bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · pdf filekejenuhan kerja menjadi ... penelitian...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah organisasi ataupun lembaga. Stres yang dialami secara berkepanjangan akan mengakibatkan kelelahan baik secara fisik maupun psikologis. Keadaan seperti ini disebut burnout. Kejenuhan kerja menjadi suatu masalah bagi instansi/organisasi apabila mengakibatkan kinerja menurun, selain kinerja yang menurun produktivitas juga menurun (Dale, 2011). Berdasarkan penelitian Mohammad Bagher Gorji tahun 2011 tentang Status Kejenuhan Kerja (Burnout) Dengan Kinerja (Job Performance) Pada Pegawai Bank menunjukkan bahwa 30,75% pegawai rata-rata mengalami kejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhan kerja (Burnout) ini dirasakan oleh pegawai yang sudah bekerja antara 35 tahun, dan lebih dominan terjadi pada jenis kelamin lakilaki. Sedangkan hasil Penelitian menunjukkan adanya kejenuhan tinggi pada pegawai yang berakibat pada kinerja pegawai, ini berarti kinerja pegawai menurun karena kejenuhan kerja meningkat. Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta. Seiring dengan perkembangan zaman, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas khususnya di bidang pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yakni “Pada tahun 2025 Fakultas Ilmu Pendidikan diakui Dunia sebagai pusat pencerahan dan pembaharuan pendidikan berbasis ketaqwaan, kemandirian, kecendekiaan; dan berwawasan kebangsaan”. Untuk mencapai visi tersebut perbaikan di berbagai elemen perlu dilakukan termasuk peningkatan kualitas kerja para karyawan yang bekerja di FIP UNY. Faktor manusia berperan dalam mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan instansi. Dalam hal ini sumber daya manusia menentukan keberhasilan perusahaan, dengan kata lain mutu instansi tergantung pada sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki tidak berkualitas maka akan dapat menghambat tujuan dari instansi, akibatnya

Upload: ledien

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali

oleh para karyawan sebuah organisasi ataupun lembaga. Stres yang dialami

secara berkepanjangan akan mengakibatkan kelelahan baik secara fisik maupun

psikologis. Keadaan seperti ini disebut burnout. Kejenuhan kerja menjadi

suatu masalah bagi instansi/organisasi apabila mengakibatkan kinerja menurun,

selain kinerja yang menurun produktivitas juga menurun (Dale, 2011).

Berdasarkan penelitian Mohammad Bagher Gorji tahun 2011 tentang Status

Kejenuhan Kerja (Burnout) Dengan Kinerja (Job Performance) Pada

Pegawai Bank menunjukkan bahwa 30,75% pegawai rata-rata mengalami

kejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhan kerja (Burnout) ini dirasakan

oleh pegawai yang sudah bekerja antara 3–5 tahun, dan lebih dominan terjadi

pada jenis kelamin laki–laki. Sedangkan hasil Penelitian menunjukkan adanya

kejenuhan tinggi pada pegawai yang berakibat pada kinerja pegawai, ini berarti

kinerja pegawai menurun karena kejenuhan kerja meningkat.

Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di

Universitas Negeri Yogyakarta. Seiring dengan perkembangan zaman, Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta juga terus berbenah diri dan

meningkatkan kualitas khususnya di bidang pendidikan. Hal tersebut sesuai

dengan visi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yakni

“Pada tahun 2025 Fakultas Ilmu Pendidikan diakui Dunia sebagai pusat

pencerahan dan pembaharuan pendidikan berbasis ketaqwaan, kemandirian,

kecendekiaan; dan berwawasan kebangsaan”. Untuk mencapai visi tersebut

perbaikan di berbagai elemen perlu dilakukan termasuk peningkatan kualitas

kerja para karyawan yang bekerja di FIP UNY.

Faktor manusia berperan dalam mencapai hasil yang sesuai dengan

tujuan instansi. Dalam hal ini sumber daya manusia menentukan keberhasilan

perusahaan, dengan kata lain mutu instansi tergantung pada sumber daya

manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki

tidak berkualitas maka akan dapat menghambat tujuan dari instansi, akibatnya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

2

karyawan akan merasa dirinya dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerjanya

agar tidak tersingkir dari perusahaan (As’ad, 1991: 47). Salah satu persoalan

yang muncul sebagai akibat dari tingginya tuntutan instansi adalah munculnya

stres. Hubungan antara burnout kerja dan kinerja para karyawan FIP UNY

perlu diteliti untuk mengetahui keterkaitannya. Oleh karena itu penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana burnout kerja yang dialami

karyawan FIP UNY.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana tingkat burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas ILMU

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ?

C. Tujuan

Penelitian yang dikhususkan untuk karyawan yang aktif bekerja aktif di

FIP UNY bertujuan untuk mengidentifikasi burnout kerja yang dialami

karyawan FIP UNY.

D. Luaran Yang Diharapkan

Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan menjadi koreksi karyawan

FIP UNY dan seluruh pihak terkait serta menjadi bahan ukuran dalam

mengatasi burnout kerja yang dialami para karyawan FIP UNY.

E. Kegunaan

Secara terperinci, kegunaan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Karyawan FIP UNY

Dengan adanya penelitian ini akan mengukur sejauh mana burnout kerja

yang dialami. Selain itu, kegunaan untuk karyawan FIP UNY adalah

sebagai bahan introspeksi dengan produktivitas dan dalam proses mengatasi

burnout kerja.

2. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi burnout kerja yang

dialami karyawan FIP.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Burnout

1. Pengertian Burnout

Istilah burnout diperkenalkan pertama kali oleh Freudenberger

seorang ahli psikoanalisa pada tahun 1974. Freudenberger mengatakan

bahwa burnout adalah habisnya sumber daya fisik dan mental secara

keseluruhan yang disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai

tujuan kerja yang tidak realistis dan merupakan akibat akhir dari stres

kerja (Desler, 1992, h. 664).

Dalam dunia kerja istilah burnout merupakan suatu istilah yang

berkaitan dengan stres kerja. Konsepsi dan bahasan-bahasan yang

dilakukan oleh para ahli mengenai burnout, tidak satupun yang tidak

dikaitkan dengan lingkungan kerja dan jenis pekerjaan.

Burnout merupakan gejala kelelahan emosional yang disebabkan

oleh tingginya tuntutan pekerjaan yang dialami individu yang bekerja

pada situasi dimana individu melayani kebutuhan orang banyak (Jackson,

dalam Rosyid, 1996, h.2). Greenberg dan Baron (1995, h.236) mengatakan

bahwa burnout merupakan sindrom yang berisikan gejala kelelahan fisik,

kelelahan emosional, kelelahan mental dengan perasaan rendahnya

penghargaan terhadap diri sendiri akibat dari stres kerja yang

berkepanjangan dan terjadi ketika orang mulai mempertanyakan nilai

pribadinya dan tidak lagi merasa bahwa apa yang dikerjakan merupakan

hal yang penting.

Dari teori-teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa burnout ialah gejala kelelahan fisik, psikis, emosisonal, mental

serta rendahnya pengharapan pada diri sendiri diakibatkan stres

berkepanjangan yang diawali ketika sesoorang mulai meragukan

kemampuan dan eksistensi dirinya sendiri.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout

Farber (1991: 47) mengatakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi burnout, yaitu

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

4

a. Faktor Sosiodemografis, seperti :

1) Jenis Kelamin

Wanita tidak mempunyai harapan hidup yang lebih panjang dan

cenderung untuk bereaksi lebih secara fisiologis daripada pria

dalam keadaan tertekan (Gibson, dkk, 1993, h.176).

2) Usia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja di bawah usia 40

tahun, cenderung terkena resiko burnout. Mereka sering

mendapatkan kesukaran dalam menetapkan kestabilan dan

keterlibatan identitas keahlian sehingga lebih mudah tersinggung

dan tertekan.

3) Masa kerja

Semakin banyak pengalaman kerja semakin rendah tingkat burnout

yang dialami. Seorang individu yang sudah cukup lama bekerja

pasti sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengatasi

berbagai permasalahan, dan individu tersebut bisa terhindari dari

stress kerja, jika individu tersebut tidak bisa keluar dari stressor

maka individu tersebut bisa merujuk untuk terjadinya burnout.

4) Inteligensi

Kesanggupan berfikir secara rasional dalam mengatasi tuntutan

kebutuhan dalam hidup.

b. Faktor Kepribadian

1) Tipe kepribadian

Orang dengan kepribadian tipe A cenderung lebih mudah terkena

sindroma burnout daripada dengan tipe kepribadian B

2) Harga Diri

Seseorang dengan harga diri yang tinggi akan lebih mampu

mengerahkan tenaga untuk mempertahankan hidupnya sehingga

lebih kuat jika menderita tekanan (Gibson, 1993, h.176)

3) Locus of Control

Suatu derajat individu dimana seorang individu memandang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

5

peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi

perbuatannya (Lou dalam Smet, 1994, h.181)

4) Akibat dari perubahan kehidupan seperti pernikahan, kematian

dan perceraian.

Sedangkan menurut pendapat Goleman (dikutip oleh Nevi, 2005)

mengatakan bahwa aspek dari kecerdasan emosional yang mempengaruhi

burnout yaitu :

a. Kesadaran diri (self awareness)

Merupakan kemampuan individu untuk mengenali perasaannya sendiri

sesuai dengan apa yang terjadi.

b. Mengatur emosi dalam diri (self management)

Kemampuan untuk menangani perasaan sehingga dapat

mengungkapkannya dengan tepat, merealisasikan apa yang ada di balik

perasaan, mencari cara untuk mengatasi ketakutan, kecemasan,

kemarahan, dan kesedihan.

c. Keyakinan diri (self efficacy)

Kemampuan seseorang untuk mengatur emosi untuk mencapai tujuan

tertentu, dan meyakinkan diri bahwa bisa untuk mencapaitujuan.

Keyakinan diri adalah suatu sikap yang dapat menahan individu untuk

tidak terjerumus dalam keadaan keputusasaan dan depresi pada saat

mengalami berbagai kesulitan hidup, dimana motivator dalam

keyakinan diri adalah sikap optimis dan adanya harapan. Harapan

adalah keyakinan individu bahwa dirinya memiliki kemauan maupun

cara untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam bentuk apapun.

d. Mengenali emosi orang lain (emphaty)

Merupakan kemauan untuk peka terhadap perasaan orang lain dan

menyesuaikan diri dengan orang lain

e. Kemampuan Sosial (social skill)

Kemampuan untuk membaca berbagai situasi, dan berinteraksi dengan

mulus dengan orang lain.

Dari beberapa faktor yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan

bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi burnout, yaitu faktor

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

6

eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dapat meliputi masa kerja,

tekanan lingkungan pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal

dari burnout adalah usia, jenis kelamin, harga diri, masa kerja, dan

kecerdasan emosional. Di dalam kecerdasan emosional terdapat beberapa

aspek yaitu, self awareness, self management, self efficacy, emphaty, dan

social skill.

3. Gejala-gejala Burnout

Greenberg dan Baron (1995, h.20) mengemukakan bahwa ada

empat gejala burnout, yaitu:

a. Kelelahan fisik

Ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, sulit tidur, dan kurang

nafsu makan.

b. Kelelahan emosional

Ditandai dengan depresi, merasa terperangkap di dalam tugasnya,

mudah marah dan tersinggung, serta perasaan tidak berdaya.

c. Kelelahan mental

Ditandai dengan persepsi sinis terhadap orang lain, curiga tanpa alasan,

dan cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan maupun organisasi.

d. Feeling of Low Personal Accomplishment

Suatu kondisi yang ditandai dengan adanya perasaan bahwa dirinya

memiliki prestasi atau kemampuan kerja yang rendah, perasaan tidak

puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, maupun kehidupan.

Dari pemaparan mengenai gejala burnout di atas, dapat

disimpulkan bahwa gejala-gejala terjadinya burnout, ialah dimana

individu yang mengalami burnout akan menunjukkan gejala-gejala

seperti kelelahan fisik, kelelahan emosional, kelelahan mental dan feeling

of low personal accomplish.

4. Burnout Kerja pada Karyawan

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu lembaga.

Mulai dari lembaga atau yang besar sampai lembaga yang kecil mengakui

bahwa sumber daya manusia sangatlah penting untuk menentukan

keberhasilan perusahaan. Tuntutan pekerjaan yang semakin berat dewasa

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

7

ini menyebabkan karyawan merasa dirinya dituntut untuk meningkatkan

kualitas kerjanya agar tidak tersingkir dari dunia kerjanya. Hal ini

membuat karyawan bekerja secara efektif dan berusaha untuk

menyelesaikan semua target yang telah ditentukan lembaga.

Kemajuan zaman yang semakin modern ini menuntut lembaga

untuk terus memperbaiki kualitasnya. Perubahan-berupahan kebijakan

berkaitan dengan perbaikan tersebutpun tentunya harus diterapkan di

semua bidang dalam suatu lembaga. Tuntutan pekerjaan menjadi aspek

yang tidak bisa terlepas dari fenomena ini. Masalah beban kerja yang

berlebihan adalah salah satu faktor dari pekerjaan yang berdampak pada

timbulnya burnout (Maslach, 1982; Pines dan Aronson, 1989; Cherniss,

1980). Beban kerja yang berlebihan bisa meliputi jam kerja, jumlah

individu yang harus dilayani (kelas padat misalnya), tanggung jawab yang

harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin, dan pekerjaan

administrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan kemampuan individu.

Di samping itu, beban kerja yang berlebihan dapat mencakup segi

kuantitatif yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat

kesulitan pekerjaan tersebut yang harus ditangani. Dengan beban kerja

yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan adanya

ketegangan emosional saat melayani klien sehingga dapat mengarahkan

perilaku pemberi pelayanan untuk menarik diri secara psikologis dan

menghindari diri untuk terlibat dengan klien (Maslach, 1982).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

survey. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan

masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek

penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

bagaimana adanya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Agustus 2013 pada karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di

FIP UNY. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling yaitu

karyawan tiap bagian dan sub bagian di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta.

Karyawan FIP UNY terdiri dari subbag pendidikan, subbag

kemahasiswaan dan alumni, subbag keuangan dan akuntansi, subbag umum,

kepegawaian, dan pelengkapan, dan perpustakaan FIP UNY.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah burnout kerja sebagai variabel bebas

(X1) dan karyawan FIP UNY (Y1) sebagai variabel terikat.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode skala burnout. Skala burnout ialah alat ukur berupa skala yang disusun

berdasarkan empat gejala burnout yang meliputi kelelahan fisik, kelelahan

emosional, kelelahan mental dan feeling of low personal accomplishment.

Semakin tinggi skor skala burnout maka semakin tinggi pula burnout pada

subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor skala burnout maka semakin rendah

tingkat burnout yang terjadi (Wibowo, 2011). Model angket yang digunakan

adalah skala Likert. Model skala Likert menurut Bimo Walgito (2003: 167)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

9

tergolong skala untuk orang dan pada rancangan dasarnya disusun untuk

mengukur sikap.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah dengan

menghitung skor maksimal dan minimal dari nilai skala kemampuan

pemecahan masalah serta menghitung skor masing-masing subyek.

Penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan

pada norma atau ketentuan kategori. Kategori tersebut menurut Burhan

Nurgiyantoro (2003:109) sebagai berikut:

a) (µ+1,0σ) ≤ X = Tinggi

b) (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) = Sedang

c) X < (µ-1,0σ) = Rendah

Keterangan :

µ = Mean ideal

σ = Standar Deviasi

X = Skor yang diperoleh

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan karyawan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun Subyek penelitiannya

meliputi perwakilan karyawan dari tiap bagian dan sub bagian di Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Penyajian Data

1. Studi Pendahuluan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei

kepada para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan. Penelitian ini

menggunakan data dari skala dalam mengidentifikasi burnout kerja

fakultas ilmu pendidikan.

Studi pendahuluan ini didapatkan dari hasil pengamatan dan observasi

bahwasanya terdapat burnout kerja yang dialami para karyawan Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang belum

teridentifikasi tingkat burnout yang dialaminya.

Kajian pustaka meliputi jurnal dan buku mengenai teori burnout yang

kemudian menjadi landasan penelitian yang peneliti lakukan sebagai

penunjang dan guna mengembangkan kajian ilmu pengetahuan.

2. Perencanaan

Pada tahap perencaan ini, peneliti menganalisa dan menyimpulkan dari

studi pendahuluan tersebut bahwa perlu adanya survei skala guna dapat

mengidentifikasi dan mengetahui tingkat burnout yang dialami.

3. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan penelitian yang kami lakukan ini dengan menyebarkan

angket secara random sampling (sampel secara acak) pada perwakilan

dari tiap bagian dan sub bagian di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta. Adapun distribusi skala yang telah diberikan seperti

yang tertera dalam tabel sebagai berikut :

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

11

Tabel 1. Distribusi kuesioner

No Item Jumlah

1. Skala yang dibagikan 35

2. Skala yang tidak diisi 5

3. Skala yang diisi tidak lengkap 2

4. Skala yang tidak kembali/

hilang

5

5. Skala yang dapat diolah 23

Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 35 kuesioner yang dibagikan

terdapat 5 kuesioner yang tidak diisi dengan berbagai alasan meliputi

kesibukan karyawan, lupa dan lain sebaginya. 5 kuesioner yang tidak

kembali/ atau hilang akibat dibawa oleh pengisi kuesioner dan lupa disimpan

dimana. Dengan demikian jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 23

buah.

C. Analisis Data

Berdasarkan data pada tabel 1 bahwasanya data yang didapatkan dan

dapat diolah adalah 23 skala atau sebanyak 66% dari 35 skala yang dibagikan

sehingga data ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tabel 1

tersebut menunjukan bahwa penelitian ini telah memenuhi jumlah yang telah

ditentukan sehingga penelitian ini layak untuk diteruskan.

D. Analisis Deskriptif

Pada bagian ini peneliti akan mendeskripkan mengenai tingkat

burnout yang dialami karyawan FIP UNY. Data akan disajikan melalui tabel

hasil skala yang telah diisi oleh responden. Dari 24 item pernyataan dalam

skala akan diskor berdasarkan data yang diberikan responden. Kemudian

setelah melakukan scoring data tersebut dikategorisasi menjadi 3 kategori

untuk mengetahui tingkat burnout yang dialami. Berikut kategorisasi yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Kategori Burnout kerja

Kategori Rentang skor

Rendah 0-32

Sedang 33-64

Tinggi 65-69

Sementara untuk mengetahui tingkat burnout karyawan FIP UNY

secara keseluruhan dapat diketahui melalui penjumlahan semua skor burnout

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

12

responden dibagi skor maksimal skala berdasar jumlah responden, dikali

100%. Berikut adalah tabulasi data dari skala burnout yang telah diisi

responden.

Tabel 3. Tabulasi Data Skala Burnout

No. y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3

2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2

3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2

4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2

5 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2

6 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 0 0 2

9 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2

10 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2

11 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 2 1 1

12 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3

13 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 2

14 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

15 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2

16 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2

17 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2

18 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2

19 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2

20 2 2 2 2 3 1 2 2 4 2 1 2 3 2

21 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3

22 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3

23 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

∑ 44 44 45 40 41 34 46 47 51 42 42 47 49 49

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

13

No. y15 y16 y17 y18 y19 y20 y21 y22 y23 y24 Skor

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 28

2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 53

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46

4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46

5 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 45

6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 46

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48

8 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 46

9 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 49

10 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 55

11 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 32

12 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 52

13 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 48

14 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 56

15 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 61

16 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 41

17 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 43

18 3 2 1 2 0 2 1 1 1 2 35

19 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 47

20 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 48

21 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 58

22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47

∑ 47 46 47 47 41 48 45 43 47 46 1078

Mean 47

Tingkat Burnout Sedang

Persentase Burnout 48,82%

Keterangan:

Y: Item skala Tidak diisi

Bersarkan analisis dari data tersebut dapat tersebut dapat diketahui

bahwa karyawan Fakultas Ilmu pendidikan mengalami tingkat burnout kerja

atau kejenuhan kerja senilai 48,82% dan masuk pada kategori sedang. Skor

tertinggi yakni 51 terdapat pada item y9 yakni pada pernyataan “saya sulit

untuk tidur”. Item y9 merupakan salah satu indikasi faktor pernebab burnout

kerja dari aspek kelelahan fisik. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa penyebab tertinggi burnout kerja yang dialami karyawan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ialah faktor

kelelahan fisik.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

14

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan ini mengidentifikasi burnout kerja yang

dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

beserta faktor penyebabnya Adapun gambaran umum penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode dan kaidah-kaidah yang sesuai dengan

metode survei terhadap para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun langkah yang dilakukan adalah

mempersiapkan skala, revisi skala, penyebaran skala, pengumpulan data

dan analisa deskriptif.

2. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau tingkat burnout kerja yang dialami

karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

beserta faktor penyebabnya.

3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa karyawan Fakultas Ilmu

pendidikan mengalami tingkat burnout kerja atau kejenuhan kerja senilai

48,82% dan masuk pada kategori sedang. Sedangkan faktor penyebab

yang paling besar ialah faktor kelelahan fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa burnout kerja yang

dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

masuk dalam kategori sedang dengan faktor penyebab terbesar ialah faktor

kelelahan fisik.

B. Saran

Bardasarkan hasil penelitian mengenai Identifikasi Burnout Kerja

pada Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

dapat disarankan sebagai berikut:

1. Dengan diketahuinya tingkat burnout kerja yang dialami karyawan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor

penyebabnya yang diharapkan ada tindakan atau penelitian lanjutan berupa

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF fileKejenuhan kerja menjadi ... Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas

15

pelatihan tindakan terhadap para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor penyebabnya

DAFTAR PUSTAKA

A.Dale Timple. (2011). Memotivasi Pegawai, Seri Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo.

As’ad S. U. 1991. Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia

(Edisi Revisi). Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Dessler, G. 1992. Manajemen Personalia. Alih Bahasa : Agus Dharma.

Jakarta : Erlangga.

Farber, B. A. 1991. Crisis in education : Stress and Burnout in The

American Teacher. California : Jossey Bass Publisher.

Gibson, J. L. Ivancevich, J. H. Donnely, J. H. 1997. Organisasi : Perilaku,

Struktur, Proses. Alih Bahasa : Nunuk Adiani. Edisi Kedelapan.

Jakarta : Erlangga.

Greenberg, F dan Baron, R. A Jones 1995 “Behavior in Organization :

Understanding and Managing the Human side of Work” sixth.

Edisi Kelima New Jersey : Engleward Cliffs Prentice Hall.

Maslach, C., Leiter M.P 1997. The Truth About Burnout : How

Organizations Cause Personal Stress and What to do About it.

San Fransisco : Library of Congress Cataloging in Publication

data.

Nevi, L. & R, D. Nurdjajadi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Burnout pada Tenaga Penjual. Jurnal Phronesis. Jakarta : Vol 7,

No 2, Desember 2005 (141-171).

Rosyid, H. F. 1996. Burnout Penghambat Produktivitas yang Perlu

dicermati. Buletin Psikologi. Agustus. Tahun VI. No. 1 (19-25).

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta : Gramedia.