bab i pendahuluan a. latar belakang...

18
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa, bahasa, dan agama yang berfariasi. Hal tersebut, merupakan dampak dari kondisi geografis Indonesia, yang terdiri atas beberapa pulau besar dan pulau kecil. Oleh karena itu, Indonesia memiliki berbagaimacam kebudayaan local, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri dan sekaligus tantangan bagi banga Indonesia untuk mempertahankan eksistensi budaya mereka. Oleh karena itu, dalam rangka mempertahankan jati diri mereka sebagai bangsa yang berbudaya, bangsa Indonesia harus selalu mengingat dan menjunjung tinggi nilai budaya mereka. Khususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi budaya, mulai dari upacara adat kelahiran, sunatan, pernikahan, kematian dan sebagainya. Hal tersebut, sebenarnya diyakini oleh masyarakat Sunda sebagai kewajiban yang memiliki arti tertentu. Artinya, upacara adat tersebut, merupakan respon masyarakat Sunda untuk menyambut tahapan kehidupan manusia. Hal ini, merupakan efek dari pola pikir mereka yang meyakini bahwa manusia pada hakikatnya, tidak hidup sendiri di dunia ini, mereka ditemani oleh arwah nenek moyang. Dengan demikian, arwah nenek moyang mereka dianggap sebagai roh kebaikan yang akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih bahagia. Oleh karena itu, pada setiap tahapan upacara adat, masyarakat Sunda biasanya menggunakan simbol sebagai media atau lambang. MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUK SIMBOLIK ERNST CASSIRER VITRIA DWI JAYANTI Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: hoanghuong

Post on 05-Aug-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa, bahasa, dan

agama yang berfariasi. Hal tersebut, merupakan dampak dari kondisi geografis

Indonesia, yang terdiri atas beberapa pulau besar dan pulau kecil. Oleh karena itu,

Indonesia memiliki berbagaimacam kebudayaan local, hal tersebut merupakan

suatu kebanggaan tersendiri dan sekaligus tantangan bagi banga Indonesia untuk

mempertahankan eksistensi budaya mereka. Oleh karena itu, dalam rangka

mempertahankan jati diri mereka sebagai bangsa yang berbudaya, bangsa

Indonesia harus selalu mengingat dan menjunjung tinggi nilai budaya mereka.

Khususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

budaya, mulai dari upacara adat kelahiran, sunatan, pernikahan, kematian dan

sebagainya. Hal tersebut, sebenarnya diyakini oleh masyarakat Sunda sebagai

kewajiban yang memiliki arti tertentu. Artinya, upacara adat tersebut, merupakan

respon masyarakat Sunda untuk menyambut tahapan kehidupan manusia. Hal ini,

merupakan efek dari pola pikir mereka yang meyakini bahwa manusia pada

hakikatnya, tidak hidup sendiri di dunia ini, mereka ditemani oleh arwah nenek

moyang. Dengan demikian, arwah nenek moyang mereka dianggap sebagai roh

kebaikan yang akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih bahagia. Oleh

karena itu, pada setiap tahapan upacara adat, masyarakat Sunda biasanya

menggunakan simbol sebagai media atau lambang.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

2

Berkaitan dengan hal ini, simbol upacara adat sebagai bagian dari

kebudayaan Sunda, merupakan perwujudan dari simbolisasi agama spiritual yang

mereka anut. Untuk itu, istilah dan benda yang digunakan memiliki dimensi

historis tersendiri, simbol-simbol itu tidak diciptakan secara singkat, tetapi

memerlukan proses sejarah yang sangat panjang. Oleh karena itu, makna-makna

simbolis yang terkandung di dalamnya dapat dikatakan sebagai pencerminan dari

jati diri masyarakat Sunda. Dengan demikian, demi melestarikan nilai budaya,

masyarakat Sunda haruslah menghayati dan memahami nilai budaya yang terdapat

dalam serangkaian upacara adat. Namun, lebih dari semua itu, kebudayaan Sunda

bukan hanya serangkaian upacara mitis tetapi juga perwakilan bagi masyarakat

Sunda itu sendiri.

Masyarakat Sunda, memiliki pandangan hidup dan sikap hidup, yang

keduanya sama-sama berorientasi pada nilai-nilai kebaikan dan nilai religiusitas.

Masyarakat Sunda, memiliki pandangan hidup yang santun, religius, dan lebih

cenderung mementingkan dunia akhirat. Hal tersebut, dapat dilihat dari sikap

hidup mereka yang cenderung menyukai sesuatu yang bersifat damai. Simbol

dalam kebudayaan masyarakat Sunda, dewasa ini tidak lagi dianggap sebagai

benda yang bertuah, tetapi lebih cendrung dipahami sebagai media untuk

berkomunikasi, dan melestarikan kebudayaan. Cassirer juga mengatakan bahwa

simbol secara praktis, suatu media yang diambil dalam arti luas, sebagai ekspresi

dari sesuatu yang intelektual melalui tanda sensorik dan gambaran. Bentuk

simbolis, kata Cassirer, adalah mediator antara subjektif dan objektif, di antara

“Saya” “Anda” dan “Semua bentuk simbolis”. Oleh karena itu, obyek dapat

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

3

diciptakan bila suatu media (simbol), dimengerti dan dipahami oleh siapapun yang

melihatnya (Coskun,2007:191).

Untuk itu, Cassirer menjelaskan, setiap tindakan intelek manusia adalah

simbol sejauh tindakan itu dapat membuat suatu representasi proses atau hukum

tertentu. Artinya, bentuk simbol merangkum dan sepenuhnya

mengkontekstualisasikan pengalaman dan sebagai hasilnya memberikan arti

karakteristik pada istilahnya sendiri karena melalui setiap bentuk simbolik

manusia memberikan bentuk pada persepsinya menuju arah tertentu. Menurut

Cassirer, semakin manusia mencapai bentuk objektifitas paling tertinggi, yaitu

bentuk makna yang murni, bila mereka secara bebas mampu mengembangkan dan

mewujudkan fungsi simbolis yang sesungguhnya (Coskun,2007:199). Dalam

konteks ini, masyarakat Sunda telah memiliki bentuk-bentuk simbolis tertentu,

bentuk-bentuk simbol ini ditemukan dalam benda-benda, syair-syair atau sistem

adat. Dengan demikian, dalam skripsi ini penulis mencoba untuk mengangkat dan

menelaah sejauh mana bentuk-bentuk simbol berperan dalam kebudayaan Sunda.

Selanjutnya, dalam skripsi ini penulis akan menggunakan teori bentuk simbolik

Ernst Cassirer. Hal tersebut, merupakan usaha penulis untuk mencari bukti bahwa

dalam setiap kebudayaan pasti memiliki lima unsur pokok, yaitu mitos, bahasa,

sejarah, seni dan ilmu pengetahuan.

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan maka penelitian

tersebut bisa dirumuskan sebagai berikut :

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

4

a. Bagaimanakah tahap-tahap pelaksanaan dalam upacara

pernikahan adat Sunda?

b. Apa saja makna simbol dalam upacara pernikahan adat

Sunda?

c. Bagaimanakah makna simbol pada upacara pernikahan adat

Sunda dalam perspektif teori bentuk simbolis Ernst

Cassirer?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan yang penulis lakukan, belum ada satupun

penelitian yang berusaha untuk melakukan pengkajian khusus

mengenai objek material yang sama mengenai Simbol dalam

pernikahan adat Sunda ditinjau dari makna simbolis Ernst Cassirer.

Penulis menemukan beberapa skripsi, tesis maupun disertasi, yang

memakai objek formal teori simbol Ernst Cassirer. Diantaranya

adalah :

a. Diani Fitri Arsinta, 2003, Skripsi : Upacara Mitoni dalam

Budaya Jawa Hubungannya Dengan Bentuk – Bentuk

Simbolis Ernst Cassirer. Fakultas filsafat Unversitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

b. Retno Hendro Irianto, 1987, Skripsi : Makna Bentuk -

Bentuk Simbolis dalam Filsafat Kebudayan Ernst Cassirer.

Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

5

c. Yanti Kusuma Dewi, 2008, Skripsi : Simbol – Simbol

Satanisme dalam Perspektif Teori Simbol Ernst Cassirer.

Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

d. Wahyu Tri Wibowo, 2010, Skripsi : Lirik-Lirik Lagu

Skinhead sebagai Simbol Perlawanan dalam Perspektif

Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

e. Vesti Prihatianti, 2010, Skripsi : Tradi Carok Pada

Masyarakat Madura Menurut Perspektif Teori Simbol

Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

f. Nurkhasanah Dyah Adhie Dwijayanti, 2010, Skripsi :

Upacara Siraman pada Tradisi Masyarakat Surakarta

Perspektif Makna Simbolis Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

g. Nadira, 2013, Skripsi : Makna Simbol dalam Pernikahan

Masyarakat Adat Betawi Perspektif Teori Simbol Ernst

Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

3. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

6

a. Bagi peneliti : Memperkaya wawasan mengenai makna

simbolis. Terutama mengenai makna simbolik yang

terdapat dalam upacara adat pernikahan masyarakat Sunda.

Serta dapat mempertahankan kebudayaan sebagai bagian

dari kekayaan bangsa.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat : Memberi sumbangan

berupa kajian ilmah tentang budaya di Indonesia dan

penelitian ini diharapkan mampu memperluas khasanah

pengetahuan tentang kebudayaan di Indonesia, terutama

tentang upacara pernikahan adat Sunda.

c. Bagi Bangsa Indonesia : Membuktikan bahwa melalui

kebudayaan, bangsa indonesia dapat mengetahui jati diri

sebagai masyarakat yang memiliki adat istiadat, sehingga

masyarakat memiliki pegangan dan tidak akan terbawa

dalam arus perubahan modernisasi.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari perumusan masalah yang telah ditulis

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan upacara pernikahan adat

Sunda.

2. Menjelaskan makna simbol dalam upacara pernikahan adat Sunda.

3. Menganalisis makna simbol pada upacara pernikahan adat Sunda

dalam perspektif teori bentuk simbolis Ernst Cassirer.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

7

C. Tinjauan Pustaka

Dalam kehidupan manusia, simbol merupakan pencapaian tertinggi dalam

kehidupan manusia. Setidaknya ini yang diyakini oleh Cassirer dalam buku yang

berjudul An Essay On Man (1944). Dalam buku tersebut, menuliskan

pandangannya terhadap simbol-simbol yang berada di setiap kebudayaan manusia.

Cassirer juga mengatakan bahwa petunjuk kepada kodrat manusia adalah simbol

(1944:104). Karena menurut Cassirer, manusia memiliki suatu ciri khas yang

tidak dimiliki oleh mahluk yang lainnya, yaitu sistem reseptor dan sistem efektor.

Meskipun binatang juga memiliki sistem reseptor dan sistem efektor, namun

manusia satu-satunya mahluk yang memiliki sistem simbolis. Terlebih lagi

manusia memiliki kemampuan untuk memasukan sistem simbolis, diantara kedua

sistem reseptor ataupun efektor. Jadi daripada mengatakan bahwa manusia adalah

animal rationale, Cassirer (1944:40) lebih meyakini bahwa manusia adalah

animal symbolicum.

Buku An Essay On Man milik Cassirer juga sering digunakan, sebagai

objek formal di beberapa penelitian yang bertemakan kebudayaan. Beberapa

penelitian yang telah ditemukan. diantaranya adalah penelitian dari Yanti Kusuma

Dewi (2008) berjudul Simbol-Simbol Satanisme Dalam Perspektif Teori Simbol

Ernst Cassirer. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menggunakan teori

simbol Cassirer, dalam mengungkap makna simbol dalam satanisme. terutama

dalam bentuk ataupun benda-benda yang diyakini sebagai lambang dari ajaran

satanisme. Penelitian ini juga berhasil menggunakan teori simbolik Cassirer,

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

8

untuk mengungkap makna simbolik yang terdapat dalam simbol-simbol aliran

satanisme.

Penelitian dari Arsinta Fitri Diani yang berjudul Upacara Mitoni Dalam

Budaya Jawa Hubungannya Dengan Bentuk-Bentuk Simbolis Ernst Cassirer.

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mengungkap makna simbolik dalam

tata cara upacara mitoni. Melalui teori simbol Ernst Cassirer, penulis berhasil

mengungkap makna-makna simbolik dalam upacara mitoni. Dalam penelitian ini

berhasil memberikan gambaran yang jelas, mengenai tata cara upacara mitoni.

Kemudian memberikan kesimpulan yang tepat, sehingga pembaca mampu

memahami dengan baik makna dari upacara mitoni.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua buku sebagai sumber

primer. Pertama adalah buku berjudul Adat dan Upacara Perkawinan Daerah

Jawa Barat, yang diterbitkan pada tahun 1987. Buku ini ditulis oleh tim peneliti

dari Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Barat. Berdasarkan penelitian ini, penulis mendapatkan gambaran yang lengkap

mengenai tata cara upacara adat pernikahan. Kemudian benda-benda apa saja

yang digunakan dalam upacara pernikahan. Dan juga peneliti mengetahui ucapan

ataupun mantra-mantra tradisional, yang sering digunakan dalam upacara adat

pernikahan. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh Saini dkk, dianggap mampu

dijadikan sebagai sumber primer dalam penelitian ini.

Buku primer yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Thomas

Wiyasa Bratawidjaya, dengan judul Upacara Perkawinan Adat Sunda. Buku ini

menjelaskan bagaimana masyarakat Sunda melakukan persiapan-persiapan adat

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

9

sebelum upacara perkawinan berlangsung. Penjelasan makna simbol pada setiap

rangkaian upacara tidak lupa di bahas secara detail oleh peneliti. Buku ini

menggambarkan serangkaian kegiatan upacara pernikahan baik di Jawa Barat,

maupun di Banten. Meskipun Banten merupakan daerah penyebaran suku Sunda,

namun pada kenyataannya masyarakat Banten memiliki pandangan tersendiri

dalam upacara adat pernikahan. Terutama, dari kalangan suku Baduy, yang

terkenal sebagai penganut Sunda wiwitan (Agama asli suku Sunda). Dalam

beberapa ritual khusus seperti upacara pernikahan, mereka memiliki cara

tersendiri meskipun pada akhirnya upacara adat akan dilakukan secara islam.

Upacara adat Sunda memiliki keunikan tersendiri, meskpun tidak jauh berbeda

dengan tradisi suku Jawa. Masyarakat Sunda selalu mempergunakan cara

bermusyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, serta lemah lembut tutur

bahasanya. Tidak sembarangan dalam berkata-kata, santun kepada yang lebih tua,

terlepas dari pangkat ataupun jabatan.

D. Landasan Teori

Kebudayaan meliputi segala dimensi dan aspek dalam kehidupan sosial

manusia. Dengan demikian, menurut Bakker, kebudayaan tidak dapat begitu saja

dikatakan sebagai substansi yang dapat di kaji berdasarkan objek fisik saja. Ilmu

budaya (Bakker,1984:11-12) bertugas dalam mengumpulkan fakta dan cara

pelaksanaan budaya, mengambil keseragaman dan perbedaan, kemudian secara

induktif menyusun definisi kebudayaan. Berbeda dengan filsafat kebudayaan,

filsafat kebudayaan bertugas untuk menguji definisi tersebut pada taraf metafisis

(Bakker,1984:134). Artinya bahwa filsafat menguji sejauh mana definisi tersebut

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

10

mencerminkan hakikat kebudayaan. Cassirer mengatakan bahwa filsafat tidak

begitu saja puas dengan hanya menganalisis bentuk kebudayaan manusia tertentu.

Filsafat mencari pandangan universal yang merupakan sintesis dari semua tujuan

partikular kebudayaan. Artinya, filsafat tidak mencari kesatuan akibat, tetapi

kesatuan tindakan. Walaupun terjadi beberapa pertentangan dan perbedaan, toh

pada akhirnya kebudayaan memiliki tujuan bersama, yaitu terciptanya

harmonisasi dalam kehidupan budaya manusia (1944:107-108).

Suatu masyarakat, suku bangsa, klan, yang bertempat tinggal di suatu

daerah dan menghubungkan diri dengan keadaan lingkungannya

(Dillistone,2002:13). Memiliki suatu kesadaran bersama dalam membentuk suatu

pola-pola, tradisi, yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan

kegiatan dan karya manusia ini lah kebudayaan tercipta. Serangkaian upacara

adat, mantra-mantra pengusir roh jahat, kegiatan manusia dalam memanusiakan

alam disebut dengan kebudayaan. Peursen mendefinisikan filsafat kebudayaan

sebagai alat untuk membantu manusia memaparkan suatu strategi kebudayaan

untuk dikemudian hari. Kebudayaan pada saat ini, tidak lagi digambarkan sebagai

sebuah kata benda. Kebudayaan tidak lagi berorientasi pada artifak-artifak

kebudayaan, benda-benda di museum dan sebagainya. Namun, kebudayaan pada

saat ini diartikan sebagai kata kerja, kegiatan manusia seperti tradisi pernikahan,

tarian tradisional dan sebagainya. Semuanya memiliki makna tersendiri bagi

kehidupan manusia. Namun, peranan manusia sangat penting dalam

perkembangan kebudayaan. Dalam hal ini, manusia yang memegang kendali atas

kehidupan dan perkembangan kebudayaan (Peursen,1988:9-11).

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

11

Seperti penjelasan Geertz bahwa kebudayaan tidak lebih daripada

ditambahkan oleh manusia (1992:59). Tradisi-tradisi sebagai bagian dari

kebudayaan, juga kurang lebih ditambahkan oleh manusia itu sendiri, mereka

berhak untuk mengubah ataupun menerimanya (Peursen,1988:11). Ini sudah jadi

kodrat bagi manusia, mengatakan bahwa manusia tidaklah ditambahkan nilai dari

luar dirinya. Namun, mereka semata-mata tergantung pada nilai yang diberikan

pada dirinya sendiri. Artinya bahwa manusia memiliki daya pertimbangan, untuk

menilai sesuatu di luar dirinya sendiri. Kemampuan ini disebut oleh Cassirer

sebagai sumber utama bagi kebenaran dan moralitas (1994:12-13).

Cassirer mengatakan bahwa kodrat manusia yang sesungguhnya adalah

simbol, meskipun Banyak penelitian yang mengatakan bahwa binatang juga

mampu mengenali rangsangan simbolis (1944:36). Ini berbeda kata Cassirer,

binatang dan manusia toh pada kenyataannya tidak bisa disamakan terlebih lagi

dalam hal pengenalan bentuk simbolis. Hewan kata Cassirer memiliki kemahiran

dalam merespon suatu sinyal ataupun simbol, tentunya dapat dicapai melalui

latihan (1944:43). Oleh sebab itu yang harus dicermati terlebih dahulu adalah

perbedaan antara simbol dan tanda. Di dalam tingkah laku binatang dapat kita

temukan dapat kita temukan sistem tanda atau penanda yang agak kompleks, tidak

hanya kompleks tetapi juga peka terhadap rangsangan dari luar dirinya. Namun,

dalam berbagai penelitian tersebut nampaknya belum bisa dijadikan bukti,

Cassirer mengatakan bahwa penelitian itu tidak akan cukup untuk membuktikan

persamaan pemahaman bentuk simbolik antara manusia dan hewan

(Cassirer,1944:47).

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

12

Simbol bila diartikan secara tepat, tidak mungkin dapat dijabarkan menjadi

suatu bentuk tanda semata. Tanda dan simbol masing-masing terletak pada dua

kutub yang berlainan, tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedangkan simbol

merupakan bagian dari dunia manusia. Cassirer tetap pada pendiriannya bahwa

simbol hanya memiliki nilai fungsional, sedangkan tanda merupakan sesuatu yang

fisik dan substansial. Selain itu, Cassirer juga mengatakan bahwa manusia

memiliki ciri yang berbeda dari mahluk yang lainnya. Lingkaran fungsional

manusia tentunya tidak hanya berkembang secara kuantitatif, tetapi juga

mengalami perubahan kualitatif (Cassirer,1944:38-48). Manusia kata Cassirer

tidak hanya memiliki sistem resptor dan sistem efektor, secara biologis manusia

memiliki sistem ketiga yaitu sistem simbolis (Diliistone,2002:121). Manusia

memiliki kemampuan untuk memasukan di antara kedua sistem itu suatu sistem

simbolis (antara resptor dan efektor), sistem simbolis ini lah yang dapat

menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan manusia. Sistem simbolis juga

dikatakan sebagai pencapaian terbaru dalam kehidupan manusia, dibandingkan

dengan kehidupan mahluk lainnya. Manusia tidak hanya hidup dalam realitas

yang luas, namun manusia juga hidup dalam suatu dimensi realitas yang baru. Di

mana simbol merupakan bagian dari dimensi tersebut (Cassirer,1944:39).

E. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yakni konsep-konsep

yang lebih menekankan pada aspek bentuk simbol dari objek yang ditelaah.

Sebagai sebuah penelitian yang bersifat kualitatif dengan pengambilan data yang

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

13

dilakukan melalui studi pustaka, maka di dalam proses pembuatannya diupayakan

pada 3 hal, yaitu :

1. Bahan penelitian

Bahan dan materi penelitian ini diperoleh melalui penelusuran

pustaka yang terkait dengan upacara pernikahan adat Sunda dan

buku yang berkaitan dengan teori simbol Ernst Cassirer. Bahan dan

materi penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sumber Primer : Beberapa literatur atau buku yang telah

ditemukan oleh peneliti. Buku ataupun literatur tersebut,

nantinya akan dijadikan sebagai sumber utama dalam

penulisan skripsi ini :

1) Bratawidjaja, w, 2002. Upacara Perkawinan Adat

Sunda. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

2) Cassirer, E, 1987. Manusia dan Kebudayaan :

Sebuah Esai Tentang Manusia. Gramedia. Jakarta.

3) Cassirer, E, 1979. The Myth, Simbol, and

Culture.The Murray Printing Company. USA

4) Coskun, D, 2007. Law As Symbolic Form Cassirer

And The Anthropocentric View Of Law. Springer.

Netherlands

5) Mustapa, H, 1996. Adat Istidat Sunda. Alumni.

Bandung.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

14

6) Prawirasuganda, A, 1964. Upatjara Adat Di

Pasundan. Penerbit Sumur Bandung. Bandung.

7) Saini et.al., 1978. Adat Upacara Perkawinan

Daerah Jawa-Barat. Bandung.

b. Sumber Sekunder : Berupa tulisan dari sumber lain, baik

berupa buku maupun artikel yang berhubungan dengan

objek formal maupun objek material penelitian yang

digunakan penulis sebagai bahan pelengkap dan tambahan.

2. Langkah penelitian

Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian

untuk kemudian penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data : Mengumpulkan data yang diperlukan

dalam pebelitian, yang berhubungan dengan objek kajian

penelitian. Data yang diperoleh berasal dari studi pustaka

dan pengamatan di lapangan.

b. Pengolahan data : Mengolah semua data yang terkumpul

meliputi klasifikasi dan deskripsi sesuai dengan apa yang di

bahas di dalam penelitian. Data hasil studi pustaka

diklasifikasikan dan dideskripsikan.

c. Penyusunan penelitian : Melakukan penyusunan data yang

meliputi analisis data yang kemudian dituangkan ke dalam

bentuk laporan penelitian yang sistematis.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

15

3. Analisis data

Penelitian “Makna Simbol dalam Upacara Pernikahan Adat Sunda

Perspektif Teori Bentuk Simbolik Ernst Cassirer”, berusaha untuk

mengungkap fakta mengenai data historis sehingga hasil penelitian

ini dapat direfleksikan pada persoalan actual. Maka, metode yang

digunakan adalah metode Hermeneutik-reflektif dengan model

penelitian historis aktual, dan menggunakan sarana kepustakaan

dalam mencari data terkait, adapun unsur metodis yang digunakan

adalah :

a. Deskripsi : Memberikan gambaran tentang upacara

pernikahan adat Sunda dan teori bentuk simbol Ernst

Cassirer.

b. Holistika : Memahami data secara komperhensif sehingga

didapatkan pemahaman yang tepat.

c. Intrepretasi : Analisis data-data penelitian yang terkait

dengan upacara pernikahan adat Sunda, berdasarkan teori

bentuk simbol Ernst Cassirer dari objek formal penelitian.

d. Koherensi intern : Menganalisis makna simbol dalam

upacara pernikahan adat Sunda berdasarkan teori bentuk

simbol Ernst Cassirer sehingga terbentuk pemahaman yang

pasti. Analisis ini dilakukan sebagai upaya mengungkap

jalinan makna simbolis dalam upacara pernikahan adat

Sunda sesuai dengan teori bentuk simbol Ernst Cassirer.

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

16

F. Hasil yang Dicapai

Penelitian ini diharapkan mampu mencapai suatu hasil penelitian yang

sesuai dengan yang dikehendaki, penelitian ini diharapkan akan :

1. Memberikan pemahaman mengenai tata cara upacara pernikahan

adat sunda.

2. Mengetahui makna simbol yang terkandung dalam upacara

pernikahan adat Sunda.

3. Memberikan penjabaran secara sistematis terhadap pencerminan

makna simbol dalam upacara pernikahan sunda dalamperspektif

teori bentuk simbolik Ernst Cassirer.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan akan dibagi secara sistematis dalam V bab, yang terdiri dari :

1. BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang

Masalah yang terdiri dari (Rumusan Masalah, Keaslian Penelitian,

Manfaat Penelitian), Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Landasan Teori, Metode Penelitian terdiri dari (Bahan Penelitian,

Langkah Penelitian, Analisis Data), Hasil yang dicapai, dan

Sistematika Penulisan.

1. BAB II terdiri dari sejarah kehidupan Ernst Cassirer, terdiri dari :

Biografi Ernst Cassirer (Sejarah Hidup Ernst Cassirer, Latar

Belakang Pemikiran Ernesr Cassirer) Teori Simbol Ernst Cassirer

(Mitos sebagai bentuk simbolik, Bahasa sebagai bentuk simbolik,

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

17

Seni sebagai bentuk simbolik, Sejarah sebagai bentuk simbolik,

Ilmu pengetahuan sebagai bentuk simbolik)

2. BAB III Menceritakan upacara pernikahan adat Sunda: Deskripsi

Budaya Sunda (Sikap hidup masyarakat Sunda, Pandangan hidup

masyarakat Sunda) Pengertian Upacara Pernikahan Adat Sunda. Maksud

dan Tujuan Upacara Pernikahan Adat Sunda. Tahap Pelaksanaan

Upacara Pernikahan Adat Sunda, Upacara Sebelum Akad Nikah

(Upacara Neundeun Omong atau Ngagalagat, Upacara Seureuh Euleus,

Upacara Ngaras, Upacara Siraman, Upacara Seserahan, Upacara

Ngeyeuk Seureuh) Upacara akad nikah. Adat sesudah pernikahan

(Upacara Sungkem, Upacara Sawer, Upacara Nincak Endog, Upacara

Buka Pintu, Upacara Huap Langkung, Upacara Munjungan, Upacara

Ngunduh Mantu, Upacara Numbas)

3. BAB IV adalah kesimpulan makna simbolik pernikahan adat sunda

dalam teori simbolik Ernst Cassirer : Makna Simbolis pada Upacara

Adat sebelum Pernikahan (Upacara Neundeun Omong atau Ngagalaga,

Upacara Seureuh Euleus, Upacara Ngaras, Upacara Siraman, Upacara

Seserahan, Upacara Ngeyeuk Seureuh) Makna Simbolis pada

Pelaksanaan Upacara Akad Nikah. Makna Simbolis pada Upacara Adat

sesudah Pernikahan (Upacara Sungkem, Upacara Sawer, Upacara Nincak

Endog, Upacara Buka Pintu, Upacara Huap Langkung, Upacara

Munjungan, Upacara Ngunduh Mantu, Upacara Numbas) Makna Simbol

pada Upacara Pernikahan Adat Sunda dalam Perspektif Teori Bentuk

Simbolik Ernst Cassirer (Bentuk simbolis berhubungan dengan Mitos,

Bentuk simbolis berhubungan dengan Bahasa, Bentuk simbol

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64389/potongan/S1-2013-268313-chapter1.pdfKhususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi

18

berhubungan dengan Seni, Bentuk simbol berhubungan dengan Sejarah,

Bentuk simbol berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan)

4. BAB V Merupakan bab penutup, terdiri dari : kesimpulan dan

saran

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/