bab ii baru.pdf

19
6 BAB II A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi low back pain myogenic Menurut International Association for the Study of Pain ( IASP ), nyeri didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial dan terkadang nyeri digunakan untuk menyatakan adanya kerusakan jaringan (Paliyama, 2003). Low Back Pain yogenic adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang, ligament, intra artikuler, meniscus, bursa (Paliyama, 2003). Low Back Pain myogenic berhubungan dengan stress atau strain otot-otot punggung, tendon, dan ligamen yang biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-hari secara berlebihan, seperti berdiri atau duduk terlalu lama juga mengangkat beban berat dengan cara yang salah. Nyeri bersifat tumpul, intensitas nyeri bervariasi sering kali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai parestesi, kelemahan atau defisit neurologi. Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai (Magee, 1990).

Upload: yuda-ariyanto

Post on 14-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB II

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Definisi low back pain myogenic

    Menurut International Association for the Study of Pain ( IASP ), nyeri

    didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan

    pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual

    maupun potensial dan terkadang nyeri digunakan untuk menyatakan adanya

    kerusakan jaringan (Paliyama, 2003).

    Low Back Pain yogenic adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional

    yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan

    bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul akibat adanya potensi

    kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh

    darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang, ligament, intra artikuler,

    meniscus, bursa (Paliyama, 2003).

    Low Back Pain myogenic berhubungan dengan stress atau strain otot-otot

    punggung, tendon, dan ligamen yang biasanya ada bila melakukan aktivitas

    sehari-hari secara berlebihan, seperti berdiri atau duduk terlalu lama juga

    mengangkat beban berat dengan cara yang salah. Nyeri bersifat tumpul, intensitas

    nyeri bervariasi sering kali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke

    sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai parestesi, kelemahan atau defisit neurologi.

    Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai (Magee, 1990).

  • 7

    2. Definisi nyeri pegal

    Nyeri otot dapat berasal dari iskemia muskular. Kontraksi yang

    berkepanjangan dapat mengakibatkan tertimbunnya sampah metabolik di dalam

    otot, sedangkan saat itu juga terjadi vasokonstriksi. Penimbunan sampah

    metabolik itu bertindak sebagai iritasi yang mengakibatkan rasa pegal-pegal yang

    umum dijumpai pada otot yang tegang (Shidarta, 1990 dikutip oleh Arif Muttaqin,

    2008).

    3. Anatomi fungsional punggung

    a. Struktur tulang vertebra lumbal

    Lumbal tersusun atas lima vertebra lumbal yang masing-masing ruas di

    pisahkan oleh adanya diskus intervertebralis. Vertebra pada regio ini ditandai

    dengan korpusnya yang besar, laminanya besar dan kuat. Korpusnya jika dilihat

    dari atas tampak seperti ginjal dan foramen vertebranya baervariasi mulai dari

    oval (VL1) sampai triangular (VL5).

    Prosesus spinosus vertebra lumbal lebih pendek, tumpul dan mengarah ke

    posterior dan processus articularis vertebra lumbalis, facet superiornya mengarah

    ke postero medial dan facet inferiornya mengarah ke antero lateral seperti halnya

    vertebra lain antar segmen vertebra lumbal juga dipisahkan oleh diskus yang

    dibentuk oleh nucleus pulposus pada bagian centralnya dan annulus fibrosus pada

    bagian tepinya. Nukleus pulposus merupakan suatu masa gelatinosa yang

    berfungsi sebagai peredam getaran.

  • 8

    Gambar 2.1

    Vertebra lumbalis IV, dilihat dari cranial (Sobotta, 1995)

    b. Ligamen pada daerah lumbal

    Ligamen yang memperkuat persendian di kolumna vertebralis regio

    lumbal adalah :

    1. Ligamen longitudinal anterior

    Ligamen ini melekat pada bagian anterior pada tiap diskus dan bagian

    tengah korpus, dimana pada tepi korpus lepas. Ligamen ini ikut mengontrol

    gerakan ekstensi.

  • 9

    2. Ligamen longitudinal posterior

    Ligamen ini melekat pada bagian posterior diskus dan tepi korpus, dimana

    pada bagian tengah korpus lepas. Ligamen ini berfungsi untuk mengontrol

    gerakan fleksi.

    3. Ligamen intertranversus

    Ligamen ini menghubungkan proccesus transversus yang berdekatan.

    Ligamen ini di daerah lumbal tipis dan bersifat membranosa.

    4. Ligamen flavum

    Ligamen ini sangat elastis terletak pada bagian dorsal kolum vertebra dan

    merupakan bagian dari kanalis vertebralis, makin ke kaudal makin luas.

    Kelenturannya sangat penting untuk tetap melindungi medula spinalis.

    5. Ligamen interspinosus

    Ligamen ini menghubungkan proccesus spinosus mulai dari basis hingga

    apex-nya. Merupakan ligamen yang hampir menyerupai membran.

    6. Ligamen supraspinosus

    Ligamen ini juga menghubungkan proccesus spinosus didaerah apex

    vertebra cervikal 7 sampai dengan sacrum, ligamen ini kuat, menyerupai tali.

  • 10

    Gambar 2.2

    Ligamen kolumna vertebralis dilihat dari antero lateral (Sobotta, 1995)

    c. Kelompok otot daerah lumbal

    Kelompok otot yang ada pada daerah lumbal secara garis besar yang

    sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk gerakan-gerakan yang terjadi pada

    lumbal :

    1) Kelompok fleksor dan lateral fleksor

    Otot yang berfungsi untuk fleksi lumbal adalah rectus abdominis,

    sedangkan obliqus internus abdominalis dan obliqus externus abdominalis

    berfungsi sebagai fleksor dan lateral fleksor trunk.

  • 11

    2) Kelompok ekstensor

    Otot-otot yang berfungsi untuk ekstensi lumbal adalah sacrospinalis,

    illiocostalis thoracalis, langisimus thoracalis, spinalis thoracalis, illiocostalis

    lumborum, quadratus lumborum, semi spinalis, multifidus dan rotators

    3) Kelompok rotators

    Otot-otot yang berfungsi untuk rotasi lumbal adalah obliqus eksternus,

    abdominis, obliqus abdominis, latisimus dorsi, semispinalis, multifidus, rotator

    dan rectus abdominis (Sobotta, 1995).

    Gambar 2.3

    Otot otot bagian posterior (Sobotta, 1995)

  • 12

    4. Biomekanik regio lumbal

    Biomekanik kolumna vertebra regio lumbal facet join-nya memiliki arah

    sagital dan medial sehingga memungkinkan gerakan fleksi-ekstensi dan latero

    fleksi, dan rotasi yang terjadi dengan axis vertikal melalui proccesus spinosus

    dengan sudut normal 145 derajat, gerakan ini dibatasi otot rotasi samping

    berlawanan dan ligamen interspinosus (Kapandji, 1974).

    Pada gerakan lateral fleksi yaitu korpus pada sisi ipsilateral akan saling

    mendekat dan akan melebar pada sisi kontraleteral. Gerakan ini terjadi pada

    bidang frontal dan sudut normal yang dibentuk sekitar 25 derajat, gerakan ini

    dibatasi oleh ligamen flavum dan otot-otot lateral fleksor yang berlawanan

    (Kapandji, 1974).

    Pada gerakan rotasi daerah lumbal hanya 2 derajat persegmen karena

    dibatasi oleh facet artikularis dari vertabra, ligamen intertranversum dan ligamen

    flavum. Gerakan ini terjadi pada bidang horizontal dengan axis vertikal (Kapandji,

    1974).

    5. Etiologi

    Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari

    berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,

    ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang

    belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis).

    Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis,

    tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik.

  • 13

    Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat

    oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh

    aktifitas.

    6. Patofisiologi

    Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada

    orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas

    dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.

    Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan

    kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan

    terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot

    cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun

    pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

    mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.

    Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering

    tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.

    Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi

    yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada seorang ibu rumah

    tangga yang memasak pada posisi kompor yang berada rendah yang membuat

    proses memasak dengan membungkkukan badannya. Posisi berdiri yang salah

    yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah

    seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang. Kasur yang

    diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya

    lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk

  • 14

    mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut

    diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

    7. Tanda dan gejala

    Tanda dan gejala nyeri punggung bawah akibat miogenik adalah

    onset/waktu timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung

    bawah, tenderness pada otot-otot punggung bawah, lingkup gerak sendi (LGS)

    terbatas, tanda-tanda gangguan neurologis tidak ada (Kuntono, 2006).

    Nyeri punggung bagian bawah kemungkinan sementara atau tetap ;

    dangkal atau dalam ; tumpul dan menyakitkan, berdenyut, atau tajam dan

    menikam, tergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Terdapat beberapa jenis

    nyeri punggung bawah. Nyeri lokal terjadi didaerah khusus pada bagian punggung

    bawah. Hal ini biasanya disebabkan oleh keseleo dan tegang, nyeri tiba-tiba

    kemungkinan dirasakan ketika luka terjadi. Nyeri lokal bisa diringankan dengan

    merubah posisi atau dengan aktifitas ringan yang disertai peregangan. Aktifitas

    fisik yang intens atau kemalasan cenderung membuat hal itu menjadi buruk. Nyeri

    lokal kemungkinan tetap dan menyakitkan atau, suatu waktu bisa jadi sebentar

    dan tajam. Punggung bisa terluka ketika disentuh. Kejang otot bisa terjadi karena

    tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari gerakan yang

    memicu nyeri.

    8. Diagnosis banding

    Selain nyeri punggung bawah miogenik, nyeri punggung juga bisa

    disebabkanantara lain oleh hernia nucleus pulposus (HNP), ischialgia, spondilosis

  • 15

    dan sebagainya. Untuk selanjutnya akan dijelaskan tentang penyakit-penyakit

    tersebut sebagai pembanding timbulnya nyeri punggung bawah miogenik yaitu :

    a. Hernia nucleus pulposus (HNP)

    Hernia nucleus pulposus adalah peristiwa menonjolnya nucleus pulposus

    melalui anulus fibrosus. Nukleus pulposus adalah gel diskus yang terdiri dari

    protoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi.

    b. Ischialgia

    Ischialgia adalah nyeri yang menjalar menurut perjalanan saraf isiadikus

    dari daerah vertebra lumbosacralis ke distal sepanjang tungkai.

    9. Prognosis

    Kejadian nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya baik,

    umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi secara

    dini (Wirawan, 2004). Pada follow up selama satu tahun Van Der Hoogen et al

    tahun 1998 menyimpulkan bahwa pasien nyeri punggung bawah mempunyai

    prognosis yang baik jika mengambil istirahat. Prognosis bertambah baik jika

    pasien lekas kembali beraktivitas (Sidharta, 1984).

    B. Problematika Fisioterapi

    Problematika yang muncul dari LBP miogenik antara lain :

    1. Impairment

  • 16

    Impairment adalah adanya gangguan kapasitas fisik yang berhubungan dan

    dapat mengganggu aktifitas fungsional gerak dasar dalam kasus ini adanya nyeri

    didaerah punggung bawah, penurunan kekuatan otot, keterbatasan lingkup gerak

    sendi. Pada kasus ini didapati impairment berupa nyeri pada daerah punggung

    bawah kanan dan kiri, (2) terdapat adanya penurunan lingkup gerak sendi trunk,

    (3) terdapat adanya spasme otot erector spine kanan dan kiri segmen lumbal.

    2. Functional limitation

    Functional limitation adalah aktifitas seseorang dalam melakukan aktifitas

    fungsionalnya yang berhubungan dengan kemandirian jika terdapat adanya

    gangguan muskuloskeletal yang membuat seseorang tersebut tidak dapat

    melakukan aktifitas fungsionalnya secara mandiri. Pada kasus ini didapati

    functional limitation berupa kesulitan berubah posisi dari duduk ke berdiri.

    3. Prticipation restriction

    Participation restriction adalah suatu keterbatasan seseorang dalam

    melakukan aktifitas fungsionalnya yang berhubungan dengan individu lain atau

    bersosialisasi. Pada kasus ini didapati participation restriction berupa tidak dapat

    mengikuti mengikuti arisan diperumahannya karena harus duduk lama dan

    menimbulkan nyeri

    C. Teknologi Intervensi

    1. Micro Wave Diathermy (MWD)

  • 17

    MWD merupakan suatu modalitas fisioterapi dengan menggunakan

    stressor panas berupa energi elektro magnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-

    balik berfrekuensi 2.450 MHz dengan panjang gelombang 12.25 cm. Arus ini

    tidak menimbulkan aksi potensial terhadap akar saraf motorik atau dengan kata

    lain tidak menimbulkan kontraksi otot. Pemberian MWD pada kasus ini bertujuan

    untuk mengurangi nyeri, spasme otot dan memperbaiki sirkulasi darah.

    Efek fisiologis MWD antara lain (1) meningkatkan metabolisme sel-sel

    lokal 13% tiap kenaikan temperatur 1C, meningkatkan vasomotion sphincter

    sehingga timbul homeostatik lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi lokal (2)

    meningkatkan elastisitas jaringan ikat 5-20 kali lebih baik seperti jaringan kolgen

    kulit, otot, tendon, ligamen dan kapsul sendi akibat menurunnya viskositas matrik

    jaringan (3) meninggkatkan elastisitas pembungkus saraf, dan meningkatkan

    konduktifitas saraf serta meningkatkan ambang rangsang saraf (treshold).

    Efek terapeutis dari MWD antara lain (1) mempercepat penyembuhan luka

    secara fisiologis, (2) normalisasi otot lewat efek sedatif, (3) peningkatan elastisitas

    jaringan, hal tersebut dimaksudkan sebagai persiapan latihan dan aktifitas

    fungsional

    Indikasi MWD antara lain gangguan muskuloskeletal seperti sprain, strain,

    penyakit sendi degeneratif, dan kaku sendi yang letaknya superfisial. Pada kasus

    ini dapat menggunakan MWD karena dapat memperlancar aliran darah yang akan

    mengangkat zat P sehingga terjadi penurunan nyeri. Sedangkan kontra indikasinya

    antara lain gangguan sensibilitas, kanker, peradangan akut, adanya logam dalam

    tubuh, kehamilan, thrombosis dan plebitis (Sujatno et al, 2002).

  • 18

    Aplikasi pemberian MWD pada kasus LBP migenik dipilih emiter

    berbentuk flexiploude terbalik, ada beberapa hal yang harus diperhartikan

    mengenai dosis dalam terapi menggunakan modalitas ini :

    a. Lama pulsasi

    Lama pulsasi adalah waktu berlangsungnya pulsasi /ms dari EEM

    kontinyu di dalam jaringan. Kebanyakan alat memiliki nilai lama pulsasi 0,4 ms

    tetapi beberapa alat mempunyai pulsasi yang berbeda.

    b. Frekuensi pengulangan pulsasi

    Jika frekuensi pulsasi tinggi, maka intensitas rata-rata juga tinggi dan

    sering menimbulkan panas. Frekuensi pulsasi juga menentukan efek kumulatif

    panas yang terjadi.

    c. Intensitas

    Pada beberpa alat intensitas maksimal yang diperbolehkan sampai

    mencapai 1000 watt. Pada alat modern intensitas maksimalnya hanya 200 watt.

    d. Lama pengobatan

    Lamanya terapi berlangsung selama 10-30 menit. Dengan menggunakan

    kumparan untuk meningkatkan sirkulasi darah dalam otot diperlukan waktu 10

    menit.

  • 19

    e. Frekuensi pengobatan

    Pada dosis yang tinggi pengobatan bisa diberikan 2-3 kali per minggu atau

    1 kali per minggu.

    2. Mc. Kenzie exercise

    Latihan metode Mc. Kenzie adalah serangkaian gerakan tubuh yang yang

    dimaksudkan mengurangi nyeri punggung bawah (Mc. Kenzie, 1981).

    Prinsip latihan Mc. Kenzie adalah memperbaiki postur untuk mengurangi

    hiperlordosis lumbal. Sedangkan secara operasional pemberian latihan untuk

    penguatan otot punggung bawah ditujukan untuk: (1) merileksasikan otot,

    (2) memperkuat otot-otot lumbo-sacral terutama otot dinding abdomen dan otot

    gluteus, (3) meregangkan otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor

    punggung bawah, hamstring, dan otot quadratus lumborum, (4) koreksi postur.

    Latihan metode Mc. Kenzie adalah suatu bentuk latihan yang menggunakan

    gerakan kebelakang dan ke depan pada daerah lumbal dengan berdasarkan pada

    penemuan yang disebabkan karena pengaruh beberapa posisi pasien, biasanya

    pada posisi duduk, berdiri, atau aktifitas dan secara umum nyeri akibat posisi yang

    salah saat aktifitas dalam waktu yang lama (Mc. Kenzie, 1981).

    Kontra indikasi dari latihan Mc Kenzie antara lain: (1) instabilitas atau

    hipermobilitas segmental dari kolumna vertebralis lumbal misalnya pada keadaan

    spondilolistesis atau spondilosis, (2) herniasi diskus yang telah mengalami

    fragmentasi, (3) terdapat defisit neurologis (sensorik atau motorik) bilateral, (4)

    peningkatan nyata dari nyeri punggung bawah meskipun bersamaan gejala nyeri

  • 20

    radikular berkurang, (5) peningkatan gangguan sensorik radikular (Lehman,

    1997).

    Adapun jenis latihan atau bentuk gerakan dalam latihan metode Mc.

    Kenzie sebagai berikut :

    a. Latihan pertama

    Tidur tengkurap kedua tangan sejajar badan, kepala menoleh ke samping,

    atur pernapasan dan ikuti rileksasi otot punggung. Posisi ini dipertahankan kira-

    kira 5 menit, sehingga tercapai rileksasi sempurna.

    Gambar 2.4

    Latihan gerak Mc. Kenzie pertama ( Mc. Kenzie, 1981 )

    b. Latihan kedua

    Tidur tengkurap bertumpu pada kedua siku, pandangan lurus kedepan

    pertahankan posisi ini kira-kira 5 menit, sehingga dirasakan dari bagian pinggang

    bawah benar-benar rileks. Setiap latihan kedua ini harus selalu diikuti latihan

    pertama pada setiap sesinya.

  • 21

    Gambar 2.5

    Latihan gerak Mc. Kenzie kedua ( Mc. Kenzie,1981 )

    c. Latihan ketiga

    Posisi tidur tengkurap, kedua tangan diletakan pada posisi seperti push-up,

    kemudian tangan mendorong kelantai sehingga siku terap lurus, badan terangkat

    keatas sampai pinggang terasa batas rasa sakit, pertahankan posisi ini selama 1-2

    detik, diusahakan pelvis dan kedua tungkai tetap lurus dan menempel lantai.

    Gambar 2.6

    Latihan gerak Mc. Kenzie ketiga ( Mc. Kenzie, 1981)

  • 22

    Latihan ini efektif untuk terapi saat akut, juga dapat mengurangi

    ketegangan otot punggung dan mencegah berulangnya sakit pinggang. Setiap kali

    latihan diulangi sampai 10 kali gerakan dilakukan 4-6 kali sehari.

    d. Latihan keempat

    Berdiri tegak dengan kedua tangan diletakan dibagian pinggang kemudian

    badan digeraskan ekstensi, dengan kedua tangan sebagai fiksator, diusahakan

    kedua lutut dalam keadaan ekstensi. Selanjutnya posisi kembali tegak lurus tahan

    1-2 detik.

    Gambar 2.7

    Latihan Mc. Kenzie keempat ( Mc. Kenzie, 1981)

  • 23

    e. Latihan kelima

    Tidur terlentang dengan fleksi sendi lutut dan paha. Kemudian kedua

    tungkai ditarik kearah dada, kepala tidak perlu diangkat, kemudian kembali

    keposisi semula. Ulangi gerakan sebanyak 6-8 kali per sesi, satu hari lakukan

    sebanyak 2-4 kali. Setiap kali latihan keenam ini harus selalu diikuti dengan

    latihan ketiga.

    Jika rasa nyeri bertambah berat setelah latihan atau menimbulkan nyeri

    yang menjalar ke tungkai, maka latihan ini harus dihentikan. Jika nyeri yang

    dirasakan sangat berat saat berjalan dan berdiri lama, maka harus menghubugi

    dokter.

    Gambar 2.8

    Latihan Mc. Kenzie kelima ( Mc. Kenzie, 1981)

  • 24

    f. Latihan keenam

    Posisi duduk dipinggiran kursi, kepala fleksi, kedua tangan diletakan

    diatas lutut dengan lengan lurus, kemudian secara perlahan-lahan pinggang

    posisikan lordosis yang ekstrim beberapa saat, kemudian kembali keposisi awal.

    Kedua telapak kaki menumpu lantai, pandangan lurus kedepan dan

    gerakan badan kedepan dan kedua tangan menyentuh lantai. Kembali lagi pelan-

    pelan keposisi semula.

    Sebagai latihan lebih lanjut, kepala mendekati lantai dan kedua tangan

    menyentuh kedua kaki. Untuk lebih efektif apabila kedua tangan dapat memegang

    pergelangan kaki atau tangan jauh menjangkau ke belakang. Ulangi setiap sesinya

    5-6 kali dan 3-4 kali setiap harinya.

    Gambar 2.9

    Latihan Mc. Kenzie keenam ( Mc. Kenzie,1981 )