bab i pendahuluan a. latar...

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan / manajemen isu merupakan bagian dari tugas seorang public relations di sebuah perusahaan, yang menjadi sangat penting untuk sebuah keberlangsungan perusahaan dan tentunya image perusahaan. Menurut Rhenald Kasali (1994:5) Public Relations atau hubungan masyarakat (humas) sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik. Public relations dituntut untuk mengembangkan dan membangun hubungan baik internal dan ekternal. Sehingga dalam hal ini PR merupakan fungsi yang melekat pada manajemen atau organisasi. Tujuannya adalah tidak lain untuk membentuk good will, toleransi, saling kerjasama, saling menghargai, dan saling pengertian untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan dan juga image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis. Sehingga dalam hal ini salah satu tugas untuk membangun keharmonisan hubungan internal perusahaan dan ekternal perusahaan menjaga atau segera mengelolah isu yang terjadi dengan membentuk manajemen isu yang juga merupakan tugas pokok dari seorang Public Relation. Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen,

Upload: hoangdang

Post on 28-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan / manajemen isu merupakan bagian dari tugas seorang public

relations di sebuah perusahaan, yang menjadi sangat penting untuk sebuah

keberlangsungan perusahaan dan tentunya image perusahaan. Menurut Rhenald

Kasali (1994:5) Public Relations atau hubungan masyarakat (humas) sebagai

fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna melahirkan

pemahaman dan penerimaan publik.

Public relations dituntut untuk mengembangkan dan membangun

hubungan baik internal dan ekternal. Sehingga dalam hal ini PR merupakan fungsi

yang melekat pada manajemen atau organisasi. Tujuannya adalah tidak lain untuk

membentuk good will, toleransi, saling kerjasama, saling menghargai, dan saling

pengertian untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan dan juga image

yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis.

Sehingga dalam hal ini salah satu tugas untuk membangun keharmonisan

hubungan internal perusahaan dan ekternal perusahaan menjaga atau segera

mengelolah isu yang terjadi dengan membentuk manajemen isu yang juga

merupakan tugas pokok dari seorang Public Relation.

Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu

melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta

mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya,

organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen,

2

karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin

membuat issue: partner, asosiasi karyawan, masyarakat umum, pemerintah, media

massa dan kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan. Pengaruh mereka

pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk

koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas

sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi

dapat menjadi penting. Sedangkan Menurut Hainsworth, sebuah issue diciptakan

sebagai sebuah ide yang memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau

publik yang mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran

dan reaksi pada bagian dari organisasi atau publik lainnya.

Dalam hal ini manajemen isu sangat dibutuhkan dalam perusahaan agar

dapat mempertahankan image sebuah perusahaan. Begitupula pada PT. KPC yang

sering menerima isu yang negatif dari luar perusahaan.

KPC (Kaltim Prima Coal) berdiri sejak tahun 1991. Sebagai penambang

batu bara terbesar milik keluarga Bakrie, perusahaan ini membangun komplek elit

tempat hunian para karyawannya. Dengan fasilitas yang lengkap, mewah, dan

modern. Fasilitas ini meliputi perkantoran, perumahan, fasilitas olahraga, klinik

kesehatan, pendidikan, ibadah, dsb. Bahkan bandara Tanjung Bara yang

merupakan bandara satu-satunya di kabupaten Kutai Timur, juga berada dalam

komplek penambangan batubara PT KPC.

PT KPC ini terletak di Sangatta yang merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan yang

3

juga sebagai pusat pemerintahan (ibukota) Kabupaten Kutai Timur ini memiliki

luas 3.861,26 km² yang merupakan 10,8% dari luas wilayah Kabupaten Kutai

Timur.

Masyarakat Sangatta sebagian besar merupakan masyarakat pendatang,

masyarakat Sangatta mayoritas suku bugis, banjar, dan jawa. Karena kondisi

geografis Sangatta yang tinggi dan merupakan daerah tambang batu bara, maka

daerah ini merupakan daerah yang sangat panas, dan kondisi ini sangat

mempengaruhi watak masyarakat sangatta.

Dengan masyarakat pendatang yang memiliki heterogen karakter maka

PT.KPC ini sering mendapatkan isu pemberitaan mulai dari demo masyarakat

Sangatta, penunggakan pembayaran pajak dan isu adanya kerjasama pihak

pemerintahan dengan manajemen PT.KPC , berikut beberapa gambaran isu-isu

dari PT.KPC. pada pemberitaan di Kaltim Pos pada hari Rabu,29 Desember 2010

Samarinda PT Kaltim Prima Coal (KPC) urung membayar Rp

280 Miliar kepada Pemprov Kaltim hingga di penghujung akhir tahun

2010 ini. Utang itu merupakan janji yang akan dibayarkan KPC,

sebagai bentuk kompensasi atas dihentikannya proses tuntutan 51

persen saham KPC oleh pengadilan internasional sejak 2008 lalu Kita

sudah surati KPC, kalau mau bayar silakan setor ke kas daerah.

Nomor rekening kas daerah juga sudah kita berikan ke KPC, kata

Kepala Biro Keuangan Pemprov Kaltim, Fadliansyah ketika

memberikan keterangan pers kepada wartawan di kantor Gubernur

Kaltim, Jl Gadjah Mada, Samarinda, Selasa (28/12/2010).

4

Dan pada bulan maret 2011 terjadi lagi demonstrasi yang

mengatasnamakan Konsorsium Ikatan Peduli Pemuda Sejahtera Kutai Sangatta

(KIPPS KS) yang menuntut menurunkan dana CSR PT.KPC dan berakhir

pemblokiran pada tanggal 5 Mei 2011.

Kantor DPRD Kutim Diduduki Pendemo Tuntut Kompensasi

Rp.10.000 perton Batu Bara. SANGATTA – Ratusan orang warga

masyarakat kutai Timur yang tergabung dalam lembaga adat Kutim.

Kamren menduduki kantor DPRD Kutim. Tujuan Masyarakat yang

ingin meminta kompensasi dari PT. Kaltim Prima Coal bagi setiap ton

batu bara yang terjual, senilai Rp. 10 ribu,demi kepentingan

masyarakat bermukin disekeliling tambang.(Sumber Kaltim Pos,

Selasa, 23 Maret 2011)

Isu yang sering terjadi di masyarakat adat Sangatta ini sangat berdampak

pada PT.KPC dan isu terakhir adalah terjadinya penunggakan pajak yang dicurigai

bahwa terjadinya korupsi Dirjen Pajak pusat.

Jakarta-TAMBANG- Berkenaan dengan pemberitaan tentang

penunggakan pajak sebesar Rp 2,1 triliun oleh PT Bumi Resources

Tbk (BUMI) dan dua anak perusahaanya, PT. Kaltim Prima Coal dan

PT. Arutmin Indonesia, Manajemen BUMI menunggu keterangan

lebih lanjut dari pihak Ditjen Pajak.

"Menanggapi pemberitaan media seputar pernyataan Dirjen

Pajak mengenai tunggakan kewajiban pajak perseroan, PT Bumi

Resources Tbk menunggu penjelasan lebih lanjut dari otoritas pajak

untuk menyamakan persepsi," ungkap Dileep Srivastava, Senior Vice

President and Investor Relations BUMI, dalam keterangan tertulisnya,

Senin, 14 Desember .

Dari fenomena ini peneliti bermaksud bertujuan untuk mengetahui

bagaimana PT KPC mengelolah isu-isu yang sering berkembang di sekitar

perusahaan. Pengelolaan isu ini menjadi hal yang sangat penting dalam tugas

Public Relations dikarnakan menyangkut tentang keberlangsungan sebuah

perusahaan dan tingkat kepercayaan masyarakat sekitar serta image perusahaan.

5

Perkembangan media massa yang menjadi hal terpenting dalam mengelolah

manajemen isu ini dikarnakan media sangat mempengaruhi prilaku masyarakat

dan statement publik. Pada fenomena komunikasi ini yang seharusnya menjadi

bekal seorang praktisi seorang PR mengatahui tentang bagaimana memanajem

sebuah isu dari sebuah lembaga perusahaan.

Dan peneliti terfokus pada PT.KPC ini dikarnakan perusahaan ini memiliki

beberapa pandangan menarik, merupakan pertambangan terbesar, perusahaan

yang memiliki pajak terbesar di Indonesia, perusahaan pertambangan yang sering

mendapatkan isu positif dan negatif, dan perusahaan swasta yang menurut peneliti

sangat memberikan pengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sehingga peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan

ilmu atau pengetahuan di dunia komunikasi terutama pada konsentrasi Public

Relations. Dengan demikian maka kata-kata kunci penelitian ini adalah (1) public

relations (2) pola pengelolaan isu (3) PT.KPC. Peneliti memfokuskan tiga kata

kunci ini dikarnakan fokus penelitian peneliti pada bidang Public Relations,

kemudian manajemen isu ini merupakan tugas pokok dari seorang Public

Relations, yang kemudian key informannya adalah kepala devisi Public Relations

yang mana di PT. KPC adalah devisi Eskternal Affaire & Sustainable

Development.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disampaikan

sebelumnya, menjadi sebuah penekanan perlunya penelitian ini dilakukan.

Sehingga peneliti menguraikan atau menggambarkan tentang Pola Manajemen

Isu PT.KPC Sangatta. Dan diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

6

pandangan tentang studi Public Relations terutama mengenai manajemen isu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah yang diharapkan dapat menjawab melalui penelitian ini. Adapun rumusan

masalah tersebut adalah “Bagaimana Pola Pengelolaan Isu PT.KPC (Kaltim Prima

Coal) Sangatta Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan

tentang Pengelolaan isu perusahaan khususnya di PT KPC (Kaltim Prima Coal)

Sangatta.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini nantinya dapat menambah

wawasan serta untuk menemukan konsep tentang pola manajemen isu dari

PT. KPC , dan dapat dijadikan kajian bagi ilmu komunikasi khususnya

konsentrasi Public Relations.

2. Secara Praktis, hasil penelitian dapat digunakan oleh PT KPC Sangatta

secara khusus atau perusahaan lain sebagai masukan atau referensi dalam

menyelesaikan isu yang ada dilingkungan perusahaan.

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Public Relations

Salah satu cabang ilmu komunikasi adalah public Relations atau yang kita

kenal dengan Hubungan Masyarakat ( Humas ). PR atau Humas itu sendiri

mempunyai definisi sebagai fungsi manajemen yang membangun dan

7

mempertahankan alur komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi

dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan di dalam

organisasi tersebut.

a. Fungsi Public Relations

Public Relations Society of America (PRSA) merumuskan fungsi Public

Relations sebagai berikut :

1. Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri pada

komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan.

Misalnya, para pemilik lahan/tahan haruslah mendapat perhatian dan

kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh perusahaan yang

membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan lapangan

terbang baru. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini

bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan.

2. Counseling. Para profesional Public Relations hendaklah secara rutin

memberikan masukan/pertimbangan kepada pihak manajemen sebelum

mereka mengambil keputusan, membuat kebijakan, membangun relasi,

atau melakukan komunikasi dengan berbagai macam publik. Jajaran

manajemen menyatakan kepada publik „apa yang mereka lakukan‟

sedangkan profesional atau bagian Public Relations membantu

mendefinisikan dan mempresentasikan pesan tersebut untuk sampai ke

publik.

3. Development/Fundraising. Semua organisasi baik yang profit maupun

non-profit dapat bertahan karena ada kontribusi dari berbagai pihak

8

dalam bentuk waktu maupun uang. Peran Public Relations yang

menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut kepada

pihak-pihak yang memiliki peluang dan atau kemampuan memberikan

kontribusi.

4. Employee/Member Relations. Sebagai bagian inti dari jalannya

perusahaan, tugas Public Relations untuk menciptakan hubungan-

hubungan yang baik, tidak hanya sekadar pada para pekerja melainkan

juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan terbentuk

motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja

sehingga loyal pada perusahaan.

5. Financial Relations. Investor merupakan salah satu bagian terpenting

dari sumber pendanaan perusahaan. Peran Public Relations adalah

membangun jembatan komunikasi antara investor-pemilik perusahaan,

para pemegang saham, komunitas finansial seperti bank, dan publik.

Kebanyakan dari strategi perusahaan, dalam rangka ekspansi pasar

maupun akuisisi perusahaan, tergantung dari seberapa bagus

hubungan-hubungan finansial yang tercipta.

6. Government Affairs. Inilah tipe aktifitas Public Relations yang

memfokuskan diri menjalin hubungan dengan pihak pemerintahan.

Karena sebagai perusahaan publik, tidak bisa dilepas-pisahkan

hubungannya dengan pemerintahan. Bahkan untuk beberapa kasus,

perusahaan yang ingin mengikuti tender proyek harus memiliki endors

resmi dari pemerintah, misalnya SIUPP dan NPWP.

9

7. Industry Relations. Perusahaan tidak hanya menjalin relasi yang

terbatas pada konsumen/pelanggan semata, melainkan juga harus

menciptakan relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara

langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti para suppliers,

distributor, agen bahkan relasi terhadap perusahaan kompetitor

sekaligus.

8. Issues Management. Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah

besar demi terciptanya imej produk maupun citra dari perusahaan.

Akrifitas Public Relations untuk mengembangkan manajemen isu ini

sebagai bagian dari kekuatan perusahaan. Sebuah perusahaan

pertambangan, sebagai misal, harus mengelola manajemen isu yang

baik terhadap publik bahwa usaha yang dilakukan tidak berdampak

pada kerusakan alam.

9. Media Relations. Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap

bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi

perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan

yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan

dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan

minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan.

Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media

dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.

10. Marketing Communication. Kombinasi dari aktifitas menjual produk,

servis, maupun ide. Iklan-iklan yang dilakukan melalui berbagai media

10

memberikan efek yang menguntungkan pada aktifitas Public Relations.

Bentuk kemasan produk yang unik dan bagaimana memajang produk

di pasar merupakan terpaan dari pembentukan imej dari perusahaan

yang membedakan dari perusahaan lainnya.

11. Minority Relations/Multicultural Affairs. Aktifitas Public Relations

yang memfokuskan diri pada terbentuknya relasi pada kelompok

minoritas yang secara langsung maupun tidak akan memberikan

dampak publisitas perusahaan.

12. Public Affairs. Interaksi Public Relations yang melibatkan para ofisial

dan pemimpin dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang

kekuasaan. Relasi dengan komunitas maupun pemerintahan merupakan

fokus dari aktifitas Public Relations.

13. Special Events and Public Participant. Aktifitas langsung yang

melibatkan publik dan dilakukan oleh Public Relations untuk menjalin

interaksi antara organisasi/perusahaan dengan publik.

b. Kegiatan Public Relations

Menurut H.Fayol beberapa kegiatan humas adalah sebagai berikut

(Ruslan,2007:23) :

1) Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity

and image)

Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung

kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

2) Menghadapi krisis (facing of crisis)

11

Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi

dengan membentuk manajemen krisis dan PR recovery of image yang

bertugas memperbaiki lost of image and damage

3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes)

Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik dan mendukung

kegiatan kampanye sosial (sebagai contoh kampanye anti rokok, serta

menghindari obat-obatan terlarag dan sebagainya).

c. Tujuan Public Relations

Berikut adalah tujuan public relations (Frida, 2004 : 21) :

1) Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), dimulai

saling mengetahui atau mengenal antara perusahaan dengan publiknya.

2) Menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi), antara

perusahaan dengan publiknya.

3) Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris)

Dan menurut Scott M. Cutlip cs (Muslimin, 2004 : 8) dalam mencapai

tujuan, humas/Public Relations harus melakukan suatu rangkaian kegiatan-

kegiatan yang menjadi 4 langah pokok dalam kegiatan PR yaiu :

a. Research - listening (penelitian) / fact finding

Yang dimaksud fact finding adalah mencari / mengumpulakan fakta-fakta

atau data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan

b. Planning - decision making (perencanaan)

Berdasarkan fakta-fakta atau data tadi PR membuat rencana tentang apa

yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problema-problema itu.

12

Untuk menghindari kegagalan-kegagalan dalam melaksanakan tugasnya dan

memperoleh hasil yang diharapkan, maka komunikasi itu harus well-planed

di samping memikirkan anggaran yang diperlukan. Hal yang diperhatikan

meliputi : komunikator (encoder), message (pesan), media dan komunikan.

c. Communication – action (mengkomunikasikan)

Setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran

yang mantap/matang berdasarkan fakta-fakta / data yang telah dikumpulkan,

humas / public relations kemudian melakukan “operasinya”.

d. Evaluation (penilaian)

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan adalah perlu untuk menilai

apakah tujuan itu sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi “operasi”, atau

perlu menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,

dan evaluasi dapat dilaksanakan secara kontinu dapat dilakukan secara

periodik

E.2. Manajemen Public Relations

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi

berkaitan dengan usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan

kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya (pre determine objective). Manajemen berasal dari kata manage

(bahasa latinnya; manus) yang berarti: memimpin, menangani, mengatur, atau

membimbing. Goerge R. Terry (19972), mendefinisikan manajemen sebagai,

“…sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti

13

perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”. Dari definisi di

atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan

dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning) yaitu penerapan tujuan dan standar, penentuan

aturan dan procedure, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa

yang akan terjadi.

2. Pengorganisasian (organizing) meliputi pemberian tugas terpisah kepada

masing-masing pihak,membentuk bagian, mendelegasikan dan

menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan system

komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim

yang solid dan terorganisir.

3. Penyusunan Formasi (staffing) yaitu menetukan persyaratan personnel

yang akan dipekerjakan, merekrut calon karyawan, menentukan job

description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian

dan pelatihan termasuk didalamnya pengembangan kualitas dan

kuantitas karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam

manajemen organisasi.

4. Memimpin (leading) dengan membuat orang lain melaksanakan

tugasnya, medorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim

atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode

komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, sehingga timbul saling

14

pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuhkan disiplin kerja dan

sense of belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran

manajemen (public internal)

5. Pengawasan (controlling), Fungsi terakhir manajemen ini mencakup;

persiapan suatu standar kualitasdan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk

produk maupun jasa yang diberikanperusahaan/organisasi dalam upaya

pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptannya citra yang positif.

(Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen Modern Liberty, Yogyakarta,

1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2

bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan.

Dengan kata lain terdapat dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi,

yaitu pertama, unsur komunikasi manajemen (manajemen communication) atau

sering disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication)

dan unsur kedua adalah komunikasi antar manusia (human relations

communication). Sesuai Gurnig dan Hunt (1984) yang menyatakan public

relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan publiknya.

Manajemen public relations bisa mencakup :

a. Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh

organisasi

b. Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik atau berupa

satuan-satuan kegiatan kehumasan. Misalnya, pengelolaan peristiwa khusus

(special even), pengelolaan penerbitan internal, pengelolaan kunjungan

15

perusahaan oleh para wartawan, pengelolaan konferensi pers, dan lain-lain.

Dan menurut Robert kreitener (1978), (Pakar Manajmen dari Arizona State

University), bahwa, “Manajmen ialah proses kerjasama dengan dan melalui orang

lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami

perubahan. Proses manajemen tersebut terpusat pada pemanfaatan atau

penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien”.Dalam

menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen

perusahaan/organisasi bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, sehingga

seorang praktisi Humas (Public Relations Practioner) harus memiliki beberapa

keterampilan khusus, diantaranya: sebagai creator (memiliki kreativitas dalam

penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang),

conceptor (mempunyai skill sebagai konseptor dalampenyusunan program kerja

kehumasan, dan rencana program lainnya), mediator (kemampuan menguasai

teknik komunikasi baik melaluimedia secara lisan maupun tertulis dalam

penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga organisasi yang

diwakilinya kepada public), dan problem solver (mampu mengatasi setiap

permasalahan yangdihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis

dan solutif. Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu

lembaga atau organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan).

Dan two way communication adalah cirri khas dari fungsi dan peranan

Public Relation, hal tersebut dikarenakan salah satu tugas PR ialah bertindak

sebagai nara sumber (source of informations) dan merupakan saluran informasi

(chanel of informations).

16

Manajemen Public Relations berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan

dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi,

mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers

internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui

multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik,

dari pengumuman pelayanan public hingga menangani kasus manajmen krisis.

E.3. Community Relations

Community relations dapat dikatakan sebagai hubungan yang baik

antara corporate dengan lingkungan di sekitarnya dengan tujuan untuk

mendapatkan kepercayaan, saling pengertian maupun support.

Jerold mendefinisikan community relations sebagai “peningkatan

partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai

upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.”

Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka

langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam

community relations. Mengingat community relations berhadapan langsung

dengan persoalan-persoalan social yang dihadapi komunitas sekitar

organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama-

sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengindentifikasi,

mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan yang

dihadapi.

17

E.4. Media Relations

Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk

media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan

yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi

perusahaan, meningkatkan kepercayaan masyarakat, pelanggan dan akhirnya

tercipta hubungan yang harmonis dengan stakeholder perusahaan. Aktifitas

Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan

kepercayaan dari liputan media. Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran

(2004) mendefinisikan media relations “…the public relations professional

maintain good relations with professionals in the media, undestrand their

deadlines and other restraints, and earn their trust”. Philip Lesly (1991)

memberikan definisi Mmedia relations sebagai hubungan dengan media

komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media

terhadap kepentingan organisasi. Yosal Iriantara (2005), mengartikan media

relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina

dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana

komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan

organisasi.

Dari pengertian definisi di atas tampak bahwa fungsi dari media

relations adalah simpul atau ruang dimana perusahaan atau organisasi

membina sekaligus menjalin hubungan dengan publik. Hubungan ini

dilakukan guna mencapai target dan tujuan perusahaan itu sendiri yang

18

paling tidak selaras dengan kepentingan publik. Media disini digunakan

semaksimal mungkin untuk menjangkau sekaligus untuk melihat apa dan

bagaimana respon publik terhadap perusahaan. Juga untuk melihat

perkembangan informasi sebagai acuan apa dan bagaimana perusahaan

harus bertindak dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk

mempersuasif publik.

Mengutip pendapat John Vivian (2008), menyatakan bahwa media

relations di dalam bagian Public Relations memiliki paling tidak tiga

tanggung jawab fungsional. Pertama, relasi eksternal, bentuk relasi ini

mengoptimalkan komunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Pihak-

pihak inilah yang nanti menjadi acuan seberapa kuat citra perusahaan di luar.

Stakeholder, konsumen, pemerintah, dan sebagainya adalah pihak yang bisa

membentuk opini publik terhadap perusahaan. Kedua, relasi internal,

komunikasi ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang harmonis dan

dinamis dengan melibatkan pihak internal sendiri. Para karyawan, manajer,

pemegang saham, dan kelompok dalam yang berada dalam lingkup

perusahaan. Mereka semualah yang memegang roda berjalannya

perusahaan. Ketiga, relasi media, relasi ini dijalin perusahaan yang

melakukan komunikasi dengan pihak media massa. Hubungan ini harus

dibina agar tidak ada miss communication di kemudian hari. Perusahaan

perlu berelasi dengan media dalam mencari dan memberikan informasi guna

mencapai tujuan perusahaan. Mediapun harus dimanfaatkan agar tidak ada

informasi-informasi yang beredar yang bisa merusak citra perusahaan.

19

Dengan fungsi-fungsi tersbut keberadaan media relations sangat bisa

diharapkan mampu menanggulangi krisis komunikasi. Krisis komunikasi

terjadi bisa jadi terhambatnya saluran komunikasi yang ada di

perusahaan. media relations yang menjadi bagian PR harus dimanfaatkan

sedemikian rupa agar mampu mengoptimalkan semua saluran komunikasi

yang ada. Macetnya saluran komunikasi menimbulkan berbagai dampak

yang bisa kompleks. Karena saluran komunikasi sendiri merupakan jalan

dimana perputaran informasi berjalan. Jika saluran komunikasi ini macet,

dapat diprediksi bahwa akan banyak terjadi bencana miss

communication dalam perusahaan. Sehingga PR harus mampu

mengoptimalkan fungsi dari media relations

E.5. Pola Pengelolaan Isu

a. Pola Pengelolaan Isu

Pola (pattern) dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak,

kombinasi sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat

khas (Depdikbud, 1988), dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun

menurut sistem tertentu mengikuti kecenderungan bentuk tertentu.

Pada definisi lain pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu

set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan sesuatu

atau bagian dari sesuatu, khususnya jika yang di timbulkan cukup mencapai suatu

sejenis untuk pola dasar yang dapat di tunjukan atau terlihat. Pengertian pola

sendiri tergantung dari penempatan kata „pola‟ dalam sebuah kalimat atau bahasa

yang digunakan. Dalam hal ini peneliti mencoba menguraikan definisi pola yang

20

terdapat pada kamus Bahasa Indonesia. Pola berarti gambar yang dipakai,

potongan kertas sebagai model, bentuk yang tetap dan sistem atau cara kerja.

Pola yang berarti gambar atau potongan kertas, digunakan untuk

pembuatan sesuatu yang diawali dengan proses pembentukan pola atau gambar

sehingga mempermudah pembuatannya. Sedangkan pola yang berarti bentuk yang

tetap atau sistem adalah proses yang beraturan atau subsistem-subsistem yang

terbentuk sehingga sistem berjalan dengan baik.

Dalam penelitian ini, pengertian pola pada pola pengelolaan isu adalah

betuk yang tetap atau sistem dari proses pengelolaan isu yang terdapat pada PT.

KPC dalam penyelesaian isu yang telah terjadi, sehingga peneliti dapat

menggambarkan proses atau sistem dari pola pengelolaan isu, sesuai dengan

tujuan penelitian dilakukan.

Sedangkan pengelolaan merupakan terjemahan dari kata "management" asal

kata dari Bahasa Inggris yang diindonesiakan menjadi "manajemen" atau

menejemen. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia (1958:412), disebutkan

bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Dilihat dari asal kata "manajemen"

dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan

agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.

Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh

suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain (Oemar

Hamalik, 1986: 18).

Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng, sebuah isu muncul

sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan, atau diusulkan

21

untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan

negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal,

atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative atau

perundangan. Chase & Jones menggambarkan “issue” sebagai sebuah masalah

yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya (an unsettled matter

which is ready for decision). Pakar lain mengatakan bahwa dalam bentuk

dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan sebagai sebuah titik konflik antara

sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya („a point of conflict between

an organization and one or more of its audicences’). (Regester & Larkin,

2003:42).

Sementara Heath & Nelson (1986) mendefinisikan isu sebagai suatu

pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan (a

contestable question of fact, value or policy).

Definisi sederhana lainnya menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa

sebuah isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan

harapan-harapan para stakeholder (a gap between corporate practice and

stakeholder expectations). Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke

permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar

organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi

atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa

mendatang.

Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin

membuat issue: partner, asosiasi karyawan, masyarakat umum, pemerintah, media

22

massa dan kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan. Pengaruh mereka

pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk

koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas

sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi

dapat menjadi penting. Meng mengkategorikan isu kepada beberapa tipe:

demografis, ekonomis, lingkungan, pemerintah, internasional, sikap publik,

sumber daya, teknologis serta nilai dan gaya hidup.

Menurut Hainsworth, sebuah isu diciptakan sebagai sebuah ide yang

memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau publik yang

mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran dan reaksi

pada bagian dari organisasi atau publik lainnya. Dalam sebuah model yang

dikembangkan oleh Hainsworth & Meng (Regester & Larkin, 2003: 48), proses

ini dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari empat tahap berikut:

sumber, mediasi, organisasi dan resolusi.

Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian isu menjurus

pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan.

Cara menangani isu tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses

“manajemen issue”.

Terminologi “issues management” pertama kali dipublikasikan oleh W.

Howard Chase dalam newsletter-nya “Corporate Public Issues and Their

Management”. Newsletter tersebut, sekarang sering disebut CPI, menyebutkan

bahwa tujuan-tujuan manajemen isu adalah untuk memperkenalkan dan

memvalidasikan suatu penetrasi dalam desain dan praktek manajemen korporat

23

dengan tujuan untuk setidaknya mengelola isu publik korporat sebaik atau bahkan

lebih baik dibandingkan manajemen tradisional dari operasional yang hanya

memikirkan keuntungan saja. Ditambahkannya bahwa pada masa ini hanya ada

satu manajemen dengan satu tujuan: bertahan hidup dan kembali pada kapital

yang cukup untuk memelihara produktivitas, apapun iklim ekonomi dan politik

yang tengah berlangsung. (Caywood, 1997:173).

Bersama rekannya, Barry Jones, Chase mendefinisikan “Manajemen Issue”

sebagai sebuah alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai isu yang muncul ke

permukaan (dalam suatu masyarakat populis yang mengalami perubahan tanpa

henti) serta bereaksi terhadap berbagai issue tersebut sebelum isu-isu tersebut

diketahui oleh masyarakat luas.‟(Regester & Larkin, 2003:38).

“Manajemen isu adalah proses manajemen yang tujuannya membantu

melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta

mengelola image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya,

organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen,

karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

Para pakar PR Indonesia mengartikan manajemen isu sebagai “fungsi

manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal,

mengidentifikasi masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha

ke arah perbaikan”. Selain itu sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut serta

mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap masyarakat

yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”. (Wongsonagoro, 1995)

24

F. Definisi Konseptual

Definisi konseptual (Hamidi, 2004:45) adalah batasan tentang pengertian

yang diberikan peneliti tentang variable-variabel yang hendak diukur, diteliti dan

digali datanya. Definisi Konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan

penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam permasalahan yang

disajikan. Sehingga, dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah

dalam memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian. (Hamidi,

2004:65) Adapun dalam penelitian ini yang termasuk dalam definisi

konseptualnya adalah :

1. Pola Pengelolaan / Manajemen Isu

Pola adalah sistem atau bentuk (atau, lebih abstrak, suatu set

peraturan) yang brlangsung secara berulang-ulang sehingga membentuk

pola yang menjadi acuan dalam penyelesaian isu. Manajemen issue adalah

proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar,

mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola

image sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi

itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen,

karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

2. PT. KPC

KPC merupakan perusahaan tambang batu bara yang terletak di

Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 9 Maret

1982 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuai dengan

Surat Keputusan No Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982 dan telah

25

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Juli 1982

No 61 Tambahan Nomor 967.

G. Metodelogi Penelitian

1. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe dan dasar penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif,

karena penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Bermaksud

untuk memahami fenomena dengan cara mendiskripsikan dalam bentuk kata-

kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sebagai dasar penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan

naturalistik dimana data yang nantinya akan disajikan bersifat deskriptif. Dan

analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi. (Maleong,2008:6)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 – Januari

2012, sedangkan tempat penelitiannya adalah di PT. KPC (Kaltim Prima Coal)

pada devisi Ekternal Affaire & Sustainable Development yang beralamatkan di

Gedung M2-Mine Site Sangtta Kutai Timur, Kaltim. No telp 0549-521451.

3. Informan Penelitian

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informan penelitian adalah

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono 2006 : 96) dan menurut Ruslam, purposive sampling adalah

jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus, menggunakan

26

keputusan (judgement) ahli dalam memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus

dalam pikiran. Sumber yang dipilih adalah orang yang banyak mengetahui

tentang permaslahan dalam penelitian, yaitu pola manajemen isu PT. KPC

(Kaltim Prima Coal) Sangatta.

Syarat dari informan penelitian ini adalah : pegawai yang masih aktif

bekerja di instansi khususnya dibagian kehumasan atau public relations, dan

sangat mengerti tentang kehumasan khususnya pada pola manajemen isu PT.

KPC Sangatta. Maka informan penelitian ini :

Nama Jabatan

Yordhen Ampung Supt. Public Communication

Wawan Setiawan Supt. Community Support

Dicky Gumilang Karyawan Dept. Community Empowerment

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan

berupa wawancara dan documentasi. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. (Sugiyono:2005) Teknik pengumpulan

data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian

ini metode yang digunakan adalah :

a. Observasi

Kal Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana

27

yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan empiris.

Observasi disini dimaksudkan agar nantinya peneliti mampu untuk

memahami atau menggambarkan situasi atau lingkungan dari lokasi

penelitian, sesuai dengan tujuan dari observasi.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menyelenggarakan tanya jawab/interview antara peneliti dengan Public

Relations PT.KPC Sangatta. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diwawancara

diminta pendapat dan ide-idenya. (Jalaluddin Rakhmat :2009.84) Dimana

hasil dari wawancara tersebut dapat diharapkan akan memperoleh data yang

menyeluruh dan mendalam tentang pola manajemen isu PT.KPC.

c. Documentasi

Teknik pengumpulan data jenis ini digunakan untuk memperoleh

data-data yang lain yang dapat ,mendukung data-data yang sudah diperoleh

dari hasil wawancara, dengan teknik documenter maka peneliti dapat

menggali lebih dalam lagi atau melengkapi data-data yang diperoleh

sebelumnya.

5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah karena dengan analisis data dapat diberi arti, makna yang

berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Sugiyono:2005). Untuk

analisa data kualitatif peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif

28

menurut Miles dan Huberman adapun analisa data kualitatif terdiri dari :

Gambar 1.2 komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada

dilapangan sesuai dengan judul penelitian, untuk kemudian dijadikan

sebagai tambahan dalam penulisan.

b. Reduksi Data

Merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam

bentuk-bentuk simbol yang bisa menggambarkan keseluruhan data-data

utama hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data yang

kompleks ke dalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data

berdasarkan rumusan masalah sehingga dengan mudah bisa difahami

maknanya.

c. Display Data

Merupakan tahap seleksi data atas data atau catatan-catatan lapangan

Data

Collection

Data

Reduction

Clonclusions :

Drawingverifying

Data Display

29

(fieldnotes), sehingga data yang di dapat sesuai dengan pokok yang dituju

dalam penelitian.

d. Conclusion Drawing/ verivivation

Setelah data diolah atau disajikan, maka diambil beberapa alternatif yang

terbaik atau dijadikan bahan penyampaian informasi dan pengambilan

keputusan untuk kemudian diambil sebuah kesimpulan.

6. Teknik Keredibilitas Data

Teknik pemeriksaan data adalah suatu cara yang ditempuh oleh peneliti

untuk meningkatkan derajat kepercayaan mengenai data yang telah

dikumpulkan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, teknik

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member

check.

Karena teknik triangulasi mempunyai lima teknik yaitu : triangulasi

metode, triangulasi peneliti, triangulasi sumber, triangulasi situasi, dan

triangulasi teori. Peneliti menggunakan cara triangulasi sumber, yaitu dengan

membandingkan dan mengecek balik derajar kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal

ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan. ( Paton dalam Moleong, 2007 : 330)