pengembangan lks berbasis problem solving …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. skripsi full tanpa bab...

58
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS Skripsi Oleh Fitri Ardiani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: hoanghanh

Post on 26-May-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

SISWA PADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS

Skripsi

Oleh

Fitri Ardiani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

SISWA PADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS

Oleh

FITRI ARDIANI

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kevalidan LKS yang

dikembangkan, (2) kepraktisan LKS yang dikembangkan . Metode penelitian ini

adalah desain penelitian dan pengembangan. Tahap pelaksanaan penelitian

dimulai dari tahap analisis kebutuhan yang dilakukan di 3 Sekolah Menengah

Atas di Bandarlampung, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk awal,

tahap validasi ahli, tahap uji coba lapangan awal, tahap revisi hasil uji coba, dan

tahap uji keterlaksanaan LKS asam basa Arrhenius berbasis problem solving.

Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara dan angket. Analisis data

menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LKS

berbasis problem solving dinyatakan valid. Hal ini dilihat dari hasil validasi ahli

pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruk terhadap LKS hasil

pengembangan memiliki kriteria tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa LKS berbasis problem solving dinyatakan praktis. Hal ini dilihat dari uji

coba terbatas, dimana repon guru pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan

konstruk dengan kategori sangat tinggi. Respon siswa terhadap aspek keterbacaan

Page 3: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

dan kemenarikan dengan kategori sangat tinggi. Hasil penilaian observer terhadap

keterlaksanaan pembelajaran memiliki kategori tinggi. Respon positif siswa

terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan LKS hasil pengembangan, oleh

karena itu LKS berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius

dikatakan valid dan praktis sehingga layak untuk digunakan dalam pembelajaran

di sekolah.

Kata Kunci : asam basa, LKS, problem solving

Page 4: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

SISWA PADA MATERI ASAM BASA ARRHENIUS

Oleh

FITRI ARDIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media
Page 6: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media
Page 7: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media
Page 8: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosari pada tanggal 06 Maret 1995 sebagai putri sulung

dari dua bersaudara buah hati Bapak Sudar dan Ibu Muryaningsih.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 3 Yogyakarta pada tahun

2001 diselesaikan pada tahun 2007, SMP Negeri 1 Pringsewu tahun 2010, SMA

Negeri 1 Pringsewu tahun 2013.

Tahun 2013 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung. Selama menjadi

mahasiswa pernah aktif dalam organisasi internal kampus yaitu Unit Kegiatan

Penerbitan Mahasiswa Teknokra Unila. Tahun 2016 mengikuti Program

Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata

Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMA Negeri 1 Trimurjo, Kecamatan

Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim..

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

PenyayangKupersembahkan hasil perjuangan ini untuk

Ibu

Yang selalu melantunkan doa terindah untuk ku,

Kau samarkan air mata demi keberhasilanku,

senyummu memberikan energi dalam diriku

Ayah

Yang rela hidup jauh demi menghidupi kami

Yang selalu memberi kekuatan lewat kata-katamu

Tawamu adalah tujuan dari keberhasilanku

Adikku

Melihat senyum di wajahmu adalah kebahagiaan

untukku

Kakek, Nenek, dan Tanteku

yang selalu memberikan keceriaan dihidupku

Rekanku, sahabatku,

dan almamaterku

Page 10: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

MOTTO

Kehidupan yang sesungguhnya adalah ketika kamu memberikan apayang bisa kamu berikan kepada oranglain.

Tolong-menolonglah kamu dalam kehidupan, maka ketika kesulitanmenghampirimu, Tuhan yang akan menolongmu dengan keajaibanNya.

(Fitri Ardiani)

Page 11: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

SANWACANA

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan

LKS Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kreatif Siswa pada Materi Asam Basa Arrhenius” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan S1 dan mencapai gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW atas suri

tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.

Sepenuhnya disadari atas keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang di-

miliki, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia sekaligus pembimbing Akademik dan Pembimbing I atas kesediaan,

keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik

dalam proses perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembimbing II atas kesediaannya

memberi bimbingan, masukan, kritik dan saran, serta motivasi.

Page 12: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

5. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku pembahas atas masukan, kritik, saran,

bimbingan, serta motivasi untuk perbaikan produk yang dihasilkan.

6. Ibu Lisa Tania, S.pd., M.Sc., Bapak Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd., dan Ibu

Ratu, S.Pd., M.Pd., selaku validator atas masukan, kritik, dan saran, serta

motivasi untuk perbaikan produk yang dihasilkan.

7. Sahabat terbaikku Roza, Nadia, Antika, Ari, Tri Widiarti, Lita, Fiqoh, dan

Della serta Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2013 atas dukungan dan doa

yang telah diberikan.

8. Pria sabar Ikhsan Suprayogi yang pernah aku temui atas dukungan ,

semangat, dan doa yang telah diberikan.

Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Bandar Lampung, 26 Mei 2017Penulis,

Fitri Ardiani

Page 13: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media pembelajaran ............................................................................. 9

B. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 10

C. Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................. 12

.

D. Pembelajaran Problem Solving……………………….……………....16

E. Berpikir Kreatif……………………….………………………………18

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................................. 21

B. Alur Penelitian ....................................................................................... 22

Page 14: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

C. Langkah-Langkah Penelitian ................................................................. 23

D. Subyek dan lokasi penelitian ................................................................. 28

E. Sumber Data ........................................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian.......................................................................... ...29

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32

H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38

B. Pembahasan ........................................................................................... 57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 63

B. Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

LAMPIRAN

Page 15: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Ciri-ciri perilaku Kognitif-intelektual ......................................................... 19

2. Ciri-ciri perilaku Afektif-Perasaan.............................................................. 20

9. Hasil penilaian keterlaksanaan LKS yang dikembangkan .......................... 58

3. Penskoran angket untuk pertanyaan positif ................................................ 34

4. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert........................................ 35

5. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ............................... 42

6. Hasil respon guru terhadap LKS yang dikembangkan................................ 48

7. Hasil respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan .............................. 52

8. Persentase rata-rata tanggapan siswa pada4 aspek yang dinilai setelah menggunakan LKS ....................................... 55

Page 16: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Langkah-langkah penggunaan Metode R&D. ............................................ 21

2. Alur pengembangan LKS berbasis problem solvingpada materi asam basa Arrhenius................................................................ 22

Page 17: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok yang dilakukan di sekolah. Setiap

kegiatan belajar yang dilakukan memiliki tujuan yang harus dicapai. Belajar

bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi,

belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik,

2001). Pembelajaran bukan hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi

mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, hal ini

sesuai dengan kurikulum 2013. Strategi pembelajaran harus dapat mendorong

aktivitas siswa, baik aktivitas fisik maupun aktivitas mental (Suryani , 2012).

Tujuan akhir dari pembelajaran adalah menghasilkan peserta didik yang memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi

kelak di masyarakat. Wena (2012) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan

masalah (problem solving) sangat penting artinya bagi peserta didik dan masa

depannya. Bruner (dalam Trianto, 2011) menyatakan bahwa berusaha sendiri

untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertai

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Fasilitas yang digunakan

guru agar dapat memudahkan siswa dalam memecahkan masalah di antaranya

yaitu media pembelajaran berupa media audio, cetak, dan visual. Salah satu

Page 18: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

2

diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media cetak. Pengemba-

ngan bahan ajar sangat penting untuk melatih siswa dalam menemukan konsep.

Bahan ajar yang digunakan salah satunya adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Pedoman umum pengembangan bahan ajar yang disusun oleh Depdiknas (2008)

menyatakan LKS adalah kepanjangan dari lembar kegiatan siswa (student

worksheet) yang merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau

langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Langkah-langkah yang

digunakan harus dapat melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah.

Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan siswa berperan aktif dalam

mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi untuk diolah menjadi

konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Proses tersebut disusun secara bertahap di

dalam suatu lembar kerja yang memiliki basis sesuai dengan tahapan-tahapan dari

pemecahan masalah (problem solving), maka perlu dikembangkan LKS berbasis

problem solving. Pada LKS berbasis problem solving (pemecahan masalah)

memiliki lima tahap yang dipaparkan yaitu : adanya masalah yang jelas untuk

dipecahkan, mencari data atau keterangan, menetapkan jawaban sementara,

menguji kebenaran jawaban sementara tersebut, dan menarik kesimpulan. Dari

wawancara yang dilakukan pada studi pendahuluan dinyatakan bahwa beberapa

guru mengaku sulit untuk melatih siswa dalam hal memecahkan masalah. Oleh

karena itu pengembangan LKS berbasis problem solving diharapkan dapat

membantu guru untuk membekali kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Page 19: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

3

Salah satu kelebihan model pembelajaran problem solving yaitu dapat merangsang

perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Munandar (2014) mengatakan

bahwa terdapat lima indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu : kemampuan

berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan

berpikir orisinil (originality), dan kemampuan berpikir elaboratif (elaboration).

Kemampuan berpikir kreatif juga menjadi salah satu Standar Kompetensi Lulusan

kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yaitu siswa diharapkan memiliki ke-

mampuan berpikir dan tindakan yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan

konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri

(Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut maka perlu digunakan LKS yang dapat

menuntun siswa agar dapat memecahkan permasalahan secara kreatif.

Keterbatasan LKS akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran dan pencapaian

hasil belajar, khususnya kimia. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang

dipelajari di SMA. Ilmu kimia sebagai cabang dari IPA memiliki karakteristik

tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran rumpun IPA lainnya. Karakteristik

kimia yaitu proses, produk dan sikap. Kimia sebagai proses meliputi cara

berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan ilmiah untuk memperoleh produk

kimia (Tim Penyusun, 2014). Oleh karena itu pada materi kimia sangat

diperlukan LKS berbasis problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif agar dapat memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.

LKS yang digunakan juga perlu memiliki kualitas yang baik agar tujuan dari

pembelajaran dapat dicapai. Selain itu cara penyajian materi pelajaran dalam

LKS harus meliputi penyampaian materi secara ringkas yang melibatkan siswa

Page 20: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

4

secara aktif misalnya latihan soal, diskusi, dan percobaan sederhana. Faktanya,

dari hasil wawancara terhadap 3 guru dari 3 SMA yang ada di Bandarlampung

LKS yang digunakan belum memenuhi kriteria tersebut. Hal ini mengakibatkan

tujuan dari pembelajaran belum dicapai oleh siswa. Kebanyakan LKS yang guru

berikan kepada siswa merupakan LKS-LKS yang ada pada buku cetak yang

belum memenuhi kriteria LKS yang baik, dan mengakibatkan siswa mengalami

banyak kendala dalam mengerjakan LKS yang ada karena keterbatasan LKS yang

digunakan.

Pernyataan itu juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh beberapa

siswa dan guru pada 3 sekolah di Bandarlampung. Sebagian guru mengakui

bahwa LKS yang dibuatnya belum mencakup indikator, dan guru hanya

memberikan soal-soal yang terdapat di dalam buku cetak tanpa dituntun dengan

tahapan-tahapan problem solving sehingga mengakibatkan siswa sulit dalam

memecahkan masalah yang ada. Sebagian guru juga mengaku tidak

menggunakan tahapan-tahapan yang mengacu pada model problem solving dalam

membuat LKS yang seharusnya dapat mempermudah siswa dalam memahami

materi. Respon 60 siswa yang diperoleh dari penyebaran angket ke 3 sekolah

yang ada di Bandarlampung antara lain: (1) presentase siswa yang menyatakan

bahwa LKS yang diperoleh tidak menarik karena belum terdapat gambar yang

dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu sebanyak 75%, (2)

presentase siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan sulit untuk

dimengerti yaitu sebanyak 50%, (3) presentase siswa yang menyatakan bahwa

pada LKS belum terdapat fenomena dalam kehidupan sehari-hari tentang materi

yang akan diajarkan yaitu sebanyak sebanyak 28%, (4) presentase siswa yang

Page 21: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

5

menyatakan bahwa LKS yang diperoleh tidak dapat mepermudah siswa dalam

memahami materi yaitu sebanyak 46%. Pengembangan LKS dengan

menggunakan basis problem solving diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

pada siswa di dalam memecahkan suatu masalah, dan hasil pengembangan

memenuhi kelayakan dari aspek keterbacaan, konstruksi dan kesesuaian isi. Hal

ini didukung oleh hasil penelitian yang terlebih dahulu dilakukan, yaitu penelitian

dari Diniarti (2013), Khotim (2015), Fathi dkk (2014), Kartika dkk (2012), Sholeh

dkk (2012) dan Agustina dkk (2012).

Berdasarkan permasalahan dan penguraian tersebut, maka perlu dilakukan suatu

pengembangan Lembar Kegiata Siswa (LKS) dengan model problem solving

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Oleh karena itu,

dilakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif

Siswa pada Materi Asam Basa Arrhenius”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aspek validitas LKS berbasis problem solvinguntuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pokok asam basa Arrhenius

dari hasil pengembangan yang dilakukan?

2. Bagaimanakah kepraktisan LKS berbasis problem solving untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pokok asam basa Arrhenius

dari hasil pengembangan yang dilakukan ?

Page 22: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan aspek validitas LKS berbasis problem solvinguntuk

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pokok asam

basa Arrhenius dari hasil pengembangan yang dilakukan.

2. Mendeskripsikan kepraktisan LKS berbasis problem solving untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pokok asam

basa Arrhenius dari hasil pengembangan yang dilakukan ?

D. Manfaat Penelitian

Dari pengembangan LKS berbasis problem solving yang dihasilkan diharapkan

dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

Penggunaan LKS berbasis problem solving dalam pembelajaran diharapkan

mampu mempermudah menemukan sendiri konsep-konsep yang bersifat

abstrak. LKS tersebut diharapkan dapat menambah minat belajar siswa.

Selain itu, dengan adanya LKS tersebut diharapkan dapat meningkatkan

ketrampilan berpikir kreatif siswa.

2. Guru

Menambah media pembelajaran baru, yang diharapkan dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar sehingga menjadi lebih efektif dan konstruktif.

Page 23: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

7

Selain itu juga, menjadi salah satu referensi dalam membelajarkan materi asam

basa yang efektif dan efisien.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu

atau kualitas pendidikan terutama pada mata pelajaran kimia pada

pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pengembangan adalah suatu proses (perbuatan) yang bertujuan untuk me-

ngembangkan sesuatu yang didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah

teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali, dimana dalam

hal ini yang di kembangkan adalah salah satu media pembelajaran berupa LKS

(Depdikbud, 1991).

2. LKS yang dikembangkan adalah LKS yang berbasis problem solving.

3. Cakupan materi yang dibahas dalam penelitian pengembangan LKS berbasis

problem solving ini meliputi asam basa Arrhenius.

4. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan pendekatan yang

menekankan agar pembelajaran memberikan kemampuan bagaimana cara

memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi (Arifin,

2005).

5. LKS adalah kepanjangan dari lembar kegiatan siswa (student worksheet) yang

Page 24: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

8

merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik.

Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas (Depdiknas 2008).

6. LKS layak digunakan di dalam pembelajaran di sekolah apabila hasil dari

penelitian ini LKS dinyatakan valid dan praktis.

Page 25: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam perencanaan, pelaksa-

naan, dan evaluasi pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang dapat digu-

nakan untuk kegiatan pembelajaran. Tidak semua media tersebut cocok untuk

mengajarkan semua materi pelajaran dan untuk semua siswa. Media tersebut

harus dipilih dengan cermat agar dapat digunakan secara optimal dalam kegiatan

pembelajaran (Gafur, 2012). Gagne (dalam Suryani, 2012) mengartikan media

sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merang-

sang siswa untuk belajar. Latuheru (dalam Suryani, 2012), menyatakan bahwa

media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam

kegiatan belajar-mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi

pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan

berdaya guna.

Menurut Syarifuddin (2016) meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, media

pembelajaran menempati posisi yang sangat penting bagi keberhasilan proses

belajar dan pembelajaran di samping komponen-komponen yang lain seperti

metode, materi, sarana dan prasarana, karakteristik dan lingkungan peserta didik,

kemampuan guru, dan lain sebagainya.

Page 26: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

10

Sadiman (2005) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum,

adalah sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat visual; (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, missal

objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar,

slide, dan sebagainya, peristiwa yang terjadi di masa lalu bias ditampilkan lagi

lewat film, video, foto atau film bingkai; (3) Meningkatkan kegairahan belajar,

memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan

mengatasi sikap positif siswa; (4) Memberikan rangsangan yang sama, dapat

menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain:1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis.2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori dan kinestetiknya.5. Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.6. Proses pembelajaran mengandung lim komponenkomunikasi, guru

(komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, dan tujuanpembelajaran (Daryanto, 2010).

Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapatdigunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Daryanto, 2010).

B. Lembar Kerja Siswa

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) merupakan lembaran yang berisi

pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogram (Depdikbud, 1995).

Page 27: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

11

Lembar kegiatan siswa merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara aktif. Kegiatan tersebut dapat

berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. Oleh karena itu,

lembar kegiatan siswa berkaitan dengan pilihan strategi pembelajaran yang

menyatu di dalam keseluruhan proses pembelajaran (Trianto, 2010).

Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan siswa dapat

berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan

untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan

eksperimen atau demonstrasi. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) memuat

sekumpulan kegi-atan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

indikator pecapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal dari

pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media

belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih

bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa (Trianto,

2015).

Komponen-komponen LKS meliputi: judul eksperimen, teori singkat tentang

materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan

dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2009). Menurut Ibrahim (dalam

Trianto, 2010) sebagai bahan pertimbangan penulisan lembar kegiatan siswa,

setiap lembar kegiatan siswa yang disediakan memenuhi kriteris penulisan sebagai

berikut: (1) mengacu pada kurikulum, (2) mendorong siswa untuk belajar dan

Page 28: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

12

bekerja, (3) bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan (4) tidak dikembangkan

untuk menguji konsep-konsep yang sudah diiujikan guru dengan cara duplikasi.

Syarat-syarat dalam penyusunan LKS menurut Siddiq, dkk (2009) harus meme-

nuhi beberapa aspek yaitu : (1) syarat diktatik, LKS harus mengikuti asas pem-

belajaran yang efektif, yaitu menekankan pada tahapan proses siswa untuk

menemukan konsep-konsep, sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk

bagi siswa untuk mencari tahu dan mengembangkan kemampuannya; (2)Syarat

konstruksi, yaitu berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa

kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna

dalam arti dapat dimengerti oleh siswa, sehingga akan mempermudah siswa

dalam menangkap apa yang diisyaratkan dalam LKS; (3) Syarat teknis, dalam

syarat teknis yang harus termuat dalam LKS yaitu tulisan, gambar dan penam-

pilan dalam LKS agar tidak menimbulkan kesan jenuh pada siswa saat

mengikuti proses pembelajarannya.

C. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena

adanya karsa peserta didik. Penataan kondisi bukan penyebab terjadinya belajar,

melainkan sekedar memudahkan belajar.Keaktifan peserta didik menjadi unsur

yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri

merupakan jaminan untuk mencapai hasil belajar yang sejat (Warsita, 2008).

Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.

Jadi, belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik,

Page 29: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

13

2001). Menurut Sadiman (2005) proses belajar mengajar hakikatnya adalah

proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui

saluran/media tertentu ke penerima pesan.

Paradigma konstruktivistik mengakui adanya interaksi antara stimuli eksternal

(yang dipresentasikan melalui media) dan stimuli internal, yaitu proses kognitif

yang mendukung terjadinya belajar. Dalam paradigma ini, proses kognitif dikaji

sebagai suatu variabel terikat atau variabel hasil dan karakteristik peserta didik

dikaji sebagai variabel bebas. Asumsinya adalah bahwa peserta didik sering

memengaruhi cara mereka dalam menerima stimulus pembelajaran melalui

keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, harapan-harapan, kemampuan umum, dan

pengetahuan awal tentang bidang studi yang mereka peroleh sebelumnya.

Paradigma konstruktivistik menganggap peserta didik jauh lebih aktif dan peranan

kontrol yang bersifat eksternal dalam lebih kecil (Mudlofir, 2016).

Teori belajar konstruktivis sebenarnya bukanlah gagasan yang baru, apa yang

dilalui dalam kehidupan kita selama ini sebenarnya merupakan himpunan dan

pembinaan dari pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui. Pengalaman inilah

yang menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih

dinamis. Menurut paham ini, pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga

gambaran dari dunia kenyataan yang ada (Piaget dalam Sunyono, 2015).

Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang

dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk

membentuk pengetahuan tersebut.

Page 30: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

14

Teori belajar konstruktivisme ini lebih menekankan perkembangan konsep dan

pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat

peserta didik. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun

usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan

dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan

persoalan atau fenomena yang sesuai.

Diantara teori-teori atau pandangan-pandangan yang sangat berkaitan dengan teori

belajar konstruktivisme, yang paling terkenal adalah teori perkembangan mental

Piaget. Teori Piaget biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori

perkembangan kognitif (Piaget dalam Sunyono, 2015). Teori piaget tersebut

berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap

perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Lebih jauh Piaget

mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang,

melainkan melalui tindakan (Piaget dalam Sunyono, 2015).

Proses pembelajaran yang terjadi menurut pandangan konstruktivisme

menekankan pada kualitas keaktifan peserta didik dalam menginterpretasikan dan

membangun pengetahuannya. Suatu proses aktif terjadi dimana organisme atau

individu berinteraksi dengan lingkungannya dan mentransformasinya ke dalam

pikiran dengan bantuan struktur kognitif yang telah ada dalam pikirannya tersebut

(Cobb dalam Sunyono, 2015).

Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi

individual dan secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat

disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi

Page 31: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

15

intelektual dalam konteks sosial budaya. Proses penyesuaian itu setara dengan

pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses

regulasi diri secara internal. Dalam hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian

lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual

(Shaffer dalam Sunyono, 2015).

Implikasi dari teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran adalah pebelajar

proses aktif dalam mengkonstruksi gagasan-gagasannya menuju konsep yang

bersifat ilmiah. Pebelajar menyeleksi dan mentransformasi informasi,

mengkonstruksi dugaan-dugaan (hipotesis) dan membuat suatu keputusan dalam

struktur kognitifnya. Struktur kognitif (skema, model mental) yang dimiliki

digunakan sebagai wahana untuk memahami berbagai macam pengertian dan

pengalamannya. Ada beberapa aspek utama dalam upaya menerapkan teori

konstruktivisme dalam pembelajaran, yaitu: (a) siswa sebagai pusat dalam

pembelajaran, (b) pengetahuan yang akan disajikan disusun secara sistematis dan

terstruktur sehingga mudah dipahami oleh siswa, c) memanfaatkan media yang

baik (Sunyono, 2015).

Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang

lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran.

Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang peserta

didik untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara

optimal, Brooks and brooks menyatakan bahwa konstruktivisme adalah suatu

pendekatan dalam belajar mengajar yang pada penemuan suatu yang lahir dari

pandangan, dan gambaran serta inisiatif peserta didik (Suhana, 2014). Teori

Page 32: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

16

perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan

kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna

dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi

mereka. Menurut teori piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi

yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat

perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:

1. Sensori motor (usia 0-2 tahun)2. Pra operasional (usia 2-7 tahun)3. Operasional konkrit (usia 7-11 tahun)4. Operasi formal(usia 11 tahun hingga dewasa) (Piaget, 2010).

D. Pembelajaran Problem Solving

Salah satu pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang menggunakan

model problem solving. Problem solving adalah mencari atau menemukan cara

penyelesain (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah sajikan

permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual

mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifikasi,

mengeksplorasi, mengintevigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi

(Ngalimun, 2016).

Tipe belajar memecahkan masalah (problem solving) dilakukan oleh seseorang

apabila dalam dirinya sudah mampu mengaplikasikan berbagai aturan yang

relevan dengan masalah yang dihadapinya. Dalam memecahkan masalah

diperlukan waktu yang cukup, bahkan ada yang memakan waktu terlalu lama.Juga

seringkali harus melalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam

masalah itu. Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar selanjutnya.

Page 33: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

17

Sebaliknya tiap tipe belajar memerlukan penguasaan pada tipe belajar di tingkat

bawahnya. Belajar memecahkan masalah misalnya harus menguasai sejumlah

aturan yang relevan, seterusnya belajar aturan perlu penguasaan beberapa konsep

yang digunakan pada aturan. Dalam kaitan dengan perencanaan pengajaran, tipe

belajar ini perlu mendapat perhatian, sebab hal ini menjadi salah satu faktor yang

turut Loh Hacilan (Suryani, 2012).

Model problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam

menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi

yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses

pembelajaran problem solving memberikan kesempatan peserta didik berperan

aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi untuk diolah

menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Dengan kata lain, pemecahan

masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan

tertentu (Hidayati, 2006).

Problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami

sejumlah pengetahuan dan keterampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai

individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar

problem solving yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu. Model pembelajaran

problem solving sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas karena

dapat merangsang kemampuan berpikir siswa secara kreatif (Djamarah dan Zain,

2002).

Langkah-langkah model pembelajaran problem solving menurut (Djamarah dan

Zain, 2002) yaitu: (1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan; (2) Mencari data

Page 34: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

18

atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut; (3)

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut; (4) Menguji kebenaran

jawaban sementara tersebut; (5) Menarik kesimpulan. Kemampuan pemecahan

masalah (problem solving) sangat penting artinya bagi peserta didik dan masa

depannya (Wena, 2011). Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan pada suatu

masalah serta pengetahuan yang menyertai menghasilkan pengetahuan yang

benar-benar bermakna Bruner (dalam Trianto, 2011)

E. Berpikir Kreatif

Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya.

Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada,

dengan demikian baik perubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan

dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah

bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan (Munandar,

2014).

Menurut Torrance (dalam Munandar, 2014) kreativitas adalah proses merasakan

dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan(masalah)

ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan

mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Berpikir kreatif,

menurut Jalaluddin (dalam Nggermanto, 2015) adalah “thingking which

producting new methods, new cocncepts, new understandings, new inovation, new

work of art.” Berpikir kreatif diperlukan dari komunikator yang harus mendesain

pesannya, insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata

pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemmpin masyarakat yang harus

Page 35: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

19

memberikan perspektif baru dalam mengatasi masalah sosial. Menurut

Nggermanto (2015) berpikir kreatif tumbuh subur bila didukung oleh faktor

personal dan situasional. Diantaranya adalah: kemampuan kognitif, sikap yang

terbuka, sifat yang bebas, otonom dan percaya pada diri.

Santrock (dalam Abidin, 2016) menyatakan bahwa tahapan proses kreatifmeliputi tahapan sebagai berikut:1. Persiapan, pada tahap ini seseorang mulai tertarik terhadap sebuah masalah.2. Inkubasi, pada tahap ini seseorang memikirkan sejumlah ide yang tidak biasa

memecahkan masalah3. Pengetahuan, pada tahap ini seseorang menghasilkan sebuah solusi unik dalam

memecahkan masalah.3. Evaluasi, tahap ini menguji apakah solusi yang dihasilkan dapat digunakan

untuk memecahkan masalah atau tidak.4. Elaborasi, pada tahap ini solusi yang dihasilkan diperinci dan diperluas

sehingga menjadi lebih baik.

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2014) dituangkan dalam

table berikut :

Tabel 1. Ciri-Ciri Perilaku Kognitif-Intelektual Siswa Yang MemilikiKemampuan Berpikir Kreatif.Perilaku ArtiKognitif-intelektual1) Berpikir lancar - menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan- arus pemikiran lancar

2) Berpikir luwes(flexible)

- mmenghasilkan gagasan-gagasanyang seragam

- mampu mengubah cara ataupendekatan

- arah pemikiran yang berbeda-beda3) Berpikir orisinal - memberikan jawaban yang tidak

lazim, yang lain dari yang lain, yangjarang diberikan kebanyakan orang

4) Berpikir terperinci(elaborasi)

- Menegmbangkan, menambah,memperkaya suatu gagasan

- Memeperinci detail-detail- Memperluas suatu gagasan

Page 36: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

20

Tabel 2. Ciri-Ciri PerilakuAfektif- perasaan Siswa Yang Memiliki KemampuanBerpikir Kreatif.

Perilaku ArtiAfektif- perasaan1) Mengambil resiko - Tidak takut gagal atau kritik

- Berani membuat dugaan- Mempertahankan pendapat

2) Merasakantantangan

- Mencari banyak kemungkinan- Melihat kekurangan-kekurangan dan

bagaimana seharusnya- Melibatkan diri dalam masalah-

masalah atau gagasan-gagasan yagsulit

3) Rasa ingin tahu - Mempertanyakan sesuatu- Bermain dengan suatu gagasan- Tertarik pada kegaiban (misteri)- Terbuka terhadap situasi yang

merupakan teka-teki- Senang menjajaki hal-hal baru

4) Imajinasi/firasat - Mampu membayangkan, membuatgambaran mental

- Merasakan firasat- Memimpikan hal-hal yang belum

pernah terjadi- Menjajaki hal-hal di luar kenyataan

indrawi

Page 37: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan

pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tertentu. Langkah-langkah penelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development(R&D) Sugiyono (2008).

Dalam penelitian dan pengembangan ini, langkah-langkah yang dilakukan hanya

sampai pada tahap revisi hasil dari uji coba produk. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan keahlian peneliti yang masih kurang untuk melakukan

tahap selanjutnya.

Desain ProdukPotensi danMasalah

Pengumpulan data

Uji Coba Produk Revisi Desain Validasi Desain

Revisi Produk Uji CobaPemakaian

Revisi Produk

Produksi Masal

Page 38: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

22

B. Alur Penelitian

Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis problem solving pada materi

asam basa Arrhenius adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Alur Pengembangan LKS berbasis problem solving pada materi asambasa Arrhenius.

Pengumpulan Data

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

StudiPendahuluan

- Pengisian angket oleh gurudan siswa kelas XII di 3Sekolah Negri diBandarlampung

- Analisis LKS yangdigunakan oleh guru dansiswa

- Analisis KI dan KD- Pembuatan analisis

konsep- Literatur LKS berbasis

problem solving- Kriteria LKS yang baik

Per

anca

ngan

dan

Pen

gem

bang

an d

raft

prod

uk

Desain Produk LKS

Validasi Produk LKS

Revisi Produk LKS

LKS Hasil Revisi

Uji Coba TerbatasRepresentasi Sub-mikroskopis HasilRevisi Berdasarkan

Masukan Ahli.Respon Guru

Potensi dan Masalah

Respon Siswa

Page 39: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

23

C. Langkah-langkah Penelitian

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang

dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Tahap pertama dari penelitian ini adalah potensi dan masalah. Penelitian dapat

berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang

apabila digunakan akan mempunyai nilai tambah, sedangkan masalah adalah

penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Data tentang potensi

dan masalah dicari agar produk yang dihasilkan nantinya dapat bermanfaat.

2. Pengumpulan data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, selanjutnya perlu

dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pada

tahap mengumpulkan informasi, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai

berikut :

a) Studi kepustakaan

Studi ini terdiri dari studi literatur dan studi kurikulum. Studi literatur ditujukan

untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memper-

kuat LKS berbasis problem solving yang akan dikembangkan. Dalam penelitian

dan pengembangan LKS berbasis problem solving ini diperkuat dengan teori-teori

tentang media pembelajaran, keterampilan berpikir kreatif untuk memecahkan

Page 40: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

24

suatu masalah serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

pengembangan LKS berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius

Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi : menganalisis standar

isi SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang

akan diajarkan. Lalu melakukan studi kurikulum mengenai model problem

solving dan menentukan materi yang akan diteliti. Serta mengkaji kompetensi inti

(KI), kompetensi dasar (KD), literatur LKS, literatur problem solving, dan

menyusunnya menjadi LKS asam basa Arrhenius.

b) Studi lapangan

Studi lapangan terdiri dari penyebaran angket untuk analisis kebutuhan dan

analisis LKS pada materi asam basa Arrhenius yang sudah ada. Studi lapangan

dilakukan untuk mengetahui tentang media yang digunakan untuk mendukung

proses pembelajaran pada materi, dan untuk mendapatkan masukan dalam

pengembangan LKS berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius.

Studi lapangan ini pula dilakukan untuk mengetahui penghambat dan pendukung

di sekolah ketika produk ini dipergunakan, seperti kegiatan yang akan tertera pada

LKS nantinya.

Studi lapangan dilakukan dengan pengisian angket oleh satu orang perwakilan

guru mata pelajaran kimia dan dua puluh perwakilan siswa-siswi pada masing-

masing sekolah tersebut. Sebelum dilakukan penyebaran angket , langkah yang

dilakukan adalah penyusunan analisis kebutuhan pengembangan LKS berbasis

problem solving pada materi asam basa Arrhenius untuk guru dan siswa. Analisis

terhadap LKS dilakukan untuk mengetahui kesesuaian isi LKS pada materi asam

Page 41: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

25

basa Arrhenius yang telah dibuat sendiri oleh guru ataupun yang beredar di

pasaran.

3. Desain produk

Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusunan LKS. Pada

tahapan ini yang akan dilakukan adalah, pembuatan tabel, pemilihan jenis dan

ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian dari LKS.

Hal-hal yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah:

1) Mengembangkan silabus, membuat analisis konsep, dan membuat RPP untuk

materi asam basa Arrhenius

2) Merancang prosedur praktikum sederhana. Sebelum merancang prosedur

praktikum sederhana, peneliti menentukan materi-materi yang dapat dilakukan

dan yang tidak dapat dilakukan praktikum berdasarkan studi lapangan.

Prosedur praktikum yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan hasil

kajian dari beberapa literatur dan disesuaikan pula dengan kondisi SMA.

3) Melakukan optimasi kondisi percobaan pada laboraorium di SMA N 12

Bandarlampung . Setelah dilakukan penyusunan prosedur praktikum

sederhana, maka dilakukan optimasi kondisi percobaan

guna mendapatkan kondisi percobaan yang tepat, meliputi penggunaan serta

jumlah alat dan bahan yang sesuai serta waktu efisien untuk percobaan.

4) Membuat konsep LKS. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan

nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi asam basa

Arrhenius dekat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan-kegiatan

Page 42: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

26

yang akan dilakukan, keterampilan proses yang hendak dilatihkan, dan

menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS.

5) Menyusun LKS. Setelah rancangan awal dibuat, maka dilakukanlah penyusun-

an LKS. Pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah, pembuatan tabel,

pemilihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak bagian-bagian

dari LKS.

6) Membuat bagian-bagian pelengkap LKS. Bagian-bagian pelengkap LKS ini

terdiri dari cover luar, cover dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka,

dan cover belakang.

4. Validasi produk

Validasi produk dilakukan dengan meminta beberapa pakar atau tenaga ahli yang

sudah berpengalaman untuk menilai produk. Validasi dilakukan oleh tiga orang

validator, dalam hal ini yang berperan sebagai validator adalah Lisa Tania, S.Pd.,

M.Sc., Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd., Ratu Dwi Gustia Rasyidi, S.Pd., M.Si.

Validasi ahli meliputi aspek konstruksi, keterbacaan, dan kesesuaian isi LKS

dengan materi. Validasi dilakukan dengan memberikan LKS berbasis problem

solving yang telah dikembangkan beserta angket ke validator, lalu meminta

validator untuk memberikan penilaian tentang LKS tersebut dengan mengisi

angket yang tersedia dan menuliskan saran untuk perbaikannya pada kolom yang

telah disediakan.

Page 43: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

27

5. Revisi produk

Setelah melakukan validasi oleh pakar atau tenaga ahli pada tahap validasi

produk, maka akan dapat diketahui kelemahan dan kekurangan dari LKS yang

telah disusun, selanjutnya dilakukanlah perbaikan produk sesuai dengan masukan

dari pakar atau tenaga ahli. Hasil perbaikan atau rekomendasi dari validator.

Selanjutnya, mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing hasil revisi LKS

berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius sehingga produk hasil

revisi tersebut dapat diuji cobakan lapangan awal.

6. Uji coba produk

Setelah dihasilkan LKS berbasis problem solving pada materi asam basa

Arrhenius yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi, dilakukan uji coba

produk pada satu orang guru kimia kelas XI IPA dan 12 siswa kelas XI IPA 3. Uji

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap LKS

hasil pengembangan. Adapun aspek pada LKS yang dinilai adalah kesesuaian isi,

keterbacaan, dan konstruksi untuk dimintai respon dari guru serta aspek

keterbacaan dan kemenarikan untuk dimintai respon dari siswa. LKS ini

diujicobakan pada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru mata pelajaran kimia.

Teknik uji ini menggunakan angket respon guru dan respon siswa.

7. Revisi produk

Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi produk dan

penyempurnaan LKS berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius.

Revisi dilakukan berdasarkan hasil respon guru meliputi hasil uji kesesuaian isi ,

Page 44: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

28

keterbacaan, dan konstruksi oleh guru serta aspek keterbacaan dan kemenarikan

oleh respon siswa terhadap LKS berbasis problem solving pada materi asam basa

Arrhenius hasil pengembangan. Selanjutnya mengkonsultasikan hasil revisi

dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut merupakan produk akhir dari

pengembangan LKS berbasis problem solving pada materi asam basa Arrhenius.

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah beberapa siswa-siswi kelas XII SMAN 12,

SMAN 15, dan MAN 1 Bandarlampung. Adapun lokasi penelitian dan

pengumpulan data yaitu SMAN 12, SMAN 15, dan MAN 1 Bandarlampung.

Lokasi pada saat validasi produk adalah Universitas Lampung, sedangkan lokasi

pada tahap uji coba produk adalah SMAN 12 Bandarlampung.

E. Sumber Data

Sumber data pada tahap studi pendahuluan berasal dari tiga sekolah di

Bandarlampung yaitu SMAN 12, SMAN 15, dan MAN 1 di Bandar Lampung.

Masing-masing responden pada tiap sekolah yaitu 1 guru mata pelajaran kimia,

dan 20 siswa kelas XII IPA. Pada tahap validasi produk, data didapatkan dari

hasil pengisian angket validasi kesesuaian isi dan keterbacaan LKS yang

diberikan kepada dua dosen pendidikan kimia Universitas Lampung, dan satu

guru kimia di SMA N 12 Bandarlampung. Sedangkan pada tahap uji coba

produk, sumber data didapatkan dari hasil pengisian angket terhadap 1 guru kimia

dan siswa kelas XI di SMAN 12 Bandar lampung.

Page 45: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

29

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan bagan alur

penelitian, dirancang dan disusun instrumen-instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.

Instrumen ini berbentuk angket terhadap guru yang disusun untuk mengetahui

LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk mem-

berikan masukan dalam pengembangan LKS berbasis problem solving.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.

Instrumen ini berbentuk angket terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui

LKS seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk

memberi masukan dalam pengembangan LKS berbasis problem solving.

2. Instrumen pada validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS

dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian indikator,

materi, penggambaran multipel representasi, serta kesesuaian urutan materi

dengan indikator. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi sebagai

masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis problem

solving.

Page 46: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

30

b. Instrumen validasi aspek konstruksi.

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah gambar

maupun grafik dalam LKS telah sesuai dengan materi materi asam basa Arrhenius

berbasis problem solving. Hasil dari validasi konstruksi LKS ini akan berfungsi

sebagai masukan dalam pengembangan atau tepatnya revisi pada LKS berbasis

keterampilan proses sains.

c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah LKS berba-

sis problem solving ini dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran dan

pemilihan jenis huruf, tata letak, serta pewajahan LKS. Hasil dari validasi ke-

terbacaan LKS ini akan berfungsi sebagai masukan dalam pengembangan atau te-

patnya revisi pada LKS berbasis problem solving.

3. Instrumen pada uji coba

a. Instrumen respon guru

Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan

yang dimaksudkan untuk menilai kelayakan pada aspek kesesuaian isi,

keterbacaan, dan konstruk-si desain LKS. Dalam angket ini pula dilengkapi

dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila

terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS. Aspek kesesuaian

isi, keterbacaan, dan konstruksi yang dinilai sama halnya pada penilaian LKS oleh

validator.

Page 47: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

31

b. Instrumen respon siswa

Instrumen ini berbentuk angket dan di dalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan

yang dimaksudkan untuk menanggapi keterbacaan dan kemenarikan LKS hasil

pengembangan. Dalam angket ini dilengkapi dengan kolom komentar yang

dimaksudkan memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk bahan

pertimbangan perbaikan LKS. Aspek keterbacaan yang dinilai adalah kesesuaian

penggunaan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai,

maupun tata letak bagian-bagian LKS. Aspek kemenarikan yang dinilai adalah

kemenarikan dari desain LKS berbasis problem solving hasil pengembangan baik

dari segi pewarnaan dan tata letak LKS.

c. Instrumen keterlaksanaan LKS

Instrumen ini berupa lembar observasi berupa angket yang terdapat pertanyaan-

pertanyaan untuk mengetahui tanggapan dari dua observer yaitu guru pengampu

bidang studi kimia dan teman sejawat terhadap keterlaksanaan LKS hasil

pengembangan dalam proses pembelajaran di kelas. Instrumen ini juga dilengkapi

dengan kolom tanggapan/saran.

d. Instrumen keefektifan LKS

Instrumen ini berupa soal postes yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat

ketuntasan klasikalnya serta angket respon positif siswa setelah pembelajaran

menggunakan LKS. Agar data yang diperoleh sahih dan dapat dipercaya, maka

instrumen yang digunakan harus valid dan bersifat reliable atau ajeg. Untuk itu,

perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Dalam

Page 48: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

32

konteks pengujian instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara

judgment atau penilaian, dan pengujian empiris. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan

menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan

pengukuran, indicator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu

terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk

digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang

bersangkutan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket

(kuisioner). Pada studi di sekolah, penyebaran angket dilakukan terhadap guru ki-

mia dan siswa dari tiga SMA di kota Bandarlampung. Pada tahap validasi

produk, angket diberikan kepada dosen Universitas Lampung. Pada uji coba di

sekolah, penyebaran angket dilakukan terhadap guru kimia untuk mengetahui

tanggapan guru terhadap LKS berbasis problem solving yang dikembangkan.

H. Teknik Analisis Data

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket aspek kesesuaian isi,

konstruksi, keterbacaan dan kemenarikan LKS pada materi asam basa Arrhenius

berbasis problem solving dilakukan dengan cara :

Page 49: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

33

1. Mengolah data angket analisis kebutuhan

a. Mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-

dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

c. Menghitung frekuensi jawaban. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi

tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih oleh siswa dan guru setiap

pertanyaan angket.

d. Menghitung persentase jawaban. Hal ini bertujuan untuk melihat besarnya

persentase jawaban dari setiap pertanyaan, sehingga data yang diperoleh dapat

di-analisis sebagai temuan. Berikut rumus untuk menghitung persentase jawa-

ban responden pada setiap item.

% Jin =∑

x 100 %

Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada LKS berbasisproblem solving pada materi asam basa Arrhenius∑ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N = Jumlah seluruh responden (Sudjana, 2005).

2. Mengolah data validasi dan respon guru serta siswa

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi,

keterbacaan dan kemenarikan LKS berbasis problem solving pada materi asam

basa Arrhenius dilakukan dengan cara:

a. Mengkode atau mengklasifikasi data. Hal ini bertujuan untuk mengelompok-

kan jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Dalam pengkodean data ini di-

Page 50: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

34

buat buku kode berupa tabel yang berisi tentang substansi-substansi yang

hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi

tersebut serta kode jawaban dari setiap pertanyaan dan rumusan jawabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Hal ini

bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari

setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden.

c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden berdasarkan

skala Likert.

Tabel 3. Penskoran pada angket untuk pertanyaan positif.

No. Pilihan Jawaban Skor1. Sangat Setuju (SS) 52. Setuju (ST) 43. Kurang Setuju (KS) 34. Tidak Setuju (TS) 25. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (S )

jawaban angket adalah sebagai berikut:

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)Skor = 5 × jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)Skor = 4 × jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)Skor = 3 × jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)Skor = 2 × jumlah responden

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)Skor = 1 × jumlah responden

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan mengguna-

kan rumus sebagai berikut:

Page 51: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

35

%100% maks

in S

SX

Keterangan:

inX% = Persentase jawaban angket-i LKS berbasis problem solving pada

materi asam basa Arrhenius

S = Jumlah skor jawaban

maksS = Skor maksimum (Sudjana, 2005).

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian

isi, konstruksi, kemenarikan dan keterbacaan LKS berbasis problem solving

pada dengan rumus sebagai berikut:

n

XX

in

i

%%

Keterangan :

iX% = Rata-rata persentase angket-i pada LKS berbasis problem solving

pada materi asam basa Arrhenius

inX% = Jumlah persentase angket-i pada LKS berbasis problem solving

pada materi asam basa Arrheniusn = Jumlah pertanyaan angket (Sudjana 2005).

g. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji

kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert.

Tabel 4. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert (Arikunto, 2008).

Persentase (%) Kriteria

80,1 – 100 Sangat tinggi

60,1 – 80 Tinggi

40,1 – 60 Sedang

20,1 – 40 Rendah

0,0 – 20 Sangat rendah

Page 52: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

36

3. Teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan LKS

Teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan LKS menggunakan

cara sebagai berikut:

a. Menghitung persentase jumlah skor untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan

LKS dengan cara sebagai berikut :

% Ji=∑

x 100% ( Sudjana, 2005)

Keterangan :

%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan padapertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat padapertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

b. Menghitung rata-rata presentase ketercapaian untuk setiap aspek pengamatan dari

dua orang pengamat

c. Menafsirkan persentase jawaban pernyataan secara keseluruhan dengan

menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2008) pada Tabel 4.

4. Teknik analisis data angket respon siswa setelah menggunakan LKShasil pengembangan dalam proses pembelajaran

Teknik analisis data angket tanggapan siswa setelah menggunakan LKS hasil

pengembangan dalam proses pembelajaran menggunakan cara sebagai berikut :

a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pernyataan angket.

Page 53: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

37

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.

c. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya

persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat

dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

%Jin=∑

x 100% ( Sudjana, 2005)

Keterangan:

%J in= Persentase pilihan jawaban-i∑ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-iN = Jumlah seluruh responden

d. Menafsirkan persentase jawaban responden. Persentase jawaban responden di

interpretasikan dengan menggunakan tafsiran persentase berdasarkan Arikunto

(2008) pada Tabel 4.

Page 54: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan bahwa LKS dapat dikatakan

layak untuk digunakan di sekolah berdasarkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Validitas LKS berbasis problem solving yang dikembangkan untuk

meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa pada materi asam basa

Arrhenius yang dikembangkan adalah valid. Hal ini dilihat dari hasil validasi

ahli pada aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan keterbacaan

mendapat kategori tinggi, sangat tinggi dan sangat tinggi.

2. LKS yang dikembangkan dapat dikatakan praktis, hal ini ditunjukkan dengan :

a. Respon guru LKS berbasis problem solving yang dikembangkan untuk

meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa pada materi asam basa

Arrhenius yang dikembangkan adalah sudah baik, bila dilihat dari tanggapan

penilaian guru memiliki kategori sangat tinggi.

b. Respon siswa LKS berbasis problem solving yang dikembangkan untuk

meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa pada materi asam basa

Arrhenius yang dikembangkan adalah sudah baik, bila dilihat dari

tanggapan penilaian siswa memiliki kategori sangat tinggi.

Page 55: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

64

c. Respon siswa setelah menggunakan LKS berbasis problem solving yang

dikembangkan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa pada

materi asam basa Arrhenius yang dikembangkan adalah positif, hal ini

berarti siswa senang dalam mengikuti pembelajaran menggunakan LKS

hasil pengembangan.

d. Keterlakanaan LKS berbasis problem solving yang dikembangkan untuk

meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa pada materi asam basa

Arrhenius yang dikembangkan adalah sudah baik, bila dilihat dari penilaian

observer yang memiliki kategori sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini hanya menghasilkan suatu

produk berupa LKS berbasis problem solving namun baru sampai pada tahap

merevisi hasil uji coba. Disarankan agar tahap pengembangan dilanjutkan sampai

tahap ke 10 yaitu produksi masal ( Gambar.1) oleh peneliti selanjutnya. Penelitian

lanjutan juga disarankan untuk mengembangkan media pembelajaran terutama

LKS pada materi kimia yang lain.

Page 56: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. danNovita, D. 2012.Pengembangan Media Pembelajaran VideoUntuk Melatih Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Materi LarutanAsam Basa (Development Of Learning Media Experience To Win ChemistryBased On Computer For Orientation Problem Solving At Acid Base Solution.UNESA Journal Of Chemical Education. 1 (1): 19-23

Abidin, Y. 2016. Relativitas Penilaian Pembelajaran dalam konteks PendidikanMultiliterasi Abad ke-21. RefikaAditama. Bandung.

Arifin, M.2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common. UM Press. Malang.

Arikunto, S. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonsia. Balai Pustaka. Jakarta.

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonsia. Balai Pustaka. Jakarta.

Diniarti, S. H., dan Ismono. 2013. Development Of Student Worksheet WithMultiple Representations Oriented By Openended Problem Solving InChemical Equilibrium Matter. Universitas Negeri Semarang Journal OfChemical Education. 2(2): 2016-2028

Djamarah, S. B., dan Zain, Ahmad. 2002. Strategi Belajar Mengajar. RinekCipta: Jakarta.

Fathi, N. M. danNovita, D. 2014.Development Of Chemistry Worksheet WithProblem Solving Orientation In Stoichiometry Matter Of X Grade.UniversitasNegeri Semarang Journal Of Chemical Education. 3 (1): 1007-1012

Gafur, A. 2012.DesainPembelajaran: Konsep, Model, DAN Aplikasinyadalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Penerbit Ombak.Yogyakarta.

Hamalik, O. 2001.Proses BelajarMengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Page 57: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

Hidayati. 2006. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Jogjakarta. Jakarta.

Kartika, M. W. danNasrudin, H. 2012. The Development Of ChemistryWorksheet Oriented By Problem Solving In The Reaction Rate Topic For XIGrade Of Pioneering International SHS. UNESA Journal Of ChemicalEducation. 1 (1): 166-178

Kemendikbud. 2013. BahanUjiPublikKurikulum 2013. Kementrian Pendidikandan Kebudayaan. Jakarta.

Mudlofir, A. 2016.Desain Pembelajaran Inovatif.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Munandar, U. 2014. PengembanganKreativitasAnakBerbakat. PT. RinekaCipta.Jakarta.

Ngalimun. 2016. Startegidan Model Pembelajaran. Aswaja. Banjarmasin.

Nggermato, A. 2015.Kecerdasan Quantum: Melejitkan IQ, EQ, dan 5Q. PenerbitNusa Cendekia. Bandung.

Khotim,N,H. 2015. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Masalahpada Materi Asam Basa. UNS. Semarang.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Kencana MediaGrup. Jakarta.

Trianto.2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PT. PrestasiPustaka. Jakarta.

Tianto. 2011. Model PermbelajaranTerpaduKonsep, Strategi, danImplementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). BumiAksara. Jakarta.

Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

Sadiman, A. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sholeh, M. dan Suliyanah. 2012. Pengembangan LKS Berorientasi ProblemSolving Pada MateriKalor di MAN 2 Bojonegoro. Universitas NegeriSurabaya Jurnal inovasi Pendidikan Fisika.1 (1): 62-74

Siddiq, M.D. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Alfabeta.Bandung.

Page 58: PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING …digilib.unila.ac.id/28766/16/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diantaranya yaitu bahan ajar yang merupakan contoh dari media

Suhana, C. 2014. KonsepStrategiPembelajaran( EdisiRevisi).RefikaAditama.Bandung.

Sunyono, 2015.Model Pembelajaran Multipel Representasi; Empat Fase denganLima Kegiatan: Orientasi, Eksplorasi Imajinatif, Internalisasi, dan Evaluasi.Media akademi. Yogyakarta.

Suryani, N., &Agung, L. 2012. Strategi Belajar-mengajar. Penerbit Ombak.Yogyakarta.

Suyanti, R. D. 2010. StrategiPembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Syarifufdin. 2016. Public Relation. CV Andi .Yogyakarta.

Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasandan Aplikasinya. RinekaCipta. Jakarta.

Wena, Made. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu TinjauanKonseptual Operasional. BumiAksara: Jakarta.