skripsi oleh rina elvia - teuku umar universityrepository.utu.ac.id/1452/1/bab i_v.pdftambahannya (...

77
ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KERIPIK SINGKONG PADA HOME INDUSTRY PAK ALI DI DESA UJONG TANJUNG KECAMATAN MEREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH RINA ELVIA NIM : 12101052 PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2016

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHANBAKU KERIPIK SINGKONG PADA HOME INDUSTRY PAKALI DI DESA UJONG TANJUNG KECAMATAN MEREUBO

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

RINA ELVIANIM : 12101052

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2016

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHANBAKU KERIPIK SINGKONG PADA HOME INDUSTRY PAKALI DI DESA UJONG TANJUNG KECAMATAN MEREUBO

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

RINA ELVIANIM : 12101052

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Pertanian pada Fakultas PertanianUniversitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2016

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS PERTANIANMEULABOH ACEH BARAT 23615; PO BOX 59

Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]

Meulaboh, 21 Desember 2016

Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :

Nama : Rina ElviaNIM : 12101052

Dengan judul : Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku KeripikSingkong Pada Home Industry Pak Ali Di Desa Ujong TanjungKecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat

Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperolehgelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku UmarMeulaboh.

Mengesahkan,

Pembibing Utama Pembimbing Anggota

Yoga Nugroho SP., MM Liston Siringo-Ringo, SP.,M.SiNIP. 19880106 2015041 002 NIP: 19820626 201504 1 001

Mengetahui

Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi PertanianDekan, Ketua,

Ir. Rusdi Faizin, M.Si Sri Handayani, SP, M.SiNIP. 19630811 199203 1 001 NIDN. 01 0608 8210

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS PERTANIANMEULABOH ACEH BARAT 23615; PO BOX 59

Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]

Meulaboh,21 Desember 2016

Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Judul Skripsi : Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku KeripikSingkong Pada Home Industry Pak Ali Di Desa Ujong Tanjung

Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat

Nama Mahasiswa : Rina Elvia

Nim : 12101052

Telah mempertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Agustus 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima .

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Yoga Nugroho SP., MM ..........................................(Dosen Pembimbing Ketua)

2. Liston Siringo- Ringo, SP., M.Si ..........................................(Dosen Pembimbing Anggota)

3. Khori Suci Maifianti, SP., M.Si ..........................................(Dosen Penguji Ketua)

4. Sufriadi, SP., MP ..........................................(Dosen Penguji Anggota)

Mengetahui,Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,

Sri Handayani, SP., M.SiNIDN.01-0608-8210

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RINA ELVIA

NIM : 12101052

Tempat Tangal Lahir : Panton Makmu, 05 Mai 1994

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Nilai Tambah Ubi Kayusebagai Bahan Baku Keripik Singkong Di Home Industri Pak Ali Di Desa UjongTanjung Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.” benar berdasarkan hasilpenelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskahlaporan maupun kegiatan penilitian yang tercantum sebagai bagian dari sikripsiini. Seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan carapenulisan referensi yang sesuai.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudianhari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam peryataan ini, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa mencabut gelar yang telah diperolehkarena sikripsi ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku diUniversitas Teuku Umar.

Demikian peryataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari piahakmanapun.

Meulaboh, Februari 2017

Yang membuat peryataan,

MateraiRp 6000

RINA ELVIANIM. 12101052

LEMBAR PERSEMBAHAN

Ya Allah seperak ilmu yang telah engkau karuniakan kepadaku, hanya mengetahui sebagian

kecil dari yang engkau kehendaki sebagimana firman-Mu

“seandainya air laut mejadi tinta untuk menuliskan pekataan Tuhan-Ku keringlah

laut sebelum habis perkataan, walaupun kami datangkan tinta sebanyak itu sebagaimana

tambahannya ( Q.S. AL-Khafi 109)

‘’Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan ), kejarkanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada tuhan mulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. AL-Insyirah 5-8).

Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah

Bukan hari namanya jika hanya ada siang yang panas

Semua itu adalah warna hidup yang harus dijalani dan dinikmati

Meski terasa berat, namun manisnya hidup akan terasa, apabila

semuanya bisa dilalui dengan baik

Hari ini telah kutemukan apa yang dahulu kudambakan

Yang kutempuh dengan penuh keyakinan yang membara

Bagaimana harapan yang penuh ku ukir hingga berjalannya waktu

Terentang hari-hari panjang tuk menggapai jati diri semua tertatapi rapi diingatku…

Dengan Ridha Allah SWT, Kupersembahkan karya kecil ini, untuuk cahaya hidup,

yang senantiasa ada saat suka maupun duk, selalu serta mendampingi, saat kulemah tak

berdaya ( Ayahanda dan Ibunda tercinta). Yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta

dalam setiap sujudnya.

Terimakasih yang tak terhingga buatnya (Ayunda Evi Sahara S.Pdi dan Kakanda

Hardi SE) yang selalu membantu dan mendukung semua kegiatan adinda, mermberi

semangat dalam hidup adinda saat suka maupun duka,

Teristimewa kali buatnya ( Fakhrul Ridha) yang selalu mendengar kegelisihan hati

ini dan memeberi nasehat, motivasi selama menyususun skrpsi ini dan untuk sahabat

terbaikku ( Melia) yang selalu senantiasa mendengar curahan hati ini.

Terimakasih Buatnya sahabat- Sahabatku, yang selalu membantu saya member

dukungan dan motivasi selama menyusun skrip ini Suharni, Suharna, Novi Haswirda,

Jasman, Hawari, Ahis Zulfahmi, Junaidi, Syamsena, Riska Afrilia SP, Ekar Juwita SP, Saed

Arismansyah SP, Zul baidah, Nur Hasanah, Fira Nurisbah, T. Kasman, Wildan, Surya,

Reza Wardi dan semua angkatan- angkatan 2012 yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaaan impian yang akan dikejar,

untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi

ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan, teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk

menggapainya. Jatuh berdiri lagi, kalah mecoba lagi, gagal bangkit lagi, Never give up sampai

Allah SWT berkata "waktunya pulang”.

Akhinya sebuah perjuangan berhasil kutempuhi walau berawal suka dan duka, tidak

menunduk meski terbentur, tidak mengeluh meski terjatuh, tapi semangat jiwaku tidak

pernah pudar terimakasih.

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia

dan AnugerahNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat

dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan tauladan baik dan membawa umat di dunia ini ke alam yang berilmu

pengetahuan.

Terimakasih dan rasa hormat penulis kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas

kasih sayang, dukungan, doa, dan pengorbanan kepada penulis sehingga skripsi

ini berhasil diselesaikan dengan Judul yang dipilih adalah “ANALISIS NILAI

NTAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KERIPIK SINGKONG

PADA HOME INDUSTRY PAK ALI DIDESA UJONG TANJONG

KECAMATAN MEREUBO KABUPATEN ACEH BARAT”

Penelitian ini dilaksanakan awal bulan juni sampai dengan agustus 2016,

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Strata (SI) Pada Program Studi Agribisnis (Pertanian) Universitas Teuku Umar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan yang tidak

ternilai harganya dari semua pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat penulis

selesaikan, karena itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Yoga Nugroho SP,MM selaku Dosen Pembimbing utama penulis dan

juga selaku Wakil Dekan I Fakultas Pertanian, dan Bapak Liston Siringo-

Ringo SP,M.Si selaku dosen pembimbing anggota yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.

2. Ibu Khori Suci Maifianti SP.,M.Si selaku Dosen Penelaah pertama dan juga

selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan bapak Sufriadi SP,MP

selaku Dosen Penelaah kedua yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si sebagai Dekan Fakultas Pertanian dan beserta

civitas akademik Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

4. Keluarga besar, Evi Sahara Spdi dan Hardi SE beserta semua saudara yang

penulis cintai, terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya yang tak

hentinya kepada penulis.

5. Teman-teman seperjuangan (suharna, suharny, novi, ira, yuli, lisa, wari,

jasman, ahis, teman-teman angkatan 2012 khususnya SEP yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, dan teman-teman semua yang senantiasa setia

mendampingi serta memberikan masukan-masukan yang berharga bagi

penulis selama masa penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi

ini.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi

kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Meulaboh, Februari 2017

Penulis

ABSTRAK

Rina Elvia, “Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan BakuKeripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong TanjungKecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.” Di bawah bimbingan YogaNugroho sebagai ketua dan Liston Siringo- ringo sebagai anggota.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar nilaitambah pada home industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan MereuboKabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus2016. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan danwawancara sedangkan meotode analisis data dilakukan dengan menggunakanmetode hayami, biaya, keuntungan, penerimaan, R/C ratio, dan BEP. Berdasarkanhasil penelitian pada home industry bapak ali di Desa Ujong Tanjong KecamatanMereubo Kabupaten Aceh Barat. Menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan ubikayu menjadi keripik singkong mempunyai nilai tambah. Besarnya nilai tambahpengolahan keripik singkong pada home industry Bapak Ali yaitu. Rp. 4.313 /kgbahan baku dengan Penerimaan Rp. 320.000, Keuntungan Rp. 39.455, R/C RatioRp. 1,14 dan Break event point Rp. 20.000,356

Kata kunci : Keripik singkong, Nilai tambah, Hayami.

ABSTRAK

Rina Elvia, “ Analysis of the Added Value of Cassava as the RawMaterial of Cassava Chips At Home Industry Mr. Ali in the village of ujongtanjong of Mereubo Subdistrict of West Aceh District”. Under the guindanceYoga Nugroho as chairman, and the Liston Siringo- Ringo as member.

The purpose of this research is to know how big added value on the homeindustry of Mr. Ali in the Village of Ujong of Mereubo Subdistrict of westAcehdistrict. This research is conducted from Juni until Agustus 2016. Technics ofcollecting encode by interview and perception. While method analysis encode ofconducted by using method of hayami , of Reception , of Benefit, R/C ratio andBreak Event Point. Based on the results of research on home industry ali father inthe village of Ujong tanjong mereubo districts west Aceh district. showed that theactivities of cassava processing into cassava chips have added value. the value-added processing of cassava chips at home industry that Mr. Ali. Rp. 4,313 / kg ofraw material with Reception Rp. 320,000, Benefit Rp. 39 455, R / C Ratio Rp.1.14 and Break event point Rp. 20000.356.

Keywords: Cassava chips, Added value, Hayami

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL........................................................................................ .iLEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... .iiLEMBAR PERSETUJUAN KOMISI UJIAN ........................................ .iiiLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. .ivKATA PENGANTAR.................................................................................. vABSTRAK ................................................................................................. .viiDAFTAR ISI............................................................................................... ixDAFTAR TABEL ....................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR..................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xiii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 11.1 Latar Belakang............................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 41.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 41.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 52.1 Ubi Kayu ....................................................................................... 62.2 Keripik Singkong........................................................................... 72.3 Industri Rumah Tangga ................................................................. 82.4 Pendapatan................................................................................... 102.5 Biaya ............................................................................................ 112.6 Nilai Tambah. ............................................................................... 132.7 Peenelitian Terdahulu ................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN.................................................................. 203.1 Lokasi dan WaktuPenelitian........................................................ 203.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 203.3 Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 213.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 223.5 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................ 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28

4.1. Karakkteristik Home Industry Tempat Penelitian ....................... 284.2. Analisis Nilai Tambah Pada Pengolahan Keripik Singkong ....... 284.3. Analisis Biaya.............................................................................. 33

4.3.1. Biaya Produksi................................................................... 334.3.2. Biaya Tetap........................................................................ 344.3.3. Biaya Penyusutan Alat....................................................... 354.3.4. Biaya Tenaga Kerja ........................................................... 364.3.5. Biaya Tidak Tetap ............................................................. 374.3.6. Biaya Total ........................................................................ 38

4.3.7. Penerimaan Dan Keuntungan ............................................ 394.3.8. Reveneu Cost Ratio dan Break Event Point ..................... 404.3.9. Distribusi Keripik Singkong.............................................. 44

V. PENUTUP............................................................................................. 475.1. Kesimpulan................................................................................. 475.2. Saran ............................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 48LAMPIRAN................................................................................................ 49RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 60

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Aceh Bara .................. 2

2. Contoh Perhitungan Prodk Tempe dan Tahu mengunakan MetodeHayami .......................................................................................................

3. Prosedur Perhitungan Nialai Tambah Metode Hayami. ............................ 23

4. Analisis Nilai Tambah Keripik Singkong Pada Home Industry Pak AliPerbulan di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten AcehBarat ...........................................................................................................

5. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung Menit Orang Kerja Pada HomeIndustry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan MereuboKabupaten Aceh Barat ...............................................................................

6. Perhitungan Sumbangan Input Lain Perbulan Proses Produksi KeripikSingkong di Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung KecamatanMereubo Kabupaten Aceh Barat ................................................................

7. Biaya Tetap Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Proses ProduksiPda Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan MereuboKabbupaten Aceh Barat .............................................................................

8. Penyusustan Peralatan Perkali Proses Pengolahan Keripik SingkongPada Bulan Juni 2016 di Home Industry Pak Ali.......................................

9. Biaya Tidak Tetap Penolahan Keripik Singkong Perbulan Kali ProsesProduksi Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong TanjungKecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat .............................................

10. Total Biaya Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Proses ProduksiPada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung KecamatanMereubo Kabupaten Aceh Barat ................................................................

11. Penerimaan dan Keuntungan Perproses Produksi Keripik SingkongPada Home Industry Pak Ali ......................................................................

12. Nilai R/C ratio Pengolahan Keripik Singkong Pada Home Industry PakAli...............................................................................................................

13. Nilai BEP ( Titik Impas ) Pada Home Industry Pak Ali

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman1. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ................................................................. 49

2. Lampiran 2. Analisis Pendapatan Tenaga Kerja Berdasarkan Jam OrangKerja ( Menit) Pada Home Industry Pak Ali Didesa Ujong TanjongKecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barta ................................................. 57

3. Lampiran 3. Analisis Perhitungan Total Sumbangan Input Lain DalamBulan Proses Produksi Kripik Singkong Pda Home Industry Pak AliDidesa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ........... 57

4. Biaya Bahan Baku Dalam Satu Bulan Proses Produksi Di HomeIndustry Pak Ali. ........................................................................................... 57

5. Lampiran 5. Analisis Biaya Tidak Tetap Pengolahan Keipik SingkongDalam Satu Bualan Proses Produksi .............................................................. 58

6. Lampiran 6. Penyusutan Peralatan Perkali Proses Pengolahan Ubi KayuPada Bulan Juni 2016..................................................................................... 58

7. Lampiran 7. Perhitungan Biaya Tetap Pengolahan Keripik SingkongDalam Satu Bulan Proses Produksi............................................................... 58

8. Lampiran 8. Perhitungan Total Biaya Pengolahan Keripik SingkongPerbulan Proses Produksi Di Home Industry Pak Ali................................... 59

9. Lampiran 9. Penjualan Produk Kerpik Singkong Perbulan Pada HomeIndustry Pak Ali Didesa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo KabupatenAceh Barat...................................................................................................... 59

10. Lampiran 10. Penerimaan dan Keuntungan Perproses Produksi KeripikSingkong Pada Home Industry Pak Ali.......................................................... 59

11. Lampiran 9. Nilai R/C Rato Pada Home Industry Pengolahan KeripikSingkong ........................................................................................................ 59

12. Lampiran 10. Nilai BEP Pada Home Industry Pak Ali .................................. 59

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 27

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor Pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan

ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti

Indonesia.Pembangunan ekonomi menitik beratkan pada bidang pertanian dan

industry yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustry.Dalam sistem

agribisnis ,agroindustrya dalah salah satusubsistem yang bersama-sama

subsistemlain membentuk agribisnis. Sistem agribisnis terdiri darisubsistem

Input, usahatani, sistem Output, pemasarandan penunjang. Dengan demikian

pembangunan agroindustry tidak dapat dilepaskandari pembangunan agribisnis

secara keseluruhan. Pembangunan agroindustry akan dapat meningkat

kanproduksi, hargahasil pertanian, Pendapatan Petani, serta dapat menghasilkan

nilai tambah hasil Pertanian ( Mashyuri, 1994)

Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam

perekonomian nasional memberikan beberapa halyang menunjukkan

keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antaralain nilai

tambah pada agroindustriy misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian

menjadi produk olahan yangl ebihtahan lama dan siap dikonsumsi. Mengingat

sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustr ysangat

diperlukan.

Ubi kayu merupakan salah satu tanama npangan yang memiliki banyak

kelebihan. Misalnya saja pada saat cadangan makanan (padi-padian) mengalami

kekurangan, ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai sumber bahan pengganti

karena ubikayu merupakan tanaman yang tahan terhadap kekurangan air

sehingga masih dapat di produksi dilahan kritis sekalipun dan cara penanaman

ubikayu yang mudah.

Tujuan pengolahan ubi kayu itu sendiri adalah untuk meningkatkan

keawetan ubi kayu sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan ubi

kayu agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran. Kecamatan Meureubo

merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di wilayah administrasi

Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan ini memiliki kondisi geografis berupa daratan

sampai bergelombang ( landai), dan bahkan ada yang berbukit ( pergunungan).

Kecamatan Meureubo sangat berpotensi baik dalam pertanian, pertenakan,

perikanan, dan juga sekarang terkenal dengan pertambangan. Selain itu,

Kecamatan Meureubo juga telah lama dikenal sebagai penghasil atau pengrajin

makanan olahan.Kabupaten Aceh Barat Kecamatan Mereubo pada tahun 2014

termasuk urutan ke tiga yang paling bayak memproduksi ubi kayu. Dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.

KecamatanLuas/ area ( hektar) Produksi /

production(ton)

Rata2

produksi((ton/

hektar)Tanam PanenJohan Pahlawan 3 4 58, 12 14, 53Sama Tiga 2 4 58, 12 14, 53Bubon 11 5 72, 65 14, 53Arongan Lambalek 1 3 43, 59 14, 53Woyla 24 27 392, 31 14, 53Woyla Barat 20 20 290, 60 14, 53Woyla Timur 6 10 144, 00 14, 40Kaway XVI 1 5 72, 70 14, 54Meureubo 8 10 232, 48 14, 53Pante Cermin _ 4 58, 12 14, 53Panton Reu 4 1 14, 53 14, 53Sungai Mas 0 8 116, 24 14, 53

Sumber : Dinas Pertanian dan Pertenakan 2014

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil produksi ubi kayu di Kecamatan

Woyla sebesar 392,31 Ton adalah yang paling banyak dibandingkan dengan

Kecamatan yang lain. Selain di Kecamatan Woyla produksi ubi kayu di

Kecamatan Woyla Barat sebesar 392,31 Ton dan di Kecamatan Meureubo

sebesar 232,48 Ton. Melimpah produksi ubi kayu pada saat panen raya

menyebabkan harga ubi kayu dipasar menjadi rendah. Harga ubi kayu pada

saat panen raya sebesar Rp 2000/Kg. Pada hari biasa, ubi kayu dapat mencapai

Rp. 4000/Kg. Hal ini menyebabkan sebagian besar petani merasa dirugikan.

Salah satu industry yang saat ini sedang dikembangkan di Kecamatan

Meureubo khususnya didesa Ujong Tanjong industr ypengolahan ubi kayu

sebagai bahan baku keripik singkong,yaitu usaha yang dikelolaoleh Home

Industry Pak Ali di desa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat. Adapun didesa lain banyak juga yang memproduksi ubi kayu tapi tidak ada

pengolahannya karana didesa lain hanya menjualkan umbinya saja dalam bentuk

kilogram pada masyarakat. Sedangkan pada usaha Pak Ali didesa ujong tanjong

selain menjual ubi kayu dalam bentuk umbi, tapi Pak Ali juga mengolah ubi kayu

menjadi keripik singkong supaya Pak Ali bisa menambah ekonomi dan

pendapatannya.

Dapat dilihatdari perkembangan usahanya, Home Industry Pak Ali

berproduksi hampir setiap hari. Peningkatan nilai tambah yang dilakukan

meliputi pengembangan produk, sampai saatini Home Industry Pak Ali mampu

memproduksi dalam bentuk kemasan. Upaya Home Industry telah mengarah

pada pengembangan produk yang bertujuan untuk meningkat kan nilai

tambah.Istilah nilai tambah itu sendiri sebenarnya menggantikan istilah nilai yang

ditambahkan padas uatu produk karena masuknya unsur pengolahan produk

menja dilebih baik. Home Industry Pak Ali menggunakan tenaga kerja wanita

dimana yang mengusahakan nya adalah istri Pak Ali, dengan menggunakan

teknologi yang sederhana. Dengan adanya kegiatan industri yang mengubah

bentuk primer menja diproduk baru yang lebih tinggi nilai ekonomis nya setelah

melalui proses pengolahan, makaakan dapat memberikan nilai tambah karena

dikeluarkan biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan

keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses

pengolahan.Hal tersebut yangmendorong peneliti untuk mengetahui lebihlanjut

berapa besar nilai tambah dari ubikayu sebagai bahan baku keripik singkong di

Home Industry Pak Ali didesa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwaberapabesarnya

nilaitambah dariusaha pengolahan ubikayu menjadi keripiksingkong pada Home

Industry Pak AlidiDesa Ujung Tanjong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuandari penelitianiniadalahuntuk mengetahui besarnya nilai tambah

dari usaha pengolahan ubi kayu menjadikeripiksingkong pada Home Industry

Pak AlidiDesa Ujong Tanjong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi penelitian ini adalah Bagi Home Industry Pak Ali pengolahan

ubi kayu menjadi keripik singkong dapat memberikan informasi mengenai nilai

tambah yg diperoleh dari usaha yg dijalankan.

II. INJAUAN PUSTAKA

2.1. Ubi kayu (Manihot Esculenta)

Tanaman ubi kayu menurut Purwono (2013) merupakan salah satu hasil

komoditi pertanian di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan.

Seiring dengan perkembangan tehnologi, maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai

sebagai bahan makanan pengganti misalnya saja keripik singkong, pembuatan

keripik singkong ini merupakan salah satu cara pengolahan ubi kayu untuk

menghasilkan suatu produk yang relatif awet dengan tujuan untuk menambah

jenis produk yang dihasilkan. Ubi kayu atau ketela pohon atau cassva sudah

lama dikenal dan ditanam oleh penduduk dunia ubi kayu mempuyai banyak

nama daerah diantaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi

inggris, telo puhung, kasape, bodin, telo jenderal (Jawa), dan ubi prancis (

Padang). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman ubi

kayu diklasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordu : Euphorbiales

Famili : Ephorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot Esculenta Grantz sin. Utilisima Phol

Perlu diketahui bahwa ubi kayu segar memiliki beberapa kelemahan,

antara lain adalah mudah mengalami penurunan kualitas ( rusak) apabila tidak

segera dijual atau diolah setelah pemanenan. Peningkatan nilai ekonomi ubi

kayu dapat dilakukan dengan mengolah ubi kayu tersebut menjadi berbagai

macam produk olahan baik dalam bentuk basah maupun kering. Beberapa

macam produk olahan ubi kayu antara lain adalah tepung ubi kayu, patilo, kue

kaca, tape, kue bolu pelangi, dan kue cantik manis (Purnamawati, 2013).

2.2. Keripik Singkong

Keripik singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari

umbi-umbian yang mengandung pati. Biasanya keripik singkong melalui tahap

penggorengan, tetapi ada pula yang hanya melalui penjemuran, atau

pengeringan. Keripik singkong dapatberasa dominan asin, pedas, manis, asam,

gurih, atau paduan dari semuanya. Proses pembuatan keripik Singkong mulai

bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pengupasankulit

Ubi kayu yang telah dipilih dikupas tetapi sebelumnya dipotong terlebih

dahulu masing-masing ujungnya. Pengupasan kulit ubikayu dilakukan

digarit dengan ujung pisau, kemudian kulit tersebut mulai dikelupass ampai

bersih.

2. Pencucian

Ubikayu yang telah dikuliti dicuci dengan air hingga seluruh kotoran

bersih. Kemudian, dibilas dengan air bersih sehingga kotoran yang melekat

pada ubi kayubenar-benar bersih.

3. Perajangan/pengirisan

Ubi kayu yang telah dicuci diiris (dirajang) tipis dengan memakai pisau

atau alat sehingga diperoleh irisan yangs ama tebalnya.

4. Penggorengan

Ubi kayu yang telah dirajang langsung bisa dilakukan penggorengan,

tetapi minyak gorengnya harus benar-benar sudah panas(±160-

200°).Penggorengan dilakukan sampai irisan ubikayu berwarna kuning atau

selama10menit. Jika keripik singkong yang diinginkan mempunyai

beberapa rasa, maka keripik singkong sebelum diangkat dari penggorengan

terlebih dahulu diberi bumbu seperti garam, gula dan lain-lain. Minyak

goreng yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil keripik singkong

yang bermutu baik dan tahan lama disimpan. Minyak goreng yang sudah

hitam dan berbau tidak bisa digunakan lagi.

5. Pengemasan

Sebelum dikemas keripik singkong diangin-angin kan sampai dingin, lalu

dimasukan dalam plastik polytilene dengan ketebalan 0.05 mm.Keripik

singkong dengan berat 200gram dapat dikemas dalam plastik ukuran 20x25

cm. Selain menggunakan plastik dapat juga digunakankaleng.

Padakemasantidak ada dicantum kan lebel karana usaha pak ali belum

terlalu berkembang dan surat izin dari depkes belum ada atau lainnya,

KeripikSingkongyang dikemas dalam plastikdapatbertahan selama 3 minggu,

sedangkan yang dalam kaleng tahan disimpan 1bulan

2.3. Industri Rumah Tangga

Indonesiayang merupakan wilayah kepulauan menimbulkan adanya ketidak

serasian antara lokasi penduduk dan lokasi sumber alam.Sebagian besar

penduduk terpusat diPulau Jawa, sedangkan kebanyakan sumber alam terletak di

kepulauan yang lain.Kenyataan ini menimbulkan kecenderungan bahwa di

PulauJawa berkembang industri yang berdasarkan atas peranan tenaga kerjas

edangkan di luar Pulau Jawa berkembang industri yang berdasarkan

pengembangan sumberdaya alam yang bersifat padat modal dengan penggunaan

teknologi maju. Membicarakan perkembangan industri tentunya tidak saja

ditujukan hanya kepada industri-industri besar dan sedang tetapi perhatian yang

sepadan harus pula diarahkan kepada industri-industri kecil atau rumah tangga.

Sebab pada kenyataannya, industri jenis ini masih sangat diperlukan sampai

waktu tidak tertentu untuk memberikan kesempatan kerja sekaligus pemerataan

pendapatan(Soekartawi, 1996). Sektor industri di Indonesia dibagi empat kelompok

yaitu:

1. Industribesar yaitu industri yang proses produksinya secara keseluruhan

sudah menggunakan mesin dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang

2. Industrisedang yaitu industri yang proses produksinya menggunakan mesin

sebagian tenaga kerja yang digunakan berkisar 20-99 orang.

3. Industrikecil yaitu umumnya memakai system pekerja upahan, dengan

jumlah tenaga kerja 5-19 orang.

4. Industrirumah tangga yaitu industri yang mempunyai tenaga kerja kurang

dari 5 orang dan terdapat dipedesaan.

Kegiatan industrikecil lebih- lebih rumah tangga yang jumlahnya sangat

banyak di Indonesia memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian

pertanian di daerah perdesaan, serta tersebar diseluruh tanah air, kegiatan ini

umumnya merupakan pekerjaan sekunder para petani dan penduduk desa yang

memiliki arti sebagai sumber hasil tambahan dan musiman. Menurut (Soekartawi

2005), industrirumah tangga dan industri kecil yang mengolah hasil pertanian

mempunyai peranan penting yaitu:

1. Meningkatkan nilai tambah

2. Meningkatkan kualitas hasil

3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja

4. Meningkatakan ketrampilan produsen.

5. Meningkatkan pendapatan produsen.

2.4. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari

aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan jasa kepada pelanggan. Bagi

investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan

jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan

pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan

jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga

pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke

publik melalui saham untuk menarik investor, pendapatan usaha tani adalah

selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan,( Soekartawi 1995)

1. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam

usaha tani yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran

hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat

pada saat pemungutan hasil.

2. Pendapatan bersih, yaitu seluruh antara pendapatan yang diperoleh petani

dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.

Untuk menghitung pendapatan melalui pengurangan antara penerimaan

dengan total biaya untuk satu kali proses produksi, dihitung dengan rumus ini.

Π = TR – TC………………..(Soekartawi, 1995)

Keterangan : = Total keuntungan (dalam Rupiah)

TR = Total penerimaan (dalam Rupiah)

TC = Total biaya (dalam Rupiah)

2.5. Biaya

Biaya menurut Witjaksono (2006) merupakan konsep terpenting dalam

akuntansi manajemen dan akuntasi biaya, sesuatu yang berkonotasi sebagai

pengurang yang informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan,

pengedalian dan pembuatan keputusan.Untuk memproleh tujuan akhir yaitu

mendatangkan laba, jadi dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai

ekuivalenqas yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau keuntungan yang

diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba masa

mendatang. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang

diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga

pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang

dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.Menurut

Soekartawi (1995) biaya usahatani biasanya diklafikasikan menjadi duam yaitu:

1. Biaya tetap ( fixed cost) didefenisikan sebagai biaya yang relative tetap

jumlahnyam dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada

besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. Biaya untuk

pajak akan tetap diabayar walaupun hasil usahatani itu besar atau gagal

sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan terkadang- kadang tergantung dari

peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau

biaya variabel( tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah,

pajak, alat pertanian, dan yuran irigasi.

2. Biaya tidak tetap ( Variable cost) biasanya didefenisikan sebagai biaya yang

besar- kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya

untuk sarana produksi. Produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk

sarana produksi kalau menginginkan produksi yang tinggi. Maka tenaga

kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga

biaya itu sifatnya berubah- berubah tergantung dari besar- kecilnya produki

yang diingikan.

Biaya yang digunakan untuk produksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Biaya (eksplisit) adalah biaya yang secara nyata dibayarkan selama proses

produksi oleh produsen untuk masukan ( input) yang berasal dari luar

seperti penggunaan tenaga kerja dan sarana produksi dari luar.

b. Biaya (implicit) adalah biaya dari factor produksi sendiri yang

diikutsertakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk ( output).

Termasuk dalam biaya ini antara lain adalah biaya penyusutan. Sewa tanah

milik sendiri. Upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri.

Untuk menghitung total biaya produksi dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

TC = TVC + TFC………….(Soekartawi, 1995)

Keterangan : TC = Total Biaya (dalam Rupiah)

TVC = Total Biaya Variabel (dalam Rupiah)

TFC = Total biaya Tetap (dalam Rupiah)

2.6. Nilai Tambah

Nilaitambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi

dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan

penolong(Tarigan,2011).Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada

barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai

biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut

sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen biaya antara

yang digunakan nilainya semakin besar, maka nilai tambah produk tersebut akan

semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika biaya antaranya semakin kecil,

makanilai tambah produk akan semakin besar.

MenurutHayami Y ( 1987) ada dua cara menghitung nilai tambah, (1) nilai

untuk pengolahan dan; (2) nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang mempengaruhi adalah

kapasitas produk, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja, sedangkan

faktor pasar yang mempengaruhi adalah harga output, upah tenaga kerja, harga

bahan baku dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja.

Faktor konversi metode hayami menunjukkan banyaknya produk olahan

yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku. Koefisien tenaga kerja

menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah

satu satuan input. Nilai produk menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu

satuan input. Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan

baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan selama produksi

berlangsung.Untuk mengetahui besarnya nilai tambah dan keuntungan pada

agroindustri tempe an tahu, dilakukan dengan menggunakan metode Hayami

Tabel 2. Contoh perhitungan produk tempe dan tahu menggunakan metodehayami

NoTempe Tofu

Output, Input, dan Price1 Output (kg/ day) 17 1502 Raw material Input ( kg/ day) 10 1003 Labour Input ( hr/day) 8 404 Conversion Factor ( 1) / ( 2) 1.7 1.55 Labour Coefficient (3 )/ (2) 0.8 0.46 Product price ( Rp/ kg) 440 5007 Wate Rate ( Rp/ hari) 100 150

Penerimaan dan Keuntungan8 Raw Matrial Input 590 5859 Other current input 60 60

10 Product (4) x ( 6) 748 75011 Value - added ( 10)- ( 8)- ( 9) 98 105

(Value - added Ratio % ( 11) ( 10 ) (13) (14)12 Labour income ( 5) x ( 7) 80 60

(Labour share % ) ( 12) / ( 11) (82) (57)13 Processor profit ( 11) - ( 12) 16 45

( Profit rate % ) ( 13) / ( 10) (2) (6)Sumber: Hayami Y ( 1987)

Output adalah pengeluaran produk yang dihasilkan dalam satu kali proses

produksi dihitung dalam satuan kilogram. Input adalah pemasukan bahan baku

utama yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi yang dihitung dalam

satuan kilogram. Tenaga kerja adalah jumlah orang yang melakukan proses

produksi dalam satu kali proses produksi. Faktor konversi merupakan pembagian

dari output dengan Input dalam satu kali proses produksi. Koefesien tenaga kerja

diperoleh dari hasil bagi antara tenaga kerja dengan input. Harga output adalah

harga Tempe dan Tahu per kg dalam satuan Rupiah. Upah tenaga kerja langsung,

merupakan seluruh biaya untuk tenaga kerja dibagi jumlah tenaga kerja yang

digunakan dalam satu kali proses produksi dalam satuan Rupiah. Dasar

perhitungan dari analisis nilai tambah adalah per kg hasil, standar harga yang

digunakan untuk input/bahan baku dan produksi ditingkat pengolah/ produsen.

Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan

manajemen.Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai

berikut:

a. Nilai tambah (Rupiah) adalah selisih antara nilai output ubi kayu dengan

bahan baku utama keripik singkong dan sumbangan input lain.

b. Rasio nilai tambah (Persen ) menunjukkan nilai tambah dari nilai produk.

c. Pendapatan tenaga kerja langsung (Rupiah) menunjukkan upah yang diterima

tenaga kerja langsung untuk mengolah satu satuan bahan baku.

d. Pangsa tenaga kerja langsung (persen) menunjukkan persentase pendapatan

tenaga kerja langsung dari nilai tambah yang diperoleh.

e. Keuntungan (Rupiah) menunjukkan bagian yang diterima perusahaan.

f. Tingkat keuntungan (persen) menunjukkan persentase keuntungan dari nilai

produk.

g. Marjin (Rupiah) menunjukkan besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor

produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

h. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (persen).

i. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (persen).

j. Persentase keuntungan home industry Pak Ali terhadap marjin (persen).

Adapun kelebihan dari menggunakan analisiis nilai tambah menggunakan

metode hayami adalah:

a. Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas.

b. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi

c. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk sub system

lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.

Analisi nilai tambah pada metode Hayami juga memiliki kelemahan yaitu:

a. Pendekatan rata-rata tidak tepat jika diterapkan pada unit usaha yang

menghasilkan banyak produk dari satu jenis bahan baku.

b. Tidak dapat menjelaskan produk sampingan.

c. Sulit membandingkan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan apakah

balas jasa terhadap pemilik faktor tersebut sudah layak.

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulaiman (2015) dengan judul

Analisis nilai tambah produk makanan olahan tradisional berbasis tepung beras

ketan pada usaha keluarga di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Dengan tujuan dari kajian pemasaran pangan olahan ini adalah: untuk mengetahui

besarnya nilai tambah produk makanan olahan tradisional berbasis tepung beras

ketan pada usaha keluarga di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Analisis Nilai Tambah Produk

Makanan Olahan Tradisional Berbasis Tepung Beras Ketan Pada Usaha Keluarga

di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat disimpulkan: Besar Rupiah

Nilai Tambah Produk Makanan Olahan Tradisional Berbasis Tepung Beras Ketan

pada usaha keluarga di Kecamatan Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar Rp.

2000 ( Dua ribu rupiah). Peningkatan nilai tambah produk makanan olahan

tradisional berbasis tepung beras ketan sebelum dan sesudah pengemasan dan

pelabelan pada usaha keluarga di Kecamtan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

sangat bergantung pada kreatifitas terhadap produk yang dihasilkan kualitas

kemasan.

Valentina(2009) dengan judul Analisi Nilai Tambah Ubi Kayu sebagai

Bahan Baku Keripik Singkong Di Kabu Paten Karanganyar( kasus pada Kub

wanita Tani Makmur) dengan tujuan : 1. Mengetahui besarnya keuntungan dari

usaha pengolahan Ubi kayu menjadi Keripik Singkong di Kabu Paten

Karngangnyar. 2. Mengetahui besarnya Efisiensi dari usaha pengolahan Ubi

Kayu di Kabupaten Karangangnyar. 3. Mengetahui besarnya Nilai Tambah dari

Usaha pengolahan Ubi Kayu menjdi Keripik Singkong di Kabu Paten

Karangangnyar. Metode yang pernah di gunakan adalah Nilai Tambah Bruto,

dimana komponen biaya antara yang pernah dimana komponen Biaya antara

yang pernah dihitungkan meliputi biaya bahan baku, biaya bahan baku penolong

serta biaya transfortasi. Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik

singkong diketahui dengan menggunakan rumus R/C Rasio. Kesimpulan dari

penellitian ini adalah(1). Keuntungan yang diterima pada anggota KUB Wanita

Tani Makmur dari Ubi kayu mentah sampai keripik singkong1/2 jadi sampai

matang( Keripik singkong) sebesar Rp 10.375,61. Sedangkan pada KUB wanita

Tani Makmur keuntungan yang diterima dari keripik singkong1/2 jadi sampai

matang( Keripik singkong ) sebesar Rp 1.610.418,99, (2). Efisiensi usaha

pengolahn ubi kayu mentah menjadi Keripik Singkong ½ jdi KabuPaten

karangangnyar pada Anggota KUB wanita Tani Makmur di Kabupaten

menunjukkan sudah efisien.

Julkifli (2012) dengan Judul Analisi Nilai Pendapatan dan Nilai Tambah

pada Agroindustri Keripik Ubi Kayu di Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh

Utara. Tujuan penelitian ini adalah: (1). Mengetahui besarnya pendapatan dari

usaha pengolahan Ubi Kayu menjadi Keripik Ubi Kayu di Kecamatan Tanah

Luas Kabupaten Aceh Utara. (2). Mengetahui besarnya Nilai Tambah dari Usaha

pengolahan Ubi Kayu menjadi keripik Ubi Kayu di Kecamatan Tanah Luas

Kabupaten Aceh Utara. Adapun metode yang digunakan adalah metode Analisis

data yang digunakan dalampenelitian iniyaitu: (1). Menghitung keuntungan

usaha pengolahan Ubi Kayu menjadi Keripik Singkong. Berdasarkan hasil

penelitian ini yang dilakukan pada agroindustri Keripik Ubi Kayu di Gampong

Jeumpa Berghang, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1). Agroindustri pengolahan Keripik Ubi

Kayu memberikan keuntungan yang diterima adalah sebesar Rp 4.340.625 per

lima kali proses produksi selama satu bulan.(2). Nilai Tambah yang dinikmati

pengusaha dari agroindustri sebesar Rp 5.495,00 perkilogram bahan baku yang

di manfaatkan. Nilai tambah ini merupakan keuntungan yang didapatkan oleh

agroindustri pengolahan Ubi Kayu menjadi keripik ubi kayu memberikan

keuntungan tersendiri bagi petani ubi kayu, dimana petani dapat menjual ubi

kayu secara borongan kepada industry keripik ubi kayu dengan harga yang lebih

tinggi

Arismansyah (2015) dengan judul Nilai tambah pada industry pengolahan

kopi “ Nongkal kopi” di Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah.

Bahwa aceh merupakan daerah yang memiliki potensi komoditi kopi khususnya

di daerah dataran tinggi Gayo yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener

Meriah. Petani membudidayakan jenis kopi yang dikenal di pasar internasional

sebagai kopi Arabika Gayo Sumatra. Pada umumnya petani kopi tidak

memproses biji gelondongan atau biji gabah. Sehingga diperlukan penelitian

berkaitan proses peningkatan nilai tambah kopi. Berdasarkan rumus masalah,

tujuan penelitian adalah (1) mengetahui besar nilai tambah yang dihasilkan dari

ketiga produk olahan buah kopi yaitu biji kopi jenis spesialti, premium, honey

dan (2) mengetahui besaran nilai tambah penyerapan tenaga kerja dari proses

pembuatan ketiga produk olahan buah kopi yaitu biji kopi jenis spesialti,

premium, honey. Penelitian dilakukan di Kecamatan kute panang, Aceh Tengah.

Sampel dipilih secara sengaja dengan pertimbangan kemampuan sampel dalam

mengolah biji gelondongan. Pelaku usaha memiliki merek dagang “ Nongkal

kopi”.dikumpulkan berdasarkan wawancara. Analisis data menggunakan metode

Hayami. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah produk yang diperoleh dari

pengolahan biji kopi arabika menjadi green spesialty beans adalah Rp 33. 444,-/

kg, premium adalah sebesar Rp 27. 444,-/kg, dan pada produk honey adalah Rp

57. 444,-/ kg. selain itu, nilai tambah penyerapan tenaga kerja dalam proses

pengolahan biji kopi arabika untuk produk kopi spesialty rata- rata sebanyak 1,

075 HKP dengan upah tenaga kerja Rp 315. 429,-/ HKP, produk premium

sebesar 0, 825/ HKP dengan upah tenaga kerja Rp 110. 400,-/ HKP, dan pada

produk honey sebesar 4,2 HKP dengan upah tenaga kerja Rp 17.250,-/ HKP.

Dengan memperbndingkan besaran yang diperoleh, maka nilai tambah produk

kopi honey lebih tinggi dibandingkan dengan produk specialty dan premium.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada BulanJuni sampai Agustus 2016,

yang bertempat di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh

Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan

pertimbangan bahwa di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo merupakan

salah satu desa yang banyak terdapat petani ubi kayu dibandingkan dengan desa

lain yang ada di Kecamatan Meureubo, di daerah tersebut juga terdapat Home

industry yang mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong, Home industry

tersebut adalah Home industry Pak Ali. Diantara banyaknya petani ubi kayu di

Desa Ujong Tanjong hanya Pak Ali yang melakukan pengolahan Ubi Kayu

menjadi keripik singkong.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihat

terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta

pengamatan lansung di lapangan. Data primer terdiri dari data bahan baku (

keripik singkong), biaya- biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan keripik

singkong, jumlah tenaga kerja, tempat Pemasaran serta keuntungan dalam

pembuatan kerpik singkong pada Home Industri Pak Ali di desa UJong

Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.

2. Dalam penelitian ini juga adanya evaluasi terhadap data sekunder yang

berasal dari data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Barat.

data sekunder terdiri dari data luas lahan, luas tanam, luas panen produksi

ubi kayu, guna untuk mendukung penelitian ini pada Home Industry Pak Ali

di desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh barat

3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dan dianalisis dengan cara data kuantitatif, data

kuantitatif adalah suatu analisis data dimana metode ini dinyatakan dengan

angka-angka seperti laporan produksi keuangan, analisis kuantitatif terutama di

lakukan pada perhitungan harga produksi ubi kayu menjadi keripik singkong

dengan cara yang di gunakan dalam badan usaha dengan menggunakanmetode

Hayami.

1. Observasi (pengamatan)

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan terjun

dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti

2. Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan

sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti

sebelumnya. Contoh: data-data seperti teori-teori, data dari BPS, dan

sumber lain yang terkait untuk mendapatkan data kepustakaan sebagai

landasan teoritis.

3. Wawacara (interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan

tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang

mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti.

3.4. Metode Analisis Data

Hasil data yang diperoleh, selanjutnya akan diolah dan dianalisis lebih

mendalam dalam bentuk tabel dan uraiandan dijelaskan secara deskriptif, hal

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis nilai tambah ubi kayu

sebagai bahan baku keripik singkong pada HomeIndustry Pak Ali didesa ujong

Tanjung di Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat

1. Analisis Nilai Tambah

Dasar perhitungan dari analisis nilai tambah untuk mengetahui berapa besar

biaya yang dikluar kan dalam pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong

dapat dinyatakan dalam rumus dibawah ini

Nilai tambah = f( K, B, T, U, H, h, L)

Keterangan : K= Kapasitas produksi (kilogram)

B= Bahan baku yang digunakan (kilogram)

T = Tenaga kerja yang digunakan

U= Harga output ( Rupiah / Kilogram)

H= Harga input (Rupiah/ kilogram)

h = Harga bahan baku (Rupiah/ Kilogram)

L = Nilai Input Lain

Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai berikut:

a. Perkiraan nilai tambah ( Rupiah)

b. Rasio nilai tambah ( Persen)

c. tenaga kerja ( Rupiah)

d. Imbalan bagi modal dan manajemen ( Rupiah)

Hayami (1987) dalam Arismansyah (2015)

Untuk mengetahui besarnya Nilai tambah dan Keuntungan pada

agroindustri Ubi Kayu pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan

Metode Hayami pada Tabel 3.

Tabel 3. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode HayamiVariabel NilaiI. Output, Input dan Harga1.Output (Kg / bulan) (1)2. Raw terial input (Kg/ bulan) (2)3. Input tenaga kerja ( hr/ day) (3)4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2)5. Koefisien Tenaga Kerja/ bulan (5) = (3)/(2)6. Harga Output (Rp/kg) (6)7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/ bulan) (7)II. Peneriman dan Keuntungan8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8)9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) (9)10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) (11a) = (10) – (9) – (8)b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a)/(10) x 100%12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung(Rp/Kg)

(12a) = (5) x (7)

b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100%13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a) – (12a)b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a)/(11a) x 100%

Sumber: Hayami Y ( 1987)

2. Analisis Biaya dan pendapatan

Biaya

Untuk Menghitung total Biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

TC = TVC+TFC…………………..(Soekartawi, 1995)

Keterangan : TC = Total Biaya (dalam Rupiah)

TVC = Total Biaya Variabel (dalam Rupiah)

TFC = Total biaya Tetap (dalam Rupiah)

Penerimaan

Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TR= Y x P…………….(Soekartawi, 1995))

Keterangan :

TR = Total penerimaan( dalam Rupiah)

Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani (dalam Rupiah)

Py = Harga Y (dalam Rupiah)

Pendapatan /Keuntungan

Keuntungan dihitung melalui Pengurangan antara Pendapatan Total dengan

Total Biaya. Untuk melihat besarnya Keuntungan usaha menggunakan rumus:

Π = TR – TC …………..(Soekartawi, 1995)

Keterangan : Π = Pendapatan(dalam Rupiah)

TR = Total penerimaan(dalam Rupiah)

TC = Total biaya (dalam Rupiah)

Revenue Cost Ratio (R/C) dan Analisis Titik Impas (BEP)

R/C ratio merupakan Perbandingan antara Penerimaan total dan Biaya Total,

yang menunjukkan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang

dikeluarkan. Adapun R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:/ = .………………………..(Noor, 2007)

Keterangan: TR = Total penerimaan (dalam Rupiah)

TC = Total biaya (dalam Rupiah)

Kriteria penilaian R/C ratio:

R/C < 1 = usaha pengolahan mengalami kerugian

R/C > 1 = usaha pengolahan memperoleh keuntungan

R/C = 1 = usaha pengolahan mencapai titik impas

Break Event Point

Break event point adalah saat dimana penghasilan total cost sma dengan

pembiayaan total, jadi saat BEP suatu usaha tidak mendapat keuntungan dan tidak

mendapat kerugian, apabila pembiayaan total melebihi pendapatan total, suatu

usaha mengalami kerugian, sebaliknya apabila penghasilan total melebihi biaya

total, berat suatu usaha mendapatkan keuntungan adapun rumus dibawah ini:

( ) =Keterangan: BEP(q) = Titik impas dalam unit produksi

TC = Penerimaan (dalam Rupiah)

P = Harga jual per Kg(dalam Rupiah)

(Sumber, Noor, 2007)

Perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

( ) =Keterangan : BEP(p) = Titik impas (dalam rupiah)

TC = Penerimaan (dalam Rupiah)

Q = Produksi (Kg)

P = Harga Jual Per Kg(dalam Rupiah)

(Sumber: Noor,2007

3.5 Kerangka pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran

KENYATAAN :1. Tersedia bahan baku yaitu

(singkong)2. Tidak semua petani ubi kayu

mengetahui tentang nilaitambah.

TEORI :1. Analisis pendapatan2. Nilai tambah

Masalah“Berapa besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan ubi kayu

menjadi keripik singkong pada home industry pak ali di desa ujong tanjungKecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat”.

Jenis Dan Sumber Data1. Data primer

- Data primer terdiri dari data bahan baku keripik singkong,Biaya- biaya, yang dikeluarkan untuk pembuatan keripiksingkong, jumlah Tenga kerja, Tempat Pemasaran sertaKeuntunga dalam pembuatan keripik singkong.

2. Data sekunder- Data sekunder diambil dariBadan pusat statistic (BPS) Aceh

Barat. Data sekunder terdiri dari data luas lahan, luas tanam,luas panen produksi ubi kayu di Kecamatan Mereubo KabupatenAceh Barat.

Analisis Data1. Metode Hayami2. Biaya dan Pendapatan

HASIL / OUTPUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Home Industri Tempat Penelitian

Home Industrypengolahan ubi menjadi keripik singkong didirikan pada

akhir tahun 2008 oleh Bapak Ali, usaha yang dilakukan adalah pengolahan ubi

mentah menjadi keripik singkong, pada awalnya Pak Ali merupakan seorang

petani ubi yang menjual produksi ubinya ke pedagang pengumpul dengan harga

cukup murah. Kemudian pak Ali dan istri berinisiatif mengolah ubi tersebut

menjadi keripik singkong dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dari produksi

ubi milik Pak Ali tersebut.Untuk menghemat biaya operasonal proses pengolahan

ubi mulai dari pengupasan sampai ke penggorengan di kerjakan langsung secara

bersamaan oleh istri Pak Ali. Peralatan yang digunakan dalam mengolah ubipun

cukup sederhana. Walaupun demikian produksi keripik usaha pak Ali cukup di

minat di pasaran sekitar. Perolehan bahan baku pak Ali 80% mengambil dari

kebun sendiri, kecuali di kebun pak Ali belum panen baru membeli di pasaran

yang berada di sekitar Meulaboh.

4.2. Analisis Nilai Tambah pada Pengolahan Keripik Singkong

Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah

yang terdapat pada umbi kayu yang diolah menjadi keripik singkong. Besarnya

analisis nilai tambah untuk satu bulan proses produksi pada home industry Pak Ali

dapat dilihat pada tabel 4.Dari hasil perhitungan nilai tambah pada Tabel 4

diketahui bahwa hasil produksi/output untuk satu kali proses produksi adalah

sebesar 16 kg dengan penggunaan bahan baku/input rata-rata sebesar 32 kg Bahan

baku yang digunakan di sini adalah ubi kayuyang diukur dalam satuan kg,

sedangkan setelah menjadi hasil disebut keripik singkong yang di ukur per

bungkus atau jika di konfersikan menjadi kilo gram menjadi 16 kg dalam proses

satu bulan produksi.

Tenaga kerja yang dihitung pada penelitian ini adalah semua waktu yang di

butuhkan mulai dari pengupasan kulit, pencucian, pengirisan, penggorengan dan

pengemasan di hitung dengan satuan menit. Tenaga kerja yang berperan dalam

proses produksi pengolahan keripik singkong berjumlah 1 orang yaitu istri dari

Bapak Ali itu sendiri. Faktor konversi merupakan hasil bagi antara hasil

produksi/output dengan jumlah bahan baku/input yang digunakan maka besarnya

faktor konversi pada perhitungan di atas adalah sebesar 0.5 yang berarti 1 kg

bahan baku dapat dihasilkan 0,5 kg keripik sinkong.

Tabel 4. Analisis Nilai Tambah Keripik Singkong Pada Home Industri PakAli Perbulan proses produksi Didesa Ujong Tanjong KecamatanMeurebo Kabupaten Aceh Barat.

Variabel Nilai

I. Output, Input dan Harga1. Output (Kg) 16

2. Input (Kg) 32

3. Tenaga Kerja (Jam/Hari) 1,416

4. Faktor Konversi 0,5

5. Koefisien Tenaga Kerja 0,044

6. Harga Output (Rp/Kg) 20.000

7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp) 60.000

II. Peneriman dan Keuntungan8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 2.000

9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 3687

10. Nilai Output (Rp/Kg/Bulan) 10.000

11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 4313

b. Rasio Nilai Tambah (%) 43,13

12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (Rp/Kg) 2640

b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 61,21

13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 1673

b. Tingkat Keuntungan (%) 38,79

Sumber: Data diolah 2016

Koefisien tenaga kerja merupakan hasil bagi antara tenaga kerja dengan

jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Besarnya nilai

koefisien tenaga kerja pada home industry Pak Ali sebesar 0,044yang berarti untuk

mengolah 1 kg bahan baku/input dibutuhkan waktu 0,044 dengan demikian jika

mengolah 100 kg bahan baku/input dibutuhkan waktu sebanyak3,4 menit atau

setara dengan 0,004 menit.Nilai output rata-rata keripik singkong pada penelitian

ini adalah Rp 10.000 per satu bulan proses produksi. Pendapatan tenaga kerja

langsung untuk satu bulan proses produksi adalah sebesar Rp 2.640biaya ini

terakumulasi dari semua kegiatan produksi keripik singkong dikarenakan tenaga

kerja yang dipakai adalah istri dari Bapak Ali sebagai pemilik usaha home

industry. Untuk lebih jelasnya rincian biaya tenaga kerjadapat dilihat pada tabel 5

berikut ini.

Tabel 5. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perbulan Pada Home Industri PakAli Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten AcehBarat.

PekerjaanMenit orang kerja Upah (Rp)

Total(Rp/Menit)

Pengupasan 10 60.000 88,23Pencucian 5 88,23Pengirisan 30 88,23Peggorengan 15 88,23Pengemasan 25 88,23

85 x 8 = 680

Sumber data diolah 2016

Pendapatan tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah

sebesar Rp 88,23 per menit biaya ini hasil bagi antara biaya tenaga kerja Rp.

60.000 dengan waktu tenaga kerja 8 kali proses produksi 680 menit karna biaya

ini sudah terakumulasi dari biaya tenaga kerja pengupasan waktu yang dibutuhkan

sebesar 10 menit, pencucian waktu yang dibutuhkan sebesar 5

menit,pengirisanwaktu yang dibutukan sebesar 30 menit, penggorengan waktu

yang dibutuhkan sebesar 15 menit dan pengemasan waktu yang dibutuhkan

sebesar 25 menit dengan bahan baku 4 kg per satu kali proses produksi. Dalam

home industry ini biaya tenaga kerja dilakukan dalam per bulan sekali dan sudah

termasuk keseluruhan kegiatan pemerosesan di karenakan yang bekerja dalam

memproses kripik singkong adalah istri dari Bapak Ali selaku pemilik home

indusriy

Harga bahan baku/input pada home industry Bapak Alisebesar Rp 2.000 per

Kgbahan baku input yang digunakan adalah ubi kayu yang langsung di dapatkan

dari petani. Sumbangan input lain yang digunakan dalam satu kali siklus proses

produksi per satu bulan proses produksi adalah sebesar Rp 118.000,-Perhitungan

total sumbangan input lain pada home industry Bapak Ali dapat dilihat pada Tabel

6 berikut ini.

Tabel 6. Biaya Sumbangan Input Lain Perbulan Proses Produksi Keripiksingkong di Home Industry Pak Ali Desa Ujong TanjongKecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.

UraianKuantitas Harga Total

(Rp)(Unit) (Rp/Unit) (Rp)

Minyak Goreng 8 Liter 10.000 80.000Garam 400 Gram 500 2.000LPG 3 Kg 1 Tabung 18.000 18.000Plastik ukuran ¼ ½ Kg 2.000 10.000Lilin 4 Batang 1.000 4.000Penyedap Rasa 88 Gram 500 4.000Jumlah 118.000

Sumber: Data diolah 2016

Sumbangan input lain meliputiminyak goreng, garam, LPG, penyedap

rasa.Untuk lebih jelasnya format perhitungan sumbangan input lain adalah sebagai

berikut:

= ( )Total sumbangan input lain adalah Rp 118.000 per proses produksi.

Nilai produk/output merupakan hasil kali dari faktor konversi dengan harga

produk rata-rata. Besarnya nilai produk/output pada perhitungan nilai tambah

adalah Rp 10.000 selama satu bulan proses produksi yaitu pada bulan juni

2016.Hasil dari nilai produk tersebut dikurangi biaya dari sumbangan input lain

dan biaya dari bahan baku maka diperoleh besarnya nilai tambah. Besarnya nilai

tambah padahome industry sebesar Rp 4.313 per proses bahan baku. Apabila nilai

tambah tersebut dibagi dengan nilai produk maka akan diperoleh rasio nilai

tambah sebesar 43,13 persen. Artinya home industry Bapak Ali dalam

penggunaan sumbangan input lain seimbang sehingga home industry ini sangat

menjaga kualitas produksinya dengan menggantinya minyak goreng setelah satu

kali proses penggorengan atau minyak goreng mulai berwarna kecoklatan.

Imbalan tenaga kerja merupakan hasil perkalian antar koefesien tenaga kerja

dengan upah rata-rata. Pada perhitungan nilai tambah di atas, imbalan tenaga kerja

yang diberikan dari setiap proses bahan baku ubi kayu yang diolah menjadi

keripik sinkongadalah Rp 0,044 dengan demikian bagian tenaga kerja dalam

pengolahan keripik sinkong sebesar 61,21 persen, persentase ini didapat dari

bagian tenaga kerja dibagi dengan nilai tambah.Analisis lebih lanjut

menunjukkan keuntungan yang diperoleh adalah Rp 1673 dengan tingkat

keuntungan sebesar 38,79 persen, jumlah ini cukup besar dari skala usaha yang

adadan jika dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak akan berdampak

pada penerimaan yang akhirnya pada keuntungan yang diperoleh pengusaha.

4.3. Analisis Biaya

Analisis biaya yang digunakan menurut Rudianto (2002) dalam suatu usaha

harus mengubah bahan baku menjadi barang jadi dalam proses produksi tersebut

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tetap, maka

hubungan anatara setiap komponen biaya tersebut dengan setiap jenis

persediaannya, adalah sebagai berikut, gabungan dari biaya bahan baku, baiaya

tenaga kerja langsung dan biaya tetap membentuk biaya produksi, jika ketiga

komponen biaya tersebut masing- masing belum mencakup 100% dari kebetuhan

biaya produksi per unit output maka gabungan ketiga membentuk persediaan

barang dalam proses adalah pada kandungan biaya didalam setiap jenis persediaan

tersebut. Didalam barang jadi telah terkandung biaya nya kurang dari 100% dari

keseluruhan biaya yang dibutuhkan.untuk menghitung biaya total usaha

pengolahan keripik singkong dalam proses pembuatanya. Yang meliputi biaya

tetap dan biaya variabel. Tujuan analisis biaya usaha pengolahan keripik

singkong adalah untuk menggolongkan biaya menurut fungsi pokok dalam usaha

dan menurut perilakunya dalam perubahan volume kegiatan usaha. Seluruh biaya

yang ada kemudian dikelompokkan menurut perilakunya dalam perubahan

volume kegiatan usaha ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

4.3.1.Biaya Produksi

produksi pada penelitian ini adalah biaya yang harus dikeluarkan selama

proses produksi berlangsung. Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya tidak

tetap, biaya tetap merupakan biaya penyusutan alat dan biaya tenaga kerja, biaya

tidak tetap meliputi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.

4.3.2. Biaya Tetap

Biaya tetap menurut Wijaksono (2006) didefenisikan sebagai biaya yang

relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar

kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. Biaya uuntuk pajak akan

tetap dibayar walaupun hasil usaha tani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tetap

ini beragam dan terkadang- kadang tergantung dari peneliti apakah mau

memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya variabel ( tidak tetap)

contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan yuran irigasi.

Biaya tetap dalam penelitian ini merupakan jenis biaya yang selama satu kali

proses produksi adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Dalam

proses produksi pengolahan keripik ubi yang merupakan biaya tetap adalah biaya

penyusutan alat dan biaya tenaga kerja, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya Tetap Pengolahan Keripik SingkongDalam Satu Bulan ProsesProduksi pada Home Industry Pak Ali Desa Ujong TanjongKecamatan Meurebo Kabuapaten Aceh Barat.

Jenias Biaya Nilai (Rp)

Penyusutan Alat 385.45

Total 385.45

Sumber data diolah 2016

Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan berapapun biaya

jumlah yang dihasilkan. Dari Tabel 7. Diperoleh hasil perhitungan rata-rata total

biaya tetap usaha pengolahan keripik singkong di home industry Pak Ali sebesar

Rp. 385.45 nilai biaya tetap yang paling banyak oleh biaya penyusutan peralatan

yaitu sebesar Rp. 385.45 penyusutan peralatan diperoleh dari pengurangan nilai-

nilai modal yang terpakai dalam proses produksi, barang modal yang digunakan di

home industry Pak Ali antara lain, kompor, kuali, pisau, ember, sendok pengaduk,

toples, talam dan

4.3.3. Biaya Penyusutan Alat

Peralatan yang digunakan untuk mengolah keripik singkong pada home

industry ini masih tergolong menggunakan alat-alat sederhana, mulai dari

pengupasan sampai penggorengan. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan modal

dan tingkat pendidikan para pekerjanya. disamping itu juga dalam usaha Bapak

Ali masih ditingkat home industry atau usaha rumahan yang produksi dan

pendapatannya masih dibawah rata-rata. Dalam suatu usaha, biaya yang

dikeluarkan untuk peralatan dihitung melalui penyusutan yang terjadi pada

peralatan tersebut. Besarnya biaya penyusutan untuk peralatan dapat dilihat pada

Tabel 8. Penyusutan Peralatan dalam Pengolahan Keripik Singkong BulanJuni 2016 pada Home Industry Pak Ali

Nama Alat Jumlah Unit HargaUmur

Ekonomis Penyusutan(Rp) (Bulan)

Kuali 1 60.000 36 1.666,66Serokan 2 30.000 24 1.250Ember 3 30.000 36 833.333SendokPengaduk

2 30.000 36 833.333

Kompor Gas 1 400.000 60 666.666Pisau 4 20.000 24 833.333Toples 2 40.000 12 333.333Talam 2 60.000 36 1.666,66

Jumlah 17 670.000 264 385.45Total Biaya Penyusutan 385.45

Sumber: Data diolah 2016

Dari Tabel 8. Menunjukkan biaya penyusutan peralatan yang dinilai paling

besar adalah penyusutan kompor gas sebesar Rp 666,666 dan penyusutan

peralatan yang nilainya paling kecil adalah penyusutan, Serokan dan masing-

masing sebesar Rp 1.250,- Besar nya biaya penyusutan pada Home industry Pak

Ali sebesar Rp. 385.45 Biaya penyusutan peralatan sebenarnya tidak benar- benar

dikeluarkan pada usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong, tetapi

karena dalam penelitian ini menggunakan konsep keuntungan, maka biaya ini

harus diperhitungkan. Peralatan untuk membuat keripik singkong ini dibeli oleh

sejak awal usaha sebagian alat tersebut telah mengalami penggatian dengan alat

yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa perlatan yang digunakan mengalami

penyusutan.

4.3.4.Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah tenaga yang terlibat langsung dalam proses produksi

pengolahan keripik ubi, tenaga kerja dimasukkan pada biaya tetap dikarenakan

jumlah tenaga kerja setiap proses produksi tidak berkurangatau tetap, namun

dalam penelitian ini tenaga kerja yang mengerjakan semua tahapan proses

produksi keripik singkong adalah istri dari Bapak Ali selaku pemilik usaha maka

biaya yang dihitung setiap kali melakukan tahapan dengan satuan menit.

Pendapatan tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah sebesar

Rp 2.640. Upah tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah

sebesar Rp 60.000 Dengan habis waktu sebesar 680 menit perbulanbiaya ini

terakumulasidari biaya tenaga kerja pengupasan, pencucian, penggorengan dan

pengemasan. Dalam home industry ini pembayarannya dilakukan dalam per bulan

sekali dan sudah termasuk keseluruhan kegiatan pemerosesan.

4.3.5.Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap menurut Wijaksono (2006) didefenisikan sebagai biaya

yang besar- kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya

untuk sarana produksi kalau menginginkan produksi yang tinggi. Maka tenaga

kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya

itu sifatnya berubah- berubah tergantung dari besar- kecilnya produksi yang

dirugikan. Biaya yang digunakan untuk produksi dapat dibedakanbiaya yang

jumlah totalnya akan mengalami perubahan sebanding dengan perubahan volume

kegiatan. Dalam proses pengolahan keripiksingkong yang termasuk biaya tidak

tetap adalah biaya bahan baku, biaya sumbangan input lain, biaya bahan bakar dan

biaya pengemas. Adapun biaya tidak tetap dalam satu kali proses produksi dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Tidak Tetap Pengolahan Keripik Singkong Perbulan kaliProses Produksi pada Home Industry Pak Ali Desa Ujong TanjongKecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat

Jenias Biaya Nilai (Rp)Bahan Baku 64.000Sumbangan Input lain 118.000Biaya Tenaga Kerja Langsung 60.000

Total 242.000Sumber: Data Diolah 2016

Tabel 9 menunjukkan rata- rata biaya tidak tetap pada usaha home industry

Pak Ali sebesar Rp. 242.000 dengan bahan baku Rp. 64.000, dan sumbangan

inputlain sebesar Rp.118.000yang terdiri dari garam, minyak dan penyedap, biaya

sumbangaan input lain yang terbesar terdapat pada minyak yaitu sebesar Rp.

80.000 biaya sumbangan input lain yang terkecil terdapat pada garam dan

penyedap sedangkan untuk bahan baku ubi kayu mentah yang digunakan rata-rata

sebanyak 4 kg per produksi dengan harga per kg sebesar Rp. 2000 dan biaya

tenaga kerja langsung sebesar Rp. 60.000 sudah terkemulasikan dari seluruh

kegiatan pengolahn keripik singkong. Tenaga kerja yang digunakan istri Pak Ali

sendiri .

Jenis dan besarnya biaya tidak tetap pada pengolahan keripik singkong pada

home industry Pak Ali selama satu bulan produksi dengan biaya bahan baku

keripik singkong sebanyak 32 kg dengan harga Rp. 64.000. Biaya sumbangan

input lain yang digunakan minyak, garam dan penyedap, gas, plastik pembungkus,

dan lilin dengan total biaya Rp. 118.000 pada home industry Pak Ali melakukan

pengemasan sendiri. Pada pembebanan input lain berupa biaya tenaga kerja untuk

tenaga kerja yang digunakan 1 orang sebesar Rp. 60.000 menit sehingga total

biaya tidak tetap keseluruhan nya sebesar Rp. 242.000

4.3.6.Biaya Total

Biaya total usaha pengolahan keripik singkong meliputi seluruh biaya yang

diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya tidak tetap. Besarnya

biaya total dalam proses produksi pengolahan keripik singkong dapat dilihat pada

Tabel 10

Tabel 10. Total Biaya Pengolahan Keripik Singkong per bulan kali produksipada Home Industry Pak Ali Desa Ujong Tanjong KecamatanMeurebo Kabupaten Aceh Barat.

Jenias Biaya Nilai (Rp)Biaya Tetap 385.45Biaya Tidak Tetap 242.000

Total 280.545Sumber: Data diolah 2016

Tabel 10.Menunjukkan hasil perhitungan rata-rata total biaya tetap usaha

pengolahan keripik singkong pada home industry Pak Ali sebesar Rp. 385.45 dan

biaya tidak tetap sbesar Rp. 242.000 dengan total dapat diketahui bahwa besarnya

rata-rata biaya total untuk setiap bulan proses pengolahan keripik singkong adalah

Rp. 280.545 biaya yang paling besar adalah biaya tidak tetap. Karena jenis biaya

tidak tetap lebih banyak dibandingkan biaya tetap. Hal ini menyebabkan biaya

yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan biaya tidak tetap juga besar.

4.3.7.Penerimaan dan Keuntungan

Penerimaan usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong dihitung

dari jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga. Penerimaan

merupakan hasil dari perkalian antara jumlah produksi keripik singkongyang

dihasilkan dengan harga jual dengan satuan rupiah dalam satu kali proses

produksi. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total (TR) dengan

biaya total (TC). Besarnya penerimaan dan keuntungan untuk tiap kali proses

produksikeripik ubidilihat pada Tabel 1

Tabel 11. Penerimaan dan Keuntungan per bulan proses Produksi Keripiksinkong pada home industry Pak Ali

Uraian Nilai (Rp)Penerimaan 320.000Biaya PengolahanBiaya tetap 385.45Biaya Tidak Tetap 242.000

Total Biaya 280.545Keuntungan 39.455

Sumbe: Data diolah 2016

Berdasarkan Tabel 11. Menunjukkan penerimaan usaha pengolahan ubi

kayu selama satu bulan produksi menghabiskan 32 kg ubi kayu mentah kemudian

dari 32 kg ubi kayu mentah setelah dilakukan proses produksi rata menghasilkan

16 kg keripik singkong yang kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga

per kg sebesar Rp. 20.000. Bahan baku keripik singkong setelah melakukan

penggorengan dan mengemas home industry Pak Ali memasarkan sendiri dengan

harga yang telah distandarkan. Dalam 1 bungkus keripik singkong harganya Rp.

800 perbungkus, dengan penerimaan home industry Pak Ali dalam satu bulan

sebesar Rp 320.000, dalam home industry memproduksi dalam satu bulan 16 kg

maka mendapat keuntungan Rp. 39.455 maka dikatakan home industry Pak Ali

mengalami keuntungan.

4.3.8.Revenue Cost Ratio (R/C) dan Analisis Titik Impas Break Event Point

(BEP)

A. Revenue Cost Ratio (R/C)

Menurut Soekartawi ( 1991), efesiensi ekonomi menyankut pebandingan

output dengan input. Dengan kata lain, perusahaan, perusahaan dikatakaan efesien

jika mampu menghasilkan output yang lebih besar dengan mengunakan input

tertentu. Perhitungan usaha yang sering digunakan adalah efesiensi Revenue Cost

Rasio ( RC)atau (R/C ratio). R/C rasio menunjukka pendapatan kotor (

penerimaan ) yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk

memproduksi sekaligus menunjukkan kondisi suatu usaha. Ukuran kondisi

tersebut sangat penting karena dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan

perusahaan dan kemungkinan pengembangan usaha tersebut, pendapatan yang

tinggi tidak selalu menunjukkan efesiensi yang tinggi, karena kemungkinan

pendapatan yang besar tersebut diperoleh dari investasi yang besar. Efesiensi

mempunyai tujuan memperkecil biaya produk per satuan produk yang dimaksud

agar memperoleh keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai

tujuan tersebut adalah memperkecil biaya keseluahan dengan mempertahankan

tingkat produksi yang telah dicapai atau memperbesar produksi tanpa meninggkat

harga keseluruhan. Revenue Cost Ratio (R/C) Rasio pada home industry Pak Ali

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai RC Ratio Pengolahan Keripik Singkong pada HomeIndustryPak Ali

Jenias Biaya Nilai (Rp)Penerimaan (TR) 320.000Biaya Total (TC) 280.545Total 1,14

Sumber : Data di olah

Berdasarkan Tabel 12. Menunjukkan bahwa efesisensi usaha pengolahan

ubi kayu mentah menjadi keripik singkong di home industry Pak Ali dengan

penerimaan sebesar Rp. 320.000 karena dalam satu bulan produksi mendapat kan

16 Kg dengan harga Rp. 20.000/ Kg maka mendapatkan penerimaan Rp. 320.000

dengan biaya total sebesar Rp. 280.545 hasil dari biaya total adalah dari

pembagian biaya tetap Rp. 385.45 dengan biaya tidak tetap Rp. 242.000 maka

mendapatkan hasil biaya total sebesar Rp. 280.545 sehingga diperoleh R/C Ratio

sebesar Rp. 1,14 Hal ini bearti bahwa pengolahan ubi kayu mentah menjadi

keripik singkong pada home industry Pak Ali menunjukkan sudah efesiens karena

usaha yang dijalankan mendapat R/C ratio sebesar Rp. 1,14 dalam satu bulan

dengan memproduksi 8 kali. Hal ini usaha tersebut dikatakan untung. Karna setiap

Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,14

Nilai R/C ratio yang dihasilkan usaha agroindustri tersebut leih dari satu berarti

usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong mengalami keuntungan

perusahaan. Apabila R/C ratio lebih dari 1 maka dikatan untung karna semakin

besar R/C ratio maka akan semakin besar pula penerimaan yang akan diperoleh.

Jika dibandingkan dengan (Jurnal Fatmawati M. Lumintang) dengan judul

Anlisis Pendapatan Petani Padi Di Desa Tetep Kecamatan Lawongan Timur. R/C

Ratio yang didapat kan sebesar Rp. 1,9 karna harga produksi rata –rata Rp325.000

per karung , dimana harga satuan produksi tersebut berbeda pada harga yang

relative tinggi, jumlah produksi yang dihasilkan petani padi kalau 1 ha ada

berjumlah 70 karung jadi nilai produksi ada sebesar Rp. 22.750.000 per ha

dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 11.500.000 sehingga mampu

menghasilkan rata- rata pendapatan bersih petani Rp. 11.250.000 per hektar.

Analisis Imbangan R/C atas total biaya untuk petani padi didaerah penelitian ini

dalah 1,97 jadi setiap Rp 1 rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan

penerimaan sebesar 1,97. Semakin besar penerimaan makan semakin besar R/C

ratio yang kita dapat kan.

B. Analisis Break Event Point ( Titik Impas)

Menurut Noor (2007). Titik impas atau BEP ( Break Event Point) adalah

titik pulang pokok, atau tingkat operasi/ produksi dimana perusahaan tidak

mengalami kerugian, namun juga tidak laba. Hal ini terjadi pada saat nilai

pendapatan ( TR) sama dengan biaya ( TC) yang dikeluarkan perusahaan- Total

Revenue ( TR) = Total Cost (TC). Pada titik impas atau BEP ( Break Event Point)

perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Titik impas (BEP)

menunjukkan tingkat operasi minimum, agar perusahaan tidak megalami

kerugian. Selanjutnya dalam praktis bisnis sehari- hari, ada perusahaan yang

menghasilkan hanya satu jenis produk saja, namun juga ada yang menghasilkan

lebih dari satu produk. Oleh karna itu, untuk keperluan bisnis, perlu dihitung BEP

nya, dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai BEP pada home industry Pak Ali.

Tabel 13. Nilai BEP Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Produksi PadaHome Industry Pak Ali

Jenias Biaya Nilai (Rp)Biaya Tetap (Rp) 385.45Biaya Tidak Tetap (Rp) 242.000Volume Produksi (kg) 16Harga Jual (Rp/Kg) 20.000Penerimaan (Rp) 320.000BEP Volume Produksi (Kg) 14.027BEP Penerimaan (Rp) 20.000,356

Sumber : Data di olahPada Tabel 13. Home industry Bapak Ali akan berada pada kondisi Break

Even Point dalam unit pada saat home industry hanya memproduksi 16 kg keripik

singkong, dan BEP dalam penerimaan sebesar Rp. 20.000,356 dari perhitungan

pada tabel RC ratio penerimaan yang diterima oleh pengusaha lebih kecil dari

pada nilai perhitungan penerimaan pada saat BEP Pada tabel 13 yang berarti

bahwa usaha agroindustri keripik ubi dapat dikatakan sudah mempunyai titik

impas, penerimaan yang di peroleh oleh home industry Bapak Ali untuk tiap bulan

proses produksi sebesar Rp 20.000.356. karna bahan baku yang diproduksi

perbulannya 32 kg. yang didapat selama satu bulan 16 kg dengan harga per kg Rp.

20.000. Maka BEP (volume produksiadalah 14.027 Kg).

jika dibandingkan dengan Jurnal (Fatmawati) dengan judul Analisis

Penadapatan Petani Padi Di Desa Teep Kecamatan Lawongan Timur BEP yang

diterima pada penelitian ini adalah sebesar Rp. 35,38/ karung karna jika produksi

sebesar 35 karung maka keadaan tidak untung tidak rugi pada kenyataan produksi

mencapai 70 karung per hektar. Hal ini bearti produksi sudah berada di titik

impas .bila dilihat dari BEP (harga) biya produksi / jumlah produksi Rp.

11.500.000/ 70 karung ( Rp. 164.7i4/ karung). jika harga Rp. 164. 714 maka

keadaan tidak untung tidak rugi. Pada kenyataan harga per 1 karung mencapai Rp.

325.000/ karung

4.3.9.Distribusi Keripik Singkong

Keripik singkong merupakan makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-

umbian yang mengandung pati. (Siti, 2003) Kegiatan produksi yag dialakukan

oleh usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong ini merupakan kegiatan

yang dimulai dari pengadaan bahan baku sampai dengan pemasaran produk jadi.

Dalam satu kali proses produksi membutuh waktu sekitar (1/2) hari dimana untuk

proses pengupasan membutuh waktu 10 menit, pencucian 5 menit, pengirisan 30

menit, penggorengan 15 menit, sedangkan untuk pengemasan 25 menit. Kegiatan

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengadaan bahan baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan keripik singkong rasa

gedung ini pada dasarnya adalah sama tiap- tiap rumah tangga , yaitu ubi kayu

atau singkong. Garam sebagai bahan tambahan atau penolong dengan

perbandingan sebagai berikut , misalkan dalam satu kali proses produksi untuk

setiap 4 kg ubi kayu atau singkong. Bahan tambahan ( garam dan penyedap rasa)

yang dibutuh kan ½ kg garam, Masako 1 bungkus, minyak 1 liter, dan jumlah

bisa menyesuaikan dengan banyak bahan baku yang digunakan.

2. Proses produksi

Proses produksi pembuatan keripik singkong rasa gedung berlangsung tidak

membutuh waktu yang begitu lama. Dalam proses pengolahan ubi kayu pun pada

dasarnya memiliki tahapan yang sama. Tahapan tersebut antara lain sebagai

berikut

a. Menyiapkan bahan baku berupa ubi kayu segar kemudian dikupas kulitnya

lalu dicuci sampai bersih.

b. Memotong atau mengiris tipis menggunakan alat pemotong.

c. Menyediakan bumbu ( garam, masako) dan memasukkan dalam wadah dan

diberi air secukupnya.

d. Untuk proses penggorengan tiap 4 kg ubi kayu menghabiskan 1 liter minyak

goreng pada wajan harus tetap banyak sehingga hasil yang diperoleh juga

baik, karena dalam hal ini dibutuhkan minyak goreng yang bagus dalam

segi kuantitas maupun kualitas dan api besar yang relative stabil.Daya tahan

keripik singkong untuk produk setengah jadi (dalam bentuk keripik mentah)

dapat bertahan 1 bulan dengan catatan apabila proses penyimpanan baik.

Dismpan dalam plastik dan ditutup rapat, diletakkan ditempat yang kering

atau tidak lembab maka akan bertahan selama 1 bulan dan rasa tidak akan

berubah. Untuk produk jadi ( keripik yang sudah digoreng) dapat bertahan 1

bulan dan masih layak dikonsumsi dengan proses penyimpanan dijaga

dengan baik.

e. Pengemasan

Sebelum dikemas keripik singkong diangin- angin sampai dingin, lalu

dimasukkan dalam plastik dengan ketebalan 0,05 mm. keripik singkong

dengan berat ½ ons dapat dikemas dalm plastic ukuran 20 x 25 cm. pada

kemasan tidak dicantumkan lebel karena usaha Pak Ali belum terlalu

berkembanga dan surat izin dari depkes belum ada atau lainnya, keripik

singkong yang dikemas dalam plastik dapat bertahan selama 1 bulan.

Pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong pada home industry Pak Ali

distribusi keripik ubi tidak mengalami kesulitan, karena keripik ubi yang

dihasilkan langsung di jual ke pedagang pengecer penjualan keripik ubi milik Pak

Ali masih mendistribusikan di sekitar Meulaboh.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan pada

home industry pengolahan keripik singkong milik Pak Ali yang terletak di Desa

Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dapat di ambil

kesimpulan bahwa :Kegiatan usaha pengolahan keripik singkong mempunyai nilai

tambah. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis nilai tambah, besarnya nilai

tambah homeindustry keripik singkong yaitu Rp 4.313 per kg bahan baku

5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pihak-pihak terkait adalah

sebagai berikut :

1. Sebaiknya pada Home industry Pak Ali dalam memproduksi keripik singkong

kedepannya harus memproduksi lebih dari 4 kg.

2. Jika pada Home industry Pak Ali hanya menggunakan satu rasa kedepannya

menggunakan beberapa rasa supaya berbeda dengan Home industry lain yang

ada disekitar melaboh.

DAFTAR PUSTAKA

Arismasnyah , Said.2015.Analisis Nilai Tambah pada Agroindustri PengolahanKopi’’ Nangkal Kupi’’ Di Kecamatan Kute Panang Kabupaten AcehTengah. Skripsi.Program Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas TeukuUmar.

BPS Aceh Barat.2014. Aceh Barat Dalam Angka 2014. Aceh Barat.

Djaafar, Siti. 2003. Ubi kayu dan pengolahannya. Kanisius. Yogyakarta

Hayami, Y. et al 1987. Agricultural Marketing And Processing In UplandJava. Aperspective From a sunda Village. Bogor: GGPRT Centre.www.uncapsa. Org/ default/ files/ CG8.pdf. Diakses tanggal 04 Mei 2016.

Suud, Hassan dan Hasan Sri fitri. 2007. Manajemen agribisnis. YMC Banda

Aceh. Banda Aceh.

Masyhuri,1994.PengembanganAgroindustriMelalui Peneliti PengembanganProdukyangIntensifdanBerkesinambungandalam Jurnal Jurusan SosialEkonomiPertanianFakultasPertanianUGM. http:// www. Google. Com/jurnal+ agro+ ekonomi. Di Akses Selasa 16 Maret 2016.

Noor, Hendri Faisal. 2007. Ekonomi manajerial. Raja grafindo persada. Jakarta.

Purwono dan Heni. 2013. Tanaman Pangan Unggul, penebar swadaya. JakartaTimur.

Rudianto. 2002. Pengantar Akuntansi. Erlangga. Ciracas- Jakarta

Soekartawi. 1995. Analisis Pendapatan Universitas Indonesia (UI-Press).Jakarta.Usaha Tani.

Soekartawi. 2005. Agro industry dalam perspektif social ekonomi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Tarigan. 2011. Ekonomi ragional. Bumi aksara. Jakarta.

Witjaksono, Armanto. 2006. Akutansi Biaya.candi Gebang Permai Blok R/6.Yogyakarta.

Lampiran 1. Kuisioner PenelitianNo.Tanggal

ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKUKERIPIK SINGKONG PADA HOME INDUSTRY PAK ALI DI DESA

UJONG TANJUNG KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEHBARAT

Peneliti : Rina Elvia

Petunjuk : Isilah jawaban pada tempat yang tersedia sesuai dengan kondisi yangsebenarnya.

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Alamat :

5. Pekerjaan :

6. Pendidikan Terakhir :

7. Lamanya Usaha :

8. Status usaha :

9. Sumber modal :

10. Jumlah Anggota Keluarga :

B. Biaya

1. Biaya tetap

No Uraian Volume Satuan Harga satuan(Rp)

1 Kuali 1 unit 60.0002 Serokan 2 unit 30.0003 Ember 3 unit 30.0004 Sendok pengaduk 2 unit 30.0005 Kompor gas 1 unit 400.0006 Pisau 4 unit 20.0007 Toples 2 unit 40.0008 Talam 2 unit 60.000

2. Biaya tidak tetap

No Uraian Volume SatuanHarga satuan

(Rp)1 Sinkong2 Garam3 Minyak goring4 Penyedap5 Plastik 1/86 Lilin7 Gas

C. Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik singkongbulan juni 2016Tgl Uraian Volume Satuan Harga satuan (RP)

D. Outputpengeluaran keripik singkong yang dihasilkan di bulan Juni- juli 2016Tgl Jumlah produksi Harga satuan (Rp)

E. Biaya Tenaga kerja dalam proses pembuatan keripik singkong di bulanjuni 2016

Tgl Jenis biayaJam orang

kerja(menit)

Jumlah(Kg)

Total biaya(bulan)

F. Harga output ( harga bahan baku) pada home industry Pak Ali di bulanjuni 2016

Tgl Uraian Volume Stuan Harga (Rp)

1

G. Sumbangan input lain yang digunakan dalam proses pengolahankeripik singkong pada home industry Pak Ali di bulan Juni 2016

Tgl Uraian Volume Satuan Biaya (RP)

H. Penjualan keripik singkong pada home industry pak ali bulan Juni 2016Tgl Jumlah produksi (bungkus) Harga (RP)

I. Penerimaan pada bulan Juni- juli 2016

Tgl Jumlah produksi(bungkus)

Harga satuan(Rp)

Biaya total

Aceh Barat, 2016

Responden

Lampiran 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perbulan Berdasarkan JamOrang Kerja (Menit) Pada Home Industry Pak Ali Desa UjongTanjong Kecamatan Meureo Kabupaten Aceh Barat.

PekerjaanMenit orang

kerja Upah (Rp)Total

(Rp/Menit)

Pengupasan 10 menit 60.000 88,23Pencucian 5 menit 88,23Pengirisan 30 menit 88,23Peggorengan 15 menit 88,23Pengemasan 25 menit 88,23

85 x 8 = ( 680)

Sumber: data diolah 2016

Lampiran 3.Biaya Sumbangan Input Lain Dalam satu Bulan Proses produksiKeripik Singkong pada Home Industriy Pak Ali Desa UjongTanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.

UraianKuantitas Harga Total

(Unit) (Rp/Unit) (Rp)

Minyak Goreng 8 Liter 10.000 80.000Garam 4 Bungkus 500 2.000LPG 3 Kg 1 Tabung 18.000 18.000Plastik ukuran ¼ 5 Ons 2.000 10.000Lilin 4 Batang 1.000 4.000Penyedap Rasa 8 Bungkus 500 4.000Jumlah Rp. 118.000

Sumber: data diolah

Lamppiran 4. Biaya Bahan Baku Dalam Satu Bulan Proses Produksi DiHome Industry Pak Ali.

NO Uraian Satuan Jumlah Harga(Rp) Total biaya

1 Singkong Kg 32 2000 64.000Sumber: Data Diolah 2016

Lampiran 5. Biaya Tidak Tetap Pengolahan keripik Singkong PerbulanProses produksi

Jenias Biaya Nilai (Rp)

Bahan Baku 64.000

Sumbangan Input lain 118.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 60.000

Total 242.000

Sumber: Data Diolah 2016

Lampiran 6.Penyusutan Peralatan Perkali proses pengolahan ubi kayu padaBulan Juni 2016

Nama Alat Jumlah Unit HargaUmur

Ekonomis Penyusutan(Rp) (Bulan)

Kuali 1 60.000 36 1.666,666Serokan 2 30.000 24 1.250Ember 3 30.000 36 833.333SendokPengaduk

2 30.000 36 833.333

Kompor Gas 1 400.000 60 666.666Pisau 4 20.000 24 833.333Toples 2 40.000 12 333.333Talam 2 60.000 36 1.666,666Jumlah 17 670.000 264 385.45

Total Biaya Penyusutan Alat 385.45Sumber: Data Diolah 2016

Lampiran 7. Biaya Tetap pengolahan keripik Singkong dalam satu bulanproses produksi

Jenias Biaya Nilai (Rp)

Biaya Penyusutan Alat 385.45

Total 385.45

Sumber: data diolah 2016

Lampiran 8. Total Biaya Pengolahan Keripik Singkong Perbulan ProsesProduksi Di Home Inndustry Pak Ali.

Jenias Biaya Nilai (Rp)

Biaya Tetap 385.45

Biaya Tidak Tetap 242.000

Total 280.545

Sumber: Data diolah 2016

Lampiran 9. Penjualan Produk Kerpik Singkong Perbulan Pada HomeIndustry Pak Ali Didesa Ujong Tanjong Kecamatan MereuboKabupaten Aceh Barat.

N0 Uraian Jumlah Satuan Harga/satuan Penerimaan1 Singkong 16 Kg 20.000 320.000

Sumber : Data Diolah 2016

Lampiran 10. Penerimaan dan Keuntungan Perbulan Proses ProduksiKeripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali

Uraian Nilai (Rp)Penerimaan (Kg produk X Harga) 320.000

Biaya PengolahanBiaya tetap 385.45Biaya Tidak Tetap 242.000

Total Biaya 280.545Keuntungan 39.455.

Sumbe: Data diolah 2016

Lampiran 11. Nilai RC Ratio Perbulan Pada Home Industry PengolahanKeripik Singkong Pak Ali

Jenias Biaya Nilai (Rp)Penerimaan (TR) 320.000Biaya Total (TC) 280.545Total 1,14

Sumber: Data diolah 2016

Lampiran 12. Nilai BEP Perbulan Pada Home Industry Pak AliJenias Biaya Nilai (Rp)

Biaya Tetap (Rp) 385.45Biaya Tidak Tetap (Rp) 242.000Volume Produksi 16Harga Jual (Rp/Kg) 20.000Penerimaan (Rp) 320.000BEP Volume Produksi (Kg) 14.027BEP Penerimaan (Rp) 20.000.356

Sumber : Data di olah 2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahir Di Desa Panton Makmur, Kecamatan Manggeng,

Kabupaten Aceh Barat Daya pada Tanggal 07 Mei 1994. Anak Terakhir dari tiga

saudara dari ayahanda Yusmail dan Ibunda Zalidar. Pada Tahun 2006 Penulis

lulus dari sekolah Dasar Negeri Panton Makmu Kecamatan Manggeng Kabupaten

Aceh Barat Daya dan tahun 2007 penulis masuk di SMP 3 Manggeng Kabupaten

Aceh Barat Daya da menyelesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis

lulus dari SMA Negri 1 Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada Tahun

yang sama penulis mendaftar diri menjadi mahasiswa di Universitas Teuku Umar

dengan Memilih Fakultas Pertanian Program Studi Agrbisnis

Sebagai Penambahan wawasan penulis juga aktif di organisasi di ekstra

kampus maupun intra kampus diantaranya pernah mengikuti pramuka di kuarcap

meulaboh tahun 2013. Dan pernah menjadi kader (OPI) organisasi pelajar islam di

cabang Blang pidie. Tahun 2014 menjadi asisten laboratorium (MIFA)

Universitas Teuku Umar, pernah menjabat sebagai bendahara ( HMJ) Himpunan

Mahasiswa Jurusan Agribisnis periode 2014-2015. Dan pernah menjadi anggota

(UKM) Seni di Universitas Teuku Umar.

Gambar 1. Pengupasan Gambar 2. Pencucian

Gambar 3. Pengirisan Gambar 4. Penggorengan

Gambar 5. Pengemasan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahir Di Desa Panton Makmur, Kecamatan Manggeng,Kabupaten Aceh Barat Daya pada Tanggal 07 Mei 1994. Anak Terakhir dari tigasaudara dari ayahanda Yusmail dan Ibunda Zalidar. Pada Tahun 2006 Penulislulus dari sekolah Dasar Negeri Panton Makmu Kecamatan Manggeng KabupatenAceh Barat Daya dan tahun 2007 penulis masuk di SMP 3 Manggeng KabupatenAceh Barat Daya da menyelesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulislulus dari SMA Negri 1 Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada Tahunyang sama penulis mendaftar diri menjadi mahasiswa di Universitas Teuku Umardengan Memilih Fakultas Pertanian Program Studi Agrbisnis

Sebagai Penambahan wawasan penulis juga aktif di organisasi di ekstrakampus maupun intra kampus diantaranya pernah mengikuti pramuka di kuarcapmeulaboh tahun 2013. Dan pernah menjadi kader (OPI) organisasi pelajar islam dicabang Blang pidie. Tahun 2014 menjadi asisten laboratorium (MIFA)Universitas Teuku Umar, pernah menjabat sebagai bendahara ( HMJ) HimpunanMahasiswa Jurusan Agribisnis periode 2014-2015. Dan pernah menjadi anggota(UKM) Seni di Universitas Teuku Umar.