bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/skripsi.pdfkampung...

56
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja muncul dengan peristiwa yang variatif dan memperhatinkan semua pihak.Kanakalan yang sering terjadi dewasa ini tampaknya sudah kehilangan ciri nakalnya dan sudah menjurus pada tindakan kriminal yang dapat membahayakan keselamatan dan ketentaraman hidup masyarakat.Salah satu bentuk kenakalan remaja ialah keterlibatan remaja dalam melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkoba. 1 Narkoba terbuat bahan kimiawi yang merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu. Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Menghadapi permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia diatur dalam Undang- Undang pada Tahun 1927 pemerintahan Hindia Belanda sudah mengeluarkan peraturan ancaman hukum pidana terhadap penggunaan obat-obatan tertentu. Hukum ini dipertegas dalam Undangg-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1976. Sebelumnya, pada tahun 1971 Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 6 dengan membentuk badan kordinasi, dikenal 1 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling, Studi Karir dan Keluarga (Bandung: Rafika Aditama, 2015), p.76.

Upload: vukhuong

Post on 20-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kenakalan remaja muncul dengan peristiwa yang variatif dan

memperhatinkan semua pihak.Kanakalan yang sering terjadi dewasa ini

tampaknya sudah kehilangan ciri nakalnya dan sudah menjurus pada tindakan

kriminal yang dapat membahayakan keselamatan dan ketentaraman hidup

masyarakat.Salah satu bentuk kenakalan remaja ialah keterlibatan remaja dalam

melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkoba.1

Narkoba terbuat bahan kimiawi yang merusak sel-sel otak, yang sudah

sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.Di antara pengguna ganja, beragam

efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta

hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna

akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Menghadapi

permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia diatur dalam Undang-

Undang pada Tahun 1927 pemerintahan Hindia Belanda sudah mengeluarkan

peraturan ancaman hukum pidana terhadap penggunaan obat-obatan tertentu.

Hukum ini dipertegas dalam Undangg-Undang Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 1976. Sebelumnya, pada tahun 1971 Presiden Republik Indonesia

mengeluarkan Inpres Nomor 6 dengan membentuk badan kordinasi, dikenal

1 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling, Studi Karir dan Keluarga (Bandung:

Rafika Aditama, 2015), p.76.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

2

dengan nama Badan Kordinasi Pelaksana Inpres No 6/1971 (BAKOLAK INPRES

6/1971) yang bertugas mengkordinasikan penanggulangan antar departemen

terhadap masalah narkoba.2

Banyak kasus atau tindak kenakalan remaja yang berbentuk

penyalahgunaan.Orang tua harus benar-benar memberikan bimbingan yang baik

untuk anaknya agar tidak terjerumus hal-hal yang membuatnya masuk kedalam

kenakalan yang negatif. Kasus yang pernah terjadi terletak di Desa Pabuaran,

Kampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-

lokasi tersebut, terdapat tindak penyalahgunaan dan pengedaran narkoba. Kasus

yang pernah terungkap ialah kasus penangkapan penyelundupan Narkoba

sebanyak 3,7 Ton di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang. Kasus ini sebagai

bukti atau indikisai penulis bahwa selain tertangkapnya gerbong pengedar

narkoba, disana secara otomatis terdapat pemakai atau pengedar yang masih

melakukan tindakan tersebut.

Dari hasil observasi penulis, bahwa lokasi-lokasi tersebut memang

menjadi sumber atau adanya pelaku yang masih remaja dan melakukan

penyimpangan pada pola hidup yang bersifat moralitas.Kenakalan remaja

memang sudah lama menjadi topik perbincangan dan menjadi sebuah masalah

yang masih butuh pemecahan serta penyelesaian secara terorganisir khususnya

pada kenakalan remaja pada pemakaian dan pengedar narkoba. Dari hasil

wawancara ke 4 responden orang tua yang pecandu narkoba yaitu:

2 Ida Listyarini Handoyo,Narkoba Perlukah Mengenalnya, (Bandung: PT. Pakar Raya,

2010), p. 9.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

3

MM adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun. Dia mengatakan

bahwa pada bulan September tahun 2016 anaknya yang bernama DE itu harus

dibawa kekantor polisi karena ketauan menggunakan narkoba yang berjenis ganja.

MM merasa kaget dan tidak menyangka setelah mendengar kabar tersebut.Karena

DE adalah anak yang pendiam dan jarang bergaul, terlebih lagi MM tidak pernah

memberikan uang jajan lebih untuk anaknya.Karena untuk memenuhi kebutuhan

sehari-harinya saja sangat sulit.3

RI adalah seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 17 Februari 1978.

Dia mengatakan bahwa anaknya yang bernama AN harus berurusan dengan polisi

karna terjerat dengan obat-obatan terlarang yang berjenis ganja dan pil ekstasi. RI

meresa kaget dan tidak percaya setelah mendapat kabar itu.Karna AN adalah

anak yang pintar dan rajin terlebih lagi dia anak yang sopan.4

FN dan TK adalah pasangan suami istri. Bisa dibilang mereka adalah

pasangan yang sangat harmonis. Mereka mengatakan bahwa anaknya yang

bernama RO pernah dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan terkait

dengan penyalah gunaan narkoba.FN dan TK merasa tidak percaya bahwa

anaknya yang bernama RO harus dibawa kekantor polisi untuk di mintai

keterangan.5

FI adalah seorang Laki-laki yang berumur 58 tahun.yang merupakan

orang tua dari TI. FI mengatakan bahwa anaknya yang bernama TI 7 bulan yang

3 Wawancara dengan MM (orang tua RO), dilakukan pada tanggal 08 November

2016, pukul 09:00 WIB. 4Wawancara dengan RI (orang tua RO), dilakukan pada tanggal 10 November 2016,

pukul 02:00 WIB. 5 Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul 14:00

WIB.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

4

lalu pernah ketauan memakai barang haram yang berjenis ganja di kamarnya.FI

merasa kaget setelah melihat langsung anaknya yang sedang menghisap ganja.6

Fokus terhadap penelitian ini lebih kepada bentuk-bentuk kenakalan yang

dipengaruhi oleh zat adiktif atau narkoba.Karena dari kasus-kasus kenakalan

remaja yang terlihat dipermukaan dapat diduga sebagai pengaruh dari

penyalahgunaan narkoba disamping penulis memang benar-benar mengenal

objek. Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, maka jelaslah bahwa narkoba

mempunyai pengaruh terhadap cara pandang atau bersikap dalam keseharian

remaja, yang berubah menjadi sebuah kenakalan bahkan berlanjut menjadi sebuah

tindak kriminal. Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis mengadakan

penelitian sebagai kemasan skripsi dengan judul “Bimbingan Orang Tua Dalam

Mengatasi Remaja Pecandu Narkoba Di Kecamatan Pabuaran Kabupaten

Serang”

B. Rumusan Masalah

1. Apa faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada anak remaja?

2. Bagaimana bimbingan pada orang tua yang memiliki anak remaja pecandu

narkoba?

6 Wawancara dengan FI (orang tua TI), Pada tanggal 15 November 2016, Pukul 10:00

WIB.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

5

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja.

2. Untuk mengetahuibentuk bimbingan pada orang tua yang memilikianak

pecandu narkoba.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini, dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan

teori bimbingan untuk mengetahui bimbingan orang tua dalam mengatasi remaja

pecandu narkoba. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti

lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing,

maupun peneliti itu sendiri. Bagi remaja, dapat mengetahui dampak dan bahaya

dalam penggunaan narkoba setelah mengikuti kegiatan bimbingan.Bagi

masyarakat, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan diskusi dalam bahaya

narkoba. Serta bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan

dalam mengatasi remaja pecandu narkoba.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

6

E. Kajian Pustaka

Berkaitan dengan judul skripsi yang akan penulis tulis, sudah ada

penelitian terdahulu yang membahas, akan tetapi ada perbedaan dengan penulis

teliti sekarang ini di antaranya:

1. Mohammad Abdus Sofa dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Pola

Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja Pada Siswa - Siswi SMA Negeri

1 Kepoh Baru Bojonegoro” (Fakultas Ekonomi, Jurusan Sumber Daya

Manusia, Jurusan STIP Prima Graha). Tulisan tersebut mengemukakan

bahwa kenakalan anak dan remaja bersumber dari kerusakan moral, hal ini

ditandai oleh keluarga yang sibuk, keluarga retak, keluarga sigle parent

dimana anak hanya di asuh oleh ibu, menurunnya kewibawaan sekolah dalam

mengawasi anak, peranan agama belum mampu masuk pada hati nurani

kaitannya dalam menangani masalah moral.7

Dari pemaparan penelitian Mohammad Abdus Sofa yang pernah

dilakukan, pada pembahasannya yang menjadi fokus pembahasan ialah peran

orang tua yang mengakibatkan anak melakukan tindakan amoral.Perbedaannya

dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penelitian ini bimbingan orang tua

dalam mengatasi remaja pecandu narkoba.

2. Rima Melati dalam Artikel berjudul “Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalah

Guna Narkoba Di Perumahan BTN Manggar Balik Papan Timur”. Dari

penelitian tersebut dijelaskan tentang perilaku sosial remaja akibat

penyalahgunaan narkoba dibentuk oleh dua faktor. Pertama faktor internal,

7 Mohammad Abdus Sofa, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja

Pada Siswa Siswi SMA Negeri 1 Kepoh Baru Bojonegoro, Fakultas Ekonomi, Jurusan Sumber

Daya Manusia, Jurusan STIP Prima Graha. diunduh 24 November 2016.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

7

keluarga memegang peran dominan terhadap kecenderunga remaja puteri

untuk menjadi pemakai atau penyalah guna narkoba, perubahan perilaku

pengguna narkoba seperti mudah marah, suka bohong dan melakukan

perilaku amoral agar mendapatkan uang akumulasi rasa benci membuat

remaja kemudian mencari jalan keluar untuk lari dari masalah. Lalu pengaruh

eksternal yakni teman sepergaulan dan masyarakat.8

Dari penelitian Rima Melati yang pernah dilakukan, pada

pembahasannya perilaku sosial remaja putri penyalah guna narkoba di

perumahan.Perbedaannya dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penelitian

ini bimbingan orang tua dalam mengatasi remaja pecandu narkoba dan perbedaan

yang lainnya yaitu tempat penelitiannya.

3. Lainun Shabrina dalam skripsinya berjudul “Tindak Pidana Penyalahgunaan

Narkoba Golongan 1 Bagi Diri Sendiri (Tinjauan Yuridis Terhadap

Penerapan Undang Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan Perkara

Nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt). membahas pertimbangan hakim dalam

menerapkan unsur-unsur tindak pidana penyalahgunaan narkoba bagi diri

sendiri dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana dalam perkara

nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian

deskriptif.9

8 Rima Melati, Perilaku Sosial Remaja Putri Penyalah Guna Narkoba Di Perumahan

BTN manggar Balik papan Timur, (Jurnal Psikologi Pada Tahun 2014), diunduh 24 November

2016 9 Lainun Shabrina, Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Bagi Diri Sendiri

(Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Undang Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan Perkara Nomor:

56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, diunduh 24

November 2016.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

8

Dari pembahasan skripsi Lainun Shabrina yang pernah dilakukan, pada

pembahasannya yang menjadi fokus pembahasan ialah Tindak Pidana

Penyalahgunaan Narkoba Golongan 1 Bagi Diri Sendiri (Tinjauan Yuridis

Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor: 35 tahun 2009 Pada Putusan

Perkara Nomor: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt). Perbedaannya dengan skripsi yang

akan penulis akan teliti adalah penelitian ini membahas bimbingan orang tua

dalam mengatasi remaja yang pecandu narkoba.

F. Kerangka Pemikiran

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan proses untuk menolong individu memahami diri

mereka serta dunia mereka. Bimbingan dapat pula diartikan pertama, proses

fonemena yang menunjukan perubahan yang terus menerus mengikuti zaman,

bimbingan melibatkan tindakan yang sistematis untuk menuju tercapainya kearah

tujuan.Kedua menolong diartikan sebagai membantu, mendukung, menyumbang

atau menyediakan. Ketiga, individu maksudnya bahwa bimbingan merupakn

bantuan yang diberikan kepada individu yang normal yaitu mereka yang

memerlukan bantuan dengan peristiwa dengan hal yang berlaku pada masa

perkembangan yang normal.10

10

Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling, (Bandung: CV. Perdana

Mulya Sarana, 2010), p. 1-2.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

9

2. Tujuan Bimbingan

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalm kehidupan pribadi,

keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah atau madrasah, tempat

kerja maupun pada masyarakat.

b. Memiliki pemahaman tenatng irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara

yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenagkan (musibah) serta

dan mampu meresponnya secara postif sesuai dengan ajaran Agama yang

dianut.

c. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri atau orang lain. Serta

memiliki kemampuan untuk melakukuan pilihan yang sehat.

3. Problem Yang Ada Pada Responden

Problem yang dihadapi ke 4 responden yaitu:11

a. Putranya mengkonsumsi narkoba

b. Merasa malu dengan tetangga dan masyarakat sekitar karena

penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anaknya.

c. Harus berhadapan dengan hukum karena penyalahgunan narkoba yng

dilakukan oleh anaknya.

d. Menjadi gunjingan masyarakat.

11

Wawancara dengan All, responden, Pada tanggal, 20 November 2016, Pukul 10:00

WIB.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

10

4. Langkah-Langkah Bimbingan

a. Asesmen

Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menginter pretasikan data atau informasi tentang problem responden yang sedang

diteliti oleh penulis. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat gambaran berbagai

kodisi individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan layanan

bimbingan yang ingin diubah.12

Tahap assesmen diantaranya mempersilahkan responden untuk

menceritakan masalahnya, mengidentifikasi perilsku yang bermasalah yang

dialami oleh anaknya yaitu yang telah mengkonsumsi narkoba, mengklarifikasi

perilaku bermasalah, mengidentifikasi peristiwa yang menyertai perilaku

bermasalah, mengidentifikasi intensitas yang bermasalah, mengidentifikasi

perasaan reesponden pada saat perilaku bermasalah, merangkum pembicaraan

responden untuk dijadikan bahan proses bimbingan, menemukan inti masalah,

mengidentifikasi hal-hal yang menarik dalam kehidupan responden, memberikan

motivasi kepada responden serta mengidentifikasi hubungan social dari

responden.

b. Diagnosa

Diagnosa adalah suatu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi

serta latar belakangnya. Kegiatan yang penting dalam langkah ini adalah

mengumpulkan data. Untuk dapat memahami gejala permasalahan belajar secara

12

Gantina Komalasari, dkk, Asesmen Tehnik Nontes Dalam Perspektif BK Komprehensif,

(Jakarta: PT. Indeks, 2011), p. 17

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

11

tepat, memerlukan penelitian yang mendalam, sehingga diperoleh berbagai

informasi atau keterangan, yang diperoleh dari berbagai sumber dan

menggunakan berbagai metode.

Pada dasarnya data yang dikumpulkan menyeluruh seperti: identitas

responden, latar belakang keluarga, hubungan sosial, lingkungan hidup, aspek

psikologinya, aspek jasmaniahnya, emosi dan keagamaan. Disamping data yang

lengkap hendaknya juga valid, obyektif dan relevan.

Berbagai data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: dari

masyarakat, teman, dan dokumen. Sedangkan metode untuk mengungkap data

tersebut dapat digunakan berbagai metode, yaitu:

1. Studi Kasus

Studi kasus merupakan pengumpulan data yang yang bersifat integratif

dan komprehensif.Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan,

sedangkan komprehensif artinya data yang dikumpulakan meliputi seluruh aspek

individu secara lengkap.Data yang diperoleh melalui studi kasus yang bermanfaat

dalam menetapkan jenis kesulitan yang dialami individu, dan juga jenis bantuan

yang dapat diberikan. Dalam studi kasus ini informasi dapat diperoleh dari

berbagai pihak, seperti: guru dan orang tua.

Studi kasus merupakan teknik memahami individu secara mendalam,

yang sifatnya lengkap, rahasia, terus menerus dan diperoleh dari berbagai sumber.

2. Pragnosa

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

12

Berdasarkan ketetapan dalam diagnosa dan analisa berbagai informasi

yang telah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah merencanakan bantuan yang

akan diberikan.

3. Langkah Evaluasi dan follow up

Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui

sejauhmanakah terapi yang telah dilakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam

langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam

jangka waktu yang lebih jauh.13

5. Definisi Orang Tua

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan

membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan

anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua

diatas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian

keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang

terdiri ayah, ibu dan ank-anak.14

6. Definisi Remaja

Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,

yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik sehingga mampu bereproduksi.

Menurut Salma, remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung

13

Farid Mashudi, Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling, (Diva

Pres: Jogjakarta 2010), p. 217. 14

Erna Riskina, Arti Orang Tua, Kuakap.com, pada tanggal 13 Desemebr 2016, Pukul

11:225 WIB

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

13

terhadap orang tua kearah kemandirian minat-minat seksual, perenungan diri dan

perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.15

Secara perkembangan manusia terbagi kedalam tiga tahap atau fase yaitu:

fase anak-anak, fase remaja dan fase dewasa. Dan dari ketiga fase ini fase remaja

merupakan fase yang paling rumit dan penuh dengan tantangan saat

melewatinya.Fase remaja dikenal dengan fase yang penuh kesukaran.Bukan saja

kesukaran pada bagi individu yang bersangkutan, tapi juga bagi orang tua,

masyarakat dan juga aparat (polisi).Hal ini disebabkan karena masa remaja

merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa

transisi ini sering kali menghadapkan remaja pada situasi yang membingungkan,

disatu pihak ia masih kanak-kanak, namun disatu pihak yang lain dia sudah

bertingkah laku seperti orang dewasa.16

Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini sering menyebabkan

remaja melakukan perilaku-perilaku yang aneh, frontal dan bisa berujung pada

berbuat kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, seorang remaja sering

membantah orang tuanya karena ia mulai memiliki pendapat sendiri serta nilai-

nilai yang berbeda dengan orang tuanya. Pendapat orang tuanya tidak lagi

dijadikan pegangan sedangkan untuk berdiri sendiri dia belum cukup kuat, dan

dapat terjerumus kedalam kelompok-kelompok remaja yang anggotanya memiliki

persoalan yang sama.

Oleh karenanya masa ini adalah masa-masa yang rawan dan penuh

kehati-hatian dalam melewatinya, karena penuh dengan tantangan dan tebing

15

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung; PT Remaja

Rosda Karya, 2011), p.184 16

Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta; Rajawali Press), p.169

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

14

terjal yang akan menghadang. Sering kita melihat banyak remaja yang terpeleset

ketika memasuki masa-masa ini.Dan salah satu aktivitas yang mereka lakukan

pada masa ini yaitu pergaulan sesame teman sehingga penyalahgunaan narkoba.17

7. Pengertian Narkoba

Narkoba pada dasarnya merupakan suatu singkatan kata dari Narkoba,

Psikotropika, dan zat (bahan adiktif) lainnya.Secara terminologi dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, narkoba adalah obat yang dapat menenangkan syaraf,

menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau rasa merangsang.

Narkoba memiliki arti yang sama dengan narcosis yang berarti membius. Ada

yang mengatakan bahwa kata narkoba berasal dari Bahasa Yunani “narke” yang

berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.Selain itu juga ada yang

berpendapat bahwa kata narkoba berasal dari kata narcissus, sejenis tumbuh-

tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang menjadi tidak

sadar.18

Rachman Hermawan, mendefinisikan narkoba merupakan zat yang

dimakan, diminum, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh manusia, dapat

mengubah satu atau lebih fungsi badan manusia.

Pengertian narkoba secara yuridis diatur dalam Pasal 1 butir 1 Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkoba yang menyebutkan bahwa :

“Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri

17

Wahid Bagus Rachman, Perilaku Pacaran Mahasiswa Di IAIN “SMH” Banten, p.28 18

Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, (Bandung: PT.

Mandar Maju, 2003), p. 35.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

15

dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-

golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini”.19

8. Narkoba Dalam Pandangan Islam

a. Al-Ma‟idah ayat 90

صاب والشلم زج يطاى فاجتبى يا أيها الريي آهىا إوا الخوس والويسس وال س هي عول الش

لعلكن تفلحىى

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berkorban

untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk

perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan.” (Q.S. Al-Ma‟idah : 90)

b. Al-Ma‟idah ayat 91

Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan

dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan

menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah

kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Ma‟idah : 91)

c. QS. Al-Ma'idah ayat 90

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum) يا أيها الريي آهىا إوا الخوس

khamer) kataالخوس adalah minuman yang dapat memabukkan yang dapat

19

Rachman Hermawan S., Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Bandung :

Eresco, 1987), p. 10-11.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

16

menutupi akal sehat.20

Para ulama berbeda pendapat tentang makna khamr, Abu

Hanifa membatasinya pada air anggur yang diolah dengan memasaknya sampai

mendidih dan mengeluarkan busa, kemudian dibiarkan higga menjernih. Yang ini,

hukumnya haram untuk diteguk sedikit atau banyak, memabukkan atau tidak.

Adapun selainnya, seperti perasan aneka buah-buahan yang berpotensi

memabukkan atau mengandung alkohol yang berpotensi memabukkan, maka ia

dalam pandangan Abu Hanifah, tidak dinamai khamr. Pendapat ini ditolak oleh

ulama-ulama mazhab lainnya yakni Imam Malik, Imam Syafi‟I dan Imam

Hambali berpendapat bahwa apapun yang apabila diminum atau digunakan dalam

kadar normal oleh seseorang yang normal lalu memabukkan baik itu dari perasan

anggur, kurma, gandum ataupun dari bahan lainnya, maka ia adalah khamr.21

Kata والويسس (berjudi) atau taruhan.22

Kata ( هيسس) maysir terambil dari

kata (يسس) yusr yang berarti mudah. Judi dinamai maysir karena pelakunya

memperoleh harta dengan mudah, kehilangan harta dengan mudah. Kata ini juga

berarti pemotongan dan pembagian. Dahulu masyarakat Jahiliah berjudi dengan

unta untuk kemudian mereka potong dan mereka bagi-bagikan dagingnya sesuai

kemenangan yang mereka raih.23

Penulis tafsir Al Kasysyaf mengatakan

“termasuk kelompok maisir adalah segala bentuk perjudian, seperti dadu, catur

dan lainnya.” Penulis tafsir Ruhul Ma‟ani berkata: “termasuk jenis maisir adalah

segala macam perjudian, seperti dadu, catur dan lain sebagainya.” Mengenai

20

Imam Jalaluddin Al-mahalli dan Imam Jalaluddin As-suyuti, Tafsir Jalalain

(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), p. 470. 21

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan: Tafsir ayat-ayat hukum (Semarang :

CV. Asy-syifa, 1994), p. 434. 22 Opcit, p.470. 23

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Jakarta : Lentera Hati, 2002), p. 192-193.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

17

catur Imam Syafi‟i berkata: “apabila catur itu dilakukan tanpa ada taruhan, tanpa

omongan yang jorok dan tanpa melalaikan shalat, makatidaklah haram dan tidak

termasuk maisir.”24

Dari segi hukum, maysir/ judi adalah segala macam aktifitas

yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memenangkan suatu pilihan

dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan.

صاب وال (berkorban untuk untuk berhala) patung-patung sesembahan. Maksud

berkorban disini yaitu menyembahnya (mengagungkannya) atau melakukan

penyembelihan atas namanya. والشلم (mengundi nasib dengan anak panah)

permainan undian dengan anak panah. زجس (perbuatan keji) menjijikkan lagi

kotor. يطاى maksudnya perbuatan yang (termasuk perbuatan setan) هي عول الش

dihiasi oleh setan.يطاسجس ,menunjukkan bahwa meminum khamr, judi هي عول الش

berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan

keji (menjijikkan dan kotor) yang termasuk perbuatan setan (dihiasi oleh setan).

maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu) yakni kekejian yang terkandung di فاجتبى

dalam perbuatan-perbuatan itu, jangan sampai kamu melakukannya. (فاجتبى)

fajtanibuhu, mengandung kewajiban menjauhinya dari segala aspek pemanfaatan.

Bukan saja tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual dan tidak boleh

dijadikan obat. Demikian pendapat al-Qurthubi. Menurut Thahir Ibn „Asyur

menjauhi hal-hal di atas adalah dalam konteks keburukan yang dikandung sesuai

dengan sifat masing-masing larangan itu. Menjauhi khamr adalah menjauhi dari

24

Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan, p. 440-441.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

18

segi meminumnya. Menjauhi perjudian adalah dari segi taruhannya. Menjauhi

berhala dari segi penyembelihan atas namanya. Menjauhi panah-panah dari segi

menggunakannya sebagai alat pilihan dalam menentukan nasib. لعلكن تفلحىى (agar

kamu mendapat keberuntungan).

d. QS. Al-Ma‟idah ayat 91

يطاى أى يىقع بيكن العداوة والبغضاء في الخوس والويسس أوا يسيد الش

(sesungghnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan

kebencian diantara kamu lantaran-meminum-khamr dan berjudi).

كن الة وبصد عي ذكسللا وعي الص

(Dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat) yang dimaksud

dengan menghalangi kamu dari mengingat Allah disamping dapat berarti

melupakan zikir dengan hati dan lidah, juga dapat berarti melupakan zikir atau

peringatan yang disampaikan oleh Rasul SAW. berupa al- Qur‟an dan Sunnah,

atau melupakan zikir dari sisi rububiyyah (pemeliharaan) Allah kepada manusia,

dan ini mengantarkan kepada melupakan sisi ‘ubudiyyah (ibadah) kepada-Nya dan

terutama adalah melaksanakan shalat.

تهىى تن ه merupakan pernyataan yang (? Maka apakah kamu akan berhenti) فهل أ

bermakna perintah, yang dicelanya terdapat kecaman terhadap sebagian anggota

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

19

masyarakat muslim yang ketika turunnya ayat ini belum menghentikan kebiasaan

minum khamr.25

9. Jenis-Jenis Narkoba

M. Ridha Ma‟roef membagi jenis-jenis narkoba menjadi duamacam,

yaitu :

a. Narkoba alam: narkoba dalam pengertian sempit, termasuk didalamnya adalah

berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, hashish, codein dan cocaine.

b. Narkoba sintesis : narkoba dalam pengertian yang luas, termasuk didalamnya

adalah zat-zat (obat) yang tergolong dalam tiga jenis obat yaitu hallucinogen,

depressant, dan stimulant.26

10. Tindak Pidana Narkoba

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba menyatakan

bahwa setiap perbuatan yang tanpa hak berhubungan secara langsung maupun

tidak langsung dengan narkoba adalah bagian dari tindak pidana narkoba. Pada

dasarnya penggunaan narkoba hanya boleh digunakan untuk kepentingan

pengobatan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila diketahui terdapat

perbuatan diluar kepentingan-kepentingan sebagaimana disebutkan di atas, maka

perbuatan tersebut dikualifikasikan sebagai tindak pidana narkoba. Hal tersebut

ditegaskan oleh ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

narkoba menyatakan bahwa :

25

M. Quraish, Al-Mishbah, p. 195-196

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

20

“Narkoba hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Tindak pidana narkoba diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkoba. Dalam segi

perbuatannya ketentuan pidana yang diatur oleh undang-undang tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) antara lain:

a. Kejahatan yang menyangkut produksi narkoba.

b. Kejahatan yang menyangkut jual beli narkoba

c. Kejahatan yang menyangkut pengangkutan dan trasito narkoba

d. Kejahatan yang mengangkut penguasaan narkoba

e. Kejahatan yang menyangkut penyalahgunaan narkoba.

f. Kejahatan yang menyangkut tidak melapor pecandu narkoba

g. Kejahatan yang menyangkut label dan publikasi narkoba

h. Kejahatan yang menyangkut jalannya peradilan narkoba

i. Kejahatan yang menyangkut penyitaan dan pemusnahan narkoba.27

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan karena

pengambilan sumber datanya dalam hal ini data kasus kenakalan remaja yang

kecanduan narkoba yang terjadi di Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran untuk

27

Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2001), p. 154.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

21

kemudian di diskripsikan dan dianalisis sehingga dapat menjawab persoalan yang

telah dirumuskan pada pokok masalah.

2. Lokasi Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, penulis

menentukan lokasi penelitian di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Serang

Banten. Dari 12 November 2016 samapi 12 Januari 2017

3. Sumber Data

Sebagai sumber data atau data primer dalam penelitian ini, sebelumnya

penulis melakukan pemilihan sampel pertama yang dilakukan adalah dengan cara

melihat kondisi masyarakat pabuaran baik dalam tingkat ekonominya.

Pengambilan responden dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang

dengan pertimbangan bahwa terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan

penelitian kaji yang kemudian dijadikan unit analisis tehnik pemilihan dengan

cara probalitiy sampling agar pengambilan sampel tidak keliru.28

28

Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosisl, (Yogyakarta: Gajah Mada, cet.

X, 2003), p. 152

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

22

4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan /lokasi dengan sistematis

tentang fonemena-fonemena yang diselidiki.29

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang dilakukan untuk pengumpulan

data tentang berbagai hal seseorang atau sekumpulan orang secara lisan dan

langsung.30

Wawancara dapat dilakukan secara tidak tersusun maupun secara

tersususun.Penulis mewancarai secara langsung berdialog dengan melibatkan

beberapa remaja dan orang tua.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang

isinya terdiri dari penjelasan dan pikiran peristiwa itu, ditulis dengan sengaja

untuk menyimpan atau meneruskan keterangan peristriwa tersebut.

5. Tehnik Analisis data

Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menenentukan

aspek penelitian berhasil atau tidak, penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif yaitu

berusaha menggambarkan menjelaskan hubungan kenakalan remaja dengan

penyalahgunaan narkoba.

29

Sutrisno, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Fakultas Pssikoilogi UGM, 1990), p.

136 30

Masri Singaribun & Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survay, (Jakarta: LP3S,

1985). p. 145

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

23

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian ini, maka penulis

menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I, ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, metodologi

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II, gambaran umum Desa Pabuaran meliputi: sejarah Desa

Pabuaran, sejarah kecamatan pabuaran, struktur organisasi Desa Pabuaran, letak

geografis Desa Pabuaran dan pendapatan masyarakat Desa Pabuaran.

BAB III, tentang keadaan keluarga pelaku penggunaan narkoba meliputi:

identitas responden orang tua yang pecandu narkoba, keadaan keluarga pelaku

penggunaan narkoba, faktor yang menyebabkan seseorang melakukan

penyalahgunaan narkoba dan akibat penyalahgunaan narkoba.

BAB IV, tentang bimbingan orang tua pada anak pecandu narkoba di

Desa Pabuaran meliputi: langkah-langkah bimbingan orang tua pada anak

pecandu narko tika dan proses bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba

dan hasil penerapan bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba Desa

Pabuaran.

BAB V, penutup meliputi: kesimpulan dan saran-sara

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

24

BAB II

GAMBARAN UMUM DESAPABUARAN KECAMATAN

PABUARAN KABUPATEN SERANG

A. Kondisi Geografis Desa Pabuaran

Karena tidak adanya data dokumeantasi tentang kondisi geografis Desa

Pabuara dalam bentuk buku ataupun dokumen lain pada tahun 2015 s/d 2016

maka peneliti memperoleh informasi dari hasil wawancara dengan para anggota

stap Desa dan Buku Daftar Isian potensi Desa dan Kelurahan dan Daftar Isian

Tingkat Perkembangan Penduduk Desa dan kelurahan DesaPabuaran tahun 2015

s/d 2016, Karena menurut para anggota stap DesaPabuaran belum memiliki data

profil Desa di tahun 2017, Sehingga diperoleh informasi DesaPabuaran

Kecamatan PabuaranKabupaten Serang Provinsi Banten memiliki luas wilayah

sekitar 628 Ha, dengan penggunaannya sebagai berikut: pemukiman225 Ha,

Perkantoran 1 Ha, Pertanian 260Ha, Perkebunan 100 Ha, Peternakan 10 Ha,

Perikanan 5 Ha, Fasilitas Umum, 2 Ha, Fasilitas Sosial15 Ha. 31

Desa Pabuaran memiliki jumlah penduduk sekitar 7752 Orang dengan

jumlah RT. 31, dan RW.9,dengan jumlah 31kampung yaitu: Kp. Nangka

Bongkok, Kp. Cikarenda, Kp. Kabarosan, Kp. Pasar Sore, Kp. Nagreg, Kp. Amis

Barang, Kp. Cijungjang, Kp. Cicokrom, Kp. Cikalahang, Kp. Mekar Sari, Kp.

Ciwaluran, Kp. Cikaung Timur,Kp. Cikaung Masjid, Kp. Cikaung Barat, Kp.

31

Informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan Bpk, Surnadi, S.pd.I selaku

bendahara.Pada tanggal 18 November 2016, 10:00 WIB.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

25

Cibinong, Kp. Cipocung, Kp. Cikalapa, Kp. Cibobok, Kp. Pabuaran Timur, Kp.

Pabuaran Masjid, Kp. Pabuaran Barat, Kp. Lewi Tiang, Kp.Cikampeng, Kp. Pasir

Koyon, Kp. Liwalet Masid, Kp. Liwalet Langgar, Kp. Pasir Buntu, Kp. Aseum

Masjid, Kp. Aseum Langgar, Kp. Pasir Angin Timur, Kp. Pasir Angin Barat.

Selain itu Desa Pabuaran memiliki beberapa batas peDesaan, di sebelah

utara berbatasan dengan Desa Gunung Sari, dan di sebelah timur berbatasan

dengan Desa Pancanegara dan Desa Sindang Sari, disebelah barat berbatasan

dengan Desa Pasanggrahan dan Desa Kadu Bereum dan di sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Kadu Kacapi.

Desa Pabuaran juga merupakan sebuah Desa yang dikelilingi oleh

persawahan dan perkebunan sehingga memiliki udara yang sejuk dan oleh karna

itu mata pencaharian Desa setempat mayoritas petani. Desa Pabuaran memiliki

sumber daya pangan dan papan dibidang pertanian, perkebunan, dan pertenakan,

bidang pertanian seperti: padi, singkong, timun, kacang panjang, kacang tanah,

ubi, terong, cabai, jagung dan umbi-umbian lainnya. Sedangkan bidang

perkebunan yaitu: kelapa, melinjo, papaya, kopi, coklat, yang lainnya, Sedangkan

bidang pertenakan yaitu: ayam kampung, ayam negri, ayam bangkok, kerbau,

kambing, bebek, dan kucing, Dari hasil pertanian,perkebunan dan pertenakan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik pangan, papan, maupun

sandang dengan cara dikonsumsi sendiri dan dijual dipasar setempat yaitu Pasar

Ciomas, Pasar Padarincang, ataupun Pasar Rau, dan lain sebagainya tergantung

dari hasil panen.yang didapat.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

26

Penduduk yang tinggal di Desa Pabuaran dari berbagai etnis yang terdiri

dari laki-laki 3834 dan perempuan 3918 dengan jumlah KK mencapai 1492. Dan

etnis yang berada di Desa Pabuaran yaitu: etnis sunda 65%, Jawa 25%, Batak

2%, Betawi 8%, dengan mayoritas penduduk beragama Islam32

.

Adapun mata pencaharian dan pekerjaan orang tua yang tinggal di Desa

Pabuaran yang menjadi subjek penelitian terdiri dari berbagai profesi.

Karyawan/ABRI/PNS 67 Orang, Wiraswasta/pedagang 50 Orang, Tani

246 Orang, Pertukangan 10 Orang, Buruh Tani 400 Orang, Pensiunan 13 Orang,

Nelayan 0 Orang, Pemulung 0 Orang, Jasa 1542 Orang

B. Lembaga pemerintahan Desa Pabuaran

Lembaga Pemerintahan Desa Pabuaran memiliki jumlah aparat

pemerintahan kurang lebih 16 orang, jumlah perangkat Desa atau kelurahan 9 unit

kerja.Adapun struktural jabatan dimulai dari kepala Desa, sekertaris Desa, kaur

umum, kaur perencanaan dan pelaporan, kaur keuangan, bendahara, kasi

pemerintahan, kasi pembangunan, pemberdayaan, Kasi kemasyarakatan.33

32

Informasi yang didapatkan dari hasil dan dokumentasi wawancara dengan Bpk,

Nuryakin selaku Kasi pemerintahan Desa Pabuaran, Pada tanggal 23 November, 2016, 09:00

WIB.

33

Buku Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan (lampiran II dan IV peraturan mentri

Dalam Negri Nomor 12 Tahun 2007. Tentang Pedoman penyusunan dan Data profil Desa

Kelurahan Tahun 2003. Dan Wawancara dengan Endin Nasrudin, S.E. Sekertaris Desa Pada

Tanggal 27 November 2016, pukul 02:30 WIB.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

27

BAGAN KELEMBAGAAN DESA

Masyarakat

UPK

BPD dan

LPM

PKK

KARANG

TARUNA

RT/RW

MAJLIS

TAKLIM

TPK

PERANGKAT

DESA

OMS & KPP

(PPIP)

APARAT DESA

UPK

APARAT

DESA

TPK

OMS & KPP

(PPIP)

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

28

Gambar Struktur Pemerintahan Desa Paburan

STRUKTUR ORGANISASI DESA

PEMERINTAHAN DESA

DESAPABUARAN KECAMATAN PABUARAN

KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

NURYAKIN

KASI

PEMERINTAHAN

HERMAN ROSADI

KASI

PEMBANGUNAN DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

MASHUDI

KASI

KEMASYARAKATAN

AYI AKHMAD SURYAWAN IMI

KEPALA DESA

TIA RUSITA

BENDAHARA

SUMAENI

KAUR UMUM

ENDIN NASRUDIN,S.E

SEKERTARIS DESA

SOPIAN HADI

KAUR

PERENCANAAN

DAN PELAPORAN

SUNARDI,S.Pd.I

KAUR

KEUANGAN

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

29

Gambar Struktur Pemerintahan BPD

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PERMUSYAWARATANDESA

DESAPABUARAN KECAMATAN PABUARAN

KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

KETUA

BUNYAMIN

ANGGOTA

ENJAT

SUJATMA

WAKIL KETUA

YANI MANDAR

SEKERTARIS

ROHANI

ANGGOTA

DAHLAN

WIJAYA

ANGGOTA

ELI SUHAELI

ANGGOTA

MEDI

MULYANA

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

30

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

31

POKTAN

MASYARAKAT

PEMERINTAH

DESA

POSYANDU

BPD

RT

PUSKESMAS

RW

POLSEK

KUD

DKM

PKK

USAHA

SIMPAN

PINJAM (*

LPM

KOSIPA

Ket : * Usaha Simpan Pinjam :

( Kelmpk SPP, UEP, Simpanan Kesejahteraan Dusun)

* Kosipa & sejenisnya adalah memberi pengaruh buruk

REMAS

U

DIAGRAM VENN KELEMBAGAAN

DESA : PABUARAN

KECAMATAN : PABUARAN

KABUPATEN : SERANG

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

32

C. Sejarah Desa Pabuaran

Dalam hal ini peneliti tidak dapat mewawancarai kepala Desa secara

langsung karna menolak untuk diwawancarai. Peneliti kemudian berusaha

mencari informasi dengan mencari informan lain yaitu bertanya kepada MD salah

satu pegawai yang hampir 35 tahun untuk mengabdikan diri di balai desa, Melalui

MD peneliti sedikitnya mendapatkan informasi tentang sejarah Desa Pabuaran.

Desa Pabuaran berdiri pada tahun 1965, Desa Pabuaran adalah sebuah Desa yang

terletak di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang

memiliki Kode Pos 42163, dengan jumlah penduduk sekitar 7752 Orang, yang

memiliki luas wilayah sekitar ha/m2. Desa Pabuaran sudah memiliki 4 kepala

Desa.34

MD menceritakan bahwa Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1965,

Di Pabuaran hanya ada dua Desa yaitu Desa Pabuaran dan Desa Kadu beureum.

Desa Pabuaran dipimpin Oleh Bpk Imi Ma‟mur, Desa Kadubeureum di pimpin

oleh kepala desa Sape‟i. Yang selanjutnya pada perkembangan Desa Kadu

beureum mekar menjadi dua Desa dengan Desa pasanggrahan, sedangkan Desa

Pabuaran mekar menjadi dua Desa juga dengan Pancanegara. Selama berdirinya

Desa Pabuaran sudah terjadi pergantian kepala Desa sebanyak bebrapa kali. Pada

tahun 1965 s/d tahun 1995 yang menjabat sebagai kepala Desa yaitu Bpk. Imi

Mak‟mur dan sekertris Desanya yaitu H. Sukri selama kurang lebih 30 tahun

bapak Imi mak‟mur menjabat sebagai kepala Desa. Sebelum kemudian digantikan

34

Informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan Bpk, MD, selaku (OB),

Pada tanggal 27 Desembr 2016, 09:00 WIB.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

33

oleh Bpk H. Muktar Imi putra pertama dari Bpk Imi Mak‟mur, Bpk H. Muktar,

menjabat kepala desa selama 2 periode yaitu kurang lebih 9 tahun dari tahun

1995 s/d 2004 sebelum kemudian digantikan lagi oleh adiknya A Yani Suryana

yang menjabat selama kurang lebih 2 periode, pada tahun 2004 s/d 2014,

menginjak tahun 2014 hinga sekarang jabatan kepala Desa digantikan oleh Bpk

Ayi Akhmad Suryawan Imi yaitu kakak dari A Yani Suryana.

D. VISI, MISI DAN TUJUAN DESA PABUARAN

Visi

Mewujudkan Desa sebagai pusat agrobisnis di kecamatan yang

berasaskan iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi Tahun 2030,

Misi :

Untuk mencapai tujuan dari Visi di atas maka disusunlah Misi sebagai

langkah-langkah penjabaran dari visi tersebut di atas sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pemerintahan desa yang partisipatif, akuntabel,

transparan, dinamis dan kreatif ;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan ;

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan

sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan dan

ketenagakerjaan ;

4. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat melalui

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

34

pengelolaan pertanian intensifikasi yang maju, unggul dan ramah

lingkungan menuju desa agrobisnis ;

5. Meningkatkan infrastruktur desa melalui peningkatan prasarana jalan,

energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan,

penataan ruang dan perumahan ;

6. Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan

dan perekonomian perdesaan ;

7. Menyusun regulasi desa dan menata dokumen-dokumen yang menjadi

kewajiban desa sebagai payung hukum pembangunan desa,35

Tujuan :

Mengacu pada pernyataan visi dan misi dengan didasarkan pada isu-isu,

permasalahan dan potensi yang ada di desa maka tujuang yang ingin dicapai

dalam 5 tahun ke depan adalah :

1. Terwujudnya masyarakat yang mempunyai keahlian tertentu di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi secara terapansehingga brmanfaat bagi

masyarakat Desa lainnya;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang lebih baik;

3. Mewujutkanperangkat desa yang propesional, responsive, Transparan

dan akuntabel.

35

Buku Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan (lampiran II dan IV peraturan mentri

Dalam Negri Nomor 12 Tahun 2007. Tentang Pedoman penyusunan dan Data profil Desa

Kelurahan Tahun 2003. Dan Wawancara dengan Endin Nasrudin, S.E. Sekertaris Desa Pada

Tanggal 27 November 2016, pukul 02:30 WIB.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

35

BAB III

GAMBARAN KELUARGA PELAKU PECANDU NARKOBA

A. Alasan Penyalahgunaan Narkoba Oleh Remaja

Banyak alasan mengapa narkoba diantaranya agar dapat diterima oleh

lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari murung,

mengurangi keletihan, dan mengatasi masalah pribadi. Akan tetapi, terlepas dari

semua itu, remaja memakai narkoba karena narkoba membuatnya merasa nikmat,

enak, dan nyaman pada awal pemakaian. Alasan remaja memakai narkoba dapat

dikelompokkan sebagai berikut:36

1. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang

akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.

2. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk

mengatasi ketegangan, cemas, dan depresi akibat stresor psikososial.

3. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna

narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau

perubahan nilai, sehingga dapat diterima.

36

Matono, Lydia Harlina dan Satya Joewana. Pencegahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah Buku Panduan untuk Guru, Konselor, dan

Administrator.(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h.26

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

36

B. Identitas Responden Orang Tua Yang Memiliki Anak Remaja Pecandu

Narkoba

1. Responden MM

MM adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 37 tahun beragama

Islam yang lahir dan tinggal di Kampung Lembur Asem. Dia juga bekerja sebagai

petani pada saat diwawancarai dia ditemani MR anaknya yang paling kecil

sementara suaminya masih bekerja di sawah belum pulang. Selama pernikahannya

MM di karuniai 3 orang anak. Anak pertamanya yaitu DE yang berusia 18 tahun

dan masih sekolah di SMK 2 Kota serang sedangkan anak keduanya SD yang

masih kelas 6 Sekolah Dasar (SD), sedangkan anak ke 3 baru berumur 4 tahun

yang baru masuk sekolah PAUD, Selain sebagai ibu rumah tangga MM juga

sering membantu suaminya untuk pergi kesawah. Pada saat diwawancarai MM

mengatakan bahwa pada bulan September tahun 2016 anaknya yang bernama DE

yang berumur 18 tahun itu harus dibawa kekantor polisi karena ketauan

mengkonsumsi narkoba yang berjenis ganja. MM merasa kaget dan tidak

menyangka setelah mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama DE harus

dibawa kekantor polisi terkait barang haram, Karena DE adalah anak yang

pendiam dan jarang bergaul, terlebih lagi MM tidak pernah memberikan uang

jajan lebih untuk anaknya. Karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja

sangat sulit. Selain itu juga MM memiliki rasa kekhawatiran yang berlebihan MM

memiliki rasa ketakutan kalau nanti pihak sekolah ataupun teman-temannya ada

yang tahu dan mengadu ke pihak sekolah kalau DE dibawa polisi karna terkait

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

37

dengan barang haram yang berjenis ganja MM takut kalau nanti anaknya di

keluarkan dari sekolahnya.37

2. Responden RI

RI adalah seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 17 Februari 1978.

Yang tinggal di Desa pabuaran tepatnya di kampung Pasir Buntu. Laki-laki yang

hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) ini memiliki pekerjaan sebagai petani dan

buruh serabutan. Sedangkan istrinya membantu dengan membuka warung keci-

kecilan dirumahnya. Pada saat diwawancarai dia ditemani ST yaitu seorang istri

yang sampai saat ini masih setia mendampinginya. Selama kurang lebih 1 jam

peneliti mewawancarai RI dan ST untuk mendapatkan informasi tentang

kebenaran anak remajanya yang sering mengkonsumsi ganja dan pil ekstasi.

Selama pernikahannya Dia dikaruniai 5 orang anak, 3 anak laki-laki dan 2 anak

perempuan. Dia mengatakan benar bahwa anak pertamanya yang bernama AN

harus berurusan dengan polisi karna terjerat dengan obat-obatan terlarang yang

berjenis ganja dan pil ekstasi. RI meresa kaget dan sempat tidak percaya setelah

mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama AN harus berurusan dengan

polisi. Karna AN adalah anak yang pintar dan rajin terlebih lagi dia anak yang

sopan.38

37

Wawancara dengan MM (orang tua DE), dilakukan pada tanggal 08 November

2016, pukul 09:00 WIB. 38

Wawancara dengan RI (orang tua RO), pada tanggal 10 November 2016, pukul

02:00 WIB.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

38

3. Responden FN

FN dan TK adalah pasangan suami istri bisa dibilang mereka adalah

pasangan yang sangat harmonis mereka memiliki tempat tinggal di Desa Pabuaran

tepatnya di kampung cikaung, FN bekerja sebagai sopir angkot sedangkan TK

istrinya membuka warung sembako dipasar untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Selama pernikahannya mereka dikaruniai 4 orag anak, dua anak laki-

laki dan dua lagi anak perempuan. Anak yang pertama sudah menikah dan anak

ke 2 yang bernama RO yang berumur 19 tahun yang masih kelas 3 SMA dan

anaknya yang ke 3 SC yang masih duduk di kelas 2 SMP, sedangkan anaknya

yang ke 4 adalah DF yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Pada saat

diwawancarai Pasangan ini mengatakan bahwa anaknya yang bernama RO

memang pernah dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan terkait dengan

penyalah gunaan narkoba. Awalnya FN dan TK merasa kaget dan tidak percaya

setelah mendengar kabar bahwa anaknya yang bernama RO harus dibawa

kekantor polisi untuk di mintai keterangan terkait dengan barang haram yang

berjenis ganja.39

4. Responden FI

FI adalah seorang Laki-laki yang berumur 58 tahun.Yang tinggal di

kampung Pabuaran.Laki-laki yang hanya lulusan SD ini Memiliki pekerjaan

sebagai opir mobil dam truk, sedangkan istrinya sekarang membuka warung

sembako dirumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada saat

39

Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul

14:00 WIB

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

39

diwawancarai dia ditemani istri dan anak perempuanya. Sealama pernikahannya

dia dikaruniai 3 orang anak, 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Anak

pertamanya yang bernama IQ yang kuliah disalah satu Universitas Serang Raya

(UNSERA) yang berada di Banten, dan anak keduanya TI yang baru berumur 17

tahun yang masih kelas 2 SMA Pabuaran dan anak yang ketiga DD yang masih

berumur 4 tahun yang sekarang baru masuk sekolah PAUD. FI menceritakan

bahwa anaknya yang bernama TI 7 bulan yang lalu pernah ketauan memakai

barang haram yang berjenis ganja di kamarnya. FI merasa kaget setelah melihat

langsung anaknya yang sedang menghisap ganja.40

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peeneliti, maka

diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut :

1. Masalah penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja adalah ancaman

yang sangat mencemaskan bagi keluarga pada umumnya.

2. Dari hasil penelitianyang diperoleh, penyebab mereka memakai narkoba ada

yang rasa ingin tahu yang tinggi, adanya masalah dalam keluarga dan

sekolah, lingkungan pergaulan, adanya rasa solideritas sesame teman.

3. Setelah putranya ketauan mengkonsumsi narkoba kluarga merasa malu dan

kecewa.

4. Merasa malu dengan tetangga dan masyarakat sekitar karena penyalahgunaan

narkoba yang dilakukan oleh anaknya.

40

Wawancara dengan FI (orang tua TI), Pada tanggal 12 November 2016, Pukul 15:20

WIB

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

40

5. Harus berhadapan dengan hukum karena penyalahgunan narkoba yang

dilakukan oleh anaknya.

6. Menjadi gunjingan masyarakat.

C. Kondisi Keluarga Anak Remaja Pemakai Narkoba

Kondisi keluarga anak remaja di Desa Pabuaran itu berbeda-beda dilihat dari

segi pendidikan, ekonomi, dan tingkat sosialnya. Dari segi kondisi keluarga,

peneliti meneliti ada 4 keluarga yang memiliki anak remaja pecandu narkoba di

Desa Pabuaran dan hasil penelitian menyimpulkan bahwa para orang tua yang

memepunyai anak remaja pecandu narkoba di Desa Pabuaran kebanyakan

mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP), bahkan

terdapat pula orang tua yang hanya mengenyam pendidikan sebatas sekolah dasar

(SD).

Kebanyakan orang tua yang memiliki anak pemakai narkoba akan

menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Para orang tua jarang sekali berkumpul

dengan masyarakat disekitar karena mereka mempunyai perasaan takut dan malu

mempunyai anak remaja pemakai narkoba. Mereka lebih memilih mengisi

aktifitas lain dibandingkan berkumpul dengan masyarakat. Diantara 4 keluarga

itu diantaranya:

1. MM kaget bagaikan tersambar petir disiang hari mungkin ini pribahasa untuk

orang tua yang pertama kali mendengar kabar bahwa buah hatinya yang

diharapkan baik-baik saja tapi kenyataannya malah terjerumus memakai

narkoba, saat itu MM merasa shock, kaget dan tidak percaaya dengan keadaan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

41

yang harus dialami buah hatinya yang bernama DE yang ketauan positif

mengkonsumsi narkoba, kelaurga MM kini jadi omongan tetangga sekitar,

apalagi anaknya sudah berurusan dengan pihak yang berwajib.

2. RI orang tua yang memiliki anak remaja pemakai narkoba tidak terlepas dari

rasa sedih, amarah kepada diri sendiri dan menyalahkan dirinya sendiri

bahkan mengangap tuhan tidak adil. RI yang memiliki anak remaja pemakai

narkoba cendrung malu dan jarang sekali bersosialisasi pada lingkungan

sekitar karna mempunyai anak remaja pemakai narkoba.

3. FN dan TK merasa kecewa dan sedih karna memiliki anak remaja pecandu

narkoba, kini keluarga FN dan TK menjadi kurang harmonis lagi bahkan

saling menyalahkan, setelah tau anaknya yang bernama RO memakai

narkoba, kini FN merasa malu dan kecewa terhadap RO karna masih belum

percaya karna anak remajanya memakai narkoba, terkadang orang tua

menyalahkan diri sendiri karna tidak baik dalam menjaga anaknya baik dalam

rumah maupun mengawasi di luar rumah dengan siapa anaknya bergaul.

4. FI kinih merasa sedih, kecewna dan terpukul setelah mengtahui anak

kesayangannya yang bernama TI ketahuan memakai narkoba. FI kinih lebih

menutup diri dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

42

D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Anak Remaja Memakai Narkoba di

Desa Pabuaran

1. Responden DE

Perasaan ingin tahu biasanya dimiliki oleh generasi muda pada umur

setara siswa SD, SLTP, dan SLTA. Bila di hadapan sekelompok anak muda ada

seseorang yang memperagakan,”nikmatnya” mengkonsumsi narkobaa dan

didorong oleh naluri alami anak muda, yaitu keingintahuan, maka salah seorang

dari kelompok itu akan maju mencobanya. Selain didorong oleh keingintahuan,

keberaniannya juga karena didesak oleh gejolak dalam jiwanya yang ingin

dianggap hebat, pemberani, dan pahlawan di antara teman-teman

sebayanya.Maka, jatuhlah satu orang anak dalam pelaku setan. Dalam kondisi

seperti itu, reaksi kawan-kawan sebayanya berbeda-beda. Ada yang ingin tahu,

kemudian ikut memakai dan ada yang setia kawan, lalu ikut memakai juga. Sama

hal yang dilakukan oleh DE.41

2. Responden AN

Perasaan ingin dianggap hebat biasanya dimiliki oleh generasi

muda.Seperti diterangkan di atas, salah satu sifat alami yang positif dari generasi

muda adalah daya saing. Sayang sekali, karena ketidaktahuan, sifat positif ini

juga dapat dipakai untuk masalah negatif.Sifat positif ini seharusnya didorong

untuk berlomba dalam prestasi pada bidang pendidikan, kesenian, olah raga, dan

lain-lain yang bermanfaat bagi kehidupan.Bila sikap ingin berkompetisi ini

41

Wawancara dengan MM (orang tua DE), Pada tanggal 14 November 2016, Pukul

09:15 WIB

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

43

diarahkan untuk mengkonsumsi narkoba, akibatnya sungguh mengerikan, yaitu

kegagalan hidup dan kesengsaraan. Pemakai hanya dapat dianggap hebat oleh

lingkungan kecil pemakai narkoba.

3. Responden RO

Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua sehingga anaknya

lebih memiliki rasa setia kawan terhadap teman sebayanya oleh sebab itu satu

orang temanya ada yang merokok, kemudian semuanya menjadi perokok.Setelah

semuanya merokok, satu orang mulai memakai ganja, lalu yang lainnya ikut-

ikutan menghisap ganja sehingga menjadi setia kawan pemakai ganja yang

penting senang.

4. Responden TI

Kurangnya komunikasi antara keluarga dengan anak sehingga anak tidak

mendapatkan pengawasan dan jarang mendapatkan perhatian dari pihak keluarga

sehingga anak lebih memilih berkominikasi dengan teman-temannya.Oleh sebab

itu jika anak melakukan tindakan negative 100% persen bukan kesalan pada anak,

sehingga anak memiliki perasaan kurang mendapatkan perhatian dan orang tua.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

44

BAB IV

BIMBINGAN PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK REMAJA

PECANDU NARKOBA

A. Proses Bimbingan Pada Orang Tua yang memiliki Anak Pecandu

Narkoba

Dalam membimbing anak tentunya orang tua memperoleh hambatan,

diantaranya keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang tua itu sendiri, selain itu

penggunaan metodenya pun masih kurang tepat, sehingga proses bimbingan tidak

berjalan seperti yang diharapkan. Perlu diketahui bimbingan pada orang tua

sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak, oleh karena itu orang tua harus

membimbing dan mendidik anaknya dengan cara yang tepat agar anak

memperoleh pendidikan yang baik.

1. Proses Bimbingan Pada MM

a. Pertemuan Pertama

Proses bimbingandilakukan di rumah MM dalam pertemuan dengan

responden MM selaku orang tua dari DE pertama kali dilakukan pada hari

Sabtu 3 Desember 2016 pukul 10:00 WIB. Dalam pelaksanaan proses

konseling bertempat sederhana yaitu diruang tamu rumah MM. Hal ini

dilakukan agar konseli nyaman dan tidak tertekan ketika pertanyaan diajukan

oleh peneliti. Dalam proses konseling MM menceritakan penyebab awal

anaknya mengkonsumsi narkoba diajak oleh temannya karena merasa tidak

enakan pada temannya maka itulah DE mengikuti temannya, karena DE

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

45

memiliki solidaritas pertemanan yang tinggi dan ditambah DE orangnya tidak

enakan untuk menolak dengan teman DE ikut mengkonsumsi barang haram

tersebut dengan teman-temannya. Pada saat konseling MM menikmati

prosesnya hal ini dilihat dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh

peneliti.MM mampu memberikan jawaban yang baik dan menceritakan dari

segala hidup tentang keluarganya serta faktor yang menyebabkan anaknya

menggunakan narkoba. Hal ini dilakukan karena anaknya DE terpengaruh oleh

teman-temannya jika tidak demikian anaknya DE akan dijauhi oleh teman-

temannya.

Diadakannya konseling ini diharapkan dapat membantu responden

dan melalui proses konseling dapat ditemukan solusi dari segala masalah yang

sedang dialami oleh Responden MM selaku orang tua dari DE. Sehingga MM

dapat memberikan arahan yang baik kepada anaknya agar tidak lagi

mengkonsumsi narkoba berjenis ganja, karena jika terus-menerus

mengkonsumsi ganja akan merusak pada otak, badan bahkan masa depannya.

Proses konseling individual yang pertama selesai pada pukul 12:00

WIB. Peneliti memberitahukan bahwa proses konseling ini dilakukan untuk

memberikan arahan agar responden MM mapu memberikan pendidikan serta

arahan yang baik untuk anaknya.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

46

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada hari sabtu 10 Desember 2016 pukul

10:00 WIB. Tepatnya 7 hari paska pertemuan pertama dilakukan. Pada

pertemuan kedua, responden MM ditemui di rumahnya sedang duduk

menunggu peneliti, karena kita sebelumnya sudah janjian lewat telpon bahwa

peneliti akan datang kerumah responden untuk proses konseling kedua.

Kemudian peneliti menghampiri ke responden untuk proses konseling yang

kedua. Ketika proses konseling ke 2 sekali lagi menekankan kepada responden

untuk memberikan arahan yang baik kepada DE, selalu diajak komunikasi

antara anak dan orang tua karena dengan adanya komunikasi yang baik antara

orang tua dan anak sangat diperlukan agar anak memiliki perhatian dan

pendekatan yang baik sehingga diarahkannya mudah. Responden akhirnya

memahami apa yang dimaksudkan oleh peneliti.42

Dengan perasaan kaget dan kecewa orang tua merasakan kecemasan

harus berbuat apa dan bagai mana untuk kedepannya agar dapat menerima

sebuah kenyataan.

42

Wawancara dengan MM (orang tua DE), Pada Hari Sabtu tanggal 10 Desember 2016,

Pukul 10:00 WIB

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

47

5. Proses Bimbingan Pada RI

a. Pertemuan Pertama

Proses konseling dengan responden RI pertama kali dilakukan pada

hari senin 5 Desember 2016 pukul 13:00 WIB bertempat di kediaman rumah

RI dan berakhir pada pukul 14:30 WIB. Pada awal proses konseling RI

menikmati proses konseling hal ini terlihat dari jawaban dan gerak tubuhnya

seperti nyaman karena responden percaya kepada peneliti. Selain itu responden

juga tahu dengan peneliti karena kita masih satu desa.Dari setiap pertanyaan

yang diajukan oleh responden dan kemudian diberikan arahan atau masukan

terhadap peneliti.

Namun peneliti sekali lagi menekankan kepada RI sama dengan

responden MM bahwa proses konseling ini bukan untuk mengintimidasi

responden. Akan tetapi diharapkan melalui proses konseling ini dapat

ditemukan jalan keluar atau solusi dari masalah yang sedang dihadapi

responden RI. Sehingga RI dapat memberikan arahan yang baik untuk

anaknya.Sehingga anaknya dapat kembali lagi bergaul dilingkungan

desanya.Tidak lagi canggung apalagi sampai menutup diri.

Selanjutnya kemudian perlahan RI mulai mengeksplorasikan

perasaannya sebagai orangtua.RI menjelaskan bahwa dirinya ingin anaknya

tidak lagi menggunakan barang haram tersebut.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

48

Proses konseling untuk pertama dicukupkan karena sesuai dengan

kesepakatan bahwa proses konseling akan berakhir atau diakhiri tepat pukul

14:30 WIB. Peneliti membertahukan bahwa proses individual ini adalah untuk

membantu memberikan solusi atau jalan keluar yang baik salah satunya agar

dirinya tidak lagi malu, dan menutup diri dari tetangganya. Jadi segala sesuatu

mengenai permaslahan yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada hari kamis 9 Desember 2016 pukul

10:00 WIB. Tepatnya 4 hari paska pertemuan proses konseling pertama

dilakukan. Pada pertemuan ini responden RI yang menentukan sendiri hari dan

jamnya. Pada pertemuan kedua ini RI lebih aktif dan mengeksplorasi

permasalahannya. Peneliti merasa senang RI lebih terbuka dan kemudian

peneliti memberikan solusi kepada RI yang anaknya mengkonsumsi narkoba

bahwa semua ini adalah ujian dari Allah.43

Allah berfirman Äkan aku (Allah)

berikan cobaan kepadamu berupa kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan,

dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu ketika ia

ditimpa musibah ia mengucapkan inalilahi wa inailahi roji’un sesungguhnya

kami milik Allah dan akan kembali hanya kepada-nya. (QS. Al-A‟raf:179)

Yang kita harus lakukan adalah bersabar dan terus memberikan pendidikan

yang baik kepada anak. Agar anak menjadi orang yang bermanfaat bagi orang

lain.

43

Wawancara dengan RI (orang tua AN), Pada Hari kamis tanggal 9 Desember 2016,

Pukul 10:00 WIB

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

49

Menurut RI rasa malu yang timbul pada saat menghadapi lingkungan

sosial. Orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba cendrung malu

pada lingkungan sekitar karena mempunyai anak remaja pecandu narkoba.

3. Proses Bimbingan Pada FN

a. Pertemuan Pertama

Proses konseling dengan responden FN pertama kali dilakukan pada

hari kamis 16 Desember 2016 pukul 10:00 WIB bertempat di kediaman rumah

FN. Dalam proses konseling individual di depan rumah berakhir pada pukul

11:30 WIB. Pada awal proses konseling FN menikmatinya karena peneliti

menjelaskan bahwa proses konseling ini bertujuan untuk membantu

memberikan solusi atau jalan keluar kepada responden FN selaku orang tua

dari anak yang memakai narkoba.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada hari minggu 19 Desember 2016

pukul 10:00 WIB. Paska 3 hari pertemuan konseling pertama dilakukan. Pada

pertemuan kedua ini FN lebih banyak berbicara dan terbuka, setelah semua

selasai FN mengekplorasi segala permaslahan anaknya yang telah

mengkonsumsi narkoba berjenis ganja, ketika anaknya positif memakai

narkoba FN selaku orang tua kaget kenapa anaknya bisa mengkonsumsi

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

50

narkoba.44

Kemudian peneliti menenangkan responden dan memberikan solusi

dari permasalahan yang sedang dialaminya sekarang.

Perasaan sedih dan kaget yang dirasakan oleh orang tua RO ketika

mengetahui anaknya terjerat narkoba.terkadang orang tua menyalahkan diri

sendiri karna tidak baik dalam menjaga anaknya baik dalam rumah maupun

mengawasi di luar rumah dengan siapa anaknya bergaul.

4. Proses Bimbingan Pada FI

a. Pertemuan Pertama

Proses konseling dengan responden FI pertama kali dilakukan pada

hari senin 26 Desember 2016 pukul 14:00 WIB bertempat di kediaman rumah

responden FI. Hal ini dilakukan agar konseli nyaman sehingga konseli tidak

tertekan ketika pertanyaan diajukan oleh peneliti. Dalam proses konseling

individual ini responden FI menceritakan kepada peneliti penyebab awal

anaknya mengkonsumsi. Pada awal proses konseling FI menikmati proses

konseling, hal ini dilihat dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh peneliti,

responden mampu memberikan jawaban yang baik dan menceritakan dari

segala hidup tentang keluarganya serta faktor yang menyebabkan anaknya

menggunakan narkoba.

Namun peneliti sekali lagi menekankan kepada Responden FI bahwa

proses konseling individual ini semata-mata bukan untuk mengintimidasi

44

Wawancara dengan FN (orang tua RO), Pada Hari Minggu tanggal 18 Desember

2016, Pukul 10:00 WIB

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

51

responden. Melainkan diadakannya konseling ini diharapkan melalui proses

konseling dapat ditemukan solusi dari masalah yang sedang dialami oleh

Responden FI selaku orang tua yang anaknsya mengkonsumsi narkoba.

Kemudian FI memberikan arahan yang baik kepada anaknya agar tidak lagi

mengkonsumsi narkoba, karena jika terus-menerus mengkonsumsi narkoba

akan merusak otak dan masa depannya.

Proses konseling individual secara face to face untuk pertama selesai

dengan berakhir tepat pukul 15:20 WIB. Peneliti memberitahukan bahwa

proses konseling ini dilakukan untuk membantu dan sedikit memberikan

arahan agar FI mampu membrikan pendidikan serta arahan yang baik pada

anaknya.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada hari selasa 3 Januari 2017 pukul

10:00 WIB, tepatnya 7 hari paska pertemuan proses konseling pertama

dilakukan. Pada pertemuan kedua ini FI lebih terbuka menceritakan

permasalahan yang dialami olehnya. Kemudian peneliti menenangkan

responden dan memberikan solusi dari permasalahan yang dialaminya.45

Menurut FI orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba tidak

terlepas dari rasa amarah kepada diri sendiri dan menyalahkan dirinya sendiri

bahkan mengenggap Tuhan tidak adil.FI kinih lebih menutup diri dan jarang

bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

45

Wawancara dengan FI Pada tanggal 3 Januari 2017, Pukul 10:00 WIB

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

52

B. Hasil Bimbingan Pada Orang Tua yang memiliki Anak Remaja Pecandu

Narkoba

Hasil proses penerapan bimbingan pada orang tua anak pecandu narkoba

di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang dilakukan setelah

peneliti mengevaluasi masalah yang dialami oleh ke 4 responden MM, RI, FN dan

FI yaitu:

1. Responden MM

Setelah proses konseling dan treatmen dilakukan, tehnik yang digunakan

untuk menangani masalah responden MMyaitu dengan memberikan arahan serta

motivasi untuk membangkitkan semangatnya agar konseli tidak bersalah sebagai

orang tua anaknya sudah berurusan dengan narkoba. Hasil dari penerapan

bimbingan pada MM bahwa MM sudah mulai tidak merasa bersalah, karena tidak

semua salah MM, ini semua karena pergaulan yang terlalu bebas sehingga DE

ikut-ikutan menggunakan narkoba.46

2. Responden RI

Setelah proses konseling dan treatmen dilakukan, tehnik yang digunakan

untuk menangani masalah responden RI yaitu dengan memberikan arahan jalan

keluar serta diberikan rileksasi agar RI merasa tenang, hasil dari penerapan

46

Wawancara dengan MM Pada tanggal 8 Januari 2017, Pukul 09:00 WIB

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

53

bimbingan bersama RI sudah tidak marah-marah lagi kepada anaknya, karena

semuanya sudah terjadi, yang harus dilakukan RI sebagai orang tua adalah

memberikan pendidikan yang baik sehingga AN tidak lagi mengkonsumsi

narkoba.47

3. Responden FN

Setelah proses konseling dan treatmen diberikan, tehnik yang digunakan

untuk menangani masalah responden RI yaitu dengan memberikan arahan serta

diberikan motivasi agar FN merasa tenang, nyaman dan rilek. Hasil dari

penerapan bimbingan ini sekarang FN sudah tidak merasa malu lagi dengan

tetangganya. Yang sebelumnya FN malu dengan tetangganya, karena pada

dasarnya setiap seseorang pernah mengalami sebuah masalah yang berat, tapi kita

harus menghadapinya dan selalu bersabar.48

4. Responden FI

Tehnik yang digunakan dalam proses konseling adalah dengan

menenangkan responden. Hasil dari bimbingan terhadap responden FI adalah ia

merasa lebih baik setelah beberapa hari yang lalu diberikan treatmen ia merasa

lebih tenang tidak lagi marah-marah serta tidak merasa bersalah.49

47 Wawancara dengan RI Pada tanggal 8 Januari 2017, Pukul 13:00 WIB

48 Wawancara dengan FN Pada tanggal 12 Januari 2017, Pukul 10:00 WIB

49 Wawancara dengan FI Pada tanggal 12 Januari 2017, Pukul 14:00 WIB

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

54

C. Kendala- kendala Dalam Proses Bimbingan

Kendala yang dialami oleh peneliti dalam proses bimbingan pada orang

tua yang memiliki anak pecandu narkoba yaitu:

1. Peneliti merasa canggung karena yang diberikan bimbingan adalah orang tua,

sehingga dalam memberikan arahan peneliti merasa ragu-ragu dan tidak enak.

2. Tempat konseling yang masih terbuka sehingga anaknya bolak-balik didepan

proses konseling yang sedang dilakukan.

3. Dari beberapa responden terdapat tempat yang jauh dari tempat peneliti

peneliti.

4. Masih sulit untuk saling terbuka antara responden dan peneliti.

5. Kurangnya pasilitas yang dibutuhkan untuk proses bimbingan.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bagian penutup ini, dapat peneliti simpulkan mengenai bimbingan

bagi orang tua dalam mengatasi remaja pecandu narkoba yang dilakukan di Desa

Pabuaran bahwa narkoba adalah obat-obatan terlarang maka diperoleh beberapa

hasil kesimpulan diantaranya :

1. Yang menjadi faktor remaja pecandu narkoba ialah Perasaan ingin tahu

biasanya dimiliki oleh generasi muda pada umumnya, Selain didorong oleh

perasaan ingin tahu, memiliki rasa solideritas yang tinggi sesama teman, ingin

dianggap hebat, pemberani, kurangnya perharian dan pengawasan dari orang

tua.

2. Bentuk bimbingan yang dilakukan pada orang tua adalah bimbingan

individual. Adapun indikator keberhasilannya orang tua lebih cenderung

bersikap positif, orang tua lebih bersikap perhatian terhadap anaknya, orang

tua lebih bersikap sabar, ikhlas dan penuh kasih sayang terhadap anaknya.

B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian yang penulis teliti di Desa Pabuaran tentang sikap

awal orang tua yang mempunyai anak remaja pecandu narkoba, penulis

mengajukan saran-saran diantaranya:

1. Diharapkan bagi orang tua yang memliki anak remaja pecandu narkoba agar

selalu mengawasi dan lebih memperhatikan anaknya.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/2570/2/SKRIPSI.pdfKampung Cikaung, Kampung Pasar Sore, dan Kampung Pasir Buntu.Dari lokasi-lokasi tersebut, terdapat

56

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya pengembangan konseling karena

masih banyak yang harus dilakukan lebih lanjut tentang bimbingan terhadap

orang tua yang memiliki anak remaja pecandu narkoba, mengingat penyalah

gunaan narkoba dari tahun ke tahun meningkat dan yang paling rawan terkena

narkoba adalah anak sekolah.

3. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Hendaklah diperbanyak

khususnya materi praktek bimbingan dan konseling dalam menanganin

masalah agar lebih efektif.