bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/anissa chandra nurbaeti bab i.pdf ·...

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki ragam kuliner yang beraneka ragam macamnya. Kuliner tradisional macamnya tentu saja berupa makanan dan minuman yang terbuat dari bahan makanan yang menyehatkan dan terbuat dari bahan-bahan yang sederhana. Kuliner minuman tradisional merupakan kuliner yang mempunyai khasiat untuk tubuh. Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner minuman yang berbeda-beda, dan bahan-bahannya terbuat dari tanaman yang banyak dijumpai di setiap daerah masing-masing, karena minuman tradisional merupakan minuman asli dari setiap daerah di Indonesia yang hanya terbuat dari bahan lokal, yaitu asli Indonesia. Pembuatan minuman tradisional Indonesia tidaklah sulit, langkah-langkah pembuatannya sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus sehingga memudahkan setiap orang untuk membuatnya. Minuman tradisional tidak menggunakan bahan-bahan kimia seperti pengawet atau pewarna sintesis, tetapi hanya menggunakan bahan yang alami dari alam sehingga tidak membahayakan tubuh jika dikonsumsi terus menerus dalam porsi banyak. Minuman tradisional sebagian besar dipasarkan oleh pedagang kaki lima, karena dengan mengandalkan bisnis kecil ini dinilai kurang mencukupi untuk kebutuhan hidup, tidak sedikit orang menjadikan bisnis berdagang minuman tradisional sebagai bisnis sampingan. Padahal bisnis dari bisnis kecil-kecilan ini bisa menjadi penggerak ekonomi bangsa yang potensial. Sebuah gerakan 1 Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki ragam kuliner yang beraneka ragam macamnya.

Kuliner tradisional macamnya tentu saja berupa makanan dan minuman yang

terbuat dari bahan makanan yang menyehatkan dan terbuat dari bahan-bahan

yang sederhana. Kuliner minuman tradisional merupakan kuliner yang

mempunyai khasiat untuk tubuh. Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner

minuman yang berbeda-beda, dan bahan-bahannya terbuat dari tanaman yang

banyak dijumpai di setiap daerah masing-masing, karena minuman tradisional

merupakan minuman asli dari setiap daerah di Indonesia yang hanya terbuat dari

bahan lokal, yaitu asli Indonesia. Pembuatan minuman tradisional Indonesia

tidaklah sulit, langkah-langkah pembuatannya sederhana dan tidak memerlukan

peralatan khusus sehingga memudahkan setiap orang untuk membuatnya.

Minuman tradisional tidak menggunakan bahan-bahan kimia seperti pengawet

atau pewarna sintesis, tetapi hanya menggunakan bahan yang alami dari alam

sehingga tidak membahayakan tubuh jika dikonsumsi terus menerus dalam porsi

banyak.

Minuman tradisional sebagian besar dipasarkan oleh pedagang kaki lima,

karena dengan mengandalkan bisnis kecil ini dinilai kurang mencukupi untuk

kebutuhan hidup, tidak sedikit orang menjadikan bisnis berdagang minuman

tradisional sebagai bisnis sampingan. Padahal bisnis dari bisnis kecil-kecilan ini

bisa menjadi penggerak ekonomi bangsa yang potensial. Sebuah gerakan

1

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

2

ekonomi yang tentunya lebih mandiri dengan usaha yang dibangun sendiri

karena tidak bergantung pada pihak luar negeri. Bisnis ini tidak memerlukan

modal banyak, jika ulet dan tekun maka bisnis yang dimulai dari kecil ini bisa

menjadi bisnis yang besar dan memiliki keuntungan yang besar. Masyarakat

harus bisa memilih bisnis yang tentunya bisa mendongkrak perekonomian dalam

negeri sehingga menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat lainnya yang

belum memiliki pekerjaan, karena dengan usaha yang sudah mulai berkembang,

maka akan lebih banyak membutuhkan tenaga kerja lagi.

Namun seiring dengan perkembangan waktu dan jaman, minuman

tradisional ini mulai tersisih dengan minuman buatan pabrik. Minuman kemasan

buatan pabrik dianggap sangat praktis, bisa langsung dikonsumsi dan tahan lama

sehingga perlahan minuman tradisional Indonesia mulai ditinggalkan. Pedagang

minuman tradisional juga makin berkurang, hanya ditempat-tempat tertentu saja

dapat dijumpai pedagang minuman tradisional, seperti di taman kota, alun-alun,

terminal, pasar, dan tempat wisata atau tempat yang biasanya ramai dikunjungi

orang-orang. Itu disebabkan karena minuman tradisional tidak tahan lama, hanya

bertahan satu hari dan juga peminatya sedikit, masyarakat lebih memilih

minuman yang mudah dikonsumsi. Padahal dibalik semua itu minuman

tradisional mudah dibuat sendiri dan juga mempunyai khasiat untuk tubuh.

Berbeda dengan minuman kemasan yang praktis dan tahan lama.

Masyarakat hanya menilai dari sisi praktisnya saja, tidak melihat untuk jangka

panjangnya, karena minuman kemasan menggunakan bahan pengwet yang

berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Masyarakat

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

3

harusnya bisa membandingkan mana yang baik untuk tubuh dan tidak baik bagi

tubuh, karena kesahatan adalah hal yang sangat penting. Banyak berbagai macam

penyakit baru yang muncul dan sangat membahayakan tubuh bahkan berakhir

kematian, penyumbang terbesar faktor penyebab itu semua yaitu makanan atau

minuman yang menggunakan bahan pengawet. Jenis minuman tradisional yang

ada di Indonesia beraneka ragam, salah satunya yaitu di provinsi Jawa Tengah

terdapat bermacam-macam minuman tradisional seperti, wedang jahe, wedang

sekoteng, wedang ronde, dawet ayu. Dari banyak minuman tradisional, dalam

pembahasan ini akan menguraikan tentang minuman tradisional dawet ayu

Banjarnegara.

Banjarnegara merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa

Tengah. Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, salah satunya yaitu

Kecamatan Banjarnegara, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Banjarnegara.

Di Kabupaten Banjarnegara terdapat alun-alun kota, Masjid Agung Banjarnegara

dan berbagai tempat aktivitas masyarakat Kota Banjarnegara. Kabupaten ini

berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara,

Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten

Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.

Masyarakat Kabupaten Banjarnegara sebagian besar mata pencehariannya

petani, karena wilayahnya merupakan daerah pegunungan dan persawahan yang

cocok untuk bercocok tanam seperti padi dan sayur-sayuran seperti kentang,

wortel, sawi, dan lain-lain. Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan hidup

manusia semakin meningkat, ladang pertanian seperti sawah sudah banyak

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

4

dijadikan pemukiman penduduk. Di kecamatan Banjarnegara lahan untuk bertani

semakin sedikit karena merupakan ibukota Kabupaten, penduduknya juga

semakin padat dan secara tidak langsung mereka akan mendirikan tempat tinggal

baru dan menjadikan lahan pertanian menjadi pemukiman. Karena lahan

pertanian yang tadinya merupakan mata pencaharian utama mereka sudah

dijadikan pemukiman, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai

kesejahteraan dalam kehidupan itu, mereka mencari bermacam-macam cara dan

akhirnya muncul berbagai lapangan pekerjaan. Banyak yang beralih profesi yang

tadinya petani karena lahan yang untuk bercocok tanam sudah tidak ada, mereka

berprofesi sebagai pedagang, pengusaha, buruh pabrik dan lain sebagainya.

mereka tidak hanya menggantungkan hidupnya sebagai petani, tetapi juga

merintis usaha di bidang lain seperti berdagang baik berdagang sayur-sayuran,

makanan, minuman yang dibuat secara kreatif agar dagangannya terlihat berbeda

dengan penjual lainnya atau dengan berinovasi baru yang orang lain belum bisa

menciptakan. Dari kekreatifitasan itu memunculkan beraneka ragam jenis

makanan yang menjadi kekhasan suatu daerah.

Kuliner khas baik berupa makanan ringan maupun minuman dapat

menjadikan suatu kota terkenal dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut.

Seperti kota Banjarnegara, memiliki makanan khas antara lain Buntil, jenang

salak, kripik jamur dieng dan minuman tradisional dawet ayu. Di antara kuliner

khas itu yang telah berhasil menasional adalah Dawet Ayu. Dawet Ayu khas

Banjarnegara ini minuman yang terdiri dari santan, air gula Jawa atau juruh dan

isinya dawet yang terbuat dari tepung beras dan tepung beras ketan.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

5

Dawet Ayu merupakan minuman tradisional yang sudah sangat lama,

sebelum bangsa Indonesia merdeka minuman tradisional Dawet Ayu ini sudah

ada. Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang

menarik dan terkenal di seluruh nusantara bahkan sampai mendunia. Di gerbang

alun-alun kota Banjarnegara, berdiri patung seorang lelaki penjual Dawet Ayu

yang ditemani oleh seorang perempuan yang mempersilakan pembeli menikmati

Dawet Ayu lengkap dengan angkringannya berupa dua keranjang dan pada kedua

sisi pikulannya terdapat gambar tokoh pewayangan, yaitu Gareng dan Semar.

Dawet Ayu sekarang menjadi ikon kota Banjarnegara.

Seorang yang dikatakan telah mempelopori Dawet Ayu Banjarnegara

yaitu Ibu Munarjo, beliau adalah cucu Bapak Yusri, orang yang membuat resep

Dawet Ayu dari sebelum Indonesia merdeka. Ibu Munarjo adalah orang yang

dengan kekreatifannya untuk membuat minuman yang segar dengan rasa yang

luar biasa. Banyak masyarakat Banjarnegara yang menjadikan Dawet Ayu

sebagai ladang kehidupan mereka, bahkan banyak pula yang merantau ke kota

lain untuk berbisnis Dawet Ayu. Mereka sukses dengan berbisnis Dawet Ayu dan

dapat membuka cabang-cabang baru.

Struktur penduduk menurut mata pencaharian dapat menggambarkan

kondisi perekonomian masyarakat dalam pemenuhi kebutuhan hidup. Jenis mata

pencaharian masyarakat yang utama Kabupaten Banjarnegara yaitu sebagai

petani, kemudian pedagang. Meskipun Dawet Ayu dijadikan bisnis sampingan,

namun banyak dari sebagian pedagang Dawet Ayu yang sukses dan bisa

menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang sarjana. Itu menunjukkan bahwa

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

6

dengan berdangang mereka dapat mencapai kesuksesan. Sampai tahun 2013

pedagang Dawet Ayu khususnya di kecamatan Banjarnegara, jumlahnya makin

bertambah dan semakin banyak, baik pedagang kios maupun pedagang keliling.

Perkembangan itu sepertinya akan terus berlangsung, karena Dawet Ayu kini

sudah menjadi ikon kota Banjarnegara.

Penulis memilih judul perkembangan dan dampak sosial ekonomi

pedagang dawet ayu sebagai kuliner tradisional khas Banjarnegara tahun 1990 -

2013 karena masih sedikit sekali orang yang menuliskan tentang Dawet Ayu

Banjarnegara, padahal minuman tradisional ini memiliki sejarah yang panjang

dan unik untuk diteliti. Dari minuman sederhana namun bisa menjadi ikon kota

Banjarnegara, ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Sangat disayangkan jika

hanya sedikit sekali orang yang berminat untuk membahas tentang Dawet Ayu

yang memiliki sejarah perjalanan yang panjang. Berkaitan dengan hal tersebut

maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai perkembangan pedagang

Dawet Ayu di Banjarnegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Bagaimana deskripsi Kecamatan Banjarnegara?

2. Bagaimana perkembangan bisnis Dawet Ayu dari tahun 1990 sampai tahun

2013?

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

7

3. Bagaimana dampak bisnis Dawet Ayu terhadap kondisi sosial ekonomi

pedagangnya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jawaban atas perumusan

masalah yang ada, yaitu:

1. Mengetahui deskripsi wilayah penelitian.

2. Mengetahui perkembangan bisnis Dawet Ayu dari tahun 1990 sampai tahun

2013.

3. Mengetahui dampak bisnis Dawet Ayu terhadap kondisi sosial ekonomi

pedagangnya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi motivasi kepada para pembaca agar lebih mencintai kuliner

tradisional khas Indonesia sehingga tetap terjaga keberadaanya.

b. Memberikan bekal pengetahuan kepada masyarakat maupun aparat

pemerintah setempat tentang kehidupan masyarakatnya sebagai

pedagang Dawet Ayu Banjarnegara.

c. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan bekal pengetahuan tentang gagasan Dawet Ayu

Banjarnegara serta perkembangan dan dampak sosial ekonominya,

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

8

sehingga dapat bermanfaat untuk kehidupannya dimasa yang akan

datang.

b. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi masyarakat Kecamatan

Banjarnegara dalam mengembangkan kuliner tradisional khususnya

Dawet Ayu.

c. Menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya bidang kuliner

tradisional.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penelitian yang hampir sejenis yaitu penelitian yang

pernah dilakukan Eka Riyani (2013) yang berjudul Perkembangan Industri Batik

Anto Djamil dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja Banyumas Tahun 2008-2013. Pada

penelitian ini menjelaskan perkembangan batik Banyumas di desa Sokaraja

Tengah khususnya industri batik Anto Djamil sangat berkembang pesat karena

dalam waktu 5 tahun antara tahun 2008-2013 sudah bisa berkembang. Masyarakat

sekitar kena dampak positifnya karena merasa diuntungkan juga dan mengangkat

perekonomian masyarakat sekitar. Rumah batik Anto Djamil dan masyarakat

merasakan sedikit apa yang diperoleh Pak Anto seperti tukang parkir, penjual soto

dan es dawet.

Penelitian Widyanto (2000) yang berjudul Dampak Usaha Bata Merah

Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Randengan Kecamatan Sigaluh

Kabupaten Banjarnegara. Ditemukan bahwa dengan adanya usaha bata merah

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

9

membawa dampak positif khususnya terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa

Randengan. Dampak usaha bata merah menambah lapangan kerja bagi warga

setempat dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap jenjang pendidikan

anak-anaknya.

Penelitian Soegeng Rahardjo (2003) yang berjudul Perkembangan

Pedagang Asongan Menjadi Pedagang Kios di Lokawisata Baturraden Tahun

1980-2000. Menjelaskan pada priode tahun 1980-1990 perkembangan pedagang

asongan di lokawisata Baturraden mengalami peningkatan yang sangat baik,

terbukti bahwa lima diantara dari beberapa pedagang asongan yang ada di

lokawisata Baturraden dapat mengembangkan usahanya menjadi pedagang kios.

Pada priode tahun 1990-2000 di lokawisata Baturraden telah menjamurnya

pedagang asongan dan pedagang kios.

Marlina Yudhianingtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

Pekembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Kapur di Desa

Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun 2000-2006.

Dalam perkembangannya industri batu kapur mengalami kemajuan yang pesat

ditandai dengan banyaknya tungku pembakaran dan jumlah tenaga kerja yang

diserap. Hal ini disebabkan karena pemakaian minyak residu sebagai pengganti

kayu bakar dalam proses pembakaran yang lebih baik dan masih tersedianya

bahan baku yang berlimpah. Dengan berdirinya usaha kerajinan batu kapur

ternyata membawa kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik yaitu menyerap

tenaga kerja dan membantu dalam peningkatan ekonomi keluarga.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

10

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Landasan Teori

Menurut Damsar (1995:106) pedagang adalah orang atau institusi yang

memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung

maupun tidak langsung. Dalam perdagangan, seseorang harus mempunyai

keahlian dalam kegiatan berdagang tersebut, yang mungkin karena seseorang itu

telah mempunyai bakat sejak kecil. Kemudian bakat itu dikembangkan dengan

intuisi, pengetahuan langsung serta pengalaman pribadinya dalam melakukan

praktek penjualan atau perdagangan, sehingga ia menjadi ahli.

Dengan adanya orang-orang yang mempunyai bakat istimewa dalam

berjualan atau berdagang sehingga ia bisa sukses, dan timbul pendapat yang

mengatakan salesman are born, not made yang artinya seorang penjual yang

berhasil karena memang ia telah dikaruniai bakat istimewa sejak lahir dan

ditakdirkan untuk menjadi penjual atau pedagang yang sukses. Tetapi walaupun

ada pendapat tersebut, perlu diketahui bahwa keberhasilan seseorang tersebut

tidak hanya ditentukan oleh bakat saja, tetapi juga oleh segala daya upaya

pikirannya yang mendorong ke arah keberhasilan (Buchari, 2011:114).

Lebih lanjut Damsar (1995:106) membedakan pedagang menjadi tiga

yaitu pedagang distribusi (tunggal) yaitu pedagang yang memegang hak distribusi

satu produk dari perusahaan tertentu, pedagang (partai) besar yaitu pedagang yang

membeli suatu produk dalam jumlah besar untuk dijual kepada pedagang lain

seperti grosir, dan pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk

langsung kepada konsumen.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

11

Dawet atau biasa disebut Cendol adalah minuman tradisional yang

terbuat dari tepung beras, santan, air gula jawa atau gula merah dan biasanya

dicampur dengan es. Sedangkan Ayu merupakan imbuhan untuk kata Dawet

karena terinspirasi dengan penjual dawet di Banjarnegara yang cantik atau dalam

bahasa jawa ayu dan untuk membedakan antara dawet Banjarnegara dengan dawet

lainnya sehingga dinamakan Dawet Ayu Banjarnegara.

Berdasarkan pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pedagang

dawet ayu adalah orang yang berdagang minuman yang terdiri dari tepung beras

atau dawet, santan, air gula dan biasanya dicampur dengan nangka atau durian

ditambah dengan es yang disebut dawet ayu khas Banjarnegara dengan cara

menjual belikan barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Kuliner berasal dari bahasa inggris “culinary” yang didefinisikan sebagai

sesuatu yang terkait dengan masakan atau dapur. Culinary lebih banyak

diasosiasikan dengan tukang masak yang bertanggung jawab menyiapkan

masakan agar terlihat menarik dan lezat. Sedangkan tradisional yaitu sikap dan

cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat

kebiasaan yg ada secara turun-temurun menurut tradisi upacara menurut adat.

Khas diartikan setiap daerah memiliki kesenian yang tidak dimiliki daerah lain.

(Yuyun Alamsyah, 2008:5).

Jadi kuliner tradisional khas Banjarnegara adalah makanan khas yang

tercipta dan diciptakan dari masyarakat suatu daerah tertentu yang memiliki cita

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

12

rasa berbeda dengan daerah lain yang dibuat secara turun-temuran serta tetap

terjaga keaslianya.

Dalam catatan sejarah, relatif tidak ada dokumentasi yang jelas dan

akurat tentang kuliner Indonesia meski fakta berupa masakan warisan masalalu

masih bisa dinikmati, belum ada ahli sejarah yang menulis secara lengkap (Yuyun

Alamsyah, 2008:5).

Perkembangan pedagang dawet ayu Banjarnegara dalam penelitian ini

menyangkut dua hal, yaitu perkembangan dari segi kualitas dan kuantitas

kehidupan yang dialami para pedagang dawet ayu. Perkembangan secara kualitas

yaitu perkembangan yang dialami pedagang dawet ayu dari segi teknis pelayanan

kepada pembeli, keuangan, komunikasi serta kondisi kehidupan para pedagang

dari waktu ke waktu. Perkembangan secara kuantitas yaitu perkembangan jumlah

pedagang dawet ayu dari tahun ke tahun sejak adanya Dawet Ayu di

Banjarnegara.

Perkembangan yang dicapai oleh para pedagang dawet ayu Banjarnegara

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud

adalah semangat yang dimiliki para pedagang karena termotivasi oleh keinginan

untuk maju. Faktor eksternal yang mendorong berkembangnya pedagang dawet

ayu yaitu, kemajuan yang dicapai di Kecamatan Banjarnegara berkat keberhasilan

berdagang Dawet Ayu. Hal ini telah mendorong masyarakat setempat untuk

melakukan kegiatan yang sama.

Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri, tidak ada

manusia yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Menurut Khaldun

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

13

sebagaimana yang dikutip oleh Robert H. Lauer (1993:43), dinyatakan bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang pada hakikatnya sifat sosial manusia itu

berasal dari kenyataan bahwa untuk menolong dirinya sendiri yang diperlukan

aktifitas dalam upaya mempertahankan hidupnya.

Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar (1989:

282), menyatakan bahwa perubahan- perubahan dalam masyarakat ada sejak

zaman dahulu dan berjalan dengan sangat cepat. Perubahan - perubahan tersebut

terkait oleh waktu dan tempat, akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka

keadaan tersebut berlangsung terus. Emil Salim sebagaimana yang dikutip oleh

Elza Peldi Taher dalam bukunya Demokrasi Politik, Budaya dan Ekonomi (1994:

99), menyatakan bahwa semakin cepat suatu proses perubahan, maka semakin

besar pula goncangan terhadap sistem nilai masyarakat, apalagi jika sistem proses

perubahan itu juga merombak status sosial dan struktur ekonomi.

Wilbert E Moore Basoki (1965:45), menyatakan bahwa teori-teori yang

berkaitan dengan perubahan-perubahan sosial sudah diringkas dalam bentuk

diagram-diagram sederhana. Adapun teori-teori perubahan-perubahan sosial

tersebut meliputi:

a. Perubahan yang membutuhkan waktu yang lama dan ada perubahan kecil

yang saling mengikuti dengan sendirinya

b. Evolusi melalui bertahap yang dipengaruhi oleh waktu dan taraf peradaban.

c. Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi yang

dipengaruhi oleh waktu dan peradaban.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

14

d. Evolusi menurut siklus - siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek

yang dipengaruhi oleh waktu dan taraf peradaban.

e. Evolusi bercabang yang mewujudkan pertumbuhan dan kebhinekaan yang

dipengaruhi oleh waktu dan pertumbuhan kebudayaan.

f. Evolusi logistik yang digambarkan oleh populasi yang dipengaruhi oleh

waktu dan peradaban.

Dampak diartikan sebagai benturan antara dua benda yang mempunyai

pengaruh yang sangat kuat, mendatangkan akibat negatif atau positif sehingga

menyebabkan penambahan yang berarti dalam momentum (pasa) sistem yang

mengalami benturan itu (Poerwadarminta, 1984:1085)

Menurut Otto Soemarwoto (1988:45) Dampak dapat bersifat negatif

maupun positif. Akan tetapi di Negara maju banyak orang lebih atau hanya

memperhatikan dampak negatif daripada dampak positif. Bahkan umumnya

dampak positif diabaikan. Di Indonesia pun dampak sering mempunyai konotasi

negatif. Oleh karena itu dalam banyak buku terdapat bagian atau bab yang

menguraikan tentang penanggulangan dampak (mitigation of impacts), yang

secara implicit mengandung arti dampak negatif. Tetapi sebaliknya tidak

mengandung bagian yang menguraikan tentang usaha memperbesar dampak

positif.

Kata sosial dalam pengertian umum berarti segala sesuatu mengenai

masyarakat atau kemasyarakatan. Soerjono Soekanto (1989:464) mengemukakan

bahwa, “sosial adalah berkenan dengan perilaku atau yang berkaitan dengan

proses sosial”. Jadi sosial berarti mengenai keadaan masyarakat. Dengan

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

15

demikian dapat dikatakan bahwa kehidupan sosial berarti suatu fenomena atau

gejala akan bentuk hubungan seseorang atau segolongan orang dalam

menciptakan hidup bermasyarakat.

Dampak sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat sangat

diperlukan adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan seharusnya

memperhatikan kepentingan umum terutama dalam hal tolong menolong,

menderma, dan sebagainya ini sangat terkenal pula (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1984 : 1085).

Sedangkan kata ekonomi dalam pengertian umum berarti mengatur

rumah tangga. Rumah tangga yang dimaksud disini bukan berarti rumah tangga

dalam pengertian sehari-hari, tetapi mempunyai arti yang cukup luas. Dimana

pengertian rumah tangga secara luas yaitu bentuk kerja sama antar manusia yang

ditujukan untuk mencapai kemakmuran, yaitu segala kemampuan manusia untuk

memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya dan sebaik-baiknya dengan

mempergunakan alat pemuas kebutuhan itu sendiri yang secara terbatas.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehidupan ekonomi lebih

menitik beratkan pada hubungan antara kenyataan hidup seseorang dengan tingkat

kehidupannya yang pada umumnya ditentukan oleh jumlah dan mutu barang dan

jasa yang dipergunakan oleh seseorang sebagai suatu kebutuhan aktivitas ekonomi

secara sosial didefinisikan sebagai aktivitas ekonomi yang dipengaruhi oleh

interaksi sosial dan sebaliknya mereka mempengaruhinya. Prespektif ini

digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam menganalisis nilai pekerja manusia, dalam

arti mata pencaharian dan stratifikasi ekonomi sosial.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

16

Pendapat dari Soeratmo (Dahriani, 1995:11-12) mengemukakan bahwa

aspek kehidupan sosial ekonomi meliputi antara lain.

1. Aspek sosial demografi meliputi antara lain: pembaharuan sosial, tingkah

laku, motivasi masyarakat, serta kependudukan dan migrasi.

2. Aspek ekonomi meliputi antara lain: kesempatan kerja, tingkat pendapatan

dan pemilikan barang.

3. Aspek pelayanan sosial meliputi antara lain: sarana pendidikan, sarana

kesehatan, sarana olahraga dan sarana transportasi.

Memahami tindakan ekonomi sebagai bentuk dari tindakan sosial dapat

dirujuk pada konsep tindakan sosial yang di ajukan oleh Weber (Damsar,

2009:31), tindakan ekonomi dapat dipandang sebagai suatu tindakan sosial sejauh

tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Memberi perhatian ini

dilakukan secara sosial dalam berbagai cara misalnya memperhatikan orang lain,

berbicara dengan mereka, dan memberi senyuman kepada mereka. Lebih jauh

Weber menjelaskan bahwa aktor selalu mengarahkan tindakannya kepada perilaku

orang lain melalui makna-makna yang terstruktur. Ini berarti bahwa aktor

menginterpretasikan (verstehen) kebiasaan-kebiasaan, adat dan norma-norma

yang dimiliki dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung.

2. Pendekatan

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan

ekonomi. Pendekatan sosiologis yaitu pendekatan yang dilakukan dengan

meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, seperti golongan sosial mana

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

17

yang berperan, nilai-nilai yang dianutnya, serta hubungannya dengan golongan

lain (Kartodirdjo, 1992:4). Pendekatan sosiologi melihat suatu gejala dari aspek

sosial yang mencangkup hubungan sosial, interaksi, jaringan hubungan social,

yang kesemuanya mencangkup dimensi sosial kelakuan manusia (Kartodirdjo,

1992:87). Melalui pendekatan sosiologi akan dijelaskan tentang perubahan-

perubahan sosialnya dalam masyarakat.

Pendekatan ekonomi yaitu pendekatan yang dilakukan dengan melihat

subjek dari segi ekonominya. Beberapa dengan pendekatan teori ekonomi yang

melihat persoalan ekonomi secara utuh, sistem ekonomi dipandang sebagai suatu

totalitas. Dengan demikian setiap persoalan ekonomi yang dihadapi, kita lihat

secara menyeluruh dilihat dari seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan

tersebut bisa terungkap secara lengkap. Dalam penelitian ini, kondisi ekonomi

penjual dawet ayu di Kecamatan Banjarnegara menjadi aspek yang sangat

penting.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam tulisan ini adalah metode sejarah

yaitu menguji dan manganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa

lampau untuk memahami peristiwa yang terjadi untuk merekonstruksi peristiwa

masa lampau secara imajinatif. Adapun tahap-tahap metode sejarah adalah

sebagai berikut.

1. Heuristik, yaitu data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan dengan

melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

18

a. Observasi, dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan cara

menelusuri obyek, mencari sumber-sumber yang dibutuhkan dalam

penelitian. Dalam observasi penulis harus terjun langsung ke lapangan atau

mencari data sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan para penyaksi

sejarah, atau dokumen yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan maupun

arsip perorangan, atau naskah-naskah yang juga tersimpan pada lembaga,

baik perpustakaan maupun perorangan (Sugeng Priyadi, 2013: 112)

b. Wawancara, dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung

kepada pedagang dawet ayu yang berada di Kecamatan Banjarnegara.

Khususnya kepada pedagang yang sudah berjualan sejak tahun 1990an.

c. Dokumentasi, penulis menggunakannya untuk mengumpulkan data yang

berupa gambar-gambar atau foto dawet ayu dan beberapa hal yang berkaitan

dengan penelitian ini serta peta Kecamatan Banjarnegara.

2. Verifikasi (kritik), yaitu menyelidiki apakah jejak – jejak itu sejati, baik

bentuk maupun isinya. Setelah jejak sejarah dikumpulkan dari hasil

wawancara kemudian dinilai, diseleksi, dan diuji agar mendapatkan data yang

valid mengenai pedagang dawet ayu dan kehidupan sosial ekonominya di

Kecamatan Banjarnegara. Kritik yang dilakukan ada dua,

a. Kritik ekstern yaitu mencari keotentikan (keaslian sumber) dan kritik

intern yang menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitas (kebisaan

untuk dipercaya) atau tidak (Sugeng Priyadi, 2011:75)

b. Kritik intern yaitu menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitas

(kebiasaan untuk dipercaya) atau tidak. Kritik intern dilakukan dengan

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

19

memperhatikan dua hal yaitu penilaian intrinsik terhadap sumber-sumber

dan membanding-bandingkan kesaksian dari berbagai sumber agar sumber

dapat dipercaya (diterima kredibilitasnya) (Sugeng Piyadi, 2011:81).

3. Interpretasi, Tahap selanjutnya adalah melakukan interpretasi (penafsiran)

terhadap data tersebut. Tahap ini sering disebut subyektifitas, karena menurut

Kuntowijoyo (1995: 100) pendapat tersebut sebagian benar dan sebagian

salah. Interpretasi sebagai subyektifitas dikatakan benar karena tanpa

sejarawan, data tidak bisa berbicara. Sejarawan yang jujur akan

mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Orang lain

dapat melihat kembali dan menafsirkan ulang. Itulah subyektifitas penulis

sejarah diakui, tapi untuk dihindari. Interpretasi mengandung maksud sebagai

penafsiran terhadap data yang terkumpul setelah dilakukan penjelasan atau

menguji sumber (kritik sumber). Dengan kata lain dalam interpretasi data-

data dirangkum menjadi kata-kata.

4. Historiografi, yaitu merupakan langkah terakhir atau puncak penelitian

sejarah. Artinya menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu

kisah (Notosusanto,1978:36)

4. Sistimatika Penyajian

Sistematika penyajian ini untuk mempermudah memahami isi skripsi,

maka susunannya dapat dijelaskan seperti dibawah ini.

Bab I memuat tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, manfaat

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/6465/2/ANISSA CHANDRA NURBAETI BAB I.pdf · Seiring dengan perkembangan zaman Dawet Ayu menjadi minuman yang menarik dan terkenal

20

penelitian, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, dan sistematika

penyajian.

Bab II memuat tentang deskripsi Kecamatan Banjarnegara, mulai dari

kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikan masyarkat Kecamatan Banjarnegara.

Bab III memuat tentang perkembangan pedagang Dawet Ayu

Banjarnegara dari tahun 1990-2013.

Bab IV Pengaruh bisnis Dawet Ayu terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat Banjarnegara

Bab V memuat tentang simpulan dan saran.

Perkembangan Dan Dampak..., Anissa Chandra Nurbaeti, FKIP UMP, 2014