bab i pendahuluan 2003
DESCRIPTION
makalah sipTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan lempung. Partikel ukuran
lebih dari 2 mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus
dihilangkan sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misalnya geluh
berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat
mineralogi lempung. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat
gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium
dengan metode pipet atau metode hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air,
tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah
berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman,
kelengasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan
pengolahan tanah. Berdasarkan persentase perbandingan fraksi-frsksi tanah, maka
tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu; halus, sedang dan kasar.
Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kwalitasnya semakin menurun karena
berkurangnya kemampuan mengisap air (Hardjowigeno Sarwono, 2010).
Kemudahan tanah untuk berpenetrasi sangat bergantung pada ruang pori-
pori yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah (tekstur). Tekstur merupakan
salah satu sifat terpenting tanah. Tekstur tanah menunjukkan butir-butir mineral,
terutama perbandingan relatif berbagai golongan tanah tertentu. Atau dengan kata
lain, tekstur tanah itu menunjukkan perbandingan komposisis partikel penyusun
tanah yang ditunjukkan dengan perbandingan proporsi relatif antara pasir, debu,
dan liat. Sistem USDA dan sistem internasional biasanya digunakan untuk
menetukan klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi – fraksi tanah.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai
dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi
lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah
untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan referensi unsur-
unsur hara tanaman. Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.
Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah penting untuk mengetahui
tekstur tanah sebelum kita menanam suatu jenis tanaman untuk hasil yang
optimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tekstur tanah, yaitu
metode feeling, metode pipet, dan metode hydrometer. Metode feeling untuk
menentukan tekstur tanah sering kali digunakan di lapangan yang hanya
mengandalkan indra perasa. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sangat
teliti, maka digunakanlah metode hyrometer dalam langkah penelitian dan
pengamatan tekstur tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah supaya kita dapat mengetahui tekstur tanah
dengan menggunakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat, dari suatu
sampel tanah yang sudah diambil di lapangan dengan menggunakn metode
hydrometer sebagai metode terbaik dalam pengamatan tekstur tanah.
Kegunaan praktikum tekstur tanah adalah sebagai bahan informasi dalam
menentukan tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada
jenis tekstur tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Fisik Tanah
a. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan
sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang
terjadi karena mempengaruhi berbagai factor atau persenyawaan tunggal. Urutan
warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief,
1979).
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip
warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell
Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi
penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna
tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan
organik yang terdapat didalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga
mineralogy tanah (Thompson dan Troen, 1978).
Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah
kebanyakan berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu
berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang
sedikit mengalami perubahan kimiawi.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari
bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan
organik didalam tanah di estimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam
tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat
pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga
sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
b. Tekstur
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada
kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).
Tekstur tanah menunjukkkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah
merupakan perbandingan antara butir–butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
dikelompokkkan kedalam 12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan presentase
kandungan pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (nisbi) dari pasir, debu, dan liat.
Nama tekstur melukiskan penyebaran butiran secara plastisida, keteguhan,
penyediaan hara dan produktivitas suatu wilayah geografis. Di dunia dikenal dua
sistem penggolongan ukuran fraksi berdasarkan USDA (United Department Of
Agriculture) dan ISSS (International Sociaty of Soil Scince) (Mul, 2004).
c. Struktur
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah
seperti pasir,debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya
yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara
alami disebut dengan ped. Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal
ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana
harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah
mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang
sampai ketahap perkembangan struktural yang mantap.
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya
dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan
pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana
aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, system pertanaman yang
mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi
bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986).
d. Kadar Air
Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk
menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap
tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan
lembab sering bergejolak dengan keadaan air.
Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum
bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organic tanah,
senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, factor
iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor
iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperature dan kecepatan yang
pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang
berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap
kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait
dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).
e. Permeabilitas
Menurut Susanto dan Purnomo (1996), pada kebanyakan tanah, pada kenyataan
konduktivitas hidrolik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika
dan biologi, konduktivitas hidrolik bias berubah saat air masuk dan mengalir
kedalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat
dipertukarkan seperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau
konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bias sangat merubah
konduktivitas hidrolik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila
konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh phenomena
pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhi oleh jenis-jenis kation yang
ada pelepasan dan perpindahan partikel-partikel lempung, selama aliran yang
lama, bias menghasilkan penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah
dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidrolik khususnya penting pada tanah-
tanah masam dan berkadar natrium tinggi.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekstur suatu tanah, yaitu bahan induk,
iklim, topografi / relief, organisme, dan waktu. Sifat bahan induk tanah ditentukan
oleh asal batuan dan komposisi mineralogi yangberpengaruh terhadap kepekaan
erosi dan longsor. Di daerah pegunungan, bahan induk tanahdidominasi oleh
batuan kokoh dari batuan volkanik, sedimen, dan metamorfik. Tanah
yangterbentuk dari batuan sedimen, terutama batu liat, batu liat berkapur atau marl
dan batukapur, relatif peka terhadap erosi dan longsor. Batuan volkanik umumnya
tahan erosi dan longsor (Anonim a, 2012).
Pembentukan tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona
iklim yang berbeda menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban
mempengaruhi pelapukan dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel
lainnya, terutama di daerah kering di mana ada sedikit tanaman penutup. Jenis dan
jumlah curah hujan mempengaruhi pembentukan tanah dengan mempengaruhi
gerakan ion dan partikel melalui tanah, membantu dalam pengembangan profil
tanah yang berbeda. suhu fluktuasi musiman dan harian mempengaruhi efektivitas
air dalam bahan pelapukan batuan induk dan mempengaruhi dinamika tanah.
Siklus pembekuan dan pencairan merupakan mekanisme efektif untuk memecah
batu dan bahan konsolidasi lainnya. Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi
aktivitas biologis, tingkat reaksi kimia dan jenis vegetasi penutup. Topografi alam
dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar
kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi
miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum
tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Tanaman, hewan, jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan tanah.
Hewan dan mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk lubang dan pori-
pori yang memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke lapisan lebih dalam.
Dengan cara yang sama, membuka saluran akar tanaman dalam tanah. Waktu
adalah faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika mengembangkan tanah.
Seiring waktu, tanah berevolusi fitur tergantung pada faktor-faktor pembentukan
lain, dan pembentukan tanah adalah proses waktu-responsif tergantung pada
bagaimana interaksi faktor-faktor lain dengan satu sama lain, tanah juga selalu
berubah (Anonim b, 2012).
2.3 Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi
debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008).
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang
ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai
kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan
pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk,
sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat
teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini
digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan
klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun
digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal
adalah pasir, liat dan lempung(Buckmandan Brady, 1992)
Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur
menurut USDA.Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas,
keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan
hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah
geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).
Tekstur tanah dapat menentukan ssifat-sifat fisik dan kimia serta mineral
tanah. Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu
berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat
lainnya. Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa
mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara
dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan 2 mm.
Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang. Metode ini
merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaannya. Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan
(Hakim, 1986).
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti yang tertera pada diagram
segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung
berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat,
lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat (Lal, 1979).
Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak
kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 1995).
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan
dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah
dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2
mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir
lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus,
dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Keterangan:1 = liat2 = liat berpasir 3 = lempung berliat4 = liat berdebu
5 = lempung liat berpasir6 = lempung liat berdebu7 = lempung berpasir8 = lempung
9 = lempung berdebu10 = debu11 = pasir12 = pasir berlempung
1
4
62 3
58
9
10
71
11
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan pada hari Jumat, 9 November 2012 pukul
13.00 WITA, di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar 2012.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum tektur tanah adalah hydrometer,
timbangan, botol tekstur, mesin pengocok (mixer), tabung silinder 1000 ml,
saringan, corong, botol semprot, termometer, dan cawan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum tektur tanah adalah sampel tanah
yang telah diudarakan, air, larutan calgon 0,05%, kertas label, tissue roll, plastik,
karet, dan jam.
3.3. Prosedur Kerja
Haluskan sampel tanah kemudian saring dan timbang sebanyak 20 gram.
Masukkan sampel tanah tersebut ke dalam botol tekstur kemudian tambahkan
10 ml larutan calgon 0,05% dan air secukupnya.
Kocok dengan mesin pengocok (mixer) selama 5 menit.
Tuangkan secara perlahan sampel tanah tersebut ke dalam tabung silinder
1.000 ml yang di atasnya dipasang corong dan saringan.
Semprot dengan air sampel tanah yang masih tinggal pada saringan sampai
volume dalam tabung silinder mencapai 500 ml.
Tutup tabung silinder denagn kantong plastik dan karet kemudian diamkan
selama 1 hari.
Pindahkan sampel tanah yang tertinggal pada saringan ke dalam cawan.
Masukkan ke dalam oven yang bersuhu di atas 100º C selama beberapa jam
kemudian masukkan dalam desikator.
Timbang dan catat hasil penimbangan pasir tersebut.
Setelah larutan dalam tabung silinder didiamkan selama 1 hari lakukan
pengukuran dengan menggunakan hydrometer dan termometer.
Sebelum mengukur kocok terlebih dahulu tabung silinder dengan membolak-
balikan tabung silider sebanyak 20 kali.
Masukkan hydrometer dan termometer secara bergantian ke dalam tabung
silinder dan catat hasilnya.
Lakukan kembali pengukuran pada hari kedua.
Hitung berat debu dan liat menggunakan persamaan di bawah ini :
Berat debu dan liat :
Berat liat :
Berat debu : berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)
Hitunglah persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan
% pasir :
% debu :
% liat :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Analisa Ukuran Partikel (Teksture) tanah.
Parameter
pengamatan
Lapisan
I II
Kedalaman
Lapisan(cm)0-32 32-66
Batasan lapisan Baur Baur
Topografi batasan
lapisanBerombak Berombak
4.2 Pembahasan