bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan...

31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini terinspirasi oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Juhartiningrum (2010) yang berjudul Istilah-istilah Jamu Tradisional Jawa di Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Hasil penelitian tersebut menemukan jumlah leksikon jamu tradisional Jawa di kabupaten Sukoharjo sebanyak 41 leksikon. Jika jamu itu dekat dengan masyarakat Indonesia, maka penelitian ini tertarik untuk mencari suatu hal yang dekat dengan masyarakat Arab. Selanjutnya, penelitian ini memilih untuk mengkaji kurma sebagai suatu hal yang dekat atau melekat dengan masyarakat Arab. Sama dengan jamu, kurma juga memiliki banyak leksikon. Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat hal yang menarik yang dapat dikaji yakni hubungan antara bahasa dan budaya yang tercermin dalam leksikon suatu bahasa. Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Bahasa adalah alat berpikir, setiap bahasa berbeda dengan bahasa lainnya. Dalam setiap bahasa terkandung pandangan dunia yang khas (Kadarisman, 2008: 2). Teori relativitas bahasa menyatakan bahwa bahasa tidak bersifat universal melainkan sangat relatif dan berbeda satu sama lain meskipun memiliki pola dan fungsi utama yang sama yakni sebagai alat komunikasi. Penyebab adanya perbedaan 1

Upload: others

Post on 15-Oct-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini terinspirasi oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Juhartiningrum (2010) yang berjudul Istilah-istilah Jamu Tradisional Jawa di

Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Hasil penelitian tersebut

menemukan jumlah leksikon jamu tradisional Jawa di kabupaten Sukoharjo sebanyak

41 leksikon. Jika jamu itu dekat dengan masyarakat Indonesia, maka penelitian ini

tertarik untuk mencari suatu hal yang dekat dengan masyarakat Arab. Selanjutnya,

penelitian ini memilih untuk mengkaji kurma sebagai suatu hal yang dekat atau

melekat dengan masyarakat Arab. Sama dengan jamu, kurma juga memiliki banyak

leksikon. Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat hal yang menarik yang dapat

dikaji yakni hubungan antara bahasa dan budaya yang tercermin dalam leksikon suatu

bahasa.

Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga unsur yang tidak dapat

dipisahkan. Ketiganya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Bahasa adalah alat

berpikir, setiap bahasa berbeda dengan bahasa lainnya. Dalam setiap bahasa

terkandung pandangan dunia yang khas (Kadarisman, 2008: 2).

Teori relativitas bahasa menyatakan bahwa bahasa tidak bersifat universal

melainkan sangat relatif dan berbeda satu sama lain meskipun memiliki pola dan

fungsi utama yang sama yakni sebagai alat komunikasi. Penyebab adanya perbedaan

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

2

ini dikarenakan faktor kebudayaan dan alam sekitar. Orang Jawa dekat dengan

leksikon kelapa, orang Inggris dekat dengan leksikon roti, dan orang Arab dekat

dengan leksikon kurma. Ketiga bahasa tersebut jelas memiliki pandangan khas yang

berbeda-beda. Lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Leksikon khas bahasa Jawa, Inggris, dan Arab

Jawa Kelapa: mancung, manggar, bluluk, cengkir, degan, dan

krambil

Mancung, bakal bunga dari buah kelapa. Manggar, bunga buah

kelapa. Bluluk buah kelapa yang masih kecil sekali atau buah

kelapa yang baru tumbuh. Cengkir, buah kelapa sebelum jadi

degan. Degan, buah kelapa muda dan memiliki daging yang

lunak. Krambil yaitu buah yang sudah tua, memiliki daging keras

atau padat dan biasa digunakan untuk diambil saripatinya.

Inggris Roti: bread, loaf, sandwich

Bread, roti yaitu makanan yang dibuat dari campuran tepung dan

air; loaf, roti yang dibentuk dan dipanggang dalam satu bagian

dan dapat diiris untuk dimakan; dan sandwich, roti berlapis atau

berisi (Dardjowidjojo, 2003: 285).

Arab Kurma: chaba>bu>, khala>l, ruthab, tamr

Chaba>bu>, buah kurma yang masih kecil; khala>l, kurma yang

sudah berukuran penuh; ruthab, kurma setengah matang; tamr,

kurma yang sudah matang, semi kering atau kering.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

3

Berdasarkan contoh pada tabel 5 di atas, dapat dijelaskan bahwa masing-

masing bahasa memiliki pandangan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena budaya

yang berbeda sehingga leksikon tertentu yang dimiliki suatu bahasa tersebut pun

berbeda. Masyarakat Jawa memiliki enam kategori untuk kelapa -mancung,

manggar, bluluk, cengkir, degan, dan krambil-. Dengan adanya leksikon tersebut,

masyarakat Jawa memandang dunia makanan berbeda dengan, misal orang Inggris

yang oleh bahasanya dibimbing hanya melihat satu kategori saja yaitu: coconut.

Berbeda juga dengan bahasa Arab. Masyarakat Arab dalam menyebut kurma

memiliki leksikon chaba>bu>, khala>l, ruthab, dan tamr berbeda dengan masyarakat

Jawa misalnya yang hanya menyebut dengan satu leksikon yaitu kurma.

Penelitian yang dilakukan oleh Majah (2010), leksikon kurma dalam kamus

al-Munawwir (2002) ditemukan sebanyak 15 leksikon, sebagai berikut:

Tabel 6. Leksikon kurma dalam kamus al-Munawwir (2002)

No Leksikon No Leksikon No Leksikon

حبوووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووووو ن 1

bachwan

tamrمتر mutsallagh 11 مثلغ 6

شانع naqsy 12 نقش burdiyy 7 بردي 2 ‘usya>n

chamt wa حامووو و محووو sya>sya> 13 شاشا jadam 8 جدم 3

cha>mit جرميو جرام syi>sh 14 شيص kha>zz 9 خاز 4 jara>m wa

jari>m

aza>d أزاد qu>thah 15 ق طة kabi>s 10 كبيس 5

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

4

Dari hasil penelitian Majah di atas, ternyata masih terdapat leksikon lain

untuk menyebut kurma dalam bahasa Arab, misal عجو „Ajwah. „Ajwah merupakan

salah satu jenis kurma yang lazim dikenal dengan kurma Nabi. Namun terdapat juga

leksikon lain untuk menyebut kurma seperti عنوة „Anbarah, سورري Sukkariy, خوص

Khala>sh, dan سلطان نبتة Nabtah Sultha>n.

Leksikon kurma jumlahnya mencapai lebih dari 3000 leksikon yang tersebar

di berbagai wilayah dunia. Misal, di Iran terdapat 400 leksikon, Iraq 370 leksikon,

Tunisia 250 leksikon, Maroko 244 leksikon, Mesir 26 leksikon (Zaid dan Wet, 2000).

Al-Khalifah (2006: 151) juga menambahkan bahwa jumlah leksikon kurma di Arab

Saudi mencapai 450 leksikon.

Berdasarkan penjelasan di atas, Arab Saudi terlihat sebagai negara yang

memiliki jumlah leksikon kurma terbanyak. Selanjutnya, pada penelitian ini

memfokuskan kajiannya pada leksikon kurma yang berasal dari Arab Saudi. Arab

Saudi merupakan salah satu negara pengekspor kurma di Indonesia. Leksikon-leksion

tersebut ada yang sudah lazim atau dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dengan

penelitian ini, diharapkan dapat diketahui leksikon kurma lain yang berasal dari Arab

Saudi. Penelitian ini membatasi penelitiannya hanya pada 100 leksikon kurma.

Pada penelitian ini, selain membahas banyaknya leksikon kurma juga

membahas aspek budaya yang terdapat pada kurma. Aspek budaya tersebut dilihat

dari aspek sistem pengobatan. Kurma sebagai media pengobatan masyarakat Arab

memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Masyarakat Arab percaya

bahwa konsumsi kurma, terutama di pagi hari pada saat perut masih kosong, dapat

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

5

mencegah dari zat-zat yang mengandung racun. Selain itu, masyarakat Arab juga

percaya bahwa mengkonsumsi tujuh kurma setiap hari dapat melindungi anak dari

kecemasan (Ali et al, 2012: 368).

Kurma digunakan oleh masyarakat Arab untuk menyembuhkan berbagai

penyakit sebagai pengobatan natural. Praktek pengobatan ini dilakukan dengan

menggunakan ramuan tertentu. Misal, untuk mengobati ربو Rabw „asma‟ digunakan

ramuan campuran yaitu rebusan kurma dicampur dengan fenugreek (sejenis kacang)

(Amer, 1998: 17). Untuk mengobati التهووواحل ارنجووور Iltiha>bul-chanjarah ‘sakit

tenggorakan‟ dan التهواحل الشوب او اييوة Iltiha>busy-sya„bil-hawa>iyyah ‘infeksi paru-paru‟

ramuannya berupa campuran 50 g kurma, 50 g ara atau buah tin, 50 g kembang

sepatu, dan 50 g kismis direbus dalam 1 liter air. Campuran ini dianjurkan untuk

diminum tiga kali sehari (Manickavasagan et al, 2010: 369).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka leksikon kurma dalam pandangan

masyarakat Arab Saudi menduduki kedudukan penting. Hal tersebut tidak

mengeherankan jika masyarakat Arab Saudi memiliki banyak leksikon untuk

menyebut kurma. Dengan demikian, penelitian ini perlu meneliti nilai kearifan lokal

yang dimiliki masyarakat Arab melalui kurma.

Berikut merupakan penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

(1) Almos dan Pramono (2015) dengan judul penelitiannya “Leksikon

Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau”. Penelitian tersebut

dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnomedisin yaitu dengan membahas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

6

leksikon-leksikon etnomedisin dalam pengobatan tradisional Minangkabau. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan leksikon etnomedisin diklasifikasikan ke dalam tiga

kelompok yaitu berdasarkan jenis-jenis penyakit, jenis-jenis ramuan, dan proses

pengobatan.

(2) Majah (2010) dengan judul penelitiannya “Sinonimi Kata Kurma

(Tamr) dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (2002):

Analisis Semantik Leksikal”. Penelitian tersebut membahas tentang sinonimi kata

kurma dalam bahasa Arab dan mengklasifikasikan medan maknanya. Pembedaan

kata kurma terdapat dua ciri pembeda yaitu berdasarkan indra penglihatan dan indra

pengecap. Dalam kamus al-Munawwir Arab-Indonesia (2002), sinonimi kata kurma

ditemukan sebanyak 15 kata. Jika dalam penelitian Majah mengkaji tentang sinonimi

kata kurma dalam bahasa Arab, maka penelitian ini membahas tentang kurma dengan

pendekatan antropolinguistik (etnomedisin).

(3) Humaini (2007) dengan penelitiannya yang berjudul “Leksikon untuk

Unta dalam Bahasa Arab: Kajian Etnosemantik”. Penelitian tersebut dilakukan

melalui pendekatan etnosematik yaitu pendekatan dengan mengaitkan gejala bahasa

yang ada di dalam bahasa Arab dengan budaya mereka. Penelitian tersebut

membahas tentang bentuk-bentuk leksikon untuk unta dalam bahasa Arab, ciri

pembeda antara leksikon unta untuk yang satu dengan unta yang lain, dan pengaruh

budaya Arab terhadap pemakaian leksikon unta tersebut. Hasil analisis untuk

leksikon unta dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu berdasarkan 1)

jenis kelamin; 2) tingkatan usia; 3) fungsi; 4) ciri-ciri ; dan 5) kebiasaan atau

perilakunya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

7

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis

maupun manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan gambaran wawasan bagi dunia akademik mengenai kajian

antropolinguistik khususnya pada kajian etnomedisin. Kemudian, penelitian ini juga

diharapkan dapat mengungkapkan komponen makna yang dapat menggambarkan

relasi hiponimik kurma. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan wawasan para pembaca atau masyarakat terkait dengan kekayaan bahasa

dan budaya yang dimiliki masyarakat Arab Saudi dan diharapkan pula dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang lebih

terperinci dan mendalam.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana komponen makna kurma?

2. Bagaimana pandangan masyarakat Arab Saudi terhadap kurma?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan komponen makna kurma yang berasal dari Arab Saudi

2. Mengetahui pandangan masyarakat Arab Saudi terhadap kurma

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

8

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam suatu penelitian perlu dibuat mengingat luasnya

permasalahan yang dapat dikaji dari berbagai aspek serta keterbatasan kemampuan

dalam hal materi, tenaga, dan waktu. Pembatasan masalah juga dilakukan agar suatu

penelitian dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini

menggunakan leksikon kurma dalam bahasa Arab sebagai data. Objek material

penelitian ini dibatasi pada 100 leksikon kurma di Arab Saudi. Data diperoleh dari

buku karangan Al-Khalifah et al (2013) yang berjudul Date Palm Tissue Culture and

Genetical Identification of Cultivars Grown in Saudi Arabia. Adapun pendekatan

yang digunakan dalam menganalisis permasalahan adalah analisis komponensial dan

pendekatan etnomedisin

E. Landasan Teori

1. Istilah, Kata, Leksem, dan Leksikon

Dalam penelitian ini pengertian istilah, kata, leksem, dan leksikon

menggunakan definisi atau pengertian yang dipaparkan oleh Kridalaksana (2011)

dan Al-Khuli (1982). Teori ini digunakan untuk menentukan sebutan yang tepat

untuk kurma.

1.1 Istilah (term)

Istilah merupakan kata atau gabungan kata yang dengan cermat

mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang

tertentu (Kridalaksana, 2011: 97). Sebagai contohnya adalah istilah yang

berhubungan dengan „ilmul-„arudl (wazan syair Arab). Contoh berupa kata:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

9

bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata:

sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra, fa>shilah kubra.

1.2 Kata (word)

Menurut Kridalaksana (2011: 110), kata (word) merupakan morfem atau

kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang

dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas, kata adalah satuan bahasa yang dapat

berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (seperti batu, rumah, datang, dsb.)

atau gabungan morfem (seperti pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa, dsb.),

kata adalah satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang telah

mengalami proses morfologis.

Al-Khuli (1982: 310) menyepadankan kata dalam bahasa Arab dengan istilah

kalimah (كلمة) atau mufradah. ( مفرد).

كلمة أو مفرد هي أصغر وحد لغ ية ذات مبىن. وقد تتر ن من ص ت واحد أو أكثر, مثل a وbook. كموا تترو ن مون مو رويح واحود أو أكثور, مثولbook وbooks كموا تترو ن .

. كما تتر ن من جر بزوايد أو مون ريو windowو bookمن مقطع واحد أو أكثر, مثل . workerو workزوايد, مثل

Kalimatun au mufradatun hiya ashgharu wachdatin lughawiyyatin

dza>ta ma„na>. Wa qad tatakawwanu min shautin wa>chidin au

aktsar, mitslu ‘a’ wa ‘book’. Kama> tatakawwanu min murfi>min

wa>chidin au aktsar, mitslu ‘book’ wa ‘books’. Kama>

tatakawwanu min maqtha„in wa>chidin au aktsar, mitslu ‘book’

wa ‘window’. Kama> tatakawwanu min jarrin bizawa>ida au min

ghairi zawa>ida, mitslu ‘work’ wa ‘worker’.

Kata atau mufradat adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki

makna. Kata dapat terdiri dari satu fonem atau lebih, seperti‟ a‟

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

10

dan‟ book‟. Kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih, contoh

„book‟ dan „books‟, kata dapat terdiri dari satu silabel atau lebih,

seperti‟ book‟ dan „window‟. Kata dapat terdiri dari afiksasi atau

bukan afiksasi, seperti „work‟ dan‟ worker‟.

Berdasarkan pengertian di atas, di bawah ini ditampilkan contoh kata dalam

bahasa Arab:

Tabel 7. Kata dalam Bahasa Arab

Satu

fonem

Lebih dari

satu fonem Satu morfem

Lebih dari

satu morfem

A أ

)أ( Ilm„ علح

م( -ل -)ع Chajar حجر

(حجر)

Al-chajar ارجر

(حجر - ال)

Satu

silabel

Lebih dari

satu silabel

Tidak

terdapat

afiksasi

Mendapat

afiksasi

<Fi يف

)يف(تحو Fatch

+ ح(و)

Baya‟a بيع

(بيع)

Baya‟at بيب

(ت+ بيع)

1.3 Leksem (lexeme)

Leksem (lexeme) merupakan satuan leksikal dasar yang abstrak yang

mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata, misal dalam bahasa Arab,

dzahaba, yadzhabu, dza>hib, madzhab, adalah bentuk dari leksem dzahaba.

Leksem merupakan satuan bermakna yang membentuk kata, satuan terkecil dari

leksikon (Kridalaksana, 2011: 141). Al-Khuli (1982: 152) menyepadankan istilah

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

11

leksem dalam bahasa Arab dengan istilah liksi>m atau mufradah mujarradah.

Berikut pengertiannya:

لرسيح ه كلمة جمّرد قد ير ن وا عّد مبان وعّد استبمصت. ويبّة عنها ببو اللغو ي )يقطوع( cutخيتلف عن الرلموات CUT. ولرسيح CUTحبروف كب يف اإلجنلزية, مثل

.CUT)مقط ع(, حيث إّن الرلمات الثصثة تنتمي إىل اللرسيح cut)قطع( و cutو

Liksi>m huwa kalimatun mujarradatun qad yaku>nu laha> ‘iddatu

ma‘a>nin wa ‘iddatu ista‘mala>tin. Wa yu‘abbiru ‘anha> ba‘dul-

lughawiyyi>na bichuru>fin kabi>ratin fil-injiliziyyati, mitslu CUT.

Wa liksi>m CUT yakhtalifu ‘anil kalima>t cut (yaqtha‘u) wa cut

(qatha‘a) wa cut (maqthu>‘un), chaitsu innal-kalima>tits-tsala>tsata

tantami> ila>l-liksi>m CUT.

Leksem merupakan kata tertentu yang mungkin memiliki beberapa

arti dan beberapa kegunaan. Leksem diungkapkan oleh beberapa

ahli bahasa dengan menggunakan huruf kapital di dalam bahasa

Inggris, seperti CUT. leksem CUT berbeda dari kata-kata cut

(sedang atau akan memotong) dan cut (telah memotong) dan cut

(yang dipotong), ketiga kata tersebut tergabung dalam leksem

CUT.

1.4 Leksikon (lexicon, vocabulary)

Leksikon (lexicon, vocabulary), Kridalaksana (2011: 142) menyebutkan ke

dalam tiga pengertian, pertama leksikon adalah komponen bahasa yang memuat

makna informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. Kedua,

leksikon merupakan kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau

suatu bahasa; kosakata; perbendaharaan kata. Pengertian ketiga, leksikon adalah

daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan

praktis. Leksikon dalam bahasa Arab disepadankan dengan kata mufrada>tul-

lughah. Al-Khuli (1982: 154) mendefinisikan leksikon yaitu ‚majmu>‘ul-

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

12

kalima>til-mustakhdimati fi> lughatin ma>” yang artinya “kumpulan kata yang

digunakan dalam suatu bahasa”.

Berdasarkan pengertian keempat istilah di atas, maka dalam penelitian ini

sebutan yang tepat untuk menyebut kurma adalah dengan menggunakan istilah

leksikon. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Kridalaksana (2011: 142) bahwa

leksikon merupakan kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Bahasa yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah bahasa Arab.

2. Komponen Makna

Analisis komponen makna sangat berdekatan dengan medan atau ranah

leksikal. Pengetahuan tentang metode analisis komponen makna memiliki

kegunaan yang amat penting untuk memilah-milahkan leksem yang tertata dalam

suatu medan leksikal (Subroto, 2011: 97). Verhaar (2008: 392) menjelaskan

bahwa analisis komponen makna merupakan suatu istilah yang dikenal dalam

linguistik yang membahas tentang analisis semantik leksikal terhadap unsur-unsur

leksikal.

Arti leksikal sebuah leksem pada dasarnya merupakan akumulasi secara

bersistem fitur-fitur atau ciri-ciri arti atau komponen lainnya. Pendekatan

terhadap pemerian arti kata-kata dan frase didasarkan atas dasar bahwa arti setiap

leksem dapat dianalisis ke dalam seperangkat komponen arti yang lebih umum

yang beberapa atau keseluruhannya menjadi komponen umum pada beberapa

leksem dalam perbendaharaan kata bahasa itu. Fitur atau ciri semantik itu

dipahami sebagai unsur arti yang paling kecil. Misalnya leksem „ laki-laki‟ dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

13

dipandang sebagai kombinasi dari unsur arti terkecil: laki-laki, dewasa, manusia,

sebaliknya leksem „perempuan‟ dapat dipandang sebagai kombinasi dari unsur

arti: -laki-laki, dewasa, manusia (Subroto, 2011: 97).

2.1 Langkah analisis komponen makna

Komponen makna dalam bahasa Arab disepadankan dengan istilah al-

‘ana>shi>rut-takwi>niyyah. Langkah-langkah atau prosedur untuk menentukan

komponen makna sebagai berikut (Umar, 1998: 122-125):

1. Menggambarkan kumpulan makna (dengan gambaran dasar) antar leksem-

leksem terkait sehingga membentuk medan makna khusus. Seperti leksem

ab „ayah‟, umm „ibu‟, akh „saudara (lk)‟, ukht ‘saudara (pr)‟, dan „amm

„paman‟. Semua leksem tersebut menggambarkan bagian dari silsilah

keluarga, hubungan darah, hubungan perkawinan atau nasab.

2. Menentukan konten yang digunakan sebagai pembeda antar leksem.

Leksem-leksem tersebut dapat ditemukan ciri pembedanya seperti, jenis

kelamin dan generasi, kekerabatan langsung, hubungan darah atau

perkawinan.

3. Setelah identifikasi komponen makna, kemudian dapat meletakan

komponen-komponen makna dari tiap-tiap leksem terkait dalam diagram

pohon atau tabel. Namun, penelitian ini memilih menggunakan tabel

seperti contoh berikut ini:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

14

Tabel 8. Model peletakan komponen makna dengan tabel

Leksem Komponen Makna

Dzakar

(Jantan)

Ka>in Basyariyy

(Manusia)

Ba>ligh

(Dewasa )

Rajul (Laki-laki) + + +

Imra„ah (Perempuan) - + +

Thifl (Anak) ± + -

Kalb (Anjing) ± - ±

Kalbah (Anjing betina) - - ±

Jirw (Anak anjing) ± - -

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan komponen makna dari beberapa

leksem tersebut. Leksem imra‟ah dibedakan dengan leksem kalbah karena ada

komponen makna yang membedakan, yaitu ada komponen makna (+ka>in

basyariyy) pada imra‟ah dan tidak adanya komponen makna itu pada kalbah.

Selanjutnya, ada komponen makna yang bersesuaian antara thifl dan jirw pada

satu sisi yaitu keduanya memiliki komponen makna (-ba>ligh).

2.2 Ciri-ciri analisis komponen makna

Contoh analisis komponen makna pada leksem „laki-laki‟, ‘perempuan‟,

„anak laki-laki‟, „anak perempuan‟. Leksem „laki-laki‟ dibedakan dari

‘perempuan‟ karena adanya komponen makna yang membedakan yaitu ada

komponen makna (+laki-laki) pada „laki-laki‟ dan tidak adanya komponen makna

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

15

tersebut pada ‘perempuan‟. Selanjutnya adanya komponen makna yang

bersesuaian antara „laki-laki‟ dengan „anak laki-laki‟ pada satu segi, yaitu

keduanya memiliki komponen makna (+laki-laki), namun juga ada komponen

makna yang membedakan, yaitu terdapat komponen (+dewasa) pada „laki-laki‟

sedang „anak laki-laki‟ tidak memiliki komponen makna itu. Leksem „anak laki-

laki‟ dibandingkan dengan „anak perempuan‟ memiliki komponen makna yang

bersesuaian (keduanya memiliki komponen makna –dewasa), namun keduanya

dibedakan berdasarkan komponen makna (+laki-laki) pada „anak laki-laki‟ dan

terdapat komponen (-laki-laki) pada „anak perempuan‟. Keempat leksem tersebut,

dapat digolongkan termasuk dalam sebuah medan leksikal atau ranah leksikal

yang sama karena sama-sama memiliki komponen makna umum bersama, yaitu:

benda, bernyawa, manusia (Subroto, 2011: 99-100). Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka komponen makna pada leksem „laki-laki‟, ‘perempuan‟, „anak

laki-laki‟, „anak perempuan‟, sebagai berikut:

Tabel 9. Analisis Komponen Makna

Leksikon

Komponen Makna

Benda

Bernyawa Manusia Laki-

laki

Perempuan Dewasa Belum

dewasa

Laki-laki + + + + - + -

Perempuan + + + - + + -

Anak laki-

laki

+ + + + - - +

Anak

perempuan

+ + + - + - +

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

16

3. Relativitas Bahasa

Bahasa dan pikiran memiliki hubungan yang saling terkait. Pengaruh bahasa

terhadap pikiran atau sebaliknya pun telah lama diperbincangkan oleh para ahli.

Pada abad ke-18 seorang pemikir Jerman, Johan Herder telah memulai pemikiran

tentang hubungan antara bahasa dan pikiran. Selanjutnya, pada abad ke-19 di

Jerman muncul Willem von Humboldt kemudian dilanjutkan di Amerika oleh

Franz Boas, Benjamin L. Whorf, dan Edward Sapir (Dardjowidjojo, 2003: 284).

Boas (1911) berpendapat bahwa cara berpikir orang-orang dipengaruhi oleh

struktur bahasa yang mereka pakai. Sebagai contoh leksikon salju, fakta

menunjukkan bahwa salju merupakan entitas yang sangat signifikan dalam

kehidupan suku Eskimo sehari-hari maka bahasa mereka memiliki jumlah

leksikon yang banyak untuk mengklasifikasikan salju. Begitu pula dengan bahasa

Jawa, bahasa ini memiliki klasifikasi leksikon yang banyak untuk menyebut pari.

Selain itu bahasa Arab juga memiliki banyak leksikon untuk menyebut unta

(Dardjowidjojo, 2003: 284-285).

Tabel 10. Leksikon khas bahasa Eskimo, Jawa, dan Arab

Eskimo Salju

qana, salju yang sedang turun; aput, salju yang baru saja turun di

tanah; dan qimuqsuq, salju yang sedang mengalir .

Jawa Pari

Pari, tumbuhan yang menghasilkan beras; gabah, butir padi yang

sudah lepas dari tangkainya dan masih berkulit; beras, padi yang

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

17

telah terkelupas kulitnya; menir, pecahan beras halus yang terjadi

ketika ditumbuk; sego, beras yang sudah dimasak; intip, kerak

nasi yang dijemur hingga kering lalu digoreng; upo, sebutir nasi

yang jatuh.

Arab Unta

Jamal, unta jantan dewasa berumur 7 tahun; na>qah, unta betina

dewasa berumur 7 tahun; sadas, unta berjenis kelamin netral

berumur 8 tahun; ba>zil, unta berjenis kelamin netral berumur 9

tahun; dan na>b, unta betina berumur 9 tahun (Humaini, 2007: 44).

Hipotesis relativitas linguistik adalah pandangan yang mengatakan bahwa

bahasa mempengaruhi cara berpikir penuturnya (Dardjowidjojo, 2003: 285). Sapir

dan Whorf (dalam Widhiarso, 2005: 2) menguraikan dua hipotesis mengenai

keterkaitan antara bahasa dan pikiran:

a. Hipotesis pertama adalah linguistic relativity hypothesis yang menyatakan

bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan

kognitif non bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan

perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.

b. Hipotesis kedua adalah linguistic determinism yang menyatakan bahwa

struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempersepsi dan menalar dunia

perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh

kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa (Widhiarso, 2005: 2).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

18

Pengaruh bahasa dan pikiran dapat terjadi melalui tata bahasa atau grammar

dan leksikon. Grammar dan leksikon dalam sebuah bahasa menjadi tolak ukur

penggambaran konseptual yang ada dalam si pengguna suatu bahasa tersebut

(Widhiarso, 2005: 2).

Penjelasan terkait teori relativitas bahasa berfungsi untuk menjelaskan bahwa

terdapat keterkaitan antara bahasa, budaya dan masyarakat. Hal yang perlu

digarisbawahi adalah peran leksikon suatu bahasa turut menjadi pengaruh antara

bahasa dan budaya. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam

pandangan teori relativitas bahasa bahwa khususnya pandangan hipotesis Sapir-

Whorf, leksikon suatu bahasa merupakan penentu konseptual dari pandangan

penutur bahasa tersebut.

4. Antropolinguistik dan Etnomedisin

4.1 Pengertian antropolinguistik

Antropolinguistik merupakan suatu cabang ilmu yang berasal dari kata

antropologi dan linguistik. Antropologi adalah studi ilmiah mengenai manusia.

Antropologi telah mapan sebagai bidang akademik dan pertama diajarkan di

Amerika Serikat oleh Franz Boas (1858-1942). Antropologi modern dimulai pada

abad 19 sebagai sebuah studi yang belum diklaim oleh ilmuwan di bidang lain.

Empat sub bidang pikiran antropologi yang kemudian diakui adalah antropologi

fisika (atau biologis) (physical (or biological anthropology)), antropologi budaya

(cultural anthropology), antropologi linguistik (linguistic anthropology) dan

arkeologi (archeology). Linguistik modern yang juga dimulai pada abad 19 yang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

19

didirikan oleh Ferdinand de Saussure (1913-1857), subbidang utama dari

linguistik adalah linguistik teoritis, linguistik terapan dan linguistik interdisipliner

(Sibarani, 2015: 44).

Terdapat perbedaan penyebutan istilah dalam menyebut kajian ini. Foley

(1997) (dalam Ola, 2009: 6) menggunakan istilah linguistik antropologi

(Anthropological linguistic) berbeda dengan istilah yang digunakan Duranti. Jika

Duranti (1997: 1) memandang antropologi linguistik (linguistic anthropology)

digunakan secara bervariasi dengan linguistik antropologi, maka Foley (1997: 3)

berpendapat lain, dan secara tegas mengatakan: ”Anthropological linguistics is

that subfield of linguistics...” Menurutnya, linguistik antropologi memandang dan

mengkaji bahasa dari sudut pandang antropologi, budaya, dan bahasa untuk

menemukan makna di balik pemakaiannya. Linguistik antropologi adalah disiplin

ilmu yang bersifat interpretatif yang lebih jauh mengupas bahasa untuk

menemukan pemahaman budaya (cultural understanding).

4.2 Etnomedisin

Etnomedisin merupakan bagian dari bidang ilmu antropologi kesehatan.

Etnomedisin bertujuan untuk mengetahui sistem pengobatan suatu masyarakat,

klasifikasi penyakit serta terapi dan pencegahan penyakit yang digunakan oleh

masyarakat terkait (Heggenhougen dan Draper dalam Rahman, 2013: 20).

Etnomedisin merupakan cabang dari antropologi kesehatan yang mempelajari asal

mula penyakit, sebab-sebab, dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat

tertentu (Almos dan Pramono, 2015: 46).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

20

5 Etnomedisin pada Masyarakat Arab

5.1 Konsep sehat dan sakit menurut masyarakat Arab

Konsep sehat dan sakit tidak bisa dilepaskan dari pandangan yang dimiliki

oleh masyarakat. Setiap masyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang

kedua konsep tersebut. Konsep sehat dan sakit serta cara penyembuhannya tidak

bisa dilepaskan dari sistem pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang hal-

hal yang menyebabkan sakit dan bagaimana munculnya suatu penyakit tersebut.

Konsep sehat dan sakit, kemudian dapat dilihat berdasarkan dua pandangan yaitu

pandangan budaya dan pandangan medis.

Secara medis sehat diartikan sebagai suatu keadaan yang sempurna baik

secara fisik, mental maupun sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau

kelemahan (WHO, 2006: 1). Adapun menurut pandangan budaya, sehat diartikan

sebagai suatu keadaan yang dimiliki oleh seseorang dan ia dapat menjalankan

aktivitasnya dengan lancar dan baik setiap harinya (Wijaya, 2013: 14). Dengan

demikian sehat merupakan suatu kondisi atau keadaan baik, nyaman dan tidak

merasa terganggu. Jika seseorang tersebut sehat maka ia pun dapat menjalankan

aktivitasnya dengan baik.

Konsep sehat dalam masyarakat Arab ditemukan dua leksikon, yaitu صوةة

shich-chah dan عاويووة ‘a>fiyah. Shich-chah dalam pandangan masyarakat Arab

adalah sehat secara fisik. Shich-chah berasal dari verba ّيصوحّ -صووح shach-cha-

yasich-chu. Parkinson (2005: 284) mengartikan „shich-chah hiya shich-chatul-

jismi tabda-u minal-fami wa tasymalu kulla ajza>il jismi’, sehat adalah suatu

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

21

kondisi tubuh yang baik mulai dari mulut dan mencakup semua anggota tubuh.

Adapun „a>fiyah berasal dari verba يبواى-عواى ‘a>fa>-yu’a>fi>. Leksikon „a>fiyah dalam

kamus al-Wasith (2004: 612) berarti ash-shichchah at-ta>mmah yaitu sehat secara

sempurna. Dengan demikian, leksikon ini digunakan untuk menyatakan sehat,

baik secara fisik maupun mental. Sejalan dengan yang dijelaskan Gobel (2010

dalam kompasiana.com) bahwa „a>fiyah dapat diartikan sebagai kesehatan pada

segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat. Adapun Anwar (dalam

Gobel, 2010) berpendapat bahwa kata shich-chah diartikan sebagai keadaan baik

bagi seluruh anggota badan sedangkan „a>fiyah adalah keadaan baik namun tidak

secara fisik melainkan bentuk perlindungan dari Tuhan kepada hamba-Nya dari

segala macam bencana dan tipudaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

leksikon shich-chah merujuk pada sehat secara fisik/jasmani sedangkan „a>fiyah

merujuk pada sehat secara mental/rohani.

Selanjutnya, konsep sakit juga dapat dilihat melalui pandangan budaya dan

medis. Menurut pandangan budaya sakit merupakan gangguan kesehatan lain

yang menyebabkan aktivitas kerjanya terganggu. Dalam pandangan budaya kata

sakit hanya berlaku jika seseorang tersebut merasa terganggu, aktivitas hariannya

tidak bisa ia jalankan seperti biasanya. Meskipun seseorang sakit misal pilek,

demam jika ia tidak terganggu maka ia dianggap tidak sakit (Wijaya, 2013: 14).

Adapun menurut pandangan medis, sakit adalah jika ada gangguan fungsi dari

organ tubuh yang tidak bekerja secara baik, dan biasanya menimbulkan rasa sakit

sesuai dengan gejala dan rasa sakit yang muncul.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

22

Masyarakat Arab memiliki dua leksikon untuk menyebut sakit yaitu مووري

mari>dh dan سوقيح saqi>m. Dalam kamus al-Wasith (2004: 863) leksikon mari>dh

berasal dari verba ميوور -موور maridha-yamradhu yang berarti fasadat shich-

chatuhu fadha‟ufa yang berarti kesehatannya terganggu sehingga menjadi lemah.

Leksikon mari>dh digunakan oleh masyarakat Arab untuk menyebut sakit yang

berkaitan dengan anggota tubuh atau secara fisik. Adapun leksikon saqi>m dalam

kamus al-Wasith (2004: 437) berasal dari verba يسوقح-سوقح saqima-yasqamu yang

berarti tha>la maradhuhu yaitu sakit yang berkepanjangan. Leksikon saqi>m dalam

kamus al-Wasith juga dijelaskan dengan contoh huwa saqi>mush-shadri ‘ala akhi>hi

„Dia sakit hati kepada saudaranya‟. Saqi>mush-shadri „sakit hati‟ yang dimaksud

bukanlah sakit hati secara fisik akan tetapi berarti pendendam yakni ingin

membalas kejahatan pada seseorang. Leksikon saqi>m lebih dipilih dalam kalimat

tersebut dibandingkan dengan leksikon mari>dh. Dengan demikian leksikon saqi>m

digunakan oleh masyarakat Arab untuk menyebut sakit yang berhubungan dengan

hati atau perasaan (non fisik).

Konsep sakit menurut masyarakat Arab dikembalikan lagi kepada individu

masing-masing. Jika individu merasa terganggu maka ia sakit namun jika tidak

terganggu maka ia tidak sakit. Sejalan dengan. Rahman (2013: 22) menyatakan

bahwa konsep sakit lebih cenderung bersifat subyektif sedangkan penyakit

bersifat obyektif.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

23

5.2 Pengetahuan masyarakat Arab terhadap penyakit

Pengetahuan merupakan suatu hal yang diketahui oleh seseorang.

Pengetahuan yang dimiliki tersebut diperoleh dari belajar, informasi dan juga

pengalaman yang pernah didapat (Wijaya, 2013: 20). Pengetahuan itu berbeda

dengan ilmu pengetahuan karena tidak diuji secara ilmiah.

Pengetahuan bisa dimiliki oleh suatu masyarakat. Pengetahuan masyarakat

sebagai contoh adalah pengetahuan terhadap penyakit. Pengetahuan ini dapat

dilihat melalui cara hidup mereka dalam memanfaatkan tumbuhan di sekitar.

Pengobatan tradisional di Arab oleh Saad, et al. (2008: 31) dijelaskan bahwa

saat ini di negara-negara Arab tidak tersedia program-program pelatihan terkait

dengan pengobatan tradisional. Tumbuhan obat di Timur Tengah pun terancam

langka karena rusaknya habitat alami mereka. Obat tradisional Arab belum

muncul sebagai obat alternatif kesehatan yang komprehensif dibandingkan

dengan model pengobatan non-Barat lain. Namun, masih terdapat tumbuhan obat

yang masih digunakan oleh masyarakat Arab.

Naskah sejarah medis Arab menjelaskan bahwa terdapat tumbuhan obat yang

masih digunakan oleh masyarakat Arab yaitu sekitar 200-250 jenis tumbuhan

(Saad dan Said, 2011: 230). Berikut ini adalah beberapa contoh tanaman obat

yang digunakan oleh masyarakat Arab:

Tabel 11. Jenis tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Arab

No Nama

tumbuhan Transliterasi

Nama bahasa

Inggris

Nama bahasa

Indonesia

Abu> rukbah Kohlrabi Kolrabi أب ركبة 1

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

24

No Nama

tumbuhan Transliterasi

Nama bahasa

Inggris

Nama bahasa

Indonesia

Afu>ka>du> Avocado Alpukat او كادو 2

Ba>bu>naj Wild Chamomile Chamomile liar باب نج 3

Bashal Onion Bawang merah بصل 4

Tabgh dukha>n Tobacco Tembakau دخانتبغ 5

Tamr Date palm Kurma متر 6

Tu>t Mulberry Murbai ت ت 7

Tu>t ardhiyy Strawberry Stroberi ت ت أرضي 8

Ti>n Common fig tree Pohon tin ت 9

Jazar busta>niyy Carrot Wortel جزر بستاين 10

Jauz Walnut Buah kenari ج ز 11

Jauzul-hindiyy Coconut palm Kelapa ج ز اوندي 12

13

/اءاربة الس د

الةكة حبة

Al-chabbatus-

sauda>’/chabbatul-

barkah

Black seed

Habbatus

sauda/jintan

hitam

Challabah Fenugreek Fenugreek حلبة 14

Chandzal Bitter apple Apel حنظل 15

Khiya>r Cucumber Mentimun خيار 16

Za„atar رتعز 17Wild

thyme/marjoram Thyme liar

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

25

No Nama

tumbuhan Transliterasi

Nama bahasa

Inggris

Nama bahasa

Indonesia

Za„fara>n Saffron Za‟faran زعفران 18

Zahratus-sa>„ah زهر الساعة 19Blue passion

flower

Bunga blue

passion

Zu>fa> Savori Savori زووا 20

Zaitu>n Olive tree Pohon zaitun زيت ن 21

Saba>nakh Spinach Bayam سبانخ 22

Sulthatur-ruhba>n Dandelion Dandelion سلطة الرهبان 23

Samsam Sesame Wijen مسسح 24

Shaba>r alu>fi>ra> Aloe Lidah buaya صبار أل و ا 25

-Abba>dusy„ عباد الشمس 26

syams Sunflower Bunga matahari

Qahwah Coffee Kopi قه 27

Naji>l Bermuda grass جنيل 28Rumput

Bermuda

Yabru>j Mandrake Mandragora يةوج 29

Yanbu>t Dwarf mesquite Pohon mesquite ينب ت 30

Sumber: Saad dan Said, 2011

Tabel 11 menunjukkan beberapa tanaman obat yang digunakan oleh

masyarakat Arab. Sebagai contohnya اربة الس د Al-chabbatus-sauda >’ atau الةكوة حبوة

chabbatul-barkah (jintan hitam) untuk mengobati pilek, sakit gigi, memperlancar

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

26

menstruasi dan meningkatkan produksi susu. Tumbuhan ini merupakan salah satu

tumbuhan obat yang paling umum digunakan di seluruh Timur Tengah (Saad dan

Said, 2011: 152-153).

Gambar 1. Tanaman al-chabbatus-sauda >’

Selanjutnya, رتعوز za„atar juga termasuk salah satu tumbuhan obat di Timur

Tengah. Masyarakat Arab menggunakan za„atar untuk mengobati penyakit asma,

bronkitis, dan tumor. Ramuan untuk mengobati penyakit tersebut adalah daun

kering za„atar dicampur dengan garam dan biji wijen (Saad dan Said, 2011: 197).

Gambar 2. Tanaman za„atar

250 jenis tumbuhan obat yang tercatat, cukup mewakili dari pengetahuan

masyarakat terhadap penyakit. Masyarakat Arab menggunakan media pengobatan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

27

natural yang terkadang lebih mereka percayai dibanding dengan pengobatan

medis modern.

F. Data dan Sumber Data

Data merupakan bahan jadi penelitian (Kesuma, 2007: 25). Data sebagai

objek penelitian secara umum adalah semua informasi atau bahan yang disediakan

oleh alam yang dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data harus dicari

dan dikumpulkan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan masalah yang

diteliti. Dengan demikian, data itu merupakan bahan yang sesuai untuk memberi

jawaban terhadap masalah yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 3).

Data dalam penelitian ini berupa data tulis sebagai data primer yaitu 100

leksikon kurma dalam buku karangan Al-Khalifah et al (2013) yang berjudul Date

Palm Tissue Culture and Genetical Identification of Cultivars Grown in Saudi

Arabia. Adapun sumber data dipilih dari buku karangan Al-Khalifah et al.

dikarenakan buku tersebut merupakan buku berupa penjelasan tentang kurma dan di

dalamnya terdapat banyak leksikon kurma. Dalam pandangan penelitian ini buku

tersebut dapat dikatakan sebagai ensiklopedi kecil tentang kurma.

G. Metode dan Teknik Penelitian

Pada bagian metode penelitian dijelaskan cara penelitian itu dilakukan

(Mahsun, 2005: 72). Sudaryanto (1993:5) membagi tahapan penelitian menjadi tiga

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

28

tahap, yaitu: penyediaan data, penganalisisan data yang telah disediakan, dan

penyajian hasil analisis data yang bersangkutan. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Tahap penyediaan data

Makna dari penyediaan data adalah penyedian data yang benar-benar

data, penyedian data yang terjamin sepenuhnya akan keshahihannya

(Sudaryanto, 1993: 131). Penelitian ini menggunakan metode simak. Istilah

menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan,

akan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005: 92).

Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Penyadapan

penggunaan bahasa secara tertulis, karena penelitian berhadapan dengan

penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara akan tetapi

berupa leksikon kurma dalam bahasa Arab.

Kemudian, penelitian ini menggunakaan teknik lanjutan yang berupa

teknik simak bebas libat cakap, karena penulis hanya berperan sebagai

pengamat penggunaan bahasa saja, tidak terlibat dalam dialog. Selanjutnya,

teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode

simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Penelitian ini mengamati,

mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mencatat leskion kurma pada kartu

data. Data diperoleh dari buku karangan Al-Khalifah et al (2013) yang

berjudul Date Palm Tissue Culture and Genetical Identification of Cultivars

Grown in Saudi Arabia.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

29

2. Tahap analisis data

Penelitian ini merupakan penelitian literatur. Metode yang digunakan

dalam analisis data adalah metode padan. Metode padan adalah metode yang

alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang

bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13). Metode padan yang digunakan adalah

metode padan translasional yaitu metode padan yang alat penentunya berupa

bahasa lain. Selanjutnya, analisis data untuk rumusan masalah pertama

dibantu dengan menggunakan teknik yaitu teknik penandaan komponen

makna. Pemilikan komponen makna dapat ditandai oleh (+) berarti memiliki

komponen makna, (-) berarti tidak memiliki komponen makna dan (±) berarti

bisa memiliki, bisa tidak, dan (*) berarti tidak berkaitan dengan komponen

makna. Teknik lain yang digunakan adalah menggambarkan dalam sebuah

tabel dari leksikon untuk kurma yang memiliki komponen makna bersama.

Dengan tabel itu dapat ditemukan komponen makna spesifik yang kemudian

dapat ditambahkan sebagai kontrasnya. Adapun rumusan masalah kedua

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnomedisin yaitu mengkaji

pengobatan penyakit dengan kurma dan bentuk-bentuk ramuannya dalam

pengobatan penyakit tertentu.

Selanjutnya, pemaparan hasil analisis dalam penelitian ini, transliterasi

leksikon kurma yang digunakan adalah transliterasi bahasa Arab. Kemudian

terdapat keterangan tahap 1, 2, dan 3 menunjukkan tahap pertumbuhan kurma,

yaitu tahap ruthab, busr, dan tamr yang terdapat dalam sub bab klasifikasi

kurma berdasarkan warna.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

30

3. Tahap penyediaan hasil analisis data

Tahap penyediaan hasil analisis data dalam penelitian ini adalah secara

formal dan informal. Penyajian secara formal yaitu penyajian hasil analisis

data dengan menggunakan kaidah (Kesuma, 2007: 73). Penyajian secara

formal dalam penelitian ini kemudian akan menggunakan tabel dan foto atau

gambar. Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan penyajian secara

informal yaitu hasil analisis data disajikan dengan cara mendeskripsikan data

dalam bentuk kata-kata atau kalimat biasa (Mahsun, 2005: 123).

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan

daftar lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri dari empat bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan, dalam hal ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, landasan teori, data dan

sumber data, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Komponen makna kurma.

BAB III : Pandangan masyarakat Arab terhadap kurma.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,

31

BAB IV : Kesimpulan dan saran, yaitu bab yang berisi kesimpulan hasil

penelitian dan saran.

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran