bab i pendahuluan a. latar belakang...

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada usia reproduktif, sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Penanganan yang tepat dan adekuat mulai dari tempat kejadian, selama transportasi ke rumah sakit serta penanganan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan perjalanan klinis pasien serta prognosis penyakitnya (Mansyour, 2007). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2004) sekitar 16.000 orang meninggal di seluruh dunia setiap hari yang diakibatkan oleh semua jenis cedera. Cedera mewakili sekitar 12% dari beban keseluruhan penyakit, sehingga cidera penyebab penting ketiga kematian secara keseluruhan. Sepuluh penyebab kematian utama di dunia salah satunya karena kecelakaan jalan raya dan diperkirakan akan menjadi tiga penyebab utama kecacatan seumur hidup. Kecelakaan jalan raya merupakan masalah kesehatan yang sangat besar diberbagai belahan dunia yaitu sekitar 45% berasal dari pasien trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor (Artikova, 2011). Di dunia diperkirakan sebanyak 1,2 juta jiwa nyawa melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan sekitar 0,3- 0,5% mengalami cedera kepala. Di Indonesia kesadaran berlalu lintas masih rendah. Penegakkan hukum lalu lintas yang tidak konsisten, perkembangan sistem dan sarana transportasi yang semakin meningkat dengan populasi yang semakin bertambah menyebabkan meningkatnya angka kejadian kecelakan lalu lintas. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kecelakaan jalan raya sebagaimana dilaporkan oleh Qirjako (2008) adalah mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengkonsumsi alkohol sewaktu mengendarai dan pengemudi dibawah umur. Dengan demikian trauma merupakan masalah yang tidak akan pernah berhenti. Jumlah korban kecelakaan jalan raya 1

Upload: dotruc

Post on 02-May-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

utama pada usia reproduktif, sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.

Penanganan yang tepat dan adekuat mulai dari tempat kejadian, selama

transportasi ke rumah sakit serta penanganan awal di ruang gawat darurat sangat

menentukan perjalanan klinis pasien serta prognosis penyakitnya (Mansyour,

2007).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2004) sekitar 16.000 orang

meninggal di seluruh dunia setiap hari yang diakibatkan oleh semua jenis cedera.

Cedera mewakili sekitar 12% dari beban keseluruhan penyakit, sehingga cidera

penyebab penting ketiga kematian secara keseluruhan.

Sepuluh penyebab kematian utama di dunia salah satunya karena

kecelakaan jalan raya dan diperkirakan akan menjadi tiga penyebab utama

kecacatan seumur hidup. Kecelakaan jalan raya merupakan masalah kesehatan

yang sangat besar diberbagai belahan dunia yaitu sekitar 45% berasal dari pasien

trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda

motor (Artikova, 2011). Di dunia diperkirakan sebanyak 1,2 juta jiwa nyawa

melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan

sekitar 0,3- 0,5% mengalami cedera kepala.

Di Indonesia kesadaran berlalu lintas masih rendah. Penegakkan hukum

lalu lintas yang tidak konsisten, perkembangan sistem dan sarana transportasi

yang semakin meningkat dengan populasi yang semakin bertambah menyebabkan

meningkatnya angka kejadian kecelakan lalu lintas. Faktor lain yang berpengaruh

terhadap kecelakaan jalan raya sebagaimana dilaporkan oleh Qirjako (2008)

adalah mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengkonsumsi alkohol sewaktu

mengendarai dan pengemudi dibawah umur. Dengan demikian trauma merupakan

masalah yang tidak akan pernah berhenti. Jumlah korban kecelakaan jalan raya

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

2

pada tahun 2002 s/d 2011 mengalami peningkatan setiap tahunnya, kejadian

cedera kepala juga diikuti oleh peningkatan angka kematian yang disebabkan

cedera kepala sebagaimana dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Kecelakaan di Indonesia Tahun 2000-

2011

0100002000030000400005000060000700008000090000100000

Jumlah kecelakaan

Meninggal

Luka berat

Luka Ringan

Sumber: Kantor Kepolisian Republik Indonesia Prop.Riau (2012)

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan

lalu lintas (Mansjoer, 2000). Besarnya permasalahan yang timbul akibat cedera

kepala ini juga dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap kecacatan, pembiayaan

dan faktor sosial dari penderita. Seperti yang dilaporkan oleh Sharples, et al

(2008), bahwa cedera kepala sekitar 5% dari seluruh pasien yang dirawat inap di

King’s C College Hospital, London, pada umumnya mengakibatkan kecacatan

pasien anak, dengan perkiraan 3000 anak menderita gangguan neurologi dan

kognitif setiap tahunnya. Gejala yang timbul yaitu dengan munculnya

permasalahan pada tingkah laku dan gangguan belajar, kejadian ini tanpa diikuti

oleh kelainan fisik (Crouchman,1998).

European Transport Saffety Council (2007) melaporkan dampak jangka

panjang dari cedera lalu lintas di Uni Eropa sebagian besar tidak diketahui,

dengan angka kematian yang berbeda di berbagai negara. Namun kasus kematian

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

3

akibat kecelakaan dijalan raya semakin menurun. Sebagai contoh, di Swedia pada

tahun 1970 dilaporkan sekitar 5% meninggal. Pada tahun 2005 persentase

meninggal kurang dari 2%, hal ini disebabkan karena kemajuan dalam bidang

dunia kedokteran. Namun demikian walaupun nyawa mereka bisa diselamatkan,

jumlah orang yang hidup dengan cedera tulang belakang juga meningkat. Tidak

banyak yang diketahui tentang dampak sosial-ekonomi akibat dari cedera lalu

lintas. Mereka yang status sosial rendah, lebih sering cedera lalu lintas dari pada

mereka yang tinggi status sosialnya.

Pada saat ini tolak ukur keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan

oleh kemudahan akses, kecepatan layanan dan ketersediaan layanan saja namun

mutu menjadi poin penting dalam penilaian pelayanan karena berkaitan dengan

kualitas hidup, produktifitas, waktu dan kesempatan yang hilang, resiko kecacatan

dan kematian akibat sakit. Oleh karena itu dunia pelayanan kesehatan semaikn

dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

Kesalahan dalam pelayanan medis pada dunia pelayanan kesehatan telah

menjadi masalah yang serius akhir–akhir ini. Secara alamiah setiap tindakan

medis pasti memiliki resiko, hanya saja derajatnya bervariasi, mulai dari yang

paling ringan (tanpa gejala spesifik) sampai yang berat. Asuhan klinis merupakan

proses yang rumit dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Outcome yang tidak

diperkirakan dan tidak diinginkan dapat saja terjadi.

Terjadinya efek yang tak diinginkan yang dapat merugikan pasien dapat

saja terjadi sebagai komplikasi dari tindakan medik yang tidak dapat dielakkan,

tapi dapat juga terjadi karena faktor kesalahan manusia (medical errors) yang

sebenarnya dapat dicegah. Cedera kepala yang menjadi salah satu problem klinis

dalam pengobatan bagi ahli bedah saraf, banyak menyebabkan kecacatan,

kematian dan tingginya biaya ekonomi. Bahkan dilaporkan, trauma kepala berat

masih menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian pada masyarakat.

Seperempat sampai sepertiga kematian oleh karena trauma disebabkan oleh

karena trauma kepala, demikian juga kecacatan seumur hidup sebagian besar

disebabkan oleh trauma kepala. Semakin berat derajat cedera kepala berhubungan

dengan tingkat kecacatan dan kematian, diperkirakan 100-150 per 100.000

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

4

penduduk yang menderita cedera kepala mengalami kecacatan atau kematian

(Japardi,2004).

Dibutuhkan tata kelola yang baik dibidang klinis maupun manajemen,

khususnya terhadap pasien-pasien cedera kepala dalam upaya meminimalkan

terjadinya resiko dengan melakukan monitoring yang baik dan mengidentifikasi

faktor-faktor resiko serta memperbaiki metode perawatan dalam upaya mencegah

kecacatan dan kematian. Pendekatan yang menyeluruh meliputi identifikasi

terhadap faktor-faktor resiko yang timbul baik setelah kejadian maupun

menetapkan faktor resiko yang akan timbul terhadap tindakan medis. Setiap usaha

harus dibangun untuk mengembangkan indikator pendukung guna menganalisa

dan mengidentifikasi faktor resiko dalam organisasi.

Dalam sarana pelayanan kesehatan terdapat faktor resiko yang tidak bisa

dipisahkan dari setiap kegiatan pelayanan. Australian Councyl for Safety and

Quality in Health Care melaporkan bahwa angka kejadian yang tidak diinginkan

kira-kira 2% kunjungan ke Rumahsakit. Dari angka ini 1,7% merupakan cacat

serius dan 0,3% meninggal. Laporan yang diklem lebih kurang 10% dari

kunjungan ke rumah sakit di Australia yang dihubungkan dengan kejadian yang

tak diinginkan. Safety merupakan salah satu dimensi mutu yang dapat dinilai oleh

pasien maupun keluarganya. Untuk itu perlu dibangun komitmen yang tinggi

terhadap pasien khususnya dari aspek keamanan dan keselamatan dalam bidang

pelayanan kesehatan.

Studi yang dilakukan oleh Arienta pada tahun 1989-1990 terhadap 10.000

pasien cedera kepala mengungkapkan bahwa penyebab terbanyak cedera kepala

adalah kecelakaan lalu lintas (42%), diikuti oleh terjun (31%) dan serangan (6%).

Di Riau sendiri pada umumnya dan Pekanbaru khususnya sebagaimana

kota berkembang lainnya dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi

terutama disebabkan banyaknya pendatang yang diikuti juga oleh pertumbuhan

kenderaan bermotor yang berdampak kepada meningkatnya kepadatan lalu lintas,

sehingga menimbulkan kesembrawutan dijalan raya. Pertumbuhan populasi

kenderaan yang tidak diimbangi oleh pembangunan infrastruktur yang layak akan

berisiko kepada terjadinya peningkatan angka kecelakaan lalulintas.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

5

Berikut data jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Pekanbaru periode

2008 - 2010.

Tabel 2 Jumlah Korban Kecelakaan lalu lintas di Pekanbaru

Periode : 2008 – 2011

Sumber: PT.Jasaraharja Cab. Riau 2012

Dari tabel 2 terlihat peningkatan angka kematian dari tahun 2008 sampai

2011. Kondisi ini akan menjadi tantangan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan guna menekan angka kematian disamping

tindakan pencegahan dengan regulasi yang baik oleh instansi yang bertanggung

jawab.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau tahun 2011, terdapat 22 buah

rumah sakit yang ada di Kota Pekanbaru diantaranya 4 Rumah Sakit Pemerintah,

2 Rumah Sakit Militer, 1 Rumah Sakit Polisi, 1 Rumah Sakit BUMN dan 14 buah

Rumah Sakit Swasta, hanya 4 Rumah Sakit yang sudah terakreditasi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

6

Gambar 1. Posisi Rumah sakit Ibnu sina.

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru merupakan RS swasta kelas B

dengan status kepemilikan Yayasan yang memiliki kapasitas 161 tempat tidur.

Rumah sakit ini terletak di tengah kota dan merupakan salah satu rumah sakit

yang menjadi tujuan rujukan bagi sarana pelayanan kesehatan dari daerah di

sekitarnya. Pernah lulus akreditasi untuk 5 pelayanan dasar tahun 2008 yang

sudah berakhir masanya tahun 2011. Sementara menurut Undang-undang Rumah

sakit no 44 tahun 2009 salah satu persyaratan untuk operasional rumah sakit harus

sudah terakreditasi.

Saat ini RSI Ibnu Sina Pekanbaru memiliki fasilitas layanan Unit gawat

darurat, poliklinik, tiga buah kamar operasi dan Unit perawatan intensif (ICU).

Operasional rumah sakit didukung oleh 24 orang tenaga spesialis, dimana 8 orang

diantaranya berstatus full time (termasuk 1 orang dokter bedah dan 1 orang

spesialis Anestesi). Sebahagian besar dari spesialis masih berstatus part time

termasuk 3 orang dokter bedah saraf.

Unit Gawat Darurat RSI Ibu Sina didukung oleh 8 orang dokter umum

tetap dimana 5 orang memiliki sertifikat ATLS (Advance Trauma Life Support)

dan ACLS (Advance Cardiac Life Support),sementara 3 orang lainnya telah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

7

menempuh pelatihan Pendidikan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD). Tiga

dari 8 orang dokter yang bertugas di UGD masa berlaku sertifikatnya sudah habis,

demikin pula dengan tenaga para medisnya, dari 17 orang staf yang sudah pernah

mendapat training baik BTCLS maupun PPGD, lima orang diantaranya sudah

habis masa berlaku sertifikatnya dan belum lagi dilakukan pelatihan ulang untuk

memperbaharui sertifikatnya.

Sarana penunjang yang dimiliki adalah 2 Unit X-Ray, Laboratorium dan 1

unit CT Scan yang dengan petugas standby 24 jam dan didukung oleh 2 orang

radiolog yang bertugas bergantian dan bersifat on call.

Tabel 3 Perbandingan kunjungan Pasien Cedera Kepala dan angka

kematian dengan Kunjungan UGD Tahun 2008-2012

Tahun Kunjungan UGD

Cedera kepala Cedera Kepala meninggal

Angka kematian Ringan Sedang Berat

2008 18.920 197 43 83 31 9,5% 2009 18.799 317 67 176 35 6,2% 2010 15.478 329 183 32 30 5,5% 2011 17.420 421 193 66 46 6,8% 2012 16.545 380 106 78 39 6,9% Total 87.162 1.644 592 435 181 Sumber: Rekam medis RSI Ibnu sina (2013)

Dari tabel 3 terlihat diantara 87,162 total kunjungan ke UGD RSI

Ibnusina Pekanbaru dari tahun 2008 s/d 2012, sekitar 3% diantaranya adalah

kasus cedera kepala dengan tingkat kematian rata-rata pertahun sekitar 6,7%.

Terrjadi kecendrungan peningkatan angka kematian setiap tahun. Data ini hampir

mendekati angka dilaporkan oleh SIGN, 2009 (cit. Swann, 2001) terhadap

kunjungan emergency pasien cedera kepala di Inggris.

Lebih dari 50% dari penderita trauma adalah penderita cedera kepala,

sebanyak 10% diantaranya meninggal sebelum sampai ke rumah sakit (BT&CLS,

2012). Tingginya angka kunjungan pasien cedera kepala ini seandainya tidak

tertangani dengan baik mulai dari pasien masuk ke rumah sakit sampai pasien

keluar dari rumah sakit, akan berpotensi menimbulkaan angka kecacatan dan

kematian yang tinggi pada usia produktif.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

8

Persoalan standar pelayanan juga menjadi masalah di UGD RSI Ibnu Sina

Pekanbaru karena tidak konsistennya alur konsul dari dokter jaga. Sebagian pasien

dengan cedera kepala ringan dan sedang di konsulkan ke dokter bedah umum,

sebagian lagi di konsulkan ke dokter syaraf, demikian juga dengan pasien cedera

kepala sedang dan berat ada yang di konsulkan ke dokter spesialis syaraf dan

sebagian di konsulkan ke dokter bedah syaraf. Sementara Direktur RSI Ibnu Sina

sejak tahun 2007 sudah mengelurkan Standar Pelayanan Medis pada pasien cedera

kepala.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, dirumuskan suatu permasalahan sebagai

berikut:

1. Faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap outcome klinis pasien

cedera kepala.

2. Apakah ada hubungan antara faktor kondisi klinis dan penanganan pasien

dengan outcome klinis?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan antara kejadian pra rumah sakit yang meliputi lama

diperjalanan dan mekanisme trauma dengan outcome klinis yang terdiri

dari lama perawatan, lama di UGD dan jenis perawatan.

2. Mengetahui hubungan kondisi pasien yang terdiri dari usia, klasifikasi

cedera dan penyakit penyerta dengan lama di UGD, lama perawatan dan

jenis perawatan.

3. Mengetahui hubungan antara proses penanganan pasien di UGD yang

meliputi kualifikasi staf, waktu tanggap UGD, kepatuhan terhadap protap,

waktu diagnosa klinis, waktu tunggu CT Scan dan waktu tunggu

laboratorium dengan lama di UGD waktu tunggu operasi.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

9

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSI Ibnu Sina penelitian ini bermanfaat dalam upaya penyusunan

manajemen resiko klinis guna mewujutkan good clinical governance pada

pasien cedera kepala.

2. Bagi Karyawan UGD penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan karyawan dalam penatalaksanaan pasien cedera kepala sehingga

mutu pelayanan dalam manajemen resiko klinis pasien cedera kepala dapat di

kelola dengan baik

3. Bagi Pasien penelitian ini meningkatkan kepercayaan pasien terhadap

pelayanan di rumah sakit ini sehingga citra rumah sakit tetap baik.

4. Bagi peneliti penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan

peneliti tentang kasus ini serta memberikan rekomendasi praktis terhadap

manajemen resiko klinis pada pasien cedera kepala.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai hubungan anatara penanganan cedera kepala dengan outcome

klinis ini belum pernah di lakukan oleh peneliti lain. Penelitian lain yang

berhubungan dengan manajemen resiko dan dampak dari cedera kepala dilakukan

oleh :

1. Kahramansoy (2012) yang melakukan penelitian dari th 2006-2007 di Turki

dengan desain crossectional untuk melihat hubungan antara waktu tanggap

pelayanan ruang emergensi dengan outcome mortality dan morbiditi.

2. Haghparast (2013) yang melakukan penelitian di 14 rumah sakit di delapan

kota besar di Iran dari tahun 2000 – 2004 yang melibatkan 8356 pasien dengan

menggunakan analisa multivariate regresi untuk melihat faktor yang

berpengaruh terhadap outcome lama perawatan dan biaya perawatan.

3. Mashuri (2012) yang melakukan penelitian di RS Karya Medika I Bekasi

dengan melihat hubungan antara persiapan operasi di UGD dari aspek SDM,

Obat-obatan dan sarana penunjang dengan waktu tunggu operasi cyto.

4. Schuetz, et al (2013) suatu study protocol dengan desain prospektif

observasional, multy center, multi nasional cohort; melihat konsekwensi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69532/potongan/S2... · trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan karena kecelakaan sepeda motor

10

keputusan triase oleh dokter jaga UGD dan pengaruhnya terhadap kematian ,

lama perawatan (LOS) dan jenis perawatan. Melakukan uji validasi Manchester

Triase System dan menerbitkan rekomendasi untuk system triase di UGD.

5. Penelitian Wijarnako & Dwiprahasto (2005) di Rumah sakit Panti Nugroho

namun pada penilitiannya lebih di fokuskan pada penerapan salah satu konsep

clinical governance yaitu manajemen resiko klinik dalam upaya meminimalkan

resiko terjadinya outcome yang buruk pada penata laksanaan cedera kepala di

UGD RS Panti Nugroho dengan menggunakan indikator waktu tunggu.

6. Arienta, et al (1997) meneliti 10.000 pasien cedera kepala yang masuk ke

Instalasi Gawat Darurat Maggiore Hospital, Itali. Studi retrospektif yang

dilakukannya bertujuan untuk melihat korelasi antara parameter klinis (sign

and symptom) yang dihubungkan dengan lesi yang terdapat pada pemeriksaan

imaging (CT Scan dan Ro.kranium).