bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/bab i.pdf · menurunnya taraf...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha bisnis menginginkan kegiatan usahanya dapat terus berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Sumber dana sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dana tersebut juga sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan usaha perusahaan. Namun, perusahaan tidak selalu memiliki dana yang memadai untuk membayai segala kegiatan operasionalnya. Perusahaan perlu mendapatkan sumber modal yang berasal dari dalam perusahaan maupun modal yang berasal dari luar perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam siklus bisnisnya. Darsono (2006: 151) menjelaskan modal yang lazim disebut kapital adalah sesuatu yang digunakan untuk mencari keuntungan. Tanpa modal kegiatan bisnis tidak dapat berjalan dengan lancar. Sumber modal pada suatu perusahaan dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal. Sumber modal internal dapat diartikan sebagai sumber modal yaitu sumber modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, antara lain laba ditahan dan akumulasi penyusutan (depresiasi). Sumber modal internal yang dimiliki perusahaan terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh modal yang diperlukan, sehingga perusahaan menggunakan sumber modal eksternal, antara lain bank dan pasar modal.

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap usaha bisnis menginginkan kegiatan usahanya dapat terus berjalan

dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Sumber dana sangat dibutuhkan

oleh perusahaan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Dana tersebut juga sangat menentukan perkembangan

dan pertumbuhan usaha perusahaan. Namun, perusahaan tidak selalu memiliki

dana yang memadai untuk membayai segala kegiatan operasionalnya. Perusahaan

perlu mendapatkan sumber modal yang berasal dari dalam perusahaan maupun

modal yang berasal dari luar perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam siklus

bisnisnya. Darsono (2006: 151) menjelaskan modal yang lazim disebut kapital

adalah sesuatu yang digunakan untuk mencari keuntungan. Tanpa modal kegiatan

bisnis tidak dapat berjalan dengan lancar.

Sumber modal pada suatu perusahaan dapat berasal dari sumber internal

maupun eksternal. Sumber modal internal dapat diartikan sebagai sumber modal

yaitu sumber modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, antara lain laba

ditahan dan akumulasi penyusutan (depresiasi). Sumber modal internal yang

dimiliki perusahaan terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh

modal yang diperlukan, sehingga perusahaan menggunakan sumber modal

eksternal, antara lain bank dan pasar modal.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

2

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas, instrumen

derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhrudin, 2006:1). Pasar

modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak

yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana

(emiten). Pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana

tersebut di pasar modal dengan harapan memperoleh imbalan (return) berupa

dividen, sedangkan emiten dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan

investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan operasi

perusahaan.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi

lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Tavaniyati dan Qamariyanti (2009:3) menyebutkan bahwa pasar modal

merupakan alternatif pendanaan bagi pemerintah dan swasta. Pemerintah maupun

perusahaan swasta yang membutuhkan dana dapat menerbitkan efek dan

menjualnya ke masyarakat melalui pasar modal. Akses dana dari pasar modal

telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk menyerap

dana masyarakat tersebut dengan tujuan yang beragam. Namun, sasaran utamanya

adalah meningkatkan produktivitas kerja melalui ekspansi usaha dan

meningkatkan daya saing perusahaan.

Salah satu instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah saham,

baik saham yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta. Saham adalah surat

berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

3

merupakan tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga

pemegang saham (Samsul, 2006). Keuntungan yang akan didapatkan oleh investor

melalui investasi saham adalah keuntungan dari hasil jual beli saham berupa

kelebihan nilai jual dari nilai beli saham (capital gain) dan kentungan perusahaan

yang dibagikan kepada pemegang saham (dividen).

Investor perlu mengetahui perkembangan harga saham dan tingkat

keuntungan saham untuk mengurangi resiko kerugian saat berinvestasi di pasar

modal. Saham dipakai sebagai ukuran karena saham merupakan instrumen pasar

modal yang paling banyak diminati oleh investor (IDX, 2016). Tingkat

keuntungan saham dapat direfleksikan dari fluktuasi Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang menjadi determinan penting sebagai indikator

perkembangan pasar. IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kinerja gabungan seluruh saham perusahaan emiten yang tercatat di bursa efek

Indonesia. IHSG (Composite Stock Price Index) Bursa Efek Indonesia menjadi

indikator perkembangan pasar modal Indonesia dan sumber informasi yang

relevan bagi para investor karena IHSG digunakan untuk mengukur kinerja

gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek.

Pergerakan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan

perubahan situasi pasar yang terjadi. IHSG terkadang mengalami kondisi bearish

(penurunan) dan bullish (peningkatan). Harga saham di bursa ditentukan oleh

mekanisme permintaan dan penawaran pasar. Kondisi bursa yang didominasi oleh

penjual akan mengakibatkan harga saham mengalami penurunan (bearish).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

4

Kondisi bursa yang didominasi oleh pembeli akan mengakibatkan harga saham

mengalami kenaikan (bullish).

Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk

mengambil keputusan dalam menjual, menahan, atau membeli suatu saham.

Anoraga dan Pakarti (2006:101) mengatakan bahwa Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) akan menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang

tercatat di bursa efek. Pemahaman yang baik mengenai mekanisme pergerakan

saham dan resiko yang terkandung merupakan salah satu upaya untuk

meminimalisir kerugian. Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi

fluktuasi harga saham yang tercermin di dalam Indeks Harga Saham Gabungan,

antara lain yaitu tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar (kurs) Dollar AS

(Tandelilin, 2001:211). Perubahan pada variabel-variabel tersebut akan

memberikan reaksi pada pasar modal, baik positif maupun negatif yang

menyebabkan IHSG berubah. Pergerakan IHSG dari tahun 2010 Pergerakan IHSG

ditunjukkan dalam gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1 Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015 (Per

Kuartal)

Sumber: www.idx.co.id, data diolah (2016).

0.00

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

20

10

Q1

Q2

Q3

Q4

20

11

Q1

Q2

Q3

Q4

20

12

Q1

Q2

Q3

Q4

20

13

Q1

Q2

Q3

Q4

20

14

Q1

Q2

Q3

Q4

20

15

Q1

Q2

Q3

Q4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

5

Gambar 1 menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

mengalami fluktuasi dari tahun 2010 hingga 2015. IHSG cenderung mengalami

peningkatan dari kuartal pertama tahun 2010 hingga kuartal keempat tahun 2015.

IHSG juga mengalami beberapa kali penurunan dalam kurun waktu 2010-2015.

Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada kuartal ketiga tahun 2013 yakni dari

4.973,87 poin menjadi 4.373,88 poin. Namun, pada periode selanjutnya hingga

kuartal pertama tahun 2015, IHSG terus mengalami kenaikan. Pada kuartal kedua

tahun 2015 IHSG kembali mengalami penurunan yakni dari angka 5.419,46 poin

menjadi 5.071,15.

Inflasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi harga saham

(Tandelilin, 2001:211). Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara

keseluruhan dan terus menerus yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham

di pasar modal. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga-

harga barang lain (Setiawina, 2004:197). Harianto dan Sudomo (2001:14)

menjelaskan bahwa peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif

bagi para investor di pasar modal. Inflasi menyebabkan peningkatan biaya

perusahaan. Tingkat inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi) akan berakibat pada

menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya

beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami peningkatan beban operasional

dalam keadaan inflasi dan hal ini berakibat pada menurunnya laba perusahaan.

Menurunnya laba tersebut berpengaruh terhadap dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham. Jika dividen yang dibagikan menurun, maka hal ini akan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

6

mengurangi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal sehingga

investor mengalihkan dananya dari pasar modal ke jenis investasi lain yang

memberikan return yang lebih baik dan pada akhirnya berakibat pada

melemahnya IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1 Data Tingkat Inflasi Tahun 2010-2015 (Per Tahun)

No Tahun Tingkat Inflasi (%)

1 2010 6,96

2 2011 3,79

3 2012 4,30

4 2013 8,38

5 2014 8,36

6 2015 3,35

Sumber: www.bi.go.id, data diolah, 2017.

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat inflasi mengalami fluktuasi dari tahun

2010 hingga tahun 2015. Inflasi mengalami penurunan tajam pada tahun 2011 dari

6,96% menjadi 3,79%. Namun, pada tahun 2012 hingga tahun 2014 inflasi

mengalami kenaikan terus menerus. Inflasi kembali menurun tajam pada tahun

2015, yaitu sebesar 3,35%.

Variabel selanjutnya yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di

bursa efek adalah Sertifikat Bank Indonesi (Tandelilin, 2001:211). SBI adalah

surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto

(Pracoyo dan Pracoyo, 2005:171). Besarnya suku bunga SBI akan mempengaruhi

investasi di pasar modal. Apabila tabungan mengalami kenaikan, maka harga

saham akan mengalami penurunan dan begitu pula sebaliknya. Jika suku bunga

SBI mengalami peningkatan, maka investor akan cenderung mengalihkan dananya

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

7

dari investasi saham untuk membeli SBI. Kecenderungan investor untuk membeli

SBI akan berdampak negatif terhadap indeks harga saham gabungan di bursa. Hal

ini mengakibatkkan investasi di pasar modal akan semakin turun dan pada

akhirnya berkibat melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan.

Tabel 2 Data Tingkat Suku Bunga SBI Tahun 2010-2015 (Per Tahun)

No Tahun Tingkat Suku Bunga SBI (%)

1 2010 6,36

2 2011 6,48

3 2012 4,44

4 2013 5,76

5 2014 7,08

6 2015 6,84

Sumber: www.bi.go.id, data diolah, 2017.

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI mengalami mengalami

fluktuasi dari tahun 2010 hingga tahun 2015. Suku Bunga SBI mengalami

peningkatan pada tahun 2010 ke tahun 2011 yakni dari angka 6,36% menjadi

6,48%. Penurunan cukup drastis terjadi pada tahun 2012 menjadi 4,44%. Namun,

pada tahun 2013 tingkat suku bunga mengalami peningkatan yang cukup

signifikan hingga mencapai angka 5,76%. Tingkat suku bunga SBI kembali

menurun pada tahun 2015, sehingga mencapai angka 6,84%.

Nilai tukar (kurs) adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.

Kurs mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata

uang dalam negeri. Kurs yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kurs Dollar

AS (USD/IDR). Perubahan nilai tukar akan mempengaruhi investasi di pasar

modal. Harga saham dapat dipengaruhi secara negatif maupun positif oleh nilai

tukar (kurs) Dollar AS. Harianto dan Sudomo (2001:15) menyebutkan bahwa

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

8

melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing (depresiasi) akan

meningkatkan biaya impor bahan baku untuk produksi. Perusahaan yang

berorientasi pada impor dan membeli bahan baku produksi dengan menggunakan

mata uang Dollar AS, menurunnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata

uang Dollar AS akan menyebabkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku

yang akan digunakan untuk proses produksi. Hal tersebut akan berpengaruh pada

menurunnya laba yang didapatkan oleh perusahaan dan mengakibatkan dividen

yang dibagikan kepada pemegang saham menurun. Dividen yang rendah

menyebabkan harga saham menurun dan menjadikan investasi di pasar saham

kurang menarik bagi investor.

Tabel 3 Data Nilai Tukar (Kurs) Dollar AS Tahun 2010-2015 (Per Tahun)

No Tahun Nilai Tukar (Kurs) Dollar AS

1 2010 8.991

2 2011 9.068

3 2012 9.670

4 2013 12.189

5 2014 12.440

6 2015 13.795

Sumber: www.bi.go.id, data diolah, 2017.

Tabel 3 menunjukkan bahwa kurs Dollar mengalami fluktuasi dari tahun ke

tahun. Kurs Dollar mengalami peningkatan secara terus menerus pada tahun 2011

hingga tahun 2014. Peningkatan paling signifikan terjadi pada tahun 2013 yakni

dari 9.670 Rupiah/US$ menjadi 12.189 Rupiah/US$.

Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan bahwa variabel tingkat

inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar (kurs) Dollar AS secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Namun, penelitian terdahulu

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

9

menunjukkan hasil yang berbeda tentang pengaruh variabel tingkat inflasi, suku

bunga SBI, dan nilai tukar (kurs) Dollar AS secara parsial terhadap IHSG. Amin

(2014) dalam penelitiannya membuktikan bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh

secara parsial, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap IHSG, nilai

kurs Dollar berpengaruh negatif terhadap IHSG, dan indeks Dow Jones

berpengaruh positif terhadap IHSG. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh

Jayanti (2014) menunjukkan bahwa secara parsial variabel tingkat suku bunga

SBI dan nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG,

variabel indeks Dow Jones dan indeks KLSE berpengaruh positif terhadap IHSG,

sedangkan variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG).

Perubahan pada variabel tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar

(kurs) Dollar AS akan memberikan pengaruh baik positif maupun negatif yang

menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan.

Fluktuasi tersebut akan membuat IHSG mengalami kenaikan dan penurunan harga

sesuai dengan keadaan di pasar modal. Berdasarkan dengan latar belakang yang

telah dikemukakan di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs Dollar AS terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode

2010-2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka masalah

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

10

1. Apakah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs Dollar AS secara

simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

2. Apakah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs Dollar AS secara

parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs

Dollar AS secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG).

2. Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs

Dollar AS secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG).

D. Kontribusi Penelitian

1. Kontribusi Akademis

Peneliti dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari ke dalam dunia usaha

secara nyata, yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga

SBI, dan kurs Dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa

Efek Indonesia selama periode 2010-2015.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

11

2. Kontribusi Praktis

Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan investasi saham yang dapat dipengaruhi oleh

tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar (kurs) Dollar AS.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika dalam pembahasan ini diperlukan untuk memperluas dan

memahami alur dari isi penelitian, adapun susunannya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan permasalahan yang akan

dibahas, yaitu meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan literatur yang akan

digunakan sebagai landasan teori dalam melakukan penelitian baik

yang bersumber dari buku yang secara khusus membahas tentang

inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar, dan hubungannya terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di BEI.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, variabel

penelitian, sumber data yang diperoleh, metode pengumpulan data,

analisis data, dan metode analisis data.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ub.ac.id/1721/2/BAB I.pdf · menurunnya taraf kemakmuran masyarakat dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Perusahaan akan mengalami

12

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan mengenai data

yang disajikan secara sistematis disertai dengan analisa data beserta

interpretasinya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan dan

saran yang diharapkan dapat menjadi manfaat.