bab i pendahuluan 1.1. latar belakang -...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang palingpopuler di kabupaten Semarang. Ambarawa terletak di jalur utama jalanSemarang- Yogyakarta, tepatnya di pertengahan antara Semarang-Magelang. Istilah Ambarawa, menurut penuturan masyarakat, berasaldari kata ‘amba’ (Jawa: ombo) yang berarti luas, dan rawa (Jawa: rowo).Jadi Ambarawa berarti rawa yang luas. Di daerah ini, banyak sekali lembahyang terdiri dari rawa-rawa, dan lokasinya naik turun, perbukitan. Ambarawa juga berasal dari ‘ambah’ (Jawa: ngambah),dan rawa (Jawa: rowo). Ambarawa berarti merambah di daerah rawa,mulai menginjakkan kaki di wilayah yang banyak rawanya.Kota kecamatan ini lebih ramai dibandingkan kota kecamatan laindi kabupaten Semarang, bahkan lebih ramai dibandingkan dengan kotaKabupaten Semarang yang berlokasi di Ungaran. Kota Ambarawa dikelilingi oleh empat kota kecamatan di sekitarnya, yaitu Bawen, Banyubiru,Jambu dan Sumowono. Keempatnya memiliki titik temu yang perpusat diAmbarawa. Secara administrasi, Kecamatan Ambarawa terdiri dari 16 desa/kelurahan yaitu Ngampin, Pojoksari, Bejalen, Tambakboyo, Kupang,Lodoyong, Kranggan, Panjang, Pasekan, Baran, Milir, Jetis, Duren,Bandungan, Kenteng, dan Candi. 16 desa atau kelurahan tersebut yangtermasuk kategori urban adalah Kupang, Lodoyong, Kranggan dan Panjangsebagai pusat kota Ambarawa. Kelurahan

Upload: buihanh

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang palingpopuler

di kabupaten Semarang. Ambarawa terletak di jalur utama jalanSemarang-

Yogyakarta, tepatnya di pertengahan antara Semarang-Magelang. Istilah

Ambarawa, menurut penuturan masyarakat, berasaldari kata ‘amba’ (Jawa: ombo)

yang berarti luas, dan rawa (Jawa: rowo).Jadi Ambarawa berarti rawa yang luas.

Di daerah ini, banyak sekali lembahyang terdiri dari rawa-rawa, dan lokasinya

naik turun, perbukitan. Ambarawa juga berasal dari ‘ambah’ (Jawa: ngambah),dan

rawa (Jawa: rowo). Ambarawa berarti merambah di daerah rawa,mulai

menginjakkan kaki di wilayah yang banyak rawanya.Kota kecamatan ini lebih

ramai dibandingkan kota kecamatan laindi kabupaten Semarang, bahkan lebih

ramai dibandingkan dengan kotaKabupaten Semarang yang berlokasi di Ungaran.

Kota Ambarawa dikelilingi oleh empat kota kecamatan di sekitarnya, yaitu

Bawen, Banyubiru,Jambu dan Sumowono. Keempatnya memiliki titik temu yang

perpusat diAmbarawa.

Secara administrasi, Kecamatan Ambarawa terdiri dari 16 desa/kelurahan

yaitu Ngampin, Pojoksari, Bejalen, Tambakboyo, Kupang,Lodoyong, Kranggan,

Panjang, Pasekan, Baran, Milir, Jetis, Duren,Bandungan, Kenteng, dan Candi. 16

desa atau kelurahan tersebut yangtermasuk kategori urban adalah Kupang,

Lodoyong, Kranggan dan Panjangsebagai pusat kota Ambarawa. Kelurahan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

2

Bandungan merupakankelurahan ‘wisata’ – padat penduduk, berisi hotel dan

penginapan, danpusat hiburan. Sedangkan desa/kelurahan lain itu termasuk

kategori ‘rural’– pedesaan, banyak sawah dan tanaman.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

Laki – laki 41.161

Perempuan 42.329

Total 83.400 jiwa Sumber internet (Badan Pusat Statistik Kecamatan Ambarawa)

Table 1.2

Jumlah Penduduk Kecamatan Ambarawa Menurut Data Statistik per-km

Tahun 2003

Desa Kupang 6.492

Desa Lodoyong 5.572

Desa Kranggan 11.500

Desa Panjang 4.136

Rata – rata per-km 1000 Sumber internet (Badan Pusat Statistik Kecamatan Ambarawa)

Tabel 1.3

Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

Lulus Perguruan Tinggi 2.117

Tamat SLTA 11.842

Tamat SLTP 13.257

Tamat SD 33.898 Sumber internet (Badan Pusat Statistik Kecamatan Ambarawa)

Hal yang sama juga tergambar dalam penyediaan sarana pendidikan.Di

kecamatan Ambarawa ada sebanyak 12 SLTP, 9 di antaranya berlokasidi empat

desa/kelurahan urban tersebut. Dari data tersebut menunjukkantingginya tingkat

kesenjangan antara fasilitas sosial antara urban danrural. Mungkin apa yang

terjadi di Ambarawa ini menjadi gambaran umumtentang peta pembangunan yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

3

kurang merata di tanah air. Antarakota-desa terjadi kesenjangan di banyak aspek

pembangunan.

Di kecamatan Ambarawa terdapat beberapa pusat kegiatan ekonomi,yaitu

pasar-pusat bisinis, pasar, pariwisata, pertanian dan perkebunan.Pasar dan pusat

bisnis ini berlokasi di pusat kota Ambarawa. Lokasi inilahcenter of trade and

bisnis of Ambarawa. Di lokasi ini terdapat pasarpermanen, dikelilingi oleh pasar

tradisional, dan di sepanjang jalan sekitarI km persegi merupakan pusat

pertokoan. Di lokasi ini juga terdapatinfrastuktur bisnis seperti perbankan,

terminal, hotel, sehingga memudahkan para pelaku ekonomi untuk melakukan

kegiatan ekonomi.Pusat kegiatan ekonomi lain yang dominan di masyarakat

Ambarawaadalah pertanian. Di sinilah sebagian masyarakat menghabiskan

waktunyauntuk kegiatan ekonomi. Pertama, lahan sayuran. Masyarakat banyak

yang mengolah lahan pertanian sayur ini. Mereka mengolah tanah seakantanpa

mengenal musim. Jenis sayur yang ditanam antara lain kol, wortel,buncis, sawi,

jipan, sledri, luncang, dan jenis sayuran lain yang biasahidup di daerah dingin. Di

lahan ini juga menghasilkan pendapatan jikapara petani itu menanam bunga.

Kedua, lahan padi. Masyarakat yang tinggal dekat dengan lahanpertanian

yang cukup air, mereka menanam padi. Umumnya 2-3 kalisetahun memanen. Jika

mereka memilih 2 kali, maka biasanya merekamenanami dengan tanaman sela

seperti jagung, lombok, atau tanamanyang lain. Sebab kalau tertus menerus

ditanami padi, hasilnya kurangbagus. Jagung di Ambarawa juga sangat khas,

karena rasanya manis alami.Ketiga, lahan perkebunan. Kebun di Ambarawa juga

menjadi lahanproduktif untuk tanaman buah-buahan seperti klengkeng, apokat,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

4

pisang,dan tanaman yang lain. Demikian juga kebun menjadi lahan

produktifuntuk tanaman keras, seperti kayu sengon yang sudah lama

dikenalmemiliki nilai ekonomi.Ada banyak jenis mata pencaharian bagi

masyarakat Ambarawa.

Table 1.4

Jumlah Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Ambarawa Secara

Statistik

Petani 12.454

Buruh Tani 8.267

Pengusaha 1.299

Buruh Bangunan 4.170

Buruh Industri 4.454

Pedagang 2.538

Transportasi 2.300

PNS 4.406

ABRI / Polri 1.875.11 Sumber internet (Badan Pusat Statistik Kecamatan Ambarawa)

Data tersebut terbaca bahwasebagian besar penduduk itu memiliki kegiatan

sektor pertanian sebanyak20.721 orang. Namun penduduk di Ambarawa masih

bisa dikatakan ‘hebat’karena petani yang memiliki lahan sendiri lebih banyak

dibandingkandengan buruh tani yang tidak memiliki tanah sendiri. Selain itu

masih juga terdapat masalah pengangguran dan berimplikasi pada meningkatnya

jumlah pekerja sektor informal, masalah pendidikan dan komposisi, sistem

pengupahan, praktek outsourcing dan kontrak, masalah sistem pengawasan tenaga

kerja, dan masalah jaminan sosial tenaga kerja. Hal ini membuat penulis tertarik

ingin meneliti masalah yang ada di sebuah toko pakaian yaitu Amazone

Adventure cabang Ambarawa yang bergerak dalam bidang penjualan

perlengkapan pakaian dan berbagai macam perlengkapan alat – alat mendaki

gunung yang system kerja (kontrak kerja) yang diterapkan pada toko ini yaitu

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

5

tidak mengikat atau bebas, karyawan bisa bekerja ditoko tersebut sesuka mereka

sewaktu – waktu bisa mengundurkan diri karena tidak ada ikatan kerja secara

resmi dari pihak pemilik toko sehingga kinerja kerja karyawan berkurang dan juga

berdampak pada kesejahteraan karyawan. Hal tersebut sudah berjalan sejak

berdirinya toko yaitu 16 tahun yang lalu. Awalnya pemilik toko hanya seorang

pedagang pakaian keliling, karena ketekunannya kini bisa memiliki 15 toko yang

tersebar dibeberapa kota termasuk diAmbarawa. Toko tersebut berpusat di Kota

Purworejo.. Masing – masing toko dipimpim oleh Pimpinan Cabang atau sering

disebut Pimcab. Toko tersebut memiliki beberapa peraturan yang diantara

karyawan tidak merasa nyaman diantara beberapa peraturan tersebut yaitu tidak

adanya libur pada saat lebaran atau hari libur, tidak ada upah lembur bagi

karyawan dan jam kerja yang terlalu lama. Tidak adanya hari libur pada saat

lebaran dikarenakan pemilik toko beranggapan bahwa hari lebaran banyak toko

yang tutup sehingga toko tetap buka dan banyak orang yang membeli pakaian

ditoko tersebut.dengan diterapkan peraturan tersebut membuat para karyawan

sedikit merasa dirugikan, upah mereka juga tidak terlalu banyak untuk mencukupi

kebutuhan mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, kontrak kerja yang diterapkan ditoko

tersebut bisa berdampak pada penghasilan toko atau toko bisa mengalami

kerugian antara lain yaitu jumlah karyawan yang mengundurkan diri, pendapatan

toko semakin tidak maksimal sesuai dengan target toko dan yang lebih penting

yaitu efekifitas kinerja karyawan dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut

dikarenakan kontrak kerja yang membuat mereka melakukan mengundurkan diri

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

6

atau bekerja ditempat lain, disamping kontrak kerja yang mempengaruhi efektifias

kinerja karyawan gaji atau upah mereka juga tidak terlalu banyak dan terlalu

banyaknya peraturan yang pemilik toko terapkan membuat para karyawan berfikir

dua kali untuk bertahan ditoko tersebut sehingga karyawan lebih baik

mengundurkan diri dan mencari pekerjaan yang lain demi kesejahteraan mereka.

Selain itu upah dari masing – masing karyawan berbeda – beda sesuai dengan

jabatannya.Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang

didukung oleh data yang akurat dan sistematis mengenai praktek hubungan kerja

kontrak yang semakin meluas dan memperlihatkan dampak yang merugikan buruh

yang ditimbulkannya. Sistem kerja fleksibel perlu dipahami karena tidak hanya

membawa dampak bagi buruh dan serikatnya, tetapi juga membawa implikasi

lebih luas terhadap permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan dan problem

sosial yang mengikutinya. Pemahaman juga diperlukan untuk melengkapi

informasi mengenai seluk-beluk dan konteks praktek system kerja fleksibel di

lapangan agar dapat diidentifikasi langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi

dampak negatifnya. Selain hubungan kerja kontrak, kontrak kerja fleksibel juga

diterapkan melalui berbagai bentuk hubungan kerja seperti harian lepas, borongan,

masa percobaan dan magang. Semua hubungan kerja fleksibel ini berjangka

pendek dan tanpa kepastian kerja. Praktek hubungan kerja kontrak dan

outsourcing membawa setidaknya tiga bentuk diskriminasiterhadap buruh: usia,

upah dan berorganisasi :

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

7

1. Diskriminasi Usia dan Status Perkawinan:

Kebijakan ikutan yang diterapkan oleh perusahaan pengguna untuk

mempekerjakan buruh outsourcing adalah menerapkan batasan usia dan

status perkawinan bagi buruh outsourcing yang menimbulkan efek

diskriminatif. Perusahaan cenderung mempekerjakan buruh berusia muda

dan untuk perekrutan buruh outsourcing baru mensyaratkan buruh yang

berusia 18-24 tahun dan berstatus lajang dengan alasan produktivitas.

Memilih buruh berstatus lajang membawa efek semakin sulitnya buruh

yang sudah berkeluarga untuk memperoleh pekerjaan dan berpenghasilan.

2. Diskriminasi Upah :

Buruh kontrak dan outsourcing yang melakukan jenis pekerjaan yang sama

dalam jam kerja yang sama dengan buruh tetap mendapatkan upah yang

berbeda. Upah total buruh kontrak lebih rendah 17% dari upah buruh tetap

dan upah total buruh outsourcing 26% lebih rendah dari upah buruh tetap.

3. Diskriminasi berserikat :

Buruh kontrak dan outsourcing dilarang secara langsung maupun tidak

langsung untuk bergabung dengan serikat tertentu atau dengan serikat

apapun dan kemungkinan tidak diperpanjang kontrak jika bergabung

dengan serikat buruh.

Praktek hubungan kerja kontrak dan outsourcing membawa efek

degradasiatau penurunan pada kondisi kerja dan kesejahteraan buruh. Dalam

hubungan kerja ini tidak ada jaminan pekerjaan karena hubungan kerja bersifat

kontrak dengan rata-rata masa kontrak 1 tahun, hanya mendapatkan upah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

8

mínimum dan menerima beberapa tunjangan yang jumlahnya lebih kecil

dibandingkan yangditerima buruh tetap, untuk memperpanjang masa kontrak

harus mengeluarkan biaya untuk penyalur tenaga kerja, tidak ada kompensasi saat

hubungan kerja berakhir, peluang peningkatan status dan karir sangat kecil.

Upah buruh kontrak selalu lebih rendah dibandingkan buruh tetap dan

upah buruh outsourcing adalah yang terendah dibandingkan buruh tetap dan

kontrak sementara ketiga kelompok buruh ini melakukan pekerjaan yang sama.

Praktek hubungan kerja kontrak dan outsourcing cenderung eksploitatifkarena

untuk melakukan kewajiban pekerjaan yang sama, buruh kontrak dan outsourcing

memperoleh upah dan hak-hak yang berbeda dan sebagian buruh harus

mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pekerjaan atau untuk mempertahankan

pekerjaannya.

1.2.Permasalahan Penelitian

Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam

suatuorganisasi serta mempertahankan dan mengembangkan organisasi

dalamberbagai tuntutan masyarakat dan jaman. Kinerja sumber daya yang

baikmerupakan hal penting bagi kelangsungan hidup organisasi begitu juga

kinerja karyawan. Jika organisasiingin berkembang dengan pesat, organisasi harus

mempunyai sumber dayamanusia yang mampu menampilkan kinerja yang baik.

Penilaian kinerja karyawan sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku

manusia dalammelaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi

karena padadasarnya organisasi dijalankan oleh manusia. Pembinaan dan

pengembangan sumber daya manusiaunsur kesejahteraan perlu diperhatikan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

9

dengan sungguh-sungguh karenakesejahteraan karyawan merupakan faktor yang

sangat menentukan dalammemacu semangat kerja serta produktivitas kerja

karyawan.

Meningkatnya kinerja karyawan itu dapat pula menunjang atau

mempengaruhikesejahteraan karyawan tersebut, baik secara langsung maupun

tidaklangsung. Secara langsung yaitu dengan naiknya gaji karyawan,

pemberianbonus, pemberian tunjangan keluarga maupun bonus, sedangkan secara

tidaklangsung yaitu bisa dengan memberikan kesempatan promosi jabatan

kepadakaryawan yang berprestasi baik, dengan demikian prestasi kerja

karyawanyang baik itu akan memberikan sumbangan atau dapat mendorong

untukmemajukan perusahaan yang lebih baik. Selain itu promosi jabatan

bagikaryawan yang berprestasi baik itu akan dapat menguntungkan bagi

karyawanitu sendiri, dimana dengan promosi jabatan itu akan memperbaiki posisi

ataukedudukan seorang karyawan tersebut di dalam perusahaan.Selain dari pada

itu jika dilihat dari segi keuntungan,dengan adanya kinerja karyawan yang baik itu

dapat memajukan perusahaantersebut. Hal ini akan dapat meningkatkan

keuntungan atau dapatmeningkatkan tingkat rentabilitas perusahaan tersebut.

Untuk meningkatkanproduksi masing-masing unit perlu ditingkatkan kinerja para

karyawansehingga prestasi kerja karyawan ini dapat menigkat. Istilah umum

kesejahteraan menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang –

orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Didalam

ekonomi sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda sedangkan didalam

kebijakan sosial, kesejahteraan sejahtera menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

10

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam kondisi apapun pemilik toko harus

memperhatikan kesejahteraan para karyawan, tidak hanya menuntut mereka untuk

bekerja terus menerus tanpa memperhatikan hak mereka sebagai karyawan. Para

karyawan ditutut untuk memenuhi kewajiban mereka demi pencapaian target toko

yang ditetapkan.

Masalah yang tampak adalah masalah yang terkait dengan kesejahteraan

karyawan. Karyawan dituntut untuk bekerja keras dan displin mematuhi peraturan

toko yang telah ditetapkan. Namun hal tersebut belum sesuai dengan upah atau

gaji dan kesejahteraan yang tidak terpelihara bahkan uang lemburpun tidak ada,

mereka menggunakan uang pribadi untuk kepentingan toko misalnya pada saat

SO (stock outname) dan tidak ada ganti rugi. Melihat keadaan seperti ini, ada

karyawan yang mengundurkan diri namun masih juga ada yang bertahan bekerja

di toko tersebut. Hal ini menjadi sebuah masalah karena disamping karyawan

harus bekerja keras hak mereka juga harus terpenuhi khususnya kesejahteraan

mereka yang berdampak pada efektifitas kerja yang bisa mempengaruhi

penghasilan toko tiap bulannya. Dari pengamatan pendahuluan yang dilakukan

penulis, ditemukan beberapa gejala problematis.

1. Hari kerja di amazone 1 minggunya 6 hari kerja, 1 hari libur dengan

pembagian kerja antara pagi, siang dan longtime (full), dengan

ketentuan yang berlaku di amazone hari libur tidak boleh diambil pada

hari sabtu dan minggu dikarenakan penjualan pada hari sabtu dan

minggu cenderung lebih banyak transaksi. Tetapi hal tersebut tidak

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

11

dihitung dengan hari lembur dan tidak ada uang tambahan untuk hari

tersebut.

2. Diamazon kerja lembur masih ada, namun sistem penggajiannya yang

berbeda dengan jam kerja biasa, bahkan tidak ada uang lembur atau

uang ganti rugi untuk karyawan.

3. Karyawan yang mengeluh dengan adanya lembur dan tidak ada uang

lembur bagi mereka.

4. Hari libur yang ada diAmazone masih sering dipermasalahkan oleh

para karyawan dikarenakan tidak ada ketetapan dalam mengambil libur

5. Diamazone, kenaikan jabatan tidak bisa ditentukan oleh waktu,

tergantung kinerja para karyawan individu masing – masing dan sesuai

bakat ataupun prestasi mereka dalam bekerja, tidak ada kepastian bagi

karyawan untuk naik jabatan ( untuk masalah pengangkatan jabatan

masih dilihat dari pengaruh kekeluargaan ). Pengangkatan jabatan juga

dilihat dari bagaimana mereka melaksanakan kewajiban mereka

sebagai karyawan, apakah mereka benar–benar melakukan

pekerjaannya atau tidak. Untuk mengetahui apakah karyawan

melakukan pekerjaannya bisa dilihat dari rolling pekerjaan setiap

bulannya dan masa baktiya terhadap toko.

Beberapa gejala problematis tersebut menunjukkan adanya masalah.

kesejahteraan karyawan tidak lagi dihiraukan lagi oleh pemilik toko, padahal hal

ini menjadi kunci utama dalam memelihara efektifitas kerja para karyawan supaya

mereka bekerja lebih bertanggung jawab lagi.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

12

Berdaarkan analisis gejala problematis yang penulis amati, penelitian ini

hendak menjawab beberapa pertanyaan, diantaranya :

1. Bagaimana kontrak kerja yang diterapkandi Toko Amazone Adventure

Cabang Ambarawa Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana kinerja dan kesejahteraan karyawan di Toko Amazone

Adventure Cabang Ambarawa Kabupaten Semarang?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan kontrak kerja yang diterapkandi Toko Amazone

Adventure Cabang Ambarawa Kabupaten Semarang

2. Mendiskripsikan kinerja dan kesejahteraan diToko Amazone Adventure

terhadap kinerja dan kesejahteraan karyawan.

1.4. Signifikansi Penelitian

1.4.1. Signifikansi Teoritis

“Beberapa masalah utama perburuhan pasca reformasi yaitu masalah

pengangguran dan berimplikasi pada meningkatnya jumlah pekerja sektor

informal, masalah pendidikan dan komposisi, sistem pengupahan, praktek

outsourcing dan kontrak, masalah sistem pengawasan tenaga kerja, dan

masalah jaminan sosial tenaga kerja”.1

1.4.2. Signifikansi Praktis

1. Bagi Dunia Pendidikan

Memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk penelitian kualitatif

dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bagi Pemilik Toko Amazone

1 Rekson Silaban (2009 : 48) http://blog.unsri.ac.id/revolusi_jalanan/isu-

perburuan/outsourcing/sebuahpengingkaran kapitalismeterhadap hak - hak buruh

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5568/2/T1_162009099_BAB I.pdf · Jumlah Penduduk di Kecamatan Ambarawa Tahun 2003

13

Memberikan pengalaman untuk lebih memperhatikan sistem kerja

terhadap kesejahteraan para karyawan.

3. Bagi Penulis

Memperdalam pengetahuan tentang penelitian kualitatif dan

memperluas wawasan tentang masalah kontrak kerja yang

berhubungan dengan kesejahteraan karyawan