bab i pendahuluan -...

7
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Surabaya memiliki daya tarik dari banyak sisi. Posisi Surabaya yang strategis dikawasan Indonesia Timur semakin menjadikan Surabaya Menarik bagi berbagai kalangan. Surabaya terbagi dalam 5 kawasan : Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Surabaya Pusat merupakan tempat perkantoran dan perdagangan, Surabaya Timur merupakan kawasan pendidikan, pemukiman dan perdagangan, Surabaya Utara sebagai kawasan maritim dan daerah nelayan, Surabaya Selatan sebagian besar menjadi kawasan industry sedangkan Surabaya Barat merupakan kawasan pemukiman dan lapangan golf. Pembangunan di beberapa wilayah Surabaya berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia di Kota Surabaya. Tidak hanya populasi manusia yang bertambah melainkan juga gedung-gedung pencakar langit yang mulai menyebar di seluruh wilayah Surabaya. Salah satu wilayah Surabaya yang paling berkembang membangun sekarang adalah Surabaya Barat. Jalan Banyu Urip merupakan salah satu koridor perekonomian karena merupakan penghubung antara kota Surabaya dan Gresik. Oleh karena itu, setiap hari selalu terjadi kemacetan, dikarenakan volume kendaraan lebih besar dari kapasitas jalan Banyu Urip. Setelah adanya pembangunan Box Culvert, diharapkan kemacetan akan berkurang ( DS < 0,8 ) terutama di akses koridor timur barat (Jalan Banyu Urip dan Jalan Mayjen sungkono). Progam pemasangan Box Culvert di sepanjang kali Banyu Urip sebenarnya tidak sebatas mengatasi banjir. Proyek tersebut diharapkan juga bisa memecahkan masalah kemacetan di wilayah itu. Sebab, Jalan Banyu Urip digunakan sebagai jalur alternatif menuju Surabaya Barat, selain Jalan Mayjen Sungkono. Selama ini, para pengendara terkesan enggan memanfaatkan jalan Banyu Urip untuk menuju kawasan Surabaya Barat. Selain sempit dan macet, jalan tersebut selalu tergenang air ketika musim penghujan. Jika tidak ada jalur alternatif, lambat laun Jalan Mayjen Sungkono mengalami kemacetan seperti Jalan Ahmad Yani. Dengan adanya progam itu pemerintah membangun jalan di atas box culvert dan sekarang sudah dilaksanakan. Pembangunan masih pada segmen 2 yaitu dari jalan Simo Kwagean sampai dengan Simo Mulyo sedangkan pada segmen 1 sudah dilakukan dan sudah beroprasi. Melihat kebutuhan masyarakat saat ini, masyarakat membutuhkan ruas jalan yang luas, aman dan nyaman. Salah satu solusi yang mungkin diterapkan adalah pembangunan ruas jalan baru yang dibangun di atas sungai menggunakan box culvert. Pembangunan ruas jalan diatas sungai yang awalnya 2 lajur 2 arah sekarang dibangun menjadi 4 lajur 2 arah dan di beri median,dan pembangunan ini di bagi menjadi 5 segmen yaitu dari jalan Girilaya sampai dengan jalan Benowo dari pembangunan berikut bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Dengan diadakan studi kelayakan Pembanguan Jalan di atas box culvert ini, maka dapat diketahui permasalahan yang ada. Sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk kebutuhan pembangunan ruas jalan. Oleh karena itu perencanaan jalan yang baik adalah harus sesuai aturan yang dipakai dan memikirkan berapa volume kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sehingga kondisi jalan tersebut tetap berada dalam kondisi baik selama umur yang direncanakan dan berkurangnya kemacetan. Permasalahan yang ada seperti berapa waktu kerugian pada saat belum dibangun box culvert dan setelah pembangunan lalu dibandingkan costnya apakah pembangunan box culvert itu layak atau tidak. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara sebelum jalan di atas box culvert dibangun ? 2. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu) yang dikeluarkan oleh pengendara setelah jalan di atas box culvert diperbaiki ? 3. Berapakah B/C dan NPV dari pembangunan jalan di atas box culvert ? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah : 1. Kelayakan yang ditinjau pembangunan jalan diatas box culvert tersebut dibatasi dari segi teknik lalu lintas dan ekonomi jalan raya. 2. Tidak mempertimbangkan kerugian atau peningkatan dari bidang sosial dan hasil produksi sekitar daerah studi. 3. Rencana studi dari segmen 1 sampai segmen 5 yaitu dari jl. Girilaya sampai Benowo. 4. Umur rencana pembangunan jalan diatas box culvert 20 tahun. 1.4 Tujuan Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir : 1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan tersebut baik sebelum maupun sesudah adanya ruas jalan di atas box culvert tersebut.

Upload: vankien

Post on 05-May-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Surabaya memiliki daya tarik dari banyak sisi.

Posisi Surabaya yang strategis dikawasan Indonesia

Timur semakin menjadikan Surabaya Menarik bagi

berbagai kalangan. Surabaya terbagi dalam 5 kawasan :

Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Utara,

Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Surabaya Pusat

merupakan tempat perkantoran dan perdagangan,

Surabaya Timur merupakan kawasan pendidikan,

pemukiman dan perdagangan, Surabaya Utara sebagai

kawasan maritim dan daerah nelayan, Surabaya Selatan

sebagian besar menjadi kawasan industry sedangkan

Surabaya Barat merupakan kawasan pemukiman dan

lapangan golf.

Pembangunan di beberapa wilayah Surabaya

berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

sekitarnya seiring dengan meningkatnya jumlah

populasi manusia di Kota Surabaya. Tidak hanya

populasi manusia yang bertambah melainkan juga

gedung-gedung pencakar langit yang mulai menyebar

di seluruh wilayah Surabaya. Salah satu wilayah

Surabaya yang paling berkembang membangun

sekarang adalah Surabaya Barat.

Jalan Banyu Urip merupakan salah satu koridor

perekonomian karena merupakan penghubung antara

kota Surabaya dan Gresik. Oleh karena itu, setiap hari

selalu terjadi kemacetan, dikarenakan volume

kendaraan lebih besar dari kapasitas jalan Banyu Urip.

Setelah adanya pembangunan Box Culvert, diharapkan

kemacetan akan berkurang ( DS < 0,8 ) terutama di

akses koridor timur barat (Jalan Banyu Urip dan Jalan

Mayjen sungkono).

Progam pemasangan Box Culvert di sepanjang

kali Banyu Urip sebenarnya tidak sebatas mengatasi

banjir. Proyek tersebut diharapkan juga bisa

memecahkan masalah kemacetan di wilayah itu. Sebab,

Jalan Banyu Urip digunakan sebagai jalur alternatif

menuju Surabaya Barat, selain Jalan Mayjen

Sungkono. Selama ini, para pengendara terkesan

enggan memanfaatkan jalan Banyu Urip untuk menuju

kawasan Surabaya Barat. Selain sempit dan macet,

jalan tersebut selalu tergenang air ketika musim

penghujan. Jika tidak ada jalur alternatif, lambat laun

Jalan Mayjen Sungkono mengalami kemacetan seperti

Jalan Ahmad Yani.

Dengan adanya progam itu pemerintah

membangun jalan di atas box culvert dan sekarang

sudah dilaksanakan. Pembangunan masih pada segmen

2 yaitu dari jalan Simo Kwagean sampai dengan Simo

Mulyo sedangkan pada segmen 1 sudah dilakukan dan

sudah beroprasi.

Melihat kebutuhan masyarakat saat ini,

masyarakat membutuhkan ruas jalan yang luas, aman

dan nyaman. Salah satu solusi yang mungkin

diterapkan adalah pembangunan ruas jalan baru yang

dibangun di atas sungai menggunakan box culvert.

Pembangunan ruas jalan diatas sungai yang awalnya 2

lajur 2 arah sekarang dibangun menjadi 4 lajur 2 arah

dan di beri median,dan pembangunan ini di bagi

menjadi 5 segmen yaitu dari jalan Girilaya sampai

dengan jalan Benowo dari pembangunan berikut

bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang sering

terjadi.

Dengan diadakan studi kelayakan Pembanguan

Jalan di atas box culvert ini, maka dapat diketahui

permasalahan yang ada. Sehingga masyarakat tidak

mengalami kesulitan untuk kebutuhan pembangunan

ruas jalan. Oleh karena itu perencanaan jalan yang baik

adalah harus sesuai aturan yang dipakai dan

memikirkan berapa volume kendaraan yang melewati

jalan tersebut. Sehingga kondisi jalan tersebut tetap

berada dalam kondisi baik selama umur yang

direncanakan dan berkurangnya kemacetan.

Permasalahan yang ada seperti berapa waktu

kerugian pada saat belum dibangun box culvert dan

setelah pembangunan lalu dibandingkan costnya apakah

pembangunan box culvert itu layak atau tidak.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, masalah yang akan dibahas

adalah sebagai berikut :

1. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu)

yang dikeluarkan oleh pengendara sebelum

jalan di atas box culvert dibangun ?

2. Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu)

yang dikeluarkan oleh pengendara setelah

jalan di atas box culvert diperbaiki ?

3. Berapakah B/C dan NPV dari pembangunan

jalan di atas box culvert ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perencanaan Tugas

Akhir ini adalah :

1. Kelayakan yang ditinjau pembangunan jalan

diatas box culvert tersebut dibatasi dari segi

teknik lalu lintas dan ekonomi jalan raya.

2. Tidak mempertimbangkan kerugian atau

peningkatan dari bidang sosial dan hasil

produksi sekitar daerah studi.

3. Rencana studi dari segmen 1 sampai segmen

5 yaitu dari jl. Girilaya sampai Benowo.

4. Umur rencana pembangunan jalan diatas box

culvert 20 tahun.

1.4 Tujuan

Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam

penyusunan Tugas Akhir :

1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan oleh

pengguna jalan tersebut baik sebelum maupun

sesudah adanya ruas jalan di atas box culvert

tersebut.

3.5

mm

mm

2

2. Mengetahui biaya waktu oleh pengguna jalan

tersebut baik sebelum maupun sesudah

adanya ruas jalan diatas box culvert.

3. Menganalisa kelayakan pembangunan ruas

Jalan diatas box culvert.

1.5 Lokasi Studi

Lokasi pembangunan box culvert berada di

sepanjang Jalan Banyu Urip, tepatnya mulai jalan

Girilaya sampai Benowo, Kota Surabaya. Dengan

pembagian segmen ruas sejumlah 5 segmen, yang

ditunjukkan pada gambar 1.3 sampai gambar 1.5 yaitu:

Gambar 1.3 Segmen 1. Jl. Banyu urip ( Batas segmen

dari jl.Girilaya s/d jl. Simo Kwagean).

Gambar 1.4 Segmen 2. Jl. Banyu urip (Batas segmen

dari Jl. Simo Kwagean s/d Jl. Simo Mulyo).

Gambar 1.5 Segmen 3. Jl. Banyu urip (Batas segmen

dari Jl. Simo Mulyo s/d Jl. Tanjungsari).

Gambar 1.6 Segmen 4. Jl. Tandes (Batas segmen dari

Jl. Tanjungsari s/d Jl. Margumolyo).

Gambar 1.7 Segmen 5. Jl. Tandes / Benowo (Batas

segmen dari Jl. Margomulyo s/d Jl. Benowo).

BAB II SENGAJA TIDAK DICANTUMKAN

BAB III

METODOLOGI

3.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang akan dibahas adalah

sebagai berikut :

Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu)

yang dikeluarkan oleh pengendara sebelum

jalan diatas box culvert di bangun ?

Berapakah biaya (BOK dan biaya waktu)

yang dikeluarkan oleh pengendara setelah

jalan diatas box culvert di perbaiki ?

Berapakah B/C dan NPV dari pembangunan

jalan di atas box culvert ?

3.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari dua yaitu data

primer dan data sekunder. Data sekunder yang berupa

data lalu lintas harian rata-rata dan data tata guna lahan

diperoleh dari dinas terkait. Sedangkan data primer

yang berupa data harga komponen biaya operasi

kendaraan diperoleh dengan survey di lapangan.

Jl. Girilaya

Jl. Simo Kwagean

Jl. Simo Kwagean

Jl. Simo Mulyo

Jl. Simo Mulyo

Jl. Tanjungsari

Jl. Tanjungsari

Jl. Margomulyo

Jl. Margomulyo

Jl. Benowo

3

Data sekunder :

Data Volume lalu lintas

Data ini di dapat dari dinas terkait yang sudah

di bagi menjadi LV (kendaraan ringan), HV

(kendaraan berat) dan MC (sepeda motor).

Jumlah Penduduk dan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB)

Data ini di dapat dari BPS (Badan Pemerintah

Stasistik)

Faktor-faktor Biaya Operasi Kendaraan

Data ini di dapat dari internet dan HSPK Dinas

PU Bina Marga Kota Surabaya Tahun 2010.

Data Biaya Kontruksi

Data ini di peroleh dari dinas terkait PU Cipta

Karya Surabaya.

Data primer :

Kecepatan kendaraan

Kecepatan akan menentukan jarak yang dijalani

pengemudi kendaraan dalam waktu tertentu.

Para pemakai kendaraan dapat menaikkan

kecepatan untuk memperpendek waktu

perjalanan atau memperpanjang jarak

perjalanan. Data yang didapat berasal dari survey speed Gun. Dengan alat speed gun akan

didapatkan waktu rata-rata yang digunakan

kendaraan menempuh segmen jalan dengan

panjang tertentu, termasuk semua tundaan

waktu berhenti (detik atau jam).

3.3. Analisis Data

a) Analisis Pertumbuhan lalu lintas

Dari data-data yang ada akan diadakan

peramalan untuk mengetahui pertumbuhan

lalu lintas yang akan ditinjau sampai umur

rencana, meliputi:

Jumlah Penduduk

PDRB

Volume lalu lintas (LHR)

b) Analisis lalu lintas Eksisting

Pada analisis kondisi eksisting pada tahun

2011 maupun tahun 2021 diasumsikan bahwa

ruas jalan diatas box culvert belum dibangun,

jadi ini adalah kondisi yang sebenarnya terjadi

pada ruas jalan Girilaya-Benowo. Data yang

di dapat berasal dari Survey Traffic Counting

yang telah di lakukan.

Analisa Berupa:

Perhitungan Volume lalu lintas

Perhitungan Kapasitas Jalan

Perhitungan Derajat Kejenuhan

Perhitungan Kecepatan Kendaraan

c) Analisis lalu lintas ruas jalan diatas box

culvert

Tugas Akhir ini dianalisa pada tahun 2009,

sedangkan pengoprasian ruas jalan

diasumsikan baru terjadi pada tahun 2011 (1

tahun untuk pembebasan lahan, 1 tahun untuk

konstruksi) Dengan umur jalan rencana 20

tahun. Data yang di dapat berasal dari Survey

Lisence Plate yang telah dilakukan. Analisa

ini mencari permintaan (demand) ruas jalan

diatas box culvert, sehingga dapat diketahui

volume lalu lintas yang nantinya melewati

ruas jalan tersebut.

Analisis berupa:

Perhitungan Volume lalu lintas

Perhitungan Trip Assignment

Perhitungan Kapasitas Jalan

Perhitungan Derajat Kejenuhan

Perhitungan Kecepatan Kendaraan

d) Trip Assignment

Trip Assigment dalam Tugas Akhir ini

digunakan untuk menghitung arus yang

memisah dari jaringan jalan yang telah ada

sebelumnya ke jaringan jalan baru (ruas jalan

diatas box culvert). Dengan perhitungan trip

assignment bisa diketahui prosentase

kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas

jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan

rumus pendekatan dengan metode divertion

curve. Pada daerah studi ada dua alternative

rute yaitu rute jalan Banyu Urip dengan rute

jalan Mayjen Sungkono.

e) Analisis Biaya

Perhitungan Penghematan BOK

Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan

(BOK) mengacu pada metode Jasa

Marga. Dimana dalam formula Jasa

Marga komponen Biaya Operasi

Kendaraan dibagi menjadi tujuh

kategori, yaitu:

1. Konsumsi bahan bakar.

2. Konsumsi minyak pelumas.

3. Konsumsi ban.

4. Pemeliharaan, yang terbagi dua :

a. Suku cadang

b. Jam kerja mekanik

5. Depresiasi

6. Bunga Modal

7. Asuransi

Kemudian dari formula tersebut di cari selisih

antara BOK jalan eksisting dan BOK jalan

rencana.

Perhitungan Biaya Kontruksi

Perhitungan Biaya Kontruksi di dapat

dengan mengelola data-data yang telah

ada volume pekerjaan dan HSPK tahun

2010.

f) Analisis Ekonomi

Penghematan Biaya Operasi Kendaraan

Dari adanya pembangunan ruas jalan di

atas box culvert sehingga diketahui

berapa penghematan pada Biaya

Operasional Kendaraan pada saat

4

sebelum ada pembangunan dan setelah

ada pembangunan tersebut.

Perhitungan nilai waktu

Karena besarnya nilai waktu berbeda-

beda menurut jenis kendaraan di lokasi

studi dan melihat tidak adanya angka

nilai waktu yang mewakili di daerah

Banyu Urip, maka dalam perhitungan

nantinya akan menggunakan nilai

waktu minimum.

Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)

Penilaian terhadap kelayakan rencana

pembangunan jalan diatas box culvert

sebagai berikut :

BCR alternatif =

Dimana:

Jumlah total benefit alternatif

meliputi penjumlahan dari :

Nilai peningkatan

BOK pada kondisi

eksisting

Nilai peningkatan

BOK pada kondisi

forecasting

Gradien peningkatan

penghematan BOK

Cost alternaif : Biaya

pembangunan jalan diatas box

culvert. Perhitungan Net Present Value (NPV)

Mengetahui beberapa besar keuntungan

pembangunan jalan diatas box culvert

selama umur yang direncakan. Pada

prinsipnya analisa ini membandingkan

antara besarnya investasi (cost) yang

dikeluarkan dengan besarnya biaya

penghematan (benefit) untuk para

pengguna jalan yang diperoleh dari

pembangunan jalan tersebut. 3.4. Bagan Alir

Mengenai bagan alir (flow chart) urutan

kegiatan dalam yang akan dibahas adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Studi (lanjutan).

BAB IV

PENGUMPULAN DATA

4.1 Studi Kondisi Wilayah

4.1.1. Umum

Surabaya sebagai kota pahlawan dan sebagai

ibukota Propinsi Jawa Timur memiliki letak

geografis yang strategi. Secara Geografis Kota

Surabaya terletak pada 07’’ 09’’ – 07” 21” Lintang

Selatan dan 112” 36” - 112” 54” Bujur Timur

dengan luas wilayah 52.087 Ha. Dengan 63,45%

atau 33.048 Ha dari luas total wilayah merupakan

daratan dan selebihnya sekitar 36,55% atau 19.039

Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh

pemerintahan kota Surabaya. Temperatur Kota

5

Surabaya cukup panas, yaitu rata-rata antara 22,6o

– 34,1o, dengan tekanan udara rata-rata antara

1005,2 - 1013,9 milibar dan kelembaban antara

42%-97%. Kecepatan angin rata-rata perjam

mencapai 12 – 23 km, curah hujan rata-rata antara

120 – 190 mm.

Batas Administrasi sebelah utara adalah

selat Madura, sebelah Timur adalah selat Madura,

sebelah selatan adalah Kabupaten Sidoarjo, dan

sebelah barat adalah Kabupaten Gresik, dengan

jumlah Kecamatan 31 dan jumlah Desa atau

Kelurahan 163.

Posisi geografis sebagai pemukiman pantai

menjadikan Surabaya berpotensi sebagai tempat

persinggahan dan pemukiman bagi kaum

pendatang (imigrasi). Proses imigrasi inilah yang

menjadikan Kota Surabaya sebagai kota multi etnis

yang kaya akan budaya.

4.1.2. Kependudukan

Penduduk Surabaya boleh dikatakan berasal

dari pendatang. Dari hari ke hari penduduk

Surabaya terus bertambah, para pendatang yang

menetap di Surabaya umumnya datang melalui

laut. Ada yang berasal dari Madura, Bali,

Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Di samping

ada yang berasal dari daratan Pulau Jawa sendiri.

Tidak hanya itu, para pelaut itu juga banyak

berasal dari Cina, India dan Arab, serta Eropa.

Dari hasil sensus penduduk Tahun 2004 jumlah

penduduk di Kota Surabaya tercatat 2.692.461

jiwa, bila dibandingkan dengan hasil sensus

penduduk 2009 sebesar 2.942.502 jiwa. Maka laju

pertumbuhan penduduk Kota Surabaya sekitar 1,08

% pertahun.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surabaya

Tahun PDRB(milyar)

PDRB per

Kapita

Jumlah

Penduduk

2004 79.708,06 29.730.000 2.692.461

2005 96.386,84 35.710.000 2.740.490

2006 112.358,85 41.560.000 2.784.196

2007 128.278,14 45.560.000 2.829.552

2008 149.792,61 54.400.000 2.902.516

2009 164.923,00 59.144.000 2.942.502

Sumber : BPS Surabaya, 2009

Untuk pertumbuhan jumlah penduduk dari hasil Ms.

Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi seperti

pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Dan Persamaan Regresi Jumlah

Penduduk Surabaya

Dari persamaan regresi pada gambar 4.1 dapat dihitung

besarnya pertumbuhan PDRB per kapita Kota Surabaya

(Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Surabaya

y = 5090,4x + 263712

R² = 0,9935

250000,0

260000,0

270000,0

280000,0

290000,0

300000,0

2004 2005 2006 2007 2008 2009

6

4.1.3. Pendapatan Domestic Regional Bruto

(PDRB)

Pendapatan Domestic Regional Bruto

merupakan salah satu indikator perekonomian

suatu daerah. Data ini sangat dibutuhkan sebagai

pembanding pertumbuhan kendaraan pengangkut

barang. Karena pertumbuhan PDRB suatu daerah

menunjukkan tingkat distribusi barang didaerah

tersebut.

Tabel 4.3 Pertumbuhan PDRB Surabaya

Tahun PDRB (milyar)

2004 79.708,06

2005 96.386,84

2006 112.358,85

2007 128.278,14

2008 149.792,61

2009 164.923,00

Sumber:BPS Surabaya, 2009

Perumusan regresi akan dilakukan untuk tiap faktor.

Yang pertama adalah untuk pertumbuhan PDRB. Dari

hasil Ms. Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi

seperti pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Dan Persamaan Regresi PDRB

Surabaya

Dari persamaan regresi pada gambar 4.1 dapat dihitung

besarnya pertumbuhan PDRB Kota Surabaya (Tabel

4.2).

Tabel 4.4 Pertumbuhan PDRB Surabaya

4.1.4. Pendapatan Domestic Regional Bruto

Perkapita (PDRB Perkapita)

Pendapatan Domestic Regional Bruto

Perkapita (PDRB Perkapita) merupakan salah satu

indikator kemakmuran suatu daerah. Data ini

sangat dibutuhkan sebagai pembanding

pertumbuhan kendaraan pengangkut barang.

Karena pertumbuhan PDRB Perkapita suatu

daerah menunjukkan tingkat distribusi barang

didaerah tersebut.

Tabel 4.5 Pendapatan Domestic Regional Bruto

Perkapita (PDRB Perkapita)

Tahun PDRB Perkapita(Juta)

2004 29.730.000

2005 35.710.000

2006 41.560.000

2007 45.560.000

2008 54.400.000

2009 59.144.000

Sumber : BPS Surabaya, 2009

Untuk pertumbuhan PDRB per kapita dari hasil Ms.

Excel diperoleh grafik dan persamaan regresi seperti

pada Gambar 4.3.

y = 17206x + 61687

R² = 0,9979

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

2004 2005 2006 2007 2008 2009

7

Gambar 4.3 Grafik Dan Persamaan Regresi PDRB per

Kapita Surabaya

Dari persamaan regresi pada gambar 4.3 dapat

dihitung besarnya pertumbuhan PDRB per kapita Kota

Surabaya (Tabel 4.6).

Tabel 4.6 Pertumbuhan PDRB per Kapita Surabaya

4.1.5. Volume Lalu-Lintas

Volume lalu-lintas didapatkan berdasarkan data

sekunder yang diperoleh dari survey lalu-lintas di

lokasi studi.

Tabel 4.7 Volume lalu-lintas pada puncak pagi (06.00-

08.00)

Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(Analisa lalu lintas).

Tabel 4.8 Volume lalu-lintas pada puncak siang (11.00-

13.00)

Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(analisa lalu lintas).

Tabel 4.9 Volume lalu-lintas pada puncak sore (16.15-

18.15)

Sumber : Dinas PU CIPTA KARYA(Analisa lalu lintas).

4.1.6. Titik-titik Lokasi Survey :

Pada lokasi studi ini terdapat titik-titik lokasi

survey lalu lintas yang digunakan untuk mencari

volume lalu lintas. Segmen yg terbagi menjadi 5

yaitu.

y = 5,9183x + 23,637R² = 0,9926

0

10

20

30

40

50

60

70

2004 2005 2006 2007 2008 2009