bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa, bahasa, dan
agama yang berfariasi. Hal tersebut, merupakan dampak dari kondisi geografis
Indonesia, yang terdiri atas beberapa pulau besar dan pulau kecil. Oleh karena itu,
Indonesia memiliki berbagaimacam kebudayaan local, hal tersebut merupakan
suatu kebanggaan tersendiri dan sekaligus tantangan bagi banga Indonesia untuk
mempertahankan eksistensi budaya mereka. Oleh karena itu, dalam rangka
mempertahankan jati diri mereka sebagai bangsa yang berbudaya, bangsa
Indonesia harus selalu mengingat dan menjunjung tinggi nilai budaya mereka.
Khususnya pada masyarakat Sunda, yang memiliki berbagai tradisi
budaya, mulai dari upacara adat kelahiran, sunatan, pernikahan, kematian dan
sebagainya. Hal tersebut, sebenarnya diyakini oleh masyarakat Sunda sebagai
kewajiban yang memiliki arti tertentu. Artinya, upacara adat tersebut, merupakan
respon masyarakat Sunda untuk menyambut tahapan kehidupan manusia. Hal ini,
merupakan efek dari pola pikir mereka yang meyakini bahwa manusia pada
hakikatnya, tidak hidup sendiri di dunia ini, mereka ditemani oleh arwah nenek
moyang. Dengan demikian, arwah nenek moyang mereka dianggap sebagai roh
kebaikan yang akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih bahagia. Oleh
karena itu, pada setiap tahapan upacara adat, masyarakat Sunda biasanya
menggunakan simbol sebagai media atau lambang.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Berkaitan dengan hal ini, simbol upacara adat sebagai bagian dari
kebudayaan Sunda, merupakan perwujudan dari simbolisasi agama spiritual yang
mereka anut. Untuk itu, istilah dan benda yang digunakan memiliki dimensi
historis tersendiri, simbol-simbol itu tidak diciptakan secara singkat, tetapi
memerlukan proses sejarah yang sangat panjang. Oleh karena itu, makna-makna
simbolis yang terkandung di dalamnya dapat dikatakan sebagai pencerminan dari
jati diri masyarakat Sunda. Dengan demikian, demi melestarikan nilai budaya,
masyarakat Sunda haruslah menghayati dan memahami nilai budaya yang terdapat
dalam serangkaian upacara adat. Namun, lebih dari semua itu, kebudayaan Sunda
bukan hanya serangkaian upacara mitis tetapi juga perwakilan bagi masyarakat
Sunda itu sendiri.
Masyarakat Sunda, memiliki pandangan hidup dan sikap hidup, yang
keduanya sama-sama berorientasi pada nilai-nilai kebaikan dan nilai religiusitas.
Masyarakat Sunda, memiliki pandangan hidup yang santun, religius, dan lebih
cenderung mementingkan dunia akhirat. Hal tersebut, dapat dilihat dari sikap
hidup mereka yang cenderung menyukai sesuatu yang bersifat damai. Simbol
dalam kebudayaan masyarakat Sunda, dewasa ini tidak lagi dianggap sebagai
benda yang bertuah, tetapi lebih cendrung dipahami sebagai media untuk
berkomunikasi, dan melestarikan kebudayaan. Cassirer juga mengatakan bahwa
simbol secara praktis, suatu media yang diambil dalam arti luas, sebagai ekspresi
dari sesuatu yang intelektual melalui tanda sensorik dan gambaran. Bentuk
simbolis, kata Cassirer, adalah mediator antara subjektif dan objektif, di antara
“Saya” “Anda” dan “Semua bentuk simbolis”. Oleh karena itu, obyek dapat
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
diciptakan bila suatu media (simbol), dimengerti dan dipahami oleh siapapun yang
melihatnya (Coskun,2007:191).
Untuk itu, Cassirer menjelaskan, setiap tindakan intelek manusia adalah
simbol sejauh tindakan itu dapat membuat suatu representasi proses atau hukum
tertentu. Artinya, bentuk simbol merangkum dan sepenuhnya
mengkontekstualisasikan pengalaman dan sebagai hasilnya memberikan arti
karakteristik pada istilahnya sendiri karena melalui setiap bentuk simbolik
manusia memberikan bentuk pada persepsinya menuju arah tertentu. Menurut
Cassirer, semakin manusia mencapai bentuk objektifitas paling tertinggi, yaitu
bentuk makna yang murni, bila mereka secara bebas mampu mengembangkan dan
mewujudkan fungsi simbolis yang sesungguhnya (Coskun,2007:199). Dalam
konteks ini, masyarakat Sunda telah memiliki bentuk-bentuk simbolis tertentu,
bentuk-bentuk simbol ini ditemukan dalam benda-benda, syair-syair atau sistem
adat. Dengan demikian, dalam skripsi ini penulis mencoba untuk mengangkat dan
menelaah sejauh mana bentuk-bentuk simbol berperan dalam kebudayaan Sunda.
Selanjutnya, dalam skripsi ini penulis akan menggunakan teori bentuk simbolik
Ernst Cassirer. Hal tersebut, merupakan usaha penulis untuk mencari bukti bahwa
dalam setiap kebudayaan pasti memiliki lima unsur pokok, yaitu mitos, bahasa,
sejarah, seni dan ilmu pengetahuan.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan maka penelitian
tersebut bisa dirumuskan sebagai berikut :
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
a. Bagaimanakah tahap-tahap pelaksanaan dalam upacara
pernikahan adat Sunda?
b. Apa saja makna simbol dalam upacara pernikahan adat
Sunda?
c. Bagaimanakah makna simbol pada upacara pernikahan adat
Sunda dalam perspektif teori bentuk simbolis Ernst
Cassirer?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan yang penulis lakukan, belum ada satupun
penelitian yang berusaha untuk melakukan pengkajian khusus
mengenai objek material yang sama mengenai Simbol dalam
pernikahan adat Sunda ditinjau dari makna simbolis Ernst Cassirer.
Penulis menemukan beberapa skripsi, tesis maupun disertasi, yang
memakai objek formal teori simbol Ernst Cassirer. Diantaranya
adalah :
a. Diani Fitri Arsinta, 2003, Skripsi : Upacara Mitoni dalam
Budaya Jawa Hubungannya Dengan Bentuk – Bentuk
Simbolis Ernst Cassirer. Fakultas filsafat Unversitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
b. Retno Hendro Irianto, 1987, Skripsi : Makna Bentuk -
Bentuk Simbolis dalam Filsafat Kebudayan Ernst Cassirer.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
c. Yanti Kusuma Dewi, 2008, Skripsi : Simbol – Simbol
Satanisme dalam Perspektif Teori Simbol Ernst Cassirer.
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
d. Wahyu Tri Wibowo, 2010, Skripsi : Lirik-Lirik Lagu
Skinhead sebagai Simbol Perlawanan dalam Perspektif
Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
e. Vesti Prihatianti, 2010, Skripsi : Tradi Carok Pada
Masyarakat Madura Menurut Perspektif Teori Simbol
Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
f. Nurkhasanah Dyah Adhie Dwijayanti, 2010, Skripsi :
Upacara Siraman pada Tradisi Masyarakat Surakarta
Perspektif Makna Simbolis Ernst Cassirer. Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
g. Nadira, 2013, Skripsi : Makna Simbol dalam Pernikahan
Masyarakat Adat Betawi Perspektif Teori Simbol Ernst
Cassirer. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
3. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut:
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
a. Bagi peneliti : Memperkaya wawasan mengenai makna
simbolis. Terutama mengenai makna simbolik yang
terdapat dalam upacara adat pernikahan masyarakat Sunda.
Serta dapat mempertahankan kebudayaan sebagai bagian
dari kekayaan bangsa.
b. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat : Memberi sumbangan
berupa kajian ilmah tentang budaya di Indonesia dan
penelitian ini diharapkan mampu memperluas khasanah
pengetahuan tentang kebudayaan di Indonesia, terutama
tentang upacara pernikahan adat Sunda.
c. Bagi Bangsa Indonesia : Membuktikan bahwa melalui
kebudayaan, bangsa indonesia dapat mengetahui jati diri
sebagai masyarakat yang memiliki adat istiadat, sehingga
masyarakat memiliki pegangan dan tidak akan terbawa
dalam arus perubahan modernisasi.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari perumusan masalah yang telah ditulis
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan upacara pernikahan adat
Sunda.
2. Menjelaskan makna simbol dalam upacara pernikahan adat Sunda.
3. Menganalisis makna simbol pada upacara pernikahan adat Sunda
dalam perspektif teori bentuk simbolis Ernst Cassirer.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
C. Tinjauan Pustaka
Dalam kehidupan manusia, simbol merupakan pencapaian tertinggi dalam
kehidupan manusia. Setidaknya ini yang diyakini oleh Cassirer dalam buku yang
berjudul An Essay On Man (1944). Dalam buku tersebut, menuliskan
pandangannya terhadap simbol-simbol yang berada di setiap kebudayaan manusia.
Cassirer juga mengatakan bahwa petunjuk kepada kodrat manusia adalah simbol
(1944:104). Karena menurut Cassirer, manusia memiliki suatu ciri khas yang
tidak dimiliki oleh mahluk yang lainnya, yaitu sistem reseptor dan sistem efektor.
Meskipun binatang juga memiliki sistem reseptor dan sistem efektor, namun
manusia satu-satunya mahluk yang memiliki sistem simbolis. Terlebih lagi
manusia memiliki kemampuan untuk memasukan sistem simbolis, diantara kedua
sistem reseptor ataupun efektor. Jadi daripada mengatakan bahwa manusia adalah
animal rationale, Cassirer (1944:40) lebih meyakini bahwa manusia adalah
animal symbolicum.
Buku An Essay On Man milik Cassirer juga sering digunakan, sebagai
objek formal di beberapa penelitian yang bertemakan kebudayaan. Beberapa
penelitian yang telah ditemukan. diantaranya adalah penelitian dari Yanti Kusuma
Dewi (2008) berjudul Simbol-Simbol Satanisme Dalam Perspektif Teori Simbol
Ernst Cassirer. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menggunakan teori
simbol Cassirer, dalam mengungkap makna simbol dalam satanisme. terutama
dalam bentuk ataupun benda-benda yang diyakini sebagai lambang dari ajaran
satanisme. Penelitian ini juga berhasil menggunakan teori simbolik Cassirer,
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
untuk mengungkap makna simbolik yang terdapat dalam simbol-simbol aliran
satanisme.
Penelitian dari Arsinta Fitri Diani yang berjudul Upacara Mitoni Dalam
Budaya Jawa Hubungannya Dengan Bentuk-Bentuk Simbolis Ernst Cassirer.
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mengungkap makna simbolik dalam
tata cara upacara mitoni. Melalui teori simbol Ernst Cassirer, penulis berhasil
mengungkap makna-makna simbolik dalam upacara mitoni. Dalam penelitian ini
berhasil memberikan gambaran yang jelas, mengenai tata cara upacara mitoni.
Kemudian memberikan kesimpulan yang tepat, sehingga pembaca mampu
memahami dengan baik makna dari upacara mitoni.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua buku sebagai sumber
primer. Pertama adalah buku berjudul Adat dan Upacara Perkawinan Daerah
Jawa Barat, yang diterbitkan pada tahun 1987. Buku ini ditulis oleh tim peneliti
dari Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Berdasarkan penelitian ini, penulis mendapatkan gambaran yang lengkap
mengenai tata cara upacara adat pernikahan. Kemudian benda-benda apa saja
yang digunakan dalam upacara pernikahan. Dan juga peneliti mengetahui ucapan
ataupun mantra-mantra tradisional, yang sering digunakan dalam upacara adat
pernikahan. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh Saini dkk, dianggap mampu
dijadikan sebagai sumber primer dalam penelitian ini.
Buku primer yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Thomas
Wiyasa Bratawidjaya, dengan judul Upacara Perkawinan Adat Sunda. Buku ini
menjelaskan bagaimana masyarakat Sunda melakukan persiapan-persiapan adat
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
sebelum upacara perkawinan berlangsung. Penjelasan makna simbol pada setiap
rangkaian upacara tidak lupa di bahas secara detail oleh peneliti. Buku ini
menggambarkan serangkaian kegiatan upacara pernikahan baik di Jawa Barat,
maupun di Banten. Meskipun Banten merupakan daerah penyebaran suku Sunda,
namun pada kenyataannya masyarakat Banten memiliki pandangan tersendiri
dalam upacara adat pernikahan. Terutama, dari kalangan suku Baduy, yang
terkenal sebagai penganut Sunda wiwitan (Agama asli suku Sunda). Dalam
beberapa ritual khusus seperti upacara pernikahan, mereka memiliki cara
tersendiri meskipun pada akhirnya upacara adat akan dilakukan secara islam.
Upacara adat Sunda memiliki keunikan tersendiri, meskpun tidak jauh berbeda
dengan tradisi suku Jawa. Masyarakat Sunda selalu mempergunakan cara
bermusyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, serta lemah lembut tutur
bahasanya. Tidak sembarangan dalam berkata-kata, santun kepada yang lebih tua,
terlepas dari pangkat ataupun jabatan.
D. Landasan Teori
Kebudayaan meliputi segala dimensi dan aspek dalam kehidupan sosial
manusia. Dengan demikian, menurut Bakker, kebudayaan tidak dapat begitu saja
dikatakan sebagai substansi yang dapat di kaji berdasarkan objek fisik saja. Ilmu
budaya (Bakker,1984:11-12) bertugas dalam mengumpulkan fakta dan cara
pelaksanaan budaya, mengambil keseragaman dan perbedaan, kemudian secara
induktif menyusun definisi kebudayaan. Berbeda dengan filsafat kebudayaan,
filsafat kebudayaan bertugas untuk menguji definisi tersebut pada taraf metafisis
(Bakker,1984:134). Artinya bahwa filsafat menguji sejauh mana definisi tersebut
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
mencerminkan hakikat kebudayaan. Cassirer mengatakan bahwa filsafat tidak
begitu saja puas dengan hanya menganalisis bentuk kebudayaan manusia tertentu.
Filsafat mencari pandangan universal yang merupakan sintesis dari semua tujuan
partikular kebudayaan. Artinya, filsafat tidak mencari kesatuan akibat, tetapi
kesatuan tindakan. Walaupun terjadi beberapa pertentangan dan perbedaan, toh
pada akhirnya kebudayaan memiliki tujuan bersama, yaitu terciptanya
harmonisasi dalam kehidupan budaya manusia (1944:107-108).
Suatu masyarakat, suku bangsa, klan, yang bertempat tinggal di suatu
daerah dan menghubungkan diri dengan keadaan lingkungannya
(Dillistone,2002:13). Memiliki suatu kesadaran bersama dalam membentuk suatu
pola-pola, tradisi, yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
kegiatan dan karya manusia ini lah kebudayaan tercipta. Serangkaian upacara
adat, mantra-mantra pengusir roh jahat, kegiatan manusia dalam memanusiakan
alam disebut dengan kebudayaan. Peursen mendefinisikan filsafat kebudayaan
sebagai alat untuk membantu manusia memaparkan suatu strategi kebudayaan
untuk dikemudian hari. Kebudayaan pada saat ini, tidak lagi digambarkan sebagai
sebuah kata benda. Kebudayaan tidak lagi berorientasi pada artifak-artifak
kebudayaan, benda-benda di museum dan sebagainya. Namun, kebudayaan pada
saat ini diartikan sebagai kata kerja, kegiatan manusia seperti tradisi pernikahan,
tarian tradisional dan sebagainya. Semuanya memiliki makna tersendiri bagi
kehidupan manusia. Namun, peranan manusia sangat penting dalam
perkembangan kebudayaan. Dalam hal ini, manusia yang memegang kendali atas
kehidupan dan perkembangan kebudayaan (Peursen,1988:9-11).
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Seperti penjelasan Geertz bahwa kebudayaan tidak lebih daripada
ditambahkan oleh manusia (1992:59). Tradisi-tradisi sebagai bagian dari
kebudayaan, juga kurang lebih ditambahkan oleh manusia itu sendiri, mereka
berhak untuk mengubah ataupun menerimanya (Peursen,1988:11). Ini sudah jadi
kodrat bagi manusia, mengatakan bahwa manusia tidaklah ditambahkan nilai dari
luar dirinya. Namun, mereka semata-mata tergantung pada nilai yang diberikan
pada dirinya sendiri. Artinya bahwa manusia memiliki daya pertimbangan, untuk
menilai sesuatu di luar dirinya sendiri. Kemampuan ini disebut oleh Cassirer
sebagai sumber utama bagi kebenaran dan moralitas (1994:12-13).
Cassirer mengatakan bahwa kodrat manusia yang sesungguhnya adalah
simbol, meskipun Banyak penelitian yang mengatakan bahwa binatang juga
mampu mengenali rangsangan simbolis (1944:36). Ini berbeda kata Cassirer,
binatang dan manusia toh pada kenyataannya tidak bisa disamakan terlebih lagi
dalam hal pengenalan bentuk simbolis. Hewan kata Cassirer memiliki kemahiran
dalam merespon suatu sinyal ataupun simbol, tentunya dapat dicapai melalui
latihan (1944:43). Oleh sebab itu yang harus dicermati terlebih dahulu adalah
perbedaan antara simbol dan tanda. Di dalam tingkah laku binatang dapat kita
temukan dapat kita temukan sistem tanda atau penanda yang agak kompleks, tidak
hanya kompleks tetapi juga peka terhadap rangsangan dari luar dirinya. Namun,
dalam berbagai penelitian tersebut nampaknya belum bisa dijadikan bukti,
Cassirer mengatakan bahwa penelitian itu tidak akan cukup untuk membuktikan
persamaan pemahaman bentuk simbolik antara manusia dan hewan
(Cassirer,1944:47).
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Simbol bila diartikan secara tepat, tidak mungkin dapat dijabarkan menjadi
suatu bentuk tanda semata. Tanda dan simbol masing-masing terletak pada dua
kutub yang berlainan, tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedangkan simbol
merupakan bagian dari dunia manusia. Cassirer tetap pada pendiriannya bahwa
simbol hanya memiliki nilai fungsional, sedangkan tanda merupakan sesuatu yang
fisik dan substansial. Selain itu, Cassirer juga mengatakan bahwa manusia
memiliki ciri yang berbeda dari mahluk yang lainnya. Lingkaran fungsional
manusia tentunya tidak hanya berkembang secara kuantitatif, tetapi juga
mengalami perubahan kualitatif (Cassirer,1944:38-48). Manusia kata Cassirer
tidak hanya memiliki sistem resptor dan sistem efektor, secara biologis manusia
memiliki sistem ketiga yaitu sistem simbolis (Diliistone,2002:121). Manusia
memiliki kemampuan untuk memasukan di antara kedua sistem itu suatu sistem
simbolis (antara resptor dan efektor), sistem simbolis ini lah yang dapat
menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan manusia. Sistem simbolis juga
dikatakan sebagai pencapaian terbaru dalam kehidupan manusia, dibandingkan
dengan kehidupan mahluk lainnya. Manusia tidak hanya hidup dalam realitas
yang luas, namun manusia juga hidup dalam suatu dimensi realitas yang baru. Di
mana simbol merupakan bagian dari dimensi tersebut (Cassirer,1944:39).
E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yakni konsep-konsep
yang lebih menekankan pada aspek bentuk simbol dari objek yang ditelaah.
Sebagai sebuah penelitian yang bersifat kualitatif dengan pengambilan data yang
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
dilakukan melalui studi pustaka, maka di dalam proses pembuatannya diupayakan
pada 3 hal, yaitu :
1. Bahan penelitian
Bahan dan materi penelitian ini diperoleh melalui penelusuran
pustaka yang terkait dengan upacara pernikahan adat Sunda dan
buku yang berkaitan dengan teori simbol Ernst Cassirer. Bahan dan
materi penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber Primer : Beberapa literatur atau buku yang telah
ditemukan oleh peneliti. Buku ataupun literatur tersebut,
nantinya akan dijadikan sebagai sumber utama dalam
penulisan skripsi ini :
1) Bratawidjaja, w, 2002. Upacara Perkawinan Adat
Sunda. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
2) Cassirer, E, 1987. Manusia dan Kebudayaan :
Sebuah Esai Tentang Manusia. Gramedia. Jakarta.
3) Cassirer, E, 1979. The Myth, Simbol, and
Culture.The Murray Printing Company. USA
4) Coskun, D, 2007. Law As Symbolic Form Cassirer
And The Anthropocentric View Of Law. Springer.
Netherlands
5) Mustapa, H, 1996. Adat Istidat Sunda. Alumni.
Bandung.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
6) Prawirasuganda, A, 1964. Upatjara Adat Di
Pasundan. Penerbit Sumur Bandung. Bandung.
7) Saini et.al., 1978. Adat Upacara Perkawinan
Daerah Jawa-Barat. Bandung.
b. Sumber Sekunder : Berupa tulisan dari sumber lain, baik
berupa buku maupun artikel yang berhubungan dengan
objek formal maupun objek material penelitian yang
digunakan penulis sebagai bahan pelengkap dan tambahan.
2. Langkah penelitian
Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian
untuk kemudian penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data : Mengumpulkan data yang diperlukan
dalam pebelitian, yang berhubungan dengan objek kajian
penelitian. Data yang diperoleh berasal dari studi pustaka
dan pengamatan di lapangan.
b. Pengolahan data : Mengolah semua data yang terkumpul
meliputi klasifikasi dan deskripsi sesuai dengan apa yang di
bahas di dalam penelitian. Data hasil studi pustaka
diklasifikasikan dan dideskripsikan.
c. Penyusunan penelitian : Melakukan penyusunan data yang
meliputi analisis data yang kemudian dituangkan ke dalam
bentuk laporan penelitian yang sistematis.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
3. Analisis data
Penelitian “Makna Simbol dalam Upacara Pernikahan Adat Sunda
Perspektif Teori Bentuk Simbolik Ernst Cassirer”, berusaha untuk
mengungkap fakta mengenai data historis sehingga hasil penelitian
ini dapat direfleksikan pada persoalan actual. Maka, metode yang
digunakan adalah metode Hermeneutik-reflektif dengan model
penelitian historis aktual, dan menggunakan sarana kepustakaan
dalam mencari data terkait, adapun unsur metodis yang digunakan
adalah :
a. Deskripsi : Memberikan gambaran tentang upacara
pernikahan adat Sunda dan teori bentuk simbol Ernst
Cassirer.
b. Holistika : Memahami data secara komperhensif sehingga
didapatkan pemahaman yang tepat.
c. Intrepretasi : Analisis data-data penelitian yang terkait
dengan upacara pernikahan adat Sunda, berdasarkan teori
bentuk simbol Ernst Cassirer dari objek formal penelitian.
d. Koherensi intern : Menganalisis makna simbol dalam
upacara pernikahan adat Sunda berdasarkan teori bentuk
simbol Ernst Cassirer sehingga terbentuk pemahaman yang
pasti. Analisis ini dilakukan sebagai upaya mengungkap
jalinan makna simbolis dalam upacara pernikahan adat
Sunda sesuai dengan teori bentuk simbol Ernst Cassirer.
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
F. Hasil yang Dicapai
Penelitian ini diharapkan mampu mencapai suatu hasil penelitian yang
sesuai dengan yang dikehendaki, penelitian ini diharapkan akan :
1. Memberikan pemahaman mengenai tata cara upacara pernikahan
adat sunda.
2. Mengetahui makna simbol yang terkandung dalam upacara
pernikahan adat Sunda.
3. Memberikan penjabaran secara sistematis terhadap pencerminan
makna simbol dalam upacara pernikahan sunda dalamperspektif
teori bentuk simbolik Ernst Cassirer.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan akan dibagi secara sistematis dalam V bab, yang terdiri dari :
1. BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang
Masalah yang terdiri dari (Rumusan Masalah, Keaslian Penelitian,
Manfaat Penelitian), Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Landasan Teori, Metode Penelitian terdiri dari (Bahan Penelitian,
Langkah Penelitian, Analisis Data), Hasil yang dicapai, dan
Sistematika Penulisan.
1. BAB II terdiri dari sejarah kehidupan Ernst Cassirer, terdiri dari :
Biografi Ernst Cassirer (Sejarah Hidup Ernst Cassirer, Latar
Belakang Pemikiran Ernesr Cassirer) Teori Simbol Ernst Cassirer
(Mitos sebagai bentuk simbolik, Bahasa sebagai bentuk simbolik,
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
Seni sebagai bentuk simbolik, Sejarah sebagai bentuk simbolik,
Ilmu pengetahuan sebagai bentuk simbolik)
2. BAB III Menceritakan upacara pernikahan adat Sunda: Deskripsi
Budaya Sunda (Sikap hidup masyarakat Sunda, Pandangan hidup
masyarakat Sunda) Pengertian Upacara Pernikahan Adat Sunda. Maksud
dan Tujuan Upacara Pernikahan Adat Sunda. Tahap Pelaksanaan
Upacara Pernikahan Adat Sunda, Upacara Sebelum Akad Nikah
(Upacara Neundeun Omong atau Ngagalagat, Upacara Seureuh Euleus,
Upacara Ngaras, Upacara Siraman, Upacara Seserahan, Upacara
Ngeyeuk Seureuh) Upacara akad nikah. Adat sesudah pernikahan
(Upacara Sungkem, Upacara Sawer, Upacara Nincak Endog, Upacara
Buka Pintu, Upacara Huap Langkung, Upacara Munjungan, Upacara
Ngunduh Mantu, Upacara Numbas)
3. BAB IV adalah kesimpulan makna simbolik pernikahan adat sunda
dalam teori simbolik Ernst Cassirer : Makna Simbolis pada Upacara
Adat sebelum Pernikahan (Upacara Neundeun Omong atau Ngagalaga,
Upacara Seureuh Euleus, Upacara Ngaras, Upacara Siraman, Upacara
Seserahan, Upacara Ngeyeuk Seureuh) Makna Simbolis pada
Pelaksanaan Upacara Akad Nikah. Makna Simbolis pada Upacara Adat
sesudah Pernikahan (Upacara Sungkem, Upacara Sawer, Upacara Nincak
Endog, Upacara Buka Pintu, Upacara Huap Langkung, Upacara
Munjungan, Upacara Ngunduh Mantu, Upacara Numbas) Makna Simbol
pada Upacara Pernikahan Adat Sunda dalam Perspektif Teori Bentuk
Simbolik Ernst Cassirer (Bentuk simbolis berhubungan dengan Mitos,
Bentuk simbolis berhubungan dengan Bahasa, Bentuk simbol
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
berhubungan dengan Seni, Bentuk simbol berhubungan dengan Sejarah,
Bentuk simbol berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan)
4. BAB V Merupakan bab penutup, terdiri dari : kesimpulan dan
saran
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA PERSPEKTIF TEORI BENTUKSIMBOLIK ERNST CASSIRERVITRIA DWI JAYANTIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/