problem solving
TRANSCRIPT
MAKALAH
SEMINAR BIOLOGI
PROBLEM SOLVING
DISUSUN OLEH:Revina Sri Utami
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya , Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Seminar Biologi Dengan Penerapan Pembelajaran Problem Solving.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong
atau memotivasi pembuatan makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurkhairo Hidayati S.Pd.,M.Pd sebagai dosen
pembimbing dalam menyerahkan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan kami sebagai penulis berusaha untuk
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan supaya mudah di mengerti oleh semua
mahasiswa/i. Selain itu,untuk mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas
beberapa info tambahan dari buku dan internet.
Oleh karena Itu kami sebagai penulis Mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Saran dan kritik dari ibu/bapak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, 22 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar..........................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................ii
Bab I : pendahuluan..................................................................................1a. Latar belakang.........................................................................................1
b. Rumusan masalah....................................................................................2
c. Tujuan ......................................................................................3
Bab II: pembahasan
a. Pengertian model pembelajaran Problem Solving .......................4b. Manfaat dan tujuan pembelajaran Problem Solving.........................5
c. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving.................6
d. Kelebihan dan kelemahan Problem Solving....................................6
e. Pelaksanaan metode Problem Solving..............................................8
f. Sintak pembelajaran Problem Solving……………………………….8
g. Hasil penelitian dari jurnal Problem Solving..............………….9
Bab III : penutup
Kesimpulan..................................................................................................10
Saran............................................................................................10
Daftar pustaka........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem). Seseorang tidak dapat
dikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah. Siapa pun orangnya, tidak akan
bisa luput dari masalah. Dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpa-
bertimpa masalah yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, para
utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan
masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri mau-pun masalah yang datang
dari luar kita. Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara keinginan dan
kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan
harapan yang kita inginkan. Kemam-puan kita mempertemukan keinginan dan kenyataan,
itulah yang dinamakan dengan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan
hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses peme-cahan masalah adalah
pengambilan keputusan (decision making) yang didefe-nisikan sebagai memilih solusi
terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat
akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dilakukan.
Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keteram-pilan yang
dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi,
keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi
seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya dalam suatu
organisasi. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masa-lah organisasinya dengan tepat
dan benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memperlancar
kepemimpinannya.
Beragam teori tentang pemecahan masalah telah dihasilkan oleh banyak pakar dan
ahli manajemen. Akan tetapi, dari sederetan teori tersebut, metode pemecahan masalah
secara analitis dipandang sebagai teori yang ‘mempan’ untuk beragam kondisi dan
suasana organisasi. Metode ini adalah salah satu pendekatan pemecahan masalah yang
sering dilakukan, serta bisa meningkat-kan kualitas individu. Dengan menggunakan
metode ini, seseorang dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam menganalisa sebuah
permasalahan. Kendatipun demikian, keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada
kepiawaian individu atau pemimpin yang terlibat dalam masalah yang hendak
diselesaikan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran problem solving?
2. Apa mamfaat dan tujuan pembelajaran problem solving?
3. Apa saja langkah-langkah pembelajaran problem solving?
4. Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran problem solving?
5. Apa saja pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
6. Apa sintak pembelaaran problem solving?
C. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian dari model pembelajaran problem solving
2. Mengetahui manfaat dan tujuan pembelajaran problem solving
3. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran problem solving
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran problem solving
5. Mengetahui pelaksanaan dalam pembelajaran problem solving
6. Mengetahui sintak model pembelajaran problem solving
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran Problem Solving
Model Pembelajaran Problem Solving atau Metode Pembelajaran Pemecahan
Masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara
melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama – sama (Alipandie, 1984:105). Sedangkan menurut Purwanto (1999:17) Problem
Solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu
untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang
ditetapkan.Selain itu Zoler (Sutaji, 2002:17) menyatakan bahwa pengajaran dimulai
dengan pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memecahkan masalah disebut sebagai pengajaran
yang menerapkan metode pemecahan masalah.
Ada beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk metode pemecahan
masalah yaitu:
a) Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video
dan lain – lain
b) Bersifat familiar dengan siswa
c) Berhubungan dengan kepentingan orang banyak
d) Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum
yang berlaku
e) Sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajari
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah banyak
digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini guru
tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan
masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus
dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
Suatu soal dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat
relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain
mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-
hati dalam menentukan soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi
sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan
merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi
hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang
bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan
intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.
Dengan demikian problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang
mengaktifkan siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan
dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu.
B. Manfaat dan Tujuan dari Metode Problrm solving
Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar
untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. metode problem solving
memberikan beberapa manfaat antara lain :
a) Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta
dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri.
b) Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa
kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah.
c) Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi
atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam
ragam altenatif.
d) Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir
objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut :
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya
dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan
penemuan.
C. Langkah-langkah dalam pembelajaran problem solving
Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui
kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo 2002 :
117):
1.Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
a)Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis
maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam
satu kalimat sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan
menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah
pendapat tersebut.
b) Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan.
Dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan –
perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat
dipakai oleh semua.
2. Mendiagnosis masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok
kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah
3. Merumuskan Altenatif Strategi
Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara
penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami
pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi
4. Menentukan dan menerapkan Strategi
Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan
dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang
cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen
5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari :
(1). Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
(2). Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil) ?
Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah
yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan
mengetahui dan merumuskan suatu masalah.
2. Menelaah masalah
Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci
masalah yang diteliti dari berbagai sudut.
3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk
bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.
4. Pembuktian hipotesis
Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah
dan membahas data yang telah terkumpul.
5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang
diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif
pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.
D. Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut :
1. Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.
2. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
3. Berpikir dan bertindak kreatif.
4. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
5. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
6. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
7. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat.
8. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,khususnya dunia
kerja
9. Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
10.Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.
11. Mendidik siswa percaya diri sendiri.
Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut :
a) Memerlukan cukup banyak waktu.
b) Melibatkan lebih banyak orang.
c) Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.
d) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang.
e) Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif
E. Pelaksanaan Metode Problem Solving.
Dalam proses Problem Solving terdapat beberapa tahap yang harus disiapkan mulai
dari mempersiapkan masalah sampai cara memecahkan masalah atau solusi dari masalah
tersebut. Gick (dalam Rofik, 2009:14) mengemukakan dua hal penting dari teori
pemrosesan informasi dalam Problem Solving , yaitu:
1) Memunculkan wakil masalah (generation of a problem representation),
2) Proses solusi (a solution proses).
Sedangkan Wiconsin memilih proses Problem Solving menjadi empat tahap, yaitu:
1) Pengajuan masalah (problem possing),
2) Pendekatan masalah (problem approach),
3) Solusi masalah (problem solution), dan
4) Komunikasi (communication). (Rofik, 2009:14)
Menurut Wankat dan Oreovocz (1995) mengemukakan tahap-tahap strategi operasional
dalam pemecahan masalah sebagai berikut.
1.Saya mampu/bisa (I can): tahap membangkitkan motivasi dan
membangun/menumbuhkan keyakinan diri siswa.
2.Mendefinisikan (Define): membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui,
menggunakan gambar grafis untuk memperjelas permasalahan.
3.Mengeksplorasi (Explore): merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang
dihadapi.
4.Merencanakan (Plan): mengembangkan cara berpikir logis siswa untuk menganalisis
masalah dan menggunakan flochart untuk mengambarkan permasalahan yang dihadapi.
5.Mengerjakan (Do it): membimbing siswa secara sistematis untuk memperkiraan
jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah.
6.Mengoreksi kembali (Check): membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban
yang dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan.
7. Generalisasi (Generalize): membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan.(Wena,
2009:57)
Selain mengetahui proses Problem Solving perlu pula diketahui bagaimana cara
mengembangkan keterampilan problem solving yakni:
(1) membuat mereka senang belajar,
(2) membuat mereka belajar terbaik,
(3) belajar terarah sendiri,
(4) mengembangkan keterampilan kelompok,
(5) melatih siswa untuk menghadapi masalah dan mencari solusi.
Dalam pembelajaran problem solving harus disiapkan permasalahan yang akan
diberikan pada siswa untuk dipecahkan. Cara untuk mempersiapkan permasalahan yang
efektif menurut Alipandie (1984:106) yaitu:
1) Problema yang diajukan hendaknya benar-benar sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan murid,
2) Para murid hendaknya terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
serta cara-cara memecahkan masalah yang dimaksud,
3) Masalah-masalah yang harus dipecahkan hendaknya bersifat aktuil dan erat
hubungannya dengan kehidupan masyarakat, sehingga menimbulkan motivasi dan
minat belajar para murid,
4) Disamping bimbingan guru secara continue hendaknya tersedia sarana pembelajaran
yang memadai serta waktu yang cukup untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi.
Dalam pemecahan masalah maka guru harus mempersiapkan permasalahan yang
hendak dipecahkan sesuai dengan kemampuan siswa, yaitu guru harus selektif apakah
permasalahan yang diajukan dapat diselesaikan oleh siswa atau tidak. Sebelum siswa
diberi permasalahan hendaknya guru memberi penjelasan tentang tujuan dari
penyelesaian masalah serta cara-cara atau langkah yang harus dikerjakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Masalah-masalah yang diajukan oleh guru harus sesuai
dengan dengan kehidupan nyata sehingga siswa akan mudah dalam memecahkan masalah
tersebut. Selain itu guru harus menyiapkan sarana dan waktu yang cukup untuk berpikir
dan berdiskusi dalam pemecahan masalah tersebut. Dengan metode problem solving
diharapkan siswa dapat memecahkan masalah-masalah dalam berbagai mata pelajaran.
Metode ini juga dapat melatih siswa untuk bisa memecahkan masalah yang erat dengan
kehidupannya. Karena kemampuan untuk memecahkan permasalahan sangat diperlukan
setiap individu.
Dalam proses pemecahan masalah guru harus membantu siswa untuk memecahkan
masalah. Cara yang paling efektif yakni bila guru memberikan contoh kepada anak cara
memecahkan suatu masalah, cara yang lebih baik ialah memberikan instruksi kepada
siswa verbal untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah itu, sedangkan cara
yang terbaik adalah memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan
menggunakan aturan tertentu, tanpa merumuskan aturan itu maksudnya siswa dibantu dan
dibimbing untuk menemukan sendiri pemecahan dari masalahnya.
Dalam proses pemecahan masalah siswa harus memiliki kondisi belajar dalam diri pelajar
dan kondisi dalam situasi belajar. Kondisi dalam diri pelajar merupakan kemampuannya
untuk mengingat kembali aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang berkenaan
dengan pemecahan masalah itu. Sedangkan kondisi dalam situasi belajar merupakan
bimbingan oleh anak itu sendiri kepada dirinya dalam hal belajar untuk mendorong anak
untuk mengingat kembali aturan yang diperlukan.
F. Sintak Pembelajaran Problem Solving .
Sintak pembelajaran langsung terdiri dari 6 tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Merumuskan masalah
Kemampuan yang diperlukan adalah : mengetahui dan merumuskan masalah secara
jelas.
2. Menelaah masalah
Kemampuan yang diperlukan adalah : menggunakan pengetahuan untuk memperinci,
menganalisis masalah dari berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : berimajinasi dan menghayati ruang lingkup,
sebab akibat dan alternatif penyelesaian.
4.Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data.
Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar atau tabel.
5. Pembuktian hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan menelaah dan membahas data,
kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil
keputusan dan kesimpulan.
6.Menentukan Pilihan Penyelesaian.
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan membuat alternatif penyelesaian,
kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada
setiap pilihan. Dewey (Gulo, 2002:115).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Pembelajaran Problem Solving atau Metode Pembelajaran Pemecahan
Masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih
para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama –
sama (Alipandie, 1984:105). Sedangkan menurut Purwanto (1999:17) Problem Solving
adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk
menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang
ditetapkan.Selain itu Zoler (Sutaji, 2002:17) menyatakan bahwa pengajaran dimulai
dengan pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan memecahkan masalah disebut sebagai pengajaran
yang menerapkan metode pemecahan masalah.
B. Saran
Metode ini adalah salah satu pendekatan pemecahan masalah yang sering dilakukan,
serta bisa meningkat-kan kualitas individu. Dengan menggunakan metode ini, seseorang
dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam menganalisa sebuah permasalahan. Kendatipun
demikian, keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada kepiawaian individu atau
pemimpin yang terlibat dalam masalah yang hendak diselesaikan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. (2008) . Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh/ Buku Dua). Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dhajiri, Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan
Games dalam VTC. Bandung : Jurusa PMPKn IKIP
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo.
Sudirman,dkk.(1987.)Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya
Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta