bab i pendahuluan 1.1latar belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/bab i.pdf10. kenya 1.2 3.9 3.9...

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu kemiskinan telah menjadi perhatian utama negara di dunia, dimana tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dunia yang buruk dan masih menempatkan lebih dari 1 milyar orang didalam kondisi kemiskinan. 1 Secara historis, kemiskinan dikaitkan dengan tingkat pendapatan, dimana seseorang dapat dikatakan berada dalam keadaan miskin apabila mereka kehilangan pendapatan dan sumberdaya lain yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan, barang, fasilitas dan layanan lainnya. 2 Dalam lingkup internasional World Bank menyatakan seseorang dianggap berada pada garis kemiskinan apabila memiliki pendapatan dibawah US$1.25 perhari. 3 1 UNDP, Human Development report 2016 : Human Develpment for Everyone Hal.3, Diakses dari http://hdr.undp.org/sites/default/files/2016_human_development_report.pdf (Diakses Padang 7 Januari 2018 Pukul 01.00 WIB) 2 Peter Townsend, Poverty in Focus, London School of Economics, 2006 Hal. 5 Diakses dari http://www.ipc-undp.org/pub/IPCPovertyInFocus9.pdf pada 15 Januari Pukul 01.02 3 UNSDSN, Global Profile of Extreme Proverty Report Prepared By Sustainable Develpment Solution Network 15 Oktober 2012 Hal.1-2 Diakses dari http://unsdsn.org/wp- content/uploads/2014/02/121015- Profile-of-Extreme-Poverty.pdf (Diakses Padang 7 Januari 2018 Pukul 01.30)

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu kemiskinan telah menjadi perhatian utama negara di dunia, dimana tingkat

pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak sejalan dengan tingkat pertumbuhan

ekonomi dunia yang buruk dan masih menempatkan lebih dari 1 milyar orang

didalam kondisi kemiskinan.1

Secara historis, kemiskinan dikaitkan dengan tingkat pendapatan, dimana

seseorang dapat dikatakan berada dalam keadaan miskin apabila mereka kehilangan

pendapatan dan sumberdaya lain yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup berupa makanan, barang, fasilitas dan layanan lainnya.2 Dalam lingkup

internasional World Bank menyatakan seseorang dianggap berada pada garis

kemiskinan apabila memiliki pendapatan dibawah US$1.25 perhari.3

1 UNDP, Human Development report 2016 : Human Develpment for Everyone Hal.3, Diakses dari http://hdr.undp.org/sites/default/files/2016_human_development_report.pdf (Diakses Padang 7 Januari 2018 Pukul 01.00 WIB)

2 Peter Townsend, Poverty in Focus, London School of Economics, 2006 Hal. 5 Diakses dari http://www.ipc-undp.org/pub/IPCPovertyInFocus9.pdf pada 15 Januari Pukul 01.02

3 UNSDSN, Global Profile of Extreme Proverty Report Prepared By Sustainable Develpment SolutionNetwork 15 Oktober 2012 Hal.1-2 Diakses dari http://unsdsn.org/wp-content/uploads/2014/02/121015- Profile-of-Extreme-Poverty.pdf (Diakses Padang 7 Januari 2018 Pukul 01.30)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya tingkat kemiskinan yang tinggi

disuatu negara, diantaranya:4

- Kondisi geografis negara yang buruk, hal ini terkait dengan bentuk daratan,

iklim, struktur tanah yang buruk, kurangnya sumberdaya energi serta rawan

terjadi bencana alam.- Konflik dan kekerasan yang menimbulkan sanksi internasional yang akan

berkorelasi dengan peningkatan jumlah kemiskinan.- Buruknya sistem pemerintahan dalam negara tersebut terkait dengan

pengelolahan sumberdaya, dan manajemen tata negara seperti korupsi.- Diskriminasi gender dan etnis atau diskriminasi sosial dalam masyarakat adat

(mencapai 400 juta di seluruh dunia). Dimana masih terdapatnya kelompok-

kelompok yang harus menghadapi diskiriminasi dan pengucilan sosial bahkan

setelah berabad-abad lamanya.

Kawasan Asia dan Afrika menjadi kawasan dengan tingkat kemiskinan yang sangat

tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di dunia, mengacu kepada standar yang

ditetapkan oleh World Bank yaitu dengan pendapatan minimum US$1.25 perhari. Hal

ini dapat dilihat pada tabel berikut:5

Tabel 1.1Kemiskinan di Dunia

KAWASAN /Juta

Orang

% dari total

Kemiskinan

Dunia

Insiden

kemiskinan

(% pop)

4Ibid Hal.1-3

5Andy Sumner, “Where Do the World’s Poor Live? A New Update” Institute of Development Studies Juni 2012 Volume I, Hal. 8 Diakses dari https://www.ids.ac.uk/files/dmfile/Wp393.pdf (Diakses Pada 8Januari 2017 Pukul 01.50)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Asia Timur dan Pasifik 265.4 21.5 14.3

Eropa Timur dan Asia Tengah 2.1 0.2 0.5

Amerika Latin dan Kepulauan Karibia 35.3 2.9 6.9

Timur Tengah dan Afrika Utara 8.5 0.7 2.7

Asia Selatan 546.5 44.3 36.0

Sub-sahara Afrika 376.0 30.5 47.5

Total 1.233.8 100 22.8

Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live? A new update,” IDS Working Paper, Volume2012 No. 393, June 2012

Dari tabel di atas terlihat bahwa Asia Selatan menjadi kawasan dengan tingkat

kemiskinan tertinggi di dunia. Sekitar 44.3% dari keseluruhan tingkat kemiskinan di

dunia tersebar di negara-negara kawasan Asia Selatan dengan total mencapat 546.5

juta jiwa. Penyebaran kemiskinan di negara kawasan Asia Selatan digambarkan

dalam tabel berikut:

Tabel. 1.2

Kemiskinan di Asia Selatan

NEGARA % Kemiskinan di

dunia

Pendapatan

Perhari

Perkapital

(dalam US$)

2008 1990 2009

1. India 34.5 3.4 8.2

2. China 14.0 3.0 17.0

3. Nigeria 8.1 3.9 5.6

4. Bangladesh 6.0 2.0 3.9

5. DRC 4.5 1.7 0.8

6. Indonesia 4.2 5.5 10.1

7. Pakistan 2.3 4.4 6.5

8. Tanzania 1.4 2.4 3.4

9. Philipines 1.3 1.0 9.2

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

10. Kenya 1.2 3.9 3.9

Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live? A new update,” IDS Working Paper, Volume2012 No. 393, June 2012

Tabel diatas menunjukkan Pakistan menjadi salah satu negara miskin di

kawasan Asia Selatan, dengan total populasi menempati urutan ke-6 tertinggi di dunia

yang berjumlah 188.9 juta jiwa serta diperkirakan akan mengalami peningkatan

sebesar 1.86% pada tahun 2016.6

Kemiskinan menjadi tantangan besar bagi Pakistan dengan total masyarakat

miskinnya sekitar 2.3% dari total keseluruhan masyarakat dunia dan dalam kurun

waktu 19 tahun hanya mengalami peningkatan GDP yang rendah yaitu $2.1 per

harinya.7

Dalam laporan survey ekonomi Pakistan 2015-2016 yang dikeluarkan oleh

UNDP Pakistan dan OPHI University of Oxford, dinyatakan bahwa 39% masyarakat

Pakistan hidup dalam kemiskinan, dengan tingkat kemiskinan tertinggi di kawasan

FATA dan Balochistan. Walaupun tingkat kemiskinan di Pakistan mengalami

penurunan yang kuat dari 55% menjadi 39% dari tahun 2004 sampai 2015, namun

kemajuan berbagai wilayah tidak merata. Tercatat 54.6% masyarakat miskinnya

berada di daerah pedesaan dan hanya sekitar 9.3% kemiskinan yang berada di

perkotaan.8

6 UNITED NATION, “World Population Prospect: The 2015 Revision, Key Findings and Advance Tables by UN Development of Economic and Social Affairs/ population Division” Hal.16, Diakses dari https://esa.un.org/unpd/wpp/Publications/Files/Key_Findings_WPP_2015.pdf (Diakses pada 8 Januari2018 Pukul 02.15)

7 Ibid Hal.12

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Penurunan tingkat kemiskinan di Pakistan tidak memberikan dampak langsung

kepada berbagai daerah seperti Balochistam dan beberapa daerah lainnya yang

merupakan provinsi terluas dari Pakistan, dimana rata-rata penduduknya masih

tinggal dalam garis kemiskinan. Terkait isu kemiskinan Pakistancukup baik dalam

menanggulanginya dengan berbagai program diantaranya dengan memobilisasi

komunikasi dengan memberikan pelatihan, memperbaiki ketersediaan air,

pengembangan keterampilan serta pelatihan dalam bercocok tanam dan peternakan. 9

Untuk menanggulangi krisis dan isu kemiskinan di Pakistan, pemerintahnya

juga melakukan kerjasama dengan IMF dalam upaya menyelamatkan perekonomian

negara melalui Program Stabilisasi Ekonomi-Makro, dengan menerima bantun

sebesar US$7.6 Miliyar.10 Dengan peluang yang dimiliki pemerintah Pakistan

dibawah kepemimpinan PM. Yusuf Raza Gilani (2008-2012) mencoba mengambil

kebijakan efesiensi ekonomi, seperti pengurangan subdisi dan merangsang

pendapatan, rasionalisasi sukubunga perbankan.11

8 UNDP, Multidimensional Poverty in Pakistan, http://www.pk.undp.org/content/pakistan /en /home/press center/pressreleases/2016/06/20/pakistan-s-new-poverty-index-reveals-that-4-out-of-10-pakistanis-live-in-multidimensional-poverty.html (Diakses Pada 8 Januari 2018 Pukul02.30)

9 UNDP, Area Development in Balochistan, http://www.pk.undp.org/content/pakistan/en/home/ operations /projects/poverty_reduction/project_sample.html (Diakses pada 8 Januari 2018 Pukul 03.00)

10 KEMENLU RI, Perkembangan dalam Negeri Pakistan, diakses dari https://www.kemlu.go.id /islamabad/l c/Pages/ Pakistan2.aspx (Diakses pada 8 Januari 2018 Pukul 03.30)

11ILM, List of Prime Minister of Pakistan, diakses dari http://ilm.com.pk/pakistan/pakistaninform ation/list-of-prime-ministers-of-pakistan-since-1947-to-2018/ (Diakses pada 9 Januari 2018 Pukul 2.00)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Selain pogramdan upaya yang dilakukan oleh pemerintah serta kerjasama

dengan berbagai organisasi seperti UNDP dan IMF,Pakistan masih memiliki beberapa

faktor serius mengapa kemiskinan di negara itu masih sulit untuk di tanggulangi,

diantaranya: Tingkat pertumbuhan populasi di Pakistan yang sangat tinggi yaitu

mencapai 1.86%. hal ini disebabkan kurangnya penerapan sistem keluarga berencana,

yang mengakibatkan besarnya tingkat populasi dan menyebabkan pengangguran,

kemiskinan dan pelanggaran hukum.12

Faktor lain yang mempengaruhi ialah sistem perpajakan yang tidak seimbang

sebagai salah satu bentuk kecurangan dalam sistem pemerintahan seperti korupsi.

Tidak adanya pembedaan pajak berdasarkan tingkat pendapatan, sehingga 80% pajak

yang dikumpulkan di Pakistan berasal dari masyarakat miskin.

Faktor-faktor diatas seperti permasalahan pendidikan, kemiskinan, dan

kesehatan diatas membuat “Bangladesh Rural Advancement Committee” (BRAC)

yang merupakan sebuahInternational Non-Govermental Organisations (INGO)

memilih untuk melaksanakan kegiatannyadi Pakistan atas inisiatif Sir Fazle Hasan

untuk membantu pemerintah Pakistan dalam melawan kemiskinan, meningkatkan

akses terhadap pendidikan dan kesehatan.13

12Clin Borgen, Tree Casues of Poverty in Pakistan diakses dari https://borgenproject.org/3-causes -of-poverty-in-pakistan/ (Diakses pada 8 Januari 2018 Pukul 4.00)

13 BRAC, Chairperson Diakses dari http://www.brac.net/chairperson (Diakses terakhir pada25 Januari 2018 Pukul 1.58AM)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

BRAC merupakan International Non-Govermental Organizationyang didirikan

oleh Sir Fazle Hasan Abed KCMG, seorang pakar ekonomi berkebangsaan

Bangladesh pada tahun 1972. BRAC didirikan pertama kali di Bangladesh dengan

tujuan untuk membantu pemerintah Bangladesh dalam memperbaiki kondisi

perekonomian yang buruk paska kemerdekaan, dimana isu ekonomi dan kemiskinan

menjadi permasalahan pada masa itu. Sir Fazle mengembangkan layanan pendukung

dibidang HAM dan pemberdayaan sosial, pendidikan dan kesehatan serta

pemberdayaan ekonomi serta pengembangan usaha, pelatihan mata pencaharian,

kelestarian lingkungan dan kesiapsiagaan bencana.14

Setelah melihat perkembangan dari upaya BRAC dalam membantu Bangladesh

untuk keluar dari permasalahan kemiskinan dan isu terkait, BRAC mulai memberikan

perhatian kepada negara-negara lain yang berada pada kondisi krisis dan tingkat

kemiskinan yang tinggi. Sampai saat ini BRAC telah membantu beberapa pemerintah

negara seperti Liberia, Tanzania, Uganda, South Sudan, Sierra Leone, Afganistan,

Pakistan dan beberapa negara Asia lainnya dalam upaya mengurangi tingkat

kemiskinan, isu pendidikan dan juga permasalahan kesehatan.15

Di PakistanBRAC mendirikan kantor perwakilan di Islamabad dan memulai

beberapa kegiatannya dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan isu-isu

terkait lainnya. BRAC menetapkan Pakistan sebagai salah satu negara yang perlu

14 BRAC, Vision and Mision BRAC Diakses dari http://www.brac.net/our-approach (Diakses pada 8 Januari 2018 Pukul 4.25)

15 Ibid

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

diperhatikan, hal ini disebabkan karena Pakistan merupakan negara dalam satu

kawasan dengan Banglades yang memiliki permasalahan yang sama. Pakistan

merupakan salah satu negara dengan isu kemiskinan yang tinggi di kawasan Asia

Selatan serta memiliki permasalahan terkait isu kesehatan yakni terdapat kesulitan

untuk mendapatkan akses fasilitas kesehatan. Bidang pendidikan juga menjadi

permasalahan utama seperti sulitnya akses bagi masyarakat Pakistan untuk dapat

memperoleh pendidikan khususnya kalangan wanita, dimana kesetaraan gender masih

menjadi salah satu isu yang dominan di negara tersebut.16

Terkait isu diatas permasalahan ekonomi dan kemiskinan menjadi isu yang

mendominasi, terjadinya kesenjangan ekonomi antara masyarakat kota dengan

pedesaan yang sangat drastis dan keterbukaan lahan pekerjaan serta keterbatasan

keterampilan yang dimiliki membuat masyarakat Pakistan mengalami kesulitan

untuk berkembang. Ini menjadi faktor utama BRAC memulai operasi pertamanya di

Pakistan pada tahun 2007.17

Pergerakan BRAC ke Pakistandilatar belakangi oleh pemikiran utama Sir Fazle

dalam organisasinya, dimana Sir Fazle menyatakan:

“I think the other thing that I’ve noted is that poor people, their dreams, aspirations, andstrunggles are almost the same everywhere, whether in bangladesh or Pakistan, it will becomemore or less the same. They are neglected, disenfranchised people who need help, and theywelcome help that they can get”

16BRAC, BRAC in Pakistan, Diakses dari https://www.brac.net/pakistan#who_we_are (Diakses Pada 8 Januari 2018 Pukul 04.15)

17 Ibid.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

ia beranggapan bahwasanya Pakistan memiliki kondisi yang sama dengan

Bangladesh, dan maka dari itu mereka harus membantu Pakistan untuk bangkit dari

kemiskinan.18.

BRAC juga memfokuskan kegiatannya melalui sektor pendidikan, pendidikan

dianggap sebagai alat yang paling kuat untuk melawan kemiskinan, keterbelakangan

dan ketidakadilan, hal ini dilakukan dengan membuka akses bagi masyarakat miskin

untuk dapat memperoleh fasilitas pendidikan melalui sekolah terbuka dan

pelatihan.Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peran

BRAC sebagai INGO dalam penanggulangan isu kemiskinan di Pakistan.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat isu yang diuraikan diatas terlihat bahwa tingginya tingkat kemiskinan

di Pakistan masih menjadi isu yang dominan. Upaya dan penanganan yang dilakukan

oleh pemerintah Pakistan terkait isu kemiskinan tergolong lambat sehingga muncul

BRAC sebagai INGO yang membantu pemerintah Pakistan dalam mendorong

penurunan tingkat kemiskinan di negara tersebut. Mulai dari tahun 2007 hingga

sekarang BRAC aktif dalam penanggulangan isu-isu kemiskinan di beberapa negara

dan salah satunya Pakistan. BRAC memfokuskan kegiatannya di Pakistan dalam isu

kemiskinan, pendidikan dan kesehatan, sehingga diharap dapat membantupemerintah

Pakistan dalam penanggulangan isu kemiskinan tersebut.

1.3 Pertanyaan Penelitian

18 Tarun Khanna, “Creating Emerging Markets – Oral History Collection”, Baker library Historical Collection, Hardvar Business School, Boston 2014, Hal 30

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Dari rumusan masalah diatas maka pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana

peran Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) dalam

penanggulangan isu kemiskinan di Pakistan?

1.4 Tujuan Penelitian1. Memahami permasalahan utama terkait isu kemiskinan yang terjadi di

Pakistan baik dalam bidang ekonomi maupun sosial politik di negara tersebut.2. Menganlisis peran yang dilakukan BRAC sebagai INGO dalam

penanggulangan isu kemiskinan di Pakistan.3. Menunjukkan bagaimana hasil yang dicapai BRAC dalam kegiatannya

menanggulangi isu kemiskinan yang ada di Pakistan.1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah referensi dan kepustakaan Ilmu Hubungan Internasional tentang

peranan BRAC sebagai organisasi yang bergerak dalam isu ekonomi dan

sosial, khususnya dalam penanggulangan isu-isu kemiskinan di Pakistan.2. Menjadi pedoman bagi pembaca untuk memahami tentang proses dan

serangkaian kegiatan dan langkah-langkah yang dilakukan BRAC untuk

mengurangi tingkat kemiskinan di suatu negara.3. Menjadi bahan pertimbangan untuk menyelesaikan isu permasalahan di

Indonesia, tentang bagaimana langkah-langkah yang perlu diambil untuk

menyikapi permasalahan kemiskinan.

1.6 Studi Pustaka

Kenyataannya masih sedikit dari ilmuan yang membahas tentang peranan

BRAC sebagai organisasi internasional dalam isu kemiskinan di Pakistan. Namun ada

beberapa ahli yang telah mencoba membahas tentang peranan organisasi internasional

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

dalam penanggulangan isu kemiskinan. Penulis menggunakan penelitian-penelitian

sebelumnya yang berupa karya ilmiah untuk memahami penelitian yang akan

dilakukan.

Studi puskata yang pertama penulis menggunakan jurnal penelitian yang

berjudul Rationale Effects of Poverty in Pakistan yang ditulis oleh Maham Tariq,

Asma Indrees, Muzammil Abid dan TanzilaSamin,19 untuk memahami tentang isu

kemiskinan di Pakistan. Penelitian ini memaparkan bahwa Pakistan merupakan

negara di peringkat ke 43 dengan resiko dan isu kemiskinan yang paling tinggi. Hal

ini terlihat dengan banyaknya kasus kematian karena depresi dan kelaparan yang

terjadi di Pakistan. Dijelaskan juga bahwasanya terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kemiskinan di Pakistan diantaranya yaitu tingkat pengangguran yang

tinggi dimana di Pakistan terjadi peningkatan 6% dalam beberapa tahun terakhir.

Sektor pendidikan juga memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kemiskinan di

Pakistan, selain itu kejahatan dan kriminalitas juga menjadi pendorong tingkat

kemiskinan, dimana kemiskinan menyebabkan timbulnya tingkat kriminaitas yang

tinggi. GDP, ketidakstabilan ekonomi, dan pinjaman luar negeri juga mempengaruhi

lambatnya penanggulangan terhadap kemiskinan

Jurnal ini menerangkan bagaimana langkah pemerintah Pakistan dalam

penanganan isu kemiskinan yaitu penggerakan di bidang agrikultur dan industri.

Pakistan berusaha untuk membuka lahan investasi yang ditujukan untuk membuka

19 Maham Tariq, Asma Indreess, Muzammil Abid dna Tanzila Salim, Rationale Effect of Poverty In Pakistan, IMPAC IJRBM Vol. 2 dikeluarkan pada 6 Juni 2014 School of Business Management, NFC institure of Engginering and Fertilizer Research, Punjam Pakistan hal 3-7

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

lapangan pekerjaan bagi masyarakat, namun hal ini tidak berjalan baik dimana pada

tahun 2011 Pakistan hanya mampu mencapai US$1,25 miliar invesment asing,

menurun drastis dari tahun 2007 yang mencapai US$5.49 miliar dolar. Hal ini

kembali mempengaruhi tingkat kemiskinan di Pakistan, pemerintah harus

meningkatkan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara yang berpengaruh

kepada pemotongan penghasilan perorangan.20

Perbedaan penelitian yang akan dibahas dengan dengan penelitian diatas adalah

dimana penelitian diatas lebih menjabarkan tentang dampak, faktor penyebab dan

langkah yang dilakukan pemerintah dalam menangani kemiskinan di Pakistan,

sedangkan penelitian ini akan lebih memfokuskan terhadap peranan dari INGO dalam

penanganan masalah kemiskinan, walaupun pada mulanya sama-sama menjabarkan

tentang faktor dan situasi kemiskinan di Pakistan tersebut.

Studi pustaka yang kedua hasil penelitian dari Imram Syarif Chaudry yang

berjudul The Impact of Gender Inequality in Education on Rural Poverty in

Pakistan : An Empirical Analysis.21Penelitian ini menerangkan tentang adanya

perbedaan antara keberadaan status wanita di Pakistan dengan negara barat lain dalam

bidang sosial maupun pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan hal yang sangat

penting untuk perkembangan masyarakat, hal ini tidak begitu terlihat dimana masih

sangat terbatasnya bagi wanita untuk mendapatkan suatu pendidikan. Imam

20 Ibid Hal. 8

21 Imam Syarif Chaundry, Impact of Gender Inequality in Education on Rural Poverty in Pakistan: an Empirical Analysis, University Multan Pakistan 2009

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

menyimpulkan bahwasanya ketidaksetaraan gender di bidang pendidikan memiliki

dampak yang sangat besar terhadap kemiskinan di Pakistan, tidak adanya peluang

yang dimiliki wanita untuk dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi sehingga

mereka lebih cenderung memiliki keterbatasan dalam bekerja, bertindak dan

menyampaikan aspirasi.

Perbedaan dari penelitian ini dimana penelitian diatas lebih menjabarkan

tentang isu kemiskinan dalam konsep gender, tentang bagaimana gender itu memiliki

pengaruh dalam tingkat kemiskinan di Pakistan. Hal ini jelas berbeda dengan

penelitian yang akan dilakukan karena akan melihat isu kemiskinan melalui konsep

Organisasi Internasional.

Penelitian ketiga yang digunakan sebagai studi pustaka ialah “The Roles of

NGOs in Rural Poverty Reduction: The case of Indonesia and India” hasil penelitian dari

Suharko.22Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh dari organisasi internasional

dalam penanganan kemiskinan sangat membantu terhadap perkembangan negara

tersebut, mereka berusaha untuk mengeluarkan dari kemiskinan, memberikan fasilitas

untuk mendapatkan makanan. Dalam penelitiannya ditegaskan bahwa NGO memiliki

hubungan yang sangat intensif dalam penanggulangan kemiskinan. Namun dari sudut

pandang makro dinyatakan bahwasanya terdapat kendalan dalam peran NGO itu

ketika berbenturan dengan suatu institusi lokal, pengembangan skala program baru,

membangun sinergi dengan pemerintahan.

22 Suharko, The Roles of NGOs in Rural Poverty Reduction: The cae of Indonesia and India, Nagoya University Oktober 2007

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharko adalah

tentang negara yang diteliti, dimana penelitian diatas di fokuskan terhadap peran

NGOs dalam isu kemiskinan di Indonesia dan India, sedangkan penelitian ini akan di

fokuskan kepada Pakistan sebagai objeknya.

Penelitian selanjutnya yang dijadikan studi pustaka ialah hasil penelitian

dariYali Chen tentang “Microfinance program in BRAC – the largest NGO in the

world”.23 Penelitian ini menerangkan bagaimana peran BRAC dalam penanganan isu

kemskinan di Bangladesh melalui program microfinance. Microfinance merupakan

program yang sudah dijalankan oleh BRAC semenjak tahun 1974. BRAC

memberikan berbagai pinjaman untuk perempuan di Bangladesh terutamanya untuk

memulai sebuah usaha kecil, juga dalam bidang agrikultur. Yali menyatakan

bahwasanya program microfinance memiliki peranan yang sangat signifikan untuk

memotong tingkat kemiskinan, walaupun dianggap memiliki pengaruh yang baik

dalam penanganan kemiskinan di Bangladesh, BRAC masih memiliki beberapa

masalah, dilema dan keterbatasan untuk mejalankan aksinya dari pemerintah

Bangladesh.

Dalam penelitian diatas diterangkan bahwasanya BRAC mampu untuk

membantu Bangladesh dalam penanggulangan kemiskinan di negara tersebut. Hal ini

yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini, dimana akan dilihat bagaimana peran

23 Chen, Yali ,Microfinance Program in BRAC – the largest NGO in the world” IO and Economic Development, Juni 2013

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

BRAC dalam penanganan kemiskinan di Pakistan, apakan memiliki hasil yang sama

baik ataukah ada perbedaan yang dihasilkan.

Studi pustaka yang kelima adalah hasil penelitian dari Anne T. Sweetser yang

berjudul“Lessons From the BRAC Non-Formal Primary Education

Program”.24Penelitian ini menjelaskan bagaimana BRAC melakukan

penanggulangan permasalahan kemiskinan melalui penyelenggaraan program

pendidikan. Daerah yang diangkat menjadi contoh ialah Jamalpur yang merupakan

salah satu wilayah termiskin di Bangladesh. BRAC memberikan sponsor kepada lebih

dari 2.000 sekolah di Jamalpur. Mereka memberikan pendidikan terhadap bagaimana

perilaku terhadap wanita, dimana permasalahan gender merupakan salah satu

permasalahan yang terjadi di bangladesh. BRAC memberikan pelatihan terhadap guru

untuk sekolah publik, terkait komunikasi dan teknik diskusi utama yang dapat

dilakukan dalam kegiatan pendidikan. Sehingga proses itu menimbulkan suatu

gagasan baru dalam pendidikan di kawasan tersebut.

Anne menerangkan bahwasanya tekanan politik dalam sebuah komunitas sangat

mempengaruhi langkah BRAC dalam mempublikasikan mengenai pendaftaran,

pemilihan lokasi pendidikan, pemilihan guru dan anggota komite. Namun BRAC

berhasil mendirikan sekolah baru dan menciptakan peluang bagi sejumlah siswa

miskin, terutama anak perempuan untuk memulai pendidikan mereka.25

24 Anne T. Sweerser, “Lessons from the BRACno-formal Primary Education Program”, Academy for Education Development USAID 1999

25 Ibid. Hal. 25

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Dalam penelitian Anne menerangkan tentang bagaimana usaha BRAC dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Banglades dalam upaya untuk pengurangan jumlah

kemiskinan di Banglades. Hal ini menjadi perbedaan tentang penelitian yang akan

dilakukan, dimana penelitian ini akan difokuskan kepada negara Pakistan.

1.7 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan satu konsep yaitu

International Organization untuk menganalisis peranan BRAC sebagai INGO dalam

upaya membantu pemerintah Pakistan dalam menanggulangi isu kemiskinan di

negaranya.

1.7.1Organisasi International

Organisasi internasional dapat didefinisikan sebagai pola kerjasama yang

melintasi batas-batas negara dengan didasarkan struktur organisasi yang jelas dan

lengap, dihadapkan atau diproyeksi untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya

secara berkesinambungan dan berlembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-

tujuan yang diperlukan serta tersepakati bersama baik antara pemerintan dengan

pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintahan pada negara yang

berbeda.26

Daniel S. Cheever dan H. Field Haviland menyatakan bahwasanya organisasi

internasional adalah bentuk kerjasama internasional yang melembaga antar negara-

negara, umumnya berlandaskan pada suatu persetujuan dasar untuk melaksanakan

26 Lisa Martin and Beth Simmons, Hand book of internatonal relation, “International Organization and Institution” 2012 hal 328-329

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

fungsi-fungsi yang memberikan manfaat timbal balik yang dilaksanakan melalui

pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan anggota secara berkala.27

A Lorey Bennet dalam bukunya International Organization Principles and

Issuesmenyatakan bahwasanya organisasi internasional mempunyai ciri-ciri, dimana

organisasi tetap untuk melaksanakan suatu fungsi berkelanjutan, memiliki

keanggotaan yang bersifat sukarela, adanya instrumen dasar yang menyatakan tujuan,

struktur dan metode operasional serta memiliki sekretariat tetap untuk melanjutkan

fungsi administrasi dan informasi berkelanjutan.28

Menurut Teuku May Rudy organisasi internasional merupakan “suatu pola

kerjasama yang melintasi batas-batas negara dengan didasari struktut organisasi yang

jelas dan lengkap serta diharapkan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya

secara berkesinambungan dan melembaga guna megusahakan tercapainya tujuan-

tujuan yang diperlukan serta tersepakati bersama baik antara pemerintah dengan

pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintah pada negara yang

berbeda.29

27 Malahayati, Kapital Selekta Hukum Internasional, “Hukum Organisasi Internasional: Sejarah dan Perkambangannya” hal 5 Universitas Sieah Kuala 2015 diakses dari http://repository.unimal.ac.id/2154/1 /ORGANISASI%20INTERNASIONAL.pdf diakses pada pukul 00.40

28 A. LoRey Bennet “International Organizations: Principles and Issues” New Jersey Printice Hall 1995 Hal 64

29 Drs. T. May Rudy SH, MI, M.Sc ‘Administrasi dan Organisasi Iinternasional”, Bandung Redika Aditama 2005 Hal 27-28

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Rudy juga menjelaskan bahwasanya organisasi internasional itu memiliki

beberapa unsur, diantaranya berupa kerjasama yang ruang lingkupnya melintas batas

negara, berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama baikantara

pemerintah atau non-pemerintah. Suatu organisasi meliliki struktur yang jelas dan

lengkap melaksanakan fungsi secara berkesinambungan.

Bila dikaitkan dengan BRAC sebagai suatu organisasi internasional tentunya

mencakupi unsur-unsur tersebut. Hal ini karena BRAC memiliki ruang lingkupnya

yang melewati lintas batas negara, memiliki prioritas untuk mencapai tujuan, serta

terdapat struktur organisasi yang jelas dalam menjalankan fungsinya sebagai

organisasi internasional dalam menanggulangi permasalahan ekonomi terkait

kemiskinan, isu kesehatan, gender dan pendidikan.

Didalam bukunya yang berjudul InternationalOrganization Clive Archer

menyatakan bahwasanya organiasisi Internasional bisa sangat umum dah luas ataupun

lebih spesifik, begitujuga dengan aktifitasnya yang pasti berkenaan dengan tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Clive menyatakan bahwa terdapat beberapa hubungan yang mungkin terjadi

diantara anggota organisasi, diantaranya kooperatif. Dimana organisasi internasional

dianggap mampu menciptakan hubungan yang baik, terciptanya hubungan ini bisa

melalui perdagangan dan hubungan sosial. Seperti contohnya BRAC yang merupakan

suatu organisasi yang bergerak dibidang kemiskinan sosial pendidikan dan kesehatan,

memiliki tujuan untuk membantu ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan negara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

dimana mereka melakukan kegiatnnya. Hal demikian akan membawa dampak baik

antara hubungan organisasi internasional dengan negara-negara terkait.

Organisasi internasional di klasifikasikan berdasarkan keanggotaan, tujuan,

aktifitas dan strukturnya. Clive Archer menerangkan klasifikasi organisasi

internasional berdasarkan keanggotannnya dibagi menjadi 2 macam, yaitu:30

1. Type of membership (Tipe Keanggotaan)a) Inter-govermental Organisation (IGO), yaitu organisasi internasional dengan

wakil pemerintah-pemerintah sebagai anggota.b) International Non-govermental Organizations (INGO), merupakan organisasi

internasional dimana anggota bukan mewakili pemerintahan.2. Extend of Membership (Jangkauan Keanggotaan)

a) Keanggotaan yang terbatas dalam wilayah tertentu.b) Keanggotaan yang mencakup seluruh wilayah dunia.

Dari pemaparan klasifikasi organisasi internasional berdasarkan keanggotaan

tersebut disimpulkan bahwasanya BRAC merupakan International Non-Govermental

Organisation (INGO), karena memiliki keanggotaan berupa individu-individu yang

memiliki perhatian dan ketertarikan dalam isu yang difokuskan oleh organisasi

tersebut.

Klasifikasi organisasi internasional menurut tujuan dan aktivitasnya berkisar

dari yang bersifat umum hingga yang khusus dengan berbagi menurut orientasinya,

yaitu menuju pada hubungan kerjasama para anggotanya, menurunkan tingkat konflik

atau menghasilkan konfrontasi antara anggoran atau yang bukan anggota.

30 Archer, Clive International Organitaion Third Edition, London, Tylo & Francis e-Library2001 Hal. 45-50

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Klasifikasi yang terakhir dan berdasarkan struktur organisasi internasional.

Dengan memperhatikan strukturnya, makanya dapat dilihat bagaimana suatu institusi

membedakan antara suatu anggota dengan anggota lainnya, sehingga dengan

demikian dapat dilihat bagaimana sutau organisasi internasional dalam

memperlakukan anggotannya.

Menurut Cliver Archer secara umum fungsi organisasi internasional dapat

dibagi menjadi sembilan fungsi, yaitu:31

1. Artikulasi dan agregasi, dimana organisasi internasional berfungsi sebagai

instrument bagi negara yang mengartikulasikan dan mengagregasikan

kepentingannya, serta dapat mengartikulasikan kepentingannya sendiri.

Organisasi internasional menjadi salah satu bentuk kontrak institusionalisme

antara partisipan aktif dalam sistem internasional, yaitu sebagi forum diskusi dan

negosiasi.2. Norma, organisasi internasional sebagi aktor, forum dan instrumen yang

memberikan kontribusi yang berarti bagi aktivitas-aktivitas normatif dari sistem

politik internasional. Misalnya dalam penetapan nilai-nilai atau prinsip-prinsip

non diskiriminasi.3. Rekrutmen, dimana organisasi internasional menunjang fungsi penting untuk

menarik atau merekrut partisipan dalam sistem politik internasional.4. Sosialisasi, berarti upaya sistematis untuk mentransfer nilai-nilai kepada seluruh

anggota sistem. Proses sosialisasi pada level internasional berlangsung pada

tingkat nasional yang secara langsung mempengaruhi individu-individu atau

31 Ibid hal. 93-95

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

kelompok-kelompok dalam sejumlah negara dan antara negara-negara yang

bertindak pada lingkungan internasional atau di antara wakil mereka dalam

organisasi. Dengan demikian organisasi internasioal memberikan kontribusi bagi

penerimaan dan peningkatan nilai kerjasama.5. Pembuatan peraturan, dimana sistem internasional tidak mempunyai

pemerintahan dunia, oleh karena itu pembuatan keputusan internasional biasanya

berdasarkan pada praktek masa lalu, perjanjian atau oleh organisasi internasional.6. Pelaksanaan peraturan, pelaksanaan keputusan organisasi internasional hampir

pasti diserahkan kepada kedaulatan negara. Dalam prakteknya fungsi aplikasi

aturan oleh organisasi internasional seringkali lebih terbatas pada pengawasan

pelaksanaannya, karena aplikasi sesungguhnya ada di tangan anggotanya.7. Pengesahan peraturan, organisasi bertugas untuk mengesahkan aturan-aturan

dalam sisten internasional. Fungsi ajudikasi dilaksanakan oleh lembaga

kehakiman, namun fungsi ini tidak dilengkapi dengan lembaga yang memadai

dan tidak dibekali oleh sifat yang memaksa sehingga hanya terlihat jelas bila ada

pihak negara yang beretika.8. Informasi, dimana organisasi internasional melakukan pencarian, pengumpulan,

pengelolaan dan penyebaran informasi.9. Operasional, organisasi internasional menjalankan sejumlah fungsi operasional di

banyak hal yang sama halnya seperti dalam pemerintah. Fungsi pelaksanaan yang

dilakukan organisasi internasional terlihat pada apa yang dilakukan organisasi

internasional terlihat pada apa yang dilakukan BRAC dalam membantu

masyarakat miskin di berbagai negara.

Setiap organisasi internasional memiliki struktur untuk mencapai tujuannya, L.

Bennet membagi peranan organisasi internasional dalam 3 kategori, yaitu sebagai

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

sumber legitimasi kolektif dalam aktifitas-aktifitas organisasi atau anggota secar

individu. Organisasi internasional memiliki peran sebagai penentu agenda

internasional. Organisasi internasional sebagai wadah sebagai koalisi antar anggota

atau koordinasi kebutuhan antara pemerintah sebagai mekanisme untuk menentukan

karakter dan struktur kekuasaan global.32

Clive Archer menerangkan bahwasanya peran organisasi internasional dapat

dibagi dalam ketiga kategori, yaitu:33

- Sebagai instrument, dimana organisasi internasional digunakan oleh negara-

negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar

negerinya.- Sebagai arena, dimana organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi

anggota-anggotanya untuk membicarakan dan membahas masalah-masalah yang

dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional di gunakan oleh beberapa negara

untuk mengatakan masalah-masalah dalam negerinya, ataupun masalah dalam

negeri negara lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.- Sebagai aktor independen, dimana organisasi internasional dapat membuat

keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan dan paksaan dari

luar organisasi.

32 A. LoRey Bennet, “International Organizations: Principles and Issues” New Jersey, Prentice Hall 1995 Hal. 64

33 Archer, Clive International Organitaion Third Edition, London, Tylo & Francis e-Library2001 Hal. 96-97

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Peran organisasi internasional dapat digambarkan sebagai individu yang berada

dalam lingkungan masyarakat internasional. Sebagai anggota masyarakat

internasional, organisasi internasional harus tunduk pada peraturan-peraturan yang

telah disepakati bersama.

Seperti yang dipaparkan Clive Archer, peran pertama dari organisasi

internasional adalah sebagai instrumen yang digunakan oleh anggota-anggotanya

untuk tujuan tertentu, sesuai dengan tujuan di bentuk BRAC pada mulanya untuk

membantu pemerintah Bangladesh dalam memperbaiki kehidupan ekonomi

masyarakatnya paska kemerdekaan, Sir Fazle sebagai pendiri bekerjasama dengan

anggota yang tergabung dalam kelompoknya untuk mengembangkan berbagai

program, seperti Village Development Program untuk mengembangkan kemampuan

masyarakat sehingga mendapatkan skill dan pendapingan kerja.34 Sehingga usaha

yang dilakukan BRAC dalam penanganan isu kemiskinan dan isu lainnya

berkembang dari program-program desa menjadi skala nasional dan mulai masuk ke

negara lainnya.

Peranan kedua organiasi internasional sebagai arena atau forum dimana

didalamnya terjadi aksi-aksi, organiasi internasional berperan menyediakan tempat

pertemuan bagi anggotanya untuk berkumpul bersama-sama. Apabila dikaitkan

dengan keberadaan BRAC, dapat dilihat bahwa BRAC mampu menjadi wadah bagi

anggotanya sebagai tempat membahas tentang isu-isu terkait yang terjadi di beberapa

34 Aarong, http://www.aarong.com/about-aarong/ Diakses pada 13 Februari 2018 Pukul 02.44

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

negara, mereka dapat merumuskan tentang program kerja yang akan dijalankan di

suatu negara terkait satu isu, serta menjadi wadah untuk pengumpulan dana dari para

donatur untuk mendorong aksi mereka.

Peran ketiga dari organisasi internasional adalah sebagai aktor independen,

dimana independen diartikan apabila organisasi internasional dapat bertindak tanpa

dipengaruhi kekuatan dari luar. Dalam hal ini organisasi internasional dapat

memberikan masukan-masukan secara netral tanpa ada kepentingan yang

mempengaruhi dari luar. Sesuai dengan tujuan utama BRAC yaitu membantu

masyarakat miskin untuk dapat keluar dari kemiskinan, isu kesehatan yang buruk dan

pendidikan, BRAC mampu bergerak sesuai dengan tujuan mereka tanpa dipengaruhi

oleh kepentingan negara dimana tempat kegiatan mereka.

Berdasarkan penjabaran tentang organisasi internasional yang dipaparkan oleh

beberapa ahli, disini penulis akan membahas tentang peran BRAC sebagai organisasi

internasional dalam penanggulangan masalah kemiskinan di Pakistan menggunakan

konsep International Organization oleh Clive Archer.

1.8 Metodologi

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati permasalahan dan juga mencari jawaban. Dengan kata lain metodologi

adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.35

35 Dr. Deddy Mulyana, MA Methodolohi Penelitian Kualitatif , Bandung, PT Pemana Rosdakarya, 2001 Hal.23

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

1.8.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan maksud untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang peranan INGO dalam isu

kemiskinan. Pendekatan ini memungkinkan penulis untuk menghasilkan deskripsi

yang terperinci tentang peranan BRAC sebagai INGO dalam isu kemiskinan di

Pakistan. Pendekatan ini juga membuka peluang untuk menyertakan kasus-kasus

konkrit sebagai ilustrasi, untuk menopang pendapat-pendapat yang penulis ajukan.

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dimana analisis dilakukan

dengan mengkaji fenomena yang diangkat menjadi lebih rinci.36

1.8.2 Batasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan tentang bagaimana peranan

BRAC sebagai INGO dalam menangani isu kemiskinan di Pakistandari tahun 2010

hingga 2015. Penulis membatasi penelitian ini pada rentang waktu tersebut karena

pada kurun waktu tersebut, BRAC mulai melakukan peningkatan terhadap program

dan kegiatan dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan di Pakistan.

1.8.3 Unit dan Tingkat Analisis

Tingkat analisis merupakan tingkat dimana pengetahuan itu berada sedangkan

unit analisis adalah objek kajian dari penelitian yang bersangkutan, atau dalam kata

lain unit analisis merupakan objek perilaku yang akan dianalisis sedangkan tingkat

analisis adalah unit yang menjadi landasan terhadap keberlakuan pengetahuan yang

36 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualtatif dan Kuantitatif) , Gaung Persada, Jakarta 2008, Hal 186

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

digunakan.37Oleh karena itu unit analisis dari penelitian ini adalah INGO yaitu BRAC

dengan tingkat analisisnya negara Pakistan, untuk unit eksplanasi dalam penelitian ini

adalah isu kemiskinan.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah secondary

data, yaitu data terpercaya yang telah terlebih dahulu dikumpulkan oleh peneliti lain.

Data ini didapat dari situ-situs resmi, situs-situs utama yang akan dijadikan sumber

informasi yaitu,situs BRAC, WorldBank, UNDP, situs resmi pemerintah Pakistan dan

situs resmi media nasional. Penulis juga akan penggunakan referensi penelitian-

penelitian, buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, artikel dan juga situs yang membahas

tentang objek penelitian. Mengingat keberagaman dari sumber informasi yang dapat

diperoleh, maka dalam penulisan ini dilakukan seleksi dan pemilihan atas sumber

yang dianggap paling relevan dengan tujuan penulisan. Data-data diolah untuk

menghasilkan serangkaian jawaban atas permasalahan penelitian.

Sebelum pada akhirnya menganalisis data yang telah terkumpul, penulis

melakukan pengumpulan literatur untuk memahami konsep organisasi internasional

terlebih dahulu. Penulis akan menggunakan International Organization yang ditulis

oleh Clive Archer sebagai panduan dalam menganalisa data. Penulis juga mencari

beberapa keyword tertentu untuk menemukan bahan pendukung menguatkan data

37 Joshua S, Golfstein, Jon C. Pavehouse, Level of Analysis, Pearson international Edition, International Relation, Edisi 8

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

yang dibutuhkan untuk melengkapi Bab I dan II, berupa buku-buku dan jurnal-jurnal

yang terpercaya.

1.8.5 Analisis dan Pengelolahan Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas peneliti akan memulai dengan

penjabaran mengenai BRAC dan upayanya sebagai INGO yang menangani isu

kemiskinan, kesehatan dan pendidikan.

Pada bagian selanjutnya, proses analisis berangkat pada peran organisasi

internasional yang dipaparkan Clive Archer dalam tulisannya yang berjudul

International Organization. Dalam tulisan ini dijabarkan tentang peran organisasi

internasional yang dibagi menjadi 3 poin, yaitu peran organisasi internasional

sebagai instrumen, arena dan sebagai aktor independen.38

Berangkat dari peran organisasi internasional, peneliti mulai dengan

memaparkan peran pertama sebagai instrument dimana akan dilihat bagaimana peran

BRAC sebagai instrument yang bisa digunakan oleh angota-anggotanya untuk

mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

Peran kedua adalah sebagai arena, dimana organisasi internasional dapat

menjadi tempat bertemu bagi anggota-anggotanya untuk membicarakan dan

membahas masalah-masalah yang dihadapi seperti isu kemiskinan, kesehatan dan

pendidikan yang dihadapi.

38 Archer, Clive International Organitaion Third Edition, London, Tylo & Francis e-Library2001 Hal. 96-97

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

Peran ketiga adalah sebagai aktor independendimana organisasi internasional

dapat membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan dan

paksaan dari luar organisasi, sehingga mereka dapat menjalankan aktifitas mereka

tanpa adanya pengaruh dan tekanan dari suatu negara. Hal ini kemudian dapat

menggambarkan tentang bagaimana BRAC bisa memiliki peran dalam

penanggulangan isu kemiskinan di Pakistan.

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

BAB ini merupakan BAB pengantar yang berisi latar belakang masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, teori dan

konsep yang akan dipakai dalam penelitian, metodologi penelitian, pembatasan

masalah dan sistematika penulisan. Menggambarkan secara keseluruhan tentang

penelitian yang akan dilakukan.

BAB II Kemiskinan di Pakistan

BAB ini akan tentang isu kemiskinan di Pakistan, terkait faktor yang menyebabkan

tingginya tingkat kemiskinan di Pakistan beserta dampaknya.

BAB III Profil dan Peran BRAC di Pakistan

BAB ini akan menerangkan tentrang profir BRAC sebagai INGO dan peranan BRAC

dalam isu kemiskinan di Pakistan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangscholar.unand.ac.id/36945/6/BAB I.pdf10. Kenya 1.2 3.9 3.9 Sumber: Andy Sumner, “Where do the world’s poor live?A new update,” IDS Working

BAB IV Analisis Peranan BRAC Dalam Penanggulangan Isu Kemiskinan Di

Pakistan

Dalam BAB ini penulis melakukan analisis mengenai peran yang dilakukan BRAC

dalam penanganan isu kemiskinan di Pakistan. Dalam BAB ini penulis akan

menghubungkan isu kemiskinan yang terjadi dengan konsep yang ditawarkan,

menjelaskan secara akademis bagaimana fenomena ini bisa ditelaah melalui konsep

yang ditawarkan, Penulis akan menganalisis menggunakan kerangka berpikir yang

ditawarkan oleh Clive Archer

BAB V Kesimpulan dan Saran

BAB ini menyuguhkan hasil terpenting dari penelitian, kesimpulan dan kontribusi

yang didapat dari penelitian ini