bab i pendahuluan a. latar belakang...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Manusia harus berusaha dengan cara bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. Di zaman yang modern ini, kendaraan juga merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat pokok, salah satunya adalah sepeda motor . Karena sepeda motor sangat diminati masyarakat, khususnya pada masyarakat kelas menengah ke bawah, dengan uang muka yang jumlahnya relatif kecil dan prosedur yang mudah konsumen dapat membeli sepeda motor secara kredit dan bisa membawa pulang sepeda motor yang diinginkan. PT. Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Finance Kabupaten Tulungagung adalah perusahaan Pembiayaan konsumen yang bergerak di bidang sector pengadaan sarana transportasi terutama sepeda motor, PT. MPM Finance pada umumnya menggunakan tata cara perjanjian yang mengikutkan jaminan fidusia bagi objek benda jaminan fidusia. Konsep dasar dari jaminan fidusia tersebut adalah sepeda motor yang dibeli oleh debitur tersebut “diserahkan kepemilikannya” kepada PT. MPM Finance. Dengan diserahkannya kepemilikan atas sepeda motor tersebut, maka debitur hanya bertindak selaku peminjam pakai. 1 Sehingga walaupun sepeda motor tersebut telah diserahkan kepada debitur, namun segala dokumen yang berhubungan dengan sepeda motor tersebut tetap berada di 1 Irma Devita. Eksekusi Jaminan Fidusia. . http://irmadevita.com. diakses tanggal 23 Februari 2017.

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

Manusia harus berusaha dengan cara bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan

tersebut. Di zaman yang modern ini, kendaraan juga merupakan salah satu

kebutuhan manusia yang sangat pokok, salah satunya adalah sepeda motor .

Karena sepeda motor sangat diminati masyarakat, khususnya pada masyarakat

kelas menengah ke bawah, dengan uang muka yang jumlahnya relatif kecil dan

prosedur yang mudah konsumen dapat membeli sepeda motor secara kredit dan

bisa membawa pulang sepeda motor yang diinginkan.

PT. Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Finance Kabupaten Tulungagung

adalah perusahaan Pembiayaan konsumen yang bergerak di bidang sector

pengadaan sarana transportasi terutama sepeda motor, PT. MPM Finance pada

umumnya menggunakan tata cara perjanjian yang mengikutkan jaminan fidusia

bagi objek benda jaminan fidusia. Konsep dasar dari jaminan fidusia tersebut

adalah sepeda motor yang dibeli oleh debitur tersebut “diserahkan

kepemilikannya” kepada PT. MPM Finance. Dengan diserahkannya kepemilikan

atas sepeda motor tersebut, maka debitur hanya bertindak selaku peminjam pakai.1

Sehingga walaupun sepeda motor tersebut telah diserahkan kepada debitur, namun

segala dokumen yang berhubungan dengan sepeda motor tersebut tetap berada di

1 Irma Devita. Eksekusi Jaminan Fidusia. . http://irmadevita.com. diakses tanggal 23 Februari

2017.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

2

tangan kreditur, sehingga jika debitur ingin mengalihkan ataupun menjual sepeda

motor tersebut harus diketahui dan disetujui oleh kreditur. Kemudian apabila

debitur tidak dapat melunasi kewajiban angsurannya, maka pihak PT. MPM

Finance akan mengambil tindakan menarik sepeda motor tersebut dari tangan

debitur dengan menggunakan jasa pihak debt collector.

Maraknya perusahaan pembiayaan atau yang lazim disebut finance salah

satunya adalah PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung, merupakan jawaban

atas kebutuhan masyarakat akan keinginan untuk memiliki kendaraan bermotor

dan benda bergerak lainnya secara kredit. Munculnya finance ini telah

memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, karena dengan adanya finance

maka masyarakat sangat terbantu, yaitu “cukup” dengan uang muka, motor/

mobilpun sudah bisa dibawa. Apalagi didukung dengan Uang muka minim yang

dikenakan, yaitu cukup, 5-10% dari harga kendaraan, bahkan ada pula yang tanpa

uang muka, kendaraan sudah bisa dibawa, sedangkan sisanya diangsur.2 Untuk

membeli kendaraan tersebut kepada Dealer/ showroom, konsumen cukup

menyediakan uang muka, misalnya 10% dari harga kendaraan, sedangkan sisanya

akan dibayar oleh Finance yang “menyetujui” untuk membayar lunas pembelian

kendaraan kepada dealer/showroom tersebut. Selanjutnya konsumen tinggal

mengangsur hutang tersebut kepada finance tadi hingga lunas, dengan disertai

bunga yang ditentukan oleh finance.

2 Adrian. Peran Debt Collector. http://www.yabpeknas.com. diakses tanggal 24 Februari 2017.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

3

Permasalahan akan timbul jika konsumen tidak mampu mengangsur lagi

pinjaman tersebut, sehingga terjadilah “Kredit macet” terkait dengan pembayaran

hutang tadi. Dalam kondisi ini, biasanya PT. MPM Finance akan menurunkan

petugas/ karyawannya untuk melakukan penagihan kepada konsumen. Pada

awalnya mungkin yang diturunkan adalah karyawan finance tersebut, dimana rata-

rata berpendidikan diatas SLTA, baik D-3 maupun S-1, sehingga masih memiliki

sopan santun dalam menagih konsumen yang terlambat hingga konsumen

melakukan pembayaran. Apabila dalam hal ini konsumen tetap tidak memiliki

kemampuan/ belum membayar, maka PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung

memliki strategi lain, biasanya dengan menurunkan Debt Collector untuk

menagih konsumen agar membayar. Dalam proses ini biasanya Debt Collector

sudah tidak lagi menagih pembayaran hutang, tetapi berusaha mengambil

kendaraan yang dibeli oleh konsumen. Hal ini mengingat mereka bukan karyawan

finance, tetapi tenaga lepas yang dibayar apabila mendapatkan berhasil “menyita”

kendaraan milik konsumen. Kalaupun konsumen bisa membayar biasanya PT.

MPM Finance mengenakan biaya tambahan guna membayar debt Collector tadi.

Biaya tersebut biasanya disebut ganti biaya tarik, biaya pick up, pinalti, atau

istilah-istilah lain.

Dalam melakukan kegiatannya debt collector tadi sering ataupun sudah

bertindak seperti preman agar konsumen membayar ataupun menyerahkan

kendaraannya, seperti merampas, menteror, merusak, memaki, ataupun cara –cara

premanisnya lainnya. Bahkan debt/ Proffesional Collector, untuk memuluskan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

4

jalannya “eksekusi” ataupun penagihan seringkali mengajak bekingnya, baik

“oknum” polisi, TNI, ataupun preman yang lebih senior.

Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku bahwa penarikan dan

pengamanan objek fiducia harus dilakukan oleh pihak kepolisian republik

indonesia, hal ini sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 8 tahun 2011 tentang

pengamanan eksekusi jaminan fidusia yang berlaku sejak 22 Juni 2011 yang mana

dalam pasal 2 dijelaskan bahwa tujuan diterbitkannya peraturan ini untuk

menyelenggarakan pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia secara aman, tertib,

lancar, dan dapat dipertanggungjawabkan; melindungi keselamatan Penerima

Jaminan Fidusia, Pemberi Jaminan Fidusia, dan/ atau masyarakat dari perbuatan

yang dapat menimbulkan kerugian harta benda dan/ atau keselamatan jiwa.3

Sedangkan apa saja persyaratan untuk dapat dilaksanakannya eksekusi

terhadap objek jaminan fidusia, telah dijelaskan dalam pasal 6 Peraturan Kapolri

No. 8 tahun 2011 tentang pengamanan eksekusi jaminan fiducia. Bahwa

Pengamanan terhadap objek jaminan fidusia dapat dilaksanakan dengan

persyaratan:

a. ada permintaan dari pemohon;

b. memiliki akta jaminan fidusia;

c. jaminan fidusia terdaftar pada kantor pendaftaran fidusia;

d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan

e. jaminan fidusia berada di wilayah negara Indonesia.

3 Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

5

Alasan penulis memilih melakukan penelitian di PT. MPM Finance

Kabupaten Tulungagung, dikarenakan PT MPM Finance tersebut merupakan

salah satu perusahaan pembiayaan di Kabupaten Tulungagung pengguna jasa debt

collector paling banyak untuk penarikan objek fidusia dan permasalahan yang

terjadi di PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung adalah adanya kasus praktik

penarikan paksa objek fidusia yang dilakukan oleh debt collector suruhan PT.

MPM Finance itu sendiri tanpa meminta pihak kepolisian untuk melakukan

pengamanan terhadap objek fidusia tersebut, padahal dalam hal ini debt collector

merupakan pihak eksternal di PT MPM Finance Kabupaten Tulungagung, yang

dimana debt collector merupakan pihak ketiga yang diperbantukan oleh

perusahaan finance/leasing untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak

bisa ditangani oleh kolektor reguler.

Sehingga dalam hal ini kedudukan debt collector bukanlah berstatus

sebagai karyawan perusahaan PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung, tetapi

melainkan pihak diluar perusahaan yang diberi kuasa untuk bekerja atas nama

leasing untuk menangani debitur yang mengalami gagal bayar/ kredit macet dan

dalam hal ini debt collector juga tidak masuk dalam pembuatan perjanjian kredit

antara pihak krediur dengan pihak debitur. Hal ini bermula ketika debitur

melakukan perjanjian jual beli sepeda motor dengan jaminan secara kredit dengan

PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung akan tetapi barang jaminan tersebut

oleh pihak Adira tidak didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia. Perjanjian yang

disetujui oleh debitur, angsuran akan dibayar dalam jangka waktu 24 bulan.

Namun pada angsuran ke enam debitur mengalami kesulitan ekonomi sehingga

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

6

dengan terpaksa tidak mampu membayar. Sehingga pihak PT. MPM Finance

langsung ambil sikap dengan menyuruh debt collector untuk mengambil paksa

objek fidusia berupa sepeda motor milik debitur, yang mana praktik penarikan

paksa objek fidusia seperti itu jelas bertentangan dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Kasus praktik penarikan paksa objek fidusia yang dilakukan oleh PT.

MPM Finance Kabupaten Tulungagung dengan menyewa debt collector ini

merugikan pihak debitur sehingga debitur merasa tertekan, terpojok dan

memberikan dampak negative berupa bantahan, ataupun perlawanan debitur di

lapangan. Seharusnya PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung sebagai

perusahaan pembiayaan harus memberikan contoh kepada perusahaan

pembiayaan lain baik swasta maupun perorangan dalam praktik pengamanan

eksekusi objek jaminan fidusia sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang ada, Sehingga PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung tidak perlu

menyewa debt collector didalam melakukan penarikan objek fidusia, yang mana

jelas kedudukan debt collector merupakan pihak ketiga yang diperbantukan oleh

perusahaan PT. MPM Finance untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak

bisa ditangani oleh kolektor reguler dan bukanlah berstatus sebagai karyawan

perusahaan PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung, tetapi melainkan pihak

diluar perusahaan yang diberi kuasa untuk bekerja atas nama PT. MPM Finance

untuk menangani debitur yang mengalami gagal bayar/ kredit macet.

Sehingga berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian hukum dengan judul “PENYITAAN OBJEK FIDUSIA

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

7

APABILA DEBITUR WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBT

COLLECTOR DI PT ADIRA FINANCE DITINJAU DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyitaan objek fidusia apabila debitur wanprestasi yang dilakukan

debt collector di PT. MPM Finance ditinjau dalam perspektif hukum.?

2. Apakah secara yuridis PT MPM Finance Kabupaten Tulungagung berwenang

untuk melakukan penyitaan obyek fidusia apabila debitur wanprestasi .?

C. Tujuan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penyitaan objek fidusia apabila debitur wanprestasi yang

dilakukan debt collector di PT. MPM Finance ditinjau dalam perspektif

hukum.

2. Untuk mengetahui apakah secara yuridis PT MPM Finance Kabupaten

Tulungagung berwenang untuk melakukan penyitaan obyek fidusia apabila

debitur wanprestasi.

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Atas dasar maksud, tujuan, dan alasan sebagaimana yang penulis uraikan diatas

maka penulis berharap penelitian ini akan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

8

Hasil penelitian yang memberikan kontribusi pada mata kuliah hukum

lembaga pembiayaan dituangkan dalam karya tulis ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan hukum

jaminan baik dalam teori itu sendiri maupun dalam praktek tentang

penyitaan objek fidusia apabila debitur wanprestasi yang dilakukan debt

collector di PT. MPM Finance ditinjau dalam perspektif hukum studi di PT.

MPM Finance Kabupaten Tulungagung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Karya tulis ini syarat untuk lulus sarjana hukum (S-I) di Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Malang dan diharapkan dapat berguna untuk

menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman tentang penyitaan

objek fidusia apabila debitur wanprestasi yang dilakukan debt collector di

PT. Adira Finance ditinjau dalam perspektif hukum studi di PT. MPM

Finance Kabupaten Tulungagung.

b. Bagi PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan menjadi bahan acuan serta

menjadi evaluasi dalam pengamanan eksekusi jaminan fidusia serta

memperjelas penyitaan objek fidusia apabila debitur wanprestasi yang

dilakukan debt collector di PT. MPM Finance ditinjau dalam perspektif

hukum, serta untuk mencegah perusahaan pembiayaan agar tidak melakukan

penarikan objek fidusia yang bertentangan dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

9

c. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

pengetahuan kepada masyarakat bahwa perusahaan pembiayaan didalam

melakukan penarikan objek fidusia harus sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang ada. Serta masyarakat dapat mengetahui

bagaimana hubungan hukum antara debt collector dengan pihak PT MPM

Finance dalam penarikan objek fidusia apabila debitur wanprestasi

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yuridis sosiologis,yakni melihat

hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat.4 Penelitian yuridis

sosiologis adalah penelitian hukum yang bertitik tolak dari data primer yang

didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui

penelitian lapangan. Metode penelitian ini menjadi hal penting untuk

memberikan penjelasan tentang penyitaan objek fidusia apabila debitur

wanprestasi yang dilakukan debt collector di PT. MPM Finance ditinjau

dalam perspektif hukum studi di PT. MPM Finance Kabupaten

Tulungagung sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah. Adapun penulisan karya ilmiah ini menggunakan

metode sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

4 Fakultas Hukum. 2016. Pedoman Penulisan Hukum. Malang. Fakultas Hukum. Universitas

Muhammadiyah Malang. hal 16.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

10

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. MPM Finance Kabupaten

Tulungagung, merupakan perusahaan pembiayaan konsumen yang

bergerak di bidang sector pengadaan sarana transportasi terutama sepeda

motor (dalam rangka pemenuhan kebutuhan kendaraan bermotor

masyarakat) melalui pembelian sepeda motor dengan menggunakan tata

cara perjanjian yang mengikutkan jaminan fidusia bagi objek benda

jaminan fidusia dan pembayaran dilakukan dengan cara mengangsur.5

Permasalahan akan timbul jika konsumen tidak mampu

mengangsur lagi pinjaman tersebut, sehingga terjadilah “Kredit macet”

terkait dengan pembayaran hutang tadi. Dalam kondisi ini, PT. MPM

Finance akan menurunkan debt collector untuk melakukan penyitaan

objek fidusia milik konsumen, yang mana dalam hal ini kedudukan debt

collector merupakan pihak ketiga yang diperbantukan oleh perusahaan

PT MPM Finance untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak

bisa ditangani oleh kolektor reguler dan bukanlah berstatus sebagai

karyawan perusahaan PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung, tetapi

melainkan pihak diluar perusahaan yang diberi kuasa untuk bekerja atas

nama PT. MPM Finance untuk menangani debitur yang mengalami gagal

bayar/ kredit macet. Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku bahwa

penarikan dan pengamanan objek fiducia harus dilakukan oleh pihak

kepolisian republik indonesia.

2. Jenis Data

5 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 2002, halaman 21

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

11

Jenis data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan

informasi dari perusahaan dan masyarakat yang bersangkutan, yaitu PT.

MPM Finance Kabupaten Tulungagung dan debitur yang sepeda

motornya ditarik paksa dalam bentuk wawancara secara langsung,serta

pihak debt collector suruhan PT. MPM Finance yang menarik paksa

objek fidusia.

Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tujuan penelitian, maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data Primer

Adalah hasil wawancara dengan responden baik dengan pihak PT. MPM

Finance Kabupaten Tulungagung sebagai kreditur maupun debitur yaitu

konsumen yang wanprestasi, serta debt collector sebagai pihak penarik

objek fidusia, dan dokumen-dokumen resmi yang semuanya diperoleh

langsung dari lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Adalah jenis data yang diperoleh dari buku, jurnal, peraturan perundang

– undangan seperti Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Undang –

Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Peraturan

Kapolri No. 8 tahun 2011 tentang pengamanan eksekusi jaminan fiducia,

Peraturan Menteri Keuangan No. 130/PMK.010/2012 tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan yang

Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor Dengan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

12

Pembebanan jaminan fidusia, media cetak, bulletin, serta pendapat –

pendapat yang mampu membantu terkait masalah penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan data melalui

wawancara dengan responden antara lain :

1. Responden dari PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung yang

berkedudukan sebagai pihak kreditur

2. Debitur yaitu konsumen yang wanprestasi yang tidak sanggup

mengangsur pembayaran kredit sepeda motor dan sepeda motor

yang dilakukan penyitaan oleh debt collector dalam kurun waktu

tahun 2014-2016, yang diambil dari metode simple random

sampling dari 5 debitur yang melakukan wanprestasi di PT. MPM

Finance Kabupaten Tulungagung, sedangkan yang dimaksud metode

simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sample

yang langsung dilakukan pada unit sampling. Sehingga dengan

demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil

memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sample atau untuk

mewakili populasi, debitur yang sudah didapat untuk menunjang

bahan penelitian ini dianggap mengetahui banyak tentang masalah

penelitian dan masyarakat sekitar perusahaan yang wanprestasi.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

13

3. Debt collector yang menyita objek fidusia milik debitur yang

melakukan wanprestasi di PT. MPM Finance Kabupaten

Tulungagung.

b. Dokumentasi

Yaitu berupa dokumen-dokumen atau berkas-berkas yang dimiliki oleh

PT. MPM Finance Kabupaten Tulungagung yang berkaitan dengan

proses penelitian, dokumen tentang klausul yang telah dibuat antara

kreditur dan debitur dan penelusuran terkait dengan undang – undang.

c. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada

subyek penelitian, dalam hal ini data diperoleh dari dokumentasi

beberapa surat dan studi kepustakaan yang dianggap membantu tentang

masalah penelitian.

4. Teknik Analisa Data

Teknik analisi data dalam proses penelitian ini lebih menekankan pada

metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dalam hal ini

mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para responden. Penelitian

kualitatif analisis datanya lebih mengutamakan wawancara dan observasi

dilakukan sejak awal turun ke lokasi penelitian melakukan pengumpulan

data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,

mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interprestasi.6

6 Hamidi, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Malang : UMM Press, halaman 15

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

14

Penelitian dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif menurut

peneliti sangat cocok dengan kasus hubungan hukum antara debt

collector dengan pihak PT MPM Finance dalam penarikan objek fidusia

apabila debitur wanprestasi.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penulisan hukum ini, peneliti akan membuat

sistematika penulisan dengan tujuan agar dapat disajikan bahan acuan dalam

penulisan, dapat dipertanggung jawabkan, mempermudah penulisan dan agar

terlihat sistematis. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan substansi dalam pendahuluan yang meliputi beberapa sub bab,

yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat

penlitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang kajian-kajian teori-teori hukum yang berkaitan

dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu penyitaan objek fidusia

apabila debitur wanprestasi yang dilakukan debt collector di PT. MPM Finance

ditinjau dalam perspektif hukum studi di PT. MPM Finance Kabupaten

Tulungagung.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/37845/2/jiptummpp-gdl-mochamadha-48546...d. memiliki sertifikat jaminan fidusia; dan e. jaminan fidusia berada di wilayah

15

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai uraian pembahasan yang diangkat oleh

penulis serta dianalisis secara sistematika, guna melakukan penelitian,

mengkaji, kesesuaian, dan keselarasan berdasarkan kenyataan yang ada (yang

terjadi) didukung dengan bahan hukum dan teori-teori yang relevan dengan

permasalahan dalam penulisan hukum ini.

BAB IV PENUTUP

Bab yang terakhir ini terdiri dari dua sub yang berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan yang dimaksud adalah apa yang disimpulkan oleh peneliti dari

hasil analisa pada bab III terkait hasil penelitian dan pembahasan. Dari

kesimpulan tersebut maka timbul hal – hal yang akan menjadi saran dan

rekomendasi dalam menanggapi permasalahan yang sudah diteliti.