan berganti pulanya aturan-aturan tersebutke legalitas formal. Dan dengan terbukanya Kauman bagisetiap orang maka terbuka pulalah perangkat tradisiuntuk diikuti atau tidak oleh warga Kauman yang baru.Apalagi kebanyakan mereka, datang dalam dimensikebudayaan yang lain karena meraka bisa saja beretnisnon-Jawa ataupun beragama non-Islam.

b. Terbukanya Sistem RekruitmenDengan pola awal terbentuknya masyarakat Kau-

man yang mengadopsi semua karakter kebudayaankeraton, menjadikan Kauman berkembang dalam bing-kai kebudayaan yang tertutup dan sesuai fungsinyasebagai Abdi Dalem Pametakhan, mereka menjadi stan-

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

116

Pudarnya Kauman

dart dalam perilaku masyarakat lain terutama terkaitdengan perilaku keagamaan yang mereka kembang-kan. Dalam kerangka itulah kemudian Kauman me-ngembangkan pola rekruitmen yang terbatas denganmeletakkan standart kehidupannya pada agama. Se-mua bentuk perilaku yang mereka lakukan, mereka co-ba untuk merefleksikan pamahaman keagamaan me-reka. Baik dalam nilai, dalam bentuk perilaku hinggapola rekruitmen kekeluargaan yang mereka kembang-kan tak lepas dari standart tersebut.

Dengan pola itu, masyarakat yang ada dan berkem-bang di Kauman adalah masyarakat yang menjadi AbdiDalem Pametakhan. Dan itu berarti hanya ada individu-individu yang paham agama untuk kemudian bisa men-jadi bagian dari sistem sosial yang di Kauman. Bagi me-reka yang telah menjadi bagian dari pola tersebut, ke-mudian akan mengembangkannya dalam bentuk per-kawinan antar keturunan (endogen) sehingga perkem-bangan hubungan kekerabatan tetap terbatas pada se-jumlah individu-individu yang ada. Hal itu terasa wajarapabila terkait dengan apa yang menjadi kompensasiyang mereka terima baik itu dari keraton ataupun yangmereka dapatkan dari masyarakat secara luas, entahdalam bentuk privelege, status sosial yang tinggi hinggapenghargaan dalam bentuk materi. Sehingga kondisidari kestabilan itu, dirasa penting untuk dijaga.

Namun seiring dengan berbagai tuntutan akankebutuhan ekonomi yang meningkat, memaksa merakauntuk mengembangkan ketrampilan yang diperolehdari para bangsawan keraton yaitu membatik. Dan ke-tika kemudian perkembangan batik tersebut meng-

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

117

Ahmad Ramdhon

alami perkembangan yang pesat, tuntutan akan adanyatenaga kerja untuk memenuhi berbagai kebutuhanakan batik tersebut membuat mereka mulai menerimaorang diluar Kauman untuk masuk ke Kauman namundalam posisinya sebagai tenaga kerja. Proses ini jugahampir sama ketika kemudian berkembang indutri ba-tik yang menggunakan alat-alat mesin. Kebutuhan akantenaga untuk mengoperasikannya menjadi lebih pen-ting ketimbang upaya untuk mempertahankan Kau-man dalam sebuah ketertutupan dari pihak luar. Arti-nya pada saat itu Kauman mulai membuka diri bagiorang di luar untuk masuk ke Kauman, dimana sebagi-an menjadi tenaga kerja dan sebagian yang lain -namunjumlahnya- terbatas masuk dan mengembangkan usa-ha batik di Kauman (pemodal).

Keterbukaan ini semakin teras ketika, bandul ke-kuasan berpindah dari keraton ke negara (selepas ke-merdekaan). Yang kemudian melepas semua perekatyang ada di Kauman dan dikembangkan oleh budayatradisional keraton. Apalagi dengan dibukanya stan-dart kepemilikan tanah di Kauman, maka sekarang bisakita dapatkan bagaimana komposisi Kauman yang du-lu homogen baik dalam nuansa keagamaan atau statussosial yang ada. Kini mulai beragam, baik terkait de-ngan komposisi keagamaan, baik itu Kristen, Hinduataupun Protestan (lihat tabel 4). Kauman juga sekarangdipenuhi oleh etnis lain baik itu Cina ataupun Arab(lihat tabel 7) dan dalam masalah pekerjaan dan stan-dart penghasilan pun, Kauman semakin kompleks. Mu-lai dari meraka yang bekerja di sektor non formal seper-ti pedagang kaki lima hingga tukang parkir sampai

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

118

Pudarnya Kauman

pekerjaan yang resmi di instansi negara. Keberagamanini tak lepas dari apa yang dilakukan oleh negara terkaitdengan kebijakannya mengenai aturan kepemilikantanah hingga pengembangan kota, yang menemptakanKauman menjadi salah satu bagian dari aset pengem-bangan tersebut. Dan itu menyeret banyak orang untukbisa tinggal di Kauman, tanpa harus di kategorikanmempunyai kepahaman tentang agama Islam atau tidak,mempunyai garis keturunan dengan kerabat keratonatau tidak, mempunyai garis kekerabatan dengan AbdiDalem Pametkhan atau tidak hingga harus Cina, Arab atauJawa, kini semua kategori tidak terintegrasi di Kauman,untuk menjadikan Kauman sebagai masyarakatheterogen dan terbuka.

c. Sistem Stratifikasi BaruKonsekuensi dari terbukanya pola rekruitmen ma-

syarakat Kauman, maka yang terjadi kemudian adalahbentuk baru stratifikasi sosial yang ada. Kalau dulu ma-syarakat Kauman, ketika masih dalam otoritas keratonmaka yang ada hanya satu struktur tunggal yaitu mere-ka yang manjadi Abdi Dalem Pametahkan dan keturun-annya. Struktur tunggal ini mampu bertahan karenasecara sengaja mereka mempertahankannya denganpola pengembangan masyarakat yang tertutup yaitulewat perkawinan antara sesama kerabat pola perluas-an tali kekerabatan hanya menghasilkan satu pola yanglinear antar satu keluarga dengan keluarga yang lainnya.

Pergeseran pada pola ini, dimulai ketika batikmulai berkembangan di Kauman. Dengan perkemba-ngan batik yang tidak hanya menghasilkan satu atau

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

119

Ahmad Ramdhon

dua batik namun mampu menjaring pasar di luar Kau-man dan ditambah dengan semangat untuk menghasil-kan materi (finansial) menjadikan mereka mulai me-masukkan individu-individu dari luar Kauman dalamkepentingannya sebagai tenaga kerja. Mereka diberitempat tinggal untuk tetap bisa bekerja dengan baik.Kondisi ini bertahan dan berkembang ketika batik yangmulai dikembangkan oleh istri para abdi dalem-punberkembang pesat dan menuntut peningkatan skalaproduksi, yang berarti juga menuntut penambahanjumlah tenaga kerja. Kemudian bergabung kembalikerabat pekerja yang sebelumya telah tinggal dan be-kerja di Kauman, untuk kemudian bersama-sama ting-gal di Kauman sebagai tenaga kerja batik. Mereka ma-suk kedalam sistem yang tertutup yang ada di Kaumandan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.Mereka mulai mengembangkan sistem sosial merekasendiri, diluar sistem sosial yang dikembangkan olehAbdi Dalem Pametakhan. Sehingga pada tahapan ini, ma-syarakat Kauman mulai terpolarisasi ke dalam dua polastratifikasi yaitu mereka yang menjadi tenaga kerjabatik dan menetap di Kauman (Teteko/Ngindung) danmereka yang menjadi Abdi Dalem Pametakhan denganketurunannya.

Perkembangan berikutnya adalah pergeseran daridua pola masyarakat yang ada menjadi semakin kom-pleks ketika batik sudah berubah, bukan lagi sekedarhasil kerajinan tangan yang diperjual belikan namunberkembang menjadi industri batik. Dengan perkem-bangan ini, secara otomatis masyarakatnya pun meng-alami berbagai pergeseran. Terutama dari pola dua ke-

Page 120: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

120

Pudarnya Kauman

las (abdi dalem-ngindungan) menjadi semakin kompleks.Kompleksitas tersebut berawal dari datangnya para pe-modal untuk kemudian mengembangkan apa-apa yangtelah maju dan berkembang di Kauman. Mereka datangdengan membawa modal siap mengembangkan batikKauman menjadi sebuah industri, dengan pasar yanglebih luas dan keuntngan lebih banyak. Para pemodal inikemudian menjadi kelas tersendiri di Kauman, yangberbeda dengan mereka yang menjadi Abdi Dalem Pame-takhan dan keturunannya ataupun para pekerja yang telahmenetap di Kauman (masyarakat Teteko/Ngindungan).

Kompleksitas masyarakat Kauman ternyata tidakselesai sampai disitu tapi tetap bergerak meluas. Dalamartian, semakin bertambah kompleksitas masyarakatKauman selepas memasuki masa-masa kemerdekaan.Setelah kemerdekaan, negara dengan berbagai kebijak-annya kemudian merombak Kauman (secara tidaklangsung) dari masyarakat yang berorientasi pada kera-ton menjadi masyarakat yang terbuka, layaknya masya-rakat di tempat lain. Kauman kemudian menjadi tidaklagi tertutup ketika negara mulai membukakan pintukepemilikan tanah di Kauman. Warga negara Indonesiaberhak untuk mengajukan kepemilikannya di Kaumantanpa memandang apakah mereka yang mau masukke Kauman berpengetahuan agama Islam dengan baik,beretnis Jawa atau mereka yang menjadi kerabat AbdiDalem Pametakhan.

Negara merombak masyarakat Kauman menjadilebih terbuka dan meninggalkan tradisi masa lalunya.Dan negara secara tidak langsung mengkonstruksi ma-syarakat baru dengan pola stratifikasi baru dengan ber-

Page 121: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

121

Ahmad Ramdhon

dasar pendidikan, status sosial kepemerintahan danekonomi sebagai satu standart baru dan mulai meng-hapus standart nilai lama yang berdasarkan kepaham-an keagamaan Islam dan pola kekerabatan yang kental.

5. Fisik Kauman yang BerubahKauman sebagai sebagai sebuah tempat yang mere-

presentasikan masa lalu dari sebuah kekuasaan, makamenghadirkan banyak simbol dari kekuasaan tersebut. Di-mana gambaran akan adanya sebuah kekuasaan adalahbentuk dari berbagai perangkat kebudayaan yang dicipta-kan, untuk kemudian melambangkan eksistensi kekuasaantersebut. Artinya keraton sebagai sebuah simbol kekuasaan,juga tak luput untuk menghadirkan banyak hal terkait de-ngan kepentingannya untuk menetapkan eksistensinya.

Dalam kajian kebudayaan, semua bentuk kekuasaanakan melahirkan sistem sosial dan budaya yang diorganisiroleh dalam kerangka kebudayaan yang dikembangkan olehkekuasaan tersebut. Dari adanya bangunan kebudayaanyang terpusat dari kekuasaan maka yang terkonstruksi ke-mudian adalah sebuah pendistibusian pola-pola kebudaya-an, yang persebarannya berarti adalah persebaran kekua-saan itu sendiri. Dalam hal ini Kauman akan menjadi bagianyang terintegrasi dalam lambang kekuasaan dengan meng-hadirkan simbol keagamaan, yang pada awal eksistensikekuasaan tersebut merupakan pola yang terkembang luasselepas tumbangnya Majapahit.a. Disfungsi ruang

Salah satu yang khas dari Kauman dan itu menjadisimbol secara fisik bagi otoritas keraton yang ada ada-lah Masjid Agung. Masjid Agung yang secara fisik

Page 122: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

122

Pudarnya Kauman

terletak di sebelah barat Alun-alun keraton, ingin me-nempatkan keraton dalam posisinya sebagai pusat ke-kuasaan yang menghubungkan antara Alun-alun seba-gai simbol masyarakat yang luas yang kemudian dihu-bungkan dengan keraton sebagai penguasa di duniadengan Masjid Agung sebagai simbol dari kekuasaandiluar ke dunia manusia. Disamping itu juga, pemakna-an akan Masjid Agung yang menjadi simbol ter-elabo-rasinya agama dalam eksistensi kekuasaan, untuk ke-mudian ditunjukkan dalam berbagai ritus kebudayaanyang diciptakan keraton dengan menghubungkan an-tara keraton, Masjid Agung dan Alun-alun.

Kehadiran Masjid Agung menjadi mutlak dalamkerangka pengembangan kebudayaan yang diinginkanoleh keraton. Pengembangan kebudayaan yang me-nempatkan agama dalam posisi yang urgent dalam se-mua kerangka nilai yang terkembang sekaligus menjadistandart kebenaran yang ada. Fungsi simbolis inlah yangkemudian seiring dengang perubahan yang dialami olehkeraton untuk kemudian digantikan oleh negara yangter-transformasi dalam semua perangkat kekuasaannyaseperti Departemen Agama atau Departemen Pariwisatayang secara tidak sengaja kemudian merubah polakebudayaan yang telah terkembang sebelumnya. MasjidAgung yang sangat strategis dalam kerangka kebuda-yaan masa lalu kemudian berubah fungsi ketika polakekuasaan yang lama mulai kehilangan otoritasnya ter-hadap perangkat kebudayaan tersebut. Masjid Agungkini diatur oleh negara dalam Keppres No. 23 tahun 1988yang menempatkan Keraton, Alun-alun dan MasjidAgung dalam otoritas negara.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

123

Ahmad Ramdhon

Masjid Agung kini menjadi medan yang masih di-perebutkan oleh otoritas lama yang memang tidak be-gitu saja kehilangan berbagai piranti kebudayaannyadengan otoritas baru yang secara simbolis kekuasaan-nya tak terbatas dan mampu dibendung oleh kekuasa-an lama. Di Masjid Agung kini semua pengurus yangada dilantik oleh Departemen Agama dan bertanggungjawab terhadap Departemen Agama. Pada saat yangbersamaan Tafsir Anom mulai kehilangan pengaruh-nya dalam medan perebutan simbol kebudayaan ini.

Semua aktivitas di Masjid Agung kemudian kehi-langan makna simbolisnya dari sebuah warisan muliayang ingin diwariskan oleh otoritas yang lama. Berba-gai bentuk ritual yang masih dicoba untuk diselengga-rakan oleh keratonpun (yang tentunya bertujuan dalamkerangka kebudayaan yang ingin mereka kembangkan)kemudian menjadi sebuah aset wisata biasa ketika ke-mudian negara hadir secara tiba-tiba. Orang yang me-ngikuti aktivitas kebudayaan itu tidak lagi berpikir ten-tang makna yang ingin disampaikan oleh sebuah ke-kuasaan yang ingin masih tegak dengan tetap mengha-dirkan simbol Masjid Agung sebagai bagiannya, tetapimenjadi sekadar berwisata saja, yang tentunya mem-punyai nilai ekonomis bagi negara karena kemudianmomentum kebudayaan (bagi keraton) ini bernilai eko-nomis untuk kemudian dikomersilkan oleh negara.

Dalam kesehariannya-pun Masjid Agung kemudi-an sekedar menjadi sebuah tempat yang tak mengha-dirkan nuansa kebudayaan yang kental karena mulaikehilangan maknanya bagi masyarakat luas. MasjidAgung kini sekedar hanya tempat wisata bagi orang

Page 124: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

124

Pudarnya Kauman

yang datang dari luar kota untuk kemudian mengambilgambar atau sekedar beristirahat sejenak didalamnyauntuk kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat lain.Hal yang sama juga terjadi pada saat pelaksanaan sholatlima waktu yang diselenggarakan Masjid Agung, padaDzuhur (jam 12.00 wib) yang ada hanya orang-orang yangbekerja di Klewer untuk kemudian menunaikan kewajib-annya lalu istirahat sejenak dan itu terjadi pada waktupelaksanaan kewajiban sholat Ahsar (jam 15.00 wib). Yangitu berarti ketika terselenggaranya Kultum Ba’da Dhuhuryang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Agung makapeserta atau orang-orang yang mengikutinya adalahmereka yang kebetulan pada saat itu rutin beristirahat diMasjid Agung yaitu para pedagang Klewer. Kondisi initak jauh berbeda ketika penyelenggaraan kewajiban sholatSubuh (jam 05.00 wib) yang kemudian dilanjutkan denganKajian Ba’da Subuh, yang diikuti oleh mereka yang tinggaldi pesantren dan hampir dari semua yang tinggal di pe-santren bukan orang Kauman (keturunan Abdi DalemPametakhan). Hal ini, bermula ketika keraton mulai ke-hilangan pengaruhnya di Masjid Agung maka keratonmulai membangun Masjid di dalam lingkungannya (Balu-warti) dan itu berarti memutuskan hubungan secara sim-bolis dengan Masjid Agung. Oleh informan peneliti dilapangan ditegaskan sebagai berikut oleh seorang infor-man, tentang hubungan keraton dan Masjid Agung :

‘Hubungan keraton tidak lebih hanya sekedar hu-bungan yang bersifat historis semata, bahwa pendiriMasjid Agung adalah keraton. Di luar itu sudah ti-dak ada lagi hubungan antara keraton, MasjidAgung bahkan dengan Kauman sekalipun‘

Page 125: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

125

Ahmad Ramdhon

Bahkan apa yang peneliti ikuti, pada tanggal 30Juli 2002 dimana di Masjid Agung menjadi tempat di-adakannya Musyawarah Kelurahan Membangun(MUSKELBANG II) yang diselenggarakan oleh Ke-lurahan Kauman. Mereka membahas berbagai agendaberkaitan dengan pembangunan yang akan dilakukanoleh Kelurahan Kauman dengan pegalokasian danadari Pemerintah Kota. Hal ini memberi makna bahwaMasjid Agung yang dulunya menjadi simbol dari oto-ritas keraton kini telah dielaborasi oleh negara. MasjidAgung juga menjadi tempat diselenggarakannya semuaperingatan hari besar umat Islam namun yang menjadipenyelenggaranya adalah Departemen Agama.

Pergeseran ini tidak saja terjadi dalam konteksruang seperti yang dialami Masjid Agung namun jugaterjadi pada banyak tempat yang terdapat di Kauman.Beberapa diantaranya ialah mengenai konsep gunasebuah tempat -yang dulu- secara sengaja dikonstruksisedemikian rupa dalam bingkai kebudayaan yang di-kembangkan oleh keraton. Dahulu nama-nama tempatyang terdapat di Kauman, didasarkan atas nama-namayang ditempati oleh para Abdi Dalem Pametakhan. Jadi,nama Sememen berasal dari nama yang diambil dariKetib Sememi atau Modinan adalah nama tempat tinggalbagi para Abdi Dalem Pametakhan yang bertugas menjadiModin (pengurus jenazah). Dan kebanyakan nama-nama dari para Abdi Dalem Pematakahan itu kini menjadinama langgar (tempat ibadah yang relatif kecil). Dannama-nama yang ada juga menunjukkan fungsi yangmelekat pada nama tersebut. Modinan merupakan na-ma tempat bagi mereka yang bertugas mengurusi jena-

Page 126: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

126

Pudarnya Kauman

zah, Sememen merupakan tempat tinggal para Khotib,Pengulon menjadi tempat tinggal bagi mereka yang ber-tugas menjadi Penghulu pada tiap-tiap acara pernikah-an yang diadakan oleh keraton, Trayeman dan Winonganjuga sama seperti Sememen yaitu tempat tinggal KhotibWinong dan Khotib Trayem. Kemudian nama-nama dae-rah yang terdapat di Kauman seperti Gajen, Babangsanatau Blodiran merupakan nama tempat yang mempu-nyai peran dalam sistem sosial yang yang ada. Gajenadalah nama tempat bagi para pembuat kue sesajen yangsering diadakan oleh pihak keraton, Babangsan adalahtempat para pembuat kuluh, Sentiran merupakan tempattinggal mereka yang bekerja menjadi pengerat benangdan Blodiran yang merupakan tempat tinggal merekayang bekerja dan mempunyai ketrampilan bordir.Nama-nama yang terakhir erat kaitannya dengan per-kembangan ketrampilan dan usaha batik di Kauman.

Namun sekarang nama-nama itu hanya tinggalmenjadi nama langgar dan tidak lebih dari itu. Polapembagian daerah selepas otoritas keraton mulai ber-kurang di Kauman dan digantikan oleh negara denganperangkatnya seperti Pemerintah Kota, Kecamatan,Kelurahan, Rukun Warga hingga Rukun Tetangga. Kiniyang ada di Kauman hanyalah pembagian daerah ber-dasarkan pola pembagian adminstratif yang dilakukanoleh negara, yaitu 26 Rukun Tetangga dan 6 RukunWarga. Dan pada saat pelaksanaan Musyawarah Kelu-rahan Membangun-pun, kehadiran warga didasarkanatas kategori ini yaitu mereka yang mewakili koordi-nasi ditingkat Rukun Tetangga yang kemudian dimu-syawarahkan kembali di tingkat Rukun Warga yang

Page 127: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

127

Ahmad Ramdhon

mempertemukan antar wakil dari masing-masing Ru-kun Tetangga yang ada di Kauman sebelum menjadipembahasan musyawarah di tingkat Kelurahan.

b. Padatnya KaumanKonsekuensi dari perubaan uyang dialami Kau-

man secara luas adalah seperti yang dibahas di atasyaitu terjadi sebuah proses disfungsi tempat dari tujuanawal keberadaan Kauman, Kauman yang ditempatkandalam kerangka nilai budaya. Perubahan yang dialamioleh Kauman dalam semua segmentasi ruang kehidup-an dan ketika negara (sebagai otoritas baru) mengem-bangkan kawasan sekitar Kauman menjadi sebuah ka-wasan pusat dan pengembangan kota, baik secara eko-nomis, adminstratif hingga pengembangan wisata yangmenggunakan daya tarik keraton, Alun-alun, MasjidAgung hingga pusat perbelanjaan Klewer.

Pengembangan tersebut memberi sebuah perubah-an pada lingkungan sekitar Kauman. Maka sekarangkita akan melihat bagaimana Bank Central Asia dengantegak berdiri di kawasan Kauman kemudian Gladakyang menjadi titik pusat pengembangan tersebut kemu-dian menarik berbagai aktivitas ekonomi yang lain. Pu-sat perbelanjaan Matahari ada di sebelah timur Kau-man. Pusat administrasi Pemerintah Kota ada di sebe-lah utara Kauman, kawasan Gladak dan sepanjang Sla-met Riyadi kini menjadi pusat perkembangan toko-tokomodern, Alun-alun dan keraton kini menjadi aset wisa-ta yang senantiasa padat, sama seperti apa yang dialamioleh Klewer yang kian hari kian memadat, yang jugadiikuti oleh perkembangan kawasan disekitarnya.

Page 128: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

128

Pudarnya Kauman

Semua itu kemudian menarik Kauman dalam se-buah dinamika perubahan baru yaitu perubahan aset-aset ekonomi, yang berarti juga akan membuka lo-wongan pekerjaan dan sekaligus menjadi magnet bagisuber daya manusia di luar Kauman bahkan diluar kotaSurakarta. Daya tarik kawasan di sekitar Kauman mautidak mau akhirnya menyeret sumber daya manusiaitu untuk bergabung di dalamnya dan Kauman menjadialternatif yang baik untuk tinggal dengan perhitunganefektivitas waktu dan pengurangan biaya perjalanan.

Maka Kauman kini menjadi tempat yang strtegisuntuk menjadi tempat tinggal (yang sifatnya semen-tara) bagi mereka yang datang ke kota Surakarta danberupaya berpenghasilan di Kauman atau sekitarnya.Dan kondisi itu dalam perkembangannya juga mampumenjadi daya tarik secara ekonomi bagi mereka yangmempunyai rumah di Kauman. Yang terjadi kemudianadalah perubahan secara fisik dan nilai guna ruang darirumah-rumah di Kauman. Kebanyakan rumah yangdulu ditempati para Abdi Dalem Pametakhan karenabesarnya jumlah anggota keluarga, berfungsinya salahsatu bagian rumah untuk proses belajar mengajar mate-ri keagamaan atau yang kemudian dikembangkan olehpara istri Abdi Dalem Pametakhan yaitu untuk tempatpembuatan batik dan penjualan, menghasilkan rumah-rumah yang besar dengan ruang yang banyak. Seka-rang sebagian besar ruang-ruang itu kini bernilai eko-nomis. Sebagian ada yang menjadi home stay (semacamtempat persinggahan bagi pendatang), losmen, kon-trakan (kost-kostan) atau menjadi tempat usaha. Dam-pak dari situasi yang seperti itu adalah datangnya sum-

Page 129: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

129

Ahmad Ramdhon

ber daya manusia dalam jumlah banyak ke Kaumandengan jaminan tempat tinggal yang murah dan pe-kerjaan yang mampu menjamin hidup mereka di se-kitar Kauman. Seperti yang peneliti alami dilapanganketika peneliti tinggal di Kauman. Rumah yang penelititinggali (di lantai atas yang dijadikan tempat tinggalbagi mereka yang kontrak) terdapat 6 kamar. Kamarsatu bersisi satu keluarga dengan satu anak, sang suamibekerja menjadi supir angkot dan istrinya berjualan ma-kanan di sekitar pasar Klewer lalu kamar ke-dua berisisikeluarga tanpa anak dengan suami yang bekerja men-jadi tukang becak dan istri bekerja membatik. Kemudi-an kamar yang lain diisi oleh pedagang Klewer (berasaldari Pekalongan), penjual (PKL) kaset bajakan hinggastiker (yang rata-rata dari Wonogiri) dan sebagian yanglain menjadi penjahit. Kebanyakan mereka bukan da-tang dari kota Surakarta namun dari kota-kota sekitar-nya, dengan motivasi bekerja dan memilih tempat diKauman karena lebih menjanjikan pekerjaan denganalternatif yang lebih banyak. Dan kondisi-kondisiseperti itu, sekarang menjadi gambaran yang dominandi Kauman. Di samping mereka-mereka yang berpeng-hasilan agak rendah, terpaksa harus tinggal dalamrumah-rumah mereka yang sempit dan semi permanen.Dan dalam satu kasus, peneliti menemukan beberapaorang yang setiap hari harus tidur atau bermalam dilanggar, ternyata itu salah satu akibat dari sebuah pro-ses pemadatan yang tidak bisa ditolerir lagi. Ditambahlagi dengan akibat yang lain, yaitu terbatasnya fasilitassosial yang ada di Kauman sebagai efek dari ketidakseimbangan antara mereka yang datang dengan pe-

Page 130: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

130

Pudarnya Kauman

ngembangan wilayah yang ada di Kauman. Maka diKauman akan mudah kita dapatkan kamar mandi umumyang digunakan secara massal, penggunanan fasilitasrumah ibadah untuk kebutuhan sehari-hari seperti kamarmandi dan fasilitas air dan listrik, hingga anak-anak yangselalu bermain di jalan-jalan karena tidak terdapatnyaruang-ruang yang luas untuk sekedar bermain anak-anak.Hal itu menggambarkan, betapa kepadatan di Kaumansampai pada taraf yang membuat ketidaknyamanan bagipenduduknya. Dan realitas itu berjejal seiring denganpertumbuhan rumah-rumah modern, dengan pola pagaryang tinggi, dengan dominasi keramik dimana-mana dandengan jumlah lantai melebihi satu (tingkat). Rumahdengan pola bertingkat seperti ini, tentunya menjadipilihan yang paling baik bagi mereka karena keterbatasanlahan yang ada.

Kini sebagian rumah-rumah tua telah mengalamirenovasi sesuai dengan berbagai pola yang ada, bahkanbila perlu yang terjadi kemudian adalah perombakanhabis rumah-rumah tua, yang dulu merupakan simbolbagi para pemiliknya untuk diganti dengan rumah-rumah yang berstandart modern dan ekonomis.

B. PROSES PERUBAHAN

Dalam banyak kajian dinyatakan bahwa awal dari prosesperubahan adalah proses diffusi karena hal ini akan terkait de-ngan penyebar luasan gagasan, ide-ide dan keyakinan maupunhasil-hasil budaya yang berupa fisik. Disinilah letak perubahanberproses, dimana diffusi dimaknai sebagai suatu proses yangmenyebarluaskan ciri khas suatu kebudayaan. Entah itu hasildari suatu perubahan ataupun menjadi awal dari perubahan.

Page 131: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

131

Ahmad Ramdhon

Dan proses penyebar luasan berbagai perubahan itu dipenga-ruhi oleh banyak hal.

Oleh karenanya kita bisa ambil kesimpulan sederhana bah-wa perubahan didalam masyarakat tidak selalu berjalan denganlancar, oleh karena hambatan-hambatan tertentu. Ataupun ke-kuatan-kekuatan yang tetap bersumber dari dalam masyarakat.Namun setiap perubahan, juga akan terkait dengan penerimaanmasyarakat terhadap ide perubahan itu sendiri. Dimana indi-vidu-individu mengalami proses penerimaan yang berupa ta-hap-tahap tertentu yaitu penyadaran, dimana seseorang menge-tahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa pemahamantentang bagaimana inovasi itu berfungsi. Lalu, persuasi yaitutahap dimana seseorang berkenan atau tidak dengan inovasitersebut, yang kemudian diikuti oleh keputusan dari seseorangyang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilih-an untuk menerima atau menolak inovasi yang ada hingga padaakhirnya individu harus mengkonfirmasinya dengan berbagairasionalisasi keputusannya tersebut. Dan dalam berbagai prosesyang ada peneliti ingin mengkonstruksikannya dalam beberapatahapan proses perubahan tersebut.

1. Fase Perubahan PertamaKeraton sejak awal kekuasaannya merupakan pusat ke-

budayaan, yang mengsinergikan semua konsep kebudaya-an dalam bingkai kebudayaannya yang khas. Ketika kera-ton mulai membangun keberadaannya di Sala maka kons-truksi kebudayaan yang ingin diwujudkan pun tak lepasdari kepentingannya untuk menegakkan eksistensinya ter-sebut. Bangunan kebudayaan yang ada kemudian terpusatdari keraton sehingga keberadaan Kauman (dan daerah lainyang ada disekitarnya) juga bagian dari sistem yang terinte-

Page 132: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

132

Pudarnya Kauman

grasi ini. Keraton menjadi referensi bagi semua elemen da-lam masyarakat yang ada pada saat itu. Dimana setiap ele-men yang ada meruapakan bagian dari sebuah kosmis kebu-dayaan yang terpendar ke dalam setiap ruang yang adadalam otoritas keraton tersebut.

Keraton menjadi pusat dalam semua kepentingan yangada dalam masyarakat, seperti sandaran nilai, tata perilaku,pemaknaan akan dimensi religi hingga sandaran ekonomibagi semua masyarakat yang ada dalam lingkup kekuasa-annya tersebut. Kauman yang menjadi bagian dari sistemyang dikembangkan keraton, juga tak lepas dari keterikatantersebut. Kauman yang terbangun dalam kepentingan kera-ton akan hadirnya otoritas keagamaan, diberi kompensasidengan memberi mereka yang tinggal di Kauman kebutuh-an ekonomi mereka sehari-hari. Artinya Abdi Dalem Pame-takhan adalah instrumen keraton dalam melaksanakan pro-ses keagamaan sekaligus prosesi politik yang ingin di-bangun oleh keraton, maka menjadi tanggung jawab bagikeraton untuk menjamin kemampanan mereka. Konse-kuensi dari keterikatan tersebut adalah jaminan bagi kera-ton kepada abdi dalem tersebut adalah penghambaan danpelaksanaan semua kepentingan keraton. Situasi ini kemu-dian mengalami kemapanannya selama beberapa waktu,dengan menguatnya keraton sebagai sumber kekuasaanyang mau tidak mau harus diakui oleh semua elemen ma-syarakat yang ada –pada waktu itu.

Hingga sampai pada satu waktu dimana kemudian ke-butuhan mereka sebagai abdi dalem mengalami perubahanpada aspek-aspek tertentu. Kebutuhan yang meningkat ten-tunya seiring dengan pertumbuhan masyarakat yang ada,terutama kebutuhan dalam hal-hal yang sifatnya material.

Page 133: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

133

Ahmad Ramdhon

Beberapa perubahan kebutuhan ini didasarkan karena ada-nya perkembangan perekonomian akibat datangnya kaumkolonial yang kemudian mengembangkan berbagai polaperekonomian (dan menjadi embrio perekonomian modernyaitu perdagangan) dan perkembangan kebudayaan yangdikembangkan oleh para pendatang tersebut.

Maka dengan meningkatnya kebutuhan yang dialamioleh para abdi dalem tersebut tentunya melahirkan berba-gai upaya untuk memenuhinya. Dan pada saat itu tidakbanyak alternatif yang bisa mereka lakukan karena berbagaihambatan kebudayaan yang tidak memungkinkan merekamelakukan berbagai tindakan kecuali berbagai tindakantersebut tidak mengeluarkan-nya dari frame kebudayaanbahwa mereka adalah abdi dalem dalam bidang keagamaan.

Kemudian terpilihlah batik sebagai alternatif untuk me-menuhi kebutuhan tersebut. Kalau sebelumnya merekamendapatkan pendidikan untuk membuat batik dalam ke-rangka pembelajaran akan simbol-simbol kebudayaan yangada dan hanya dimiliki oleh mereka yang menjadi keturun-an atau kerabat bangsawan. Maka batik kemudian menjadialternatif yang mampu memenuhi berbagai tuntutan akankebutuhan-kebutuhan baru yang mulai terasa mendesak.Artinya ketrampilan batik kemudian menggeser perannyasemula dari sekadar bagian dari ketramapilan dalam ruang-ruang kebudayaan menjadi sebuah cara (aktivitas ekonomi)yang menjadikan mereka mapan dengan sendirinya.

Bangunan konstruksi sosial yang ada pada fase ini be-lum mengalami perubahan yang mendasar. MasyarakatKauman masih menjadi bagian dari sistem keraton yangterintegrasi (patron klein), dimana mereka masih mampu meng-hidupkan nilai awal bahwa Kauman adalah abdi dalem. Pada

Page 134: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

134

Pudarnya Kauman

tahapan ini, Kauman masih menjadi masyarakat yang aga-mis (dengan semua aktivitasnya) dan masih menetapkankeraton dalam bingkai kebudayaannya. Yang berubah ha-nya terciptanya instrumen baru pemenuhan kebutuhanekonomi mereka yang berupa pembuatan batik yang mam-pu diperjual belikan.

2. Fase Perubahan KeduaSelepas fase yang telah diurai di atas, Kauman kemu-

dian berubah menjadi masyarakat yang mampu menghasil-kan produksi batik dalam jumlah yang besar dan yang pa-ling penting adalah penghargaan keraton dalam bentukpengakomodasian-nya terhadap apa-apa yang dilakukanoleh para Abdi Dalem Pametakhan tersebut. Maka Kaumankemudian manjadi dinamis perekonomiannya akibat mere-ka mampu menghasilkan batik sebagai salah satu kebutuh-an masyarakat yang mulai meluas tersebut.

Pada saat yang hampir bersamaan, batik kemudian me-luas menjadi sebuah alternatif pemenuhan kebutuhan eko-nomi yang tidak hanya dimonopoli oleh Kauman. Makateknologinya kemudian juga mengalami perubahan terkaitdengan proses efektivitas proses pembuatannya. Dan ketikateknologi batik dengan tehnik cap ditemukan maka batikkemudian meluas menjadi proses yang tidak terlalu mem-butuhkan keterampilan membatik, seperti sebelumnya. Ma-syarakat Kauman pun tidak terlambat untuk mengadopsipola ini, yang kemudian menjadi tidak lagi sebatas peng-isian waktu luang oleh para istri abdi dalem tersebut tapikemudian benar-banar menjadi sebuah kegiatan yang ber-sifat mendasar yaitu memenuhi kebutuhan akan materi.

Page 135: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

135

Ahmad Ramdhon

Di samping perkembangan teknologi pembuatan batikyang ada, datangnya modal dari kaum kolonial yang masukke Jawa menjadi variabel penting dari semakin ramainyaperdagangan batik di Jawa. Maka investasi akan modal ser-ta teknologi menjadi keinginan bagi setiap orang yang me-milih pembuatan batik sebagai sebuah bentuk industri dandi Kauman kondisi ini tak terbendung.

Para Abdi Dalem Pametakhan, -terutama kaum perempu-an- itu kemudian menjadi pelaku dominan dalam perkem-bangan industri batik di Kauman. Mereka mengembangkanrumah-rumah mereka (yang besar dan dulunya menjaditempat bagi proses belajar-mengajar) kini menjadi tempatpembuatan batik-batik tersebut. Tak ketinggalan, sebagianruang yang lain juga menjadi tempat untuk memasarkanhasil industri batik tersebut. Di sinilah kemudian masyara-kat Kauman mulai membuka diri bagi mereka yang datangdari luar namun dalam konteks-nya sebagai tenaga kerja.Disini pulalah para Abdi Dalem Pametakhan mulai memba-ngun kemandirian mereka dalam bidang ekonomi, yangmana mereka mulai meninggalkan apa-apa yang pernahmenghubungkan mereka dengan keraton yaitu jaminan ke-makmuran dalam bidang ekonomi. Hal ini juga dipenga-ruhi oleh perkembagan lingkungan di sekitar Kauman yangkemudian manjadi pusat perdagangan kain dalam jumlahyang terbatas (dan kelak tempat ini, yang bernama pasarSlompretan berubah menjadi pasar Klewer) namun karenaletaknya dengan Kauman relatif dekat maka tempat inikemudian berkembang dengan pesat. Dalam kemandirianinilah, kemudian Kauman memulai mengurangi bentuk ke-tergantungannya kepada keraton. Kecuali untuk hal-hal da-lam bidang kebudayaan dan keagamaan Kauman masih

Page 136: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

136

Pudarnya Kauman

mempunyai keterikatan yang kuat dengan keraton. Kau-man masih menjadi pusat keagamaan bagi keraton dalamkonstruksi kebudayaannya namun Kauman sudah memu-lai membagun kemandiriannya dengan keraton, karenamereka kini mulai mampu mengembangkan niali-nilai eko-nomis yang berlaku di masyarakat dan pada tahapan ini-lah yang mengalami masa-masa yang relatif lamac.

3. Fase Perubahan KetigaPerubahan dari Kauman kemudian mulai sangat terasa

ketika proses yang ada sebelumnya tersekat oleh hadirnyanegara. Negara sebagai bentuk dari otoritas modern mulaimenguat ketika dinamika masyarakat meningkat seiringdengan tuntutan akan kemerdekaan dan keterlepasan bang-sa ini dari kaum kolonial. Perubahan inilah yang padaakhirnya mengakselerasi hubungan keraton dengan Kau-man dalam sebuah pola hubungan baru.

Setelah memasuki kemerdekaan keraton mulai mema-suki masa-masa yang sulit karena kehadiran negara berartiakan menegasikan bentuk otoritas tradisional yang ada.Dan ternyata negara benar-benar melakukan berbagai ben-tuk kebijakannya, yang pada akhirnya mengeliminir kekua-saan keraton dalam masyarakat. Negara mulai membentuksemua perangkat kebudayaan modern, yang tentunya jugamenghadirkan nilai-nilai modern, dengan berbagai perang-katnya seperti undang-undang yang membangun masyara-kat dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya padamasa-masa kekuasaan tradisional.

Modernisasi sebagai nilai yang hendak dibangun nega-ra kemudian mengkonstruksi masyarakat dalam bingkaikebudayaan baru, yang berarti meninggalkan apa-apa yang

Page 137: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

137

Ahmad Ramdhon

pernah menjadi cita-cita dari kekuasaan tradisional. Denganpendidikan modern yang ada, semua nilai-nilai tersebutkemudian ditransformasikan dalam setiap ruamg-ruang ke-hidupan semua masyarakat yang ada dalam bingkai kene-garaan yaitu bangsa Indonesia dan Kauman tidak luputdari apa-apa yang dilakukan oleh negara.

Kauman lalu menjadi masyarakat yang mulai menem-patkan nilai-nilai tradisi dan keagamaan tidak lagi sebagaisebuah standart. Negara mengubah masyarakat Kaumanmenjadi masyarakat yang terbuka yang tidak lagi melakukanrekruitmen dengan dasar agama dan membuatnya tidak lagitertutup, dengan berbagai kebijakan yang terbuka. Kebijakannegara untuk mengembangkan kawasan di sekitar Kaumanmenjadikan Kauman sebagai sebuah bagian dari dinamikapembangunan kota yang berorientasi pada terbangunnyamasyarakat yang modern dan itu berarti harus meninggalkannilai-nilai tradisional yang telah ada sebelumnya. Aktivitaskebudayan yang dulu menjadi representasi dari eksis-nyanilai-nilai tradsi kini menjadi sekadar simbolisasi atau bentukromantisme yang kemudian dikomersilkan. Semua simbolkebudayaan yang ada kini hanya sekadar simbol yang tidakmampu menghadirkan semangatnya, seperti pada saat duluketika aktivitas-aktivitas kebudayaan itu dilakukan.

Kauman menjadi masyarakat yang sama dengan ma-syarakat yang lain, yang harus mencerna dengan paksa se-mua yang diinginkan oleh negara. Kauman tak beda de-ngan temmpat lain, yang tidak mempunyai karakter yangkhas sebab semua karakter awal masyarakat Kauman seba-gai tempat tinggal para Abdi Dalem Pametakhan tidak lagitertutup, agamis dan mempunyai status sosial yang tinggikarena nilai gunanya bagi otoritas tradisional.

Page 138: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

138

Pudarnya Kauman

Berikut ini, peneliti sederhanakan dalam beberapa tabeltentang perubahan yang terjadi di Kauman.

Dulu Sekarang

Pola

rekruitmen

- Berdasarkan pola

kekerabatan, baik dengan

ulama di Kauman atau

bangsawan keraton.

- Kepahaman agama.

- Berdasarkan kepahaman

agama.

- Keterlibatan otoritas negara.

Struktur

ulama

- Semua ulama yang ada

berasal dari Kauman (Abdi

Dalem Pametakhan).

- Mereka yang akan menjadi

ulama adalah yang

mendapatkan legalitas

secara tradisi.

- Kini, kebanyakan mereka

yang ada adalah ulama

yang berasal dari luar

Kauman (non abdi dalem).

- Kebanyakan mereka adalah

dari Departemen Agama.

Status sosial - Tinggi dengan gaji dan

pengunaan hak atas tanah.

- Penghargaan dari keraton

dan masyarakat, juga tinggi.

- Kerangka nilai yang ada,

menjadikan mereka sebagai

standart dalam perilaku dan

pengetahuan.

- Tidak ada, kompensasi

secara finansial.

- Status tersebut semata

simbol bagi keraton tapi

tidak bagi Kauman.

Tabel 8Berubahnya Struktur Tafsir Anom

Page 139: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

139

Ahmad Ramdhon

Tabel 9Pola Pemenuhan Kebutuhan Hidup Baru

Dulu

- Berlaku gaji bagi mereka yang menjadi Abdi Dalem

Pametakhan.

- Berlaku pula penggunaan hak atas tanah di Kauman,

sebagai tempat tinggal.

- Sebagi konsekuensi-nya maka ketergantungan secara

ekonomis masyarakat Kauman dengan keraton tinggi.

Transisi

- Masyarakat Kauman mulai mengembangkan batik.

- Tapi tetap mendapatkan gaji dari keraton.

- Perkembangan usaha batik tersebut, samapai pada tahap

yang sangat maju (industrialisasi).

- Masyarakat Kauman mulai memasuki kemapanan dan

kemandirian secara ekonomi.

Sekarang

- Masyarakat Kauman, sudah tidak lagi mendapat gaji dari

keraton, karena mandiri.

- Usaha batik di Kauman mulai surut dan hanya menjadi

pilihan bagi sebagian kecil warganya.

- Jenis usaha yang terdapat di Kauman, semakin kompleks.

- Pilihan untuk menjadi wiraswasta dan pegawai di instansi

pemerintah menjadi pilihan-pilihan utama.

Page 140: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

140

Pudarnya Kauman

Tabel 10Bergesernya Perangkat Nilai dan Tata Nilai

Dulu

- Keraton menjadi sumber tatanan nilai bagi semua

masyarakat.

- Nilai-nilai agama menjadi dan posisi mereka sebagai

Abdi Dalem Pametakhan, menjadikan Kauman terasa

agamis.

- Perangkat-perangkat nilai tersebut biasanya berupa

aktifitas-aktifitas ritual kebudayaan atau pendidikan non

formal oleh para abdi dalem.

- Pendidikan formal keagamaan diadakan oleh lembaga

khusus.

- Orientasi dan kerangka nilai yang ada dan berkembang,

berada dalam bingkai agama-kebudayaan.

Sekarang

- Nilai yang ada dan berkembang ada dalam kerangka

modernitas.

- Bentuk-bentuknya tertransformasi dalam semangat

ekonomis, rasional, pola-pola pengorganisasian yang

teratur hingga keterbukaan semisal dalam rekruitmen.

- Perangkat-perangkat yang ada adalah konsekuensi

ketika negara hadir. Seperti pendidikan modern, pasar

hingga lembaga-lembaga perdagangan.

- Pendidikan formal (yang diselenggarakan oleh negara)

menjadi pilihan utama.

- Pekerjaan dalam bentuk aktifitas modern, juga menjadi

pilihan utama.

- Agama dan tradisi mulai mengalami pergeseran peng-

akuan dari masyarakat Kauman.

Page 141: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

141

Ahmad Ramdhon

Tabel 11Realitas Sosial Baru

Dulu Sekarang

Otoritas

- Keraton sebagai pusatkekuasaan.

- Ulama (abdi dalem) adalahotoriotas kepemimpinannya.

- Nilai-nilai tradisi dan agamamenjadi standart.

- Negara hadir menggantikankeraton sebagai kekuasaanmodern.

- Otoritas kepemimpinanbergeser ke perangkat-perangkat negara.

- Nilai-nilai baru di legalkanoleh negara dan diorientasi-kan pada kemajuan(modernisasi).

Sistemrekruitmen

- Kauman menjadi tempatyang khusus dan khas yaitutempat tinggal para ulama(Abdi Dalem Pametakhan).

- Rekruitmen didasarkan padapola kekerabatan.

- Kepahaman agama jugamenjadi standart rekruitmen.

- Dengan negara yangmengatur kepemilikan tanahdi Kauman maka menjaditerbuka dasarkepemilikannya.

- Pola rekruitmen menjaditerbuka, artinya tidak adastandart agama dan tradisi.

Strukturbaru

- Homogen, dalam strukturekonomi sosial hinggabudaya, dimana yangberkembang hanyalahketurunan Abdi DalemPametakhan saja.

- Dalam perkembangannyamenjadi terbuka pada parapendatang (dengan orientasibekerja pd mereka) atau teteko.

- Dari teteko inilah konstruksiKauman mulai mengalamidinamika.

- Selepas para teteko mapandan mengembangkanmasyarakat tersendiriKauman mulai memasukifase keterbukaan.

- Dengan negara sebagaiotoritas tertinggi, kiniKauman makin kompleks.

- Kompleks dalam jenispekerjaan masyarakatnya.

- Kompleks dalam etnisitasnya.- Kompleks dalam penganut

agama yang ada di Kauman.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

142

Pudarnya Kauman

Tabel 12Fisik Kauman yang Berubah

Dulu

- Kauman adalah simbol kebudayaan.

- Masjid Agung adalah simbol dari kebudayaan yang hadir

bersamaan dalam dimensi religi masyarakat Kauman.

- Rumah-rumah yang ada akan berorientasi pada nilai-nilai

tradisi, dengan berbagai item kebudayaan & keagamaan.

- Setiap ruang di Kauman akan mempunyai makna dan

fungsinya masing-masing.

- Semua elemen dalam ruang di Kauman adalah kesatuan

dalam nilai tradisional dan keagamaan.

Sekarang

- Kauman kini bukan lagi sebagi sebuah simbol tapi sama

dengan tempat lain.

- Masjid Agung kemudian menjadi tempat yang

mempunyai nilai jual bagi pariwisata hingga bisa juga

tempat untuk transit bagi banyak orang.

- Bangunan-bangunan yang ada ataupun yang baru,

berorientasi pada nilai-nilai ekonomis.

- Setiap ruang di Kauman kini sama dan sekarang dikelola

oleh negara, dengan membaginya dalam adminstrasi

modern.

- Kauman menjadi padat dan kehilangan kemampuan

dalam mencukupi kebutuhan lingkungannya.

Page 143: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

143

Ahmad Ramdhon

BAB IVPENYEBAB PERUBAHAN

Perubahan sebagai bagian dari kebudayan yang ada dalammasyarakat adalah sebuah keniscayaan. Artinya setiap masya-rakat akan mengalami proses perubahan namun dalam ruangdan tempat yang berbeda-beda. Dan perbedaan itu sebagai se-buah konsekuensi dari setiap proses yang ada dalam kebudaya-an tersebut yang juga berbeda-beda. Di situlah letak penyebabperubahan sebagai variabel yang menentukan karakter per-ubahan yang ada.

Banyak penjelasan terhadap setiap perubahan yang dialamioleh masyarakat yang berbeda-beda. Akan tercipta berbagaikondisi dalam setiap masyarakat ketika melewati prosesi per-ubahan tersebut karena adanya berbagai kekuatan yang ber-saing dalam masyarakat dan sudah mapan kondisinya. Tetapiyang jelas penyebab dari perubahan yang ada adalah daya gerakdari proses perubahan dalam suatu masyarakat yang datangdari banyak sumber. Entah itu berbagai variabel yang datangdari luar masyarakat atau memang ada kekuatan yang ada daridalam masyarakat itu sendiri yang kemudian mendorong pro-ses perubahan tersebut. Dalam hal ini peneliti pada bab ini inginmemberi gambaran tentang penyebab perubahan di Kaumanyang peneliti simpulkan dari semua data serta hasil kajian dariteks-teks yang tersedia.

Page 144: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

144

Pudarnya Kauman

A. SEMANGAT KAPITALISTIK

Kauman yang menjadi salah satu subsistem dari kebudaya-an keraton juga disediakan perangkat pemenuhan kebutuhanekonomi sehari-hari. Jadi masyarakat Kauman sebagai bagiandari salah satu abdi dalem maka keraton pun tak lepas untukmemenuhi kebutuhan tersebut. Pola pemenuhan kebutuhanekonomis masyarakat Kauman (dengan posisinya sebagai AbdiDalem Pamethakan) pada awalnya memang dipenuhi oleh kera-ton. Dengan sistem gaji yang ada dan sudah berkembang seiringdengan perkembangan berbagai pola ekonomi modern, sebagaiakibat dari ekspansi kolonial. Keraton pun tak luput untukmengadopsi pola tersebut.

Dengan pola pembagian kerja yang menempatkan para sua-mi pada tempat-tempat publik, dalam bentuk mengajar materiagama, menjadi bagian dari struktur kekuasaan tradisionalhingga tugas-tugas keagamaan. Pada akhirnya memungkinkanbagi para suami untuk hanya bekerja pada aktivitas tersebut,secara terus menerus. Kondisi pembagian kerja ini, berbeda de-ngan apa yang dialami oleh kaum wanita yang ditempatkanpada sektor domestik yang memungkinkan mereka untukmempunyai waktu luang dalam jumlah yang sangat banyakuntuk menghasilkan aktivitas produktif. Dan ketrampilan batikyang mereka peroleh lewat media pembelajaran antara sesamakerabat dan awalnya memang berasal dari kerabat kebangsa-wanan keraton. Dan pada perkembangannya, ketrampilan ter-sebut secara intensif dikembangkan oleh para kaum perempuanyang menjadi suami para Abdi Dalem Pametakhan. Hal tersebutsangat dimungkinkan karena para bangsawan mempunyai ke-trampilan membatik sekedar bagian dari sistem apresiasimereka terhadap budaya keraton semata tapi tidak dengan paraistri Abdi Dalem Pametakhan.

Page 145: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

145

Ahmad Ramdhon

Dengan mengembangkan ketrampilan ini, sebagian besarwarga Kauman, kemudia mapu mengkomersilan hasil batik ter-sebut secara bertahap berawal dari transaksi-transaksi kecilataupun sekedar proses jual beli yang lebih menekankan bentukhubungan kekerabatan antara mereka yang tinggal di Kaumandengan mereka yang tinggal di luar Kauman. Yang pada akhir-nya menuntut adanya peningkatan dalam hal produksi.

Dari adanya tuntutan akan produktivitas inilah kemudianmengawali bangunan kemandirian secara ekonomi sebagian besarwarga Kauman, terutama istri dari para Abdi Dalem Pametakhan.

Mengenai perkembangan industri batik di Kauman sebe-narnya bermula ketika mulai dari ditemukannya perangkat can-ting sebagai alat untuk membatik. Dan di Surakarta sendiri senibatik dihargai sebagai bagian dari ketrampilan yang mesti di-miliki oleh kaum perempuan teruatama mereka yang menjadiketurunan atau kerabat keraton. Prosesi ini sendiri berjalan se-makin besar ketika mulai terbentuknya pasar-pasar baru danadanya inovasi tehnik dalam membatik, lewat proses transfor-masi industri batik yang berjalan melalui dua tahap :

Tahap pertama terjadi sekitar tahun 1850-an, dimana batikmulai diperkenalakan menjadi sebuah perdagangan, terutamadengan batik-batik yang dibuat dengan teknologi batik baruyaitu menggunakan cap dengan garis-garis dari tembaga, yangditempelkan pada sebuah alas dan diberi pegangan. Denganteknologi ini batik kemudian menjadi sebuah proses yang tidakbegitu rumit (seperti dulu kala) karena hanya membutuhkansedikit ketrampilan dan tenaga yang terbatas. Pada sekitartahuan 1850-an, para pembuat batik dengan cap ini kemudiansemakin banyak jumlahnya, yang kemudian mereka banyakmendirikan tempat usaha tersendiri untuk membuat batik de-ngan jumlah yang besar dengan tujuaan menjualnya ke pasar.

Page 146: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

146

Pudarnya Kauman

Dan pada saat yang bersamaan sekitar tahun 1850-1860-an, men-jadi tahun-tahun mengalirnya modal swasta Belanda ke daerah-daerah jajahan mereka. Perkebunan Belanda yang membawauang tunai yang siap pakai untuk para petani dalam bentukupah dan sewa, kemudian menjadi salah satu penyebab dariberkembangnya pasar-pasar di Jawa. Masyarakat pun kemudi-an mulai memanfaatkan waktu dan penghasilan mereka untukkonsumsi dan dalam hal berpakaian maka batik dengan hargamurah menjadi pilihan bagi mereka. Hal tersebut menyebabkanproduksi batik terus meningkat dan beberapa pusat produksibati tersebut adalah Surakarta, yang terletak di Kauman, Kepra-bon dan Pasar Kliwon. Dengan teknologi yang pada saat ituada, daerah-daerah tersebut menjadi tempat pemasok terbanyakproduksi batik yang beredar di pasar.

Sedangkan untuk tahap berikutnya, yatiu tahap kedua yaitufase yang terjadi pada kisaran tahun 1870-an. Dimana pasar-pasar yang ada semakin berkembang dengan pesat bersamaandengan semakin meningkatnya penetrasi perkebunan Belandadi daerah pedesaan. Dengan daya dukung seperti kereta apiyang menghubungkan pusat administrasi kaum kolonial de-ngan jajahan-nya tersebut, berkembang menjadi pusat-pusatperdagangan seperti Semarang, Surabaya, Bandung atau Bata-via, dimana sebagian kecilnya terbagi di Surakarta. Kemudianmulai berkembang pula perluasan tempat-tempat pembuatanbatik di Surakarta bersamaan dengan perbaikan pada sistemteknologinya. Kondisi ini pada akhirnya menciptakan kemapan-an bagi mereka yang mengembangkan batik sebagai mata pen-caharian. Sebab batik yang berkembang di Surakarta kemudianmenguasai pasar yang tidak hanya di sekitar kerajaan Kasunan-an namun juga meliputi pasar-pasar yang ada di Jawa. Kemapa-nan ini bertahan dalam kurun waktu yang lama hingga mema-

Page 147: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

147

Ahmad Ramdhon

suki awal akhir abad ke 19-an dan mulai menurun ketika masukpada awal abaad 20-an, oleh sebab pergolakan politik, yangmelahirkan gerakan-gerakan perjuangan pembebasan darikaum kolonial (M. Zaki, >>>>>>>).

Semua proses inilah yang, oleh peneliti dilihat sebagaipeyebab dari perubahan yang ada di Kauman. Dengan mulai-nya masyarakat Kauman mengembangkan sektor industri batikini, peruabhan relasi dalam bidang per-ekonomian dengan kera-ton mulai memasuki bentuk baru. Dimana keraton kemudiantidak lagi menjadi satu-satunya sandaran dari pemenuhankebutuhan yang mereka miliki. Masyarakat Kauman memasukidunia kemandiriannya secara penuh ketika semua kebutuhanbahkan pada taraf yang berlebih mereka mampu menghasilkanmateri lebih banyak dari apa yang mereka dapatkan dari kera-ton selama ini.

Semangat untuk menghasilkan materi dan mengakumulasi-kannya (kapitalistik) inilah yang membelah hubungan keratonyang selama ini, dengan masyarakat Kauman. Belahan hubung-an ini kemudian mengalami masanya yang relatif lama dan ber-iringan dengan apa terjadi di luar relasi tersebut, yaitu terba-ngunnya pola perekonomian baru dengan menempatkan sektorperdagangan sebagai garda depan. Sistem perekonomian inikemudian menggantikan pola-pola lama yang feodalistik danKauman lalu terakselerasi dalam gerak universal dari perekono-mian baru ini. Dengan-nya nilai-nilai lama tereliminir dalamsebuah semangat kemandirian, yang memangkas nilai-nilai yangdulu pernah mapan dalam kerangka kebudayaan masa lampau.

B. HADIRNYA NEGARA

Negara dalam banyak konsepsi ilmu sosial di katakan se-bagai satu bentuk kekuasan baru, yang hadir setelah masya-

Page 148: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

148

Pudarnya Kauman

rakat berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Ne-gara kemudian menempatkan diri untuk menggantikan bentukkekuasaan sebelumnya dengan caranya sendiri. Ketika masya-rakat mulai mengajukan tuntutan akan konsepsi kekuasaanyang melibatkan banyak orang, dengan bentuk partisipasi yangluas dan proses penggiliran kekuasan tersebut berjalan secarateratur maka mekanisme untuk mewujudkannya hadir lewatterbentuknya negara.

Kekuasaan negara kemudian terbangun sebagai sebuahbentuk kekuasaan baru, pada bentuk masyarakat yang barupula. Negara menjadi bentuk kekuasan modern yang kemudianmeng-universal dan menjadi kesepakatan banyak orang seka-ligus memenuhi tuntutan banyak orang dalam masyarakat.Yang mana terbangunnya negara seiring dengan gerakan dina-mika masyarakat dan dinamika kebutuhan yang menyertai ma-syarakat. Artinya negara hadir untuk menggantikan konsep ke-kuasan sebelumnya yang telah dianggap tidak mengakomodasikebutuhan masyarakat secara luas, beserta kebutuhannya.

Dalam konteks ini, perdebatan dan pergantian bandul ke-kuasaan berlaku dimanapun termasuk di Surakarta. Kebutuhanakan proses pergantian kekuasaan berjalan dengan sangatdinamis, dimana kebutuhan akan kehadiran kekuasaan modernberjalan dengan mulai melunturnya otoritas tradisional. Atau-pun bisa dibalik asumsinya dengan menegaskan bahwa kekua-saan modern-lah yang bertanggung jawab terhadap runtuhnyapamor kekuasaan tradisional. Dan fakta dari perkembangankekuasan uang dialami oleh masyarakat Surakarta, menunjuk-kan kondisi itu.

Namun perkembangan kekuasaan di Surakarta sendiri -yang menggambarkan pergeseran kekuasaan dari tradisionalke modern- ditinjau dari segi pemerintahannya tidak langsung

Page 149: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

149

Ahmad Ramdhon

terjadi begitu saja. Sebab proses tersebut mengalami transisinyayang terdiri dari 3 periode, yaitu :

1. Masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda.Sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada waktu di ba-

wah kekuasaan kolonial Belanda, Surakarta merupakandaerah Swapraja. Daerah Swapraja itu sendiri terbagi atasdua bagian yaitu :a. Swapraja Kasunananb. Swapraja Mangkunegaran

Masing-masing daerah tersebut dikepalai oleh seorangraja yang bergelar Paku Buwono dan Mangkunegaran. Danpada saat penjajahan Belanda, Surakarta secara tidak lang-sung dikuasai oleh pemerintahan Hindia Belanda denganikatan-ikatan dalam bentuk perjanjian.

Daerah Surakarta yang beribukota di Surakarta, sekali-pun dalam jalannya pemerintahan dilaksanakan oleh PakuBuwono tetapi di Surakarta juga terdapat seorang GubernurPemerintahan Hindia belanda untuk mengawasi dan me-nguasai kedua otoritas tradisional tersebut. Bahkan dalamhal militerpun, di Gubernuran Surakarta ini terdapat kompitentara infranteri dan 1 peleton kavaleri KNIL yang meng-awasi jalannya pemerintahan Paku Buwono. Sekalipun jugaterdapat pasukan legiun dari Mangkunegaran atau penga-wal Kasunanan namun mereka tidak lebih hanya sekedarpasukan yang menjadi pengawal keraton saja. Dan fase pe-nguasan oleh pemerintahan Hindia Belanda ini berakhirsetelah Jepang mulai memasuki kota Surakarta dan pasu-kan Hindia Belanda melarikan diri. Inilah akhir dari kekua-saan Hindia Belanda di kota Surakarta dan Surakarta mulaimemasuki masa penjajahan Jepang.

Page 150: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

150

Pudarnya Kauman

2. Masa Penjajahan JepangSetelah Jepang mulai memasuki Surakarta, Jepang

langsung menyusun pemerintahan baru di kota Surakarta.Pemerintahan sipil yang ada meruapakan pemerintahanotonom dengan Chokan Kakka (Gubernur Yo Watanabe).Dan semua perangkat aturan yang telah ada dan berlakusejauh tidak bertentang dengan apa-apa yang menjadi ke-inginan pemerintahan Jepang, tetap berlaku.

Namun pemerintahan Jepang yang pada saat bersama-an harus menghadapi peperangan dengan Sekutu kemudi-an sangat refresif. Dan kondisi seperti inipun juga terjadihampir di semua wilayah kekuasaan Jepang yang ada dinusantara. Mereka menjadi pihak-pihak yang sangat eks-ploitatif sekaligus menjadi rezim yang tak pernah engganuntuk melakukan kekerasan. Tapi kondisi ini tidak bertahanlama, karena Jepang mengalami krisis di negaranya sendiriakibat kekalahan-kekalahan yang dialaminya ketika me-lawan Sekutu maka inilah awal dari terbentuknya negaraIndonesia.

3. Masa KemerdekaanSetelah kekalahan telak yang dialami oleh Jepang dan

mereka kembali ke negaranya, Indonesia kemudian menye-gerakan untuk memerdekakan diri dengan memproklamir-kan kemerdekaan-nya pada tanggal 17 agustus 1945. Sete-lah masa itu kemudin semua daerah yang pernah menjadijajahan Hindia Belanda dan Jepang kemudian dikendalikanoleh pemerintahan Indonesia, termasuk kota Surakarta.Namun sebagai kekuasaan baru yang hadir selepas kemer-dekaan, tentunya tidak bisa mengabaikan otoritas yang se-belumnya sudah ada yaitu otoritas tradisional. Maka proses

Page 151: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

151

Ahmad Ramdhon

pergeseran di antara dua otoritas tersebut tidak terhindar-kan. Dan proses dari pergeseran ototritas tersebut dibeda-kan menjadi :a. Periode Daerah Istimewa

Periode Daerah Istimewa ini dimulai dari dikeluar-kannya Piagam Penetapan oleh Presiden RepublikIndonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan berakhirsampai terbentuknya atau lahirnya kota Surakarta padatanggal 16 juni 1946.

Sebagai konsekuensi dari Piagam Penetapan olehPresiden Republik Indonesia maka Sri Paduka PakuBuwono XII dan Sri Paduka Mangkunoro XII memerin-tahkan daerah tersebur dalam sebuah otoritas baru yai-tu Swaparaja. Dan kedua pemerintahan Swapraja terse-but memiliki kekuatan hukum seperti yang tertera da-lam UUD 1945 Bab VI pasal 18 tentang Pemerintah Dae-rah. dengan dasar, adanya rasa kepercayaan, bahwakedua pemimpin Swaparaja tersebut akan mencurah-kan semua pikiran, tenga, jiwa dan raga untuk kesela-matan daerahnya yang telah menjadi bagian dari Repu-blik Indonesia. Dan pada tanggal 1 September 1945,Sri Paduka Paku Buwono XII mengeluarakan amanatyang pokok isinya menyatakan :1) Bahwa kerajaan-kerajaan Kasunanan Surakarta

dan Mangkunegaran adalah bagian dari daerahRepublik Indonesia.

2) Bahwa semua urusan pemerintahan dalam Kasu-nanan Surakarta dan Mangkunegaran kini ditetapkandan dipimpin oleh pemerintahan keraajaan Kasunan-an Surakarta dan Mangkunegaran, dengan meng-indahkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia.

Page 152: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

152

Pudarnya Kauman

c. Bahwa hubungan pemerintahan kedua kerajaandengan negara Republik Indonesia bersifat langsung.

Sekalipun sudah ada pengukuhan dari PresidenRI yang berbentuk Program Penerapan dan kemudiandiikuti oleh pernyataan setia dari kedua pimpinan darikepala Daerah Istimewa tersebut dalam maklumatnyanamun kekeruhan yang terjadi akibat krisis kekuasanini tak terhindarkan, banyak pihak yang menentangsistem Pemerintahan Daerah seperti itu.

Badan pekerja yang disebut Pemerintah Rakyat disatu pihak dan Daerah Istimewa di pihak lain ternyatatidak menemukan kesepakatan. Dan situasi ini ber-imbas pada ketidakstabilan situasi sosial politik kotaSurakarta pada saat itu. Maka unutuk mengakhiri kon-flik tersebut Pemerintah Pusat kemudian mengeluar-kan peraturan tertanggal 15 Juli 1946 yang isinya me-nyatakan bahwa kedua Pemerintahan Daera IstimewaKasunanan dan Mangkunegaran dinyatakan berakhir.

Sebelum bentuk Pemerintahan Daerah Kasunanandan Mangkunegaran ditetapkan dengan undang-undang maka daerah tersebut untuk sementara waktudipandang sebagai satu Karisidenan, yang dipimpinoleh seoarng Walikota. Sehingga pada tanggal 15 Juli1946 lahirlah daerah Surakarta dengan pemerintahanbaru yaitu kota Surakarta.

b. Periode Kota SurakartaPeriode Pemerintahan Kota Surakarta ini dimulai

dari terbentuknya pemerintahan kota Surakarta padatanggal 16 Juni 1946 dan berakhir sampai dengan dite-tapkannya undang-undang no. 16 tahun 1947 tentang

Page 153: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

153

Ahmad Ramdhon

pembentukan Haminte Kota Surakarta yang mulai ber-laku pada tanggal 5 Juni 1947.

Sejak tanggal 8 Agustus 1946 di daerah Surakarta,pemerintahan didasarkan pada peraturan PemerintahPengganti undang-undang tahun no. 8 tahun 1946dengan terbentuknya Badan Perwakilan Rakyat yangmeliputi Kabupaten serta Kota Surakarta.

Sekalipun di Kota Surakarta sudah dibentuk DPRDnamun hal itu belum berarti bawa kota Surakarta men-jadi otonom. Sebab urusan-uruan sosial, kesehatan, per-ekonomian dan pemerintahan daerah masih diatur olehpemerintah Karesidenan Surakarta. Dan untuk selan-jutnya maka dibentuklah pemerintah daerah yang de-mokratis dan agar kepentingan kota Surakarta menda-pat jaminan dan perhatian sepenuhnya, maka diben-tuklah Haminte Kota Surakarta berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 1947.

c. Periode Haminte Kota Surakarta.Kata Hamaninte berasal dari bahasa Belanda

‘Stadsgemeente’, dengan ‘Stad’ yang berarti sedangkan‘Gemeente’ mengalami penyesuain pengucapan denganbahasa orang Indonesia menjadi ‘Haminte’. Istilah ter-sebut kemudian menjadi sebuah pengadopsian menjadi‘Haminte Kota Surakarta’.

Kota yang didasarkan atas undang-undang No. 16tahun 1947 tentang Peraturan Daerah dan Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Undang-undangitu sendiri pada awal-nya dimaksudkan untuk melegal-kan Badan Perwakilan Rakyat Kota (Dewan Kota) danBadan Eksekutif Kota (Dewan Pemerintahan Kota)

Page 154: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

154

Pudarnya Kauman

yang ada di Surakarta pada waktu itu. Dengan meng-ingat berbagai hal yang terkait dengan situasi sosialdan politik yang ada maka berbagai hal yang terkaitdengan pemerinyahan kota kemudian di berikan kepa-da Pemerintah Kota untuk menjalankan pemerintahan.Namun dalam prateknya ternyata tercipta berbagaisituasi yang kemudian menjadikan Pemerintah Kotatidak bisa berjalan dengan efektif. Sehingga berbagaiperangkat Pemerintahan Kota kemudian dievalusi dandihapuskan lalu hanya ditinggalkan satu fungsi yaituWalikota sebagai Kepala Daerah. Sehubungan dengansituasi tersebut, Ketua Dewan Kota sebagai BadanLegislatif dan Dewan Pemerintahan Kota ada pada satutangan maka terjadi banyak permasalahan. Oleh kare-nanya kemudian, sebagai perbaikan maka PemerintahPusat kemudian menetapkan undang-undang no. 16tahun 1947, yang berisi menghapus peran Walikotasebagai Dewan Kota.

d. Periode Kota BesarNama kota besar Surakarta sebagai nama baru

sebenarnya sudah mulai diperkenalkan seiring denganpelaksanaan undang-undang no. 20 tahun 1948 tentangPemerintah Daerah yang ditetapkan dan mulai berlakupada 20 Juli 1848. Akan tetapi karena terjadi penduduk-an Belanda di Jawa Tengah (clash II) maka undang-undang tersebut mulai diberlakukan tahun 1950.

Di samping juga terjadi konflik internal bangsa In-donesia yaitu dengan terjadinya pembrontakan PKI pa-da tahun 1948. Masyarakat Indonesia dilanda kecemas-an karena aksi bunuh membunuh terjadi dimana-mana

Page 155: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

155

Ahmad Ramdhon

tanpa memperdulikan lagi aparat keamanan. Dan yangterjadi kota Surakarta adalah terbentuknya pemerintah-an ilegal yang kemudian disyahkan oleh PemerintahPusat. Pemerintahan sementara ini diisi oleh para pe-lajar dan pemuda pada umumnya yang masih setia ter-hadap pemerintahan Republik Indonesia hasil kemer-dekaan 1945. Hampir pada saat yang bersamaan, pe-merintahan keraton Surakarta dan Mangkunegarandengan bantuan dan perlindungan tentara Belanda jugamenyusun pemerintahan, akan tetapi dalam praktek-nya tidak dapat berjalan secara efektif karena tidakmendapat sambutan dari rakyat.

Pemerintah keraton Kasunanan dan Mangkunega-ran ternyata masih ingin menegakkan eksistensi kekua-saan mereka dengan mengambil momentum kedatang-an Belanda untuk kemudian melepaskan diri dari nega-ra Indonesia. Namun permasalahan yang terkait de-ngan penghargaan masyarakat secara luas terhadap ke-kuasaan tradisional tersebut menjadi faktor utama pe-nolakan tersebut.

e. Periode Kotapraja SurakartaAkibat dari berbagai situasi yang terjadi di kota

Surakarta maka pemerintah pusat kemudian member-lakukan Undang-undang tahun 1957 untuk menjadi se-buah transisi menuju pelaksanaan undang-undang no.18 tahun 1965 yang mengatur tentang Pokok-pokokPemerintahan Daerah yang akan diberlakukan pada 1September 1965.

Perubahan ini kemudian terkait pula dengan ber-bagai perubahan pada bidang lain seperti bentuk, su-

Page 156: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

156

Pudarnya Kauman

sunan kekuasaan, tugas dan kewajiban PemerintahDaerah Kotapraja Surakarta, yang didasarkan atas hasilPemilihan Umum yang membentuk Dewan PerwakilanRakyat Daerah Peralihan. Lalu selepas itu kemudianberlakulah Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959 yangkemudian ditambahi dengan undang-undang no. 18tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerahyang berlaku sampai perbaikan Pemerintah Daerahlewat undang-undang no. 22 tahun 1999 tentang Oto-nomi Daerah (Drajat Tri Kartono, 1995: 48-58)

Dari situlah kemudian negara kemudian merubahsemua bangunan nilai yang ada. Negara menciptakansemua perangkat yang dibutuhkan untuk menggeserotoritas tradisional dalam ruang yang sempit untuk di-batasi hanya menjadi sebuah simbol yang ada dalambingkai kebudayaan semata dan menghadapkan ma-syarakat pada satu pilihan otoritas yang legal dan for-mal yaitu negara.

Negara lalu secara secara sadar atau tidak, mulaimembatasi semua gerak otoritas untuk benar-benar ha-nya menjadi simbol lewat berbagai kebijakannya. Se-mua yang dilakukan oleh negara ada dalam kerangkauntuk membangun otoritas baru, yang modern. Makabangunan sistem pendidikan, yang akan membentukkerangka nilai masyarakat kemudian menjadi mediayang efektif untuk melakukan persebaran nilai-nilaiyang diinginkan oleh negara. Kebijakan tentang pemba-nguan kota dengan menempatkan keraton menjadi se-buah aset pariwisata lalu menempatkan keraton dalamlingkup yang sempit dan sekedar menjadi aset bagi ne-gara. Kebijakan untuk mengembangkan kota yang

Page 157: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

157

Ahmad Ramdhon

mempunyai visi maju dan modern kemudian menjadi-kan Kauman hanya sebatas bagian dari sistem yanghendak dibangun tersebut. Tanah yang ada di Kauman,yang dulunya hanya berhak dimiliki oleh mereka yangmenjadi abdi dalem dalam bidang keagamaan (AbdiDalem Pametakhan) kini menjadi hak bagi negara untukkemudian bisa dimiliki oleh siapa saja. Tanpa harus ter-kategori dalam standart kepahaman agama atau kerabatabdi dalem.

Negara berhasil mengubah karakater nilai masya-rakat Kauman ke dalam sebuah kerangka nilai baruyang menempatkan ekonomi sebagai sebuah standart.Kini masyarakat Kauman sudah berubah dalam bentukyang baru dan berbeda dengan keberadaannya padaawal terbentuk. Masyarakat Kauman sekarang menjadimasyarakat yang dinamis dengan, semua anak-anakmencita-citakan untuk menjadi dokter, tentara, gurudan yang lainnya. Tanpa ada satupun yang berkeingin-an menjadi Abdi Dalem Pametakhan. Kauman kini men-jadi masyarakat yang sama dengan masyarakat Sura-karta yang lain, yang mempunyai cita-cita sama yaitumasyarakat modern.

Page 158: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

158

Pudarnya Kauman

Page 159: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

159

Ahmad Ramdhon

BAB VPENUTUP

A. KESIMPULAN

Keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam sebuah kepen-tingan untuk dapat melihat sejauh mana Kauman (sebagai re-presentasi dari masa lampau yang mewakili kekuasaan, ke-agamaan hingga kebudayaan) telah mengalami perubahan,bagaimana prosesnya dan apa saja yang menyebabkan perubah-an tersebut.

Berdasarkan apa yang peneliti ketahui tentang pergeseranmasyarakat Indonesia pada umumnya terjadi pada satu prosesyang hampir sama. Kesamaan itu berawal dari pola perkem-bangan masyarakat di Indonesia yang sebelumnya masuk padamasa-masa kejayaan kerajaan tradisional, sekalipun padabeberapa kasus tetap ada spesifikasi terhadap realitas yang adanamun secara umum logika yang digunakan hampir sama.

Oleh karena itu peneliti ingin menyimpulkan beberapa hal,yang kiranya itu dapat mereduksi berbagai hal yang telah di-paparkan sebelumnya :1. Kesimpulan Teoritis

‘Pada bentuk kesimpulan ini, peneliti ingin memapar-kan kerangka pemikiran peneliti pada awal pembuatan risetini dilakukan.

Kajian tentang masyarakat dalam dimensi perubahantentunya tidak bisa lepas dari tempat dan waktu. Dimanatempat dan waktu akan menunjukkan sebuah masyarakat

Page 160: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

160

Pudarnya Kauman

yang sedang atau akan berubah. Dan dari situlah kemudiankita bisa melihat bagaimana dinamika masyarakat, benar-benar ada. Dengan melakukan komparasi akan kondisiawal dari masyarakat lalu membandingkannya dengan apayang sekarang ada maka akan kita temukan banyak halyang menggambarkan pergeseran-pergeseraan yang ter-dapat dalam masyarakat.

Pada awal penelitian, peneliti merasakan Kaumanbenar-benar menghadirkan keadaan (kebudayaan) masalalu yang tentunya akan mempunyai sejarahnya masing-masing. Dalam banyak kajian kemudian diasumsikan olehpeneliti bahwa Kauman adalah masyarakat yang khas,dengan berbagai karakter yang menjadi identitasnya. Dankini, ketika peneliti melakukan penelitian semua itu telahmengalami perubahan. Perubahan dalam banyak hal, yangkemudian membangun asumsi baru bagi peneliti tentangperubahan itu sendiri. Maka pengkajian terhadap prosesperubahan tersebut tentunya menjadi hal yang menarik.

Kemudian dengan landasan pemikiran Weber-ian yangmenempatkan pemahaman subyek sebagai sebuah pengha-diran data bagi kita, lalu peneliti memulai penelitian ini.Dengan menetapkan subyek sebagai individu yang mampubertindak dan berbagai tindakan individu tidak lepas darikerangka nilai yang ada maka pengkajian terhadap eksis-tensi subyek dengan nilai-nya untuk kemudian dikompara-sikan dengan apa-apa yang dulu pernah ada di Kauman(lewat teks). Di sinilah penelitian ini didasarkan.

Di samping juga pengandaian yang musti dilakukansebelum penelitian ini dilakukan adalah asumsi dasar bah-wa individu dan lingkungan akan mengalami dinamikanyamasing-masing. Dan dinamika tersebut kemudian dilihat

Page 161: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

161

Ahmad Ramdhon

dari studi perubahan yang biasanya dilakukan dengan pen-dekatan sosiologis. Dengan mengkaji juga beberapa indika-tor penting tentang dinamika lingkungan yaitu hadirnyanegara sebagai kekuatan yang formal untuk mengganti polakekuasaan lama yang mulai terkikis oleh gerak negara atau-pun dinamika individu yang ada di dalamnya.

Hasil penelitian ini kemudian menjadi bagian baru darikonstruksi teoritik tentang perubahan yang dikemukakanoleh para pemikir developmentalistik. Kondisi ini dimung-kinkan oleh perang negara yang mengadopsi kerangkaberpikir ini, terutama era kejayaan Orde Baru yang menem-patkan modernisasi sebagai patokan untuk melangkah bagibangsa yang besar ini. Konsekuensi dari itu adalah menem-patkan masa lalu sebagai bagian waktu yang harus diting-galkan (dengan semua karakter kebudayaannya), karenaasumsi dari modernisasi adalah rasionalitas dan dinamikateknologi. Artinya, semua yang menjadi ciri dari kejayaanmasa-masa kekuatan tradisi masih eksis seperti kekerabat-an, agamis hingga patron klein akan berganti dengan indi-vidualisme, sekularisme hingga kemandirian dalam semuaaspek kehidupan.

Dengan berkembangnya semangat kapitalistik yang ke-mudian didukung semua perangkatnya oleh negara makakehadiran modernitas tidak dapat lagi dibendung. Negaramenjadi agen utama untuk merubah berbagai tata aturansosial, dengan kekuatannya untuk memaksa dan padaakhirnya membentuk formasi sosial masyarakat yang baruserta lepas dari masa lalu.

Page 162: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

162

Pudarnya Kauman

2. Kesimpulan Metodologis.Untuk kesimpulan metodologi ini, peneliti hanya ingin

menyampaikan beberapa point pokok yang didasarkan pe-ngalaman peneliti di lapangan

Pertama, kajian tentang perubahan mau tidak mau akanbanyak mengangkat interpretasi peneliti terhadap banyakdata-data yang dihasilkan lewat observasi. Hal itu terasawajar karena, tidak mungkin kita mengadirkan data yangsifatnya langsung dari seorang informan untuk mencerita-kan masa lampau. Dan pada bentuk data seperti inilah, se-benarmya proses terbangunnya nilai dan berbagai kons-truksi sosial masyarakat diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya.

Kedua, konsekuensi dari pemaksimalan data yang di-peroleh dari observasi adalah pemaksimalan dalam kuan-titas waktu yang harus dipunyai oleh peneliti. Dalam halini peneliti sendiri memilih Kauman -dengan mengingatkonsekuensi tersebut- tetap melakukannya karena masihdalam taraf yang memungkinkan bagi peneliti untuk me-lakukan hal tersebut.

Ketiga, yaitu masih sama sebagai konsekuensi dari yangpertama berupa problematika ketika hendak melakukantrianggulasi kecuali lewat teks-teks yang mengkaji masyarakattersebut secara khusus, terutama untuk trianggulasi sumber.

Dari apa yang peneliti alami tersebut, maka penelitiingin mengajukan beberapa saran terkait dengan agenda-agenda penelitian terkait : tentang pentingnya pengalokasi-an waktu bagi peneliti untuk bisa menjadi bagian dari obyekpenelitian tersebut. Hal itu akan memberikan waktu yanglusa bagi peneliti untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan, yang mungkin bagi obyek tidak dirasakannya.

Page 163: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

163

Ahmad Ramdhon

Di samping juga, kemampuan menempatkan diri pada se-tiap posisi atau peran yang dibutuhkan oleh seorang pene-liti ketika harus berada di alpaangan dalam waktu yanglama. Kepekaan peneliti akan terasah dengan sendirinyaketika setiap kali harus dihadapkan pada kecurigaan (yangterus menerus) untuk menemukan sesuatu dibalik aktivitasyang biasa-biasa saja. Dengan semua itu, harapan bagi se-orang peneliti bahwa setiap kejadian adalah data, bisa di-peroleh dan mampu memberi gambaran yang maksimalbagi peneliti tentang hipotesis yang senantiasa diajukannya.

3. Kesimpulan EmpirisKajian tentang Kauman ini, ternyata telah membawa

pada satu kepahaman akan dinamika masyarakat yang me-mang tidak pernah selesai. Karena hasil penelitian, meng-gambarkan apa yang telah peneliti hipotesiskan pada awalpenelitina ini dilakukan yaiu telah terjadi perubahan diKauman. Tentunya hipotesis tersebut berawal dari obser-vasi awal tentang Kauman.

Hasil kajian empiris ini menunjukkan beberapa per-ubahan yang dialami oleh Kauman. Sebuah perubahanyang disebabkan oleh adanya semangat kapitalistik dalammasyarakat Kuaman dan ditambah lagi dengan datangnyanegara yang mengubah banyak hal berkaitan dengan apa-apa yang ada di Kauman. Efek dari dua penyebab perubah-an itu meliputi perubahan yang terjadi pada struktur TafsirAnom dan keturunannya dimana mereka sebagai Abdi Da-lem Pametakhan kini mulai mengalami banyak pergeseran,baik pada rekruitmennya diawal, strukturnya sebagai bagi-an dari warga yang mempunyai kepahaman agama hinggastatus sosial mereka yang mulai menurun.

Page 164: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

164

Pudarnya Kauman

Di samping itu, temuan tentang berubahnya oirentasiekonomi masyarakat Kauman dari sistem ekonomi yangmenjadi bagian dari sistem yang bergantung pada keratonmenjadi masyarakat yang mandiri dan dinamis dengansistem perekonomian baru yaitu berdagang, pada akhirnyajuga merubah sistem nilai yang sudah ada sebelumnya. De-ngan berubahnya orientasi nilai dari tradisi ke modern danekonomis juga merubah konstruksi imajinasi masyarakatKauman.

Melalui tiga proses yang menyertai perubahan di Kau-man, maka pergeseran otoritas dari keraton ke negara telahmemberi dampak pada terbukanya masyarakat Kauman.Terbuka dengan pola rekruitmennya hingga terbuka pulasistem stratifikasi yang ada, dari tertutup, agamis dan keke-rabatan yang kental (endogen) menjadi masyarakat terbuka,ekonomis-modern hingga tidak lagi mengedepankan polakekerabatan yang sebelumnya telah mengalami kemapan-annya. Disamping juga perubahan fisik, yang terjadi ketikabanyak terjadi disfungsi ruang di Kauman dari ruang-ruangyang bermakna simbolis menjadi ruang-ruang ekonomishingga sebagian besar ruang yang terdapat di Kauman yangmulai memadat.

Artinya Kauman, yang dulu mempunyai karakter yangspesifik. Kini telah mengalami perubahan seiring denganpergeseran waktu yang mengakselerasi semua variabel da-lam masyarakat Kauman. Masyarakat Kauman kini berge-rak maju dan mulai meninggalkan apa-apa yang pernahmenjadi identitasnya sebagai bagian dari otoritas keraton,yang kini mulai memudar dan diganti oleh otoritas modernyaitu negara.

Page 165: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

165

Ahmad Ramdhon

B. SARAN

Relevansi penelitian ini sebenarnya adalah pengevaluasianterhadap apa-apa yang pernah terjadi di sekitar kita. Ketikaorang bicara tentang modernitas maka sebenarnya sesuatu yangdinamakan ‘modern’ itu ada karena ada masa lampau, yangkemudian kita namai dengan ‘tradisional’.

Maka ketika kita percaya bahwa, masa sekarang adalah ba-gian dari perjalan waktu yang akan berlaku pada masa laludan (bagi beberapa pemikir) mereka yakin akan adanya prosespengulangan berbagai kejadian tersebut. Oleh karenanya,semua yang hendak kita bangun tentang masa depan tidak bisalepas dari apa-apa yang pernah terjadi sebelumnya. Sehinggakajian yang menghadirkan masa lalu sebagai landasan dalamkerangka berpikir penelitian yang akan dilakukan pada kesem-patan yang lain, terasa menjadi tuntutan mendesak bagi banyakpeneliti.1. Saran Bagi Pemerintah

Kebijakan atas berbagai agenda pembangunan ten-tunya tidak bisa lepas dari berbagai peran yang dilakukanoleh pemerintah. Maka setiap agenda pembangunan yangmeletakkan masyarakat sebagai subyek yang berperan da-lam berbagai dimensi kebudayaan mereka, tidak dapat di-tinggalkan begitu saja.

Masyarakat Indonesia -secara umum-, mempunyai la-tar belakang sosial budaya yang memang telah mengalamikemapanannya selama beratus-ratus tahun. Di dalam struk-tur masyarakat yang seperti ini, menuntut berbagai pende-katan yang menempatkan mereka dalam sebuah konstruksipembangunan yang tidak boleh mengabaikan dimensi-di-mensi kebudayaan. Karena di sanalah eksistensi dari masalalu mereka dihargai dan tetap terjaga. Dengan menem-

Page 166: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

166

Pudarnya Kauman

patkan berbagai kebudayaan yang ada di dalam masyara-kat dalam pijakan pembangunan maka masyarakat yangberubah tidak akan mengalami kegagapan dalam arus de-ras perubahan dan pembangunan yang ada. Pemerintahharus mulai membuka diri terhadap semua masukan ten-tang karakter dasar masyarakat di Indonesia, yang telahterkonstruksi kebudayaannya, selama ini. Dan ditambahdengan partisipasi semua pihak yang mampu memahamikebudayaan dan dinamika masyarakat kita. Oleh karenaitu, sekarang pemerintah harus mulai :a. Memperhatikan sumbang para ilmuwan.b. Membuka keterlibatan lebih jauh, pihak-pihak lain untuk

bersama-sama terlibat dalam agenda pembangunan.c. Mengakomodasi semua kepribadian lokal (dalam

dimensi kebudayaannya).d. Mengembangkan masyarakat atas dasar, basis

kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat.

2. Saran Bagi Masyarakat KaumanBahwa setiap masyarakat akan mempunyai berbagai

perangkat kebudayaan dan tingkah laku kebudayaannyamasing-masing. Dalam posisi, dimana perubahan akan te-rus terjadi dan tidak dapat dibendung maka bangunan dariindentitas tersebut harus tetap mempunyai fungsi di da-lamnya, sebab dari nilai gunalah kebudayaan akan diper-tahankan dalam masyarakat. Maka, setiap usaha pencarianatas berbagai ruang-ruang kebudayaan agar tetap meng-alami relevansinya dalam dinamika masyarakat secara ke-seluruhan adalah agenda yang tidak terhindarkan. Karenadinamika masyarakat akan menyeret setiap individu yangada di dalamnya, maka konsep individu yang juga tidak

Page 167: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

167

Ahmad Ramdhon

terabaikan dalam perubahan yang dialami oleh masyarakattetap diutamakan.

Dinamika dari semua elemen dalam masyarakat sebe-narnya juga tergantung terhadap bagaimana masyarakatmelihat bagaimana setiap ruang dalam kehidupannyamemungkinkan untuk berubah sekaligus memungkinkanuntuk dipertahankan. Maka sosilalisai nilai dengan semuaperangkat yang ada di dalam masyarakat akan menjadimedia yang efektif untuk mencerna semua dinamika yangada. Apakah dinamika tersebut akan mengarah pada per-ubahan yang lebih baik, dengan memberi nilai guna yanglebih bagi masyarakat atau kemudian yang terjadi adalahpergeseran dari semua elemen dalam masyarakat yang pa-da akhirnya menyeret masyarakat ke dalam situasi yangtidak pernah diinginkan sebelumnya. Yaitu khaos, dimanaindividu mulai kehilangan perannya dalam lingkungan di-mana ia berada dan mulai berjarak anatar satu individudengan individu yang lain oleh sebab ketiadaan nilai yangdiinginkan oleh masyarakat untuk hidup bersama-sama.

Terakhir, peneliti menyatakan -dengan segala keren-dahan hati- akan banyaknya kekurangan yang peneliti mi-liki dan hasil penelitian ini juga tidak lepas dari kekurangantersebut. Oleh-nya, semua ini terbuka untuk dikaji, di-diskusikan dan diinterpretasikan.

Page 168: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

168

Pudarnya Kauman

Page 169: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

169

Ahmad Ramdhon

DAFTAR PUSTAKA

Antlov, Hans. 2000 : Kepemimpinan Jawa; Perintah halus,Pemerintah Otoriter, Yayasan Obor Indonesia.

Benda, J Hari. 1980 : Bulan Sabit dan Matahari Terbit, PustakaJaya.

Bodgan, Robert & Taylor, J Steven. 1993 : Kualitatif, Dasar-dasarPenelitian, Usaha Nasional.

Darban, A. Adaby. 2000 : Sejarah Kauman, Menguak IdentitasKampung Muhammadiyah Yogyakarta, Tarawang.

D. H. Burger, 1960 : Sejarah Ekonomis Sosiologis MasyarakatIndonesia, Paramita.

_____________, 1983 : Perubahan-Perubahan Struktur dalamMasyarakat Jawa, Bharata Akasara.

Hauben, J Vincent, 2002 : Keraton dan Kompeni : Surakarta danYogyakarta 1830-1870, Bentang.

Herusatoto, Budiono. 2000 : Simbolisme dalam Budaya Jawa,Hanindita.

Hendropuspito, 1989 : Sosiologi Sistematik, Kanisius.

Hafner, W Robert. 1999 : Budaya Masyarakat ; Masyarakat danMoralitas dalam Kapitalisme Asia Baru, LP3ES.

Kuntowijoyo, 1998 : Paradigma Islam, Interpretasi Untuk Aksi, Mizan.

Koentjaraningrat, 1991 : Metode-Metode Penelitian Masyarakat,Gramedia.

Koentjaraningrat & Donald K Emerson, 1982 : Aspek Manusiadalam Penelitian Masyarakat, Gramedia.

Page 170: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

170

Pudarnya Kauman

Laurer, H Robert.2001 : Perspektif tentang Perubahan Sosial,Rineka Cipta.

Lerner, Daniel . 1983 : Memudarnya Masyarakat Tradisional, UGMPress.

Mulder, Niels. 1996 : Pribadi dalam Masyarakat Jawa, Sinar Harapan.

Miles, B Matthew & Huberman, A. Michael. 1992 : Analisis DataKualitatif, UI Press.

M. Rickleff, 1996 : Sejarah Indonesia Modern, UGM Press.

Moleong, Lexy 2001 : Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda Karya.

Nas, J M Peter. 1986 : The Indonesian City, Studies in UrbanDevelopment and Planning, Foris Publications

Ratna, Dwi dkk, 1999 : Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta,Depdiknas.

Suhartono, 1991 : Apanege dan Bekel, Perubahan Sosial di PedesaanSurakarta 1830-1920, Tiara wacana.

Sanderson, K Stephen. 2000 : Makro Sosiologi, Suatu PendekatanTerhadap Realitas Sosial, Rajawali Pers.

Supariadi, 2001 : Kyai dan Priyayi di Masa Transisi, Pustaka Cakra.

Soekanto, Soerjono. 1987 : Pengantar Sosiologi, Rajawali Pers.

Soeratman, Darsiti. 2000 : Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830-1939, Yayasan Untuk Indonesia.

Syani, Abdul. 1995 : Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, Pustaka Jaya.

Susanto, Astrid. 1999 : Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial,Putra Abadia.

Singarimbung, Masri & Effendi, Sofian. 1982 : Metode PenelitianSurvai, LP3ES.

Sulaiman, Munandar. 1998 : Dinamika Masyarakat Transisi,Mencari Alternatif Teori Sosiologi dan Arah Perubahan, PustakaPelajar.

Page 171: BAB I PENDAHULUAN - aramdhon.staff.uns.ac.id · dialaminya sebagai dampak dari kedatangan kolonialisme. ... eksis (karena Kauman dibangun dalam kerang kaa kejayaan budaya Jawa yang

171

Ahmad Ramdhon

Sauthall, Aidan. 1985 : Studies in Urban Ethnicity, Life Style andClass. Institute of Cultural Studies.

Ritzer, George. 1992 : Sosiologi Ilmu Pengetahuan BerparadigmaGanda, Rajawali Pers.

Laurer, H Robert. 2001 : Perspektif tentang Perubahan Sosial,Rineka Cipta. Usaha Nasional.

Palen, J John. 1987 : The Urban World, Mc Graw Hill.

Taneko, B Soleman. 1990 : Struktur dan Proses Sosial, SuatuPengantar Sosiologi Pembangunan, Rajawali Pers.

Woodward, W Mark. 1999 : Islam Jawa, Kesalehan Normatif danKebatianan, LP3ES.

Yunus, S Hadi. 2000 : Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar.

Non pustaka (buku) :

Darlifi, 1999 : Perkembangan Masyarakat Kauman Kodya SemarangTahun 1970-1990-an, Skripsi Sejarah Fakultas Sastra UNDIP.

Karsono, Danarti. 1996 : Kajian Tentang Perubahan Bentuk TataRuang Lingkungan Permukiman di Kauman Surakarta, TesisS-2 UGM.

Kartono, Drajat Tri. 1995 : Distribusi Pelayanan Umum di Kota ;Analisis Stratifikasi, Tesis S-2 UI.

Indraswati, Rikha. 1992 : Sikap Hidup Wanita Muslim di Kauman;Tinjauan Antropologi Islam, Skripsi Sejarah Fakultas SastraUNS.

Setyaningsih, Wiwik. 2000 : Sistem Spasial Rumah di KaumanSurakarta, Tesis S-2 UGM.

Zaki, Muhammad. 1999 : Etos Kerja Wanita Pengusaha Batik diKauman Surakarta, Skripsi Sejarah Fakultas Sastra UNS.