bab i pendahuluan dapat berinteraksi langsung. gambar i.1 : lokasi geografis kampung sawah sepanjang...

22
Jalan Beton Bagi Kampung Sawah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Pada tahun 2006 PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta membuka ruas jalan tol yang melewati rute dari Hankam sampai Jati Asih. Jalan tol yang memiliki panjang 4,40 KM ini disebut jalan Tol JORR E1 seksi 3. Rute jalan tol ini melewati wilayah Kelurahan Jatimelati, yang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat. Beroperasinya jalan tol JORR E1 seksi 3, membelah wilayah Kelurahan Jatimelati menjadi dua bagian, sisi kiri dan sisi kanan jalan tol.Kedua bagian tersebut adalah daerah Kampung Sawah dan daerah Kecapi. Kedua daerah terpisahkan oleh jalan tol yang mulai dibangun kira-kira tahun sembilan puluhan. Walaupun kedua daerah terpisah oleh jalan tol, tetap ada jembatan yang menghubungkan kedua daerah tersebut sehingga penduduknya masih dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam aktivitas penduduk dari mulai perdagangan sampai lembaga pendidikan. Setelah jalan tol beroperasi penduduk asli di daerah sekitar jalan tol ini mengalami perubahan-perubahan sosial, ekonomi dan budaya. Daerah yang sebagian besar adalah lahan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rindang, saat ini sudah berubah menjadi komplek-komplek perumahan dan tempat-tempat usaha. Penduduk asli juga kini harus berbaur dengan banyaknya pendatang. Peluang usaha yang semakin lama semakin banyak merubah kehidupan ekonomi penduduk didaerah ini. Ada penduduk asli yang semakin tersingkir akibat kondisi ini, tetapi ada juga yang semakin maju.

Upload: vankhanh

Post on 30-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. GAMBARAN UMUM

Pada tahun 2006 PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta membuka ruas jalan tol yang melewati rute dari

Hankam sampai Jati Asih. Jalan tol yang memiliki panjang 4,40 KM ini disebut jalan Tol JORR E1 seksi

3. Rute jalan tol ini melewati wilayah Kelurahan Jatimelati, yang merupakan salah satu kelurahan di

Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat. Beroperasinya jalan tol JORR E1 seksi 3,

membelah wilayah Kelurahan Jatimelati menjadi dua bagian, sisi kiri dan sisi kanan jalan tol.Kedua

bagian tersebut adalah daerah Kampung Sawah dan daerah Kecapi. Kedua daerah terpisahkan oleh

jalan tol yang mulai dibangun kira-kira tahun sembilan puluhan. Walaupun kedua daerah terpisah oleh

jalan tol, tetap ada jembatan yang menghubungkan kedua daerah tersebut sehingga penduduknya

masih dapat berinteraksi langsung.

Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah

Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam aktivitas

penduduk dari mulai perdagangan sampai lembaga pendidikan. Setelah jalan tol beroperasi penduduk

asli di daerah sekitar jalan tol ini mengalami perubahan-perubahan sosial, ekonomi dan budaya.

Daerah yang sebagian besar adalah lahan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rindang, saat ini sudah

berubah menjadi komplek-komplek perumahan dan tempat-tempat usaha. Penduduk asli juga kini

harus berbaur dengan banyaknya pendatang. Peluang usaha yang semakin lama semakin banyak

merubah kehidupan ekonomi penduduk didaerah ini. Ada penduduk asli yang semakin tersingkir

akibat kondisi ini, tetapi ada juga yang semakin maju.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

2

Kelurahan Jatimelati yang terbelah menjadi dua bagian ini dapat diakses melalui gerbang tol Jatiwarna

yang berjarak di tengah-tengah rute Hankam-Jati Asih. Penduduk asli yang tinggal di daerah ini adalah

mayoritas etnis betawi. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki pekerjaan yang pasti. Lahan yang

saat ini digunakan untuk Jalan Tol JORR E1 seksi 3 ini pada awalnya adalah milik mereka.

Daerah Kampung Sawah dan daerah Kecapi walaupun awalnya merupakan satu kesatuan, tetapi

penduduk disana mempunyai kecenderungan kehidupan sosial budaya yang berbeda. Penduduk di

daerah Kampung Sawah lebih kental dengan tradisi-tradisi. Di daerah Kampung sawah ini tinggalah

sekelompok sosial dari beberapa orang yang memiliki habitat, maksud, kepercayaan, kebutuhan dan

sejumlah kondisi lain yang serupa, masyarakat banyak menyebutnya komunitas kampung

sawah.Komunitas Kampung sawah memiliki beragam keunikan. Dari jumlah warganya yang sekitar

43.314jiwa, menganut agama yang beraneka ragam. 33.140 jiwa beragama Islam, 9736 jiwa menganut

agama Kristen, sedangkan sisanya 438 jiwa adalah beragama Hindu dan Budha. Walaupun menganut

agama yang beraneka ragam, warga di kampung sawah tidak pernah mempunyai masalah dengan

toleransi antar umat beragama. Mereka hidup saling menghormati dan selalu menjaga kerukunan

antar sesama. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya tiga tempat ibadah yang hampir berdampingan

yaitu gereja Kristen Pasundan, gereja khatolik servatius dan Masjid Istiqomah.Adapun tempat ibadah

yang tersedia secara resmi di dua kelurahan jumlah masjid sekitar 21 buah dan gereja 9 buah.

Sedangkan jumlah Tempat Pemakaman Umum ( TPU ) ada 9 buah, masing-masing TPU GKP Kristen,

TPU Protestan, TPU Katholik, TPU Islam, TPU Kecapi dan TPU Darma Asih Jaya, semuanya di kelurahan

Jati Melati sedang tiga sisanya, yaitu TPU sundari, Mede dan Sendeng masing-masing di kelurahan

Jatimurni dan berlaku untuk umum.

Warga Kampung Sawah menggunakan tempat ibadah ini untuk menjalankan kewajibannya sesuai

dengan keyakinan masing-masing sebagai umat beragama tanpa ada permasalahan yang saling

mengganggu diantara mereka. Secara historis warga kampung sawahterikat dalam tali persaudaraan

yang tidak hanya karena hubungan sedarah tetapi juga karena perkawinan.Adanya tali persaudaraan

antar mereka membuat kuatnya toleransi walaupun berbeda agama.Mereka saling membantu dalam

kehidupan sosialnya, bahkan saling mengingatkan dalam melaksanakan kegiatan beragama yang pada

umumnya dilakukan orang secara individu tanpa memperhatikan orang lain yang berbeda agamanya.

Kegiatan keagamaan dilakukan warga kampung Sawah dengan penuh kebersamaan. Disaat salah satu

warga membutuhkan bantuan warga yang lain aktif memberikan tanpa diminta. Hal ini telah terjadi

sejakbeberapa tahun yang lalu, secara terun temurun.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

3

Perbedaan agama yang ada di dalam komunitas Kampung Sawah, juga disatukan dengan tradisi-tradisi

yang dilakukan warga disana. Dari mulai tradisi berpakaian sampai kegiatan-kegiatan adat yang

menjadi warna dalam komunitas ini. Kegiatan-kegiatan adat dilakukan tanpa melihat agama yang

dianut oleh komunitasKampung Sawah. Sebagai gambaran, warga komunitas Kampung Sawah

mempunyai tradisi berpakaian yang identik sekali dengan pakaian muslim yaitu untuk yang laki-laki

berpakaian putih dan memakai peci sedangkan yang perempuan mengenakan kain dan penutup

kepalanya adalah kerudung. Secara kasat mata warga komunitas Kampung Sawah ini terlihat sebagai

kelompok orang yang beragama Islam karena tradisi pakaian yang digunakannya. Kenyataannya

pakaian tersebut, digunakan juga oleh warga komunitas Kampung Sawah untuk beribadah ke Gereja

yang merupakan tempat ibadah bagi yang beragama Kristen.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Beroperasinya Jalan Tol JORR E1 seksi 3 membawa perubahan kondisi geografis bagi daerah disekitar

jalan tol tersebut. Kondisi geografis yang pada awalnya adalah lahan kosong yang digunakan penduduk

sekitar untuk ditanami pohon-pohon yang rindang semakin lama semakin sedikit dan bahkan hampir

tidak ada lagi. Seiring dengan waktu juga semakin banyak pengguna jalan tol ini semakin banyak pula

alih fungsi lahan di daerah tersebut menjadi kawasan perumahan atau kawasan usaha. Suasana

daerah yang awalnya sejuk kini terasa panas karena sudah tidak banyak lagi pohon-pohon yang

tumbuh di daerah tersebut. Daerah yang sebelum dibangun jalan tol merupakan satu daerah kesatuan

saat ini terbelah menjadi dua bagian walaupun masih tetap ada jembatan yang menghubungkannya.

Selain perubahan kondisi geografis, perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dialami

penduduk daerah sekitar jalan tol ini. Komunitas Kampung Sawah yang merupakan komunitas yang

tinggal di sekitar jalan tol JORR E1 seksi 3, tentunya terpengaruh dengan faktor-faktor yang disebabkan

oleh beroperasinya jalan tol ini. Beberapa faktor yang dapat diidentifikasi akibat adanya jalan tol

terhadap komunitas Kampung Sawah adalah :

1. Pembangunan dan beroperasinya jalan tol JORR E1 seksi 3 dapat mempunyai arti bagi kehidupan

dan tradisi komunitas Kampung Sawah.

2. Para pengguna jalan tol baik yang secara tidak langsung atau yang secara tidak langsung melawati

daerah yang menjadi tempat tinggal komunitas Kampung Sawah dapat mempunyai pengaruh

terhadap keberadaan dan juga aktivitas komunitas Kampung Sawah.

3. Adanya pengaruh-pengaruh positif yang dapat diterima komunitas Kampung Sawah sehingga

mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya misalnya semakin banyak teknologi yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

4

masuk sehingga masyarakat komunitas Kampung Sawah dapat belajar menggunakan teknologi

tersebut.

4. Adanya dampak negatif yang mungkin dialami oleh komunitas Kampung Sawah, misalnya semakin

sulitnya mempertahankan tradisi karena banyak pengaruh-pengaruh dari luar komunitas.

Gambar I.2 : Jakarta Outter Ring Road (JORR)

1.3. RUANG LINGKUP MASALAH

Adanya jalan tol JORR E1 seksi 3 yang lokasinya melintasi daerah yang menjadi tempat tinggal

komunitas Kampung Sawah, melalui identifikasi masalah terdapat beberapa hal yang dapat

mempengaruhi komunitas. Dalam penelitian ini yang akan diteliti lebih mendalam adalah mengenai

adanya proses pembelajaran komunitas Kampung Sawah akibat masuknya teknologi baru melalui

jalan tol JORR E1 seksi 3. Teknologi yang masuk membawa perubahan bagi komunitas Kampung

Page 5: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

5

Sawah. Walaupun tidak sepenuhnya menjadi pengaruh positif, adanya teknologi baru dapat

dimanfaatkan mayarakat komunitas Kampung Sawah untuk mengembangkan kehidupannya.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian adanya pengaruh jalan tol terhadap komunitas Kampung sawah dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana arti jalan tol bagi komunitas kampung sawah.

2. Mengetahui apakah pengguna jalan tol yang secara langsung ataupun tidak langsung melawati

daerah tempat tinggal komunitas Kampung Sawah mempunyai pengaruh bagi komunitas tersebut.

3. Mengatahui dampak positif dan negatif bagi komunitas kampung sawah akibat adanya jalan tol

yang melintasi daerah tempat tinggal mereka.

4. Mengetahui bentuk pembelajaran komunitas yang didapat kamung sawah dengan adanya jalan tol

Page 6: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. ETNOGRAFI

Etnografi adalah sebuah deskripsi dan interpretasi dari sebuah budaya atau grup sosial atau sistem.

Berdasarkan asal katanya yaitu ethnos yang berarti bangsa dan graphien yang berarti tulisan atau

uraian, Etnografi dapat juga diartikan tulisan tentang atau mengenai bangsa. Sebagai suatu metode

penelitian, etnografi melibatkan pengamatan berkepanjangan dari suatu grup, biasanya melalui

pengamatan partisipan dimana peneliti terlibat didalam kehidupan dari orang-orang atau melalui

wawancara satu persatu dengan anggota dari suatu komunitas. Pemahaman dari tingkah laku, bahasa

dan interaksi dari budaya bersama dari komunitas menjadi salah satu tinjauan studi dari para peneliti.

Sebagai salah satu dari komponen etnografi, budaya dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tak

berbentuk, tidak bergantung terhadap sesuatu melainkan suatu atribut para peneliti untuk

mengelompokan dalam mencari pola hidup sehari-hari (Walcott, 1987, p.41).

Gambar II.1 : Ilustrasi Komunitas

Komunitas juga terdiri dari apa yang orang-orang lakukan (perilaku), apa yang mereka katakan

(bahasa) dan beberapa ketegangan antara apa yang mereka benar-benar lakukan dan apa yang harus

mereka lakukan seperti apa yang telah mereka buat dan gunakan (artifak) (Spradly, 1980). Dengan

tujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu komunitas sosial, analisa data dalam

etnografi dapat dilakukan dengan cara deskripsi, analisis dan interpretasi.

2.2. ASUMSI DAN HIPOTESIS

1. Jalan tol JORR yang melewati wilayah kampung sawah yang selesai dibangun pada tahun 2005

mempunyai arti positif dan negatif bagi komunitas kampung sawah.

budaya

artifak perilaku

bahasa

K OM U N I T A S

Page 7: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

7

2. Dari lokasi jalan tol tersebut yang memotong wilayah kampung sawah mempunyai dampak

perubahan geografis di wilayah tersebut.

3. Adanya perubahan kehidupan sosial dan budaya pada komunitas kampung sawah akibat

adanya jalan tol

4. Adanya perubahan kehidupan ekonomi pada komunitas kampung sawah akibat adanya jalan tol

5. Adanya pembelajaran pada komunitas kampung sawah akibat masuknya beberapa teknologi

baru pada komunitas mereka.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

8

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian mengenai pengaruh dan arti jalan tol bagi Kampung Sawah ini dilakukan dengan metode

penelitian Etnografi guna mengidentifikasi komunitas yang terbentuk. Untuk itu dibutuhkan beberapa

pertanyaan penelitian untuk menggali informasi mengenai topik yang diambil, yaitu :

1. Apakah ada komunitas yang terbentuk di pinggir jalan tol ?

2. Komunitas seperti apa yang terbentuk ?

3. Apakah pembangunan jalan tol mempunyai pengaruh terhadap masyarakat sekitar Kampung

Sawah ?

4. Apakah ada stratafikasi sosial di masyarakat Kampung Sawah

5. Pengaruh seperti apa yang ditemui oleh masyarakat Kampung Sawah setelah adanya

pembangunan jalan tol ?

6. Bagaimana masyarakat Kampung Sawah melihat para pengguna jalan tol yang lalu lalang tiap

harinya?

7. Apakah ada perubahan budaya, pendidikan, nilai-nilai dan kebiasaan pada komunitas yang

ditimbulkan setelah adanya pembangunan jalan tol dan pengguna jalan tol?

8. Bagaimanakah masyarakat Kampung Sawah menyikapi pengaruh-pengaruh dari pembangunan

jalan tol tersebut ke dalam kehidupan tatanan masyarakatnya dan apa dampaknya?

9. Jika terdapat perubahan pada cara hidup, nilai, budaya pada masyarakat Kampung Sawah

bagaimanakah menyikapi dan menindaklanjutinya ?

10. Jika terdapat permasalahan atau pelanggaran aturan dan nilai pada masyarakat Kampung Sawah

bagaimanakah cara penyelesaiannya, tindakan seperti apa yang diambil oleh para tokoh

masyarakat ?

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh semua jawaban dari

persoalan diatas adalah sebagai berikut :

1. Melakukan dengan observasi lapangan dengan mengunjungi langsung lokasi komunitas kampung

sawah dan lokasi jalan TOLL yang melintasi wilayah komunitas kampung sawah

2. Melakukan dengan wawancara kepada beberapa orang yang bertempat tinggal di sisi kanan dan

kiri jalan toll, beberapa orang yang termasuk komunitas kampung sawah, tokoh komunitas

kampung sawah.

3. Menginterpretasi hasil observasi lapangan yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dari

beberapa pertanyaan penelitian yang tidak terjawab secara eksplisit.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

9

4. Mambuat skrip hasil wawancara dengan informan dan narasumber.

5. Membuat laporan peneilitian.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

10

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. KOMUNITAS KAMPUNG SAWAH

Kampung Sawah merupakan kampung yang terdiri dari berbagai etnis yang ada di Indonesia. Cikal

bakal masyarakat Kampung Sawah (Praptanto, 2011) adalah masyarakat muslim (abangan), Banten

(diduga merupakan sisa – sisa prajurit Mataram yang menyerang Batavia pada abad 17), Pedurenan,

Cakung Payangan, etnis Tionghoa, perpindahan penduduk Citrap Gunung Putri. Di Kampung Sawah

ini telah dijunjung nilai-nilai kerukunan serta kebersamaan antara masyarakat yang berbeda-beda

agama. Selain itu nilai-nilai keagamaan/kepercayaan masih sangat dijunjung tanpa mengurangi nilai-

nilai kebersamaan. Nilai – nilai yang ada tersebut diwujudkan dalam ritual-ritual yang sampai saat ini

masih tetap dilaksanakan meskipun sudah disesuaikan dengan perubahan jaman. Pada zaman dahulu

terdapat ritual Rojeng yang merupakan upacara singkat sebelum dilaksanakan panen padi. Upacara

tersebut dilakukan dengan cara pemberian sesajen berupa ubi, tebu, kentang, telur, lisong (cerutu)

dan kelapa muda sambil diiringi doa-doa. Setelah upacara tersebut selesai, padi segera dipotong

dengan ani-ani sambil diiringi tembang yang dinyanyikan oleh para pemotong padi (Praptanto, 2011).

Setelah semua ritual panen selesai maka panen raya ditutup dengan acara selametan. Petani di

Kampung Sawah sangat berhati-hati memperlakukan padi, beras dan nasi. Banyak pantangan ataupun

larangan terkait dengan padi, beras dan nasi ini. Misalnya adalah nasi atau beras tidak boleh ada yang

jatuh atau terbuang. Hal-hal tersebut mencerminkan kuatnya nilai atau rasa syukur yang tinggi

terhadap Tuhan yang telah memberikan hasil panen kepada masyarakat di Kampung Sawah. Nilai-

nilai tersebut masih dilaksanakan sampai sekarang dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai

dengan situasi dan kondisi masa kini. Nilai-nilai tersebut dituangkan dalam ritual sedekah bumi yang

dilaksanakan setiap setahun sekali di Kampung Sawah. Sedekah bumi ini merupakan acara

syukuran/slametan dengan menggelar pesta yang berisi makanan atau hidangan – hidangan

tradisional sampai dengan yang modern. Pesta rakyat ini terbuka untuk masyarakat umum. Semua

masyarakat dari berbagai kalangan dapat menikmatinya tanpa memandang perbedaan agama

ataupun perbedaan etnis.

Masyarakat di Kampung Sawah memang sudah dari awal hidup rukun, dan kerukunan tersebut

mampu dipertahankan sampai saat ini. Masing-masing komunitas kecil dipimpin oleh seorang tokoh

komunitas tersebut. Masyarakat yang muslim dipimpin oleh seorang ustad/kiai, komunitas

kristen/katolik dipimpin oleh pastur, begitu juga dengan etnis Tionghoa, Hindu dan lain sebagainya

juga dipimpin atau dikendalikan oleh tokoh komunitasnya masing-masing. Dalam melestarikan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

11

kerukunan beragama ini, para tokoh tersebut bersatu bersama-sama membentuk paguyuban umat

beragama. Persatuan antara tokoh-tokoh yang mewakili masing-masing umat beragama ini membuat

kerukunan antar umat beragama semakin erat. Hal ini terjadi karena masih kuatnya pengaruh tokoh-

tokoh tersebut terhadap anggota komunitasnya masing-masing. Apabila tokoh tersebut berkata

“jangan”, maka umatnya / pengikutnya pun akan mempertimbangkan untuk tidak melaksanakannya.

Seorang tokoh di Kampung Sawah masih di segani dan menjadi panutan di Masyarakat. Tidak hanya

disegani oleh anggota komunitasnya sendiri, namun sosok tokoh tersebut juga disegani oleh anggota

komunitas yang lainnya. Ketokohan ini yang membuat tata masyarakat di Kampung Sawah menjadi

lebih mudah untuk dikendalikan. Karena egoisme, individualisme anggota masyarakat mampu

teredam oleh ketokohan dari pemuka masing-masing komunitas beragama.

Adapun visi misi yang dibentuk masyarakat kampung sawah ini adalah melestarikan nilai-nilai

kerukunan dan kebersamaan umat beragama . Hal ini dibuktikan/dilaksanakan dalam wujud ritual-

ritual atau acara-acara di Kampung Sawah seperti ritual sedekah bumi, Ngeriung Bareng serta gelar

budaya. Salah satu misi yang digunakan untuk melestarikan kerukunan dan kebersamaan tersebut

adalah melalui jalur budaya. Budaya ini disebarkan dan ditanamkan melalui sosok ketokohan

masyarakat.

Seperti halnya yang berlaku dalam masyarakat/komunitas adat terdahulu, di Kampung Sawah

terdapat sanksi terhadap masyarakat yang tidak mentaati atau tidak mau tunduk terhadap peraturan-

peraturan yang ada di Kampung Sawah. Hal ini tersirat dalam dialog dengan salah satu tokoh

masyarakat di Kampung Sawah yaitu bapak Yakobus Naimun. Beliau mengatakan “...pendatang yang

datang dan tinggal di kampung sawah, lalu meminum air dari tanah di kampung itu, maka

pendatang tersebut menjadi orang Kampung Sawah yang harus bersedia mengikuti kebudayaan

atau aturan-aturan yang berlaku di kampung sawah...”. Beliau juga menambahkan, ketika beliau

menghadapi pengembang salah satu perumahan baru di kampung Sawah yang membuat

benteng/dinding tembok yang tinggi sehingga menghalangi interaksi sosial diantara penghuni

perumahan dan masyarakat asli di Kampung Sawah, beliau dengan tegas memerintahkan

pengembang untuk merobohkan dinding tersebut, kalau tidak mau maka masyarakat yang akan

merobohkannya. Hal ini ditekankan betul oleh beliau selaku tokoh masyarakat yang khawatir akan

degradasi budaya antara penduduk asli Kampung Sawah dengan para pendatang tersebut. Pada

akhirnya pihak pengembang menuruti anjuran tersebut dan dinding perumahan, dirobohkan. Dalam

kasus ini terlihat ketegasan seorang tokoh masyarakat dalam menegakkan aturan berikut sanksinya

apabila peraturan tersebut dilanggarnya. Sedangkan pelaksanaan sanksi sendiri akan terjadi saat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

12

tokoh masyarakat menggerakkan anggotanya untuk melaksanakan sanksi terhadap pelanggaran

tersebut. Secara tidak langsung, komitmen warga Kampung Sawah terbentuk akibat dari ketokohan

dari tokoh masyarakat di Kampung Sawah. Adapun kendala yang terjadi dalam menjalankan

komitmen tersebut adalah regenerasi ketokohan sebagai panutan sekaligus penegak peraturan yang

tidak tertulis tersebut. Pak Yakobus sendiri pun mengakui bahwa beliau tidak berani menjamin

kedepannya apakah tradisi-tradisi di Kampung Sawah akan terus dilaksanakan dan dipelihara

sepeninggal beliau. Karena sampai dengan saat ini beliau belum melihat sosok yang mampu

meneruskan perjuangan beliau dalam membina serta mempertahankan kerukunan umat beragama

di Kampung sawah. Akibatnya, prediksi keberlanjutan kampung sawah menjadi dipertanyakan apabila

tidak ada lagi sosok tokoh yang mampu memperjuangkan kembali serta menjaga tradisi-tradisi

Kampung Sawah di tengah desakan kemajuan teknologi dan globalisasi saat ini.

Masyarakat di Kampung Sawah menyerap kemajuan teknologi dan globalisasi ini dalam berbagai

caranya masing – masing. Dengan adanya kemajuan teknologi, seperti komunikasi, dapat

mempermudah hubungan atau interaksi antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Hal

tersebut akan menyebabkan pelaksanaan tradisi semakin mudah. Akan tetapi dengan adanya

kemajuan teknologi ini mendorong peningkatan egoisme masyarakat. Masyarakat cenderung

berperilaku mengedepankan yang instan dengan secara tidak sadar mengancam kebersamaan serta

kerukunan umat beragama sendiri. Hal ini terlihat dengan adanya jalan tol yang memisahkan Kampung

Sawah, masyarakat di kedua sisi menjadi tidak lagi akrab dan saling mengenal seperti dulu lagi.

Terdapat keengganan masyarkat untuk kembali menjalin interaksi meskipun adanya jalan tol tersebut.

Meskipun disisi lain, jalan tol tersebut mendatangkan perubahan hidup yang positif bagi mereka.

Seperti berkembangnya usaha-usaha kecil baru, terbukanya akses yang lebih luas ke lain daerah dan

lain sebagainya. Bagi komunitas Kampung Sawah, perubahan zaman dengan beragam kemajuannya

tidak akan mengancam tradisi-tradisi kerukunan umat beragama, selama terdapat regenerasi yang

tetap berpegang teguh terhadap akar budaya Kampung Sawah. Karena perkembangan zaman tidak

selamanya membawa dampak negatif bagi keberlangsungan suatu komunitas, namun juga akan

membawa dampak positif. Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai dampak positif serta

negatif dari salah satu perkembangan teknologi yaitu dengan adanya Jalan Tol.

4.2. PENGARUH GLOBALISASI EKONOMI, PENDIDIKAN DAN BUDAYA

Dengan adanya globalisasi, kehidupan sosial dan budaya di Kampung Sawah tidak serta merta menjadi

luntur. Dalam bidang ekonomi, globalisasi memberikan peluang yang lebih besar terhadap

Page 13: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

13

kesejahteraan masyarakat di Kampung Sawah. Dengan adanya kemajuan di bidang telekomunikasi,

transportasi dan yang lainnya, dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Kampung Sawah

yang dulunya berprofesi sebagai petani ataupun karyawan perusahaaan Sekilas saja dengan

terbangunnya sarana transportasi di Kampung Sawah yaitu Jalan Tol, menyebabkan peningkatan

pendatang di Kampung Sawah. Perumahan serta permukiman baru menjadi bertambah banyak. Hal

ini dapat dimanfaatkan oleh warga Kampung Sawah dalam membangun usaha-usaha baru untuk

mendukung perekonomian mereka. Dampak negatif yang terjadi, adalah perilaku saling tidak mau

membaurnya antara pendatang dengan warga asli Kampung Sawah. Hal ini menyebabkan masyarakat

akan terkotak –kotak. Adaptasi yang dilakukan oleh warga masyarakat adalah dengan menguatkan

tradisi-tradisi yang sudah ada seperti sedekah bumi yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.

Kesempatan ini diharapkan mampu mencairkan gap atau jarak yang terjadi antara warga pendatang

dengan warga asli Kampung Sawah. Hal yang sama juga berlaku pada bidang pendidikan dan budaya.

Tidak bisa dibendung lagi, kebudayaan baru pasti akan masuk dan berakulturasi dengan kebudayaan

asli Kampung Sawah. Akan tetapi hal ini disikapi secara bijak dengan menerapkan filterisasi

kebudayaan. Seperti yang diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Kampung Sawah bahwa

dipersilahkan untuk mengembangkan budaya yang dibawa oleh masing-masing pendatang baru,

selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya di Kampung Sawah. Hal ini

seperti terungkap dalam penjelasan salah satu tokoh masyarakat yang mengatkan bahwasannya:

“...Tradisi Kampung Sawah / tradisi identik betawi ini apa yang bisa anda masukkan di dalam

Inkulturasi itu, sehingga gunung besarnya adalah tradisi Kampung Sawah, nah yang lain ini adalah

gunung-gunung kecilnya...”.

4.3. DAMPAK ADANYA JALAN TOL BAGI KOMUNITAS KAMPUNG SAWAH

Pembangunan jalan tol yang membelah Kampung Sawah secara Geografis memberikan dampak positif

yang sangat menguntungkan bagi warga Kampung Sawah. Dampak positif tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan perekonomian warga di kampung sawah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya

UKM-UKM yang dikelola warga yang terletak di sepanjang jalan kampung sawah.

2. Dengan adanya jalan tol ini, maka waktu tempuh menjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan akses

warga untuk ke kota-kota sekitarnya dapat langsung melalui jalan tol tersebut.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

14

Gambar Tol Jati Warna

3. Ada pembelajaran teknologi terhadap masyarakat kampung sawah dengan adanya teknologi

jalan tol, dimana warga kampung sawah mengenal adanya jenis perkerasan jalan beton selain

perkerasan jalan aspal.

Gambar Jalan akses dengan konstruksi Beton

Sedangkan dampak negatif adanya jalan tol bagi komunitas kampung sawah antara lain:

1. Terjadi kemacetan.

Karena banyaknya perumahan baru yang dibangun di sekitar kampung sawah sehingga pada

jam-jam tertentu, misalnya jam pergi dan pulang kantor akan terjadi kemacetan yang parah.

2. Meningkatnya perekonomian menyebabkan semakin banyak pendatang, hal ini meningkatkan

premanisme

3. Sikap apatisme di antara warga semakin tinggi

4. Budaya dan adat istiadat kampung sawah semakin terkikis

Page 15: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

15

4.4. MUNCULNYA PEMBELAJARAN AKIBAT MASUKNYA TEKNOLOGI JALAN BETON

Jalan tol JOOR E1 seksi 2 mulai beroperasi pada tahun 2006. Jalan tol ini melewati kampung sawah

yang terletak di kecamatan pondok melati. Pembangunan jalan tol ini memberikan pengaruh yang

besar terhadap komunitas kampung sawah yang terletak di kecamatan pondok melati. Salah satu

pengaruh yang ditimbulkan adalah pembelajaran terhadap komunitas kampung sawah tentang

perkerasan jalan beton.

Gambar penampang perkerasan jalan dengan konstruksi beton

Sebelumnya jalan yang ada di kampung sawah adalah jalan perkerasan aspal. Kondisi jalan harus selalu

diperbaiki setiaap tahunnya, yang diakibatkan selalu tergenang air apabila terjadi hujan lebat.

Ditunjang dengan kondisi drainase yang kurang baik menyebabkan kondisi jalan selalu tergenang,

yang mengakibatkan banjir dan kemacetan parah di jalan kampung sawah.

Gambar kerusakan jalan akibat genangan air

Page 16: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

16

Dengan beroperasinya jalan tol tersebut, membuat warga kampung sawah merasakan manfaat yang

besar dan memberikan pembelajaran tentang teknologi jalan beton serta mendorong mereka untuk

mengetahui lebih jauh tentang teknologi jalan beton. Adapun beberapa kelebihan jalan beton adalah

:

1. Dapat menahan beban kendaraan yang lebih berat

Hal ini sangat sesuai dengan kondisi di kampung sawah saat ini yang pertumbuhan

ekonominya meningkat dan kemacetan semakin parah, dimana pada saat terjadi kemacetan

beban kendaraan yang melalui jalan lebih besar dibanding pada saat jalan lengang.

2. Tahan terhadap genangan air dan banjir

Hal ini sangat sesuai dengan kondisi di kampung sawah yang sering tergenang bila terjadi

hujan, dengan konstruksi beton ini jalan yang ada menjadi lebih awet dan tidak perlu adanya

perbaikan setiap tahun.

3. Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal

Biaya perawatan yang murah sehingga tidak terlalu memberatkan warga, jika akan dilakukan

perawatan jalan secara swadana.

4. Cocok digunakan pada struktur tanah dasar yang lemah

Sturktur tanah di kampung sawah yang agak lembek meyebabkan jalan yang ada selalu

amblas, sehingga dengan menggunakan konstruksi beton akan meminimalkan hal tersebut.

5. Pengadaan material lebih mudah di dapat

Dengan kemudahan dalam mendapatkan material maka pelaksanaan konstruksi dan

perawatan bisa menjadi lebih cepat.

4.5. PEMBANGUNAN JALAN DENGAN BETON OLEH KOMUNITAS KAMPUNG SAWAH

Di Kampung Sawah, perkerasan jalan dengan menggunakan aspal dimulai pada 1994 yakni di tahun

yang sama dengan masuknya listik. Sebelum adanya perkerasan jalan ini, kondisi jalan utama di

Kampung Sawah sangat kurang memadai, hal ini terbukti dengan permasalahan yang kerap muncul

pada saat musim hujan dimana kondisi jalan sangat licin oleh karena jalan utama di Kampung Sawah

masih berupa jalan tanah dan juga tingkat kerataan jalan yang belum baik sepenuhnya. Jalan yang

relatif sempit pada saat itu, mendorong sebagian orang yang melintas keluar dari jalan utama, hal

tersebut salah satu faktor jalan menjadi lebar dengan sendirinya. Kepedulian warga Kampung Sawah

akan saluran drainase jalan, dimana mereka berupaya untuk mengatur saluran air di sepanjang jalan

agar menjadi baik merupakan faktor lainya yang membuat jalan utamanya semakin lebar. Perbaikan

drainase jalan dilakukan hampir setiap saat. Kesadaran masyarakat yang tinggi ini membuat tidak

adanya ganti rugi lahan oleh pemerintah provinsi dan kota untuk pembangunan jalan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

17

Setelah tahun 1994, dimana jalan aspal di Kampung Sawah sudah mulai digunakan membuat

perlahan-lahan pertumbuhan jumlah penduduk meningkat. Hal ini perkuat dengan adanya relokasi

penduduk di daerah Cilangkap, Taman Mini dan Mabes Polri. Dengan bertambahnya penduduk di

Kampung Sawah, lalu lintas kendaraan pun meningkat. Sering kali kendaraan dengan beban berat

melebihi beban jalan melintas dan menyebabkan kerusakan di jalan utama Kampung Sawah. Setelah

dibangunnya jalan tol JORR yang melintasi wilayah Kampung Sawah, warga Kampung Sawah belajar

mengenai adanya teknologi perkerasaan jalan dengan beton, sehingga pada saat kepemimpinan

Walikota Bekasi Alm. Akhmad Zurfaih (2003-2008), Kampung Sawah merencanakan perkerasan jalan

dengan menggunakan beton.

Pada tahun 2009 komunitas kampung sawah berinisiatif untuk memperbaiki jalan sepanjang 1200

meter yang ada di wilayahnya. Pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari swadana warga dan donatur

dari luar. Dengan adanya pembelajaran teknologi jalan beton yang didapat komunitas kampung sawah

akibat pembangunan jalan tol JOOR E1 seksi 2, maka warga berinisiatif menggunakan teknologi jalan

beton dalam pembangunan tersebut. Pembangunan jalan ini berlangsung selama kurang lebih

setahun, yang dilaksanakan oleh Kontraktor PT. ABC Indonesia, dengan warga bertugas untuk

memantau pelaksanaan pekerjaan ini agar berjalan lancar.

Gambar pekerjaan jalan konstruksi beton

Perkerasan jalan menggunakan teknologi beton masuk dan dikenal di masyarakat Kampung Sawah ini

adalah sekitar tahun 2000 – an. Tekhnologi beton untuk jalan di Kampung Sawah dikenalkan kepada

masyarakat diantaranya oleh warga Kampung Sawah yang bekerja di kontraktor maupun oleh

pemerintah melalui pelaksanaan program-program stimulus infrastruktur. Selain masyarakat melihat

sendiri secara langsung pengerjaan perkerasan jalan dengan menggunakan teknologi beton yang

dilakukan oleh kontraktor, masyarakat secara swadaya juga melakukannya sendiri. Dalam proses

Page 18: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

18

pengerjaan ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan terkait dengan kualitas hasil pekerjaannya.

Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan warga terhadap konstruksi beton untuk jalan. Pekerjaan

ini dilakukan dengan bantuan pengawasan mutu pekerjaan oleh warga-warga yang pernah bekerja

atau sedang bekerja di perusahaan kontraktor yang sering membangun jalan dengan beton. Mereka

bukan insinyur ataupun ahli konstruksi jalan, sehingga pengetahuan merekapun masih sangat

terbatas. Pada akhirnya pengerjaan jalan dengan konstruksi beton pun dilaksanakan dengan prinsip

“asal keras”. Perkerasan swadaya ini rata-rata digunakan pada jalan-jaln kecil dan bukan jalan utama.

Sedangkan Jalan utama di Kampung Sawah dikerjakan oleh kontraktor dengan dana dari pemerintah.

Pembangunan jalan beton di kampung sawah dilakukan oleh pemerintah daerah kota Bekasi pada

jalan-jalan utama di kampung sawah. Pembangunan jalan ini dilakukan seraca bertahap sesuai dengan

anggaran yang tersedia. Untuk jalan-jalan kecil dan gang-gang pembangunan jalan beton sebagian

besar dilakukan secara swadaya oleh masyarakat kampung sawah.

Pendanaan untuk pembangunan jalan beton secara swadaya dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni :

1. Pendanaan seluruhnya bersumber dari swadaya masyarakat kampung sawah.

2. Pendanaan sebagian berasal dari dana bantuan dari pemerintah kota bekasi (30%), dan sisanya

merupakan swadaya dari masyarakat kampung sawah.

Selain dalam pendanaan, dalam pembangunan jalan beton juga ada 2 (dua) mekanisme yang

digunakan, yakni :

1. Pembangunan jalan beton dilakukan secara gotong royong oleh warga kampung sawah. Kegiatan

pembangunan dilakukan sendiri oleh warga mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, dengan

melibatan warga yang memiliki keahlian di bidang konstruksi jalan beton. Kelebihan metode ini

adalah tenaga kerja dan tenaga ahli yang digunakan berasal dari warga sehingga tidak memerlukan

dana untuk menggaji tenaga kerja. Namun kekurangannya adalah kualitas konstruksi yang rendah

dan tidak tahan lama dikarenakan pengerjaannya oleh warga sendiri yang pengetahuan dan

kompetensinya minim tentang teknologi jalan beton.

2. Pembangunan jalannbeton dilakukan dengan menyewa tenaga kerja dari luar. Dengan

menggunakan metode ini biaya yang dikeluarkan lebih besar karena harus membayar upah tenaga

kerja tersebut, namun kelebihannya adalah kualitas konstruksi yang dihasilkan menjadi lebih baik

dan tahan lama.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

19

4.6. PENENTU KEPUTUSAN

Tata kelola masyarakat di Kampung Sawah adalah menitik beratkan pada kerukunan umat beragama.

Meskipun pengambilan keputusan diserahkan kepada masing-masing penganut agama, akan tetapi

peran tokoh masyarakat mampu setidaknya mengarahkan kepada hal-hal yang bersifat memelihara

kerukunan umat beragama. Sebagai contoh nampak dalam cuplikan wawancara berikut saat Bapak

Yakob diminta bantuannya dalam rangka pengamanan pelaksanaan acara suatu komunitas agama

tertentu:

“...Saya tidak perlu ini dan itu, saya tinggal berdiri aja di pinggir jalan. Orang sudah ngantri setengah

mati sampai kringetan, ketika dia mau marah. Pak Yakob, aduh mohon maaf, bisa terjadi seperti ini

bukan atas kehendak saya, tolonglah nanti kita, kita nikmati sajalah dulu. Tadinya dia mau ngamuk

kan ga jadi ngamuk, karena melihat sosok yang dia mungkin, “orang ini saya kenal”...”

Keputusan warga Kampung Sawah untuk marah ataupun meluapkan emosi sebenarnya bisa saja

dilakukannya terkait haknya yang terganggu saat pelaksanaan ibadah/acara keagamaan diluar agama

yang dia anut, namun karena melihat sosok ketokohan yang dia kenal baik, maka emosi tersebut

menjadi teredam.

4.7. KETELADANAN DALAM KOMUNITAS

Keteladanan tokoh di Kampung Sawah diawali dari perilaku ketokohan itu sendiri. Saat perilaku tokoh

tersebut sudah dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat, maka dengan sendirinya keteladanan

akan mengalir dari sosok tokoh tersebut. Perilaku yang dimaksud kadang tidaklah serta merta diterima

oleh masyarakat, kadang klala harus melalui proses pembelajaran terlebih dahulu sampai perilaku

tersebut dipahami oleh mereka. Informasi mengenai keteladanan sosok pemimpin di Kampung Sawah

tersirat dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“...harus diubah pola belajar.mereka dibawakan ketemukan dengan sapa saja mreka ketemu,

sehingga mereka bisa mengisi kekosongan yang ada. dan itu memang berat dan itu pasti akan dicibir

orang dan itu hasilnya nanti seperti saya sekarang ini, jalan kesini, jalan kesana disapa orang. sampai

istri saya bilang capek jalan sama kamu, kenapa? semua orang nyapa, semua orang teriak, itulah

konsekuensinya itu saya sudah menanam, makanya sekarang saya menuai...”.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

20

Sehingga boleh dikatakan keteladanan sosok pemimpin di Kampung Sawah berawal dari sifat dan

perilaku sosok pemimpin tersebut sehingga mampu membawa masyarakatnya dalam menjalankan

tradisi kerukunan umat beragama.

Keberadaan komunitas kampung sawah yang sampai sekarang masih eksis serta tetap menganut

tatanan kerukunan dalam beragama memang tidak lepas dari sosok Yakob Napiun yang merupakan

kunci utama bagaimana umat beragama yang mempunyai ajaran yang berbeda dapat tinggal

berdampingan dengan rukun dan damai serta dapat menerapkan pembangunan yang bermanfaat

bagi komunitasnya tersebut.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Kampung Sawah sebagai suatu komunitas masyarakat Betawi yang mempunyai harmonisasi

dalam kerukunan beragama

2. Komunitas Kampung Sawah mempunyai nilai-nilai, aturan dan adat yang dipegang teguh dan

dijalankan oleh anggotanya

3. Dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi serta kendala yang dialami

dalam Komunitas Kampung Sawah mempunyai metode mengadakan kumpul-kumpul setiap

dua minggu sekali dalam sebulan

4. Beberapa permasalahan sosial yang dihadapi komunitas ini seperti:

a. adanya pembangunan permukiman baru yang tidak mau berbaur

b. perginya warga kampung sawah karena tanah mereka dijual

c. degradasi budaya akibat masuknya pendatang baru yang tidak mau berbaur dengan

warga

d. Sikap apatis antara warga dengan pendatang yang saling menjaga jarak

5. Sosok Ketua Paguyuban Komunitas Kampung Sawah adalah Bapak Yacob Napiun yang

menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.

6. Yacob Napiun juga mempunyai keperdulian sosial yang cukup besar yang dapat memberikan

manfaat bagi komunitasnya, seperti perbaikan infrastruktur, peningkatan kebersihan dan

lingkungan sekitar, mempertahankan adat dan budaya asli, serta peningkatan kesejahteraan

bagi komunitasnya

7. Dalam memimpin komunitasnya Bapak Yacob Napiun tetap melakukan pembelajaran dari

pembangunan yang terjadi di sekitar komunitasnya dan dari informasi mudah didapat

Page 22: BAB I PENDAHULUAN dapat berinteraksi langsung. Gambar I.1 : Lokasi Geografis Kampung Sawah Sepanjang jalan tol Hankam-Jati Asih yang awalnya adalah lahan kosong, terlihat bermacam

Jalan Beton Bagi Kampung Sawah

22

5.2. SARAN

1. Pembangunan infrastruktur kedepannya agar lebih memperhatikan upaya – upaya

pelestarian tradisi atau kebudayaan yang akan terkena dampak pembangunannya.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait upaya – upaya yang efektif dilakukan dalam

mempertahankan regenerasi ketokohan di Kampung Sawah serta peningkatan SDM guna

menyerap kemajuan teknologi secara arif dan bijaksana sesuai dengan traadisi yang ada.

3. Perlu adanya peran pemerintah yang lebih menunjang dalam upaya mendukung dan

memfasilitasi komunitas yang perduli lingkungan agar pembangunan dapat berjalan sinergis

dengan kebutuhan masyarakat.