bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/skripsi.pdfkampung...
TRANSCRIPT
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kenakalan remaja muncul dengan peristiwa yang variatif dan
memperhatinkan semua pihak.Kanakalan yang sering terjadi dewasa ini
tampaknya sudah kehilangan ciri nakalnya dan sudah menjurus pada tindakan
kriminal yang dapat membahayakan keselamatan dan ketentaraman hidup
masyarakat.Salah satu bentuk kenakalan remaja ialah keterlibatan remaja dalam
melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkoba.1
Narkoba terbuat bahan kimiawi yang merusak sel-sel otak, yang sudah
sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.Di antara pengguna ganja, beragam
efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta
hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna
akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Menghadapi
permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang pada Tahun 1927 pemerintahan Hindia Belanda sudah mengeluarkan
peraturan ancaman hukum pidana terhadap penggunaan obat-obatan tertentu.
Hukum ini dipertegas dalam Undangg-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 1976. Sebelumnya, pada tahun 1971 Presiden Republik Indonesia
mengeluarkan Inpres Nomor 6 dengan membentuk badan kordinasi, dikenal
1 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling, Studi Karir dan Keluarga (Bandung:
Rafika Aditama, 2015), p.76.
2
dengan nama Badan Kordinasi Pelaksana Inpres No 6/1971 (BAKOLAK INPRES
6/1971) yang bertugas mengkordinasikan penanggulangan antar departemen
terhadap masalah narkoba.2
Banyak kasus atau tindak kenakalan remaja yang berbentuk
penyalahgunaan.Orang tua harus benar-benar memberikan bimbingan yang baik
untuk anaknya agar tidak terjerumus hal-hal yang membuatnya masuk kedalam
kenakalan yang negatif. Kasus yang pernah terjadi terletak di Desa Pabuaran,
Kampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-
lokasi tersebut, terdapat tindak penyalahgunaan dan pengedaran narkoba. Kasus
yang pernah terungkap ialah kasus penangkapan penyelundupan Narkoba
sebanyak 3,7 Ton di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang. Kasus ini sebagai
bukti atau indikisai penulis bahwa selain tertangkapnya gerbong pengedar
narkoba, disana secara otomatis terdapat pemakai atau pengedar yang masih
melakukan tindakan tersebut.
Dari hasil observasi penulis, bahwa lokasi-lokasi tersebut memang
menjadi sumber atau adanya pelaku yang masih remaja dan melakukan
penyimpangan pada pola hidup yang bersifat moralitas.Kenakalan remaja
memang sudah lama menjadi topik perbincangan dan menjadi sebuah masalah
yang masih butuh pemecahan serta penyelesaian secara terorganisir khususnya
pada kenakalan remaja pada pemakaian dan pengedar narkoba. Dari hasil
wawancara ke 4 responden orang tua yang pecandu narkoba yaitu:
2 Ida Listyarini Handoyo,Narkoba Perlukah Mengenalnya, (Bandung: PT. Pakar Raya,
2010), p. 9.
3
MM adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun. Dia mengatakan
bahwa pada bulan September tahun 2016 anaknya yang bernama DE itu harus
dibawa kekantor polisi karena ketauan menggunakan narkoba yang berjenis ganja.
MM merasa kaget dan tidak menyangka setelah mendengar kabar tersebut.Karena
DE adalah anak yang pendiam dan jarang bergaul, terlebih lagi MM tidak pernah
memberikan uang jajan lebih untuk anaknya.Karena untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya saja sangat sulit.3
RI adalah seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 17 Februari 1978.
Dia mengatakan bahwa anaknya yang bernama AN harus berurusan dengan polisi
karna terjerat dengan obat-obatan terlarang yang berjenis ganja dan pil ekstasi. RI
meresa kaget dan tidak percaya setelah mendapat kabar itu.Karna AN adalah
anak yang pintar dan rajin terlebih lagi dia anak yang sopan.4
FN dan TK adalah pasangan suami istri. Bisa dibilang mereka adalah
pasangan yang sangat harmonis. Mereka mengatakan bahwa anaknya yang
bernama RO pernah dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan terkait
dengan penyalah gunaan narkoba.FN dan TK merasa tidak percaya bahwa
anaknya yang bernama RO harus dibawa kekantor polisi untuk di mintai
keterangan.5
FI adalah seorang Laki-laki yang berumur 58 tahun.yang merupakan
orang tua dari TI. FI mengatakan bahwa anaknya yang bernama TI 7 bulan yang
3 Wawancara dengan MM (orang tua RO), dilakukan pada tanggal 08 November
2016, pukul 09:00 WIB. 4Wawancara dengan RI (orang tua RO), dilakukan pada tanggal 10 November 2016,
pukul 02:00 WIB. 5 Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul 14:00
WIB.
4
lalu pernah ketauan memakai barang haram yang berjenis ganja di kamarnya.FI
merasa kaget setelah melihat langsung anaknya yang sedang menghisap ganja.6
Fokus terhadap penelitian ini lebih kepada bentuk-bentuk kenakalan yang
dipengaruhi oleh zat adiktif atau narkoba.Karena dari kasus-kasus kenakalan
remaja yang terlihat dipermukaan dapat diduga sebagai pengaruh dari
penyalahgunaan narkoba disamping penulis memang benar-benar mengenal
objek. Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, maka jelaslah bahwa narkoba
mempunyai pengaruh terhadap cara pandang atau bersikap dalam keseharian
remaja, yang berubah menjadi sebuah kenakalan bahkan berlanjut menjadi sebuah
tindak kriminal. Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis mengadakan
penelitian sebagai kemasan skripsi dengan judul “Bimbingan Orang Tua Dalam
Mengatasi Remaja Pecandu Narkoba Di Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Serang”
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada anak remaja?
2. Bagaimana bimbingan pada orang tua yang memiliki anak remaja pecandu
narkoba?
6 Wawancara dengan FI (orang tua TI), Pada tanggal 15 November 2016, Pukul 10:00
WIB.
5
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja.
2. Untuk mengetahuibentuk bimbingan pada orang tua yang memilikianak
pecandu narkoba.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini, dapat memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan
teori bimbingan untuk mengetahui bimbingan orang tua dalam mengatasi remaja
pecandu narkoba. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing,
maupun peneliti itu sendiri. Bagi remaja, dapat mengetahui dampak dan bahaya
dalam penggunaan narkoba setelah mengikuti kegiatan bimbingan.Bagi
masyarakat, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan diskusi dalam bahaya
narkoba. Serta bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan
dalam mengatasi remaja pecandu narkoba.
6
E. Kajian Pustaka
Berkaitan dengan judul skripsi yang akan penulis tulis, sudah ada
penelitian terdahulu yang membahas, akan tetapi ada perbedaan dengan penulis
teliti sekarang ini di antaranya:
1. Mohammad Abdus Sofa dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Pola
Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja Pada Siswa - Siswi SMA Negeri
1 Kepoh Baru Bojonegoro” (Fakultas Ekonomi, Jurusan Sumber Daya
Manusia, Jurusan STIP Prima Graha). Tulisan tersebut mengemukakan
bahwa kenakalan anak dan remaja bersumber dari kerusakan moral, hal ini
ditandai oleh keluarga yang sibuk, keluarga retak, keluarga sigle parent
dimana anak hanya di asuh oleh ibu, menurunnya kewibawaan sekolah dalam
mengawasi anak, peranan agama belum mampu masuk pada hati nurani
kaitannya dalam menangani masalah moral.7
Dari pemaparan penelitian Mohammad Abdus Sofa yang pernah
dilakukan, pada pembahasannya yang menjadi fokus pembahasan ialah peran
orang tua yang mengakibatkan anak melakukan tindakan amoral.Perbedaannya
dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penelitian ini bimbingan orang tua
dalam mengatasi remaja pecandu narkoba.
2. Rima Melati dalam Artikel berjudul “Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalah
Guna Narkoba Di Perumahan BTN Manggar Balik Papan Timur”. Dari
penelitian tersebut dijelaskan tentang perilaku sosial remaja akibat
penyalahgunaan narkoba dibentuk oleh dua faktor. Pertama faktor internal,
7 Mohammad Abdus Sofa, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja
Pada Siswa Siswi SMA Negeri 1 Kepoh Baru Bojonegoro, Fakultas Ekonomi, Jurusan Sumber
Daya Manusia, Jurusan STIP Prima Graha. diunduh 24 November 2016.
7
keluarga memegang peran dominan terhadap kecenderunga remaja puteri
untuk menjadi pemakai atau penyalah guna narkoba, perubahan perilaku
pengguna narkoba seperti mudah marah, suka bohong dan melakukan
perilaku amoral agar mendapatkan uang akumulasi rasa benci membuat
remaja kemudian mencari jalan keluar untuk lari dari masalah. Lalu pengaruh
eksternal yakni teman sepergaulan dan masyarakat.8
Dari penelitian Rima Melati yang pernah dilakukan, pada
pembahasannya perilaku sosial remaja putri penyalah guna narkoba di
perumahan.Perbedaannya dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penelitian
ini bimbingan orang tua dalam mengatasi remaja pecandu narkoba dan perbedaan
yang lainnya yaitu tempat penelitiannya.
3. Lainun Shabrina dalam skripsinya berjudul “Tindak Pidana Penyalahgunaan
Narkoba Golongan 1 Bagi Diri Sendiri (Tinjauan Yuridis Terhadap
Penerapan Undang Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan Perkara
Nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt). membahas pertimbangan hakim dalam
menerapkan unsur-unsur tindak pidana penyalahgunaan narkoba bagi diri
sendiri dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana dalam perkara
nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian
deskriptif.9
8 Rima Melati, Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalah Guna Narkoba Di Perumahan
BTN manggar Balik papan Timur, (Jurnal Psikologi Pada Tahun 2014), diunduh 24 November
2016 9 Lainun Shabrina, Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Bagi Diri Sendiri
(Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Undang Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan Perkara Nomor:
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, diunduh 24
November 2016.
8
Dari pembahasan skripsi Lainun Shabrina yang pernah dilakukan, pada
pembahasannya yang menjadi fokus pembahasan ialah Tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkoba Golongan 1 Bagi Diri Sendiri (Tinjauan Yuridis
Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan
Perkara Nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt). Perbedaannya dengan skripsi yang
akan penulis akan teliti adalah penelitian ini membahas bimbingan orang tua
dalam mengatasi remaja yang pecandu narkoba.
F. Kerangka Pemikiran
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan proses untuk menolong individu memahami diri
mereka serta dunia mereka. Bimbingan dapat pula diartikan pertama, proses
fonemena yang menunjukan perubahan yang terus menerus mengikuti zaman,
bimbingan melibatkan tindakan yang sistematis untuk menuju tercapainya kearah
tujuan.Kedua menolong diartikan sebagai membantu, mendukung, menyumbang
atau menyediakan. Ketiga, individu maksudnya bahwa bimbingan merupakn
bantuan yang diberikan kepada individu yang normal yaitu mereka yang
memerlukan bantuan dengan peristiwa dengan hal yang berlaku pada masa
perkembangan yang normal.10
10
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling, (Bandung: CV. Perdana
Mulya Sarana, 2010), p. 1-2.
9
2. Tujuan Bimbingan
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalm kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah atau madrasah, tempat
kerja maupun pada masyarakat.
b. Memiliki pemahaman tenatng irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenagkan (musibah) serta
dan mampu meresponnya secara postif sesuai dengan ajaran Agama yang
dianut.
c. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri atau orang lain. Serta
memiliki kemampuan untuk melakukuan pilihan yang sehat.
3. Problem Yang Ada Pada Responden
Problem yang dihadapi ke 4 responden yaitu:11
a. Putranya mengkonsumsi narkoba
b. Merasa malu dengan tetangga dan masyarakat sekitar karena
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anaknya.
c. Harus berhadapan dengan hukum karena penyalahgunan narkoba yng
dilakukan oleh anaknya.
d. Menjadi gunjingan masyarakat.
11
Wawancara dengan All, responden, Pada tanggal, 20 November 2016, Pukul 10:00
WIB.
10
4. Langkah-Langkah Bimbingan
a. Asesmen
Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan
menginter pretasikan data atau informasi tentang problem responden yang sedang
diteliti oleh penulis. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat gambaran berbagai
kodisi individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan layanan
bimbingan yang ingin diubah.12
Tahap assesmen diantaranya mempersilahkan responden untuk
menceritakan masalahnya, mengidentifikasi perilsku yang bermasalah yang
dialami oleh anaknya yaitu yang telah mengkonsumsi narkoba, mengklarifikasi
perilaku bermasalah, mengidentifikasi peristiwa yang menyertai perilaku
bermasalah, mengidentifikasi intensitas yang bermasalah, mengidentifikasi
perasaan reesponden pada saat perilaku bermasalah, merangkum pembicaraan
responden untuk dijadikan bahan proses bimbingan, menemukan inti masalah,
mengidentifikasi hal-hal yang menarik dalam kehidupan responden, memberikan
motivasi kepada responden serta mengidentifikasi hubungan social dari
responden.
b. Diagnosa
Diagnosa adalah suatu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi
serta latar belakangnya. Kegiatan yang penting dalam langkah ini adalah
mengumpulkan data. Untuk dapat memahami gejala permasalahan belajar secara
12
Gantina Komalasari, dkk, Asesmen Tehnik Nontes Dalam Perspektif BK Komprehensif,
(Jakarta: PT. Indeks, 2011), p. 17
11
tepat, memerlukan penelitian yang mendalam, sehingga diperoleh berbagai
informasi atau keterangan, yang diperoleh dari berbagai sumber dan
menggunakan berbagai metode.
Pada dasarnya data yang dikumpulkan menyeluruh seperti: identitas
responden, latar belakang keluarga, hubungan sosial, lingkungan hidup, aspek
psikologinya, aspek jasmaniahnya, emosi dan keagamaan. Disamping data yang
lengkap hendaknya juga valid, obyektif dan relevan.
Berbagai data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: dari
masyarakat, teman, dan dokumen. Sedangkan metode untuk mengungkap data
tersebut dapat digunakan berbagai metode, yaitu:
1. Studi Kasus
Studi kasus merupakan pengumpulan data yang yang bersifat integratif
dan komprehensif.Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan,
sedangkan komprehensif artinya data yang dikumpulakan meliputi seluruh aspek
individu secara lengkap.Data yang diperoleh melalui studi kasus yang bermanfaat
dalam menetapkan jenis kesulitan yang dialami individu, dan juga jenis bantuan
yang dapat diberikan. Dalam studi kasus ini informasi dapat diperoleh dari
berbagai pihak, seperti: guru dan orang tua.
Studi kasus merupakan teknik memahami individu secara mendalam,
yang sifatnya lengkap, rahasia, terus menerus dan diperoleh dari berbagai sumber.
2. Pragnosa
12
Berdasarkan ketetapan dalam diagnosa dan analisa berbagai informasi
yang telah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah merencanakan bantuan yang
akan diberikan.
3. Langkah Evaluasi dan follow up
Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui
sejauhmanakah terapi yang telah dilakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam
langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam
jangka waktu yang lebih jauh.13
5. Definisi Orang Tua
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua
diatas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian
keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang
terdiri ayah, ibu dan ank-anak.14
6. Definisi Remaja
Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,
yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik sehingga mampu bereproduksi.
Menurut Salma, remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
13
Farid Mashudi, Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling, (Diva
Pres: Jogjakarta 2010), p. 217. 14
Erna Riskina, Arti Orang Tua, Kuakap.com, pada tanggal 13 Desemebr 2016, Pukul
11:225 WIB
13
terhadap orang tua kearah kemandirian minat-minat seksual, perenungan diri dan
perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.15
Secara perkembangan manusia terbagi kedalam tiga tahap atau fase yaitu:
fase anak-anak, fase remaja dan fase dewasa. Dan dari ketiga fase ini fase remaja
merupakan fase yang paling rumit dan penuh dengan tantangan saat
melewatinya.Fase remaja dikenal dengan fase yang penuh kesukaran.Bukan saja
kesukaran pada bagi individu yang bersangkutan, tapi juga bagi orang tua,
masyarakat dan juga aparat (polisi).Hal ini disebabkan karena masa remaja
merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa
transisi ini sering kali menghadapkan remaja pada situasi yang membingungkan,
disatu pihak ia masih kanak-kanak, namun disatu pihak yang lain dia sudah
bertingkah laku seperti orang dewasa.16
Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini sering menyebabkan
remaja melakukan perilaku-perilaku yang aneh, frontal dan bisa berujung pada
berbuat kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, seorang remaja sering
membantah orang tuanya karena ia mulai memiliki pendapat sendiri serta nilai-
nilai yang berbeda dengan orang tuanya. Pendapat orang tuanya tidak lagi
dijadikan pegangan sedangkan untuk berdiri sendiri dia belum cukup kuat, dan
dapat terjerumus kedalam kelompok-kelompok remaja yang anggotanya memiliki
persoalan yang sama.
Oleh karenanya masa ini adalah masa-masa yang rawan dan penuh
kehati-hatian dalam melewatinya, karena penuh dengan tantangan dan tebing
15
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung; PT Remaja
Rosda Karya, 2011), p.184 16
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta; Rajawali Press), p.169
14
terjal yang akan menghadang. Sering kita melihat banyak remaja yang terpeleset
ketika memasuki masa-masa ini.Dan salah satu aktivitas yang mereka lakukan
pada masa ini yaitu pergaulan sesame teman sehingga penyalahgunaan narkoba.17
7. Pengertian Narkoba
Narkoba pada dasarnya merupakan suatu singkatan kata dari Narkoba,
Psikotropika, dan zat (bahan adiktif) lainnya.Secara terminologi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, narkoba adalah obat yang dapat menenangkan syaraf,
menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau rasa merangsang.
Narkoba memiliki arti yang sama dengan narcosis yang berarti membius. Ada
yang mengatakan bahwa kata narkoba berasal dari Bahasa Yunani “narke” yang
berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.Selain itu juga ada yang
berpendapat bahwa kata narkoba berasal dari kata narcissus, sejenis tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang menjadi tidak
sadar.18
Rachman Hermawan, mendefinisikan narkoba merupakan zat yang
dimakan, diminum, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh manusia, dapat
mengubah satu atau lebih fungsi badan manusia.
Pengertian narkoba secara yuridis diatur dalam Pasal 1 butir 1 Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkoba yang menyebutkan bahwa :
“Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
17
Wahid Bagus Rachman, Perilaku Pacaran Mahasiswa Di IAIN “SMH” Banten, p.28 18
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, (Bandung: PT.
Mandar Maju, 2003), p. 35.
15
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini”.19
8. Narkoba Dalam Pandangan Islam
a. Al-Ma‟idah ayat 90
صاب والشلم زج يطاى فاجتبى يا أيها الريي آهىا إوا الخوس والويسس وال س هي عول الش
لعلكن تفلحىى
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berkorban
untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Al-Ma‟idah : 90)
b. Al-Ma‟idah ayat 91
Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Ma‟idah : 91)
c. QS. Al-Ma'idah ayat 90
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum) يا أيها الريي آهىا إوا الخوس
khamer) kataالخوس adalah minuman yang dapat memabukkan yang dapat
19
Rachman Hermawan S., Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Bandung :
Eresco, 1987), p. 10-11.
16
menutupi akal sehat.20
Para ulama berbeda pendapat tentang makna khamr, Abu
Hanifa membatasinya pada air anggur yang diolah dengan memasaknya sampai
mendidih dan mengeluarkan busa, kemudian dibiarkan higga menjernih. Yang ini,
hukumnya haram untuk diteguk sedikit atau banyak, memabukkan atau tidak.
Adapun selainnya, seperti perasan aneka buah-buahan yang berpotensi
memabukkan atau mengandung alkohol yang berpotensi memabukkan, maka ia
dalam pandangan Abu Hanifah, tidak dinamai khamr. Pendapat ini ditolak oleh
ulama-ulama mazhab lainnya yakni Imam Malik, Imam Syafi‟I dan Imam
Hambali berpendapat bahwa apapun yang apabila diminum atau digunakan dalam
kadar normal oleh seseorang yang normal lalu memabukkan baik itu dari perasan
anggur, kurma, gandum ataupun dari bahan lainnya, maka ia adalah khamr.21
Kata والويسس (berjudi) atau taruhan.22
Kata ( هيسس) maysir terambil dari
kata (يسس) yusr yang berarti mudah. Judi dinamai maysir karena pelakunya
memperoleh harta dengan mudah, kehilangan harta dengan mudah. Kata ini juga
berarti pemotongan dan pembagian. Dahulu masyarakat Jahiliah berjudi dengan
unta untuk kemudian mereka potong dan mereka bagi-bagikan dagingnya sesuai
kemenangan yang mereka raih.23
Penulis tafsir Al Kasysyaf mengatakan
“termasuk kelompok maisir adalah segala bentuk perjudian, seperti dadu, catur
dan lainnya.” Penulis tafsir Ruhul Ma‟ani berkata: “termasuk jenis maisir adalah
segala macam perjudian, seperti dadu, catur dan lain sebagainya.” Mengenai
20
Imam Jalaluddin Al-mahalli dan Imam Jalaluddin As-suyuti, Tafsir Jalalain
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), p. 470. 21
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan: Tafsir ayat-ayat hukum (Semarang :
CV. Asy-syifa, 1994), p. 434. 22 Opcit, p.470. 23
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Jakarta : Lentera Hati, 2002), p. 192-193.
17
catur Imam Syafi‟i berkata: “apabila catur itu dilakukan tanpa ada taruhan, tanpa
omongan yang jorok dan tanpa melalaikan shalat, makatidaklah haram dan tidak
termasuk maisir.”24
Dari segi hukum, maysir/ judi adalah segala macam aktifitas
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memenangkan suatu pilihan
dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan.
صاب وال (berkorban untuk untuk berhala) patung-patung sesembahan. Maksud
berkorban disini yaitu menyembahnya (mengagungkannya) atau melakukan
penyembelihan atas namanya. والشلم (mengundi nasib dengan anak panah)
permainan undian dengan anak panah. زجس (perbuatan keji) menjijikkan lagi
kotor. يطاى maksudnya perbuatan yang (termasuk perbuatan setan) هي عول الش
dihiasi oleh setan.يطاسجس ,menunjukkan bahwa meminum khamr, judi هي عول الش
berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji (menjijikkan dan kotor) yang termasuk perbuatan setan (dihiasi oleh setan).
maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu) yakni kekejian yang terkandung di فاجتبى
dalam perbuatan-perbuatan itu, jangan sampai kamu melakukannya. (فاجتبى)
fajtanibuhu, mengandung kewajiban menjauhinya dari segala aspek pemanfaatan.
Bukan saja tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual dan tidak boleh
dijadikan obat. Demikian pendapat al-Qurthubi. Menurut Thahir Ibn „Asyur
menjauhi hal-hal di atas adalah dalam konteks keburukan yang dikandung sesuai
dengan sifat masing-masing larangan itu. Menjauhi khamr adalah menjauhi dari
24
Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan, p. 440-441.
18
segi meminumnya. Menjauhi perjudian adalah dari segi taruhannya. Menjauhi
berhala dari segi penyembelihan atas namanya. Menjauhi panah-panah dari segi
menggunakannya sebagai alat pilihan dalam menentukan nasib. لعلكن تفلحىى (agar
kamu mendapat keberuntungan).
d. QS. Al-Ma‟idah ayat 91
يطاى أى يىقع بيكن العداوة والبغضاء في الخوس والويسس أوا يسيد الش
(sesungghnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian diantara kamu lantaran-meminum-khamr dan berjudi).
كن الة وبصد عي ذكسللا وعي الص
(Dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat) yang dimaksud
dengan menghalangi kamu dari mengingat Allah disamping dapat berarti
melupakan zikir dengan hati dan lidah, juga dapat berarti melupakan zikir atau
peringatan yang disampaikan oleh Rasul SAW. berupa al- Qur‟an dan Sunnah,
atau melupakan zikir dari sisi rububiyyah (pemeliharaan) Allah kepada manusia,
dan ini mengantarkan kepada melupakan sisi ‘ubudiyyah (ibadah) kepada-Nya dan
terutama adalah melaksanakan shalat.
تهىى تن ه merupakan pernyataan yang (? Maka apakah kamu akan berhenti) فهل أ
bermakna perintah, yang dicelanya terdapat kecaman terhadap sebagian anggota
19
masyarakat muslim yang ketika turunnya ayat ini belum menghentikan kebiasaan
minum khamr.25
9. Jenis-Jenis Narkoba
M. Ridha Ma‟roef membagi jenis-jenis narkoba menjadi duamacam,
yaitu :
a. Narkoba alam: narkoba dalam pengertian sempit, termasuk didalamnya adalah
berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, hashish, codein dan cocaine.
b. Narkoba sintesis : narkoba dalam pengertian yang luas, termasuk didalamnya
adalah zat-zat (obat) yang tergolong dalam tiga jenis obat yaitu hallucinogen,
depressant, dan stimulant.26
10. Tindak Pidana Narkoba
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba menyatakan
bahwa setiap perbuatan yang tanpa hak berhubungan secara langsung maupun
tidak langsung dengan narkoba adalah bagian dari tindak pidana narkoba. Pada
dasarnya penggunaan narkoba hanya boleh digunakan untuk kepentingan
pengobatan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila diketahui terdapat
perbuatan diluar kepentingan-kepentingan sebagaimana disebutkan di atas, maka
perbuatan tersebut dikualifikasikan sebagai tindak pidana narkoba. Hal tersebut
ditegaskan oleh ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
narkoba menyatakan bahwa :
25
M. Quraish, Al-Mishbah, p. 195-196
20
“Narkoba hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Tindak pidana narkoba diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkoba. Dalam segi
perbuatannya ketentuan pidana yang diatur oleh undang-undang tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) antara lain:
a. Kejahatan yang menyangkut produksi narkoba.
b. Kejahatan yang menyangkut jual beli narkoba
c. Kejahatan yang menyangkut pengangkutan dan trasito narkoba
d. Kejahatan yang mengangkut penguasaan narkoba
e. Kejahatan yang menyangkut penyalahgunaan narkoba.
f. Kejahatan yang menyangkut tidak melapor pecandu narkoba
g. Kejahatan yang menyangkut label dan publikasi narkoba
h. Kejahatan yang menyangkut jalannya peradilan narkoba
i. Kejahatan yang menyangkut penyitaan dan pemusnahan narkoba.27
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan karena
pengambilan sumber datanya dalam hal ini data kasus kenakalan remaja yang
kecanduan narkoba yang terjadi di Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran untuk
27
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2001), p. 154.
21
kemudian di diskripsikan dan dianalisis sehingga dapat menjawab persoalan yang
telah dirumuskan pada pokok masalah.
2. Lokasi Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, penulis
menentukan lokasi penelitian di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Serang
Banten. Dari 12 November 2016 samapi 12 Januari 2017
3. Sumber Data
Sebagai sumber data atau data primer dalam penelitian ini, sebelumnya
penulis melakukan pemilihan sampel pertama yang dilakukan adalah dengan cara
melihat kondisi masyarakat pabuaran baik dalam tingkat ekonominya.
Pengambilan responden dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang
dengan pertimbangan bahwa terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan
penelitian kaji yang kemudian dijadikan unit analisis tehnik pemilihan dengan
cara probalitiy sampling agar pengambilan sampel tidak keliru.28
28
Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosisl, (Yogyakarta: Gajah Mada, cet.
X, 2003), p. 152
22
4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan /lokasi dengan sistematis
tentang fonemena-fonemena yang diselidiki.29
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan untuk pengumpulan
data tentang berbagai hal seseorang atau sekumpulan orang secara lisan dan
langsung.30
Wawancara dapat dilakukan secara tidak tersusun maupun secara
tersususun.Penulis mewancarai secara langsung berdialog dengan melibatkan
beberapa remaja dan orang tua.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang
isinya terdiri dari penjelasan dan pikiran peristiwa itu, ditulis dengan sengaja
untuk menyimpan atau meneruskan keterangan peristriwa tersebut.
5. Tehnik Analisis data
Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menenentukan
aspek penelitian berhasil atau tidak, penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif yaitu
berusaha menggambarkan menjelaskan hubungan kenakalan remaja dengan
penyalahgunaan narkoba.
29
Sutrisno, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Fakultas Pssikoilogi UGM, 1990), p.
136 30
Masri Singaribun & Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survay, (Jakarta: LP3S,
1985). p. 145
23
H. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian ini, maka penulis
menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I, ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, metodologi
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II, gambaran umum Desa Pabuaran meliputi: sejarah Desa
Pabuaran, sejarah kecamatan pabuaran, struktur organisasi Desa Pabuaran, letak
geografis Desa Pabuaran dan pendapatan masyarakat Desa Pabuaran.
BAB III, tentang keadaan keluarga pelaku penggunaan narkoba meliputi:
identitas responden orang tua yang pecandu narkoba, keadaan keluarga pelaku
penggunaan narkoba, faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
penyalahgunaan narkoba dan akibat penyalahgunaan narkoba.
BAB IV, tentang bimbingan orang tua pada anak pecandu narkoba di
Desa Pabuaran meliputi: langkah-langkah bimbingan orang tua pada anak
pecandu narko tika dan proses bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba
dan hasil penerapan bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba Desa
Pabuaran.
BAB V, penutup meliputi: kesimpulan dan saran-sara
24
BAB II
GAMBARAN UMUM DESAPABUARAN KECAMATAN
PABUARAN KABUPATEN SERANG
A. Kondisi Geografis Desa Pabuaran
Karena tidak adanya data dokumeantasi tentang kondisi geografis Desa
Pabuara dalam bentuk buku ataupun dokumen lain pada tahun 2015 s/d 2016
maka peneliti memperoleh informasi dari hasil wawancara dengan para anggota
stap Desa dan Buku Daftar Isian potensi Desa dan Kelurahan dan Daftar Isian
Tingkat Perkembangan Penduduk Desa dan kelurahan DesaPabuaran tahun 2015
s/d 2016, Karena menurut para anggota stap DesaPabuaran belum memiliki data
profil Desa di tahun 2017, Sehingga diperoleh informasi DesaPabuaran
Kecamatan PabuaranKabupaten Serang Provinsi Banten memiliki luas wilayah
sekitar 628 Ha, dengan penggunaannya sebagai berikut: pemukiman225 Ha,
Perkantoran 1 Ha, Pertanian 260Ha, Perkebunan 100 Ha, Peternakan 10 Ha,
Perikanan 5 Ha, Fasilitas Umum, 2 Ha, Fasilitas Sosial15 Ha. 31
Desa Pabuaran memiliki jumlah penduduk sekitar 7752 Orang dengan
jumlah RT. 31, dan RW.9,dengan jumlah 31kampung yaitu: Kp. Nangka
Bongkok, Kp. Cikarenda, Kp. Kabarosan, Kp. Pasar Sore, Kp. Nagreg, Kp. Amis
Barang, Kp. Cijungjang, Kp. Cicokrom, Kp. Cikalahang, Kp. Mekar Sari, Kp.
Ciwaluran, Kp. Cikaung Timur,Kp. Cikaung Masjid, Kp. Cikaung Barat, Kp.
31
Informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan Bpk, Surnadi, S.pd.I selaku
bendahara.Pada tanggal 18 November 2016, 10:00 WIB.
25
Cibinong, Kp. Cipocung, Kp. Cikalapa, Kp. Cibobok, Kp. Pabuaran Timur, Kp.
Pabuaran Masjid, Kp. Pabuaran Barat, Kp. Lewi Tiang, Kp.Cikampeng, Kp. Pasir
Koyon, Kp. Liwalet Masid, Kp. Liwalet Langgar, Kp. Pasir Buntu, Kp. Aseum
Masjid, Kp. Aseum Langgar, Kp. Pasir Angin Timur, Kp. Pasir Angin Barat.
Selain itu Desa Pabuaran memiliki beberapa batas peDesaan, di sebelah
utara berbatasan dengan Desa Gunung Sari, dan di sebelah timur berbatasan
dengan Desa Pancanegara dan Desa Sindang Sari, disebelah barat berbatasan
dengan Desa Pasanggrahan dan Desa Kadu Bereum dan di sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kadu Kacapi.
Desa Pabuaran juga merupakan sebuah Desa yang dikelilingi oleh
persawahan dan perkebunan sehingga memiliki udara yang sejuk dan oleh karna
itu mata pencaharian Desa setempat mayoritas petani. Desa Pabuaran memiliki
sumber daya pangan dan papan dibidang pertanian, perkebunan, dan pertenakan,
bidang pertanian seperti: padi, singkong, timun, kacang panjang, kacang tanah,
ubi, terong, cabai, jagung dan umbi-umbian lainnya. Sedangkan bidang
perkebunan yaitu: kelapa, melinjo, papaya, kopi, coklat, yang lainnya, Sedangkan
bidang pertenakan yaitu: ayam kampung, ayam negri, ayam bangkok, kerbau,
kambing, bebek, dan kucing, Dari hasil pertanian,perkebunan dan pertenakan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik pangan, papan, maupun
sandang dengan cara dikonsumsi sendiri dan dijual dipasar setempat yaitu Pasar
Ciomas, Pasar Padarincang, ataupun Pasar Rau, dan lain sebagainya tergantung
dari hasil panen.yang didapat.
26
Penduduk yang tinggal di Desa Pabuaran dari berbagai etnis yang terdiri
dari laki-laki 3834 dan perempuan 3918 dengan jumlah KK mencapai 1492. Dan
etnis yang berada di Desa Pabuaran yaitu: etnis sunda 65%, Jawa 25%, Batak
2%, Betawi 8%, dengan mayoritas penduduk beragama Islam32
.
Adapun mata pencaharian dan pekerjaan orang tua yang tinggal di Desa
Pabuaran yang menjadi subjek penelitian terdiri dari berbagai profesi.
Karyawan/ABRI/PNS 67 Orang, Wiraswasta/pedagang 50 Orang, Tani
246 Orang, Pertukangan 10 Orang, Buruh Tani 400 Orang, Pensiunan 13 Orang,
Nelayan 0 Orang, Pemulung 0 Orang, Jasa 1542 Orang
B. Lembaga pemerintahan Desa Pabuaran
Lembaga Pemerintahan Desa Pabuaran memiliki jumlah aparat
pemerintahan kurang lebih 16 orang, jumlah perangkat Desa atau kelurahan 9 unit
kerja.Adapun struktural jabatan dimulai dari kepala Desa, sekertaris Desa, kaur
umum, kaur perencanaan dan pelaporan, kaur keuangan, bendahara, kasi
pemerintahan, kasi pembangunan, pemberdayaan, Kasi kemasyarakatan.33
32
Informasi yang didapatkan dari hasil dan dokumentasi wawancara dengan Bpk,
Nuryakin selaku Kasi pemerintahan Desa Pabuaran, Pada tanggal 23 November, 2016, 09:00
WIB.
33
Buku Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan (lampiran II dan IV peraturan mentri
Dalam Negri Nomor 12 Tahun 2007. Tentang Pedoman penyusunan dan Data profil Desa
Kelurahan Tahun 2003. Dan Wawancara dengan Endin Nasrudin, S.E. Sekertaris Desa Pada
Tanggal 27 November 2016, pukul 02:30 WIB.
27
BAGAN KELEMBAGAAN DESA
Masyarakat
UPK
BPD dan
LPM
PKK
KARANG
TARUNA
RT/RW
MAJLIS
TAKLIM
TPK
PERANGKAT
DESA
OMS & KPP
(PPIP)
APARAT DESA
UPK
APARAT
DESA
TPK
OMS & KPP
(PPIP)
28
Gambar Struktur Pemerintahan Desa Paburan
STRUKTUR ORGANISASI DESA
PEMERINTAHAN DESA
DESAPABUARAN KECAMATAN PABUARAN
KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN
NURYAKIN
KASI
PEMERINTAHAN
HERMAN ROSADI
KASI
PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MASHUDI
KASI
KEMASYARAKATAN
AYI AKHMAD SURYAWAN IMI
KEPALA DESA
TIA RUSITA
BENDAHARA
SUMAENI
KAUR UMUM
ENDIN NASRUDIN,S.E
SEKERTARIS DESA
SOPIAN HADI
KAUR
PERENCANAAN
DAN PELAPORAN
SUNARDI,S.Pd.I
KAUR
KEUANGAN
29
Gambar Struktur Pemerintahan BPD
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PERMUSYAWARATANDESA
DESAPABUARAN KECAMATAN PABUARAN
KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN
KETUA
BUNYAMIN
ANGGOTA
ENJAT
SUJATMA
WAKIL KETUA
YANI MANDAR
SEKERTARIS
ROHANI
ANGGOTA
DAHLAN
WIJAYA
ANGGOTA
ELI SUHAELI
ANGGOTA
MEDI
MULYANA
30
31
POKTAN
MASYARAKAT
PEMERINTAH
DESA
POSYANDU
BPD
RT
PUSKESMAS
RW
POLSEK
KUD
DKM
PKK
USAHA
SIMPAN
PINJAM (*
LPM
KOSIPA
Ket : * Usaha Simpan Pinjam :
( Kelmpk SPP, UEP, Simpanan Kesejahteraan Dusun)
* Kosipa & sejenisnya adalah memberi pengaruh buruk
REMAS
U
DIAGRAM VENN KELEMBAGAAN
DESA : PABUARAN
KECAMATAN : PABUARAN
KABUPATEN : SERANG
32
C. Sejarah Desa Pabuaran
Dalam hal ini peneliti tidak dapat mewawancarai kepala Desa secara
langsung karna menolak untuk diwawancarai. Peneliti kemudian berusaha
mencari informasi dengan mencari informan lain yaitu bertanya kepada MD salah
satu pegawai yang hampir 35 tahun untuk mengabdikan diri di balai desa, Melalui
MD peneliti sedikitnya mendapatkan informasi tentang sejarah Desa Pabuaran.
Desa Pabuaran berdiri pada tahun 1965, Desa Pabuaran adalah sebuah Desa yang
terletak di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang
memiliki Kode Pos 42163, dengan jumlah penduduk sekitar 7752 Orang, yang
memiliki luas wilayah sekitar ha/m2. Desa Pabuaran sudah memiliki 4 kepala
Desa.34
MD menceritakan bahwa Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1965,
Di Pabuaran hanya ada dua Desa yaitu Desa Pabuaran dan Desa Kadu beureum.
Desa Pabuaran dipimpin Oleh Bpk Imi Ma‟mur, Desa Kadubeureum di pimpin
oleh kepala desa Sape‟i. Yang selanjutnya pada perkembangan Desa Kadu
beureum mekar menjadi dua Desa dengan Desa pasanggrahan, sedangkan Desa
Pabuaran mekar menjadi dua Desa juga dengan Pancanegara. Selama berdirinya
Desa Pabuaran sudah terjadi pergantian kepala Desa sebanyak bebrapa kali. Pada
tahun 1965 s/d tahun 1995 yang menjabat sebagai kepala Desa yaitu Bpk. Imi
Mak‟mur dan sekertris Desanya yaitu H. Sukri selama kurang lebih 30 tahun
bapak Imi mak‟mur menjabat sebagai kepala Desa. Sebelum kemudian digantikan
34
Informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan Bpk, MD, selaku (OB),
Pada tanggal 27 Desembr 2016, 09:00 WIB.
33
oleh Bpk H. Muktar Imi putra pertama dari Bpk Imi Mak‟mur, Bpk H. Muktar,
menjabat kepala desa selama 2 periode yaitu kurang lebih 9 tahun dari tahun
1995 s/d 2004 sebelum kemudian digantikan lagi oleh adiknya A Yani Suryana
yang menjabat selama kurang lebih 2 periode, pada tahun 2004 s/d 2014,
menginjak tahun 2014 hinga sekarang jabatan kepala Desa digantikan oleh Bpk
Ayi Akhmad Suryawan Imi yaitu kakak dari A Yani Suryana.
D. VISI, MISI DAN TUJUAN DESA PABUARAN
Visi
Mewujudkan Desa sebagai pusat agrobisnis di kecamatan yang
berasaskan iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi Tahun 2030,
Misi :
Untuk mencapai tujuan dari Visi di atas maka disusunlah Misi sebagai
langkah-langkah penjabaran dari visi tersebut di atas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pemerintahan desa yang partisipatif, akuntabel,
transparan, dinamis dan kreatif ;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan ;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan
sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan dan
ketenagakerjaan ;
4. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat melalui
34
pengelolaan pertanian intensifikasi yang maju, unggul dan ramah
lingkungan menuju desa agrobisnis ;
5. Meningkatkan infrastruktur desa melalui peningkatan prasarana jalan,
energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan,
penataan ruang dan perumahan ;
6. Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan
dan perekonomian perdesaan ;
7. Menyusun regulasi desa dan menata dokumen-dokumen yang menjadi
kewajiban desa sebagai payung hukum pembangunan desa,35
Tujuan :
Mengacu pada pernyataan visi dan misi dengan didasarkan pada isu-isu,
permasalahan dan potensi yang ada di desa maka tujuang yang ingin dicapai
dalam 5 tahun ke depan adalah :
1. Terwujudnya masyarakat yang mempunyai keahlian tertentu di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi secara terapansehingga brmanfaat bagi
masyarakat Desa lainnya;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang lebih baik;
3. Mewujutkanperangkat desa yang propesional, responsive, Transparan
dan akuntabel.
35
Buku Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan (lampiran II dan IV peraturan mentri
Dalam Negri Nomor 12 Tahun 2007. Tentang Pedoman penyusunan dan Data profil Desa
Kelurahan Tahun 2003. Dan Wawancara dengan Endin Nasrudin, S.E. Sekertaris Desa Pada
Tanggal 27 November 2016, pukul 02:30 WIB.
35
BAB III
GAMBARAN KELUARGA PELAKU PECANDU NARKOBA
A. Alasan Penyalahgunaan Narkoba Oleh Remaja
Banyak alasan mengapa narkoba diantaranya agar dapat diterima oleh
lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari murung,
mengurangi keletihan, dan mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi, terlepas dari
semua itu, remaja memakai narkoba karena narkoba membuatnya merasa nikmat,
enak, dan nyaman pada awal pemakaian. Alasan remaja memakai narkoba dapat
dikelompokkan sebagai berikut:36
1. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang
akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.
2. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, cemas, dan depresi akibat stresor psikososial.
3. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna
narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau
perubahan nilai, sehingga dapat diterima.
36
Matono, Lydia Harlina dan Satya Joewana. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah Buku Panduan untuk Guru, Konselor, dan
Administrator.(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h.26
36
B. Identitas Responden Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja Pecandu
Narkoba
1. Responden MM
MM adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun beragama
Islam yang lahir dan tinggal di Kampung Lembur Asem. Dia juga bekerja sebagai
petani pada saat diwawancarai dia ditemani MR anaknya yang paling kecil
sementara suaminya masih bekerja di sawah belum pulang. Selama pernikahannya
MM di karuniai 3 orang anak. Anak pertamanya yaitu DE yang berusia 18 tahun
dan masih sekolah di SMK 2 Kota serang sedangkan anak keduanya SD yang
masih kelas 6 Sekolah Dasar (SD), sedangkan anak ke 3 baru berumur 4 tahun
yang baru masuk sekolah PAUD, Selain sebagai ibu rumah tangga MM juga
sering membantu suaminya untuk pergi kesawah. Pada saat diwawancarai MM
mengatakan bahwa pada bulan September tahun 2016 anaknya yang bernama DE
yang berumur 18 tahun itu harus dibawa kekantor polisi karena ketauan
mengkonsumsi narkoba yang berjenis ganja. MM merasa kaget dan tidak
menyangka setelah mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama DE harus
dibawa kekantor polisi terkait barang haram, Karena DE adalah anak yang
pendiam dan jarang bergaul, terlebih lagi MM tidak pernah memberikan uang
jajan lebih untuk anaknya. Karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja
sangat sulit. Selain itu juga MM memiliki rasa kekhawatiran yang berlebihan MM
memiliki rasa ketakutan kalau nanti pihak sekolah ataupun teman-temannya ada
yang tahu dan mengadu ke pihak sekolah kalau DE dibawa polisi karna terkait
37
dengan barang haram yang berjenis ganja MM takut kalau nanti anaknya di
keluarkan dari sekolahnya.37
2. Responden RI
RI adalah seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 17 Februari 1978.
Yang tinggal di Desa pabuaran tepatnya di kampung Pasir Buntu. Laki-laki yang
hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) ini memiliki pekerjaan sebagai petani dan
buruh serabutan. Sedangkan istrinya membantu dengan membuka warung keci-
kecilan dirumahnya. Pada saat diwawancarai dia ditemani ST yaitu seorang istri
yang sampai saat ini masih setia mendampinginya. Selama kurang lebih 1 jam
peneliti mewawancarai RI dan ST untuk mendapatkan informasi tentang
kebenaran anak remajanya yang sering mengkonsumsi ganja dan pil ekstasi.
Selama pernikahannya Dia dikaruniai 5 orang anak, 3 anak laki-laki dan 2 anak
perempuan. Dia mengatakan benar bahwa anak pertamanya yang bernama AN
harus berurusan dengan polisi karna terjerat dengan obat-obatan terlarang yang
berjenis ganja dan pil ekstasi. RI meresa kaget dan sempat tidak percaya setelah
mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama AN harus berurusan dengan
polisi. Karna AN adalah anak yang pintar dan rajin terlebih lagi dia anak yang
sopan.38
37
Wawancara dengan MM (orang tua DE), dilakukan pada tanggal 08 November
2016, pukul 09:00 WIB. 38
Wawancara dengan RI (orang tua RO), pada tanggal 10 November 2016, pukul
02:00 WIB.
38
3. Responden FN
FN dan TK adalah pasangan suami istri bisa dibilang mereka adalah
pasangan yang sangat harmonis mereka memiliki tempat tinggal di Desa Pabuaran
tepatnya di kampung cikaung, FN bekerja sebagai sopir angkot sedangkan TK
istrinya membuka warung sembako dipasar untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Selama pernikahannya mereka dikaruniai 4 orag anak, dua anak laki-
laki dan dua lagi anak perempuan. Anak yang pertama sudah menikah dan anak
ke 2 yang bernama RO yang berumur 19 tahun yang masih kelas 3 SMA dan
anaknya yang ke 3 SC yang masih duduk di kelas 2 SMP, sedangkan anaknya
yang ke 4 adalah DF yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Pada saat
diwawancarai Pasangan ini mengatakan bahwa anaknya yang bernama RO
memang pernah dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan terkait dengan
penyalah gunaan narkoba. Awalnya FN dan TK merasa kaget dan tidak percaya
setelah mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama RO harus dibawa
kekantor polisi untuk di mintai keterangan terkait dengan barang haram yang
berjenis ganja.39
4. Responden FI
FI adalah seorang Laki-laki yang berumur 58 tahun.Yang tinggal di
kampung Pabuaran.Laki-laki yang hanya lulusan SD ini Memiliki pekerjaan
sebagai opir mobil dam truk, sedangkan istrinya sekarang membuka warung
sembako dirumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada saat
39
Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul
14:00 WIB
39
diwawancarai dia ditemani istri dan anak perempuanya. Sealama pernikahannya
dia dikaruniai 3 orang anak, 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Anak
pertamanya yang bernama IQ yang kuliah disalah satu Universitas Serang Raya
(UNSERA) yang berada di Banten, dan anak keduanya TI yang baru berumur 17
tahun yang masih kelas 2 SMA Pabuaran dan anak yang ketiga DD yang masih
berumur 4 tahun yang sekarang baru masuk sekolah PAUD. FI menceritakan
bahwa anaknya yang bernama TI 7 bulan yang lalu pernah ketauan memakai
barang haram yang berjenis ganja di kamarnya. FI merasa kaget setelah melihat
langsung anaknya yang sedang menghisap ganja.40
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peeneliti, maka
diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Masalah penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja adalah ancaman
yang sangat mencemaskan bagi keluarga pada umumnya.
2. Dari hasil penelitianyang diperoleh, penyebab mereka memakai narkoba ada
yang rasa ingin tahu yang tinggi, adanya masalah dalam keluarga dan
sekolah, lingkungan pergaulan, adanya rasa solideritas sesame teman.
3. Setelah putranya ketauan mengkonsumsi narkoba kluarga merasa malu dan
kecewa.
4. Merasa malu dengan tetangga dan masyarakat sekitar karena penyalahgunaan
narkoba yang dilakukan oleh anaknya.
40
Wawancara dengan FI (orang tua TI), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul 15:20
WIB
40
5. Harus berhadapan dengan hukum karena penyalahgunan narkoba yang
dilakukan oleh anaknya.
6. Menjadi gunjingan masyarakat.
C. Kondisi Keluarga Anak Remaja Pemakai Narkoba
Kondisi keluarga anak remaja di Desa Pabuaran itu berbeda-beda dilihat dari
segi pendidikan, ekonomi, dan tingkat sosialnya. Dari segi kondisi keluarga,
peneliti meneliti ada 4 keluarga yang memiliki anak remaja pecandu narkoba di
Desa Pabuaran dan hasil penelitian menyimpulkan bahwa para orang tua yang
memepunyai anak remaja pecandu narkoba di Desa Pabuaran kebanyakan
mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP), bahkan
terdapat pula orang tua yang hanya mengenyam pendidikan sebatas sekolah dasar
(SD).
Kebanyakan orang tua yang memiliki anak pemakai narkoba akan
menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Para orang tua jarang sekali berkumpul
dengan masyarakat disekitar karena mereka mempunyai perasaan takut dan malu
mempunyai anak remaja pemakai narkoba. Mereka lebih memilih mengisi
aktifitas lain dibandingkan berkumpul dengan masyarakat. Diantara 4 keluarga
itu diantaranya:
1. MM kaget bagaikan tersambar petir disiang hari mungkin ini pribahasa untuk
orang tua yang pertama kali mendengar kabar bahwa buah hatinya yang
diharapkan baik-baik saja tapi kenyataannya malah terjerumus memakai
narkoba, saat itu MM merasa shock, kaget dan tidak percaaya dengan keadaan
41
yang harus dialami buah hatinya yang bernama DE yang ketauan positif
mengkonsumsi narkoba, kelaurga MM kini jadi omongan tetangga sekitar,
apalagi anaknya sudah berurusan dengan pihak yang berwajib.
2. RI orang tua yang memiliki anak remaja pemakai narkoba tidak terlepas dari
rasa sedih, amarah kepada diri sendiri dan menyalahkan dirinya sendiri
bahkan mengangap tuhan tidak adil. RI yang memiliki anak remaja pemakai
narkoba cendrung malu dan jarang sekali bersosialisasi pada lingkungan
sekitar karna mempunyai anak remaja pemakai narkoba.
3. FN dan TK merasa kecewa dan sedih karna memiliki anak remaja pecandu
narkoba, kini keluarga FN dan TK menjadi kurang harmonis lagi bahkan
saling menyalahkan, setelah tau anaknya yang bernama RO memakai
narkoba, kini FN merasa malu dan kecewa terhadap RO karna masih belum
percaya karna anak remajanya memakai narkoba, terkadang orang tua
menyalahkan diri sendiri karna tidak baik dalam menjaga anaknya baik dalam
rumah maupun mengawasi di luar rumah dengan siapa anaknya bergaul.
4. FI kinih merasa sedih, kecewna dan terpukul setelah mengtahui anak
kesayangannya yang bernama TI ketahuan memakai narkoba. FI kinih lebih
menutup diri dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat setempat.
42
D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Anak Remaja Memakai Narkoba di
Desa Pabuaran
1. Responden DE
Perasaan ingin tahu biasanya dimiliki oleh generasi muda pada umur
setara siswa SD, SLTP, dan SLTA. Bila di hadapan sekelompok anak muda ada
seseorang yang memperagakan,”nikmatnya” mengkonsumsi narkobaa dan
didorong oleh naluri alami anak muda, yaitu keingintahuan, maka salah seorang
dari kelompok itu akan maju mencobanya. Selain didorong oleh keingintahuan,
keberaniannya juga karena didesak oleh gejolak dalam jiwanya yang ingin
dianggap hebat, pemberani, dan pahlawan di antara teman-teman
sebayanya.Maka, jatuhlah satu orang anak dalam pelaku setan. Dalam kondisi
seperti itu, reaksi kawan-kawan sebayanya berbeda-beda. Ada yang ingin tahu,
kemudian ikut memakai dan ada yang setia kawan, lalu ikut memakai juga. Sama
hal yang dilakukan oleh DE.41
2. Responden AN
Perasaan ingin dianggap hebat biasanya dimiliki oleh generasi
muda.Seperti diterangkan di atas, salah satu sifat alami yang positif dari generasi
muda adalah daya saing. Sayang sekali, karena ketidaktahuan, sifat positif ini
juga dapat dipakai untuk masalah negatif.Sifat positif ini seharusnya didorong
untuk berlomba dalam prestasi pada bidang pendidikan, kesenian, olah raga, dan
lain-lain yang bermanfaat bagi kehidupan.Bila sikap ingin berkompetisi ini
41
Wawancara dengan MM (orang tua DE), Pada tanggal 14 November 2016, Pukul
09:15 WIB
43
diarahkan untuk mengkonsumsi narkoba, akibatnya sungguh mengerikan, yaitu
kegagalan hidup dan kesengsaraan. Pemakai hanya dapat dianggap hebat oleh
lingkungan kecil pemakai narkoba.
3. Responden RO
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua sehingga anaknya
lebih memiliki rasa setia kawan terhadap teman sebayanya oleh sebab itu satu
orang temanya ada yang merokok, kemudian semuanya menjadi perokok.Setelah
semuanya merokok, satu orang mulai memakai ganja, lalu yang lainnya ikut-
ikutan menghisap ganja sehingga menjadi setia kawan pemakai ganja yang
penting senang.
4. Responden TI
Kurangnya komunikasi antara keluarga dengan anak sehingga anak tidak
mendapatkan pengawasan dan jarang mendapatkan perhatian dari pihak keluarga
sehingga anak lebih memilih berkominikasi dengan teman-temannya.Oleh sebab
itu jika anak melakukan tindakan negative 100% persen bukan kesalan pada anak,
sehingga anak memiliki perasaan kurang mendapatkan perhatian dan orang tua.
44
BAB IV
BIMBINGAN PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK REMAJA
PECANDU NARKOBA
A. Proses Bimbingan Pada Orang Tua yang memiliki Anak Pecandu
Narkoba
Dalam membimbing anak tentunya orang tua memperoleh hambatan,
diantaranya keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang tua itu sendiri, selain itu
penggunaan metodenya pun masih kurang tepat, sehingga proses bimbingan tidak
berjalan seperti yang diharapkan. Perlu diketahui bimbingan pada orang tua
sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak, oleh karena itu orang tua harus
membimbing dan mendidik anaknya dengan cara yang tepat agar anak
memperoleh pendidikan yang baik.
1. Proses Bimbingan Pada MM
a. Pertemuan Pertama
Proses bimbingandilakukan di rumah MM dalam pertemuan dengan
responden MM selaku orang tua dari DE pertama kali dilakukan pada hari
Sabtu 3 Desember 2016 pukul 10:00 WIB. Dalam pelaksanaan proses
konseling bertempat sederhana yaitu diruang tamu rumah MM. Hal ini
dilakukan agar konseli nyaman dan tidak tertekan ketika pertanyaan diajukan
oleh peneliti. Dalam proses konseling MM menceritakan penyebab awal
anaknya mengkonsumsi narkoba diajak oleh temannya karena merasa tidak
enakan pada temannya maka itulah DE mengikuti temannya, karena DE
45
memiliki solidaritas pertemanan yang tinggi dan ditambah DE orangnya tidak
enakan untuk menolak dengan teman DE ikut mengkonsumsi barang haram
tersebut dengan teman-temannya. Pada saat konseling MM menikmati
prosesnya hal ini dilihat dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti.MM mampu memberikan jawaban yang baik dan menceritakan dari
segala hidup tentang keluarganya serta faktor yang menyebabkan anaknya
menggunakan narkoba. Hal ini dilakukan karena anaknya DE terpengaruh oleh
teman-temannya jika tidak demikian anaknya DE akan dijauhi oleh teman-
temannya.
Diadakannya konseling ini diharapkan dapat membantu responden
dan melalui proses konseling dapat ditemukan solusi dari segala masalah yang
sedang dialami oleh Responden MM selaku orang tua dari DE. Sehingga MM
dapat memberikan arahan yang baik kepada anaknya agar tidak lagi
mengkonsumsi narkoba berjenis ganja, karena jika terus-menerus
mengkonsumsi ganja akan merusak pada otak, badan bahkan masa depannya.
Proses konseling individual yang pertama selesai pada pukul 12:00
WIB. Peneliti memberitahukan bahwa proses konseling ini dilakukan untuk
memberikan arahan agar responden MM mapu memberikan pendidikan serta
arahan yang baik untuk anaknya.
46
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari sabtu 10 Desember 2016 pukul
10:00 WIB. Tepatnya 7 hari paska pertemuan pertama dilakukan. Pada
pertemuan kedua, responden MM ditemui di rumahnya sedang duduk
menunggu peneliti, karena kita sebelumnya sudah janjian lewat telpon bahwa
peneliti akan datang kerumah responden untuk proses konseling kedua.
Kemudian peneliti menghampiri ke responden untuk proses konseling yang
kedua. Ketika proses konseling ke 2 sekali lagi menekankan kepada responden
untuk memberikan arahan yang baik kepada DE, selalu diajak komunikasi
antara anak dan orang tua karena dengan adanya komunikasi yang baik antara
orang tua dan anak sangat diperlukan agar anak memiliki perhatian dan
pendekatan yang baik sehingga diarahkannya mudah. Responden akhirnya
memahami apa yang dimaksudkan oleh peneliti.42
Dengan perasaan kaget dan kecewa orang tua merasakan kecemasan
harus berbuat apa dan bagai mana untuk kedepannya agar dapat menerima
sebuah kenyataan.
42
Wawancara dengan MM (orang tua DE), Pada Hari Sabtu tanggal 10 Desember 2016,
Pukul 10:00 WIB
47
5. Proses Bimbingan Pada RI
a. Pertemuan Pertama
Proses konseling dengan responden RI pertama kali dilakukan pada
hari senin 5 Desember 2016 pukul 13:00 WIB bertempat di kediaman rumah
RI dan berakhir pada pukul 14:30 WIB. Pada awal proses konseling RI
menikmati proses konseling hal ini terlihat dari jawaban dan gerak tubuhnya
seperti nyaman karena responden percaya kepada peneliti. Selain itu responden
juga tahu dengan peneliti karena kita masih satu desa.Dari setiap pertanyaan
yang diajukan oleh responden dan kemudian diberikan arahan atau masukan
terhadap peneliti.
Namun peneliti sekali lagi menekankan kepada RI sama dengan
responden MM bahwa proses konseling ini bukan untuk mengintimidasi
responden. Akan tetapi diharapkan melalui proses konseling ini dapat
ditemukan jalan keluar atau solusi dari masalah yang sedang dihadapi
responden RI. Sehingga RI dapat memberikan arahan yang baik untuk
anaknya.Sehingga anaknya dapat kembali lagi bergaul dilingkungan
desanya.Tidak lagi canggung apalagi sampai menutup diri.
Selanjutnya kemudian perlahan RI mulai mengeksplorasikan
perasaannya sebagai orangtua.RI menjelaskan bahwa dirinya ingin anaknya
tidak lagi menggunakan barang haram tersebut.
48
Proses konseling untuk pertama dicukupkan karena sesuai dengan
kesepakatan bahwa proses konseling akan berakhir atau diakhiri tepat pukul
14:30 WIB. Peneliti membertahukan bahwa proses individual ini adalah untuk
membantu memberikan solusi atau jalan keluar yang baik salah satunya agar
dirinya tidak lagi malu, dan menutup diri dari tetangganya. Jadi segala sesuatu
mengenai permaslahan yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari kamis 9 Desember 2016 pukul
10:00 WIB. Tepatnya 4 hari paska pertemuan proses konseling pertama
dilakukan. Pada pertemuan ini responden RI yang menentukan sendiri hari dan
jamnya. Pada pertemuan kedua ini RI lebih aktif dan mengeksplorasi
permasalahannya. Peneliti merasa senang RI lebih terbuka dan kemudian
peneliti memberikan solusi kepada RI yang anaknya mengkonsumsi narkoba
bahwa semua ini adalah ujian dari Allah.43
Allah berfirman Äkan aku (Allah)
berikan cobaan kepadamu berupa kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan,
dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu ketika ia
ditimpa musibah ia mengucapkan inalilahi wa inailahi roji’un sesungguhnya
kami milik Allah dan akan kembali hanya kepada-nya. (QS. Al-A‟raf:179)
Yang kita harus lakukan adalah bersabar dan terus memberikan pendidikan
yang baik kepada anak. Agar anak menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
lain.
43
Wawancara dengan RI (orang tua AN), Pada Hari kamis tanggal 9 Desember 2016,
Pukul 10:00 WIB
49
Menurut RI rasa malu yang timbul pada saat menghadapi lingkungan
sosial. Orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba cendrung malu
pada lingkungan sekitar karena mempunyai anak remaja pecandu narkoba.
3. Proses Bimbingan Pada FN
a. Pertemuan Pertama
Proses konseling dengan responden FN pertama kali dilakukan pada
hari kamis 16 Desember 2016 pukul 10:00 WIB bertempat di kediaman rumah
FN. Dalam proses konseling individual di depan rumah berakhir pada pukul
11:30 WIB. Pada awal proses konseling FN menikmatinya karena peneliti
menjelaskan bahwa proses konseling ini bertujuan untuk membantu
memberikan solusi atau jalan keluar kepada responden FN selaku orang tua
dari anak yang memakai narkoba.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari minggu 19 Desember 2016
pukul 10:00 WIB. Paska 3 hari pertemuan konseling pertama dilakukan. Pada
pertemuan kedua ini FN lebih banyak berbicara dan terbuka, setelah semua
selasai FN mengekplorasi segala permaslahan anaknya yang telah
mengkonsumsi narkoba berjenis ganja, ketika anaknya positif memakai
narkoba FN selaku orang tua kaget kenapa anaknya bisa mengkonsumsi
50
narkoba.44
Kemudian peneliti menenangkan responden dan memberikan solusi
dari permasalahan yang sedang dialaminya sekarang.
Perasaan sedih dan kaget yang dirasakan oleh orang tua RO ketika
mengetahui anaknya terjerat narkoba.terkadang orang tua menyalahkan diri
sendiri karna tidak baik dalam menjaga anaknya baik dalam rumah maupun
mengawasi di luar rumah dengan siapa anaknya bergaul.
4. Proses Bimbingan Pada FI
a. Pertemuan Pertama
Proses konseling dengan responden FI pertama kali dilakukan pada
hari senin 26 Desember 2016 pukul 14:00 WIB bertempat di kediaman rumah
responden FI. Hal ini dilakukan agar konseli nyaman sehingga konseli tidak
tertekan ketika pertanyaan diajukan oleh peneliti. Dalam proses konseling
individual ini responden FI menceritakan kepada peneliti penyebab awal
anaknya mengkonsumsi. Pada awal proses konseling FI menikmati proses
konseling, hal ini dilihat dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh peneliti,
responden mampu memberikan jawaban yang baik dan menceritakan dari
segala hidup tentang keluarganya serta faktor yang menyebabkan anaknya
menggunakan narkoba.
Namun peneliti sekali lagi menekankan kepada Responden FI bahwa
proses konseling individual ini semata-mata bukan untuk mengintimidasi
44
Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada Hari Minggu tanggal 18 Desember
2016, Pukul 10:00 WIB
51
responden. Melainkan diadakannya konseling ini diharapkan melalui proses
konseling dapat ditemukan solusi dari masalah yang sedang dialami oleh
Responden FI selaku orang tua yang anaknsya mengkonsumsi narkoba.
Kemudian FI memberikan arahan yang baik kepada anaknya agar tidak lagi
mengkonsumsi narkoba, karena jika terus-menerus mengkonsumsi narkoba
akan merusak otak dan masa depannya.
Proses konseling individual secara face to face untuk pertama selesai
dengan berakhir tepat pukul 15:20 WIB. Peneliti memberitahukan bahwa
proses konseling ini dilakukan untuk membantu dan sedikit memberikan
arahan agar FI mampu membrikan pendidikan serta arahan yang baik pada
anaknya.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari selasa 3 Januari 2017 pukul
10:00 WIB, tepatnya 7 hari paska pertemuan proses konseling pertama
dilakukan. Pada pertemuan kedua ini FI lebih terbuka menceritakan
permasalahan yang dialami olehnya. Kemudian peneliti menenangkan
responden dan memberikan solusi dari permasalahan yang dialaminya.45
Menurut FI orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba tidak
terlepas dari rasa amarah kepada diri sendiri dan menyalahkan dirinya sendiri
bahkan mengenggap Tuhan tidak adil.FI kinih lebih menutup diri dan jarang
bersosialisasi dengan masyarakat setempat.
45
Wawancara dengan FI Pada tanggal 3 Januari 2017, Pukul 10:00 WIB
52
B. Hasil Bimbingan Pada Orang Tua yang memiliki Anak Remaja Pecandu
Narkoba
Hasil proses penerapan bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba
di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang dilakukan setelah
peneliti mengevaluasi masalah yang dialami oleh ke 4 responden MM, RI, FN dan
FI yaitu:
1. Responden MM
Setelah proses konseling dan treatmen dilakukan, tehnik yang digunakan
untuk menangani masalah responden MMyaitu dengan memberikan arahan serta
motivasi untuk membangkitkan semangatnya agar konseli tidak bersalah sebagai
orang tua anaknya sudah berurusan dengan narkoba. Hasil dari penerapan
bimbingan pada MM bahwa MM sudah mulai tidak merasa bersalah, karena tidak
semua salah MM, ini semua karena pergaulan yang terlalu bebas sehingga DE
ikut-ikutan menggunakan narkoba.46
2. Responden RI
Setelah proses konseling dan treatmen dilakukan, tehnik yang digunakan
untuk menangani masalah responden RI yaitu dengan memberikan arahan jalan
keluar serta diberikan rileksasi agar RI merasa tenang, hasil dari penerapan
46
Wawancara dengan MM Pada tanggal 8 Januari 2017, Pukul 09:00 WIB
53
bimbingan bersama RI sudah tidak marah-marah lagi kepada anaknya, karena
semuanya sudah terjadi, yang harus dilakukan RI sebagai orang tua adalah
memberikan pendidikan yang baik sehingga AN tidak lagi mengkonsumsi
narkoba.47
3. Responden FN
Setelah proses konseling dan treatmen diberikan, tehnik yang digunakan
untuk menangani masalah responden RI yaitu dengan memberikan arahan serta
diberikan motivasi agar FN merasa tenang, nyaman dan rilek. Hasil dari
penerapan bimbingan ini sekarang FN sudah tidak merasa malu lagi dengan
tetangganya. Yang sebelumnya FN malu dengan tetangganya, karena pada
dasarnya setiap seseorang pernah mengalami sebuah masalah yang berat, tapi kita
harus menghadapinya dan selalu bersabar.48
4. Responden FI
Tehnik yang digunakan dalam proses konseling adalah dengan
menenangkan responden. Hasil dari bimbingan terhadap responden FI adalah ia
merasa lebih baik setelah beberapa hari yang lalu diberikan treatmen ia merasa
lebih tenang tidak lagi marah-marah serta tidak merasa bersalah.49
47 Wawancara dengan RI Pada tanggal 8 Januari 2017, Pukul 13:00 WIB
48 Wawancara dengan FN Pada tanggal 12 Januari 2017, Pukul 10:00 WIB
49 Wawancara dengan FI Pada tanggal 12 Januari 2017, Pukul 14:00 WIB
54
C. Kendala- kendala Dalam Proses Bimbingan
Kendala yang dialami oleh peneliti dalam proses bimbingan pada orang
tua yang memiliki anak pecandu narkoba yaitu:
1. Peneliti merasa canggung karena yang diberikan bimbingan adalah orang tua,
sehingga dalam memberikan arahan peneliti merasa ragu-ragu dan tidak enak.
2. Tempat konseling yang masih terbuka sehingga anaknya bolak-balik didepan
proses konseling yang sedang dilakukan.
3. Dari beberapa responden terdapat tempat yang jauh dari tempat peneliti
peneliti.
4. Masih sulit untuk saling terbuka antara responden dan peneliti.
5. Kurangnya pasilitas yang dibutuhkan untuk proses bimbingan.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bagian penutup ini, dapat peneliti simpulkan mengenai bimbingan
bagi orang tua dalam mengatasi remaja pecandu narkoba yang dilakukan di Desa
Pabuaran bahwa narkoba adalah obat-obatan terlarang maka diperoleh beberapa
hasil kesimpulan diantaranya :
1. Yang menjadi faktor remaja pecandu narkoba ialah Perasaan ingin tahu
biasanya dimiliki oleh generasi muda pada umumnya, Selain didorong oleh
perasaan ingin tahu, memiliki rasa solideritas yang tinggi sesama teman, ingin
dianggap hebat, pemberani, kurangnya perharian dan pengawasan dari orang
tua.
2. Bentuk bimbingan yang dilakukan pada orang tua adalah bimbingan
individual. Adapun indikator keberhasilannya orang tua lebih cenderung
bersikap positif, orang tua lebih bersikap perhatian terhadap anaknya, orang
tua lebih bersikap sabar, ikhlas dan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang penulis teliti di Desa Pabuaran tentang sikap
awal orang tua yang mempunyai anak remaja pecandu narkoba, penulis
mengajukan saran-saran diantaranya:
1. Diharapkan bagi orang tua yang memliki anak remaja pecandu narkoba agar
selalu mengawasi dan lebih memperhatikan anaknya.
56
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya pengembangan konseling karena
masih banyak yang harus dilakukan lebih lanjut tentang bimbingan terhadap
orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba, mengingat penyalah
gunaan narkoba dari tahun ke tahun meningkat dan yang paling rawan terkena
narkoba adalah anak sekolah.
3. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Hendaklah diperbanyak
khususnya materi praktek bimbingan dan konseling dalam menanganin
masalah agar lebih efektif.