bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/4263/2/pakuwati bab i.pdf · tujuan khusus...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai
dimasyarakat seiring berubahnya pola penyakit dari penyakit infeksi ke
penyakit tidak menular. Hal ini terjadi seiring terjadinya perubahan sosial
ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk. Hipertensi hingga
saat ini masih menjadi permasalahan utama dibidang kesehatan, tidak hanya
di Indonesia namun juga di seluruh dunia (Rahajeng E,dan Tuminah S.
2009).
Menurut World Health Organization (WHO). 2011, ada satu milyar
orang di dunia menderita hipetensi dari 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi
hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun
2025 sebanyak 29% atau milyar orang diseluruh dunia menderita hipertensi,
sedang di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Data statistik
terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia Tenggara dan
23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun keatas mengalami hipertensi
pada tahun 2014 ( WHO, 2015).
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan
angka prevalensi hipertensi secara nasional (25,8%), jika dibanding hasil
riskesda tahun 2007 (31,7/1000) menunjukkan adanya penurunan angka
1 1
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
2
prevalensi, namun hal ini tetap perlu diwaspadai mengingat hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif antara lain penyakit
jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya. Jumlah penduduk
berisiko (> 15 th) yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun
2015 tercatat sebanyak 2.807.407 atau 11,03 persen. Persentase penduduk
yang dilakukan pengukuran tekanan darah tahun 2015 tertinggi di Kota
Salatiga sebesar 41,52 persen, sebaliknya persentase terendah pengukuran
tekanan darah adalah di Kabupaten Banjarnegara sebesar 0,83persen.
Kabupaten/kota dengan cakupan di Kota Tegal rata-rata provinsi adalah
Jepara, Pati, Kota Magelang, dan Kota Surakarta.
Di Indonesia, tahun 2014 penyakit hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,8%
dari populasi kematian di Indonesia.
Berdasarkan Kemenkes RI. (2014), Prevalensi hipertensi di Indonesia
mencapai 25,8% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Prevalensi kasus
hipertensi di Provinsi Jawa tengah sebesar 26,4%. Fenomena ini disebabkan
karena perubahan gaya hidup masyarakat secara global, seperti semakin
mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi segar dan
serat berkurang, kemudian konsumsi garam, lemak gula, dan kalori, yang
terus meningkat sehingga berperan besar dalam meningkatkan angka
kejadian hipertensi ( Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2014).
Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten
Brebes tahun 2014, Perkembangan data kasus baru penyakit Hipertensi pada
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
3
Lansia menurut menjadi 52,91%, sedangkan penyakit Hipertensi pada
Lansia tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 53,06%. Penyakit
hipertensi pada tahun 2014 menunjukan adanya penurunan penyakit
hipertensi, namun pada tahun 2015 terlihat kembali mulai ada kenaikan
penyakit hipertensi.
Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menyebutkan kasus
tertinggi penyakit tidak menular (PTM) adalah kelompok penyakit jantung
dan pembuluh darah khususnya pada kelompok hipertensi essensial yaitu
sebanyak 497.966 (67,00%) dari total 743.204 kasus penyakit jantung dan
pembuluh darah. Prevalensi hipertensi di Jawa Tengah yaitu 26,4% dan
berada pada peringkat ke-9 pada 10 besar provinsi di Indonesia dengan
kejadian kasus hipertensi terbanyak. Di Jawa Tengah prevalensi hipertensi
tertinggi berada di wilayah Kota Semarang dengan prevalensi sebesar
77,10% (Dinkes Jateng, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten Brebes dari hasil
pengukuran hipertensi pada tahun 2015 adalah 25,31% dengan urutan ke 17
dari 35 Kabupaten. Kabupaten / Kota dengan persentase hipertensi tertinggi
adalah Wonosobo yaitu 42,82%, diikuti Tegal 40,67% dan Kebumen
39,55%. Kabupaten / Kota persentase hipertensi terendah adalah Pati yaitu
4,50%, diikuti Batang 4,75%, dan Jepara 5,55%. Sedangkan di Puskesmas
Bumiayu pada tahun 2015 jumlah total keseluruhan sebanyak 1810,
penderita hipertensi lansia berjumlah 200, atau 3,62%. Jumlah 200 lansia
diambil dari data bulan Januari sampai Agustus 2016 yang menderita
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
4
penyakit hipertensi pada usia 50 tahun keatas, lansia yang berobat sebanyak
189 lansia dengan tekanan darah >150/90mmHg. Kebanyakan lansia yang
berobat di Puskesmas Bumiayu adalah lansia yang baru memeriksakan
tekanan darahnya ke Puskesmas Bumiayu, dan kebanyakan lansia yang
melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Bumiayu datang sendiri tanpa
keluarganya.
Menurut Wulandari (2015), hasil penelitian yang dilakukan observasi
dan wawancara dengan lansia pada tanggal 20 maret 2015 di Puskesmas
Kalimanah Purbalingga pada 8 lansia penderita hipertensi yang sedang
memeriksakan diri ke Puskesmas Kalimanah, 6 dari 8 lansia yang
memeriksakan dirinya tidak didampingi oleh keluarganya melainkan lansia
datang sendiri. Berdasarkan pertanyaan kedua tentang pola makan 5 dari 8
lansia mengatakan dalam makanan sehari – hari mereka makan bersama
keluarga dengan menu yang sama seperti makan daun singkong, kacang2an,
dan daging, yang berarti lansia tidak melakukan diet yang dianjurkan oleh
penyakit hipertensi. Keluarga jarang mengingatkan makanan apa saja yang
harus dihindari bagi penderita hipertensi. Dan berdasarkan pertanyaan ketiga,
2 dari 8 lansia mengatakan anggota keluarga nya jarang menganjurkan untuk
melakukan olahraga. Pada pertanyaan keempat tentang aturan meminum
obat 5 dari 8 lansia mengatakan keluarga tidak pernah mengingatkan untuk
minum obat secara teratur.
Motivasi akan terlaksana bila seseorang itu tahu manfaat yang bisa
diambil dan didukung oleh pengetahuan yang memadai tentang hipertensi
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
5
(Waspadji, 2007). Selain pengetahuan, dukungan keluarga inti (ayah, ibu dan
anak) juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan motivasi pasien
hipertensi dalam melaksanakan diet rendah garam (Friedman, 2010), serta
keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perannya bagi salah satu
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (Kuspiatiningsih,
2009).
Keluarga menjadi support sistem dalam kehidupan pasien
hipertensi, agar keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan
terhindar dari komplikasi akibat hipertensi. Keluarga dapat membantu pasien
hipertensi antara lain dalam mengatur pola makan yang sehat, mengajak
olahraga bersama, menemanidan mengingatkan untuk rutin dalam
memeriksa tekanan darah. Jadi, dukungan keluarga diperlukan oleh pasien
hipertensi yang membutuhkan perawatan dengan waktu yang lama dan
terus-menerus (Setiadi, 2008).
Dukungan dari keluarga dan sahabat sangat diperlukan dalam
penanganan penderita hipertensi. Dukungan dari keluarga merupakan
faktor terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah.
Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk
menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Hal ini keluarga
harus dilibatkan dalam program pendidikan sehingga keluarga dapat
memenuhi kebutuhan pasien, mengetahui kapan keluarga harus mencari
pertolongan dan mendukung kepatuhan terhadap pengobatan. Keluarga
menjadi support system dalam kehidupan penderita hipertensi, agar
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
6
keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan terhindar dari
komplikasi akibat hipertensi. Dukungan keluarga juga diperlukan untuk
mengurangi risiko kekambuhan. Keluarga dapat membantu dalam
perawatan hipertensi yaitu dalam mengatur pola makan yang sehat,
mengajak berolahraga, menemani dan meningkatkan untuk rutin dalam
memeriksa tekanan darah (Setiadi, 2008).
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut
salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam
keluarga akan terpengaruhi, penderita hipertensi biasanya kurang
mendapatkan perhatian keluarga, apabila keluarga kurang dalam
pengetahuan tentang perawatan hipertensi, maka berpengaruh pada
perawatan yang tidak maksimal (Friedman, 2010).
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat
diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Dimana perilaku terdiri dari Persepsi (perception), respon terpimpin
(Guided Respons), mekanisme (mecanism), adaptasi (adaptation)
(Notoatmodjo, 2003).
Perawatan dalam hipertensi diantaranya dalam ketaatan pengobatan
meliputi perlakuan khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat
dan olahraga serta konsumsi obat termasuk didalamnya jenis obat
yang dikonsumsi, berapa lama obat harus dikonsumsi, kapan waktu atau
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
7
jadwal minum, kapan harus dihentikan dan kapan harus berkunjung
dalam mengontrol tekanan darah, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya
dapat terjadi komplikasi berlanjut (Notoatmodjo, 2012).
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti dengan observasi
yang dilakukan di desa Dukuhturi Bumiayu, terjadinya hipertensi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pengetahuan tentang
hipertensi yang kurang baik, tidak adanya pengawasan dari pihak keluarga
terhadap keteraturan dalam minum obat, stress, serta kebiasaan hidup seperti
merokok, pola makan dan konsumsi garam dapur yang berlebihan. Posyandu
lansia yang terdapat di wilayah Bumiayu masih belum banyak dimanfaatkan
oleh lansia termasuk lansia yang menderita hipertensi, dikarenakan
banyaknya lansia belum mengetahui manfaat dengan mengikuti kegiatan
posyandu lansia. mereka juga mengeluh sering pusing, sulit tidur, banyak
fikiran, sakit kepala dan tampak tegang. Mereka juga mengungkapkan
kurangnya perhatian dari anggota keluarga, dan tidak pernah mengontrol
kesehatan ke layanan kesehatan terdekat. Perawatan Hipertensi yang
mereka lakukan bila tekanan darah naik adalah dengan merebus timun
dan biasanya dibiarkan saja. Mereka tidak melakukan sesuatu yang
dianjurkan ataupun dilarang bagi penderita hipertensi. Enam dari tujuh
lansia mengungkapkan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hipertensi.
Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
8
terhadap Perilaku Perawatan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Bumiayu
Brebes”.
B. Rumusan Masalah
Pengambilan data awal di Puskesmas Bumiayu menunjukan bahwa
jumlah penderita hipertensi pada tahun 2016 bulan Agustus berjumlah 70
penderita hipertensi, kemudian dibulan September meningkat menjadi 85
penderita hipertensi. Jumlah dari tahun 2016 sebanyak 1810 penderita
hipertensi, kebanyakan penderita hipertensi berusia diatas 50 tahun. Pada
usia tersebut biasanya kurang memperhatikan kesehatan dan pola hidupnya,
lebih bersikap acuh pada dirinya sendiri sehingga memicu timbulnya
berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Perawatan hipertensi
yang mereka lakukan bila tekanan darah naik adalah dengan merebus
timun dan tidak mengontrol kepelayanan kesehatan yang terdekat misalnya
puskesmas atau posyandu lansia, mereka tidak melakukan sesuatu yang
dianjurkan ataupun dilarang bagi penderita hipertensi.
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada enam lansia
mengungkapkan kurangnya pengetahuan tentang perawatan hipertensi.
Sedangkan pada keluarga kurangnya perhatian kepada lansia yang menderita
hipertensi, dan pada pola makan keluarga belum bisa mengaturnya, masih
sering mengonsumsi garam dapur yang berlebih. Lansia yang berobat di
Puskesmas Bumiayu adalah lansia yang datang sendiri tanpa didampingi
oleh keluarganya. Dengan seperti itu maka akan menambah jumlah orang
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
9
yang terkena hipertensi di Puskesmas Bumiayu. Dari pernyataan diatas
dapat dirumuskan suatu masalah penelitian tentang “ Bagaimanakah
Pengaruh tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku
perawatan Hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu Brebes”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan
hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu Brebes.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan lansia di Puskesmas Bumiayu
b. Mengetahui dukungan keluarga pada lansia di Puskesmas Bumiayu
c. Mengetahui perilaku perawatan hipertensi pada lansia di Puskesmas
Bumiayu
d. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan pada lansia di Puskesmas
Bumiayu
e. Mengetahui Pengaruh dukungan keluarga pada lansia di Puskesmas
Bumiayu
f. Mengetahui perbandingan pengaruh tingkat pengetahuan dan
dukungan keluarga di Puskesmas Bumiayu
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
10
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan bagi kesehatan untuk mengetahui pengaruh tingkat
pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan
hipertensi pada lansia di Puskesmas Bumiayu. Serta sebagai sarana untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus menambah
wawasan mengenai hipertensi agar mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga
medis, khususnya tenaga keperawatan terkait untuk melakukan
pendidikan kesehatan pada lansia yang tidak mengetahui tentang
hipertensi dan memberikan dorongan untuk sering mengontrol ke
posyandu lansia atau puskesmas dengan keterlibatan keluarga dalam
pengendalian tekanan darah dengan memberikan dukungan sosial.
b. Bagi Profesi Keperawatan
Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat penelitian ini dapat
memberikan tindakan untuk melakukan diit hipertensi tentang
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
11
kemampuan merawat penderita hipertensi serta untuk mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan terutama dibidang keperawatan.
c. Bagi Keluarga
Bisa menjadi masukan, panduan dalam melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang menderita hipertensi, khususnya keluarga
dengan lansia.
d. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan informasi tentang pengaruh tingkat pengetahuan
dan dukungan keluarga terhadap perilaku perawatan hipertensi pada
lansia sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan
dan antisipasi dari masalah kesehatan terutama pada perilaku
perawatan hipertensi.
e. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu yang didapat dari akademik dalam
kehidupan nyata khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan
keluarga sebagai referensi penelitian bagi penelitian berikutnya dan
sebagai bahan perbandingan untuk melanjutkan penelitian yang lebih
kompleks.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
12
E. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti antara lain :
1. Prasetyo, Tri. 2013. Dengan judul “hubungan tingkat pengetahuan tentang
hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia
di desa Blulukan kecamatan Colomadu kabupaten Karanganyar”. Desain
penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif dengan desain deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian yang
menjadi sampel yaitu semua lansia yang ikut dalam posyandu lansia
yang menderita hipertensi di desa Blulukan Colomadu Karanganyar
yang berjumlah 78 lansia. Pada penelitian ini sampel diambil dengan
cara total sampling. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat
ukur berupa kuisioner. Analisa data pada penelitian ini adalah univariat
dan bivariat. Analisis univariat menggunakan tabel atau grafik,
sedangkan analisis bivariat hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya
pencegahan kekambuhan menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistic
Chi Square diperoleh nilai 2 = 10,530 dengan p = 0,032. p<0,05 maka
hipotesa penelitian yang diambil adalah Ho ditolak, yang artinya terdapat
hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya
pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Blulukan
Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Semakin tinggi tingkat
pengetahuanya semakin tinggi upaya pencegahan kekambuhan hipertensi
di desa Blulukan. Kesimpulan nya Ada hubungan antara tingkat
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
13
pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan
hipertensi pada lansia di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar.
a. Persamaan :
Metodologi penelitian Tri prasetyo sama-sama menggunakan
model desain kuantitatif dengan metode cross sectional dan analisa
data menggunakan menggunakan uji chi square.
b. Perbedaan :
Penelitian Tri pasetyo menggunakan desain deskriptif korelatif
dan teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling . Sedangkan
penelitian saya menggunakan desain penelitian survei analitik, teknik
sampel yang digunakan dalam penelitian saya menggunakan teknik
random sampling.
2. Susriyanti, dkk. 2013. Dengan judul “Hubungan dukungan keluarga
dengan perilaku perawatan hipertensi pada lansia di gamping sleman
yogyakarta”. Desain Penelitian ini menggunakan desain penelitian
korelasional dan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di
RT 06 dan Rt 07 Niten Padukuhan Karang Tengah Gamping Sleman
Yogyakarta dengan sampel sebanyak 30 orang yang dipilih dengan teknik
Purposive Sampling. Analisis data menggunakan Spearman Rank. Hasil:
Penelitian menunjukkanadahubungan antara dukungan keluarga dan
kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,000, r = 0,702). Diketahuai kejadian
hipertensi pada lansia di RT 06 dan RT 07 Niten adalah sebesar
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
14
58,82% (sebanyak 30 orang dari 51 populasi lansia).Tingkat
dukungan keluarga pada lansia di Padukuhan Karang Tengah
Gamping Sleman termasuk dalam kategori tinggi dan perilaku
perawatan hipertensi yang dilakukan lansia di Padukuhan Karang
Tengah Gamping Sleman termasuk dalam kategori cukup dan baik.
a. Persamaan :
Penelitian Susriyanti sama- sama menggunakan pendekatan cross
sectional
b. Perbedaan :
Penelitian Susriyanti menggunakan penelitian korelasional,
teknik sampel menggunakan teknik purpose sampling dan analisa data
menggunakan Spearman Rank. Sedangkan pada penelitian saya
menggunakan penelitian survei analitik, teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian saya dengan menggunakan teknik random sampling
dan analisa data menggunakan uji chi square.
3. Weriana, Agus. 2015. Dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan dan
perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa
Karanganyar Kecamatan Jatilawang”. Metode yang digunakan
menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi diwilayah desa
Karanganyar KecamatanJatilawang Kabupaten Banyumas pada Desember
2014 berjum;lah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik total sampling. Analisa data yang digunakan uji chi square. Hasil
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
15
sebagian besar berpengetahuan rendah sebanyak 26 responden ( 52,0% ),
berperilaku buruk sebanyak 29 responden ( 58,0% ) dan tidak melakukan
kontrol tekanan darah sebanyak 31 responden ( 62,0 % ). Ada hubungan
antara pengetahuan ( p= 0,001 ) dan perilaku ( p= 0,0001 ) penderita
hipertensi dengan kontrol tekanan darah di Desa Karanganyar.
a. Persamaan :
Dalam penelitian Agus Weriana sama-sama menggunakan
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dan
analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square.
b. Perbedaan :
Dalam penelitian Agus Weriana teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sedangkan
penelitian saya dengan menggunakan teknik random sampling.
4. Saputra, Jevri rahayu.2013.”Hubungan antara dukungan sosial keluarga,
pengetahuan dan sikap dengan perilkau pengendalian tekanan darah pada
penderita hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas 1 Banyumas Kabupaten
Banyumas”. Dengan metode Penelitian menggunakan jenis penelitian
deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan crossectional.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan hipertensi yang
memeriksakan tekanan darahnya pada Puskesmas selama 3 bulan terkahir
yaitu 131 orang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan simple
Random Sampling dengan jumlah sampel 57 orang. Hasil dan
Kesimpulan Ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dan sikap ( p-
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
16
value 1= 0,026, p- value 2= 0,016 ) terhadap perilaku pengendalian
tekanan darah pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas 1
Banyumas kabupaten Banyumas dan tidak ada hubungan antara
pengetahuan ( p- value =0,694 ) terhadap perilaku pengendalian tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1 Banyumas
kabupaten Banyumas.
a. Persamaan :
Dalam penelitian Jevri Saputra sama-sama menggunakan
pendekatan cross sectional, sampel yang digunakan menggunakan
simple random sampling dan Analisa data menggunakan uji chi square
b. Perbedaan :
Dalam penelitian Jevri Saputra menggunakan desain deskriptif
korelasi. Sedangkan penelitian saya menggunakan survei analitik.
5. HH Hu, et all. 2014. “The association of family social support, depression,
anxiety and self-efficacy with specific hypertension self-care behaviours
in Chinese local community”. Desain penelitian ini menggunakan desain
penelitian Deskriptif. Sampel sebanyak 318 pasien hipertensi yang tinggal
di masyarakat Beijing. Analisa data menggunakan chi square. Hasil dari
penelitian ini yaitu Informasi tentang demografi dan hipertensi variabel
jumlah responden sebanyak 318 pasien adalah 62,9 tahun, mayoritasnya
adalah perempuan (71,7%) dan hampir 69,8% dari subyek yang memiliki
< 6 tahun pendidikan. Selain itu, rata-rata jumlah diagnosis hipertensi
adalah 8,2. Untuk perilaku perawatan diri secara medis yaitu 61,3%, dari
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
17
pasien melaporkan minum obat yang diresepkan yaitu 44,3% dilaporkan
mengukur tekanan darah secara teratur. Kepatuhan terhadap perilaku
perawatan diri berhubungan dengan gaya hidup yaitu 51,9-81,1% dari
pasien. Tingkat yang dilakukan oleh dukungan sosial keluarga untuk
pengobatan hipertensi dari sumber dukungan yang berbeda dan bervariasi
yaitu 0,46-3,25. (Tingkat tertinggi dukungan adalah 5) pada skala Likert,
dan rata-rata skor total adalah 20,91 (maksimum adalah 60). anak dewasa
diidentifikasi sebagai sumber dukungan utama (meannya adalah 3,25 dari
5 tingkat tertinggi dukungan) diikuti oleh pasangan / partner (rata-rata
adalah 2,98 dari 5) dan badan profesional (rata-rata adalah 2,85 dari 5).
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara jumlah
dukungan sosial keluarga dan usia variabel demografis, jenis kelamin,
status perkawinan, pendidikan dan tahun sejak diagnosis ditemukan.
a. Persamaan :
Dalam penelitian Hu HH,Li G, Arao T, Analisa data
menggunakan uji chi square dengan pendekatan cross sectional.
b. Perbedaan :
Dalam penelitian Hu HH, Li G, Arao T,menggunakan desain
deskriptif korelasi. Sedangkan penelitian saya menggunakan survei
analitik.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan..., Pakuwati , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017