bab i pendahuluan a. latar belakang masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t18061.pdf · hal ini harus...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Radio adalah media komunikasi massa yang saat ini telah digunakan oleh
banyak masyarakat. Radio sekarang ini telah menjadi media informasi dan
hiburan yang semakin lama semakin berkembang. Hampir semua frekuaensi yang
ada telah terisi dan hal ini tentu akan mengundang para pemasang iklan untuk
memasang iklan mereka di radio.
Keunggulan radio yaitu murah, fleksibel dan lebih personal diterima oleh
audiences. Radio memiliki audiens yang sangat banyak mulai dari anak-anak
hingga orang tua selain itu dari semua golongan dari kalangan bawah sampai atas
juga menyukai radio. Radio juga dapat menjangkau wilayah yang sangat luas
sampai ke pelosok sekalipun.
Saat ini media komunikasi massa telah menjadi kebutuhan di dalam
masyarakat. Baik itu koran, internet, televisi, majalah, dan juga radio. Radio
memiliki peran yang sangat strategis untuk memberikan informasi berita dan juga
hiburan kepada masyarakat. Pengelola radio dituntut untuk menyampaikan
informasi atau berita dan juga hiburan kepada masyarakat secara benar dan juga
baik.
Stasiun radio telah menjadi industri yang banyak diminati oleh banyak
kalangan. Stasiun radio memiliki masa depan yang cerah karena dapat menjadikan
media yang bisa memperoleh keuntungan komersil. Para pengiklanbanyak yang
2
ingin beriklan karena melihat radio memilki audiens yang bisa dijadikan
komoditas yang sangat menjanjikan. Program acara di radio apabila semakin
banyak yang mendengarkan maka tentu saja akan semakin banyak pengiklan yang
ingin memasang iklan di radio tersebut. Agar dapat mendapatkan pengiklan yang
banyak, maka stasiun radio harus dapat menampilkan penyampaian pesan
komersial yang memiliki ukuran effisiensi dalam program pengiklan agar dapat
tersaimpaikan dengan baik ke pendengar. Rating di stasiun radio yang sangat
tinggi tentu saja akan mengundang banyak pengiklan untuk memasang iklan
mereka. Namun Stasiun radio juga harus melakukan perencanaan secara matang
dalam hal perencanaan program siaran secara unik dan menarik agar dapat
diminati pendengar.
Stasiun radio haruslah memiliki strategi agar dapat dapat bertahan dalam
persaingan industri yang semakin banyak ini. Strategi dan tindakan harus
dikalukan untuk dapat mempertahankan posisi mereka dimata pendengar.
Sehingga hal ini nanti pemangsa iklan akan tetap beriklan di radio itu. Format
siaran haruslah terarah, lebih tajam dan memiliki keunikan untuk menghadapi
persaingandan dan juga menarik dimata pendengar.
Yogyakarta merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan
industri radio yang pesat. Yogyakarta adalah kota yang memiliki potensi yang
sangat besar. Mereka optimis mendirikan stasiun radio di Yogyakarta cukup
menjanjikan. Karena di Yogyakarta ditunjang beberapa faktor yang dapat
memungkinkan berkembangnya stasiun radio. Seperti faktor ekomomi yang relatif
stabil dan menjanjikan, sebagai kota pelajar yang memiliki ribuan bahkan ratusan
3
ribu pelajar dan mahasiswa (anak muda) yang sangat banyak selain itu juga kota
budaya dan wisata.
PT Radio Suara Istana resmi berdiri pada tanggal 15 Juni 1969 di
kompleks Pura Pakualaman, Yogyakarta, dan pada tanggal 1 Agustus 2009, Radio
ini berganti nama dengan Radio Star Jogja 101.3 FM resmi bergabung dengan
Grup Media Bisnis Indonesia. Saat ini banyak pesaing Radio Star Jogja 101.3 FM
karena banyak yang telah menempatkan identitas radio sebelumnya untuk meraih
pendengar dan pengiklan. Star Jogja mendapatkan kemudahan karena telah
didukung media surat kabar Harian Jogja yang telah menjadi media surat kabar
yang telah diterima masyarakat Yogyakarta sebelumnya. Melaui Harian Jogja,
Radio Star Jogja 101.3 FM dapat melakukan promosi dan juga memasang iklan-
iklan program dan memperkenalkan program-program unggulan yang menarik
kepada pembaca yang ada di Yogyakarta.
Star Jogja FM mengusung tagline “Spirit of The City”, guna sebagai
trendsetter brand Radio Star Jogja 101.3 FM berusaha untuk memberikan Smart
Influence bagi pendengar dalam setiap penyampaian gaya dah bahasa yang
menjadi trend di kalangan pendengar, menyuguhkan sesuatu yang dibutuhkan
pendengar dg kreatif, dan berwawasan luas, serta format musik yang dapat
dinikmati oleh berbagai kalangan.
Saat ini peta persaingan industri radio di Yogyakarta sangatlah ketat. Jatah
“kue” iklan yang diperebutkan oleh stasiun radio semain sempit dan juga
penuhnya frekuensi radio yang ada, selai itu banyak stasiun radio yang berformat
sama. Hal ini harus membuat stasiun radio membuat strategi yang menarik
4
pendengar agar dapat memperoleh pengiklan yang banyak. Karena hal ini akan
membuat stasiun radio itu dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan industri
radio di Yogyakarta saat ini. Selain Radio Star Jogja 101.3 FM, ada juga radio di
Yogyakarta yang segmentasi sama dan berformat hampir sama yaitu Sonara,
Retjo Buntung, dan KR Radio.
Radio Sonora adalah radio dengan format sahabat keluarga. Radio Sonora
menampilkan program-program informasi dan juga musik. Radio Retjo Buntung
Yogyakarta adalah radio keluarga di Yogyakarta yang telah hampir 40 tahun
mengudara. "Citra Radio Keluarga", program acara yang ada adalah rancang non
stop 24 jam.
Sebagai stasiun radio yang berformat baru maka Radio Star Jogja 101.3
FM perlu membuat positioning agar memiliki ciri khas kepribadian yang unik dan
berbeda dalam menyampaikan informasi dan hiburan agar dapat mudah diterima
pendengar. Radio Star Jogja 101.3 FM perlu melalukan positioning karena hampir
semua stasiun radio mempunyai program yang hampir sama satu dengan yang
lainnya. Hal ini membuat Radio Star Jogja 101.3 FM harus unggul dalam
melakukan positinoning dengan stasiun radio yang lain karena hal ini akan
menanamkan citra pada masyarakat dengan positioning yang baik. Karena
positioning adalah upaya bagaimana audiens mempersepsi suatu produk jasa
radio, target dari radio itu sendiri adalah pendengar. Penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana penyelenggaraan positioning yang ada di Radio Star Jogja
101.3 FM.
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Strategi positioning yang dilakukan Radio Star Jogja 101.3 FM?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi positioning Radio Star Jogja 101.3 FM.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi
kebijakan positioning Radio Star Jogja 101.3 FM
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkaya kajian positioning khususnya stasiun radio yang
diselenggarakan Radio Star Jogja 101.3 FM
b. Menambah bahan studi dalam rangka penelitian lebih lanjut
2. Manfaat praktis
penelitian ini dapat digunakan Radio Star Jogja 101.3 FM sebagai
informasi tambahan mengevaluasi positioning radio yang mereka terapkan
sevagai upaya komunikasi yang dilakukan.
E. Kerangka Teori
1. Karakteristik Media Radio
Radio merupakan media komunikasi massa yang memiliki
kemampuan menjangkau khalayak dengan penyampaian pesan dilakukan
dengan sifatnya auditif (Effendy, 1978:14).
Karena hal inilah maka radio memeliki kelebihan dibandingkan
dengan media komunikasi yang lain. Radio lebih mampu diterima audiens
6
dan membuat radiio dapat diterima semua golongan masyarakat baik
kalangan bawah, meengah, sampai kalangan atas.
Menurut Effendy dalam Triartanto (2010:36), radio siaran disebut
sebagai “the fifth estate” disebabkan daya kekuatannya dalam
mempengaruhi massa khalayak, hal di sebabkan oleh:
a. Daya Langsung
Ini artinya program yang disampaikan tidak mengalami proses yang
kompleks. Berita, informasi, atau pesan yang disampaikan oleh
penyiar dapat diterima pendengar secara langsung pada waktu itu juga.
b. Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan
Pengertiannya, bahwa radio siaran dapat menembus jarak yang jauh
walau dirintangi oleh gunung, lembah, padang pasir, maupun lautan.
Jarak tidak menjadi soal dan rintangan dapat ditembus.
c. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik
Maknanya, radio siaran memiliki sifatnya yang serba hidup berkat tiga
unsur yang menjadi daya tariknya, yaitu: musik, kata-kata/suara, efek
suara.
Kelemahan Radio menurut Triantanto (2010:37)
1) Durasi Program Terbatas.
Radio siaran dalam setiap programnya dibatasi waktu. Setiap program
memiliki rentang waktu masing-masing. Biasanya maksimal durasi
waktu 240 menit atau 4 jam.
2) Sekilas Dengar
7
Sifat radio siaran adalah auditori, utnuk didengar, maka isi siaran yang
sampai ke telinga pendengar hanya sekilas dan sepentas lalu saja. Isi
pesan atau informasi radio siaran gampang lenyap dari ingatan
pendengar.
3) Mengandung Gangguan
Setiap penyampain komunikasi dengan menggunakan bahasa
lisan/ucap melalui media mengalami gangguan. Radio siaran sebagai
media massa juga tak lepas dari gangguan yang sifatnya teknis
(channel/mechanic noise factor).
2. Konsep Segmentasi, Targeting, Positioning, Formating, dan
Programming (S-T-P-F-P) dalam Radio
a. Segmentasi
Setiap Stasiun radio pasti akan melakukan startegi untuk merebut
pasar audien. Strategi segmentasi adalah dengan cara mengelompokan
audien berdasarkan kelompok kebutuhan. Audiens biasanya memiliki
sifat dan juga kecenderungan yang berbeda-beda yang sangat
heterogen. Maka perlu dipisah segmen-segmen audien tersendiri.
Segmentasi menurut Rhenald Kasali (1999:118) adalah suatu
proses untuk membagi-bagi atau mengkotak-kotak yang lebih
homogen. Segmentasi dalam radio penonton dibidik berdasarkan
sesuai usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendatan, agama, dan suku dan
kebangsaan.
8
Segmentasi pasar audien adalah suatu konsep yang sangat penting
dalam memahami penyiaran dan pemasaran program. Menurut Eric
Berkowitz dan rekanya dalam Morissan (2009:167) segmen pasar
sebagai membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas
yang (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respons
yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Dalam menentukan
segmentasi pasar penonton radio dibagi dibagi beberapa variabel
diantaranya demografis, geografis
Demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didsarkan pada
usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendatan, agama, dan suku
dan kebangsaan. Demografi sangat diperlukan untuk menentukan
bagaimana suatu program acara radio dapat dikomunikasikan kepada
khalayak.
Menurut Rhenald Kasali (1999:122) ada lima keuntungan yang
dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi yaitu:
1) Mendesain produk-produk yang lebih responsive terhadap
kebutuhan pasar.
Dengan memahami segmen-segmen yang responsive terhadap
suatu stimuli maka kita dapat mendesain produk yang sesuai
dengan kebutuhan atau keinginan segmen tersebut.
2) Menganalisa pasar.
Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja
yang akan menggerogoti produknya.
9
3) Menentukan peluang (niche).
Setelah menguasai pasar, mereka yang menguasai segmen
dengan baik umumnya adalah mereka yang menguasai konsep
segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan
peluang.
4) Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.
Mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah
mereka yang paham betul konsumenya. Mereka mempelajari
pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam segmennya.
5) Menentukan straegi komunikasi yang efektif dan efisien
Segmentasi merupakan syarat untuk menentukan pasar sasaran
syarat untuk melakukan positioning. Atau segmentasi adalah upaya
untuk membedakan konsumen, sedangkan positioning merupakan
usaha untuk membedakan produk kita dengan produk pesaing.
b. Targeting
Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya
dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target market
(pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Kasali,1999: 371).
Pemilihan pasar sasaran (target market) menentukan bagaimana
mengalokasikan sumber daya perusahaan diarahkan untuk program
pemasaran.
10
Sedangkan menurut Morisson (2009:184) Setelah melakukan
evaluasi terhadap berbagai peluang yang ditawarkan berbagai segmen
audien penyiaran, media penyiaran selanjutnya harus memilih segmen
audien yang ingin dimasuki yang disebut dengan target audien
(targeting).
Clancy dan Shulman dalam Morisson (2009:186) menyebutkan ada
empat kriteria yamg harus dipenuhi pengelola media penyaiaran untuk
mendapatkan audien sasaran yang optimal.
1) Responsif
Audien sasaran harus responsif terhadap program yang
ditayangkan. Kalau audien tidak merespon, maka pengelola media
penyiaran harus mencari tahu mengapa hal ini terjadi. Hal ini harus
dimulai dengan segmentasi audien yang jelas.
2) Potensi Penjualan
Setiap program yang akan disiarkan harus memiliki potensi
penjualan yang cukup luas. Semakin besar kemungkinan program
untuk mendapatkan audien sasaran, maka semakin besar nilainya.
besarnya bukan ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya
beli.
3) Pertumbuhan Memadai
Audien tidak dapat dengan segera bereaksi. Audien bertambah
secara perlahan-lahan samapai akhirnya meningkat dengan pesat.
Kalau pertambahan audien lambat, tentu diperkirakan langkah-
11
langkah agar program bisa lebih diterima audien. Mungkin program
yang dibuat tidak sesuai dengan audien sasaran.
4) Jangkauan Iklan
Pemasang iklan biasanya sangat memikirkan media penyiaran yang
paling tepat untuk memasarkan produknya. Audien sasaran dapat
dicapai dengan optimal kalau pemasang iklan dapat dengan tepat
memilih media mempromosikan dan memperkenalkan produknya.
c. Positioning
Setelah melakukan Segmentasi, targetting, maka selanjutnya adalah
positioning. Hal ini berkaiatan dengan S-T-P-F-P (segmentasi, targeting,
positioning, formatting, programming) untuk mulai sebuah positioning
maka harus melakukan tahapan awal juga tahapan akhir. Segmentasi dan
targetting merupakan tahapan awal dari stasiun radio untuk menetukan
positioning yang bertujuan membuat differensiasi dengan stasiun radio
lainnya. Sehingga stasiun radio mempunyai identitas yang berbeda
dengan stasiun lainnya. Identitas radio dapat dijadikan langkah untuk
menentukan formatting siaran dan juga, yang akan diwujudkan dalam
pogramming radio.
Menurut Rhenald Kasali (1992:157) positioning adalah suatu proses
atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan,
individu, atau apa saja dalam aliran mereka yang dianggap sebagai
sasaran atau konsumenya. Menurut Al Ries dan Jack Trout Positioning
is not what you do to the product, it is what you do the mind
12
Positioning berkaiatan dengan masalah persaingan. Bagaimana
stasiun radio memposisikan radio atau program siarannya diantara para
pesaing. Positioning dalam media radio bagaimana menerapkan
positioning sloganimage, citra, slogan, dan audience mind awareness.
Menurut Morrison (2009:189) positioning merupakan suatu
strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak
menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan didalam otaknya,
didalam alam khalayak, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu.
Positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan
langkah yang tepat.
Positioning disini harus mengunakan perencanaan yang matang
dan langkah yang tepat. Positioning menjadi sangat penting karena
tingkat kompetisi media radio sangat tinggi.
d. Formatting
Menentukan format stasiun radio menjadi penting untuk menarik
audiens dalam menonton program acara. Program acara yang
mempunyai format yang bagus pasti akan menarik audiens dan juga
tentu yang bermutu. Stasiun radio harus membuat aturan atau pedoman
dalam hal membuat program acara.
Menurut Lewis BO Donnel dalam Antonius Darmanto (1998:47)
Formating dapat diartikan sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun
penyiaran stasiun radio sebagaimana tercemin dari program siaran.
Format acara siaran siaran harus mampu menyampaikan pesan yang
13
ditulis dengan gaya menurut formatnya. Format stasiun yaitu untuk
memenuhi sasaran khalayak pendengar secara spesifik dan untuk
kesiapan berkompetisi dengan radio lain.
Menurut Dominick (2001:170) ada tiga kunci dalam membuat
format radio:
1) Mengidentifikasi dan melayani pendengar yang telah ditentukan.
Identitas radio yang telah digunakan sebgain pedoman dalam
membuatprogram yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2) Melayani pendengar tersebut dengan lebih baik dari pesaing.
Format yang dibidik adalah sebuah radio yang dapat memnuhi
kebutuhan pendengar melaluiprogram yang disajikan. Program ini
juga harus disajikan lebih baik dan menarik ketimbang stasiun radio
lain untuk mempertahankan pendengar tetap bertahan
mendengarkan perogram tersebut.
3) Menghargai (to reward) pendengar
Menjaga hubungan yang baik pendengar melalui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan diluar stasiun radio seperti kegiatan off air.
Kegiatan ini diharapkan untuk menjaga agar pendengar lebih loyal
dan konsisten dalam mendengarkan program-program radio
tersebut.
Format bisa dimaknai sebagai ukuran, pola, bentuk untuk
menjelaskan tentang sesuatu. Format stasiun dimaksudkan sebagai pola
atau bentuk dalam ciri tertentu yang mendominasi siarannya. Menurut
14
Triartanto (2010:138) secara garis besar format stasiun program radio di
Indonesia dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu format informasi/
berita, format musik, dan format khusus. Format berita/ informasi yaitu
stasiun radio tersebut menyajikan porsi dominan siarannya adalah berita
dan informasi. Contoh, Radio Elshinta (Jakarta), Radio Trijaya
(Jakarta). Untuk format musik tentunya sajian utamnaya adalah musik
atau lagu. Format musik telah banyak dikenal. Contoh Radio Prambors
dengan format Top 40, I-Radio dengan format pop Indonesia, Radio
Dangdut TPI dengan format dangdut. Sedangkan format khusus adalah
sebagai stasiun radio bersangkutan mencirikan siarannya pada materi
tertentu dan khas, seperti humor, sport, religi, etnik, wanita. Misalnya
Radio SK dengan format humor, Radio Female/Woman/Cosmopolitan
dengan program khusus wanita, atau radio-radio dengan format religi.
Masih menurut Triartanto (2010:142) format-format radio
informasi/berita, musik dan khusus memiliki kategorisasinya
a) News/Berita (Informasi/berita)
Format penyajian siarannya porsi dominannya adalah berita dan
program-program interview. Contoh: Segala isu/ berita aktual
seputar politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dsb. Seperti Radio
Elshinta.
b) Talk/ Bincang-bincang (Informasi/berita)
15
Format yang memfokuskan mengenai topik atau isu-isu aktual
untuk diperbincangkan. Contoh: Kasus Skandal Bank Century,
Kenaikan Harga Listrik, Kasus Markus Pajak.
c) Adult Contemporary (Musik)
Format ini berisi lagu-lagu yang dikhususkan kepada pendengar
dewasa dengan kisaran usia 25 tahun hingga 45 tahun, yang
diselingi info politik, ekonomi, dan budaya. Contoh Radio Trijaya.
d) Top 40 (Musik)
Format yang dikhususkan untuk pendengar muda dengan rentang
usia 12 tahun sampai 21 tahun. Kriteria lagunya pop terbaru atau
new entry yang terdaftar dalam deretan 40 tangga lagu. Contoh:
Radio Prambors.
e) Album Oriented Rock (Musik)
Format didasarkan dari album-album bergenre rock. Contoh :
Nirvana, The Cure, Linkin Park, Gigi, dan lain-lain.
f) Dangdut (Musik)
Format musiknya full dangdut dan melayu. Contoh Rhoma Irama,
Elvie Sukesih, Evi Tamala, Rita Sugiarto, Meggy Z. (Radio
Dangdut TPI).
g) Pop Indonesia (Musik)
Materi siarannya mengenai lagu-lagu pop Indonesia. Contoh Ungu,
Sheila On 7, Rossa. (I-Radio)
h) Humor (Khusus)
16
Materi Siarannya cenderung humor dan mengandung unsur lucu.
Contoh Radio SK.
e. Programming
Programing penyatuan atau penyusunan acara program radio yang
akan disiarkan. Program sebagai faktor yang paling penting dalam
menciptakan keberhasilan stasiun radio.
Menurut Morrison programming yaitu segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program yang
disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik utnuk mengikuti
siaran yang dipancarkan stasiun penyaiaran radio.
Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang (goods)
atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini
audien dan pemasang iklan. Program adalah produk yang dibutuhkan
orang sehingga bersedia mengikutinya. Program yang baik akan
mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk
tidak akan mendapatkan penonton (Morrison, 2009:200)
Menurut Sydney W Head dalam (Purwatomo, 2007:35) terdapat
lima elemen penting dalam programming yaitu:
1) Compability (Kesesuaian)
Program acara yang disusun sesuai dengan sehari-hari khalayak.
Misalnya seperti kebiasaan sarapan, kerja, istirahat dalam
berbeda waktu. Hal tersebut yang menjadi acuan stasiun radio
dalam menjalankan kebijakan programmingnya.
17
2) Habit Formation (Membangun Kebiasaan)
Kebiasaan khalayak dibentuk melalui program acara yang
ditayangkan. Tidak jarang dipembentukan ini timbul suatu sikap
fanatik dari khalayak terhadap suatu program acara, sehingga
khalayak pun enggan untuk meninggalkan program acara yang
ditayangkan.
3) Control of Audience Flow (Mengontrol Aliran Pendengar)
Khalayak dimanjakan dengan program acara yang ditayangkan.
Jika suatu program selesai, langsung diganti dengan program
acara lain. Program acara yang diyangkan tentunya tidak jauh
dengan yang diinginkan oleh khalayak.
4) Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber
Daya Program).
Terkadang program acara yang terkenal dan digemari oleh
banyak khalayak adalah program-program yang kuno ketika
ditangkan kembali pada saat sekarang. Untuk itu, dibutuhkan
kreativitas stasiun radio dalam menyajikan materi program acara
yang akan ditayangkan.
Program stasiun radio adalah untuk menarik audien. Jika
program menarik maka audien akan akan banyak yang mendengar,
dan pemasang iklan juga akan menarik untuk memasang iklan.
Stasiun radio juga harus membuat program acara semenarik
mungkin agar pendengar selalu setia mendengar program acara radio
18
tersebut. Konsep ini setara dengan konsep radio progmming dan
permasalahan stasiun radio dijawab dengan kemampuan stasiun
radio untuk memenuhi segmen pendengar yang akan diraih.
3. Strategi Positioning Radio
Strategi akan membantu dalam menyusun serta mendata sumber-
sumber kedalam sikap aktif dam khusus dalam mengatasi perubahan
lingkungan dan juga dalam mengatasi pesaing atau kompetitor dalam suatu
organisasi. Sehingga strategi sangat penting dalam diterapkan dalam suatu
organisasi dalam hal ini adalah Stasiun radio.
Pengertian strategi menurut Onong Uchjana Effendy yaitu suatu
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
satu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi, harus
mampu dalam tarik operesionalnya (Effendy,1993 : 300).
Menurut Lisa A Burke dan Monica K Miller dalam Richard L Daft
(2003:362) Strategi merupakan rencana tindakan yang menggambarkan
alokasi sumber daya dan kegiatan dalam menghadapi lingkungan dan
mencapai tujuan organisasi. Menurut Michael Allison dan Jude kaye
(2005:3) Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas diambil
oleh organisasi strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara
terbaik untuk mencapai tujuan misi organisasi.
Tujuan pokok strategi positioning menurut Tjiptono (2001:112) ada
dua tujuan yang pertama yaitu untuk menempatkan atau memposisikan
19
produk dari pasar sehingga produk tersebut atau berbeda dengan merek-
merek yang bersaing. Tujuan kedua untuk memposisikan produk
sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para
pelanggan, yaitu what you stand for, what you are and how you would
like customers to evaluate you.
Stasiun radio merupakan salah satu media komunikasi produk dan
jasa. Maka segala aspek yang terkait dengan positioning merupakan hal
yang penting. Ditengah situasi yang semakin kompetitif, maka usaha
penyelenggaraan bisnis radio diperlukan suatu strategi.
Karena stasiun radio merupakan produk dan jasa maka harus
membangun image/citra sangat penting. Kemudian layaknya suatu
produk jasa, yang tidak bisa diraba, tidak berwujud, dan bersifat
dinamis, maka produksi program radio juga bukanlah suatu yang
gampang. Suatu program radio yang berhasil harus mampu membuat
pendengarnya mengerti dan memahami isi dari program siarannya,
walau itu hanya diucapkan dan dituturkan.
Menurut Triartanto (2010:58) karakteristik radio bisa juga dlihat
melalui produk jasa, secara umum dapat dicermati sebagai berikut.
a. Produk jasa merupakan produk yang ditawarkan di pasaran dengan
memiliki ciri-ciri tidak berwujud. Bisanya produk jasa juga tidak bisa
dilihat, namun dapat dirasakan (untuk program radio bisa didengar).
Produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium, tetapi sangat bisa
20
dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitasnya. Misalnya acara
di radio bisa menjadi “teman” bagi rang yang sedang bekerja.
b. Produk jasa memiliki sifat dinamis dengan mengikuti perkembangan
pola hidup konsumen (khalayak) yang menjadi target pemasaran.
Program-program yang disiarkan radio memimiliki kedinamisan yang
mengikuti pola hidup penedengarnya. Untuk itu pula, dalam
pemolaan program dikenal pembagian waktu sesuai dengan perilaku
pendengarnya, yaitu pagi, siang, sore/petang, malam, dan dini hari.
c. Produk jasa biasanya bersifat temporer karena berrpacu dengan
waktu, sehingga memiliki daya tahan tertentu. Contoh, program acara
radio yang ada yang bisa bertahan hingga lima tahun, tapi juga
bertahan hanya tiga bulan.
Positioning dalam media radio bisa dilakukan dengan beberapa
cara atau tindakan untuk dapat mencapai tujuan yang diperoleh. Dalam
menyusun suatu positioning, maka staiun radio harus mengetahui
audien membedakan terhadap pesaingnya, terhadap program acara
radio lain.
Identias dalam pembeda stasiun radio dapat mengingatkan audiens
kepada stasiun radio. Menurut Siregar (2000:101), ada beberapa cara
dalam positioning radio kepada audiens:
1) Be Creative
Dalam mengkomunikasikan positioning harus kreatif mencuri
perhatian pendengar.
21
2) Simplicity
Positioning dilakukan sesederhana dan sejelas mungkin sehingga
khalayak tidak kerepotan menangkap esensi positioning tersebut.
3) Consistent yet flexible
Setiap pemasar akan menghadapi positioning paradox dimana
disatu sisi harus selalu konsisiten dalam membangun positioning
sehingga bisa menghujam dalam benak konsumen
4) Own, dominate, protect
Memiliki satu kata atau beberapa kata ampuh dibenak konsumen.
5) Use their language
Mengkomunikasikan positioning, gunakanlan pendekatan kepada
konsumen.
Menurut Temmy Lesanpura dalam (Triartanto, 2010:59) ada
langkah-langkah atau cara dalam strategi positioning radio yaitu:
a) Menjadi stasiun radio “Yang Pertama” dalam sebuah/suatu hal.
b) Menampilkan station identity atau ciri khas.
c) Menetapkan target audience/segmentasi yang menerima posisi
setara.
d) Nama dan slogan yang menraik dan tetap untuk menyatakan
positioning.
e) Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki
audience.
f) Musik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya.
22
g) Menyajikan kenunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan
format siaran.
h) Bahasa siaran yang sesuai dan menujukan positioning stasiun
radio.
i) Kegiatan off air yang sesuai dengan kebutuhan target audience.
j) Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara yang sesuai
dengan positioning.
k) Tidak meniru stasiun radio lain atau menjadi I”me too station”
(stasiun radio pengekor).
l) Ditampilkan dalam falsafah perusahaan, struktur organisasi dan
segala sistemnya.
Menurut Darmanto dalam (Purwatomo, 2007:28) positioning dapat
dilakukan melalui:
1) Slogan
2) Stasiun image: publikasi meluas, humas, salesman ship.
3) Monitoring siaran: gerak radio lain, menyatakan tingkah laku dan
kebutuhan pendengar menghimpun data.
4) Stasiun Identity: bagaimana mengatakan Who Am I.
(a) Positioning (Station call, jingle, program cue, tagline)
(b) Bahasa siaran
(c) Air personality (gaya siaran, karakter khas)
(d) Highlight program (acara khas)
(e) Activities (program off air)
23
(f) Visual & Grafis (logo)
(g) Gifts (Souvenir, giftaway)
5) Kreatifitas acara unggulan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitan ini mengunakan metode deskriptif dengan jenis data
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan
situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesa atau membuat prediksi (Rakhmat, 1995:24). Kualitatif
yaitu menelaah fenomena atau kenyataan sosial dalam suasana yang
berlangsung secara wajar atau ilmiah.
Menurut Jalaluddin Rahkmat ada beberapa tujuan dari penelitan
deskriptif (1995:25)
a. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan
gejala yang ada
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi serta praktek-praktek
yang dilakukan.
c. Membuat perbandingan atau evaluasi.
d.Menentukan apa yang dilakukan oleh pihak lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka dalam
menetapkan rencana dan keputusan yang akan datang.
2. Objek Penelitian
24
a. Informan
Informan yang akan dijadikan objek penelitian adalah Program Director
Radio Star Jogja 101.3 FM dan Informan kedua adalah Business
Manager Radio Star Jogja 101.3 FM.
b. Lokasi
Penelitian dilakukan di Radio Star Jogja 101.3 FM Jl MT Haryono 7 B,
Yogyakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang relevan dengan objek penelitian,
maka penulis mengunakan beberapa metode agar memperoleh data yang
akurat dan diperlukan yaitu positioning Radio STAR JOGJA 101.3 FM.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.
a. Wawancara adalah cara untuk menjalankan pertanyaan langsung kepada
seseorang atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang
dalam suatu masalah) (Gorys, 1993:161). Sedangkan menurut Kartini
Kartono (1990:187) wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab
lisan antara dua orang lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan
diarahkan pada suatu masalah tertentu.
b. Dokumentasi berupa arsip-arsip seperti daftar program acara,
pengambilan gambar, internet serta catatan-catatan tentang positioning
Radio Star Jogja 101,3 FM.
4. Teknik Analisis Data
25
Menurut Miles dan Huberman dalam (Pawito, 2008:104) teknik
analisis paa penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen yaiutu reduksi
data, penyajian data dan penarikan serta pengujian kesimpulan.
a. Reduksi Data
Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama
melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas
data.
Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan
(memo) mnegenai berbagai hal, termasuk yang berkenan dengan aktivitas
serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemunukan tema-tema,
kelompok-kelompok dan pola-pola data.
Tahap ketiga dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsesp-
konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan
berkenan dengan tema, pola atau kelompok-kelompok data bersangkutan.
Dalam komponen reduksi data ini kelihatan bahwa npeneliti akan
mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola serta
temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga
data-data bersangkutan terpaksa harus disimpan (direduksi) dan tidak
termasuk yang akan dianalisis.
b. Penyajian Data (Data Display)
Melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin
(kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga
seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan
26
karena dalam penelitian kualitatif data biasnya beraneka ragam
persperktif dan terasa bertumpuk maka penyajian data (data display)
pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Dalam
hubungan gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai
dengan kerangka teori yang digunakan.
c. Pengujian Kesimpulan (Drawing and verifying conclusions)
Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan
mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari
display data yang telah dibuat.
5. Teknik Uji Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah pemeriksaan
sumber lainnya.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suati informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
27
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Moleong, 2001:178)