bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/bab i, ii, iii, iv, v.pdf · 2019....

174
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat bekerja secara mandiri dan memiliki kemampuan di dunia kerja dibandingkan dengan lulusan SMA. Semua SMK memiliki tujuan yang sama yaitu agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu termasuk bidang ilmu grafika yang merupakan bagian dari ilmu seni rupa dan mampu mengaplikasikannya di dunia kerja. Dalam kurikulum SMK yang merujuk kepada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 terdapat tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Dari uraian tersebut, peneliti memandang bahwa Sekolah Menengah Kejuruan memiliki kekhususan yang terdapat pada kelompok mata pelajaran produktif. Berdasarkan tujuan tersebut, banyak siswa lulusan SMK yang telah menunjukkan kompetensinya di dunia kerja dan diminati oleh banyak perusahaan sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajarinya. Dari kondisi tersebut, apakah sudah terpikirkan tentang unsur pelaksana dilapangan, tenaga kependidikannya, sarana dan prasarana, sistem yang dijalankan, dan guru yang mendidik siswa. Tenaga pengajar merupakan faktor dominan dalam pelaksanaan proses pengajaran, dengan demikian kompetensi guru betul-betul sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kemampuan siswa.

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga

pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat bekerja secara

mandiri dan memiliki kemampuan di dunia kerja dibandingkan dengan lulusan

SMA. Semua SMK memiliki tujuan yang sama yaitu agar lulusannya memiliki

kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu termasuk

bidang ilmu grafika yang merupakan bagian dari ilmu seni rupa dan mampu

mengaplikasikannya di dunia kerja. Dalam kurikulum SMK yang merujuk kepada

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 terdapat tiga kelompok mata pelajaran, yaitu

kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Dari uraian tersebut, peneliti

memandang bahwa Sekolah Menengah Kejuruan memiliki kekhususan yang

terdapat pada kelompok mata pelajaran produktif.

Berdasarkan tujuan tersebut, banyak siswa lulusan SMK yang telah

menunjukkan kompetensinya di dunia kerja dan diminati oleh banyak perusahaan

sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajarinya. Dari kondisi tersebut, apakah

sudah terpikirkan tentang unsur pelaksana dilapangan, tenaga kependidikannya,

sarana dan prasarana, sistem yang dijalankan, dan guru yang mendidik siswa.

Tenaga pengajar merupakan faktor dominan dalam pelaksanaan proses

pengajaran, dengan demikian kompetensi guru betul-betul sangat dibutuhkan

dalam mengembangkan kemampuan siswa.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

2

Sebagai unsur yang pokok dalam lembaga pendidikan di SMK, guru sebagai

pengajar diharapkan memiliki kompetensi kejuruan yang berhubungan dengan

kemampuan penguasaan keterampilan yang diajarkan. Seorang guru SMK dituntut

untuk memiliki perbedaan kompetensi di bandingkan dengan guru SMA. Sekolah

Menengah Kejuruan memiliki mata pelajaran yang spesifik dengan kejuruan, hal

inilah yang menyebabkan SMK lebih membutuhkan guru-guru yang berkompeten

yaitu yang memiliki kualifikasi kejuruan spesialisasi dan kualifikasi kejuruan

penunjang di dalam dirinya.

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sebagai salah satu sekolah tingkat

menengah kejuruan merupakan sekolah yang masih sangat diperhitungkan baik

oleh masyarakat maupun perusahaan dalam menciptakan pengetahuan,

kemampuan, dan keahlian para siswa untuk dapat bekerja di berbagai perusahaan

di bidang grafika. Dengan adanya predikat yang disandang, maka bukan berarti

apa yang diraih tidak perlu dipertahankan. Dari prestasi tersebut tidak terlepas dari

peran guru untuk membentuk pola pikir siswa agar dapat menampilkan kinerja

yang terbaik di setiap bidang keahlian yang dipelajarinya.

Hal tersebut juga berlaku dalam pembelajaran pada keahlian persiapan

grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan. Banyak siswa lulusannya masih menjadi pilihan perusahaan untuk

mengerjakan pekerjaan desain dan setting. Oleh karena itu dibutuhkan

pengetahuan dan keahlian yang mendalam dari seorang guru agar dapat

mentrasfer ilmu tentang desain dan setting kepada peserta didik untuk kelancaran

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

3

proses pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru mata pelajaran

desain dan setting di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan harus memahami

keilmuan mata pelajaran desain dan setting secara luas dan mendalam. Sehingga

untuk mengetahui tingkat kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan,

maka perlu untuk melakukan penilaian kinerja sehubungan dengan implementasi

tugas-tugasnya sebagai pengajar kelompok mata pelajaran dalam program

produktif di SMK.

Kebijakan sertifikasi bagi guru memang suatu langkah yang strategis untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor

14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah tenaga

profesional. Sebagai tenaga yang profesional, guru diwajibkan untuk memiliki

sertifikat profesi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

kesejahteraan dirinya sendiri. Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dibarengi

dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

Kondisi di lapangan yang terjadi di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan masih terdapat guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1 dan

belum tersertifikasi, diantaranya adalah guru mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI namun tujuan pendidikan mata pelajaran yang diampu sudah tercapai

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

4

dengan baik, bahkan lulusannya banyak yang diminati oleh perusahaan khususnya

untuk bidang desain dan setting. Hal ini menarik untuk dikembangkan menjadi

sebuah penelitian karena ketika pemerintah sudah menjamin mutu guru yang lulus

sertifikasi sebagai guru yang profesional dan teruji kompetensinya, lalu

bagaimana dengan kompetensi guru yang belum sertifikasi tetapi sudah

menghasilkan siswa yang berprestasi dan banyak diminati oleh perusahaan.

Sesuai dengan uraian di atas dan untuk membatasi lingkup penelitian, maka

judul dalam penelitian ini adalah “Analisis Kompetensi Guru Non Sertifikasi Pada

Keahlian Persiapan Grafika Dalam Program Produktif Mata Pelajaran Desain

dan Setting Di Kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang program produktif

pada keahlian persiapan grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan secara jelas dan menganalisis tentang kompetensi

guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program

produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan sehingga menghasilkan siswa yang berprestasi.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

5

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh di dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi pihak guru akan menambah pengetahuan, memperdalam keilmuan di

bidang pendidikan, dan memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas

kompetensinya terhadap kelompok mata pelajaran dalam program

produktif yang diajarkannya di Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Bagi pihak sekolah dapat menjadi bahan refleksi tentang kinerja guru yang

mengajar mata pelajaran dalam program produktif sebagai upaya

menciptakan guru yang kompeten, bermutu, dan berkualitas di dalam

proses pembelajaran.

3. Bagi pihak peneliti dapat dijadikan pertimbangan untuk diadakan

penelitian lebih lanjut guna melengkapi informasi mengenai kompetensi

guru yang mengajar mata pelajaran dalam program produktif di Sekolah

Menengah Kejuruan.

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tujuan, dan manfaat penelitian di atas, maka

penelitian ini dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah yang utama sebagai

berikut :

1. Bagaimana program produktif pada keahlian persiapan grafika di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan?

2. Bagaimana kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan

grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas

XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

6

1.5 Proposisi

Proposisi adalah perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidiki

dalam ruang lingkup studinya. Proposisi dalam penelitian ini yaitu :

1. Kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika dalam program

produktif berperan penting dalam pembelajaran desain dan setting di kelas

XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan karena akan mempengaruhi

prestasi, keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran untuk

membekali siswa di dunia kerja setelah lulus dari Sekolah Menengah

Kejuruan.

2. Guru non setifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program

produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan tidak akan mempengaruhi kualitasnya sebagai

pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran serta menghasilkan siswa

yang berprestasi di bidang desain dan setting.

3. Program produktif pada keahlian persiapan grafika akan membekali

pengetahuan dan kemampuan siswa untuk memiliki keahlian kerja ketika

memasuki dunia kerja khususnya pada keahlian persiapan grafika.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mengetahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan penelitian terdahulu

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Keterangan 1 Wanarsih

(Universitas Diponegoro Semarang) Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar (Studi Kasus Di Kabupaten Semarang)

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1. Faktor komunikasi

dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

2. Faktor sumber daya dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

3. Faktor disposisi implementor dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

4. Faktor struktur birokrasi dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

5. Faktor lingkungan sosial ekonomi dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

6. Memberikan rekomendasi pelaksanaan sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang.

Jenis Penelitian : Studi Kasus Metode Kualitatif Fokus Penelitian : Implementasi kebijakan sertifikasi guru SD di kabupaten Semarang dan factor-faktor yang mempengaruhinya Analisis model Miles and Huberman Teknik Pengumpulan Data : Wawancara, Focus Group Discussion, observasi dan dokumentasi Sampel : Guru SD Swasta dan negeri di Kabupaten Semarang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

8

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Keterangan 2 Nala Ristanti

(Universitas Negeri Malang) Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Kompetensi Profesional Guru Seni Rupa Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Malang

Untuk mengetahui kompetensi profesional guru seni rupa pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Malang

Jenis Penelitian : Deskriptif Metode Kuantitatif Fokus Penelitian : kompetensi profesional guru seni rupa pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Malang Analisis prosentase Teknik Pengumpulan Data : Kuesioner Sampel : 23 guru dari 12 sekolah dari tiap-tiap wilayah kecamatan di Kota Malang

3 Ahmad Mubarok (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Studi Komparasi Kompetensi Pedagogk dan Profesional Guru Bersertifikasi Dengan Non Sertifikasi Pendidik Mata Pelajaran Sains Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kota Metro - Lampung

Untuk mengetahui kompetensi pedagogik dan profesional guru sains bersertifikat pendidik jika di komparasikan dengan guru sains yang tidak bersertifikat pendidik pada Madrasah Ibditaiyah Negeri di Kota Metro - Lampung

Jenis Penelitian : Deskriptif Metode Kualitatif Fokus Penelitian : komparasi kompetensi pedagogik dan profesional guru sains bersertifikat pendidik dengan guru sains yang tidak bersertifikat pendidik pada Madrasah Ibditaiyah Negeri di Kota Metro - Lampung Analisis model Miles and Huberman

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

9

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Keterangan Teknik

pengumpulan data : wawancara, pengamatan, dan dokumentasi Sampel : Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kota Metro – Lampung

4 Penelitian ini : Hendra Wijaya (Universitas Negeri Jakarta) Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Kompetensi Analisis Kompetensi Guru Non Sertifikasi Pada Keahlian Persiapan Grafika Dalam Program Mata Pelajaran Desain dan Setting Di Kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Untuk mengetahui program produktif pada keahlian persiapan grafika dan untuk mendeskripsikan serta menganalisis kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sehingga menghasilkan siswa yang berprestasi

Jenis Penelitian : Studi Kasus Metode Kualitatif Fokus Penelitian : program produktif pada keahlian persiapan grafika dan kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan Analisis model Spradley Teknik Pengumpulan Data : Observasi, Dokumentasi, Kuesioner, dan Wawancara Sampel : Guru Desain dan Setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

10

2.2 Deskripsi Teori

2.2.1 Kompetensi Guru

Kompetensi adalah kecakapan, kebiasaan, dan keterampilan yang

diperlukan seseorang dalam kehidupannya baik sebagai pribadi, warga

masyarakat, siswa, dan karyawan. Dalam arti umum kompetensi memiliki makna

yaitu kecakapan, keterampilan untuk menyatakan, memelihara, menjaga, dan

mengembangkan diri. Kecakapan dan keterampilan tersebut tidak sekedar

berkenaan dengan aspek fisik-biologis, tetapi juga aspek intelektual, sosial, dan

afektif (perasaan, sikap, nilai) (Sukmadinata dan Syaodih, 2012:18).

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, ayat

10 menyebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan” (Nurfuadi, 2012:94).

Guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam menjalankan tugasnya di

sekolah sebagai seorang pendidik. Untuk menjadi guru yang kompeten diperlukan

tahapan-tahapan yaitu menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum maupun

bahan pengayaan/penunjang bidang studi, mengelola program belajar mengajar,

mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai landasan-landasan

pendidikan, mengelola interaksi-interaksi belajar-mengajar, menilai prestasi siswa

untuk kepentingan pelajaran, mengenal dan menyelenggarakan fungsi layanan dan

program bimbingan dan penyuluhan, mengenal, dan menyelenggarakan

administrasi sekolah, serta memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (Nurfuadi, 2012: 99-100).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

11

SK Mendiknas RI. 045/U/2002 menyatakan elemen kompetensi terdiri dari

landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan pengetahuan, kemampuan berkarya,

sikap dan prilaku dalam berkarya, dan pemahaman kaidah kehidupan masyarakat

(Nurfuadi, 2012:71).

2.2.2 Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan SMK

adalah meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat mengembangkan diri

seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta

menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap

yang profesional (Firdausi dan Barnawi, 2012:13).

Untuk mewujudkan tujuan SMK menjadi pekerjaan rumah yang harus

diselesaikan, diantaranya adalah apakah sudah terpikirkan unsur pelaksanaan di

lapangan, tenaga kependidikannya, guru yang mendidik peserta didik, sistem yang

dijalankan, serta sarana dan prasarana. Tenaga pengajar menjadi faktor dominan

dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian kompetensi guru harus benar-

benar diperhatikan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik.

Kompetensi guru kejuruan selalu dituntut berhubungan dengan penguasaan

keterampilan yang diajarkan. (Firdausi dan Barnawi, 2012:14).

Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber

daya pendidikan lain yang memadai sering kurang berarti apabila tidak disertai

kualitas guru yang memadai. Saat ini masih banyak guru di bidang kejuruan yang

tidak memiliki keterampilan untuk mengajar mata pelajaran produktif yang

diampunya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi guru kejuruan masih sangat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

12

minim. Ada juga guru kejuruan yang masih belum tahu perkembangan teknologi

yang dapat membantu pengajaran, selain itu penggunaan metode konvensional

masih banyak dijumpai di sekolah kejuruan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu (Firdausi

dan Barnawi, 2012:19).

Prinsip paling mendasar dari pendidikan kejuruan yaitu pendidikan kejuruan

harus dapat mengembangkan potensi individu peserta didik secara optimal

sehingga memiliki kecakapan hidup agar mampu mempertahankan hidupnya.

Berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan kejuruan memiliki karakteristik

tersendiri yaitu pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta

didik memasuki lapangan kerja yang berdasarkan atas atas kebutuhan dunia kerja.

Visi dan misi SMK sesuai dengan rencana strategis (RENSTRA) Dinas

Pendidikan Nasional yaitu menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan

kreatif. Materi yang diajarkan di SMK meliputi tiga kelompok mata pelajaran

spesifik SMK yang merujuk kepada Permendiknas No. 22 tahun 2006, yaitu :

1. Kelompok Normatif

Kelompok normatif dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi warga negara yang baik, yang memiliki watak dan kepribadian

sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan, kelompok normatif meliputi mata pelajaran Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

13

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, 2010:77).

2. Kelompok Adaptif

Kelompok adaptif bertujuan untuk memberi bekal penunjang bagi

penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri

untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, kelompok adaptif

meliputi mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Fisika

Teknik, Kimia Teknik, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi,

dan Kewirausahaan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan, 2010:77).

3. Kelompok Produktif

Kelompok produktif berisi materi yang berkaitan dengan pembentukan

kemampuan keahlian tertentu sesuai program studi masing-masing untuk

membekali dan menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja (Firdausi

dan Barnawi, 2012:23). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

mata pelajaran kelompok produktif merupakan program mata pelajaran yang

berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi dasar kejuruan

atau kompetensi kejuruan pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang

relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

14

Di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, kelompok produktif

meliputi mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi dasar kompetensi

kejuruan yaitu mata pelajaran Kalkulasi Grafika dan kompetensi kejuruan

yang terdiri dari mata pelajaran Desain dan Setting, Cetak Digital,

Photoreproduksi, Teknik Pembuatan Acuan Cetak, Cetak Offset, Cetak

Dalam, Cetak Tinggi, Cetak Sablon, dan Jilid Kemas (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, 2010:56-59).

Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai kekhususan yang terletak pada

mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, satandar isi (SI) dan

standar kompetensi lulusan (SKL) perlu diajarkan oleh para guru yang

berpengalaman dan profesional dalam bidangnya (Naskah Akademik Kajian

Kebijakan Kurikulum SMK, 2007:6). Untuk mewujudkan kompetensi keahlian

dalam diri siswa SMK sesuai dengan bidang studi kejuruan perlu didukung

dengan kompetensi kejuruan yang harus dimiliki guru yaitu memiliki keahlian

praktis yang memadai pada bidang kejuruan yang diajarkan, mampu

menyelenggarakan pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang

dibutuhkan dunia kerja, dan mampu merancang pembelajaran di sekolah dan di

dunia industri (Salim, Jurnal Pedagogika, Vol.2, No.1:2011).

2.2.3 Kompetensi Guru SMK Dalam Program Produktif

Sebagai seorang pendidik, guru bukan hanya dituntut melaksanakan

tugasnya secara kompeten, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang kompeten. Hal tersebut dijelaskan di dalam Al-Quran yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

15

artinya “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui

pengetahuan tentang hal itu, (karena) sesungguhnya pendengaran, penglihatan,

dan hati, semuanya itu akan di tanya” (Q.S. Al-Isra’:36). Firman tersebut sudah

sangat tegas menjelaskan bahwa seorang guru mestilah memiliki kompetensi yaitu

hendaklah guru mengamalkan ilmunya dan jangan perkataannya membohongi

perbuatannya.

Kompetensi guru SMK selalu dituntut berhubungan dengan penguasaan

keterampilan yang diajarkan. Namun di Indonesia masih kurangnya tenaga

pengajar di sekolah kejuruan, banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan

bidangnya, bahkan belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal (Firdausi

dan Barnawi, 2012:14).

Untuk mewujudkan kompetensi keahlian dalam diri siswa SMK sesuai

dengan bidang studi kejuruan perlu didukung dengan kompetensi yang harus

dimiliki guru bidang studi kejuruan yaitu memiliki keahlian praktis yang memadai

pada bidang kejuruan yang diajarkan, mampu menyelenggarakan pembelajaran

yang relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja, dan mampu

merancang pembelajaran di sekolah dan didunia industri (Salim, Jurnal

Pedagogika, Vol.2, No.1:2011).

Schippers dan Patriana yang dikutip oleh Firdausi dan Barnawi (2012) dalam

bukunya yang berjudul Profil Guru SMK Profesional menyatakan menyatakan

bahwa seorang guru kejuruan dianggap memiliki kompetensi yang utuh apabila

telah memiliki:

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

16

1. Kualifikasi kejuruan spesialisasi terdiri dari :

a. Kompetensi profesi, yaitu kemampuan memahami materi, konsep,

melaksanakan, dan mengontrol kegiatan pembelajaran.

b. Kompetensi metode, yaitu kemampuan untuk mengembangkan materi

pembelajaran secara kreatif dengan menentukan langkah-langkah

kerja dalam menyesuaikan pekerjaan tertentu secara mandiri

merumuskan dan mengevaluasi permasalahan pada pekerjaan yang

sedang dihadapi dan menentukan pemecahanya.

c. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk mengerjakan tugas

dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, seperti keselamatan

kerja dan tidak merugikan orang lain.

d. Kompetensi belajar, yaitu kesanggupan mengembangkan

keprofesionalan diri sendiri secara berkelanjutan melalui belajar,

mengumpulkan informasi, mencoba, dan berlatih.

2. Kualifikasi kejuruan penunjang terdiri dari :

a. Interdisipliner, yaitu segenap kesanggupan, seperti memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi, memahami dan memperhatikan

struktur organisasi, mampu menggunakan terminologi asing secara

benar, mampu menggunakan pengolahan data secara elektronik

(komputer).

b. Teknik operasional, yaitu segenap kemampuan, seperti memahami

SK-KD, menganalisis tugas dan menyusun rencana kerja,

mengindahkan peraturan-peraturan, melakukan komunikasi lisan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

17

maupun tulisan, mengenal gangguan-gangguan dan mengatasinya,

serta menggunakan bahan dan energi secara hemat.

c. Kepribadian dan kemasyarakatan, yaitu sifat seperti mandiri, kreatif,

jujur, penuh pengertian, komunikatif, kooperatif, dan kompromis

(Firdausi dan Barnawi, 2012:24-26).

Dalam mengelola materi pembelajaran yang diampu secara kreatif di SMK

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yaitu dengan cara menerapkan

model pembelajaran yang kreatif, efektif dan efisien khususnya pada program

produktif diantaranya sebagai berikut :

1. Pendekatan Contextual Teach and Learning (CTL).

Pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi peserta

didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu: 1) kembangkan pemikiran

bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,

menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya, 2) laksanakan sejauh mungkin kegiatan

inquiri/menemukan untuk semua topik, 3) kembangkan sifat ingin tahu

siswa dengan bertanya, 4) ciptakan masyaraka belajar (belajar dalam

kelompok), 5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, 6) lakukan

refleksi di akhir pertemuan, 7) lakukan penilaian yang sebenarnya dengan

berbagai cara (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:

21-22).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

18

2. Pembelajaran berbasis produksi.

Model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga mampu

mengarahkan kepada peserta didik untuk dapat menghasilkan suatu produk

barang atau jasa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu: 1) menyusun

rencana (jasa/produk apa yang akan dibuat), 2) menyusun peta proses

produksi, 3) menyusus proses kegiatan produksi, 4) melaksanakan kegiatan

produksi, dan 5) memeriksa hasil kerja (Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, 2008:22).

3. Pembelajaran berbasis kompetensi.

Pembelajaran yang mengarahkan kepada peserta didik untuk dapat

menguasai kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dunia kerja. Langkah-

langkah yang dapat dilakukan yaitu: 1) menyusun materi pelajaran agar

mudah dipahami, diurutkan dari yang mudah sampai ke yang sulit, 2)

menyusun materi pelajaran ke dalam bagian-bagian/topik yang lebih kecil

sehingga peserta didik tidak dituntut untuk memahami konsep baru

sekaligus, 3) menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes/ujian, 4)

materi disampaikan setiap unit secara berurutan, setelah utit satu dipahami

baru boleh masuk ke unit ke dua, 5) menggunakan strategi yang

memungkinkan kontrol keberhasilan ada di tangan peserta didik sendiri, dan

6) memberikan umpan balik yang konstruktif (Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:22).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

19

4. Pendekatan project work.

Model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur

kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu

produk (barang atau jasa) melalui proses produksi yang sebenarnya.

Langkah yang dilakukan yaitu: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, 2) menyampaikan strategi pembelajaran dengan pendekatan

project work, 3) menyampaikan alternatif judul/nama jasa yang dapat dipilih

peserta didik, 4) menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang

akan dipelajari oleh peserta didik, 5) menyususn dan menetapkan pedoman

penilaian kompetensi sesuai dengan judul project work, dan 6) memfasilitasi

bimbingan kepada peserta didik (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, 2008:22-23).

2.2.4 Sertifikasi Guru

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 42 mempersyaratkan bahwa

pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan

kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini ditegaskan kembali dalam

pasal 8 UU RI No. 14 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa guru harus

memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran dibuktikan dengan

adanya sertifikasi guru.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

20

UU RI No. 14 Tahun 2005 BAB I Pasal 1 ayat 12 menyebutkan bahwa

sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

guru sebagai tenaga profesional. Berdasarkan landasan yuridis tersebut, maka

sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat untuk guru yang telah

memenuhi standar kompetensi guru dan telah memenuhi kualifikasi akademik

minimal. Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru.

2.2.5 Desain dan Setting

Dalam bidang seni rupa desain merupakan aktivitas menata unsur-unsur

karya seni yang memerlukan pedoman yaitu azas-azas desain antara lain unity,

balance, rhythm, proporsi. Desain sangat terkait dengan komponen visual seperti

garis, warna, bentuk/bangun, tekstur, value. Desain pada saat-saat tertentu

memang telah dianggap sebuah karya seni yang telah selesai, hal ini tergantung

kepada konsep dari penciptanya sendiri (Susanto, 2011:102). Desain merupakan

proses perencanaan untuk mewujudkan sebuah gagasan dari sebuah imajinasi

seorang desainer. Salah satu bidang penting yang sangat mengandalkan proses

desain adalah bidang percetakan atau grafika yang dikenal dengan istilah desain

grafis. Kata desain memiliki arti merancang atau merencanakan. Kata grafis

berasal dari bahasa Yunani yaitu Graphien yag berarti menulis atau menggambar

(Kusrianto, 2009:100). Sehingga secara khusus desain grafis adalah keahlian

menyusun dan merancang unsur visual dengan tulisan dan gambar menjadi

informasi yang dimengerti masyarakat/publik.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

21

Salah satu faktor pendukung dalam pembuatan karya desain grafis adalah

setting. Setting sering dikenal dengan istilah layout. Layout adalah mengatur

penempatan berbagai unsur komposisi seperti huruf teks, garis, bidang, gambar,

dan sebagainya (George Scheder, 1977:39). Layout adalah tata letak yang dipakai

untuk mengatur sebuah komposisi dalam sebuah desain, seperti huruf teks, garis-

garis, bidang-bidang, gambar-gambar pada majalah, buku, dan lain-lain (Susanto,

2011:237). Sesuai dengan perkembangan teknologi, pekerjaan desain grafis dan

setting dapat dilakukan dengan menggunakan komputer grafis melalui bantuan

software grafis yang telah dirancang khusus. Di dalam dunia percetakan standar

software yang harus digunakan baik untuk pengolahan image maupun pengolahan

layout termasuk yang digunakan dalam pembelajaran desain dan setting kelas XI

pada keahlian persiapan grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yaitu :

1. Adobe Photoshop CS3

Adobe Photoshop CS3, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat

lunak editor citra buatan Adobe Systems versi CS3 yang dikhususkan untuk

pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek (Effendhy, 2012:1).

2. Adobe Illustrator CS3

Adobe Illustrator CS3 adalah software yang diproduksi oleh Adobe Systems

versi CS3 yang digunakan untuk mempermudah pembuatan ilustrasi dalam karya

desain (Adjie dan Thabrani, 2005:3).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

22

3. Adobe InDesign CS3

Adobe InDesign CS3 adalah software yang diproduksi oleh Adobe Systems

versi CS3 yang difungsikan sebagai aplikasi desain layout dengan sifat unik yang

tidak dimiliki aplikasi lain dengan kemampuan sebagai pelayan yang handal untuk

semua aplikasi, dari teks, pengolahan image bitmap maupun vector, hingga

aplikasi spreadsheet, menjadikan aplikasi layout ini powerfull (Mulyanta,

2005:V).

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini berdasarkan kesimpulan dari teori yang telah

diuraikan di atas. Dalam teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

kekhususan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan terletak pada program

produktif dengan kompetensi keahlian masing-masing program di dalamnya. Oleh

karena itu dibutuhkan guru yang benar-benar memahami keilmuan mata pelajaran

yang diampu sacara luas dan mendalam. Kerangka berpikir dalam penelitian ini

dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

23

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Guru Tersertifikasi

Kualifikasi Guru

Guru Non Sertifikasi

Kompetensi guru pada keahlian persiapan

grafika

Pengalaman Kerja

Kualifikasi Akademik

Kompetensi SMK Grafika

Program Adaptif

Program Produktif

Program Normatif

Kompetensi desain dan

setting kelas XI Prestasi Siswa

Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan

mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran

Mengembangkan Keprofesionalan Secara

Berkelanjutan

Mengembangkan materi mata pembelajaran yang

diampu secara kreatif

Menguasai SK-KD mata pelajaran yang diampu

Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Untuk Mengembangkan Diri

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

24

Gambar 2.2 Bagan Ruang Lingkup Kompetensi Kejuruan Bidang Grafika Pada Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika Di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Adobe Illustrator

Adobe Photoshop

Adobe InDesign

Kompetensi Kejuruan Bidang Grafika Pada Kompetensi Keahlian Persiapan

Grafika PROGRAM PRODUKTIF

Dasar Kompetensi Kejuruan

Kompetensi Kejuruan 1 (Desain dan Setting)

Kompetensi Kejuruan 2 (Cetak Digital)

Kompetensi Kejuruan 3 (Photoreproduksi)

Kompetensi Kejuruan

Kompetensi Kejuruan 4 (Teknik Pembuatan

Acuan cetak)

Kalkulasi Grafika

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

25

Dari kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa permasalahan

dalam penelitian ini adalah guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika

dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan tetapi menghasilkan siswa yang berprestasi

yaitu mudah diterima bekerja di perusahaan. Sehingga akan muncul pertanyaan

tentang kompetensi guru mata pelajaran desain dan setting di kelas XI pada

keahlian persiapan grafika, kualifikasi akademiknya, dan pengalaman bekerjanya.

Keahlian guru yang mengampu mata pelajaran dalam program produktif pada

kompetensi keahlian persiapan grafika ini harus benar-benar kompeten di bidang

produktifnya agar dapat menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan

kurikulum yang ada di sekolah dan mentransfer pengetahuannya kepada siswa.

Dari hal tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru

pada persiapan grafika terdapat dalam kompetensi SMK grafika yaitu pada

program produktif. Program produktif pada kompetensi keahlian persiapan grafika

harus dapat dijalankan dengan adanya mata pelajaran yang mendukung dan sarana

yang memadai. Selain itu, Program produktif pada keahlian persiapan grafika

menjadi fokus pengamatan karena program produktif merupakan program yang

langsung mengarahkan peserta didik untuk menguasai keilmuan dan membekali

peserta didik agar memiliki keahlian kerja ketika memasuki dunia kerja

khususnya dalam Keahlian Persiapan Grafika.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

26

Di dalam program produktif pada kompetensi keahlian persiapan grafika

terdapat mata pelajaran desain dan setting yang dilaksanakan di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Oleh karena itu dubutuhkan guru yang

kompeten untuk dapat melaksanakan seluruh proses pembelajaran desain dan

setting di kelas XI sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Kompetensi guru

menjadi fokus pengamatan karena akan menyentuh langsung pada substansi

penguasaan materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol jalannya kegiatan

pembelajaran desain dan setting kelas XI oleh guru sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang tertulis di dalam kurikulum sekolah.

Selain itu juga menyentuh langsung pada substansi pengembangan baik

pengembangan materi secara kreatif maupun pengembangan keprofesionalan guru

serta pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan untuk mengembangkan

diri guru dan untuk dalam pembelajaran desain dan setting baik teori maupun

praktik.

Seluruh faktor tersebut harus dapat dipenuhi oleh guru agar dapat

melaksanakan kinerja sebagai pendidik secara optimal dan tujuan pembelajaran

yaitu kompetensi bidang desain dan setting dapat dicapai oleh siswa sehingga

menyebabkan banyak perusahaan yang meminta tenaga kerja dari lulusan di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan khususnya dalam bidang desain dan setting.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Seting

3.1.1 Profil SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan beralamat di Jl. Desa Putera,

Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan memiliki sejarah panjang dalam

proses berdirinya hingga saat ini. Diawali pada saat situasi politik bangsa belum

menentu, dalam kondisi perang kemerdekaan masih berkecamuk yang membawa

akibat sosial seperti kemiskinan, kelaparan, dan tidak sedikit anak-anak yang

menjadi yatim piatu.

Ternyata masih ada perhatian kepada mereka yang terkena dampak perang

itu yaitu orang-orang asing, para misionaris Belanda yang peduli tehadap bangsa

Indonesia salah satunya adalah Mgr. Willekens, Vikaris Apositolik Batavia.

Untuk menampung anak-anak korban perang, dan terpaksa harus hidup

menggelandang, pada tanggal 30 Juni 1947 diresmikan Desa Poetra. Untuk

pengelolaan diserahkan kepada Kongregasi Budi Mulia dan Perhimpunan

Vincentius. Sebagai penanggung jawab ialah Br. Corbinianus dan Br. Mattheus.

Sebagai sarana penunjang pendidikan anak asuh, dibangunlah secara

bertahap sarana pendidikan. Pada tahun 1947 didirikan Sekolah Rakjat Desa

Poetra, tidak hanya sebagai tempat belajar anak-anak Panti Asuhan, namun juga

masyarakat sekitar.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

28

Selanjutnya pada tahun 1950, didirikan Sekolah Guru Bawah (SGB) Desa

Putra oleh Br. Juvenalis dengan 15 orang murid, awal dari sekolah lanjutan di

Desa Putera. Karena adanya perubahan sistem persekolahan yang di terapkan

pemerintah, maka SGB terpaksa harus ditutup pada tahun 1960. sebagai gantinya

adalah didirikan SMP Desa Putera tanpa kehilangan subsidi dari pemerintah.

Sebagai tambahan keterampilan anak-anak panti asuhan maka mulai

diajarkan usaha penjilidan buku oleh Br. Basilides. Usaha ini terus di kembangkan

dengan sumbangan beberapa mesin cetak kecil (handpress). Pada mulanya hanya

12 orang yang dilatih dalam bidang penjilidan dan percetakan tersebut. Melihat

hasilnya, ada kemungkinan dan peluang untuk membuka sekolah percetakan yang

lebih besar. Usaha untuk mendirikan sekolah grafika terus dilaksanakan dengan

mendatangkan tenaga ahli. Pada tahun 1967 datang dari Belanda Br. Martin Dol.

Kemudian pada bulan maret 1967, Br. Eulogos datang membawa mesin cetak.

Pada tahun 1968 izin mendirikan sekolah grafika diperoleh dari pemerintah.

Sekolah Teknik Grafika (setingkat SMP) pun dimulai tanpa dilengkapi mesin.

Karena pengiriman mesin membutuhkan waktu cukup lama. Baru pada tanggal 22

Januari 1971, mesin-mesin itu digunakan.

Setahun kemudian, tepatnya tanggal 11 April 1972 sekolah grafika

memperoleh izin dan diresmikan menjadi nama Sekolah Teknik Menengah

Grafika Desa Putra dengan Br. J.B. Janssens sebagai Kepala Sekolah. Sekolah,

yang juga terbuka untuk masyarakat umum, tidak hanya terbatas kepada

lingkungan anak-anak panti asuhan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

29

Perkembangan zaman terus membawa perubahan dan pertumbuhan yang

lebih baik. Penambahan dan pembangunan secara fisik baik gedung sekolah

maupun sarana praktik terus dilakukan. Tahun 1985 nama STM Grafika Desa

Putera berubah nama menjadi Sekolah Menengah Teknik Grafika Desa Putera.

Sarana untuk belajar pun dibangun dengan bangunan yang lebih bagus, megah

dan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Gedung baru diresmikan pada tanggal 23 Juli 1993 oleh Bapak Willy

Laluyan, Direktur Pembinaan Press dan Centre, dengan tujuan untuk pendidikan

dan pelatihan bagi masyarakat dalam bidang grafika yang tidak memperoleh

pendidikan secara formal.

Sesuai kebijakan pemerintah dalam bindang pendidikan kejuruan, pada

tahun 1997 berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Grafika Desa

Putera. Usaha keras untuk berbenah terus dilakukan dari tahun ke tahun.

Penambahan sarana praktik di unit produksi dan sarana belajar di kelas terus

dilakukan. Selama memimpin percetakan, Br. Martin Dol terus melakukan

penambahan, sarana-sarana praktik yang modern, yang sesuai dengan

perkembangan teknologi. Hal itu dilakukan untuk tetap mempertahankan mutu

yang telah di akui masyarakat.

Dalam akreditasi bulan September 2006, menghasilkn prestasi dan

pengakuan dari pemerintah yang maksimal. Secara resmi pada bulan Desember

2006, predikat “Terakreditasi A” diberikan oleh Badan Akreditasi Sekolah DKI

Jakarta. Semakin mempekokoh peranya dalam pendidikan, prestasi pun terus

diukir tidak hanya dalam prestasi belajar. Bidang kesiswaan pun juga memperoleh

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

30

banyak penghargaan dalam bidang olah raga, seni dan budaya. Alumninya telah

mencapai lebih dari 2.000 orang, yang telah tersebar di berbagai perusahaan di

tanah air. SMK Grafika Desa Putera secara berturut-turut dipimpin oleh (alm) Br.

J.B. Janssens ; Br. S. A. Ginting; Br. Drs. Frans Sudjiwo; Bapak Mahuri B.Sc;

Bapak Matheus Nalih A.Md.Graf.,S.Pd; Bapak Kardy Matheus S.Sn.,M.Pd. saat

ini dipimpin oleh Bapak. Drs. Mateus Sumadiyono, dengan 21 orang tenaga

pengajar, 30 orang instruktur praktik dan 5 orang karyawan. Sedangkan jumlah

siswa 313, dan 87 diantaranya adalah perempuan.

3.1.2 Visi dan Misi

3.1.2.1 Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana sekolah akan diarahkan atau

gambaran masa depan yang diinginkan sekolah yaitu “menjadi lembaga

pendidikan grafika bermutu berdasarkan karya keselamatan.

3.1.2.2 Misi

1. Peningkatan pembinaan kejujuran dan keadilan.

2. Peningkatan mutu program pendidikan grafika.

3. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.

4. Peningkatan profesionalisme guru dan manajemen sekolah.

5. Mengupayakan dan mencari pola-pola inovatif agar dapat menjadi

manusia utuh yang berkembang secara optimal.

6. Menciptakan suasana keterbukaan dan kebersamaan dengan saling

menghargai potensi masing-masing.

7. Peningkatan disiplin mengajar dan disiplin belajar.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

31

3.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dapat di

lihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Bagan Struktur organisani di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan Tahun 2012/1013 (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

3.1.4 Program Keahlian SMK Grafika Desa Putera

Dengan menggunakan sitem gugur di kelas X dan siswa/i hanya memiliki

kesempatan mengulang 1 kali pada kelas XI atau XII, hal ini diterapkan untuk

mendapatkan lulusan yang berkualitas.

Proses pembelajaran bidang kejuruan lebih menitik beratkan pada

keterampilan, materi teori dilaksanakan pagi hari dan praktik di sore hari. SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan memiliki 2 Program Keahlian yaitu:

1) Program keahlian persiapan grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

32

Selatan terdiri dari prepress digital, kalkulasi grafika, desain dan setting,

photoreproduksi, montase, dan teknik pembuatan acuan cetak, dan 2) Program

keahlian produksi grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan terdiri dari

cetak digital, cetak offset, cetak sablon, jilid kemas, dan desain dan setting.

Sistem pembelajaran di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan ini

menggunakan dua waktu, yaitu pada pagi hari dari pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB

digunakan untuk pembelajaran teori di ruang kelas dan pada pukul 13.00 WIB –

16.00 WIB digunakan untuk pembelajaran praktik di ruang praktik masing-

masing bidang keahlian yang sudah terjadwal per-kelompok.

Mata pelajaran desain dan setting kelas XI pada Keahlian Persiapan Grafika

di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan untuk kelas teori dalam satu minggu

dilaksanakan dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan selama 90

menit. Sedangkan untuk kelas praktik, dalam satu minggu dilaksanakan dari hari

senin sampai jumat selama 3 jam dengan sistem kelompok yang terdiri dari 9

orang siswa dengan setiap kelompok melaksanakan kegiatan praktik selama 6

hari.

3.1.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan meliputi fasilitas sekolah dan peralatan penunjang proses kegiatan belajar

mengajar. Fasilitas yang disediakan oleh SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan selain tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya, juga memiliki

beberapa bangunan yang terdiri dari Asrama, Panti Asuhan, Gedung Utama

Sekolah, Bangunan kelas XI, Ruang Praktikum, Balai Kesehatan, Gereja, Gedung

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

33

SD dan SMP, dan prasarana lainnya seperti lapangan futsal dan basket, lapangan

sepak bola, peralatan olah raga, lab komputer, UKS, perpustakaan, dan kantin.

Di dalam ruang praktik keahlian persiapan grafika dilengkapi peralatan yang

terdiri dari kamera horizontal manual, mesin pembuatan acuan cetak, komputer

Apple Machintos, komputer PC, mesin image setter, dan mesin digital printing

Indigo, sedangkan di dalam ruang praktik jurusan cetak produksi terdapat mesin

perfect binding (lem panas), mesin lipat stahl dan nit kawat, mesin lipat plano,

mesin potong 3 sisi, mesin cetak Speedmaster Heidelberg 102 (2

warna/prefecting), mesin potong, polar 78 digital, mesin cetak Speedmaster 52 (4

warna), mesin cetak Komori, dan mesin cetak GTO 52.

Ruang kelas teori siswa di bagi menjadi dua lokasi, gedung utama SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan untuk pembelajaran teori kelas X dan XII,

dan bagunan di bagian depannya digunakan untuk pembelajaran teori untuk kelas

XI. Sarana dan prasarana di dalam kelas kedua bangunan sama, yang

membedakan hanya bentuk fisik dari bangunan. Untuk ruangan-ruangan di kelas

XI terdapat 5 ruangan (3 ruangan kelas XI, 1 ruang OSIS, dan 1 toilet), semua

sama dilengkapi dengan LCD, screen, white board, sound, foto presiden, wakil

presiden dan lambang garuda, 1 bendera Indonesia, 1 kipas angin di bagian atas,

bangku dan meja kayu untuk masing-masing siswa dan guru.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

34

Gambar 3.2 Gedung sekolah dan gedung praktikum di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Guru mata pelajaran desain dan setting di kelas XI juga melaksanakan

kegiatan pembelajaran teori dan praktik di ruang lab komputer yang terletak di

gedung utama SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Di lab komputer

tersebut terdapat 36 unit komputer PC untuk siswa dan 2 unit untuk server,

dilengkapi juga dengan AC, LCD dan screen.

Gambar 3.3 Ruang lab komputer SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

35

Mata Pelajaran desain dan setting kelas XI mempunyai ruangan praktik

khusus di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan ini yang terletak di dalam

gedung praktikum pada bagian belakang. Di dalamnya terdapat AC, 2 meja kaca

untuk meletakkan hasil karya dan menulis siswa, 1 meja kayu untuk tempat guru

desain dan setting, 2 unit printer, 1 scanner, 9 unit komputer machintos yang

digunakan oleh 9 siswa setiap jam praktiknya, ruangan ini juga dilengkapi LCD

dan screen untuk mempermudah proses pembelajaran siswa.

Gambar 3.4 Ruang praktik desain dan setting kelas XI jurusan persiapan grafika (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

3.2 Metodologi

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang

beralamat di Jl. Desa Putera, Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan

(12640). Pemilihan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sebagai lokasi

penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu :

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

36

1. Sekolah ini telah mempersiapkan siswanya memiliki kemampuan dan

kompetensi di bidang grafika sehingga ke depan akan mampu bersaing

dengan siswa dari sekolah grafika lain ketika di dunia kerja.

2. Suasana di lingkungan sekitar sekolah sangat mendukung karena berada

di dalam sebuah komplek sekolah yang sepi, tenang, dan tidak banyak

polusi yang disebabkan asap kendaraan yang lewat.

3. Sarana dan prasarana di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan ini

mendukung dan lengkap, mulai dari sarana di ruang belajar sampai di

ruang praktik.

4. Tenaga pendidik yang bekerja di sekolah ini khususnya dalam mata

pelajaran produktif grafika merupakan orang-orang yang ahli dalam

bidang grafika.

Penelitian ini memerlukan waktu 8 bulan yang dilaksanakan mulai bulan

Mei hingga Desember tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan dua kali pertemuan

di setiap materi yang diajarkan oleh guru baik di ruang kelas maupun di ruang

praktik, dilaksanakan pada hari kamis dan jumat.

3.2.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.2.1 Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompetensi guru non sertifikasi

pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Ditinjau dari

jenis datanya maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena metode

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

37

ini lebih mampu mendekatkan peneliti dengan objek yang dikaji. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6).

Untuk memahami sebuah kompetensi guru non sertifikasi di SMK tentu

harus dikaji secara utuh dan mendalam dalam suasana yang alamiah saat

penelitian berlangsung, maka peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif

karena penelitian ini akan menghasilkan sebuah data yang bersifat deskriftif yang

diperoleh dari proses penelitian kualitatif yang dilakukan dalam bentuk

pengumpulan, pengolahan, dan menginterpterasikan sejumlah data yang bersifat

kualitatif yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna dari

permasalahan yang akan diungkap.

3.2.2.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian berbasis kasus. Studi kasus adalah

suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses,

dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu,

kelompok, atau situasi (Emzir, 2012:20).

Studi kasus dalam penelitian ini terletak pada sebuah kasus yaitu siswa

lulusan dari SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang mudah diterima dan

banyak diminati oleh perusahaan khususnya bidang desain dan setting tetapi dari

hasil observasi awal diketahui bahwa guru yang mengampu mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI belum memiliki sertifikat pendidik.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

38

Dari kondisi tersebut perlu diperoleh pengertian dan pemahaman yang

mendalam tentang kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan

grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dengan menyelidiki proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di ruang kelas dan ruang praktik. Dari hal

tersebut maka akan diperoleh sebuah makna bahwa guru non sertifikasi di SMK

juga memiliki kompetensi yang sama dengan guru yang sudah sertifikasi sehingga

menghasilkan prestasi siswa di dunia kerja.

Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus tunggal dengan single level

analysis merupakan penelitian dengan mendeskripsikan satu kasus yang diteliti

yaitu kompetensi guru yang mengampu mata pelajaran desain dan setting kelas XI

pada Keahlian Persiapan Grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

3.2.2.3 Desain Penelitian

Desain penelitian ini dibuat untuk menggambarkan jalannya proses

penelitian mulai dari merancang studi kasus, menentukan masalah, deskripsi latar

penelitian, pengambilan data, pengolahan data, analisis dan uji keabsahan data,

data sampai kepada proses pembahasan laporan hasil penelitian. Desain penelitian

studi kasus dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

39

Gambar 3.5 Bagan Desain penelitian

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

40

3.2.3 Subjek/Partisipan

Pada penelitian ini yang menjadi subjek populasi adalah seluruh guru yang

mengajar pada program produktif di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan,

sedangkan yang menjadi subjek sampel dalam penelitian ini adalah guru mata

pelajaran desain dan setting kelas XI pada Keahlian Persiapan Grafika di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang dipilih dengan cara purposive sampling.

Alasan mengapa peneliti memilih guru pada Keahlian Persiapan Grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

karena dilihat dari hasil studi pendahuluan bahwa guru mata pelajaran desain dan

setting kelas XI ini adalah salah satu dari dua orang guru yang belum mengikuti

kegiatan sertifikasi guru sehingga belum diketahui tingkat kompetensi yang

dimiliki.

Pada penelitian ini terdapat beberapa orang yang terlibat menjadi partisipan

pada pelaksanaan penelitian studi kasus ini, yaitu:

1. Bapak MN yaitu guru mata pelajaran cetak sablon, teknik pembuatan

acuan cetak, dan photoreproduksi serta wakil bidang kesiswaan di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, membantu dalam mengamati dan

menilai kegiatan observasi partisipasi pasif dalam penelitian ini. Selain

itu juga membantu dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner

kepada siswa pada keahlian persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan serta dan menganalisis karya desain dan

setting yang dibuat oleh guru.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

41

2. Bapak IC yaitu guru mata pelajaran seni budaya di SMK Teladan Jakarta

Selatan, membantu dalam mengamati dan menilai kegiatan observasi

partisipasi pasif dalam penelitian ini dan menganalisis karya desain dan

setting yang dibuat oleh guru.

3. Siswa pada keahlian persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan, membantu dalam memberikan informasi mengeni

kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI melalui kuesioner penelitian. Siswa kelas XII

dipilih untuk membantu dalam penelitian ini karena dianggap

mengetahui karakter guru dan telah mengalami proses pembelajaran

desain dan setting di kelas XI.

3.2.4 Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai partisipan pasif

dan observer yang pasif. Pada penelitian ini peneliti berusaha membuat dan

menyiapkan perangkat penelitian seperti lembar penilaian observasi, lembar

pertanyaan wawancara, lembar kuesioner, lembar catatan lapangan dan

wawancara, dan alat dokumentasi seperti handycam, perekam suara melalui

handphone, dan kamera digital.

Tahap persiapan pelaksanaan kegiatan penelitian yaitu meliputi kegiatan

izin penelitian terhadap sekolah, guru dalam penelitian ini, meminta wakil bidang

kesiswaan dan guru seni budaya dari sekolah lain untuk bersedia menilai kegiatan

observasi pada penelitian ini serta melihat ketersediaan sarana dan prasarana

penunjang kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan penelitian yaitu

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

42

bagaimana peneliti bekerjasama dengan partisipan untuk mendapatkan informasi

data yang akurat sesuai dengan fokus penelitian. Akhir kegiatan penelitian dimana

peneliti berperan sebagai pencatat informasi, pengolahan, dan analisis data

penelitian.

3.2.5 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian dalam penelitian ini adalah data tentang keahlian

persiapan grafika dalam program produktif di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan dan kompetensi guru mata pelajaran desain dan setting pada keahlian

persiapan grafika dalam program produktif di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

Adapun yang menjadi sumber data di dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan sumber-sumber data yang merupakan bukti atau

saksi utama. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

kuesioner. Data primer hasil observasi diperoleh dari wakil bidang

kurikulum di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dan guru seni

budaya di SMK Teladan Jakarta Selatan. Data primer hasil wawancara

diperoleh dari guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Data

primer hasil kuesioner diperoleh dari siswa pada keahlian persiapan grafika

di kelas XII SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

43

2. Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder berfungsi sebagai sumber-sumber

data pelengkap yang diperlukan oleh data primer atau data utama yaitu

dokumentasi berupa foto-foto hasil penelitian, hasil karya siswa dan guru,

penilaian hasil observasi, catatan lapangan penelitian, kuesioner penelitian,

buku-buku kepustakaan yang relevan, jurnal penelitian, Pengembangan

Pembelajaran SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 dan No 20 Tahun 2003, RPP,

Silabus, Kurikulum KTSP SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan,

SKKNI Nomor Kep.109/MEN/VI/2010 Sub Sektor Teknologi dan

Komunikasi Bidang Keahlian Desain Grafis Kementrian tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia, dan dokumen-dokumen lain yang

berhubungan dalam penelitian ini.

Data-data tersebut akan dikumpulkan dengan prosedur pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik :

1. Observasi

Observasi yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu observasi

partisipasi pasif. Peneliti tidak ikut terlibat di dalam kegiatan yang sedang

diamati dan hanya mengamati jalannya proses objek yang diamati.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tempat proses

pembelajaran berlangsung (ruang kelas, ruang koordinator praktek, lab

komputer, ruang praktikum), guru (kompetensi guru dalam pembelajaran

desain dan setting), aktivitas dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

44

mengajar di ruang kelas dan ruang praktik). Semua hal yang peneliti lihat di

lapangan dicatat ke dalam catatan lapangan. Observasi dilakukan selama

tujuh kali pertemuan pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Penilaian

hasil observasi dilakukan oleh peneliti dan dua orang tim penilai yang telah

dijelaskan di atas agar penilaian terhadap data hasil observasi menjadi

objektif.

2. Wawancara

Pada penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur, di

mana dalam pelaksanaannya lebih bebas untuk menemukan permasalahan

secara terbuka dan pertanyaan tidak ditanyakan secara berurutan sesuai

dengan panduan pertanyaan wawancara tergantung jawaban yang diberikan

informan kepada peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah guru pada

keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain-setting di Skelas XI MK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Wawancara dilakukan dengan alat

perekam handphone dan handycamp dengan persetujuan informan. Hasil

wawancara yang diperoleh disalin ke dalam bentuk transkrip wawancara

yang disalin oleh peneliti sendiri.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah berupa bukti fisik pembelajaran

pada keahlian persiapan mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

Grafika SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang meliputi rancangan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

45

pelaksanaan pembelajaran, silabus, dan kurikulum sekolah, foto-foto hasil

karya desain dan setting yang dibuat siswa dan guru serta proses

pembelajaran di kelas teori dan praktik, dan foto-foto tentang fasilitas dan

ruang pendukung lainnya di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

4. Kuesioner

Kuesioner sebagai alat pengumpul data, karena dapat menjaring data

yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, juga dapat diperoleh

data yang objektif tentang kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan. Kuesioner ini ditujukan kepada siswa pada keahlian

persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

Penyusunan kuesioner berdasarkan deskriptor dari aspek yang dinilai dan

dijabarkan ke dalam setiap pertanyaan dalam kuesioner, dengan bentuk

pertanyaan bersifat tertutup yaitu berupa pertanyaan yang sudah diarahkan

peneliti untuk mempermudah informan dalam menjawab sehingga tidak ada

jawaban yang menyimpang.

Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah analisis data.

Analisis merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip

wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan

untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai materi-materi tersebut dan

untuk menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain (Emzir, 2012:85).

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

46

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Spradley

yang terdiri dari :

1. Analisis Domain

Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh

dari objek penelitian atau situasi yang ada di lapangan berdasarkan hasil

observasi awal. Analisis domain dalam penelitian ini dapat dilihat pada

bagan di bawah ini :

Gambar 3.6 Bagan Skema Domain Penelitian

2. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi yaitu menjabarkan domain-domain yang dipilih

menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya dengan

melakukan pengamatan lebih terfokus dari domain-domain tersebut.

KOMPETENSI GURU PADA KEAHLIAN PERSIAPAN GRAFIKA DALAM PROGRAM PRODUKTIF MATA PELAJARAN DESAIN DAN SETTING DI KELAS XI

SMK GRAFIKA DESA PUTERA JAKARTA SELATAN

Domain 1 Kualifikasi Kejuruan

Spesialisasi

Domain 2 Kualifikasi Kejuruan

Penunjang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

47

TAKSONOMI

TAKSONOMI

Gambar 3.7 Bagan Skema Taksonomi Penelitian

3. Analisis Komponensial

Analisis komponensial yaitu dengan mencari ciri spesifik pada setiap

struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan

melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang

mengontraskan (Emzir, 2012:210).

Domain 2 Kualifikasi Kejuruan

Penunjang

Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri

Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar

Domain 1 Kualifikasi Kejuruan

Spesialisasi

Memahami materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol proses pembelajaran desain dan setting

Mengembangkan materi pembelajaran desain dan setting secara kreatif

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan untuk mengembangkan diri

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

48

DOMAIN TAKSONOMI KOMPONENSIAL

Domain 1 Kualifikasi Kejuruan

Spesialisasi

Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

Mengembangkan keperofesionalan secara berkelanjutan untuk mengembangkan diri

Mengolah materi pembelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

Menguasai materi mata pelajaran desain dan setting

Melaksanakan kegiatan pembelajaran desain dan setting

Menguasai konsep pembelajaran desain dan setting

Mengontrol proses pembelajaran desain dan setting

Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting kelas XI

Mengembangkan materi pembelajaran desain dan setting kelas XI secara kreatif

Melakukan refleksi terhadap kinerja secara terus menerus

Membuat karya seni, alat dan media pembelajaran, karya tulis ilmiah/modul untuk peningkatan keprofesionalan

Melakukan penelitian tindakan kelas

Mengikuti perkembangan zaman dengan meningkatkan kualifikasi dan belajar dari berbagai sumber

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

49

DOMAIN TAKSONOMI KOMPONENSIAL

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

Domain 2 Kualifikasi Kejuruan Penunjang

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi

Standar Kompetensi

Adobe Illustrator : 1. Menggunakan fungsi palet tool 2. Membuat logo dan mewarnainya 3. Membuat dan mengubah bantuk grafik 4. Membuat brosur dan impor gambar 5. Menggunakan/mengcopy objek 6. Mengedit bentuk huruf

Adobe Photoshop : 1. Menggunakan fungsi palet tool dan menu 2. Menggabungkan/manipulation image secara elektronik

Adobe InDesign : 1. Menggunakan palet tool dan menu 2. Menggabungkan data secara elektronik 3. Menyiapkan layout untuk keperluan cetak 4. Membuat imposisi halaman buku

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

50

DOMAIN TAKSONOMI KOMPONENSIAL

D.4 Domain

Kompetensi Profesional

Kompetensi Dasar

Adobe Illustrator : 1.1 Membuat bentuk elemen dasar 1.2 Membuat konsep bentuk elemen 2.1 Membentuk teks melingkar 2.2 Memberi warna pada Objek 3.1 Membuat bentuk-bentuk grafik 3.2 Mengubah desain dari grafik 4.1 Menggabungkan teks dan gambar 4.2 Memberi jarak antara teks dan gambar 5.1 Mengkopi objek dengan Rotate Tool 5.2 Membuat transparansi objek 6.1 Mengubah huruf menjadi bentuk objek 6.2 Membuat crop Area

Adobe Photoshop : 1.1 Membuat bentuk dasar di photoshop 1.2 Membuat konsep bentuk elemen 1.3 Membuat pewarnaan di photoshop 1.4 Cropping image 1.5 Membuat seleksi dan masking image 1.6 Membuat efek di photoshop 2.1 Menggabungkan data untuk pracetak secara

elektronik 2.2 Menggabungkan image kompleks secara elektronik 2.3 Memanipulasi image

Adobe InDesign : 1.1 Membuat bentuk elemen dasar 1.2 Membuat konsep bentuk elemen 1.3 Membuat logo 2.1 Menggabungkan data untuk pra cetak secara

elektronik 2.2 Menggabungkan gambar dan teks menjadi kalender 3.1 Menyiapkan layout faktur 3.2 Menyiapkan layout stationary (KOP surat, kartu

nama) 4.1 Mengatur imposisi halaman buku, brosur 4.2 Membuat dummy cetakan kalender, buku, brosur

Gambar 3.8 Bagan Skema Komponensial Penelitian

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

51

4. Analisis Tema Kultural

Analisis tema kultural yaitu mencari hubungan diantara domain dan

hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-

tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian yang dapat dilihat pada

bagian analisis dan pembahasan.

Pengujian keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Uji Kredibility (Derajat Kepercayaan)

Uji Kredibility atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian ini dilakukan

dengan cara :

a. Perpanjang pengamatan

Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat

tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Dalam

perpanjang pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh yaitu tentang

kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan pada saat proses pembelajaran, apakah data yang diperoleh itu

setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar dan tidak mengalami

perubahan berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat

diakhiri.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

52

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Pengujian kredibilitas dengan peningkatan

ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil

penelitian secara cermat dan dapat memberikan deskripsi data yang akurat

dan sistematis tentang yang diamati serta membaca buku atau dokumentasi

yang terkait dengan temuan.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai

teknik, dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber yaitu teknik yang sama

dengan sumber yang berbeda yaitu peneliti, wakil bidang kurikulum SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, dan guru seni budaya di SMK Teladan

Jakarta Selatan terhadap data hasil observasi dan data analisis karya desain

dan setting yang dibuat oleh guru. Dari triangulasi tersebut dapat diketahui

nara sumber akan memberikan data yang sama atau berbeda. Setelah itu

dilakukan triangulasi teknik yaitu membandingkan dengan teknik

pengumpul data yang berbeda, yaitu hasil wawancara, hasil observasi, dan

dokumentasi/kuisioner dengan deskriptor yang sama. Kalau data yang

diperoleh dari nara sumber berbeda, maka data tersebut belum kredibel.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

53

d. Diskusi teman sejawat

Mendiskusikan hasil penelitian yang masih bersifat sementara kepada

guru seni budaya di SMK Teladan Jakarta Selatan dan guru di SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan. Dari diskusi ini akan timbul banyak pertanyaan

dan saran. Pertanyaan yang belum bisa terjawab maka peneliti kembali

kelapangan untuk mencari jawabannya. Dengan demikian data akan

semakin lengkap.

e. Analisis kasus negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan penelitian. Peneliti

mencari data yang berbeda atau bahkan data yang bertentangan dengan data

yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda maka data yang

ditemukan sudah sangat dipercaya. Namun apabila data yang ditemukan

sangat jauh perbedaannya, maka peneliti akan terjun kembali ke lapangan.

f. Menggunakan bahan referensi

Adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti, seperti rekaman wawancara, foto, video observasi, dokumen yang

autentik.

g. Memberi Check

Pengujian kredibilitas dengan memberi check, dilakukan dengan cara

mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah

memberikan data.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

54

2. Uji Transferability (Keteralihan)

Uji Transferability dilakukan agar orang lain dapat memahami hasil

penelitian yang dilakukan. Hal yang dilakukan peneliti adalah membuat laporan

penelitian dengan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya. Dengan demikian pembaca menjadi jelas dengan hasil penelitian,

sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil

penelitian di tempat lain.

3. Uji Dependability (Kebergantungan)

Uji Dependability dilakukan dengan melakukan pengecekan terhadap

keseluruhan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pengecekan yang

dilakukan adalah keseluruhan aktivitas penelitian mulai dari menentukan masalah,

proses dilapangan, sampai kepada tahap membuat kesimpulan harus dapat

ditunjukkan oleh peneliti.

4. Uji Confirmability (Kepastian)

Uji Confirmability adalah menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses

yang dilakukan. Teknik mengukur confimability adalah dengan cara audit

kepastian yaitu bediskusi dengan beberapa orang untuk menyepakati tentang

proses dan hasil penelitian agar hasilnya objektif. Dalam penelitian ini peneliti

berdiskusi dengan dosen pembimbing dan guru di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

55

3.2.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul

data utama (human instrument) dengan menggunakan alat untuk mengumpulkan

data berupa data primer dan data sekunder yaitu:

3.2.6.1 Lembar Observasi

Peneliti membuat lembar penilaian observasi bertujuan untuk melihat,

mengamati, dan menilai tentang kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan.

3.2.6.2 Alat Perekam Data

Peneliti menyiapkan peralatan mekanis yang bertujuan untuk merekam data

ketika peneliti sedang melaksanakan kegiatan penelitian di lapangan yaitu

menggunakan handycam, kamera digital, handphone.

3.2.6.3 Lembar Wawancara

Peneliti membuat lembar wawancara bertujuan untuk mengetahui secara

mendalam tentang kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

dari guru yang bersangkutan.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

56

3.2.6.4 Lembar Kuesioner

Peneliti membuat lembar kuesioner bertujuan untuk mengetahui secara

mendalam dari pandangan siswa tentang kompetensi guru pada keahlian persiapan

grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

3.2.6.5 Lembar Penilaian Analisis Karya

Peneliti membuat lembar penilaian analisis karya yang dibuat oleh guru

bertujuan untuk melihat, mengamati, dan menilai tentang hasil karya yang dibuat

oleh guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

3.2.6.6 Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini bertujuan untuk mencatat kegiatan harian yang peneliti

lakukan dalam penelitian dan mengumpulkan data dimana peneliti mencatat

segala aspek tentang kompetensi guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan Data

Temuan data yang akan di bahas dalam BAB ini yaitu temuan data hasil

studi pendahuluan dan temuan data hasil penelitian.

4.1.1 Data Hasil Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh data

dari sumber-sumber yang telah ditetapkan dalam rancangan penelitian. Studi

pendahuluan dilaksanakan di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan pada

keahlian cetak produksi grafika mata elajaran desain dan setting di kelas XI.

Secara rinci dalam studi pendahuluan ini diperoleh data tentang proses

pelaksanaan pembelajaran desain dan setting di kelas XI dan kompetensi guru

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI yang dilakukan melalui studi

dokumentasi, observasi, wawancara, dan kuesioner.

4.1.1.1 Penyelenggaraan Pembelajaran Desain dan Setting di Kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Berdasarkan hasil dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap guru

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan, diperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran desain dan setting di

kelas XI sebagai berikut :

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

58

1. Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas Teori

A. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

Langkah-langkah yang dilakukan guru desain-setting di kelas XI

dalam menciptakan awal pembelajaran di kelas adalah :

1) Guru mengucapkan salam kepada siswa ketika memasuki ruang

kelas. Tetapi guru telat masuk ke dalam kelas sekitar 10 menit.

2) Ketua kelas memimpin doa untuk memulai pembelajaran.

3) Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan

digunakan untuk mengajar.

4) Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan peserta

didik untuk belajar.

5) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang

materi sebelumnya dan pertanyaan menantang lainnya serta

mengulang kembali materi pada pertemuan sebelumnya secara

jelas dan singkat.

6) Guru mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan kondisi di

dunia kerja, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan

mendemonstrasikan penggunaan software atau teknik desain-

setting.

B. Kegiatan Inti Pembelajaran

Berdasarkan peraturan Menteri Pedidikan Nasional Nomor 41 Tahun

2007, kegiatan inti pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Mata pelajaran desain-setting dalam proses

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

59

pembelajaran di kelas juga menerapkan peraturan tersebut. Langkah-

langkah yang dilakukan guru desain-setting di kelas XI dalam kegiatan inti

pembelajaran yaitu :

1) Eksplorasi

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi

peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan mengembangkan sikap melalui kegiatan

pembelajaran. Tahapan eksplorasi yang dilakukan guru desain-setting

kelas XI yaitu :

a. Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas

dan mendalam tentang tema materi yang dipelajari melalui

berbagai sumber.

b. Guru menggunakan pendekatan individual dan life skill

c. Media pembelajaran dengan tayangan software yang

diajarkan menggunakan LCD, dan sumber belajar untuk

disampaikan dan menarik perhatian peserta didik.

d. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai. Di dalam kelas teori peserta didik dituntut

untuk mampu memahami semua hal yang berkaitan dengan

desain-setting mulai dari mengaktifkan software sampai

semua elemen yang terkandung di dalamnya serta teknik

tertentu dalam membuat desain dan layout.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

60

e. Metode yang diterapkan adalah metode ceramah dan

demonstrasi.

f. Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran yang

aktif melalui interaksi guru-siswa, siswa-guru, tetapi tidak

terjadi kegiatan diskusi kelompok di dalam kelas teori.

g. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

labolatorium.

2) Elaborasi

Pada tahap elaborasi peserta didik diberi kesempatan untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap lebih lanjut

melalui sumber-sumber dan kegiatan pembelajaran lainnya agar

pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih dalam.

Tahapan elaborasi yang dilakukan guru desain-setting kelas XI di

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

a. Membiasakan peserta didik membaca atau menulis

rangkuman modul yang diberikan guru dan membaca

lembaran tahapan teknik desain melalui tugas-tugas tertentu

yang bermakna.

b. Memberikan materi desain-setting secara terstruktur serta

mengaitkan materi tersebut dengan bidang lain yang relevan

atau dengan dunia kerja. Selain itu guru juga :

- Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

61

- Menggunakan bahasa tulis yang mudah baik dan dibaca di

papan tulis, dalam media pembelajaran yang diberikan ke

peserta didik.

- Menyampaikan pesan dengan ekspresi wajah, gerakan

tubuh yang sesuai tetapi intonasi suara yang pelan.

- Menggunakan bahasa asing, yang memang diharuskan

untuk mendukung penjelasan tentang materi pembelajaran.

c. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas

membuat desain atau layout secara individu untuk

memunculkan gagasan baru dan pemaham yang lebih dalam.

d. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir,

menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak dengan

percaya diri.

e. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran yang

kooperatif dan kolaboratif.

f. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

g. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta

didik.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

62

3) Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi peserta didik memperoleh kebenaran dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan diperoleh peserta didik.

Tahapan konfirmasi yang dilakukan guru desain dan setting di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

a. Memberi umpan balik yang positif, pujian atau penguatan

kepada siswa dengan segera dan kata-kata yang positif,

bermakna yang bisa menjawab pertanyaan dengan mimik,

gerak badan, verbal, maupun melalui simbol tertentu kepada

pribadi atau kelompok peserta didik.

b. Memberikan konfirmasi terhadap kegiatan eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

c. Tidak memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

d. Memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap lebih dalam/luas dengan cara:

- Bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam

menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi

kesulitan dengan bahasa yang baku dan mudah dimengerti,

tetapi intonasi suara masih terlalu pelan, gerak badan dan

mimik yang luwes, dan penekanan butir-butir yang

penting.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

63

- Membantu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran.

- Memberi acuan agar peserta didik mengecek kembali hasil

eksplorasi desain dengan bertanya kepada guru atau

melalui kegiatan praktik pada jam praktik.

- Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.

- Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum

berperan aktif dalam pembelajaran serta memberi teguran

secara halus kepada peserta didik yang bermasalah dalam

kegiatan pembelajaran

- Memfasilitasi peserta didik untuk memberikan

argumentasi dengan membenarkan apabila ada yang

kurang dan mengakui keterbatasan diri guru apabila guru

belum bisa atau lupa dalam menjawab serta menghargai

pendapat peserta didik.

C. Kegiatan Penutup Pembelajaran

Langkah-langkah yang dilakukan guru desain dan setting kelas XI di

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam kegiatan penutup

pembelajaran di kelas, yaitu :

1) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi atau memberi tugas individu maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar peserta didik.

2) Berdoa pada akhir pelajaran.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

64

3) Pembelajaran berlangsung lebih sering tidak sesuai dengan alokasi

waktu yang sudah direncanakan baik pada saat pendahuluan sampai

penutup pembelajaran, guru lebih sering datamasuk kelas telat dan

pada saat penutup masih digunakan untuk menjelaskan materi.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas Praktik

Kelas untuk kegiatan praktik kejuruan siswa di SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan dimulai pada pukul 13.00 – 16.00 WIB di gedung

praktikum. Setiap satu minggu ada satu kelompok dalam satu jenis praktik

kejuruan termasuk dalam praktik desain dan setting yang rata-rata terdiri

dari sembilan orang.

Langkah-langkah yang dilakukan guru desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam pembelajaran di kelas

praktik yaitu :

a. Peserta didik memasuki gedung praktikum lengkap dengan

pakaian praktikum ketika bel masuk jam praktikum berbunyi dan

langsung menuju ruang praktik desain-setting.

b. Peserta didik langsung menempati meja dan komputernya

masing-masing.

c. Peserta didik mengaktifkan komputernya masing-masing sambil

menunggu kehadiran guru desain-setting.

d. Guru desain dan setting hadir setelah 10 menit pembelajaran

praktikum dimulai.

e. Guru mengucapkan salam ketika hadir di ruang desain-setting.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

65

f. Guru desain dan setting menjelaskan rencana kegiatan praktik

secara terstruktur apa yang akan dilakukan dan dibuat peserta

didik.

g. Siswa membaca perintah kerja pada lembar kerja yang diberikan

guru.

h. Setelah itu guru tinggal mengamati dan membimbing peserta

didik satu persatu, kalau diperlukan guru juga mengulangi

penjelan materi secara terstruktur dan diulang sampai dua kali.

i. Guru menampilkan keluwesan gerakan dan mimik, intonasi suara

yang pelan tetapi terdengar jelas karena ruangan praktik yang

tenang dan hanya ada 9 orang siswa di dalamnya. Guru juga

memberi teguran secara halus kepada siswa, memberi tantangan

baru kepada peserta didik dan memotivasi peserta didik, memberi

penguatan (verbal, mimik, gerak badan, dengan mendekati siswa,

penguatan secara bermakna), dan mendorong peserta didik untuk

menyelesaikan tugasnya.

j. Guru menyelesaikan pelajaran praktik sesuai alokasi waktu yang

direncanakan.

k. Di kegiatan akhir, peserta didik mengisi jurnal harian dengan

dibarengi guru mengingatkan materi yang telah dipelajari siswa

kemudian siswa membereskan tempat praktik secara bersama-

sama.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

66

l. Guru mengingatkan apa yang harus atau belum dikerjakan peserta

didik dan waktu pengumpulan tugasnya.

m. Salah satu siswa memimpin doa dan mengucapkan salam kepada

guru.

Dari hasil observasi dan wawancara penelitian di atas, tampak bahwa proses

pembelajaran sudah berjalan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan

tetapi masih tertutupi oleh kemampuan dan pemahaman guru terhadap materi dan

sudah sesuai dengan rancangan pembelajaran serta kurikulum yang ada. Proses

penilaian mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan juga sudah berjalan dengan baik dan lengkap, ada penilaian teori

dan penilaian hasil karya desain peserta didik sehingga hasil yang diperoleh siswa

sudah memenuhi kriteria penilaian.

4.1.1.2 Kompetensi Guru Desain dan Setting Kelas XI di SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan

Untuk memperoleh data tentang kompetensi guru desain dan setting di kelas

XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan secara umum diajukan pertanyaan

wawancara kepada guru desain dan setting kelas XI dan penyebaran kuesioner

kepada 64 siswa pada keahlian cetak produksi grafika di kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan. Di jurusan keahlian cetak produksi, mata pelajaran

desain dan setting sebagai mata pelajaran muatan lokal.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

67

Guru desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan memiliki kemampuan yang kompeten, terlihat dari pengamatan peneliti

sebagai berikut :

- Mampu menguasai materi desain dan setting kelas XI dan

mengembangkannya sesuai perkembangan zaman serta menyesuaikan

dengan kondisi di sekolah dan SK-KD yang ada di sekolah agar terwujud

tujuan yang ingin dicapai.

- Menuliskan modul untuk pembelajaran peserta didik. Pengamatan tersebut

dibuktikan dari hasil wawancara peneliti dengan guru desain dan setting

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan mengatakan :

“Seperti biasanya, saya membuatkan atau menuliskan teknik atau cara-cara untuk membuat suatu hal misalkan efek-efek tertentu dalam adobe photoshop, ataupun materi tentang software desain lalu saya bagikan ke siswa untuk mereka pelajari dan mereka latihan sendiri di rumah maupun di ruang produksi dalam bentuk modul ataupun lembar kerja. Materinya saya dapat dri internet dengan menyesuaikan dengan falsilitas sekolah, SK-KD kemudian saya kembenagkan lagi materinya tentunya saya harus menguasai terlebih dahulu…” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. 15Februari 2013).

- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

kemampuan dalam bidang desain dan setting.

“iya tentu, seperti yang kamu lihat. Saya memanfaatkan internet sebagai sumber materi, sarana untuk pembelajaran desain di sini juga merupakan teknologi seperti LCD, komputer machintos, komputer PC, printer, dan lain-lain.” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.15Februari2013).

- Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan terus

belajar dan mengikuti pendidikan yang berhubungan dengan bidang desain

dan setting dan grafika.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

68

“Biasanya saya terus mencari tahu informasi yang terkini lewat internet ataupun majalah, koran, buku-buku. Ya pokoknya tidak pernah berhenti untuk mempelajari yang sesuai dengan bidang saya yaitu desain. Saya juga dulu kuliah di ATGT Trisakti Jakarta bidang teknologi grafika, di industry juga bagian desain, pernah juga bagian cetak.” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.15Februari2013).

Data tersebut di atas diperkuat dengan adanya hasil kuesioner. Informan

terdiri dari siswa kelas XI jurusan cetak produksi sebanyak 64 siswa.

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Studi Pendahuluan Siswa Terhadap Kompetensi Guru Di SMK Grafika Desa Putera Dalam Pembelajaran Desain dan Setting Kelas XI

(Sumber : Hasil olahan kuesioner studi pendahuluan, 2013)

Keterangan : Nilai 1 - bila hal yang dinyatakan tidak pernah terjadi selama satu semester Nilai 2 - bila hal yang dinyatakan terjadi 1 – 2 kali selama satu semester

Indikator Pertanyaan Bagian I Jawaban @ 64 siswa 1 2 3 4 5

Mengaitkan materi dengan ilmu yang relevan

- (0%)

- (0%)

6 (9%)

18 (28%)

40 (63%)

Menggunakan teknologi - (0%)

- (0%)

3 (5%)

20 (31%)

41 (64%)

Menyampaikan kompetensi kepada siswa

23 (36%)

17 (27%)

11 (18%)

8 (12%)

5 (7%)

Menjawab pertanyaan - (0%)

1 (2%)

2 (3%)

32 (50%)

29 (45%)

Melakukan kegiatan refleksi pembelajaran

23 (36%)

12 (19%)

10 (16%)

8 (12%)

11 (17%)

Memberikan tugas/PR - (0%)

- (0%)

9 (15%)

27 (42%)

28 (43%)

Memeriksa tugas/PR 2 (3%)

4 (6%)

12 (19%)

23 (36%)

23 (36%)

Membahas tugas/PR 8 (12%)

2 (4%)

8 (12%)

26 (41%)

20 (31%)

Penguasaan Kelas (metode, strategi, pendekatan, media)

- (0%)

- (0%)

25 (39%)

26 (41%)

13 (20%)

Memberi kesempatan siswa bertanya - (0%)

- (0%)

15 (24%)

31 (48%)

18 (28%)

Mengetahui dan memperhatikan siswa - (0%)

18 (28%)

24 (37%)

20 (31%)

2 (4%)

Memberi motivasi siswa - (0%)

2 (3%)

26 (41%)

29 (45%)

7 (11%)

Memberi bimbingan kepada siswa - (0%)

- (0%)

11 (18%)

29 (44%)

24 (38%)

Pembelajaran sesuai jam yang ditetapkan

9 (15%)

21 (32%)

20 (31%)

5 (7%)

9 (15%)

Variasi dalam mengajar - (0%)

- (0%)

27 (42%)

19 (30%)

18 (28%)

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

69

Nilai 3 - bila hal yang dinyatakan terjadi 3 – 5 kali selama satu semester Nilai 4 - bila hal yang dinyatakan terjadi lebih dari 5 kali selama satu semester Nilai 5 - bila hal yang dinyatakan terjadi selalu terjadi selama satu semester

Indikator Pertanyaan Bagian II Jawaban

@ 64 siswa a b c d

Kejelasan penyampaian materi atau konsep (Pengunaan bahasa dan suara)

- (0%)

40 (63%)

24 (37%)

- (0%)

Mengajar dan mengawasi siswa dalam pembelajaran

- (0%)

- (0%)

22 (34%)

42 (66%)

Menguasai materi kejuruan - (0%)

- (0%)

25 (39%)

39 (61%)

Kesesuaian proses pembelajaran di sekolah dengan di dunia industry

- (0%)

- (0%)

20 (31%)

44 (69%)

Terstruktur dan terencana - (0%)

- (0%)

28 (43%)

36 (57%)

Keterangan : a = kurang kompeten c = kompeten b = cukup kompeten d = sangat kompeten

Hasil penilaian siswa terhadap guru mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI yang di dapat melalui kuesioner penelitian dengan 20 butir pertanyaan

menyatakan bahwa guru sudah sangat kompeten secara umum tetapi masih ada

beberapa indikator dalam kompetensi profesional guru yang belum tercapai. Hal

yang paling rendah dari jawaban sebanyak 36% siswa adalah guru tidak pernah

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa ketika memulai

pembelajaran, tidak pernah melakukan kegiatan refleksi, dan 63% siswa

menyatakan suara guru yang pelan sehingga siswa kurang jelas dalam menangkap

isi materi. 37% siswa menilai guru cukup dalam memperhatikan kondisi belajar

siswa dan 42% siswa menilai guru cukup bervariasi dalam mengajar yang terjadi

3 – 5 kali dalam satu semester.

Dari hasil studi pendahuluan di atas dapat dianalisis bahwa guru mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

sudah memiliki kompetensi guru kejuruan di dalam dirinya. Hal tersebut dapat

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

70

dilihat dari 1) kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran ketika

menjelaskan materi di dalam kelas dan di ruang praktik, 2) guru sudah mampu

mengaitkan materi desain dan setting dengan materi lain yang relevan, yang

artinya guru telah mampu menganalisis kebutuhan dari materi yang disampaikan

kepada siswa, 3) guru sudah cukup mampu mengembangkan materi pembelajaran

walaupun masih ada kekurangan seperti suara yang pelan, tidak sesuai dengan

rancangan pembelajaran ketika mengajar, tidak menyampaikan kompetensi

pembelajaran kepada siswa, dan tidak adanya kegiatan refleksi di kelas teori,

4) guru sudah mengembangkan keprofesionalannya dengan terus belajar, mencari

tahu informasi terbaru, membuat modul, 5) guru sudah memahami SK-KD mata

pelajaran yang diampu yang dilihat dari penjelasan materi pembelajaran yang

mengacu kepada kurikulum sekolah, dan 6) guru sudah memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri dengan menggunakan

internet, LCD, komputer, dan sarana sekolah lainnya.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen studi pendahuluan dapat dijelaskan

hasil sebagai berikut :

1. Hasil penilaian struktur dan isi instrumen memberikan koreksi terhadap

beberapa hal, yaitu : 1) perlu penataan sistematika dan pengembangan

pertanyaan pada butir soal dalam wawancara sesuai dengan komponen

kompetensi profesional guru sehingga lebih lengkap, fokus, dan jelas,

2) perlu penataan terhadap sistematika kuesioner agar dikelompokkan

berdasarkan sub kompetensi profesional guru serta ada beberapa konten

isi kuesioner yang harus di buang dan ditambahkan yang baru agar hasil

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

71

yang diperoleh lengkap, 3) diperlukan adanya lembar penilaian

observasi agar tidak hanya dinilai oleh peneliti tetapi juga oleh

partisipan agar hasilnya objektif, dan 4) bentuk sistem jawaban dalam

kuesioner lebih dipermudah agar informan lebih mudah dan nyaman

dalam menjawab pertanyaan.

2. Hasil uji keterbacaan memberikan masukan sebagai berikut:

1) pertanyaan dalam wawancara lebih diperjelas agar informan bisa

menangkap maksud pertanyaan yang diajukan, 2) Struktur kalimat

dalam kuesioner diperbaiki dan diberi keterangan yang jelas dan tidak

membingungkan untuk menjawabnya.

3. Perlu adanya skema penelitian yang jelas agar penelitian lebih terfokus

pada saat penelitian dan harus ada catatan lapangan penelitian agar hasil

penelitian bisa lebih lengkap.

4.1.2 Data Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil penelitian dalam penelitian ini berisi tentang semua data

yang diperoleh dan telah diolah dari kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap

guru pada keahlian persiapan grafika dalam program produksi mata pelajaran

desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan melalui

hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

72

4.1.2.1 Program Produktif pada Keahlian Persiapan Grafika di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Program produktif pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan untuk program teori dan program praktik dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Program produktif pada Keahlian Persiapan Grafika

di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan untuk program teori (Sumber : KTSP SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, 2010)

PROGRAM PRODUKTIF

A Dasar Kompetensi Kejuruan :

1

Kalkulasi

1.1 Mengenal kalkulasi perusahaan grafika

1.2 Merencanakan perhitungan bahan-bahan pada pracetak dan purna cetak

1.3 Menyusun dan menghitung biaya perusahaan 1.4 Menentukan harga pokok barang cetakan

1.5 Menentukan jumlah dan biaya bahan baku barang cetakan 1.6 Menghitung harga pokok barang cetakan untuk menentukan kalkulasi harga jual

1.7 Menentukan harga pokok dan harga jual barang cetakan

B Kompetensi Kejuruan :

2 Desain dan Setting

2.1 Mengkreasikan konsep desain menjadi artwork

2.2 Mengkombinasikan huruf/type setting dan tata letak

2.3 Mengoperasikan scanning/scanning image

2.4 Membuat desain grafis manual (perwajahan)

2.5 Menggabungkan image secara elektronik 2.6 Membuat output image menggunakan printer

2.7 Membuat layout untuk siap ke film atau ke acuan cetak

3 Cetak Digital

3.1 Mempersiapkan perangkat kerja cetak pada mesin

3.2

Mengoperasikan mesin cetak digital indor dan outdor

PROGRAM PRODUKTIF

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

73

B Kompetensi Kejuruan :

4 Photoreproduksi

4.1 Membuat film foto reproduksi 4.2 Menggabungkan film foto reproduksi secara manual 4.3 Membuat output image menggunakan image setter/Computer to film (CTF)

5

Teknik Pembuatan Acuan Cetak (TPAC)

5.1 Membuat acuan cetak relief/ letterpress 5.2 Membuat acuan cetak offset lithography dengan plate maker konvensional dan

Computer to Plate (CTP) 5.3 Membuat acuan cetak photopolymer untuk acuan flexografi 5.4 Membuat acuan cetak photopolymer /pad dengan mesin expose 5.5 Membuat acuan silinder gravure secara manual dan elektronik

Tabel 4.3 Program produktif pada Keahlian Persiapan Grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan untuk program praktik

(Sumber : KTSP SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, 2010)

PROGRAM PRODUKTIF

1

Desain dan Setting

1.1 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software QuarkXpress

1.2 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software CorelDraw

1.3 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software Illustrator

1.4 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software InDesign

1.5 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software FreeHand

1.6 Mengoperasikan aplikasi kompurter dengan menggunakan software PhotoShop

1.7 Membuat desain grafis untuk produk cetakan

1.8 Mengoperasikan Mesin Digital Printing Indoor & Outdoor

2 Photoreproduksi 2.1 Membuat film foto reproduksi Continoustone

2.2 Membuat film foto reproduksi halftone

3 Montase Film dan Plate Making

3.1 Montase film Continoustone

3.2 Montase film Halftone

3.3 Membuat acuan cetak offset dengan film Continoustone

3.4 Membuat acuan cetak offset dengan film Halftone MUATAN LOKAL

1 Cetak Offset

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

74

1.1 Mengoperasikan mesin cetak offset GTO 52 satu warna Conventional Damp. Syst.

1.2 Mengoperasikan mesin cetak offset GTO 52 No. 1 satu warna Kompact Damp. Syst.

1.3 Mengoperasikan mesin cetak offset GTO 52 No. 2 satu warna Kompact Damp. Syst.

1.4 Mengoperasikan mesin cetak offset GTO 52 No. 3 satu warna Kompact Damp. Syst.

1.5 Mengoperasikan mesin cetak offset GTO 52 No. 4 satu warna Cont. Damp. Syst.

4.1.2.2 Kompetensi Guru Non Sertifikasi pada Keahlian Persiapan Grafika

Dalam Program Produktif Mata Pelajaran Desain Dan Setting di

Kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Dari keseluruhan data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara,

kuesioner, dan dokumentasi yang bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru

non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan,

maka data-data dalam penelitian ini akan diolah yang disusun secara sistematis

sesuai dengan aspek yang diamati dalam penelitian ini.

4.1.2.2.1 Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol

kegiatan pembelajaran desain dan setting.

Untuk mengetahui kompetensi guru terhadap aspek menguasai materi,

konsep, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting

di kelas XI dapat dilihat berdasarkan deskriptor berikut :

Tabel 4.4 Deskriptor penilaian terhadap aspek menguasai materi, konsep,

melaksanakan, dan mengontrol pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

75

(Sumber : Spesifikasi modifikasi Schippers dan Patriana, 1994)

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol jalannya proses pembelajaran desain dan setting.

1 2 3 4 5

6

Kemampuan menjelaskan materi di kelas teori dan kelas praktik dengan baik kepada siswa Kejelasan dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh Menggunakan software dalam desain dan setting (Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign) di dalam menjelaskan materi kepada siswa Menguasai pengetahuan konseptual pembelajaran desain dan setting kelas XI dalam konteks materi Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign Mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting yang dilakukan siswa kelas XI dikelas teori dan di kelas praktik Memiliki wawasan yang luas dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi lain yang relevan

Dari deskriptor di atas dapat dihasilkan data kegiatan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap aspek menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan

mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting di kelas XI dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil penilaian observasi tentang aspek menguasai materi, konsep,

melaksanakan, dan mengontrol pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

(Sumber : Olahan observasi penelitian, 2013)

Butir P1 P2 P3 Skor Nilai Konversi S N S N S N 1 4 100 4 100 4 100 12 100 A 2 3 75 2 50 3 75 8 66,67 C 3 4 100 4 100 4 100 12 100 A 4 4 100 4 100 4 100 12 100 A 5 4 100 4 100 4 100 12 100 A 6 4 100 4 100 4 100 12 100 A

Keterangan : P1 : Pengamat 1 (Peneliti) P2 : Pengamat 2 (Rekan guru di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan) P3 : Pengamat 3 (Guru seni rupa dari SMK Teladan Jakarta Selatan) N : Nilai Skor S : Skor

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

76

Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D) Rumus Konversi : Skor : 1 – 4 Skor tertinggi : jumlah pilihan tertinggi dari pengamat x jumlah pengamat

: 4 x 3 = 12 N : S x 100 Skor tertinggi Konversi : Total x 100 Skor tertinggi

Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

- Butir 1. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menjelaskan materi di kelas teori dan praktik dengan baik

kepada siswa sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 2. Pengamat 1 dan pengamat 3 menilai guru kompeten sedangkan

pengamat 2 menilai guru kurang kompeten dalam menjelaskan materi dan

memberikan contoh kepada siswa dengan jelas di dalam kegiatan

pembelajaran desain dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 8 =

66,67 (C) yang dikategorikan cukup kompeten.

- Butir 3. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten dalam menggunakan software desain dan setting (Adobe

Illustrator CS3, Adobe Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3) di

dalam menjelaskan materi kepada siswa sehingga memperoleh skor 12 =

100 (A).

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

77

- Butir 4. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menguasai pengetahuan konseptual pembelajaran desain dan

setting kelas XI dalam konteks materi Adobe Illustrator CS3, Adobe

Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3 sehingga memperoleh skor 12 =

100 (A).

- Butir 5. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting yang

dilakukan kelas XI di kelas teori dan di kelas praktik sehingga

memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 6. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan materi

kepada siswa dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi lain

yang relevan sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

Hasil pengolahan data observasi di atas dapat dilihat pada diagram batang

sebagai berikut :

Gambar 4.1 Diagram Penilaian hasil observasi terhadap aspek menguasai materi, konsep, melaksanakan dan mengontrol pembelajaran mata pelajaran yang diampu

(Sumber : Hasil observasi, 2013)

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

78

Dari data hasil wawancara dengan guru yang mengampu mata pelajaran

desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan pada tanggal 2 Agustus 2013 yang mengatakan bahwa

indikator seorang siswa memahami materi pembelajaran yaitu :

“Dilihat dari hasil evaluasinya dong, dilihat dari nilai teori memenuhi KKM yaitu 75, di praktiknya mereka bisa membuat sesuai dengan yang saya instruksikan di dalam lembar kerja, bisa menggunakan fungsi dari tool, palet, menu…Tetapi kita punya target waktu lah supaya siswa memahami materi, kalau dia masih lambat dalam membuat karya desain dan setting yang diberikan atau belum efisien berarti dia belum bisa memahami materi secara keseluruhan” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2 Agustus2013).

Dari hasil wawancara di atas dapat dideskripsikan bahwa guru harus dapat

memperhatikan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Indikator

yang dibuat guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi

desain dan setting dilihat dari; 1) hasil evaluasi siswa, 2) nilai teori memenuhi

KKM yaitu minimal dengan nilai 75, 3) bisa membuat karya desain dan setting

sesuai instruksi di dalam lembar kerja, 4) bisa menggunakan fungsi dari tool,

palet, menu dalam suatu software grafis, dan 5) dapat membuat karya desain dan

setting secara efisien.

Cara guru menjelaskan materi desain dan setting kepada siswa di kelas XI

adalah dengan ceramah, mendemonstrasikan penggunaan software yang diajarkan

untuk membuat karya desain secara langsung di depan siswa dan juga

memberikan contoh karya atau model untuk siswa praktikan. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

79

“Dalam proses pembelajaran itu, dalam pemberian materinya di kelas pasti dengan ceramah dan saya mendemonstrasikan cara membuat sebuah desain langsung menggunakan software dan ditampilkan kepada siswa melalui LCD setelah itu mereka praktek dengan model. Dengan praktek dengan model itu diharapkan mereka lebih memahami apa yang di ceramahkan sebelumnya” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Konsep pembelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan adalah mengajarkan tentang

penguasaan dan penggunaan software Adobe Illustrator CS3, Adobe Photoshop

CS3, dan Adobe InDesign CS3 dengan siswa mengikuti model dan instruksi yang

diberikan guru dalam membuat karya desain dan setting. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Kita disini mengajarkan softwarenya saja, penguasaan atau aplikasi terhadap software desain, untuk kelas XI itu Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign. Kalau dikelas XI mereka hanya mempelajari software itu kemudian ya kita memberikan contoh yang mudah, mereka masih mengikuti model dan instruksi yang ada agar siswa terbiasa ketika di dunia kerja mampu menjalankan perintah dan membuat karya desain dan setting sesuai dengan tuntutan. Dalam pengerjaannya dengan memberi kebebasan untuk mengembangkan potensi si anak. Kalau kita bicara seperti ini bukan hanya di teori diprakrikpun seperti itu” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Aspek lain dari terciptanya kompetensi guru yaitu mampu melaksanakan dan

mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting yang dilakukan siswa

dengan cara mengembangkan pola pikir siswa terhadap materi, memberikan

arahan tentang konsep untuk membuat satu elemen desain, memberikan contoh

karya desain dan setting, dan memberikan beberapa alternatif langkah dalam

bentuk lembar kerja yang bisa diaplikasikan siswa dalam membuat karya desain

dan setting. Guru juga akan memantau pekerjaan siswa selama proses

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

80

pembelajaran berlangsung dan dari jurnal yang siswa tuliskan setelah selesai

kegiatan praktik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian

persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saya berusaha untuk mengembangkan pola pikir siswa paling tidak mengkaitkan fungsi palet, fungsi perintah, fungsi tool terhadap suatu konsep untuk membuat satu elemen desain. Saya pikir yang mengembangkan pola pikir siswa ya dengan memberikan contoh fungsi dari tool di dalam pembuatan gambar yang bisa kita temui, ada beberapa alternatif yang bisa ditawarkan kepada siswa ataupun kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam kasus-kasus tertentu untuk membuat sebuah elemen desain dan setting, bisanya saya memberikan lembar kerja, kemudian dipahami oleh siswa sebelum memulai mengerjakan tugasnya dengan software sebelum pencetakan dan terakhir pengisian jurnal harian siswa” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus2013).

Guru juga mengaitkan materi pembelajaran desain dan setting kelas XI

dengan materi lain yang relevan seperti cetak offset, TPAC, dan mengaitkan juga

dengan kondisi kehidupan baik di lingkungan sekitar maupun di dunia industri

dengan tujuan untuk membiasakan kebiasaan positif dan lebih trekam di ingatan

siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru yang mengampu mata

pelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan pada tanggal 2 Agustus 2013, yang

mengatakan bahwa :

“Selain itu juga saya suka mengaitkan materi yang saya ajarkan misalnya dengan cetak offset atau TPAC dan juga mengaitkan dengan apa sih yang bisa mereka buat nanti di dunia kerja ataupun kehidupannya tujuan untuk membiasakan diri dan lebih terekam di memori anak” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus 2013).

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

81

Pernyataan di atas didukung hasil kuesioner yang diisi oleh 32 orang siswa

pada keahlian persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan mengenai aspek menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan

mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting di kelas XI yang dijelaskan

secara berurutan sebagai berikut:

- 14 orang siswa (43,75%) menilai guru desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan mampu menguasai materi desain dan

setting dan menjelaskannya dengan lancar. Sedangkan 18 orang siswa

(56,25%) menilai bahwa guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan tidak mampu menjelaskan materi desain dan setting kelas XI

dengan lancar. Alasan yang diugkapkan 18 orang siswa di dalam kuesioner

adalah karena volume suara dari guru desain dan setting yang terlalu pelan

sehingga banyak siswa yang bertanya dan guru harus mengulang-ulang

menjelaskan materi.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru mampu menggunakan software

Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign yang dilihat

dari proses penjelasan materi membuat sebuah karya desain, guru akan

langsung memperagakan proses pembuatannya dengan menggunakan

software tersebut di depan siswa.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru memberikan konsep, langkah-

langkah, dan teknik dalam membuat karya desain dan setting sesuai

dengan materi yang diajarkan dengan memberikan lembaran fotocopy

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

82

konsep, langkah-langkah, dan teknik yang disusun oleh guru kepada siswa

untuk dapat membuat karya desain dan setting.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru selalu hadir untuk mengajar di kelas

teori dan praktik serta mengawasi jalannya proses pembelajaran yang

dilaksanakan siswa dengan cara mengontrol pekerjaan siswa di kelas

praktik, memeriksa jurnal harian siswa dalam pembelajaran desain dan

setting kelas XI.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru telah mengaitkan materi desain dan

setting dengan materi lain yang relevan seperti seni budaya, cetak sablon,

cetak offset, fotografi-reproduksi, QuarkXpress, Adobe Page Maker,

FreeHand, CorelDraw.

Deskripsi data hasil kuesioner di atas dapat diperjelas dengan melihat tabel di

bawah ini :

Tabel 4.6 Hasil kuesioner tentang aspek menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol pembelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Olahan kuesioner penelitian, 2013)

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol jalannya proses pembelajaran desain dan setting

1 Mampu menguasai dan menjelaskan materi desain dan setting dengan lancer

14 (43,75%)

18 (56,25%)

2 Mampu menggunakan software Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign

32 (100%)

-

3 Memberikan konsep dalam memberi tugas membuat karya desain dan setting kepada siswa sesuai dengan materi yang diajarkan

32 (100%)

-

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

83

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol jalannya proses pembelajaran desain dan setting

4 Kehadir guru untuk mengajar dan mengawasi siswa dalam kegiatan pembelajaran desain dan setting kelas XI

32 (100%)

-

5 Menghubungkan materi desain dan setting kelas XI dengan materi lain yang relevan

32

100%

-

4.1.2.2.2 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Untuk mengetahui kompetensi guru terhadap aspek mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif dapat dilihat berdasarkan deskriptor

berikut :

Tabel 4.7 Deskriptor penilaian terhadap aspek mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif (Sumber : Spesifikasi modifikasi Schippers dan Patriana, 1994)

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

1

2 3

4 5 6 7 8 9

Materi disampaikan setiap unit dari yang mudah ke materi yang sulit dengan memperhatikan kurikulum sekolah dan menggunakan media yang sesuai Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian kepada siswa Mengajarkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja/perkembangan zaman Guru bertanya kepada siswa mengenai pengatahuan awal sebelum membahas materi lebih mendalam Memberikan umpan balik dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas teori maupun di kelas praktik Menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari siswa Menyampaikan dan menyusun rencana kerja dalam membuat karya desain dan setting sesuai standar operasional prosedur pembuatan data digital Mengintegrasi keterampilan dasar labolatorium atau praktikum dengan menyesuaikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah Menggunakan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran desain dan setting

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

84

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

10

11 12

13 14 15

Membebaskan siswa dalam menemukan sendiri ide dan mengambangkan kreatifitas dalam membuat karya desain dan setting Menciptakan masyarakat belajar Menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran Melakukan refleksi di akhir pertemuan Memfasilitasi proses bimbingan kepada siswa Penuh pengertian kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran

Dari deskriptor di atas dihasilkan data kegiatan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap aspek mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Hasil penilaian observasi tentang aspek mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif (Sumber : Olahan bbservasi penelitian, 2013)

Butir P1 P2 P3 Skor Nilai Konversi S N S N S N 1 4 100 4 100 4 100 12 100 A 2 2 50 2 50 2 50 6 50 D 3 4 100 4 100 4 100 12 100 A 4 4 100 4 100 4 100 12 100 A 5 4 100 4 100 4 100 12 100 A 6 3 75 3 75 3 75 9 75 B 7 4 100 4 100 4 100 12 100 A 8 4 100 4 100 4 100 12 100 A 9 4 100 4 100 4 100 12 100 A

10 4 100 4 100 4 100 12 100 A 11 3 75 3 75 3 75 9 75 B 12 4 100 4 100 4 100 12 100 A 13 3 75 3 75 2 50 8 66,67 C 14 4 100 4 100 4 100 12 100 A 15 4 100 4 100 4 100 12 100 A

Keterangan : P1 : Pengamat 1 (Peneliti) P2 : Pengamat 2 (Rekan guru di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan) P3 : Pengamat 3 (Guru seni rupa dari SMK Teladan Jakarta Selatan) N : Nilai Skor S : Skor

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

85

Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D) Rumus Konversi : Skor : 1 – 4 Skor tertinggi : jumlah pilihan tertinggi dari pengamat x jumlah pengamat

: 4 x 3 = 12

N : S x 100 Skor tertinggi Konversi : Total x 100 Skor tertinggi

Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

- Butir 1. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menyampaikan materi desain dan setting kelas XI dari materi

yang mudah ke materi yang sulit dengan memperhatikan kurikulum

sekolah dan menggunakan media sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 2. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kurang

kompeten menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian

kepada siswa yang dikonversikan ke dalam nilai sehingga memperoleh

skor 6 = 50 (D).

- Butir 3. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten mengajarkan materi pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan di dunia kerja/perkembangan zaman sehingga memperoleh skor

12 = 100 (A).

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

86

- Butir 4. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai sangat

kompeten dalam bertanya kepada siswa mengenai pengatahuan awal

sebelum membahas materi lebih mendalam sehingga memperoleh skor 12

= 100 (A).

- Butir 5. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memberikan umpan balik dalam kegiatan pembelajaran baik di

kelas teori maupun di kelas praktik sehingga memperoleh skor 12 =

100 (A).

- Butir 6. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kompeten

menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari

siswa sehingga memperoleh skor 9 = 75 (B).

- Butir 7. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menyampaikan dan menyusun rencana kerja dalam membuat

karya desain dan setting sesuai standar operasional prosedur pembuatan

data digital sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 8. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten mengintegrasi keterampilan dasar labolatorium atau praktikum

dengan menyesuaikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah sehingga

memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 9. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menggunakan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran desain dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 12 =

100 (A).

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

87

- Butir 10. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten membebaskan siswa dalam menemukan sendiri ide dan

mengambangkan kreatifitas dalam membuat karya desain dan setting

sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 11. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru

kompeten menciptakan masyarakat belajar di dalam pembelajaran desain

dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 9 = 75 (B).

- Butir 12. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran desain

dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 13. Pengamat 1 dan pengamat 2 menilai guru kompeten serta

pengamat 3 menilai guru kurang kompeten melakukan refleksi di akhir

pertemuan sehingga memperoleh skor 8 = 66,67 (C) yang dikategorikan

cukup kompeten.

- Butir 14. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memfasilitasi proses bimbingan kepada siswa sehingga

memperoleh skor 12 = 100 (A).

Gambar 4.2 Kegiatan guru dalam membimbing siswa

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

88

- Butir 15. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh pengertian

kepada siswa sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

Hasil pengolahan data observasi di atas dapat dilihat pada diagram batang

sebagai beriku t :

Gambar 4.3 Diagram penilaian hasil observasi terhadap aspek mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

(Sumber : Hasil observasi, 2013)

Guru dalam mengembangkan materi pembelajaran desain dan setting pada

keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

adalah dengan memberikan contoh-contoh ke mereka penggunaan dari tool ini

bisa dikembangkan dengan suatu cara-cara tertentu agar mampu lebih efektif,

efisien, dan sesuai dengan kebutuhan dari client. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

89

“Mengembangkannya dengan memberikan contoh-contoh ke mereka penggunaan dari tool ini bisa dikembangkan dengan suatu cara-cara tertentu agar mampu lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan dari client” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus 2013).

Sementara itu, hal-hal yang diperhatikan di dalam memilih dan

mengembangkan materi desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan adalah kurikulum, kebutuhan

industri, berpedoman kepada standar pembuatan data digital, memaksimalkan

sarana yang ada di sekolah sesuai dengan standar di industri, dan menentukan

tujuan yang akan di capai siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada

keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Saya pasti memperhatikan kurikulum yang ada. Kalau kita bicara mengenai kurikulum, kita berbicara yang dari pemerintah itu kan sifatnya masih umum sekali, kemudian untuk penerapannya dikembangkan atau diserahkan kepada sekolah masing-masing kemudian diserahkan lagi ke guru yang bersangkutan. Nah itu kita dari yang kita dapat dari pemerintah itu disesuaikan dengan yang di industri itu butuhkan…pengembangannya di dalam desain-desain yang kita serahkan ke mereka dengan berpedoman pada standar pembuatan data digital yaitu mulai dari proses pencarian data digitalnya dari internet ataupun foto hasil jepretan kameranya sendiri ataupun hasil scanning gambar kemudian diolah dengan software Photoshop, Illustrator, InDesign yang saya gunakan disini versinya CS3 untuk dijadikan karya desain dan setting dengan komputer I Mac dan PC yang ada di sini dan terakhir proses pencetakan dengan printer…Selain mengikuti kebutuhan di industri, pengembangan materi juga kita melihat dengan peralatan yang ada harus disesuaikan kalau tidak seperti itu yang tidak bisa juga. Di sekolah juga kita mencoba memaksimalkan sarana yang ada sesuai dengan standar di industri. Dengan menentukan tujuan yang akan dicapai, saya coba masukkan hal-hal atau materi pembelajaran terkait dengan pengalaman dan kebutuhan siswa secara benar di dunia kerja sehingga anak siap di dunia kerja” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus 2013).

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

90

Dari hasil pengembangan materi yang telah disusun, materi pembelajaran

desain dan setting di dalam proses pembelajaran desain dan setting juga perlu

diolah dengan cara menggunakan metode ceramah dan domonstrasi, pendekatan

project dan life skill individu, strategi berupa project yang dilaksanakan di

labolatorium komputer dan ruang praktikum desain agar siswa terbiasa dengan

dunia kerja, dan media pembelajaran langsung menampilkan software agar siswa

lebih memahami secara langsung. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru

pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Di dalam mengolah materi saya menggunakan metode ceramah kemudian demonstrasi, penugasan membuat karya desain dan setting untuk dikelas secara teori. Kalau di praktik lebih banyak demonstrasikan, lebih kepada tugas project dan lebih melakukan pendekatan secara individu, pada saat menjelaskan meskipun ada kaitannya dengan materi teori. Saya juga harus menyesuaikan langkah atau strategi apa yang saya gunakan agar materi bisa tersampaikan dengan baik ke siswa…Saya mencoba untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi, misalkan dengan memberikan tayangan video atau gambar-gambar tentang membuat sebuah illustrasi tertentu atau efek-efek tertentu, saya tidak hanya menggunakan ruang kelas terkadang juga menggunakan labolatorium ya tujuannya supaya mereka bisa mengaplikasikan langsung teori yang saya berikan khususnya di kelas teori yah, kalau dikelas praktik sudah tentu mereka mengaplikasikan apa yang sudah saya berikan di kelas teori” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus2013).

Memotivasi dan memicu kreatifitas siswa dilakukan guru dengan cara

memberikan perumpamaan atau pengandaian kepada siswa dari kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang tidak terlalu sulit dimengerti

siswa. Guru juga memberi masukan dalam proses konsultasi dan memberikan

tantangan kepada siswa untuk dapat lebih menggali potensinya dalam membuat

karya desain dan setting dengan terlebuh dahulu menentukan konsep dan rencana

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

91

kerja. Selain itu juga dengan memberikan kesempatan siswa untuk

mengungkapkan argumentasi, menemukan gagasan atau ide-ide bahkan masalah

yang terkait pembelajaran mereka di depan kelas agar siswa berani dan lebih

kreatif untuk mengungkapkan pemikiran mereka terutama tentang desain dan

setting. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan

grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan yaitu :

“Saya mencoba menekankan ke mereka, kita sekarang bukannya belajar tetapi bermain…misalnya membuat serat kayu di photoshop, “oh iya sekarang kita membuat lingkaran besar, lingkaran kecil”, harapannya mereka ini kan kalau diajak belajar takutnya ada beban...Ya itu yang saya lakukan supaya siswa merasa enjoy bekerja dengan software…Supaya mereka lebih kreatif lagi, sering kali saya tidak berusaha mendatangi anak secara satu persatu, saya memberikan masukan, memberikan tantangan mengerjakan sebuah desain dan setting dan membiarkan mereka bekerja masing-masing, apabila ada yang saya lihat bahwa pekerjaan siswa ini bisa digali lagi, saya akan mendatangi mereka dengan memberikan masukan dan tantangan yang lebih ke anak, ya itu cara saya untuk meningkatkan kreatifitas anak dengan tema atau konsep yang saya berikan terlebih dahulu tetapi desainnya dibebaskan tetapi harus ada panduannya misalkan dalam membuat majalah, seringkali saya membebaskan bentuk majalahnya, jenis majalahnya tetapi mengenai huruf, ilustrasi, logo yang digunakan harus disesuaikan dengan tema yang ada, ya intinya tetap saya arahkan supaya mereka mau mengeksplor lebih dalam lagi kreatifitasnya. Selain itu juga saya memberikan kesempatan atau menyuruh siswa untuk mengungkapkan argumentasi, gagasan atau ide-ide bahkan masalah yang terkait pembelajaran mereka di depan kelas untuk di share ke teman-teman ya siapa tau ada solusinya” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL. 2Agustus2013).

Guru juga selalu melakukan refleksi di akhir kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di dalam kelas praktik yang dimanfaatkan untuk memperbaiki atau

mungkin mengubah model pembelajaran, cara saya menyampaikan materi

ataupun sikap yang kurang. Selain itu guru berusaha untuk selalu bersikap yang

baik sesuai norma agama yang dianut dengan memberikan inspirasi tentang

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

92

agama kepada siswa pada saat membuat karya desain, membimbing siswa secara

perlahan sampai mengerti, berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan siswa

tanpa perbedaan sehingga tahu kesulitan yang sedang dialami siswa dan

menempatkan diri sebagai teman dan orang tua di sekolah, berusaha untuk

mengerti kondisi siswa tanpa membeda-bedakan. Dalam proses pembelajaran

guru berkomunikasi misalnya menyiapkan kondisi dengan menanyakan materi

sebelumnya yang belum dipahami atau menjawab pertanyaan siswa ataupun

sebaliknya. Dalam hal menghargai peserta didik dalam pelaksanaannya tanpa

adanya perbedaan misalkan guru berikan penghargaan atau sekedar pujian,

mengikutkan siswa ke lomba-lomba atau pelatihan seperti seminar desain, dan

lebih berusaha mendekati siswa. Bagi siswa yang malas atau meremehkan

pelajaran, guru akan memberikan teguran secara halus atau konsekwensi tertentu

kepada siswa, agar siswa mau berubah ke arah yang lebih baik. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Kegiatan reflektif yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yah, lebih banyak dilakukan pada saat praktik. Kegiatan refleksi berupa pengingatan materi atau kegiatan yang baru saja siswa laksanakan…Hasil dari kegiatan reflektif saya gunakan untuk memperbaiki atau mungkin mengubah model pembelajaran, cara saya menyampaikan materi ataupun sikap yang kurang, tetapi semua itu saya tanggapi dengan baik…Saya berusaha untuk selalu bersikap yang baik sesuai norma agama yang saya anut dengan memberikan inspirasi tentang agama kepada siswa pada saat membuat karya desain, membimbing siswa secara perlahan sampai mengerti, berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan siswa tanpa perbedaan sehingga tahu kesulitan yang sedang dialami siswa dan menempatkan diri sebagai teman dan orang tua di sekolah, saya berusaha untuk mengerti kondisi mereka, tidak diskriminatif atau objektif lah tidak hanya terhadap siswa tetapi dengan rekan kerja juga sama dan saya berikan motivasi-motivasi misalnya dengan mengambil contoh dari alumni yang sudah sukses sehingga siswa menjadi lebih semangat, tujuannya agar

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

93

menumbuhkan kepastian tujuan atau harapan mereka ke depan. Dalam proses pembelajaran saya berkomunikasi misalnya menyiapkan kondisi dengan menanyakan materi sebelumnya yang belum dipahami atau menjawab pertanyaan siswa ataupun sebaliknya, ada interaksi begitu. Dalam hal menghargai peserta didik dalam pelaksanaannya tanpa adanya perbedaan misalkan saya berikan penghargaan atau sekedar pujian, saya ikutkan mereka ke lomba-lomba atau pelatihan ya semacam seminar desain, dan saya lebih berusaha mendekati mereka agar mereka bisa. Bagi siswa yang malas atau istilah kasarnya meremehkan pelajaran ya saya berikan teguran sebagai tanda saya menghargai dia, supaya dia mau berubah ke arah yang lebih baik. Atau saya memberikan konsekuensi berupa misalkan kalau tidak mengerjakan tugas harus mentraktir mie ayam satu kelas tentunya dengan kesepakatan dengan seluruh siswa di dalam kelas.” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Pernyataan di atas didukung dari hasil kuesioner yang diisi oleh 32 orang

siswa pada keahlian persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan mengenai aspek mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif dapat di deskripsikan sebagai berikut :

- 32 orang siswa (100%) menilai guru memberikan materi pembelajaran

desain dan setting dari yang mudah ke materi yang sulit secara berurutan

sebanyak. Alasan yang diungkap siswa adalah guru menjelaskan materi

desain dan setting secara terstruktur, hal ini dikarenakan siswa berpendapat

bahwa guru dalam menjelaskan materi desain dan setting di kelas XI dari

data digital kemudian masuk ke software (Adobe Illustrator, Adobe

Photoshop, dan Adobe InDesign), dan terakhir proses printing. Sedangkan

materi yang diajarkan dari tools, perintah, fungsi palet, cara-cara membuat

sebuah desain tertentu, dan mencetak hasil desain dan setting sesuai

dengan RPP yang telah dibuat.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

94

- 27 orang siswa (84,37%) menilai guru mampu membimbing siswa baik di

dalam kelas teori maupun di dalam kelas praktik. Sedangkan 5 orang siswa

(15,63%) merasa guru pilih kasih, hanya siswa tertentu yang dibimbing.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru telah menggunakan beberapa metode

dalam kegiatan pembelajaran yaitu demonstrasi, ceramah, dan penugasan

membuat karya desain dan setting.

- 14 orang siswa (43,75%) menilai guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya, mengungkapkan argumentasi dan menanggapi

argumentasi siswa dengan baik. Sedangkan 18 orang siswa (56,25%)

menilai guru di dalam kelas teori jarang memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya dan mengungkapkan argumentasi tetapi di dalam satu kali

pertemuan pasti diberi kesempatan bisanya dua kali. Dalam menanggapi

pertanyaan siswa guru sudah bagus, kalau tidak bisa menjawab guru akan

mengatakan dengan jujur dan menjawabnya pada pertemuan berikutnya

tetapi terkadang tidak direspon kalau pertanyaannya jauh dari materi atau

apabila guru sedang menjelaskan sesuatu. Di kelas praktik guru selalu

menanggapi argumentasi dan menjawab pertanyaan siswa, ataupun

menyuruh siswa bertanya dengan teman, selain itu guru juga memberikan

tantangan kepada siswa.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru dalam menyampaikan materi desain

dan setting diperjelas dengan memberikan ilustrasi/contoh agar siswa lebih

mudah memahami materi yang diajarkan.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

95

- 15 orang siswa (46,87%) menilai guru melaksanakan refleksi/pengulangan

di akhir pembelajaran tetapi ada sebanyak 17 orang siswa (53,13%)

menilai guru tidak melaksanakan refleksi/pengulangan di akhir

pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru selalu kehabisan waktu

dalam mengajar yang disebabkan oleh kedatangan yang selalu telat,

sedang kegiatan refleksi di kelas praktik selalu ada.

- 32 orang siswa (100%) menilai bahwa guru selalu menyampaikan rencana

kerja atau tugas membuat karya desain dan setting kepada siswa.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru dalam menyampaikan materi desain

dan setting sudah sesuai dengan kebutuhan di industri dan sesuai dengan

perkembangan zaman.

- 30 orang siswa (93,75%) menilai guru dalam kegiatan pembelajaran

memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman tetapi

hanya di kelas praktik. Sedangkan 2 orang siswa (6,25%) menilai guru

dalam kegiatan pembelajaran tidak memberikan kesempatan siswa untuk

berdiskusi dengan teman.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru dalam memberikan tugas membuat

karya desain dan setting selalu membebaskan siswa dalam menemukan

sendiri ide dan mengambangkan kreatifitas.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

kriteria penilaian, dan standar kompetensi pembelajaran kepada siswa

tetapi di dalam kelas praktik.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

96

- 32 orang siswa (100%) menilai guru tidak hanya melakukan kegiatan

lembelajaran di ruang kelas dan ruang praktikum desain dan setting, tetapi

juga dilakukan di labolatorium komputer pada saat pembelajaran teori.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru selalu memberikan pertanyaan

sebelum memulai kegiatan pembelajaran desain dan setting.

Deskripsi data hasil kuesioner di atas dapat diperjelas dengan melihat tabel di

bawah ini :

Tabel 4.9 Hasil kuesioner tentang aspek mengembangkan

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif (Sumber : Olahan kuesioner, 2013)

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

6 Menyampaikan materi secara berurutan dari yang paling mudah ke materi yang paling sulit

32 100%

-

7 Guru desain dan setting membimbing siswa

27

84,37%

5

15,63% 8 Variasi metode mengajar 32

100%

-

9 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, mengungkapkan argumentasi dan menanggapi argumentasi siswa

14

43,75%

18

56,25%

10 Memberikan ilustrasi/contoh dalam menjelaskan materi desain dan setting

32

100%

-

11 Melakukan refleksi materi di akhir pembelajaran

15

46,87%

17

53,13% 12 Menyampaikan rencana kerja

atau tugas membuat karya desain dan setting kepada siswa

32 100%

-

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

97

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

13 Materi desain dan setting yang diajarkan sudah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di dunia kerja

32

100%

-

14 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman

30

93,75%

2

6,25% 15 Guru membebaskan siswa

dalam menemukan sendiri ide dan mengambangkan kreatifitas dalam membuat karya desain dan setting

32

100%

-

16 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kriteria penilaian, dan standar kompetensi pembelajaran kepada siswa

32

100%

-

17 Kegiatan pembelajaran desain dan setting yang kalian lakukan hanya dilakukan di ruang kelas dan ruang praktik

- 32

100%

18 Guru selalu memberikan pertanyaan sebelum memulai kegiatan pembelajaran desain dan setting

32

100%

-

4.1.2.2.3 Mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan.

Untuk mengetahui kompetensi guru terhadap aspek mengembangkan

keprofesionalan diri secara berkelanjutan dapat dilihat berdasarkan deskriptor

berikut :

Tabel 4.10 Deskriptor penilaian terhadap aspek mengembangkan

keprofesionalan diri secara berkelanjutan (Sumber : Spesifikasi modifikasi Schippers dan Patriana, 1994)

Aspek Kompetensi

Guru Butir Deskriptor

Mengembangkan keperofesionalan diri secara berkelanjutan

1 2 3 4

Mengidentifikasi permasalahan di dalam kegiatan pembelajaran Memperbaiki metode dan strategi pembelajaran Membuat karya ilmiah untuk kegiatan pembelajaran (modul) Menggunakan alat pembelajaran atau media pembelajaran yang dibuat dan dikembangkan sendiri

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

98

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Mengembangkan keperofesionalan diri secara berkelanjutan

5

6

7

Membuat karya desain dan setting sebagai bahan ajar di dalam pembelajaran Melakukan penelitian tidakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan Memanfaatkan internet di dalam kegiatan pembelajaran

Dari deskriptor di atas dapat dihasilkan data kegiatan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap aspek mengembangkan keprofesionalan diri secara

berkelanjutan yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Hasil penilaian observasi tentang aspek mengembangkan

keprofesionalan diri secara berkelanjutan (Sumber : Data Olahan Observasi Penelitian, 2013)

Butir P1 P2 P3 Skor Nilai Konversi S N S N S N

1 3 75 3 75 3 75 9 75 B 2 2 50 2 50 2 50 6 50 D 3 4 100 4 100 3 75 11 91,67 A 4 2 50 2 50 2 50 6 50 D 5 4 100 4 100 4 100 12 100 A 6 1 25 1 25 1 20 3 25 D 7 3 75 3 75 3 75 9 75 B

Keterangan : P1 : Pengamat 1 (Peneliti) P2 : Pengamat 2 (Rekan guru di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan) P3 : Pengamat 3 (Guru seni rupa dari SMK Teladan Jakarta Selatan) N : Nilai Skor S : Skor

Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D) Rumus Konversi : Skor : 1 – 4 Skor tertinggi : jumlah pilihan tertinggi dari pengamat x jumlah pengamat

: 4 x 3 = 12

N : S x 100 Skor tertinggi Konversi : Total x 100 Skor tertinggi

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

99

Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

- Butir 1. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kompeten

mengidentifikasi permasalahan di dalam kegiatan pembelajaran desain dan

setting kelas XI sehingga memperoleh skor 9 = 75 (B).

- Butir 2. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kurang

kompeten memperbaiki metode dan strategi pembelajaran dalam

pembelajaran desain dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 6 =

50 (D).

- Butir 3. Pengamat 1 dan pengamat 2 menilai guru sangat kompeten

sedangkan pengamat 3 menilai guru kompeten membuat karya ilmiah

(modul) untuk kegiatan pembelajaran desain dan setting kelas XI pada

Keahlian Persiapan Grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

sehingga memperoleh skor 11 = 91,67 (A). Hal tersebut dinilai ke dalam

kategori sangat kompeten.

- Butir 4. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kurang

kompeten menggunakan alat pembelajaran atau media pembelajaran yang

dibuat dan dikembangkan sendiri sehingga memperoleh skor 6 = 50 (D).

- Butir 5. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten membuat karya desain dan setting sebagai bahan ajar mata

pelajaran desain dan setting kelas XI sehingga memperoleh skor 12 = 100

(A). Hal tersebut dinilai ke dalam kategori sangat kompeten.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

100

- Butir 6. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kurang

kompeten melakukan penelitian tidakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan sehingga memperoleh skor 3 = 25 (D).

- Butir 7. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru kompeten

memanfaatkan internet di dalam kegiatan pembelajaran desain dan setting

kelas XI sehingga memperoleh skor 9 = 75 (B).

Hasil pengolahan data observasi di atas dapat dilihat pada diagram batang

sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram penilaian hasil observasi terhadap aspek mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan

(Sumber : Hasil Observasi, 2013)

Data di atas dilengkapi hasil wawancara dengan guru yang mengampu mata

pelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan pada tanggal 2 Agustus 2013, yang

mengatakan bahwa :

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

101

“Menurut saya keprofesionalan secara berkelanjutan itu ya dengan tidak pernah berhenti belajar dan mengamati…kita juga jadi terus belajar supaya dapat mengimbangi perkembangan zaman…Kita juga harus melakukan refleksi secara terus menerus untuk memperbaiki kualitas atau kemampuan kita di bidang desain dan setting. Hasil dari kegiatan reflektif tersebut akan digunakan untuk memperbaiki atau mungkin mengubah materi, cara belajar siswa atau cara mengajar saya” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus2013).

Dari kutipan wawancara di atas dapat dipahami bahwa keprofesionalan

secara berkelanjutan adalah dengan tidak pernah berhenti belajar dan mengamati

agar dapat mengimbangi perkembangan zaman dan harus mampu melakukan

refleksi terhadap kinerja dalam mengajar atau dalam materi pembelajaran.

Guru menanamkan keprofesionalan kepada siswa dengan cara memberikan

motivasi untuk menggali lebih banyak lagi tentang kemungkinan apa yang bisa

dibuat, memberikan instruksi pembuatan suatu model agar dapat bekerja secara

efektif, efisien dengan waktu atau bahan yang digunakan, mendorong kepada

siswa untuk terus melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan

memberikan hangout atau semacam rangkuman materi, modul, atau sumber lain

dari internet. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan

grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan yaitu :

“Kita memberikan motivasi untuk menggali lebih banyak lagi tentang kemungkinan apa yang bisa dibuat oleh mereka…kemudian diharapkan mereka dapat bekerja secara efisien, kemudian pada saat kita memberikan instruksi pembuatan suatu model misalkan kalender itu mereka kan akan mencoba sesuai dengan apa yang dimiliki dia untuk membuat sesuatu sesuai dengan instruksi secara efektif, efisien dengan waktu atau bahan yang digunakan. Saya juga mendorong kepada siswa untuk terus melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar dapat lebih memahami suatu permasalahan…Saya juga memberikan hangout atau semacam rangkuman materi, modul, atau sumber lain dari internet yang saya berikan ke mereka

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

102

tujuannya untuk mereka mau menggali dan membaca kembali” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Untuk mengembangkan keprofesionalan, guru juga diharapkan melakukan

penelitian tindakan kelas. Di dalam pembelajaran desain dan setting pada keahlian

persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, guru

belum melakukan penelitian tindakan kelas yang dikarenakan kondisi

pembelajaran masih memenuhi kompetensi yang diharapkan selain itu kurangnya

dukungan dana dari pihak sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru

pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Penelitian tindakan kelas belum pernah saya lakukan karena saya rasa kondisi pembelajaran masih memenuhi kompetensi yang diharapkan dan sekolah yang kurang dana untuk guru-gurunya melakukan penelitian tindakan kelas” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus 2013).

Profesional di bidang desain dan setting yaitu mampu membuat karya

desain dan setting yang original, bekerja secara efisien, bisa mengaplikasikan

yang diinginkan pemesan, dan dapat menentukan batas waktu, harga, dan lain-

lain. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan yaitu :

“Dia bisa membuat sesuatu yang original kemudian bisa bekerja secara efisien, bisa mengaplikasikan apa yang diinginkan pemesan ke dalam bentuk desain yang dibuatnya, kemudian yang pasti dia bisa menentukan batas waktu, harga, dan lain-lain yang kaitannya dengan proyek itu” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus 2013).

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

103

Guru harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada di dalam

kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran desain

dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan dapat diidentifikasi oleh guru dengan cara menempatkan dirinya

sebagai teman atau bagian dari siswa. Selain itu juga guru melihatnya dari

penilaian hasil belajar baik teori maupun tugas membuat karya desain. Untuk

mengembangkan penjelasan materi agar siswa lebih mudah memahami, guru

memberikan contoh hasil karya desain yang dibuat sendiri dan memperagakan

teknik membuatnya di depan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru

pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Saya akan memposisikan diri saya berada seperti mereka, seperti teman saja dengan begitu mereka akan terbuka dengan sendirinya, saya akan coba diskusikan dan memberi masukan atau nasihatlah ke mereka sebisa saya, ataupun kendala pada tugas karya desain yang dikerjakan siswa, saya melihatnya dari hasil karya siswa secara satu persatu. Misalkan ada yang belum dimengerti siswa dalam membuat karya desain di tugasnya, saya akan memberikan demonstrasi cara menyelesaikan tugas yang saya berikan dengan memberikan tayangan karya desain yang sudah saya buat sebelumnya. Dan sebisa mungkin saya akan selalu hadir di dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa merasa bahwa gurunya saja semangat kenapa saya tidak” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Dalam mengembangkan keprofesionalan, guru juga diharapkan membuat alat

atau media pembelajaran secara individu. Di dalam pembelajaran desain dan

setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan, guru masih memanfaatkan alat pembelajaran yang sudah di

sediakan dari sekolah dan media pembelajaran juga masih banyak memanfaatkan

yang sudah tersedia, hanya ada beberapa yang dibuat sendiri oleh guru yaitu

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

104

apabila menggunakan media powerpoint. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Untuk alat pembelajaran sih tidak, karena fasilitas sarana yang disediakan sekolah untuk mata pelajaran desain dan setting ini memadai mulai dari komputer sampai softwarenya. Kalau untuk media, paling hanya membuat powerpoint yang materinya saya cari di internet atau buku-buku lalu saya masukkan ke slide” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus 2013).

Agar dapat mengimbangi keprofesionalan secara berkelanjutan di dalam

kegiatan pembelajaran perlu diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yaitu :

“Fasilitas untuk pelajaran desain dan setting dalam artian penguasaan terhadap software ya cukup memadai utuk pemahaman atau basic mereka, meskipun apabila mengikuti di industri belum. Misalkan di perusahaan menggunakan CS6 tetapi di sini baru menggunakan CS3” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Fasilitas yang ada di sekolah untuk kegiatan pembelajaran desain dan setting

harus memenuhi standar minimum desain dan setting. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Kalau masalah fasilitas di sini sudah memenuhi standar minimum, ya saya katakan sudah lebih di atas minimum. Modal untuk siswa lebih dari cukup, ya cuma memang yang masih kesulitan di kita ini ya mungkin membangkitkan daya juang siswa kita” (WWCR.GRDS-ST. SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

105

Pernyataan di atas didukung hasil kuesioner yang diisi oleh 32 orang siswa

pada Keahlian Persiapan Grafika pada keahlian persiapan grafika di kelas XII

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan mengenai aspek mengembangkan

keprofesionalan diri secara berkelanjutan yaitu :

- 32 orang siswa (100%) menilai guru memiliki kemampuan

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan cara

memahami kesulitan siswa di dalam kegiatan pembelajarn desain dan

setting yaitu dengan terus memotivasi siswa agar tetap semangat

mengembangkan kemampuannya dan terus belajar.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru juga memberikan modul dan langkah

kerja kepada siswa dalam membuat karya desain dan setting.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru membuat karya desain dan setting

untuk dijadikan contoh di dalam kegiatan pembelajaran.

- 32 orang siswa (100%) menilai guru cara guru mengajar kurang bervariasi

karena metode yang digunakan sama di setiap pertemuannya dengan

ceramah dan demonstrasi software.

Deskripsi hasil kuesioner di atas dapat diperjelas dengan melihat tabel di

bawah ini :

Tabel 4.12 Hasil kuesioner tentang aspek mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan

(Sumber : Olahan Kuesioner, 2013)

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak

Mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan.

19 Memahami kesulitan siswa di dalam kegiatan pembelajarn desain dan setting

32

100%

-

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

106

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang

Diamati Jumlah Siswa

Ya Tidak

Mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan.

20 Memberikan modul dan langkah kerja kepada siswa dalam membuat karya desain dan setting

32

100%

-

21 Guru membuat karya desain dan setting yang dijadikan sebagai contoh di dalam pembelajaran

32

100%

-

22 Cara guru mengajar bervariasi

- 32

100%

4.1.2.2.4 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

Untuk mengetahui kompetensi guru terhadap aspek menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu dapat dilihat

berdasarkan deskriptor berikut :

Tabel 4.13 Deskriptor penilaian terhadap aspek menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu (Sumber : Spesifikasi modifikasi Schippers dan Patriana, 1994)

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

1 2 3 4

Memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa di dalam materi Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Adobe InDesign Memahami standar kompetensi mata pelajaran desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan Memahami kompetensi dasar mata pelajaran desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Dari deskriptor di atas dihasilkan data kegiatan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap aspek menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

107

Tabel 4.14 Hasil penilaian observasi tentang aspek menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu (Sumber : Olahan observasi penelitian, 2013)

Butir P1 P2 P3 Skor Nilai Konversi S N S N S N

1 4 100 4 100 4 100 12 100 A 2 4 100 4 100 4 100 12 100 A 3 4 100 4 100 4 100 12 100 A 4 4 100 4 100 4 100 12 100 A

Keterangan : P1 : Pengamat 1 (Peneliti) P2 : Pengamat 2 (Rekan guru di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan) P3 : Pengamat 3 (Guru seni rupa dari SMK Teladan Jakarta Selatan) N : Nilai Skor S : Skor

Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D) Rumus Konversi : Skor : 1 – 4 Skor tertinggi : jumlah pilihan tertinggi dari pengamat x jumlah pengamat

: 4 x 3 = 12

N : S x 100 Skor tertinggi Konversi : Total x 100 Skor tertinggi

Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

- Butir 1. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga

memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 2. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten mengidentifikasi kesulitan belajar siswa di dalam materi Adobe

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

108

Illustrator CS3, Adobe Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3 sehingga

memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 3. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memahami standar kompetensi mata pelajaran desain dan

setting pada keahlian persipan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 4. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten memahami kompetensi dasar mata pelajaran desain dan setting

pada keahlian persipan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

Hasil olahan data observasi di atas dapat dilihat pada diagram batang

sebagai berikut :

Gambar 4.5 Diagram penilaian hasil observasi terhadap aspek

menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu (Sumber : Hasil observasi, 2013)

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

109

Data di atas dilengkapi hasil wawancara dengan guru yang mengampu mata

pelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan pada tanggal 2 Agustus 2013, yang

mengatakan bahwa :

“Materi kelas XI yaitu yang pertama standar pembuatan data digital sebagai tambahan pengetahuan buat siswa karena memang ini sebagai dasar sebelum masuk ke software, setelah itu masuk ke materi hardware dan software yang dibutuhkan, pemahaman mengenai fungsi dari kelompok software, kemudian pemahaman mengenai data digital bitmap atau vektor, kemudian dilanjutkan dengan penguasaan terhadap software Illustrator, Photoshop, InDesign.” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL. 2Agustus2013).

Dari kutipan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa materi di kelas XI

yaitu yang pertama standar pembuatan data digital sebagai tambahan pengetahuan

buat siswa, materi hardware dan software yang dibutuhkan, pemahaman mengenai

fungsi dari kelompok software, pemahaman mengenai data digital bitmap atau

vektor, dan dilanjutkan dengan penguasaan terhadap software Illustrator,

Photoshop, InDesign. Dari materi tersebut pasti memiliki kesulitan tertentu bagi

siswa. Guru juga diharuskan untuk dapat mengidentifikasi kesulitan belajar siswa

dengan cara bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dirasakan dan lebih

memberikan perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan, mengamati cara

siswa bekerja, mengamati nilai siswa, dan mengamati hasil tugas karya desain dan

setting yang dibuat siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada

keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“…jika saya lihat dari pekerjaan mereka, kesulitan yang ada di kelas praktik mereka hanya takut untuk mengeluarkan idenya dan malu. Kalau di teori memang ada beberapa dari pengamatan dan nilai yang saya lihat agak lemah

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

110

solusinya saya mencoba menanyakan kepada yang bersangkutan tentang kesulitannya dan lebih memberikan perhatian kepada yang bersangkutan. Artinya ya saya coba untuk mengamati cara mereka bekerja dengan software ketika di ruang praktik, nilai-nilai mereka, pengamatan kepada siswa dikelas, mengamati hasil tugas karya yang mereka buat” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Dari kemampuan mengidentifikasi kesulitan belajar siswa maka dapat

diketahui materi yang paling mudah dikuasai siswa dalam pembelajaran desain

dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan adalah Adobe InDesign CS3. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Materi yang paling mudah dikuasai siswa itu InDesign karena anak kalau di InDesign mengerjakan tugasnya lebih cepat waktunya, pekerjaannya lebih sederhana dibandingkan dengan software-software lain” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Materi yang paling sulit dikuasai siswa dalam pembelajaran desain dan

setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan adalah Adobe Illustrator CS3. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Kalau materi yang paling sulit dikuasai siswa itu di Illustrator, karena pada saat saya memberikan ke mereka tugas, meskipun saya bimbing, kalau bentuk-bentuk yang geometri standar itu tidak ada masalah, tetapi kalau misalkan bukan bentuk-bentuk yang geometris standar yang diberikan misalkan bentuk sudut-sudut misalkan membuat image dengan path mereka mulai agak kesulitan. Di Photoshop itu ditengah-tengah, karena lebih mudah dengan langkah kerja yang saya tulis mereka bisa melaksanakan itu sesuai dengan apa yang diharapkan tetapi kalau di Illustrator mereka diminta membuat sesuatu terkadang mereka masih kesulitan” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2 Agustus2013).

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

111

Tujuan pembelajaran desain dan setting adalah supaya siswa mampu bekerja

dengan software grafis dan terbiasa dengan dunia kerja. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Tujuan pembelajaran saya buat mengacu kepada kebutuhan pasar atau dunia kerja, tujuannya agar anak terbiasa dengan dunia kerja, seperti halnya di kelas XI anak diajarkan materi Illustrator, Photoshop, InDesign, walaupun hanya dasar-dasar yang saya ajarkan disini tetapi setidaknya mereka mampu mengaplikasikan software tersebut sesuai dengan kebutuhannya di dunia kerja” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus 2013).

Jika mengkaji mengenai SK-KD, berarti berbicara mengenai kurikulum.

Telaah kurikulum harus selalu dilakukan dalam pembelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. Telaah kurikulum oleh

guru dilakukan setiap akhir tahun ajaran baru. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Kalau masalah telaah kurikulum yang saya lakukan pasti setiap kali akhir tahun ajaran baru, saya akan melihat refleksi apa yang diberikan, kemudian sudah memenuhi atau belum, ya itu yang setiap tahun saya lakukan. Kalau dari kurikulum yang tertuliskan, kurikulum itu pasti ada perubahan kalau setelah refleksi tidak sesuai misalkan dalam penentuan waktu pembelajaran ataupun pengembangan materi” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP. JAKSEL.2Agustus2013).

Mengkaji atau meninjau sebuah kurikulum harus memerlukan strategi.

Strategi guru desain dan setting dalam meninjau kurikulum desain dan setting di

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu bertanya kepada siswa sebelum

membahas materi lebih dalam, meminta pendapat rekan guru, dan masukkan hal-

hal atau materi pembelajaran terkait dengan pengalaman dan kebutuhan siswa

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

112

secara benar di dunia kerja sehingga anak siap di dunia kerja. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Strategi saya dalam meninjau kurikulum, saya selalu bertanya ke siswa sebelum membahas mengenai software, saya selalu bertanya mengenai langkah-langkah membuat sebuah desain atau barang cetakan itu dari apa yang siswa ketahui sebelumnya sebelum saya membahas materi lebih jauh…Saya juga meminta pendapat rekan guru…Dalam pengembangan kurikulum tetapi tidak keluar dari apa yang telah dibuat pemerintah dan sifatnya hanya menambahkan, dengan menentukan tujuan yang akan dicapai, seperti yang tadi saya katakana, saya coba masukkan hal-hal atau materi pembelajaran terkait dengan pengalaman dan kebutuhan siswa secara benar di dunia kerja sehingga anak siap di dunia kerja” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Berdasarkan tinjauan kurikulum yang dilakukan, bagian yang mengalami

perubahan terkait kurikulum desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan yang ada saat ini adalah menambahkan konten isi materi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yaitu :

“Tahun ini yang mengalami perubahan, sebenarnya bukan merubah tetapi memperbaiki atau sifatnya koreksi-koreksi saja terhadap apa yang saya lakukan…Ya paling bagian yang mengalami perubahan hanya di isi dari materinya saja, bukan perubahan tapi penambahan, selebihnya saya rasa sama, ya paling jam pelajarannya saja yang berubah” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Kurikulum desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan yang telah ditinjau dan diperbaiki akan diberikan ke bagian kurikulum

dan didiskusikan dengan guru lain. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru

pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

113

“…bukannya memperbaiki tetapi melakukan koreksi-koreksi. Setelah kita tinjau, kita perbaiki ya kita berikan ke bagian kurikulum atau ke sekolah, kemudian sekolah akan mengoreksi kembali kurikulum yang saya buat kemudian kita diskusikan” (WWCR.GRDS-ST.SMK GRAFDP.JAKSEL. 2Agustus2013).

Tidak hanya peninjauan terhadap kurikulum, guru juga harus meninjau dan

memperbaiki silabus yang telah dibuat agar konten isi dalam pembelajaran tidak

ketinggalan zaman yang dilakuakan setiap tahun. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“…masalah silabus kalau jujur saya baru buat silabus itu baru sekitar 6 tahun terkhir ini, tetapi setiap tahun ya saya buat selama waktu tersebut karena memang tuntutannya seperti itu. Pada saat saya melihat adanya ketidaksesuaian dilapangan ya tahun berikutnya pasti akan ada perbaikan silabus. Saya akan menyesuaikan dengan sistem pembelajaran di sekolah ini, mana materi untuk di teori dan mana materi untuk di praktik…” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Kebijakan sekolah mengenai kurikulum desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan hanya sebatas memberikan tuntunan secara

umum, kemudian teknik pembuatan dan penerapannya dilapangan diserahkan

kepada guru yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada

keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“Sekolah hanya akan memberikan tuntunan secara umum, kemudian teknik pembuatan dan penerapannya dilapangan sesuai guru karena dianggap guru yang mengampu materi itu yang dipandang memahami betul tentang materi itu” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

114

Pernyataan di atas diperkuat oleh hasil kuesioner yang diisi oleh 32 orang

siswa pada keahlian persiapan grafika di kelas XII SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan mengenai aspek menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang diampu.

32 orang siswa (100%) menilai guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

menilai bahwa guru menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu sesuai yang tertulis di dalam kurikulum sekolah yaitu

mengajarkan materi Adobe Illustrator CS3, Adobe Photoshop CS3, dan Adobe

InDesign CS3.

32 orang siswa (100%) menilai materi pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yang diajarkan oleh guru adalah :

- Materi Adobe Illustrator CS3 yang diajarkan yaitu fungsi palet tool, menu,

membuat logo, membentuk teks melingkar, membuat brosur,

menggunakan/mengcopy objek, mengedit bentuk huruf, memberi warna

pada objek, menggabungkan teks dengan gambar, membuat transparansi

objek, memberi jarak antara teks dan gambar, membuat crop area,

mengubah huruf menjadi vektor, dan membuat konsep ilustrasi objek.

- Materi Adobe Photoshop CS3 yang diajarkan yaitu fungsi palet tool,

menu, membuat efek kayu, membuat bentuk dasar, membuat efek ruangan

3d, format penyimpanan file, membuat seleksi dan masking image,

memberi warna pada objek, menggabungkan image untuk pracetak,

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

115

membuat transparansi objek, menggabungkan image secara utuh, cropping

image, mencetak karya desain dan setting, dan efek-efek di Adobe

Photoshop.

- Materi Adobe InDesign CS3 yang diajarkan yaitu fungsi palet tool, menu,

menyiapkan layout untuk proses cetak, membuat bentuk dasar,

menggabungkan gambar dan teks, format penyimpanan file, membuat

konsep layout untuk cetakan, memberi warna pada objek, menggabungkan

data untuk pracetak, menyiapkan layout cetakan, menggabungkan data

secara utuh, imposisi halaman, mencetak karya desain dan setting,

membuat dummy cetakan.

Materi desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang paling sulit dikuasai menurut persepsi

siswa dari hasil kuesioner yaitu :

- 24 orang siswa (75%) menilai bahwa materi yang paling sulit dikuasai

adalah Adobe Illustrator CS3 karena sulit menggunakan path/banyak

tracing image yang membuat lama, menu-menunya banyak yang harus

dipahami, ribet, dan ada hitung-hitungan.

- 5 orang siswa (15,63%) menilai bahwa materi yang paling sulit dikuasai

adalah Adobe Photoshop materi paling sulit karena bermain dengan efek,

langkah-langkahnya juga rumit.

- 3 orang siswa (9,37%) menilai bahwa materi yang paling sulit dikuasai

adalah Adobe InDesign materi paling sulit karena banyak hitung-hitungan

untuk komposisi halaman.

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

116

Materi desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang paling mudah dikuasai menurut persepsi

siswa dari hasil kuesioner yaitu :

- 6 orang siswa (18,75%) menilai bahwa materi yang paling mudah dikuasai

adalah Adobe Illustrator CS3 merupakan materi yang paling mudah karena

hanya menggunakan path tool, tracing image.

- 7 orang siswa (21,87%) menilai bahwa materi yang paling mudah dikuasai

adalah Adobe Photoshop CS3 merupakan materi paling mudah karena

menyanangkan membuat efek, retouch gambar, manipulasi gambar.

- 19 orang siswa (59,38%) menilai bahwa materi yang paling mudah

dikuasai adalah Adobe InDesign CS3, Hal tersebut dikarenakan Adobe

InDesign CS3 materi terakhir yang diajarkan, menu-menunya juga

merupakan perpaduan dari Illustrator dan Photoshop jadi lebih mudah, dan

digunakan hanya untuk layout jadi pengerjaannya membutuhkan waktu

yang lebih singkat.

Deskripsi data hasil kuesioner di atas dapat diperjelas dengan melihat tabel

di bawah ini :

Tabel 4.15 Hasil kuesioner tentang aspek menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

(Sumber : Olahan kuesioner, 2013)

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Jawaban

Siswa Analisis Jawaban Siswa

Menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

23 Materi desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

32 (100%)

Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, dan Adobe InDesign

Page 117: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

117

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Jawaban

Siswa Analisis Jawaban Siswa

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

24 Materi Adobe Illustrator

32 (100%)

- Fungsi palet tool, menu - Membuat logo - Membentuk teks

melingkar - Membuat brosur - Menggunakan/

mengcopy objek - Mengedit bentuk huruf - Memberi warna pada

objek - Menggabungkan teks

dengan gambar - Membuat transparansi

objek - Memberi jarak antara

teks dan gambar - Membuat crop area - Mengubah huruf

menjadi vector - Membuat konsep

ilustrasi objek 25 Materi Adobe

Photoshop 32

(100%) - Fungsi palet tool, menu - Membuat bentuk dasar - Format penyimpanan

file - Memberi warna pada

objek - Membuat transparansi

objek - Cropping image - Efek-efek di Adobe

Photoshop - Membuat efek kayu - Membuat efek ruangan

3D - Membuat seleksi dan

masking image - Menggabungkan image

untuk pracetak - Menggabungkan image

secara utuh - Mencetak karya desain

dan setting

Page 118: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

118

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Jawaban

Siswa Analisis Jawaban Siswa

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

26 Materi Adobe InDesign

32 (100%)

- Fungsi palet tool, menu - Membuat bentuk dasar - Format penyimpanan

file - Memberi warna pada

objek - Menyiapkan layout

cetakan - Imposisi halaman - Membuat dummy

cetakan - Menyiapkan layout

untuk proses cetak - Menggabungkan

gambar dan teks - Membuat konsep

layout untuk cetakan - Menggabungkan data

untuk pracetak - Menggabungkan data

secara utuh - Mencetak karya desain

dan setting 27 Materi desain dan

setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang paling sulit dikuasai siswa.

24 : Adobe

Illustrator 75%

5 : Adobe Photoshop

15,63%

3 : Adobe InDesign

9,37%

75% yang paling sulit dikuasai adalah Adobe Illustrator karena sulit menggunakan path/banyak tracing image yang membuat lama, menu-menunya banyak yang harus dipahami, ribet, dan ada perhitungannya 15,63% siswa menjawab Adobe Photoshop materi paling sulit karena bermain dengan efek, langkah-langkahnya juga rumit. 9,38% siswa menjawab Adobe InDesign materi paling sulit karena banyak hitung-hitungan untuk komposisi halaman.

Page 119: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

119

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Jawaban

Siswa Analisis Jawaban Siswa

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

28 Materi desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang paling mudah dikuasai siswa.

6 : Adobe Illustrator 18,75%

7 : Adobe Photoshop

21,87%

19 : Adobe

InDesign 59,38%

18,75% siswa menjawab Adobe Illustrator merupakan materi yang paling mudah karena hanya menggunakan path tool, tracing image. 21,88% siswa menjawab Adobe Photoshop merupakan materi paling mudah karena menyanangkan membuat efek, retouch gambar, manipulasi gambar. 59,38% siswa menjawab yang paling mudah dikuasai adalah Adobe InDesign karena Adobe InDesign materi terakhir yang diajarkan, menu-menunya juga merupakan perpaduan dari Illustrator dan Photoshop jadi lebih mudah, dan digunakan hanya untuk layout jadi pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih singkat

4.1.2.2.5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Untuk mengetahui kompetensi guru terhadap aspek memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi baik untuk mengembangkan dirinya maupun

di dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan deskriptor berikut :

Page 120: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

120

Tabel 4.16 Deskriptor penilaian terhadap aspek memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mengembangkan diri (Sumber : Spesifikasi modifikasi Schippers dan Patriana, 1994)

Aspek Kompetensi Guru Butir Deskriptor

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

1

2

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran desain dan setting dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Dari deskriptor di atas dapat dihasilkan data kegiatan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap aspek memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi baik untuk mengembangkan dirinya maupun di dalam kegiatan

pembelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Hasil penilaian observasi tentang aspek memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

(Sumber : olahan observasi penelitian, 2013)

Butir P1 P2 P3 Skor Nilai Konversi S N S N S N 1 4 100 4 100 4 100 12 100 A 2 4 100 4 100 4 100 12 100 A

Keterangan : P1 : Pengamat 1 (Peneliti) P2 : Pengamat 2 (Rekan guru di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan) P3 : Pengamat 3 (Guru seni rupa dari SMK Teladan Jakarta Selatan) N : Nilai Skor S : Skor

Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D)

Page 121: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

121

Rumus Konversi : Skor : 1 – 4 Skor tertinggi : jumlah pilihan tertinggi dari pengamat x jumlah pengamat

: 4 x 3 = 12

N : S x 100 Skor tertinggi Konversi : Total x 100 Skor tertinggi

Berdasarkan data tabel hasil observasi di atas dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

- Butir 1. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran desain dan setting kelas XI dengan memanfaatkan sarana

dan prasarana yang ada sehingga memperoleh skor 12 = 100 (A).

- Butir 2. Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat

kompeten menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri dengan menggunakan internet sehingga memperoleh

skor 12 = 100 (A).

Hasil pengolahan data observasi di atas dapat dilihat pada diagram batang

sebagai berikut :

Page 122: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

122

Gambar 4.6 Diagram penilaian hasil observasi terhadap aspek memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri (Sumber : Hasil Observasi, 2013)

Data di atas diperkuat dari hasil wawancara dengan guru pada keahlian

persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan pada tanggal 2 Agustus 2013, beliau mengatakan bahwa :

“…seringkali saya googling dari internet mengenai materi atau cara membuat suatu karya desain kemudian saya coba membuatnya atau saya pahami materinya baru di berikan kepada siswa...Saya juga lebih banyak langsung menampilkan software desain dan setting dengan menggunakan alat laptop dan LCD, atau terkadang menggunakan video tentang software yang saya ajarkan ataupun powerpoint untuk memudahkan berkomunikasi dengan siswa tentang materi yang saya ajarkan” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa guru desain dan setting di

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan berkomunikasi dengan siswa dalam

penyampaian materi pembelajaran yaitu menggunakan internet, laptop, LCD,

video, dan powerpoint.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

123

Guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pengembangan diri dengan cara memanfaatkan internet. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu :

“…seringkali saya googling dari internet mengenai materi atau cara membuat suatu karya desain dan setting yang saya juga coba sendiri ataupun mencari informasi perkembangan dunia desain dan setting ya tujuannya untuk menambahkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuan saya supaya nantinya bisa saya transfer kepada siswa” (WWCR.GRDS-ST. SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Kegiatan pembelajaran pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran

desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan perlu

ditunjang dengan sarana yang memadai. Sarana yang disediakan SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan untuk pembelajaran desain dan setting kelas XI yaitu

9 unit komputer Apple Machintos, 36 unit komputer PC, printer, dan scanner.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yaitu :

“Sudah memadai sarananya. Sarana yang ada untuk desain dan setting di sini menggunakan machintos, I Mac cortu duo prosesornya, RAM nya masih 2 Gb. Ada 9 unit untuk siswa Machintos di ruang praktikum, 36 unit PC untuk siswa dan 2 unit untuk server di ruang Lab KKPI. Ada lagi scanner lino color ukuran A4, printer laser zet, printer color Epson” (WWCR.GRDS-ST.SMKGRAFDP.JAKSEL.2Agustus2013).

Page 124: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

124

Pernyataan di atas didukung hasil kuesioner yng diisi oleh 32 orang siswa

pada keahlian persiapan grafika kelas XII di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan mengenai aspek memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dan

komunikasi untuk mengembangkan diri. Dari data kuesioner tersebut diperoleh

informasi bahwa :

a. 32 orang siswa (100%) menilai guru menggunakan teknologi komunikasi

dan informasi dalam proses pembelajaran karena guru sudah

menggunakan komputer dan internet di dalam memberikan tugas kepada

siswa.

b. 32 orang siswa (100%) menilai sarana di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan sangat mendukung dan memadai untuk proses

pembelajaran desain dan setting di kelas XI. Sarana yang ada yaitu

komputer Apple Machintos ada 9 unit, komputer PC di Lab Komputer

ada 36 unit, scanner, printer, LCD, screen.

Deskripsi data hasil kuesioner di atas dapat diperjelas dengan melihat tabel

di bawah ini :

Tabel 4.18 Hasil kuesioner tentang aspek memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi ntuk mengembangkan diri (Sumber : Olahan data kuesioner, 2013)

Aspek Yang Diamati No Deskripsi Aspek Yang

Diamati Jumlah Siswa

Ya Tidak

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

29 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dalam proses pembelajaran

32 (100%)

-

Page 125: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

125

Aspek Yang Diamati No

Deskripsi Aspek Yang Diamati

Jumlah Siswa

Ya Tidak

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

30 Sarana yang memadai untuk pembelajaran desain dan setting kelas XI

32 (100%)

-

4.2 Analisis dan Pembahasan

Unit analisis yang diperoleh dan telah diolah berupa perolehan data dari

hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi untuk dipadukan dengan

seperangkat teori yang tersedia di dalam kajian teori sebagai acuan proses analisis

yang proporsional untuk menjawab rumusan masalah dalam peneltian ini.

4.2.1 Analisis dan Pembahasan Program Produktif pada Keahlian Persiapan

Grafika Di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Program produktif pada keahlian persiapan grafika merupakan program

kegiatan pembelajaran di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang di

dalamnya terdapat materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan

keahlian sesuai masing-masing program studi pada keahlian persiapan grafika.

Program produktif pada keahlian persiapan grafika di Kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan sesuai dengan kurikulum sekolah dan Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006, dibagi menjadi dua kelompok mata diklat yang memiliki

ciri atau sifat yang berbeda, yaitu :

1. Kelompok mata diklat produktif pada keahlian persiapan grafika yang

bersifat teoritik atau yang pembelajarannya lebih banyak dilaksanakan

di dalam kelas yang terdiri dari :

Page 126: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

126

- Dasar kompetensi kejuruan yang meliputi mata pelajaran kalkulasi

grafika.

- Kompetensi kejuruan yang meliputi mata pelajaran desain dan

setting, cetak digital, photoreproduksi, teknik pembuatan acuan

cetak (TPAC).

2. Kelompok mata diklat produktif pada keahlian persiapan grafika yang

bersifat praktik atau yang pembelajarannya lebih banyak dilaksanakan

di unit produksi yang terdiri dari desain dan setting, photoreproduksi,

montase film dan plate making, serta mulok yaitu cetak offset.

Secara prinsip, dalam suatu mata diklat produktif pada keahlian persiapan

grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan tidak dipisahkan antara

pembelajaran praktik dan teori. Kedua hal (teori dan praktik) tersebut pada

dasarnya menyatu dalam kegiatan pembelajaran suatu mata diklat, hanya

proporsinya yang ditentukan berbeda. Dalam pedoman penyelenggaraan diklat

produktif SMK sesuai dengan KTSP SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

(2010) dan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, secara eksplisit disebutkan

beberapa hal : 1) alokasi waktu pembelajaran praktik dalam program produktif

minimum 70%, yang berarti pembelajaran teori maksimum 30%, 2) materi

pembelajaran dasar kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan disesuaikan

dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di

dunia kerja, 3) pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem

ganda yaitu dilaksanakan di industri yang disebut dengan praktik kerja industri

(PRAKERIN) dan sebagian di sekolah.

Page 127: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

127

4.2.2 Identitas Guru Mata Pelajaran Desain dan Setting Di Kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

Gambar 4.7 Subjek Penelitian (AR) (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

AR yang lahir di kota Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1960 adalah guru

desain dan setting di unit sekolah dan desainer grafis di unit produksi SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, saat ini beliau berusia 52 tahun. Saat ini

beliau tinggal di Jl. Boncel No. 60 Rt.003/06 Srengseng Sawah Jakarta Selatan,

dan beliau tinggal bersama istri dan tiga orang anak.

Setelah lulus dari SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, beliau bekerja

di PT. Borsumiji Wehry Indonesia pada tahun 1980 - 1992 sebagai supervisor

percetakan kemudian pindah bekerja ke SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

di bagian unit produksi sebagai operator cetak pada tahun 1993 – sekarang. Beliau

memulai pendidikan tingkat universitas dengan jenjang D3 pada tahun 1983 -

1987, tepatnya di Akademi Teknologi Grafika Indonesia (ATGI) Jakarta.

Page 128: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

128

Setelah lulus kuliah beliau mendapat tugas tambahan sebagai staff pengajar

desain dan setting di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan pada tahun 1997

sampai sekarang. Selain mengajar di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan,

beliau juga pernah mengajar di STIKES Tarakanita Jakarta sebagai dosen

komunikasi grafika pada tahun 2010 – 2011 dan juga mengajar di Akademi

Teknologi Grafika Trisakti Jakarta sebagai dosen komputer grafis pada tahun

2007 sampai sekarang.

4.2.3 Analisis dan Pembahasan Kompetensi Guru Non Sertifikasi pada

Keahlian Persiapan Grafika Dalam Program Produktif Mata Pelajaran

Desain dan Setting di Kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan

Analisis kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika

dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, dapat dilihat dari diagram di bawah ini :

Page 129: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

129

Keterangan : Aspek 1 : Menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol pembelajaran mata pelajaran

yang diampu Aspek 2 : Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif Aspek 3 : Mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan Aspek 4 : Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Aspek 5 : Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri Kategori Penilaian : Sangat Kompeten : 80 – 100 (A) Kompeten : 70 – 79 (B) Cukup Kompeten : 60 – 69 (C) Kurang Kompeten : 50 – 59 (D)

Gambar 4.8 Diagram analisis kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Hasil analisis, 2013)

Diagram 4.6 di atas menjelaskan bahwa kompetensi guru non sertifikasi

pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan terdiri dari 5

aspek pengamatan yang akan dibahas secara berurutan sesuai dengan tingkat

kompetensi dari nilai yang tertinggi ke nilai yang paling rendah.

4.2.3.1 Aspek Kemampuan Memanfaatkan Teknologi Informasi Dan

Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat

merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. SMK berbasis

teknologi mengharuskan seorang guru untuk dapat memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi baik untuk berkomunikasi maupun untuk

pengembangan diri.

Page 130: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

130

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada persamaan pendapat antara

pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 yang ditandai dengan warna hitam

dengan nilai 100 dengan siswa yang ditandai dengan warna orange dengan nilai

100 dan juga analisis hasil wawancara yang menilai guru sangat kompeten dalam

aspek memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan

diri. Hal tersebut disebabkan karena adanya tuntutan dari sekolah, industri, dan

tuntutan mata pelajaran desain dan setting yang memang merupakan bagian dari

teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri.

Hasil analisis menunjukkan bahwa guru pada keahlian persiapan grafika

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan memiliki kompetensi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk menjelaskan materi desain dan setting. Hal tersebut dibuktikan dari

penggunaan media pembelajaran dengan powerpoint dan tayangan video tutorial

membuat sebuah karya desain dan setting yang bersumber dari internet ataupun

penggunaan komputer sebagai media interaktif pada saat proses pembelajaran

dengan menampilkan langsung aplikasi software yang ditayangkan dari komputer

menggunakan LCD.

Guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sudah memanfaatkan sarana

sekolah yang sangat memadai dan memenuhi standar minimal untuk pembelajaran

desain dan setting. Sarana yang disediakan sekolah untuk pembelajaran desain dan

setting yaitu LCD, laptop, komputer machintos yang berjumlah 9 unit dengan I

Mac Cortu Duo sebagai prosesornya dan RAM sebesar 2 Gb, 36 unit komputer

Page 131: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

131

PC untuk siswa dan 2 unit untuk server di ruang Lab KKPI, scanner lino color

ukuran A4, printer laser zet, dan printer color Epson yang dapat dilihat pada bab

paparan data.

Gambar 4.9 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di dalam proses pembelajaran desain dan setting kelas XI

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Hasil analisis menunjukkan bahwa guru pada keahlian persiapan grafika

mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan memiliki kompetensi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dalam peningkatan pengetahuannya tentang materi desain dan setting untuk

menunjang kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan guru dengan mencari

materi desain dan setting dengan memanfaatkan internet sebagai sumbernya yang

kemudian akan dipahami dan dicoba pengaplikasiannya sebelum mengajarkannya

kepada siswa.

4.2.3.2 Aspek Kemampuan Menguasai Standar Kompetensi Dan Kompetensi

Dasar Mata Pelajaran Yang Diampu

Guru dituntut untuk mampu menguasai standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang diampu agar dapat menerapkannya di dalam kegiatan

Page 132: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

132

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Hasil analisis menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan pendapat yang mencolok antara pengamat 1, pengamat

2, dan pengamat 3 yang ditandai dengan warna hitam dengan nilai 100 dengan

siswa yang ditandai dengan warna orange dengan nilai 89,06 dan juga analisis

hasil wawancara yang menilai pada umumnya guru sangat kompeten dalam aspek

menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran desain dan

setting di kelas XI. Deskripsi analisis terhadap aspek menguasai SK-KD mata

pelajara yang diampu dibahas menjadi dua bagian, yaitu :

4.2.3.2.1 Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik dalam penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan

tercapai pada satu mata pelajaran. Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah

kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu

sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran

(Ramayulis, 2013:174).

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman terhadap standar kompetensi

dan kompetensi dasar dari guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran

desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah

menunjukkan sikap yang sangat kompeten. Hal tersebut dikarenakan guru ikut

terlibat di dalam pembuatan kurikulum dan selalu menelaah kurikulum sekolah

tentang desain dan setting setiap tahunnya.

Page 133: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

133

Materi yang disampaikan guru pada keahlian persiapan grafika mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

juga selalu mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dibuat sekolah. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam memenuhi

kompetensi desain dan setting yang diharapkan, yang diketahui dari hasil nilai

teori yang memenuhi KKM dan kemampuan membuat karya desain dan setting

dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS3, Adobe Photoshop CS3,

dan Adobe InDesign CS3. Dengan memahami standar kompetensi dan

kompetensi dasar, guru akan mampu mengidentifikasi kesulitan belajar siswa

terhadap pemahaman materi. Cara yang dilakukan adalah dengan mengamati cara

siswa bekerja dengan software ketika di ruang praktik, mengamati nilai hasil

belajar siswa, pengamatan kepada siswa di kelas teori, dan mengamati hasil tugas

karya desain dan setting yang siswa buat.

Siswa yang kesulitan dalam pembelajaran desain dan setting, guru akan

bertanya tentang kesulitannya dan lebih memberikan perhatian kepada siswa

tersebut. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan refleksi buat guru

dalam mengkaji ulang SK-KD yang terdapat di dalam kurikulum sekolah. Hal

tersebut menyebabkan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan akan semakin

menguasai SK-KD mata pelajaran desain dan setting.

Page 134: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

134

Gambar 4.10 Guru mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran desain dan setting kelas XI

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Dari hasil analisis, materi yang paling sulit dikuasai siswa adalah Adobe

Illustrator CS3 karena pada saat guru memberikan ke siswa tugas membuat

ilustrasi menjadi data vektor yang kompleks bentuknya, meskipun dibimbing

siswa akan kesulitan dalam proses pengerjaannya yang mengakibatkan waktu

yang digunakan dalam proses pengerjaan menjadi lebih lama dan tidak efisien

serta harus ada penjelasan yang diulang-ulang oleh guru. Sedangkan materi yang

paling mudah dikuasai siswa adalah Adobe InDesign CS3 karena siswa

mengaplikasikan software Adobe InDesign CS3 dalam mengerjakan tugasnya

lebih cepat waktunya, pekerjaannya lebih sederhana dibandingkan dengan

software-software lain. Software ini digunakan untuk mensetting atau layout saja

dan fungsi tool, perintah, palet tidak berbeda jauh dengan yang ada pada software

Adobe Illustrator CS3 dan Adobe Photoshop CS3 yang telah diajarkan

sebelumnya jadi siswa sudah terbiasa dengan elemen yang ada di dalam software

Adobe InDesign ini. Untuk software Adobe Photoshop CS3 tingkat kesulitannya

berada ditingkatan tengah karena dengan langkah kerja yang guru tulis, siswa bisa

Page 135: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

135

mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang diharapkan tetapi software ini juga

membutuhkan ketelitian dalam langkah kerja agar hasilnya maksimal. Hal yang

perlu mendapat perhatian adalah kurang adanya penyampaian kompetensi yang

harus siswa capai di dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa harus mencari

sendiri kompetensi apa yang akan didapatkan.

4.2.3.2.2 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

Tujuan pembelajaran merupakan gambaran proses dan hasil yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

(Ramayulis, 2013:175). Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman guru

terhadap tujuan pembelajaran desain dan setting pada keahlian persiapan grafika

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah menunjukkan sikap

yang sangat kompeten. Hal tersebut dilihat dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru memuat keseluruhan pengetahuan dan keterampilan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Tujuan pembelajaran desain dan

setting pada keahlian persiapan grafika di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan yaitu agar siswa terbiasa dengan dunia kerja, siswa mampu

memahami fungsi dan mengaplikasikan software Adobe Illustrator CS3, Adobe

Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3 untuk membuat karya desain dan

setting secara original dan efisien sesuai dengan keinginan client.

Page 136: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

136

4.2.3.3 Aspek Menguasai Materi, Konsep, Melaksanakan dan Mengontrol

Mata Pelajaran Yang Diampu

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pendapat yang

mencolok antara pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 yang ditandai dengan

warna hitam dengan nilai 99,45 dengan siswa yang ditandai dengan warna orange

dengan nilai 88,75 dan juga analisis hasil wawancara yang menilai pada umumnya

guru sangat kompeten dalam aspek menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan

mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting di kelas XI.

Dalam proses pembelajaran di suatu lembaga pendidikan tidak akan terlepas

dari materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai salah satu sarana

pencapaian tujuan pendidikan. Upaya ini berdasarkan atas asumsi bahwa pendidik

tidak akan mampu mentransfer pengetahuan kepada peserta didik di dalam proses

pembelajaran apabila gurunya sendiri tidak menguasai secara luas dan mendalam

tentang keilmuan mata pelajaran yang diampu. Hal tersebut dilihat dari

kemampuan guru dalam menjelaskan materi ketika mengajar di dalam kelas dan

di ruang praktik dengan baik yaitu guru dapat menjelaskan materi dan

memberikan penjelasan teknik pembuatan karya desain dan setting dengan jelas

dan pasti tanpa adanya keraguan dalam setiap ucapannya.

Page 137: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

137

Gambar 4.11 Kegiatan menjelaskan materi pembelajaran desain dan setting kelas XI

Keahlian Persiapan Grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Konsep pembelajaran pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu siswa

dapat memahami dan mampu mengaplikasikan software Adobe Illustrator, Adobe

Photoshop, dan Adobe InDesign sampai menjadi sebuah desain dari suatu produk

cetakan. Hasil analisis terhadap aspek kemampuan guru dalam penguasaan konsep

mata pelajaran desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan telah menunjukkan sikap yang sangat kompeten. Hal ini dilihat dari

kemampuan guru melaksanakan dan mengontrol kegiatan pembelajaran baik di

ruang kelas maupun di ruang praktik yaitu guru selalu memberikan penjelasan

materi pengetahuan tentang software dan teknik pembuatan karya desain,

memberikan konsep secara umum, dan memberikan alternatif ide yang bisa

diterapkan siswa dalam kasus-kasus tertentu untuk dikembangkan menjadi konsep

yang lebih kompleks sehingga siswa dapat menghasilkan sebuah karya desain dan

setting yang memiliki nilai dan makna secara efisien.

Page 138: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

138

Gambar 4.12 Guru memberikan pengarahan tugas dan mengontrol pekerjaan siswa

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Guru juga mampu menggunakan perangkat komputer atau software desain

dan setting serta memahami hubungan di antara teori tentang software-software

desain dan setting yang diajarkan kepasa siswa yaitu Adobe Illustrator CS3,

Adobe Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3. Hal tersebut dilihat dari

kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperagakan penggunaan

aplikasi software secara langsung di depan siswa untuk mendukung pembuatan

karya desain dan setting yang diinginkan.

Gambar 4.13 Kegiatan penjelasan materi dengan mengaplikasikan

penggunaan software Adobe Photoshop CS3 (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Page 139: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

139

Guru memiliki kemampuan mengaitkan materi yang diajarkan dengan

materi lain yang relevan seperti seni budaya, kewirausahaan, cetak offset, teknik

pembuatan acuan cetak dan montase maupun agama sehingga dapat

menumbuhkan kebiasaan positif dan pemahaman yang lebih pada peserta didik.

Dengan kata lain, guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan

setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah mampu

menganalisis ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran desain dan setting

kelas XI.

Kemampuan guru di dalam hal menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan

mengontrol kegiatan pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan ini juga diukur dari keberhasilan peserta didik dalam

menguasai materi yang diberikan guru. Hal tersebut diketahui dari hasil evaluasi

siswa pada tahun ajaran 2012/2013 dengan nilai yang memenuhi KKM di SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yaitu 75 dengan nilai akhir yang paling

rendah diperoleh siswa adalah 75 dan yang tertinggi adalah 98,5 yang dapat

dilihat pada tabel daftar nilai pada bagian lampiran. Selain itu siswa juga bisa

membuat karya desain dan setting sesuai dengan yang guru instruksikan di dalam

lembar kerja secara efisien. Selain itu siswa juga bisa membuat karya desain dan

setting sesuai dengan yang guru instruksikan di dalam lembar kerja secara efisien.

Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara yang menunjukkan guru

menguasai materi, konsep, melaksanakan, dan mengontrol pembelajaran desain

dan setting di kelas XI yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi desain

dan setting dilihat dari; 1) hasil evaluasi siswa, 2) nilai teori memenuhi KKM

Page 140: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

140

yaitu 75, 3) bisa membuat karya desain dan setting sesuai instruksi di dalam

lembar kerja, 4) bisa menggunakan fungsi dari tool, palet, menu dalam suatu

software grafis, dan 5) dapat membuat karya desain dan setting secara efisien.

Gambar 4.14 Siswa mengaplikasikan software desain dan setting dalam mengerjakan tugas membuat karya desain dan setting

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Namun kenyataan pada saat proses pembelajaran terjadi kendala yaitu suara

guru yang pelan sehingga menyebabkan proses penjelasan materi atau

memberikan contoh pembuatan karya desain dan setting menjadi terganggu

dengan penyampaian materi yang kurang jelas didengar oleh siswa sehingga guru

harus melakukan pengulangan dalam menjelaskan materi. Berdasarkan hal

tersebut maka kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan di dalam RPP dan

silabus menjadi tidak sesuai. Sedangkan dalam pembelajaran praktik di ruang

praktikum walaupun suara guru pelan, tetapi penjelasan materi terdengar dengan

jelas karena di ruangan praktik hanya ada satu kelompok yang terdiri dari 9 orang

siswa setiap harinya dan siswa serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan

sehingga menyebabkan suara guru yang pelan menjadi terdengar jelas.

Page 141: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

141

4.2.3.4 Aspek Mengembangkan Materi Pembelajaran Yang Diampu Secara

Kreatif

Guru dituntut untuk mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pendapat

yang mencolok antara pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 yang ditandai

dengan warna hitam dengan nilai 91,11 dengan siswa yang ditandai dengan warna

orange dengan nilai 89.83 dan juga analisis hasil wawancara yang menilai pada

umumnya guru sangat kompeten dalam aspek mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Dalam menganalisis aspek mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif, penulis membaginya menjadi dua pendekatan kompetensi

yaitu memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dan mengelola materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4.2.3.4.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

Setiap guru harus mampu memilih serta mengelompokkan materi

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan

tingkatannya. Berdasarkan hasil analisis pada aspek kemampuan memilih materi

pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

oleh guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah menunjukkan sikap yang

sangat kompeten.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

142

Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai indikator oleh guru pada keahlian

persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI di SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan dalam memilih materi pembelajaran yang diampu

yaitu:

a. Memperhatikan kurikulum yang ada di sekolah.

Dalam memilih materi pembelajaran, kurikulum merupakan hal

penting karena di dalamnya membahas muatan isi materi yang diberikan

kepada siswa. Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan yang di

dalamnya terdapat rancangan kegiatan pembelajaran. Dari kurikulum

tersebut guru dituntut untuk mampu secara optimal tercapainya kompetensi

yang diharapkan dimiliki oleh semua siswa.

Dari hasil analisis terdapat temuan tentang peninjauan kurikulum

mulai dari strategi yang guru desain dan setting lakukan yaitu dengan

bertanya kepada siswa sebelum membahas mengenai software, guru akan

bertanya kepada siswa mengenai langkah-langkah dalam membuat sebuah

desain atau barang cetakan. Apabila siswa belum paham, guru mata

pelajaran desain dan setting akan menambahkan kekurangan isi yang berada

di dalam kurikulum, selain itu guru mata pelajaran desain dan setting juga

meminta pendapat dari rekan guru. Dalam pengembangan kurikulum

tersebut tidak keluar dari yang telah dibuat pemerintah sehingga siswa siap

di dunia kerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan.

Kurikulum yang ada setiap tahunnya akan diperbaiki dan sifatnya

hanya koreksi saja terhadap apa yang sudah lakukan. Sebagai contoh dalam

Page 143: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

143

materi Adobe Illustrator, siswa mencoba untuk membuat suatu karya desain

dengan penambahan unsur-unsur grafis menjadi frame dan menggunakan

fasilitas lain di dalam software tersebut sehingga apabila dijadikan satu akan

menghasilkan karya yang kompleks.

Setelah kurikulum tersebut ditinjau dan diperbaiki, selanjutkan

diberikan ke bagian kurikulum dan kepala sekolah, kemudian sekolah akan

mengoreksi kembali kurikulum yang dibuat kemudian didiskusikan dengan

guru yang bersangkutan. Sekolah hanya akan memberikan tuntunan secara

umum, kemudian teknik pembuatan dan penerapannya dilapangan

diserahkan kepada guru yang bersangkutan karena dianggap yang paling

memahami betul tentang isi dari materi. Dari kurikulum yang dibuat, guru

mata pelajaran desain dan setting akan mengembangkannya ke dalam RPP

dan silabus yang dapat dilihat pada bagian lampiran. Silabus baru dibuat

oleh guru desain dan setting sekitar enam tahun terakhir, dan setiap

tahunnya pasti guru desain dan setting membuat silabus karena memang

tuntutan profesi guru. Pada saat guru desain dan setting melihat adanya

ketidak sesuaian dilapangan, tahun berikutnya pasti akan ada perbaikan

silabus.

Guru akan melihat refleksi apa yang muncul, kemudian sudah

terpenuhi kompetensinya atau belum pada diri siswa dari nilai yang

diperoleh. Kurikulum yang terdapat di sekolah akan mengalami perubahan

apabila setelah refleksi ditemukan ketidak sesuaian ataupun tujuan

pembelajaran desain dan setting yang belum tercapai.

Page 144: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

144

b. Berpedoman pada standar pembuatan data digital.

Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa guru mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam hal

memilih materi pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari standar pembuatan

data digital karena mata pelajaran desain dan setting merupakan bagian dari

data digital.

Hal yang dilakukan guru adalah mengajarkan kepada siswa dalam

membuat karya desain dan setting agar selalu berpedoman kepada standar

pembuatan data digital yaitu : 1) pencarian materi yang digunakan untuk

membuat sebuah karya desain dan setting melalui internet, data digital foto

dari kamera atau CD, ataupun hasil scanning, 2) data tersebut dikerjakan

dengan komputer PC atau komputer Machintos, 3) data tersebut diolah dan

dilayout dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS3, Adobe

Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3, dan 5) data yang sudah menjadi

sebuah karya desain dan setting yang utuh dapat langsung di output dengan

menggunakan printer.

c. Mengikuti kebutuhan di industri dan perkembangan zaman.

Materi desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan yang diajarkan telah menyesuaikan dengan yang dibutuhkan

di dunia kerja khususnya bidang percetakan dan sudah mengikuti

perkembangan zaman yaitu materi tentang Adobe Illustrator, Adobe

Photoshop, dan Adobe InDesign baik penggunaan software tersebut maupun

teknik dalam membuat karya desain dan setting.

Page 145: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

145

Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa guru mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam

memilih materi pembelajaran dengan cara mencari informasi melaui internet

tentang perkembangan yang terjadi dan bertanya kepada siswa yang telah

menyelesaikan program kerja industri tentang hal yang dipelajari di dunia

kerja khususnya dalam bidang desain dan setting. Hal tersebut memberikan

pengertian bahwa guru dalam menyampaikan isi materi kepada siswa sudah

mengikiuti perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan di industri.

Meskipun versi software yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan masih menggunakan CS3 tetapi dasar dari penggunaan

software tersebut sudah diberikan kepada siswa. Untuk pengembangan versi

software dikembangkan oleh masing-masing siswa.

d. Menyesuaikan dengan sarana yang ada di sekolah.

Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa guru mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam

memilih materi pembelajaran sudah menyesuaikan materi dengan sarana

yang dimiliki sekolah agar terciptanya kesesuaian antara teori dengan

praktiknya. Dalam pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, sarana yang ada dimaksimalkan sesuai

dengan standar di industri. Berdasarkan hal tersebut guru akan memasukkan

materi pembelajaran yang terkait dengan pengalaman dan kebutuhan siswa

di dunia kerja sehingga siswa siap berada di dunia kerja.

Page 146: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

146

4.2.3.4.2 Mengelola Materi Pembelajaran Yang Diampu Secara Kreatif

Sesuai Dengan Tingkat Perkembangan Peserta Didik.

Guru yang kompeten harus mampu menyampaikan atau mengajarkan ilmu

yang dimilikinya kepada peserta didik secara efektif dan efisien. Agar guru

mampu menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada peserta

didik secara efektif dan efisien, maka guru harus mampu mengelola materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik agar dapat membentuk jiwa dan watak yang kreatif, aktif, dan

sanggup berdiri sendiri.

Berdasarkan hasil analisis pada aspek kemampuan mengelola materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik oleh guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan

setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan telah menunjukkan

sikap yang sangat kompeten. Hal tersebut dilihat dari beberapa hal yaitu :

- Materi yang diajarkan guru kepada siswa mulai dari materi yang mudah ke

materi yang sulit. Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa guru

mengajarkan materi dari pengenalan terhadap data digital, pengolahan data

digital melalui software Adobe Illustrator CS3, Adobe Photoshop CS3,

Adobe InDesign CS3 mulai dari pengenalan dan pengetahuan terhadap

software, penggunaan elemen yang ada di dalam software, sampai kepada

teknik pembuatan karya desain dan setting dengan menggunakan software

tersebut.

Page 147: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

147

- Media pembelajaran yang digunakan guru adalah dengan menayangkan

langsung tampilan dari software yang diajarkan, menggunakan

powerpoint, menampilkan tayangan video dari youtube tentang pembuatan

ilustrasi atau efek tertentu. Di dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih

banyak menggunakan software yang diajarkan dengan tambahan modul

sebagai media pembelajaran dan hasilnya efektif membuat siswa lebih

memahami isi materi yang diajarkan.

- Guru selalu memulai kegiatan pembelajaran dengan bertanya tentang

materi pada pertemuan sebelumnya ataupun bertanya mengenai

pengetahuan siswa secara umum tentang materi yang akan dibahas. Hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dan menjadi

refleksi bagi guru terhadap materi yang akan di ajarkan kepada siswa.

- Di dalam pembelajaran baik di kelas teori maupun kelas praktik guru

selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

mengungkapkan argumentasinya serta memberi penguatan terhadap

argumentasi siswa yang benar atau melengkapi pernyataan siswa. Guru

juga akan menjawab setiap pertanyaan siswa, dan apabila guru tidak dapat

menjawab pertanyaan siswa, guru akan menjawab dengan jujur kalau

belum mengetahui jawabannya dan akan menjawabnya di pertemuan

selanjutnya. Hal tersebut mengandung makna bahwa ada kegiatan umpan

balik di dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadil

lebih komunikatif.

Page 148: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

148

Gambar 4.15 Kegiatan tanya jawab guru dengan siswa (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

- Guru di dalam kegiatan praktik selalu menyampaikan dan menyusun

rencana kerja/tugas yang akan dilakukan siswa, biasanya dilakukan di awal

dan akhir dari kegiatan pembelajaran di kelas praktik. Guru juga

menerapkan standar operasional prosedur yang berlaku dalam

pembelajaran desain dan setting kelas XI dimulai dari menggunakan

pakaian praktik, prosedur dalam menggunakan komputer baik pada saat

memulai penggunaan maupun mengakhiri penggunakaan perangkat

komputer, setelah itu masuk ke penjelasan rencana kerja atau konsep karya

yang akan di buat, baru masuk ke proses produksi dan di akhiri dengan

pengisian jurnal proses produksi.

- Di dalam proses pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan tidak hanya terjadi di dalam kelas teori saja

tetapi guru juga melakukan proses pembelajaran di dalam labolatorium

komputer dan ruang praktikum desain dan setting. Pembelajaran di

labolatorium komputer terjadi pada saat kelas teori untuk mempermudah

siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru dengan sistem

Page 149: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

149

pembelajaran 45 menit pertama digunakan untuk menjelaskan teori dan 45

menit berikutnya siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan teori

yang disampaikan guru. Pembelajaran di ruang praktikum dilaksanakan

pada saat kelas praktik pada siang sampai sore hari dengan sistem

perkelompok yang diganti setiap minggunya dengan jumlah sembilan

orang dalam satu kelompok.

- Guru di dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

yaitu demonstrasi penggunaan software (Adobe Illustrator CS3, Adobe

Photoshop CS3, dan Adobe InDesign CS3), ceramah dan tugas berbentuk

projek kerja membuat karya desain dan setting.

- Guru membimbing dengan penuh pengertian dan memberi kesempatan

siswa untuk mengembangkan sendiri ide dan kreativitasnya untuk

membuat karya desain dan setting tanpa adanya diskriminasi, bahkan guru

juga memberikan motivasi dan tantang untuk menggali lagi potensi yang

ada di diri siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, artinya guru sudah

bersikap kooperatif terhadap siswa dengan tidak memaksakan kehendak

pribadi. Kemampuan guru dalam membebaskan siswa dalam menemukan

sendiri ide dan mengembangkan kreatifitas dalam membuat karya desain

dan setting diperkuat oleh data dokumentasi dari beberapa hasil karya

desain dan setting yang dibuat siswa pada keahlian persiapan grafika di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sebagai berikut :

Page 150: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

150

Tabel 4.19 Hasil karya desain dan setting siswa kelas XI pada Keahlian Persiapan Grafika di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

(Sumber : Dokumentasi Karya Desain dan Setting Siswa Kelas XI, 2013)

Hasil Karya Keterangan

Hasil karya desain dan setting kelas

XI di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

Teknik : Membuat ilustrasi dengan

software Adobe Illustrator CS3

Hasil karya desain dan setting kelas

XI di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

Teknik : Melayout atau setting cover

buku dengan software Adobe

InDesign CS3

Hasil karya desain dan setting kelas

XI di SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan.

Teknik :

Memanipulasi gambar dan teknik

cropping rambut dengan software

Adobe Phothoshop CS3

- Guru selalu memberikan contoh karya desain yang sudah jadi yang dibuat

oleh guru sendiri dalam membahas materi yang diajarkan baik di dalam

kelas teori maupun kelas praktik.

Page 151: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

151

- Guru telah melakukan penilaian di dalam kegiatan pembelajaran berupa

tes tertulis dan tugas membuat karya desain dan setting. Guru dalam

membahas setiap karya yang dibuat oleh siswa akan memberikan penilaian

secara adil dan memberikan solusi dari kekurangan karya siswa tanpa

adanya diskriminasi tertentu. Ketika memberikan sebuah hukuman untuk

siswa yang malas membuat tugas, guru tidak langsung menjatuhkan suatu

hukuman tertentu, tetapi berkompromi terlebih dahulu dengan siswa

dengan tujuan tidak ada yang merasa dirugikan dan lebih

bertanggungjawab.

Gambar 4.16 Kegiatan evaluasi hasil karya dan evaluasi teori secara tertulis

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Page 152: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

152

Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa hal yang masih kurang

kompeten, cukup kompeten, dan kompeten dari guru yang mengampu mata pada

keahlian persiapan grafika pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika

Desa Putera Jakarta Selatan di dalam mengelola materi pembelajaran secara

kreatif yaitu:

- Guru kurang kompeten di dalam proses pembelajaran baik di kegiatan

awal, pembuka, inti, dan penutup tidak menyampaikan tujuan

pembelajaran dan sistem penilaian yang digunakan kepada siswa baik di

dalam kelas teori maupun kelas praktik.

- Guru kompeten di dalam memulai kegiatan pelajaran dengan

menyampaikan standar kompetensi yang diharapkan bisa tercapai oleh

siswa, tetapi hal tersebut hanya dilakukan di dalam kelas praktik meskipun

proses penyampaiannya tidak selalu di awal kegiatan praktik, terkadang

disampaikan di kegiatan inti praktik atau di akhir kegiatan praktik.. Hal

berbeda ditunjukkan oleh guru di dalam kelas teori, guru tidak

menyampaikan standar kompetensi yang harus dicapai siswa.

- Guru kompeten dalam melaksanakan kegiatan diskusi meskipun kegiatan

tersebut hanya terjadi dalam kelas praktik yaitu untuk menyelesaikan

permasalahan di dalam tugas yang diberikan guru untuk membuat sebuah

karya desain dan setting baik diskusi antara guru dengan siswa ataupun

siswa dengan siswa.

Page 153: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

153

Gambar 4.17 Kegiatan diskusi di dalam pembelajaran desain dan setting Keahlian Persiapan Grafika

di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

- Guru cukup kompeten di dalam melaksanakan kegiatan refleksi dengan

alasan jarang mengadakan kegiatan refleksi di dalam pembelajaran di

kelas teori karena sering kali kehabisan waktu untuk menjelaskan materi,

tetapi merefleksikan materi secara keseluruhan dilakukan di dalam kelas

praktik pada kegiatan penutup.

Walaupun masih terdapat beberapa kekurang di dalam aspek

mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, tetapi tujuan

pendidikan seni rupa telah tercapai sesuai dengan teori yang telah dituliskan di

dalam kajian pustaka yaitu guru telah menanamkan nilai estetik pada siswa

dengan jalan memberikan pengalaman perseptual, kultural, dan artistik.

Pengalaman perseptual ditanamkan melalui berbagai kegiatan yang

memungkinkan untuk menggunakan inderanya seperti melihat desain dan layout

yang sudah ada, mendengarkan dan melihat penjelasan materi melalui kegiatan

demonstrasi guru mengaplikasikan pembuatan karya desain dan setting dengan

menggunakan software grafis ataupun melihat teknik pembuatan karya desain dan

Page 154: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

154

setting yang ditampilkan guru dengan media video. Pengalaman kultural dapat

diperoleh siswa melalui kegiatan mempelajari pembuatan karya desain dan setting

dengan menggabungkan unsur budaya di dalam karya. Sementara pengalaman

artistik dikembangkan melalui pemahaman dan keterampilan siswa dalam

membuat karya desain dan setting secara langsung di ruang praktikum maupun di

labolatorium komputer dan menghargai karya desain lainnya.

4.2.3.5 Aspek Kemampuan Mengembangkan Keprofesionalan Diri Secara

Berkelanjutan

Guru yang kompeten dituntut untuk mampu mengembangkan

keprofesionalannya untuk meningkatkan mutu guru agar lebih kompeten dalam

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa

pencapaian nilai pada aspek mengembangkan keprofesionalan diri secara

berkelanjutan adalah yang terendah. Ada perbedaan pendapat yang mencolok

antara pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 yang ditandai dengan warna

hitam dengan nilai 66,67 dengan siswa yang ditandai dengan warna orange

dengan nilai 75 yang menilai pada umumnya guru kompeten serta analisis hasil

wawancara yang menilai pada umumnya guru cukup kompeten. Perbedaan

pendapat tersebut dikarenakan pengetahuan yang belum memadai tentang

kompetensi guru mata pelajaran desain dan setting. Namun secara keseluruhan

dapat di analisis bahwa guru cukup kompeten dalam mengembangkan

keprofesionalan diri secara berkelanjutan. Hal tersebut dikarenakan guru

kompeten dalam mengidentifikasi permasalahan siswa di dalam kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan melihat permasalahan nyata yang terjadi di

Page 155: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

155

dalam kelas dimana guru sendiri merasakan dan menjadi bagian dari

permasalahan tersebut dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut secara

rasional dan ilmiah. Guru juga selalu menanamkan keprofesionalan secara

berkelanjutan kepada siswa agar mampu bersaing di dunia kerja setelah lulus dari

sekolah. Hal yang dilakukan guru adalah dengan memberikan motivasi untuk

menggali informasi lebih banyak lagi, memotivasi siswa untuk bekerja secara

efisien, dan memotivasi siswa untuk terus melanjutkan jenjang pendidikan yang

lebih tinggi agar dapat lebih memahami suatu permasalahan lebih kompleks.

Tindakan refleksi pada proses pembelajaran dapat digunakan untuk

meninjau permasalahan di dalam kelas, seperti strategi pembelajaran dan metode

pembelajaran. Namun memanfaatkan hasil refleksi dalam kegiatan pembelajaran

kurang terpenuhi oleh guru mata pelajaran desain dan setting di kelas XI. Hal

tersebut disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan

metode, strategi, dan pendekatan dalam pembelajaran yang sama setiap

pertemuannya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan keprofesionalan secara

berkelanjutan oleh guru mata pelajaran desain dan setting di kelas XI ditinjau dari

pembuatan karya tulis untuk menunjang kegiatan pembelajaran sudah terpenuhi

kompetensinya. Hal ini dilihat dari modul yang diberikan kepada siswa di setiap

materi yang disusun sendiri oleh guru yang isi materinya dari berbagai sumber

seperti memanfaatkan informasi dari internet, buku, dan majalah sehingga secara

langsung akan mengikuti kemajuan zaman.

Page 156: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

156

Gambar 4.18 Modul mata pelajaran desain dan setting kelas XI di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

(Sumber : Data modul guru, 2013)

Ada banyak permasalahan yang ditemui dalam dinamika guru pada keahlian

persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan dalam menjalankan profesinya sebagai seorang pendidik

yaitu kurangnya minat untuk melakukan penelitian tindakan kelas karena belum

memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian tindakan kelas, belum

diperlukannya penelitian tindakan kelas karena kompetensi yang diharapkan

tercapai kepada siswa masih terpenuhi dan dana dari sekolah yang kurang

Page 157: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

157

memadai. Selain itu pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan oleh

guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan ditinjau dari membuat alat atau media

pembelajaran kurang kompeten. Hal tersebut disebabkan karena guru lebih

memilih media pembelajaran yang sudah tersedia yang diperoleh dari sekolah,

industri atau download secara gratis di internet, itupun penggunaannya harus

disederhanakan karena harus disesuaikan dengan waktu pembelajaran. Alat dan

bahan praktik desain dan setting kelas XI lebih banyak menggunakan sarana yang

ada di sekolah karena sangat memadai dan menunjang keberhasilan kegiatan

pembelajaran serta tercapainya kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan keprofesionalan secara

berkelanjutan oleh guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan

setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan ditinjau dari

menciptakan karya seni khususnya karya seni desain dan setting sudah sangat

kompeten. Hal tersebut disebabkan karena adanya tuntutan kepada guru untuk

membuat karya seni desain dan setting agar dapat memberikan materi dengan

menampilkan contoh karya desain dan setting secara langsung. Selain itu juga

sebagai pembuktian bahwa guru tidak hanya bisa menjelaskan cara pembuatan

karya desain dan setting tetapi mampu menunjukkan kepada siswa bahwa guru

juga dapat membuat karya desain dan setting sehingga menimbulkan kepercayaan

dan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius.

Page 158: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

158

Analisis karya desain yang dibuat oleh guru dapat dinilai dengan mengacu

kepada deskriptor penilaian karya desain dan setting yang dibuat oleh guru pada

keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sebagai berikut :

Tabel 4.20 Deskriptor analisis karya desain dan setting

(Sumber : spesifikasi modifikasi SKKNI Nomor Kep.109/MEN/VI/2010 Sub Sektor Teknologi dan Komunikasi Bidang Keahlian Desain Grafis

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia)

ASPEK YANG DIAMATI Butir DESKRIPSI ASPEK YANG DIAMATI

Kemampuan menggunakan perangkat, teknologi, dan material di dalam karya desain yang dibuat

1 Menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam software grafis

2 Pengolahan gambar, teks, dan vektor dengan menggunakan software grafis ecara benar

3 Penggabungan gambar(manipulasi) dengan baik

4 Pengaturan tata letak dari elemen desain yang ada dilakukan dengan menggunakan software grafis

5 Mengaplikasikan standar operasional prosedur data digital di dalam pembuatan karya desain dan setting

Kemampuan mengkomposisikan berbagai elemen visual di dalam karya desain yang dibuat

1 Penggunaan unsur seni rupa yang sesuai 2 Pemilihan elemen layout yang sesuai 3 Mengaplikasikan prinsip desain di dalam karya yang

dibuat

Orisinalitas karya desain 1 Pemilihan konsep kreatif berdasarkan kegunaan karya desain dan setting

2 Karya dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan

Konten karya desain yang dibuat

3 Karya menciptakan interpretasi visual dari gagasan bagi khalayak

Konteks karya desain yang dibuat

4 Karya dapat membangun persepsi dalam menyampaikan sebuah makna

Page 159: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

159

Berdasarkan deskriptor penilaian analisis karya di atas, maka pengamat 1,

pengamat 2, dan pengamat 3 menganalisis beberapa karya desain yang dibuat oleh

guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di kelas XI

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sebagai berikut :

Tabel 4.21 Analisis hasil karya desain dan setting yang dibuat oleh guru desain dan setting di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

(Sumber : Dokumentasi Karya Desain dan Setting Guru, 2013)

Analisis Karya Desain dan Setting Yang Dibuat Guru

Page 160: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

160

Analisis Karya Desain dan Setting Yang Dibuat Guru

ANALISIS :

Karya desain : brosur. Penguasaan Alat : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam software adobe photoshop untuk mengolah gambar menjadi lebih halus dan cerah, software adobe illustrator untuk membuat ilustrasi peta dan logo, dan adobe indesign untuk proses akhir melayout/pengaturan tata letak dari elemen desain yang telah diedit dengan software adobe photoshop dan adobe illustrator hingga menghasilkan karya brosur ini. Pengolahan gambar, teks, dan vektor dengan menggunakan software tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing. Karya di atas menunjukkan bahwa guru telah mengaplikasikan standar operasional prosedur data digital di dalam pembuatan karya desain dan setting dengan benar yaitu mulai pencarian material desain seperti gambar, proses produksi menggunakan komputer desain, dan proses pencetakan. Penguasaan Teknik : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik dalam menggabungkan gambar (manipulasi) pada karya di atas sehingga terlihat menarik, simple, dan elegan dengan menyesuaikan ukuran dokumen yang tersedia. Guru mampu menggabungkan unsur rupa, layout, dan prinsip desain menjadi satu kesatuan karya yang bagus. Penggambaran yang tampil dengan jelas dapat dikenali yaitu penginapan dan suasana pegunungan yang segar. Karya ini nampak baik karena komposisinya yang kreatif dengan perpaduan gambar dengan bidang yang proporsi, sehingga terlihat harmonis dengan irama penempatan gambar dan teks. Komposisi itu sendiri terdiri dari susunan gambar khususnya gambar tempat penginapan atau vila yang dimasukkan ke dalam bidang kotak yang disusun menjadi suatu komposisi yang dipadukan dengan penggunaan font yang sesuai dan dapat terbaca dengan adanya warna yang disesuaikan, dan komposisi tersebut membentuk suatu bentuk simetris agar pembaca mudah memahami informasi yang ada di dalam karya tersebut. Dalam komposisi ini terdiri dari beberapa gambar, yaitu : gambar penginapan dengan berbagai sudut pandang dan gambar pegunungan, logo, dan peta lokasi. Warna yang dugunakan ialah biru muda pada bagian background yang menampilkan kesan dingin, sejuk, dan segar sesuai dengan tema dari karya desain yang dibuat, merah pada logo yang memberi kesan kuat dan semangat. Orisinalitas Karya Desain dan Setting : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik dalam pemilihan konsep kreatif berdasarkan kegunaan karya desain dan setting yaitu untuk mempromosikan sebuah penginapan di daerah pegunungan sehingga karya dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan kepada publik. Karya menciptakan interpretasi visual dari gagasan bagi masyarakat yang membacanya yaitu sebuah suasana vila yang asri, indah, dan sejuk. Karya dapat membangun persepsi dalam menyampaikan sebuah makna tentang kondisi dari penginapan yang dipromosikan.

Page 161: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

161

Analisis Karya Desain dan Setting Yang Dibuat Guru

ANALISIS :

Karya desain : katalog Penguasaan Alat : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam software adobe photoshop untuk mengolah gambar menjadi lebih halus dan cerah serta cropping gambar dengan rapih dengan menggunakan efek dan masking untuk membuat menyatu dengan background, dan adobe indesign untuk proses akhir melayout/pengaturan tata letak dari elemen desain yang telah diedit dengan software adobe photoshop hingga menghasilkan karya catalog yang bagus. Pengolahan gambar, dan teks dengan menggunakan software tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing. Karya di atas menunjukkan bahwa guru telah mengaplikasikan standar operasional prosedur data digital di dalam pembuatan karya desain dan setting dengan benar yaitu mulai pencarian material desain seperti gambar, proses produksi menggunakan komputer desain, dan proses pencetakan. Penguasaan Teknik : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik dalam menggabungkan gambar (manipulasi) pada karya di atas sehingga terlihat menarik, simple, berkelas, dan elegan dengan menyesuaikan ukuran dokumen yang tersedia. Guru mampu menggabungkan unsur rupa, layout, dan prinsip desain menjadi satu kesatuan karya yang utuh dan menarik. Penggambaran yang tampil dengan jelas dapat dikenali yaitu hotel yang megahdan berkelas. Karya ini nampak baik karena komposisinya yang kreatif dengan perpaduan bidang persegi panjang yang saling menumpuk dengan warna yang saling mengikat dan menyatu serta gambar dengan bidang yang proporsi, sehingga terlihat harmonis dengan irama penempatan gambar dan teks yang sesuai. Komposisi itu sendiri terdiri dari susunan gambar khususnya gambar tampak depan hotel yang dibuat lebih besar sehingga perhatian karya tertuju ke gambar tersebut dan gambar fasilitas hotel yang disusun lebih kecil tetapi terlihat rapih dengan corak yang dibuat lebih soft ada bagian background. Komposisi juga dipadukan dengan penggunaan font yang sesuai dan dapat terbaca dengan adanya warna yang disesuaikan, dan komposisi tersebut membentuk suatu bentuk simetris agar pembaca mudah memahami informasi yang ada di dalam karya tersebut. Warna yang digunakan ialah perpaduan emas, merah dan hitam menambahkan kesan mewah dan megah. Orisinalitas Karya Desain dan Setting : Pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 menilai guru sangat baik dalam pemilihan konsep kreatif berdasarkan kegunaan karya desain dan setting yaitu untuk mempromosikan sebuah hotel yang mewah sehingga karya dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan kepada publik. Karya menciptakan interpretasi visual dari gagasan bagi masyarakat yang membacanya yaitu sebuah hotel yang megah lengkap dengan fasilitasnya. Karya dapat membangun persepsi dalam menyampaikan sebuah makna tentang kondisi dari hotel yang dipromosikan.

Page 162: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

162

4.3 Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat dari diagram analisis data di

atas dapat diketahui bahwa secara umum guru non sertifikasi pada keahlian

persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan sudah sangat kompeten.

Pencapaian kompetensi guru non sertifikasi pada keahlian persiapan grafika

dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK

Grafika Desa Putera Jakarta Selatan tidak adanya perbedaan pendapat yang

mencolok dari setiap aspek kompetensi yang diamati antara pengamat 1,

pengamat 2, dan pengamat 3 dengan siswa dan sesuai dengan pernyataan bapak

AR sebagai guru dari hasil wawancara. Namun pada setiap aspek pengamatan

rata-rata pencapaian nilai dari siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil

pengamatan kompetensi dari pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3.

Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman, pengetahuan, dan

wawasan siswa tentang kewajiban yang harus dipenuhi oleh guru pada keahlian

persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

Tingkat pencapaian aspek tertinggi tentang kompetensi guru non sertifikasi

pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan secara berturut-

turut meliputi :

Page 163: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

163

1. Kompetensi tertinggi terdapat pada aspek 5 yaitu guru memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi baik untuk mengembangkan diri

maupun untuk kepentingan pembelajaran. Pada aspek ini pengamat 1,

pengamat 2, dan pengamat 3 dengan siswa memiliki kesamaan dalam

pencapaian nilai dengan nilai 100 yang dikategorikan sangat kompeten.

2. Kompetensi tertinggi selanjutnya terdapat pada aspek 4 yaitu guru

menguasai standar kompetensi dan kompetensi mata pelajaran desain dan

setting di kelas XI sehingga tujuan pembelajaran yaitu pembentukan

kompetensi siswa terhadap bidang desain dan setting tercapai. Pada

aspek ini pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 dengan siswa tidak

memiliki perbedaan yang mencolok dalam pencapaian nilai kompetensi

yang dikategorikan sangat kompeten.

3. Kompetensi tertinggi selanjutnya terdapat pada aspek 1 yaitu guru

menguasai materi, konsep, melaksanakan dan mengontrol kegiatan

pembelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera

Jakarta Selatan. Pada aspek ini pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3

dengan siswa tidak memiliki perbedaan yang mencolok dalam

pencapaian nilai kompetensi yang dikategorikan sangat kompeten.

4. Kompetensi tertinggi selanjutnya terdapat pada aspek 2 yaitu guru

mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif. Pada aspek ini

pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 dengan siswa tidak memiliki

perbedaan yang mencolok dalam pencapaian nilai kompetensi yang

dikategorikan sangat kompeten.

Page 164: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

164

5. Kompetensi yang paling rendah terdapat pada aspek 3 yaitu guru

mengembangkan keprofesionalan diri secara berkelanjutan. Pada aspek

ini pengamat 1, pengamat 2, dan pengamat 3 dengan siswa memiliki

perbedaan dalam pencapaian nilai kompetensi. Pengamat 1, pengamat 2,

dan pengamat 3 menilai guru cukup kompeten sedangkan siswa menilai

guru kompeten.

Ada beberapa hal yang bisa disampaikan tentang kompetensi guru non

sertifikasi pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan

yaitu tingkat pencapaian kompetensi guru yang paling rendah dan perlu

peningkatan kompetensi yaitu meningkatkan pengembangan keprofesionalan diri

secara berkelanjutan.

Seorang guru SMK dituntut untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas

dirinya sebagai seorang pendidik agar lebih kompeten di bidang produktif yang

diajarkannya. Di dalam kompetensi guru, guru dituntut untuk mengembangakan

keprofesionalannya secara berkelanjutan dengan cara melakukan refleksi secara

terus-menerus, memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan dan pembelajaran, melakukan penelitian tindakan kelas, dan

mengikuti perkembangan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

Melakukan refleksi secara terus menerus berarti melakukan instrospeksi

secara terus menerus terhadap kinerja guru baik dalam menjalankan tugasnya

sebagai seorang pendidik maupun dalam penguasaan kemampuan mata pelajaran

yang diampu sehingga guru akan mengetahui letak kelemahan dan kekurangan

Page 165: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

165

dirinya sebagai guru. Banyak yang dapat dilakukan untuk merefleksi kinerja guru

yaitu dengan kesadaran akan tugasnya, mengidentifikasi kesulitan dan

permasalahan siswa di dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran yang

diampunya. Pada dasarnya kegiatan refleksi pada proses pembelajaran untuk

meninjau permasalahan yang ada di dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas

dapat berupa strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran yang digunakan

sudah tepat atau belum atau sudah bervariasi atau belum sehingga siswa tidak

mengalami kebosanan. Dari kondisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan keprofesionalan guru dan meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik.

Guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain dan setting di

kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dalam mengembangkan

keprofesional secara berkelanjutan adalah dengan cara mengidentifikasi segala

permasalahan yang ada di dalam kegiatan pembelajaran, dengan begitu guru akan

ikut merasakan kondisi yang terjadi dan dengan sendirinya akan berpikir tentang

kekurangan dirinya sebagai seorang guru. Guru juga selalu menanamkan

keprofesionalan secara berkelanjutan kepada siswa dengan cara memberikan

motivasi dan arahan agar siswa terus belajar ke jenjang yang lebih tinggi agar

dapat memahami permasalahan yang lebih kompleks. Hal tersebut artinya guru

juga akan terpacu untuk terus belajar, mengikuti perkembangan zaman dan

mengembangkan kemampuannya pada mata pelajaran yang diampu.

Page 166: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

166

Sama halnya dengan guru lainnya, terlebih lagi guru yang mengajar mata

pelajaran pada program produktif di Sekolah Menengah Kejuruan, salah satu cara

mengembangkan keprofesionalan adalah dengan membuat alat ajar, bahan ajar,

dan media pembelajaran sendiri sehingga alat, bahan, dan media yang digunakan

memang betul-betul tepat sesuai dengan karakter dari mata pelajaran yang

diampu. Selain itu guru juga dituntut untuk membuat karya inovatif ataupun karya

seni sesuai dengan bidangnya.

Begitu juga dengan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran

desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan, guru

juga membuat bahan ajar sendiri seperti membuat modul. Untuk alat ajar dan

media pembelajaran guru tidak membuat sendiri tetapi masih menggunakan yang

sudah tersedia baik dari sekolah maupun dari internet tetapi guru sudah membuat

karya desain dan setting yang dijadikan sebagai contoh di dalam menjelaskan

materi.

Salah satu hal yang dilakukan guru untuk mengembangkan

keprofesionalannya adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Hal ini

yang masih dirasakan kurang di dalam dunia pendidikan dan harus menjadi

perhatian khusus baik bagi pihak sekolah maupun pemerintah. Alasan penelitian

tindakan kelas masih sangat minim adalah karena keterbatasan dana dan

kurangnya dukungan dan pelatihan dari pemerintah kepada guru untuk

melaksanakannya, selain itu masih banyak guru yang belum memahami

bagaimana cara melaksanakan penelitian tindakan kelas. Padahal penelitian

tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran dan

Page 167: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

167

mengetahui kekurangan dan menciptakan cara baru dalam kegiatan pembelajaran.

Seperti halnya dengan guru pada keahlian persiapan grafika mata pelajaran desain

dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan yang tidak

melakukan penelitian tindakan kelas karena keterbatasan dana dan kurangnya

kemampuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Hal tersebut masih

tertutupi dengan pola pengajaran yang dirasakan guru masih cocok digunakan

karena hasil belajar yang diperoleh siswa masih sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan.

Page 168: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

168

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sesuai dengan rumusan masalah yang ada, yaitu:

5.1.1 Keberhasilan sekolah dalam pembelajaran sangat ditentukan kualitas

sumber daya manusia, sesuai dengan ketentuan pemerintah No 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa harus guru dan dosen

harus tersertifikasi. Namun program sertifikasi tidak menjadi satu-satunya

tolok ukur keprofesionalan seorang guru karena terlepas dari itu banyak

ditunjang oleh faktor lain yang dapat dilihat dari profil seorang guru.

5.1.2 Pada contoh kasus diri bapak AR yang menunjukkan kompetensi walaupun

beliau belum mengikuti program sertifikasi namun beliau dapat

mengantarkan siswa untuk berprestasi seperti mudah diterima bekerja dan

banyak diminati oleh perusahaan setelah lulus dari SMK Grafika Desa

Putera Jakarta Selatan. Hal tersebut ditunjang oleh faktor pengalaman

mengajar baik di SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan maupun

sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang sudah 16 tahun,

pengalamannya kerja baik di industri grafika sebagai desain grafis selama

33 tahun, dan tingkat pendidikannya walaupun hanya lulusan D-3 tetapi

jurusan yang diambil yaitu teknologi grafika jadi sesuai apabila mengajar

bidang teknologi grafika seperti desain dan setting.

Page 169: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

169

5.1.3 Hasil analisis menunjukkan bapak AR memiliki keunggulan walaupun

belum mengikuti program sertifikasi guru. Hal yang menarik dari beliau

adalah tidak hanya bisa mendidik namun dapat aktif membuat karya desain

baik untuk kepentingan sekolah, pembelajaran, maupun industri. Dari

pengalaman tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih termotivasi dan

lebih yakin utuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang diajarkan bapak

AR karena yang diajarkan lebih bersifat kontekstual dengan realita

kehidupannya.

5.1.4 Bapak AR sudah bisa dikatakan memiliki kompetensi produktif yang

sangat baik yaitu telah memenuhi kualifikasi kejuruan spesialisasi dan

kualifikasi kejuruan penunjang walaupun masih terdapat kekurangan

seperti suara yang terlalu pelan saat mengajar tetapi masih tertutupi oleh

kelebihan lainnya. Pada umumnya manusia tidak ada yang sempurna dan

kekurangan dapat diantisipasi dengan memaksimalkan kelebihan yang ada

pada setiap indikator kompetensi yang sangat kompeten di atas sehingga

semuanya bisa seimbang. Kompetensi tertinggi yang dimiliki beliau yaitu

mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri dengan memanfaatkan internet dan untuk

kepentingan pembelajaran seperti memanfaatkan sarana yang berbentuk

teknologi yaitu komputer, internet, LCD, dan lain-lain. Sedangkan

kompetensi terendah atau dalam kategori cukup kompeten dari diri bapak

AR adalah mengembangkan keperofesionalan diri secara berkelanjutan

yaitu :

Page 170: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

170

- Guru sudah kompeten dalam mengidentifikasi permasalahan di

dalam kegiatan pembelajaran.

- Guru sudah kompeten akan kesadarannya di dalam menjalankan

tugas sebagai pendidik.

- Guru kurang kompeten dalam memperbaiki metode dan strategi

pembelajaran.

- Guru membuat karya ilmiah untuk kegiatan pembelajaran (modul).

- Guru kurang kompeten dalam menggunakan alat pembelajaran atau

media pembelajaran yang dibuat dan dikembangkan sendiri.

- Guru membuat karya desain dan setting sebagai bahan ajar di dalam

pembelajaran. Hasil karya desain yang dibuat guru sangat baik yang

memenuhi aspek keterampilan dan kreativitas.

- Guru kurang kompeten dalam melakukan penelitian tidakan kelas

untuk peningkatan keprofesionalan.

- Guru sudah kompeten dalam memanfaatkan internet di dalam

kegiatan pembelajaran.

5.2 Implikasi

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

diimplikasikan menjadi beberapa hal sebagai berikut :

5.2.1 Siswa secara langsung mendapatkan dampak dari penelitian ini dengan

adanya perubahan sikap, cara mengajar, dan prilaku yang ditunjukkan guru

di dalam kegiatan pembelajaran desain dan setting.

Page 171: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

171

5.2.2 Guru non sertifikasi juga mampu membawa sekolah menjadi lebih

berprestasi asalkan pribadi yang bersangkutan merupakan pribadi yang mau

maju, belajar, terampil, dan kreatif.

5.2.3 Sekolah mendapatkan feedback yaitu informasi mengenai kualitas gurunya

sendiri. Sekolah lebih memahami untuk membina para guru agar termotivasi

menjadi lebih baik, profesional, dan mampu menghasilkan karya seni yang

bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran ataupun diri guru sendiri

dengan menentukan kebijakan yang mendukung upaya peningkatan

kompetensi guru SMK kelompok produktif dan upaya peningkatan kualitas

pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.

5.3 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, maka peneliti

secara pribadi ingin memberikan saran kepada beberapa pihak, yakni :

5.3.1 Bagi guru pada keahlian persiapan grafika dalam program produktif mata

pelajaran desain dan setting di kelas XI SMK Grafika Desa Putera Jakarta

Selatan agar tidak cepat puas dengan yang kemampuannya, terus

memperbaiki, dan meningkatkan kompetensinya. Guru disarankan untuk

meningkatkan pengembangan kualifikasi akademiknya dengan meneruskan

kuliah S1 untuk memenuhi kualifikasi guru sesuai dengan UU RI No. 14

Tahun 2005, mengikuti program sertifikasi guru, mengikuti pelatihan,

diklat, seminar pendidikan dan bidang keahliannya.

Page 172: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

172

5.3.2 Bagi sekolah untuk dapat mengapresiasi kinerja dan keahlian guru dengan

terus memperhatikan dan mendorong para guru dalam program produktif di

SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan untuk terus meningkatkan

kompetensi di bidangnya dengan mengikutsertakan para guru dalam

kegiatan yang dapat menunjang pemenuhan kompetensi seperti program

sertifikasi guru, pelatihan, atau diklat yang lainnya.

Page 173: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

173

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Seno, dan Suryanto Tabrani. 2005. Ilustrasi Dengan Illustrator CS. Jakarta : Salemba Infotek.

Barret, Maurice. 1979. Art Education A Strategy For Course Design. London : Heinemann Educational Books.

Barnawi, dan Arif Firdausi. 2012. Profil Guru SMK Profesional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2008. Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Effendy, Asep. 2012. Otodidak Photoshop Dari Basic Hingga Mahir. Jakarta : Kubus Media.

Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2010 Penetapan SKKNI Sektor Komunikasi dan Informatika Sub Sektor Teknologi dan Komunikasi Bidang Keahlian Desain Grafis. 21 Januari 2010. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24. Jakarta.

, Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. 13 Maret 2006. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 0141. Jakarta.

Kurikulum SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan. 2010. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Grafika Desa Putera Bidang Studi Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahlian Teknologi Grafika. Jakarta : SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan.

Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Mulyanta, Edi. S. 2005. Menjadi Desainer Layout Andal Dengan Adobe InDesign CS. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Page 174: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/1814/3/BAB I, II, III, IV, V.pdf · 2019. 11. 25. · 1 . BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang. SMK (Sekolah Menengah

174

Mubarok, Ahmad. 2013. Studi Komparasi Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Bersertifikasi Dengan Guru Non Sertifikasi Pendidik Mata Pelajaran Sains Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kota Metro – Lampung. Tesis. Program Pasca SarjanaUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto : STAIN Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.

, Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen. 30 Desember 2005. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4586. Jakarta.

Pusat Kurikulum. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta : Departemen Pendidikan Naional.

Ristanti, Nala. 2008. Kompetensi Profesional Guru Seni Rupa Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Malang. Skripsi. Program SarjanaUniversitas Negeri Malang. Malang.

Salim, Sardi. 2011. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Kejuruan. Jurnal Pedagogika. 1, 18-24.

Scheder, Georg. 1977. Perihal Cetak Mencetak. Yogyakarta : Kanisius.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih Nana, dan Erliana Syaodih. 2012. Kurikulum Dan Pengembangan Kompetensi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Suryahadi, Agung. A. 2008. Seni Rupa Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta : DictiArt Lab, Yogyakarta dan Jagad Art Space, Bali.

Winarsih. 2008. Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar (Studi Kasus di Kabupaten Semarang). Tesis. Program Pasca SarjanaUniversitas Diponegoro. Semarang.