bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/bab i baru.pdf · gadget, istilah...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat kita saat ini, maraknya budaya global dan gaya hidup (life style). Fenomena ini terjadi akibat adanya globalisasi, dan jugayang sering dipahami pula sebagai suatu bentuk penyeragaman, dominasi,dan bahkan hegemoni negara-negara maju(Barat) terhadap negara-negara terbelakang atau bangsa yang sedang berkembang. Salah satu fenomena penting proses globalisasi telah melahirkan generasi gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan, sehingga generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya selalu bersinggungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur teknologi informasi. Jadi seolah-olah berbagai peralatan tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Seolah - olah berbagai alat high-technology telah menjadi bagian penting dalam kehidupannya. (Heru, 2015:35). Generasi millennial memiliki karakteristik menjadikan teknologi sebagai gaya hidup (life style)mereka multi talented, multi language, lebih ekspresif dan eksploratif. Pandangan terhadap hakekat hidup, selalu yakin, optimistik, percaya diri, menginginkan kesimplean, dan segala sesuatunya serba instan. Yang mana generasi milennial ketika mereka berkeluarga tentunnya penerapan nilai nilai sosial dalam keluarganya tentunya berbeda dengan keluarga generasi x.

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat kita saat ini, maraknya

budaya global dan gaya hidup (life style). Fenomena ini terjadi akibat adanya

globalisasi, dan jugayang sering dipahami pula sebagai suatu bentuk

penyeragaman, dominasi,dan bahkan hegemoni negara-negara maju(Barat)

terhadap negara-negara terbelakang atau bangsa yang sedang berkembang.

Salah satu fenomena penting proses globalisasi telah melahirkan generasi

gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi

millennial.Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan, sehingga

generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya selalu

bersinggungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur

teknologi informasi. Jadi seolah-olah berbagai peralatan tersebut telah menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Seolah - olah berbagai alat

high-technology telah menjadi bagian penting dalam kehidupannya. (Heru,

2015:35).

Generasi millennial memiliki karakteristik menjadikan teknologi sebagai

gaya hidup (life style)mereka multi talented, multi language, lebih ekspresif dan

eksploratif. Pandangan terhadap hakekat hidup, selalu yakin, optimistik, percaya

diri, menginginkan kesimplean, dan segala sesuatunya serba instan. Yang mana

generasi milennial ketika mereka berkeluarga tentunnya penerapan nilai – nilai

sosial dalam keluarganya tentunya berbeda dengan keluarga generasi x.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

2

Keluarga menjadi salah satu hal yang mutlak dalam keberadaan seorang

anak. Mereka menjadi pihak pertama yang dilihat anak dan contoh dari segala

perilaku anak. Bimbingan dari keluarga inilah yang akan menentukan bagaimana

masa depan anak-anaknya. Dalam keluarga terdapat nilai-nilai dan norma-norma

yang diterapkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Penerapan nilai dan

norma ini nantinya akan menjadi salah satu fungsi dari adanya keluarga, yaitu

keluarga sebagai media sosialisasi pertama kali. Keluarga mempunyai tanggung

jawab dalam pembentukan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan

kehidupan di dalam masyarakat pada umumnya dan kehidupan di keluarganya

sendiri pada khususnya.

Dalam kehidupan di masyarakat seorang individu akan menerima

sosialisasi dan kemudian menginternalisasikannya di dalam dirinya sendiri.

Sehingga nantinya kepribadian muncul dari seseorang sebagai hasil dari

sosialisasi yang pernah ia dapatkan.

Hampir semua manusia lahir dan dibesarkan dalam suatu wadah yang

disebut keluarga. Kemudian dikelilingi manusia lainnya yang disebut masyarakat

dan dalam setiap masyarakat pasti selalu ada nilai-nilai, norma-norma, dan aturan

atauran yang harus dipatuhi oleh anggota-anggotanya. Walaupun manusia terlahir

dengan membawa bakat - bakat yang terkandung dalam gennya untuk

mengembangkan perasaaan, hasrat dan nafsu serta emosi dalam kepribadian setiap

individu, tapi untuk meningkatkan dari sisi kepribadiannya sangat dipengaruhi

oleh stimuli yang ada dilingkungan sekitarnya seperti lingkungan alam dan sosial

budaya.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

3

Akhir-akhir ini, telah muncul gejala-gejala kurang baik yang menimbulkan

masalah atau kegoncangan dalam kehidupan keluarga, salah satunya adalah

kenakalan anak. Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar

biasa dalam hal pembentukan karakter suatu individu. Keluarga menjalankan

peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta

moral seorang anak dengan cara menanamkan nilai- nilai/norma yang baik pada

anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan

anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat

ternyaman bagi anak. Berawal dari Kemampuan untuk bersosialisasi

mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.

Keluarga merupakan payung kehidupan bagi seorang anak. Keluarga

merupakan tempat ternyaman bagi seorang anak. Dalam setiap masyarakat, ayah

dan ibu merupakan pranata sosial yang sangat penting artinya bagi kehidupan

sosial. Seseorang anak menghabiskan paling banyak waktunya dalam ayah dan

ibu dibandingkan dengan ditempat-tempat lain, dan ayah dan ibu adalah wadah di

mana sejak dini seorang anak dikondisikan dan dipersiapkan untuk kelak dapat

melakukan peranan-peranannya dalam dunia orang dewasa.

Orang tua (ayah dan ibu) mempunyai peranan sebagai teladan pertama

bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku

ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap

pemikiran dan perilaku anak karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-

lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan ayah dan ibu.

Ayah dan ibu berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai,

keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

4

Banyak anak yang mengalami krisis moral dan etika, maka sebagai orang

tua kita harus mencari dan mengetahui sejauh mana mereka jatuh kedalam dunia

kenakalan orang tua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap diri si anak perilaku

anak merupakan implementasi dari moral yang dimiliki anak baik-buruknya

prilaku atau etika tersebut dipengaruhi faktor pemahaman moral yang ada pada

dirinya. Sejauh mana ia mencari jati diri yang sesungguhnya yaitu manusia yang

bertanggung jawab dan bermartabat juga karena faktor pengetahuan moral

tersebut.

Baik dan buruknya moral anak tergantung bagaimana orang tua mendidik

anak tersebut. Dalam hal ini bila mana si anak tumbuh menjadi manusia yang

tidak bermoral maka semua itu dikarenakan kelemahan orang tua dalam mendidik

anak. Sebaliknya bila anak tumbuh menjadi manusia yang berbudi luhur semua

dikarenakan peran serta orangtua sebagai penempah yang bijak. Interaksi anak

diluar lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perilaku dan moralnya misalnya

disekolah, anak tersebut akan bergaul dan berinteraksi dengan berbagai macam

perilaku dan jiwa yang berbeda-beda namun semua hal ini dapat dihindari apabila

pondasi yang dibangun orang tua telah kokoh dan matang diterima anak, godaan

sebesar apapun yang datang tidak akan mempengaruhi moral anak(Azmi,

2006:43).

Peran orang tua dalam pendidikan mempunyai peranan besar terhadap

masa depan anak. Sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka

sebagai orang tua harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke

jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar anak mampu

mandiri secara finansial nantinya. Sebagai orangtua harus sedini mungkin

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

5

merencanakan masa depan anak-anak agar mereka tidak merana. Masa anak-anak

merupakan masa transisi dan berkelanjutan dalam menuju tingkat kematangan

sebagai persiapan untuk mencapai keremajaan.

Dalam pandangan agama islam anak memiliki posisi yang istimewa.

Selain sebagai cahaya mata ayah dan ibu, anak juga merupakan pelestari pahala

bagi kedua orang tuanya. Bagi sebuah ayah dan ibu anak adalah penerus nasab

(garis keturunan). Anak-anak shalih/shaliha akan senantiasa mengalirkan pahala

bagi kedua orang tuanya, dengan demikian selayaknyaorang tua muslim

memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi shaleh dan

shaleha.

Kesadaran terhadap pentingnya mendidik anak shalih akan memotivasi

setiap orangtua muslim untuk memperhatikan pendidikan dan pembinaan anak-

anaknya agar menjadi pribadi yang mulia. Jangan sampai anak keturunannya

tergelincir ke jalan yang sesat disebabkan oleh ketidak pahaman terhadap islam

dan hukum-hukumnya. Maka dari itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai

keagamaan bagi anaknya seperti akhlak atau perilaku yang baik, Aqidah,

kejujuran, tanggung jawab, percaya diri dan lain sebagainya.

Setiap manusia pasti akan hidup berkeluarga dan bermasyarakat dan dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari tentunya tidak terlepas dari kegiatan

berinteraksi karena interaksi itu merupakan bagian yang fundamental dalam

kehidupan manusia. Predikat manusia sebagai mahkluk sosial sudah sepantasnya

melakukan interaksi dalam berbagai bentuk seperti, berbicara, tukar menukar

gagasan, mengirim dan menerimainformasi, membagi pengalaman, bekerjasama

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

6

dengan orang lain sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan hidup anggota keluarga tentu sangat diperlukan adanya interaksi yang

baik dan intensif di antara individu- individu dalam keluarga.

Begitu juga sebaliknya orang tua selalu berinteraksi dan

mengkomunikasikan pesan - pesan kepada anak-anak maupun anggota keluarga

lainnya yang bersifat mendidik,sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai

keharmonisan dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Mengingat interaksi

itu merupakan salah satu bentuk hubungan yang wajib dilaksanakan oleh manusia

sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk individu, baik kehidupan

keluarga maupun bermasyarakat (Santosa, 1999:153).

Harold Bethel dalam Santosa (1999:140). Hilangnya interaksi dalam

kehidupan keluarga merupakan suatu pertanda hilangnya hakekat manusia sebagai

makhluk sosial,karena setiap anggota keluarga dalam kehidupan sehari-harinya

harus berkomunikasi satu dengan yang lainnya sebagai upaya mempertahankan

keharmonisan keluarga. Dalam perspektif sosiologis, keluarga itu merupakan

lingkungan sosial yang pertamadiperkenalkan kepada anak-anak sebagai anggota

baru, yang dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial itu

pertama-tama di dalam lingkugan keluarga. Interaksi antara anggota keluarga

yang satu dengan yang lain menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya

bahwa mereka dapat berperan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Keluarga millennial hidup dalam jaman yang sudah berteknologi tinggi

yang mana keseharian hidupnya tak luput dengan teknologi entah dalam

kebutuhan primer maupun sekunder melihat realitas sekarang keluarga millennial

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

7

ketika sudah menjadi orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya serta

kebutuhan hidup lainnya yang mana tentunya menjadi contoh oleh anaknya

gadget hampir semua memiliki benda ini tentunya kita dapat mendapat hal – hal

baik maupun buruk dari benda tersebut tergantung bagaimana orang tua

menerapkan kepada anaknya. Berbicara mengenai internalisasi/ penanaman nilai

kedapa anak tentunya berbeda anatara keluarga milennial dengan keluarga

tradisional yang mana keluarga millennial lebih mengutakan teknologi untuk

dapat membantu dalam menanamka nilai – nilai kepada anak sedangkan keluarga

tradisional cenderunga atas dasar mengalaman keluaraga sebelumnya atau orang

tua mereka dahulu.

Teknologi membawa dampak yang sangatlah kuar biasa hingga saat ini,

bahkan anak yang duduk di bangku sekolah dasar juga mulai aktif dalam

penggunaan teknologi terutama media sosial yang mana tak jarang para orang tua

mendukung anaknya memiliki gadget seperti yang banyak dilakukan pada

keluarga keluarga modern saat ini. Pada dasarnya hidup dalam keluraga millennial

dapat menunjang berbagai hal kedepannya bagi kehidupan anak, bahkan keluarga

itu sendiri. Dampak teknologi sangat membawa pengaruh banyak bagi kehidupan

saat ini, kita telah dimudahkan oleh teknologi dengan bermacam hal sehingga

membuat kehidupan kita saat ini begitu instan dan cepat. Ini merupakan salah satu

contoh baiknya dalam keluarga millennial, akan tetapi semua itu semakin

membuta kehidupan kita terlena dengan keisntanan tersebut, peran keluarga

khususnya orang tua dulu sangat berbeda dengan peran orang tua zaman sekarang

atau yang lebih dikenal dengan zaman now.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

8

Keluarga millennial diberikan kemudahan dalam segala pekerjaan dengan

berbagai teknologi yang ada, justru menjadikan seseorang semakin sedikita

bergerak, aktifitas fisik semakin berkurang, tentunya dalam hal mengasuh anak

pula tak jarang mereka meninggalkan anak mereka bermain dengan disuguhi

dengan teknologi/ gadget. Yang mana tidak didasari oleh keluarga millennial

teknologi dapat bersifat adiktif (kecanduan) dan sulit untuk merubah apabila tidak

dilakukan penanganan khusus dan serius. Selain itu bahaya pancaran sinar ponsel

dan penggunaaan ponsel berlebihan di malam hari akan mengganggu jam tidur

hingga mengurangi waktu istirahat yang pada akhirnya menjadi gangguan

kesehatan. (Wawan Setiawan. 2017: 1-3)

Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdapat

perbedaan cara orangtua mendidik anaknya mengenai nilai-nilai sosial. Orangtua

konvensional dahulu kebanyakan hanya memberikan pendidikan kepada anaknya

pada lembaga sekolah hanya sampai SMP/SMA saja, bahkan tidak banyak juga

dari mereka yang menyekolahkan anaknya hanya sampai tamatan SD saja. Hal ini

disebabkan karena pemikiran orang tua zaman dahulu bahwa menghasilkan uang

itu lebih penting daripada menghabiskan uang, selain itu bagi anak perempuan

mereka nantinya juga pasti akan kembali ke belakang atau mengurus rumah

tangga mereka kelak, sehingga dari pemikiran tersebut membuat orang tua enggan

untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Berbeda

dengan orang tua kini yang sudah mengubah pemikirannya bahwa sekolah atau

pendidikan itu penting karena hal itu dapat meningkatkan kedudukan mereka,

sehingga banya dari orang tua masa kini yang menyekolahkan anaknya sampai

sarjana agar menjadi orang yang sukses dan berpenghasilan banyak. Karena

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

9

dengan memiliki ijazah yang stratanya lebih tinggi daripada SD, SMP, maupun

SMA dapat membantu anak mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang

diinginkan degan penghasilan yang cukup besar pula.

Agama adalah landasan utama yang harus ditanamkan orang tua pada

anak-anaknya. Agama merupakan panutan bagi seseorang untuk berbuat baik dan

benar. Hal macam itu telah diajarkan orang tua dulu kepada anaknya, untuk rajin

beribadah seperti rajin sholat, dahulu ayah saya selalu diajak pergi ke mushola

dekat rumahnya untuk melaksanakan sholat berjamaah. Hal itu dilakukan oleh

orangtua dahulu untuk memperkuat iman anaknya serta untuk memberikan

petunjuk dan pedoman untuk berperilaku. Seperti halnya anak yang lainnya, yang

dilakukan oleh orang tua dahulu yaitu mengajarkan mengaji di rumah guru

mengaji dengan tujuan agar anaknya dapat menjaga dirinya dengan batasan-

batasan yang ada dalam agama selain itu untuk dapat memahami nilai-nilai agama

Jujur merupakan nilai yang penting bagi kehidupan. Keluarga konservatif

sejak dulu mengajarkan untuk bersifat jujur, tidak suka berbohong, apabila

ketahuan berbohong maka orangtua dahulu akan menghukum anaknya, hal itu

dilakukan dengan tujuan agar anak tersebut saya jera dan tidak berani berbohong

lagi. Hukuman yang diberikan pun berbeda, kalau dahulu hukuman lebih kepada

segi fisik kalau sekarang pada segi materi.

Tanggung jawab tidak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan saja,

namun juga perlu ditanamkan kepada anak. Keluarga konservatif dahulu

mengajarkan anaknya untuk bertanggung jawab dengan cara seperti ketika diberi

pekerjaan harus diselesaikan dengan tuntas dan tidak boleh meninggalkannya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

10

begitu saja, apabila tidak menyelesaikannya maka tidak boleh makan. Yang

terjadi pada anak dahulu apabila selesai makan harus mencuci piring sendiri,

karena apabila tidak dilakukan maka akan dipukul dengan kayu. Berbeda dengan

zaman saya sekarang, sikap tanggung jawab diajarkan hanya sekedarnya saja

apabila kita melihat realitas saat ini misalnya anak sekarang tidak melakukannya

orang tua hanya memerahi saja dan tidak menggunakan kekerasan fisik atau

menyiksa diri anaknya seperti yang dilakukan oleh keluarga konservatif dulu.

Perbedaannya pada sikap penanamannya saja yang membedakan bahwa dulu

dilakukan dengan cara kasar sedangkan sekarang dilakukan dengan cara tanpa

kekerasan.

Jika melihat anak pada era 90an yang mana sering kali kita dapati anak –

anak tersebut bermain dengan teman sebayanya apa yang mereka mainkan

tentunya permainan seperti petak umpet, kelereng, layang – layang, congklak

dansebagainya. Yang mana disitu ada interaksi dengan teman mereka yang juga

menimbukan soslidaritas lebih erat. Anak – anak dari keluarga millennial tak

banyak pula yang tidak tau akan permainan tradisional tersebut namun mereke

sekarang ini cenderung lebih memilih permainan baru contohnya Play station,

Warnet, PSP. Walaupun terkadang orang tua dari anak – anak tersebut membatasi

permainan tersebut. Namun yang lebih buruknya anak – anak tak jarang sengaja

diberikan alat elektronik oleh orang tuanya.

Bukan itu saja terkadang orang tua yang keduanya bekerja tidak bisa

secara aktif berinteraksi dengan keluarga inti. Bisa jadi anak – anak yang kita

tinggalkan di rumah lebih banyak interaksinya dengan para baby sitter karena

lebih dari 9 jam di dekatnya. Tak sedikit para orang tua lebih dari separuh hari

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

11

melakukan interaksi berkualitas dengan tim kerjanya, dengan teman sosial

lainnya, karena sesampainya di rumah sudah letih dan waktunya banyak untuk

beristirahat.

Karakter seperti itulah yang saat ini tertanam dalam keluarga millennial,

kehidupan yang berbeda dengan keluarga kontemporer yang mana keluarga

millennial dalam menididik anaknya diselingi dengan teknoligi juga.namun dalam

realitasnya sangatlah berbeda meskipun tidak semua keluarga seperti itu tapi

kebanyakan dalam generasi millennial saat ini hal – hal seperti itulah yang sering

terjadi interaksi orang tua dialihkan dengan teknologi yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik dengan fenomena

danp ermasalahan yang tampak terjadi di Desa Wonokerto Kecamatan Pegelaran

Kabupaten Malang dan mengangkatnya ke dalam penelitian dengan judul

“Internalisasi nilai – nilai sosial terhadap anak pada keluarga generasi milennial”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah :

Bagaimana Internalisasi nilai – nilai sosial terhadap anak pada

keluarga generasi milennial?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Internalisasi nilai – nilai

sosial terhadap anak pada keluarga generasi millennial

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

12

1.4 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian akan lebih sempurna jika penelitian tersebut

memiliki manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun

manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini dapat dikelompokkan

menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan

pengetahuan dan pengetahuan keilmuan Sosiologi terutama dalam kajian

kajian Sosiologi Keluarga yang berkaitan dengan teori sosialisasi George

Herbert Mead mengatakan sosialisasi merupakan sebuah proses

penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi

ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.Penyesuaian

diri terjadi secara berangsur-angsur, seiring dengan perluasan dan

pertumbuhan pengetahuan serta penerimaan individu terhadap nilai dan

norma yang terdapat dalam lingkungan masyarakat tempat dia berada.

Yang dapat juga dicontohkan dengan Internalisasi nilai – nilai sosial

terhadap anak pada keluarga generasi millennial.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang referensi

keilmuan maupun juga dapat memberikan solusi dan menyelesaikan

permasalahan Internalisasi nilai – nilai sosial pada keluarga millennial.

Manfaat secara praktis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

13

a. Bagi peneliti, diharapkan dengan adanya penelitian ini mahasiswa

memiliki pengetahuan yang baru untuk dapat menambah wawasan

ilmu mengenai fenomena – fenomena yang ada dalam bidang

Sosiologi. Khususnya pada Sosiologi Keluarga.

b. Bagi masayarakat Penelitian ini dapat memberikan tambahan

informasi bagi pembaca untuk mengetahui mengenai Internalisasi nilai

– nilai sosial terhadap anak yang mana tentunya berbeda kontruksi

yang dilakukan antara keluarga kontemporer dan keluarga millennial.

c. Bagi orang tua dan anak, hasil penelitian tentang internalisasi nilai –

nilai sosial terhadap anak pada keluarga generasi millennial diharapkan

dapat dijadikan rujukan maupun pertimbangan bagi pengetahuan orang

tua dalam internalisasi nilai sosial pada anak.

1.5 Definisi Konsep

1. Internalisasi

Internalisasi merupakan proses dimana manusia mengalami sosialisasi

pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya

dalam melihat makna dalam realitas pengalaman. Nilai – nilai tersebut

bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dan lain –

lain (Margaret, 2010:304)

2. Nilai

Nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti

atau tidak berarti. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan

pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah sebuah

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

14

perilaku tertentu itu salah atau benar. Nilai – nilai sosial dapat disebut

sebagai ketentuan – ketentuan atau cita – cita dari apa yang dinilai baik

atau benar oleh masyarakat luas. Nilai yang sudah merupakan ketetapan

umum adalah alternatif yang cenderung dianggap lebih menguntungkan

dari pada atas dasar keyakinan sendiri.(Soerjono, 2009:71).

3. Sosial

Sosial adalah suatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs

komunitas. Dengan kata lain sosial merupakan suatu cara tentang

bagaimana para individu atau kelompok saling berhubungan satu sama

lain (Bagong,2004:6)

4. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianutoleh suatu masyarakat, mengenai

apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh

masyarakat.(Keontjaraingrat,2009:67)

5. Generasi Millennial

Generasi millennial atau generasi Y adalah generasi yang lahir setelah

generasi X, generasi millennial lahir antara tahun 1980-an sampai dengan

2000-an. Teori pengelompokan generasi ini dicetuskan pada tahun 1923

oleh Karl Mannheim. Millennial pada umumnya sangat akrab dengan

perkembangan teknologi yang serba cepat.(David Stillman, 2018:3)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

15

6. Keluarga Millennial

Keluarga millennial adalah suatu bentuk keluarga yang mengikuti

trend peradaban terbaru sebagai akibat dari penyesuaian-penyesuaian

terhadap gejala-gejala baru yang disebabkan oleh semakin berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi.(Hasanuddin, 2017:57)

Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan peneliti untuk meneliti yaitu

menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Sugiono mengatakan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian

yang menghailkan data deskriptif berupa kata yang tertylis dari orang dan

perilaku yang diamati (Moleong, 2000:3) metode penelitian kualitatif

sering disebut metode penelitian naturalistik kerena penelitiannya

dilakukan pada kondisi yang alamiah Natural Setting(Sugiono 2014:8).

Menurut krik dan miller mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif merupakan sebuah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang bergantung pada suatu pengamatan manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tersebut

dalam bahasa – bahasa (Moleong, 2000:3).

Metode penelitian kualitatif menunjuk untuk penelitian yang

mempunyai sifat mengamati kasus dengan demikian proses dari

pengumpulan data dan analisis itu mempunyai sifat yang khusus. Dalam

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

16

Ahmadi menyebutkan bahwa penedekatan kualitatif disebut juga dengan

case studyatau bisa juga disebut dengan qualitative,yaitu merupakan

penelitian yang mendalam dan sangat tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan subyek – subyek penelitian tersebut (Ahmadi,

1992:34).

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Karena

dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci

mengenai fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif adalah suatu

model penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena –

fenomena yang ada dan juga yang berlangsung pada saat ini atau pada

saat lampau (Nazir, 2004:54).

Jenis penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara

sistematis faktual dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat – sifat dari

subjek penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu

gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya saat penelitian

dilakukan (Arikunto, 2007:234).

3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, lokasi penelitian menjadi

tempat penulis melakukan penelitian berada di Desa Wonokerto

Kabupaten Malang. Alasan dipilihnyaDesa ini adalah sebagai berikut.

Lokasi kampung yang terletak tidak terlalu jauh dari lokasi rumah penulis

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

17

dan akses menuju kesana juga mudah dalam pelaksanaan penelitian.

Kemudian di dampak dari globalisasi ini yaitu makin berkembanya

teknologi yang mana dapat dijangkau oleh semua kalangan. Pada saat ini

mulai adanya pergeseran kehidupan di pedesaan yang dahulumnya gaya

hidup sedikit tertinggal dengan masyarakat perkotaan sekarang masyarakat

dipedesaan dapat menjangkaunya dengan tekonologi/gadget

4. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Penentuan subyek penelitian menjadi salah satu hal yang penting

dan melakukan penelitai. Penentuan subjek penelitian yang tepat,

memungkinkan diperolehnya data dan informasi yang valid serta akurat

karena subjek penelitian merupakan salah satu sumber data dalam

penelitian kualitatif. Penentuan subjek dalam penelitian ini penggunakan

teknik Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu

pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang kita harapkan dari informan penelitian kita.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitataif sifatnya dalah

naturalistikbahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat

berbeda dengan penentuan sampel dalam penentuan kualitatif tidak

didasarkan perhitungan statistic. Sampel yang dipilih berfungsi untuk

mendapatkan informasi yang maksimal

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

18

a. Pasangan suami istri yang berusia 20 tahun maksimal berusia 39

tahun.

b. Memiliki anak usia diatas 4 tahun.

c. Anak millennial dari keluarga millennial

Alasan dipilihnya keluraga dari tahun tersebut karena subyek penelitian

yang telah ditentukan tersebut memiliki relevansi dan informaasi untuk

mendukung diperolehnya data penelitian secara holistic dan

komperhensif berkaitan dengan penelitian yang diangkat yaitu

“Internalisasi nilai – nilai sosial terhadap anak pada keluarga generasi

millennial”.

1.7 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi menurut S. Margono diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek

penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap obyek di

tempat atau berlangsungnya peristiwa. Observasi dapat dilakukan secara

langsung maupun secara tidak langsung (Nurul Zuriah. 2009:173).

Penelitian ini menggunakan observasi secara langsung dimana

peneliti berada bersama dengan ibyek yang diteliti atau dalam suatu

peristiwa tersebut. Observasi dalam penelitian ini guna untuk melakukan

pengamatan aktivitas yang terjadi dalam ruang lingkup internalisasi

keluarga millennial saat berada didalam rumah atau interaksi keluarga

yang sedang berjalan secara langsung.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

19

Observasi berlangsung dengan bertemu dengan beberapa keluarga

millennial guna mengetahui internalisasi terhadap anak berupa (interaksi

sosial, pola asuh dalam keluarga tersebut). Tujuan observasi ini dengan

mempermudah peneliti dalam menganalisis bagaimana Internalisasi nilai –

nilai sosial terhadap anak pada keluarga millennial.

2. Wawancara

Pengambilan data dalam metode wawancara dilakukan dengan cara

melakukan kegiatan pengajuan tanya jawab dengan sejumlah subyek yang

telah ditentukan sesuai dengan kapabilitas mereka agar data yang

diperoleh bersifat kompatibel.Yang mana wawancara dilakukan terhadap

keluarga tersebut baik suami maupun istri masing – maisng mengenai

Internalisasi nilai – nilai sosial terhadap anak pada keluarga millenial.

Wawancara dilakukan dengan mengambil data dari subyek yang berkaitan

dengan tema penulisan. Setelah itu kemungkinan masih ada subjek lagi

yang akan menjadi bahan dan data yang dapat melengkapi hasil penelitian

ini seperti anak dari keluarga tersebut dan juga teman bermain anak

tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bukti – bukti yang diabadikan baik dalam

waktu dekat atau juga dalam waktu lampau. Data ini berkaitan dengan

internalisasi nilai – nilai sosial terhadap anak pada keluarga generasi

millenial, pengambilan dokumentasi pendukung seperti profil keluarga

millenialmaupun data lain yang mendukung tema dan judul penelitian

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

20

yang dibahas. Menurut Sugiono (2009:240) dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya monumental seseorang.

Cara pendokumentasian yang dilakukan adalah dengan datang

lansung ke lokasi penelitian dan mendapatkan dokumentasi gambar yang

akan didapat melalui foto dengan alat penunjang seperti kamera, dan

tulisan yang mendukung relevansi dengan tema penelitian. Metode ini

digunakan untuk menambah kelengkapan data, mengetahui keadaan yang

sangat komlpeks, mengingat kemampuan kita terbatas, dan mengetahui

keaslian data.

1.8 Teknik Analisis Data

Dalam membahas mengenai analisis data dalam penelitian

kualitatif. Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang

disebutnya sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga

hal utama yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang jalin –

menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut

analisis (Arikunto, 2010:247)

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan

sejak awal. Proses pengumpulan data sebagaimana diungkap di mua harus

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

21

melibatkan informan, aktivitas, latar, atau konteks terjadinya peristiwa

sebagai “alat pengumpul data” peneliti harus pandai pandai mengelola

waktu yang dimiliki, menampilkan diri dan bergaul di tengah tengah

masyarakat yang dijadikan subjek penelitian.

Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan kata

– kata, tetapi sesungguhnya yang dimaksud dengan data dalam penelitian

kualitatif adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat , didengar

dan diamati. Dengan demikian data dapat berupa catatan lapangan sebagai

hasil amatan, deskripsi wawancara, catatan harian pribadi, foto,

pengalaman pribadi, jurnal ,cerita sejarah, surat – surat, agenda, atribut

seseorang, simbol – simbol yang melekat dan dimiliki dan banyak hal lain

sebagai hasil amatan dan pendengaran (Idrus, 2009:148-149).

2. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan. Pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis dilapangan reduksi data

berlangsung secara erus menerus sejalan pelaksanaan penelitian

berlangsung. Tahapan reduksi data merupaka bagian kegiatan analisis

sehingga pilihan – pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode,

dibuang, pola – pola mana yang meringkas sejumlah bagian tersebut,

cerita – cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan – pilihan analitis.

Bagi peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat

pentmg karena yang bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

22

mana dan data dari siapa yang harus lebih dipertajam. Selanjutnya, data

tersebut dapat dimaksukkan dalam kelompok tertentu sehingga menjadi

jembatan bagi dirinya untuk membuat tema – tema dalam laporan

penelitiannya (Idrus,2009;150-151).

3. Display Data

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah

penyajian data, yang dimaknai oleh Miles & Huberman (1992) sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kegiatan reduksi data dan proses penyajian adalah aktivitas –

aktivitas yang terkait langsung dengan proses analisis data model interaktif

(Idrus,2009:151).

4. Verifikasi atau kesimpulan

Tahap keempat dalam analisis data ialah penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukakan bukti – bukti yang

kut guan mendukung pada tahap pengumpulan data berkutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awa, didukung oleh

bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulakan daata maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan kredibel (Sugiono. 2012:335-345)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/49568/2/BAB I baru.pdf · gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millennial.Gadget sebenarnya lebih

23

1.9 Uji Keabsahan Data

Validitas data atau keabsahan data merupakan derajat ketetapan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, maka data yang valid adalah

data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan

data yang sesungguhnya terjadi obyek penelitian. Dalam penelitan

kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada

perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti.(Sugiono, 2009:267)

Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas data triangulasi

sumber. Menurut William Wiersma (1986) dalam Sugiono (2009:274),

triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data melalui

beberapa sumber atau subjek yang berbeda, kemudian data yang didapat

dari beberapa sumber yang bebeda tersebut dideskripsikan, dikategorikan,

mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari

beberapa sumber tersebut.