bab i pendahuluan a. latar belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan...

54
PROFIL RSUD HAJI MAKASSAR | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para professional dibidang Yankes dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan pelayanan yang tersedia dirumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah peningkatan mutu asuhan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit. Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan nilai-nilai, dan kepercayaan masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial, serta nilai spiritualnya. Untuk memenuhi hak pasien di RSUD Haji Makassar, dimulai dengan mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat guna menjaga martabat pasien. RSUD Haji dalam memberikan pelayanan dilakukan dengan pendekatan komprehensif dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Peningkatan mutu secara menyeluruh adalah memperkecil risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan. Risiko ini ditemukan baik diproses klinik maupun di lingkungan fisik. RSUD Haji Makassar dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif. Secara khusus manajemen harus berusaha keras untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan cedera serta memelihara kondisi aman. RSUD Haji Makassar membutuhkan cukup banyak sumber daya manusia dengan berbagai keterampilan, dan orang yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuihan pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur pelayanan. Situasi Rumah Sakit Haji Makassar saat ini memiliki Instalasi Rawat Jalan yaitu Poliklinik, sedangkan Instalasi Rawat Inap dengan 7 (tujuh) ruang keperawatan dan kapasitas 250 (dua ratus lima puluh) tempat tidur. Selain itu terdapat

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit

merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para

professional dibidang Yankes dan tingkat pelayanan yang akan membangun

suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan

kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah

Sakit, mengkoordinasikan pelayanan yang tersedia dirumah sakit,

mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan

tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah peningkatan mutu asuhan pasien dan

efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.

Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan nilai-nilai, dan

kepercayaan masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan

komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai

budaya, psikososial, serta nilai spiritualnya.

Untuk memenuhi hak pasien di RSUD Haji Makassar, dimulai dengan

mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak

tersebut. Pasien diberitahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf

dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan

memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat guna menjaga

martabat pasien.

RSUD Haji dalam memberikan pelayanan dilakukan dengan pendekatan

komprehensif dari peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Peningkatan mutu

secara menyeluruh adalah memperkecil risiko pada pasien dan staf secara

berkesinambungan. Risiko ini ditemukan baik diproses klinik maupun di

lingkungan fisik.

RSUD Haji Makassar dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,

berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk

mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis dan peralatan lainnya harus dikelola

secara efektif. Secara khusus manajemen harus berusaha keras untuk

mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah kecelakaan dan

cedera serta memelihara kondisi aman. RSUD Haji Makassar membutuhkan

cukup banyak sumber daya manusia dengan berbagai keterampilan, dan orang

yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuihan

pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis

staf yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur

pelayanan.

Situasi Rumah Sakit Haji Makassar saat ini memiliki Instalasi Rawat Jalan yaitu

Poliklinik, sedangkan Instalasi Rawat Inap dengan 7 (tujuh) ruang keperawatan

dan kapasitas 250 (dua ratus lima puluh) tempat tidur. Selain itu terdapat

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 2

beberapa instalasi diantaranya Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Bedah Central,

Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi

Farmasi, Instalasi Fisiotherapy, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,

Instalasi Gizi, CSSD dan Laundry serta Instalasi Pemulasaran Jenazah.

Guna merangkum semua data dan informasi program dana kegiatan, perlu untuk

menyusun profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan

memuat data semua unsur dan elemen dalam rangka pemberian pelayanan di

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Tujuan

Tujuan diterbitkannya Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui data dan informasi terkait program dan pelayanan

kesehatan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jenis pelayanan yang

disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

b. Untuk mengetahui data dan informasi terkait pengorganisasian di RSUD

Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

c. Untuk mengetahui data dan informasi terkait sumber daya manusia di

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

d. Untuk mengetahui data dan informasi terkait jumlah kunjungan

berdasarkan pelayanan yang disediakan di RSUD Haji Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2017

e. Untuk mengetahui capaian indikator Rumah Sakit dan indikator mutu di

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 3

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat RSUD Haji Makassar

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu rumah

sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi di Jln. Daeng

Ngeppe No.14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Berdiri diatas tanah seluas 1,34 HA milik pemerintah Daerah Sulawesi Selatan

terletak di ujung selatan Kota Makassar yang pembangunannya ditetapkan di

daerah bekas lokasi Rumah Sakit Kusta Jongaya dan diharapkan dapat

mendukung kelancaran kegiatan pelayanan calon Jemaah Haji dan masyarakat

sekitarnya.

Latar belakang berdirinya Rumah Sakit Haji di Indonesia, berawal dari hibah

pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai kompensasi Musibah Terowongan

Mina yang menyebabkan gugurnya 631 jemaah haji asal Indonesia, termasuk

jemaah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Didirikan sebagai

monument hidup dalam mengenang dan mengambil hikmah terjadinya musibah

terowongan Al Muaisim di Mina tanggal 2 Juli 1990

Selain Provinsi Sulawesi Selatan, RSUD Haji juga dibangun di tiga kota lain di

Indonesia yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Rumah Sakit Haji Makassar

diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli Tahun

1992.Pengelolaan Rumah Sakit oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Surat

Keputusan Gubernur Nomor : 802/VII/1992 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Rumah Sakit, serta Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan

Nomor: 1314/IX/1992 tentang tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Haji

Makassar.

Seiring berjalannya waktu, RSUD Haji Makassar mengalami perkembangan

berturut-turut sebagai berikut:

1. Menjadi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Klasifikasi C berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 762/XII/1993; memiliki surat izin pelayanan rumah

sakit berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 07375/Yankes-2/V/2010 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan RSUD Haji Makassar yang berlaku 5 (lima)

tahun dari tanggal 27 Mei 2010 s/d 27 Mei 2015

2. Menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1226/Menkes/SK/VII/2010

tentang penetapan status rumah sakit Haji Makassar dari kelas C menjadi

kelas B non pendidikan pada tanggal 27 Agustus tahun 2010

3. Menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 tahun 2010

4. Lulus tingkat lanjutan akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan sertifikat

nomor : KARS-Sert/31/VII/2011

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 4

5. Menjadi rumah sakit umum daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan surat

Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2131/VIII/2012 tentang

penetapan RSUD Haji Makassar sebagai satuan kerja perangkat daerah

untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah secara penuh tanggal 8 Agustus 2012

6. Menerapkan ISO terintegrasi : ISO 9001 : 2008 (Manajemen Mutu), ISO

18001 : 2007 (OHSAS), ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen Lingkungan)

sejak tahun 2012-2014

Diresmikan di Makassar pada tanggal 16 Juli 1992 ditandai dengan

Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit dilakukan oleh Bapak

Presiden Soeharto sebagai kelanjutan surat keputusan bersama tiga menteri

(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan) tentang

pembentukan panitia pembangunan Rumah Sakit Haji di empat Embarkasi

termasuk Makassar.

RSUD Haji Makassar menawarkan pelayanan kesehatan Islami yang modern,

paripurna dan berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga, maupun

karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk menghadapi

tantangan yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi segala tuntutan

kebutuhan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, RSUD Haji

Makassar senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, peralatan

medis pendukung serta kualitas sumber daya manusia yang ada dan didukung

oleh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, tenaga penunjang

diagnostic, tenaga administrasi yang senantiasa berupaya memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar

Secara keseluruhan fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Haji Makassar

meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Intensif, Pelayanan

Gawat Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan Kesehatan

Preventif.

Sejak berdirinya pada tanggal 16 Juli 1992, RSUD Haji Makassar telah

mengalami beberapa kali pergantian direktur berturut-turut sebagai berikut:

1. dr.H.Sofyan Muhammad, M.Si (1992-2001)

2. dr.Hj.Magdaniar Moein, M.Kes. (2001-2007)

3. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (2007-2008)

4. drg.Hj.Nurhasnah Palinrungi, M.Kes. (2008-Okt. 2015)

5. dr. Arman Bausat, Sp.B.,Sp.OT(K) Spine (Okt.2015-Agt 2017) Plt.

6. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (Agt. 2017-sekarang)

B. Visi, Misi, Identitas, Tujuan, Fungsi, dan Tugas

1. Visi dan Misi

(1) Visi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 5

Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik, dan Pilihan

Utama di Sulawesi Selatan Tahun 2020

(2) Misi

Misi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan adalah:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan

berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat.

b. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan berkarakter

Islami

c. Menyelenggarakan pola tata kelola pelayanan kesehatan yang baik,

akuntabel, berbasis the ten golden habits

d. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan sumber

daya manusia serta mengembangkan dan meningkatkan sarana dan

prasarana rumah sakit.

e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai asset berharga bagi

rumah sakit.

2. Tujuan

Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Provinsi Sulawesi Selatan adalah:

(1) Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), efisiensi dan kualitas

pelayanan serta pelayanan kesehatan Gratis;

(2) Terciptanya sumber daya manusia handal yang tulus dalam

mengintegrasikan pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan;

(3) Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh

terintegrasi dan berkesinambungan;

(4) Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian,

dan pemeliharaan kesehatan yang bermutu dan aman;

(5) Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu

kinerja berkesinambungan;

(6) Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas

pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

3. Fungsi

RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi :

(1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik, pelayanan

keperawatan, penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan

akuntansi.

(2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan keperawatan,

penunjang medik, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, perencaan, etika, umum, serta keuangan dan akuntansi

(3) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 6

4. Tugas

Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang upaya penyembuhan

dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan

berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan,serta melaksanakan upaya rujukan dan fasilitasi

penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian berdasarkan asas

desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

5. Falsafah

Sebagai rumah sakit penyelenggara pelayanan kesehatan paripurna yang

professional berlandaskan perikemanusiaan, adil dan merata serta dijiwai

oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6. Motto

Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami, kebahagiaan anda adalah

kebanggaan kami

7. Logo

Logo resmi RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan huruf

Nun, bulan sabit, lingkaran kecil dan palang hijau yang di topang dengan dua

tangan, dengan bentuk sebagai berikut:

Adapun makna dari logo RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

adalah :

a. Lengkungan bulan sabit diartikan sebagai :

1. Terciptanya kehidupan alam semesta; dan

2. Pelayanan dengan karakter Islami.

b. Lingkaran kecil dengan simbol arah gerak PDSA / PDCA dan palang hijau

bermakna RSUD Haji menerapkan sistem pelayanan kesehatan

berkualitas dan berkesinambungan.

c. Dua tangan menopang bulan sabit adalah pelayanan yang diberikan

penuh tanggung jawab, kerja keras dan ikhlas;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 7

d. Huruf Nun adalah cahaya Arsy Allah yang turun sebagai manifestasi

kecintaan kepada hamba-Nya, hal ini mendorong terciptanya karya

sebagai ibadah dan ibadah dalam karya.

e. Ada 4 (empat) warna yang menyusun logo :

1. Warna kuning melambangkan misi kesejahteraan;

2. Wana biru melambangkan pelayanan yang cepat dan tanggap;

3. Warna hijau melambangkan semangat yang tulus tanpa adanya

diskrimasi terhadap suku, agama, ras dan golongan; dan

4. Warna hitam melambangkan ketegasan melaksanakan kebijakan.

8. Budaya kerja

Budaya kerja Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Provinsi Sulawesi

Selatan adalah MADANI;

M : Mutu tujuanku

A : Amanah tanggungjawab kerjaku

D : Disiplin Spirit kerjaku

A : Amanah janji transaksiku

N : Nyaman suasana kerjaku

I : Ikhlas mengawali baktiku

9. Hymne

Hymne RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan :

Kubersyukur padamu Ya Rabbi

RS tempatku mengabdi

Menabur kasih

Meraih RidhoNya

Dari yang butuhkan pertolongan

Melayani dengan tulus hati

Agar karya tidak ternodai

Hati berkarat

Tak bermanfaat

Kerjamu hanya sia-sia

Ref : Tak ada pelaut ulung

Lahir dari ombak kecil

Rintangan membesarkanmu

Jadi manusia unggul dan tegar

Meski tinggi gunung cita

Jurang dalam nan membentang

Yakin Visi RS akan kuraih

Karya bersama

10. Mars

Bangkitlah, bangkitlah, bangkitlah

Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Dayunglah perahu menuju

Citra layanan prima

Ref : Rakyat menanti

Sentuhan bakti

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 8

Pancaran tulus hati

Tak Membedakan

Kaya dan miskin

Janji layananmu

Komitmen jangkarmu di dada

Telah terhunjam dalam jiwa

Meski barubu datang menderu

Pantang biduk berbalik

Ref : Rakyat menanti

Sentuhan bakti

Pancaran tulus hati

Tak Membedakan

Miskin dan kaya

Jayalah Rumah Sakitku

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi RSUD Haji Makassar Provinsi berdasar Pergub Sulsel No.72

Tahun 2011 tentang Tupoksi dan rincian tugas jabatan structural RSUD Haji

adalah sebagai berikut:

1. Direktur

2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :

a. Bidang Pelayanan Medik

1) Seksi Pengembangan Pelayanan Medik

2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik

b. Bidang Pelayanan Keperawatan

1) Seksi Pengembangan Keperawatan

2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan

Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 9

1) Instalasi Rawat Inap

2) Instalasi Rawat Jalan

3) Instalasi Gawat Darurat

4) Instalasi Bedah Sentral

5) Instalasi Perawatan Intensif

3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi :

a. Bidang Penunjang Medik

1) Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan

Keperawatan

2) Seksi Rekam Medik

3) Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik

b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika

1) Seksi Pendidikan dan Latihan

2) Seksi Penilitian dan Pengembangan

3) Seksi Etika dan Mutu Pelayanan

Disamping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :

1) Instalasi Radiologi

2) Instalasi Laboratorium

3) Instalasi Gizi

4) Instalasi Farmasi

5) Instalasi PS-RS

6) Instalasi CSSD/Laundry

7) Instalasi Rehabilitasi Medik

4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :

a. Bagian Umum

1) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

2) Sub Bagian Kepegawaian

3) Sub Bagian Perlengkapan dan Asset

b. Perencanaan, Program, Hukum, Humas dan Pemasaran

1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran

2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

3) Sub Bagian Hukum, HUMAS, dan Pemasaran

c. Bagian Keuangan dan Akuntansi

1) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan

2) Sub Bagian Perbendaharaan

3) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 10

D. Jenis Pelayanan

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumah Sakit,

maka akan dilaksanakan pengembangan sarana dan prasarana termasuk

penataan gedung rumah sakit yang dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 2.1.

Denah RSUD Haji Makassar

Saat ini RSUD Haji Makassar menyediakan layanan kesehatan sebagai berikut:

1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) yang terdiri dari :

a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

b. Poliklinik Spesialis Bedah

c. Poliklinik Spesialis Anak

d. Poliklinik Spesialis Obsetri & Genekologi

e. Poliklinik Spesialis Kebidanan

f. Poliklinik Spesialis Syaraf

g. Poliklinik Spesialis THT

h. Poliklinik Spesialis Mata

i. Poliklinik Spesialis Kulit & Kelamin

j. Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut

k. Poliklinik Jiwa

l. Poliklinik Spesialis Paru

m. Poliklinik Konsultan Gizi

n. Poliklinik Khusus Geriatri

o. Poliklinik Medical Check Up

p. Poliklinik Bedah Vasculer & Bedah Digestive

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 11

q. Poliklinik Ortopedi

2. Instalasi Rawat Inap

3. Instalasi Rawat Darurat

4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/NICU)

5. Instalasi Bedah Sentral

6. Instalasi Rehabilitasi Medik

7. Instalasi Laboratorium

8. Instalasi Radiologi

9. Instalasi Farmasi

10. Instalasi Gizi

11. Instalasi PS-RS

12. Instalasi Laundry

13. Unit PKRS

14. Unit Rekam Medik

Dalam menunjang pemeriksaan diagnostic di RSUD Haji Makassar telah

disediakan layanan sebagai berikut:

1. CT Scan

2. Panoramic X-Ray

3. Dental X-Ray

4. Brochoscopy

5. Treadmill dan stress test

6. USG 2 dan 4 Dimensi

7. Elektro Ensephalografi

8. Optik Test

9. Spirometri

10. Audiometri

11. Lab Diagnostik

12. Patologi Diagnostik

Layanan kesehatan di RSUD Haji juga dilengkapi penunjang medis sebagai

berikut :

1. FECO

2. FESS

3. Ventilator

4. Brochoscopy

5. Laparascopy

6. NSK Primado

7. Cutera Aesthetic

8. Mesin HD

9. SWD

10. Ultra Sound

11. Electric Stimulation

Untuk data jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap tahun 2017 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1.

RUANG PERAWATAN TW.I TW.II TW.III TW.IV

Tempat Tidur yang Terpakai 198 198 177 177

Tempat Tidur yang Tersedia 250 250 250 250

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 12

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah tempat tidur di Instalasi

Rawat Inap RSUD Haji Makassar tahun 2017 adalah 250 tempat tidur, yang rata-

rata tempat tidurnya terpakai sebanyak 177 tempat tidur

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 13

BAB III

CAPAIAN PELAYANAN

A. Data Sepuluh Besar Penyakit

Data 10 besar penyakit pada pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel

Distribusi Penyakit Rawat Inap

RSUD Haji Tahun 2017

No PENYAKIT Jumlah 1 Demam yang sebabnya tidak diketahuinya 808

2 Demam tifoid dan paratifoid 682

3 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)

655

4 Dispepsia 615

5 Tuberkulosis paru lainnya 385

6 Pneumonia 301

7 Hipertensi esensial 285

8 Migren dan sindrome nyeri kepala lainnya 257

9 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya

226

10 Penyakit sistem kemih lainnya 201

JUMLAH 4415

Data diatas menunjukkan bahwa penyakit demam yang sebabnya tidak diketahui

merupaka kasus dengan rawat inap terbanyak yaitu berjumlah 808 pasien,

sedangkan penyakit menular terbanyak ada Typoid dan Diare yang masing-

masing berjumlah 682 dan 655 pasien.

Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel

Distribusi Penyakit Rawat Jalan

RSUD Haji Tahun 2017

NO PENYAKIT JUMLAH

1 Infeksi saluran napas bagian atas akut 1166

2 Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya

1096

3 Dispepsia 1028

4 Katarak dan gangguan lain lensa 658

5 otitis media dan gangguan mastoid dan telinga tengah 656

6 Tuberkulosis paru lainnya 586

7 Gangguan refraksi dan oakomodasi 556

8 Hipertensi esensial (primer) 534

9 Diabetes Melitus 530

10 Penyakit Sistem Kemih Lainnya 394

JUMLAH 7204

Data diatas menunjukkan bahwa infeksi saluran napas bagian atas akut

merupakan kasus terbanyak yang ditandatangani pada instalasi rawat jalan. TB

Paru sebagai salah satu tujuan penanggulangan pada program MDGs juga

masuk dalam daftar 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak dengan 586 kasus.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 14

B. Kunjungan Rawat Jalan (Poliklinik)

Data layanan pada Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3.1.

NO POLIKLINIK KUNJUNGAN

BARU KUNJUNGAN

LAMA JUMLAH

KUNJUNGAN

1 Peny. Dalam 2352 5227 7579

2 Bedah 596 2052 2648

3 Anak 371 1079 1450

4 Obsetri & Genekologi 654 2049 2703

5 Kebidanan 0 0 0

6 Syaraf 815 2994 3809

7 THT 1331 1692 3023

8 Mata 1163 1063 2226

9 Kul-Kel 343 548 891

10 Gigi & Mulut 308 508 816

11 Jiwa 456 976 1432

12 Paru 230 1182 1412

JUMLAH KUNJUNGAN 8619 19370 27989

Berdasarkan data diatas yang diambil dari data rekam medis, menunjukkan

bahwa jumlah kunjungan pasien terbanyak tahun 2017 pada Instalasi Rawat

Jalan adalah pada poliklinik penyakit dalam sebesar 27989 kunjungan.Jumlah

kunjungan terbanyak lainnya adalah pada Poliklinik Penyakit Dalam

C. Kunjungan Rawat Inap

Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Inap pada RSUD Haji Makassar

Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2.

No Uraian Jumlah

1 Penderita Masuk 10509

Rata-rata Perhari 29

2 Penderita Keluar Hidup 12048

3 Penderita Keluar Mati 264

Pasien Mati < 48 Jam 174

Pasien Mati > 48 Jam 90

4 Penderita Keluar (Hidup+Mati) 12312

5 Jumlah Hari Perawatan 36958

6 Jumlah Lama Rawat 34607

D. Instalasi Rawat Darurat (IRD/IGD)

Data kunjungan pasien pada Instalasi Rawat Darurat pada RSUD Haji Makassar

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.

No Kunjungan Jumlah

1 Kunjungan Baru 9474

2 Kunjungan Ulang 3468

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 15

3 Jumlah Kunjungan 12942

Rata-Rata Perhari 35

Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan rujukan pada RSUD Haji

Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4.

No Uraian Rujukan Non Rujukan Jumlah

1 Bedah 30 1407 1437

2 Neuro 67 1471 1538

3 Interna 278 7392 7670

4 Anak 219 2512 2731

5 THT 30 19 49

6 Mata 37 19 56

7 KulKel 44 7 51

8 Jiwa 51 0 51

9 Gigi 58 0 58

Sub TOTAL 814 12827 13641

Total 13641

Data kunjungan pasien pada IGD/IRD berdasarkan tindak lanjut pelayanan di

RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.5.

No Uraian Dirawat Dirujuk Pulang Mati

Sebelum Dirawat

1 Bedah 330 35 1092 0

2 Neuro 735 13 288 5

3 Interna 4501 57 3080 31

4 Anak 1579 7 1131 2

5 THT 6 0 12 0

6 Mata 0 1 18 0

7 KulKel 0 0 7 0

8 Jiwa 0 0 0 0

9 Gigi 0 0 0 0

Sub TOTAL 7151 113 5628 38

Total 12930

E. Kesehatan Gigi dan Mulut

Data layanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD Haji Makassar tahun 2017

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6.

No Jenis Tindakan/Layanan Jumlah

1 Tumpatan gigi tetap 144

2 Tumpatan gigi sulung 0

3 Pengobatan Pulpa 337

4 Pencabutan Gigi Tetap 106

5 Pencabutan Gigi Sulung 36

6 Pengobatan Periodental 29

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 16

7 Pengobatan Abses 23

8 Pembersihan karang gigi 43

9 Medikasi 45

10 DHE / Kontrol 53

Total 816

Layanan terbanyak yang diberikan adalah pengobatan pulpa yaitu 337 pasien

dan tindakan tumpatan gigi tetap sebanyak 144 pasien. Sedangkan layanan

disediakan dengan jumlah kunjungan paling sedikit adalah Tumpatan gigi sulung.

F. Rehabilitasi Medik

Data distribusi pelayanan fisioterapi di RSUD Haji Makassar tahun 2017 untuk

jenis rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 3.1.

Layanan fisioterapi yang diberikan paling banyak pada pasien Rawat Jalan yaitu

sebanyak 1494 pasien dengan rincian kunjungan lama sebanyak 1269 dan

kunjungan baru 225 pasien. Sedangkan untuk pasien rawat inap jumlah tindakan

fisioterapi yang dilakukan adalah sebanyak 488 pasien. Untuk rincian jenis

pelayanan fisioterapi yang dilakukan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 3.7.

No Rincian Pelayanan Jumlah

1 Fisioterapi 1976

2 Latihan Fisik 1976

3 Aktino Terapi 1487

4 Elektro Terapi 947

5 Terapi Bicara 0

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Kunjungan Baru

Kunjungan Lama

225

1269

240

248

Rawat Jalan Rawat Inap

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 17

G. Radiologi

Data kunjungan radiologi yang diberikan RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat

dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.2.

Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa pasien radiologi terbanyak

berasal dari rawat inap yang merupakan pasien kunjungan baru dengan jumlah

1893 pasien. Sedangkan kunjungan radiologi terendah adalah kunjungan lama,

dengan jumlah 0 pasien baik itu di Instalasi Rawat Jalan, maupun di Instalasi

Rawat Inap. Rincian pelayanan tersebut, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8.

No Jenis Makanan Jumlah

1 Foto Thorax 2557

2 Foto dengan bahan kontras 19

3 Foto tanpa bahan kontras 456

4 Foto USG (RJ + RI) 1377

H. CT-Scan

Pelayanan CT-Scan di RSUD Haji Makassar mulai disediakan pada tahun 2017

dan jumlah layanan CT-Scan yang diberikan adalah 334 pasien.

I. Laboratorium Klinik

Distribusi pemeriksaan laboratorium di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017

dapat dilihat pada grafik berikut ini :

0

500

1000

1500

2000

Kunjungan Baru

Kunjungan Lama

1893

0

1704

0

Rawat Inap Rawat Jalan2

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 18

Grafik 3.3

Data diatas menunjukkan bahwa terdapat 5046 pasien rawat inap dan 3053

pasien rawat jalan yang mendapatkan pemeriksaan Laboratorium di RSUD Haji

Makassar. Sedangkan rincian jenis pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.9.

No Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan

Sedang Pemeriksaan

Canggih Jumlah

KIMIA

1 Glukosa 5330 0 5330

2 Ureum 2076 0 2076

3 Creatinin 2091 0 2091

4 Asam Urat 638 0 638

5 Kolesterol 811 0 811

6 Trigliserida 667 0 667

7 Kolesterol HDL 436 0 436

8 Kolesterol LDL 433 0 433

9 Bilirubin Total 150 0 150

10 Bilirubin Direct 7 0 7

11 Bilirubin Indirect 1 0 1

12 SGOT 1759 0 1759

13 SGPT 1759 0 1759

14 Alkali Pospatase 0 0 0

15 Gamma GT 0 0 0

16 Protein Total 50 0 50

17 Albumin 216 0 216

18 Globulin 6 0 6

19 Elektrolit 534 0 534

HEMATOLOGI

1 Hemoglobin 9658 0 9658

2 Leukosit 1177 0 1177

3 Eritrosit 1057 0 1057

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Kunjungan Baru

Kunjungan Lama

2078975

5046

2761

Rawat Jalan Rawat Inap

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 19

4 Trombosit 43 0 43

5 Hematokrit 43 0 43

6 MCV 4 0 4

7 Waktu Perdarahan 1138 0 1138

8 Waktu Pembekuan 1177 0 1177

9 DDR 44 0 44

10 LED 55 0 55

11 Apusan Darah Tepi 102 0 102

IMMUNOLOGI/SEROLOGI

1 Widal 3967 0 3967

2 Tes Kehamilan (Plano tes) 206 0 206

3 HBSAg 374 0 374

4 Golongan Darah 71 0 71

5 Test Narkoba 777 0 777

6 HIV 141 0 141

PEMERIKSAAN LAINNYA

1 Sputum BTA 1092 0 1092

2 URINE RUTIN 1238 0 1238

3 FESES RUTIN 218 0 218

4 PAP SMEAR 0 0 0

Jenis pemeriksaan laboratorium yang diperiksa pada RSUD Haji Makassar

adalah pemeriksaan kimia, hematologi, immunologi, dan pemeriksaan lainnya

seperti Sputum BTA, Urine Rutin, Feses Rutin, Dan Pemeriksaan PAP Smear.

Untuk pemeriksaan kimia jenis pemeriksaan terbanyak adalah Glukosa, Ureum,

dan Cleatinin sedangkan untuk pemeriksaan immunologi yang terbanyak adalah

pemeriksaan widal bagi penderita demam typoid.

J. Kegiatan Farmasi

Berikut rekapan kegiatan farmasi di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017 :

Tabel 3.10.

No Uraian Jumlah

1 Jumlah Kertas Resep 88128

2 Jumlah Resep 306172

3 Jumlah Resep yg dilayani 450469

K. Kegiatan Gizi

Pelayanan gizi di rumah sakit diberikan sesuai dengan keadaan pasien yang

berdasar pada keadaan klinis pasien, status gizi dan status metabolism

tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan

penyakit, sehingga perlu diperhatikan jenis makanan sesuai dengan

keadaannya. Berikut disajikan distribusi pelayanan Gizi RSUD Haji Tahun 2017 :

Tabel 3.11.

No Jenis Makanan Jumlah

1 Makanan Biasa 5108

2 Makanan Lunak 11197

3 Makanan Saring 905

4 Makanan Cair 173

5 Diit Rendah Garam 1667

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 20

6 Diit Rendah Lemak 3258

7 Diit Rendah Protein 83

8 Diit Rendah Purin 110

9 Diit Rendah Sisa 1488

11 Diit Diabetes Melitus 1256

12 Diit TKTP 5470

13 Diit Tinggi Protein 1132

14 Diit Tinggi Serat 156

15 Diit Rendah Serat 0

16 Diit Hati 406

17 Diit Lambung 7472

18 Diit Jantung 631

19 Tes Bersih Diri (Benzidine Tes) 58

20 Diit Buah 3

Total Kegiatan Gizi 40573

L. Jumlah Persalinan

Data kegiatan persalinan di RSUD Haji Makassar tahun 2017 dapat dilihat pada

tabel ini :

Tabel 3.12.

No Uraian Tindakan Jumlah

1 Persalinan Normal 708

2 Persalinan dengan komplikasi 75

3 Sectio Caesaria (≤ 2500) 84

4 Sectio Caesaria (≥ 2500) 170

5 Abortus 115

M. Operasi Bedah

Data pelayanan berdasarkan jenis operasi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.13.

No Uraian Tindakan Jumlah

1 Operasi Besar 624

2 Operasi Sedang 343

3 Operasi Kecil 0

4 Operasi Khusus 384

Jumlah Operasi 1351

N. Kegiatan Anastesi

Data kegiatan anastesi di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3.14.

No Uraian Tindakan Jumlah

1 Anatesi umum (GA) 466

2 Anastesi spinal 527

3 Anastesi lokal 346

4 Epidural 2

5 Spinal + Epidural 0

6 Umum (GA) + Epidural 0

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 21

7 Spinal + Umum (GA) 0

Jumlah Anastesi 1341

O. Kegiatan Imunisasi

Data pelayanan imunisasi yang diberikan di RSUD Haji Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.15.

No Uraian Jumlah

1 BUMIL

TT-1 3

TT-2 4

TT-3 0

TT-4 1

TT-5 0

2 BCG 17

3 PENTABIO 1 19

PENTABIO 2 22

PENTABIO 3 21

PENTABIO 4 (18 bln) 17

4 Hepatitis B

Umur 0-7 hari 500

5 Polio I 18

Polio II 23

Polio III 22

Polio IV 21

7 Campak • 9 Bulan 20

▪ 2 Tahun 4

.

P. Keluarga Berencana

Data program keluarga berencana yang diberikan di RSUD Haji dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.16.

No Program KB Jumlah

1 IUD 157

2 PIL 0

3 Kondom 0

4 Obat Vaginal 0

5 MO Pria 0

6 MO Wanita 79

7 Suntikan 34

8 Implant 38

Q. Kepesertaan Rawat Jalan

Data kepesertaan bagi pasien rawat jalan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.17.

No Pasien Rawat Jalan Jumlah

1 UMUM 6678

2 PBI 6754

3 NON PBI 14372

4 JAMKESDA 184

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 22

5 INHEALTH 1

Jumlah 27989

R. Kepesertaan Rawat Inap

Data kepesertaan bagi pasien rawat inap di RSUD Haji Makassar dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.18.

NO Uraian Jumlah /sistem

Pasien Rawat Inap (masuk)

1 a. UMUM 1386

2 b. PBI 4983

3 c. NON PBI 3623

4 d. JAMKESDA 517

Jumlah 10509

Pasien Rawat Inap (keluar)

1 a. UMUM 1483

2 b. PBI 4899

3 c. NON PBI 5472

4 d. JAMKESDA 194

Jumlah 12048

Pasien Rawat Inap (Lama Dirawat)

1 a. UMUM 3689

2 b. PBI 15996

3 c. NON PBI 14376

4 d. JAMKESDA 546

Jumlah 34607

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 23

BAB IV

CAPAIAN INDIKATOR RUMAH SAKIT

A. Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator pelayanan di RSUD Haji Makassar dapat dilihat pada uraian dibawah

ini :

Tabel 4.1.

KATEGORI JUMLAH

KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PER TAHUN 25.427

KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP PER TAHUN 10.509

KUNJUNGAN IGD PER TAHUN 12.942

RATA RATA BOR (%) PERTAHUN 55,67 % (250 TT)

RATA RATA TOI PER TAHUN 3 hari

RATA RATA ALOS PER TAHUN 3 hari

Data diatas menunjukkan beberapa indikator pelayanan yang ada di RSUD Haji

Makassar Tahun 2017.

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada semua waktu tertentu.

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit. Indikator BOR di RSUD Haji Makassar pada tahun

2017 adalah 55.67% Untuk melihat perbandingan indikator BOR untuk 3

tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.1.

Data diatas menunjukkan bahwa BOR RSUD Haji Makassar pada tahun

BOR

48%

50%

52%

54%

56%

58%

60%

62%

20152016

2017

BOR

BOR

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 24

2. LOS (Average Length of Stay = Rata-Rata Lamanya Pasien Dirawat)

LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai LOS

pada tahun 2017 adalah 3 Hari. Sedangkan perbandingan antar tahun dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.2.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angka LOS pada RSUD Haji

Makassar pada tahun 2015-2017 memiliki nilai yang sama, namun pada

tahun 2017 penurunan rata-rata lamanya pasien dirawat selama 3 hari.

3. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode. Berapa kali

tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Angka BTO di RSUD

Haji Makassar pada tahun 2017 adalah 61

4. TOI (Turn Over Inteerval=Tenggang Perputaran)

TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi

ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur. Angka TOI pada tahun 2017 adalah 3 hari. Berikut

dapat dilihat nilai TOI pada tiga tahun terakhir :

AvLOS

0

1

2

3

4

20152016

2017

AvLOS

AvLOS

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 25

Grafik 4.2.

5. NDR (Net Death Rate)

NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000

penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di

rumah sakit. Angka NDR di RSUD Haji Makassar pada tahun 2017 adalah 3

6. GDR (Gross Death Rate)

GDR adalah angka kematian umum setiap 1000 penderita keluar. Angka

GDR pada tahun 2017 di RSUD Haji Makassar adalah 23

B. Monitoring Indikator Mutu Rumah Sakit

Monitoring Indikator mutu rumah sakit, baik indikator area klinis maupun indikator

manajemen dimonitoring mulai bulan januari sampai desember 2017. Monitoring

setiap indikator dilakukan dengan cara sensus harian yang dilaksanakan oleh

penanggung jawab data unit dan rekapitulasi oleh penanggung jawab data sub

komite mutu rumah sakit. Adapun laporan indikator mutu RSUD Haji Makassar

Tahun 2017 baik indikator area klinis maupun indikator manajemen.

1. Indikator Mutu Area Klinis

a. Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24

jam (IAK-1)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 92.02% 92.82% 96.39% 98.67% 99.05% 99.04%

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

2015 2016 2017

Turn Over Interval

Turn Over Interval

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 26

Rata-rata 93.77% 93.77% 93.77% 99.04% 99.04% 99.04%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

99.00% 97.46% 96.96% 96.25% 91.33% 90.76%

97.89% 97.89% 97.89% 92.89% 92.89% 92.89%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Kelengkapan pengisian form asesmen awal pasien rawat inap dalam 24 adalah

pengisian status pasien dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat oleh

perawat. Pengkajian awal keperawatan yang lengkap adalah pengisian form

pengkajian awal sesuai dengan checklIns: alasan dirawat, data kesehatan

pasien, riwayat kehamilan dan kelahiran, riwayat imunisasi, riwayaat penyakit

keluarga, riwayat penyakit sekarang, keadaan umum, penilaian fisik,

psikososial, budaya pasien, kebutuhan belajar / edukasi, hambatan untuk

menerima edukasi, skrining nutrisi, penilaian resiko jatuh, penilaian resiko

decubitus, penilaian tingkat nyeri kemudian mengisi assesmen keperawatan,

rencana keperawatan dan perawat yang melakukan kajian.

Kelengkapan pengisian form asesmen awal keperawatan pasien rawat inap

dalam 24 jam pada bulan Januari – Maret 2017 belum mencapai standar 100%,

meskipun sudah mencapai di atas 90% yaitu januari 92,09 %, pebruari 92,82 %

dan maret sebesar 96,39 % dengan rata-rata capaian indikator sebesar 93,77

%. Sedangkan capaian triwulan dua bulan april sebesar 99,92 %, mei sebesar

99,81 % dan bulan juni sebesar 100 % dengan rata-rata capaian sebesar 99,1

% dari target capaian sebesar 100 %.Untuk triwulan tiga, capaian indikator ini

menunjukkan tren penurunan, yaitu 99,0 % pada bulan juli, 97,46 % pada bulan

agustus dan 96,96 %. Sedangkan untuk periode oktober –desember 2017

kembali terjadi tren penurunan rata-rata 92,89 % yaitu 96,25 % pada bulan

oktober, 91,33 % pada bulan november dan 90,76 % pada bulan desember

2017 dengan rata-rata tahunan sebesar 95,90 %.

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran perawat dalam melengkapi assesemen

awal perawat dalam 24 jam sudah menunjukkan tren penurunan. Pemberian

motivasi dan dan pengingatan kepatuhan dilakukan secara berkelanjutan pada

saat kegiatan tracer/telusur agar capaian dapat terus ditingkatkan. Trun

penurunan ini harus dilakukan PDCA untuk melakukan tindakan antisipasi agar

terjadi perbaikan.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 27

b. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium (IAK-2)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 40.54 36.00 34.00 35.00 54.00 48.00

Rata-rata 36.85 36.85 36.85 45.67 45.67 45.67

Standar 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

27.00 31.00 33.00 31.00 34.00 31.00

30.33 30.33 30.33 32.00 32.00 32.00

140.00 140.00 140.00 140.00 140.00 140.00

Indikator ini diukur untuk mengetahui kecepatan pelayanan laboratorium

patologi klinik. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik yang dimaksud adalah

pelayanan pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik. Waktu tunggu hasil

pelayanan laboratorium patologi klinik adalah tenggang waktu yang dibutuhkan

mulai pasien diambil sample oleh petugas sampling sampai dengan hasil

pemeriksaan yang sudah diekspertisi diterima di loket Pengambilan hasil yang

diukur dalam satuan menit, untuk setiap pasien yang diperiksakan laboratorium

darah lengkap dan kimia klinik. Waktu tunggu hasil pemeriksaan darah lengkap

dan kimia klinik ini dipantau untuk pasien rawat jalan dan IGD, dengan standar

waktu < 140 menit.

Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa pencapaian indikator ini

sudah baik yaitu 40,54 menit pada bulan januari, 36 menit pada bulan pebruari

dan 34 menit pada bulan maret 2017 dengan rata-rata capaian indikator

sebesar 36,85 menit. Sedangkan data triwulan dua menunjukkan capaian rata-

rata indikator yang sedikit menurun yaitu 35 menit pada bulan april, 54 menit

pada bulan mei dan 48 menit pada bulan juni dengan rata-rata capaian sebesar

45,67 menit. Pada triwulan tiga yaitu bulan juli sebesar 27 menit, agustus

sebesar 31 menit, september 33 menit dengan rata-rata 30,3 %. Sedangkan

untuk triwulan empat untuk bulan oktober pencapaiannya sebesar 31 menit,

November 34 menit dan desember sebanyak 31 menit dengan rata-rata sebesar

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 28

32 menit. Dan rata-rata pencapaian tahun 2017 sebesar 36,2 menit. Rata-rata

waktu tunggu pelayanan radiologi menunjukkan tren membaik meskipun

fluktuatif. Pemantauan terhadap pelaksanaan waktu tunggu hasil laboratorium

diharapkan dapat terus menerus dilaksanakan agar capaian yang telah

memenuhi standar tersebut dapat terus dipertahankan.

c. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto (IAK-3)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 240 261 252 265 245 198

Rata-rata 251 251 251 236 236 236

Standar <180 <180 <180 <180 <180 <180

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

227 220 221 210 146 303

223 223 223 220 220 220

<180 <180 <180 <180 <180 <180

Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien

di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise. Pengumpulan

indikator ini untuk melihat gambaran kecepatan pelayanan radiologi dengan

target capaian indikator sebesar < 180 menit.

Data Triwulan satu, bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa kecepatan

pelayanan foto thorax di instalasi radiologi belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Capaian indikator bulan januari sebesar 240 menit, pebruari sebesar

261 menit dan maret sebesar 252 menit dengan rata-rata sebesar 251 menit.

Data triwulan dua, yaitu bulan april sebesar 265 menit, mei sebesar 245 menit

dan bulan juni sebesar 198 menit dengan rata-rata capaian sebesar 236 menit.

Untuk triwulan 3 capaian indikator ini menunjukkan tren perbaikan meskipun

belum mencapai standar yaitu bulan juli 227 menit, bulan agustus 220 menit

dan bulan September 221 menit. Untuk triwulan 4, capaian bulan oktober

sebesar 210 menit, November 146 menit dan desember sebesar 303 menit

dengan rata-rata capaian untuk triwulan 4 sebesar 220 menit. Sedangkan rata-

rata capaian tahun 2017 sebesar Rata-rata capaian di triwulan tiga ini

menunjukkan tren perbaikan meskipun masih jauh dari target sebesar ≤ 180

menit. Kendala utama yang menjadi faktor penyebab adalah tidak adanya

dokter spesialis radiologi yang onsite pada sore dan malam hari sehingga

pasien yang difoto thorax pada sore dan malam hari akan diekspertise hasil

pada keesokan harinya.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 29

d. Infeksi luka operasi ( IAK-4)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

Infeksi luka operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua katagori luka

sayatan operasi bersih yang dilaksanakan dirumah sakit ditandai dengan rasa

panas, kemerahan, pengerasan dan keluarnya pus dalam waktu lebih dari 3 x

24 jam. Operasi bersih adalah semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah

yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi, misalnya daerah pencernaan

makanan, derah ginjal dan saluran kencing, daerah mulut dan tenggorok serta

daerah saluran kelamin perempuan. Operasi bersih yang dimaksud disini

adalah operasi yang dipersiapkan lebih dahulu (bedah elektif). Indikator ini

diukur untuk melihat gambaran mutu pelayanan bedah. Target capaian indikator

ini adalah sebesar 0 %.

Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa mutu pelayanan bedah di

RSUD Haji Makassar cudah cukup baik, hal ini tergambar dari capaian indikator

bulan januari sebesar 0 %, pebruari 0 % dan maret 0 %. demikian juga dengan

capaian indikator ILO bulan april – juni 2017 masing-masing sebesar 0 %.

Capaian indikator ini untuk triwulan 3 sebesar 0 %. Demikian pula triwulan 4

capaian indikator in sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa dari semua

pasien operasi mengalami penyembuhan luka dengan baik dan tidak terjadi

infeksi luka operasi. Proses ini harus terus menerus dipertahankan demi

peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

e. Penulisan resep tidak sesuai formularium (IAK-5)

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 30

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 9.00% 7.70% 8.30% 6.20% 3.90% 3.60%

Rata-rata 8.33% 8.33% 8.33% 4.57% 4.57% 4.57%

Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

5.40% 4.40% 5.40% 6.30% 6.00% 6.80%

5.06% 5.06% 5.06% 6.36% 6.36% 6.36%

0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Formularium Nasional (Fornas) adalah daftar obat yang disusun berdasarkan

bukti ilmiah mutakhir oleh Panitia Farmasi dan Terapi RSUD Haji Makssar. Obat

yang masuk dalam daftar obat formularium adalah obat yang paling berkhasiat,

aman, dan dengan harga terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai

acuan untuk penulisan resep. Adapun tujuan pengukuran indikator ini adalah

untuk mengetahui gambaran penulisan resep obat tidak sesuai formularium

nasional oleh dokter dengan target capaian indikator sebesar 0 %.

Dari data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa masih ada dokter

yang menulis resep tidak sesuai dengan formularium. Hal ini terbukti dari data

capaian indikator bulan januari sebesar 8,97 %, pebruari sebesar 7,74 % dan

maret sebesar 8,32 % dengan rata-rata sebesar 8,34 %. Sedangkan triwulan

dua terjadi perbaikan capaian yaitu sebesar 6,2 % pada bulan april. Untuk

triwulan 3, capaian indikator ini menujukkan tren perbaikan yaitu 5,5 % bulan juli

2018, 4,4 % bulan agustus dan 5,4 % bulan September 2018. Untuk triwulan 4,

capaian bulan oktober sebesar 6,3 %, November sebesar 6 % dan desember

sebesar 6,8 % dengan rata-rata capaian 6,36 %. dengan capaian rata-rata

tahunan sebesar 6,08 %.Capaian indikator ini belum mencapai target meskipun

demikian sudah memperlihatkan tren perbaikan. Pemantauan terhadap

kepatuhan dokter menulis resep sesuai formularium dengan cara PDSA harus

terus menerus dilakukan agar mencapai target sesuai dengan yang diharapkan.

f. Kesalahan penulisan resep (IAK-6)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0.29% 0.35% 0.13% 0.26% 0.18% 0.15%

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 31

Rata-rata 0.25% 0.25% 0.25% 0.20% 0.20% 0.20%

Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0.35% 0.26% 0.05% 0.34% 0.31% 0.42%

0.22% 0.22% 0.22% 0.35% 0.35% 0.35%

0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker untuk

menyiapkan obat dan alat kesehatan bagi pasien dan ditulis secara lengkap dan

jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi. Kesalahan penulisan

resep/Prescription Error adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang

meliputi ketidak lengkapan dan ketidak jelasan aturan pakai, bentuk sediaan,

dosis dan paraf dokter dengan target capaian indikator sebesar 0 %. Adapun

tujuan dari pengukuran indikator ini adalah :

a) Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan

resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam

pengobatan

b) Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh Instalasi Farmasi dn

keselamatan penggunaan obat

Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan masih ada dokter yang menulis

resep yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan resep yang benar. Terbukti

dari data capaian indikator ini bulan januari 0,29 %, pebruari 0,35 % dan maret

sebesar 0,13 %. Sedangkan untuk triwulan 2 capaian indikator agak meningkat

yaitu sebesar 0,26 % pada bulan april , 0,18 % pada bulan mei dan 0,,15 %

pada bulan juni 2017. Untuk triwulan 3, capaian indikator ini pada bulan juli

sebesar 0,35 %, agustus sebesar 0,21 % dan bulan september sebesar 0.05 %.

Untuk triwulan 4 terjadi penurunan capaian indikator yaitu 0,34 % pada bulan

oktober, 0,31 % pada bulan November dan 0,42 % pada bulan desember.

Dengan rata-rata capaian indikator tahunan sebesar 0,26 %. Hal ini

menunjukkan bahwa capaian indikator ini menunjukkan tren yang tidak stabil

meskipun dalam rentang tidak terlalu besar. Sosialisasi dan pendekatan intensif

kepada kepada dokter sebagai penulis resep melalui komite medik harus

dilakukan lebih intensif lagi agar indikator dapat mencapai target sesuai yang

diharapkan.

g. Pengkajian pre anestesi dilaksanakan untuk pasien pra – operasi elektif

dengan anestesi umum (IAK-7)

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 32

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pengkajian pra-anesthesi adalah dimana ahli anesthesia melaksanakan

penentuan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anesthesia dan

member informasi tindakan anesthesia kepada pasien dan keluarganya.

Pengkajian pra anesthesia dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif

dengan general anesthesia harus menerima penilaian pra-anesthesi sebelum

operasi dengan pengkajian yang lengkap dan benar. Tujuan pengukuran

indikator ini adalah untuk mengetahui kinerja dokter anestesi dalam

melaksanakan prosedur persiapan pra-anesthesi, untuk menghindari insiden

keselamatan pasien dalam hal anesthesia. Target capaian indikator ini adalah

sebesar 100 %.

Dari data bulan januari- maret 2017 menunjukkan bahwa kepatuhan

pelaksanaan assesmen pre-anastesi oleh dokter spesialis anastesi sudah

memenuhi standar 100 % seperti yang diharapkan. Demikan pula dengan

triwulan 2, 3 dan 4. Pemantauan pelaksanaan assesemen pre-anastesi ini

diharapkan dapat terus dilakukan agar capaian yang memenuhi standar dapat

terus dipertahankan.

h. Kejadian reaksi tranfusi darah (IAK-8)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 33

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat

transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi

akibat golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sInsem imun sebagai akibat

pemberian transfusi darah. Adapun tujuan dari pengukuran indikator ini adalah

tergambarnya upaya rumah sakit untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi

darah. Target capaian indikator ini adalah 0 %.

Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa tidak ada kejadian reaksi

transfusi, hal ini ditunjukkan dengan capaian bulan januari sebesar 0 %,

pebruari 0 % dan maret sebesar 0 %. Demikian juga dengan teriwulan 2, 3 dan

4. Pemantauan terhadap indikator ini harus dilakukan secara terus menerus

agar pencapaian indikatornya dapat dipertahankan.

i. Ketidak Lengkapan pengisian rekam medis 24 jam sejak setelah pasien

selesai pelayanan rawat inap (IAK-9)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar april Mei Juni

Capaian 73.64% 74.03% 65.73% 69.49% 67.49% 60.76%

Rata-rata 71.33% 71.33% 71.33% 66.06% 66.06% 66.06%

Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

49.40% 44.80% 41.40% 38.30% 35.70% 32.30%

45.20% 45.20% 45.20% 35.43% 35.43% 35.43%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rekam Medis yang lengkap adalah rekam medis yang lengkap diisi oleh staf

medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan

instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas IRM). Rekam

Medik harus disetor ke IRM selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah selesai

pelayanan rawat inap. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 34

kepatuhan DPJP dalam melengkapi berkas rekam medis pasien. Target

pencapaiaan indikator ini adalah 0 %.

Dari data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa kepatuhan DPJP

terhadap pengisian berkas rekam medis masih sangat rendah. Hal ini terlihat

dari data capaian indikator bulan januari – maret masing – masing 73,4 %,

74,03 %, 65,73 % dari target sebesar 0 %. Pada triwulan 2, angka capaian

indikator ini masih tetap tinggi meskipun menunjukkan kecenderungan

penuruan setiap bulannya yaitu 69,,49 % pada bulan april 2017, 67, 49 % pada

bulan mei 2017 dan 60,76 % dengan rata-rata capaian sebesar 66,06 %. Angka

ini sudah menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan 1 yaitu

sebesar 71,33 %. Sedangkan untuk triwulan 3, capaian indikator ini

menunjukkan tren membaik yaitu 49,4 % pada bulan juli, 44,8 % pada bulan

agustus dan 41,4 % pada bulan September dengan rata-rata 45,2 %. Demikian

pula dengan triwulan 4 menunjukkan tren yang terus membaik yaitu 38,3 %

pada bulan oktober, 35,7 % pada bulan November dan 32,3 % pada bulan

desember dengan rata-rata 35,4 %. sedangkan angka rata-rata capaian

indikator ini untuk tahun 2017 sebesar 54,5 %. Format rekam medis yang sering

tidak terisi antara lain adalah resume medis (MR-2), discharge planning (MR-

2A), pengkajian awal medis (MR-3). Dan lembar rekam medis yang tidak terisi

tersebut adalah tanggung jawab DPJP. Tren perbaikan capaian indikator ini

menunjukkan Komite PMKP (Sub komite peningkatan mutu) sudah

berkoordinasi dengan komite medik dan wadir pelayanan medik. Diharapkan

rapat koordinasi dengan pelayanan medik dan komite medik dapat segera

dilaksanakan untuk membahas masalah ini.

j. Angka kejadian infeksi jarum infus (Phlebitis) (IAK-10)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 5.98% 3.86% 5.23% 3.75% 3.97% 2.79%

Rata-rata 5.02% 5.02% 5.02% 3.50% 3.50% 3.50%

Standar 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

1.07% 1.00% 0.99% 1.09% 0.98% 0.94%

1.02% 1.02% 1.02% 1.01% 1.01% 1.01%

1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50% 1.50%

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 35

Phlebitis adalah infeksi di daerah lokal tusukan/ inserta IV cateter dengan tanda

sebagai berikut : merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan.

Kejadian phlebitis adalah jumlah kejadian infeksi jarum infus (phlebitis) pada

pasien yang terpasang IVL dibagi total jumlah hari pemasangan IVL dalam

kurun waktu tertentu dikalikan 1.000 dengan target capaian sebesar < 1,5 %o.

Tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mendapatkan data dasar endemik

angka kejadian phlebitis dan menurunkan angka kejadian phlebitis.

Data surveilens PPI bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa angka

kejadian phlebitis di RSUD Haji Makassar masih cukup tinggi. Hal ini

tergambardari data capaian indikator ini bulan januari sebesar 5,98 %o, pebruari

sebesar 3,86%o dan maret sebesar 5,23 %o. Faktor yang menjadi

penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat kepatuhan petugas kesehatan

melakukan hand hygiene sebelum kontak dengan pasien. Faktor lain yang

kemungkinan menjadi penyebab adalah kompetensi petugas dalam melakukan

pemasangan infus, kualitas dari abocath yang digunakan dan kondisi spesifik

dari pasien sendiri.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan

melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang

pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan

memutus rantai infeksi nosokomial. Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi

dengan semua unit terkait. Hal lain yang juga harus dilakukan adalah

melakukan koordinasi dengan bidang keperawatan dan komite keperawatan

tentang kompetensi perawat dalam pemasangan infus.

Setelah dilakukan PDSA, angka kejadian phlebitis pada triwulan 2 sudah

menunjukkan tren penurunan meskipun sedikit meningkat pada bulan mei

tetapi kembali menurun pada bulan juni 2017 yaitu sebesar 3,75 %o pada bulan

april, 3,97 %o pada bulan mei dan 2,79 %o pada bulan juni 2017 dengan rata-

rata capaian triwulanan sebesar 3,5 %o dari target sebesar ≤1,5 %o. Capaian

indikator triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan, yaitu 1,07 %o untuk bulan juli,

1,00 %o untuk bulan agustus dan 0,99 %o untuk bulan september. Sedangkan

untuk triwulan 4 yaitu 1,09 % untuk bulan oktober, 0,98 % untuk bulan

November dan 0,94 % untuk bulan desember 2017 dengan rata-rata capaian

triwulan sebesar 1,003 %. Sedangkan rata-rata capaian indikator tahunan

sebesar 2,64 %. capaian indikator ini menunjukkan tren perbaikan dan

diharapkan akan mencapai target.

2. Indikator Area Manajemen

a. Angka kekosongan stok obat essensial (IAM-1)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 16 16 13 13 11 8

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 36

Rata-rata 15 15 15 11 11 11

Standar 0 0 0 0 0 0

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

5 8 9 12 11 14

7.3 7.3 7.3 12.3 12.3 12.3

0 0 0 0 0 0

Obat essensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan

kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang

diupayakan tersedia pada unit pelayanan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.

Obat-obat essensial sesuai dengan daftar obat essensial yang dikeluarkan oleh

kementerian kesehatan. Adapun tujuan pengukuran indikator ini adalah

tergambarnya mutu manajemen obat dengan ketersediaan stok obat essensial

Rumah Sakit. Target capaian indikator ini adalah 0.

Capaian indikator ini pada bulan januari adalah 16 item, bulan pebruari 16 item

dan bulan maret sebanyak 13 item. Hal ini menunjukkan bahwa pihak

manajemen belum dapat menyiapkan obat-obat essensial untuk pelayanan

secara maksimal.

Data triwulan 2 menunjukkan bahwa capaian indikator ini menunjukkan tren

perbaikan. Hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan jumlah kekosongan

stock obat-obatanan essensial, yaitu 13 item pada bulan april, 11 item pada

bulan mei dan 8 item pada bulan juni 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 11

item. angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata capaian

triwulan 1 yaitu sebesar 15 item.

Data triwulan 3 menunjukkan bahwa capaian indikator ini kembali menunjukkan

tren perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini ditandai

dengan terjadinya penurunan jumlah kekosongan stock obat esensial, yaitu 5

item pada bulan juli, 8 item pada bulan agustus, dan 9 item pada bulan

September 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 7.3 item. Untuk triwulan 4

terjadi penurunan capaian indikator ini yaitu bulan oktober sebanyak 12 item,

November sebanyak 11 item dan bulan desember sebanyak 14 item dengan

rata-rata capaian indikator rata-rata triwulan sebesar 12,3 item. Sedangkan rata-

rata capaian indikator tahunan sebesar 11,4 item. Angka kekosongan obat

esensial ini disebabkan karena kosongnya persediaan stock obat pada

dInsributor obat meskipun pihak manajemen rumah sakit telah memesannya.

b. Laporan Narkotika dan Psikotropika tepat waktu (IAM-2)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 37

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 50.00% 100.00% 100.00% 100.00% 0.00% 100.00%

Rata-rata 83.33% 83.33% 83.33% 66.66% 66.66% 66.66%

Standar 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Laporan Narkotika dan psikotropika adalah laporan yang memuat daftar obat –

obat narkotika dan psikotropika yang dikelola oleh RSUD Haji Makassar dan

dikirim paling lambat tanggal 10 melalui aplikasi SIPNAP. Tujuan pengukuran

indikator ini adalah tergambarnya kinerja adminInsrasi farmasi menyelesaikan

laporan narkotika dan psikotropika. Target capaian indikator ini adalah sebesar

100 %.

Data capaian indikator ini pada bulan januari sebesar 50 %, bulan pebruari

sebesar 100 % dan bulan maret sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa

pelaporan narkotika dan psikotropika sudah berjalan dengan baik, Capaian

yang rendah di bulan januari disebabkan karena masih dalam proses transisi

dari sInsem manual ke sInsem komputerisasi.

Data triwulan 2 menunjukkan tren penurunan pada bulan mei 2017 yaitu

capaian sebesar 0 %, hal ini disebabkan karena adanya pemakaian petidin

injeksi, dimana atruran pelaporan narkotikan jenis petidin harus lengkap

memuat identitas baik identitas DPJP maupun identtitas pasien sehingga

memperlambat pelaporan menjadi tgl 12 mei 2017 dimana targetnya sebelum

tanggal 10 setiap bulan. dan diharapkan bulan berikutnya hal tersebut tidak

terjadi lagi.

Data triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan dibanding dengan triwulan 2. Pada

triwulan 3 laporan daftar obat-obat narkotika dan psikotropika sudah berjalan

dengan sangat baik, pada bulan juli sampai dengan bulan september 2017

capaian indikator ini sudah mencapai target yaitu 100 % demikian juga dengan

triwulan 4.

c. Insiden tertusuk jarum (IAM-3)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 38

Capaian 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rata-rata 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Standar 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko

terjadi pada seluruh staf yang berada di RSUD Haji Makassar baik staf medis,

penunjang atau non medis. Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan

penanganan pajanan ditempat kerja oleh Risk Manajemen. Tujuan pengukuran

indikator ini adalah untuk mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam

mengidentifikasi insiden tertusuk jarum serta kualitas manajemen dalam

perlindungan petugas. Target capaian indikator ini adalah 0.

Data bulan januari- maret 2017 menunjukkan bahwa penatalaksanaan

penggunaan jarum sudah baik, demikian juga dengan pengelolaan sampah

medis khusus pengelolaan jarum sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan

dengan hasil capaian indkator bulan januari-maret 2017 sebesar 0 (tdak ada

kejadian).

Data triwulan 2 juga menunjukkan bahwa dari bulan april – juni 2017 tidak ada

kejadian tertusuk jarum. Pemantauan terhadap penatalaksanaan penggunaan

jarum dan pengelolaan sampah medis jarum suntik harus tetap dilakukan agar

capaian indikator ini dapat dipertahankan.

Data pada triwulan 3 masih tetap menunjukkan bahwa penatalaksanaan

penggunaan jarum dan pengelolaan sampah medis tetap terjaga dengan baik,

bulan juli sampai dengan bulan september tidak ada insiden tertusuk jarum,

demikian juga dengan bulan oktober – desember 2017.

d. Pemanfaatan alat CT Scan, untuk CT Scan kepala dalam penegakan

diagnosis pasien yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi (IAM-4).

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 70% 79% 74% 90.21% 90.87% 83.65%

Rata-rata 74.33% 74.33% 74.33% 88.24% 88.24% 88.24%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 39

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0% 0% 0% 0% 0% 0%

0% 0% 0% 0% 0% 0%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pemanfaatan alat CT Scan adalah angka yang menunjukkan jumlah pemakaian

alat CT Scan sesuai dengan indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat

CT Scan. Alat CT Scan yang digunakan memang benar-benar sesuai dengan

indikasi perawatan yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik

dari foto konvensional. Dalam pengukuran indikator ini akan difokuskan untuk

CT Scan kepala dalam proses penegakan diagnose pasien yang dilaksanakan

di Instalasi Radiologi dengan target capaian indikator sebesar 100 %. Tujuan

pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui manajemen utilisasi alat yang

efektif dan efisien.

Pemantauan capaian indikator bulan januari – maret 2017 menggambarkan

bahwa pemanfaatan alat CT Scan belum efektif dan efisien karena permintaan

CT Scan kepala masih banyak yang tidak sesuai indikasinya, Hal ini ditunjukkan

oleh data bulan januari sebesar 70 %, bulan pebruari 79 % dan bulan maret

sebesar 74 % dari target 100 %. Pendekatan ke dokter DPJP melalui komite

medik harus terus dilakukan agar pemanfaatan alat CTScan betul-betul

dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan indikasinya.

Data pada triwulan 2 , pencapaian indikator ini yaitu pada bulan april sebesar

90,21%, bulan mei sebesar 90,87%, dan bulan juni sebesar 83,65% dengan

capaian rata-rata yaitu sebesar 88,24%. Pencapain indikator sudah sedikit lebih

baik dibanding dengan pencapaian pada triwulan 1 ( januari-maret 2017 ).

Data pada triwulan 3 yakni bulan juli sampai dengan bulan desember 2017

sebesar 0%, hal ini disebabkan karena pemanfaatan alat Ct Scan pada bulan

tersebut sama sekali tidak digunakan atau dimanfaatkan ini disebabkan adanya

renovasi gedung sehingga alat tersebut tidak digunakan.

e. Angka kepuasan pasien rawat inap (IAM-5)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 93.12% 92.78% 97.02% 96.33% 93.67% 95.82%

Rata-rata 94.30% 94.30% 94.30% 95.27% 95.27% 95.27%

Standar 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 40

Triwulan III Triwulan IV

Juli Agst Sep Okt Nov Des

95.82% 95.82% 94.30% 92.78% 90.00% 90.00%

95.31% 95.31% 95.31% 90.92% 90.92% 90.92%

90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%

Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap

pelayanan rumah sakit dengan indeks kepuasan > 3 berdasarkan elemen –

elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Pelanggan yang

dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal 3 hari. Target

capaian indikator ini adalah sebesar > 90 %. Sedangkan tujuan pengukuran

indikator ini adalah tergambarnya persepsi pasien rawat inap terhadap mutu

pelayanan berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang

ditetapkan.

Hasil survey kepuasan pelanggan instalasi rawat inap yang dilakukan oleh seksi

humas RSUD Haji Makassar menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap

mutu pelayanan di RSUD Haji Makassar sangat baik. Hal ini terlihat dari data

hasil survey yang menunjukkan tren menbaik, bulan januari data capaian

indikator ini sebesar 92,78 %, pebruari sebesar 93,12 % dan bulan maret

sebesar 97,02 %.

Capaian indikator kepuasan pasien rawat inap untuk triwulan 2 menunjukkan

tren menurun dari bulan maret ke bulan april meskipun terjadi peningkatan

capaian rata-rata triwulan yaitu sebesar 95,27 % dari angka 94,30 % pada

triwulan1. Adapun nilai capaian bulan april sebesar 96,33 %, mei sebesar 93,67

% dan 95,82 % pada bulan juni 2017. Tetapi angka capaian ini tetap melampaui

target yaitu sebesar ≥ 90 %. Pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada

keselamatan pasien harus terus menerus ditingkatkan agar capaian indikator ini

dapat dipertahankan.

Pada triwulan 3 capaian indikator kepuasan pasien rawat inap menunjukkan

tren peningkatan dari triwulan 2 yaitu bulan juli 95,82%, bulan agustus 95,82%

dan bulaan september 94,30% dengan rata-rata sebesar 95,31%. Angka

capaian ini melampaui terget, Pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada

keselamatan pasien harus terus menerus ditingkatkan agar capaian indikator ini

dapat dipertahankan.

Pada triwulan 4 capaian indikator kepuasan pasien rawat inap menunjukkan

tren penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Capaian pada

bulan oktober 92,78%, bulan nopember 90,00% dan bulan desember sebesar

90,00% dengan rata-rata sebesar 90,92%. Capaian indikator kepuasan pasien

rawat inap pada triwulan 4 menunjukkan tren paling rendah dibandingkan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 41

dengan triwulan 1, 2, dan 3. Penurunan capaian ini disebabkan karena adanya

renovasi gedung-gedung perawatan yang sementara berjalan.

f. Kepuasan Pegawai (IAM-6)

Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai terhadap

kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan yang ditetapkan Rumah Sakit.

Tujuan pengukuran indikator ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi

pegawai terhadap elemen “Kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan. Target

capaian indikator ini adalah sebesar > 80 %. Frekuensi pengumpulan dan

pengolahan data indikator ini adalah setiap tahun. Data capaian indikator tahun

2017 adalah sebesar 83,03%.

g. Demografi pasien dengan diagnosis TB (IAM-7)

Data demografi yang dimaksud adalah data demografi pasien yang didiagnosa

TB yang meliputi: alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. Tujuan

pengukuran indikator ini adalah tergambarnya distribusi penyakit potensial

wabah berdasarkan alamat tempat tinggal untuk dapat dilaksanakan pelaporan

dengan cepat dan tindak lanjut. Target capaian indikator ini adalah data

demografi pasien TB lengkap dan tersedia.

h. Cost Recovery Rate (IAM-8)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0% 761.21% 178.35% 143.08% 107.93% 99.57%

Rata-rata 313.18% 313.18% 313.18% 116.86% 116.86% 116.86%

Standar 40% 40% 40% 40% 40% 40%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

108.94% 105.32% 111.30% 104.00% 102.43% 98.48%

108.52% 108.52% 108.52% 100.63% 100.63% 100.63%

40% 40% 40% 40% 40% 40%

Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu

tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu

tertentu. Tujuan pengukuran indikator ini adalah tergambarnya tingkat

kesehatan keuangan rumah sakit. Target capaian indikator yang diharapkan

adalah sebesar > 40 %.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 42

Data bulan januari – maret 2017 menunjukkan bahwa CRR RSUD Haji

Makassar belum stabil, yaitu 0 % pada bulan januari, 761,21 % pada bulan

pebruari dan 178 % pada bulan maret 2017. Hal ini disebabkan karena

pembelanjaan yang dilakukan masih dalam proses pelaksanaan dan belum

dilakukan pembayaran.

Pada triwulan 2, angka CRR sudah menunjukkan tren perbaikan yang

disebabkan karena sudah mulai ada realisasi belanja. Yaitu sebesar 143,68 %

pada bulan april, 107,93 % pada bulan mei dan 99,97 % pada bulan juni 2017

dengan rata-rata capaian sebesar 116,86 %.

Pada triwulan 3, angka CRR tetap menujukkan tren perbaikan, yaitu sebesar

108,94% pada bulan juli, 105,32% pada bulan agustus dan 111,30% pada

bulan September 2017 dengan rata-rata capaian sebesar 108,52%.

Sedangkan untuk triwulan 4, bulan oktober sebesar 104,00 %, November

sebesar 102,43 % dan desember sebesr 98,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa

kondisi pendapatan rumah sakitt cukup untuk mengcover belanja operasional.

i. Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan

ketentuan kalibrasi BPFK (IAM-9)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0.00% 0.67% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Rata-rata 0.22% 0.22% 0.22% 0.00% 0.00% 0.00%

Standar 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0.00% 0.00% 6.91% 0.00% 0.00% 30.13%

2.30% 2.30% 2.30% 10.04% 10.04% 10.04%

80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%

Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan ukur oleh

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang

ditentukan dengan target indikator sebesar > 80 %. Adapun tujuan pengukuran

indikator ini adalah untuk melihat gambaran pemeliharaan akurasi alat medis

untuk keselamatan pasien.

Grafik diatas menunjukkan bahwa sampai dengan bulan maret 2017, kalibrasi

alat baru mencapai 0,67 %. Hal ini disebabkan karena kalibrasi alat kesehatan

RSUD Haji Makassar jadwalnya ditentukan oleh pihak BPFK, yaitu bulan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 43

september 2017. Capaian sebesar 0,67 % dibulan pebruari adalah uji

kesesuaian alat radiologi baru untuk pengurusan ijin operasional.

Capaian indikator pada triwulan 2 menunjukkan bahwa belum ada progress

capaian indikator ini. Capaian indikator pada triwulan 3 yaitu bulan juli 0%, bulan

agustus 0% dan bulan September 6,91%. Sedangkan untu triwulan 4 bulan

oktober dan November sebesar 0 % dan desember sebesar 30,13 %. Hal ini

menunjukkan bahwa kepatuhan rumah sakit untuk menngunakan peralatan

kesehatan yang terkalibrasi tepat waktu masih sangat rendah. Hal ini terbukti

dari capaian kalibrasi alat kesehatan tahun 2017 hanya sebesar 37,71 %.

Hal ini disebabkan karena skedul kalibrasi ditentukan waktunya oleh BPFK. Dan

skedul kalibrasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar adalah pada bulan

agustus 2017. Keterbatasan waktu tersebut sangat berpengaruh terhadap

jjumlah alat yang mampu dikalibrasi. Belum lagi jika skedul kalibrasi ditunda

oleh BPFK.

3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

a. Angka penggunaan gelang sebagai indentitas pasien (ISKP-1)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 98.81% 99.12% 100% 99.92% 99.81% 100.00%

Rata-rata 99.30% 99.30% 99.30% 99.91% 99.91% 99.91%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100.00% 99.88% 100.00% 99.90% 100.00% 100.00%

99.96% 99.96% 99.96% 99.96% 99.96% 99.96%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk

pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien

dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut:

- Identitas pada gelang minimal 3 (tiga) informasi yaitu nama, tanggal lahir

dan nomor rekam medik.

- Warna gelang untuk identifikasi yaitu:

• Biru : untuk pasien laki-laki

• Pink : untuk pasien perempuan

Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila

ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 44

kejadian nyaris cedera. Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 %.

Tujuan pengukuran indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam

menjaga keselamatan pasien.

Dari grafik data bulan januari – maret 2017 diatas menunjukkan bahwa angka

penggunaan gelang pasien sebagai identitas sudah menunjukkan tren yang

cukup baik meskipun belum maksimal dibulan januari dan pebruari, Hal ini

terlihat dari data bulan januari sebesar 98,81 %, pebruari 92,82 % dan maret

sebesar 100 %.

Pada triwulan 2 , angka penggunaan gelang identitas pasien yaitu bulan april

99,92%, bulan mei 99,81%, dan bulan juni 100% dengan jumlah rata-rata

sebesar 99,91%. Angka penggunaan gelang untuk identitas pasien sudah

menunjukkan tren yang sangat baik.

Pada triwulan 3, angka penggunaan gelang identitas pasien menunjukkan tren

yang sangat baik yaitu pada bulan juli 100%, bulan agustus 99,88%, bulan

September 100% dengan jumlah rata-rata sebesar 99,96%. Sedangkan capaian

triwulan 4, bulan oktober sebesar 99,99 %, November 100 % dan desember

sebesar 100 % dengan rata-rata capaian triwulanan sebesar 99,96 %.

Pemantauan terhadap penggunaan gelang identitas pada pasien harus terus

menerus dilakukan agar capaian indikator ini dapat dipertahankan dan

keselamatan pasien dapat terus terjaga. Ada beberapa faktor penyebab indikator

ini tidak mencapai target, yaitu pasien rawat inap yang masuk melalui poliklinik

sehingga pemasangan gelang dilakukan nanti di ruang perawatan.

b. Verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik

TBaK dari petugas rawat inap kepada DPJP dan ditanda tangani dalam 24

jam.

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 100% 100% 100% 100% 97.73% 100%

Rata-rata 100% 100% 100% 99.24% 99.24% 99.24%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 45

Hasil kritis pemeriksaan laboratorium adalah hasil harus segera disampaikan

oleh dokter laboratorium pada jam kerja atau analis penanggung jawab diluar

jam kerja pada DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) karena hasil tersebut

menggambarkan nilai yang harus segera ditangani. Yang dimaksud dengan hasil

kritis (critical value) adalah :

a) CK-MB mass ( Tinggi >2 x batas atas Nilai Normal)

b) Troponin – T ( jika positip )

c) Myoglobin ( jika positip)

d) Glukosa darah ( < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl )

e) Elektrolit Abnormal :

- Na < 125 mmol/l atau > 160 mmol/L

- K < 2,5 mmol/l atau > 6,0 mmol/L

f) Calcium < 7 g/dl atau > 12 g/dl

g) HB < 8 gr/dl atau > 18 g/dl

h) Thrombocit < 100.000/ul atau > 800.000/ul (khusus untuk pasien yang bukan

dengan diagnose DHF)

i) WBC < 1000/ul atau > 50.000/ul

j) APTT > 100 detik atau APTT khusus pasien yang sedang diheparinisasi

k) INR > 5

l) Analisa LCS (Cairan Otak) harus segera dikerjakan dan dilaporkan (khusus

jumlah Sel)

Prosedur Readback adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal

dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, dengan cara membacakan kembali

instruksi: dan mengkonfirmasi apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang.

Target capaian indikator ini adalah sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran

indikator adalah Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan

pasien dengan prosedur pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan

teknik SBAR dan READBACK.

Grafik diatas menunjukkan bahwa prosedur pelaporan hasil kritis pemeriksaan

laboratorium dengan teknih SBAR dan READBACK sudah berjalan dengan baik

dan sudah diverifikasi oleh DPJP dan ditandatangani dalam 24 jam. Terlihat dari

capaian indikator bulan januari – maret 2017 sebesar 100 %.

Data triwulan 2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata capaian

indikator ini. Hal ini disebabkan karena pada bulan mei terdapat satu pelaporan

hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dengan teknik TBaK dari petugas rawat

inap kepada DPJP yang ditanda tangani lebih dari 24 jam. Hal ini disebabkan

karena DPJP tersebut terlambat melakukan visite.

Data triwulan 3 kembali menunjukkan tren perbaikan dibandingkan dengan

triwulan 2 karena pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dengan teknik

TBak dari bulan juli sampai dengan September telah mencapai target yakni

100%. Demikian pula dengan triwulan 4 mencapai target sebesar 100 %.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 46

c. Pemasangan label high alert pada semua obat-obat high alert (ISKP-3)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan

bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat high

alert yang ada di RSUD haji adalah:

- Fentanil injeksi

- Petidin injeksi

- KCl injeksi

- MgSO4 INJEKSI

- NaCl 3 % INFUS

- Oksitosin injeksi

- Efinefrin injeksi

- Apidra insulin pen

- Lantus insulin pen

- Novomix insulin pen

- Presefol injeksi

Target capaian indikator ini sebesar 100 %, dengan tujuan pengukuran indikator

adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien

dengan memberikan label pada semua obat-obat high alert.

Data grafik diatas menunjukkan bahwa pemasangan label pada obat – obat yang

termasuk kategori high-alert sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh

data capaian indikator bulan januari – maret 2017 sebesar 100 %. Data pada

triwulan 2, capaian indikatornya sebesar 100 %. Demikian juga pada triwulan 3

dan 4, capaian indikatornya sebesar 100%.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 47

Monitoring terhadap pemberian label pada obat-obat high-alert harus terus

dilakukan agar capaian indikator ini dapat dipertahankan dan keelamatan pasien

dapat terus terjaga.

d. Kelengkapan pengisian format check lIns keselamatan pasien operasi

(ISKP-4)

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Standar 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Check lIns keselamatan pasien operasi terdiri dari

• Pelaksanaan SIGN IN dilakukan sebelum tindakan induksi.

- Diruang persiapan dipimpin oleh ketua tim identifikasi

- Dikamar operasi dipimpin oleh dokter anesthesia dan perawat. tim

dinyatakan siap

- Pelaksanaan TIME OUT dilakukan sebelum incisi area operasi,

dipimpin oleh dokter operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri

oleh tim bedah.

• Pelaksanaan SIGN OUT dilakukan sebelum dilakukan tindakan penutupan

luka operasi, dipimpin oleh dokter operator, dihadiri oleh tim bedah.

- Komponen yang harus dilengkapi pada check lIns tersebut adalah :

• Kolom identitas ( nama, umur, No. RM dan jenis kelamin)

• Waktu pelaksanaan tindakan SIGN IN, TIME OUT dan SIGN

OUT (tanggal, jam awal dan jam akhir)

• Check lIns masing masing tindakan SIGN IN, TIME OUT,

dan SIGN OUT.

• Nama dan tanda tangan petugas disetiap tindakan SIGN IN,

TIME OUT dan SIGN OUT.

• Seluruh komponen diatas harus terisi lengkap, apabila salah satu/lebih

komponen yang tidak terisi maka dinyatakan tidak lengkap.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 48

Target capaian indkator ini sebesar 100 % dengan tujuan pengukuran

indikatornya adalah untuk mengetahui gambaran kepedulian dan ketelitian staf

terhadap keselamatan pasien tindakan operasi.

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pengisian format

checklIns keselamatan pasien operasi sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat

dari data capaian indikator bulan januari – desember 2017 sebesar 100 %. Hal

dapat dicapai dengan menugaskan satu orang petugas yang bertanggungjawab

terhadap pengisian format checklIns setiap pasien operasi. Hal tersebut harus

terus di monitoring agar capaian indikatornya dapat dipertahankan.

e. Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan

tangan dengan metode enam langkah dan lima momen (ISKP-6)

1) Perawat

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 53.29% 69.74% 70.59% 68.75% 63.75% 72.50%

Rata-rata 64.54% 64.54% 64.54% 68.30% 68.30% 68.30%

Standar 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

72.55% 72.75% 69.74% 64.54% 69.74% 68.30%

71.68% 71.68% 71.68% 67.52% 67.52% 67.52%

80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%

2) Dokter

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 40.48% 48.94% 61.54% 42.50% 42.52% 76.30%

Rata-rata 50.32% 50.32% 50.32% 53.77% 53.77% 53.77%

Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

60.75% 76.77% 62.54% 61.54% 53.77% 69.77%

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 49

66.68% 66.68% 66.68% 61.69% 61.69% 61.69%

80% 80% 80% 80% 80% 80%

Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci

tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen

yang dimaksud adalah:

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum melakukan tindakan aseptik

3. Setelah kontak dengan pasien

4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien

Target capaian indikator ini adalah sebesar > 80 %, adapun tujuan pengukuran

indikatornya adalah tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga

keselamatan pasien khususnya infeksi nosokomial.

Data grafik di atas menunjukkan bahwa tren tingkat kepatuhan perawat sebelum

kontak dengan pasien sudah meningkat meskipun belum mencapai target yang

ditetapkan, yaitu 53,29 % pada bulan januari, 69,74 % pada bulan pebruari dan

70,59 % pada bulan maret 2017. Sedangkan tingkat kepatuhan dokter melakukan

handhygiene masih rendah dibandingkan dengan perawat meskipun terdapat

tren meningkat yaitu 40,48 % pada bulan januari, 48,94 % pada bulan pebruari

dan 61,54 % pada bulan maret.

Data triwulan 2 menunjukkan bahwa capaian indikator kepatuhan petugas

kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah

dan lima momen masih rendah meskipun terdapat peningkatan capaian rata-rata

dibandingkan triwulan 1 baik pada perawat maupun dokter. Capaian indikator

kepatuhan handhyigiene untuk perawat bulan april sebesar 68,75 %, bulan mei

sebesar 63,75 % dan bulan juni 2017 sebesar 72,5 % dengan rata-rata 68,3 %.

Sedangkan kepatuhan handhygiene dokter bulan april sebesar 42,5 %, bulan mei

sebesar 42,5 % dan bulan juni2017 sebesar 76,3 5 dengan rata-rata 53,77 %.

Data triwulan 3 menunjukkan tren perbaikan meskipun belum mencapai standar.

Capaian indikator kepatuhan handhyigiene untuk perawat yaitu bulan juli 72,55%,

bulan agustus 72,75%, bulan September 69,74% dengan rata-rata capaian

71,68% . Sedangkan kepatuhan handhygiene dokter bulan juli 60,75%, bulan

agustus 76,77%, bulan september 62,54% dengan capaian rata-rata 66.68%.

Sedangkan triwulan 4, capaian handhygiene perawat untuk bulan oktober

sebesar 64,54 %, November sebesar 69,74 % dan desember sebesar 68,3 %

dengan rata-rata capaian triwulanan sebesar 67,52 %. Untuk handhygiene dokter,

capaian bulan oktober sebesar 61,54 %,November 53,77 % dan desember

sebesar 69,77 % dengan rata-rata capaian sebesar 61,69 %.

Momen yang paling sering tidak dilakukan oleh petugas adalah sebelum kontak

dengan pasien. Edukasi serta monitoring dan supervisi terhadap kepatuhan cuci

tangan terhadap five moment terus dilakukan dalam upaya meningkatkan

kepatuhan terhadap standar.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 50

Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan

melakukan sosialisasi yang intensif kepada seluruh petugas kesehatan tentang

pentingnya cuci tangan demi menjaga keselamatan pasien dan diri sendiri dan

memutus rantai infeksi nosokomial. Hal ini dilaksanakan dengan berkoordinasi

dengan semua unit terkait.

f. Insiden pasien jatuh dalam perawatan rawat inap

Triwulan I 2017 Triwulan II 2017

Jan Feb Mar April Mei Juni

Capaian 0.00% 0.00% 1.09% 0.00% 0.00% 0.18%

Rata-rata 0.36% 0.36% 0.36% 0.06% 0.06% 0.06%

Standar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017

Juli Agst Sep Okt Nov Des

0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0,08% 0.00%

0.00% 0.00% 0.00% 0.03% 0.03% 0.03%

0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba tiba

berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian

tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan

sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Target capaian indikator ini adalah

0 (tidak ada kejadian). Tujuan dari pengukuran indikator ini adalah untuk

mencegah kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat

menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan

banyak pasien.

Data bulan januari-maret 2017 menunjukkan bahwa tindakan pencegahan

terhadap pasien yang beresiko jatuh masih belum berjalan seperti yang

diharapkan. Hal ini terlihat dari data bulan maret sebanyak 2 kejadian yaitu :

• Kejadian pasien jatuh dari tempat tidur karena pegangan tempat tidur patah

dengan kategori insiden adalah KTC dan sudah dilakukan investigasi

sederhana oleh penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ad-dhuha.

• Kejadian pasien jatuh karena ke kamar mandi tanpa pendamping dengan

kategori insiden KTC dan sudah dilakukan investigasi sederhana oleh

penanggung jawab mutu Ruang Perawatan Ar-Raudah Lt.2.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 51

Investigasi sedehana telah dilakukan oleh sub komite keselamatan pasien

dengan melibatkan unit tempat kejadian sebagai bentuk feed back terhadap

kejadian. Usaha perbaikan diharapkan saling koordinasi dengan pihak lain,

kepedulian petugas dalam mengamati kondisi pasien, serta meningkatkan

komunikasi dengan keluarga pasien dalam asuhan keperawatan pasien.

Pada triwulan 2, insiden pasien jatuh terjadi di bulan juni 2017 yaitu insiden jatuh

di kamar mandi karena kamar mandi licin, kategori insiden KTC dan sudah

dilakukan investigasi sederhana.

Data pada triwulan 3 yaitu bulan juli – September ,tidak terdapat insiden pasien

jatuh. Sedangkan untuk triwulan 4, bulan oktober capaian indikatr ini sebesar 0 %,

November 0.08 % dan desember sebesar 0 % dengan rata-rata triwulanan

sebesar 0,03 %. Adapun rata-rata capaian indikator tahunan 2017 sebesar 0,1 %.

Tindakan antisipatif yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi intensif

kepada perawat tentang pentingnya prosedur penatalaksanaan pencegahan

pasien dengan resiko jatuh.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 52

BAB V

SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan di RSUD Haji Makassar, Berikut disajikan data tentang sumber

daya manusia yang ada di RSUD Haji Makassar.

Tabel 5.1.

Distribusi PNS Berdasarkan Golongan di RSUD Haji Makassar Tahun 2017

No Golongan Jumlah

1 IV 70

2 III 214

3 II 87

4 I 4

Data uraian dan jumlah tenaga Dokter dan Spesialis yang ada di RSUD Haji Makassar

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.2.

NO URAIAN JUMLAH

1 Dokter Umum 15

2 Dokter Gigi 6

3 Dokter Spesialis Bedah 3

4 Dokter Spesialis Obgyn 3

5 Dokter Spesialis THT 3

6 Dokter Spesialis Anak 1

7 Dokter Spesialis Syaraf/Neuro 1

8 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1

9 Dokter Spesialis Mata 2

10 Dokter Spesialis Bedah Orthopedy 0

11 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 1

12 Dokter Spesialis Pathology Klinik 1

13 Dokter Spesialis Radiologi 2

14 Dokter Spesialis Pathology Anatomi 1

15 Dokter Spesialis Anastesi 1

TOTAL 41

Berikut merupakan data uraian dan jumlah tenaga medik, penunjang, pejabat struktural,

staf administrasi, serta tenaga Non PNS

Tabel 5.3.

NO URAIAN JUMLAH

1 Pejabat Struktural 30

2 Perawat 140

3 Bidan 20

4 Apoteker 8

5 Asisten Apoteker 4

6 Nutrisionis 15

7 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 3

8 Fisioteraphy 7

9 Analis Laboratorium 14

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 53

10 Radiographer 9

11 Sanitarian 6

12 Elektromedik 5

13 Epidemiologi Kesehatan 2

14 Perawat Gigi 6

15 Rekam Medis 4

16 Analis Kepegawaian 1

17 Administrator Kesehatan 0

18 Non Fungsional/Staf 62

19 Tenaga Non PNS 240

TOTAL 576

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrsudhaji.sulselprov.go.id/assets/front/data/... · kebutuhan pasien (asuhan pasien) dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan

P R O F I L R S U D H A J I M A K A S S A R | 54

BAB VI

PENUTUP

Demikian profil RSUD Haji Makassar Tahun 2018 yang memuat data tahun 2017,

diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang

pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Profil RSUD Haji Makassar

merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi capaian pelayanan

pada semua unit layanan yang ada di RSUD Haji Makassar, Profil ini masih memiliki

banyak kekurangan dalam hal penyajian. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas

profil, saat ini RSUD Haji berencana membuat terobosan dan mekanisme baru dalam

hal pengumpulan data dan informasi secara cepat dan akurat agar dapat menyajikan

data dan informasi yang lebih berkualitas sebagai masukan dalam proses pengambilan

keputusan, juga sebagai salah satu dasar pemeriksaan kualitas dalam proses

Akreditasi mendatang.

Diharapkan Profil RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan ini dapat bermanfaat

dalam rangka pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat yang bermutu, sesuai

standar, efektif dan efisien di masa yang akan datang.