bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/5120/2/liya nurul aeni ... bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan latar belakang negara yang bersifat agraris, memiliki
lahan yang terbilang luas serta didukung oleh iklim yang menguntungkan
membuat sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal sistem pertanian
secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.
Suratiyah (2015) menyatakan bahwa pertanian sebagai sumber
kehidupan manusia dapat dipelajari dari berbagai sudut antara lain, sudut
teknis, teknologis, biologis, sosiologis, pedagnosis, ekonomis, yuridis, dan
politis. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi selektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal
mungkin.
Kementerian Pertanian (2015) menyatakan bahwa dalam lima tahun
terakhir kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin
nyata. Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian dalam arti sempit
(di luar perikanan dan kehutanan) pada tahun 2014, yaitu sekitar 879,23 triliun
rupiah atau 10,26 % dari PDB nasional yang besarnya 8.568,12 triliun rupiah
(berdasarkan harga konstan tahun 2010). Sub-sektor perkebunan merupakan
kontributor terbesar terhadap PDB sektor pertanian, pola pertumbuhan
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
2
produksi komoditas perkebunan unggulan nasional selama periode 2010-2014
bervariasi. Terdapat 12 komoditas yang menunjukkan pola positif, yaitu
tembakau, kelapa sawit, kapas, cengkeh, karet, tebu, lada, kopi, nilam, kakao
dan kelapa. Sub-sektor tanaman pangan dengan komoditas padi antara tahun
2010-2014 produksinya meningkat rata-rata sebesar 1,63 % per tahun,
demikian pula produksi jagung meningkat walaupun dengan tingkat yang
lebih rendah yaitu sekitar 1,11 % per tahun dan produksi kedelai meningkat
sebesar 1,93 % per tahun. Produksi komoditas utama hortikultura selama
kurun waktu 2010–2014 menunjukkan pola yang berfluktuatif, laju
pertumbuhan produksi tertinggi adalah pada komoditas mangga yaitu sebesar
21,95 % per tahun, disusul manggis, krisan dan temulawak masing-masing
sebesar 13,82 %, 12,26 % dan 11,00 %. Bila dilihat dari luas panen, maka
komoditas hortikultura yang mengalami peningkatan luas panen adalah
mangga, manggis, durian dan temu lawak.
Keragaman komoditas hortikultura antara lain terdiri atas tanaman
buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman berkhasiat obat menjadi
modal dasar dalam pengembangan produk pertanian tropis. Dibandingkan
komoditas pertanian lainnya, produk hortikultura memiliki nilai ekonomi yang
lebih tinggi, dengan demikian pengembangannya diharapkan berdampak nyata
terhadap pendapatan masyarakat, penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan
ekonomi nasional. Dalam rangka merebut pasar global, produk hortikultura
nasional perlu mendapatkan sentuhan inovasi teknologi untuk meningkatkan
daya saing yang tercermin dari peningkatan mutu, cita rasa, penampilan,
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
3
keterjangkauan harga, keberlanjutan pasokan, keefisienan produksi dan
perluasan jangkauan pasar (Hutabarat, 2013).
Kabupaten Banyumas memiliki produksi buah-buahan yang unggul,
yaitu pisang, mangga, rambutan, dan durian. Produksi buah terbesar di
Kabupaten Banyumas adalah pisang yang mencapai 17.6537 kuintal, diikuti
produksi buah rambutan 33.643 kuintal, buah mangga 30.005 kuintal dan buah
durian sebesar 23.185 kuintal. Produksi buah durian terbesar berada di
Kecamatan Kemranjen sebesar 8.074 kuintal dari 22 kecamatan penghasil
buah durian di Kabupaten Banyumas (BPS,2014).
Menurut Ali (2015), masyarakat Kecamatan Kemranjen sangat tertarik
membudidayakan durian dan pembibitan durian karena kontribusi pendapatan
usahatani durian terhadap total pendapatan sebesar 84,51%, sehingga
kontribusi usahatani durian terhadap total pendapatan rumah tangga petani
dikatakan cukup tinggi.
Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas semakin dikenal sebagai
sentra pengembangan buah durian dan bibit durian, terutama Desa Alasmalang
yang memiliki bibit durian bhineka bawor yang menjadi unggulan dan banyak
diminati pasar bahkan turis mancanegara dengan harga jual yang tinggi (Radar
Banyumas, 2016).
Pemasaran bibit durian maupun buah durian di Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas selama ini berjalan dengan sistem pemasaran
konvensional, dimana produsen menyediakan dan menawarkan produk kepada
konsumen secara langsung. Semakin besarnya nama Desa Alasmalang, Desa
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
4
Pagaralang, dan Desa Karangsalam sebagai desa sentra penghasil bibit durian
dan buah durian tidak dipungkiri berkat kemajuan teknologi informatika,
pengelola usaha pembibitan durian dan buah durian dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ada dengan mulai menerapkan pemasaran melalui
media elektonik dan internet yang sering disebut dengan e-marketing, hal ini
dinilai cukup efektif untuk meningkatkan penjualan serta pendapatan yang
diperoleh usaha pembibitan durian di Kecamatan Kemranjen. Terdapat dua
sistem pemasaran dalam pengelolaan usaha pembibitan durian di Kecamatan
Kemranjen Kabupaten Banyumas yaitu pemasaran konvensional dan e-
marketing, hal tersebut membuat pentingnya dilakukan analisa perbandingan
pendapatan untuk mengetahui sistem pemasaran manakah yang dapat
menguntungkan usaha pembibitan durian di Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pemasaran bibit durian dengan sistem konvensional dan
e-marketing dapat mendatangkan konsumen di Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas ?
2. Berapa besar pendapatan usaha pembibitan durian dengan sistem
pemasaran konvensional dan pemasaran e-marketing di Kecamatan
Kemranjen Kabupaten Banyumas ?
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
5
3. Bagaimana perbandingan pendapatan usaha pembibitan durian dengan
sistem pemasaran konvensional dan pemasaran e-marketing di Kecamatan
Kemranjen Kabupaten Banyumas ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari sebuah penelitian adalah untuk memberi jawaban
atas permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulisan ini bertujuan :
1. Untuk mengkaji pemasaran bibit durian dengan sistem konvensional dan
e-marketing di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
2. Untuk mengkaji pendapatan usaha pembibitan durian dengan sistem
pemasaran konvensional dan e-marketing di Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas.
3. Untuk menganalisis perbandingan pendapatan usaha pembibitan durian
dengan sistem pemasaran konvensional dan pemasaran e-marketing di
Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai syarat tercapainya strata satu pertanian.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pelaku
usaha pembibitan durian dan digunakan sebagai acuan dalam membantu
memperbaiki sistem pemasaran bibit durian.
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
6
3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan
pertimbangan instansi terkait dalam membuat kebijakan yang akan
meningkatkan pendapatan usaha pembibitan durian.
4. Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi pengetahuan bagi pembaca
serta dapat berguna untuk penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
: =
Diduga pendapatan usaha pembibitan durian dengan sistem pemasaran
konvensional tidak berbeda nyata dengan sistem pemasaran e-marketing.
: ≠
Diduga pendapatan usaha pembibitan durian sistem pemasaran konvensional
berbeda nyata dengan sistem pemasaran e-marketing.
F. Pembatasan Masalah
1. Objek penelitian adalah pelaku usaha pembibitan durian yang melakukan
pemasaran bibit durian dengan sistem pemasaran konvensional dan e-
marketing di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
2. Pemasaran e-marketing yang dinalisis adalah pemasaran dengan
pembelian dan transaksi menggunakan internet beserta medianya, selain
itu dianggap pemasaran konvensional.
3. Pendapatan yang di analisis merupakan pendapatan usahatani bibit durian
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017
7
serta pendapatan responden dalam penjualan bibit pada tahun 2016.
4. Proses pemasaran yang akan dijelaskan meliputi rangkaian kegiatan dalam
pemasaran bibit durian serta saluran pemasaran yang dilalui dan margin
pemasaran.
5. Margin pemasaran yang di analisis hanya ditingkat pedagang pengecer
kecamatan.
6. Pendapatan yang akan dibandingkan hanya pendapatan responden dalam
penjualan bibit pada tahun 2016.
7. Kriteria sampel untuk perbandingan pendapatan yaitu pelaku usaha
pembibitan durian pemasaran konvensional dan e-marketing dengan lama
usaha < 7 tahun.
8. Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95 %.
9. Penelitian dilaksanakan di 3 desa sentra pengembangan bibit durian dan
buah durian di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas yaitu, Desa
Alasmalang, Pagaralang, dan Karangsalam.
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN… LIYA NURUL AENI, FAKULTAS PERTANIAN UMP 2017